rencana aksi pengembangan dan penguatan kerjasama ......hasil dari kegiatan pertama dan kedua...
TRANSCRIPT
Rencana Aksi Pengembangan dan Penguatan Kerjasama Antar Daerah
Kerjasama Antar DaerahApril 2011
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Rencana Aksi Pengembangan dan Penguatan Kerjasama Antar Daerah
Kerjasama Antar Daerah April 2011 Direktorat Dekonsentrasi dan Kerjasama Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri dan Decentralization Support Facility
DECENTRALIZATION SUPPORT FACILITY Gedung Bursa Efek Indonesia, Gedung I, Lantai 9 Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Telepon: (+6221) 5299 3199 Fax: (+6221) 5299 3299 Website: www.dsfindonesia.org Decentralization Support Facility (DSF) merupakan dana perwalian multi donor yang dipimpin oleh Pemerintah Indonesia, yang bertujuan untuk mendukung agenda desentralisasi pemerintah. DSF berupaya mencapai tujuannya dengan memenuhi tiga peranan, yaitu membantu Pemerintah Indonesia meningkatkan: (i) harmonisasi, keselarasan, dan efektivitas bantuan pembangunan; (ii) penyusunan dan pelaksanaan kebijakan; dan (iii) kapasitas pemerintah, terutama di tingkat daerah. Keanggotaan DSF terdiri dari BAPPENAS, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, dan sembilan donor (ADB, AusAID, CIDA, DFID, Pemerintah Jerman, Pemerintah Belanda, UNDP, USAID, dan Bank Dunia). Dukungan keuangan untuk DSF utamanya diberikan oleh DFID, dan juga kontribusi dari AusAID serta CIDA. Foto pada halaman sampul merupakan hak cipta World Bank Photo Library. Rencana Aksi Pengembangan dan Penguatan Kerjasama Antar Daerah merupakan hasil kerja konsultan dan staf Bank Dunia. Temuan, interpretasi, dan kesimpulan dalam laporan ini tidak mencerminkan pendapat DSF maupun donor yang diwakili. Desain sampul oleh Harityas Wiyoga.
2011
DECENTRALIZATION
SUPPORT FACILITY
THE WORLD BANK
RENCANA AKSI
PENGEMBANGAN DAN
PENGUATAN KERJASAMA
ANTAR DAERAH
DIREKTORAT DEKONSENTRASI DAN KERJASAMA
DIREKTORAT JENDERAL PEMERINTAHAN UMUM
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DAN
DECENTRALIZATION SUPPORT FACILITY
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
ii | P a g e
DAFTAR ISI
DAFTAR BAGAN, MATRIK & TABEL
SINGKATAN
KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Penyusunan Rencana Aksi
1.2 Tujuan dan Manfaat Rencana Aksi
1.3 Tahapan Penyusunan Rencana Aksi
1.4 Sistematika Pembahasan
BAB 2 PROSES PENYUSUNAN RENCANA AKSI
2.1 Kondisi yang mendasari
Kajian Teori dan Konsep Ideal serta Best Practice KAD
Kekuatan/Peluang dan Kelemahan/Tantangan KAD di Indonesia
Profil, Tupoksi dan Kebijakan Ditjen PUM terkait KAD
2.2 Tinjauan Umum Rencana Aksi
2.3 Cara Menggunakan Buku Rencana Aksi
BAB 3 RENCANA AKSI PENGUATAN DAN PENGEMBANGAN KAD
3.1 Rencana Aksi berdasarkan Kegiatan Utama (Main Activity)
3.2 Rencana Aksi berdasarkan Rincian dari Kegiatan Utama (Milestones)
3.3 Rencana Aksi berdasarkan Output (Deliverables)
3.4 Rencana Aksi berdasarkan Urutan Waktu (Timeline)
BAB 4 RENCANA AKSI KEGIATAN JANGKA PENDEK
REFERENSI
LAMPIRAN
A. TEORI & BEST PRACTICE KAD
B. DOKUMENTASI WORKSHOP & RAPAT SOSIALISASI (TAHAP I & II) PERATURAN KAD
C. PERATURAN – PERATURAN KAD
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
iii | P a g e
DAFTAR BAGAN, MATRIK & TABEL
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Variasi Bentuk Kerja Sama Antar Daerah Di Indonesia
Bagan 2.2 Penyusunan Rencana Aksi Penguatan Dan Pengembangan KAD
Bagan 2.3 Penyajian Rencana Aksi Penguatan Dan Pengembangan KAD
DAFTAR MATRIK
Matrik 1 Tinjauan Umum Rencana Aksi
Matrik 2.1 Rencana Aksi Berdasarkan Kegiatan Utama (Tahap 1)
Matrik 2.2 Rencana Aksi Berdasarkan Kegiatan Utama (Tahap 2)
Matrik 2.3 Rencana Aksi Berdasarkan Kegiatan Utama (Tahap 3)
Matrik 2.4 Rencana Aksi Berdasarkan Kegiatan Utama (Tahap 4)
Matrik 2.5 Rencana Aksi Berdasarkan Kegiatan Utama (Tahap 5)
Matrik 3.1 Rencana Aksi Berdasarkan Rincian Kegiatan Utama (Tahap 1)
Matrik 3.2 Rencana Aksi Berdasarkan Rincian Kegiatan Utama (Tahap 2)
Matrik 3.3 Rencana Aksi Berdasarkan Rincian Kegiatan Utama (Tahap 3)
Matrik 3.4 Rencana Aksi Berdasarkan Rincian Kegiatan Utama (Tahap 4)
Matrik 3.5 Rencana Aksi Berdasarkan Rincian Kegiatan Utama (Tahap 5)
Matrik 4 Rencana Aksi Berdasarkan Output
Matrik 5 Rencana Aksi Berdasarkan Waktu Pelaksanaan
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Arah Kebijakan Dan Strategi Pembangunan Direktorat Jenderal Pemerintah
Umum
Tabel 2.2 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pemerintah Umum (Ditjen PUM)
Tabel 2.3 Kegiatan Subdit Kerjasama Daerah Tahun 2011
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
iv | P a g e
DAFTAR SINGKATAN
BKAD Badan Kerjasama Antar Daerah
BKSP Badan Kerjasama Pembangunan
DSF Decentralization Support Facility
Ditjen PUM Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum
FGD Focus Group Discussion
Jabodetabekjur Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Cianjur
KAD Kerjasama Antar Daerah
Kartamantul Yogyakarta, Sleman, Bantul
KPDT Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal
Monev Monitoring dan Evaluasi
MoU Memorandum of Understanding
Pokja Kelompok Kerja
RM Regional Manajemen
RPJPN Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Renstra Rencana Strategis
Sekber Sekretrariat Bersama
Subosukowonosraten Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogriri,
Sragen and Klaten
Subdit KAD Sub Direktorat Kerjasama Daerah, Direktorat Jenderal
Pemerintahan Umum
TKKSD Tim Koordinasi Kerjasama Daerah
3 K Komunikasi, Kerjasama dan Koordinasi
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
1 | P a g e
RENCANA AKSI
PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN
KERJASAMA ANTAR DAERAH
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Aksi
Desentralisasi telah mengalihkan peran, tanggung jawab, pengambilan keputusan, pembiayaan,
manajemen serta kontrol terhadap penerimaan dan belanja sektor pelayanan publik dari pemerintah
pusat kepada pemerintah daerah. Akibatnya tanggung jawab pemerintah daerah menjadi lebih
kompleks, sehingga perlu mencari jalan terbaik untuk penyediaan pelayanan publik. Salah satu cara yang
dapat ditempuh untuk menjawab tantangan ini adalah dengan melakukan kerja sama antar daerah.
Dilakukannya kerjasama antar daerah akan memberi
manfaat seperti pelayanan publik yang lebih baik,
meningkatkan kohesi antar pemerintah daerah,
mengurangi konflik antar daerah, peningkatan
infrastruktur wilayah, meningkatkan koordinasi dalam
perencanaan tata ruang serta pengembangan kondisi
perekonomian wilayah. Di samping itu, secara teknis
kerjasama antar daerah dapat menjadi instrumen untuk
menjawab kelemahan yang terbentuk melalui
mekanisme struktural pembangunan.
Berdasarkan Undang-undang No 32/2004 tentang Pemerintah Daerah, kerjasama merupakan hak setiap
daerah otonom dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat khususnya dalam memenuhi
tanggungjawabnya untuk meningkatkan penyediaan pelayanan publik.
Ada beberapa prioritas yang dapat dilakukan untuk pengembangan serta penguatan kerjasama antar
daerah di Indonesia. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kapasitas pemerintah pusat yang
berwenang dalam kerja sama antar daerah, dalam hal ini adalah Sub Direktorat Kerja sama antar Daerah
(Subdit KAD), Direktorat Dekonsentrasi dan Kerjasama, Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum (Ditjen
PUM), Kementrian Dalam Negeri. Untuk itu, pihak DSF (Decentralization Support Facility) melakukan
kegiatan penyusunan Rencana Aksi Pengembangan dan Penguatan Kerja Sama Antar Daerah bagi
Direktorat Jenderal PUM, Kementerian Dalam Negeri, terutama bagi Subdit Kerjasama.
“..Kerjasama antar daerah
dapat meningkatkan
pelayanan publik,
infrastruktur, koordinasi
perencanaan tata ruang serta
perekonomian wilayah..”
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
2 | P a g e
1.2 Tujuan dan Manfaat Rencana Aksi
Tujuan dari penyusunan Rencana Aksi Pengembangan dan Penguatan Kerja Sama Antar Daerah adalah
sebagai panduan bagi Ditjen PUM terutama Subdit Kerjasama Daerah (selanjutnya disingkat menjadi
Subdit KAD) dalam mendukung Pemerintah Daerah untuk mengimplementasikan kerja sama antar
daerah dengan lebih efektif. Rencana aksi ini juga dimaksudkan untuk memudahkan Subdit KAD di
dalam menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran di tahun berikutnya. Lebih jauh lagi rencana aksi ini
nantinya diharapkan dapat menjadi panduan bagi Ditjen PUM dalam mendorong pihak pemerintah
daerah untuk melaksanakan KAD serta mengembangkan dan memperkuat KAD yang sudah terbentuk di
Indonesia. Pembahasan Rencana Aksi akan terfokus pada lingkup kerjasama peningkatan pelayanan
publik yang terjadi antara sesama pemerintah kabupaten/kota maupun propinsi yang secara geografis
berbatasan langsung dan tidak mencakup kerjasama antara daerah dengan pihak ketiga ataupun luar
negeri.
Penyusunan rencana aksi ini diharapkan juga bisa dimanfaatkan oleh pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota di dalam mengembangkan dan menguatkan kerjasama antar daerah yang
sudah terbentuk dan atau baru akan dimulai di daerah masing – masing, sehingga di dalam penyajiannya
rencana aksi ini juga akan memuat dan menjelaskan peran pemerintah kabupaten/kota dan provinsi.
1.3 Tahapan Penyusunan Rencana Aksi
Beberapa kegiatan telah dilakukan dalam penyusunan Rencana Aksi Pengembangan dan Penguatan
Kerjasama Antar Daerah di Indonesia. Kegiatan tersebut meliputi tahapan sebagai berikut:
1. Melakukan Desk Study
Yaitu kegiatan pengumpulan data dan informasi dari berbagai sumber (literatur, laporan-laporan,
hasil studi, jurnal, dan lain-lain) untuk kemudian dianalisa dan dituliskan menjadi suatu laporan yang
memuat 3 poin utama yang mendasari penyusunan rencana aksi pengembangan dan penguatan
KAD bagi Subdit KAD Ditjen PUM secara mendalam, yaitu: i).Teori, konsep serta best practices KAD;
ii). Kendala dan peluang KAD di Indonesia sebagai hasil dari pemetaan; iii).Tupoksi dan Renstra dari
Subdit KAD
2. Menyelenggarakan Workshop 1: Pembahasan hasil Desk Study
Tujuan diselenggarakannya workshop ini adalah:
a. Untuk mempresentasikan dan mendiskusikan hasil temuan awal dari desk study yang
dilakukan oleh tim DSF, khususnya terkait dengan peluang dan kendala pengembangan kerja
sama antar daerah
b. Untuk mendapatkan masukan dari para stakeholder yang terlibat dalam kerja sama daerah
terkait dengan peluang dan kendala tersebut
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
3 | P a g e
Hasil dari kegiatan pertama dan kedua kemudian dituliskan dalam bentuk laporan pendahuluan,
yang dalam bentuk ringkas dapat ditemukan di bagian lampiran dari rencana aksi ini.
3. Menyusun Draft Rencana Aksi yang didasari oleh hasil kegiatan pertama dan kedua
4. Melakukan 2 kali Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion) pada kegiatan sosialisasi
perundangan yang diselenggarakan oleh Subdit KAD Ditjen PUM. Partisipan diskusi terdiri dari
sekitar 50 orang yang tupoksinya terkait dengan KAD berasal dari Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota/Propinsi yang berbeda. Diskusi ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
masukan terhadap draft awal dari rencana aksi yang telah disusun.
5. Menyelenggarakan Workshop 2: Pembahasan Draft Rencana Aksi
Setelah diperoleh masukan dari kegiatan sosialisasi, draft rencana aksi tersebut kemudian dibahas
dalam suatu workshop yang dihadiri oleh para ahli dan praktisi KAD serta pihak lembaga dan
kementrian terkait, dengan tujuan:
a) Mempresentasikan dan mendiskusikan draft rencana aksi penguatan dan pengembangan KAD
b) Mendapatkan masukan secara terperinci dari partisipan workshop untuk mematangkan draft
Rencana Aksi
6. Menyusun Laporan Akhir
Masukan yang diperoleh dari hasil kegiatan workshop II diintegrasikan ke dalam draft rencana aksi
yang diusulkan tim DSF, yang kemudian dibuat dalam bentuk Laporan Akhir Rencana Aksi
Pengembangan dan Penguatan Kerja Sama Antar Daerah.
1.4 Sistematika Pembahasan
Laporan pembahasan mengenai Rencana Aksi Penguatan dan Pengembangan Kerja Sama antar Daerah
akan meliputi 4 bab, dengan sistematika berikut ini.
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar belakang penyusunan rencana aksi, tujuan dan manfaat rencana aksi, tahapan penyusunan
rencana aksi serta sistematika pembahasan laporan rencana aksi ini dipaparkan di bagian
pendahuluan.
BAB 2 PROSES PENYUSUNAN RENCANA AKSI
Di Bab 2 akan dijelaskan mengenai kondisi atau hal-hal apa saja yang mendasari disusunnya berbagai
kegiatan yang tercakup dalam rencana aksi, serta konsep pendekatan yang digunakan dalam
penyusunannya. Di bagian awal, secara garis besar akan dijelaskan mengenai tiga hal utama yang
menjadi dasar disusunnya berbagai kegiatan dalam rencana aksi, yaitu kajian teori, konsep ideal serta
best practice KAD yang bisa dijadikan acuan bagi daerah-daerah di tanah air di dalam mengelola KAD;
pemetaan terhadap faktor/kondisi KAD di Indonesia khususnya terkait dengan kekuatan/peluang dan
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
4 | P a g e
kelemahan/tantangan yang dihadapi; serta profil, tupoksi dan kebijakan Subdit KAD. Selanjutnya akan
diuraikan mengenai konsep atau pendekatan yang digunakan dalam menyusun rencana aksi.
BAB 3 RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJA SAMA ANTAR DAERAH
Dalam bab 3 akan diuraikan rencana aksi 5 tahunan dari Subdit KAD Ditjen PUM di dalam upayanya
untuk menumbuhkembangkan KAD. Rencana aksi ini akan disusun berdasarkan hasil analisa
kebutuhan yang diperoleh dari kondisi pemetaan dikaitkan dengan kondisi ideal yang kemudian
diperkaya dan dipertajam dengan hasil workshop yang akan diselenggarakan khusus untuk membahas
(usulan) rencana aksi ini.
BAB 4 RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJA SAMA ANTAR DAERAH
Dalam bab 4 akan disajikan beberapa kegiatan dari Bab 3 atau dari Rencana Aksi yang bisa
dilaksanakan oleh Ditjen PUM pada tahun 2012 dengan menggunakan pendanaan dari APBN ataupun
sumber dana lainnya. Kegiatan -kegiatan ini dinamakan Kegiatan Jangka Pendek.
LAMPIRAN
Bagian lampiran akan menampilkan tiga bagian utama yaitu:
� Teori & Best practice KAD
� Dokumentasi Workshop serta Rapat Sosialisasi I & II Peraturan Perundangan KAD
� Peraturan – peraturan KAD
Bagian lampiran merupakan bagian yang bersifat melengkapi rencana aksi ini.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
5 | P a g e
BAB 2 PROSES PENYUSUNAN RENCANA AKSI
Penyusunan kegiatan yang tercakup dalam Rencana Aksi Penguatan dan Pengembangan Kerjasama
antar Daerah ini didasari oleh beberapa kondisi berikut ini.
Pertama, kajian teori, konsep ideal serta best practice KAD yang bisa dijadikan acuan bagi pemerintah
daerah di Indonesia dalam mengelola KAD. Untuk itu akan diberikan gambaran secara singkat mengenai
kerjasama antar daerah yang sesuai dengan teori serta konsep yang berlaku. Akan dijelaskan hal-hal apa
saja yang dibutuhkan untuk membentuk dan menjalankan KAD secara ideal agar mencapai hasil yang
diharapkan secara optimal. Pembahasan akan dimulai dari latar belakang dan sejarah singkat mengenai
awal mulanya kerjasama antar daerah (KAD), yang dilanjutkan dengan pembahasan mengenai prinsip-
prinsip dasar, pembiayaan, hingga ke pelaksanaan dan konsep pengawasan dan evaluasi KAD. Disamping
itu juga akan dikemukakan mengenai lesson learned apa saja yang dapat diambil dari implementasi KAD
di Eropa (khususnya Jerman, Austria dan Swiss), sehingga bisa menjadi inspirasi bagi daerah-daerah di
Indonesia di dalam mencapai tujuan pembangunan daerah dan regional. Walaupun implementasi KAD di
Eropa tersebut tidak akan bisa 100 persen diterapkan di Indonesia karena aspek budaya lokal serta
peraturan perundangan yang berbeda, namun keberhasilan pelaksanaan KAD di Jerman dan Austria
yang menganut prinsip-prinsip dasar KAD yang baik ini, tetap bisa dijadikan patokan atau acuan bagi
daerah-daerah di tanah air di dalam mengelola KAD.
Kedua, gambaran kondisi KAD di Indonesia secara ringkas terutama terkait dengan kekuatan/peluang
dan kelemahan/tantangan yang dihadapi. Dalam hal ini akan diulas mengenai pelaksanaan KAD di
Indonesia yang diawali dengan latar belakang serta tujuan KAD yang sudah terbentuk di Indonesia
selama ini, aspek-aspek legal formal KAD, bentuk-bentuk kelembagaan KAD serta pembiayaan KAD.
Gambaran tentang pemetaan KAD di Indonesia ini kemudian akan diakhiri dengan pembahasan
mengenai kondisi apa saja yang dapat menjadi kekuatan/peluang serta kelemahan/hambatan
pelaksanaan KAD di Indonesia dilihat dari sisi kelembagaan, regulasi, serta pembiayaan.
Ketiga, profil, tupoksi (tugas pokok dan fungsi), dan kebijakan Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum
(Ditjen PUM), khususnya Sub Direktorat Kerjasama Antar Daerah (Subdit KAD), sebagai lembaga di
tingkat pusat yang memiliki wewenang serta memainkan peran yang sangat penting di dalam fungsinya
memfasilitasi dan membina KAD.
Bagian berikutnya akan menguraikan tinjauan umum atau pendekatan yang digunakan dalam menyusun
rencana aksi. Dalam bagian ini akan dijelaskan bagaimana ketiga kondisi diatas kemudian diturunkan
menjadi rencana aksi pengembangan dan penguatan KAD serta pendekatan dalam menyusun rencana
aksi. Selanjutnya, dalam bagian terakhir di bab ini akan dijelaskan mengenai bagaimana cara serta
langkah-langkah untuk menggunakan buku rencana aksi ini.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
6 | P a g e
2.1 Kondisi Yang Mendasari
Kajian Teori dan Konsep Ideal serta Best Practice KAD
Dalam literatur yang berkembang di dunia, istilah kerjasama daerah atau kerjasama regional lebih
dikenal dengan sebutan intergovernmental management. Pengertian intergovernmental management
yang dimaksudkan di sini bukanlah sekedar hubungan antar pemerintah daerah biasa melainkan sesuatu
yang merupakan inti dari hubungan antar daerah.1 Masih sering terjadi kesalahpahaman di dalam
memahami pengertian manajemen antar daerah dan di dalam mengelola manajemen antar daerah
tersebut, terutama di dalam cara memandang kelembagaan kerjasama itu sendiri. Sebagian besar
pelaku kerjasama masih terbelenggu di dalam paradigma klasik kerjasama daerah yang di dalam
pengelolaannya masih didominasi nuansa hirarki struktural formal.2
Perbedaan pandangan terhadap manajemen antar daerah ini
sangat terasa di Indonesia yang cukup lama menerapkan
sistem pemerintahan sentralistik terutama pada masa orde
baru. Cara pandang klasik pada organisasi lembaga
kerjasama antar daerah tidak relevan lagi dengan karakter
lembaga kerjasama yang mengkolaborasikan daerah-daerah
otonom ke dalam hubungan kerjasama antar daerah.
Birokrasi yang memiliki pola hubungan strukturalis – hierarkis
menjadi kurang sesuai dengan karakter networking yang
flexible dalam semangat kerjasama yang menjadikan
Komunikasi, Koordinasi dan Kerjasama sebagai pilarnya.
Kerjasama Antar Daerah (KAD) seperti ini hanya dapat
terbentuk dan berjalan apabila berlandaskan saling
membutuhkan untuk mencapai satu tujuan.3 Selain itu
adanya dukungan dari luar wilayah kerjasama (misalnya
pemerintahan pusat atau provinsi) serta permintaan akan
kerjasama yang digagas oleh masyarakat lokal akan meningkatkan kualitas dan efektifitas kerjasama itu
sendiri. Komitmen dan ikatan yang kuat di antara pengambil keputusan tertinggi di daerah masing –
masing (dalam hal ini kepala pemerintahan, para pejabat, baik pada level teknis, manajerial, maupun
pimpinan) akan sangat mempengaruhi jalannya kerjasama tersebut. Komitmen yang dimaksud adalah
komitmen untuk bekerjasama dalam penanganan isu-isu yang telah disepakati dan lebih mendahulukan
kepentingan bersama/regional dibanding kepentingan masing-masing daerah, serta komitmen untuk
membiayai pengorganisasian KAD dengan mengutamakan kemampuan sendiri.4
1 McGuire, Michael, 2006, "Intergovernmental Management : A View From The Bottom", Public Administration Review
2 Albrow, Martin, 2005, Birokrasi, Tiara Wacana, Jakarta
3 Tim Ahli Asdep V.5 KPDT, 2010. “Buku Saku Regional Management”.
4 Penjelasan mengenai prinsip dasar KAD dan Good Governance dapat ditemukan di dalam Bab 2 Laporan Pendahuluan Rencana Aksi
Penguatan dan Pengembangan KAD, DSF
“Sebagian besar pelaku
kerjasama masih
terbelenggu dalam
paradigma klasik
kerjasama daerah yang
dalam pengelolaannya
masih didominasi
nuansa hirarki
struktural formal”
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
7 | P a g e
Seperti yang telah dijelaskan di Laporan Pendahuluan, konsep KAD dan penerapannya, sebenarnya telah
lama dikembangkan di sejumlah negara di benua Eropa, seperti Jerman, Austria, Belanda, Swiss, dan
sebagainya sejak 30 tahun yang lalu. KAD di negara – negara Eropa tersebut terbukti telah menjadi
instrumen pembangunan kewilayahan yang berhasil melahirkan pertumbuhan dan pemerataan
ekonomi, penciptaan pelayanan publik yang berkualitas kepada rakyat, dan menciptakan proses
integrasi sosial, budaya dan politik yang kuat. Metode kerjasama seperti ini menjadi model alternatif
untuk menggantikan model birokrasi klasik yang bersifat top down karena sifatnya yang mengandalkan
jejaring yang fleksibel dan dinamis.
Di negara seperti Jerman, Swiss dan Austria, pemerintah pusat (dan negara bagian) berperan sebagai
penyedia fasilitas atau instrument yang bersifat memberikan stimulus seperti Program Regional,
memberikan informasi dan konsultasi. Tugas dan fungsi lembaga KAD diserahkan sepenuhnya kepada
keadaan dan situasi yang terbaik untuk region masing – masing. Pengalaman dari Austria menunjukkan
bahwa salah satu faktor keberhasilan KAD adalah pengelolaan yang berdasarkan terutama kepada
kekuatan dan kemampuan sendiri.5 Lembaga KAD di Eropa mempunyai sifat sebagai “pengurus” untuk
kepentingan strategis regional, alih teknologi, regional marketing (ke luar dan ke dalam) serta
membangun dan memelihara networking di wilayah kerja. Posisi pimpinan lembaga KAD yang
menjalankan tugas KAD sehari – hari juga harus dilaksanakan oleh orang yang mempunyai kompetensi di
bidang sosial dan keilmuan dan bisa memimpin suatu tim kerja.6 Keberhasilan KAD di Eropa ini bisa
dilihat dari terjadinya peningkatan pelayanan publik di bidang transportasi, kesehatan, pendidikan,
pengelolaan energi, percepatan pembangunan perekonomian secara kewilayahan dan lain sebagainya.7
Contoh keberhasilan ini seharusnya menjadi pembelajaran bagi pemerintah pusat, provinsi, daerah,
serta stakeholder lainnya di Indonesia untuk bisa menerapkan pola KAD tersebut yang tentunya harus
disesuaikan dengan faktor-faktor lokal dan peraturan perundangan yang berlaku.
Kekuatan/Peluang dan Kelemahan/Tantangan KAD di Indonesia
Beberapa tahun belakangan ini pemerintah daerah marak melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan
untuk merintis kerjasama baru maupun mengembangkan kerjasama yang sudah terbentuk. Berbagai
faktor melatarbelakangi terjadinya kerja sama tersebut, seperti fasilitasi yang dilakukan oleh pihak
ketiga (pemerintah pusat/propinsi dan lembaga donor) serta adanya kesadaran dari pihak pemerintah
daerah kabupaten/kota akan kondisinya yang membutuhkan kerja sama dengan pihak pemerintah
daerah lainnya.
5 Maier, J., Obermaier, F.: Regionalmanagement in der Praxis. Hrsg.: Bayerisches Staatsministerium für Landesentwicklung und Umweltfragen,
München 2000. 6 Maier, J., Obermaier, F.: Regionalmanagement in der Praxis. Hrsg.: Bayerisches Staatsministerium für Landesentwicklung und Umweltfragen,
München 2000. 7 Contoh-contoh keberhasilan KAD di Eropa dapat dilihat selengkapnya pada Bab 3 Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Penguatan dan
Pengembangan KAD, DSF
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN
Kerjasama antar pemerintah daerah dilakukan dengan tujuan beragam, diantaranya untuk
mempercepat pembangunan perekonomian wilayah, meningkatkan pelayanan publik, dan tujuan
lainnya seperti dalam hal penanggulangan bencana, penegasan batas wilayah, dan lain
Dilihat dari regulasi yang mendasarinya, banyak peraturan perundangan yang harus dijadikan acuan saat
pihak pemerintah daerah mengadakan kerjasama mulai dari Undang
Edaran Menteri8. Namun dapat dikatakan bahwa landasan hukum
undang No.32/2004 tentang Pemerintah Daerah (pasal 195
tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah; iii).
tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerja Sama Daerah, dan iv).Peraturan Menteri Dalam Negeri
No.23/2009 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Kerja Sama antar Daerah.
Dari sisi wadah/lembaga yang menaunginya
secara garis besar dalam prakteknya kerja sama antar daerah di Indonesia
yang mendasarinya, yaitu bersifat struktural (sentralistik) dan non struktural (desentralistik).
dimaksud struktural yaitu apabila kerja sama terbentuk melalui mekanisme struktural sesuai prosedur
formal birokratis dan memiliki pola pengelolaan yang hirarkis. Sedangkan kerjasama non struktural
(desentralistik) adalah kerja sama yang terbentuk berdasark
memberdayakan potensinya dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kekuatan daya saing secara
bersama-sama, dengan pengelolaan melalui pola non struktural atau jejaring
BAGAN 2.1 VARIASI BENTUK KERJA SAMA AN
8 Daftar peraturan perundangan yang harus dijadikan acuan KAD secara lengkap dapat dilihat pada halaman 47 Laporan Pendahuluan
Aksi Penguatan dan Pengembangan KAD, DSF 9 Abdurahman, Benyamin, 2010, Dukungan DSF terhadap RM Forum
Struktural
Badan
Kerja Sama Tanpa Lembaga
Kerja Sama
PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH
Kerjasama antar pemerintah daerah dilakukan dengan tujuan beragam, diantaranya untuk
mempercepat pembangunan perekonomian wilayah, meningkatkan pelayanan publik, dan tujuan
ti dalam hal penanggulangan bencana, penegasan batas wilayah, dan lain-
Dilihat dari regulasi yang mendasarinya, banyak peraturan perundangan yang harus dijadikan acuan saat
pihak pemerintah daerah mengadakan kerjasama mulai dari Undang-Undang sampai
. Namun dapat dikatakan bahwa landasan hukum utama KAD meliputi: i).Undang
undang No.32/2004 tentang Pemerintah Daerah (pasal 195-197); ii).Peraturan Pemerintah No. 50/2007
tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah; iii).Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22/2009
tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerja Sama Daerah, dan iv).Peraturan Menteri Dalam Negeri
No.23/2009 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Kerja Sama antar Daerah.
Dari sisi wadah/lembaga yang menaunginya terdapat berbagai variasi bentuk KAD. Na
dalam prakteknya kerja sama antar daerah di Indonesia dapat dibedakan dari sifat
bersifat struktural (sentralistik) dan non struktural (desentralistik).
imaksud struktural yaitu apabila kerja sama terbentuk melalui mekanisme struktural sesuai prosedur
formal birokratis dan memiliki pola pengelolaan yang hirarkis. Sedangkan kerjasama non struktural
(desentralistik) adalah kerja sama yang terbentuk berdasarkan kebutuhan serta keinginan daerah untuk
memberdayakan potensinya dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kekuatan daya saing secara
sama, dengan pengelolaan melalui pola non struktural atau jejaring9.
VARIASI BENTUK KERJA SAMA ANTAR DAERAH DI INDONESIA
Daftar peraturan perundangan yang harus dijadikan acuan KAD secara lengkap dapat dilihat pada halaman 47 Laporan Pendahuluan
kungan DSF terhadap RM Forum, Jakarta
Kerja sama
antar Daerah
di Indonesia
Tanpa Lembaga Kerja Sama
Non Struktural
Regional Management (RM)
APRIL 2011
8 | P a g e
Kerjasama antar pemerintah daerah dilakukan dengan tujuan beragam, diantaranya untuk
mempercepat pembangunan perekonomian wilayah, meningkatkan pelayanan publik, dan tujuan
-lain.
Dilihat dari regulasi yang mendasarinya, banyak peraturan perundangan yang harus dijadikan acuan saat
Undang sampai dengan Surat
KAD meliputi: i).Undang-
197); ii).Peraturan Pemerintah No. 50/2007
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22/2009
tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerja Sama Daerah, dan iv).Peraturan Menteri Dalam Negeri
terdapat berbagai variasi bentuk KAD. Namun demikian
dapat dibedakan dari sifat
bersifat struktural (sentralistik) dan non struktural (desentralistik). Yang
imaksud struktural yaitu apabila kerja sama terbentuk melalui mekanisme struktural sesuai prosedur
formal birokratis dan memiliki pola pengelolaan yang hirarkis. Sedangkan kerjasama non struktural
an kebutuhan serta keinginan daerah untuk
memberdayakan potensinya dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kekuatan daya saing secara
Daftar peraturan perundangan yang harus dijadikan acuan KAD secara lengkap dapat dilihat pada halaman 47 Laporan Pendahuluan Rencana
Non Struktural
Jaring Pelayanan
Publik
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
9 | P a g e
Kerjasama daerah yang bersifat struktural ada yang dilakukan dengan ataupun tanpa lembaga
kerjasama. Kerjasama antar daerah tanpa lembaga bisa terjadi antara kabupaten/kota yang saling
berbatasan/berdekatan maupun tidak, dengan berbagai tujuan seperti penegasan wilayah perbatasan,
pengelolaan sarana dan prasarana, kerjasama tata ruang dan transmigrasi. Kerjasama dengan wadah
lembaga berupa badan kerjasama misalnya Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD)
Subosukawonosraten, Pawonsari dan BKSP (Badan Kerjasama Pembangunan) Jabodetabekjur. Ciri
struktural terlihat dari kepengurusan badan kerja sama yang seluruhnya dipegang oleh pegawai negeri
sipil, di samping pembentukan lembaga tersebut umumnya juga diinisiasi oleh pemerintah pusat.
Sementara itu kerjasama daerah non struktural dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu Regional
Management (RM) dan Jaring Pelayanan Publik. RM dan Jaring Pelayanan Publik dapat dikatakan
memiliki bentuk lembaga serta struktur organisasi yang relatif sama, dimana beberapa pos didalam
struktur tersebut diduduki oleh kalangan profesional. Perbedaan terletak pada lingkup kerja sama,
dimana jaring pelayanan publik lebih fokus pada sektor pelayanan publik (sesuai PP 38/2007),
sedangkan RM selain pada sektor pelayanan publik juga mencakup pengembangan perekonomian
wilayah. Contoh bentuk kerja sama jaring pelayanan publik yang sering dijadikan best practices karena
dianggap berhasil adalah Sekretariat Bersama Kartamantul. Selain itu juga ada Sarbagita (Bali) memiliki
fokus pada pelayanan persampahan dan Gerbarkartasusila (Jawa Timur) memiliki fokus pada sarana dan
prasarana jalan. Sedangkan RM di Indonesia diawali dengan terbentuknya RM Barlingmascakeb (2003)
dan diikuti oleh RM SAMPAN (2004). Kemudian setahun berikutnya (2005) Kementrian Pembangunan
Daerah Tertinggal (KPDT) mulai mensosialisasikan dan menginisiasi pembentukan 12 RM yang tersebar
di berbagai wilayah di Indonesia10.
Untuk membiayai operasional kerjasama yang telah terbentuk selama ini ada beberapa sumber yang
biasa digunakan, seperti: i).Iuran rutin dari APBD kabupaten/kota yang melakukan KAD; ii).Dianggarkan
di SKPD masing-masing pemerintah kabupaten/kota yang melakukan kerjasama; iii).Dukungan
Pemerintah Provinsi (dana dekonsentrasi) dan Pemerintah Pusat (APBN) serta dukungan dari pihak luar
(donor, universitas, dll). Sedangkan penganggarannya pada APBD ada dibebankan pada pos belanja
langsung (melalui dana transfer), bantuan sosial ataupun hibah.
Apabila dilihat dari sisi kelembagaan, regulasi serta pembiayaannya, berikut ini adalah peluang
(kekuatan) serta tantangan (kelemahan) yang dapat disimpulkan dari kondisi KAD yang ada di Indonesia.
10
Gambaran lengkap mengenai kelembagaan KAD di Indonesia dapat dilihat pada halaman 58-68 Laporan Pendahuluan Rencana Aksi
Penguatan dan Pengembangan KAD, DSF
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
10
| P
ag
e
K
EK
UA
TA
N/P
ELU
AN
G
KE
LEM
AH
AN
/TA
NT
AN
GA
N
K
E
L E
M
B
A
G
A
A
N
�
Te
rdap
at b
erb
agai
po
la
kele
mb
agaa
n K
AD
yan
g te
lah
be
rke
mb
ang
dan
me
nu
nju
kkan
has
il se
rta
man
faat
yan
g cu
kup
bai
k
�
Tin
ggin
ya le
giti
mas
i
kele
mb
agaa
n K
AD
yan
g
sud
ah t
erb
en
tuk
�
Pe
ngg
un
aan
te
nag
a p
rofe
sio
nal
di b
eb
era
pa
KA
D
be
rdam
pak
pad
a e
fekt
ivit
as
KA
D
�
Pe
ran
pe
me
rin
tah
pu
sat:
D
uku
nga
n p
em
eri
nta
h
pu
sat
un
tuk
pe
ngu
atan
dan
pe
nge
mb
anga
n K
AD
T
em
a K
AD
mu
lai
me
ram
bah
be
rbag
ai
Ke
me
nte
rian
� F
un
gsi r
eg
ion
al
ma
rke
tin
g b
elu
m t
eri
nte
gras
i
� P
era
n s
tak
eh
old
er
KA
D b
elu
m s
esu
ai d
en
gan
har
apan
:
P
em
eri
nta
h P
usa
t: B
elu
m a
dan
ya 3
K (
koo
rdin
asi,
kom
un
ikas
i dan
ke
rjas
ama)
lin
tas
sekt
ora
l di
tin
gkat
pu
sat
P
em
eri
nta
h P
rop
insi
: ju
mla
h p
em
eri
nta
h p
rop
insi
yan
g b
erp
era
n d
alam
KA
D m
asih
te
rbat
as (
DI
Yo
gyak
arta
dan
Jaw
a T
en
gah
), k
are
na
be
lum
te
rlal
u d
ipah
ami b
ahw
a p
era
n p
rip
insi
ad
alah
se
bag
ai
wak
il p
em
eri
nta
h p
usa
t (f
un
gsi f
asili
tasi
, me
dia
si, k
atal
isat
or)
P
em
eri
nta
h K
abu
pat
en
/Ko
ta:
R
en
dah
nya
re
spo
n d
aera
h d
alam
me
ngi
nis
iasi
KA
D, d
ise
bab
kan
ku
ran
g p
aham
nya
pih
ak
pe
me
rin
tah
dae
rah
aka
n m
anfa
at K
AD
se
rta
ori
en
tasi
se
bag
ian
dae
rah
te
rhad
ap p
rofi
t b
uka
n
pe
laya
nan
mas
yara
kat
B
anya
knya
ke
sep
akat
an k
erj
a sa
ma
dae
rah
yan
g ti
dak
dit
ind
akla
nju
ti a
tau
pu
n m
en
gala
mi
stag
nas
i dik
are
nak
an m
inim
nya
ko
mit
me
n p
imp
inan
dae
rah
ata
u t
ingg
inya
ego
ke
dae
rah
an
T
erb
atas
nya
kap
asit
as p
ers
on
il p
en
gelo
la K
AD
yan
g b
era
sal d
ari k
alan
gan
PN
S ka
ren
a
terk
en
dal
a d
en
gan
tu
po
ksi u
tam
anya
Co
nto
h k
asu
s: s
taf
BK
AD
yan
g se
bag
ian
me
rup
akan
PN
S yg
me
mp
un
yai t
uga
s p
oko
k d
alam
pe
me
rin
tah
an t
idak
bis
a fo
kus
me
nge
lola
KA
D
K
en
dal
a b
iro
kras
i te
rkai
t d
en
gan
ran
tai p
en
gam
bila
n k
ep
utu
san
dan
pe
nye
bar
luas
an
info
rmas
i di d
aera
h y
ang
be
kerj
a sa
ma
P
era
n m
asya
raka
t: r
ela
tif
ren
dah
, te
rbat
as p
ada
par
tisi
pas
i be
be
rap
a p
erg
uru
an t
ingg
i (ya
ng
mas
ih h
aru
s d
itin
gkat
kan
lagi
) se
rta
be
be
rap
a as
osi
asi s
aja
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
11
| P
ag
e
K
EK
UA
TA
N/P
ELU
AN
G
KE
LEM
AH
AN
/TA
NT
AN
GA
N
R
E
G
U
L A
S I
� A
dan
ya a
man
at
kerj
asam
a an
tar
dae
rah
be
rdas
arka
n
UU
No
. 32
/20
04
ten
tan
g P
em
eri
nta
h
Dae
rah
� A
dan
ya b
eb
era
pa
pe
ratu
ran
pe
run
dan
gan
yan
g m
em
ayu
ngi
kerj
asam
a an
tar
dae
rah
(P
P 5
0/2
00
7,
Pe
rme
nd
agri
22
/20
09
dan
Pe
rme
nd
agri
23
/20
09
)
� P
erm
en
dag
ri N
o
37
/20
10
te
nta
ng
Pe
do
man
Pe
nyu
sun
an
AP
BD
Tah
un
20
11
m
em
be
rika
n
kep
asti
an h
uku
m
ten
tan
g su
mb
er
pe
mb
iaya
an K
AD
(wal
aup
un
han
ya
un
tuk
tah
un
20
11
saja
)
�
Be
be
rap
a p
asal
dal
am P
P N
o 5
0/2
00
7 d
iras
akan
me
nja
di k
en
dal
a:
In
isia
tif
awal
ke
rja
sam
a h
aru
s d
ari
pih
ak d
aera
h,
pad
ahal
dal
am k
en
yata
ann
ya p
ihak
lai
n (
bai
k
pe
me
rin
tah
m
aup
un
n
on
p
em
eri
nta
h)
bis
a sa
ja
me
nja
di
inis
iato
r aw
al
jika
me
lihat
po
ten
si/p
elu
ang
dia
dak
ann
ya k
erj
asam
a (p
asal
7)
P
en
yele
saia
n
pe
rse
lisih
an
(pas
al
14
d
an
15
)de
nga
n
cara
ke
pu
tusa
n
gub
ern
ur
(un
tuk
kab
up
ate
n/k
ota
) at
au
kep
utu
san
m
en
teri
(u
ntu
k p
rop
insi
),
be
rte
nta
nga
n
de
nga
n
pri
nsi
p
kerj
asam
a “p
ers
amaa
n k
ed
ud
uka
n”
{pas
al 2
po
in (
h)}
.
M
asih
ban
yak
dae
rah
yan
g m
en
gan
ggap
bah
wa
Bad
an k
erj
a sa
ma
adal
ah m
eru
pak
an p
era
ngk
at
dae
rah
ya
ng
har
us
dib
en
tuk
de
nga
n
me
nga
cu
pad
a P
P
No
. 4
1/2
00
7
ten
tan
g O
rgan
isas
i P
era
ngk
at D
aera
h.
Sa
lah
sat
u t
uga
s b
adan
ke
rja
sam
a ya
ng
dije
lask
an d
alam
pas
al 2
5 y
aitu
me
laku
kan
pe
nge
lola
an
atas
pe
laks
aan
ke
rja
sam
a, s
eri
ngk
ali
dim
en
gert
i o
leh
pih
ak d
aera
h s
eb
agai
eks
eku
tor
atau
pe
laks
ana
tekn
is d
ari k
erj
asam
a d
aera
h t
ers
eb
ut.
�
Pe
rme
nd
agri
No
22
/20
09
dan
No
. 23
/20
09
dir
asak
an:
K
ura
ng
me
mb
eri
kan
ru
ang
bag
i pih
ak d
aera
h u
ntu
k m
ela
kuka
n k
erj
a sa
ma,
te
rkai
t d
en
gan
:
T
ahap
an k
erj
asam
a d
aera
h d
iras
akan
te
rlal
u p
anja
ng
dan
kak
u
K
ekh
awat
iran
T
KK
SD
(yan
g se
luru
hn
ya
be
risi
kan
st
af
stru
ktu
ral)
ak
an
me
nja
di
bad
an
kerj
asam
a an
tar
dae
rah
B
elu
m m
em
bu
ka r
uan
g b
agi
kala
nga
n m
asya
raka
t u
mu
m/
pro
fesi
on
al u
ntu
k b
erp
era
n s
ert
a se
cara
akt
if s
eb
agai
mit
ra d
alam
ke
rjas
ama
anta
r d
aera
h.
Pe
luan
g h
anya
te
rbat
as p
ada
ten
aga
ahli/
pak
ar k
erj
a sa
ma
(pas
al 5
Pe
rme
nd
agri
22
/20
09
).
B
elu
m m
en
caku
p b
ahas
an t
en
tan
g b
agai
man
a ca
ra p
em
eri
nta
h d
aera
h u
ntu
k m
ela
ksan
akan
tah
apan
ke
rja
sam
a ya
ng
tela
h d
ite
ntu
kan
B
elu
m d
apat
me
nga
kom
od
ir k
eb
era
daa
n le
mb
aga
kerj
asam
a ya
ng
ada
� R
egu
lasi
te
rkai
t ke
uan
gan
KA
D, y
aitu
Pe
rme
nd
agri
No
13
/20
06
yg
dir
evi
si d
en
gan
Pe
rme
nd
agri
No
59
/20
07
te
nta
ng
Pe
do
man
Pe
nge
lola
an K
eu
anga
n D
aera
h b
erd
amp
ak p
ada
kera
guan
dae
rah
un
tuk
me
laku
kan
ke
rjas
ama,
kar
en
a b
elu
m je
lasn
ya p
os
angg
aran
dan
pe
ratu
ran
pe
nge
lola
an k
eu
anga
n
dae
rah
(te
rkai
t p
asal
42
-44
te
nta
ng
hib
ah)
� B
elu
m a
dan
ya p
and
uan
/pe
do
man
op
era
sio
nal
yan
g sa
nga
t d
ibu
tuh
kan
dae
rah
dal
am m
ela
ksan
akan
ke
rja
sam
a.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
12 | P a g e
KEKUATAN/PELUANG KELEMAHAN/TANTANGAN
P
E
R
E
N
C
A
N
A
A
N
&
P
E
M
B
I
A
Y
A
A
N
� Hasil positif/manfaat beberapa KAD
(pelayanan publik dan pembangunan
ekonomi regional)
� Mengintegrasikan perencanaan KAD dengan
proses perencanaan yang ada, dengan
melakukan Musrenbangreg sebelum
Musrenbangprop ataupun Musrenbangda.
Sehingga KAD dapat menjadi partner di
dalam Renja SKPD untuk masalah lintas
wilayah administratif
� Dukungan pembiayaan dari berbagai pihak
(pemerintah pusat, propinsi dan donor)
� Kesulitan dalam menyelaraskan/
mengintegrasikan rencana kegiatan
KAD dengan RPJM/Renstra
� Sinkronisasi program lembaga KAD
dengan daerah anggota kerjasama.
Daerah anggota kerjasama
menghadapi kesulitan dalam
memadukan pengalokasian anggaran
antara daerah pada tahun yang
sama, karena iuran pendanaan relatif
terbatas. Di sisi lain masih terjadi
inefisiensi, dengan terjadinya
tumpang tindih program (dilakukan oleh lembaga KAD sekaligus juga
oleh SKPD daerah anggota)
� Proses Monev belum berjalan
(indikator belum ditetapkan)
Profil, Tupoksi dan Kebijakan Ditjen PUM terkait KAD
→ Profil dan Tupoksi Ditjen PUM
Pengelolaan serta koordinasi kerjasama antar daerah merupakan bagian dari urusan pemerintahan
umum, berada dibawah kewenangan Kementrian Dalam Negeri khususnya Direktorat Jenderal
Pemerintahan Umum (Ditjen PUM) yang merupakan salah satu dari tujuh11 Ditjen yang ada dalam
struktur organisasi Kementrian Dalam Negeri. Berdasarkan Keputusan Presiden No 88/2003 tentang
Unit Organisasi dan Tugas Eselon 1 Departemen yang ditindaklanjuti Peraturan Menteri Dalam Negeri
No 41/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian dalam Negeri, tugas Ditjen PUM adalah
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pemerintahan umum.
Sedangkan fungsinya adalah:
a. Perumusan kebijakan di bidang pemerintahan umum
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pemerintahan umum
c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pemerintahan umum
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemerintahan umum
e. Pelaksanaan administrasi Dirjen PUM
11
Ke enam Ditjen lainnya adalah: Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik, Ditjen Otonomi Daerah, Ditjen Bina Pembangunan Daerah, Ditjen
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil, serta Ditjen Keuangan Daerah.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
13 | P a g e
Secara struktural Ditjen PUM terbagi atas lima direktorat dan satu sekretariat, dimana salah satu
direktoratnya adalah Direktorat Dekonsentrasi dan Kerjasama yang mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum di bidang dekonsentrasi dan kerjasama. Salah
satu fungsi direktorat ini terkait KAD adalah menyiapkan perumusan kebijakan dan fasilitasi pembinaan
kerjasama daerah. Fungsi ini merupakan tugas dari Sub Direktorat Kerjasama Daerah / Subdit KAD,
yang merupakan salah satu dari 5 subdit yang berada di dalam Direktorat Dekonsentrasi dan Kerjasama.
Secara lebih terinci, tugas dari Subdit KAD adalah melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan,
pembinaan, fasilitasi serta monitoring dan evaluasi penyelenggaraan kerjasama antar daerah dan
daerah dengan pihak ketiga.
Selain tugas tersebut, Subdit KAD menyelenggarakan beberapa fungsi berikut:
a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan koordinasi kerjasama antar daerah
b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan koordinasi kerjasama daerah
dengan pihak ketiga
c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi pemberdayaan kapasitas kelembagaan
kerjasama
d. Pemantauan evaluasi pelaksanaan kerjasama antar pemerintah daerah dan pemerintah daerah
dengan pihak ketiga.
Dalam melaksanakan tugasnya, subdit KAD dibagi menjadi 2
seksi dengan bantuan 5 orang staf, sehingga jumlah total SDM
dalam Subdit KAD sebanyak 8 orang. Adapun 2 seksi dimaksud
meliputi:
1. Seksi Kerjasama I, mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi serta monitoring
dan evaluasi kerjasama antar pemerintah daerah, serta
pemberdayaan kapasitas kelembagaan kerjasama antar
daerah
2. Seksi Kerjasama II, mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi serta
monitoring dan evaluasi kerjasama dengan pihak ketiga,
serta pemberdayaan kapasitas kelembagaan kerjasama
dengan pihak ketiga.
→ Kebijakan Ditjen PUM
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 telah mengarahkan antara lain
pada pembangunan ekonomi dan wilayah berkelanjutan, serta untuk mengembangkan kekuatan daya
saing kewilayahan melalui interaksi antar daerah yang didorong dengan membangun keterkaitan sistem
produksi, distribusi dan pelayanan antar daerah. Untuk itu peran kerja sama antar daerah menjadi
semakin dibutuhkan realisasinya.
Tugas dari Sub Direktorat
Kerjasama Daerah adalah
melaksanakan penyiapan
perumusan kebijakan,
pembinaan, fasilitasi serta
monitoring dan evaluasi
penyelenggaraan KAD &
daerah dengan pihak
ketiga.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
14 | P a g e
Dalam RPJPN juga disebutkan tentang arah kebijakan untuk mewujudkan pembangunan yang lebih
merata dan berkeadilan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kerjasama antar daerah dalam rangka
memanfaatkan keunggulan komparatif maupun kompetitif setiap daerah, menghilangkan ego daerah
yang berlebihan, serta menghindari timbulnya inefisiensi dalam pelayanan publik.
Berikut adalah prioritas arah kebijakan dan strategi pembangunan Ditjen PUM:
1. Reformasi birokrasi dan tata kelola
2. Iklim investasi dan iklim usaha
3. Daerah tertinggal, terdepan dan pasca konflik
Ketiga prioritas kemudian dijabarkan menjadi program stratejik Ditjen PUM 2010-2014 yaitu Program
penguatan penyelenggaraan pemerintahan umum. Kemudian program diukur efektivitasnya melalui 8
indikator kinerja program, dimana satu diantaranya terkait dengan kerjasama antar daerah yaitu
Prosentase peningkatan jumlah daerah yang melaksanakan kerjasama daerah dalam bidang ekonomi,
prasarana dan pelayanan publik. Program stratejik Ditjen PUM 2010-2014 diturunkan menjadi enam
kegiatan, satu diantaranya terkait dengan kegiatan kerjasama antar daerah yaitu Penyelenggaraan
hubungan pusat dan daerah serta kerjasama daerah (lihat Tabel 2.1).
Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 050 – 222 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis
Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Tahun 2010-2014, tujuan dari Ditjen PUM secara umum
adalah meningkatkan sinergitas hubungan antar pusat dan daerah dalam penyelenggaraan
pemerintahan umum. Tujuan tersebut kemudian dijabarkan ke dalam beberapa sasaran, satu
diantaranya terkait dengan kerjasama antara daerah yaitu Meningkatnya pelaksanaan kerjasama antar
daerah dan pembinaan wilayah dalam rangka harmonisasi hubungan antara susunan pemerintahan,
yang kemudian diukur melalui 4 indikator sasaran. Uraian lengkap mengenai Renstra dapat dilihat pada
tabel 2.2.
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
15
| P
ag
e
TA
BE
L 2
.1 A
RA
H K
EB
IJA
KA
N D
AN
ST
RA
TE
GI
PE
MB
AN
GU
NA
N D
IRE
KT
OR
AT
JE
ND
ER
AL
PE
ME
RIN
TA
H U
MU
M
Pri
ori
tas
Pe
mb
an
gu
na
n
Na
sio
na
l
Pri
ori
tas
Ke
me
nd
ag
ri
Pri
ori
tas
Dit
jen
PU
M
Pro
gra
m
Str
ate
gik
Ke
me
nd
ag
ri
20
10
-20
14
Pro
gra
m
Str
ate
gik
Dit
jen
PU
M
20
10
-20
14
Ind
ika
tor
Kin
erj
a P
rog
ram
(te
rka
it K
AD
)
Ke
gia
tan
Dit
jen
PU
M
20
10
-20
14
(te
rka
it K
AD
)
Sa
sara
n
Ke
gia
tan
Dit
jen
PU
M (
terk
ait
KA
D)
Diu
ku
r m
ela
lui
IKU
(In
dik
ato
r K
ine
rja
Uta
ma
)
1).
Re
form
asi
Bir
okr
asi d
an T
ata
Ke
lola
;
2).
Pe
nd
idik
an;
3).
Ke
seh
atan
;
4).
Pe
nan
ggu
lan
gan
Ke
mis
kin
an
;
5).
Ke
tah
anan
Pan
gan
;
6).
Infr
astr
ukt
ur;
7).
Ilkim
inve
sta
si
dan
iklim
usa
ha;
8).
En
erg
i;
9).
