rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah provinsi bali tahun 2013 2028 2013
DESCRIPTION
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi BaliTRANSCRIPT
RANCANGAN
PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI
NOMOR ……… TAHUN ...............
TENTANG
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAHPROVINSI BALI TAHUN 2013-2028
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR BALI,
Menimbang : a. bahwa rencana induk pembangunan kepariwisataan merupakan pedoman pembangunan kepariwisataan yang diperlukan untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat sebagaimana terkandung dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa rencana induk pembangunan kepariwisataan diperlukan sebagai dasar pembangunan kepariwisataan dalam rangka mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global;
c. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (1) dan Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, diperlukan pengaturan tentang rencana induk pembangunan kepariwisataan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi Bali Tahun 2013-2028;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);
1
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4725);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010– 2025;
8. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Gianyar, Badung Dan Tabanan;
9. Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 3 Tahun 2001 tentang Desa Pakraman (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2001 Nomor 29 Seri D Nomor 29) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 3 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 3 Tahun 2001 tentang Desa Pakraman (Lembaran Daerah Propinsi Bali Tahun 2003 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Propinsi Bali Nomor 3);
10. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Provinsi Bali (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2008 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 1);
11. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Bali Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2009 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 6);
12. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Bali Tahun 2008–2013 (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2009 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 9);
13. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2009 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 15);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BALI
dan
GUBERNUR BALI
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2013-2028.
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Provinsi Bali.2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Bali.3. Gubernur adalah Gubernur Bali.4. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota se-Bali.
2
5. Pemerintah Kabupaten/Kota adalah Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali.6. Dinas adalah Dinas yang tugas dan tanggungjawabnya pada bidang
pariwisata di Provinsi Bali.7. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
8. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.9. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.
10. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan Negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha.
11. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi Bali yang selanjutnya disebut RIPPARDA Provinsi adalah dokumen perencanaan pembangunan kepariwisataan daerah untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2013 sampai dengan tahun 2028.
12. Daerah tujuan wisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
13. Kawasan Pariwisata adalah kawasan strategis pariwisata yang berada dalam geografis satu atau lebih wilayah administrasi desa/kelurahan yang di dalamnya terdapat potensi daya tarik wisata, aksesibilitas yang tinggi, ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas pariwisata serta aktivitas sosial budaya masyarakat yang saling mendukung dalam perwujudan kepariwisataan.
14. Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus, yang selanjutnya disebut KDTWK, adalah kawasan strategis pariwisata yang berada dalam geografis satu atau lebih wilayah administrasi desa/kelurahan yang di dalamnya terdapat potensi daya tarik wisata, aksesibilitas yang tinggi, ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas pariwisata secara terbatas serta aktivitas sosial budaya masyarakat yang saling mendukung dalam perwujudan kepariwisataan, namun pengembangannya sangat dibatasi untuk lebih diarahkan kepada upaya pelestarian budaya dan lingkungan hidup.
15. Daya Tarik Wisata yang selanjutnya disebut DTW, adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
16. Aksesibilitas pariwisata adalah semua jenis sarana dan prasarana transportasi yang mendukung pergerakan wisatawan dari wilayah asal wisatawan ke destinasi pariwisata maupun pergerakan di dalam wilayah destinasi pariwisata dalam kaitan dengan motivasi kunjungan wisata.
17. Prasarana umum adalah kelengkapan dasar fisik suatu lingkungan yang pengadaannya memungkinkan suatu lingkungan dapat beroperasi dan berfungsi sebagaimana mestinya.
18. Fasilitas umum adalah sarana pelayanan dasar fisik suatu lingkungan yang diperuntukkan bagi masyarakat umum dalam melakukan aktifitas kehidupan keseharian.
19. Fasilitas pariwisata adalah semua jenis sarana yang secara khusus ditujukan untuk mendukung penciptaan kemudahan, kenyamanan, keselamatan wisatawan dalam melakukan kunjungan ke destinasi pariwisata.
20. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kesadaran, kapasitas, akses dan peran masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, dalam memajukan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraan melalui kegiatan kepariwisataan.
21. Insentif investasi adalah kemudahan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi kepada investor berupa keringanan baik itu pajak, fasilitas pendukung, maupun pengurusan investasi.
3
22. Pemasaran pariwisata adalah serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan produk wisata dan mengelola relasi dengan wisatawan untuk mengembangkang kepariwisataan dan seluruh pemangku kepentingan.
23. Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.
24. Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggara pariwisata.
25. Kelembagaan kepariwisataan adalah kesatuan unsur beserta jaringannya yang dikembangkan secara terorganisasi, meliputi pemerintah, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat, sumber daya manusia, regulasi dan mekanisme operasional, yang secara berkesinambungan guna menghasilkan perubahan kearah pencapaian tujuan di bidang kepariwisataan.
26. Organisasi kepariwisataan adalah institusi baik di pemerintah provinsi maupun swasta yang berhubungan dengan penyelenggaraan kegiatan kepariwisataan.
27. Sumber daya manusia pariwisata yang selanjutnya disebut SDM pariwisata adalah tenaga kerja yang pekerjaannya terkait secara langsung dan tidak langsung dengan kegiatan kepariwisataan.
28. Standarisasi kepariwisataan adalah proses merumuskan, menetapkan, menerapkan dan merevisi standar, yang dilaksanakan secara tertib dan bekerjasama dengan semua pihak guna menjamin kualitas dan kredibilitas usaha di bidang kepariwisataan.
29. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha dan pekerja pariwisata untuk mendukung peningkatan mutu produk pariwisata, pelayanan dan pengelolaan kepariwisataa.
BAB IIPEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH
Bagian KesatuUmum
Pasal 2(1) Pembangunan Kepariwisataan Daerah meliputi :
a. pembangunan destinasi pariwisata daerah;b. pembangunan pemasaran pariwisata daerah;c. pembangunan industri pariwisata daerah; dand. pembangunan kelembagaan kepariwisataan daerah.
(2) Pembangunan Kepariwisataan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan RIPPARDA Provinsi.
(3) RIPPARDA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memuat:a. visi;b. misi;c. tujuan;d. sasaran;e. arah pembangunan kepariwisataan daerah;f. arah kebijakan dan strategi pembangunan destinasi pariwisata daerah;g. arah kebijakan dan strategi pemasaran pariwisata daerah;h. arah kebijakan dan strategi industri pariwisata daerah;dane. arah kebijakan dan strategi kelembagaan kepariwisataan daerah.
Pasal 3(1) Pelaksanaan RIPPARDA Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(2) diselenggarakan secara terpadu oleh Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai kewenangannya, dunia usaha, dan masyarakat.
(2) Pelaksanaan RIPPARDA Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahap yaitu:a. jangka pendek, Tahun 2013-2018;b. jangka menengah, Tahun 2019-2023;danc. jangka panjang, Tahun 2024-2028.
4
Pasal 4RIPPARDA Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dilakukan evaluasi paling lama 5 (lima) tahun.
