rehab stroke
DESCRIPTION
rehabilitasi strokeTRANSCRIPT
Rehabilitasi Medik Stroke
Beny Rachmat wijayaFirdha Fachrunnisa
Nadia
Preceptor : Ami Rachmi, dr., Sp.RM
Bagian Ilmu Rehabilitasi MedikFK UNISBA-RSUD Al-Ihsan
BANDUNG2016
Definisi Stroke
Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari 24 jam, berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak sepintas, tumor otak, stroke sekunder karena trauma maupun infeksi.
Epidemiologi
• Stroke merupakan penyebab kematian ke-2 terbanyak di negara maju dan ke 3 terbanyak di negara berkembang.
• Berdasarkan data WHO tahun 2002, lebih dari 5,47 juta orang meninggal karena stroke di dunia.
• 1 Dari data yang dikumpulkan oleh American Heart Association tahun 2004 setiap 3 menit satu orang meninggal akibat stroke.
STROKE
STROKE INFARK (85%)
STROKE PERDARAHAN(15%)
ATHEROTHROMBOTIK(80%)
KARDIOEMBOLI(20%)
PERDARAHAN INTRASEREBRAL
PERDARAHAN SUBARAKNOID
• Berdasarkan stadium / pertimbangan waktu. • Transient Ischemic Attack. • Stroke ~ in ~ evolution. • Completed stroke.
• Berdasarkan sistem pembuluh darah. • Sistem karotis. • Sistem vertebra-basilar.
Faktor ResikoNON-MODIFIABLE MODIFIABLE
MAYOR MINOR
Umur(semakin tua, semakin berisiko)
Hipertensi (gunakan antihipertensi)
Hiperkolesterolemia(obat penurun lipid)
Jenis kelamin (Laki-kali > Perempuan)
Penyakit jantung(antiplatelet, antikoagulan,
antiaritmia)
Merokok(berhenti merokok)
Ras & etnik(banyak pada kulit hitam karena
berpotensi untuk terkena hipertensi, diabetes mellitus dan
obesitas)
DM(kontrol glukosa)
Alkohol(berhenti mengkonsumsi)
Herediter(terdapat stroke di kalangan
anggota keluarga)
PATOGENESIS • Stroke Infark
Kolesterol ↑ dalam darah↓
Pembuluh darah terisi oleh hyaline-lipid material (prosesnya lipohyalinosis)
↓Atherosclerosis
↓Terbentuk atheromatous plaque
↓Terjadi degenerasi dinding pembuluh darah dan berkurangnya elastisitas
dinding pembuluh darah↓
Merusak endotel pembuluh darah
Lesi pada atheromatous plaque↓
Merangsang reaksi inflamasi Prostacyclin , homocystine, tromboxan A2 merangsang terjadinya
proses coagulasi dengan merangsang agregasi platelet dan melepaskan protein protein coagulasi
Koagulasi terus menerus↓
Thrombus ↓
Vasomodulin (untuk menghambat koagulasi) ↓ Defisiensi anticoagulative factors
Stenosis↓
Aliran darah terhambat↓
Daerah-daerah yang disuplai oleh arteri yang mengalami stenosis kurang mendapat suplai darah
↓Stroke infarct
Clinical picture :• terjadi rasa sakit di bagian lateral cranial• rasa sakit berada pada 1 sisi kepala tempat terjadinya
oklusi carotid, yaitu di depan kepala• sakit kepala lebih ringan dibanding pendarahan• tidak terdapat kekakuan di bagian leher
• Stroke PerdarahanLemahnya dinding pembuluh darah (akibat hipertensi)
↓Mudah rupture
↓Bleeding
↓Terbentuk hematom
↓Sehingga menimbulkan brain shift.
Setelah itu hematom akan terus membesar dan menekan jaringan otak yang normal (otak akan mengalami edema)
↓Infark otak karena aliran darah terganggu
Clinical feature :
• headache• vomit dan focal neurologic deficit• acute hypertension• pada moderate dan large hematom terjadi gangguan
kesadaran dan semakin terlihat pada 24-48 jam pertama• terjadi pada pasien lebih muda dibandingkan pasien stroke• lebih sering pria• nuchal rigidity• seizure• bila terjadi small bleeding pada ‘silent’ region di otak
mengakibatkan sering tidak terdeteksi secara klinis
Kategori berdasarkan manifestasi klinis dan temporal profile:
1. Improving stroke Suatu defisit neurologis yang sembuh sempurna dalam kurun waktu >24 jam dan < 3 minggu.
2. Worsening strokeSuatu defisit neurologis yang bertambah berat secara kuantitatif dan kualitatif dimana pada sistem karotis terjadi < 24 jam dan sistem vertebrobasiler > 72 jam.Dibagi lagi dalam:• Smooth worsening Bertambah berat secara gradual• Step like worsening Bertambah berat diselingi fase tanpa perbaikan• Fluctuating worsening Periode tambah berat diselingi fase perbaikan
3. Stable strokeDefinisi neurologis yang tidak berubah lagi atau sedikit sekali.
Diagnosis stroke
1. Adanya defisit neurologis fokal.2. Onset yang cepat.3. Lebih dari 24 jam.4. Disebabkan oleh kelainan pembuluh darah
otak.5. Lab profil lipid, gula darah6. CT SCAN MRI
Manifestasi klinis
Gejala klinis pada stroke akut berupa : •Kelumpuhan wajah atau anggota badan ( biasanya hemiparesis ) yang timbul mendadak • Gangguan sensibilitas pada satu anggota badan (gangguan hemisensorik ) •Perubahan mendadak pada status mental ( konfusi, delirium , latergi, stupor, atau koma ) •Afasia ( tidak lancar atau tidak dapat bicara ) •Disatria ( bicara pelo atau cadel )•Ataksia ( tungkai atau anggota badan tidak tepat pada sasaran ) •Vertigo ( mual dan muntah atau nyeri kepala )
Iskemik
Hemoragic
TATALAKSANA
Rehabilitasi Stroke
Rehabilitasi Stroke
Definisi:Pengelolaan medis dan rehabilitasi yang komprehensif terhadap disabilitas yang diakibatkan oleh stroke melalui pendekatan neurorestorasi dan neurorehabilitasi dengan tujuan mengoptimalkan dan memodifikasi kemampuan fungsional yang ada sehingga penyandang stroke mampu beradaptasi dan mencapai kemandirian serta kualitas hidup yang lebih baik.
24
WHO membuat batasan kehilangan fungsi stroke digambarkan sebagai berikut:
• Impairment (gangguan organ atau fungsi organ)hilang atau terganggunya struktur atau fungsi anatomis, fisiologis, atau psikologis tubuh. Contoh impairment adalah hemiparesis, afasia, disartria, disfagia, depresi dan lain sebagainya.• Disability (ketidak mampuan)
Disability : keterbatasan atau hilangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas yang umum dapat dilakukan oleh orang lain yang normal karena impairment yang dideritanya. Contoh disability: adalah ketidak mampuan berjalan (akibat hemiparesis),ketidakmampuan berkomunikasi (akibat afasia, disatria) atau ketidakmampuan melakukan perawatan diri sendiri seperti berpakaian (akibat hemiparesis, gangguan kognitif, gangguan sensoris dan lain-lain)
• Handicap (keterbatasan dalam peran)Handicap atau kecacatan konsekuensi sosial dari penyakit, didefinisikan sebagai terganggu atau terbatasnya kemampuan aktualisasi diri dan untuk berperan secara sosial, budaya, ekonomi dalam keluarga dan lingkungan bagi individual tertentu akibat impairment dan disability yang dideritanya.Contoh handicap : ketidakmampuan berperan sebagai ayah bermain dengan anaknya (karena hemiparesis yang menyebabkannya sulit bergerak atau berjalan), tidak dapat bekerja (karena kesulitan berjalan ke tempat kerja, melakukan pekerjaan sebelumnya) dan lain sebagainya
• Prinsip-prinsip Rehabilitasi Stroke:
1. Bergerak.2. Terapi latihan gerak yang diberikan sebaiknya adalah gerak fungsional daripada gerak tanpa ada tujuan tertentu.3. Sedapat mungkin bantu dan arahkan pasien untuk melakukan gerak fungsional yang normal, jangan biarkan menggunakan gerak abnormal. Gerak normal artinya sama dengan gerak pada sisi sehat. 4. Gerak fungsional dapat dilatih apabila stabilitas batang tubuh sudah tercapai, yaitu dalam posisi duduk dan berdiri. 5. Persiapkan pasien dalam kondisi prima untuk melakukan terapi latihan6. Hasil terapi latihan yang diharapkan akan optimal bila ditunjang oleh kemampuan fungsi kognitif, persepsi dan semua modalitas sensoris yang utuh.