Lin
gku
nga
n
Hid
up
dan
Pe
nan
ggu
lan
gan
Be
nca
na;
10
).D
aera
h
Te
rtin
gga
l,
terd
ep
an, t
erl
uar
dan
pas
ca k
on
flik
;
11
).K
eb
ud
ayaa
n,
kre
atif
itas
dan
ino
vasi
te
kno
logi
;
Po
in 1
, 4, 6
, 7,
dan
10
dar
i
pri
ori
tas
pe
mb
angu
nan
nas
ion
al
1. R
efo
rmas
i
bir
okr
asi d
an
tat
a
kelo
la
2. I
klim
inve
stas
i
dan
iklim
usa
ha
3. D
aera
h t
ert
ingg
al,
terd
ep
an d
an
pas
ca k
on
flik
13
pro
gram
Pro
gra
m
pe
ng
ua
tan
pe
ny
ele
ng
ga
raa
n
pe
me
rin
tah
an
um
um
1 d
ari 8
ind
ikat
or,
yait
u:
Pro
sen
tase
pe
nin
gk
ata
n
jum
lah
da
era
h
ya
ng
me
lak
san
ak
an
ke
rja
sam
a d
ae
rah
da
lam
bid
an
g
ek
on
om
i,
pra
sara
na
da
n
pe
laya
na
n p
ub
lik
1 d
ari 6
ke
giat
an
yait
u:
Pe
nye
len
gg
ara
an
hu
bu
ng
an
pu
sat
da
n d
ae
rah
se
rta
ke
rja
sam
a
da
era
h
1 d
ari 6
sas
ara
n
yait
u:
Te
rfa
silita
sin
ya
pe
ny
ele
ng
ga
raa
n
hu
bu
ng
an
pu
sat
da
n d
ae
rah
,
de
ko
nse
ntr
asi
da
n
tug
as
pe
mb
an
tua
n,
ke
rja
sam
a a
nta
r
da
era
h,
da
n
pe
nin
gk
ata
n
pe
laya
na
n u
mu
m
da
lam
ra
ng
ka
ha
rmo
nis
asi
hu
bu
ng
an
an
tar
susu
na
n
pe
me
rin
tah
an
.
9 d
ari 1
1 in
dik
ato
r:
1. J
um
lah
ru
mu
san
ke
bija
kan
dan
pro
du
k
hu
kum
bid
an
g p
usa
t d
an
dae
rah
,
de
kon
sen
tras
i dan
tu
gas
pe
mb
an
tuan
,
ke
rja
sam
a a
nta
r d
ae
rah
, dan
pe
nin
gkat
an
pe
laya
nan
um
um
2. J
um
lah
lap
ora
n m
on
ito
rin
g d
an
eva
luas
i
hu
bu
nga
n p
usa
t d
an
dae
rah
,
de
kon
sen
tras
i dan
tu
gas
pe
mb
an
tuan
,
ke
rja
sam
a a
nta
r d
ae
rah
dan
pe
nin
gkat
an
pe
laya
nan
um
um
(tri
wu
lan
, se
me
ste
r d
an a
khir
tah
un
)
3. P
rose
nta
se p
en
ingk
ata
n ju
mla
h d
aera
h
yan
g m
ela
ksa
nak
an k
erj
asam
a d
ae
rah
dal
am b
ida
ng
eko
no
mi,
pra
sara
na
dan
pe
laya
nan
pu
blik
4. P
rose
nta
se ju
mla
h d
ae
rah
yan
g
me
ne
rim
a m
anfa
at d
ari k
erj
asa
ma
dae
rah
dal
am b
ida
ng
eko
no
mi,
pra
sara
na,
da
n p
ela
yan
an p
ub
lik
5. J
um
lah
sis
tem
dat
ab
ase
dan
sis
tem
mo
ne
v ke
rjas
ama
dae
rah
yan
g d
isu
sun
6. J
um
lah
pe
me
taan
pe
laks
an
aan
kerj
asam
a d
aera
h b
aik
yan
g su
kse
s
mau
pu
n y
an
g ga
gal
7. J
um
lah
pe
mu
takh
iran
pe
me
taan
pe
laks
an
aan
ke
rja
sam
a d
aera
h b
aik
yan
g su
kse
s m
au
pu
n y
ang
gaga
l
8. P
rose
nta
se ju
mla
h k
egi
atan
fas
ilita
si
kerj
asam
a at
nar
da
era
h y
ang
diu
sulk
an
9. P
rose
nta
se ju
mla
h k
egi
atan
DK
TP
yan
g
dila
po
rkan
ole
h t
im D
KT
P p
rop
insi
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
16
| P
ag
e
TA
BE
L 2
.2 R
EN
CA
NA
ST
RA
TE
GIS
DIR
EK
TO
RA
T J
EN
DE
RA
L P
EM
ER
INT
AH
UM
UM
(D
ITJE
N P
UM
)
VIS
I M
ISI
TU
JUA
N
SA
SA
RA
N
IND
IKA
TO
R S
AS
AR
AN
Te
rwu
jud
nya
pe
nye
len
gg
ara
an
pe
me
rin
tah
an
um
um
da
lam
wa
da
h
Ne
ga
ra K
esa
tua
n
Re
pu
bli
k I
nd
on
esi
a.
1.
Me
mp
erk
uat
ke
ruku
nan
nas
ion
al m
ela
lui
pe
rsat
uan
dan
ke
satu
an n
asio
nal
dal
am k
era
ngk
a
NK
RI
2.
Me
mfa
silt
iasi
te
rcip
tan
ya k
ete
ntr
aman
dan
kete
rtib
an u
mu
m, p
erl
ind
un
gan
mas
yara
kat
dan
pe
ne
gaka
n h
ak-h
ak s
ipil
3.
Me
mfa
silit
asi t
erw
uju
dn
ya k
ep
asti
an h
uku
m b
atas
wila
yah
ne
gara
dan
pe
nin
gkat
an k
erj
sam
a so
sial
,
eko
no
mi d
an b
ud
aya
anta
r n
egar
a ya
ng
be
rbat
asan
de
nga
n N
KR
I, p
en
ega
san
dae
rah
di
lap
anga
n, p
en
yele
ngg
araa
n t
op
on
imi d
an
pe
me
taan
bat
as w
ilaya
h a
dm
inis
tras
i
pe
me
rin
tah
an s
ert
a p
en
yele
saia
n s
en
gke
ta
pe
rtan
ahan
4.
Me
mfa
silit
asi t
erw
uju
dn
ya p
en
yele
ngg
araa
n
hu
bu
nga
n p
usa
t d
an d
aera
h d
an p
ela
ksan
aan
aza
s
de
kon
sen
tras
i dan
tu
gas
pe
mb
antu
an,
pe
nin
gk
ata
n k
erj
asa
ma
an
tar
da
era
h,
ke
rja
sam
a
da
era
h d
en
ga
n p
iha
k k
eti
ga
se
rta
me
wu
jud
ka
n
terc
ipta
ny
a p
en
ing
ka
tan
ku
ali
tas
pe
lay
an
an
um
um
5.
Me
mfa
silit
asi p
en
yele
ngg
araa
n k
ew
en
anga
n
dae
rah
di k
awas
an o
tori
ta
6.
Me
mfa
silt
iasi
pe
nye
len
ggar
aan
man
aje
me
n
pe
nce
gah
an d
an p
en
gan
ggu
lan
an b
en
can
a
7.
Me
nd
oro
ng
terc
iptn
ya p
en
yele
nga
raan
pe
me
rin
tah
yan
g b
aik.
Me
nin
gkat
kan
sin
erg
ita
s h
ub
un
gan
pu
sat
dae
rah
dal
am
pe
nye
len
ggar
aan
pe
me
rin
tah
an u
mu
m
1. M
en
ingk
atn
ya d
uku
nga
n
refo
rmas
i di b
idan
g p
ela
yan
an
um
um
2. M
en
ingk
atn
ya p
ela
ksan
aan
ke
rja
sam
a a
nta
r d
ae
rah
da
n
pe
mb
inaa
n w
ilaya
h d
alam
ran
gka
har
mo
nis
asi h
ub
un
gan
anta
r su
sun
an p
em
eri
nta
han
3. M
en
ingk
atn
ya
pe
nge
mb
anga
n w
ilaya
h
pe
rbat
asan
an
tar
ne
gara
4. M
en
ingk
atn
ya p
en
ataa
n
wila
yah
ad
min
istr
asi,
pe
ne
gasa
n b
atas
an
tar
dae
rah
dan
to
po
nim
i
5. M
en
ingk
atn
ya k
ual
itas
kele
mb
agaa
n d
an a
par
at
Satp
ol P
P d
an S
atlin
mas
6. M
en
ingk
atn
ya
pe
nge
mb
anga
n k
awas
an
khu
sus
di d
aera
h
7. M
en
ingk
atn
ya k
apas
itas
kele
mb
agaa
n d
an s
arp
ras
pe
me
rin
tah
an p
asca
be
nca
na/
pe
ngu
ran
gan
re
siko
be
nca
na
Sasa
ran
ke
-2 (
terk
ait
KA
D)
dic
apai
de
nga
n in
dik
ato
r:
1.
Jum
lah
dae
rah
yan
g
dif
asili
tasi
dal
am r
angk
a
pe
nge
mb
anga
n k
erj
a sa
ma
eko
no
mi d
aera
h
2.
Jum
lah
sis
tem
dat
abas
e &
sist
em
mo
ne
v, s
ert
a
pe
me
taan
dan
pe
mu
ktak
hir
an d
ata
kerj
asam
a d
aera
h
3.
Pro
sen
tase
jum
lah
kegi
atan
fas
ilita
si
kerj
asam
a an
tar
dae
rah
yan
g d
iusu
lkan
4.
Pro
sen
tase
jum
lah
kegi
atan
DK
TP y
ang
dila
po
rkan
ole
h t
im D
KTP
Pro
pin
si
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
17 | P a g e
Untuk tahun 2011 Sub Direktorat Kerjasama Daerah memiliki beberapa kegiatan disertai dengan output
yang diharapkan.
TABEL 2.3 KEGIATAN SUBDIT KERJASAMA DAERAH TAHUN 2011
No. Kegiatan Output
1. Finalisasi norma, standar, pedoman dan
manual sebagai implementasi PP No.
50/2007
Tersedianya NSPM sebagai implementasi PP No.
50/2007
2. Koordinasi pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan kerjasama antar daerah
Tersusunnya rekomendasi tata cara pembinaan
dan pengawasan kerjasama antar daerah
3. Pendampingan dekonsentrasi kegiatan
fasilitasi pengembangan kerjasama daerah
Terlaksananya program dekonsentrasi kegiatan
fasilitasi pengembangan kerjasama daerah
4. Fasilitasi asistensi dan supervisi
pelaksanaan kerjasama antar daerah
Terlaksananya fasilitasi pelaksanaan kerjasama
antar daerah dan pihak ketiga di 9 propinsi
5. Evaluasi pelaksanaan kerjasama daerah Tersedianya rekomendasi tentang pelaksanaan
kerjasama daerah
6. Sosialisasi perundangan terkait kerjasama
daerah
Tersosialisasikannya produk hukum tentang
kerjasama daerah di 25 propinsi
7. Fasilitasi penanganan masalah kerjasama
daerah
Tersedianya rekomendasi tentang penanganan
masalah kerjasama antar daerah
8. Penyelenggaraan dekonsentrasi kegiatan
pengembangan kerjasama ekonomi darah
di 9 propinsi
Meningkatnya kapasitas aparat pemda dalam
pengembangan kerjasama ekonomi daerah di 9
propinsi (NAD, Riau, Banten, Jatim, Kalteng, Sulsel,
NTB, Maluku dan Sulbar)
9. Sosialisasi dan updating data sistem
potensi daerah yang akan dikerjasamakan
antar daerah maupun pihak ketiga
Tersedianya database potensi daerah dalam
rangka kerjasama daerah maupun dengan pihak
ketiga.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
18 | P a g e
2.2 Tinjauan Umum Rencana Aksi
Secara garis besar, langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan Rencana Aksi bagi Subdit KAD
Ditjen PUM dapat digambarkan sebagai berikut.
BAGAN 2.2 PENYUSUNAN RENCANA AKSI PENGUATAN DAN PENGEMBANGAN KAD
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa untuk menyusun Rencana Aksi ini, terdapat tiga faktor
utama yang digunakan sebagai landasan penyusunan, yaitu: teori, konsep dan best practice KAD; kondisi
aktual KAD di Indonesia saat ini; serta tugas pokok dan fungsi dari Direktorat Jenderal Pemerintahan
Umum khususnya Subdit KAD. Pembahasan dan analisa dari ketiga faktor di atas dijadikan titik tolak
untuk menyusun Rencana Aksi ini yang kemudian dipertajam dan diperkaya melalui 4 kali Forum Diskusi
Terarah. Dua diantaranya dihadiri oleh pakar dan praktisi KAD, masing – masing di selenggarakan di
Jakarta dan Jogjakarta. Sedangkan 2 Forum Diskusi Terarah lainnya dilakukan di Jakarta dengan inisiasi
Ditjen PUM dalam rangka kegiatan sosialisasi peraturan perundangan yang mengatur KAD.
Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan dan Penguatan Kerjasama Antar Daerah ini disusun
berdasarkan tahapan pembentukan suatu Kerjasama Antar Daerah. Terdapat 5 tahapan yang diajukan
sebagai rencana aksi yaitu: tahap inisiasi proses pembentukan KAD; tahap persiapan pengorganisasian
KAD; tahap pembentukan wadah KAD; tahap implementasi KAD serta satu tahap monitoring/evaluasi
dan peningkatan kapasitas yang sebetulnya merupakan “interface” tahapan sebelumnya yang sudah
harus dimulai sejak tahap pertama dilaksanakan.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN
KAD
(Subdit KAD, Ditjen PUM)
TEORI, KONSEP, BEST PRACTICES
KAD
PEMETAAN KAD DI INDONESIA: PELUANG &
KENDALA KAD
TUPOKSI SUBDIT KAD DITJEN PUM
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
19 | P a g e
Rencana Aksi ini disusun untuk kegiatan dengan jangka waktu 1 sampai 5 tahun, namun demikian pada
rencana aksi ini belum ditentukan secara detil waktu dimulainya suatu kegiatan karena beberapa faktor.
Diantaranya adalah kesiapan Ditjen PUM sendiri dengan jumlah SDM yang terbatas untuk melaksanakan
rencana aksi yang disusun, dan juga masih terdapatnya kendala – kendala klasik yang selalu menjadi
permasalahan seperti kurangnya komunikasi dan koordinasi baik secara internal di dalam Kementrian
Dalam Negeri atau Ditjen PUM, maupun secara eksternal dengan instansi lainnya di tingkat pusat. Untuk
itu, maka di dalam beberapa tahapan yang diajukan dalam rencana aksi ini, akan terdapat usulan
kegiatan jangka pendek yang bersifat urgent dan sangat mungkin dilaksanakan sebagai kegiatan awal
untuk mencapai ataupun memulai tiap tahapan di dalam rencana aksi.
Masing – masing tahap dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Inisiasi Proses Pembentukan KAD
Tahap ini merupakan langkah inisiasi paling awal yang harus dilakukan oleh tokoh – tokoh kunci
regional (dengan atau tanpa fasilitasi pusat dan provinsi) untuk bisa mewujudkan KAD. Tujuan
utama dari tahap pertama ini adalah agar aktor – aktor pendukung KAD di daerah bisa diidentifikasi
dengan baik serta terjadi kesamaan pemahaman mengenai tujuan serta manfaat KAD. Identifikasi
dan kesamaan pemahaman KAD ini sangat penting sebagai langkah awal untuk membentuk suatu
KAD, karena dari hasil pengamatan selama ini, KAD belumlah mendapatkan porsi yang utama oleh
pengambil keputusan di daerah di dalam mencapai tujuan pembangunan daerah.
���� Rencana Aksi Jangka Pendek
Melaksanakan Kegiatan Sosialisasi Pemahaman Kerjasama Antar Daerah yang bertujuan
untuk:
- Memberikan pemahaman dasar mengenai KAD
- Melakukan identifikasi aktor-aktor pendukung KAD di daerah serta menyamakan
pemahaman dan tujuan serta manfaat KAD di antara daerah yang akan bekerja sama.
Bentuk kegiatan Sosialisasi Pemahaman Kerjasama Antar Daerah yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
- Melakukan Lokakarya Pemahaman KAD yang dihadiri oleh aktor kunci KAD seperti
pengambil keputusan dan tokoh – tokoh KAD lainnya. Kegiatan ini akan mengutamakan
partisipasi peserta Lokakarya untuk meningkatkan pemahaman KAD seperti dengan
mengadakan simulasi pembentukan KAD dan simulasi pelaksanaan KAD.
- Penggunaan berbagai media elektronik dan cetak untuk menyebarluaskan informasi
mengenai manfaat serta pentingnya melakukan KADmelalui Iklan Layanan Masyarakat di
Televisi, Radio dan Surat Kabar nasional.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
20 | P a g e
2. Tahap Persiapan Pengorganisasian KAD
Tahap ini merupakan tahapan untuk melakukan sejumlah persiapan dalam pengelolaan KAD dengan
menyusun berbagai perencanaan awal. Tujuan utama dari tahap kedua ini adalah untuk
mendapatkan rancangan – rancangan kesepakatan yang meliputi berbagai aspek seperti konsep,
pengorganisasian, pengelolaan keuangan dan lain - lain yang dituangkan ke dalam suatu nota
kesepahaman/MoU ataupun bentuk ikatan lainnya. Melalui tahap ini juga diharapkan agar
kesadaran pemerintah daerah (terutama pengambil keputusan) akan pentingnya bekerjasama dan
memegang teguh komitmen untuk bekerja sama tersebut semakin kuat.
3. Tahap Pembentukan Wadah KAD
Tahap ketiga ini merupakan proses legitimasi 2 tahapan pertama (tahap inisiasi dan persiapan
pengorganisasian KAD) dengan membentuk suatu wadah Kerjasama Antar Daerah yang disepakati
bersama sesuai dengan kebutuhan dan kondisi regional. Di dalam tahapan ini juga diharapkan
muncul inisiatif untuk mengintegrasikan rencana KAD dengan RPJM/Renstra Daerah/Regional, dan
meningkatnya peran masyarakat/swasta dalam KAD. Disamping itu di tingkat pusat terjadi
sinkronisasi peraturan perundangan terkait mekanisme pembiayaan dan pertanggungjawaban KAD.
���� Rencana Aksi Jangka Pendek
Melaksanakan Kegiatan KAD Best Practice Transfer yang bertujuan untuk:
1. Memberikan gambaran nyata mengenai proses – proses inisiasi KAD, pembentukan dan
implementasi KAD, sehingga faktor – faktor kritis yang menentukan suatu keberhasilan
ataupun kegagalan KAD bisa diketahui sejak awal oleh semua pelaku ataupun calon pelaku
KAD di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota.
2. Proses transfer best practice ini bisa menjadi pembelajaran bagi semua pelaku ataupun
calon pelaku di semua tingkatan tersebut, dan jika dimungkinkan dapat diimplementasikan
saat melaksanakan KAD.
Bentuk kegiatan KAD Best Practice Transfer yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Dengan inisiasi dari Ditjen PUM, para pelaku KAD melakukan kunjungan ke beberapa KAD di
Indonesia yang bisa dijadikan pembelajaran seperti Sekber Kartamantul, BKAD
Subosukowonosraten, RM Barlingmascakeb dll.
2. Kegiatan ini juga bisa diselenggarakan dengan metode lokakarya 3 hari (misalnya di Solo
atau Jogjakarta) yang diselingi kegiatan peninjauan langsung ke lokasi – lokasi yang menjadi
objek kerjasama KAD di daerah lokasi pelaksanaan lokakarya. Kegiatan ini akan
mengundang KAD – KAD yang bisa dijadikan narasumber seperti Sekber Kartamantul, BKAD
Subosukowonosraten dll, serta mengundang KAD lainnya, ataupun juga mengundang bakal
calon KAD yang sudah diidentifikasi oleh Ditjen PUM. Kegiatan Lokakarya ini di kondisikan
sedemikian rupa sehingga faktor transfer ilmu dan pengalaman menjadi target utama.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
21 | P a g e
4. Tahap Implementasi KAD
Tahap ini adalah fase di mana para aktor yang tergabung di dalam suatu wadah menjalankan KAD
dan melaksanakan rencana – rencana kegiatan yang sudah disepakati bersama dalam tahapan
sebelumnya.
5. Tahap Monitoring/Evaluasi dan Peningkatan Kapasitas
Merupakan tahapan yang sesungguhnya telah harus dimulai sejak tahap 1 sampai 4 dan merupakan
proses yang dilaksanakan terus menerus untuk mencapai KAD yang optimal. Tujuan utama dari
tahap 5 ini adalah untuk melakukan komunikasi, kerjasama dan koordinasi (3k) baik di tingkat pusat
maupun provinsi untuk mendukung inisiatif KAD, melakukan monitoring dan evaluasi terhadap KAD,
serta meningkatkan kualitas SDM yang terkait dengan KAD di semua tingkatan (pusat, provinsi dan
daerah).
���� Rencana Aksi Jangka Pendek
a. Membentuk Sekretariat Bersama KAD yang bertujuan untuk:
- Mewujudkan Sekretariat Bersama Kerjasama Antar Daerah di tingkat pusat dalam hal
ini di Ditjen PUM yang sesuai dengan peraturan perundangan.
- Mewujudkan suatu organisasi/lembaga/badan yang bisa menjadi mediator terhadap
pengembangan dan penguatan KAD secara nasional seperti fungsi komunikasi,
kerjasama dan koordinasi antar Kementerian dan Lembaga di tingkat pusat yang sering
mengeluarkan kebijakan yang tanpa disadari justru melemahkan posisi KAD.
- Mewujudkan suatu organisasi/lembaga/badan yang bisa mengambil inisiatif dan
proaktif untuk mengembangkan dan menguatkan KAD secara nasional dan menjadi
salah satu alat untuk mencapai tujuan pembangunan di daerah.
- Sekber yang dibentuk tersebut berfungsi sebagai “Pusat Pelayanan KAD” dengan
mengutamakan sisi pelayanan, memberikan dukungan bagi KAD yang membutuhkan,
menjalankan kegiatan peningkatan kapasitas bagi pelaku KAD dll, tanpa menghilangkan
fungsi – fungsi pembinaan dan pengawasan yang dijelaskan di dalam peraturan
perundangan. Fungsi pembinaan dan pengawasan tersebut terutama berupa
penyelenggaraan kegiatan monitoring dan evaluasi secara berkala.
b. Menyelenggarakan Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan
Dalam Kerangka KAD yang bertujuan untuk:
- Meningkatkan pemahaman pelaku KAD terhadap prinsip dan teori dasar KAD.
- Menyediakan fasilitator KAD baik di tingkat pusat maupun provinsi yang dapat menjadi
narasumber bagi daerah – daerah yang membutuhkannya dalam kerangka KAD, serta
memfasilitasi pihak daerah provinsi/kabupaten/kota untuk melakukan KAD mulai dari
proses inisiasi sampai ke proses monitoring dan evaluasi.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
22 | P a g e
c. Mendorong Terbentuknya Asosiasi KAD yang bertujuan untuk:
Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong serta menginisiasi terbentuknya Asosiasi KAD di
tingkat pusat sebagai media komunikasi, kerjasama dan koordinasi antara sesama wadah
KAD yang sudah terbentuk, dengan cara mempertemukan KAD – KAD di Indonesia dan
membahas mengenai pentingnya perwakilan informal KAD di tingkat pusat.
Bentuk kegiatan untuk mendorong terwujudnya Asosiasi KAD yang dimaksud dapat
dilaksanakan melalui:
1. Ditjen PUM memfasilitasi kegiatan yang bertujuan untuk menyusun konsep Asosiasi
KAD.
2. Ditjen PUM mendorong terbentuknya Asosiasi KAD dengan memfasilitasi pertemuan –
pertemuan antara KAD yang ada di Indonesia.
Secara ringkas penjelasan mengenai pentahapan rencana aksi melalui pendekatan pentahapan dapat
dilihat pada tabel berikut.
MATRIK 1 TINJAUAN UMUM RENCANA AKSI
TUJUAN SASARAN PENTAHAPAN
Melakukan identifikasi aktor-aktor
pendukung KAD di daerah serta
menyamakan pemahaman dan
tujuan serta manfaat KAD di antara
daerah yang akan bekerja sama
Meningkatkan pemahaman KAD
untuk pemerintah daerah karena
belum tersebarnya pemahaman
dasar tentang manfaat KAD
terutama kepada pengambil
keputusan, sehingga tema KAD
belum dianggap sebagai sesuatu
tema yang penting untuk
membangun daerah
TAHAP 1:
INISIASI PROSES PEMBENTUKAN
KAD
Tahap ini merupakan langkah
inisiasi paling awal yang harus
dilakukan oleh tokoh – tokoh kunci
regional (dengan atau tanpa
fasilitasi pusat dan provinsi) untuk
bisa mewujudkan KAD
Meningkatkan peran masyarakat
umum dan profesional dalam
kerangka KAD Menyusun pedoman/panduan
operasional KAD
Mendapatkan rancangan –
rancangan kesepakatan meliputi
berbagai aspek seperti konsep,
pengorganisasian, pengelolaan
keuangan dll yang dituangkan ke
dalam suatu nota
kesepahaman/MoU ataupun bentuk
ikatan lainnya.
Meningkatkan kesadaran kepala
daerah untuk berpegang kepada
komitmen mengenai KAD yang telah
diwujudkan melalui kesepakatan
(MOU)
TAHAP 2:
PERSIAPAN
PENGORGANISASIAN KAD
Tahap ini merupakan tahapan untuk
melakukan sejumlah persiapan
untuk pengelolaan KAD dengan
menyusun berbagai perencanaan
awal.
Mewujudkan peraturan
perundangan yang mengakomodir
bentuk lembaga KAD yang sudah
ada serta mencakup pembahasan
mengenai pelaksanakan tahapan
KAD
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
23 | P a g e
TUJUAN SASARAN PENTAHAPAN
Melegitimasikan 2 tahapan pertama
(tahap inisiasi dan persiapan
pengorganisasian KAD) dengan
membentuk suatu wadah Kerjasama
Antar Daerah yang disepakati
bersama sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi regional
Mengintegrasikan rencana KAD
dengan RPJM/Renstra
TAHAP 3: PEMBENTUKAN
WADAH KAD
Merupakan langkah pembentukan
wadah di dalam mewujudkan
Kerjasama Antar Daerah.
Meningkatkan peran
masyarakat/swasta di dalam KAD Sinkronisasi peraturan perundangan
terkait dengan mekanisme
pembiayaan & pertanggung
jawaban KAD
Melaksanakan semua rencana dan
kesepakatan yang sudah dibuat
melalui wadah KAD yang sudah
dibentuk.
Meminimalisir kendala birokrasi
terkait dengan rantai pengambilan
keputusan dan penyebarluasan
informasi
TAHAP 4: IMPLEMENTASI KAD
Tahap ini adalah fase di mana para
aktor yang tergabung di dalam
suatu wadah menjalankan KAD dan
melaksanakan rencana – rencana
kegiatan yang sudah disepakati
bersama
Mencari solusi terhadap kesulitan
dalam memadukan pengalokasian
anggaran antara anggota KAD
Meningkatkan kapasitas personil
pengelola KAD Meningkatkan peran masyarakat
umum/profesional
Melakukan komunikasi, kerjasama
dan koordinasi di tingkat pusat dan
provinsi untuk mendukung inisiatif
KAD, melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap KAD serta
meningkatkan kualitas SDM yang
terkait dengan KAD di semua
tingkatan.
Melakukan kegiatan Monev yang
selama ini belum dilakukan secara
optimal
TAHAP 5:
MONEV & PENINGKATAN
KAPASITAS
Merupakan tahapan yang
sesungguhnya telah dimulai sejak
tahap 1 sampai 4 dan merupakan
proses yang dilaksanakan terus
menerus untuk mencapai KAD yang
optimal
Meningkatkan Komunikasi,
Kerjasama dan Koordinasi (3k) lintas
sektoral di tingkat pusat
Meningkatkan peran Pemerintah
Provinsi sebagai fasilitator, mediator
dan katalisator KAD
Rincian kegiatan yang tercakup dalam rencana aksi akan dibahas pada bab berikut. Rencana aksi akan
disajikan ke dalam 4 bentuk format:
Pertama, tiap tahapan rencana aksi aksi diuraikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan utama [Matrik 2]
Kedua, tiap kegiatan utama diuraikan menjadi rincian tahapan kegiatan (milestones) [Matrik 3]
Ketiga, rencana aksi disajikan berdasarkan output yang dihasilkan [Matrik 4]
Keempat, rencana aksi disajikan berdasarkan urutan waktu pengerjaan kegiatan [Matrik 5]
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
24 | P a g e
2.3 Cara Menggunakan Buku Rencana Aksi
Buku Rencana Aksi Pengembangan dan Penguatan Kerjasama Antar Daerah ini menggunakan alur
penyajian sebagai berikut:
� MATRIK 1: Tinjauan Umum Rencana Aksi
Berisikan 5 Tahapan dalam membentuk suatu Kerjasama Antar Daerah seperti yang telah
disajikan di di atas. Dalam bagian ini dijelaskan tujuan dan sasaran dari tiap tahapan.
� MATRIK 2: Daftar Kegiatan Utama,
Merupakan penjabaran dari Tinjauan Umum Rencana Aksi. Daftar Kegiatan Utama merupakan
beberapa kegiatan utama yang harus dilakukan di setiap tahap. Kegiatan – kegiatan utama ini
diberi kode berupa kombinasi huruf dan angka sebanyak 3 digit, misalnya 1-A.1; 1-A.2; dst.
Arti dari ketiga digit tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
Digit Pertama menunjukkan Tahap
Digit Kedua dalam matrik 2 seluruhnya berupa huruf A yang berarti ACTIVITY yaitu
menegaskan bahwa daftar yang dimaksud adalah daftar Kegiatan Utama
Digit Ketiga menunjukan nomor urut dari Kegiatan Utama
Contoh:
� Kode 1-A.1 berarti Kegiatan Utama urutan ke-1 dari Tahap ke-1
� Kode 2-A.3 berarti adalah Kegiatan Utama urutan ke-3 dari Tahap ke- 2.
� MATRIK 3: Daftar Sub Kegiatan Utama/Milestone
Merupakan penjabaran dari Daftar Kegiatan Utama. Daftar Sub Kegiatan Utama merupakan
daftar beberapa kegiatan yang harus dilakukan di setiap Kegiatan Utama. Sub Kegiatan ini diberi
kode berupa kombinasi huruf dan angka sebanyak 4 digit, misalnya 1M1.1; 1M1.2; dst.
Arti dari keempat digit tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Digit Pertama menunjukkan Tahap
Digit Kedua dalam matrik 3 seluruhnya berupa huruf M berarti MILESTONE atau
menegaskan bahwa daftar yang dimaksud adalah daftar Sub-Kegiatan Utama
Digit Ketiga menunjukan nomor urut dari Kegiatan Utama
Digit Keempat menunjukan nomor urut dari Sub Kegiatan
Contoh:
� Kode 1M2.1 berarti Sub Kegiatan utama urutan ke-1 dari Kegiatan Utama ke-2 di Tahap
ke-1
� Kode 2M1.3 berarti Sub Kegiatan Utama urutan ke-3 dari Kegiatan Utama ke-1 di Tahap
ke- 2.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
25 | P a g e
Secara grafis penyajian Rencana Aksi dapat digambarkan dalam bagan berikut ini.
BAGAN 2.3 PENYAJIAN RENCANA AKSI PENGUATAN DAN PENGEMBANGAN KAD
Di samping itu untuk memudahkan fungsi pengawasan dan pengendalian kegiatan yang termasuk dalam
rencana aksi secara umum, dibuat 2 macam matrik dengan susunan sebagai berikut.
� Rencana Aksi Berdasarkan Output (Deliverables)
Merupakan inventaris output (deliverables) dari tiap sub-sub kegiatan yang disusun mulai dari
kegiatan – kegiatan dari Tahap 1 sampai 5. Melalui tabel ini akan diketahui semua sub-sub
kegiatan secara berurutan dari tahap 1 sampai 5
� Rencana Aksi Berdasarkan Urutan Waktu (Timeline)
Merupakan daftar sub kegiatan yang disusun berdasarkan target waktu pencapaiannya. Melalui
tabel ini dapat diketahui sub – sub kegiatan apa saja yang harus dicapai berdasarkan urutan waktu.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
26 | P a g e
BAB 3 RENCANA AKSI PENGEMBANGAN
DAN PENGUATAN KAD
Rencana Aksi Pengembangan dan Penguatan Kerjasama Antar Daerah selengkapnya akan disajikan di
bagian ini. Rencana Aksi ini selengkapnya terdiri atas 5 Matrik Kegiatan yaitu:
a. Matrik 1, merupakan Tinjauan Umum Rencana Aksi yang berisikan 5 tahapan utama
pembentukan KAD lengkap dengan tujuan dan sasaran masing – masing tahap. Matrik ini sudah
ditampilkan di Bab 2.
b. Matrik 2, merupakan daftar Kegiatan Utama (Main Activity) yang diturunkan dari masing –
masing tahapan di Matrik 1.
c. Matrik 3, merupakan daftar Sub Kegiatan Utama (Milestone) yang merupakan kegiatan –
kegiatan yang diturunkan dari masing – masing kegiatan utama di Matrik 2.
d. Matrik 4, merupakan daftar yang digunakan untuk melakukan fungsi monitoring terhadap
pelaksanaan Rencana Aksi, melalui daftar – daftar Hasil Kegiatan (Output/Deliverables) yang
disusun berdasarkan sub – sub kegiatan utama dari tahap 1 sampai tahap 5.
e. Matrik 5, juga merupakan daftar yang digunakan untuk melakukan fungsi monitoring terhadap
pelaksanaan Rencana Aksi, melalui daftar – daftar Urutan Waktu (Timeline) yang harus
diperhatikan untuk mencapai target – target hasil kegiatan (output/deliverables) yang telah
ditetapkan pada masing – masing sub kegiatan utama dari tahap 1 sampai tahap 5. Matrik 5 ini
membagi urutan – urutan waktu tersebut berdasarkan Institusi Penanggung Jawab di tingkat
pusat dan daerah (provinsi dan kabupaten/kota).
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
27
| P
ag
e
3.1
Re
nca
na
Ak
si b
erd
asa
rka
n K
eg
iata
n U
tam
a (
Ma
in A
ctiv
ity
)
Ma
trik
2.1
Re
nca
na
Ak
si b
erd
asa
rka
n K
eg
iata
n U
tam
a (
Ta
ha
p 1
)
T
AH
AP
AN
K
EG
IAT
AN
UT
AM
A
INS
TIT
US
I
PE
NA
NG
GU
NG
JAW
AB
PE
ND
UK
UN
G
1. I
NIS
IAS
I P
RO
SE
S
PE
MB
EN
TU
KA
N
KA
D
Ka
ta K
un
ci
� S
osi
alis
asi
KA
D
� M
ed
iasi
pe
mb
en
tuka
n &
pe
nge
mb
anga
n K
AD
� I
nse
nti
f/d
isin
sen
tif
� P
and
uan
KA
D
� K
ajia
n K
AD
� R
isik
o k
eu
anga
n
� P
em
bag
ian
un
tun
g/ru
gi
� P
en
gelo
laan
ase
t
� K
om
itm
en
� I
de
nti
fika
si t
oko
h
� B
ase
line
1-A
.1
Me
nyu
sun
Pan
du
an (
Gu
ide
lin
es)
KA
D
→ →→→P
and
uan
dib
uat
se
suai
ke
bu
tuh
an K
AD
di I
nd
on
esi
a, m
elip
uti
:
�
Lan
gkah
-lan
gkah
/tah
apan
se
rta
tata
car
a d
an p
rose
du
r u
ntu
k m
ela
ksan
akan
KA
D d
i
bid
ang
pe
laya
nan
pu
blik
dis
ert
ai d
en
gan
ilu
stra
si p
em
be
laja
ran
dar
i KA
D y
ang
sud
ah
be
rjal
an.
�
Alt
ern
atif
be
ntu
k ke
lem
bag
aan
KA
D
�
Me
kan
ism
e p
ere
nca
naa
n d
an p
em
bia
yaan
KA
D
�
Me
kan
ism
e m
on
ito
rin
g d
an e
valu
asi (
mo
ne
v)
�
Co
nto
h-c
on
toh
do
kum
en
pe
nd
iria
n o
rgan
isas
i KA
D y
ang
sesu
ai d
en
gan
pe
ratu
ran
pe
run
dan
gan
se
pe
rti:
- K
ese
pak
atan
Be
rsa
ma
(Mo
U)
- P
erj
anjia
n K
erj
asa
ma
- Su
rat
Ke
pu
tusa
n B
ers
am
a
Dit
jen
PU
M
-
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
28
| P
ag
e
T
AH
AP
AN
K
EG
IAT
AN
UT
AM
A
INS
TIT
US
I
PE
NA
NG
GU
NG
JAW
AB
PE
ND
UK
UN
G
1-A
.2
Sosi
alia
si t
en
tan
g K
AD
→ →→→ S
osi
alia
si m
en
caku
p:
� M
ate
ri S
osi
alia
si:
� L
atar
be
laka
ng,
me
lipu
ti p
en
tin
gnya
KA
D, d
asar
-das
ar p
em
ah
aman
KA
D, m
anfa
at
dan
ata
u k
eu
ntu
nga
n K
AD
� P
and
uan
(G
uid
eli
ne
s) K
AD
� R
egu
lasi
yan
g m
en
das
ari K
AD
(m
ula
i dar
i UU
32
/20
04
, dst
)
� S
imu
lasi
inte
rakt
if p
em
be
ntu
kan
KA
D
� Sa
sara
n s
osi
alis
asi
:
� P
en
gam
bil
kep
utu
san
di t
ingk
at p
rovi
nsi
/kab
up
ate
n/k
ota
: K
ep
ala
Dae
rah
, Se
kda,
Bap
pe
da
� D
PR
D P
rovi
nsi
/Kab
up
ate
n/K
ota
� T
KK
SD P
rovi
nsi
/Kab
up
ate
n/K
ota
yan
g su
dah
te
rbe
ntu
k
� S
KP
D t
erk
ait
� T
oko
h k
un
ci w
ilaya
h p
en
du
kun
g K
AD
� M
ed
ia S
osi
alis
asi
:
� R
apat
So
sial
isa
si d
en
gan
me
ngu
nd
ang
pih
ak-p
ihak
yan
g te
rmas
uk
sasa
ran
so
sial
isa
si
� P
ert
em
uan
info
rmal
� P
ub
likas
i me
lalu
i me
dia
ce
tak
dan
ele
ktro
nik
(d
en
gan
me
mp
ert
imb
angk
an b
ud
aya
dae
rah
)
Dit
jen
PU
M;
Pe
mp
rov
Fasi
litat
or
dar
i
tin
gkat
pu
sat
dan
pro
vin
si;
Pih
ak-p
ihak
yan
g m
en
jad
i
sasa
ran
sosi
alis
asi
di
tin
gkat
kab
up
ate
n/
kota
1-A
.3
Me
laku
kan
kaj
ian
re
leva
nsi
KA
D
→ →→→ K
egi
atan
kaj
ian
dila
kuka
n D
itje
n P
UM
de
nga
n b
antu
an
pih
ak p
rovi
nsi
di b
erb
agai
wila
yah
kab
up
ate
n/k
ota
de
nga
n t
uju
an u
ntu
k m
en
gid
en
tifi
kasi
ke
bu
tuh
an a
tas
kerj
asam
a an
tar
dae
rah
. Kaj
ian
ini d
ilaku
kan
de
nga
n m
ela
kuka
n p
em
eta
an
, me
nca
kup
ide
nti
fika
si p
ote
nsi
dan
pe
rmas
alah
an d
aera
h u
ntu
k b
eke
rjas
ama
term
asu
k is
u-i
su k
eu
anga
n K
AD
;
pe
nge
lola
an a
set
be
rsa
ma;
se
rta
bag
i has
il (s
ha
re p
rofi
t) K
AD
.
Dit
jen
PU
M;
Pe
mp
rov
Kab
up
ate
n/
Ko
ta
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
29
| P
ag
e
T
AH
AP
AN
K
EG
IAT
AN
UT
AM
A
INS
TIT
US
I
PE
NA
NG
GU
NG
JAW
AB
PE
ND
UK
UN
G
1-A
.4
Me
ne
rap
kan
ke
bija
kan
Inse
nti
f
→ →→→ P
en
era
pan
ke
bija
kan
inse
nti
f d
imak
sud
kan
un
tuk
me
nd
oro
ng
kom
itm
en
pe
me
rin
tah
dae
rah
aga
r m
ela
ksan
akan
KA
D.
Dit
jen
PU
M
-
1-A
.5
Me
laku
kan
ide
nti
fika
si t
oko
h k
un
ci p
en
du
ku
ng
KA
D
→ →→→ I
de
nti
fika
si d
ilaku
kan
di w
ilaya
h y
ang
akan
me
laks
anak
an k
erj
asam
a. M
elip
uti
ide
nti
fika
si
terh
adap
se
luru
h t
oko
h k
un
ci p
en
du
kun
g K
AD
dar
i kal
anga
n p
em
eri
nta
h (
eks
eku
tif
dan
legi
slat
if),
to
koh
mas
yara
kat/
adat
/aga
ma/
pe
mu
da,
ke
lom
po
k m
asya
raka
t, L
SM,
Pe
rgu
ruan
Tin
ggi,
pe
ngu
sah
a, d
ll
Pe
mp
rov;
Pe
mka
b/
Pe
mko
t ya
ng
sed
ang
me
laks
anak
an
KA
D
Fasi
litat
or
tin
gkat
Pro
vin
si
1-A
.6
Me
nin
gkat
kan
pe
ran
akt
if d
an m
em
ban
gun
hu
bu
nga
n a
nta
r to
ko
h k
un
ci p
en
du
kun
g
KA
D
Pe
mp
rov;
Pe
mka
b/
Pe
mko
t ya
ng
sed
ang
me
laks
anak
an
KA
D
Fasi
litat
or
tin
gkat
Pro
vin
si
1-A
.7
Me
nyu
sun
ba
seli
ne
re
gio
nal
dae
rah
yan
g ak
an b
eke
rjas
ama
→ →→→ B
ase
lin
e r
egi
on
al y
ang
dim
aksu
d m
elip
uti
: id
en
tifi
kasi
po
ten
si S
DA
& S
DM
, in
ven
tari
sasi
pe
rmas
alah
an y
ang
dih
adap
i be
rsam
a, d
ll
Pe
mp
rov;
Pe
mka
b/
Pe
mko
t ya
ng
sed
ang
me
laks
anak
an
KA
D
Fasi
litat
or
tin
gkat
Pro
vin
si
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
30
| P
ag
e
Ma
trik
2.2
Re
nca
na
Ak
si b
erd
asa
rka
n K
eg
iata
n U
tam
a (
Ta
ha
p 2
)
T
AH
AP
AN
K
EG
IAT
AN
UT
AM
A
INS
TIT
US
I
PE
NA
NG
GU
NG
JAW
AB
PE
ND
UK
UN
G
2.
PE
RS
IAP
AN
PE
NG
OR
GA
NIS
AS
IAN
KA
D
Ka
ta K
un
ci
�
Dra
ft K
on
sep
KA
D
�
Dra
ft R
en
can
a W
adah
/
Ke
lem
bag
aan
KA
D
�
Dra
ft M
oU
�
Pe
mb
iaya
an P
en
gelo
laan
dan
Ke
giat
an K
AD
�
Pe
ngu
atan
Ko
mit
me
n
2-A
.1
Me
mb
en
tuk
foru
m t
ok
oh
ku
nci
wil
aya
h
→ →→→ F
oru
m y
ang
be
ran
ggo
taka
n p
ara
toko
h k
un
ci w
ilaya
h in
i dib
en
tuk
un
tuk
me
mp
ers
iap
kan
pe
mb
en
tuka
n w
adah
/le
mb
aga/
org
anis
asi K
AD
Pe
mp
rov;
Pe
mka
b/
Pe
mko
t
Fasi
litat
or
tin
gkat
pro
vin
si
2-A
.2
Me
nyu
sun
dra
ft k
on
sep
KA
D
→ →→→ M
elip
uti
vis
i, m
isi,
ide
nti
fika
si li
ngk
up
se
rta
pri
ori
tas
sekt
or/
bid
ang/
ob
yek
yan
g
akan
dik
erj
asam
akan
(b
erd
asar
kan
dat
a b
ase
lin
e r
eg
ion
al y
ang
tela
h d
isu
sun
pad
a ta
hap
inis
iasi
) &
re
nca
na
pe
laks
anaa
n k
erj
asam
a
Foru
m T
oko
h
kun
ci w
ilaya
h;
Pe
mp
rov
Fasi
litat
or
tin
gkat
pro
vin
si
2-A
.3
Me
nyu
sun
dra
ft/r
en
can
a w
adah
ke
lem
bag
aan
→ →→→ M
elip
uti
ko
nse
p r
anca
nga
n b
en
tuk
wad
ah/l
em
bag
a/o
rga
nis
asi K
AD
be
sert
a
stru
ktu
r o
rgan
isas
i dan
SD
M y
ang
akan
du
du
k d
idal
amn
ya, i
de
nti
fika
si S
KP
D
pe
laks
ana
tekn
is w
adah
tsb
, m
asa
kep
en
guru
san
se
rta
ma
sa K
AD
; se
rta
ren
can
a
me
kan
ism
e p
em
bia
yaan
nya
Foru
m T
oko
h
kun
ci w
ilaya
h;
Pe
mp
rov
Fasi
litat
or
tin
gkat
pro
vin
si
2-A
.4
Me
nyu
sun
dra
ft k
ese
pak
atan
pe
laks
anaa
n K
AD
→ →→→ D
alam
dra
ft k
ese
pak
atan
(ra
nca
nga
n M
OU
) u
ntu
k m
ela
ksan
akan
KA
D t
erc
aku
p
be
be
rap
a h
al t
erk
ait
de
nga
n p
em
bia
yaan
, pe
nge
lola
an s
ert
a k
egi
atan
/ob
yek
yan
g
akan
dik
erj
asam
akan
Foru
m T
oko
h
kun
ci w
ilaya
h;
Pe
mp
rov
Fasi
litat
or
tin
gkat
pro
vin
si
2-A
.5
Me
laku
kan
pe
ngu
atan
ko
mit
me
n
→ →→→ K
egi
atan
ini m
elib
atka
n s
elu
ruh
to
koh
ku
nci
pe
laku
KA
D. S
alah
sat
u k
egi
atan
pe
ngu
atan
ko
mit
me
n in
i ad
alah
pe
nan
dat
anga
n k
ese
pak
atan
be
rsam
a/M
oU
Foru
m T
oko
h
kun
ci w
ilaya
h;
Pe
mp
rov
Fasi
litat
or
tin
gkat
pro
vin
si
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
31
| P
ag
e
Ma
trik
2.3
Re
nca
na
Ak
si b
erd
asa
rka
n K
eg
iata
n U
tam
a (
Ta
ha
p 3
)
TA
HA
PA
N
KE
GIA
TA
N U
TA
MA
INS
TIT
US
I
PE
NA
NG
GU
NG
JAW
AB
PE
ND
UK
UN
G
3.
PE
MB
EN
TU
KA
N
WA
DA
H K
AD
Ka
ta K
un
ci
�
Re
nca
na
Tekn
is
Pe
ngo
rgan
isa
sian
KA
D
�
Pe
mb
iaya
an
�
SOP
�
Dra
ft R
en
stra
KA
D
�
Mil
est
on
e R
egi
on
al
�
Pe
rjan
jian
Ke
rjas
am
a/Su
rat
Ke
pu
tusa
n B
ers
ama
�
Re
visi
dan
Sin
kro
nis
asi
Pe
ratu
ran
KA
D
3-A
.1
Me
nyu
sun
dra
ft P
erj
anjia
n K
erj
asam
a K
AD
→ →→→ D
raft
Pe
rjan
jian
Ke
rjas
ama
KA
D d
ibu
at o
leh
Fo
rum
To
koh
Ku
nci
Wila
yah
yan
g
sud
ah t
erb
en
tuk
Foru
m T
oko
h
kun
ci w
ilaya
h
Pe
mp
rov/
Fasi
litat
or
tin
gkat
pro
pin
si,
Dit
jen
PU
M
3-A
.2
Pe
nan
dat
anga
nan
Pe
rjan
jian
Ke
rjas
ama
→ →→→ P
erj
anjia
n K
erj
asam
a d
itan
dat
anga
ni o
leh
se
luru
h K
ep
ala
Dae
rah
kab
up
ate
n/k
ota
/ p
rop
insi
yan
g m
ela
kuka
n K
AD
Kab
up
ate
n/
Ko
ta
Pe
mp
rov
3-A
.3
Me
mb
en
tuk
wad
ah K
AD
→ →→→ B
en
tuk
wad
ah K
AD
te
rgan
tun
g ke
bu
tuh
an d
aera
h y
ang
be
kerj
asa
ma,
bis
a
be
rbe
ntu
k o
rgan
isas
i/le
mb
aga
khu
sus,
fo
rum
ata
up
un
lain
nya
Foru
m T
oko
h
kun
ci w
ilaya
h
Pe
mp
rov/
Fasi
litat
or
tin
gkat
Pro
vin
si
3-A
.4
Me
laku
kan
re
kru
tme
n S
DM
un
tuk
op
era
sio
nal
KA
D
Wad
ah K
AD
K
abu
pat
en
/
Ko
ta
3-A
.5
Me
nyu
sun
dra
ft p
ere
nca
naa
n K
AD
→ →→→ D
raft
Pe
ren
can
aan
te
rdir
i dar
i:
i. D
raft
Re
nst
ra w
ilaya
h
ii. D
raft
mil
est
on
es
wila
yah
iii.
Dra
ft a
ctio
n p
lan
KA
D
Wad
ah K
AD
K
abu
pat
en
/
Ko
ta;
Pe
mp
rov/
Fasi
litat
or
tin
gkat
pro
vin
si
3-A
.6
Me
ne
ntu
kan
me
kan
ism
e p
em
bia
yaan
dan
pe
nge
lola
an a
set
ke
giat
an K
AD
→ →→→ M
elip
uti
pe
mb
iaya
an u
ntu
k ke
giat
an o
pe
rasi
on
al d
an im
ple
me
nta
si p
rogr
am/
kegi
atan
, se
rta
keje
lasa
n p
en
gelo
laan
ase
t
Wad
ah K
AD
K
abu
pat
en
/
Ko
ta,
Pe
mp
rov/
Fasi
litat
or
tin
gkat
pro
vin
si
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
32
| P
ag
e
TA
HA
PA
N
KE
GIA
TA
N U
TA
MA
INS
TIT
US
I
PE
NA
NG
GU
NG
JAW
AB
PE
ND
UK
UN
G
3-A
.7
Me
mb
uat
Pe
rda
ten
tan
g P
em
be
ntu
kan
wad
ah K
AD
→ →→→ P
erd
a d
imak
sud
kan
un
tuk
me
mb
eri
ke
kuat
an h
uku
m s
ert
a ke
be
rlan
juta
n
wad
ah K
AD
yan
g su
dah
te
rbe
ntu
k
Kab
up
ate
n/
Ko
ta
Pe
mp
rov,
Dit
jen
PU
M
3-A
.8
Tra
nsf
er
Be
st P
ract
ice
s
→ →→→ K
egi
atan
ini d
imak
sud
kan
aga
r p
ihak
dae
rah
yan
g ak
an m
ela
kuka
n K
AD
me
nd
apat
kan
gam
bar
an je
las
ten
tan
g in
isas
i, p
em
be
ntu
kan
dan
imp
lem
en
tasi
KA
D, s
eh
ingg
a b
isa
me
nge
tah
ui f
akto
r-fa
kto
r kr
itis
yan
g m
en
en
tuka
n
keb
erh
asila
n m
aup
un
ke
gaga
lan
su
atu
KA
D. K
egi
atan
ini d
apat
dio
rgan
isir
/di
inis
iasi
ole
h D
itje
n P
UM
mau
pu
n P
em
pro
v; a
tau
pu
n d
ilaku
kan
se
nd
iri o
leh
Pe
me
rin
tah
Kab
up
ate
n/K
ota
yan
g ak
an m
ela
ksan
akan
KA
D
Kab
up
ate
n/
Ko
ta;
Pe
mp
rov;
Dit
jen
PU
M
-
3-A
.9
Me
laku
kan
kaj
ian
& r
evi
si p
era
tura
n p
eru
nd
anga
n t
en
tan
g al
tern
atif
be
ntu
k w
adah
KA
D
Dit
jen
PU
M
Inst
ansi
terk
ait
di
tin
gkat
pu
sat;
Pe
mka
b/
Pe
mko
t;
Pe
mp
rov
3-A
.10
M
ela
kuka
n s
inkr
on
isas
i/h
arm
on
isas
i pe
ratu
ran
pe
run
dan
gan
te
rkai
t m
eka
nis
me
pe
mb
iaya
an d
an p
ert
angg
un
gjaw
aban
KA
D
→ →→→ T
erm
asu
k ke
giat
an m
en
gusu
lkan
pe
nyu
sun
an r
egu
lasi
te
nta
ng
pe
mb
iaya
an
kerj
asam
a d
aera
h (
Pe
do
man
Pe
nyu
sun
an A
PB
D)
kep
ada
Me
nte
ri D
alam
Ne
geri
Dit
jen
PU
M
Inst
ansi
terk
ait
di
tin
gkat
pu
sat
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
33
| P
ag
e
Ma
trik
2.4
Re
nca
na
Ak
si b
erd
asa
rka
n K
eg
iata
n U
tam
a (
Ta
ha
p 4
)
T
AH
AP
AN
K
EG
IAT
AN
UT
AM
A
INS
TIT
US
I
PE
NA
NG
GU
NG
JAW
AB
PE
ND
UK
UN
G
4.
IMP
LEM
EN
TA
SI
KA
D
Ka
ta K
un
ci
�
Ke
lom
po
k K
erj
a
�
Re
kru
itm
en
SD
M
�
Me
kan
ism
e P
em
bia
yaan
KA
D
�
Fasi
lita
si P
usa
t/P
rovi
nsi
terh
adap
pih
ak k
eti
ga
4-A
.1
Me
mb
en
tuk
Ke
lom
po
k K
erj
a p
ela
ksan
a K
AD
→K
elo
mp
ok
Ke
rja
atau
Po
kja
(wo
rkin
g g
rou
p)
yan
g d
ibe
ntu
k n
anti
nya
aka
n
me
laks
anak
an k
egi
atan
/op
era
sio
nal
KA
D, m
en
jem
bat
ani d
an
me
ngk
om
un
ika
sika
n k
egi
atan
-ke
giat
an y
ang
akan
dila
kuka
n k
ep
ada
par
a
dae
rah
an
ggo
ta K
AD
Wad
ah K
AD
;
Kab
up
ate
n/
Ko
ta;
Pe
mp
rov/
Fasi
litat
or
Tin
gkat
Pro
vin
si
4-A
.2
Me
mfa
silit
asi k
om
un
ikas
i an
tar
SKP
D d
i bid
ang
pe
laya
nan
pu
bik
te
rte
ntu
→ W
adah
KA
D y
ang
sud
ah t
erb
en
tuk
me
mfa
silit
asi
ko
mu
nik
asi t
ers
eb
ut
de
nga
n
tuju
an u
ntu
k m
en
sin
erg
ikan
pro
gram
ke
rja
ma
sin
g-m
asi
ng
SKP
D a
gar
terj
adi
kese
lara
san
pro
gram
ke
rja
yan
g m
anfa
atn
ya d
iras
akan
ole
h w
ilaya
h s
eca
ra
be
rsam
a-s
am
a
Wad
ah K
AD
;
Kab
up
ate
n/
Ko
ta
Pe
mp
rov/
Fasi
litat
or
Tin
gkat
Pro
vin
si
4-A
.3
Me
mb
uka
dan
me
mb
ina
hu
bu
nga
n d
en
gan
su
mb
er
pe
nd
anaa
n
Wad
ah K
AD
;
Kab
up
ate
n/
Ko
ta
Pe
mp
rov/
Fasi
litat
or
Tin
gkat
Pro
vin
si
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
34
| P
ag
e
Ma
trik
2.5
Re
nca
na
Ak
si b
erd
asa
rka
n K
eg
iata
n U
tam
a (
Ta
ha
p 5
)
T
AH
AP
AN
K
EG
IAT
AN
UT
AM
A
INS
TIT
US
I
PE
NA
NG
GU
NG
JAW
AB
PE
ND
UK
UN
G
5.