Pasal 5Kedudukan RIPPARDA Provinsi adalah sebagai:
a. pedoman bagi pembangunan kepariwisataan daerah;danb. pedoman Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Kabupaten/Kota.Pasal 6
Untuk menyelaraskan penyusunan pembangunan kepariwisataan di Kabupaten/Kota, Pemerintah Kabupaten/Kota agar menyusun Peraturan Daerah tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten/Kota.
Bagian KeduaVisi, Misi, Tujuan, dan Sasaran
Pasal 7Visi pembangunan kepariwisataan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a, yaitu terwujudnya pariwisata budaya yang berkualitas dan berkelanjutan serta memiliki daya saing yang berlandaskan Tri Hita Karana.
Pasal 8Misi pembangunan kepariwisataan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf b, meliputi:
a. mewujudkan destinasi pariwisata yang aman, nyaman, menarik dengan mengedepankan kekayaan dan keragaman potensi daya tarik wisata berwawasan lingkungan berdasarkan budaya Bali yang dijiwai oleh Agama Hindu;
b. menciptakan pemasaran pariwisata yang sinergis, berkualitas, unggul, bertanggungjawab untuk meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara;
c. mewujudkan industri pariwisata yang berdaya saing, kredibel, membuka ruang partisipasi publik secara luas, bertanggungjawab terhadap lingkungan dan sosial budaya;dan
d. mewujudkan organisasi kelembagaan pemerintah provinsi, swasta, masyarakat, sumberdaya manusia, regulasi dan mekanisme yang efektif dan efisien untuk mendorong terwujudnya pariwisata yang berkelanjutan.
Pasal 9Tujuan pembangunan kepariwisataan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf c meliputi :
a. meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata serta keragaman daya tarik pariwisata berdasarkan potensi lokal;
b. melakukan kegiatan pemasaran dengan menggunakan berbagai media secara efektif, efisien dan bertanggung jawab;
c. mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian daerah; dan
d. mengembangkan lembaga kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan destinasi, pemasaran, dan industri pariwisata secara profesional, efektif dan efisien.
Pasal 10(1) Sasaran pembangunan kepariwisataan daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (3) huruf d, meliputi:a. peningkatan jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara;b. peningkatan lama tinggal dan jumlah pengeluaran wisatawan; c. peningkatan peran serta masyarakat dalam kepariwisataan;dan d. peningkatan produk domestik regional bruto dan pendapatan per kapita
masyarakat serta pengurangan kemiskinan.(2) Indikator sasaran pembangunan kepariwisataan daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
5
Bagian KetigaArah Pembangunan Kepariwisataan Daerah
Pasal 11Arah pembangunan kepariwisataan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf e, meliputi:
a. pembangunan kepariwisataan daerah yang berkualitas, berbasis masyarakat dan berkelanjutan;
b. pembangunan kepariwisataan daerah yang terpadu secara lintas sektor, daerah, dan pelaku;
c. pembangunan kepariwisataan daerah yang mengutamakan keunggulan potensi kawasan pariwisata, KDTWK dan DTW dengan prioritas pengembangan yang sesuai dengan tema pengembangan kawasan;
d. pengembangan DTW berbasis pada potensi daya tarik budaya, alam, dan buatan yang berlandaskan kearifan lokal; dan
e. pembangunan kepariwisataan daerah yang berorientasi pada pemerataan pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, serta pelestarian budaya dan lingkungan.
Pasal 12Arah pembangunan kepariwisataan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 menjadi dasar arah kebijakan, strategi dan indikasi program dari setiap komponen pembangunan kepariwisataan daerah.
BAB IIIARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN
DESTINASI PARIWISATA DAERAH
Bagian KesatuUmum
Pasal 13Pembangunan destinasi pariwisata daerah sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (1) huruf a, meliputi:
a. perwilayahan destinasi pariwisata;b. pembangunan DTW;c. pembangunan aksesibilitas pariwisata;d. pembangunan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata;e. pemberdayaan masyarakat melalui kepariwisataan;danf. pengembangan investasi di bidang pariwisata.
Bagian KeduaPerwilayahan Destinasi Pariwisata
Pasal 14(1) Perwilayahan destinasi pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
huruf a, meliputi:a. kawasan pariwisata;danb. KDTWK.
(2) Perwilayahan kawasan pariwisata dan KDTWK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi.
Pasal 15(1) Pembangunan kawasan pariwisata dan KDTWK sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 dilaksanakan secara bertahap dengan kriteria prioritas:a. memiliki komponen destinasi yang siap untuk dikembangkan;b. memiliki posisi dan peran efektif sebagai penarik investasi yang strategis;c. memiliki posisi strategis sebagai simpul penggerak sistemik
pembangunan kepariwisataan di wilayah sekitar baik lokal, regional maupun nasional;
d. memiliki potensi produk wisata masa depan;
6
e. memiliki kontribusi yang nyata dan/atau prospek yang positif dalam menarik kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara; dan
f. memiliki keunggulan daya saing regional, nasional maupun internasional.(2) Kawasan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf a, ditetapkan
dengan kriteria:a. kawasan geografis yang mencakup satu atau lebih satuan wilayah
administrasi desa/kelurahan;b. memiliki potensi daya tarik wisata;c. memiliki potensi aksesibilitas yang memadai; d. memiliki ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas pariwisata;dane. memiliki aktivitas sosial budaya masyarakat yang saling mendukung
dalam perwujudan kepariwisataan.(3) KDTWK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf b, ditetapkan dengan
kriteria:a. cakupan geografis yang berada dalam satu atau lebih satuan wilayah
administrasi desa/kelurahan; b. memiliki potensi daya tarik wisata; c. memiliki potensi aksesibilitas yang memadai; d. memiliki ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas pariwisata; e. memiliki aktivitas sosial budaya masyarakat yang saling mendukung
dalam perwujudan kepariwisataan; f. pengembangannya sangat dibatasi untuk lebih diarahkan kepada
upaya pelestarian budaya dan lingkungan hidup.
Pasal 16(1) Perwilayahan kawasan pariwisata dan KDTWK sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 terdiri dari:a. 16 (enam belas) kawasan pariwisata;dan b. 5 (lima) KDTWK.
(2) Sebaran perwilayahan dan peta kawasan pariwisata dan KDTWK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 17Arah kebijakan pembangunan kawasan pariwisata dan KDTWK meliputi:
a. perencanaan pembangunan kawasan pariwisata dan KDTWK;danb. pengendalian implementasi pembangunan Kawasan Pariwisata dan KDTWK.
Pasal 18Strategi perencanaan pembangunan kawasan pariwisata dan KDTWK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a, meliputi:
a. menyusun rencana induk pembangunan kawasan pariwisata dan KDTWK;danb. menyusun rencana detail pembangunan Kawasan Pariwisata dan KDTWK.
Pasal 19Strategi pengendalian implementasi pembangunan kawasan pariwisata dan KDTWK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf b, yaitu melakukan koordinasi antara Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, pelaku usaha dan masyarakat.
Bagian KetigaPembangunan DTW
Pasal 20(1) Pembangunan DTW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b, meliputi :
a. DTW alam;b. DTW budaya;danc. DTW hasil buatan manusia.
