rehabilitasi pada covid-19
TRANSCRIPT
REHABILITASI PADA COVID-19
Mendukung optimalisasi perbaikan oksigenasi
Mengatasi gejala dan mencegah perburukan klinis
Mencegah dekondisi
1. Posisi optimal
2. Latihan pernafasan
3. Latihan batuk efektif
4. Latihan fleksibilitas
5. Latihan kebugaran & mobilisasi
6. Latihan self management & mind control
7. Edukasi
REHABILITASI PASIEN TANPA GEJALA & GEJALA RINGAN (ISOLASI MANDIRI)
• Posisi terbaik : upright (duduk / berdiri)
• Berbaring : prone lebih baik dari supine
• Tidak tirah baring -> tetap melakukan
aktivitas dan mobilisasi di ruang isolasi
POSISI OPTIMAL
Deep breathing exercise
• Posisi : berbaring / duduk bersandar
• Cara : menarik nafas perlahan melalui hidung hingga perut dan
dada mengembang optimal, tahan 2-4 hitungan, hembuskan
nafas melalui mulut perlahan
• Repetisi 3-5x Frekuensi 3-5x sehari
• Monitoring : keluhan, SpO2
• Terminasi : bila terasa bertambah sesak & SpO2 <93%
LATIHAN PERNAFASAN
• Posisi : duduk bersandar / tegak
• Cara : menarik nafas perlahan melalui hidung, hembuskan nafas
melalui mulut perlahan 3x, lalu tarik nafas perlahan melalui
hidung, tahan 2-3 hitungan, lalu batukkan
• Repetisi 3x Frekuensi 3-5x sehari
• Monitoring : keluhan, SpO2
• Terminasi : bila terasa berambah sesak, nyeri dada & SpO2 <93%
LATIHAN BATUK EFEKTIF
• Tujuan : mencegah komplikasi tirah baring lama & dekondisi
• Latihan chest expansion, mobilisasi dinding dada, latihan luas
gerak sendi & peregangan pada otot ekstremitas atas dan bawah
• Repetisi 5-10x Frekuensi 2-3x sehari
• Monitoring : keluhan
• Terminasi : bila terasa kelelahan
LATIHAN FLEKSIBILITAS
Latihan mobilisasi dinding dada (Kisner, 2007)
• Merupakan latihan kombinasi gerakan aktif togok / ekstremitas dg deep breathing.
• Tujuan :
1. Me↑ mobilitas dinding dada, togok & bahu yg berpengaruh pd ventilasi & postur.
2. Menguatkan kedalaman inspirasi / ekspirasi terkontrol
• Tujuan : mencegah penurunan kebugaran kardiorespirasi
• Latihan aerobik ringan (berjalan, duduk ke berdiri)
• Monitoring : keluhan, SpO2
• Terminasi : bila ada keluhan pusing, keringat dingin, kelelahan
dan SpO2 <93%
LATIHAN KEBUGARAN
• Makan makanan bergizi dan seimbang, hidrasi cukup,
menambah asupan protein
• Tidur cukup dan berkualitas
• Tetap melakukan protokol kesehatan
EDUKASI
• Mengontrol pikiran dan diri -> pengalihan pikiran & hal positif
• Melakukan latihan secara teratur
• Rutin relaksasi
• Meningkatkan level spiritual
LATIHAN SELF MANAGEMENT & MIND CONTROL
1. Posisi relaksasi
2. Posisi prone
3. Latihan kontrol pernafasan
4. Bersihan mukus saluran nafas
5. Teknik konservasi energi
REHABILITASI PASIEN GEJALA SEDANG & BERAT (FASE AKUT)
High side lying Focrward lean sitting Forward lean sitting (tanpa meja)
Forward lean standing Standing with back support 21
POSISI UNTUK
MENGURANGI
SESAK
• Tujuan :
1. Perbaikan oksigenasi
2. Mengurangi usaha nafas
3. Membantu drainase mukus saluran nafas
• Indikasi :
SpO2 <95% pada posisi supine
• Kontraindikasi
Absolut :
1. Instabilitas spinal
2. Cidera kepala dg pe↑ TIK
3. Operas jantung terbuka
Relatif :
1. Obesitas morbid
2. Kehamilan trimester akhir
POSISI PRONE
Duduk di posisi nyaman & bersandar Letakkan 1 tangan di dada, tangan lain di perut Jika dapat membantu pasien untuk rileks, pasien
dapat menutup mata (jika tidak, tetap buka mata) dan fokus pada pernafasan.
Tarik nafas secara perlahan melalui hidung dan buang nafas melalui mulut
Saat bernafas, pasien dpt merasakan tangan pd perut lebih mengembang dari tangan di dada.
Berusaha untuk menggunakan tenaga sekecil mungkin dan lakukan pernafasan secara pelan, rileks dan lembut.
Rasio inspirasi:ekspirasi 1 : 2
LATIHAN KONTROL PERNAFASAN
Program Membuang
Sekret
(Kisner, 2017)
Mobilisasi Sekret
Drainase Postural
Teknik Manual
Airway Clearance
Teknik Batuk Terkontrol
Teknik Ekspirasi Paksa
BERSIHAN MUKUS JALAN NAFAS
Drainase Postural (Kisner,2007)
• Teknik membersihkan sekret jalan nafas dg menempatkan pasien pd posisi tertentu -> gaya gravitasi menarik aliran sekret dr jalan nafas.