MO
NE
V &
PE
NIN
GK
AT
AN
KA
PA
SIT
AS
Ka
ta K
un
ci
�
3K
(K
om
un
ika
si,
Ke
rjas
am
a d
an
Ko
ord
inas
i)
�
Sekb
er
KA
D
�
Ko
nse
p M
on
ev
�
Pe
me
taan
KA
D
�
Pe
ran
Pro
vin
si
�
Pe
lati
han
Fas
ilita
tor
KA
D
5-A
.1
Me
mb
en
tuk
Sekr
eta
riat
Be
rsam
a K
AD
di t
ingk
at p
usa
t
→ →→→
Sekb
er
dih
arap
kan
bis
a m
en
jad
i:
i. P
usa
t P
ela
yan
an K
AD
(K
AD
Ce
ntr
e)
yan
g m
em
be
rika
n f
asili
tasi
/me
dia
si/
inis
iasi
bag
i KA
D y
ang
me
mb
utu
hka
n
ii.
Wad
ah 3
K (
kom
un
ikas
i, ko
ord
inas
i, d
an k
erj
asam
a) b
agi s
tak
eh
old
er
terk
ait
di t
ingk
at p
usa
t se
hin
gga
me
mp
erm
ud
ah p
rose
s
sin
kro
nis
asi/
har
mo
nis
asi/
revi
si p
era
tura
n K
AD
iii.
Me
laku
kan
pe
mb
inaa
n d
an p
en
gaw
asan
(b
inw
as)
de
nga
n m
en
du
kun
g
ters
ele
ngg
aran
ya k
egi
atan
mo
nit
ori
ng
dan
eva
luas
i (m
on
ev)
iv.
Me
nye
len
ggar
akan
ca
pa
city
bu
ild
ing
bag
i dae
rah
yan
g m
em
bu
tuh
kan
Dit
jen
PU
M
Inst
ansi
terk
ait
di
tin
gkat
pu
sat
5-A
.2
Me
nin
gkat
kan
3K
an
tar
sta
ke
ho
lde
r d
i tin
gkat
pu
sat
→ →→→ s
tak
eh
old
er
di p
usa
t m
elip
uti
Ke
md
agri
, Bap
pe
nas
, KP
DT
, Ke
mke
u, K
KU
KM
,
dan
ke
me
ntr
ian
te
knis
lain
nya
. Sal
ah s
atu
pri
ori
tas
kegi
atan
3K
ad
alah
kegi
atan
kaj
ian
, har
mo
nis
asi/
sin
kro
nis
asi d
an r
evi
si p
era
tura
n p
eru
nd
anga
n
terk
ait
KA
D d
en
gan
car
a b
erk
oo
rdin
asi d
en
gan
ke
me
ntr
ian
/le
mb
aga
terk
ait
Dit
jen
PU
M;
Sekb
er
Inst
ansi
terk
ait
di
tin
gkat
pu
sat
5-A
.3
Me
laks
anak
an M
on
ito
rin
g d
an E
valu
asi (
Mo
ne
v)
→ →→→ P
rose
s M
on
ev
dila
kuka
n s
eca
ra b
erk
ala
(se
tiap
tah
un
)
Dit
jen
PU
M/S
ekb
er;
Pe
mp
rov
Kab
up
ate
n/
Ko
ta;
Wad
ah
KA
D
5-A
.4
Op
tim
alis
asi,
revi
talis
asi d
an p
en
guat
an p
era
n p
rop
insi
→ →→→ P
en
guat
an p
era
n p
rovi
nsi
te
ruta
ma
dila
kuka
n m
ela
lui m
eka
nis
me
De
kon
sen
tras
i
Dit
jen
PU
M;
Sekb
er
Pe
mp
rov
5-A
.5
Fasi
litas
i Pe
nin
gkat
an K
apas
itas
Ap
arat
ur
Pe
me
rin
tah
an D
alam
Ke
ran
gka
Dit
jen
K
abu
pat
en
/
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
35
| P
ag
e
T
AH
AP
AN
K
EG
IAT
AN
UT
AM
A
INS
TIT
US
I
PE
NA
NG
GU
NG
JAW
AB
PE
ND
UK
UN
G
KA
D
→ →→→ P
en
ingk
atan
kap
asit
as a
par
atu
r p
em
eri
nta
han
dila
kuka
n d
i se
mu
a ti
ngk
atan
dan
tah
apan
, se
jak
tah
ap in
isia
si d
en
gan
pri
ori
tas
be
rup
a p
en
yele
ngg
araa
n
kegi
atan
pe
lati
ha
n K
AD
yan
g b
ert
uju
an u
ntu
k m
en
ceta
k fa
silit
ato
r-fa
silit
ato
r
KA
D d
i tin
gkat
pu
sat
dan
pro
vin
si a
gar
bis
a m
en
jad
i me
nto
r at
aup
n
nar
asu
mb
er
un
tuk
dae
rah
-dae
rah
yan
g ak
an m
em
be
ntu
k K
AD
PU
M/S
ekb
er;
Pe
mp
rov
Ko
ta
5-A
.6
Me
nd
oro
ng
terb
en
tukn
ya A
sosi
asi K
AD
di t
ingk
at p
usa
t
→ →→→ D
itje
n P
UM
dan
pe
me
rin
tah
pro
pin
si m
en
do
ron
g w
adah
KA
D y
ang
sud
ah
ada
un
tuk
me
mb
en
tuk
Aso
sia
si K
AD
yan
g b
ers
ifat
org
anis
asi
info
rmal
no
n
stru
ktu
ral s
eb
agai
wad
ah d
an m
ed
ia k
om
un
ikas
i se
sam
a w
ad
ah K
AD
Dit
jen
PU
M/S
ekb
er;
Pe
mp
rov
Wad
ah K
AD
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
36
| P
ag
e
3.2
Re
nca
na
Ak
si b
erd
asa
rka
n R
inci
an
da
ri K
eg
iata
n U
tam
a (
Mil
est
on
es)
Ma
trik
3.1
Re
nca
na
Ak
si b
erd
asa
rka
n R
inci
an
Ke
gia
tan
Uta
ma
(T
ah
ap
1)
TA
HA
P
I D
imu
lain
ya
Ke
gia
tan
: B
ula
n k
e 1
JUD
UL
TA
HA
PA
N
INIS
IAS
I P
RO
SE
S P
EM
BE
NT
UK
AN
KA
D
TU
JUA
N
Me
laku
kan
ide
nti
fika
si a
kto
r-ak
tor
pe
nd
uku
ng
KA
D d
i dae
rah
; m
en
yam
akan
pe
mah
aman
dan
tu
juan
se
rta
man
faat
KA
D d
i an
tara
dae
rah
yan
g ak
an b
eke
rja
sam
a
Ke
gia
tan
Uta
ma
S
ub
Ke
gia
tan
O
utp
ut
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Inst
itu
si
Pe
nd
uk
un
g
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Re
nca
na
Ko
mu
nik
asi
1-A
.1.
Me
nyu
sun
Pan
du
an (
Gu
ide
lin
es)
KA
D
→ →→→ P
and
uan
dib
uat
se
suai
ke
bu
tuh
an K
AD
di
Ind
on
esi
a, m
elip
uti
:
i. La
ngk
ah-l
angk
ah/t
ahap
an s
ert
a ta
ta
cara
dan
pro
sed
ur
un
tuk
me
laks
anak
an K
AD
di b
idan
g
pe
laya
nan
pu
blik
dis
ert
ai d
en
gan
ilust
rasi
pe
mb
ela
jara
n d
ari K
AD
yan
g
sud
ah b
erj
alan
.
ii.
Alt
ern
atif
be
ntu
k ke
lem
bag
aan
KA
D
iii.
Me
kan
ism
e p
ere
nca
naa
n d
an
pe
mb
iaya
an K
AD
iv.
Me
kan
ism
e m
on
ito
rin
g d
an e
valu
asi
v.
Co
nto
h-c
on
toh
do
kum
en
pe
nd
iria
n
org
anis
asi K
AD
yan
g se
suai
de
nga
n
pe
ratu
ran
pe
run
dan
gan
se
pe
rti:
- K
ese
pak
atan
Be
rsa
ma
(Mo
U)
- P
erj
anjia
n K
erj
asa
ma
- Su
rat
Ke
pu
tusa
n B
ers
am
a
1M
1.1
Pe
nyu
sun
an “
Bu
ku P
and
ua
n
Pe
mb
en
tuka
n d
an
Pe
laks
anaa
n K
AD
”
1D
1.1
Bu
ku P
and
uan
Pe
mb
en
tuka
n d
an
Pe
laks
anaa
n K
AD
yan
g
me
nje
lask
an
de
nga
n
de
til l
an
gka
h –
lan
gkah
pe
mb
en
tuka
n d
an
pe
laks
an
aan
KA
D
Dit
jen
PU
M
- M
1 –
M4
-
1-A
.2.
Sosi
alia
si t
en
tan
g K
AD
1
M2
.1
Pe
nyu
sun
an m
od
ul t
em
a
1D
2.1
Mo
du
l so
sial
isas
i
Dit
jen
PU
M
- M
1 –
M4
D
itje
n P
UM
be
rko
ord
ina
si
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
37
| P
ag
e
Ke
gia
tan
Uta
ma
S
ub
Ke
gia
tan
O
utp
ut
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Inst
itu
si
Pe
nd
uk
un
g
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Re
nca
na
Ko
mu
nik
asi
→ →→→ S
osi
alia
si m
en
caku
p:
� M
ate
ri S
osi
alia
si:
• La
tar
be
laka
ng,
me
lipu
ti p
en
tin
gnya
KA
D, d
asar
-da
sar
pe
mah
aman
KA
D,
man
faat
dan
ata
u k
eu
ntu
nga
n K
AD
• P
and
uan
(G
uid
eli
ne
s) K
AD
• R
egu
lasi
yan
g m
en
das
ari K
AD
(m
ula
i
dar
i UU
32
/20
04
, dst
)
• S
imu
lasi
inte
rakt
if p
em
be
ntu
kan
KA
D
� S
asar
an s
osi
alis
asi
:
• P
en
gam
bil
kep
utu
san
di t
ingk
at
pro
pin
si/k
abu
pat
en
/ko
ta:
Ke
pal
a
Dae
rah
, Se
kda,
Bap
pe
da
• D
PR
D P
rovi
nsi
/Kab
up
ate
n/K
ota
• T
KK
SD P
rov/
Kab
/Ko
ta y
ang
sud
ah
terb
en
tuk
• S
KP
D t
erk
ait
• T
oko
h k
un
ci w
ilaya
h p
en
du
kun
g K
AD
� M
ed
ia S
osi
alis
asi :
•
Rap
at S
osi
alis
asi
me
ngu
nd
ang
pih
ak-p
ihak
yan
g te
rmas
uk
sasa
ran
sosi
alis
asi
•
Pe
rte
mu
an in
form
al
•
Pu
blik
asi m
ela
lui m
ed
ia c
eta
k d
an
ele
ktro
nik
(d
en
gan
me
mp
ert
imb
angk
an b
ud
aya
dae
rah
)
“Das
ar P
em
aham
an
KA
D”
“Das
ar P
em
aham
an
KA
D”
de
nga
n
Nar
asu
mb
er/
ahli
KA
D d
an p
rakt
isi K
AD
1
M2
.2
Pe
nyu
sun
an m
od
ul t
em
a
“Pe
ratu
ran
dan
Pe
run
da
nga
n K
AD
”
1D
2.2
Mo
du
l so
sial
isas
i
“Pe
ratu
ran
dan
Pe
run
da
nga
n K
AD
”
Dit
jen
PU
M
- M
1 –
M4
1M
2.3
Pe
nyu
sun
an m
od
ul s
imu
lasi
pe
mb
en
tuka
n K
AD
1D
2.3
Mo
du
l Sim
ula
si
inte
rakt
if p
em
be
ntu
kan
KA
D
Dit
jen
PU
M,
Pe
mp
rov
- M
1 –
M4
1M
2.4
Me
laku
kan
ke
giat
an
sosi
alis
asi K
AD
se
cara
len
gka
p (
term
asu
k si
mu
lasi
inte
rakt
if p
em
be
ntu
kan
KA
D)
2 k
ali d
alam
sat
u
tah
un
1D
2.4
Ke
giat
an s
osi
alis
asi
KA
D t
ers
ele
ngg
ara
dan
diik
uti
de
nga
n la
po
ran
pe
nye
len
ggar
aan
kegi
atan
Dit
jen
PU
M,
Pe
mp
rov
Fasi
lita
tor
pu
sat
dan
pro
vin
si;
pih
ak-p
ihak
yan
g
me
nja
di s
asa
ran
sosi
alis
asi K
AD
M5
dan
M6
M1
7 d
an M
18
M2
9 d
an M
30
dst
(2x/
tah
un
)
1M
2.5
Me
nso
sial
isas
ikan
pe
mah
aman
KA
D m
ela
lui
“Ikl
an L
ayan
an M
asya
raka
t”
di m
ed
ia t
ele
visi
1D
2.5
Dit
ayan
gkan
nya
“Ik
lan
Laya
nan
Mas
yara
kat”
me
nge
nai
pe
mah
aman
KA
D
Dit
jen
PU
M
- D
imu
lai d
ari
M6
sam
pai
wak
tu t
ert
en
tu
-
1-A
.3.
Me
laku
kan
kaj
ian
re
leva
nsi
KA
D
1M
3.1
Me
laku
kan
kaj
ian
re
leva
nsi
1D
3.1
Kaj
ian
re
leva
nsi
KA
D
Dit
jen
PU
M;
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
M7
– M
12
-
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
38
| P
ag
e
Ke
gia
tan
Uta
ma
S
ub
Ke
gia
tan
O
utp
ut
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Inst
itu
si
Pe
nd
uk
un
g
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Re
nca
na
Ko
mu
nik
asi
→ →→→ K
egi
atan
kaj
ian
dila
kuka
n D
itje
n P
UM
de
nga
n b
antu
an p
ihak
pro
vin
si d
i
be
rbag
ai w
ilaya
h k
abu
pat
en
/ko
ta d
en
gan
tuju
an u
ntu
k m
en
gid
en
tifi
kasi
ke
bu
tuh
an
atas
ke
rjas
am
a an
tar
dae
rah
. Kaj
ian
ini
dila
kuka
n d
en
gan
me
laku
kan
pe
me
taan
yan
g m
en
caku
p:
ide
nti
fika
si p
ote
nsi
dan
pe
rmas
alah
an d
aera
h u
ntu
k b
eke
rjas
am
a
term
asu
k is
u-i
su k
eu
anga
n K
AD
;
pe
nge
lola
an a
set
be
rsa
ma;
se
rta
bag
i
has
il (s
ha
re p
rofi
t) K
AD
.
KA
D d
en
gan
te
ma
:
� I
de
nti
fika
si p
ote
nsi
dae
rah
yan
g ak
an
dik
erj
asam
aka
n,
� P
erm
asal
ahan
yan
g
ide
nti
k an
tara
dae
rah
–
dae
rah
yan
g ak
an
me
laku
kan
KA
D
� K
eu
anga
n K
AD
,
� P
en
gelo
laan
ase
t b
ers
ama
KA
D,
� P
em
bag
ian
ke
un
tun
gan
dan
ke
rugi
an
KA
D
de
nga
n t
em
a:
�
Ide
nti
fika
si p
ote
nsi
dae
rah
yan
g ak
an
dik
erj
asam
aka
n,
�
Pe
rmas
alah
an y
ang
ide
nti
k an
tara
dae
rah
– d
aera
h y
an
g ak
an
me
laku
kan
KA
D
�
Ke
uan
gan
KA
D,
�
Pe
nge
lola
an a
set
be
rsam
a K
AD
,
�
Pe
mb
agia
n
keu
ntu
nga
n d
an
keru
gia
n K
AD
1-A
.4.M
en
era
pka
n k
eb
ijaka
n In
sen
tif
→ →→→ P
en
era
pan
ke
bija
kan
inse
nti
f
dim
aksu
dka
n u
ntu
k m
en
do
ron
g
kom
itm
en
pe
me
rin
tah
dae
rah
aga
r
me
laks
anak
an K
AD
.
1M
4.1
Me
laku
kan
kaj
ian
me
nge
nai
kem
un
gkin
an
pe
ne
rap
an
sist
em
inse
nti
f ya
ng
sesu
ai
de
nga
n p
era
tura
n
pe
run
dan
gan
1D
4.1
Te
rse
dia
nya
kaj
ian
kem
un
gkin
an
pe
ne
rap
an s
iste
m
inse
nti
f
Dit
jen
PU
M
- M
6 –
M1
8
Dit
jen
PU
M
be
rko
ord
ina
si
de
nga
n D
itje
n
Ke
ud
a, D
itje
n B
ina
Ban
gda,
Bap
pe
nas
,
Ke
me
nke
u, B
PK
,
DP
RR
I
1M
4.2
Me
nyu
sun
dra
ft k
eb
ijaka
n
pe
mb
eri
an in
sen
tif
(me
kan
ism
e, k
rite
ria,
be
ntu
k)
1D
4.2
Dra
ft k
eb
ijaka
n in
sen
tif
KA
D
Dit
jen
PU
M
- M
18
– M
30
1M
4.3
Me
laku
kan
ke
giat
an
kon
sult
asi p
ub
lik “
Ke
bija
kan
Inse
nti
f K
AD
”
1D
4.3
Ke
giat
an k
on
sult
asi
pu
blik
te
rse
len
ggar
a
dan
diik
uti
lap
ora
nn
ya
Dit
jen
PU
M,
Pe
mp
rov
- M
31
– M
36
D
itje
n P
UM
be
rko
ord
ina
si
de
ng
an
Pe
mp
rov
me
ng
un
da
ng
na
rasu
mb
er/
ah
li
da
n p
rak
tisi
KA
D
un
tuk
me
nd
ap
atk
an
ma
suk
an
1M
4.4
Mu
lai m
en
era
pka
n
1D
4.4
Pe
ratu
ran
Inse
nti
f K
AD
Dit
jen
PU
M
Inst
itu
tsi d
i
tin
gkat
pu
sat
M3
6
-
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
39
| P
ag
e
Ke
gia
tan
Uta
ma
S
ub
Ke
gia
tan
O
utp
ut
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Inst
itu
si
Pe
nd
uk
un
g
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Re
nca
na
Ko
mu
nik
asi
“Ke
bija
kan
Inse
nti
f K
AD
” te
rkai
t
1M
4.5
Me
laku
kan
ke
giat
an
sosi
alis
asi “
Ke
bija
kan
Inse
nti
f K
AD
”
1D
4.5
Ke
giat
an s
osi
alis
asi
ters
ele
ngg
ara
Dit
jen
PU
M;
Pe
mp
rov
Pe
mka
b/P
em
kot;
Wad
ah K
AD
M3
6 –
M4
2
-
1-A
.5.
Me
laku
kan
ide
nti
fika
si t
ok
oh
ku
nci
pe
nd
uk
un
g K
AD
→ →→→ I
de
nti
fika
si d
ilaku
kan
di w
ilaya
h y
ang
akan
me
laks
anak
an k
erj
asam
a. M
elip
uti
ide
nti
fika
si t
erh
adap
se
luru
h t
oko
h k
un
ci
pe
nd
uku
ng
KA
D d
ari k
alan
gan
pe
me
rin
tah
(e
kse
kuti
f d
an le
gisl
atif
),
toko
h m
asya
raka
t/ad
at/a
gam
a/ p
em
ud
a,
kelo
mp
ok
ma
syar
akat
, LSM
, Pe
rgu
ruan
Tin
ggi,
pe
ngu
sah
a, d
ll
1M
5.1
Me
laku
kan
ide
nti
fika
si
toko
h p
en
du
kun
g K
AD
di
dae
rah
1D
5.1
Do
kum
en
tasi
to
koh
–
toko
h /
akt
or
regi
on
al
KA
D
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
yan
g ak
an/
me
laks
anak
an
KA
D
Fasi
lita
tor
tin
gkat
Pro
vin
si
M1
– M
6
Bis
a
dila
ksa
nak
an
be
rsam
aan
de
nga
n
kegi
atan
sosi
alis
asi d
an
atau
wo
rksh
op
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
No
te:
Akt
or
regi
on
al
yan
g su
dah
diid
en
tifi
kasi
se
dap
at
mu
ngk
in s
ela
lu
diu
nd
ang
dal
am
kegi
atan
KA
D d
i
regi
on
yan
g
dim
aksu
d.
1-A
.6.
Me
nin
gkat
kan
pe
ran
akt
if d
an
me
mb
angu
n h
ub
un
gan
an
tar
tok
oh
ku
nci
pe
nd
uk
un
g K
AD
1M
6.1
Me
laku
kan
pe
rte
mu
an/l
oka
kary
a u
ntu
k
me
nja
lin k
om
un
ikas
i de
nga
n
toko
h p
en
du
kun
g K
AD
ya
ng
tela
h d
iide
nti
fika
si
1D
6.1
Te
rbe
ntu
k n
etw
ork
ing
info
rmal
to
koh
– t
oko
h
/ ak
tor
regi
on
al K
AD
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
yan
g ak
an/
me
laks
anak
an
KA
D
Fasi
lita
tor
tin
gkat
Pro
vin
si
M7
– D
st
(Te
rus
me
ne
rus)
1-A
.7.
Me
nyu
sun
ba
seli
ne
re
gio
nal
dae
rah
yan
g ak
an b
eke
rjas
ama
→ →→→ B
ase
lin
e r
egi
on
al y
ang
dim
aksu
d m
elip
uti
:
ide
nti
fika
si p
ote
nsi
SD
A &
SD
M,
inve
nta
risa
si p
erm
asal
ahan
yan
g d
ihad
api
be
rsam
a, d
ll SD
A &
SD
M,
inve
nta
risa
si
pe
rmas
alah
an y
ang
dih
adap
i be
rsam
a, d
ll
1M
7.1
Me
laku
kan
ide
nti
fika
si
fakt
or
– f
akto
r ku
nci
yan
g
ada
di r
egi
on
se
pe
rti
�
Fisi
k (S
ara
na
da
n
Pra
sara
na)
dan
Su
mb
er
Day
a A
lam
�
Ke
pe
nd
ud
uka
n d
an
Sum
be
r D
aya
Man
usi
a
�
Hu
kum
dan
Ke
bija
kan
�
Akt
ivit
as S
ekt
ora
l
1D
7.1
Te
rku
mp
uln
ya d
ata
–
dat
a ya
ng
dib
utu
hka
n,
sep
ert
i:
� F
isik
(Sa
ran
a &
Pra
sara
na)
dan
Sum
be
r D
aya
Ala
m
� K
ep
en
du
du
kan
dan
Sum
be
r D
aya
Man
usi
a
� H
uku
m d
an
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
yan
g ak
an/
me
laks
anak
an
KA
D
Fasi
lita
tor
tin
gkat
Pro
vin
si
M7
– M
12
Ke
giat
an in
i
bis
a d
ilaku
kan
be
rsam
aan
de
nga
n
kegi
atan
1A
3.
Pe
mp
rov
bis
a
me
laku
kan
me
dia
si
(mis
aln
ya d
en
gan
lem
bag
a d
on
or)
un
tuk
me
wu
jud
kan
stu
di i
ni
Pe
mka
b/P
em
kot
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
40
| P
ag
e
Ke
gia
tan
Uta
ma
S
ub
Ke
gia
tan
O
utp
ut
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Inst
itu
si
Pe
nd
uk
un
g
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Re
nca
na
Ko
mu
nik
asi
�
Pe
me
rin
tah
an
�
Sosi
al B
ud
aya
�
Jeja
rin
g d
an k
erj
a sa
ma
regi
on
al y
ang
tela
h a
da
Ke
bija
kan
� A
ktiv
itas
Se
kto
ral
� P
em
eri
nta
han
� S
osi
al B
ud
aya,
dll
� J
eja
rin
g d
an k
erj
a
sam
a re
gio
nal
yan
g
tela
h a
da
1M
7.2
Me
nam
pilk
an d
ata
– d
ata
terk
um
pu
l da
lam
be
ntu
k
nar
asi,
stat
isti
k d
an
gra
fik
1D
7.2
Dat
a –
dat
a fa
kto
r
kun
ci r
egi
on
su
dah
dal
am b
en
tuk
na
rasi
,
stat
isik
dan
gra
fik.
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
yan
g ak
an/
me
laks
anak
an
KA
D
Fasi
lita
tor
tin
gkat
Pro
vin
si
M1
3
1M
7.3
Me
mb
uat
pe
ta k
on
dis
i
regi
on
al b
erd
asa
rkan
da
ta
yan
g te
rku
mp
ul d
an t
ela
h
dio
lah
1D
7.3
Te
rse
dia
nya
“P
ET
A
RE
GIO
NA
L”, s
eh
ingg
a
terg
amb
arka
n p
ote
nsi
dan
pe
rmas
alah
an
regi
on
al
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
yan
g ak
an/
me
laks
anak
an
KA
D
Fasi
lita
tor
tin
gkat
Pro
vin
si
M1
4
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
41
| P
ag
e
Ma
trik
3.2
Re
nca
na
Ak
si b
erd
asa
rka
n R
inci
an
Ke
gia
tan
Uta
ma
(T
ah
ap
2)
TA
HA
P
II
Dim
ula
iny
a K
eg
iata
n:
Bu
lan
ke
4
JUD
UL
TA
HA
PA
N
PE
RS
IAP
AN
PE
NG
OR
GA
NIS
AS
IAN
KA
D
TU
JUA
N
Un
tuk
me
nd
apat
kan
ran
can
gan
ke
sep
akat
an y
ang
me
nca
kup
be
rbag
ai a
spe
k se
pe
rti k
on
sep
, pe
ngo
rgan
isas
ian
,
pe
nge
lola
an k
eu
anga
n d
ll; y
ang
kem
ud
ian
dit
uan
gkan
ke
dal
am s
uat
u n
ota
ke
sep
aham
an/M
oU
ata
up
un
be
ntu
k
ikat
an la
inn
ya.
Ke
gia
tan
Uta
ma
S
ub
Ke
gia
tan
O
utp
ut
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Inst
itu
si
Pe
nd
uk
un
g
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Re
nca
na
Ko
mu
nik
asi
2-A
.1 M
em
be
ntu
k fo
rum
To
ko
h
Ku
nci
Wil
aya
h
→ →→→ F
oru
m y
ang
be
ran
ggo
taka
n p
ara
toko
h k
un
ci w
ilaya
h in
i dib
en
tuk
un
tuk
me
mp
ers
iap
kan
pe
mb
en
tuka
n w
adah
/le
mb
aga/
org
anis
asi K
AD
2M
1.1
Me
laku
kan
pe
rte
mu
an –
pe
rte
mu
an in
form
al u
ntu
k
me
mb
ahas
te
ma
– t
em
a K
AD
2D
1.1
Be
rte
mu
nya
akt
or
kun
ci
wila
yah
un
tuk
me
mp
erk
uat
ras
a
keb
ers
amaa
n r
egi
on
al
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
Fasi
lita
tor
tin
gkat
Pro
vin
si
M4
– M
7
Pe
mp
rov
bis
a
be
rpe
ran
se
bag
ai
fasi
litat
or
2M
1.2
Me
mb
en
tuk
“Fo
rum
To
koh
Ku
nci
”
un
tuk
me
mb
aha
s p
em
be
ntu
kan
KA
D
2D
1.2
Te
rbe
ntu
knya
“Fo
rum
To
koh
Ku
nci
”
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
Fasi
lita
tor
tin
gkat
Pro
vin
si
M8
P
em
pro
v b
isa
be
rpe
ran
se
bag
ai
fasi
litat
or
2-A
.2 M
en
yusu
n d
raft
Ko
nse
p
KA
D
→ →→→ M
elip
uti
vis
i, m
isi,
ide
nti
fika
si
lingk
up
se
rta
pri
ori
tas
sekt
or/
bid
ang/
ob
yek
yan
g ak
an
dik
erj
asam
akan
(b
erd
asar
kan
dat
a
ba
seli
ne
re
gio
na
l yan
g te
lah
dis
usu
n p
ada
tah
ap in
isia
si),
&
ren
can
a p
ela
ksan
aan
ke
rjas
am
a
2M
2.1
“Fo
rum
To
koh
ku
nci
” m
em
be
ntu
k
tim
yan
g b
ert
uga
s u
ntu
k
me
nyi
apka
n d
raft
ko
nse
p K
AD
&
dra
ft r
en
can
a ke
lem
bag
aan
de
nga
n d
ifa
silit
asi
ole
h P
em
pro
v
2D
2.1
Tim
pe
nyu
sun
dra
ft
kon
sep
KA
D t
erb
en
tuk
Pe
mp
rov,
Foru
m T
oko
h
Ku
nci
Fasi
lita
tor
tin
gkat
Pro
vin
si
M8
-
2M
2.2
Tim
yan
g te
rbe
ntu
k m
en
yia
pka
n
dan
me
nyu
sun
dra
ft k
on
sep
KA
D,
teru
tam
a vi
si d
an m
isi s
ert
a
pri
ori
tas
ob
yek
kerj
asam
a
2D
2.2
Te
rse
dia
nya
dra
ft K
on
sep
KA
D
Pe
mp
rov,
Foru
m T
oko
h
Ku
nci
Fasi
lita
tor
tin
gkat
Pro
vin
si
M8
– M
9
Dip
erl
uka
n
du
kun
gan
dar
i
pro
fesi
on
al d
i
bid
ang
KA
D u
ntu
k
me
laku
kan
kaj
ian
kele
mb
aga
an K
AD
2M
2.3
Me
mp
ub
likas
ikan
dra
ft k
on
sep
KA
D
me
lalu
i me
kan
ism
e p
ub
lic
he
ari
ng
2D
2.3
Te
rpu
blik
asik
an
nya
Dra
ft
Ko
nse
p K
AD
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
Fasi
lita
tor
tin
gkat
Pro
vin
si
M1
0
-
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
42
| P
ag
e
Ke
gia
tan
Uta
ma
S
ub
Ke
gia
tan
O
utp
ut
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Inst
itu
si
Pe
nd
uk
un
g
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Re
nca
na
Ko
mu
nik
asi
2-A
.3 M
en
yusu
n d
raft
/ re
nca
na
wad
ah k
ele
mb
agaa
n
→ →→→ M
elip
uti
ko
nse
p r
anca
nga
n b
en
tuk
wad
ah/l
em
bag
a/o
rgan
isa
si K
AD
be
sert
a st
rukt
ur
org
anis
asi d
an
SDM
yan
g ak
an d
ud
uk
did
alam
nya
,
ide
nti
fika
si S
KP
D p
ela
ksan
a te
knis
wad
ah t
sb, m
asa
kep
en
guru
san
sert
a m
asa
KA
D;
sert
a re
nca
na
me
kan
ism
e p
em
bia
yaan
nya
2M
3.1
Tim
yan
g te
rbe
ntu
k m
ela
kuka
n
kajia
n a
kad
em
is s
ingk
at t
erh
ada
p
keb
utu
ha
n w
adah
KA
D s
ert
a
be
ntu
k w
adah
yan
g se
suai
2D
3.1
Lap
ora
n k
ajia
n a
kad
em
is
me
nge
nai
ke
bu
tuh
an d
an
be
ntu
k w
adah
KA
D
Pe
mp
rov,
Foru
m T
oko
h
Ku
nci
Fasi
lita
tor
tin
gkat
Pro
vin
si
M1
0 –
M1
1
Dip
erl
uka
n
du
kun
gan
dar
i
pro
fesi
on
al d
i
bid
ang
KA
D u
ntu
k
me
laku
kan
kaj
ian
kele
mb
aga
an K
AD
2M
3.2
Tim
me
nyu
sun
dra
ft w
adah
KA
D
sesu
ai d
en
gan
has
il ka
jian
da
n
kese
pa
kata
n b
ers
ama
2D
3.2
Te
rsu
sun
nya
dra
ft w
adah
KA
D. D
raft
wad
ah K
AD
ini
me
lipu
ti h
al –
hal
:
� B
en
tuk
keo
rgan
isa
sian
/wad
ah
KA
D
� S
tru
ktu
r w
adah
KA
D
� S
DM
pe
laks
an
a/p
en
gge
rak
wad
ah K
AD
� P
em
bia
yaan
wad
ah
KA
D
Pe
mp
rov,
Foru
m T
oko
h
Ku
nci
Fasi
lita
tor
tin
gkat
Pro
vin
si
M1
2 –
M1
3
2-A
.4 M
en
yusu
n d
raft
kese
pak
atan
pe
laks
anaa
n
KA
D
→ →→→ D
alam
dra
ft k
ese
pak
atan
(ran
can
gan
MO
U)
un
tuk
me
laks
anak
an K
AD
te
rcak
up
be
be
rap
a h
al
terk
ait
de
nga
n p
em
bia
yaan
,
pe
nge
lola
an s
ert
a ke
giat
an/o
bye
k
yan
g ak
an d
ike
rjas
amak
an
2M
4.1
Pe
nyu
sun
an d
raft
ke
sep
akat
an
be
rsam
a (M
oU
) p
ela
ksa
naa
n K
AD
ole
h t
im
2D
4.1
Te
rse
dia
nya
dra
ft
Ke
sep
akat
an
Be
rsam
a
(Mo
U)
Pe
mp
rov,
Foru
m T
oko
h
Ku
nci
Fasi
lita
tor
tin
gkat
Pro
vin
si
M1
4 -
M1
5
Pe
mp
rov
bis
a
me
mfa
silit
asi
2-A
.5 M
ela
kuka
n p
en
guat
an
kom
itm
en
2M
5.1
Me
laku
kan
pe
rte
mu
an in
form
al
ruti
n a
kto
r ku
nci
KA
D
2D
5.1
Te
rse
len
ggar
an
ya
pe
rte
mu
an r
uti
n a
kto
r
kun
ci K
AD
ya
ng
did
oku
me
nta
sika
n
Pe
mp
rov,
Foru
m T
oko
h
Ku
nci
Fasi
lita
tor
tin
gkat
Pro
vin
si
Te
rus
me
ne
rus,
be
rkal
a
mis
aln
ya 3
kal
i
dal
am s
eta
hu
n
Pe
mp
rov
bis
a
me
mfa
silit
asi
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
43
| P
ag
e
Ke
gia
tan
Uta
ma
S
ub
Ke
gia
tan
O
utp
ut
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Inst
itu
si
Pe
nd
uk
un
g
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Re
nca
na
Ko
mu
nik
asi
→ →→→ K
egi
atan
ini m
elib
atka
n s
elu
ruh
toko
h k
un
ci p
ela
ku K
AD
. Sal
ah s
atu
kegi
atan
pe
ngu
atan
ko
mit
me
n
adal
ah p
en
and
atan
gan
kese
pak
atan
be
rsa
ma/
Mo
U
2M
5.2
Me
laks
anak
an
se
min
ar/w
ork
sho
p
pe
mah
aman
KA
D y
ang
diik
uti
ole
h
akto
r –
akt
or
kun
ci r
egi
on
al,
teru
tam
a p
imp
ina
n/k
ep
ala
dae
rah
yan
g (a
kan
) m
ela
kuka
n K
AD
2D
5.2
Ke
giat
an
sem
inar
/wo
rksh
op
pe
mah
aman
KA
D
terl
aksa
na
dan
diik
uti
de
nga
n la
po
ran
pe
laks
an
aan
ke
giat
an
sem
inar
/wo
rksh
op
pe
mah
aman
KA
D
Pe
mp
rov,
Foru
m T
oko
h
Ku
nci
Fasi
lita
tor
tin
gkat
Pro
vin
si
M1
2
2M
5.3
Pe
nan
dat
an
gan
Ke
sep
akat
an
Be
rsam
a (M
OU
)
2D
5.3
Pe
nan
dat
an
gan
an
Mo
U
KA
D
Pe
mka
b/P
em
kot
Pe
mp
rov;
Foru
m T
oko
h
Ku
nci
M1
6
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
44
| P
ag
e
Ma
trik
3.3
Re
nca
na
Ak
si b
erd
asa
rka
n R
inci
an
Ke
gia
tan
Uta
ma
(T
ah
ap
3)
TA
HA
P
III
Dim
ula
iny
a K
eg
iata
n:
Bu
lan
ke
17
JUD
UL
TA
HA
PA
N
PE
MB
EN
TU
KA
N W
AD
AH
KA
D
TU
JUA
N
Un
tuk
me
legi
tim
asik
an 2
tah
apan
pe
rtam
a (t
ahap
inis
iasi
dan
pe
rsia
pan
pe
ngo
rgan
isas
ian
KA
D)
de
nga
n m
em
be
ntu
k su
atu
wad
ah K
erj
asam
a A
nta
r D
aera
h y
ang
dis
ep
akat
i be
rsam
a se
suai
de
nga
n k
eb
utu
han
dan
ko
nd
isi r
egi
on
al
Ke
gia
tan
Uta
ma
S
ub
Ke
gia
tan
O
utp
ut
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Inst
itu
si
Pe
nd
uk
un
g
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Re
nca
na
Ko
mu
nik
asi
3-A
.1 M
en
yusu
n d
raft
Pe
rjan
jian
Ke
rjas
ama
KA
D
→ →→→ D
raft
Pe
rjan
jian
Ke
rjas
am
a K
AD
dib
uat
ole
h F
oru
m T
oko
h K
un
ci
Wila
yah
yan
g su
dah
terb
en
tuk
3M
1.1
Pe
nyu
sun
an d
raft
Pe
rjan
jian
Ke
rjas
ama
be
rdas
arka
n M
oU
yan
g d
ise
pak
ati
3D
1.1
Dra
ft P
erj
anjia
n
Ke
rjas
ama
KA
D s
ud
ah
ters
ed
ia
Foru
m T
oko
h K
un
ci
Pe
mp
rov/
Fasi
lita
tor
tin
gkat
Pro
vin
si;
Dit
jen
PU
M
M1
7 –
M1
8
Pe
rlu
pe
nd
amp
inga
n
terh
ada
p P
em
kab
/Pe
mko
t
di d
alam
me
nyu
sun
dra
ft
Pe
rjan
jian
Ke
rja
sam
a
3M
1.2
Asi
ste
nsi
dan
Ko
nsu
lta
si d
en
gan
Dit
jen
PU
M d
an
ata
u P
rovi
nsi
3-A
.2 P
en
and
atan
gan
an
Pe
rjan
jian
Ke
rjas
ama
→ →→→ P
erj
anjia
n K
erj
asam
a
dit
and
atan
gan
i ole
h
Ke
pal
a D
aera
h y
ang
me
laku
kan
KA
D
3M
2.1
Pe
nan
dat
an
gan
an
Pe
rjan
jian
Ke
rjas
ama
3D
2.1
Pe
rjan
jian
Ke
rja
sam
a
sud
ah d
ita
nd
atan
gan
i
ole
h p
imp
inan
dae
rah
mas
ing
– m
asi
ng
dan
sah
se
cara
hu
kum
Pe
mka
b/P
em
kot
Pe
mp
rov;
Dit
jen
PU
M
M1
8
Pe
mp
rov
bis
a
me
nd
amp
ingi
3-A
.3 M
em
be
ntu
k
wad
ah K
AD
→ →→→ B
en
tuk
wad
ah K
AD
terg
antu
ng
keb
utu
han
dae
rah
3M
3.1
Me
mb
en
tuk/
me
nd
irik
an w
adah
KA
D y
ang
dis
ep
akat
i me
lalu
i
kese
pa
kata
n r
esm
i
3D
3.1
Wad
ah K
AD
te
rbe
ntu
k
Foru
m T
oko
h K
un
ci
Pe
mp
rov/
Fasi
lita
tor
tin
gkat
pro
vin
si
M1
9
Pe
mp
rov/
Fasi
litat
or
tin
gkat
Pro
vin
si b
isa
me
mfa
silit
asi
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
45
| P
ag
e
Ke
gia
tan
Uta
ma
S
ub
Ke
gia
tan
O
utp
ut
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Inst
itu
si
Pe
nd
uk
un
g
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Re
nca
na
Ko
mu
nik
asi
3-A
.4 M
ela
kuka
n
r
ekr
utm
en
SD
M
un
tuk
op
era
sio
nal
KA
D
3M
4.1
Me
ne
ntu
kan
kri
teri
a SD
M y
an
g
akan
du
du
k d
i tia
p P
okj
a.
Me
lipu
ti:
�
Jen
is k
eah
lian
yan
g
dib
utu
hka
n
�
Ap
akah
dar
i SD
M in
tern
al
PN
S) a
tau
e
kste
rnal
(pro
fesi
on
al)
Ca
tata
n:
4M
2.2
-4M
2.4
ad
alah
lan
gkah
ya
ng
dila
kuka
n ji
ka
akan
me
rekr
ut
SDM
dar
i
kala
nga
n p
rofe
sio
nal
.
3D
4.1
Kri
teri
a SD
M y
ang
dib
utu
hka
n u
ntu
k
me
ngi
si P
okj
a
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
P
em
kab
/
Pe
mko
t
M2
0
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
de
nga
n b
antu
an f
asili
tato
r
dar
i pro
vin
si (
jika
dip
erl
uka
n)
3M
4.2
Me
mb
uka
/me
ngu
mu
mka
n
low
on
gan
pe
kerj
aan
. M
isal
nya
de
nga
n p
asa
ng
ikla
n
di m
ed
ia (
sura
t ka
bar
, in
tern
et,
rad
io, d
ll);
me
ngh
ub
un
gi
inst
itu
si p
en
did
ikan
, org
anis
asi
pro
fesi
, pe
rusa
haa
n p
en
cari
ten
aga
kerj
a p
rofe
sio
nal
, dll
3D
4.2
Te
rjar
ingn
ya b
eb
era
pa
kan
did
at
SDM
yan
g ak
an
du
du
k d
alam
Po
kja
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
P
em
kab
/
Pe
mko
t
M2
0
3M
4.3
Pro
ses
sele
ksi &
pe
ne
rim
aan
M
isal
nya
de
nga
n t
aha
pan
sb
b:
�
Me
ne
rim
a su
rat
lam
ara
n
(un
tuk
me
nd
apa
tkan
info
rmas
i pe
nga
lam
an
pe
lam
ar k
erj
a)
�
Me
laku
kan
te
st d
en
gan
mat
eri
pe
nge
tah
ua
n t
en
tan
g
KA
D, k
em
amp
ua
n
man
aje
rial
, dll
�
Waw
anca
ra
�
Me
me
riks
a re
fere
nsi
Ke
pu
tusa
n p
en
eri
maa
n S
DM
3D
4.3
Te
rpili
hn
ya S
DM
pro
fesi
on
al u
ntu
k p
okj
a
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
P
em
kab
/
Pe
mko
t
M2
1-M
22
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
46
| P
ag
e
Ke
gia
tan
Uta
ma
S
ub
Ke
gia
tan
O
utp
ut
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Inst
itu
si
Pe
nd
uk
un
g
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Re
nca
na
Ko
mu
nik
asi
3M
4.4
Ori
en
tasi
bag
i SD
M t
erp
ilih
→Y
aitu
pe
nge
na
lan
sit
uas
i ke
rja
pad
a p
ega
wai
te
nta
ng
kon
sep
wad
ah K
AD
, tu
po
ksin
ya, h
ak
SDM
yb
s (p
en
ghas
ilan
, jam
kerj
a, h
ak c
uti
, fas
ilita
s d
ll),
ruan
g lin
gku
p t
uga
s, d
ll
3D
4.4
Pe
mah
aman
SD
M
terp
ilih
te
rhad
ap
tu
po
ksi
sert
a h
ak/k
ew
ajib
ann
ya
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
P
em
kab
/
Pe
mko
t
M2
3
3-A
.5 M
en
yusu
n d
raft
pe
ren
can
aan
KA
D
→ D
raft
Pe
ren
can
aan
terd
iri d
ari:
�
Dra
ft R
en
stra
wila
yah
�
Dra
ft m
ile
sto
ne
s
wila
yah
�
Dra
ft a
ctio
n p
lan
KA
D
3M
5.1
Me
nyu
sun
dra
ft R
en
stra
wila
yah
KA
D
3D
5.1
Dra
ft R
en
stra
wila
yah
KA
D
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
P
em
kab
/
Pe
mko
t;
Pe
mp
rov/
Fasi
lita
tor
tin
gkat
pro
vin
si
M2
4 –
M2
6
Wa
da
h K
AD
me
ny
usu
n
dra
ft p
ere
nca
na
an
be
rko
ord
ina
si d
en
ga
n
pe
mk
ab
/pe
mk
ot
terk
ait
sert
a b
an
tua
n d
ari
fasi
lita
tor
tin
gk
at
pro
vin
si
(jik
a d
ipe
rlu
ka
n)
3M
5.2
Me
nyu
sun
dra
ft M
ilest
on
e
wila
yah
KA
D
3D
5.2
Dra
ft M
ilest
on
e w
ilaya
h
KA
D
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
M
24
– M
26
3M
5.3
Me
nyu
sun
dra
ft A
ctio
n P
lan
KA
D
3D
5.3
Dra
ft A
ctio
n P
lan
KA
D
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
M
24
– M
26
3-A
.6 M
en
en
tuka
n
me
kan
ism
e
pe
mb
iaya
an d
an
pe
nge
lola
an a
set
kegi
atan
KA
D
→ →→→ M
elip
uti
pe
mb
iaya
an
un
tuk
kegi
atan
op
era
sio
nal
dan
imp
lem
en
tasi
pro
gra
m/
kegi
atan
; se
rta
keje
lasa
n p
en
gelo
laan
ase
t
3M
6.1
Pe
mb
ahas
an a
lte
rnat
if s
um
be
r-
sum
be
r p
em
bia
yaan
da
n
me
kan
ism
e p
en
gan
ggar
an (
bai
k
un
tuk
op
era
sio
nal
ma
up
un
imp
lem
en
tasi
ke
giat
an
/
pro
gram
KA
D)
→P
em
bah
asan
su
mb
er
pe
mb
iaya
an &
me
kan
ism
e
pe
nga
ngg
ara
n m
en
gacu
pad
a
pe
ratu
ran
pe
run
dan
gan
/
regu
lasi
te
rkai
t se
rta
kem
amp
uan
/ka
pas
ita
s d
aera
h
→P
em
bah
asan
me
kan
ism
e
pe
mb
iaya
an u
ntu
k
imp
lem
en
tasi
ke
giat
an
/
pro
gram
KA
D m
en
gacu
pa
da
do
kum
en
pre
nca
naa
n y
ang
tela
h d
ise
pak
ati
3D
6.1
Te
rid
en
tifi
kasi
nya
be
be
rap
a al
tern
atif
sum
be
r p
em
bia
yaan
&
me
kan
ism
e
pe
nga
ngg
ara
n u
ntu
k
kegi
atan
op
era
sio
nal
KA
D s
ert
a im
ple
me
nta
si
kegi
atan
/pro
gram
KA
D
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
P
em
kab
/
Pe
mko
t;
Pe
mp
rov/
Fasi
lita
tor
tin
gkat
pro
vin
si
M2
7 -
M2
9
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
be
rko
ord
ina
si d
en
gan
pe
mka
b/p
em
kot
terk
ait
sert
a b
an
tuan
fa
silit
ato
r
dar
i pro
vin
si (
jika
dip
erl
uka
n)
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
47
| P
ag
e
Ke
gia
tan
Uta
ma
S
ub
Ke
gia
tan
O
utp
ut
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Inst
itu
si
Pe
nd
uk
un
g
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Re
nca
na
Ko
mu
nik
asi
3M
6.2
Pe
ne
ntu
an s
um
be
r p
em
bia
yaan
sert
a m
eka
nis
me
pe
nga
ngg
ara
nn
ya
3D
6.2
Ke
sep
akat
an
/ko
mit
me
n
par
a an
ggo
ta K
AD
ten
tan
g su
mb
er
pe
mb
iaya
an d
an
pe
nga
ngg
ara
nn
ya
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
P
em
kab
/
Pe
mko
t;
Pe
mp
rov/
Fasi
lita
tor
tin
gkat
pro
vin
si
M3
0
3-A
.7 M
em
bu
at P
erd
a
ttg
Pe
mb
en
tuka
n
wad
ah K
AD
→ P
erd
a d
imak
sud
kan
un
tuk
me
mb
eri
keku
atan
hu
kum
se
rta
keb
erl
anju
tan
wad
ah
KA
D y
ang
sud
ah
terb
en
tuk
3M
7.1
Me
laku
kan
inis
iasi
pe
nyu
sun
an
Pe
rda
Pe
mb
antu
kan
wad
ah
KA
D
3D
7.1
Dra
ft P
erd
a K
AD
Pe
mka
b/P
em
kot/
DP
RD
P
em
pro
v;
Dit
jen
PU
M
M1
8 –
M3
6
Pe
rda
dib
uat
ole
h m
asi
ng-
mas
ing
Pe
mka
b/P
em
kot
yan
g m
ela
kuka
n K
AD
de
nga
n d
ifa
silit
asi
ole
h
Pe
mp
rov
dan
be
rko
nsu
ltas
i de
nga
n
Dit
jen
PU
M
3M
7.2
Me
ne
tap
kan
Pe
rda
KA
D
3D
7.2
Dit
eta
pka
nn
ya P
erd
a
ten
tan
g K
AD
Pe
mka
b/P
em
kot/
DP
RD
P
em
pro
v;
Dit
jen
PU
M
M3
6
3-A
.8 T
ran
sfe
r B
est
Pra
ctic
es
→ →→→ K
egi
atan
ini
dim
aksu
dka
n a
gar
dae
rah
yan
g ak
an
me
laku
kan
KA
D
me
nd
apat
kan
gam
bar
an je
las
ten
tan
g
inis
asi,
pe
mb
en
tuka
n
dan
imp
lem
en
tasi
KA
D,
seh
ingg
a b
isa
me
nge
tah
ui f
akto
r-
fakt
or
krit
is y
ang
me
ne
ntu
kan
keb
erh
asila
n m
aup
un
kega
gala
n s
uat
u K
AD
.
3M
8.1
Dit
jen
PU
M/P
rop
insi
me
mo
bili
sasi
/ m
en
gorg
an
isir
kegi
atan
stu
di b
and
ing
yan
g
diik
uti
ole
h p
ihak
pe
me
rin
tah
dae
rah
ka
bu
pat
en
/ko
ta
pro
pin
si
(bis
a d
ijad
ikan
sat
u r
angk
aian
de
nga
n k
egi
atan
so
sia
liasi
)
3D
8.1
Te
rse
len
ggar
an
ya
kegi
atan
stu
di b
and
ing
yan
g d
imo
bili
sasi
Dit
jen
PU
M/P
rop
insi
Dit
jen
Pu
m, P
em
pro
v,
Pe
mka
b/
Pe
mko
t/
Wad
ah K
AD
M5
– M
6
M1
7 –
M1
8
M2
9 –
M3
0
Dit
jen
PU
M/
Pe
mp
rov
me
mfa
silit
asi
3M
8.2
Pih
ak k
abu
pat
en
/ko
ta y
ang
me
laku
kan
KA
D m
ela
kuka
n
stu
di b
and
ing
3D
8.2
Te
rse
len
ggar
an
ya
kegi
atan
stu
di b
and
ing
yan
g d
ilaku
kan
se
nd
iri
ole
h p
iha
k d
aera
h y
ang
be
kerj
asa
ma
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
Wad
ah K
AD
M
17
– M
18
-
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
48
| P
ag
e
Ke
gia
tan
Uta
ma
S
ub
Ke
gia
tan
O
utp
ut
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Inst
itu
si
Pe
nd
uk
un
g
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Re
nca
na
Ko
mu
nik
asi
3-A
.9 M
ela
kuka
n k
ajia
n
& r
evi
si p
era
tura
n
pe
run
dan
gan
ten
tan
g al
tern
atif
be
ntu
k w
adah
KA
D
3M
9.1
Me
laku
kan
kaj
ian
pe
ratu
ran
pe
run
dan
gan
te
rkai
t
wad
ah/o
rgan
isas
i KA
D
3D
9.1
Kaj
ian
pe
ratu
ran
pe
run
dan
gan
te
rkai
t
wad
ah/o
rgan
isas
i KA
D
Dit
jen
PU
M
Pe
mp
rov;
Pe
mka
b/
Pe
mko
t;
Inst
ansi
terk
ait
di
tin
gkat
pu
sat
M1
– M
18
D
itje
n P
UM
be
rko
mu
nik
asi d
an
be
kerj
a s
ama
de
nga
n
dae
rah
(Pro
vin
si/K
abu
pat
en
/Ko
ta)
sert
a K
em
en
teri
an d
an
Lem
bag
a te
rkai
t 3
M9
.2
Me
laku
kan
re
visi
pe
ratu
ran
pe
run
dan
gan
te
rkai
t
wad
ah/o
rgan
isas
i KA
D
3D
9.2
Re
visi
pe
ratu
ran
pe
run
dan
gan
te
rkai
t
wad
ah/o
rgan
isas
i KA
D
M1
9 –
M3
6
3-A
.10
Me
laku
kan
sin
kro
nis
asi/
har
mo
nis
asi
pe
ratu
ran
pe
run
dan
gan
terk
ait
me
kan
ism
e
pe
mb
iaya
an d
an
pe
rtan
ggu
ngj
awa
ban
KA
D
3M
10
.1
Me
laku
kan
sin
kro
nis
asi/
har
mo
nis
asi
pe
ratu
ran
pe
run
dan
gan
te
rkai
t
me
knis
me
pe
mb
iaya
an d
an
pe
rtan
ggu
ngj
awab
an K
AD
3D
10
.1
Sin
kro
nis
asi/
har
mo
nis
asi
pe
ratu
ran
pe
run
dan
gan
terk
ait
me
knis
me
pe
mb
iaya
an d
an
pe
rtan
ggu
ngj
awab
an
KA
D
Dit
jen
PU
M
Inst
ansi
terk
ait
di
tin
gkat
pu
sat
M1
– M
36
D
itje
n P
UM
be
rko
mu
nik
asi d
an
be
rko
ord
ina
si d
en
gan
Ke
me
nte
rian
/Le
mb
aga
terk
ait
sep
ert
i Ke
me
nke
u,
Bap
pe
na
s, K
PD
T d
ll.