(2) Pembangunan DTW sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan berdasarkan prinsip menjunjung tinggi nilai agama dan budaya, serta keseimbangan antara upaya pengembangan manajemen DTW untuk menciptakan daya tarik wisata yang berkualitas, berdaya saing dan upaya
7
konservasi untuk menjaga kelestarian lingkungan serta keberlanjutan sumberdaya.
Pasal 21DTW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) ditetapkan dengan kriteria :
a. mencakup dan/atau berupa kawasan/hamparan, wilayah desa/kelurahan, bangun-bangunan dan lingkungan sekitarnya, jalur wisata yang lokasinya tersebar di wilayah kabupaten/kota baik yang berada di dalam maupun di luar kawasan pariwisata dan/atau KDTWK;
b. memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan memiliki hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
Pasal 22Arah kebijakan pembangunan DTW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 meliputi :a. perintisan dan pembangunan DTW untuk mendorong pertumbuhan destinasi
pariwisata;b. pengembangan DTW untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk dalam
menarik minat dan loyalitas wisatawan serta memperluas segmen pasar;c. pemantapan DTW;dan d. pelaksanaan revitalisasi DTW untuk keberlanjutan destinasi pariwisata.
Pasal 23(1) Strategi perintisan dan pembangunan DTW sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 huruf a, meliputi:a. mengembangkan DTW baru yang potensial di destinasi pariwisata yang
belum berkembang;danb. memperkuat upaya pengelolaan potensi kepariwisataan dan lingkungan
dalam mendukung upaya perintisannya.(2) Strategi pengembangan DTW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf b,
meliputi:a. mengembangkan inovasi manajemen produk dan kapasitas DTW untuk
mendorong akselerasi perkembangan destinasi pariwisata daerah;danb. memperkuat upaya konservasi potensi kepariwisataan dan lingkungan dalam
mendukung intensifikasi DTW.(3) Strategi pemantapan DTW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf c,
meliputi:a. mengembangkan diversifikasi atau keragaman nilai DTW dalam berbagai
tema terkait; danb. memperkuat upaya penataan ruang wilayah dan konservasi potensi
kepariwisataan dan lingkungan dalam mendukung diversifikasi DTW.(4) Strategi revitalisasi DTW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf d,
meliputi:a. melakukan revitalisasi struktur, elemen dan aktivitas yang menjadi
penggerak kegiatan kepariwisataan pada DTW;danb. memperkuat upaya penataan ruang wilayah dan konservasi potensi
kepariwisataan dan lingkungan dalam mendukung revitalisasi DTW dan kawasan di sekitarnya.
Bagian KeempatPembangunan Aksesibilitas Pariwisata
Pasal 24(1) Pembangunan aksesibilitas pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
huruf c, meliputi:a.penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana transportasi menuju
destinasi pariwisata, kawasan pariwisata dan KWDTWK yang disesuaikan dengan kondisi wilayah Kabupaten/Kota;
b.pengembangan sistem informasi aksesibilitas pariwisata;danc.optimalisasi sistem transportasi dengan penyediaan standar pelayanan yang
dapat diterima oleh wisatawan.
8
(2) Pembangunan aksesibilitas pariwisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk mendukung pengembangan kepariwisataan dan pergerakan wisatawan menuju destinasi pariwisata dan pergerakan wisatawan dalam kawasan pariwisata dan KDTWK.
Pasal 25Arah kebijakan penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana transportasi menuju destinasi pariwisata, kawasan pariwisata dan KDTWK yang disesuaikan dengan kondisi wilayah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf a, meliputi:a. pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana transportasi
menuju, antar dan dalam kawasan pariwisata dan KDTWK;danb. pengembangan dan peningkatan kenyamanan serta keamanan pergerakan
wisatawan menuju destinasi dan pergerakan wisatawan di kawasan pariwisata dan KDTWK.
Pasal 26Strategi penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana transportasi menuju destinasi pariwisata, kawasan pariwisata dan KDTWK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 meliputi:
a. meningkatkan ketersediaan, kapasitas dan keragaman sarana transportasi yang aman dan nyaman sebagai sarana pergerakan wisatawan menuju destinasi dan pergerakan wisatawan di kawasan pariwisata dan KDTWK sesuai kebutuhan dan perkembangan pasar;dan
b. meningkatkan keterjangkauan, ketersediaan, kapasitas dan kualitas prasarana transportasi pada lokasi strategis di kawasan pariwisata dan KDTWK sesuai kebutuhan dan perkembangan pasar.
Pasal 27Arah kebijakan pengembangan sistem informasi aksesibilitas pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf b, meliputi:a. peningkatan kemudahan mendapatkan informasi aksesibilitas
kepariwisataan;danb. pemanfaatan media cetak dan elektronik dalam pengembangan informasi
aksesibilitas kepariwisataan.
Pasal 28Strategi peningkatan kemudahan mendapatkan informasi aksesibilitas kepariwisataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, meliputi:a. mengembangkan dan/atau meningkatkan ketersediaan informasi pelayanan
transportasi berbagai jenis moda dari pintu gerbang wisata ke kawasan pariwisata dan KDTWK;
b. mengembangkan dan/atau meningkatkan kemudahan reservasi berbagai jenis moda transportasi;dan
c. meningkatkan kemudahan akses terhadap informasi berbagai jenis moda transportasi dalam rangka perencanaan perjalanan wisata.
Pasal 29Strategi pemanfaatan media cetak dan elektronik dalam pengembangan informasi aksesibilitas kepariwisataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf b, meliputi: a. mengembangkan ketersediaan informasi yang aktual melalui media cetak dan
elektronik; danb. meningkatkan kuantitas dan kualitas ketersediaan sarana dan prasarana media
informasi kepariwisataan.
Pasal 30Arah kebijakan optimalisasi sistem transportasi dengan menyediakan standar pelayanan yang dapat diterima oleh wisatawan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf c, meliputi:a. peningkatan regulasi sistem pelayanan transportasi kepariwisataan daerah;danb. peningkatan kemampuan sumber daya manusia pengelola transportasi yang
mendukung pembangunan kepariwisataan.
9
Pasal 31Strategi peningkatan regulasi sistem pelayanan transportasi kepariwisataan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf a, meliputi:
a. menata alur dan trayek transportasi yang mendukung kepariwisataan melalui penyusunan dan penyempurnaan regulasi sistem transportasi kepariwisataan daerah;dan
b. menerapkan dan menegakan regulasi sistem transportasi kepariwisataan daerah.
Pasal 32Strategi untuk peningkatan kemampuan sumber daya manusia pengelola transportasi yang mendukung pembangunan kepariwisataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf b, meliputi meliputi:
a. membentuk kelompok/organisasi pengelola transportasi pendukung kepariwisataan daerah;dan
b. meningkatkan kemampuan ketrampilan pengelola kepariwisataan melalui kursus dan magang.
