reliability centered maintenance.dot

Upload: bimo-aulia-c

Post on 19-Jul-2015

162 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Reliability Centered Maintenance1. Introduksi Reliability Centered Maintanance (RCM) merupakan salah satu metode pemeliharaan mesin atau alat. Definisi dari RCM adalah suatu metode pemeliharaan yang menyediakan rangka kerja terstruktur untuk menganalisis fungsi dan kegagalan potensial dari aset dengan fokus lebih kepada mempertahankan fungsi dari sistem daripada mempertahankan peralatan(2). Terdapat juga tujug prinsip dari RCM, yaitu :

Memelihara fungsional sistem, bukan sekedar memelihara suatu alat agar beroperasi tetapi agar fungsi sesuai harapan(1). Fokus kepada fungsi sistem daripada suatu komponen tunggal, yaitu apakah sistem masih dapat menjalankan fungsi utama jika suatu komponen mengalami kegagalan(1).

Berbasiskan pada kehandalan, yaitu kemampuan suatu sistem/equipment untuk terus beroperasi sesuai dengan fungsi yang diinginkan(1). Menjaga agar kehandalan fungsi sistem tetap sesuai dengan kemampuan yang didesain untuk sistem tersebut(1). Mengutamakan keselamatan (safety) baru kemudian untuk masalah ekonomi(1). Mendefinisikan kegagalan (failure) sebagai kondisi yang tidak memuaskan (unsatisfactory) atau tidak memenuhi harapan, sebagai ukurannya adalah berjalannya fungsi sesuai performance standard yang ditetapkan(1).

Harus memberikan hasil-hasil yang nyata / jelas, Tugas yang dikerjakan harus dapat menurunkan jumlah kegagalan (failure) atau paling tidak menurunkan tingkat kerusakan akaibat kegagalan(1). Berdasarkan standar SAE JA1011, RCM harus menjawab pertanyaan

pertanyaan berikut(2):a) Apa saja fungsi dan performa standar yang diinginkan dari aset dalam konteks

operasi sekarang ? (2)

b) Dengan cara/kondisi apa aset dapat gagal memenuhi fungsinya (kegagalan fungsi) ?(2)

c) Apa yang menyebabkan setiap kegagalan fungsi (mode kegagalan) ? (2) d) Apa yang terjadi ketika setiap kegagalan terjadi (efek kegagalan) ? (2) e) Dengan cara apa setiap kegagalan bermasalah (konsekuensi kegagalan) ? (2) f) Apa yang harus dilakukan untuk memprediksi atau mencegah setiap kegagalan

(tindakan proaktif dan interval tindakan) ? (2)g) Apa yang harus dilakukan jika tindakan proaktif yang sesuai tidak ditemukan

(tindakan standar) ? (2) Dengan demikian, RCM harus mampu mengidentifikasi kegagalan dan melakukan upaya untuk memprediksi dan mencegah kegagalan tersebut. 2. Metode Dalam melakukan RCM, terdapat beberapa prosedur yang harus dilalui agar RCM berjalan dengan baik, yaitu(2) : A. Persiapan Analisa Setiap analisa tentunya memerlukan persiapan seperti merekrut tim untuk melakukan analisa, memastikan bahwa setiap anggota tim mengerti dan menerima peraturan dasar dan kondisi dari analisa, mengumpulkan dan mereview dokumen yang berhubungan dengan analisa, dll(2).B. Pemilihan Peralatan yang akan Dianalisa

Terdapat dua cara pemilihan peralatan yang pada umumnya digunakan (2), yaitu : Selection Questions Metode ini terdiri dari susunan pertanyaan ya/tidak yang bertujuan untuk mengidentifikasi apakah analisa RCM ditujukan untuk suatu peralatan. Misalnya, terdapat empat pertanyaan dalam MSG-3 guidline untuk mengembangkan jadwal perawatan awal untuk industri pesawat terbang. Jika penganalisa menjawab ya pada salah satu pertanyaan tersebut, maka analisis mendetail diperlukan pada peralatan(2). Criticality Factors Metode ini terdiri dari susunan faktor yang dirangcang untuk mengevaluasi kritikalitas dari peralatan dalam syarat keamanan, perawatan, operasi, dampak ke

lingkungan, quality control, dll. Setiap faktor diskalakan (contoh : 1 5 atau 1 10) dimana semakin tinggi nilainya maka semakin kritikalitas peralatan semakin tinggi juga. Nilai kritikalitas peralatan ini digunakan sebagai peringkat kepentingan peralatan(2).C. Identifikasi Fungsi & Kegagalan Fungsi Potensial