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
49
| P
ag
e
Ma
trik
3.4
Re
nca
na
Ak
si b
erd
asa
rka
n R
inci
an
Ke
gia
tan
Uta
ma
(T
ah
ap
4)
TA
HA
P
IV
Dim
ula
iny
a K
eg
iata
n:
Bu
lan
ke
17
JUD
UL
TA
HA
PA
N
IMP
LEM
EN
TA
SI
KA
D
TU
JUA
N
Un
tuk
me
laks
anak
an s
em
ua
ren
can
a d
an k
ese
pak
atan
yan
g su
dah
dib
uat
me
lalu
i wad
ah K
AD
yan
g su
dah
dib
en
tuk
Ke
gia
tan
Uta
ma
S
ub
Ke
gia
tan
O
utp
ut
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Inst
itu
si
Pe
nd
uk
un
g
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Re
nca
na
Ko
mu
nik
asi
4-A
.1 M
em
be
ntu
k
Ke
lom
po
k K
erj
a
pe
laks
ana
KA
D
→K
elo
mp
ok
Ke
rja
atau
Po
kja
(wo
rkin
g g
rou
p)
yan
g
dib
en
tuk
nan
tin
ya a
kan
me
laks
anak
an
kegi
atan
/op
era
sio
nal
KA
D,
me
nje
mb
atan
i &
me
ngk
om
un
ika
sika
n
kegi
atan
-ke
giat
an y
ang
akan
dila
kuka
n k
ep
ada
par
a
dae
rah
an
ggo
ta K
AD
4M
1.1
Me
laku
kan
kaj
ian
te
rhad
ap
bid
ang
po
kja
yan
g d
ibu
tuh
kan
(dis
esu
aika
n d
en
gan
bid
ang/
ob
yek
yan
g
dik
erj
asam
aka
n)
4D
1.1
Te
rid
en
tifi
kasi
nya
Bid
ang-
bid
ang
Po
kja
yan
g d
ibu
tuh
kan
Wad
ah/o
rgan
isa
si
KA
D
Pe
mka
b/
Pe
mko
t;
Pe
mp
rov/
Fasi
lita
tor
tin
gkat
pro
vin
si
M2
4
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
de
nga
n b
antu
an
fasi
litat
or
dar
i pro
vin
si
4M
1.2
Me
laku
kan
kaj
ian
te
rhad
ap
Jo
b
De
scri
pti
on
(A
nal
isa
jab
atan
) ti
ap
bid
ang
Po
kja,
me
lipu
ti:
•
Po
la t
uga
s
•
Hak
dan
ke
waj
iban
•
We
we
nan
g
•
Tan
ggu
ng
Jaw
ab
•
SDM
yan
g d
ibu
tuh
kan
4D
1.2
Te
rse
dia
nya
Jo
b
de
scri
pti
on
tia
p b
ida
ng
Po
kja
Wad
ah/o
rgan
isa
si
KA
D
M2
4
4M
1.3
Pe
mb
en
tuka
n b
eb
era
pa
Po
kja
de
nga
n b
idan
g te
rte
ntu
4D
1.3
Te
rbe
ntu
knya
be
be
rap
a
Po
kja
bid
ang
tert
en
tu
Wad
ah/o
rgan
isa
si
KA
D
M2
5
4-A
.2 M
em
fasi
litas
i
kom
un
ikas
i an
tar
SKP
D
di b
idan
g p
ela
yan
an
pu
bik
te
rte
ntu
4M
2.1
Me
nga
da
kan
pe
rte
mu
an
ru
tin
un
tuk
kom
un
ikas
i an
tar
SKP
D
→se
jak
terb
en
tuk
wad
ah s
amp
ai
de
nga
n im
ple
me
nta
si k
egi
atan
4D
2.1
Te
rjad
inya
ko
mu
nik
asi
,
kerj
asam
a d
an
koo
rdin
asi (
3k)
an
tar
SKP
D t
erk
ait
Wad
ah/o
rgan
isa
si
KA
D
Pe
mp
rov/
Fasi
lita
tor
tin
gkat
pro
vin
si
Mu
lai M
22
da
n
be
rsif
at t
eru
s
me
ne
rus
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
yan
g su
dah
te
rbe
ntu
k
de
nga
n S
KP
D d
ari t
iap
dae
rah
an
ggo
ta K
AD
;
dib
antu
fas
ilita
tor
pro
vin
si (
jika
dip
erl
uka
n)
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
50
| P
ag
e
Ke
gia
tan
Uta
ma
S
ub
Ke
gia
tan
O
utp
ut
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Inst
itu
si
Pe
nd
uk
un
g
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Re
nca
na
Ko
mu
nik
asi
→W
adah
KA
D m
em
fasi
lita
si
kom
un
ikas
i dg
tuju
an u
ntu
k
me
nsi
ne
rgik
an p
rogr
am
kerj
a m
asin
g-m
asi
ng
SKP
D
agar
te
rjad
i ke
sela
rasa
n
pro
gram
ke
rja
yan
g
man
faat
nya
dir
asak
an
wila
yah
se
cara
be
rsam
a-
sam
a
4-A
.3.
Me
mb
uka
dan
me
mb
ina
hu
bu
nga
n
de
nga
n s
um
be
r
pe
nd
anaa
n
4M
3.1
Pe
mb
ahas
an k
egi
ata
n K
AD
yan
g
me
mb
utu
hka
n
ban
tua
n/k
erj
asam
a (t
ekn
is
mau
pu
n d
ana)
dar
i lu
ar
4D
3.1
Daf
tar
kegi
atan
+ j
en
is/
be
sarn
ya b
antu
an (
tekn
is
mau
pu
n d
ana)
+
ide
nti
tas
sum
be
r d
ana
(m
isal
nya
pih
ak s
was
ta y
ang
be
rge
rak
di b
idan
g te
rte
ntu
,
kem
en
tria
n t
erk
ait
di
tin
gkat
pu
sat,
pe
rgu
ruan
tin
ggi,
do
no
r, d
ll)
Wad
ah/o
rgan
isa
si
KA
D;
Pe
mko
t/P
em
kab
Pe
mp
rov/
Fasi
lita
tor
tin
gkat
pro
vin
si
M3
1
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
be
rko
ord
ina
si d
en
gan
Pe
mp
rov
dif
asili
tasi
ole
h
fasi
litat
or
tin
gkat
pro
pin
si
4M
3.2
Me
nga
da
kan
pe
rte
mu
an
de
nga
n
sum
be
r p
en
dan
aan
un
tuk
me
nja
jaki
ke
mu
ngk
inan
kerj
asam
a/ m
en
dap
at b
an
tuan
4D
3.2
Ke
sep
akat
an
be
ntu
k
kerj
asam
a/ b
antu
an
yan
g ak
an d
ibe
rika
n
Wad
ah/o
rgan
isa
si
KA
D;
Pe
mko
t/P
em
kab
Pe
mp
rov/
Fasi
lita
tor
tin
gkat
pro
vin
si
M3
2
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
dif
asili
tasi
ole
h
Pro
vin
si/f
asili
tato
r
tin
gkat
pro
pin
si, d
en
gan
sum
be
r p
en
dan
aan
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
51
| P
ag
e
Ma
trik
3.5
Re
nca
na
Ak
si b
erd
asa
rka
n R
inci
an
Ke
gia
tan
Uta
ma
(T
ah
ap
5)
TA
HA
P
V
Dim
ula
iny
a K
eg
iata
n:
Bu
lan
ke
1
JUD
UL
TA
HA
PA
N
MO
NIT
OR
ING
EV
ALU
AS
I &
PE
NIN
GK
AT
AN
KA
PA
SIT
AS
(C
AP
AC
ITY
BU
ILD
ING
)
TU
JUA
N
1. M
ela
kuka
n k
om
un
ikas
i, ke
rjas
ama
dan
ko
ord
inas
i (3
k) d
i tin
gkat
pu
sat
& p
rovi
nsi
un
tuk
me
nd
uku
ng
inis
iati
f K
AD
.
2. M
ela
kuka
n m
on
ito
rin
g d
an e
valu
asi t
erh
adap
KA
D
3. M
en
ingk
atka
n k
ual
itas
SD
M y
ang
terk
ait
de
nga
n K
AD
di s
em
ua
tin
gkat
an.
Ke
gia
tan
Uta
ma
S
ub
Ke
gia
tan
O
utp
ut
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Inst
itu
si
Pe
nd
uk
un
g
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Re
nca
na
Ko
mu
nik
asi
5-A
.1.
Me
mb
en
tuk
Sekr
eta
riat
Be
rsam
a (S
ekb
er)
KA
D d
i
tin
gkat
pu
sat
→ →→→
Sekb
er
dih
arap
kan
bis
a m
en
jad
i:
�
Pu
sat
Pe
laya
nan
KA
D (
KA
D
Ce
ntr
e)
yan
g m
em
be
rika
n
fasi
lita
si/m
ed
iasi
/ in
isia
si b
agi
KA
D y
ang
me
mb
utu
hka
n
�
Wad
ah 3
K (
kom
un
ikas
i,
koo
rdin
asi,
dan
ke
rjas
ama)
bag
i sta
ke
ho
lde
r te
rkai
t d
i
tin
gkat
pu
sat
shg
me
mp
erm
ud
ah p
rose
s
sin
kro
nis
asi/
har
mo
nis
asi
/
revi
si p
era
tura
n
�
Me
laku
kan
pe
mb
inaa
n d
an
pe
nga
was
an (
bin
wa
s) d
en
gan
me
nd
uku
ng
ters
ele
ngg
aran
ya
kegi
atan
mo
ne
v
�
Me
nye
len
ggar
akan
ca
pa
city
bu
ild
ing
bag
i dae
rah
yan
g
me
mb
utu
hka
n
5M
1.1
Me
nyu
sun
ko
nse
p S
ekb
er
(di
tin
gkat
pu
sat)
me
lipu
ti:
� K
ean
ggo
taan
/str
ukt
ur
org
anis
asi
� T
uga
s/fu
ngs
i/w
ew
en
an
g
� P
rose
du
r d
an
Tat
a K
erj
a
� M
eka
nis
me
Pe
mb
iaya
an
5D
1.1
Ko
nse
p k
ele
mb
agaa
n
dan
pe
mb
iaya
an
Sekb
er
Dit
jen
PU
M
- M
1 –
M3
D
itje
n P
UM
be
kerj
asa
ma
de
nga
n
nar
asu
mb
er/
ahli
KA
D
5M
1.2
Pe
nyu
sun
an D
raft
Ke
pu
tusa
n
Me
nte
ri D
alam
Ne
geri
te
nta
ng
Pe
mb
en
tuka
n S
ekb
er
5D
1.2
Dra
ft K
ep
utu
san
Me
nte
ri D
alam
Ne
geri
ten
tan
g P
em
be
ntu
kan
Sekb
er
Dit
jen
PU
M
- M
3 –
M6
-
5M
1.3
Pe
mb
ahas
an k
on
sep
kele
mb
aga
an/
pe
mb
iaya
an S
ekb
er
dan
dra
ft K
ep
utu
san
Me
nte
ri
Dal
am N
ege
ri
5D
1.3
Ko
nse
p S
ekb
er
sert
a
Ke
pu
tusa
n M
en
dag
ri
Fin
al, s
iap
un
tuk
di
imp
lem
en
tasi
kan
Dit
jen
PU
M
Inst
ansi
Pu
sat
terk
ait
M7
– M
8
Dit
jen
PU
M
be
rko
ord
ina
si
de
nga
n B
app
en
as,
sert
a ke
me
ntr
ian
/
lem
bag
a te
rkai
t d
i
tin
gkat
pu
sat
;
be
kerj
asa
ma
de
nga
n
nar
asu
mb
er/
ahli
KA
D
5M
1.4
Pe
mb
en
tuka
n S
ekr
eta
riat
Be
rsa
ma
yan
g d
iatu
r d
en
gan
Ke
pu
tusa
n
Me
nte
ri D
alam
Ne
geri
5D
1.4
Te
rbe
ntu
knya
Sekr
eta
riat
Be
rsam
a &
dib
erl
aku
kan
nya
Ke
pu
tusa
n M
en
dag
ri
Dit
jen
PU
M
Inst
ansi
Pu
sat
terk
ait
M9
5M
1.5
Sosi
alis
asi
te
rbe
ntu
knya
Se
kbe
r d
i
tin
gkat
pu
sat
dan
da
era
h
5D
1.5
Ke
giat
an s
osi
alis
asi
Sekb
er
ters
ele
ngg
ara
Dit
jen
PU
M
Inst
ansi
Pu
sat
terk
ait
M1
0-M
12
D
itje
n P
UM
koo
rdin
asi d
g
inst
ansi
pu
sat
terk
ait
& P
em
pro
v
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
52
| P
ag
e
Ke
gia
tan
Uta
ma
S
ub
Ke
gia
tan
O
utp
ut
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Inst
itu
si
Pe
nd
uk
un
g
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Re
nca
na
Ko
mu
nik
asi
5-A
.2.
Me
nin
gkat
kan
3K
an
tar
sta
ke
ho
lde
r d
i tin
gkat
pu
sat
→ →→→S
take
ho
lde
r d
i pu
sat
me
lipu
ti
Ke
md
agri
, Bap
pe
na
s, K
PD
T,
Ke
mke
u, K
KU
KM
, dan
kem
en
tria
n t
ekn
is la
inn
ya. S
alah
satu
pri
ori
tas
kegi
atan
3K
ad
alah
kegi
atan
kaj
ian
,
har
mo
nis
asi/
sin
kro
nis
asi d
an
revi
si p
era
tura
n p
eru
nd
anga
n
terk
ait
KA
D d
en
gan
car
a
be
rko
ord
inas
i de
nga
n
kem
en
tria
n/l
em
bag
a te
rkai
t
5M
2.1
Me
nga
da
kan
pe
rte
mu
an
un
tuk
me
nja
lin k
om
un
ikas
i aw
al a
nta
r
lem
bag
a/ke
me
ntr
ian
te
rkai
t d
i
tin
gkat
pu
sat
5D
2.1
Te
rbe
ntu
knya
ne
two
rkin
g a
nta
r
lem
bag
a/ k
em
en
tria
n
terk
ait
di t
ingk
at p
usa
t
sert
a ke
sep
akat
an
un
tuk
me
nga
dak
an
pe
rte
mu
an b
erk
ala
Dit
jen
PU
M
Inst
ansi
te
rkai
t d
i
tin
gkat
pu
sat
M1
– M
2
Dit
jen
PU
M
be
rko
ord
ina
si
de
nga
n B
app
en
as
me
ngu
nd
an
g se
mu
a
kem
en
tria
n/l
em
bag
a
terk
ait
di t
ingk
at
pu
sat
(Dit
jen
Bin
a
Ban
gda
Ke
me
nd
agri
,
Ke
me
nke
u, K
PD
T,
KK
UK
M d
an
kem
en
tria
n t
ekn
is
terk
ait
lain
nya
)
5M
2.2
Me
nga
da
kan
pe
rte
mu
an
be
rkal
a
un
tuk
be
rbag
i in
form
asi (
sha
rin
g)
pe
rke
mb
anga
n t
erb
aru
se
rta
me
mb
ahas
pe
rmas
ala
han
KA
D
5D
2.2
Info
rmas
i te
rbar
u
ten
tan
g K
AD
se
rta
ters
ed
ian
ya b
eb
era
pa
alte
rnat
if p
em
eca
ha
n
mas
alah
KA
D
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er
Inst
ansi
te
rkai
t d
i
tin
gkat
pu
sat
M3
– d
st
5M
2.3
Me
mb
uat
Su
rat
Ke
pu
tusa
n/
Ed
aran
Be
rsam
a, ji
ka d
ipe
rlu
kan
→ M
isal
nya
un
tuk
me
nye
lesa
ika
n
pe
rmas
ala
han
KA
D y
an
g
me
libat
kan
leb
ih d
ari
sat
u
lem
bag
a/ke
me
ntr
ian
di t
ingk
at
pu
sat)
5M
2.3
Sura
t K
ep
utu
san
/
Ed
aran
Be
rsam
a
inst
ansi
pu
sat
terk
ait
un
tuk
pe
nye
lesa
ian
mas
alah
KA
D
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er
Inst
ansi
te
rkai
t d
i
tin
gkat
pu
sat
M3
- d
st
Dit
jen
PU
M
be
rko
ord
ina
si
de
nga
n
kem
en
tria
n/l
em
bag
a
terk
ait
di t
ingk
at
pu
sat
5-A
.3.
Me
laks
anak
an
mo
nit
ori
ng
dan
eva
luas
i →
Pro
ses
Mo
ne
v d
ilaku
kan
se
cara
be
rkal
a (s
eti
ap t
ahu
n)
5M
3.1
Me
laku
kan
pe
me
taan
KA
D, b
eru
pa
pe
ngu
mp
ula
n d
ata
ata
up
un
info
rmas
i te
nta
ng
keku
atan
/
pe
lua
ng
da
n k
ele
mah
an/
ham
bat
an (
SWO
T)
dae
rah
yan
g
sud
ah m
ela
kuka
n K
AD
5D
3.1
Da
tab
ase
/In
form
asi
SW
OT
dae
rah
yan
g
sud
ah m
ela
kuka
n K
AD
be
sert
a id
en
tifi
kasi
pe
rmas
ala
han
yan
g
dih
ada
pi
Dit
jen
PU
M,
Pe
mp
rov
Pe
mka
b/
Pe
mko
t; W
adah
KA
D
M1
– M
6
Dit
jen
PU
M b
eke
rja
sam
a d
en
gan
Pe
me
rin
tah
Pro
pin
si
5M
3.2
Me
ne
ntu
kan
kri
teri
a/in
dik
ato
r
mo
ne
v ya
ng
teru
kur
5D
3.2
Kri
teri
a
Ind
ikat
or/
par
ame
ter
Mo
ne
v
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er
-
M1
– M
6
Dit
jen
PU
M
be
rko
ord
ina
si
de
nga
n B
app
en
as,
dan
be
kerj
asam
a
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
53
| P
ag
e
Ke
gia
tan
Uta
ma
S
ub
Ke
gia
tan
O
utp
ut
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Inst
itu
si
Pe
nd
uk
un
g
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Re
nca
na
Ko
mu
nik
asi
5M
3.3
Me
laku
kan
kaj
ian
/an
alis
a
terh
ada
p d
ata/
info
rmas
i KA
D y
ang
sud
ah t
eri
de
nti
fika
si d
en
gan
me
ngg
un
akan
ind
ikat
or
mo
ne
v
5D
3.3
Has
il e
valu
asi K
AD
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er
- M
7 –
M9
d
en
gan
nar
asu
mb
er/
ahli
KA
D;
sert
a D
PR
RI
(saa
t m
em
bu
at
keb
ijaka
n)
5M
3.4
Me
ngi
de
nti
fika
si a
lte
rnat
if
keb
ijaka
n u
ntu
k m
en
yele
saik
an
pe
rmas
ala
han
KA
D b
erd
asar
kan
has
il e
valu
asi
5D
3.4
Be
be
rap
a al
tern
atif
keb
ijaka
n u
ntu
k
me
nye
lesa
ikan
pe
rmas
ala
han
KA
D
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er
- M
10
5M
3.5
Me
ne
ntu
kan
ke
bija
kan
te
rka
it K
AD
yan
g ak
an d
i im
ple
me
nta
sika
n
de
nga
n m
ela
kuka
n a
nal
isa
terh
ada
p b
eb
era
pa
alte
rnat
if
keb
ijaka
n
5D
3.5
Ke
bija
kan
te
rpili
h
un
tuk
di
imp
lem
en
tasi
kan
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er
-
M1
1
5M
3.6
Me
ngi
mp
lem
en
tasi
kan
ke
bija
kan
KA
D t
erp
ilih
5D
3.6
Imp
lem
en
tasi
keb
ijaka
n K
AD
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er
Pe
mp
rov;
Pe
mka
b/
Pe
mko
t; W
adah
KA
D
M1
1
Dit
jen
PU
M/S
ekb
er
be
rko
ord
ina
si
de
nga
n P
em
pro
v
un
tuk
mal
kasa
nak
an
mo
ne
v te
rhad
ap
wad
ah K
AD
5M
3.7
Me
laku
kan
ke
giat
an
mo
ne
v K
AD
seca
ra b
erk
ala
5D
3.7
Has
il ke
giat
an
mo
ne
v
be
rkal
a
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er
;
Pe
mp
rov
Tia
p M
12
5-A
.4.
Op
tim
alis
asi,
revi
talis
asi
dan
pe
ngu
atan
pe
ran
pro
pin
si
→ P
en
guat
an p
era
n p
rop
insi
dal
am
KA
D d
ilaku
kan
te
ruta
ma
me
lalu
i
me
kan
ism
e d
eko
nse
ntr
asi
5M
4.1
Me
laku
kan
kaj
ian
ke
mu
ngk
inan
pe
ngg
un
aan
da
na
de
kon
sen
tras
i
ole
h p
iha
k p
rop
insi
un
tuk
me
nd
oro
ng/
me
mfa
silit
asi K
AD
di
Kab
up
ate
n/K
ota
yan
g b
era
da
di
dal
am w
ilaya
hn
ya
5D
4.1
Te
rse
dia
nya
kaj
ian
kem
un
gkin
an
pe
ngg
un
aan
da
na
de
kon
sen
tras
i un
tuk
KA
D o
leh
Pe
mp
rov
Dit
jen
PU
M
Inst
ansi
te
rkai
t d
i
tin
gkat
Pu
sat
M1
– M
6
Dit
jen
PU
M
be
rko
ord
ina
si
de
nga
n K
em
en
keu
,
BP
K B
app
en
as,
DP
RR
I se
rta
nar
asu
mb
er
yan
g
ahli
KA
D d
an p
rakt
isi
KA
D
5M
4.2
Me
nyu
sun
dra
ft k
eb
ijaka
n
me
nge
nai
me
kan
ism
e p
en
ggu
na
an
dan
a d
eko
nse
ntr
asi u
ntu
k K
AD
5D
4.2
Dra
ft k
eb
ijaka
n
me
kan
ism
e
pe
ngg
un
aan
da
na
de
kon
sen
tras
i un
tuk
KA
D
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er
Inst
ansi
te
rkai
t d
i
tin
gkat
Pu
sat
M7
– M
12
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
54
| P
ag
e
Ke
gia
tan
Uta
ma
S
ub
Ke
gia
tan
O
utp
ut
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Inst
itu
si
Pe
nd
uk
un
g
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Re
nca
na
Ko
mu
nik
asi
5M
4.3
Me
laku
kan
ke
giat
an
ko
nsu
ltas
i
pu
blik
dra
ft k
eb
ijaka
n p
en
ggu
naa
n
dan
a D
eko
nse
ntr
asi
un
tuk
KA
D
5D
4.3
Dra
ft k
eb
ijaka
n
me
kan
ism
e
pe
ngg
un
aan
da
na
de
kon
sen
tras
i un
tuk
KA
D y
ang
tela
h
me
nd
apat
kan
mas
uka
n
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er
Pe
mp
rov,
Pe
mK
ab/K
ota
,
Wad
ah K
AD
M1
3 –
M1
5
Dit
jen
PU
M/S
ekb
er
me
ngu
nd
an
g p
ihak
Pe
mp
rov
& P
em
kab
/
Pe
mko
t/W
adah
KA
D
un
tuk
me
nd
ap
at
inp
ut/
mas
uka
n
terh
ada
p d
raft
keb
ijaka
n
5M
4.4
Imp
lem
en
tasi
ke
bija
kan
“Pe
ngg
un
aan
Dan
a D
eko
nse
ntr
asi
un
tuk
KA
D”
5D
4.4
Re
gula
si/P
era
tura
n
ten
tan
g P
en
ggu
naa
n
Dan
a D
eko
nse
ntr
asi
un
tuk
KA
D
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er
Pe
mp
rov
M1
6 –
M1
8
-
5M
4.5
Pe
nd
amp
inga
n im
ple
me
nta
si
kegi
atan
“P
en
ggu
naa
n D
ana
De
kon
sen
tras
i un
tuk
KA
D”
5D
4.5
Te
rlak
san
anya
ke
giat
an
“Pe
ngg
un
aan
Dan
a
De
kon
sen
tras
i un
tuk
KA
D”
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er
Pe
mp
rov;
Fasi
lita
tor
di
tin
gkat
pu
sat
M1
9 -
24
D
itje
n P
UM
me
laku
kan
pe
nd
amp
inga
n a
wal
saat
Pe
mp
rov
me
ngi
mp
lem
en
tasi
keb
ijaka
n d
ana
de
kon
sen
tras
i KA
D
5-A
.5.
Fas
ilita
si P
en
ingk
atan
Kap
asit
as A
par
atu
r
Pe
me
rin
tah
an D
alam
Ke
ran
gka
KA
D
→ →→→ P
en
ingk
atan
kap
asit
as a
par
atu
r
pe
me
rin
tah
an d
ilaku
kan
di
sem
ua
tin
gkat
an d
an t
ahap
an,
seja
k ta
hap
inis
iasi
de
nga
n
pri
ori
tas
be
rup
a
pe
nye
len
ggar
aan
ke
giat
an
pe
lati
ha
n K
AD
yan
g b
ert
uju
an
un
tuk
me
nce
tak
fasi
litat
or-
5M
5.1
Me
nga
da
kan
pe
lati
ha
n F
asili
tato
r
KA
D d
i tin
gkat
pu
sat
→
Fas
ilita
tor
di t
ingk
at p
usa
t
nan
tin
ya a
kan
me
laks
an
akan
kegi
atan
ca
pa
city
bu
ild
ing
bag
i
pe
mp
rov
5D
5.1
Fasi
lita
tor
KA
D t
erl
ati
h
di t
ingk
at p
usa
t
Dit
jen
PU
M
- M
1–
M6
D
itje
n P
UM
be
kerj
asa
ma
de
nga
n
pra
ktis
i KA
D
5M
5.2
Me
nga
da
kan
pe
lati
ha
n F
asili
tato
r
KA
D d
i tin
gkat
pro
pin
si
→ F
asili
tato
r d
i tin
gkat
pro
vin
si
nan
tin
ya a
kan
me
laks
an
akan
kegi
atan
ca
pa
city
bu
ild
ing
bag
i
Pe
mka
b/P
em
kot
5D
5.2
Fasi
lita
tor
KA
D t
erl
ati
h
di t
ingk
at p
rop
insi
Dit
jen
PU
M
Pe
mp
rov;
Pe
mka
b/P
em
kot
yg a
kan
/se
dan
g
me
laks
anak
an
KA
D
M7
– M
18
D
itje
n P
UM
dib
antu
ole
h F
asili
tato
r
tin
gkat
pu
sat
me
nga
dak
an
pe
lati
han
fas
ilita
tor
pro
vin
si (
sep
ert
i
pra
ktis
i KA
D/
Pe
rgu
rua
n t
ingg
i,dll)
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
55
| P
ag
e
Ke
gia
tan
Uta
ma
S
ub
Ke
gia
tan
O
utp
ut
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Inst
itu
si
Pe
nd
uk
un
g
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Re
nca
na
Ko
mu
nik
asi
fasi
litat
or
KA
D d
i tin
gkat
pu
sat
dan
pro
vin
si a
gar
bis
a m
en
jad
i
me
nto
r at
aup
n n
aras
um
be
r
un
tuk
dae
rah
-dae
rah
yan
g ak
an
me
mb
en
tuk
KA
D
5M
5.3
Me
laku
kan
ide
nti
fika
si d
an
me
nyu
sun
be
ntu
k/je
nis
de
sain
cap
aci
ty b
uild
ing
yan
g d
ibu
tuh
kan
ole
h P
em
eri
nta
h P
rovi
nsi
→ Id
en
tifi
kasi
dila
kuka
n d
ari h
asil
kegi
atan
5M
3.1
, dim
aksu
dka
n
un
tuk
me
nga
wal
/ m
en
do
ron
g/
me
mp
erk
uat
/ m
em
fasi
litas
i K
AD
yan
g te
rjad
i di w
ilaya
hn
ya
5D
5.3
De
sain
Ke
giat
an
cap
aci
ty b
uild
ing
yan
g
dib
utu
hka
n p
ihak
pe
mp
rov
un
tuk
me
nga
wal
/
me
nd
oro
ng/
me
mp
erk
uat
/
me
mfa
silit
asi K
AD
di
wila
yah
nya
Dit
jen
PU
M/S
ekb
er;
Pe
mp
rov
- M
7 –
M1
2
Dit
jen
PU
M/S
ekb
er
be
kerj
asa
ma
de
nga
n
nar
asu
mb
er/
ahli/
pra
ktis
i KA
D, d
iban
tu
ole
h F
asili
tato
r
tin
gkat
Pu
sat
5M
5.4
Me
laks
anak
an
ke
giat
an c
ap
aci
ty
bu
ild
ing
yan
g te
lah
di i
de
nti
fika
si
5D
5.4
Pe
laks
anaa
n k
egi
ata
n
Ca
pa
city
Bu
ild
ing
bag
i
pe
me
rin
tah
pro
vin
si
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er;
Pe
mp
rov
Nar
asu
mb
er/
ahli/
Pra
ktis
i KA
D/P
T
di p
rov
ybs
M1
3 –
M 1
8
Dit
jen
PU
M/S
ekb
er
dib
antu
ole
h
Fasi
lita
tor
tin
gkat
Pu
sat;
be
kerj
asam
a
de
nga
n n
aras
um
be
r/
ahli/
pra
ktis
i KA
D/
Pe
rgu
rua
n t
ingg
i di
dae
rah
5M
5.5
Me
laku
kan
ide
nti
fika
si d
an
me
nyu
sun
be
ntu
k/je
nis
de
sain
cap
aci
ty b
uild
ing
yan
g d
ibu
tuh
kan
ole
h P
em
kab
/ko
ta u
ntu
k
me
laks
anak
an
KA
D
5D
5.5
De
sain
Ke
giat
an
cap
aci
ty b
uild
ing
yan
g
dib
utu
hka
n P
em
eri
nta
h
Kab
up
ate
n/K
ota
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/K
ota
- M
19
– M
21
P
em
pro
v
be
kerj
asa
ma
de
nga
n
nar
asu
mb
er/
ahli/
pra
ktis
i KA
D, d
iban
tu
ole
h F
asili
tato
r
tin
gkat
Pro
vin
si
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
56
| P
ag
e
Ke
gia
tan
Uta
ma
S
ub
Ke
gia
tan
O
utp
ut
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Inst
itu
si
Pe
nd
uk
un
g
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Re
nca
na
Ko
mu
nik
asi
5M
5.6
Me
laks
anak
an
ke
giat
an c
ap
aci
ty
bu
ild
ing
bag
i dae
rah
kab
up
ate
n/k
ota
yan
g
me
mb
utu
hka
n.
→K
egi
atan
ini d
ap
at b
erb
en
tuk
pe
nyu
luh
an, b
imb
inga
n t
ekn
is a
tau
pe
nd
idik
an
da
n p
ela
tih
an (
dik
lat)
terk
ait
de
nga
n o
pe
rasi
on
al K
AD
sep
ert
i me
nin
gka
tkan
ke
mam
pu
an
apar
at p
ela
ksan
a K
AD
, tat
a
cara
/te
knik
be
rne
gosi
asi,
dll
5D
5.6
Pe
laks
anaa
n k
egi
ata
n
cap
aci
ty b
uild
ing
di
tin
gkat
ka
bu
pat
en
/ko
ta
dila
kuka
n o
leh
fasi
litat
or
KA
D p
rop
insi
Pe
mp
rov
P
em
kab
/Pe
mko
t
yan
g ak
an a
tau
sed
ang
me
laks
anak
an
KA
D
M2
5 -
dst
P
em
pro
v d
iban
tu
ole
h F
asili
tato
r
tin
gkat
Pro
vin
si;
be
kerj
asa
ma
de
nga
n
nar
asu
mb
er/
ah
li/
pra
ktis
i KA
D/
Pe
rgu
rua
n t
ingg
i di
dae
rah
5-A
.6.
Me
nd
oro
ng
terb
en
tukn
ya
Aso
sias
i KA
D d
i tin
gkat
pu
sat
→ →→→ D
itje
n P
UM
dan
pe
me
rin
tah
pro
pin
si m
en
do
ron
g w
adah
KA
D
yan
g su
dah
ad
a u
ntu
k
me
mb
en
tuk
Aso
sias
i KA
D y
ang
be
rsif
at o
rgan
isas
i in
form
al n
on
stru
ktu
ral s
eb
agai
wad
ah d
an
me
dia
ko
mu
nik
asi s
esa
ma
wa
dah
KA
D
5M
6.1
Me
nga
da
kan
pe
rte
mu
an
un
tuk
me
nja
lin k
om
un
ikas
i aw
al a
nta
r
KA
D y
ang
sud
ah
te
rbe
ntu
k d
i
selu
ruh
In
do
ne
sia
5D
6.1
Pe
rte
mu
an a
wal
un
tuk
me
nja
lin k
om
un
ikas
i
anta
r K
AD
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er;
Pe
mp
rov
Pe
mka
b/
Pe
mko
t,
Wad
ah K
AD
M7
- M
9
Dit
jen
PU
M/S
ekb
er
be
rko
ord
ina
si
de
nga
n p
ihak
Pro
pin
si m
en
gin
isia
si
pe
rte
mu
an a
wal
anta
r w
adah
KA
D
yan
g su
dah
terb
en
tuk
un
tuk
me
mb
en
tuk
“Aso
sias
i KA
D”
di
Ind
on
esi
a
5M
6.2
Pe
mb
en
tuka
n A
sosi
asi K
AD
5D
6.2
Te
rbe
ntu
knya
Aso
sias
i
KA
D
Pe
mp
rov;
Pe
mka
b/P
em
kot;
wad
ah K
AD
yan
g
sud
ah t
erb
en
tuk
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er
M1
0 -
M1
2
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
57
| P
ag
e
3.3
Re
nca
na
Ak
si b
erd
asa
rka
n O
utp
ut
(De
liv
era
ble
s)
Ma
trik
4
Re
nca
na
Ak
si b
erd
asa
rka
n O
utp
ut
Ou
tpu
t N
om
or
Ke
gia
tan
Uta
ma
Inst
itu
si P
en
an
gg
un
g J
aw
ab
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Ko
de
Ou
tpu
t
Jud
ul
Ou
tpu
t 1
D1
.1
Bu
ku P
and
uan
Pe
mb
en
tuka
n d
an
Pe
laks
anaa
n K
AD
yan
g m
en
jela
skan
de
nga
n
de
til l
an
gka
h –
lan
gkah
pe
mb
en
tuka
n d
an
pe
laks
anaa
n K
AD
1
-A.1
D
itje
n P
UM
M
1 –
M4
1D
2.1
M
od
ul S
osi
alis
asi “
Das
ar P
em
ah
aman
KA
D”
1-A
.2
Dit
jen
PU
M
M1
– M
4
1D
2.2
M
od
ul s
osi
alis
asi “
Pe
ratu
ran
dan
Pe
run
da
nga
n K
AD
” D
itje
n P
UM
M
1 –
M4
1D
2.3
M
od
ul S
imu
lasi
In
tera
ktif
Pe
mb
en
tuka
n K
AD
D
itje
n P
UM
, Pe
mp
rov
M1
– M
4
1D
2.4
K
egi
atan
so
sial
isa
si K
AD
te
rse
len
ggar
a d
an d
iiku
ti d
en
gan
lap
ora
n
pe
nye
len
ggar
aan
ke
giat
an
Dit
jen
PU
M, P
em
pro
v M
5 d
an
M6
M1
7 d
an
M1
8
M2
9 d
an
M3
0
Dst
(2x/t
ah
un
)
1D
2.5
D
itay
angk
ann
ya “
Ikla
n L
ayan
an M
asya
raka
t” m
en
gen
ai p
em
ah
am
an K
AD
D
itje
n P
UM
D
imu
lai
da
ri M
6
sam
pa
i w
ak
tu
tert
en
tu
1D
3.1
Kaj
ian
re
leva
nsi
KA
D d
en
gan
te
ma:
� I
de
nti
fika
si p
ote
nsi
dae
rah
ya
ng
akan
dik
erj
asam
akan
,
� P
erm
asal
ahan
yan
g id
en
tik
an
tara
dae
rah
– d
aera
h y
an
g ak
an m
ela
kuka
n
KA
D
� K
eu
anga
n K
AD
,
� P
en
gelo
laan
ase
t b
ers
ama
KA
D,
� P
em
bag
ian
ke
un
tun
gan
da
n k
eru
gian
KA
D
1-A
.3
Dit
jen
PU
M, P
em
pro
v,
M7
– M
12
1D
4.1
T
ers
ed
ian
ya k
ajia
n k
em
un
gkin
an p
en
era
pan
sis
tem
inse
nti
f
1-A
.4
Dit
jen
PU
M
M6
– M
18
1D
4.2
D
raft
ke
bija
kan
inse
nti
f K
AD
D
itje
n P
UM
M
18
– M
30
1D
4.3
K
egi
atan
ko
nsu
lta
si p
ub
lik t
ers
ele
ngg
ara
da
n d
iiku
ti la
po
ran
nya
D
itje
n P
UM
, Pe
mp
rov
M3
1 –
M3
6
1D
4.4
P
era
tura
n In
sen
tif
KA
D
Dit
jen
PU
M
M3
6
1D
4.5
K
egi
atan
so
sial
isa
si t
ers
ele
ngg
ara
D
itje
n P
UM
, Pe
mp
rov
M3
6 –
M4
2
1D
5.1
D
oku
me
nta
si t
oko
h –
to
koh
/akt
or
regi
on
al K
AD
1
-A.5
P
em
pro
v, P
em
kab
/Pe
mko
t ya
ng
akan
M
1 -
M
6
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
58
| P
ag
e
Ou
tpu
t N
om
or
Ke
gia
tan
Uta
ma
Inst
itu
si P
en
an
gg
un
g J
aw
ab
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Ko
de
Ou
tpu
t
Jud
ul
Ou
tpu
t
atau
me
laks
ana
kan
KA
D
Bis
a
dila
ksa
na
kan
be
rsa
ma
an
dg
sosi
alisa
si
1D
6.1
Te
rbe
ntu
k n
etw
ork
ing
info
rmal
to
koh
– t
oko
h/a
kto
r re
gio
nal
KA
D
1-A
.6
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
yan
g ak
an
atau
me
laks
ana
kan
KA
D
M7
– D
st
(Te
rus
Me
ne
rus)
1
D7
.1
T
erk
um
pu
lnya
dat
a –
dat
a ya
ng
dib
utu
hka
n, s
ep
ert
i:
�
Fisi
k (S
ara
na
da
n P
rasa
ran
a) d
an S
um
be
r D
aya
Ala
m
�
Ke
pe
nd
ud
uka
n d
an S
um
be
r D
aya
Man
usi
a
�
Hu
kum
dan
Ke
bija
kan
�
Akt
ivit
as S
ekt
ora
l
�
Pe
me
rin
tah
an
�
Sosi
al B
ud
aya
�
Jeja
rin
g d
an k
erj
a sa
ma
regi
on
al y
ang
tela
h a
da
1-A
.7
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
yan
g ak
an
atau
me
laks
ana
kan
KA
D
M7
– M
12
Ke
giat
an in
i bis
a
dila
kuka
n
be
rsam
aan
de
nga
n k
egi
atan
1A
3
1D
7.2
D
ata
– d
ata
fakt
or
kun
ci r
egi
on
su
dah
dal
am b
en
tuk
nar
asi,
stat
isik
dan
gra
fik.