Bagian KelimaPembangunan Prasarana Umum, Fasilitas Umum, dan Fasilitas Pariwisata
Pasal 33Arah kebijakan pembangunan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf d, meliputi:
a. pembangunan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata dalam mendukung perintisan pengembangan kawasan pariwisata dan KDTWK;
b. peningkatan prasarana umum, kualitas fasilitas umum dan fasilitas pariwisata yang mendorong pertumbuhan, meningkatkan kualitas dan daya saing Kawasan pariwisata dan KDTWK;dan
c. pengendalian prasarana umum, pembangunan fasilitas umum dan fasilitas pariwisata bagi destinasi-destinasi yang sudah melampui ambang batas daya dukung.
Pasal 34Strategi pembangunan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 meliputi:
a. mendorong pemberian insentif untuk pengembangan prasarana umum, fasilitas umum, dan fasilitas pariwisata dalam mendukung perintisan pengembangan destinasi pariwisata, kawasan pariwisata dan KDTWK;
b. meningkatkan fasilitasi Pemerintah Provinsi untuk pengembangan prasarana umum, fasilitas umum, dan fasilitas pariwisata atas inisiatif swasta;dan
c. merintis dan mengembangkan prasarana umum, fasilitas umum, dan fasilitas pariwisata untuk mendukung kesiapan dan meningkatkan daya saing destinasi pariwisata, kawasan pariwisata dan KDTWK.
Bagian KeenamPemberdayaan Masyarakat Melalui Kepariwisataan
Pasal 35Arah kebijakan pemberdayaan masyarakat melalui kepariwisataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf e, meliputi:
a. pengembangan potensi, kapasitas dan partisipasi masyarakat melalui pembangunan kepariwisataan;
b. optimalisasi pengarusutamaan gender melalui pembangunan kepariwisataan;c. peningkatan potensi dan kapasitas sumber daya lokal melalui
pengembangan usaha ekonomi produktif dibidang pariwisata;dand. peningkatan kesadaran dan peran masyarakat serta pemangku kepentingan
terkait, dalam mewujudkan sapta pesona untuk menciptakan iklim kondusif kepariwisataan setempat.
10
Pasal 36(1) Strategi pengembangan potensi, kapasitas dan partisipasi masyarakat melalui
pembangunan kepariwisataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf a, meliputi:a. memetakan potensi dan kebutuhan penguatan kapasitas masyarakat lokal
dalam pengembangan kepariwisataan; b. memberdayakan potensi dan kapasitas masyarakat lokal dalam
pengembangan kepariwisataan;danc. menguatkan kelembagaan masyarakat dan Pemerintah Provinsi serta
Pemerintah Kabupaten/Kota guna mendorong kapasitas dan peran masyarakat dalam pengembangan kepariwisataan.
(2) Strategi optimalisasi pengarusutamaan gender melalui pembangunan kepariwisataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf b, meliputi:a. meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang
pengarustamaan gender dalam pengembangan pariwisata;danb. meningkatkan peran masyarakat dalam perspektif kesetaraan gender dalam
pengembangan kepariwisataan daerah.(3) Strategi peningkatan potensi dan kapasitas sumber daya lokal melalui
pengembangan usaha ekonomi produktif dibidang pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf c, meliputi:a. meningkatkan pengembangan potensi sumber daya lokal sebagai DTW
berbasis kelokalan dalam kerangka pemberdayaan masyarakat melalui pariwisata;dan
b. mengembangkan potensi sumber daya lokal melalui desa wisata.(4) Strategi peningkatan kesadaran dan peran masyarakat serta pemangku
kepentingan terkait, dalam mewujudkan sapta pesona untuk menciptakan iklim kondusif kepariwisataan setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf d, meliputi:
a. meningkatkan pemahaman, dan kesadaran masyarakat tentang sadar wisata dalam mendukung pengembangan Kepariwisataan di daerah;
b. meningkatkan peran serta masyarakat dalam mewujudkan sadar wisata bagi penciptaan iklim kondusif Kepariwisataan setempat;
c. meningkatkan peran dan kapasitas masyarakat dan polisi pariwisata dalam menciptakan iklim kondusif kepariwisataan;dan
d. meningkatkan kualitas jejaring media dalam mendukung upaya pemberdayaan masyarakat di bidang pariwisata.
Bagian ketujuhPengembangan investasi
Pasal 37
Arah kebijakan pengembangan investasi dibidang pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf f, meliputi:
a. peningkatan pemberian insentif investasi dan kemudahan investasi dibidang pariwisata pada kawasan pariwisata dan KDTWK yang belum berkembang;dan
b. peningkatan promosi investasi dibidang pariwisata.
Pasal 38(1) Strategi peningkatan pemberian insentif investasi dan kemudahan investasi
dibidang pariwisata pada kawasan pariwisata dan KDTWK yang belum berkembang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf a, meliputi:
a. melaksanakan debirokratisasi investasi dibidang pariwisata;danb. melaksanakan deregulasi peraturan yang menghambat perizinan.
(2) Strategi peningkatan promosi investasi dibidang pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf b, meliputi:
a. menyediakan informasi peluang investasi di destinasi pariwisata; b. meningkatkan promosi investasi di bidang pariwisata di dalam negeri dan
di luar negeri;dan c. meningkatkan sinergi promosi investasi di bidang pariwisata.
11
BAB IVARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN PEMASARAN PARIWISATA DAERAH
Bagian KesatuUmum
Pasal 39Pembangunan pemasaran pariwisata daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b, meliputi:
a. pengembangan pasar wisatawan;b. pengembangan citra pariwisata;c. pengembangan kemitraan pariwisata;dand. Pengembangan promosi pariwisata.
Bagian KeduaPengembangan Pasar Wisatawan
Pasal 40Arah kebijakan pengembangan pasar wisatawan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf a, diwujudkan dalam bentuk pemantapan segmen pasar wisatawan massal dan pengembangan segmen ceruk pasar untuk mengoptimalkan pengembangan destinasi pariwisata dan dinamika pasar global.
Pasal 41Strategi untuk pemantapan segmen pasar wisatawan massal dan pengembangan segmen ceruk pasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 meliputi:
a. mengembangkan program pemasaran dan promosi untuk meningkatkan pertumbuhan segmen ceruk pasar;
b. mengembangkan promosi berbasis tema tertentu;c. meningkatkan akselerasi perggerakan wisatawan diseluruh destinasi
pariwisata;dand. meningkatkan wisata konvensi, insentif dan pameran yang diselenggarakan
oleh sektor lain.Bagian ketiga
Pengembangan citra pariwisata
Pasal 42Arahan kebijakan pengembangan citra pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf b meliputi:
a. peningkatan dan pemantapan citra pariwisata daerah secara berkelanjutan;dan
b. peningkatan citra pariwisata daerah sebagai destinasi yang aman, nyaman dan berdaya saing.
Pasal 43(1) Strategi peningkatan dan pemantapan citra pariwisata daerah secara
berkelanjutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 huruf a, meliputi:a. meningkatkan pencitraan destinasi pariwisata;b. meningkatkan keamanan destinasi;danc. meningkatkan sapta pesona pariwisata.
(2) Strategi peningkatan citra pariwisata daerah sebagai destinasi yang aman, nyaman dan berdaya saing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 huruf b, diwujudkan dengan meningkatkan kehadiran media dan dalam rangka meningkatkan citra positif pariwisata daerah.