Intervensi Rehabilitasi
Fase Akut
Fase Subakut (Fase
Pemulihan)
Fase Lanjut (Fase Kronis)
28
Intervensi Rehabilitasi Medis pada Stroke
Rehabilitasi pada stroke dibedakan dalam tujuan (goal) dan jenis intervensi rehabilitasi yang akan diberikan, yaitu:
1. Stroke fase akut:
•2 minggu pasca serangan stroke
2. Stroke fase subakut:
•2 minggu-6 bulan pasca stroke
3. Stroke fase kronis:
•>> 6 bulan pasca stroke
Intervensi Rehabilitasi ...Fase Akut
• Tujuan:Mencegah komplikasi yang mungkin terjadi akibat penyakitnya ataupun akibat tirah baring.
• Ruang rawat/di unit stroke• Pasien menjadi lebih mandiri, lebih mudah kembali
dalam kehidupan sosialnya di masyarakat dan mempunyai kualitas hidup yang lebih baik.
30
Intervensi Rehabilitasi ...Fase Akut
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan
Mempertahankan integritas kulit Penggantian posisi berbaring minimal tiap 2 jam
Skala risiko dekubirus
Mencegah pola postur dan spastisitas yang mengganggu pemulihan
Pengaturan posisi berbaring Metode Bobath
Pencegahan komplikasi gangguan pernapasan akibat imobilisasi
Terapi fisik dada dan latihan pernapasan min.2x sehariPerubahan posisike arah tegak
Pencegahan komplikasi gangguan kardiovaskular akibat imobilisasi
Perubahan posisi berbaring
Terapi latihan gerak pasif ekstremitas minimal 2x/hariPerubahan posisi ke arah tegak Hemodinamik stabil31
Intervensi Rehabilitasi ...Fase Akut
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan
Pencegahan kekakuan sendi Terapi latihan gerak pasif ekstremitas minimal 2x/hari
Mengatasi gangguan fungsi menelan
NGT
Evaluasi fungsi menelan
Stimulasi menelan sesuai tipe gangguanModifikasi jenis dan kepadatan makanan
Mengatasi gangguan fungsi berkemih
Foley Catheter
Tentukan tipe gangguan
Bladder training Kondisi akut tertangani32
Intervensi Rehabilitasi ...Fase Akut
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan
Mengatasi gangguan fungsi defekasi (konstipasi)
Klisma
Medikamentosa
Pengaturan makanan tinggi serat, minum, dan mobilisasimobilisasi Neurologis dan
hemodinamik stabilMengatasi gangguan kesadaran/sensoris
Stimulasi multisensoris
Mobilisasi bertahap Mobilisasi pasif
Latihan persiapan mobilisasi aktif
Neurologis dan hemodinamik stabil
33
Intervensi Rehabilitasi ...Fase Subakut (Fase Pemulihan)
• Tujuan:Untuk mengoptimalkan pemulihan neurologis dan reorganisasi saraf yang terjadi.
• Fokus utama intervensi rehabilitasi stroke ditujukan pada disabilitas akibat stroke dengan tetap memperhatikan pemulihan impairmen melalui pendekatan-pendekatan atau metode intervensi yang sesuai.
34
• Pada fase subakut pasien diharapkan mulai kembali untuk belajar melakukan aktivitas dasar merawat diri dan berjalan.