P
em
pro
v, P
em
kab
/Pe
mko
t ya
ng
akan
atau
me
laks
ana
kan
KA
D
M1
3
1D
7.3
T
ers
ed
ian
ya “
PE
TA
RE
GIO
NA
L”, s
eh
ingg
a te
rgam
bar
kan
po
ten
si d
an
pe
rmas
ala
han
re
gio
nal
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
yan
g ak
an
atau
me
laks
ana
kan
KA
D
M1
4
2D
1.1
B
ert
em
un
ya a
kto
r ku
nci
wila
yah
un
tuk
me
mp
erk
uat
ras
a ke
be
rsa
maa
n r
egi
on
al
2-A
.1
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
M4
– M
7
2D
1.2
T
erb
en
tukn
ya “
Foru
m T
oko
h K
un
ci”
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
M8
2D
2.1
T
im p
en
yusu
n d
raft
ko
nse
p K
AD
te
rbe
ntu
k 2
-A.2
P
em
pro
v, F
oru
m T
oko
h K
un
ci
M8
2D
2.2
T
ers
ed
ian
ya d
raft
Ko
nse
p K
AD
P
em
pro
v, F
oru
m T
oko
h K
un
ci
M8
– M
9
2D
2.3
T
erp
ub
likas
ika
nn
ya D
raft
Ko
nse
p K
AD
P
em
pro
v, P
em
kab
/Pe
mko
t M
10
2D
3.1
La
po
ran
kaj
ian
aka
de
mis
me
nge
nai
ke
bu
tuh
an
dan
be
ntu
k w
adah
KA
D
2-A
.3
Pe
mp
rov,
Fo
rum
To
koh
Ku
nci
M
10
– M
11
2D
3.2
T
ers
usu
nn
ya d
raft
wad
ah K
AD
. Dra
ft w
adah
KA
D in
i me
lipu
ti h
al –
hal
:
�
Be
ntu
k ke
org
anis
asi
an/w
adah
KA
D
�
Stru
ktu
r w
adah
KA
D
�
SDM
pe
laks
ana/
pe
ngg
era
k w
ada
h K
AD
�
Pe
mb
iaya
an w
adah
KA
D
Pe
mp
rov,
Fo
rum
To
koh
Ku
nci
M
12
– M
13
2D
4.1
T
ers
ed
ian
ya d
raft
Ke
sep
akat
an
Be
rsam
a (M
oU
) 2
-A.4
P
em
pro
v, F
oru
m T
oko
h K
un
ci
M1
4 –
M1
5
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
59
| P
ag
e
Ou
tpu
t N
om
or
Ke
gia
tan
Uta
ma
Inst
itu
si P
en
an
gg
un
g J
aw
ab
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Ko
de
Ou
tpu
t
Jud
ul
Ou
tpu
t 2
D5
.1
Te
rse
len
ggar
an
ya p
ert
em
uan
ru
tin
akt
or
kun
ci K
AD
ya
ng
did
oku
me
nta
sika
n
2-A
.5
Pe
mp
rov,
Fo
rum
To
koh
Ku
nci
T
eru
s m
en
eru
s,
be
rka
la
2D
5.2
K
egi
atan
se
min
ar/w
ork
sho
p p
em
aham
an K
AD
te
rlak
san
a d
an d
iiku
ti d
en
gan
lap
ora
n p
ela
ksan
aan
ke
giat
an
se
min
ar/w
ork
sho
p p
em
ah
aman
KA
D
Pe
mp
rov,
Fo
rum
To
koh
Ku
nci
M
12
2D
5.3
P
en
and
ata
nga
na
n K
ese
pak
atan
Be
rsam
a (M
oU
) D
itje
n P
um
, Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
M1
6
3D
1.1
D
raft
Pe
rjan
jian
Ke
rjas
ama
KA
D s
ud
ah t
ers
ed
ia
3-A
.1
Foru
m T
oko
h K
un
ci
M1
7 –
M1
8
3D
2.1
P
erj
anjia
n K
erj
asa
ma
sud
ah
dit
and
atan
gan
i ole
h p
imp
inan
da
era
h m
asin
g –
mas
ing
da
n s
ah s
eca
ra h
uku
m
3-A
.2
Pe
mka
b/P
em
kot
M1
8
3D
3.1
W
adah
KA
D t
erb
en
tuk
3-A
.3
Foru
m T
oko
h K
un
ci
M1
9
3D
4.1
K
rite
ria
SDM
yan
g d
ibu
tuh
kan
un
tuk
me
ngi
si P
okj
a
3-A
.4
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
M
20
3D
4.2
T
erj
arin
gnya
be
be
rap
a ka
nd
ida
t SD
M y
ang
aka
n d
ud
uk
dal
am P
okj
a M
20
3D
4.3
T
erp
ilih
nya
SD
M p
rofe
sio
nal
un
tuk
Po
kja
M2
1 –
22
3D
4.4
P
em
aham
an S
DM
te
rpili
h t
erh
adap
tu
po
ksi s
ert
a h
ak/k
ew
ajib
ann
ya
M2
3
3D
5.1
D
raft
Re
nst
ra w
ilaya
h K
AD
3
-A.5
W
adah
/org
anis
asi
KA
D
M2
4 –
M2
6
3D
5.2
D
raft
Mile
sto
ne
wila
yah
KA
D
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
M
24
– M
26
3D
5.3
D
raft
Act
ion
Pla
n K
AD
W
adah
/org
anis
asi
KA
D
M2
4 –
M2
6
3D
6.1
T
eri
de
nti
fika
sin
ya b
eb
era
pa
alte
rnat
if s
um
be
r p
em
bia
yaan
& m
eka
nis
me
pe
nga
ngg
ara
n u
ntu
k ke
giat
an o
pe
rasi
on
al K
AD
se
rta
imp
lem
en
tasi
kegi
atan
/pro
gram
KA
D
3-A
.6
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
M
27
– 2
9
3D
6.2
K
ese
pak
ata
n/k
om
itm
en
par
a an
ggo
ta K
AD
te
nta
ng
sum
be
r p
em
bia
yaan
dan
pe
nga
ngg
ara
nn
ya
M3
0
3D
7.1
D
raft
Pe
rda
KA
D
3-A
.7
Pe
mka
b/P
em
kot/
DP
RD
M
18
– M
36
3D
7.2
D
ite
tap
kan
nya
Pe
rda
ten
tan
g K
AD
P
em
kab
/Pe
mko
t/D
PR
D
M3
6
3D
8.1
T
ers
ele
ngg
ara
nya
ke
giat
an
stu
di b
and
ing
yan
g d
imo
bili
sasi
Dit
jen
PU
M/P
rop
insi
3
-A.8
D
itje
n P
um
, Pe
mp
rov
M
5 –
M6
M1
7 –
M1
8
M2
9 –
M3
0
3D
8.2
T
ers
ele
ngg
ara
nya
ke
giat
an
stu
di b
and
ing
yan
g d
ilaku
kan
se
nd
iri o
leh
pih
ak
dae
rah
yan
g b
eke
rjas
ama
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
M 1
7 –
M1
8
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
60
| P
ag
e
Ou
tpu
t N
om
or
Ke
gia
tan
Uta
ma
Inst
itu
si P
en
an
gg
un
g J
aw
ab
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Ko
de
Ou
tpu
t
Jud
ul
Ou
tpu
t 3
D9
.1
Kaj
ian
pe
ratu
ran
pe
run
da
nga
n t
erk
ait
wad
ah/o
rgan
isas
i KA
D
3-A
.9
Dit
jen
PU
M
M1
– M
18
3D
9.2
R
evi
si p
era
tura
n p
eru
nd
anga
n t
erk
ait
wad
ah/o
rgan
isas
i KA
D
Dit
jen
PU
M
M1
9 –
M3
6
3D
10
.1
Sin
kro
nis
asi/
har
mo
nis
asi p
era
tura
n p
eru
nd
an
gan
te
rkai
t m
eka
nis
me
pe
mb
iaya
an d
an p
ert
angg
un
gjaw
aban
KA
D
3-A
.10
D
itje
n P
UM
M
1 –
M3
6
4D
1.1
T
eri
de
nti
fika
sin
ya b
idan
g-b
ida
ng
Po
kja
yan
g d
ibu
tuh
kan
4
-A.1
W
adah
/org
anis
asi
KA
D
M2
4
4D
1.2
T
ers
ed
ian
ya J
ob
De
scri
pti
on
tia
p b
idan
g P
okj
a M
24
4D
1.3
T
erb
en
tukn
ya b
eb
era
pa
Po
kja
de
nga
n b
idan
g te
rte
ntu
M
25
4D
2.1
T
erj
adin
ya k
om
un
ika
si ,
kerj
asam
a d
an k
oo
rdin
asi (
3k)
an
tar
SKP
D t
erk
ait
4
-A.2
W
adah
/org
anis
asi
KA
D
Mu
lai
M2
2
dan
be
rsif
at
teru
s m
en
eru
s 4
D3
.1
Daf
tar
kegi
atan
+ je
nis
/be
sarn
ya b
antu
an
(te
knis
mau
pu
n d
ana)
+ id
en
tita
s
sum
be
r d
ana
4
-A.3
W
adah
/org
anis
asi
KA
D;
Pe
mko
t/P
em
kab
M3
1
4D
3.2
K
ese
pak
ata
n b
en
tuk
kerj
asam
a/b
antu
an y
ang
akan
dib
eri
kan
M3
2
5D
1.1
K
on
sep
ke
lem
bag
aan
dan
pe
mb
iaya
an S
ekr
eta
riat
Be
rsam
a (S
ekb
er)
5
-A.1
D
itje
n P
UM
M
1 –
M3
5D
1.2
D
raft
Ke
pu
tusa
n M
en
teri
Dal
am N
ege
ri t
en
tan
g P
em
be
ntu
kan
Se
kbe
r M
3 –
M6
5D
1.3
K
on
sep
Se
kbe
r se
rta
Ke
pu
tusa
n M
en
dag
ri F
inal
, sia
p u
ntu
k d
iimp
lem
en
tasi
kan
M
7 –
M8
5D
1.4
T
erb
en
tukn
ya S
ekb
er
dan
dib
erl
aku
kan
nya
Ke
pu
tusa
n M
en
dag
ri t
en
tan
g
Pe
mb
en
tuka
n S
ekb
er
M9
5D
1.5
K
egi
atan
so
sial
isa
si S
ekb
er
ters
ele
ngg
ara
M
10
– M
12
5D
2.1
T
erb
en
tukn
ya n
etw
ork
ing
an
tara
lem
bag
a/ke
me
ntr
ian
te
rkai
t d
i tin
gkat
pu
sat
sert
a ke
sep
akat
an
un
tuk
me
nga
dak
an p
ert
em
uan
be
rkal
a
5-A
.2
Dit
jen
PU
M/S
ekb
er
M
1 –
M2
5D
2.2
In
form
asi t
erb
aru
te
nta
ng
KA
D s
ert
a te
rse
dia
nya
be
be
rap
a al
tern
ati
f p
em
eca
ha
n
mas
alah
KA
D
M3
– d
st
5D
2.3
Su
rat
Ke
pu
tusa
n/S
ura
t E
dar
an
Be
rsam
a in
sta
nsi
pu
sat
terk
ait
un
tuk
pe
nye
lesa
ian
mas
alah
KA
D
M3
– d
st
5D
3.1
D
ata/
Info
rmas
i SW
OT
dae
rah
yan
g su
da
h m
ela
kuka
n K
AD
be
sert
a id
en
tifi
kasi
pe
rmas
ala
han
yan
g d
iha
dap
i 5
-A.3
D
itje
n P
UM
, Pe
mp
rov
M1
– M
6
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
61
| P
ag
e
Ou
tpu
t N
om
or
Ke
gia
tan
Uta
ma
Inst
itu
si P
en
an
gg
un
g J
aw
ab
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Ko
de
Ou
tpu
t
Jud
ul
Ou
tpu
t 5
D3
.2
Kri
teri
a in
dik
ato
r/p
ara
me
ter
Mo
ne
v
Dit
jen
PU
M/S
ekb
er
M1
– M
6
5D
3.3
H
asil
eva
luas
i KA
D
M7
– M
9
5D
3.4
B
eb
era
pa
alte
rnat
if k
eb
ijaka
n u
ntu
k m
en
yele
saik
an
pe
rmas
alah
an
KA
D
M1
0
5D
3.5
K
eb
ijaka
n t
erp
ilih
un
tuk
diim
ple
me
nta
sika
n
M1
1
5D
3.6
Im
ple
me
nta
si k
eb
ijaka
n K
AD
M
11
5D
3.7
H
asil
kegi
ata
n m
on
ev
be
rkal
a
Dit
jen
PU
M/S
ekb
er;
Pe
mp
rov
Tia
p M
12
5D
4.1
T
ers
ed
ian
ya k
ajia
n k
em
un
gkin
an p
en
ggu
naa
n d
an
a d
eko
nse
ntr
asi u
ntu
k K
AD
ole
h P
em
pro
v 5
-A.4
D
itje
n P
UM
M
1 –
M6
5D
4.2
D
raft
ke
bija
kan
me
kan
ism
e p
en
ggu
naa
n d
ana
de
kon
sen
tras
i un
tuk
KA
D
Dit
jen
PU
M/S
ekb
er
M
7 –
M1
2
5D
4.3
D
raft
ke
bija
kan
me
kan
ism
e p
en
ggu
naa
n d
ana
de
kon
sen
tras
i un
tuk
KA
D y
ang
tela
h m
en
dap
atka
n m
asu
kan
(d
ari
ke
giat
an
Ko
nsu
ltas
i Pu
blik
)
M1
3 –
M1
5
5D
4.4
R
egu
lasi
/Pe
ratu
ran
te
nta
ng
Pe
ngg
un
aan
dan
a D
eko
nse
ntr
asi u
ntu
k K
AD
M
16
– M
18
5D
4.5
T
erl
aksa
nan
ya k
egi
atan
“P
en
ggu
naa
n D
ana
De
kon
sen
tras
i un
tuk
KA
D”
M1
9 –
M2
4
5D
5.1
Fa
silit
ato
r K
AD
te
rla
tih
di t
ingk
at p
usa
t 5
-A.5
D
itje
n P
UM
M
1 –
M6
5D
5.2
Fa
silit
ato
r K
AD
te
rla
tih
di t
ingk
at p
rop
insi
D
itje
n P
UM
M
7 –
M1
8
5D
5.3
D
esa
in k
egi
ata
n C
ap
aci
ty b
uild
ing
yan
g d
ibu
tuh
kan
pih
ak p
em
pro
v u
ntu
k
me
nga
wal
/me
nd
oro
ng/
me
mp
erk
uat
/me
mfa
silit
asi K
AD
Dit
jen
PU
M/S
ekb
er;
Pe
mp
rov
M
7 –
M1
2
5D
5.4
P
ela
ksan
aan
ke
giat
an
Ca
pa
city
Bu
ild
ing
bag
i pe
me
rin
tah
pro
pin
si
Dit
jen
PU
M/S
ekb
er;
Pe
mp
rov
M
13
– M
18
5D
5.5
D
esa
in k
egi
ata
n C
ap
aci
ty B
uild
ing
yan
g d
ibu
tuh
kan
pe
me
rin
tah
kab
up
ate
n/k
ota
P
em
pro
v, P
em
kab
/Ko
ta
M1
9 –
M2
1
5D
5.6
P
ela
ksan
aan
ke
giat
an
ca
pa
city
bu
ild
ing
di t
ingk
at k
abu
pat
en
/ko
ta d
ilaku
kan
ole
h
fasi
litat
or
KA
D p
rop
insi
Pe
mp
rov
M
25
- d
st
5D
6.1
P
ert
em
uan
aw
al u
ntu
k m
en
jalin
ko
mu
nik
asi a
nta
r K
AD
5
-A.6
D
itje
n P
UM
/ Se
kbe
r; P
em
pro
v M
7 -
M9
5D
6.2
T
erb
en
tukn
ya A
sosi
asi K
AD
P
em
pro
v; P
em
kab
/Pe
mko
t; w
adah
KA
D
yan
g su
dah
te
rbe
ntu
k
M1
0 -
M1
2
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
62
| P
ag
e
3.4
Re
nca
na
Ak
si b
erd
asa
rka
n W
ak
tu P
ela
ksa
na
an
Ma
trik
5
Re
nca
na
Ak
si b
erd
asa
rka
n W
ak
tu P
ela
ksa
na
an
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Su
b K
eg
iata
n
Ou
tpu
t
Ko
de
K
eg
iata
n
Ko
de
O
utp
ut
INS
TIT
US
I P
EN
AN
GG
UN
G J
AW
AB
: D
ITJE
N P
UM
M1
– M
2
Dit
jen
PU
M
5M
2.1
Me
nga
da
kan
pe
rte
mu
an
un
tuk
me
nja
lin k
om
un
ikas
i aw
al
anta
r le
mb
aga
/ke
me
ntr
ian
te
rkai
t d
i tin
gkat
pu
sat
5D
2.1
Te
rbe
ntu
kn
ya
ne
two
rkin
g a
nta
r le
mb
ag
a/
ke
me
ntr
ian
te
rka
it d
i ti
ng
ka
t p
usa
t se
rta
ke
sep
ak
ata
n u
ntu
k m
en
ga
da
ka
n p
ert
em
ua
n b
erk
ala
M1
– M
3
Dit
jen
PU
M
5M
1.1
Me
nyu
sun
ko
nse
p S
ekb
er
(di t
ingk
at p
usa
t) m
elip
uti
:
� K
ean
ggo
taan
/str
ukt
ur
org
anis
asi
� T
uga
s/fu
ngs
i/w
ew
en
an
g
� P
rose
du
r d
an
Tat
a K
erj
a
� M
eka
nis
me
Pe
mb
iaya
an
5D
1.1
Ko
nse
p k
ele
mb
ag
aa
n d
an
pe
mb
iay
aa
n S
ek
be
r
M1
– M
4
Dit
jen
PU
M
1M
1.1
Pe
nyu
sun
an “
Bu
ku P
and
ua
n P
em
be
ntu
kan
da
n
Pe
laks
anaa
n K
AD
”
1D
1.1
Bu
ku P
and
uan
Pe
mb
en
tuka
n d
an
Pe
laks
anaa
n K
AD
yan
g m
en
jela
skan
de
nga
n d
eti
l lan
gkah
– la
ngk
ah
pe
mb
en
tuka
n d
an p
ela
ksan
aan
KA
D
M1
– M
4
Dit
jen
PU
M
1M
2.1
Pe
nyu
sun
an m
od
ul t
em
a “D
asar
Pe
mah
aman
K
AD
”
1D
2.1
Mo
du
l so
sial
isas
i “D
asar
Pe
mah
am
an K
AD
”
M1
– M
4
Dit
jen
PU
M
1M
2.2
Pe
nyu
sun
an m
od
ul t
em
a “P
era
tura
n d
an P
eru
nd
anga
n
KA
D”
1D
2.2
Mo
du
l so
sial
isas
i “P
era
tura
n d
an P
eru
nd
an
gan
KA
D”
M1
– M
4
Dit
jen
PU
M, P
em
pro
v 1
M2
.3
Pe
nyu
sun
an m
od
ul s
imu
lasi
pe
mb
en
tuka
n K
AD
1
D2
.3
Mo
du
l Sim
ula
si in
tera
ktif
pe
mb
en
tuka
n K
AD
M1
– M
6
Dit
jen
PU
M,
Pe
mp
rov
5M
3.1
Me
laku
kan
pe
me
taan
KA
D, b
eru
pa
pe
ngu
mp
ula
n d
ata
atau
pu
n in
form
asi t
en
tan
g ke
kua
tan
/ p
elu
ang
dan
kele
mah
an
/ h
amb
ata
n (
SWO
T)
dae
rah
yan
g su
da
h
me
laku
kan
KA
D
5D
3.1
Da
tab
ase
/In
form
asi
SW
OT
da
era
h y
an
g s
ud
ah
me
lak
uk
an
KA
D b
ese
rta
id
en
tifi
ka
si p
erm
asa
lah
an
ya
ng
dih
ad
ap
i
M1
– M
6
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er
5
M3
.2
Me
ne
ntu
kan
kri
teri
a/in
dik
ato
r m
on
ev
yan
g te
ruku
r 5
D3
.2
Kri
teri
a I
nd
ika
tor/
pa
ram
ete
r M
on
ev
M1
– M
6
Dit
jen
PU
M
5M
4.1
Me
laku
kan
kaj
ian
ke
mu
ngk
inan
pe
ngg
un
aan
dan
a
de
kon
sen
tras
i ole
h p
ihak
pro
pin
si u
ntu
k
me
nd
oro
ng/
me
mfa
silit
asi K
AD
di K
abu
pat
en
/Ko
ta y
ang
be
rad
a d
i dal
am w
ilaya
hn
ya
5D
4.1
Te
rse
dia
ny
a k
aji
an
ke
mu
ng
kin
an
pe
ng
gu
na
an
da
na
de
ko
nse
ntr
asi
un
tuk
KA
D o
leh
Pe
mp
rov
M1
– M
6
Dit
jen
PU
M
5M
5.1
M
en
gad
aka
n p
ela
tih
an
Fas
ilita
tor
KA
D d
i tin
gkat
pu
sat
5
D5
.1
Fa
sili
tato
r K
AD
te
rla
tih
di
tin
gk
at
pu
sat
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
63
| P
ag
e
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Su
b K
eg
iata
n
Ou
tpu
t
Ko
de
K
eg
iata
n
Ko
de
O
utp
ut
→
Fas
ilita
tor
di t
ingk
at p
usa
t n
an
tin
ya a
kan
me
laks
anak
an
ke
giat
an
cap
acit
y b
uild
ing
bag
i pe
mp
rov
M1
– M
18
D
itje
n P
UM
3
M9
.1
Me
laku
kan
kaj
ian
pe
ratu
ran
pe
run
dan
gan
te
rka
it
wad
ah/o
rgan
isas
i KA
D
3D
9.1
Ka
jia
n p
era
tura
n p
eru
nd
an
ga
n t
erk
ait
wa
da
h/o
rga
nis
asi
KA
D
M1
– M
36
D
itje
n P
UM
3
M1
0.1
Me
laku
kan
sin
kro
nis
asi/
har
mo
nis
asi p
era
tura
n
pe
run
dan
gan
te
rkai
t m
ekn
ism
e p
em
bia
yaan
da
n
pe
rtan
ggu
ngj
awab
an K
AD
3D
10
.1
Sin
kro
nis
asi
/ha
rmo
nis
asi
pe
ratu
ran
pe
run
da
ng
an
terk
ait
me
kn
ism
e p
em
bia
ya
an
da
n
pe
rta
ng
gu
ng
jaw
ab
an
KA
D
M3
– M
6
Dit
jen
PU
M
5M
1.2
Pe
nyu
sun
an D
raft
Ke
pu
tusa
n M
en
teri
Dal
am N
ege
ri
ten
tan
g P
em
be
ntu
kan
Se
kbe
r
5D
1.2
Dra
ft K
ep
utu
san
Me
nte
ri D
ala
m N
eg
eri
te
nta
ng
Pe
mb
en
tuk
an
Se
kb
er
M3
– d
st
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er
5
M2
.2
Me
nga
da
kan
pe
rte
mu
an
be
rkal
a u
ntu
k b
erb
agi i
nfo
rmas
i
(sh
arin
g) p
erk
em
ban
gan
te
rbar
u s
ert
a m
em
ba
has
pe
rmas
ala
han
KA
D
5D
2.2
Info
rma
si t
erb
aru
te
nta
ng
KA
D s
ert
a t
ers
ed
ian
ya
be
be
rap
a a
lte
rna
tif
pe
me
cah
an
ma
sala
h K
AD
M3
- d
st
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er
5
M2
.3
Me
mb
uat
Su
rat
Ke
pu
tusa
n/
Ed
aran
Be
rsam
a, ji
ka
dip
erl
uka
n
→ M
isal
nya
un
tuk
me
nye
lesa
ika
n p
erm
asa
lah
an K
AD
yan
g m
elib
atka
n le
bih
dar
i sat
u le
mb
aga/
kem
en
tria
n d
i
tin
gkat
pu
sat)
5M
2.3
Su
rat
Ke
pu
tusa
n/
Ed
ara
n B
ers
am
a i
nst
an
si p
usa
t
terk
ait
un
tuk
pe
ny
ele
saia
n m
asa
lah
KA
D
M5
dan
M6
M1
7 d
an M
18
M2
9 d
an M
30
dst
(2x/
tah
un
)
Dit
jen
PU
M, P
em
pro
v 1
M2
.4
Me
laku
kan
ke
giat
an
so
sial
isas
i KA
D s
eca
ra le
ngk
ap
(te
rmas
uk
sim
ula
si in
tera
ktif
pe
mb
en
tuka
n K
AD
) 2
kal
i
dal
am s
atu
ta
hu
n
1D
2.4
Ke
giat
an s
osi
alis
asi
KA
D t
ers
ele
ngg
ara
dan
diik
uti
de
nga
n la
po
ran
pe
nye
len
ggar
aan
ke
giat
an
M5
– M
6
M1
7 –
M1
8
M2
9 –
M3
0
Dit
jen
Pu
m, P
em
pro
v,
3M
8.1
Dit
jen
PU
M/P
rop
insi
me
mo
bili
sasi
/ m
en
gorg
an
isir
kegi
atan
stu
di b
and
ing
yan
g d
iiku
ti o
leh
pih
ak
pe
me
rin
tah
dae
rah
ka
bu
pa
ten
/ko
ta p
rop
insi
(bis
a d
ijad
ikan
sat
u r
angk
aian
de
nga
n k
egi
atan
so
sial
iasi
)
3D
8.1
Te
rse
len
gg
ara
ny
a k
eg
iata
n s
tud
i b
an
din
g y
an
g
dim
ob
ilis
asi
Dit
jen
PU
M/P
rop
insi
M6
– M
18
D
itje
n P
UM
1
M4
.1
Me
laku
kan
kaj
ian
me
nge
nai
ke
mu
ngk
inan
pe
ne
rap
an
sist
em
inse
nti
f ya
ng
sesu
ai d
en
gan
pe
ratu
ran
pe
run
dan
gan
1D
4.1
Te
rse
dia
nya
kaj
ian
ke
mu
ngk
inan
pe
ne
rap
an s
iste
m
inse
nti
f
M6
- d
st
Dit
jen
PU
M
1M
2.5
M
en
sosi
alis
asik
an p
em
aham
an K
AD
me
lalu
i 1
D2
.5
Dit
ayan
gkan
nya
“Ik
lan
Lay
anan
Mas
yara
kat”
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
64
| P
ag
e
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Su
b K
eg
iata
n
Ou
tpu
t
Ko
de
K
eg
iata
n
Ko
de
O
utp
ut
“I
klan
Lay
anan
Mas
yara
kat”
di m
ed
ia t
ele
visi
me
nge
nai
pe
mah
aman
KA
D
M7
– M
8
Dit
jen
PU
M
5M
1.3
Pe
mb
ahas
an k
on
sep
ke
lem
bag
aan
/ p
em
bia
yaan
Se
kbe
r
dan
dra
ft K
ep
utu
san
Me
nte
ri D
alam
Ne
geri
5D
1.3
Ko
nse
p S
ek
be
r se
rta
Ke
pu
tusa
n M
en
da
gri
Fin
al,
sia
p
un
tuk
di
imp
lem
en
tasi
ka
n
M7
– M
9
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er
5
M3
.3
Me
laku
kan
kaj
ian
/an
alis
a te
rhad
ap d
ata/
info
rmas
i KA
D
yan
g su
dah
te
rid
en
tifi
kasi
de
nga
n m
en
ggu
nak
an
ind
ikat
or
mo
ne
v
5D
3.3
Ha
sil
ev
alu
asi
KA
D
M7
- M
9
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er;
Pe
mp
rov
5M
6.1
Me
nga
da
kan
pe
rte
mu
an
un
tuk
me
nja
lin k
om
un
ikas
i aw
al
anta
r K
AD
yan
g su
dah
te
rbe
ntu
k d
i se
luru
h In
do
ne
sia
5D
6.1
Pe
rte
mu
an
aw
al
un
tuk
me
nja
lin
ko
mu
nik
asi
an
tar
KA
D
M7
– M
12
D
itje
n P
UM
; P
em
pro
v,
1M
3.1
Me
laku
kan
kaj
ian
re
leva
nsi
KA
D d
en
gan
te
ma
:
� I
de
nti
fika
si p
ote
nsi
dae
rah
ya
ng
akan
dik
erj
asam
akan
,
� P
erm
asal
ahan
yan
g id
en
tik
an
tara
dae
rah
– d
aera
h
yan
g ak
an m
ela
kuka
n K
AD
� K
eu
anga
n K
AD
,
� P
en
gelo
laan
ase
t b
ers
ama
KA
D,
� P
em
bag
ian
ke
un
tun
gan
da
n k
eru
gian
KA
D
1D
3.1
Kaj
ian
re
leva
nsi
KA
D d
en
gan
te
ma:
�
Ide
nti
fika
si p
ote
nsi
dae
rah
ya
ng
akan
dik
erj
asam
aka
n,
�
Pe
rmas
alah
an y
ang
ide
nti
k a
nta
ra d
aera
h –
dae
rah
yan
g ak
an m
ela
kuka
n K
AD
�
Ke
uan
gan
KA
D,
�
Pe
nge
lola
an a
set
be
rsam
a K
AD
,
�
Pe
mb
agia
n k
eu
ntu
nga
n d
an
ke
rugi
an K
AD
M7
– M
12
D
itje
n P
UM
/ Se
kbe
r 5
M4
.2
Me
nyu
sun
dra
ft k
eb
ijaka
n m
en
gen
ai m
eka
nis
me
pe
ngg
un
aan
da
na
de
kon
sen
tras
i un
tuk
KA
D
5D
4.2
Dra
ft k
eb
ija
ka
n m
ek
an
ism
e p
en
gg
un
aa
n d
an
a
de
ko
nse
ntr
asi
un
tuk
KA
D
M7
– M
12
D
itje
n P
UM
/Se
kbe
r;
Pe
mp
rov
5M
5.3
Me
laku
kan
ide
nti
fika
si d
an
me
nyu
sun
be
ntu
k/je
nis
de
sain
cap
acit
y b
uild
ing
yan
g d
ibu
tuh
kan
ole
h
Pe
me
rin
tah
Pro
vin
si
→ Id
en
tifi
kasi
dila
kuka
n d
ari h
asil
kegi
atan
5M
3.1
,
dim
aksu
dka
n u
ntu
k m
en
gaw
al/
me
nd
oro
ng/
me
mp
erk
uat
/ m
em
fasi
litas
i K
AD
yan
g te
rjad
i di
wila
yah
nya
5D
5.3
De
sain
Ke
gia
tan
ca
pa
city
bu
ild
ing
y
an
g d
ibu
tuh
ka
n
pih
ak
pe
mp
rov
un
tuk
me
ng
aw
al/
me
nd
oro
ng
/
me
mp
erk
ua
t/ m
em
fasi
lita
si K
AD
di
wil
ay
ah
ny
a
M7
– M
18
D
itje
n P
UM
5
M5
.2
Me
nga
da
kan
pe
lati
ha
n F
asili
tato
r K
AD
di t
ingk
at p
rop
insi
→ F
asili
tato
r d
i tin
gkat
pro
vin
si n
anti
nya
aka
n
me
laks
anak
an
ke
giat
an
ca
pa
city
bu
ild
ing
bag
i
Pe
mka
b/P
em
kot
5D
5.2
Fa
sili
tato
r K
AD
te
rla
tih
di
tin
gk
at
pro
pin
si
M9
D
itje
n P
UM
5
M1
.4
Pe
mb
en
tuka
n S
ekr
eta
riat
Be
rsa
ma
yan
g d
iatu
r d
en
gan
Ke
pu
tusa
n M
en
teri
Dal
am N
ege
ri
5D
1.4
Te
rbe
ntu
kn
ya
Se
kre
tari
at
Be
rsa
ma
&
dib
erl
ak
uk
an
ny
a K
ep
utu
san
Me
nd
ag
ri
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
65
| P
ag
e
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Su
b K
eg
iata
n
Ou
tpu
t
Ko
de
K
eg
iata
n
Ko
de
O
utp
ut
M1
0
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er
5
M3
.4
Me
ngi
de
nti
fika
si a
lte
rnat
if k
eb
ijaka
n u
ntu
k
me
nye
lesa
ikan
pe
rmas
ala
han
KA
D b
erd
asa
rkan
has
il
eva
luas
i
5D
3.4
Be
be
rap
a a
lte
rna
tif
ke
bij
ak
an
un
tuk
me
ny
ele
saik
an
pe
rma
sala
ha
n K
AD
M1
0-M
12
D
itje
n P
UM
5
M1
.5
Sosi
alis
asi
te
rbe
ntu
knya
Se
kbe
r d
i tin
gkat
pu
sat
dan
dae
rah
5D
1.5
Ke
gia
tan
so
sia
lisa
si S
ek
be
r te
rse
len
gg
ara
M1
1
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er
5
M3
.5
Me
ne
ntu
kan
ke
bija
kan
te
rka
it K
AD
yan
g ak
an d
i
imp
lem
en
tasi
kan
de
nga
n m
ela
kuka
n a
nal
isa
terh
ad
ap
be
be
rap
a al
tern
atif
ke
bija
kan
5D
3.5
K
eb
ija
ka
n t
erp
ilih
un
tuk
di
imp
lem
en
tasi
ka
n
M1
1
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er
5
M3
.6
Me
ngi
mp
lem
en
tasi
kan
ke
bija
kan
KA
D t
erp
ilih
5
D3
.6
Imp
lem
en
tasi
ke
bij
ak
an
KA
D
Tia
p M
12
D
itje
n P
UM
/ Se
kbe
r ;
Pe
mp
rov
5M
3.7
Me
laku
kan
ke
giat
an
mo
ne
v K
AD
se
cara
be
rkal
a
5D
3.7
Ha
sil
ke
gia
tan
mo
ne
v b
erk
ala
M1
3 –
M1
5
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er
5M
4.3
Me
laku
kan
ke
giat
an
ko
nsu
ltas
i pu
blik
dra
ft k
eb
ijaka
n
pe
ngg
un
aan
da
na
De
kon
sen
tra
si u
ntu
k K
AD
5D
4.3
Dra
ft k
eb
ija
ka
n m
ek
an
ism
e p
en
gg
un
aa
n d
an
a
de
ko
nse
ntr
asi
un
tuk
KA
D y
an
g t
ela
h m
en
da
pa
tka
n
ma
suk
an
M1
3 –
M 1
8
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er;
Pe
mp
rov
5M
5.4
Me
laks
anak
an
ke
giat
an c
apac
ity
bu
ildin
g ya
ng
tela
h d
i
ide
nti
fika
si
5D
5.4
Pe
lak
san
aa
n k
eg
iata
n C
ap
aci
ty B
uil
din
g b
ag
i
pe
me
rin
tah
pro
vin
si
M1
6 –
M1
8
Dit
jen
PU
M/
Sekb
er
5M
4.4
Imp
lem
en
tasi
ke
bija
kan
“P
en
ggu
naa
n D
ana
De
kon
sen
tras
i un
tuk
KA
D”
5D
4.4
Re
gu
lasi
/Pe
ratu
ran
te
nta
ng
Pe
ng
gu
na
an
Da
na
De
ko
nse
ntr
asi
un
tuk
KA
D
M1
8 –
M3
0
Dit
jen
PU
M
1M
4.2
Me
nyu
sun
dra
ft k
eb
ijaka
n p
em
be
rian
inse
nti
f
(me
kan
ism
e, k
rite
ria,
be
ntu
k)
1D
4.2
Dra
ft k
eb
ijaka
n in
sen
tif
KA
D
M1
9 -
24
D
itje
n P
UM
/ Se
kbe
r 5
M4
.5
Pe
nd
amp
inga
n im
ple
me
nta
si k
egi
atan
“P
en
ggu
naa
n
Dan
a D
eko
nse
ntr
asi u
ntu
k K
AD
”
5D
4.5
Te
rla
ksa
na
ny
a k
eg
iata
n “
Pe
ng
gu
na
an
Da
na
De
ko
nse
ntr
asi
un
tuk
KA
D”
M1
9 –
M3
6
Dit
jen
PU
M
3M
9.2
Me
laku
kan
re
visi
pe
ratu
ran
pe
run
dan
gan
te
rka
it
wad
ah/o
rgan
isas
i KA
D
3D
9.2
Re
vis
i p
era
tura
n p
eru
nd
an
ga
n t
erk
ait
wa
da
h/o
rga
nis
asi
KA
D
M3
1–
M3
6
Dit
jen
PU
M, P
em
pro
v 1
M4
.3
Me
laku
kan
ke
giat
an
ko
nsu
ltas
i pu
blik
“K
eb
ijaka
n In
sen
tif
KA
D”
1D
4.3
Ke
giat
an k
on
sult
asi
pu
blik
te
rse
len
ggar
a d
an
diik
uti
lap
ora
nn
ya
M3
6
Dit
jen
PU
M
1M
4.4
Mu
lai m
en
era
pka
n “
Ke
bija
kan
In
sen
tif
KA
D”
1D
4.4
Pe
ratu
ran
Inse
nti
f K
AD
M3
6 –
M4
2
Dit
jen
PU
M;
Pe
mp
rov
1M
4.5
M
ela
kuka
n k
egi
ata
n s
osi
alis
asi “
Ke
bija
kan
In
sen
tif
KA
D”
1D
4.5
K
egi
atan
so
sial
isa
si t
ers
ele
ngg
ara
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
66
| P
ag
e
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Su
b K
eg
iata
n
Ou
tpu
t
Ko
de
K
eg
iata
n
Ko
de
O
utp
ut
INS
TIT
US
I P
EN
AN
GG
UN
G J
AW
AB
: P
EM
PR
OV
/PE
MK
AB
/PE
MK
OT
M1
– M
6
Bis
a
dila
ksa
nak
an
be
rsam
aan
de
nga
n
kegi
atan
sosi
alis
asi d
an
atau
wo
rksh
op
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
yan
g
akan
/ m
ela
ksan
aka
n
KA
D
1M
5.1
Me
laku
kan
ide
nti
fika
si t
oko
h p
en
du
kun
g K
AD
di d
ae
rah
1
D5
.1
Do
kum
en
tasi
to
koh
– t
oko
h /
akt
or
regi
on
al K
AD
M4
– M
7
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
2M
1.1
Me
laku
kan
pe
rte
mu
an –
pe
rte
mu
an in
form
al u
ntu
k
me
mb
ahas
te
ma
– t
em
a K
AD
2D
1.1
Be
rte
mu
nya
akt
or
kun
ci w
ilaya
h u
ntu
k m
em
pe
rku
at
rasa
ke
be
rsam
aan
re
gio
nal
M7
– M
12
Ke
giat
an in
i bis
a
dila
kuka
n
be
rsam
aan
de
nga
n
kegi
atan
1A
3.
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
yan
g
akan
/ m
ela
ksan
aka
n
KA
D
1M
7.1
Me
laku
kan
ide
nti
fika
si f
akto
r –
fa
kto
r ku
nci
yan
g a
da
di
regi
on
se
pe
rti
�
Fisi
k (S
ara
na
da
n P
rasa
ran
a) d
an S
um
be
r D
aya
Ala
m
�
Ke
pe
nd
ud
uka
n d
an S
um
be
r D
aya
Man
usi
a
�
Hu
kum
dan
Ke
bija
kan
�
Akt
ivit
as S
ekt
ora
l
�
Pe
me
rin
tah
an
�
Sosi
al B
ud
aya
�
Jeja
rin
g d
an k
erj
a sa
ma
regi
on
al y
ang
tela
h a
da
1D
7.1
Te
rku
mp
uln
ya d
ata
– d
ata
yan
g d
ibu
tuh
kan
, se
pe
rti:
� F
isik
(Sa
ran
a &
Pra
sara
na)
dan
Su
mb
er
Day
a A
lam
� K
ep
en
du
du
kan
dan
Su
mb
er
Day
a M
anu
sia
� H
uku
m d
an K
eb
ijaka
n
� A
ktiv
itas
Se
kto
ral
� P
em
eri
nta
han
� S
osi
al B
ud
aya,
dll
� J
eja
rin
g d
an k
erj
a sa
ma
regi
on
al y
ang
tela
h a
da
M7
– D
st
(Te
rus
me
ne
rus)
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
yan
g
akan
/ m
ela
ksan
aka
n
KA
D
1M
6.1
Me
laku
kan
pe
rte
mu
an/l
oka
kary
a u
ntu
k m
en
jalin
kom
un
ikas
i de
nga
n t
oko
h p
en
du
kun
g K
AD
yan
g te
lah
diid
en
tifi
kasi
1D
6.1
Te
rbe
ntu
k n
etw
ork
ing
info
rmal
to
koh
– t
oko
h /
akt
or
regi
on
al K
AD
M8
P
em
pro
v,
Pe
mka
b/P
em
kot
2M
1.2
Me
mb
en
tuk
“Fo
rum
To
koh
Ku
nci
” u
ntu
k m
em
ba
has
pe
mb
en
tuka
n K
AD
2D
1.2
Te
rbe
ntu
knya
“Fo
rum
To
koh
Ku
nci
”
M8
P
em
pro
v,
Foru
m T
oko
h K
un
ci
2M
2.1
“Fo
rum
To
koh
ku
nci
” m
em
be
ntu
k ti
m y
ang
be
rtu
gas
un
tuk
me
nyi
ap
kan
dra
ft k
on
sep
KA
D&
dra
ft r
en
can
a
kele
mb
aga
an d
en
gan
dif
asili
tasi
ole
h P
em
pro
v
2D
2.1
Tim
pe
nyu
sun
dra
ft k
on
sep
KA
D t
erb
en
tuk
M8
– M
9
Pe
mp
rov,
Foru
m T
oko
h K
un
ci
2M
2.2
Tim
yan
g te
rbe
ntu
k m
en
yia
pka
n d
an m
en
yusu
n d
raft
kon
sep
KA
D, t
eru
tam
a vi
si d
an m
isi s
ert
a p
rio
rita
s o
bye
k
kerj
asam
a
2D
2.2
Te
rse
dia
nya
dra
ft K
on
sep
KA
D
M8
- T
eru
s
me
ne
rus,
be
rkal
a
mis
aln
ya 3
kal
i
dal
am s
eta
hu
n
Pe
mp
rov,
Foru
m T
oko
h K
un
ci
2M
5.1
Me
laku
kan
pe
rte
mu
an in
form
al r
uti
n a
kto
r ku
nci
KA
D
2D
5.1
Te
rse
len
ggar
an
ya p
ert
em
uan
ru
tin
akt
or
kun
ci K
AD
yan
g d
ido
kum
en
tasi
kan
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
67
| P
ag
e
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Su
b K
eg
iata
n
Ou
tpu
t
Ko
de
K
eg
iata
n
Ko
de
O
utp
ut
M1
0
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
2M
2.3
M
em
pu
blik
asik
an d
raft
ko
nse
p K
AD
me
lalu
i me
kan
ism
e
pu
blic
he
ari
ng
2D
2.3
Te
rpu
blik
asik
an
nya
Dra
ft K
on
sep
KA
D
M1
0 –
M1
1
Pe
mp
rov,
Foru
m T
oko
h K
un
ci
2M
3.1
Tim
yan
g te
rbe
ntu
k m
ela
kuka
n k
ajia
n a
kad
em
is s
ingk
at
terh
ada
p k
eb
utu
han
wad
ah K
AD
se
rta
be
ntu
k w
adah
yan
g se
suai
2D
3.1
Lap
ora
n k
ajia
n a
kad
em
is m
en
gen
ai k
eb
utu
ha
n d
an
be
ntu
k w
adah
KA
D
M1
0 -
M1
2
Pe
mp
rov;
Pe
mka
b/P
em
kot;
wad
ah K
AD
yan
g
sud
ah t
erb
en
tuk
5M
6.2
Pe
mb
en
tuka
n A
sosi
asi K
AD
5
D6
.2
Te
rbe
ntu
knya
Aso
sias
i KA
D
M1
2
Pe
mp
rov,
Foru
m T
oko
h K
un
ci
2M
5.2
Me
laks
anak
an
se
min
ar/w
ork
sho
p p
em
aham
an
KA
D y
ang
diik
uti
ole
h a
kto
r –
akt
or
kun
ci r
egi
on
al, t
eru
tam
a
pim
pin
an/k
ep
ala
dae
rah
yan
g (a
kan
) m
ela
kuka
n K
AD
2D
5.2
Ke
giat
an s
em
inar
/wo
rksh
op
pe
mah
aman
KA
D
terl
aksa
na
dan
diik
uti
de
nga
n la
po
ran
pe
laks
an
aan
kegi
atan
se
min
ar/
wo
rksh
op
pe
mah
aman
KA
D
M1
2 –
M1
3
Pe
mp
rov,
Foru
m T
oko
h K
un
ci
2M
3.2
T
im m
en
yusu
n d
raft
wad
ah K
AD
se
sua
i de
nga
n h
asil
kajia
n d
an k
ese
pak
atan
be
rsam
a
2D
3.2
Te
rsu
sun
nya
dra
ft w
adah
KA
D. D
raft
wad
ah K
AD
ini
me
lipu
ti h
al –
hal
:
� B
en
tuk
keo
rgan
isa
sian
/wad
ah K
AD
� S
tru
ktu
r w
adah
KA
D
� S
DM
pe
laks
ana/
pe
ngg
era
k w
ada
h K
AD
� P
em
bia
yaan
wad
ah K
AD
M1
3
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
yan
g
akan
/ m
ela
ksan
aka
n
KA
D
1M
7.2
Me
nam
pilk
an d
ata
– d
ata
terk
um
pu
l dal
am b
en
tuk
nar
asi,
stat
isti
k d
an
gra
fik
1D
7.2
Dat
a –
dat
a fa
kto
r ku
nci
re
gio
n s
ud
ah d
alam
be
ntu
k
nar
asi,
stat
isik
da
n g
rafi
k.
M1
4
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
yan
g
akan
/ m
ela
ksan
aka
n
KA
D
1M
7.3
Me
mb
uat
pe
ta k
on
dis
i re
gio
nal
be
rdas
arka
n d
ata
yan
g
terk
um
pu
l da
n t
ela
h d
iola
h
1D
7.3
Te
rse
dia
nya
“P
ET
A R
EG
ION
AL”
, se
hin
gga
terg
amb
arka
n p
ote
nsi
da
n p
erm
asal
ahan
re
gio
nal
M1
4 -
M1
5
Pe
mp
rov,
Foru
m T
oko
h K
un
ci
2M
4.1
Pe
nyu
sun
an d
raft
ke
sep
akat
an
be
rsam
a (M
oU
)
pe
laks
an
aan
KA
D o
leh
tim
2D
4.1
Te
rse
dia
nya
dra
ft K
ese
pak
ata
n B
ers
ama
(Mo
U)
M1
6
Pe
mka
b/P
em
kot
2M
5.3
Pe
nan
dat
an
gan
Ke
sep
akat
an B
ers
ama
(MO
U)
2
D5
.3
Pe
nan
dat
an
gan
an
Mo
U K
AD
M1
7 –
M1
8
Foru
m T
oko
h K
un
ci
3M
1.1
Pe
nyu
sun
an d
raft
Pe
rjan
jian
Ke
rjas
ama
be
rda
sark
an M
oU
yan
g d
ise
pak
ati
3D
1.1
Dra
ft P
erj
anjia
n K
erj
asam
a K
AD
su
dah
te
rse
dia
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
68
| P
ag
e
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Su
b K
eg
iata
n
Ou
tpu
t
Ko
de
K
eg
iata
n
Ko
de
O
utp
ut
M1
7 –
M1
8
Foru
m T
oko
h K
un
ci
3M
1.2
Asi
ste
nsi
dan
Ko
nsu
lta
si d
en
gan
Dit
jen
PU
M d
an
ata
u
Pro
vin
si
3D
1.1
Dra
ft P
erj
anjia
n K
erj
asam
a K
AD
su
dah
te
rse
dia
M1
7 –
M1
8
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/P
em
kot
3M
8.2
Pih
ak k
abu
pat
en
/ko
ta y
ang
me
laku
kan
KA
D m
ela
kuka
n
stu
di b
and
ing
3D
8.2
Te
rse
len
ggar
an
ya k
egi
ata
n s
tud
i ban
din
g ya
ng
dila
kuka
n s
en
dir
i ole
h p
ihak
dae
rah
yan
g b
eke
rjas
ama
M1
8
Pe
mka
b/P
em
kot
3M
2.1
Pe
nan
dat
an
gan
an
Pe
rjan
jian
Ke
rjas
ama
3D
2.1
Pe
rjan
jian
Ke
rja
sam
a su
da
h d
itan
dat
anga
ni o
leh
pim
pin
an d
ae
rah
mas
ing
– m
asi
ng
dan
sa
h s
eca
ra
hu
kum
M1
8 –
M3
6
Pe
mka
b/P
em
kot/
DP
RD
3
M7
.1
Me
laku
kan
inis
iasi
pe
nyu
sun
an P
erd
a P
em
ban
tuka
n
wad
ah K
AD
3D
7.1
Dra
ft P
erd
a K
AD
M1
9
Foru
m T
oko
h K
un
ci
3M
3.1
M
em
be
ntu
k/m
en
dir
ikan
wad
ah K
AD
yan
g d
ise
pak
ati
me
lalu
i ke
sep
akat
an r
esm
i
3D
3.1
Wad
ah K
AD
te
rbe
ntu
k
M1
9 –
M2
1
Pe
mp
rov,
Pe
mka
b/K
ota
5M
5.5
Me
laku
kan
ide
nti
fika
si d
an
me
nyu
sun
be
ntu
k/je
nis
de
sain
ca
pa
city
bu
ild
ing
yan
g d
ibu
tuh
kan
ole
h
Pe
mka
b/k
ota
un
tuk
me
laks
an
aka
n K
AD
5D
5.5
De
sain
Ke
giat
an
ca
pa
city
bu
ild
ing
yan
g d
ibu
tuh
kan
Pe
me
rin
tah
Kab
up
ate
n/K
ota
M2
0
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
3
M4
.1
Me
ne
ntu
kan
kri
teri
a SD
M y
an
g a
kan
du
du
k d
i tia
p P
okj
a.
Me
lipu
ti:
�
Jen
is k
eah
lian
yan
g d
ibu
tuh
kan
�
Ap
akah
dar
i SD
M in
tern
al P
NS)
ata
u
eks
tern
al
(pro
fesi
on
al)
Ca
tata
n:
4M
2.2
-4M
2.4
ad
alah
lan
gkah
yan
g d
ilaku
kan
jika
akan
me
rekr
ut
SDM
dar
i kal
an
gan
pro
fesi
on
al.
3D
4.1
Kri
teri
a SD
M y
ang
dib
utu
hka
n u
ntu
k m
en
gisi
Po
kja
M2
0
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
3
M4
.2
Me
mb
uka
/me
ngu
mu
mka
n lo
wo
nga
n p
eke
rjaa
n.
Mis
aln
ya d
en
gan
pas
an
g ik
lan
di m
ed
ia (
sura
t ka
bar
,
inte
rne
t, r
adio
, dll)
; m
en
ghu
bu
ngi
inst
itu
si p
en
did
ikan
,
org
anis
asi p
rofe
si, p
eru
sah
aan
pe
nca
ri t
en
aga
kerj
a
pro
fesi
on
al, d
ll
3D
4.2
Te
rjar
ingn
ya b
eb
era
pa
kan
did
at
SDM
yan
g ak
an
du
du
k d
alam
Po
kja
M2
1-M
22
W
adah
/org
anis
asi
KA
D
3M
4.3
Pro
ses
sele
ksi &
pe
ne
rim
aan
M
isal
nya
de
nga
n t
aha
pan
sb
b:
�
Me
ne
rim
a su
rat
lam
ara
n
(un
tuk
me
nd
apa
tkan
info
rmas
i pe
nga
lam
an p
ela
mar
kerj
a)
�
Me
laku
kan
te
st d
en
gan
mat
eri
pe
nge
tah
ua
n t
en
tan
g
KA
D, k
em
amp
ua
n m
anaj
eri
al, d
ll
�
Waw
anca
ra
�
Me
me
riks
a re
fere
nsi
Ke
pu
tusa
n p
en
eri
maa
n S
DM
3D
4.3
Te
rpili
hn
ya S
DM
pro
fesi
on
al u
ntu
k p
okj
a
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
69
| P
ag
e
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Su
b K
eg
iata
n
Ou
tpu
t
Ko
de
K
eg
iata
n
Ko
de
O
utp
ut
M2
2 -
be
rsif
at
teru
s m
en
eru
s
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
4
M2
.1
Me
nga
da
kan
pe
rte
mu
an
ru
tin
un
tuk
kom
un
ika
si a
nta
r
SKP
D
→se
jak
terb
en
tuk
wad
ah s
amp
ai d
en
gan
imp
lem
en
tasi
kegi
atan
4D
2.1
Te
rjad
inya
ko
mu
nik
asi
, ke
rjas
ama
dan
ko
ord
inas
i
(3k)
an
tar
SKP
D t
erk
ait
M2
3
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
3
M4
.4
Ori
en
tasi
bag
i SD
M t
erp
ilih
→Y
aitu
pe
nge
na
lan
sit
uas
i ke
rja
pad
a p
ega
wai
te
nta
ng
kon
sep
wad
ah K
AD
, tu
po
ksin
ya,
hak
SD
M y
bs
(pe
ngh
asila
n, j
am k
erj
a, h
ak c
uti
, fa
silit
as d
ll), r
uan
g
lingk
up
tu
gas,
dll
3D
4.4
Pe
mah
aman
SD
M t
erp
ilih
te
rhad
ap t
up
oks
i se
rta
hak
/ke
waj
iban
nya
M2
4
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
4
M1
.1
Me
laku
kan
kaj
ian
te
rhad
ap
bid
ang
po
kja
yan
g
dib
utu
hka
n
(dis
esu
aika
n d
en
gan
bid
ang/
ob
yek
yan
g d
ike
rjas
amak
an
)
4D
1.1
Te
rid
en
tifi
kasi
nya
Bid
ang-
bid
ang
Po
kja
yan
g
dib
utu
hka
n
M2
4
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
4
M1
.2
Me
laku
kan
kaj
ian
te
rhad
ap
Jo
b D
esc
rip
tio
n (
An
alis
a
jab
atan
) ti
ap b
idan
g P
okj
a, m
elip
uti
:
•
Po
la t
uga
s
•
Hak
dan
ke
waj
iban
•
We
we
nan
g
•
Tan
ggu
ng
Jaw
ab
•
SDM
yan
g d
ibu
tuh
kan
4D
1.2
Te
rse
dia
nya
Jo
b d
esc
rip
tio
n t
iap
bid
ang
Po
kja
M2
4 –
M2
6
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
3
M5
.1
Me
nyu
sun
dra
ft R
en
stra
wila
yah
KA
D
3D
5.1
Dra
ft R
en
stra
wila
yah
KA
D
M2
4 –
M2
6
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
3
M5
.2
Me
nyu
sun
dra
ft M
ilest
on
e w
ilaya
h K
AD
3
D5
.2
Dra
ft M
ilest
on
e w
ilaya
h K
AD
M2
4 –
M2
6
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
3
M5
.3
Me
nyu
sun
dra
ft A
ctio
n P
lan
KA
D
3D
5.3
Dra
ft A
ctio
n P
lan
KA
D
M2
5
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
4
M1
.3
Pe
mb
en
tuka
n b
eb
era
pa
Po
kja
de
nga
n b
idan
g te
rte
ntu
4D
1.3
Te
rbe
ntu
knya
be
be
rap
a P
okj
a b
idan
g te
rte
ntu
M2
5 -
dst
P
em
pro
v
5M
5.6
Me
laks
anak
an
ke
giat
an c
ap
aci
ty b
uild
ing
bag
i dae
rah
kab
up
ate
n/k
ota
yan
g m
em
bu
tuh
kan
.
→K
egi
atan
ini d
ap
at b
erb
en
tuk
pe
nyu
luh
an,
bim
bin
gan
tekn
is a
tau
pe
nd
idik
an
dan
pe
lati
han
(d
ikla
t) t
erk
ait
de
nga
n o
pe
rasi
on
al K
AD
se
pe
rti m
en
ingk
atka
n
kem
amp
uan
ap
arat
pe
laks
ana
KA
D, t
ata
cara
/te
knik
be
rne
gosi
asi,
dll
5D
5.6
Pe
laks
anaa
n k
egi
ata
n c
ap
aci
ty b
uild
ing
di t
ingk
at
kab
up
ate
n/k
ota
dila
kuka
n o
leh
fas
ilita
tor
KA
D
pro
pin
si
RE
NC
AN
A A
KSI
PE
NG
EMB
AN
GA
N D
AN
PE
NG
UA
TA
N K
ER
JASA
MA
AN
TA
R D
AE
RA
H
AP
RIL
20
11
70
| P
ag
e
Wa
ktu
Pe
lak
san
aa
n
Inst
itu
si
Pe
na
ng
gu
ng
Jaw
ab
Su
b K
eg
iata
n
Ou
tpu
t
Ko
de
K
eg
iata
n
Ko
de
O
utp
ut
M2
7 -
M2
9
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
3
M6
.1
Pe
mb
ahas
an a
lte
rnat
if s
um
be
r-su
mb
er
pe
mb
iaya
an
dan
me
kan
ism
e p
en
gan
ggar
an (
bai
k u
ntu
k o
pe
rasi
on
al
mau
pu
n im
ple
me
nta
si k
egi
atan
/ p
rogr
am K
AD
) →
Pe
mb
ahas
an s
um
be
r p
em
bia
yaan
& m
eka
nis
me
pe
nga
ngg
ara
n m
en
gacu
pad
a p
era
tura
n p
eru
nd
anga
n/
regu
lasi
te
rkai
t se
rta
kem
amp
uan
/kap
asit
as
dae
rah
→P
em
bah
asan
me
kan
ism
e p
em
bia
yaan
un
tuk
imp
lem
en
tasi
ke
giat
an
/ p
rogr
am K
AD
me
nga
cu p
ada
do
kum
en
pre
nca
naa
n y
ang
tela
h d
ise
pak
ati
3D
6.1
Te
rid
en
tifi
kasi
nya
be
be
rap
a al
tern
atif
su
mb
er
pe
mb
iaya
an &
me
kan
ism
e p
en
gan
ggar
an u
ntu
k
kegi
atan
op
era
sio
nal
KA
D s
ert
a im
ple
me
nta
si
kegi
atan
/pro
gram
KA
D
M3
0
Wad
ah/o
rgan
isa
si K
AD
3
M6
.2
Pe
ne
ntu
an s
um
be
r p
em
bia
yaan
se
rta
me
kan
ism
e
pe
nga
ngg
ara
nn
ya
3D
6.2
Ke
sep
akat
an
/ko
mit
me
n p
ara
angg
ota
KA
D t
en
tan
g
sum
be
r p
em
bia
yaan
da
n p
en
gan
ggar
ann
ya
M3
6
Pe
mka
b/P
em
kot/
DP
RD
3
M7
.2
Me
ne
tap
kan
Pe
rda
KA
D
3D
7.2
Dit
eta
pka
nn
ya P
erd
a te
nta
ng
KA
D
M3
1
Wad
ah/o
rgan
isa
si
KA
D;
Pe
mko
t/P
em
kab
4M
3.1
Pe
mb
ahas
an k
egi
ata
n K
AD
yan
g m
em
bu
tuh
kan
ban
tua
n/k
erj
asam
a (t
ekn
is m
au
pu
n d
an
a) d
ari l
uar
4D
3.1
Daf
tar
kegi
atan
+ j
en
is/
be
sarn
ya b
antu
an
(te
knis
mau
pu
n d
ana)
+ id
en
tita
s su
mb
er
dan
a
(mis
aln
ya p
ihak
sw
asta
yan
g b
erg
era
k d
i bid
ang
tert
en
tu,
kem
en
tria
n t
erk
ait
di t
ingk
at p
usa
t, p
erg
uru
an t
ingg
i, d
on
or,
d
ll)
M3
2
Wad
ah/o
rgan
isa
si
KA
D;
Pe
mko
t/P
em
kab
4M
3.2
Me
nga
da
kan
pe
rte
mu
an
de
nga
n s
um
be
r p
en
dan
aan
un
tuk
me
nja
jaki
ke
mu
ngk
ina
n k
erj
asam
a/ m
en
dap
at
ban
tua
n
4D
3.2
Ke
sep
akat
an
be
ntu
k ke
rjas
ama/
ban
tua
n y
ang
akan
dib
eri
kan
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
71 | P a g e
BAB 4 RENCANA AKSI
KEGIATAN JANGKA PENDEK
Seperti yang sudah disebutkan di bagian awal dari Rencana Aksi ini, bahwa selain rangkaian kegiatan –
kegiatan yang sudah disajikan dalam Matrik 1 sampai Matrik 5, Rencana Aksi ini juga mengambil 5
kegiatan dari Tahap 1 (1 Kegiatan); Tahap 3 (1 Kegiatan) dan Tahap 5 (3 Kegiatan) yang dinilai sebagai
kegiatan – kegiatan yang bisa dilaksanakan dalam jangka pendek atau mulai tahun anggaran 2012 oleh
Ditjen PUM sebagai bagian dari usaha untuk mengembangkan dan menguatkan kerjasama antar daerah
di Indonesia, terutama untuk meningkatkan pelayanan publik.
Lima kegiatan tersebut adalah:
1. Kegiatan sosialisasi pemahaman kerjasama antar daerah,
2. Kegiatan KAD Best Practice Transfer,
3. Kegiatan membentuk Sekretariat Bersama KAD,
4. Menyelenggarakan kegiatan fasilitasi peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan dalam
kerangka KAD, dan
5. Mendorong terbentuknya asosiasi KAD di tingkat pusat.
Lima kegiatan yang menjadi Rencana Aksi Jangka Pendek tersebut masing – masingnya akan dijelaskan
secara terperinci yang mencakup hal – hal sebagai berikut:
a. Latar belakang
b. Tujuan dan sasaran
c. Bentuk kegiatan
d. Hasil yang diharapkan, dan
e. Peserta kegiatan
Diharapkan dengan menyajikan Rencana Aksi Kegiatan Jangka Pendek seperti tersebut di atas akan
memudahkan Ditjen PUM, terutama Subdit KAD di dalam menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran
untuk tahun anggaran 2012.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
72 | P a g e
RENCANA AKSI KEGIATAN JANGKA PENDEK
KEGIATAN 1: Kegiatan Sosialisasi Pemahaman Kerjasama Antar Daerah
A. LATAR BELAKANG
Undang – Undang No. 22. Tahun 1999 yang kemudian disempurnakan menjadi UU. No. 32 tahun 2004
memberikan kesempatan kepada daerah untuk melakukan kerjasama antar daerah sebagai suatu aliansi
pembangunan wilayah. Lahirnya PP. No. 50 Tahun 2007 dan terakhir melalui Permendagri No. 22 dan 23
Tahun 2009 turut menyempurnakan mekanisme pelaksanaan kerjasama antar daerah tersebut.
Terbitnya Permendagri No. 37 Tahun 2010 yang salah satu isinya mengatur dengan jelas mekanisme
pemberian hibah sebagai salah satu sumber pendanaan operasional Kerjasama Antar Daerah (KAD)
tentu saja sangat memberikan angin segar untuk KAD yang telah berdiri maupun daerah – daerah
lainnya yang berinisiatif untuk melakukan KAD. Kerjasama antar daerah ini sendiri mempunyai tujuan
untuk meningkatkan pelayanan publik, mengembangkan dan mempercepat pembangunan wilayah yang
meliputi bidang ekonomi, sosial budaya, fisik, prasarana serta bidang lainnya sesuai kesepakatan
bersama.
Sejauh ini telah dirasakan adanya kendala – kendala terutama di dalam teknis pelaksanaan KAD seperti:
kurangnya pemahaman pihak daerah akan manfaat dari kerjasama antar daerah, kurangnya koordinasi
dan komunikasi dengan/antar Kepala Daerah dari masing – masing pemerintah daerah; terbatasnya
SDM pelaksana KAD dan tidak sesuai dengan tuntutan KAD; serta mekanisme pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan yang digunakan untuk KAD ini.
Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum, Direktorat Dekosentrasi
dan Kerjasama, Subdit Kerjasama Daerah, telah bekerjasama dengan Bank Dunia melalui program
Desentralization Support Facility (DSF) untuk menyusun suatu Rencana Aksi Pengembangan dan
Penguatan Kerjasama Antar Daerah. Salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari rencana aksi tersebut
adalah usulan untuk melaksanakan 5 Kegiatan Jangka Pendek Prioritas bagi Subdit Kerjasama Daerah
mulai Tahun Anggaran 2012 yang dibiayai oleh APBN. Salah satu kegiatan prioritas jangka pendek
tersebut adalah “Kegiatan Sosialisasi Pemahaman Kerjasama Antar Daerah”.
Mengingat pentingnya peran dan fungsi KAD di dalam meningkatkan pelayanan publik dan
meningkatkan perekonomian wilayah, maka Subdit Kerjasama Daerah, Direktorat Dekonsentrasi dan
Kerjasama, Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum, Kementerian Dalam Negeri akan terus berupaya
mendorong melalui berbagai kegiatan yang bertujuan mengembangkan dan memperkuat kemampuan
kapasitas SDM pelaku KAD serta organisasinya baik di tingkat nasional, provinsi dan daerah, sehingga
mampu menciptakan kemandirian dan keswadayaan daerah dalam mengelola, mengembangkan dan
meningkatkan seluruh potensi daerah guna meningkatkan pelayanan publik dan menunjang
kesejahteraan masyarakat.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
73 | P a g e
B. TUJUAN DAN SASARAN
Kegiatan Sosialisasi Pemahaman Kerjasama Antar Daerah ini bertujuan untuk:
- Memberikan pemahaman dasar mengenai KAD berdasarkan teori dan contoh – contoh keberhasilan
KAD; manfaat dan keuntungan melaksanakan KAD; tata cara dan prosedur KAD; regulasi yang
mendasari KAD serta tata cara menentukan obyek kerjasama kepada para pelaku KAD terutama
para pengambil keputusan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota serta TKKSD yang sudah
terbentuk.
- Melakukan identifikasi aktor-aktor pendukung KAD di daerah serta menyamakan pemahaman dan
tujuan serta manfaat KAD di antara daerah yang akan bekerja sama.
C. BENTUK KEGIATAN
Bentuk kegiatan Sosialisasi Pemahaman Kerjasama Antar Daerah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Melakukan Lokakarya Pemahaman KAD yang dihadiri oleh aktor kunci KAD seperti pengambil
keputusan dan tokoh – tokoh KAD lainnya. Kegiatan ini akan mengutamakan partisipasi peserta
Lokakarya untuk meningkatkan pemahaman KAD seperti dengan mengadakan simulasi
pembentukan KAD dan simulasi pelaksanaan KAD.
2. Penggunaan berbagai media elektronik dan cetak untuk menyebarluaskan informasi mengenai
manfaat serta pentingnya melakukan KAD untuk meningkatkan pelayanan publik dan perekonomian
wilayah, melalui Iklan Layanan Masyarakat di Televisi, Radio dan Surat Kabar nasional.
D. HASIL YANG DIHARAPKAN
Hasil yang diharapkan melalui kegiatan Sosialisasi Pemahaman Kerjasama Antar Daerah ini adalah:
1. Meningkatnya pemahaman pelaku dan calon pelaku KAD secara luas terutama para pengambil
keputusan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, sehingga pada akhirnya diharapkan dapat
meningkatkan terjalinnya kerjasama antar daerah.
2. Meluasnya penyebaran informasi di masyarakat luas mengenai pentingnya melakukan KAD untuk
meningkatkan pelayanan publik dan perekonomian wilayah.
E. PESERTA
Sasaran peserta dalam kegiatan Sosialisasi ini adalah:
1. Para pengambil keputusan di tingkat propinsi/kabupaten/kota: Kepala Daerah, Sekda, Bappeda
2. DPRD di tingkat propinsi/kabupaten/kota
3. TKKSD yang sudah terbentuk
4. SKPD terkait
5. Tokoh kunci wilayah pendukung KAD
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
74 | P a g e
RENCANA AKSI KEGIATAN JANGKA PENDEK
KEGIATAN 2: Kegiatan KAD Best Practice Transfer
A. LATAR BELAKANG
Undang – Undang No. 22. Tahun 1999 yang kemudian disempurnakan menjadi UU. No. 32 tahun 2004
memberikan kesempatan kepada daerah untuk melakukan kerjasama antar daerah sebagai suatu aliansi
pembangunan wilayah. Lahirnya PP. No. 50 Tahun 2007 dan terakhir melalui Permendagri No. 22 dan 23
Tahun 2009 turut menyempurnakan mekanisme pelaksanaan kerjasama antar daerah tersebut.
Terbitnya Permendagri No. 37 Tahun 2010 yang salah satu isinya mengatur dengan jelas mekanisme
pemberian hibah sebagai salah satu sumber pendanaan operasional Kerjasama Antar Daerah (KAD)
tentu saja sangat memberikan angin segar untuk KAD yang telah berdiri maupun daerah – daerah
lainnya yang berinisiatif untuk melakukan KAD. Kerjasama antar daerah ini sendiri mempunyai tujuan
untuk meningkatkan pelayanan publik, mengembangkan dan mempercepat pembangunan wilayah yang
meliputi bidang ekonomi, sosial budaya, fisik, prasarana serta bidang lainnya sesuai kesepakatan
bersama
Sejauh ini telah dirasakan adanya kendala – kendala terutama di dalam teknis pelaksanaan KAD seperti:
kurangnya pemahaman pihak daerah akan manfaat dari kerjasama antar daerah, kurangnya koordinasi
dan komunikasi dengan/antar Kepala Daerah dari masing – masing pemerintah daerah; terbatasnya
SDM pelaksana KAD dan tidak sesuai dengan tuntutan KAD; serta mekanisme pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan yang digunakan untuk KAD ini.
Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum, Direktorat Dekosentrasi
dan Kerjasama, Subdit Kerjasama Daerah, telah bekerjasama dengan Bank Dunia melalui program
Desentralization Support Facility (DSF) untuk menyusun suatu Rencana Aksi Pengembangan dan
Penguatan Kerjasama Antar Daerah. Salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari rencana aksi tersebut
adalah usulan untuk melaksanakan 5 Kegiatan Jangka Pendek Prioritas bagi Subdit Kerjasama Daerah
mulai Tahun Anggaran 2012 yang dibiayai oleh APBN. Salah satu kegiatan prioritas jangka pendek
tersebut adalah “Kegiatan KAD Best Practice Transfer”, yang berarti kegiatan yang bersifat
mempelajari, melihat dan mengamati pelaksanaan KAD baik yang berhasil maupun belajar dari
kegagalan KAD yang ada.
Mengingat pentingnya peran dan fungsi KAD di dalam meningkatkan pelayanan publik dan
meningkatkan perekonomian wilayah, maka Subdit Kerjasama Daerah, Direktorat Dekonsentrasi dan
Kerjasama, Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum, Kementerian Dalam Negeri akan terus berupaya
mendorong melalui berbagai kegiatan yang bertujuan mengembangkan dan memperkuat kemampuan
kapasitas SDM pelaku KAD serta organisasinya baik di tingkat nasional, provinsi dan daerah, sehingga
mampu menciptakan kemandirian dan keswadayaan daerah dalam mengelola, mengembangkan dan
meningkatkan seluruh potensi daerah guna meningkatkan pelayanan publik dan menunjang
kesejahteraan masyarakat.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
75 | P a g e
B. TUJUAN DAN SASARAN
Kegiatan KAD Best Practice Transfer ini bertujuan untuk:
3. Memberikan gambaran nyata mengenai proses – proses inisiasi KAD, pembentukan dan
implementasi KAD, sehingga faktor – faktor kritis yang menentukan suatu keberhasilan ataupun
kegagalan KAD bisa diketahui sejak awal oleh semua pelaku ataupun calon pelaku KAD di tingkat
pusat, provinsi maupun kabupaten/kota.
4. Proses transfer best practice ini bisa menjadi pembelajaran bagi semua pelaku ataupun calon pelaku
di semua tingkatan tersebut, dan jika dimungkinkan dapat diimplementasikan saat melaksanakan
KAD.
C. BENTUK KEGIATAN
Bentuk kegiatan KAD Best Practice Transfer yang dimaksud adalah sebagai berikut:
3. Dengan inisiasi dari Ditjen PUM, para pelaku KAD melakukan kunjungan ke beberapa KAD di
Indonesia yang bisa dijadikan pembelajaran seperti Sekber Kartamantul, BKAD
Subosukowonosraten, RM Barlingmascakeb dll.
4. Kegiatan ini juga bisa diselenggarakan dengan metode lokakarya 3 hari (misalnya di Solo atau
Jogjakarta) yang diselingi kegiatan peninjauan langsung ke lokasi – lokasi yang menjadi objek
kerjasama KAD di daerah lokasi pelaksanaan lokakarya. Kegiatan ini akan mengundang KAD – KAD
yang bisa dijadikan narasumber seperti Sekber Kartamantul, BKAD Subosukowonosraten dll, serta
mengundang KAD lainnya, ataupun juga mengundang bakal calon KAD yang sudah diidentifikasi oleh
Ditjen PUM. Kegiatan Lokakarya ini di kondisikan sedemikian rupa sehingga faktor transfer ilmu dan
pengalaman menjadi target utama.
D. HASIL YANG DIHARAPKAN
Hasil yang diharapkan melalui kegiatan KAD Best Practice Transfer ini adalah:
1. Terjadinya pertukaran pengalaman di antara peserta kegiatan, sehingga bisa dijadikan acuan
KAD lainnya di dalam membentuk dan menjalankan KAD.
2. Melalui kegiatan ini diharapkan semakin banyak Kabupaten/Kota yang berminat untuk
membentuk Kerjasama Antar Daerah.
3. Masyarakat luas semakin sadar akan pentingnya bekerja sama dengan daerah lain untuk
mencapai tujuan bersama.
4. Meningkatnya peran serta masyarakat luas dalam kerangka KAD.
E. PESERTA
Peserta yang diharapkan hadir di dalam kegiatan KAD Best Practice Transfer ini adalah:
1. Ditjen PUM (Subdit KAD).
2. Beberapa KAD yang bisa dijadikan contoh pembelajaran yang meliputi proses KAD sejak awal seperti
inisiasi, pembentukan dan implementasi.
3. SKPD/Dinas terkait objek KAD yang dijadikan contoh pembelajaran.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
76 | P a g e
4. Para pengambil keputusan di tingkat propinsi/kabupaten/kota
5. DPRD di tingkat propinsi/kabupaten/kota
6. TKKSD yang sudah terbentuk
7. Pengusaha lokal, perguruan tinggi, NGO dan masyarakat luas.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
77 | P a g e
RENCANA AKSI KEGIATAN JANGKA PENDEK
KEGIATAN 3: Membentuk Sekretariat Bersama KAD
A. LATAR BELAKANG
Undang – Undang No. 22. Tahun 1999 yang kemudian disempurnakan menjadi UU. No. 32 tahun 2004
memberikan kesempatan kepada daerah untuk melakukan kerjasama antar daerah sebagai suatu aliansi
pembangunan wilayah. Lahirnya PP. No. 50 Tahun 2007 dan terakhir melalui Permendagri No. 22 dan 23
Tahun 2009 turut menyempurnakan mekanisme pelaksanaan kerjasama antar daerah tersebut.
Terbitnya Permendagri No. 37 Tahun 2010 yang salah satu isinya mengatur dengan jelas mekanisme
pemberian hibah sebagai salah satu sumber pendanaan operasional Kerjasama Antar Daerah (KAD)
tentu saja sangat memberikan angin segar untuk KAD yang telah berdiri maupun daerah – daerah
lainnya yang berinisiatif untuk melakukan KAD. Kerjasama antar daerah ini sendiri mempunyai tujuan
untuk meningkatkan pelayanan publik, mengembangkan dan mempercepat pembangunan wilayah yang
meliputi bidang ekonomi, sosial budaya, fisik, prasarana serta bidang lainnya sesuai kesepakatan
bersama.
Sejauh ini telah dirasakan adanya kendala – kendala terutama di dalam teknis pelaksanaan KAD seperti:
kurangnya pemahaman pihak daerah akan manfaat dari kerjasama antar daerah, kurangnya koordinasi
dan komunikasi dengan/antar Kepala Daerah dari masing – masing pemerintah daerah, terbatasnya
SDM pelaksana KAD dan tidak sesuai dengan tuntutan KAD; serta mekanisme pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan yang digunakan untuk KAD ini.
Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum, Direktorat Dekosentrasi
dan Kerjasama, Subdit Kerjasama Daerah, telah bekerjasama dengan Bank Dunia melalui program
Desentralization Support Facility (DSF) untuk menyusun suatu Rencana Aksi Pengembangan dan
Penguatan Kerjasama Antar Daerah. Salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari rencana aksi tersebut
adalah usulan untuk melaksanakan 5 Kegiatan Jangka Pendek Prioritas bagi Subdit Kerjasama Daerah
mulai Tahun Anggaran 2012 yang dibiayai oleh APBN. Salah satu kegiatan prioritas jangka pendek
tersebut adalah “Membentuk Sekretariat Bersama KAD”, seperti yang dijelaskan di dalam Permendagri
No. 23/2009, di mana Sekretariat Bersama/Sekber yang dimaksud akan berkedudukan di Ditjen PUM.
Mengingat pentingnya peran dan fungsi KAD di dalam meningkatkan pelayanan publik dan
meningkatkan perekonomian wilayah, maka Subdit Kerjasama Daerah, Direktorat Dekonsentrasi dan
Kerjasama, Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum, Kementerian Dalam Negeri akan terus berupaya
mendorong melalui berbagai kegiatan yang bertujuan mengembangkan dan memperkuat kemampuan
kapasitas SDM pelaku KAD serta organisasinya baik di tingkat nasional, provinsi dan daerah, sehingga
mampu menciptakan kemandirian dan keswadayaan daerah dalam mengelola, mengembangkan dan
meningkatkan seluruh potensi daerah guna meningkatkan pelayanan publik dan menunjang
kesejahteraan masyarakat.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
78 | P a g e
B. TUJUAN DAN SASARAN
Kegiatan membentuk Sekretariat Bersama KAD ini bertujuan untuk:
- Mewujudkan Sekretariat Bersama Kerjasama Antar Daerah di tingkat pusat dalam hal ini di
Ditjen PUM yang sesuai dengan peraturan perundangan.
- Mewujudkan suatu organisasi/lembaga/badan yang bisa menjadi mediator terhadap
pengembangan dan penguatan KAD secara nasional seperti fungsi komunikasi, kerjasama dan
koordinasi antar Kementerian dan Lembaga di tingkat pusat yang sering mengeluarkan
kebijakan yang tanpa disadari justru melemahkan posisi KAD.
- Mewujudkan suatu organisasi/lembaga/badan yang bisa mengambil inisiatif dan proaktif untuk
mengembangkan dan menguatkan KAD secara nasional dan menjadi salah satu alat untuk
mencapai tujuan pembangunan di daerah.
- Sekber yang dibentuk tersebut berfungsi sebagai “Pusat Pelayanan KAD” dengan
mengutamakan sisi pelayanan, memberikan dukungan bagi KAD yang membutuhkan,
menjalankan kegiatan peningkatan kapasitas bagi pelaku KAD dll, tanpa menghilangkan fungsi –
fungsi pembinaan dan pengawasan yang dijelaskan di dalam peraturan perundangan. Fungsi
pembinaan dan pengawasan tersebut terutama berupa penyelenggaraan kegiatan monitoring
dan evaluasi secara berkala
C. BENTUK KEGIATAN
Bentuk kegiatan untuk mewujudkan Sekber KAD yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Menyusun Konsep Sekber KAD yang bisa dilakukan dengan melibatkan lembaga donor ataupun
ahli – ahli serta pelaku KAD.
2. Menyelenggarakan Workshop “Sekber KAD” dengan tujuan untuk memaparkan Konsep Sekber
yang telah disusun dan mendapatkan masukan – masukan kritis dari pelaku KAD yang ikut serta di
dalam kegiatan Workshop.
3. Menyiapkan draft Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Pembentukan Sekber serta
mendorong pengesahannya
4. Menyelenggarakan kegiatan sosialisasi Sekber KAD agar pelaku KAD dan Kementerian/Lembaga di
tingkat pusat mengetahui keberadaan dan fungsi Sekber KAD di Ditjen PUM.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
79 | P a g e
D. HASIL YANG DIHARAPKAN
Hasil yang diharapkan melalui kegiatan Pembentukan Sekretariat Bersama KAD ini adalah:
1. Terbentuknya Sekretariat Bersama Kerjasama Antar Daerah di tahun 2012 yang bisa menjalankan
fungsi – fungsi seperti yang sudah dijelaskan di bagian B.
2. Melalui terbentuknya Sekber KAD ini, diharapkan Kementerian/Lembaga di tingkat pusat serta
masyarakat luas pada umumnya menyadari akan keberadaan dan keuntungan dari mekanisme
Kerjasama Antar Daerah.
3. Terjadinya komunikasi, kerjasama dan koordinasi di tingkat pusat di antara Kementerian/Lembaga
yang selama ini menjadi salah satu kelemahan KAD di Indonesia
4. Meningkatnya peran serta masyarakat luas dalam kerangka KAD.
E. INSTITUSI PENDUKUNG
Beberapa institusi yang terkait dalam Pembentukan Sekretariat Bersama (Sekber) ini adalah:
1. Institusi di tingkat pusat, meliputi Kementrian Dalam Negeri (Ditjen Bangda dan Ditjen Keuangan
Daerah), Bappenas, KPDT, Kementrian Keuangan dan Kementrian Teknis lainnya
2. Pemerintah Provinsi
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
80 | P a g e
RENCANA AKSI KEGIATAN JANGKA PENDEK
KEGIATAN 4: Menyelenggarakan Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas
Aparatur Pemerintahan Dalam Kerangka KAD
A. LATAR BELAKANG
Undang – Undang No. 22. Tahun 1999 yang kemudian disempurnakan menjadi UU. No. 32 tahun 2004
memberikan kesempatan kepada daerah untuk melakukan kerjasama antar daerah sebagai suatu aliansi
pembangunan wilayah. Lahirnya PP. No. 50 Tahun 2007 dan terakhir melalui Permendagri No. 22 dan 23
Tahun 2009 turut menyempurnakan mekanisme pelaksanaan kerjasama antar daerah tersebut.
Terbitnya Permendagri No. 37 Tahun 2010 yang salah satu isinya mengatur dengan jelas mekanisme
pemberian hibah sebagai salah satu sumber pendanaan operasional Kerjasama Antar Daerah (KAD)
tentu saja sangat memberikan angin segar untuk KAD yang telah berdiri maupun daerah – daerah
lainnya yang berinisiatif untuk melakukan KAD. Kerjasama antar daerah ini sendiri mempunyai tujuan
untuk meningkatkan pelayanan publik, mengembangkan dan mempercepat pembangunan wilayah yang
meliputi bidang ekonomi, sosial budaya, fisik, prasarana serta bidang lainnya sesuai kesepakatan
bersama
Sejauh ini telah dirasakan adanya kendala – kendala terutama di dalam teknis pelaksanaan KAD seperti:
kurangnya pemahaman pihak daerah akan manfaat dari kerjasama antar daerah, kurangnya koordinasi
dan komunikasi dengan/antar Kepala Daerah dari masing – masing pemerintah daerah; terbatasnya
SDM pelaksana KAD dan tidak sesuai dengan tuntutan KAD serta mekanisme pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan yang digunakan untuk KAD ini.
Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum, Direktorat Dekosentrasi
dan Kerjasama, Subdit Kerjasama Daerah, telah bekerjasama dengan Bank Dunia melalui program
Desentralization Support Facility (DSF) untuk menyusun suatu Rencana Aksi Pengembangan dan
Penguatan Kerjasama Antar Daerah. Salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari rencana aksi tersebut
adalah usulan untuk melaksanakan 5 Kegiatan Jangka Pendek Prioritas bagi Subdit Kerjasama Daerah
mulai Tahun Anggaran 2012 yang dibiayai oleh APBN. Salah satu kegiatan prioritas jangka pendek
tersebut adalah “Menyelenggarakan Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan
Dalam Kerangka KAD”.
Mengingat pentingnya peran dan fungsi KAD di dalam meningkatkan pelayanan publik dan
meningkatkan perekonomian wilayah, maka Subdit Kerjasama Daerah, Direktorat Dekonsentrasi dan
Kerjasama, Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum, Kementerian Dalam Negeri akan terus berupaya
mendorong melalui berbagai kegiatan yang bertujuan mengembangkan dan memperkuat kemampuan
kapasitas SDM pelaku KAD serta organisasinya baik di tingkat nasional, provinsi dan daerah, sehingga
mampu menciptakan kemandirian dan keswadayaan daerah dalam mengelola, mengembangkan dan
meningkatkan seluruh potensi daerah guna meningkatkan pelayanan publik dan menunjang
kesejahteraan masyarakat.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
81 | P a g e
B. TUJUAN DAN SASARAN
Kegiatan Menyelenggarakan Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Dalam
Kerangka KAD ini bertujuan untuk:
- Meningkatkan pemahaman pelaku KAD terhadap prinsip dan teori dasar KAD.
- Menyediakan fasilitator KAD baik di tingkat pusat maupun provinsi yang dapat menjadi
narasumber bagi daerah – daerah yang membutuhkannya dalam kerangka KAD, serta
memfasilitasi pihak daerah provinsi/kabupaten/kota untuk melakukan KAD mulai dari proses
inisiasi sampai ke proses monitoring dan evaluasi.
C. BENTUK KEGIATAN
Bentuk kegiatan untuk mewujudkan Sekber KAD yang dimaksud adalah sebagai berikut:
• Memfasilitasi kegiatan peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan agar bisa menjadi nara sumber
KAD bagi daerah – daerah yang akan membentuk KAD.
D. HASIL YANG DIHARAPKAN
Hasil yang diharapkan melalui kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas ini adalah:
1. Terjadinya peningkatan pemahaman KAD di antara para pelaku KAD baik di tingkat pusat
maupun provinsi dan daerah, sehingga KAD yang ada bisa menjadi lebih berfungsi sesuai teori
dan prinsip KAD.
2. Untuk daerah – daerah yang akan membentuk KAD diharapkan melalui kegiatan ini tersedia
fasilitator yang telah memahami KAD secara benar, sehingga daerah – daerah tersebut dengan
arahan dan bimbingan fasilitator bisa membentuk KAD sesuai dengan kebutuhan daerah masing
– masing.
3. Terjadi peningkatan kuantitas dan kualitas dari KAD di Indonesia yang berfungsi sebagai salah
satu alat untuk mencapai peningkatan pelayanan publik dan pembangunan perekonomian
wilayah
E. PESERTA
Peserta kegiatan peningkatan kapasitas peningkatan aparatur dalam kerangka KAD ini adalah:
1. Ditjen PUM (Subdit KAD).
2. SKPD/Dinas terkait tingkat Provinsi
3. TKKSD tingkat Provinsi yang sudah terbentuk
4. Perguruan tinggi, NGO dan masyarakat luas di tingkat pusat dan provinsi.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
82 | P a g e
RENCANA AKSI KEGIATAN JANGKA PENDEK
KEGIATAN 5: Mendorong Terbentuknya Asosiasi KAD di Tingkat Pusat
A. LATAR BELAKANG
Undang – Undang No. 22. Tahun 1999 yang kemudian disempurnakan menjadi UU. No. 32 tahun 2004
memberikan kesempatan kepada daerah untuk melakukan kerjasama antar daerah sebagai suatu aliansi
pembangunan wilayah. Lahirnya PP. No. 50 Tahun 2007 dan terakhir melalui Permendagri No. 22 dan 23
Tahun 2009 turut menyempurnakan mekanisme pelaksanaan kerjasama antar daerah tersebut.
Terbitnya Permendagri No. 37 Tahun 2010 yang salah satu isinya mengatur dengan jelas mekanisme
pemberian hibah sebagai salah satu sumber pendanaan operasional Kerjasama Antar Daerah (KAD)
tentu saja sangat memberikan angin segar untuk KAD yang telah berdiri maupun daerah – daerah
lainnya yang berinisiatif untuk melakukan KAD. Kerjasama antar daerah ini sendiri mempunyai tujuan
untuk meningkatkan pelayanan publik, mengembangkan dan mempercepat pembangunan wilayah yang
meliputi bidang ekonomi, sosial budaya, fisik, prasarana serta bidang lainnya sesuai kesepakatan
bersama
Sejauh ini telah dirasakan adanya kendala – kendala terutama di dalam teknis pelaksanaan KAD seperti:
kurangnya pemahaman pihak daerah akan manfaat dari kerjasama antar daerah, kurangnya koordinasi
dan komunikasi dengan/antar Kepala Daerah dari masing – masing pemerintah daerah; terbatasnya
SDM pelaksana KAD dan tidak sesuai dengan tuntutan KAD; serta mekanisme pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan yang digunakan untuk KAD ini.
Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum, Direktorat Dekosentrasi
dan Kerjasama, Subdit Kerjasama Daerah, telah bekerjasama dengan Bank Dunia melalui program
Desentralization Support Facility (DSF) untuk menyusun suatu Rencana Aksi Pengembangan dan
Penguatan Kerjasama Antar Daerah. Salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari rencana aksi tersebut
adalah usulan untuk melaksanakan 5 Kegiatan Jangka Pendek Prioritas bagi Subdit Kerjasama Daerah
mulai Tahun Anggaran 2012 yang dibiayai oleh APBN. Salah satu kegiatan prioritas jangka pendek
tersebut adalah “Mendorong Terbentuknya Asosiasi KAD di Tingkat Pusat”.
Mengingat pentingnya peran dan fungsi KAD di dalam meningkatkan pelayanan publik dan
meningkatkan perekonomian wilayah, maka Subdit Kerjasama Daerah, Direktorat Dekonsentrasi dan
Kerjasama, Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum, Kementerian Dalam Negeri akan terus berupaya
mendorong melalui berbagai kegiatan yang bertujuan mengembangkan dan memperkuat kemampuan
kapasitas SDM pelaku KAD serta organisasinya baik di tingkat nasional, provinsi dan daerah, sehingga
mampu menciptakan kemandirian dan keswadayaan daerah dalam mengelola, mengembangkan dan
meningkatkan seluruh potensi daerah guna meningkatkan pelayanan publik dan menunjang
kesejahteraan masyarakat.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
83 | P a g e
B. TUJUAN DAN SASARAN
Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong serta menginisiasi terbentuknya Asosiasi KAD di tingkat pusat
sebagai media komunikasi, kerjasama dan koordinasi antara sesama wadah KAD yang sudah terbentuk,
dengan cara mempertemukan KAD – KAD di Indonesia dan membahas mengenai pentingnya perwakilan
informal KAD di tingkat pusat.
C. BENTUK KEGIATAN
Bentuk kegiatan untuk mendorong terwujudnya Asosiasi KAD yang dimaksud adalah sebagai berikut:
3. Ditjen PUM memfasilitasi kegiatan yang bertujuan untuk menyusun konsep Asosiasi KAD.
4. Ditjen PUM mendorong terbentuknya Asosiasi KAD dengan memfasilitasi pertemuan –
pertemuan antara KAD yang ada di Indonesia.
D. HASIL YANG DIHARAPKAN
Hasil yang diharapkan melalui kegiatan ini adalah:
1. Terwujudnya Asosiasi KAD di tingkat pusat yang merupakan perwakilan KAD – KAD yang ada di
Indonesia terutama dalam komunikasi, kerjasama dan koordinasi dengan Sekretariat Bersama KAD
di Ditjen PUM.
2. Terwujudnya media komunikasi informal bagi KAD – KAD yang ada di Indonesia.
3. Terjadinya komunikasi 2 arah antara KAD yang diwakili Asosiasi KAD dengan Pemerintah yang
diwakili oleh Sekretariat Bersama KAD, sehingga Asosiasi KAD tersebut menjadi partner Pemerintah
Pusat di dalam mengembangkan dan menguatkan KAD di Indonesia.
E. PESERTA
Peserta kegiatan peningkatan Mendorong Terbentuknya Asosiasi KAD di Tingkat Pusat ini adalah:
1. Wadah KAD yang sudah terbentuk
2. Pemerintah Provinsi
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
84 | P a g e
REFERENSI
Albrow, Martin, 2005, Birokrasi, Tiara Wacana, Jakarta
Anwar, Makhdonal, Tenaga Ahli Asdep V.5 KPDT, 2010, “Laporan Februari 2010, Evaluasi RM KPDT dan
Input Untuk Rencana Aksi 2010”.
Anwar, Makhdonal, 2010, Konsep Manajeman Wilayah Solo Raya: Restrukturisasi BKAD
Subosukawonosraten, GTZ
Abdurahman, B., 2011, Bahan Presentasi Dukungan Bappenas terhadap 10 Forum Regional
Management: Kegiatan Peningkatan Kapasitas Perencanaan KSAD, DSF
Abdurahman, B., 2011, Laporan Awal Dukungan Bappenas terhadap 10 Forum Regional Management:
Kegiatan Peningkatan Kapasitas Perencanaan KSAD, DSF
Abdurahman, B., 2009, Pemahaman Dasar Regional Management & Regional Marketing, Lembaga
Pengembangan dan Pemberdayaan Kerja Sama Antar Daerah, Semarang
Barlingmascakeb, 2010, Prosiding Semiloka Pengelolaan Keuangan Daerah Dalam Kerjasama Antar
Daerah, Purwokerto
Buletin Kartamantul Edisi 6 Tahun I/2006, Yogyakarta
Buletin Kartamantul Edisi 7 Tahun I/2007, Yogyakarta
Daftar Inventarisasi Kerja Sama Antar Daerah Kabupaten/Kota
Daryanto, 2009, Tinjauan Yuridis Permasalahan Pengelolaan Keuangan Daerah dalam KerjaSama Antar
Daerah (KAD) di Prpinsi Jawa Tengah dan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, GTZ
Decentralization as Contribution to Good Governance (DECGG), 2010, Prosiding Lokakarya dan Pelatihan
Pengenalan Dasar-Dasar Kerjasama Antar Daerah (KAD) dan Perumusan Dokumen Legal dan
Administratif bagi KAD, Semarang
Departemen Dalam Negeri Ditjen Pemerintahan Umum, 2009, Himpunan Pedoman Penyelenggaraan
Kerja Sama Daerah
Fahmi, F.Z, 2010, Pelajaran dari Efektivitas Kerja Sama Antar Pemerintah Daerah di Kartamantul:
Ringkasan Tugas Akhir di Planologi ITB, Bandung
Firman, Tommy, 2009, Multi local-government under Indonesia’s decentralization reform: The Case of
Kartamantul (Greater Yogyakarta), Habitat International
GTZ, 2006, Bersama Mengelola Perkotaan: Kerja Sama Antar Daerah Kartamantul, Yogyakarta
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
85 | P a g e
GTZ, 2009, Good Local Governance (GLG) 2006-2009: Compilation of Publications
GTZ, 2010, Prosiding Lokakarya Pengelolaan Keuangan dan Aset dalam Kerja Sama Antar Daerah,
Jakarta
GTZ, 2008, Model Kerja Sama Penataaan Ruang Kawasan Perbatasan, Kasus: Kawasan Mirota Jl.
Godean, Yogyakarta
Gurendo, A., 2009, Fasilitasi Pelembagaan Kerja Sama Pelayanan Publik (Kesehatan, Pendidikan, dan
Tata Ruang dan Lingkungan) Antar-Daerah Kabupaten/Kota di Wilayah Kedu Plus, GTZ
Haryanto, R., 2010,Notulensi dan Summary Pengelolaan Keuangan Daerah dalam KerjaSama Antar
Daerah¸Purwokerto
Henry, N. 1995. Public Administration and Public Affairs. Sixth Edition. Englewood Cliffs, N.J.
Heintel, M., 2005, Regionalmanagement in Österreich. Professionalisierung und Lernorientierung.
Keban, Y.T., 2009, Kerja Sama Antar Pemerintah Daerah Dalam Era Otonomi: Isu Strategis, Bentuk dan
Prinsip, Yogyakarta
Kementrian Dalam Negeri, Ditjen PUM, 2010, Keputusan Menteri Dalam Negeri No 050-222 Tahun 2010
tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Tahun 2010-2014
Kementrian Dalam Negeri, Ditjen PUM Direktorat Dekonsentrasi dan Kerjasama, 2010, Laporan
Pelaksanaan Kegiatan Rapat Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah
Kementrian Dalam Negeri, Ditjen PUM Direktorat Dekonsentrasi dan Kerjasama, 2010, Prosiding Rapat
Finalisasi Norma, Standar, Pedoman dan Manual sebagai Tindak Lanjut PP No 50 Tahun 2007
Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, 2007. Regional Management, Panduan Pembentukan
dan Pengelolaan.
Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, sebagaimana telah dirubah terakhir dengan Peraturan Presiden No. 95 Tahun 2007 tentang
Perubahan Ketujuh atas Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Lekad, 2007, Laporan Akhir Dampak Kerja Sama Antar-Daerah terhadap Pembangunan Provinsi serta
Peranan Pemerintah Provinsi dalam Mendukung Kerja Sama Antar Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, GTZ
Lekad, 2007, Laporan Akhir Kajian Kebutuhan Pengembangan Kapasitas bagi Pelaksanaan Kerjasama
Antar Daerah untuk Meningkatkan Penyelenggaraan Pelayanan Umum di Jawa Tengah, GTZ
Magister Pembangunan Wiilayah & Kota Universitas Diponegoro, Regional Management & Marketing
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
86 | P a g e
McGuire, Michael, 2006, "Intergovernmental Management : A View From The Bottom", Public
Administration Review
Maier, J., Obermaier, F.: Regionalmanagement in der Praxis. Hrsg.: Bayerisches Staatsministerium für
Landesentwicklung und Umweltfragen, München 2000.
OeSB Consulting, 2004, Systematische Evaluierung des Regionalmanagements in Oesterreich.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 69 Tahun 2007 tentang Kerja Sama Pembangunan Perkotaan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
sebagaimana telah diubah dengan Permendagri No. 59 Tahun 2007
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 37 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2011
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik
Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerjasama
Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan
Kerjasama Antar Daerah.
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Badan Layanan Umum
Peraturan Pemerintah 57/2005 tentang Hibah kepada daerah
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKKIP)
Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Daerah
Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2004-
2009
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
87 | P a g e
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kerjasama Daerah
Pratikno (Ed.), 2007, Kerjasama Antar Daerah : Kompleksitas dan Tawaran Format Kelembagaan, Jogja
Global Media, Yogyakarta.
Prinsip-prinsip Good Governance, http://www.governance-
indonesia.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=74
Regionalpolitik 1970 – 2007 und deren Finanzinstrumente,
http://www.regiosuisse.ch/regionalpolitik/rp-verg-instrumente,
Sanctyeka, T. dkk, 2009, Membangun Daerah Melalui Kerja Sama Pelayanan Publik dan Pengembangan
Ekonomi Wilayah: Pembelajaran dari Kerja Sama Antar Daerah (KSAD) di Jawa Tengah dan DIY, GTZ
Sanctyeka, T., 2009, Siasat Meretas Dilema Kerja Sama antar Daerah dalam Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat
Sekretariat Bersama Kartamantul, 2008, Laporan Kegiatan Tahun 2007, Yogyakarta
Schäffer, Verena: Regionalmanagement in Sachsen-Anhalt. Theoretische Grundlagen und praktische
Ausgestaltung im Vergleich dreier Regionen. Diplomarbeit im Fachbereich Geographie an der Freien Universität Berlin 2003.
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 120/1730/SJ Tanggal 13 Juli 2005
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 900/2677/SJ Tanggal 8 November 2007
Suwandi, Made, 2010, Menata Pembagian Urusan Pemerintah Antar Tingkat Pemerintahan dalam
Koridor UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Jakarta
Tarigan, A., 2009, Kerja Sama Antar Daerah (KAD) untuk Peningkatan Penyelenggaraan Pelayanan
Publik, Bappenas, Jakarta
Troeger-Weiss, Gabi: Regionalmanagement. Ein neues Instrument der Landes- und Regionalplanung.
Augsburg 1998.
Tim Ahli Asdep V.5 KPDT, 2010. “Buku Saku Regional Management”.
Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan
Negara
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
88 | P a g e
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah untuk
kedua kalinya dengan UU No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Daerah
Undang-Undang No. 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional
Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025
Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Waugh Jr, W.L. and G.Streib. 2006. “Collaboration and Leadership for Effective Emergency
Management”.
Yunus, U.M, 2005, Kerja Sama Antar Daerah di Era Otonomi: Belajar dari Keunikan Pawonsari, Jurnal
Kebijakan Ekonomi
Zeman, A., 2005, Regionalmanagement- Bestandsaufnahme und Potentialanalyse einer Institution am
Beispiel Salzburgs.
Zuhri, M., 2004, Penelitian Kerja Sama antar Daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, Semarang
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
89 | P a g e
L A M P I R A N A
TEORI DAN BEST PRACTICE
KERJASAMA ANTAR DAERAH
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
90 | P a g e
TEORI DAN KONSEP KAD
Latar Belakang dan Sejarah
Konsep Kerjasama Antar Daerah (KAD) dan penerapannya, sebenarnya telah lama dikembangkan di
sejumlah negara di benua Eropa, seperti Jerman, Austria, Belanda, Swiss, dan sebagainya sejak 30 tahun
yang lalu. KAD di negara – negara Eropa tersebut terbukti telah menjadi instrumen pembangunan
kewilayahan yang berhasil melahirkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, penciptaan pelayanan
publik yang berkualitas kepada rakyat, dan menciptakan proses integrasi sosial, budaya dan politik yang
kuat. Sejak tahun 1970-an dalam rangka menciptakan terobosan-terobosan baru karena instrumen-
instrumen pembangunan dan pengembangan yang ada kurang mampu memenuhi tuntutan jaman yang
terus mengalami perubahan, muncul praktek – praktek pengembangan wilayah di negara – negara di
Eropa Barat. Bentuk - bentuk KAD yang diinisiasi pada saat itu mempunyai pola yang beraneka ragam
yang terus mengalami perkembangan. Walaupun demikian, prinsip-prinsip dan cara kerja dasar KAD dan
tata kelola wilayah yang telah terbentuk terbukti cukup ampuh sebagai instrumen untuk melaksanakan
pembangunan dan/atau pengembangan yang ingin dicapai oleh sebuah wilayah regional. Pola kerjasama
serta bentuk kelembagaan kerjasama antar daerah yang teridentifikasi di beberapa negara dapat
dikelompokkan sebagai berikut:12
1. Intergovernmental Service Contract
Merupakan kontrak jasa yang dilakukan bila suatu daerah membayar daerah yang lain untuk
melaksanakan jenis pelayanan tertentu seperti penjara, pembuangan sampah, dll.
2. Joint Service Agreement
Merupakan perjanjian kerjasama untuk menjalankan fungsi perencanaan, anggaran dan
pemberian pelayanan tertentu kepada masyarakat daerah yang bekerjasama, misalnya dalam
pengaturan perpustakaan wilayah, komunikasi antar polisi dan pemadam kebakaran, kontrol
kebakaran, pembuangan sampah.
3. Intergovernmental Service Transfer 13
Merupakan pelimpahan secara permanen suatu tanggung jawab dari satu daerah ke daerah lain
seperti bidang pekerjaan umum, prasarana dan sarana, kesehatan dan kesejahteraan,
pemerintahan dan keuangan publik.
12 Pratikno (Ed.), 2007, Kerjasama Antar Daerah : Kompleksitas dan Tawaran Format Kelembagaan, Jogja Global Media, Yogyakarta. 13 Henry, N. 1995. Public Administration and Public Affairs. Sixth Edition. Englewood Cliffs, N.J.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
91 | P a g e
Perlu diketahui juga bahwa selain tiga tipe kerjasama di atas, kecenderungen yang terjadi saat ini di
negara – negara maju adalah pencanangan kerjasama dengan konteks networking/kolaborasi/jejaring
terutama di bidang perencanaan dan mitigasi bencana. Metode kerjasama seperti ini menjadi model
alternatif untuk menggantikan model birokrasi klasik yang bersifat top down karena sifatnya yang
mengandalkan jejaring yang fleksibel dan dinamis.14
Di Indonesia sendiri, sejak digulirkannya era otonomi daerah telah terjadi proses regionalisasi dalam
konteks subnasional. Proses regionalisasi yang terjadi ini bisa disebabkan oleh berbagai latar belakang
seperti sejarah, kesamaan budaya, permasalahan yang sama dan lain lain, dan merupakan suatu bentuk
aliansi pembangunan daerah berbatasan yang
pada akhirnya akan membentuk suatu wilayah.
Kondisi ini bisa dipahami sebagai tumbuhnya
kesadaran daerah untuk memanfaatkan KAD
sebagai salah satu pendekatan strategis dalam
pembangunan. Pemahaman daerah bahwa KAD
bisa mendorong percepatan pembangunan
mulai tumbuh dan pada akhirnya juga bisa
menekan disparitas pembangunan antar daerah.
Instrumen – instrumen yang dikenal selama ini
(konvensional) seperti RUTRK, RPJM, RKP dll,
serta kebijakan lainnya yang merupakan produk
dari proses perencanaan struktural telah
terbukti tidak cukup efektif di dalam upaya untuk melakukan percepatan pembangunan daerah. Produk
– produk ini tidak mampu mengimbangi kecepatan
dinamika yang terjadi di daerah. Untuk itulah mekanisme
non-struktural yang bersifat dinamis non hirarkis
dibutuhkan untuk melengkapi dan menutupi kelemahan
mekanisme struktural tersebut. KAD memiliki mekanisme
pengambilan keputusan yang unik dan berbeda dari
mekanisme yang dikenal dan digunakan pada proses
pengambilan keputusan perencanaan formal (struktural).
Pada mekanisme formal seluruh produk perencanaan
diputuskan melalui mekanisme struktural-hirarkis dan
sesuai prosedur baku yang diatur berlandaskan UU dengan
regulasi/petunjuk pelaksanaannya. 15
14 Waugh Jr, W.L. and G.Streib. 2006. “Collaboration and Leadership for Effective Emergency Management”. 15 Makhdonal Anwar, Tenaga Ahli Asdep V.5 KPDT, 2010, “Laporan Februari 2010, Evaluasi RM KPDT dan Input Untuk Rencana Aksi 2010”.
KAD mengutamakan azas
musyawarah (konsensus) yang
bisa terjadi karena pengelolaan
KAD yang bersifat jejaring.
Artinya, setiap anggota KAD
berada pada posisi yang sejajar
dengan hak dan kewajiban yang
sama.
Negara – negara maju di
Eropa mulai beralih ke
kerjasama antar daerah
bersifat jejaring publik
non-hirarkis, non-
struktural
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN
Prinsip Dasar KAD
Seperti sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa cara pandang klasik pada organisasi lembaga
kerjasama antar daerah tidak relevan lagi dengan karakter lembaga kerjasama yang mengkolaborasikan
daerah-daerah otonom ke dalam hubungan kerjasama antar daer
hubungan strukturalis – hierarkis menjadi kurang sesuai dengan karakter
semangat kerjasama. Kerjasama Antar Daerah (KAD) seperti ini hanya dapat terbentuk dan berjalan
apabila didasarkan pada adanya kesadaran bahwa daerah
mencapai satu tujuan. Inilah yang menjadi prinsip dasar dari KAD yaitu adanya tujuan bersama yang
ingin diraih secara bersama-sama.16
Komitmen dan ikatan yang kuat di antara
pengambil keputusan tertinggi di daerah
masing – masing (dalam hal ini kepala
pemerintahan) akan mendasari kerjasama
tersebut. Komitmen yang dimaksud adalah
komitmen untuk bekerjasama dalam
penanganan isu-isu yang telah disepakati,
lebih mendahulukan kepentingan bersama
dibanding kepentingan masing-masing daerah.
Agar berhasil melaksanakan kerjasama
dibutuhkan prinsip-prinsip umum sebagaimana
terdapat dalam prinsip good governance
dapat dijadikan pedoman dalam melakukan kerjasama antar daerah yaitu:
• Transparansi, artinya daerah yang bekerjasama atau telah bersepakat untuk melakukan
kerjasama harus transparan dalam memberikan berbagai data dan informasi yang
dibutuhkan dalam rangka kerjasama tersebut.
• Akuntabilitas, artinya daerah bekerjasama harus bersedia untuk
mempertanggungjawabkan, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas
dan kegiatan yang terkait dengan kegiatan kerjasama.
• Partisipatif, artinya prinsip partisipasi harus digunakan dalam bentuk konsultasi, dialog, dan
negosiasi dalam menentukan tujuan yang harus dicapai, cara mencapainya dan mengukur
kinerjanya, termasuk cara membagi kompensasi dan risiko.
• Efisiensi, artinya dalam melaksanakan ker
efisiensi yaitu bagaimana menekan biaya untuk memperoleh suatu hasil tertentu, atau
bagaimana menggunakan biaya yang sama tetapi dapat mencapai hasil yang lebih tinggi.
• Efektivitas, artinya selalu mengukur kebe
tujuan yang telah ditetapkan dalam kerjasama dengan hasil yang nyata diperoleh.
16 Tim Ahli Asdep V.5 KPDT, 2010. “Buku Saku Regional Management”17 http://www.governance-indonesia.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=74
ANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH
Seperti sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa cara pandang klasik pada organisasi lembaga
kerjasama antar daerah tidak relevan lagi dengan karakter lembaga kerjasama yang mengkolaborasikan
daerah otonom ke dalam hubungan kerjasama antar daerah. Birokrasi yang memiliki pola
hierarkis menjadi kurang sesuai dengan karakter networking yang
semangat kerjasama. Kerjasama Antar Daerah (KAD) seperti ini hanya dapat terbentuk dan berjalan
adanya kesadaran bahwa daerah-daerah tersebut saling membutuhkan untuk
mencapai satu tujuan. Inilah yang menjadi prinsip dasar dari KAD yaitu adanya tujuan bersama yang 16
atan yang kuat di antara
pengambil keputusan tertinggi di daerah
masing (dalam hal ini kepala
pemerintahan) akan mendasari kerjasama
tersebut. Komitmen yang dimaksud adalah
komitmen untuk bekerjasama dalam
isu yang telah disepakati, dan
lebih mendahulukan kepentingan bersama
masing daerah.
Agar berhasil melaksanakan kerjasama
prinsip umum sebagaimana
good governance. Beberapa prinsip diantara prinsip good govern
dapat dijadikan pedoman dalam melakukan kerjasama antar daerah yaitu:17
, artinya daerah yang bekerjasama atau telah bersepakat untuk melakukan
kerjasama harus transparan dalam memberikan berbagai data dan informasi yang
n dalam rangka kerjasama tersebut.
, artinya daerah bekerjasama harus bersedia untuk
mempertanggungjawabkan, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas
dan kegiatan yang terkait dengan kegiatan kerjasama.
prinsip partisipasi harus digunakan dalam bentuk konsultasi, dialog, dan
negosiasi dalam menentukan tujuan yang harus dicapai, cara mencapainya dan mengukur
kinerjanya, termasuk cara membagi kompensasi dan risiko.
, artinya dalam melaksanakan kerjasama tersebut harus mempertimbangkan nilai
efisiensi yaitu bagaimana menekan biaya untuk memperoleh suatu hasil tertentu, atau
bagaimana menggunakan biaya yang sama tetapi dapat mencapai hasil yang lebih tinggi.
, artinya selalu mengukur keberhasilan dengan membandingkan target atau
tujuan yang telah ditetapkan dalam kerjasama dengan hasil yang nyata diperoleh.
“Buku Saku Regional Management”.
indonesia.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=74 “Prinsip-prinsip Good Governance”
Sumber: www.fuelyourwritting.com
APRIL 2011
92 | P a g e
Seperti sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa cara pandang klasik pada organisasi lembaga
kerjasama antar daerah tidak relevan lagi dengan karakter lembaga kerjasama yang mengkolaborasikan
ah. Birokrasi yang memiliki pola
yang flexible dalam
semangat kerjasama. Kerjasama Antar Daerah (KAD) seperti ini hanya dapat terbentuk dan berjalan
daerah tersebut saling membutuhkan untuk
mencapai satu tujuan. Inilah yang menjadi prinsip dasar dari KAD yaitu adanya tujuan bersama yang
good governance yang ada
, artinya daerah yang bekerjasama atau telah bersepakat untuk melakukan
kerjasama harus transparan dalam memberikan berbagai data dan informasi yang
, artinya daerah bekerjasama harus bersedia untuk
mempertanggungjawabkan, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas
prinsip partisipasi harus digunakan dalam bentuk konsultasi, dialog, dan
negosiasi dalam menentukan tujuan yang harus dicapai, cara mencapainya dan mengukur
jasama tersebut harus mempertimbangkan nilai
efisiensi yaitu bagaimana menekan biaya untuk memperoleh suatu hasil tertentu, atau
bagaimana menggunakan biaya yang sama tetapi dapat mencapai hasil yang lebih tinggi.
rhasilan dengan membandingkan target atau
tujuan yang telah ditetapkan dalam kerjasama dengan hasil yang nyata diperoleh.
prinsip Good Governance”
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
93 | P a g e
• Konsensus, artinya dalam melaksanakan kerjasama tersebut harus dicari titik temu agar
masing-masing pihak yang terlibat dalam kerjasama tersebut dapat menyetujui suatu
keputusan.
• Saling menguntungkan dan memajukan. Dalam kerjasama antar daerah harus dipegang
teguh prinsip saling menguntungkan dan saling menghargai. Prinsip ini harus menjadi
pegangan dalam setiap keputusan dan mekanisme kerjasama.
Selain enam prinsip umum di atas, beberapa prinsip khusus yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
kerjasama antar daerah yaitu:18
• Dibentuk melalui pendekatan dari bawah (bottom-up), melalui proses inisiasi lokal dengan
menggunakan prinsip 3K (Komunikasi, Kerjasama, dan Koordiasi) sebagai pilar instrumen
pelaksanaan dan kerja kolektif (team work) yang erat antar aktor regional,
• Kerjasama tersebut harus dibangun untuk kepentingan umum dan kepentingan yang lebih
luas,
• Kerjasama antar pelaku yang tidak bersifat hirarkis melainkan merupakan jejaring
(networking) kelembagaan,
• Keterikatan yang dijalin dalam kerjasama tersebut harus didasarkan atas saling
membutuhkan,
• Keberadaan kerjasama tersebut harus saling memperkuat pihak-pihak yang terlibat,
• Harus ada keterikatan masing-masing pihak terhadap perjanjian yang telah disepakati,
• Harus tertib dalam pelaksanaan kerjasama sebagaimana telah diputuskan,
• Kerjasama harus dibangun diatas rasa saling percaya, saling menghargai, saling memahami
dan manfaat yang dapat diambil kedua belah pihak.
Tujuan dan Manfaat Pembentukan KAD
Secara umum, tujuan pembentukan dan pelaksanaan kerjasama antar daerah adalah untuk menciptakan
kemandirian daerah dalam mengelola, mengembangkan dan
meningkatkan seluruh potensi daerah guna menunjang
kesejahteraan masyarakat. Kerjasama yang dibentuk oleh
para aktor regional tersebut ditujukan untuk menjawab
tantangan dinamika pembangunan daerah yang meliputi
bidang ekonomi, sosial, politik, teknologi dan lingkungan.
Sasaran utamanya adalah menciptakan kerjasama antar
daerah yang saling menguntungkan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dengan memperkuat dan
meningkatkan daya tahan, daya tarik dan daya saing daerah.
18 Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, 2007. Regional Management, Panduan Pembentukan dan Pengelolaan.
KAD bertujuan meraih
kemandirian dalam
pengelolaan seluruh
potensi daerah untuk
kesejahteraan masyarakat
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
94 | P a g e
Secara rinci, tujuan pembentukan dan pelaksanaan KAD tersebut adalah sebagai berikut: 19
• Memunculkan economic growth (petumbuhan ekonomi). Selain menyediakan lapangan
kerja bagi angkatan kerja baru, Regional Management diharapkan dapat memperbaiki
kesejahteraan atau meningkatkan pendapatan (ekonomi) masyarakat daerah.
• Meningkatkan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat luas di daerah – daerah yang
bekerjasama sehingga tercapai kualitas pelayanan publik yang baik.
• Meningkatkan penyerapan tenaga kerja, menciptakan peluang kerja baru atau melakukan
pengurangan tingkat penganguran di daerah.
• Menciptakan price stability (stabilitas harga) untuk menciptakan rasa aman dan tenteram
pada masyarakat daerah. Harga yang tidak stabil akan memunculkan rsa gamang dan was-
was pada masyarakat dan kemungkinan akan berdampak pada rendahnya kepercayaan
masyarakat kepada pemerintah.
• Meningkatkan sistem pengelolaan lingkungan, meningkatkan usaha pelestarian dan usaha
konservasi.
• Meningkatkan sistem pengelolaan wilayah untuk menciptakan pemerataan pembangunan
dalam wilayah.
• Meningkatkan pengelolaan sektor-sektor potensial yang merupakan potensi unggulan di
daerah.
• Membuat keterkaitan antar sektor yang lebih serasi dalam wilayah, sehingga memunculkan
sinergitas dan berkesinambungan.
• Meningkatkan produktivitas sektor tanaman pangan untuk pemenuhan kebutuhan pangan
wilayah.
• Membangun kekuatan budaya sebagai basisi moral dan komunikasi dan sebagai daya hidup
masyarakat untuk menjamin kekuatan integrasi sosial dan integrasi politik.
Pembiayaan KAD
Swadaya KAD
Kebutuhan utama dalam proses pembentukan sampai implementasi kelembagaan KAD adalah
kebutuhan akan ketersediaan anggaran. Untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan dan memegang
teguh prinsip keswadayaan, maka setiap anggota KAD diharuskan mengalokasikan anggaran dalam
19 Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, 2007. Regional Management, Panduan Pembentukan dan Pengelolaan.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
95 | P a g e
bentuk iuran tetap untuk pembiayaan
kelembagaan KAD. Pengalokasiaan anggaran
tersebut bersumber dari anggaran daerah masing
- masing.
Selain anggaran yang berasal iuran anggota
sebagai sumber pembiyaan utama, sumber
anggaran juga bisa berasal dari pemerintah provinsi. Sistem kelembagaan yang efektif, akuntabel dan
transparan dapat menimbulkan minat pemerintah pusat atau provinsi untuk mengintegrasikan
program-program sektoral mereka ke dalam skema program kerja KAD dengan adanya pemetaan
potensi yang jelas dan strategi regional yang masuk akal, maka pihak pemerintah pusat tentu
mempunyai dorongan yang kuat untuk mengalokasikan dana untuk kegiatan unggulan KAD.
Selain lembaga pemerintah, dengan pengelolaan yang bersifat kolektif, akuntabel dan transfaran
tadi, maka kelompok dunia usaha atau lembaga non pemrintah akan memiliki keyakinan dalam hal
keamanan berinvestasi atau berhubungan bisnis dengan daerah-daerah yang termasuk dalam
lembaga KAD.
Hibah
Bantuan Hibah adalah anggaran yang berasal dari pihak dalam dan luar negeri yang bersifat
tidak mengikat.
Peran Lembaga Pemerintahan dan Masyarakat 20
Tingkat Pusat
Peranan pemerintah pusat di dalam kerangka kerjasama antar daerah adalah sebagai fasilitator dan
tempat daerah untuk berkonsultasi mengenai hal – hal yang menyangkut pelaksanaan kerjasama antar
daerah. Melalui instrument yang dimiliki, pemerintah pusat bisa menjalankan fungsi – fungsi advokasi
kepada daerah yang melakukan kerjasama. Pemerintah pusat juga bisa memberikan stimulus ataupun
dorongan kepada daerah – daerah yang berbatasan untuk melakukan kerjasama di dalam proses
pembangunan daerah tersebut. Fasilitasi pemerintah pusat juga sangat berperan untuk mendukung
daerah yang bekerjasama untuk mendapatkan dukungan dari perusahaan – perusahaan, lembaga donor
internasional dan untuk penyediaan infrastruktur.
Tingkat Provinsi
Pemerintahan di tingkat provinsi sebagai wakil pemerintah pusat di daerah bisa berperan mewadahi
aktivitas lembaga – lembaga dalam struktur kerjasama antar daerah untuk berkomunikasi, bekerjasama
dan berkoordinasi.
20
Tim Ahli Asdep V.5 KPDT, 2010. “Buku Saku Regional Management”.
� Sumber pembiayaan KAD yang
utama adalah iuran daerah peserta
KAD ditambah bantuan pemerintah
pusat/provinsi dan sumber lainnya.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
96 | P a g e
Selengkapnya provinsi bisa berperan dalam:
• Melakukan fungsi komunikasi secara luas kepada lembaga-lembaga di dalam maupun di luar
struktur lembaga kerjasama antar daerah dalam angka mendukung segala kegiatan yang
berkenaan dengan pengembangan suatu kerjasama antar daerah;
• Memfasilitasi pertemuan – pertemuan yang mendukung penguatan dan pengembangan
kerjasama antar daerah;
• Menyediakan forum mediasi yang mewadahi diskusi, perumusan usulan/agenda/program,
maupun pemecahan konflik internal yang terjadi selama pertemuan-pertemuan
berlangsung.
Dengan karakteristik demikian maka provinsi sebaiknya
mempunyai legitimasi formal yang dapat diakui semua pihak.
Adanya lembaga khusus di tingkat provinsi bisa didirikan,
tetapi sangat tergantung kepada kebutuhan. Sebagai
fasilitator provinsi harus menjaga netralitasnya, tetapi juga
memiliki kewenangan yang cukup disegani oleh seluruh
stakeholder daerah. Hal ini menjadi pertimbangan utama
karena lingkup tugasnya mencakup lintas-batas daerah
berikut keanekaragaman karakteristik yang dimiliki masing-masing daerah.
Tingkat Kabupaten
Di tingkat Kabupaten/Kota, peran pemerintah daerah adalah memastikan sesuai dengan komitmen
kerjasama agar konsensus yang sudah disepakati di dalam mekanisme kerjasama antar daerah tersebut
dapat terlaksana dengan optimal. Peran kepala pemerintahan di daerah ini sangat penting, mengingat
posisi dan fungsinya sebagai pengambil keputusan di daerah tersebut. Kepala pemerintahan
kabupaten/kota tersebut juga harus mengetahui mekanisme, prinsip dan karakter dari kerjasama antar
daerah.
Masyarakat luas
Keterlibatan masyarakat dalam konteks kerjasama antar daerah adalah sangat penting. Masyarakat
merupakan subjek sekaligus objek dari kerjasama itu sendiri. Masyarakatlah yang paling mengetahui
semua permasalahan yang dialami di wilayah yang ditempatinya. Masyarakat dalam pengertian luas
diharapkan sangat bisa memberikan masukan serta ide untuk kepentingan pembangunan daerah dalam
kerangka kerjasama antar daerah.
Pemerintah Provinsi
adalah perwakilan
Pemerintah Pusat di
daerah.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN
Komitmen-Konsensus
Pembentukan komitmen bersama sebagai dasar dari kerja sama regional, dijalankan melalui proses
pewilayahan desentralistik. Salah satu kelebihan proses desentralistik ini adalah ditonjolkannya
kekuatan politik endogen yang ditandai dengan tumbuhnya inisiatif lokal (
berkembang menjadi inisiatif regional.
Inisiatif dari bawah yang kemudian disatukan sebagai inisiatif regional ini tentunya juga memunculkan
perbedaan kebutuhan dan kepentingan antaraktor regional. Namun, hal tersebut justru melahirkan
konsensus yang berisi komitmen kerja sama regional. Jadi, komitmen bersama (regional) yang
merupakan platform kerja sama regional dilahirkan melalui negosiasi dari berbagai kepentingan
sehingga mencapai sebuah konsensus yang bersifat “win
Kelembagaan inilah yang menggunakan dan mengedepankan aspek Komunikasi dan Koordinasi dalam
menjalin Kerjasama (3K) satu dengan lainnya dalam mencapai suatu komitmen bersama yang
mencerminkan pilar regionalisasi. Inilah salah satu kekuatan regionalis
komponen penting bagi keberhasilan pembangunan.