Bagian keempatPengembangan Kemitraan Pemasaran Pariwisata
Pasal 44
Arah kebijakan pengembangan kemitraan pemasaran pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf c, diwujudkan dalam bentuk pengembangan kemitraan pemasaran yang terpadu sinergis berkesinambungan dan berkelanjutan.
12
Pasal 45Strategi untuk pengembangan kemitraan pemasaran terpadu sinergis dan berkesinambungan dan berkelanjutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 meliputi:
a. meningkatkan keterpaduan sinergis promosi antar pemangku kepentingan pariwisata;
b. menjalin kerjasama dengan pengelola usaha jasa pariwisata yang ada di beberapa negara yang belum menjadi pasar utama pariwisata Bali, dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian negara tersebut;dan
c. meningkatkan pemasaran yang bertanggungjawab terhadap masyarakat, sumberdaya lingkungan dan wisatawan.
Bagian KelimaPengembangan Promosi
Pasal 46Arah kebijakan pengembangan promosi pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 huruf a, diwujudkan dalam bentuk pengembangan kegiatan promosi pariwisata.
Pasal 47Strategi pengembangan kegiatan promosi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 meliputi :
a. menyediakan paket produk pariwisata dengan harga yang bersaing; b. melaksanakan promosi dan pengembangan melalui tema tertentu; c. melaksanakan promosi bersama antar pemangku kepentingan pariwisata;d. meningkatkan partisipasi dalam event pariwisata di wilayah lain; e. melakukan kerjasama dengan perusahaan penerbangan untuk menjual paket
wisata dengan potongan harga tiket penerbangan bagi wisatawan mancanegara dan nusantara pada musim sepi wisatawan (low season);
f. mengoptimaliasasikan pemanfaatan media komunikasi (cetak/elektronik);dang. menyediakan informasi pariwisata di berbagai tempat strategis.
BAB VARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN INDUSTRI PARIWISATA DAERAH
Bagian KesatuUmum
Pasal 48Pembangunan industri pariwisata daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf c, meliputi :
a. penguatkan struktur industri pariwisata;b. peningkatan daya saing produk pariwisata;c. pengembangan kemitraan usaha pariwisata;d. peningkatan kredibilitas bisnis;dane. pengembangan tanggung jawab terhadap lingkungan.
Bagian KeduaPenguatan Struktur Industri Pariwisata
Pasal 49Arah kebijakan penguatan struktur industri pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf a, diwujudkan dalam bentuk penguatan fungsi, hierarki dan hubungan antar mata rantai pembentuk industri pariwisata untuk meningkatkan daya saing industri pariwisata.
Pasal 50Strategi penguatan fungsi, hierarki dan hubungan antar mata rantai pembentuk industri pariwisata untuk meningkatkan daya saing industri pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 meliputi:
a. meningkatkan sinergitas dan keadilan distributif antar mata rantai pembentuk industri pariwisata;
13
b. meningkatkan dan menguatkan fungsi, hierarki dan hubungan antar usaha pariwisata sejenis untuk meningkatkan daya saing; dan
c. meningkatkan dan menguatkan mata rantai penciptaan nilai tambah antara pelaku usaha pariwisata dan sektor terkait.
Bagian KetigaPeningkatan Daya Saing Produk Pariwisata
Pasal 51Peningkatan daya saing produk pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf b, meliputi:
a. peningkatan daya saing DTW;b. peningkatan daya saing fasilitas pariwisata;danc. peningkatan daya saing aksesibilitas.
Pasal 52Arah kebijakan peningkatan daya saing DTW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 huruf a, diwujudkan dalam bentuk pengembangan kualitas dan keragaman usaha DTW.
Pasal 53Strategi untuk pengembangan kualitas dan keragaman usaha DTW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 meliputi:
a. mengembangkan manajemen atraksi;b. memperbaiki kualitas interpretasi;c. menguatkan kualitas produk wisata;dand. meningkatkan pengemasan produk wisata.
Pasal 54Arah kebijakan peningkatan daya saing fasilitas pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 huruf b, diwujudkan dalam bentuk peningkatan kapasitas dan kualitas fungsi serta layanan fasilitas pariwisata yang memenuhi standar internasional dan mengangkat unsur keunikan serta kekhasan lokal.
Pasal 55Strategi untuk peningkatan kapasitas dan kualitas fungsi serta layanan fasilitas pariwisata yang memenuhi standar internasional dan mengangkat unsur unsur keunikan serta kekhasan lokal, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 meliputi:a. mengembangkan dan meningkatkan standarisasi dan sertifikasi usaha
pariwisata;b. mengembangkan dan melengkapi skema fasilitas untuk mendorong
pertumbuhan usaha pariwisata skala usaha mikro kecil dan menengah; danc. mengembangkan dan meningkatkan insentif untuk mendorong penggunaan
produk daerah/kekhasan lokal, terutama produk pertanian dan produk industri kecil dan kerajinan.
Pasal 56Arah kebijakan peningkatan daya saing aksesibilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 huruf c, diwujudkan dalam bentuk peningkatan kapasitas dan kualitas layanan jasa transportasi yang mendukung kemudahan perjalanan wisatawan ke destinasi pariwisata.
Pasal 57Strategi untuk peningkatan kapasitas dan kualitas layanan jasa transportasi yang mendukung kemudahan perjalanan wisatawan ke destinasi pariwisata.sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 meliputi:a. meningkatkan infrastruktur pariwisata;b. menyediakan informasi jasa transportasi ke destinasi pariwisata;danc. meningkatkan etika bisnis dalam pelayanan usaha transportasi pariwisata.
Bagian KeempatPengembangan Kemitraan Usaha Pariwisata
14
Pasal 58Arah kebijakan pengembangan kemitraan usaha pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf c, diwujudkan dalam bentuk pengembangan skema kerjasama antara Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia usaha dan masyarakat.
Pasal 59Strategi pengembangan skema kerjasama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 meliputi :a. meningkatan dan menguatkan perencanaan program kerjasama antara
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia usaha dan masyarakat;b. meningkatkan dan menguatkan implementasi program kerjasama antara
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia usaha dan masyarakat; dan
c. meningkatkan dan menguatkan monitoring dan evaluasi program kerjasama antara Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia usaha dan masyarakat.
Bagian KelimaPeningkatan Kredibilitas Bisnis
Pasal 60Arah kebijakan peningkatan kredibilitas bisnis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf d, diwujudkan dalam bentuk pengembangan manajemen dan pelayanan usaha pariwisata yang kredibel dan berkualitas.
Pasal 61Strategi untuk pengembangan manajemen dan pelayanan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 meliputi:a. menerapkan standarisasi dan sertifikasi usaha pariwisata yang mengacu pada
prinsip dan standar yang berlaku secara nasional dan internasional dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal;
b. menerapkan sistem yang aman dan terpercaya dalam transaksi bisnis secara elektronik; dan
c. mendukung penjaminan usaha melalui berbagai skema regulasi dan fasilitasi.