1. Mencegah timbulnya komplikasi akibat tirah baring2. Menyiapkan/mempertahankan kondisi yang memungkinkan pemulihan fungsional yang paling optimal3. Mengembalikan kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari4. Mengembalikan kebugaran fisik dan mental
Intervensi Rehabilitasi ... Fase Subakut (Fase Pemulihan)
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan Mampu komunikasi
Penanganan afasia Tergantung jenis gangguan
Penanganan apraksia buccalPenanganan disartriaPenanganan disfoniaPenanganan fungsi luhur yang berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi a.l.:•Memori•Konsentrasi•Atensi•Emosi •Penanganan gangguan pendengaranAtasi gangguan psikologis lain yang menghambat kemampuan komunikasi 36
Intervensi Rehabilitasi ... Fase Subakut (Fase Pemulihan)
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan
Mampu menelan tanpa aspirasi
Monitor proses menelan
Penanganan disfagia
Terapi latihan sesuai jenis gangguan Perhatian pada pasien dengan afasia sensoris berat
Terapi latihan keseimbangan duduk stabil dan posturPenanganan fungsi luhur yang berkaitan dengan kemampuan menelan yang amanPemberian modifikasi cairan/makanan untuk memperbaiki keamanan menelanPenanganan kompensasi
37
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan
Mampu melakukan perawatan diri dan aktivitas sehari-hari
Terapi latihan perawatan diri dan aktivitas sehari-hari Selama latihan monitor keluhan subjektif dan tanda vital (TD dan Nadi)
Terapi latihan keseimbangan duduk dan berdiri dinamik
Terapi latihan motorik halus, prehension pinching dan gaspingPenanganan fungsi luhur yang berkaitan dengan kemampuan pembelajaran a.l.:•Konsentrasi•Orientasi•Memori•Komunikasi•Persepsi/visuospasial•emosiPenanganan apraksia
Pemberian alat bantu untuk meningkatkan kemampuan AKS
Penanganan gangguan visual
Penanganan gangguan auditori
Penanganan dan kompensasi gangguan sensoris (ekstero- dan proprioseptif) yang menghambat fungsi 38
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan
Mampu mobilisasi dan ambulasi
Terapi latihan mobilisasi Selama latihan monitor keluhan subjektif dan tanda vital (TD dan Nadi)
Terapi latihan keseimbangan duduk statik dan dinamik
Terapi latihan gangguan vestibular
Terapi latihan pada gangguan sensoris/persepsi/visuospasial
Terapi latihan berdiri/bertumpu
Terapi latihan keseimbangan berdiri statik dan dinamik
Terapi latihan berjalan dengan atau tanpa alat bantu jalan
Terapi latihan pola jalan yang benar
Pemberian ortosis perbaiki stabilitas jalan
Penanganan dan kompensasi gangguan visual
Penanganan gangguan fungsi luhur yang menghambat proses pembelajaran jalanAtasi masalah penyulit yang menyertai dan menghambat kemampuan berjalan 39
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan
Mampu mengontrol fungsi berkemih
Monitor gangguan berkemih/voiding diary
Evaluasi laboratorium
Medikamentosa
Tetapkan metode bladder training yang sesuai
Edukasi pasien dan keluarga
Pengaturan minum dan BAK
Terapi latihan
Penanganan/kompensasi afasia
Mampu mengontrol defekasi
Tetapkan dan atasi penyebab gangguan
Medikamentosa
Tetapkan metode penanganan
Edukasi pasien dan keluarga
Pengaturan diet
Terapi latihan
Penanganan/kompensasi afasia
40
Intervensi Rehabilitasi ... Fase Subakut (Fase Pemulihan)
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan
Mampu mengisi waktu luang dan hobi
Gali minat dan hobi
Kembangkan kemampuan yang ada
Tingkatkan kemampuan fungsi tangan
Terapi kelompok
Mampu mengatasi masalah emosi dan depresi
Evaluasi psikologis
Terapi suportif
Terapi keluarga/terapi kelompok
Medikamentosa
Stroke club 41
Intervensi Rehabilitasi ... Fase Subakut (Fase Pemulihan)
Komplikasi Intervensi Rehabilitasi Keterangan
Spastisitas Pengaturan posisi antispastisitas
Atasi kausa Intervensi dilakukan hanya pada spastisitas yang menggangu fungsiTerapi latihan fisik
Terapi splinting (ortosis)
Terapi medikamentosa
Intervensi medik
Pola sinergistik
Pengaturan posisi selama 24 jam
Terapi latihan fisik42
Intervensi Komplikasi
Intervensi Rehabilitasi ... Fase Subakut (Fase Pemulihan)