Konsep Pelaksanaan KAD
Komunikasi, Kerjasama dan Koordinasi (3K)
Komunikasi, Kerjasama, dan Koordinasi (3K)
regional. Berbagai bentuk program kerja sama yang dilaksanakan haruslah menuai hasil yang
memuaskan semua daerah terkait atau berdasarkan
21 Tim Ahli Asdep V.5 KPDT, 2010. “Buku Saku Regional Management”
Faktor Kunci KAD, Sumber: diolah sendiri dari berbagai sumber, 2011
ANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH
Dari berbagai informasi di
atas dapatlah disumpulkan
bahwa terdapat berbagai
faktor kunci yang bisa
menjadi penyebab
keberhasilan suatu KAD
jika hal
berfungsi dengan baik,
atau bisa juga sebaliknya.
bersama sebagai dasar dari kerja sama regional, dijalankan melalui proses
pewilayahan desentralistik. Salah satu kelebihan proses desentralistik ini adalah ditonjolkannya
kekuatan politik endogen yang ditandai dengan tumbuhnya inisiatif lokal (bottom-up
berkembang menjadi inisiatif regional.
Inisiatif dari bawah yang kemudian disatukan sebagai inisiatif regional ini tentunya juga memunculkan
perbedaan kebutuhan dan kepentingan antaraktor regional. Namun, hal tersebut justru melahirkan
sus yang berisi komitmen kerja sama regional. Jadi, komitmen bersama (regional) yang
merupakan platform kerja sama regional dilahirkan melalui negosiasi dari berbagai kepentingan
sehingga mencapai sebuah konsensus yang bersifat “win-win” (saling menguntungkan).
Kelembagaan inilah yang menggunakan dan mengedepankan aspek Komunikasi dan Koordinasi dalam
menjalin Kerjasama (3K) satu dengan lainnya dalam mencapai suatu komitmen bersama yang
mencerminkan pilar regionalisasi. Inilah salah satu kekuatan regionalisasi yang sekaligus menjadi
komponen penting bagi keberhasilan pembangunan.21
Komunikasi, Kerjasama dan Koordinasi (3K)
Komunikasi, Kerjasama, dan Koordinasi (3K) merupakan ciri dari proses terbentuknya program strategis
regional. Berbagai bentuk program kerja sama yang dilaksanakan haruslah menuai hasil yang
memuaskan semua daerah terkait atau berdasarkan “win-win solution” bagi setiap anggota kerja sama
“Buku Saku Regional Management”.
Faktor Kunci KAD, Sumber: diolah sendiri dari berbagai sumber, 2011
APRIL 2011
97 | P a g e
berbagai informasi di
atas dapatlah disumpulkan
bahwa terdapat berbagai
faktor kunci yang bisa
menjadi penyebab
keberhasilan suatu KAD
jika hal – hal tersebut
berfungsi dengan baik,
atau bisa juga sebaliknya.
bersama sebagai dasar dari kerja sama regional, dijalankan melalui proses
pewilayahan desentralistik. Salah satu kelebihan proses desentralistik ini adalah ditonjolkannya
up) yang kemudian
Inisiatif dari bawah yang kemudian disatukan sebagai inisiatif regional ini tentunya juga memunculkan
perbedaan kebutuhan dan kepentingan antaraktor regional. Namun, hal tersebut justru melahirkan
sus yang berisi komitmen kerja sama regional. Jadi, komitmen bersama (regional) yang
merupakan platform kerja sama regional dilahirkan melalui negosiasi dari berbagai kepentingan
kan).
Kelembagaan inilah yang menggunakan dan mengedepankan aspek Komunikasi dan Koordinasi dalam
menjalin Kerjasama (3K) satu dengan lainnya dalam mencapai suatu komitmen bersama yang
asi yang sekaligus menjadi
merupakan ciri dari proses terbentuknya program strategis
regional. Berbagai bentuk program kerja sama yang dilaksanakan haruslah menuai hasil yang
bagi setiap anggota kerja sama
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
98 | P a g e
regional. Hal tersebut dapat tercapai dengan adanya kebersamaan yang mencerminkan kekuatan
endogen regional dan sekaligus komitmen pelaksanaan program kegiatan bersama. Komunikasi, kerja
sama, dan koordinasi ini merupakan sebuah kesatuan pilar pembangunan wilayah dan merupakan
kekuatan utama dari kerja sama regional.
Konsep Program Strategis
Program strategis dalam konteks pembangunan wilayah desentralistik terdiri dari komponen-komponen
program yang merupakan produk dari proses 3K. Isi dari komponen program yang berupa Data Dasar
(baseline), Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pembiayaan ini merupakan hasil dari konsensus aktor-aktor
regional dan stakeholders terkait. Komponen program strategis tersebut merupakan landasan bagi
perumusan program strategis, dalam arti pijakan program yang dirumuskan bersama-sama melalui
kesepakatan.
Data Dasar (Baseline)
Data dasar merupakan penggambaran kondisi regional baik dari segi potensi maupun kendala dan
limitasi dari semua sektor dan aspek (fisik, ekonomi, sumber daya, sosial budaya, dan lain-lain). Dalam
program ini diperlukan penyusunan database semua sektor tersebut, baik dalam bentuk statistik
maupun grafis. RTRW sebagai salah satu produk instrumen pembangunan formal dapat dijadikan
sebagai salah satu masukan untuk pemetaan kondisi regional ini, terlebih lagi dalam RTRW juga memuat
standar-standar formal normatif yang dapat dijadikan sebagai pedoman identifikasi kekuatan dan
kelemahan wilayah. Materi-materi yang termuat dalam data dasar regional (baseline) antara lain adalah
kondisi dan permasalahan:
• Fisik (Sarana dan Prasarana) dan Sumber Daya Alam
• Kependudukan dan Sumber Daya Manusia
• Hukum dan Kebijakan
• Aktivitas Sektoral
• Pemerintahan
• Sosial Budaya, dan lain-lain
• Jejaring dan kerja sama regional yang telah ada
Secara umum, peta akan tergambar dalam sebuah baseline study yang memuat segala aspek potensi
dan kendala daerah baik secara fisik, ekonomi, hukum, pemerintahan, pelayanan publik, investasi, dan
lain sebagainya.
Monitoring dan Evaluasi
Pengertian Dasar Monev
Penyelenggara KAD terlebih dahulu harus memahami prinsip-prinsip dasar pengembangan system
evaluasi sebelum membangun dan menjalankan KAD. Prinsip tersebut antara lain :
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
99 | P a g e
• Sederhana dan mudah dikontrol,
• Kapasitas evaluasi yang kuat,
• Informasi yang terbuka dan dapat dievaluasi,
• Adanya penghargaan terhadap kinerja,
• Kejelasan status evaluasi
Dengan memahami prinsip-prinsip dasar tersebut, diharapkan instrument monitoring dan evaluasi
nantinya akan lebih aplikatif dan bermanfaat bagi pengembangan KAD.
Baseline
Hal lain yang juga perlu disiapkan adalah data dasar terkait sektor atau objek yang akan dikerjasamakan.
Data dasar ini menjadi penting untuk dapat menjadi pijakan awal terhadap suatu wilayah yang akan atau
sedang melakukan kerjasama sehingga ke depan paska kerjasama - penyelenggara, masyarakat atau
pemangku kepentingan lainnya dapat melihat perubahan dan perbedaan yang terjadi terhadap objek
yang dikerjasamakan – sebelum dan sesudahnya. Data dasar yang dibutuhkan adalah penggambaran
kondisi regional baik dari segi potensi maupun kendala dan limitasi dari semua sektor dan aspek,
misalnya sektor fisik, ekonomi, sosial budaya, sumberdaya, dan sebagainya. Tentunya penggalian data
dasar tersebut disesuaikan relevansinya dengan objek yang akan dikerjasamakan. Oleh karena itu
penyusunan data dasar baik yang berbentuk statistik maupun grafis adalah kebutuhan bagi
penyelenggaraan kerjasama antar daerah.
Merumuskan Indikator Kinerja
Tentunya program kerja sama yang dilakukan
diharapkan dapat membuahkan dampak positif
bagi masyarakat, pemerintah maupun sektor
swasta.
Indikator Kinerja adalah uraian ringkas dengan
menggunakan ukuran kuantitatif ataupun
kualitatif yang mengindikasikan pencapaian suatu
sasaran atau tujuan yang telah disepakati dan
ditetapkan. Indikator Kinerja disusun dengan
menggunakan metoda SMART.
Manfaat dari sebuah indikator kinerja adalah :
• Sebagai dasar penilaian kinerja, baik
dalam tahapan perencanaan,
pelaksanaan, maupun setelah
pelaksanaan kegiatan,
• Sebagai petunjuk kemajuan dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran
���� SMART:
• Specific: jelas, tidak mengundang pemahaman beragam,
• Measureable: dapat diukur,
• Achievable: dapat dicapai,
• Relevant: sesuai dengan kebutuhan program,
• Timebound: tepat waktu
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN
PEMBELAJARAN KAD AUSTRIA,
mempunyai kekhususan tersendiri.
KAD Regional Management di Austria
Jika dilihat ke belakang maka Kerjasama Antar Daerah di Austria telah melewati masa lebih dari 30
tahun. Hal yang mendasari kebijakan baru di bidang kerjasama antar daerah ini adalah kebij
Kanselir Austria untuk mengentaskan daerah
daerah pegunungan di tahun 1979.
Kebijakan politik Austria di bidang regional telah memberikan impulse baru dan mengakibatkan
perubahan di Eropa sejak Austria menjadi anggota Uni Eropa di tahun 1994. Negara
pada saat itu mempunyai masalah utama di dalam kebijakan politik di tingkat regional, yaitu tidak
adanya kegiataan koordinasi administrasi dan lembaga yang melaksanakannya di tin
tersebut. Berdasarkan pengalamannya melalui kebijakan politik regional
an, di mana hampir di seluruh kabupaten/distrik di Austria telah melakukan Kerjasama Antar Daerah
dengan platform Regional Management, Austria
melaksanakan kegiatan – kegiatan pembangunan di tingkat regional.
22 OeSB Consulting, 2004, Systematische Evaluie
Tipikal struktur organisasi KAD Austria, Swiss dan Jerman, Sumber: diolah sendiri
dari berbagai sumber, 2011.
ANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH
PEMBELAJARAN KAD AUSTRIA, SWISS DAN
KAD di Austria, Swiss dan Jerman
dibentuk dengan tujuan untuk
mempercepat pembangunan
perekonomian dan meningkatkan
kualitas pelayanan publik di
berbagai bidang, terutama untuk
daerah – daerah yang kurang
maju dibandingkan daerah
lainnya. Secara umum, tipikal
kelembagaan KAD di tiga negara
tersebut dapat dilihat di gambar
berikut ini, walaupun tentunya
masing – masing negara
KAD Regional Management di Austria
Jika dilihat ke belakang maka Kerjasama Antar Daerah di Austria telah melewati masa lebih dari 30
tahun. Hal yang mendasari kebijakan baru di bidang kerjasama antar daerah ini adalah kebij
Kanselir Austria untuk mengentaskan daerah – daerah pedesaan yang lambat berkembang terutama di
daerah pegunungan di tahun 1979.
Kebijakan politik Austria di bidang regional telah memberikan impulse baru dan mengakibatkan
ejak Austria menjadi anggota Uni Eropa di tahun 1994. Negara
pada saat itu mempunyai masalah utama di dalam kebijakan politik di tingkat regional, yaitu tidak
adanya kegiataan koordinasi administrasi dan lembaga yang melaksanakannya di tin
tersebut. Berdasarkan pengalamannya melalui kebijakan politik regional-nya yang khas sejak tahun 80
an, di mana hampir di seluruh kabupaten/distrik di Austria telah melakukan Kerjasama Antar Daerah
dengan platform Regional Management, Austria merupakan acuan negara – negara lain di dalam
kegiatan pembangunan di tingkat regional.22
OeSB Consulting, 2004, Systematische Evaluierung des Regionalmanagements in Oesterreich.
Tipikal struktur organisasi KAD Austria, Swiss dan Jerman, Sumber: diolah sendiri
APRIL 2011
100 | P a g e
SWISS DAN
JERMAN
KAD di Austria, Swiss dan Jerman
dibentuk dengan tujuan untuk
mempercepat pembangunan
perekonomian dan meningkatkan
pelayanan publik di
berbagai bidang, terutama untuk
daerah yang kurang
maju dibandingkan daerah
lainnya. Secara umum, tipikal
kelembagaan KAD di tiga negara
tersebut dapat dilihat di gambar
berikut ini, walaupun tentunya
masing negara
Jika dilihat ke belakang maka Kerjasama Antar Daerah di Austria telah melewati masa lebih dari 30
tahun. Hal yang mendasari kebijakan baru di bidang kerjasama antar daerah ini adalah kebijakan khusus
daerah pedesaan yang lambat berkembang terutama di
Kebijakan politik Austria di bidang regional telah memberikan impulse baru dan mengakibatkan
ejak Austria menjadi anggota Uni Eropa di tahun 1994. Negara – negara lainnya
pada saat itu mempunyai masalah utama di dalam kebijakan politik di tingkat regional, yaitu tidak
adanya kegiataan koordinasi administrasi dan lembaga yang melaksanakannya di tingkat regional
nya yang khas sejak tahun 80-
an, di mana hampir di seluruh kabupaten/distrik di Austria telah melakukan Kerjasama Antar Daerah
negara lain di dalam
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
101 | P a g e
Kerjasama Antar Daerah (Regional Management)
di Austria sejak dulu sampai sekarang dipahami
sebagai lembaga interface yang menjembatani
pemerintahan administratif, pasar dan
kepentingan regional lainnya yang dibentuk
berdasarkan prinsip Bottom-Up. KAD RM ini
merupakan perwujudan pembangunan regional
yang profesional semenjak masa uji coba
beberapa puluh tahun yang lalu, hingga saat ini di
mana semua region telah menjalankannya
dengan pola yang sama dan dengan fungsi
pengendalian regional. Salah satu wujud profesionalitas tersebut adalah semakin diakuinya profesi
Regional Manager yang didukung oleh teori dan dunia pendidikan dan diakuinya bentuk baru
Komunikasi, Koordinasi dan Kerjasama di tingkatan regional.23
KAD Regional Management di Swiss
Seperti halnya di Austria, Swiss juga mempunyai sejarah
yang cukup panjang mengenai Kerjasama Antar Daerah
Regional Management Di Swiss KAD terbentuk
berdasarkan dua program bantuan pemerintah yaitu:
Investitionshilfegesetzt fuer Bergebiete 1974 (IHG) –
Peraturan Bantuan Investasi Derah Pegunungan 1974 -,
dan Program Regio Plus tahun 1997 yang mempunyai
karakter identis dengan program bantuan dari Uni
Eropa.24
Agar wilayah – wilayah tersebut bisa mendapatkan
program bantuan pemerintah Swiss tersebut, maka
persyaratan yang harus dipenuhi adalah terbentuknya
kelembagaan di wilayah atau region yang mempunyai
konsep pembangunan regional. Pembentukan kelembagaan ini berdasarkan kepada karakter topografi
di wilayah pegunungan, contohnya daerah – daerah di pegunungan yang jumlah penduduknya sedikit
menggabungkan diri ke dalam suatu wadah (KAD RM). Pada pelaksanaannya pemerintah pusat Swiss
bersedia untuk mendanai hingga 80 % biaya sekretariat lembaga KAD RM tersebut.25
23 Zeman, A., 2005, Regionalmanagement- Bestandsaufnahme und Potentialanalyse einer Institution am Beispiel Salzburgs. 24 http://www.regiosuisse.ch/regionalpolitik/rp-verg-instrumente, Regionalpolitik 1970 – 2007 und deren Finanzinstrumente 25 http://www.regiosuisse.ch/regionalpolitik/rp-verg-instrumente, Regionalpolitik 1970 – 2007 und deren Finanzinstrumente
Di Swiss, Konsep
Pembangunan Regional
yang disusun oleh
Lembaga KAD
merupakan syarat untuk
mendapatkan stimulus
pemerintah pusat.
� Austria memulai KAD dengan
kebijakan pusat yang membentuk
peraturan perundangan untuk
mendorong daerah melakukan KAD,
namun dalam pelaksanaannya tetap
mengutamakan prinsip bottom-up
dengan mekanisme Komunikasi,
Koordinasi dan Kerjasama.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
102 | P a g e
Sekretaris KAD RM dipilih dan diangkat oleh wilayah. Seringkali posisi ini diisi oleh tokoh – tokoh
regional seperti walikota, pengusaha lokal, dll. Sekretaris regional ini juga mendapatkan dukungan dari
Biro Koordinasi CH-Regio yang berfungsi sebagai pusat informasi dan dokumentasi dan sekaligus bekerja
sama dengan lembaga pendidikan untuk menawarkan pelatihan dan workshop terkait.26
KAD Regional Management di Jerman
Pemikiran KAD di Jerman dimulai sejak pemerintah Jerman menggulirkan konsep regionalisasi di wilayah
Jerman (Barat) sejak tahun 70-an. Semenjak tahun 1990, KAD RM di Jerman semakin menempati posisi
penting sebagai “soft” Instrumen di tingkatan regional dan semakin dilibatkan di dalam proses
perencanaan kegiatan kewilayahan. Hal ini merupakan reaksi atas beragamnya tugas dan fungsi KAD RM
di Jerman. Di sisi lain, hal ini juga menunjukkan keterbatasan performa dari tenaga kerja di KAD RM yang
terdiri dari tenaga kerja sukarela dan honorer yang tentu saja mempunyai keterbatasan kapasitas di
dalam mengendalikan proses pembangunan wilayah yang kompleks.
Studi literatur untuk tema Kerjasama Antar Daerah di Jerman menunjukkan bahwa definisi mengenai
tema Kerjasama Antar Daerah yang ideal tidak ditemukan di dalam berbagai tulisan melainkan lebih
banyak didapatkan dari praktek di lapangan dan semuanya mengarah kepada konsep KAD Regional
Management.27
Tugas KAD RM di Jerman
Tugas yang diemban oleh KAD RM di Jerman sangat beragam. KAD RM dimengerti sebagai “soft”
instrument untuk pembangunan kewilayahan. Namun demikian di Jerman juga sering terjadi diskusi
hangat mengenai biaya operasional dan manfaat dari KAD RM itu sendiri. Professor Dr. Otmar Seibert
dari FH Weihenstephan memformulasikan tugas – tugas dari KAD RM dalam suatu pameran “Euregia
2006”28 di kota Leipzig sebagai berikut:
1. Pusat Informasi dan Public Relation: penyusunan materi informasi; mengkoordinir
pelaksanaan kegiatan; presentasi; kegiatan-kegiatan PR dan Humas; Marketing ke dalam dan
ke luar; membangun sistem data base.
2. Konsultasi dan Pelatihan: Konsultasi terhadap pemilik proyek; konsultasi untuk perusahaan
dan pendirian usaha; kegiatan sertifikasi; moderasi dan mediasi.
3. Manajemen Jejaring dan Koordinasi: pembinaan terhadap kelompok kerja; membuka dan
membina hubungan ke stakeholder rekanan di bidang ekonomi dan sosial.
4. Manajemen Kegiatan: inisiasi kegiatan; perencanaan kegiatan; realisasi kegiatan;
“pengawalan” kegiatan; networking antara kegiatan – kegiatan sektoral.
26 http://www.regiosuisse.ch/regionalpolitik/rp-verg-instrumente, Regionalpolitik 1970 – 2007 und deren Finanzinstrumente 27 Schäffer, Verena: Regionalmanagement in Sachsen-Anhalt. Theoretische Grundlagen und praktische Ausgestaltung im Vergleich dreier Regionen. Diplomarbeit im Fachbereich Geographie an der Freien Universität Berlin 2003. 28 Euregia adalah Kongres dan Pameran tahunan di Leipzig, Jerman mengenai Regional Development yang diikuti sebagian besar negara – negara Eropa. Informasi mengenai Euregia bisa didapatkan di www.euregia-leipzig.de
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
103 | P a g e
5. Monitoring, Pelaksanaan dan Peningkatan Kapasitas: “pengawalan” proses; memastikan
keberhasilan kegiatan; evaluasi; pemeriksaan dan pelaporan; pengerjaan proposal;
seminar/workshop peningkatan kapasitas.
Istilah “Regional Management” mengandung penjelasan tentang spektrum tugas yang kompleks yaitu
inisiasi pembangunan regional yang berorientasi kepada proses dan pelaksanaan lintas sektoral atas
dasar konsep pembangunan stakeholder lokal dengan memperhatikan faktor – faktor eksternal. KAD RM
menggarisbawahi fungsi – fungsi koordinasi dan kerjasama, image wilayah, ketersediaan informasi,
sertifikasi dan membangun networking yang stabil. Keberhasilan menjalankan tugas dan fungsi tersebut
dikarenakan adanya kemampuan kompetensi di bidang sosial di samping kemampuan di bidang teknis. 29
Berdasarkan kepada hal ini, maka keberhasilan suatu KAD RM di Jerman tidak hanya ditentukan oleh
keberhasilan di bidang perekonomian, tetapi juga harus diukur berdasarkan manfaat sosial yang
dirasakan masyarakat dari kegiatan yang diinisiasi oleh wilayah berdasarkan potensi endogen.30
Keberhasilan suatu KAD RM di Jerman dewasa ini diukur berdasarkan kriteria berikut ini:31
• Inisiatif dan Motivasi lokal,
• Prinsip Bottom-Up dengan partisipasi luas dari pelaku usaha dan masyarakat,
• Hubungan kontekstual yang erat dengan wilayah,
• Tolok ukur yang berorientasi kepada lintas sektor,
• Berorientasi kepada proses dan hasil akhir,
• Memperhatikan faktor eksternal wilayah di dalam proses perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan,
• Profesionalitas.
Pembelajaran KAD Austria, Swiss dan Jerman
Pola KAD
Pelaksanaan di lapangan menunjukkan bahwa tidak ditemukan suatu pola umum yang berlaku dalam
mengimplementasikan instrument KAD di Jerman, Austria dan Swiss. Kesamaan bentuk organisasi
pelaksana KAD telah digambarkan di bagian sebelumnya yaitu sama – sama menganut organisasi
Regional Management. Selain itu juga terdapat intensitas yang berbeda dalam pelaksanaan KAD di
masing – masing negara yang dapat dijadikan pembelajaran.
29 Maier, J., Obermaier, F.: Regionalmanagement in der Praxis. Hrsg.: Bayerisches Staatsministerium für Landesentwicklung und Umweltfragen, München 2000. 30 Maier, J., Obermaier, F.: Regionalmanagement in der Praxis. Hrsg.: Bayerisches Staatsministerium für Landesentwicklung und Umweltfragen, München 2000. 31 Maier, J., Obermaier, F.: Regionalmanagement in der Praxis. Hrsg.: Bayerisches Staatsministerium für Landesentwicklung und Umweltfragen, München 2000.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
104 | P a g e
Swiss dan Austria merupakan negara yang paling
berpengalaman dengan Kerjasama Antar Daerah
Regional Management yang berorientasi kepada
perkembangan regional lebih dari 20 tahun.
Namun demikian pada implementasinya, Austria
dan Swiss belum terlalu menghubungkan antara
Kerjasama Antar Daerah ini dengan rencana tata
ruang di tingkat kabupaten dan negara bagian.
Yang menjadi dasar utama dari pembentukan KAD
di sini adalah kebijakan pemerintah pusat masing –
masing dalam menyelsaikan permasalahan daerah
– daerah yang mempunyai kelemahan di beberapa
bidang karena alasan – alasan tertentu.
Hal ini juga terjadi di negara – negara bagian di Jerman, di mana KAD mulai dibicarakan setelah kebijakan
regionalisasi dimulai di Jerman. Penanggung jawab kegiatan diberikan kepada masing – masing menteri
ekonomi di negara bagian atas dasar kapasitas yang dimiliki oleh kementerian ekonomi di negara bagian.
Namun demikian tujuan – tujuan pembangunan di masing – masing negara bagian tetap dikoordinasikan
dengan kementerian sektoral lainnya di negara bagian tersebut.
Peran Pemerintah Pusat/Negara Bagian
Peran pemerintah pusat (dan negara bagian) di Jerman sebagian besar dibatasi sebagai penyedia
fasilitas atau instrument yang bersifat memberikan stimulus seperti Program Regional, memberikan
informasi dan konsultasi. Tugas dan fungsi lembaga KAD RM apapun bentuknya diserahkan sepenuhnya
kepada keadaan dan situasi yang terbaik untuk region masing – masing. Negara bagian Thuringen
pernah mencoba untuk melaksanakan kerjasama antar daerah RM yang dikoordiniasikan oleh Regional
Manager dari posisinya di negara bagian. Namun hal ini mendapatkan protes keras dari daerah – daerah
(kabupaten) yang bekerjasama yang meragukan keberhasilan intervensi seperti ini dari negara bagian.
Pengalaman dari Austria menunjukkan bahwa salah satu faktor keberhasilan KAD adalah pengelolaan
yang berdasarkan terutama kepada kekuatan dan kemampuan sendiri. Perlu diingat juga bahwa di
Jerman pelaksanaan KAD RM yang baik adalah di wilayah bekas Jerman Barat yang memang sudah maju,
berbeda dengan wilayah – wilayah bekas Jerman Timur yang di tahun 1990an baru bergabung menjadi
Negara Republik Federasi Jerman dan pada saat itu masih relatif tertinggal dalam segala hal.32
Tugas Lembaga KAD
Walaupun mempunyai perbedaan di dalam menjalankan kebijakan pembangunan, terdapat kesamaan di
dalam tugas yang diemban oleh KAD dan kemampuan yang harus dimiliki. Satu hal yang penting adalah
32 Maier, J., Obermaier, F.: Regionalmanagement in der Praxis. Hrsg.: Bayerisches Staatsministerium für Landesentwicklung und Umweltfragen, München 2000.
“KAD Regional Management di Austria,
Swiss dan Jerman merupakan
pelengkap untuk menanggulangi
kekurangan dan kelemahan mekanisme
struktural. Mekanisme ini tidak bersifat
menggantikan fungsi – fungsi struktural,
tetapi menjadi alternative jika
pemecahan permasalahan regional
tidak bisa dilakukan melalui mekanisme
struktural yang ada”
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
105 | P a g e
lembaga KAD mempunyai sifat sebagai “pengurus” untuk kepentingan strategis regional, alih teknologi,
regional marketing (ke luar dan ke dalam) serta membangun dan memelihara networking di wilayah
kerja. Posisi pimpinan lembaga KAD yang menjalankan tugas KAD sehari – hari juga harus dilaksanakan
oleh orang yang mempunyai kompetensi di bidang sosial dan keilmuan dan bisa memimpin suatu tim
kerja.33
Fungsi Lembaga KAD
Dalam konteks kerjasama terdapat tiga pola pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yaitu
melalui mekanisme pasar yang mengutamakan profit; mekanisme struktural dan mekanisme non-
struktural yang berorientasi kepada benefit. Melalui sifat dan karakter yang dinamis, menjalankan
consensus bersama yang disasari komitmen masing – masing pelaku kerjasama, maka permasalahan
penting lintas wilayah dan lintas sektoral bisa dipecahkan secara kolektif.
Knowledge Management
KAD RM harus dipahami sebagai organisasi yang terus belajar dan harus diberikan kesempatan untuk
terus belajar. Untuk itu, maka kegiatan – kegiatan yang menunjang hal tersebut seperti forum KAD
untuk media bertukar informasi sesama lembaga pelaksana KAD sangat membantu hal ini. Demikian
juga dengan kegiatan peningkatan kapasitas aktor pelaksana di lembaga KAD.34
Anggaran Regional dan Fund
Pembiayaan KAD sebaiknya tetap mengandalkan kemampuan swadaya KAD, atau melalui
kemampuannya bisa menarik minat perusahaan swasta atau perorangan untuk memberikan sumbangan
kepada KAD. Contoh menarik yang terjadi di Freiburg (Jerman), adalah bagaimana KAD di Freiburg bisa
mendapatkan pendanaan yang cukup besar dari perusahaan swasta yang ada di wilayah kerjanya.35
*************
33 Maier, J., Obermaier, F.: Regionalmanagement in der Praxis. Hrsg.: Bayerisches Staatsministerium für Landesentwicklung und Umweltfragen, München 2000. 34 Maier, J., Obermaier, F.: Regionalmanagement in der Praxis. Hrsg.: Bayerisches Staatsministerium für Landesentwicklung und Umweltfragen, München 2000. 35 Maier, J., Obermaier, F.: Regionalmanagement in der Praxis. Hrsg.: Bayerisches Staatsministerium für Landesentwicklung und Umweltfragen, München 2000.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
106 | P a g e
L A M P I R A N B
DOKUMENTASI
WORKSHOP & RAPAT SOSIALISASI
(TAHAP 1 & II)
PERATURAN KAD
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
107 | P a g e
B1. DOKUMENTASI WORKSHOP
TAHAP 1: INISIASI PROSES PEMBENTUKAN KAD
Kelompok
Masukan dari
Kegiatan Workshop II
I
Tahap 1:
Inisiasi
1. SOSIALISASI UMUM PELUANG
KSD KEPADA TOKOH-TOKOH KUNCI
DAERAH
2. IDENTIFIKASI POTENSI DAN
PERMASALAHAN DAERAH-
DAERAH UNTUK BEKERJASAMA
Identifikasi Kebutuhan Daerah
Atas Kerjasama Daerah
3. IDENTIFIKASI TOKOH-TOKOH
KUNCI PENDUKUNG KERJASAMA
DAERAH
-Kepala Daerah
-- Pejabat-pejabat kunci lainnya.
-Tokoh-tokoh masyarakat.
-Kelompok-kelompok masyarakat.
3. SOSIALISASI TEKNIS
PELAKSANAAN KERJASAMA
DAERAH
II A. 1. Susunan sosialisasi disusun ulang berdasarkan:
(1) Isi,
(2) Sasaran,
(3) Media Sosialisasi
Penjelasan: 1. Isi Sosialisasi
� Latar Belakang : Pentingnya KAD, dasar-dasar pemahaman KAD, manfaat dan atau
keuntungan,
� Tata cara dan prosedur KAD (kesepakatan dan perjanjian),
� Regulasi KAD
� Pentingnya penentuan obyek kerjasama, dll
2. Sasaran Sosialisasi adalah: KDH, DPRD, TKKSD, SKPD
1.A.2 Memastikan ada unit yang menjalankan kerjasama
1.A.3 Insentif, dan disinsentif perlu dijelaskan mengenai bentuk insentif, mekanisme, dan kriteria
pemberian; 1.A.4 Petunjuk teknis diganti menjadi Panduan
1.A.5 Bagi hasil (share profit)
1.A.6. Dipecah, menjadi 2 bagian dan yang kedua digabung dengan 1.A.7.
I.A.7 Menjadi: Meningkatkan peran aktif
Kata “Membangun” dihilangkan
I.A.8 Diganti mendorong Daerah membuat regulasi Kerjasama Daerah
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
108 | P a g e
Kelompok
Masukan dari
Kegiatan Workshop II
III • Pentingnya penegasan maksud dan tujuan apa yang dikerjasamakan; • Meliputi wilayah yang bertetangga atau KAD Fungsional atau tidak bertetangga;
• Pentingnya kesadara bersama antar pihak bahwa kerjasama diperlukan;
• Pentingnya pembicaraan konkrit insentif dan disintif daerah yang berkerjasama;
• Pentingnya sosialisasi yg mendalam terkait manfaat KAD;
• Pentingnya perencanaan KAD, yang rinci, langkah2 beserta indikator-indikator;
• Ruang lingkup KAD tidak hanya pelayanan publik tetapi mencakup sektor- sektor lain yang bia
dikerjasamakan, bisa juga antar daerah antar danantar negara;
• Peran Ditjen PUM harus tegas menjadi regulator dan fasilitator yang baik sehingga perlu
pemahaman yang jelas terhadap peran ini;
• Regulasi KAD harus mampu menjawab dinamika di lapangan, bukan malah mengacaukan
IV Masukan:
� Sosialisasi: Perlu dilaksanakan dengan media2 yang disesuaikan dengan kultur daerah
� Pembentukan KAD: Perlu ada kelembagaan Sekber dari tingkat nasional. Bahkan perlu ada KAD
Centre untuk kejelasan info terkait KAD.
� Insdentif dan disinsentif: Insentif perlu, tapi jangan sampai ada disinsentif
� Menyusun panduan KAD: Ini selain panduan KAD atau pelaksanaan tahap-tahap pelaksanaan
KAD, juga diperluan panduan-panduan (Perda) untuk pelaksanaan KAD yang sudah dilaksanakan
� Perlu disusun lesson learned (pembelajaran) dari KAD2 di seluruh Indo
� Identifikasi tokoh: Perlunyas keterlibatan tokoh NGO dan agama
Prioritas:
→Penyusunan panduan yang disusun dengan KAD Centre sehingga selaras, susun dan sosialisasi di
satu pintu.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
109 | P a g e
Tahap 2: PERSIAPAN PENGORGANISASIAN KAD
Kelompok
Masukan dari
Kegiatan Workshop II
I Tahap 2 dan 3:
Persiapan dan
Pembentukan1. PEMBENTUKAN FORUM
2. KESEPAKATAN SKALA PRIORITAS
3. PENYUSUNAN RENCANA AKSI
(ACTION PLAN)
4. TRANSFER BEST PRACTICES
1. Pendatanganan MOU, diperkuat
oleh peraturan masing-masing
daerah.
2. Penetapan (pembentukan)
kelembagaan: bentuk, perekrutan
personal
3. Mekanisme Pembiayaan
II
� Kata Manfaat sebaiknya diganti menjadi “Manfaat dan atau keuntungan”;
� Kata MOU diganti dengan Kesepakatan (sesuai regulasi);
� Kegiatan Sosialisasi diusulkan ditambah DPRD;
III
� Apakah dokumen ini menjadi panduan yang mengatur langkah-langkah atau menjadi
referensi? Apakah boleh jumping atau harus langkahnya berurutan?
� Panduan ini untuk siapa? Karena disebutnya rencana aksi � Inisiatornya siapa? Apakah tokoh masyarakat? Apakah SKPD? Atau perorangan?
� Kapan KAD bisa dimulai? Dan bagaimana mekanismenya?
� Panduan harus bisa menggambarkan 5 W dan 1 H?
� Melakukan studi banding adalah optional, bukan wajib yang paling penting adalah proses
kajian mendalam dalam membentuk KAD?
IV
Untuk Tahap 2, perlu ada porsi yang jelas, mana yang porsi kabupaten, kota, dll
Ada satu kolom tambahan di tabel tersebut yang merupakan penjelas tentang institusi pendukung
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
110 | P a g e
Tahap 3: PEMBENTUKAN WADAH KAD
Kelompok
Masukan dari
Kegiatan Workshop II
I
Masukan untuk tahap 3 sudah digabungkan dengan masukan dengan tahap 2
II
“Membuat PERDA” diganti mendorong usulan PUM kepada Mendagri untuk menyusun regulasi tentang Pembiayaan Karjasama Daerah (Pedoman Penyusunan APBD) , digabungkan 3 A 5 dengan
3 A 9.
III
� Perlu ada penjelasan wadah KAD-nya mengingat karakter KAD yg berbeda-beda? Dan
berimplikasi thd kelembagaan yng diperlukan;
� Siapa yang menyusun wadah KAD?;
� Apa payung hukumnya? Apakah cukup Perda? Atau peraturan seperti apa yang lebih legal dan
akomodatif?;
� SWOT harus dilakukan terlebih dahulu, mungkin di langkah 2: Persiapan?;
� Dalam pengembangan KAD diperlukan SDM yang memadai; � Pembentukan KAD harus ditentukan siapa penanggungjawab utama dari salah satu SKPD
sebagai fasilitator/penggerak
IV
Untuk Tahap 3 perlu ada porsi yang jelas, mana yang porsi kabupaten, kota, dll
Ada satu kolom tambahan di tabel tersebut yang merupakan penjelas tentang institusi pendukung
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
111 | P a g e
Tahap 4: IMPLEMENTASI KAD
Kelompok
Masukan dari
Kegiatan Workshop II
I
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tahap 4 adalah:
I. Langkah I adalah: pembentukan kelompok kerja.
II. langkah II adalah: memfasilitasi komunikasi antar SKPD di bidang pelayanan publik. III. Memfasilitasi pemerintah daerah yang bekerjasama dengan pihak ketiga.
II
� Mekanisme pembiayaan dihapus, sudah dijelaskan pada tahap 3.
� Dihilangkan 4 A 6 karena adanya batasan tidak mencakup kerjasama antar daerah dengan
pihak ketiga (lihat halaman 2, buku rencana akasi, tujuan dan manfaat rencana aksi).
III
� Implementasi ini harus diawali dengan sinergi dengan kebijakan daerah;
� KAD akan efektif kalau implementasi program menyentuh kebutuhan masyarakat;
� Perlunya langkah yang sama antar para aktor (SKPD, Masyarakat, swasta);
� Perlunya kejelasan pembiayaan pada tahap awal sebelum masuk masa swadana;
� Perlunya sharing pembiayan antar aktor yang terlibat, termasuk pemerintah pusat; � Perlunya kejelasan masa kepengurusan dan masa KAD;
� Kejelasan pengelolaan asset, karena ada banyak pemda memberi pinjaman ke KAD, Hibah ke
KAD, juga berinvestasi dalam bentuk asset, pada kasus tertentu KAD berinvestasi di daerah
lain.
IV
Tahap 4 perlu ada porsi yang jelas, mana yang porsi kabupaten, kota, dll
Ada satu kolom tambahan di tabel tersebut yang merupakan penjelas tentang institusi
pendukung
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
112 | P a g e
Tahap 5: MONITORING, EVALUASI DAN PENINGKATAN KAPASITAS
Kelompok
Masukan dari
Kegiatan Workshop II
I Tahap 5: Monev dan
Capacity Building
1. MENINGKATKAN KAPASITAS
2. MEMBENTUK ASOSIASI LEMBAGA
KERJASAMA DAERAH
3. REPLIKASI BEST PRACTICES
1. Meningkatkan Kapasitas
“PUM”dalam membina Kerjasama
Daerah
2. Pelatihan Fasilitator Kerjasama
Daerah
3. Meningkatkan kapasitas asosiasi
lembaga kerjasama daerah.
II
Penyusunan Konsep monitoring dan evaluasi sebaiknya dimasukan Tahap 3 (gabungan 3.5 d 3.9). Diganti Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi
III
� Walaupun ada monev tetapi hanya formalitas saja, karena KAD yang tidak berkembang, tidak
ada upaya dari para pihak untuk membantu menyelesaikan;
� Ada indikator untuk keberhasilan� sehingga akan jelas kebutuhan capacity building?
� Perlunya capacity building terhadap KAD sehingga tidak dibiarkan seolah-olah entitas diluar
pemerintahan.
IV
1. Kalau mau bicara tentang evaluasi, siapa yang evaluasi? Siapa yang tentukan instrumennya?
Makanya perlu sekber, sekaian unt pembentukan modul-modul terkait.
2. Capacity building dengan ToT dari nasional ke propinsi 3. Asosiasi KAD itu siapa yang akan hadir? Sebaiknya berbentuk forum saja, forum koordinasi
antar KAD yang sudah terbentuk.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
113 | P a g e
DAFTAR PESERTA WORKSHOP PEMBAHASAN RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN
PENGUATAN KAD
JAKARTA, 29 MARET 2011
1. A. Sirajuddin Nonci, Direktur Dekonsentrasi dan Kerjasama, Ditjen PUM Kementrian Dalam Negeri
2. M. Zain Afif, Kasubdit Kerjasama Daerah, Ditjen PUM Kementrian Dalam Negeri
3. Nine Hargi, Kasi Kerjasama I Subdit Kerjasama Daerah, Ditjen PUM Kementrian Dalam Negeri
4. Edi Cahyono, Kasi Kerjasama II Subdit Kerjasama Daerah, Ditjen PUM Kementrian Dalam Negeri
5. Jun Milanastuti, Staf Subdit Kerjasama Daerah, Ditjen PUM Kementrian Dalam Negeri
6. Nana Taruna, Staf Subdit Kerjasama Daerah, Ditjen PUM Kementrian Dalam Negeri
7. Pramudya Ananta, Staf Subdit Kerjasama Daerah, Ditjen PUM Kementrian Dalam Negeri 8. Marsono, Staf Subdit Kerjasama Daerah, Ditjen PUM Kementrian Dalam Negeri
9. Kuntoro Anindita, Staf Subdit Kerjasama Daerah, Ditjen PUM Kementrian Dalam Negeri
10. Noviar Luthfi, Asisten Deputi V, Urusan Kerjasama Antar Daerah dan Regional, KPDT
11. Samsul Widodo, Direktorat KKDT Bappenas
12. Muliani, Direktoran Keuangan Daerah, Kementrian Dalam Negeri
13. Suharyanto, Ditjen Bangda Kementrian Dalam Negeri
14. Cahyo Hatta, Ditjen Bangda Kementrian Dalam Negeri
15. Sugeng, Setda Provinsi Jawa Tengah
16. Ponco Wibowo, Pemerintah Daerah Kota Solo
17. Marhaeni, DPRD Solo 18. Ferry Anggoro, Sekber Kartamantul
19. Ing Ramto, BKAD Subosukawonosraten
20. Asto, RM Barlingmascakeb
21. Budiono, RM Sampan
22. Warito, BKAD Pawonsari
23. Priyambodo, BKAD Pawonsari
24. Anton Sudarmanto, BKAD Pawonsari
25. Hery P. Irawan, BKAD Pawonsari
26. Suyanto, BKAD Pawonsari
27. Raphael Anindito, GIZ (expert) 28. Syahroni, ex GIZ (expert)
29. Bambang SP, ex Setda Kartamantul (expert)
30. Dr. Hadi Wahyono, PWK Undip (expert)
31. Dr. Hardi Warsono, PWK Undip (Expert)
32. Daryanto, Tenaga Ahli Ditjen Keuda Kementrian Dalam Negeri (expert)
33. Dr. Restyarto Efiawan, Lekad (expert)
34. Hidayatullah Albanjari, GIZ
35. Reslian Pardede, Yayasan Inovasi Pengembangan Daerah (YIPD)
36. Johan S, Yayasan Inovasi Pengembangan Daerah (YIPD) 37. Dr. Widjono Ngoedijo, DSF
38. Donal Anwar, DSF
39. Nunik Yunarti, DSF
40. Risfan Munir, DSF
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
114 | P a g e
B2. DOKUMENTASI SOSIALISASI TAHAP I & II
Tahap 1: INISIASI PROSES PEMBENTUKAN KAD
Kegiatan
Utama
Masukan dari
Kegiatan Sosialisasi I
Masukan dari
Kegiatan Sosialisasi II
Institusi
Pelaksana
1-A.1 Sosialiasi tentang
pemahaman KAD
Materi sosialisasi sebaiknya juga mencakup:
• Latar belakang KAD, visi wilayah yang
lebih tinggi (pusat/prop) dan rencana
tata ruang (spt RTRW)
• Peraturan perundangan, mulai dari
amanah UU 32/2004 dst
• Materi sosialisasi mencakup teknik tata
cara penentuan obyek KAD
• Memberikan sosialisasi berupa
pemahaman pentingnya KAD kepada
kepala daerah prop/kab/kota dan juga
SKPD sesuai tupoksi (obyek kerjasama);
serta mengubah pemikiran para
stakeholder bahwa dengan KAD dapat
meningkatkan pendapatan daerah
• Dilakukan sosialisasi pemahaman dan tata
cara KAD kepada TKKSD yang sudah
terbentuk
• Sosialisasi KAD juga dilakukan dengan
cara pendekatan komunikasi secara
informal dan publikasi tentang KAD
Ditjen PUM;
Provinsi
1-A.2 Memberikan
Usulan/inisiatif
pembentukan/
pengembangan KAD
• Ditjen PUM mengeluarkan Surat edaran,
agar supaya SKPD kab/kota/propinsi yang
melakukan KAD bekerjasama dengan
TKKSD yang sudah terbentuk
• Ditjen PUM juga mendorong daerah yang
sudah punya MOU untuk KAD, agar
segera merealisasikannya
• Ditjen PUM memberi masukan kepada
gubernur/bupati/walikota untuk lebih
fokus pada KAD
• Propinsi mengambil peran yang lebih
besar dalam hal memberi pedoman/ arah
kerjasama
• Komitmen pemerintah daerah serta
pemahaman pentingnya KAD ini perlu
diperhatikan
Ditjen PUM;
Provinsi
1-A.3 Menerapkan
kebijakan Insentif
dan disinsentif
Perlu dijelaskan insentif & disinsentif berupa
apa dan oleh siapa?
1-A.4 Menyusun Panduan
(Guidelines) KAD
Mencakup tahapan dalam penyusunan KAD
dengan jelas
Penyusunan panduan diganti dengan
petunjuk teknis pelaksanaan kerja sama
daerah, yang meliputi:
� latar belakang
� maksud dan tujuan
� pembiayaan
� bagaimana supaya KAD lebih baik
Ditjen PUM
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
115 | P a g e
Kegiatan
Utama
Masukan dari
Kegiatan Sosialisasi I
Masukan dari
Kegiatan Sosialisasi II
Institusi
Pelaksana
1-A.5 Melakukan kajian
relevansi KAD
• Salah satu output kajian adalah:
Identifikasi objek kerjasama yang akan
dilakukan
• Kajian relevansi KAD yang dilakukan
kabupaten/kota meliputi:
� Identifikasi potensi daerah yang akan
dikerjasamakan
� Permasalahan yang identik antara
2/lebih daerah
• Inisiatif dimotivasi dari masalah yang
dihadapi spt:
i. Kurang optimalnya pelayanan di
daerah perbatasan
ii. Kurang memadainya pembangunan
infrastruktur di wilayah perbatasan
• Melakukan kajian terhadap KAD yang gagal
dan berhasil serta faktor-faktor
penyebabnya
• Termasuk kajian berupa identifikasi
kebutuhan melaksanakan KAD, share profit
serta obyek kerjasama
• Perlu dilihat keinginan/ketertarikan
pimpinan wilayah terhadap potensi yang
akan dikerjasamakan
Ditjen PUM;
Provinsi;
Kabupaten/
Kota
1-A.6 Melakukan
identifikasi tokoh
pendukung KAD &
meningkatkan
peran aktifnya
Tokoh pendukung dimaksud juga termasuk
tokoh pemuda
Provinsi;
Kabupaten/
Kota
1-A.7 Membangun
hubungan antar
tokoh
pendukungKAD
• Tokoh pendukung dimaksud termasuk
dukungan dari legislatif
• Perlunya diskusi antara pemerintah
daerah yang mempunyai permasalahan
serta kepentingan yang sama
• Diperlukan dukugan dari berbagai aktor
seperti masyarakat, wartawan, pengusaha
dan terutama dukungan politis dari DPRD
• Membangun hubungan antar tokoh
merupakan hal yang sulit, sehingga harus
diperjelas bagaimana mekanismenya
• Diperlukan koordinasi yang intens antara
pihak pemerintah daerah dengan pihak
swasta
Provinsi;
Kabupaten/
Kota
1-A.8 Menyusun baseline
regional daerah
yang akan
bekerjasama
Termasuk identifikasi potensi sumber daya
alam & SDM yang akan dikerjasamakan serta
inventarisasi permasalahan yang dihadapi
bersama
• Mendata serta menginventarisir potensi
masing-masing daerah, yang kemudian
dikomunikasikan dengan stakeholder
terkait. Data potensi tsb bisa menjadi
obyek kerjasama
Provinsi;
Kabupaten/
Kota
• Mengarahkan pihak DPRD mengenai
perlunya Perda tentang “Kerjasama Antar
Daerah”
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
116 | P a g e
Tahap 2: PERSIAPAN PENGORGANISASIAN KAD
Kegiatan Utama
Masukan dari
Kegiatan Sosialisasi I
Masukan dari
Kegiatan Sosialisasi II
Institusi
Pelaksana 2-A.1 Membentuk forum
yang beranggotakan
para aktor kunci
wilayah untuk
persiapan
pembentukan wadah
KAD
• Aktor kunci wilayah dimaksud
termasuk tokoh adat dan tokoh
agama
• Anggota forum bukan hanya dari
pemerintah saja, tapi juga dari
pihak ke-3 untuk memberikan
fasilitasi dan juga perlu pelibatan
tenaga ahli dari perguruan tinggi
(terutama yang sesuai dengan
obyek kerjasama)
Provinsi;
Kabupaten
/Kota
2-A.2 Menyusun draft
konsep KAD
(meliputi visi, misi,
bidang / prioritas
obyek yang akan
dikerjasamakan
berdasarkan data
baseline regional)
Untuk menyusun konsep KAD
diperlukan juknis atau juklak • Draft KAD disampaikan/
dipublikasikan kepada masyarakat
secara umum ataupun pihak terkait
melalui mekanisme public hearing
• Termasuk mengindentifikasi sektor
yang akan dikerjasamakan serta
ruang lingkup kerjasama dan
rencana pelaksanaan kerjasama
Ditjen PUM
Provinsi;
Kabupaten
/Kota
2-A.3 Menyusun
draft/rencana wadah
kelembagaan
Perlu dilakukan kajian akademis
terhadap bentuk wadah/ lembaga KAD
yang dibutuhkan
Termasuk kegiatan:
• Identifikasi pelaksana teknis (SKPD)
yang akan melaksanakan KAD
• Sharing dengan SKPD terkait
Ditjen PUM
Provinsi;
Kabupaten
/Kota
2-A.4 Menyusun
draft/rancangan
kesepakatan untuk
melaksanakan KAD
(rancangan MoU),
termasuk pembiayaan
pengelolaan KAD serta
kegiatan KAD
MoU yang dibuat harus mendapat
dukungan dari masyarakat dan tokoh
setempat
Ditjen PUM
Provinsi;
Kabupaten
/Kota
2-A.5 Melakukan kegiatan
untuk memantapkan
pemahaman KAD
serta penguatan
komitmen dari para
aktor kunci pelaku
KAD
Kegiatan dimaksud seperti roadshow,
training, workshop • Penandatanganan MOU disamping
dilakukan oleh KDH terkait juga oleh
para Ketua DPRD
• Penguatan komitmen juga dilakukan
dengan:
Identifikasi regulasi
pelaksanaan KAD
Membuat regulasi (SK
bupati/Perbup)
Ditjen PUM
Provinsi;
Kabupaten
/Kota
2-A.6 Melakukan kunjungan
kerja/studi banding ke
beberapa KAD yang
sudah terbentuk
Ditjen PUM
Provinsi;
Kabupaten
/Kota
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
117 | P a g e
Tahap 3: PEMBENTUKAN WADAH KAD
Kegiatan Utama
Masukan dari
Kegiatan Sosialisasi I
Masukan dari
Kegiatan Sosialisasi II
Institusi
Pelaksana 3-A.1 Menyusun draft
Perjanjian
Kerjasama KAD
Adanya pendampingan saat penyiapan
draft PKS • Dalam menyusun draft perjanjian
kerjasama harus memperhatikan
budaya/kearifan lokal
• Penyusunan draft perjanjian
kerjasama cukup di tingkat propinsi
ataupun kab/kota yang melakukan
ekrjasama dengan melibatkan SKPD
terkait dan biro hukum setda, tidak
perlu sampai ke tingkat pusat
• Perjanjian kerjasama dibuat oleh
TKKSD yang telah terbentuk, dengan
masukan dari anggota forum kunci
lainnya
Ditjen PUM
Provinsi;
Kabupaten/
Kota
3-A.2 Penandatanganan
Perjanjian
Kerjasama
Kabupaten/
Kota; Provinsi
3-A.3 Menyusun draft
rancangan teknis
kelembagaan KAD
dan SOP
Dalam menyusun rancangan KAD perlu
melibatkan tokoh masyarakat, LSM
yang ada, juga SKPD terkait
• Menentukan bentuk wadahKAD
dengan duduk bersama pihak swasta
dan koordinasi dengan pemerintah
(terkait regulasi)
Ditjen PUM
Provinsi
Kabupaten/
Kota
3-A.4 Membentuk wadah
KAD
• Bentuk wadah KAD bisa berupa
BUMD, dll
• Tidak perlu membentuk wadah KAD
krn high cost, sebaiknya
mengoptimalkan TKKSD saja.