Bagian KeenamPengembangan Tanggung Jawab terhadap Lingkungan
Pasal 62Arah kebijakan pengembangan tanggung jawab terhadap lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf e, diwujudkan dalam bentuk pengembangan manajemen usaha pariwisata yang mengacu prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan, kode etik pariwisata dan ekonomi hijau.
Pasal 63Strategi pengembangan manajemen usaha pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 meliputi:a. mendorong tumbuhnya ekonomi hijau di sepanjang mata rantai usaha
pariwisata; danb. mengembangkan manajemen usaha pariwisata yang peduli terhadap pelestarian
lingkungan dan budaya.
BAB VI
15
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN KEPARIWISATAAN DAERAH
Bagian KesatuUmum
Pasal 64Pembangunan kelembagaan kepariwisataan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat(1) huruf d, meliputi:
a. penguatan organisasi kepariwisataan;b. pembangunan SDM pariwisata;danc. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan.
Bagian KeduaPenguatan Organisasi Kepariwisataan
Pasal 65Arah kebijakan penguatan organisasi kepariwisataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 huruf a, meliputi:
a. reformasi birokrasi kelembagaan dan penguatan mekanisme kinerja organisasi untuk mendukung misi kepariwisataan sebagai portofolio pembangunan daerah;
b. peningkatan dan pemantapan peran organisasi kepariwisataan dalam mendukung pariwisata sebagai pilar strategis pembangunan daerah dan nasional;
c. peningkatan dan pengembangan organisasi kepariwisataan yang menangani bidang pemasaran pariwisata;
d. peningkatan dan pengembangan organisasi kepariwisataan yang menangani bidang industri pariwisata;dan
e. peningkatan dan pengembangan organisasi kepariwisataan yang menangani bidang destinasi pariwisata.
Pasal 66(1) Strategi reformasi birokrasi kelembagaan dan penguatan mekanisme kinerja
organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 huruf a, meliputi:a. meningkatkan dan menguatkan kemampuan perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan program pembangunan kepariwisataan;danb. meningkatkan dan menguatkan mekanisme sinkronisasi dan harmonisasi
baik secara internal dinas yang membidangi maupun lintas sektor.(2) Strategi peningkatan dan pemantapan peran organisasi kepariwisataan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 huruf b, meliputi :a. meningkatkan dan menguatkan fungsi strategis kepariwisataan dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menghasilkan pendapatan asli daerah;
b. meningkatkan dan mengembangkan usaha pariwisata terkait;c. meningkatkan pemberdayaan masyarakat;dand. meningkatkan pelestarian lingkungan.
(3) Strategi pengembangan dan penguatan organisasi kepariwisataan yang menangani bidang pemasaran pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 huruf c, meliputi :
a. meningkatkan dan menguatkan struktur dan fungsi organisasi bidang pemasaran di pemerintah provinsi;dan
b. meningkatkan dan mengembangkan fasilitas operasionalisasi Badan Promosi Pariwisata Daerah Bali secara sinergis dan berkelanjutan.
(4) Strategi pengembangan dan penguatan organisasi kepariwisataan yang menangani bidang industri pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 huruf d meliputi :
a. mengembangkan dan menguatkan organisasi Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Bali;dan
b. mengembangkan koordinasi, integrasi dan sinergi dalam pembangunan kepariwisataan daerah.
16
(5) Strategi pengembangan dan penguatan organisasi kepariwisataan yang menangani bidang destinasi pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 huruf e, meliputi:a. menguatkan struktur dan fungsi organisasi dalam pengembangan
destinasi di pemerintah provinsi untuk mencapai kepariwisataan berkelanjutan;dan
b. mengembangkan koordinasi, integrasi dan sinergi dalam pembangunan kepariwisataan daerah untuk meminimalkan dampak negatif pembangunan kepariwisataan.
Bagian KetigaPembangunan SDM Pariwisata
Pasal 67Pembangunan SDM Pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 huruf b, meliputi:
a. pembangunan kualitas SDM Pariwisata di pemerintah provinsi;danb. pembangunan kualitas SDM Pariwisata di dunia usaha dan masyarakat.
Pasal 68Arah kebijakan pembangunan kualitas SDM Pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruf a, diwujudkan dalam bentuk peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM Pariwisata di pemerintah provinsi untuk meningkatkan kepariwisataan daerah yang unggul dan berdaya saing.
Pasal 69Strategi untuk peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM Pariwisata di Pemerintah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 meliputi:
a. mengembangkan dan meningkatkan profesionalisme pegawai di bidang kepariwisataan;dan
b. mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola pendidikan dan pelatihan di bidang kepariwisataan.
Pasal 70Arah kebijakan pembangunan kualitas SDM Pariwisata di dunia usaha dan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruf b, diwujudkan dalam bentuk peningkatkan kualitas dan kuantitas SDM Pariwisata di lingkungan swasta dan masyarakat.
Pasal 71Strategi pembangunan kualitas SDM Pariwisata di dunia usaha dan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 meliputi:
a. meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia di bidang kepariwisataan melalui standarisasi dan sertifikasi;
b. meningkatkan kemampuan kewirausahaan di bidang kepariwisataan;danc. meningkatkan kualitas dan kuantitas lembaga pendidikan kepariwisataan
yang terakreditasi.
Bagian KeempatPenyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan
Pasal 72Arah kebijakan penyelenggaraan penelitian dan pengembangan untuk mendukung pembangunan kepariwisataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 huruf c, meliputi:
a. peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan destinasi pariwisata;
b. peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan pemasaran pariwisata;
c. peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan industri pariwisata;dan
d. peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan kelembagaan kepariwisataan.
17
Pasal 73(1) Strategi peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan
destinasi pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 huruf a, meliputi:a. meningkatkan penelitian untuk pengembangan DTW;b. meningkatkan penelitian untuk pengembangan aksesibilitas dan/atau
transportasi kepariwisataan dalam mendukung daya saing destinasi pariwisata daerah;
c. meningkatkan penelitian untuk pengembangan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata dalam mendukung daya saing destinasi pariwisata daerah;
d. meningkatkan penelitian untuk memperkuat pemberdayaan masyarakat melalui kepariwisataan; dan
e. meningkatkan penelitian untuk pengembangan investasi di bidang kepariwisataan.
(2) Strategi peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan pemasaran pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 huruf b, meliputi:a. meningkatkan penelitian pasar wisatawan dalam rangka pengembangan
pasar baru dan pengembangan keragaman produk;b. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan dan penguatan citra
pariwisata;c. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan kemitraan pemasaran
pariwisata;dand. meningkatkan penelitian dalam rangka peningkatan kegiatan promosi
pariwisata di dalam dan luar negeri.(3) Strategi peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan industri
pariwisata sebagaimana dalam Pasal 72 huruf c, meliputi:a. meningkatkan penelitian dalam rangka penguatan struktur industri
pariwisata;b. meningkatkan penelitian dalam rangka peningkatan daya saing produk
pariwisata;c. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan kemitraan usaha
pariwisata;dand. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan tanggung jawab
terhadap lingkungan.(4) Strategi peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan
kelembagaan kepariwisataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 huruf d, meliputi:a. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan organisasi
kepariwisataan;danb. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan sumber daya
manusia kepariwisataan.