Komplikasi Intervensi Rehabilitasi Keterangan
Nyeri Tentukan dan atasi kausa
Elektroterapi
Terapi medikamentosa
Entervensi medik
Terapi latihan fisik
Terapi relaksasi
Subluksasi bahu Ortosis
Terapi latihan fisik
Elektroterapi
Biofeedback
43
Intervensi Komplikasi
Intervensi Rehabilitasi ... Fase Subakut (Fase Pemulihan)
Komplikasi Intervensi Rehabilitasi Keterangan
Sympathetic dysthrophy Terapi medikamentosa
Ortosis
Intervensi medik
Elektroterapi
Terapi latihan fisik
Frozen shoulder Elektroterapi
Terapi latihan fisik
Terapi medikamentosa
Intervensi medik 44
Intervensi Komplikasi
Intervensi Rehabilitasi ... Fase Subakut (Fase Pemulihan)
Komplikasi Intervensi Rehabilitasi Keterangan
Ulcus decubitus Perawatan lukan dan pemberian posisi yang menghindari tekanan
Terapi medikamentosa
Elektroterapi
Tindakan debridemen
Tindakan bedah Bekerja sama dengan disiplin terkait
Infeksi saluran kemih
Cari dan atasi kausa
Terapi medikamentosa
Perbaiki drainase dengan metode yang sesuai
Bladder spooling
45
Intervensi Komplikasi
Intervensi Rehabilitasi ... Fase Subakut (Fase Pemulihan)
Komplikasi Intervensi Rehabilitasi Keterangan
Penyakit degeneratif sendi
Evaluasi dan atasi kausa yang dapat dikontrol:•Berat badan berlebihan•Ketidakimbangan otot/spastisitas•Postur/pola jalan yang salah
Elektroterapi
Ortosis
Terapi latiha fisik
Edukasi pasien joint conservation technique
46
Intervensi Komplikasi
Intervensi Rehabilitasi ... Fase Subakut (Fase Pemulihan)
Komplikasi Intervensi Rehabilitasi Keterangan
Osteoporosis Evaluasi kausa Bekerja sama dengan disiplin terkait
Terapi medikamentosa
Terapi latihan fisik
Edukasi
Ketahanan kardiorespirasi
Terapi latihan individu/kelompok Perhatikan faktor risiko.Monitor keluhan subjektif dan tanda vital (TD dan nadi)
Perbaikan gizi
Meningkatkan motivasi
Terapi suportif 47
Intervensi Komplikasi
Intervensi Rehabilitasi ...Fase Lanjut (Fase Kronis)
• Tujuan:Mengoptimalkan kemampuan fungsi yang ada, mempertahankan kemampuan fungsional yang telah dicapai dan upaya pencegahan komplikasi sekunder dan tersier.
• Peran keluarga dan lingkungan ditingkatkan
48
• Tergantung pada beratnya stroke, hasil luaran rehabilitasi dapat mencapai berbagai tingkat seperti
(a) Mandiri penuh dan kembali ke tempat kerja seperti sebelum sakit, (b) Mandiri penuh dan bekerja namun alih pekerjaan yang lebih ringan sesuai kondisi, (c) Mandiri penuh namuntidak bekerja, (d) Aktivitas sehari-hari perlu bantuan minimaldari orang lain (e) Aktivitas sehari-hari sebagian besar• atau sepenuhnya dibantu orang lain.
Intervensi Rehabilitasi ... Fase Lanjut (Fase Kronis)
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan
Mempertahankan kemandirian
Aktif dengan jadwal aktivitas bervariasi
Latihan rekondisi
Konseling berkala
Meningkatkan kebugaran fisik
Latihan kebugaran individu/kelompok
Asupan nutrisi Konsultasi gizi medik
Mengembalikan ke tempat kerja
Tetapkan aset limitasi fungsional Bekerja sama dengan institusi asal
Latihan rekondisi
Latihan pre- dan vokasional
Pengaturan jadwal kerja sesuai kemampuan
Konseling berkala Evaluasi berkala50
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan
Sosialisasi Terapi suportif
Persiapan keluarga dan lingkungan
Stroke club
Pencegahan sekunder dan tersier
Edukasi
Terapi latihan fisik
Konsultasi gizi medik
Konseling berkala
Mampu menerima kecacatan menetap
Konseling dan terapi suportif
Edukasi pasien dan keluarga
Stroke club
Seksualitas Tetapkan kausa
Pilih solusi yang tepat
Edukasi
medikamentosa
Konseling berkala51
Intervensi Rehabilitasi ... Fase Lanjut (Fase Kronis)
• Penanganan komplikasi sesuai dengan penanganan komplikasi pada fase subakut/fase pemulihan.
52
53
54
Gangguan komunika
si
Gangguan fungsi luhur
Gangguan menelan
Gangguan berjalan
Gangguan melakukan aktivitas sehari-hari
Gangguan Komunikasi
• Kemampuan manusia berkomunikasi satu sama lain melibatkan bermacam-macam fungsi, yang utama adalah kemampuan berbahasa dan berbicara. Gangguan fungsi bahasa disebut sebagai afasia sedangkan gangguan fungsi bicara disebut disartria.