• Mukus mengalir dr bronkiolus -> bronkus -> trakea -> dibatukkan keluar / melalui suction
• Lebih efektif disertai perkusi/vibrasi dind.dada
Kontraindikasi :
• Hemoptisis berat
• Instabilitas kardiovaskuler (aritmia, angina, infark)
• Kondisi akut belum tertangani (edema paru, emboli paru, pneumothorax)
• Pasca operasi bedah saraf -> head down akan meningkatkan TIK
Teknik Manual (Webber, 1988; Kisner, 2007)
• Teknik manual membantu memaksimalkan efektifitas transpor mukosiliar
• Perkusi & vibrasi -> efek mekanik -> gel.energi yg ditransmisikan mll dinding dada ke sal.nafas -> membantu melepaskan sekret
Airway Clearance (Webber, 1988)
Teknik Batuk Terkontrol
• Menarik nafas pelan dan dalam, tahan selama 2’ (2 hitungan)
• Batukkan dg mulut sedikit terbuka & mengencangkan otot dinding perut serta membungkuk ke depan
• Istirahat -> tarik nafas ringan melalui hidung.
Teknik Ekspirasi Paksa
• Pasien mengembangkan dada bagian bawah
• Inhalasi -> diikuti kontraksi abdomen yg menimbulkan “huffing” dari volume paru bagian tengah
• Relaksasi & kontrol pernafasan utk mencegah bronkospasme.
• Posisi beraktivitas yang efisien
• Sediakan istirahat
• Kerjakan aktivitas dalam durasi singkat
• Buat prioritas
• Gunakan alat bantu
KONSERVASI ENERGI
1. Mobilisasi
2. Latihan pernafasan
3. Bersihan mukus saluran nafas
4. Latihan fleksibilitas
5. Latihan rekondisi
REHABILITASI PASIEN GEJALA SEDANG & BERAT (FASE SUB AKUT)
• Tujuan :
1. Mencegah sindroma dekondisi
2. Mencegah perburukan klinis & komplikasi imobilisasi lama
• Kriteria :
1. Sesak terkontrol ( RR < 24x/menit)
2. SpO2 > 93%
3. MAP 65-125
4. EKG : tidak ada disritmia & gambaran Q patologis
• Terminasi, bila ada :
1. Keluhan : pusing, keringat dingin, nyeri, kelelahan kaki
2. MAP tidak memenuhi target
3. SpO2 <93%
MOBILISASI
Deep breathing exercise
• Posisi : berbaring / duduk bersandar
• Cara : menarik nafas perlahan melalui hidung hingga perut dan
dada mengembang optimal, tahan 2-4 hitungan, hembuskan
nafas melalui mulut perlahan
• Repetisi 3-5x Frekuensi 3-5x sehari
• Monitoring : keluhan, SpO2
• Terminasi : bila terasa bertambah sesak & SpO2 <93%
LATIHAN PERNAFASAN
• Tujuan : mencegah komplikasi tirah baring lama & dekondisi
• Latihan ekspansi thoraks, latihan luas gerak sendi & peregangan
pada otot ekstremitas atas dan bawah
• Repetisi 5-10x Frekuensi 2-3x sehari
• Monitoring : keluhan
• Terminasi : bila terasa kelelahan
LATIHAN FLEKSIBILITAS
• Rehabilitasi COVID-19 jangka panjang dapat dilakukan di poli
rehabilitasi, rumah, dan juga secara telerehabilitasi.
• KRS → disfungsi paru, kondisi sindrom dekondisi → kapasitas fungsional
akan menurun → QoL ↓
• Goal : perbaikan gangguan fisik dan respirasi dengan kombinasi antara
latihan bertahap, edukasi, ADL, dan dukungan psikososial.
• Kondisi pandemi → physical distancing → telerehabilitasi → cakupan
latihan luas (latihan kelompok secara virtual dan dukungan peer-to-peer
dari pasien COVID-19)
REHABILITASI JANGKA PANJANG
• Tujuan : mencegah penurunan kebugaran kardiorespirasi
• Latihan aerobik ringan (berjalan, duduk ke berdiri)
• Monitoring : keluhan, SpO2
• Terminasi : bila ada keluhan pusing, keringat dingin, kelelahan
dan SpO2 <93%
LATIHAN REKONDISI
TELE-REHABILITASI • Aplikasi dari teknologi telekomunikasi pelayanan rehabilitasi
• Tele-rehabilitasi mencakup seluruh pelayanan rehabilitasi yang meliputi asesmen, pemantauan, pencegahan, supervise, edukasi, konsultasi dan konseling.
• Kelebihan: penghematan APD, physical distancing
• Kekurangan: resiko lebih besar, tidak direkomendasikan u/ pasien dgn kemampuan bahasa terbatas, usia lanjut, gangguan neurologis
• Program rehabilitasi dapat meliputi:
• Ruang tunggu virtual dengan admin u/ mengontrol beberapa ruang latihan
• Asesmen awal oleh physiatrist dengan video-visit
• 2 terapis 1 memantau keamanan, 1 memimpin latihan
• Sesi dengan psikolog kesehatan mental
39