BAB VIIINDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH
Pasal 74(1) Rincian indikasi program pembangunan kepariwisataan daerah dalam jangka
waktu 2013-2028 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 12 serta penanggung jawab pelaksanaannya tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
(2) Indikasi program pembangunan kepariwisataan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.
(3) Dalam pelaksanaan indikasi program pembangunan kepariwisataan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dinas sebagai penanggungjawab didukung oleh instansi terkait dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
(4) Dalam pelaksanaan indikasi program pembangunan kepariwisataan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat didukung oleh dunia usaha dan masyarakat.
18
BAB VIIIPENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 75(1) Gubernur melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan RIPPARDA
Provinsi.(2) Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui:
a. koordinasi lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan dalam melaksanakan RIPPARDA Provinsi;dan
b. pendataan dan inventarisasi potensi serta permasalahan dibidang kepariwisataan.
(3) Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB IXKETENTUAN PENUTUP
Pasal 76Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Bali.
Ditetapkan di Denpasar pada tanggal 2013
GUBERNUR BALI,
MADE MANGKU PASTIKA
Diundangkan di Denpasarpada tanggal 2013
SEKRETARIS DAERAH PROVINSI BALI,
COKORDA NGURAH PEMAYUN
LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2013 NOMOR ………………….
19
PENJELASAN
ATAS
RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI
NOMOR ..............TAHUN ...............
TENTANG
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAHPROVINSI BALI TAHUN 2013-2028
I. UMUM
Bali sebagai salah satu destinasi wisata dunia mengalami perkembangan yang sangat pesat selama periode 1980-2000. Perkembangan fisik fasilitas pariwisata dan sarana pendukung lainnya sejalan dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara. Struktur perekonomian Bali sangat tergantung pada sektor pariwisata karena pariwisata merupakan leading sektor yang diharapkan dapat mendorong aktivitas ekonomi lainnya. Dengan dukungan industri pariwisata yang sangat besar itu, telah menyebabkan sektor yang mempunyai keterkaitan langsung dengan industri pariwisata seperti sektor perdagangan, hotel dan restoran, memberi sumbangan yang besar terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali sebesar 30,11 % (Tahun 2012). Kunjungan wisatawan ke Bali setiap tahun menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, namun trend pariwisata dunia saat ini lebih memperhatikan aspek kelestarian lingkungan dalam menentukan pilihan destinasi wisata yang akan dikunjungi, selain aspek keamanan dan kenyamanan.
Pelaksanaan otonomi daerah khususnya di bidang kepariwisataan telah memacu daerah untuk menggali potensi daerahnya dalam rangka meningkatkan pendapatan guna membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah. Hal ini akan mengancam keberlanjutan kepariwisataan di Bali. Disamping itu, Bali juga menghadapi berbagai tantangan penting yaitu:
a. pertanian tradisional mendapat tekanan dari tingginya permintaan lahan dari pertumbuhan populasi dan pertumbuhan pariwisata;
b. rendahnya kapasitas untuk mempertahankan penyediaan air bagi kebutuhan pertanian, industri, pariwisata dan perumahan;
c. pencemaran lingkungan;dand. kemacetan yang semakin buruk.
Sebagai sektor ekonomi utama di Bali, pariwisata dituntut untuk mereduksi dampak negatif pembangunan kepariwisataan. Sementara itu pariwisata juga dituntut untuk tetap tumbuh dalam lingkungan yang sangat kompetitif, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mengantisipasi hal tersebut, diperlukan pedoman sebagai acuan dalam pembangunan kepariwisataan daerah untuk menjaga kelestarian lingkungan dan pemerataan pembangunan pariwisata di Bali.
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, mengamanatkan Pemerintah Provinsi untuk menyusun Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah. Untuk melaksanakan amanat ketentuan peraturan perundang-undangan dimaksud, perlu disusun Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Bali.
RIPPARDA Provinsi secara konkrit akan memberikan visi, arah dan rencana yang jelas bagi pengembangan kawasan-kawasan wisata baik yang sudah berkembang maupun yang potensial untuk dikembangkan. RIPPARDA Provinsi sekaligus akan memberikan panduan atau arahan bagi pemangku kepentingan terkait, baik di Provinsi maupun Kabupaten/Kota, swasta maupun masyarakat dalam pengembangan dan pengelolaan destinasi pariwisata secara terarah tepat sasaran dan berkelanjutan.
20
RIPPARDA Provinsi menjadi sangat penting karena:a. memberikan arah pengembangan yang tepat terhadap potensi kepariwisatan
dari sisi produk, pasar, SDM, manajemen dan sebagainya sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara positif dan berkelanjutan bagi pengembangan wilayah dan kesejahteraan masyarakat;dan
b. pengatur peran setiap pemangku kepentingan terkait baik lintas sektor, lintas pelaku, maupun lintas daerah/wilayah agar dapat mendorong pengembangan pariwisata secara sinergis dan terpadu.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 Cukup jelas.
Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3
Ayat (1) Cukup jelas Pasal 4
Cukup jelas.Pasal 5
Cukup jelas.Pasal 6
Cukup jelas.Pasal 7
Yang dimaksud dengan “Tri Hita Karana” adalah falsafah hidup masyarakat Bali yang memuat tiga unsur yang membangun keseimbangan dan keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungannya yang menjadi sumber kesejahteraan, kedamaian dan kebahagiaan bagi kehidupan manusia
Pasal 8Cukup jelas
Pasal 9Huruf a
Yang dimaksud dengan potensi lokal adalah DTW yang berada dan berasal dari wilayah destinasi wisata.
Huruf b Cukup jelas
Huruf c Cukup jelas
Huruf d Cukup jelas
Pasal 10 Cukup jelas
Pasal 11Huruf a
Yang dimaksud dengan “kepariwisataan yang berkualitas” adalah kepariwisataan yang meberikan kemanfaatan ekonomi yang tinggi dengan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial yang minimal.Yang dimaksud dengan “kepariwisataan berbasis mayarakat” adalah pariwisata yang dilahirkan dan dikembangkan oleh masyarakat dan diusahakan untuk masyarakatYang dimaksud dengan “kepariwisataan berkelanjutan” adalah kepariwisataan yang tidak hanya mementingkan generasi sekarang, akan tetap juga memperhitungkan kepentingan generasi yang akan datang.
Huruf b Cukup jelas
Huruf c
21
Cukup jelasHuruf d
Cukup jelasHuruf e
Cukup jelasPasal 12 Cukup jelas Pasal 13
Yang dimaksud dengan pembangunan destinasi pariwisata adalah upaya pembangunan secara terpadu dan sistematik seluruh komponen destinasi pariwisata dalam rangka menciptakan, meningkatkan kualitas produk dan pelayanan kepariwisataan serta kemudahan pergerakan wisatawan di destinasi pariwisata
Pasal 14Cukup jelas
Pasal 15 Cukup jelas
Pasal 16 Cukup jelas
Pasal 17 Cukup jelas
Pasal 18 Cukup jelas
Pasal 19 Cukup jelas
Pasal 20 Ayat (1)
Yang dimaksud dengan Pembangunan DTW adalah upaya pengembangan yang dilakukan dengan meningkatkan kualitas DTW yang sudah ada dalam upaya meningkatkan minat, loyalitas segmen pasar yang sudah ada dan memperluas cakupan wilayah DTW yang sudah ada atau pengembangan ke lokasi baru.