Gangguan Menelan
• Gangguan menelan disebut sebagai disfagia. Insiden gangguan menelan akibat stroke cukup banyak berkisar antara 30-65%
Gangguan defekasi pada stroke fase subakut
Gangguan defekasi pada stroke fase subakut pada umumnya adalah konstipasi akibat immobilisasi. Perlu diingat bahwa diare yang timbul kemudian selain gastroenteritis juga bisa disebabkan oleh adanya skibala, terutama bila didahului oleh obstipasi lama sebelumnya.Sarankan pasien untuk banyak bergerak aktif, berikan cukup cairan (sekitar 40 ml/kg BB ditambah 500 ml air/cairan bila tidak ada kontraindikasi), serta makan makanan berserat tinggi. Bila perlu obat laksatif dapat diberikan
Gangguan Melakukan Aktivitas Sehari-hari
• Pasien yang telah kembali ke rumah seharusnya di motivasi untuk mengerjakan semampunya aktivitas perawatan dirinya sendiri. Apabila sisi kanan yang terkena, pasien dapat diajarkan untuk menggunakan tangan kirinya untuk semua aktivitas. Pastikan juga tangan yang sakit diikutsertakan dalam semua kegiatan (Gambar 4). Semakin cepat dibiarkan melakukannya sendiri, semakin cepat pula pasien menjadi mandiri. Hanya aktivitas yang dapat menimbulkan risiko jatuh atau membahayakan pasien sendiri yang perlu ditolong oleh keluarga.
Mengembalikan Kebugaran Fisik dan Mental
• Pasien stroke seringkali mengeluh cepat lelah. Ia selalu berupaya untuk sedikit bergerak dan lebih banyak istirahat.
• Bed proper positioning: intinya ialah membuat pasien dalam kondisi yang comfortable: Penderita diletakkan dalam posisi yang melawan spastisitas. Posisi ini dapat dilakukan dalam posisi miring kanan-telentang-miring kiri (@2 jam).
• Secara bertahap naikkan sandaran kepala tempat tidur sebelum memulai latihan duduk. Mulai dari 30 derajat selama 30 menit dan setelah stabil (cek tensi tidak ada hipotensi postural) naikkan 5-10 derajat lagi hingga posisi duduk. Inget untuk latihan duduk harus melalui tahap perkembangan motorik anak melalui latihan rolling: telentang-tengkurap-telentang.
• Setelah duduk, lakukan sitting balance exercise: badan didorong ke kanan-kiri-muka-belakang.
• Lakukan latihan ROM secara pasif dan berlanjut aktif, latihan meliputi stretching-strengthening-endurance.
• Latih motorik kasar dan motorik halus pasien. Inget bahwa pasien stroke hemiplegik cenderung untuk mengabaikan sisi sakit, oleh karena itu selalu sertakan sisi yang sakit
• mengabaikan sisi sakit, oleh karena itu selalu sertakan sisi yang sakit.
• Latihan berdiri: tahapan latihan berdiri melalui jalur: lying (baring)-rolling(tengkurap)-propping(tengkurap secara kuadripedal bertumpu pada kedua siku dan lutut)-kneeling-sitting-standing (dibantu caranya latihan berdiri dari posisi duduk). Inget syarat latihan berdiri hanya bila MMT otot ekstremitas bawah 3 ke atas dan sudah mencapai keseimbangan duduk.
• Latihan berjalan: di parallel bars dan walker bertujuan untuk melatih keseimbangan, simetri, dan toleransi berdiri.
• Latihan transfer pasien hemiplegia• Latihan terapi wicara untuk problem kesulitan menelan,
drooling dan disartria: latihan mengatup dan membuka mulut, merapatkan bibir, mengunyah. Masukkan makanan lunak minta pasien untuk mengunyah dapat dibantu secara pasif.
• Bladder training: kateterisasi berkala (clean unsterile)• Bowel training: evakuasi manual feses• Ankle pumping• Latihan nafas (breatthing exercise)
• Referensi• Delisa, J. A, dkk. Delisa’s Physical Medicine and
Rehabilitation. 2010. Lippincott Williams and Wilkins : Philladelpia.
• Braddom, R. L, dkk. Physical Medicine and Rehabilitation 4th Edition. 2007. Elsevier : Philadelpia.
TERIMA KASIH