• Perlu dibentuk wadah KAD, meliputi:
*yang permanen sebagai perangkat
daerah (terikat dalam sebuah
struktur)
*temporer/non struktural
(forum/sekber/ badan)
• Adanya kesepakatan antar daerah
yang melakukan KAD mengenai
bentuk wadah KAD
• Mengikutsertakan lembaga hukum
dalam wadah KAD
Kabupaten/
Kota
Provinsi
3-A.5 Membuat Perda
tentang
Pembentukan
wadah KAD
Catatan: untuk menyusun Perda
dibutuhkan waktu ; membuat perda
ada korelasi dengan dukungan DPRD
Kabupaten/
Kota
3-A.6 Melaksanakan
analisa SWOT
wilayah KAD
• Selain analisa SWOT di wilayah
regional KAD, juga dilakukan analisa
obyek KAD yang mempertimbangkan
untung/ ruginya melakukan KAD
serta analisa tentang permasalahan
yang dihadapi
Provinsi;
Kabupaten/
Kota
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
118 | P a g e
Kegiatan Utama
Masukan dari
Kegiatan Sosialisasi I
Masukan dari
Kegiatan Sosialisasi II
Institusi
Pelaksana 3-A.7 Menyusun draft
perencanaan KAD
Provinsi;
Kabupaten/
Kota
3-A.8 Melakukan kajian &
revisi peraturan
perundangan
tentang alternatif
bentuk wadah KAD
Ditjen PUM
3-A.9 Melakukan
sinkronisasi/harmon
isasi peraturan
perundangan terkait
mekanisme
pembiayaan dan
pertanggungjawaba
n KAD
Ditjen PUM
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
119 | P a g e
Tahap 4: IMPLEMENTASI KAD
Kegiatan
Utama
Masukan dari
Kegiatan Sosialisasi I
Masukan dari
Kegiatan Sosialisasi II
Institusi
Pelaksana 4-A.1 Membentuk
Kelompok
Kerja
pelaksana KAD
• Working group melakukan sosialisasi
kepada publik tentang KAD yang sudah
terbentuk serta rencana kegiatan yang
sudah disepakati bersama, agar
mendapat dukungan dari semua
stakeholder terkait
• Working group menfasilitasi pertemuan
rutin antar daerah yang bekerjasama
• Kelompok kerja mengadakan pertemuan
untuk membahas permasalahan yang
dihadapi
• Membagi habis tugas
Kabupaten/
Kota;
Provinsi
4-A.2 Melakukan
rekrutmen
SDM untuk
operasional
KAD
• SDM wadah KAD bisa dari kalangan
profesional, tokoh-tokoh masyarakat,
PNS purnabakti ataupun PNS (yg masih
aktif)
• Perlu dipertimbangkan mekanisme
rekrutmen SDM tsb
• Sebenarnya SDM yg menjalankan wadah
KAD idealnya adalah dari kalangan
profesional (krn memiliki kemampuan
manajerial), namun ada kendala dalam
hal proses pertanggungjawaban
keuangan (untuk operasional KAD)
termasuk juga untuk honor tenaga
profesional
• Membentuk sekretariat utk merekrut
tenaga kerja
• Menempatkan SDM secara benar dalam
melaksanakan KAD
• SDM untuk manajer yang menjalankan
wadah KAD sebaiknya dari kalangan
profesional yang sesuai dengan bidang
yang dibutuhkan serta tenaga teknis dan
tenaga ahli
• Usulan redaksional: “Memilih SDM untuk
menjalankan kelompok kerja organisasi
KAD”
Kabupaten/
Kota;
Provinsi
4-A.3 Memfasilitasi
komunikasi
antar SKPD di
bidang
pelayanan
pubik tertentu
Wadah KAD
4-A.4 Menentukan
mekanisme
pembiayaan
kegiatan KAD
• Membina, mengarahkan dan mendorong
sumber SDM dan potensi yang ada
• Menyiapkan biaya operasional untuk
wadah/lembaga KAD
Kabupaten/
Kota;
Provinsi
4-A.5 Membuka dan
membina
hubungan
dengan
sumber
pendanaan
Untuk membuka hubungan, lead institution
seharusnya ada di tingkat pusat (Ditjen
PUM)
Salah satu sumber pendanaan adalah pihak
“sponsor” yang mengambil keuntungan
dari kerjasama yang dilakukan (biasanya
dari kalangan pengusaha)
Kabupaten/
Kota;
Provinsi
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
120 | P a g e
Kegiatan
Utama
Masukan dari
Kegiatan Sosialisasi I
Masukan dari
Kegiatan Sosialisasi II
Institusi
Pelaksana 4-A.6 Memfasilitasi
pemda yang
bekerja sama
dengan pihak
ketiga
• Yang melakukan fasilitasi bukan hanya
pihak provinsi dan Ditjen PUM saja, tapi
juga pemkab/kota yang bekerja sama
Provinsi;
Ditjen PUM
• Ditjen PUM, Provinsi dan
Kabupaten/Kota juga melakukan
perumusan serta penyelesaian
permasalahan dan hambatan yang
dihadapi dalam mengimplementasikan
KAD
• Mensosialisasikan terbentuknya KAD
kepada tokoh kunci dan masyarakat (bila
perlu)
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
121 | P a g e
Tahap 5: MONITORING, EVALUASI DAN PENINGKATAN KAPASITAS
Kegiatan Utama
Masukan dari
Kegiatan Sosialisasi I
Masukan dari
Kegiatan Sosialisasi II
Institusi
Pelaksana 5-A.1 Meningkatkan 3K
antar stakeholder di
tingkat pusat
Intensitas komunikasi dan koordinasi
perlu dioptimalisasi
Ditjen
PUM;
Kementrian
/ lembaga
terkait
5-A.2 Membentuk
Sekretariat Bersama
KAD di tingkat pusat
Perlunya pengawasan untuk KAD
(merupakan salah satu tugas dari
tim/dewan pengawas, dalam hal ini
sekber)
Sekber memfasilitasi untuk lancarnya
pelaksanaan KAD, termasuk memfasilitasi
penyelesaian sengketa hukum
Ditjen PUM
5-A.3 Menyusun konsep
monitoring dan
evaluasi
• Perlu disusun sistematika untuk
pengendalian program KAD
• Evaluasi dilakukan secara berkala dan
dengan indikator yang jelas
• Hasil monev sebaiknya
diberikan/dilaporkan kepada kepala
daerah kabupaten/kota yang melakukan
KAD
• Menentukan parameter monev yang
terukur antara input dan outputnya
• Usulan redaksional: “Menyusun konsep
dan melaksanakan Monitoring dan
evaluasi”
• Perlu diperjelas beban anggaran untuk
membiayai kegiatan monev
• Perlu menentukan tolok ukur monev
• Kegiatan monev dilakukan dengan
menginventarisir KAD yang sedang
berlangsung dan tidak jalan
• Evaluasi terhadap komitmen para pihak
yang ber-KAD perlu dilakukan
• Hasil Monev perlu dipublikasikan
• Monev sebaiknya juga dilaksanakan oleh
pemkot/ pemkab yang melakukan KAD
sebagai mekanisme kontrol terhadap
pengembangan KAD dan secara
berjenjang disampaikan ke tingkat yang
lebih tinggi
• Evaluasi dilakukan secara berkala dan
terjadwal, dan mencari solusi terhadap
temuan yang terjadi agar tidak terulang
kembali
Ditjen
PUM;
Propinsi
5-A.4 Optimalisasi,
revitalisasi dan
penguatan peran
propinsi
Perlu meningkatkan peran Bakorwil yang
ada
Ditjen
PUM;
Propinsi
5-A.5 Melakukan Capacity
Building bagi
daerah
kota/kabupaten
untuk melakukan
kerjasama
• Proses SWOT dilakukan sebelum
pembentukan KAD
• Perlu juga dilakukan SWOT terhadap
bentuk kelembagaan/wadah KAD yang
tepat, sehingga dapat teridentifikasi
bentuk dukungan capacity building yang
• Perlu dilakukan penyelenggaraan
pelatihan KAD kepada aktor kunci
wilayah yang terlibat dalam organisasi
KAD
Ditjen
PUM;
Propinsi
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
122 | P a g e
Kegiatan Utama
Masukan dari
Kegiatan Sosialisasi I
Masukan dari
Kegiatan Sosialisasi II
Institusi
Pelaksana benar-benar dibutuhkan oleh pihak
daerah yang melakukan KAD
• Meningkatkan kemampuan aparat
pelaksana KAD
• Diperlukan bintek/pelatihan tentang
tata cara/teknis bernegosiasi 5-A.6 Mendorong
terbentuknya
Asosiasi KAD
• Komunikasi antar KAD sangat
diperlukan, sehingga perlu dibentuk
“Forum Komunikasi Antar KAD”
Ditjen
PUM;
Propinsi
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
123 | P a g e
DAFTAR PESERTA SOSIALISASI PERUNDANGAN KAD TAHAP I
JAKARTA, 9-11 MARET 2011
1. Ir. Danny Suhadi, MT; Kepala Biro Administrasi Pembangunan Provinsi NTT
2. Padri SE; Kasubag Kerjasama Biro Pemerintahan Provinsi Jami
3. Pinondang Hutagaol ME; Kasubag Penegakan HAM Biro Hukum Provinsi Jambi
4. R. Eddy Nurjaman; Kepala Bagian Tata Pemerintahan Kota Banjar
5. Dra. Hj. Ratni, Msi; Kasubid Kerja Sama Bappeda Propinsi Sulawesi Tengah
6. R.H. Lukman Eldan, SE. MM; Staf Ahli Sekda Kabupaten Muaro Jambi
7. Undang Sohbarudin; Kabag Pemerintahan Umum Kabupaten Ciamis
8. Mohammad Dicky Sidiki; Staf Bidang PEP Bappeda Provinsi Gorontalo
9. Erwandi SSTP; Kasubag Otda dan Kerjasama Antar Daerah Kota Jambi
10. Drs. Anang Suharsa; Kabag Pemerintahan Kabupaten Kulon Progo
11. Hj. Lessy Anggraeni SH MM; Kabag Kerjasama Dalam Negeri Provinsi Jawa Barat
12. Heru Suroso SH; Kabid Kerjasama BKPM DIY
13. Hj. Zusridawati SE; Kasubag Umum Bappeda Kabupaten Batanghari
14. Drs Nulharip; Kabid pemerintahan Bappeda Kabupaten Garut
15. Leo Candra Gusnadi, S.ST, M.Si; Kabid Ekonomi dan PMD Bappeda Kota Sungai Penuh
16. Drs Suryadi Boy; Kasubdit Kerjasama dan Perbatasan Biro Pemerintahan dan Kependudukan Provinsi
Sumatera Barat
17. Amrullah SH; Kabag Pemerintah Setda Kota Cimahi
18. Drs Sofian Ibrahim Msi; Kabid Perencanaan dan Evaluasi Bappeda Provinsi Gorontalo
19. Drs Mayfaldi; Kabag Pemerintahan Kota Pariaman
20. Drs. S. Songgo; Kepala Bappeda Kota Poso
21. Drs Omay Kuswandi Msi; Kabag Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
124 | P a g e
DAFTAR PESERTA SOSIALISASI PERUNDANGAN KAD TAHAP II
JAKARTA, 23-25 MARET 2011
1. Drs. A. Murad AB; Asisten Ekobang Kota Lhokseumawe
2. Drs. Budi Utomo SH; Kepala Bagian Tata Pemerintahan Kabupaten Kudus
3. Haswandi Hasyim; Kepala Bagian Kota Singkawang
4. Rita Mestikahayati; Kabag Fasilitasi Kerjasama Biro Otda dan Kerjasama Provinsi Sumatera Utara
5. Drs H. Achmad Rochim ZA, MM; Kepala Bappeda Kota Prabumulih
6. Hasbi SH; Kabag Perekonomian dan SDA Kabupaten Buton Utara
7. Drs Muslimin M. Msi; Asisten Bidang Pemerintahan Kabupaten Bantaeng
8. Habiburrahman SPd Mi; Kasubid Kerjasama, PMA & PMDN dan PPM Bappenda dan Penanaman Modal Kabupaten Musi Banyuasin
9. Ir. Hj Suryati Ibrahim; Kabag TU dan Bina Kerjasama Provinsi Sulawesi Selatan
10. Hairul Amin Ritonga; Kasubag Perangkat Daerah Bagian Tata Pemerintahan Kota Langkat
11. Rajanami YS; Kabag Tata Pemerintahan Kabuapten Langkat
12. Nita Herawati; Kasubag Ketatalaksanaan Kabupaten Tapanuli Selatan
13. Rudi S. STP MA; Kasubag Pemerintahan Kabupaten Pontianak
14. S. Tarigan S. Sos; Kabag Pemerintahan dan Kerjasama Kabupaten Serdang Bedagai
15. Muh. Asrif, SE; Kabag Kerjasama Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
16. Drs. Fidywandi Alfi; Kabag Pemerintahan Kota Solok
17. Usman Gumanti; Kasubag Kerjasama Provinsi Bengkulu
18. Drs. H. Ahmad Rizali Ma. Ms; Kepala Biro Otonomi Daerah Provinsi Sumaera selatan
19. Puji Raharjo SH. MM; Kabag Tata Pemerintahan Kabupaten Grobogan
20. T. Sofyan SE. AK. MM; Kepala Biro Perekonomian Kota Banda Aceh
21. M. Darmawan SH. MH; Kabag Perekonomian Kabupaten Konawe Utara
22. Riyas Aritman SP; Kasubag Perindustrian dan Perdagangan Bagian Perekonomian Kabupaten
Konawe Utara
23. Drs. Ida Bagus Gede Mataram; Kabag Pemerintahan Kabupaten Klungkung
24. I Wayan Suteja Ap. M.Si; Kasubag Pengawasan Bagian Pemerintahan Kabupaten Klungkung
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
125 | P a g e
L A M P I R A N C
PERATURAN-PERATURAN KAD • PP No. 50/2007
• Permendagri No. 22/2009
• Permendagri No. 23/2009
• Permendagri No. 19/2009
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
126 | P a g e
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 50 TAHUN 2007
TENTANG
TATA CARA PELAKSANAAN KERJA SAMA DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 197 Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah;
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KERJA
SAMA DAERAH.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
127 | P a g e
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati atau wali kota dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 2. Kerja sama daerah adalah kesepakatan antara gubernur dengan gubernur atau gubernur
dengan bupati/wali kota atau antara bupati/wali kota dengan bupati/wali kota yang lain, dan atau gubernur, bupati/wali kota dengan pihak ketiga, yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan kewajiban.
3. Pihak ketiga adalah Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen atau sebutan lain, perusahaan swasta yang berbadan hukum, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Koperasi, Yayasan, dan lembaga di dalam negeri lainnya yang berbadan hukum.
4. Badan kerja sama adalah suatu forum untuk melaksanakan kerja sama yang keanggotaannya merupakan wakil yang ditunjuk dari daerah yang melakukan kerja sama.
5. Surat Kuasa adalah naskah dinas yang dikeluarkan oleh kepala daerah sebagai alat pemberitahuan dan tanda bukti yang berisi pemberian mandat atas wewenang dari kepala daerah kepada pejabat yang diberi kuasa untuk bertindak atas nama kepala daerah untuk menerima naskah kerja sama daerah, menyatakan persetujuan pemerintah daerah untuk mengikatkan diri pada kerja sama daerah, dan/atau menyelesaikan hal-hal lain yang diperlukan dalam pembuatan kerja sama daerah.
6. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang pemerintahan dalam negeri.
BAB II KERJA SAMA DAERAH
Bagian Kesatu
Prinsip Kerja Sama
Pasal 2 Kerja sama daerah dilakukan dengan prinsip: a. efisiensi; b. efektivitas; c. sinergi; d. saling menguntungkan; e. kesepakatan bersama; f. itikad baik; g. mengutamakan kepentingan nasional dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia; h. persamaan kedudukan; i. transparansi; j. keadilan; dan k. kepastian hukum.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
128 | P a g e
Bagian Kedua Subjek Kerja Sama
Pasal 3
Para pihak yang menjadi subjek kerja sama dalam kerja sama daerah meliputi: a. gubernur; b. bupati; c. wali kota; dan d. pihak ketiga.
Bagian Ketiga Objek Kerja Sama
Pasal 4
Objek kerja sama daerah adalah seluruh urusan pemerintahan yang telah menjadi kewenangan daerah otonom dan dapat berupa penyediaan pelayanan publik.
Bagian Keempat Bentuk Kerja Sama
Pasal 5
Kerja sama daerah dituangkan dalam bentuk perjanjian kerja sama.
Pasal 6 Perjanjian kerja sama daerah dengan pihak ketiga wajib memperhatikan prinsip kerja sama dan objek kerja sama sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 dan Pasal 4.
BAB III TATA CARA KERJA SAMA DAERAH
Pasal 7
Tata cara kerja sama daerah dilakukan dengan: a. Kepala daerah atau salah satu pihak dapat memprakarsai atau menawarkan rencana kerja
sama kepada kepala daerah yang lain dan pihak ketiga mengenai objek tertentu. b. Apabila para pihak sebagaimana dimaksud pada huruf a menerima, rencana kerja sama
tersebut dapat ditingkatkan dengan membuat kesepakatan bersama dan menyiapkan rancangan perjanjian kerja sama yang paling sedikit memuat: 1. subjek kerja sama; 2. objek kerja sama; 3. ruang lingkup kerja sama; 4. hak dan kewajiban para pihak; 5. jangka waktu kerja sama; 6. pengakhiran kerja sama; 7. keadaan memaksa; dan 8. penyelesaian perselisihan.
c. Kepala daerah dalam menyiapkan rancangan perjanjian kerja sama melibatkan perangkat daerah terkait dan dapat meminta pendapat dan saran dari para pakar, perangkat daerah provinsi, Menteri dan Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen terkait.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
129 | P a g e
d. Kepala daerah dapat menerbitkan Surat Kuasa untuk penyelesaian rancangan bentuk kerja sama.
e. Ketentuan lebih lanjut mengenai petunjuk teknis sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 8
Pelaksanaan perjanjian kerja sama dapat dilakukan oleh satuan kerja perangkat daerah.
BAB IV PERSETUJUAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
Pasal 9
Rencana kerja sama daerah yang membebani daerah dan masyarakat harus mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan ketentuan apabila biaya kerja sama belum teranggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun anggaran berjalan dan/atau menggunakan dan/atau memanfaatkan aset daerah.
Pasal 10 Kerja sama daerah yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi dari satuan kerja perangkat daerah dan biayanya sudah teranggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun anggaran berjalan tidak perlu mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Pasal 11 (1) Untuk mendapatkan persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah terhadap kerja
sama daerah yang membebani daerah dan masyarakat, gubernur/bupati/wali kota menyampaikan surat dengan melampirkan rancangan perjanjian kerja sama kepala daerah kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan memberikan penjelasan mengenai: a. tujuan kerja sama; b. objek yang akan dikerjasamakan; c. hak dan kewajiban meliputi:
1. besarnya kontribusi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kerja sama; dan
2. keuntungan yang akan diperoleh berupa barang, uang, atau jasa. d. jangka waktu kerja sama; dan e. besarnya pembebanan yang dibebankan kepada masyarakat dan jenis
pembebanannya. (2) Surat gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tembusannya disampaikan kepada
Menteri dan Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen terkait. (3) Surat bupati/wali kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tembusannya disampaikan
kepada gubernur dan Menteri serta Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen terkait.
Pasal 12
(1) Rancangan perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dinilai oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah paling lama 45 (empat puluh lima) hari kerja sejak diterima untuk memperoleh persetujuan.
(2) Apabila rancangan perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menilai kurang memenuhi prinsip kerja sama, paling lama 15
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
130 | P a g e
(lima belas) hari kerja sejak diterima sudah menyampaikan pendapat dan sarannya kepada kepala daerah.
(3) Kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja telah menyempurnakan rancangan perjanjian kerja sama dan menyampaikan kembali kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
(4) Apabila dalam waktu paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya surat kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah belum memberikan persetujuan, dinyatakan telah memberikan persetujuan.
(5) Gubernur wajib menyampaikan salinan setiap perjanjian kerja sama kepada Menteri/Pimpinan Lembaga Non Departemen terkait dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
(6) Bupati/wali kota wajib menyampaikan salinan setiap perjanjian kerja sama kepada gubernur, Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen terkait dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
BAB V
HASIL KERJA SAMA
Pasal 13 (1) Hasil kerja sama daerah dapat berupa uang, surat berharga dan aset, atau nonmaterial
berupa keuntungan. (2) Hasil kerja sama daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang menjadi hak daerah
yang berupa uang, harus disetor ke kas daerah sebagai pendapatan asli daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(3) Hasil kerja sama daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang menjadi hak daerah yang berupa barang, harus dicatat sebagai aset pada pemerintah daerah yang terlibat secara proporsional sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB VI PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 14
(1) Apabila kerja sama antardaerah dalam satu provinsi terjadi perselisihan, dapat diselesaikan dengan cara: a. musyawarah; atau b. Keputusan Gubernur.
(2) Keputusan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b bersifat final dan mengikat.
Pasal 15
(1) Apabila kerja sama daerah provinsi dengan provinsi lain atau antara provinsi dengan kabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi atau antara daerah kabupaten/kota dengan daerah kabupaten atau daerah kota dari provinsi yang berbeda terjadi perselisihan, dapat diselesaikan dengan cara: a. musyawarah; atau b. Keputusan Menteri.
(2) Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b bersifat final dan mengikat.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
131 | P a g e
Pasal 16 (1) Apabila kerja sama daerah dengan pihak ketiga terjadi perselisihan, diselesaikan sesuai
kesepakatan penyelesaian perselisihan yang diatur dalam perjanjian kerja sama. (2) Apabila penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
terselesaikan, perselisihan diselesaikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB VII PERUBAHAN KERJA SAMA DAERAH
Pasal 17
(1) Para pihak dapat melakukan perubahan atas ketentuan kerja sama daerah. (2) Mekanisme perubahan atas ketentuan kerja sama daerah diatur sesuai kesepakatan
masing-masing pihak yang melakukan kerja sama. (3) Perubahan ketentuan kerja sama daerah dituangkan dalam perjanjian kerja sama setingkat
dengan kerja sama daerah induknya.
BAB VIII BERAKHIRNYA KERJA SAMA DAERAH
Pasal 18
Kerja sama daerah berakhir apabila: a. terdapat kesepakatan para pihak melalui prosedur yang ditetapkan dalam perjanjian; b. tujuan perjanjian tersebut telah tercapai; c. terdapat perubahan mendasar yang mengakibatkan perjanjian kerja sama tidak dapat
dilaksanakan; d. salah satu pihak tidak melaksanakan atau melanggar ketentuan perjanjian; e. dibuat perjanjian baru yang menggantikan perjanjian lama; f. muncul norma baru dalam peraturan perundang-undangan; g. objek perjanjian hilang; h. terdapat hal-hal yang merugikan kepentingan nasional; atau i. berakhirnya masa perjanjian.
Pasal 19 (1) Kerja sama daerah dapat berakhir sebelum waktunya berdasarkan permintaan salah satu
pihak dengan ketentuan: a. menyampaikan secara tertulis inisiatif pengakhiran kerja sama kepada pihak lain. b. pihak yang mempunyai inisiatif menanggung resiko baik finansial maupun resiko lainnya
yang ditimbulkan sebagai akibat pengakhiran kerja sama. (2) Pengakhiran kerja sama ini tidak akan mempengaruhi penyelesaian objek kerja sama yang
dibuat dalam perjanjian atau dalam pelaksanaan perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, sampai terselesaikannya objek kerja sama tersebut.
Pasal 20
Kerja sama daerah tidak berakhir karena pergantian pemerintahan di daerah.
Pasal 21 Menteri/Lembaga Pemerintah Non Departemen, kepala daerah dan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang melakukan kerja sama bertanggungjawab: a. menyimpan dan memelihara naskah asli kerja sama daerah; dan b. menyusun daftar naskah resmi dan menerbitkan himpunan kerja sama daerah.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
132 | P a g e
BAB IX
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 22 (1) Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan umum atas kerja sama antardaerah
provinsi atau antarkabupaten/kota dari lain provinsi. (2) Menteri dan Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen terkait melakukan pembinaan
dan pengawasan teknis atas kerja sama antardaerah provinsi atau antarkabupaten/kota dari lain provinsi.
(3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimulai dari penjajakan, negosiasi, penandatanganan, pelaksanaan sampai pengakhiran kerja sama.
Pasal 23
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 diatur dalam peraturan Menteri.
BAB X BADAN KERJA SAMA
Pasal 24
(1) Dalam rangka membantu kepala daerah melakukan kerja sama dengan daerah lain yang dilakukan secara terus menerus atau diperlukan waktu paling singkat 5 (lima) tahun, kepala daerah dapat membentuk badan kerja sama.
(2) Badan kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan perangkat daerah. (3) Pembentukan dan susunan organisasi badan kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan dengan keputusan bersama kepala daerah.
Pasal 25 (1) Badan kerja sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 mempunyai tugas:
a. membantu melakukan pengelolaan, monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kerja sama;
b. memberikan masukan dan saran kepada kepala daerah masing-masing mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan apabila ada permasalahan; dan
c. melaporkan pelaksanaan tugas kepada kepala daerah masing-masing. (2) Biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas badan kerja sama menjadi tanggung jawab
bersama kepala daerah yang melakukan kerja sama.
BAB XI KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 26
Pada saat berlakunya Peraturan Pemerintah ini, kerja sama antardaerah yang sedang berjalan tetap berlaku sampai dengan berakhirnya kerja sama.
Pasal 27 Pada saat ditetapkannya Peraturan Pemerintah ini, maka penyelesaian perselisihan kerja sama antardaerah yang ada sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini, diselesaikan sesuai Peraturan Pemerintah ini.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
133 | P a g e
BAB XII KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 22 Agustus 2007
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 22 Agustus 2007
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
ttd ANDI MATTALATTA
LEMBARAN NEGARA TAHUN 2007 NOMOR 112
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
134 | P a g e
PENJELASAN ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007
TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KERJA SAMA DAERAH
F. I. UMUM
Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam menyelenggarakan pemerintahannya menganut asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan. Dengan asas desentralisasi kewenangan Pemerintah diserahkan kepada daerah otonom dan daerah otonom diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus kewenangannya sesuai kepentingan masyarakat. Dalam menyelenggarakan pemerintahannya, daerah diberi kewenangan untuk melakukan kerja sama dengan daerah lain dan pihak ketiga. Kerja sama daerah merupakan sarana untuk lebih memantapkan hubungan dan keterikatan daerah yang satu dengan daerah yang lain dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, menyerasikan pembangunan daerah, mensinergikan potensi antardaerah dan/atau dengan pihak ketiga serta meningkatkan pertukaran pengetahuan, teknologi dan kapasitas fiskal. Melalui kerja sama daerah diharapkan dapat mengurangi kesenjangan daerah dalam penyediaan pelayanan umum khususnya yang ada di wilayah terpencil, perbatasan antardaerah dan daerah tertinggal. Kerja sama daerah dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan sumber pendapatan asli daerah. Oleh karena itu, kerja sama daerah yang membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan masyarakat harus mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Objek yang dapat dikerjasamakan meliputi seluruh urusan yang menjadi kewenangan daerah otonom, aset daerah dan potensi daerah serta penyediaan pelayanan umum. Pelaksanaan kerja sama harus berpegang pada prinsip efisiensi, efektivitas, sinergi, saling menguntungkan, kesepakatan bersama, itikad baik, mengutamakan kepentingan nasional dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, persamaan kedudukan, transparansi, keadilan dan kepastian hukum. Objek kerja sama merupakan faktor utama yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kerja sama untuk selanjutnya menentukan pilihan bentuk kerja sama yang akan dilaksanakan. Hasil kerja sama yang diperoleh daerah berupa uang harus disetor ke kas daerah, sedangkan yang berupa barang harus dicatat sebagai aset daerah. Adanya pergantian kepala daerah pada dasarnya tidak dapat atau mempengaruhi atas pelaksanaan kerja sama yang telah disepakati oleh kepala daerah sebelumnya.
G. II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 Cukup jelas.
Pasal 2
Huruf a Yang dimaksud dengan "efisiensi" adalah upaya pemerintah daerah melalui kerja sama untuk menekan biaya guna memperoleh suatu hasil tertentu atau menggunakan biaya yang sama tetapi dapat mencapai hasil yang maksimal.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
135 | P a g e
Huruf b Yang dimaksud dengan "efektivitas" adalah upaya pemerintah daerah melalui kerja sama untuk mendorong pemanfaatan sumber daya para pihak secara optimal dan bertanggungjawab untuk kesejahteraan masyarakat.
Huruf c Yang dimaksud dengan "sinergi" adalah upaya untuk terwujudnya harmoni antara pemerintah, masyarakat dan swasta untuk melakukan kerja sama demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
Huruf d Yang dimaksud dengan "saling menguntungkan" adalah pelaksanaan kerja sama harus dapat memberikan keuntungan bagi masing-masing pihak dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Huruf e Yang dimaksud dengan "kesepakatan bersama" adalah persetujuan para pihak untuk melakukan kerja sama.
Huruf f Yang dimaksud dengan "itikad baik" adalah kemauan para pihak untuk secara sungguh-sungguh melaksanakan kerja sama.
Huruf g Yang dimaksud dengan "mengutamakan kepentingan nasional dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia" adalah seluruh pelaksanaan kerja sama daerah harus dapat memberikan dampak positif terhadap upaya mewujudkan kemakmuran, kesejahteraan masyarakat dan memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Huruf h Yang dimaksud dengan "persamaan kedudukan" adalah persamaan dalam kesederajatan dan kedudukan hukum bagi para pihak yang melakukan kerja sama daerah.
Huruf i Yang dimaksud dengan "transparansi" adalah adanya proses keterbukaan dalam kerja sama daerah.
Huruf j Yang dimaksud dengan "keadilan" adalah adanya persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan para pihak dalam melaksanakan kerja sama daerah.
Huruf k Yang dimaksud dengan "kepastian hukum" adalah bahwa kerja sama yang dilakukan dapat mengikat secara hukum bagi para pihak yang melakukan kerja sama daerah.
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4 Yang dimaksud dengan "pelayanan publik" adalah pelayanan yang diberikan bagi masyarakat oleh Pemerintah yang berupa pelayanan administrasi, pengembangan sektor unggulan dan penyediaan barang dan jasa seperti rumah sakit, pasar, pengelolaan air bersih, perumahan, tempat pemakaman umum, perparkiran, persampahan, pariwisata, dan lain-lain.
Pasal 5
Cukup jelas
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
136 | P a g e
Pasal 6
Cukup jelas Pasal 7
Cukup jelas Pasal 8
Cukup jelas Pasal 9
Yang dimaksud dengan "membebani daerah" adalah biaya kerja sama berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan/atau menggunakan dan/atau memanfaatkan aset daerah. Yang dimaksud dengan "membebani masyarakat" adalah akibat dilakukannya kerja sama, masyarakat dikenai kewajiban untuk membayar sejumlah uang atau dalam bentuk lain. Kerja sama yang harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah apabila biaya kerja sama belum teranggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun anggaran berjalan dan/atau menggunakan dan/atau memanfaatkan aset daerah.
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11 Ayat (1)
Cukup jelas. Ayat (2)
Tembusan surat dimaksudkan untuk diketahui oleh pembina dan pengawas kerja sama daerah, dengan demikian pembina dan pengawas kerja sama daerah dapat memberikan masukan dan rekomendasi terhadap suatu rancangan kerja sama daerah.
Ayat (3) Tembusan surat dimaksudkan untuk diketahui oleh pembina dan pengawas kerja sama daerah, dengan demikian pembina dan pengawas kerja sama daerah dapat memberikan masukan dan rekomendasi terhadap suatu rancangan kerja sama daerah.
Pasal 12
Ayat (1) Salah satu fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kerja sama. Waktu 45 (empat puluh lima) hari dianggap cukup untuk dilakukan penilaian apakah rencana kerja sama daerah telah memenuhi prinsip kerja sama atau tidak.
Ayat (2) Pelaksanaan kerja sama daerah memerlukan ketepatan dan kecepatan. Apabila menurut Dewan Perwakilan Rakyat Daerah rencana kerja sama daerah kurang memenuhi prinsip kerja sama, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dapat menyampaikan pendapat dan sarannya.
Ayat (3) Cukup jelas.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
137 | P a g e
Ayat (4) Cukup jelas.
Ayat (5) Cukup jelas.
Ayat (6) Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas Pasal 14
Ayat (1) Gubernur dalam menyelesaikan perselisihan tersebut dapat berkonsultasi dengan Pemerintah.
Ayat (2) Cukup jelas
Pasal 15 Ayat (1)
Menteri dalam menyelesaikan perselisihan tersebut dapat berkonsultasi dengan Presiden.
Ayat (2) Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas Pasal 17
Ayat (1) Cukup jelas.
Ayat (2) Cukup jelas.
Ayat (3) Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas Pasal 19
Cukup jelas Pasal 20
Yang dimaksud dengan "kerja sama daerah tidak berakhir karena pergantian pemerintahan di daerah" adalah bahwa kerja sama daerah dilaksanakan sesuai kesepakatan jangka waktu yang diatur dalam perjanjian kerja sama dan tidak terpengaruh oleh adanya pergantian kepala daerah.
Pasal 21
Cukup jelas
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
138 | P a g e
Pasal 22 Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas Pasal 24
Cukup jelas Pasal 25
Cukup jelas Pasal 26
Cukup jelas Pasal 27
Cukup jelas Pasal 28
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 4761
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
139 | P a g e
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 22 TAHUN 2009
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS TATA CARA KERJA SAMA DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI DALAM NEGERI,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerja Sama Daerah;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4761);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PETUNJUK TEKNIS
TATA CARA KERJA SAMA DAERAH.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
140 | P a g e
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah daerah Provinsi, daerah Kabupaten/Kota.
2. Kepala Daerah adalah Gubernur, Bupati/Walikota.
3. Kerja Sama Antar Daerah yang selanjutnya disingkat KSAD adalah kesepakatan antara Gubernur dengan Gubernur atau Gubernur dengan Bupati/Walikota atau antara Bupati/Walikota dengan Bupati/Walikota lain yang dibuat secara tertulis dan menimbulkan hak dan kewajiban.
4. Kerja Sama Daerah dengan Pihak Ketiga yang selanjutnya disingkat KSPK adalah kesepakatan antara Gubernur, Bupati/Walikota atas nama Pemerintah Daerah dengan Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) atau sebutan lain, dan badan hukum.
5. Badan Hukum adalah perusahaan swasta, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, koperasi, yayasan dan lembaga di dalam negeri lainnya yang berbadan hukum.
6. Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah selanjutnya disingkat TKKSD adalah tim yang dibentuk oleh Kepala Daerah untuk membantu Kepala Daerah dalam menyiapkan kerja sama daerah.
BAB II
RUANG LINGKUP PETUNJUK TEKNIS
Pasal 2
Ruang lingkup petunjuk teknis ini meliputi :
a. petunjuk teknis kerja sama antar daerah; dan
b. petunjuk teknis kerja sama daerah dengan pihak ketiga.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
141 | P a g e
BAB III
TATA CARA KERJA SAMA DAERAH
Pasal 3
(1) Tata cara kerja sama daerah meliputi: a. tata cara kerja sama antar daerah; dan b. tata cara kerja sama daerah dengan pihak ketiga.
(2) Tata cara kerja sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui tahapan : a. persiapan; b. penawaran; c. penyiapan kesepakatan; d. penandatanganan kesepakatan; e. penyiapan perjanjian; f. penandatanganan perjanjian; dan g. pelaksanaan.
(3) Uraian tahapan tata cara kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini.
Pasal 4
(1) Contoh bentuk/model kerja sama daerah meliputi : a. Bentuk/model kerja sama antar daerah; b. Bentuk/model kerja sama pemerintah daerah dengan Departemen/LPND; dan c. Bentuk/model kerja sama pemerintah daerah dengan badan hukum.
(2) Uraian contoh bentuk/model kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini.
BAB IV
TIM KOORDINASI KERJA SAMA DAERAH
Pasal 5
(1) Gubernur membentuk Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah ( TKKSD) untuk menyiapkan kerja sama daerah.
(2) TKKSD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas:
a. melakukan inventarisasi dan pemetaan bidang/potensi daerah yang akan dikerjasamakan;
b. menyusun prioritas objek yang akan dikerjasamakan;
c. memberikan saran terhadap proses pemilihan daerah dan pihak ketiga;
d. menyiapkan kerangka acuan/proposal objek kerja sama daerah;
e. membuat dan menilai proposal dan studi kelayakan;
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
142 | P a g e
f. menyiapkan materi kesepakatan bersama dan rancangan perjanjian kerja sama;
g. memberikan rekomendasi kepada gubernur untuk penandatanganan kesepakatan bersama dan perjanjian kerja sama; dan
h. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kerjasama daerah kabupaten/kota.
(3) TKKSD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Ketua Sekretaris Daerah
b. Wakil Ketua I : Asisten yang membidangi kerja sama daerah
c. Wakil Ketua II : Kepala Bappeda
d. Sekretaris : Kepala Biro yang membidangi kerja sama daerah
e. Anggota Tetap :
a. Kepala Biro Hukum b. Kepala SKPD yang yang membidangi Pemerintahan c. Kepala SKPD yang membidangi Keuangan dan
pengelolaan asset
f. Anggota Tidak Tetap :
a. Kepala SKPD yang melaksanakan kerja sama b. Kepala SKPD yang terkait dengan pelaksanaan kerja
sama c. Tenaga ahli/pakar
Pasal 6
(1) Bupati/Walikota membentuk Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah (TKKSD) untuk menyiapkan kerja sama daerah.
(2) TKKSD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas:
a. melakukan inventarisasi dan pemetaan bidang/potensi daerah yang akan dikerjasamakan;
b. menyusun prioritas objek yang akan dikerjasamakan;
c. memberikan saran terhadap proses pemilihan daerah dan pihak ketiga;
d. menyiapkan kerangka acuan/proposal objek kerja sama daerah;
e. membuat dan menilai proposal dan studi kelayakan;
f. menyiapkan materi kesepakatan bersama dan rancangan perjanjian kerja sama;
g. memberikan rekomendasi kepada bupati/walikota untuk penandatanganan kesepakatan bersama dan perjanjian kerja sama.
(3) TKKSD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. Ketua Sekretaris Daerah
b. Wakil Ketua I : Asisten yang membidangi kerja sama daerah
c. Wakil Ketua II : Kepala Bappeda
d. Sekretaris : Kepala Bagian yang membidangi kerja sama daerah
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
143 | P a g e
e. Anggota Tetap :
a. Kepala Biro Hukum b. Kepala SKPD yang yang membidangi Pemerintahan c. Kepala SKPD yang membidangi Keuangan dan
pengelolaan asset
f. Anggota Tidak Tetap :
a. Kepala SKPD yang melaksanakan kerja sama b. Kepala SKPD yang terkait dengan pelaksanaan kerja
sama c. Tenaga ahli/pakar
Pasal 7
TKKSD Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 6 ayat (2) dapat membentuk Tim Teknis untuk menyiapkan
materi teknis terhadap objek yang akan dikerjasamakan.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8
(1) Kerja sama daerah yang membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan masyarakat serta anggarannya belum tersedia dalam APBD Provinsi tahun anggaran berjalan harus mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi.
(2) Kerja sama daerah yang membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan masyarakat serta anggarannya belum tersedia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota tahun anggaran berjalan harus mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.
Pasal 9
Dalam hal kerja sama daerah memanfaatkan asset barang milik daerah dan melakukan
pengadaan barang dan jasa pemerintah, dilaksanakan dengan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
144 | P a g e
Pasal 10
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 22 Mei 2009
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
H. MARDIYANTO
Salinan sesuai aslinya
KEPALA BIRO HUKUM,
ttd
PERWIRA
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
145 | P a g e
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2009
TENTANG
TATA CARA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN KERJA SAMA ANTARDAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 23 Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Kerja Sama Antardaerah;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4761);
MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG TATA CARA
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN KERJA SAMA ANTARDAERAH.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
146 | P a g e
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah daerah Provinsi, daerah Kabupaten/Kota. 2. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Kepala Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota yang melakukan kerja sama dengan
daerah lain. 4. Kerja sama antardaerah yang selanjutnya disingkat KSAD adalah kesepakatan antara
Gubernur dengan Gubernur atau Gubernur dengan Bupati/Walikota atau antara Bupati/Walikota dengan Bupati/Walikota yang lain, yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan kewajiban.
5. Kesepakatan adalah persetujuan antar Kepala Daerah untuk merencanakan kerja sama dalam bidang urusan pemerintahan tertentu.
6. Perjanjian kerja sama adalah persetujuan antar kepala daerah untuk melakukan kerja sama yang menimbulkan hak dan kewajiban.
7. Pembinaan adalah upaya yang dilakukan untuk keberhasilan kerja sama antardaerah. 8. Pengawasan adalah tindakan yang dilakukan untuk mewujudkan pelaksanaan kerja sama
antardaerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan perjanjian kerja sama.
BAB II
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 2 Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan dan pengawasan atas KSAD Provinsi.
Pasal 3 Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan atas KSAD Kabupaten/Kota di wilayahnya.
Pasal 4
Pembinaan dan pengawasan Menteri Dalam Negeri dan Gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 dilakukan pada tahapan: a. penjajakan; b. negosiasi; c. penandatanganan; dan d. pelaksanaan dan pengakhiran. H.
BAB III TATA CARA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 5 (1) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan KSAD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, Menteri Dalam Negeri membentuk Sekretariat Bersama. (2) Keanggotaan Sekretariat Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas unsur
Departemen Dalam Negeri dan wakil dari Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen terkait serta tenaga profesional.
(3) Sekretariat Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan di Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum.
(4) Pembentukan Sekretariat Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
147 | P a g e
Pasal 6 Sekretariat Bersama dalam melaksanakan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 meliputi: a. Tahap penjajakan, meliputi:
1. memberikan informasi mengenai: a) peraturan perundang-undangan yang terkait dengan objek yang dikerjasamakan; b) sumber pendanaan, tata cara perolehannya dan petunjuk pengadministrasiannya; c) daerah yang telah melakukan KSAD; dan d) daerah yang telah membentuk badan kerja sama antardaerah.
2. memberikan asistensi mengenai pra studi kelayakan dan pembentukan badan kerja sama daerah.
3. memberikan bimbingan, supervisi, dan konsultasi kepada daerah provinsi dalam memperoleh dukungan dari Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen yang terkait dengan objek KSAD.
b. Tahap negosiasi, meliputi: 1. memberikan bimbingan, supervisi, dan konsultasi kepada daerah provinsi dalam
penyusunan materi, finalisasi kesepakatan, dan penyusunan perjanjian kerja sama. 2. memberikan informasi kepada daerah provinsi mengenai tenaga ahli/profesional terkait
aspek teknis, hukum dan keuangan. c. Tahap penandatanganan, meliputi:
1. membantu pemerintah daerah dalam berkoordinasi dengan Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, untuk mendukung kesepakatan KSAD.
2. membantu pemerintah daerah dalam berkoordinasi dengan Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, untuk hadir menyaksikan penandatanganan perjanjian KSAD.
d. Tahap pelaksanaan dan pengakhiran, meliputi: 1. melakukan monitoring dan evaluasi. 2. memberikan pertimbangan apabila terjadi permasalahan. 3. memberikan masukan kepada Menteri Dalam Negeri dalam penyelesaian perselisihan. 4. mengingatkan para pihak untuk melakukan persiapan pengakhiran, antara lain:
a) inventarisasi atas barang bergerak dan tidak bergerak hasil kerja sama. b) pemenuhan kewajiban/utang perjanjian kerja sama. c) pembagian barang bergerak dan tidak bergerak setelah dinilai dengan mata uang
rupiah dan dikurangi kewajiban/utang. d) penyetoran ke kas daerah para pihak hasil pembagian berupa uang. e) pencatatan hasil pembagian berupa barang bergerak dan tidak bergerak sebagai aset
daerah para pihak dan melaporkannya kepada DPRD. f) penyiapan laporan tentang pengakhiran kerja sama.
5. memberikan masukan kepada Menteri Dalam Negeri sebagai bahan pertimbangan penyelesaian perselisihan.
Pasal 7
Sekretariat Bersama melaksanakan pengawasan terhadap seluruh tahapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.
Pasal 8 Sekretariat Bersama melaporkan pelaksanaan tugas pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 kepada Menteri Dalam Negeri.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
148 | P a g e
Pasal 9 (1) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan sebagai dimaksud dalam Pasal 3,
Gubernur dibantu oleh Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah. (2) Keanggotaan Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
terdiri atas Sekretaris Daerah, Asisten yang membidangi kerja sama daerah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Kepala Badan/Kepala Biro yang membidangi kerja sama daerah, Kepala Biro Hukum, Kepala Biro Pemerintahan, Kepala SKPD yang membidangi keuangan dan pengelolaan aset, dan SKPD teknis yang terkait objek kerja sama daerah.
(3) Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan pada Sekretariat Daerah.
(4) Pembentukan Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.
Pasal 10
Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah dalam melaksanakan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 meliputi: a. Tahap penjajakan, meliputi:
1. memberikan informasi mengenai: a) peraturan perundang-undangan yang terkait dengan objek yang dikerjasamakan; b) sumber pendanaan, tata cara perolehannya dan petunjuk pengadministrasiannya; c) daerah yang telah melakukan KSAD; dan d) daerah yang telah membentuk badan kerja sama antardaerah.
2. memberikan asistensi mengenai pra studi kelayakan dan pembentukan badan kerja sama daerah.
3. memberikan bimbingan, supervisi, dan konsultasi kepada daerah kabupaten/kota dalam memperoleh dukungan dari Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen yang terkait dengan objek KSAD.
b. Tahap negosiasi, meliputi: 1. memberikan bimbingan, supervisi, dan konsultasi kepada daerah kabupaten/kota dalam
penyusunan materi, finalisasi kesepakatan, dan penyusunan perjanjian kerja sama. 2. memberikan informasi kepada daerah kabupaten/kota mengenai tenaga ahli/profesional
terkait aspek teknis, hukum dan keuangan. c. Tahap penandatanganan, meliputi:
1. dalam penandatanganan kesepakatan, membantu pemerintah daerah kabupaten/kota dalam berkoordinasi dengan Gubernur dan Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, untuk mendukung kesepakatan KSAD.
2. dalam penandatanganan perjanjian kerja sama, membantu pemerintah daerah dalam berkoordinasi dengan Gubernur, Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, untuk hadir menyaksikan penandatanganan perjanjian KSAD.
d. Tahap pelaksanaan dan pengakhiran, meliputi: 1. melakukan monitoring dan evaluasi. 2. memberikan pertimbangan apabila terjadi permasalahan. 3. memberikan masukan kepada Gubernur dalam penyelesaian perselisihan. 4. mengingatkan para pihak untuk melakukan persiapan pengakhiran, antara lain:
a) inventarisasi atas barang bergerak dan tidak bergerak hasil kerja sama. b) pemenuhan kewajiban/utang perjanjian kerja sama. c) pembagian barang bergerak dan tidak bergerak setelah dinilai dengan mata uang
rupiah dan dikurangi kewajiban/utang. d) penyetoran ke kas daerah para pihak hasil pembagian berupa uang.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
149 | P a g e
e) pencatatan hasil pembagian berupa barang bergerak dan tidak bergerak sebagai aset daerah para pihak dan melaporkannya kepada DPRD.
f) penyiapan laporan tentang pengakhiran kerja sama. 5. memberikan masukan kepada Gubernur sebagai bahan pertimbangan penyelesaian
perselisihan. I.
Pasal 11 Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah melaksanakan pengawasan terhadap seluruh tahapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10.
Pasal 12 Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah melaporkan pelaksanaan tugas pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan Pasal 11 kepada Gubernur.
BAB V
PELAPORAN Pasal 13
Gubernur melaporkan hasil pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 kepada Menteri Dalam Negeri.
BAB VI KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 22 Mei 2009
MENTERI DALAM NEGERI, ttd H. MARDIYANTO
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
150 | P a g e
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2009
TENTANG PEDOMAN PENINGKATAN KAPASITAS PELAKSANA KERJASAMA DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI DALAM NEGERI,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan kerjasama
daerah, perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas pelaksana kerja sama daerah secara terarah, terkoordinasi, terpadu, dan berkesinambungan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Peningkatan Kapasitas Pelaksana Kerja Sama Daerah;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4745);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4761);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2008 tentang Rumpun Diklat Teknis Substantif Pemerintahan Daerah;
8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2008
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
151 | P a g e
tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PEDOMAN
PENINGKATAN KAPASITAS PELAKSANA KERJA SAMA DAERAH.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan : 1. Peningkatan kapasitas pelaksana kerja sama daerah adalah serangkaian kegiatan untuk
mengembangkan pengetahuan, minat, dan motivasi, serta memantapkan sikap dan semangat pengabdian aparatur pemerintah daerah yang membidangi kerja sama daerah.
2. Pelaksana kerja sama daerah adalah Pegawai Negeri Sipil Daerah yang diserahi tugas untuk merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan kerjasama daerah sesuai dengan objek dan bidang yang dikerjasamakan.
3. Kerja sama daerah adalah kesepakatan antara gubernur dengan gubernur atau gubernur dengan bupati/walikota atau antara bupati/walikota dengan bupati/walikota yang lain, dan/atau gubernur,bupati/walikota dengan pihak ketiga, yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan kewajiban.
4. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
BAB II
KEGIATAN DAN MATERI
Bagian Kesatu Kegiatan
Pasal 2
Peningkatan kapasitas pelaksana kerja sama daerah dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan antara lain: a. sosialisasi; b. workshop/lokakarya; c. penyuluhan; d. seminar; e. orientasi; f. bimbingan teknis; dan/atau g. pendidikan dan pelatihan.
Bagian Kedua Substansi dan Materi
Pasal 3
Substansi peningkatan kapasitas pelaksana kerja sama daerah terdiri dari : a. kebijakan yang terkait dengan kerja sama daerah; b. teknik inventarisasi dan analisis potensi daerah;
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
152 | P a g e
c. teknik perencanaan kebutuhan dan analisis resiko; d. teknik penyusunan proposal; e. teknik komunikasi dan negosiasi; f. tehnik penyusunan kesepakatan; g. tehnik penyusunan perjanjian; dan h. tehnik penyusunan anggaran.
Pasal 4
Materi kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, meliputi : a. kebijakan yang diterbitkan oleh Departemen dan Lembaga Pemerintah Non Departemen;
dan b. konvensi internasional yang telah diratifikasi oleh pemerintah.
Pasal 5 Materi teknik inventarisasi dan analisis potensi daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b meliputi: a. pengertian dan jenis potensi daerah; b. dasar dan teknik inventarisasi dan analisis potensi daerah; c. tata cara inventarisasi dan analisis potensi daerah; dan d. praktek penyusunan inventarisasi dan analisis potensi daerah.
Pasal 6
Materi teknik perencanaan kebutuhan dan analisis resiko sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c meliputi: a. pengertian perencanaan dan jenis resiko; b. dasar dan teknik perencanaan kebutuhan dan analisis resiko; c. tata cara perencanaan kebutuhan dan analisis resiko; dan d. praktek penyusunan perencanaan kebutuhan dan analisis resiko.
Pasal 7
Materi teknik penyusunan proposal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d meliputi: a. pengertian dan jenis proposal; b. dasar dan teknik penyusunan proposal; c. tata cara penyusunan proposal; dan d. praktek penyusunan proposal.
Pasal 8 Materi teknik komunikasi dan negosiasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf e meliputi: a. pengertian dan jenis komunikasi dan negosiasi; b. dasar dan teknik komunikasi dan negosiasi; c. tata cara komunikasi dan negosiasi; dan d. praktek komunikasi dan negosiasi.
Pasal 9 Materi teknik penyusunan kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf f meliputi : a. pengertian dan jenis nota kesepakatan; b. dasar dan teknik penyusunan nota kesepakatan; c. tata cara penyusunan nota kesepakatan; dan d. praktek penyusunan nota kesepakatan.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
153 | P a g e
Pasal 10 Materi teknik penyusunan perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf g meliputi: a. pengertian dan jenis perjanjian; b. dasar dan teknik penyusunan perjanjian; c. tata cara penyusunan perjanjian; d. praktek penyusunan naskah perjanjian.
Pasal 11
Materi teknik penyusunan anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf h meliputi : a. pengertian jenis anggaran; b. dasar dan teknik penyusunan anggaran; c. tata cara penyusunan anggaran; dan d. praktek penyusunan anggaran.
Pasal 12
Penyusunan modul, kurikulum, dan silabi pada substansi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dikoordinasikan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen Dalam Negeri bersama Direktorat Jenderal yang membidangi tugas pemerintahan umum.
BAB III
PESERTA DAN TENAGA PENGAJAR
Pasal 13 (1) Peserta peningkatan kapasitas pelaksana kerja sama daerah yaitu Pejabat dan staf di
lingkungan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota yang membidangi kerja sama daerah.
(2) Peningkatan kapasitas pelaksana kerja sama daerah dapat diikuti oleh peserta dari anggota DPRD yang membidangi kerja sama daerah.
(3) Peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) mendapat materi peningkatan kapasitas pelaksana kerja sama daerah, sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
Pasal l4
(1) Tenaga pengajar peningkatan kapasitas pelaksana kerja sama daerah dapat berasal dari unsur : a. instansi pemerintah; b. pemerintah provinsi; c. praktisi dan pakar; dan/atau d. perguruan tinggi.
(2) Tenaga pengajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan tugas dan bidang keahliannya.
BAB IV
PENYELENGGARAAN
Pasal 15 Peningkatan kapasitas pelaksana kerja sama daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf f dapat diselenggarakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen Dalam Negeri, Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi, Lembaga/ Badan/ Kantor /Unit yang membidangi Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten/Kota, dan Satuan Kerja Perangkat Daerah.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
154 | P a g e
Pasal 16
(1) Peningkatan kapasitas pelaksana kerja sama daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf g diselenggarakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen Dalam Negeri, Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi, dan Lembaga/ Badan/ Kantor /Unit yang membidangi Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten/Kota.
(2) Penyelenggaraan Peningkatan kapasitas pelaksana kerja sama daerah sebagaimanan dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan secara berjenjang antar susunan pemerintahan.
Pasal 17
Peningkatan kapasitas pelaksana kerja sama daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dan Pasal 16 yang akan diselenggarakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan dan/atau Satuan Kerja Perangkat Daerah disusun melalui kegiatan yang diprogramkan pada setiap tahun anggaran sesuai dengan kebutuhan.
BAB V PENDANAAN
Pasal 18
(1) Pendanaan Peningkatan kapasitas pelaksana kerja sama daerah di Provinsi dibebankan pada APBD Provinsi.
(2) Pendanaan Peningkatan kapasitas pelaksana kerja sama daerah di Kabupaten/Kota dibebankan pada APBD Kabupaten/Kota.
(3) Pendanaan Peningkatan kapasitas pelaksana kerja sama daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat bersumber dari dana lain yang sah dan tidak mengikat.
BAB VI
PEMBINAAN
Pasal 19 (1) Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan umum penyelenggaraan peningkatan
kapasitas pelaksaana kerja sama daerah. (2) Pembinanan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara bersama-
sama oleh Badan Pendidikan dan pelatihan Departemen Dalam Negeri dan Direktorat Jenderal yang menangani pemerintahan umum.
(3) Badan Pendidikan dan Pelatihan dan Direktorat Jenderal yang menangani pemerintahan umum mengevaluasi proses pelaksanaan kegiatan setiap 3 (tiga) bulan.
(4) Inspektorat Jenderal Departemen Dalam Negeri dan Inspektorat wilayah/Badan Pengawas Daerah melakukan pengawasan Permendagri ini.
(5) Melaporkan pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri ini kepada Menteri Dalam Negeri setiap 6 (enam) bulan.
Pasal 20
Gubernur melakukan pembinaan penyelenggaraan peningkatan kapasitas pelaksana kerja sama daerah meliputi : a. Menetapkan perencanaan dan penganggaran pengembangan kapasitas pelaksana kerja
sama daerah yang menjadi kewenangan provinsi, b. Menetapkan rencana tindak peningkatan kapasitas pelaksana kerja sama daerah yang
menjadi kewenangan provinsi,
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH APRIL 2011
155 | P a g e
c. Fasilitasi dan Implementasi rencana tindak peningkatan kapasitas yang menjadi kewenangan provinsi,
d. Fasilitasi dan Implementasi rencana tindak peningkatan kapasitas pelaksana kerja sama daerah pada pemerintah kabupaten/kota,
e. Melaksanakan koordinasi pengembangan peningkatan kapasitas pelaksana kerja sama daerah pada provinsi, kabupaten dan kota,
f. Monitoring dan evaluasi pengembangan kapasitas pelaksana kerja sama daerah pada pemerintah provinsi, kabupaten dan kota,
g. Melaporkan pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri ini kepada Menteri Dalam Negeri setiap 3 (tiga) bulan .
Pasal 21
Bupati/Walikota melakukan pembinaan penyelenggaraan peningkatan kapasitas pelaksana kerja sama daerah meliputi : a. Menetapkan perencanaan dan penganggaran pengembangan kapasitas pelaksana kerja
sama daerah yang menjadi kewenangan kabupaten / kota, b. Menetapkan rencana tindak peningkatan kapasitas pelaksana kerja sama daerah yang
menjadi kewenangan kabupaten /kota, c. Fasilitasi dan Implementasi rencana tindak peningkatan kapasitas yang menjadi
kewenangan kabupaten/kota, d. Fasilitasi dan Implementasi rencana tindak peningkatan kapasitas pelaksana kerja sama
daerah pada pemerintah kabupaten/kota, e. Melaksanakan koordinasi pengembangan peningkatan kapasitas ,pelaksana kerja sama
daerah pada pemerintah kabupaten /kota, f. Monitoring dan evaluasi pengembangan kapasitas pelaksana kerja sama daerah pada
pemerintah kabupaten dan kota, g. Melaporkan pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri ini kepada Gubernur setiap 3
(tiga) bulan.
BAB VII KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 April 2009
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
H.MARDIYANTO