Dalam fase ini, tim penganalisis harus dapat mengidentifikasi fungsi yang diinginkan dari peralatan pada sistem(2). Misalnya, pompa diinginkan dapat menyuplai fluida pendingin ke suatu reaktor dengan debit 600 liter/jam. Maka, jika pompa beroperasi diatas dengan debit lebih dari 600 liter per jam atau dibawah dari 600 liter/jam, pompa dianggap gagal melakukan fungsinya. D. Identifikasi dan Klasifikasi Efek dari Kegagalan Kebanyakan referensi RCM mengandung logic diagram yang dapat digunakan untuk mengevaluasi dan mengkatagorikan efek kegagalan. Logic diagram ini biasanya membedakan bukti vs efek tersembunyi dan apakah kegagalan memiliki konsekuensi keamanan, lingkungan, operasional, dan/atau ekonomik(2). E. Indentifikasi Penyebab Kegagalan Dalam identifikasi penyebab kegagalan, mode kegagalan harus dideskripsikan sedetail mungkin, tetapi tidak terlalu berlebih hingga mengahabiskan waktu dan biaya(2). F. Pilih Kegiatan Perawatan Keputusan tim analisa RCM untuk menentukan strategi yang cocok dalam kegiatan perawatan didasarkan pada pengalaman/penilaian dari analisa sebelumnya, logic diagram dari sistem (terhubung dengan kategorisasi efek kegagalan), perbandingan biaya, atau gabungan dari beberapa faktor(2). G. Susun Rencana Kegiatan Perawatan Strategi perawatan disusun ke dalam rencana perawatan. Hal ini mencakup pemilihan interval waktu dan kelompok kegiatan perawatan yang dapat dilakukan dengan secara efektif dan efisien(2). 3. Hasil Hasil dari RCM harus sesuai dengan tujuan awal dari melakakukannya, yaitu :

Teridentifikasinya perawatan yang dibutuhkan oleh aset fisik yang memenuhi

tujuan operasional dan produksi(3). Teroptimisasinya performa sistem sebagai dari hasil perawatan(3).

4. Analisa RCM merupakan sistem analisa perawatan yang sangat cocok dilakukan pada berbagai sistem pada industri karena analisanya difokuskan pada penjagaan kehandalan sistem dalam melakukan fungsinya. Dengan menjaga kehandalan sistem, dapat dicapai berbagai hal selain terjalankannya fungsi sistem dengan baik. Salah satunya tercapai kualitas produk dan kecepatan produksi yang diinginkan. Dengan begitu tidak akan terjadi keterlambatan dalam pemenuhan kebutuhan pasar akan barang yang ingin diproduksi sistem sehingga perusahaan yang memiliki sistem produksi tersebut pun diuntungkan. Misalnya, dalam perusahaan pemroduksi sepeda memiliki kapasitas produksi 100 sepeda/bulan. Pada suatu saat perusahaan tersebut memenangkan tender pengerjaan 500 sepeda dalam 5 bulan. Untuk dapat memenuhi permintaan tersebut, tentunya mesin mesin produksi harus terawat dengan baik agar dapat memproduksi 500 sepeda dalam 5 bulan. Oleh karena itu, analisa RCM diperlukan untuk menentukan tindakan tindakan yang diperlukan agar menjaga kehandalan mesin mesin produksi dalam melakukan fungsinya agar sepeda tetap dapat diproduksi tepat waktu dan sesuai kualitas yang diinginkan. 5. Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa RCM merupakan sistem analisa perawatan yang mencakup identifikasi kegagalan fungsi (batas fungsi, penyebab, efek, dan konsekuensi) secara mendetail sesuai kebutuhan dan penentuan kegiatan kegiatan perawatan berdasarkan identifikasi kegagalan sistem tersebut dengan tujuan lebih difokuskan kepada penjagaan kehandalan sistem untuk melakukan fungsinya.

Daftar Pustaka1) Adrian, Yogi, Metode Reliability Centered Maintenance (RCM), dalam

http://lilinbiru.wordpress.com/2011/09/28/metode-reliability-centered-maintenancercm/ diakses 16 April 20122) ReliaSoft Corporation, Reliability Centered Maintenance (RCM), dalam

http://www.weibull.com/basics/rcm.htm diakses 16 April 20123) Slide Presentasi RCM Implentation, oleh Ir. Warjito M.Sc., Ph.D