Huruf aYang dimaksud dengan “DTW alam” adalah DTW yang berupa keanekaragaman dan keunikan lingkungan alam.
Huruf bYang dimaksud dengan “DTW budaya” adalah DTW yang berupa hasil olah cipta, karsa, dan rasa manusia sebagai mahluk budaya.
Huruf cYang dimaksud dengan “DTW hasil buatan manusia” adalah DTW khusus yang berupa kreasi artificial (artificially created) dan kegiatan manusia lainnya di luar ranah DTW alam dan DTW budaya.
Ayat (2)Yang dimaksud dengan manajemen DTW adalah pengeloaan DTW yang profesional yang memenuhi prinsip-prinsip konservasi, kelestarian lingkungan dan keberlanjutan sumber daya serta memberikan kepuasan kepada wisatawan.
Pasal 21Cukup jelas
Pasal 22 Huruf a
Yang dimaksud dengan Perintisan dan pembangunan DTW adalah upaya pengembangan yang dilakukan dengan membuka dan membangun DTW baru dalam rangka mengembangkan peluang pasar yang ada di destinasi pariwisata yang belum berkembang kepariwisataannya.
Huruf bCukup jelas
Huruf c
22
Yang dimaksud dengan pemantapan DTW adalah upaya pengembangan yang dilakukan dengan menciptakan DTW baru yang memiliki jenis berbeda dalam upaya menangkap peluang pasar baru.
Huruf dYang dimaksud dengan revitalisasi DTW adalah upaya pengembangan yang dilakukan dengan perbaikan kondisi dan kualitas DTW yang mengalami degradasi dalam upaya menjaga keberlanjutan dan meningkatkan kualitas serta daya saing produk untuk menarik pangsa pasar yang sudah ada maupun peluang pasar wisata baru.
Pasal 23 Cukup jelasPasal 24
Cukup jelasPasal 25 Cukup jelasPasal 26
Cukup JelasPasal 27 Cukup jelasPasal 28
Cukup jelasPasal 29
Cukup jelasPasal 30
Cukup jelasPasal 31 Cukup jelasPasal 32 Cukup jelasPasal 33 Cukup jelasPasal 34 Cukup jelasPasal 35 Cukup jelasPasal 36 Cukup jelasPasal 37
Cukup jelasPasal 38 Cukup jelasPasal 39
Yang dimaksud dengan pembangunan pemasaran pariwisata adalah upaya terpadu dan sistematik dalam rangka menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan produk wisata dan mengelola relasi dengan wisatawan untuk mengembangkan kepariwisataan dan seluruh pemangku kepentingan.
Pasal 40Yang dimaksud dengan segmen pasar wisatawan massal adalah jenis wisatawan yang datang secara berombongan dalam kelompok-kelompok yang biasanya memiliki lama tinggal relative singkat.
Yang dimaksud dengan segmen ceruk pasar adalah jenis wisatawan yang datang secara indvidu atau kelompok kecil yang berkunjung karena minat khusus dan biasanya memiliki lama tinggal relatif panjang.
Pasal 41Cukup jelas
Pasal 42 Cukup jelasPasal 43
23
Ayat 1Huruf a
Yang dimaksud dengan pencitraan destinasi pariwisata adalah usaha-usaha untuk meningkatkan citra destinasi kepada wisatawan.
Huruf b Cukup jelas
Huruf c Yang dimaksud dengan Sapta Pesona adalah 7 (tujuh) unsur pesona yang harus diwujudkan bagi terciptanya lingkungan yang kondusif dan ideal bagi berkembangnya kegiatan kepariwisataan disuatu tempat yang mendorong tumbuhnya minat wisatawan untuk berkunjung.Ketujuh unsur sapta pesona yang dimaksud di atas adalah: aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah, dan kenangan.
Ayat 2Cukup jelas
Pasal 44 Cukup jelasPasal 45 Cukup jelasPasal 46 Cukup jelasPasal 47 Cukup jelasPasal 48
Yang dimaksud dengan Pembangunan industri pariwisata adalah upaya terpadu dan sistematik dalam rangka mendorong penguatan struktur industri pariwisata, peningkatan daya saing produk pariwisata, penguatan kemitraan usaha pariwisata, penciptaan kredibilitas bisnis, dan pengembangan tanggung jawab terhadap lingkungan.
Pasal 49 Cukup jelasPasal 50 Cukup jelasPasal 51 Cukup jelasPasal 52 Cukup jelasPasal 53 Huruf a
Cukup Jelas Huruf b
Yang dimaksud dengan kualitas interpretasi adalah kualitas kemampuan manusia, segala bentuk media dan/atau alat yang berfungsi mentrasformasikan nilai kemenarikan DTW kepada wisatawan.
Huruf cCukup jelas
Pasal 54 Cukup jelasPasal 55 Cukup jelasPasal 56 Cukup jelasPasal 57 Cukup jelasPasal 58 Cukup jelasPasal 59 Cukup jelas
Pasal 60 Cukup jelas
24
Pasal 61 Cukup jelasPasal 62
Yang dimaksud dengan “pengembangan manajemen usaha pariwisata yang mengacu pada prinsif ekomoni hijau” adalah pengembangan manajemen dengan pendekatan dalam pembangunan ekonomi yang tidak lagi mengandalkan pembangunan ekonomi berbasis eksploitasi sumber daya alam dan lingkungan yang berlebihan.
Pasal 63 Cukup jelasPasal 64
Yang dimaksud dengan Pembangunan kelembagaan kepariwisataan adalah upaya terpadu dan sistematik dalam rangka pengembangan organisasi kepariwisataan, pengembangan sumber daya manusia pariwisata untuk mendukung dan meningkatkan kualitas pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan kepariwisataan di destinasi pariwisata.
Pasal 65 Cukup jelasPasal 66 Cukup jelasPasal 67 Cukup jelasPasal 68 Cukup jelasPasal 69 Cukup jelasPasal 70 Cukup jelasPasal 71 Cukup jelasPasal 72 Cukup jelasPasal 73 Cukup jelasPasal 74 Cukup jelasPasal 75 Cukup jelasPasal 76 Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR ………………….
25
LAMPIRAN IRANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR ……….TAHUN 2013TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2013-2028
Indikator Sasaran Pembangunan Kepariwisataan Daerah
a. Target Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara dan MancanegaraJenis Wisatawan 2011 2015 2020 2025 2028
Wisatawan Nusantara (Juta) 5,3 7,2 9,5 12,0 13,9 Wisatawan Mancanegara (Juta)
2,6 3,7 4,8 6,0 6,9
b. Lama Tinggal WisatawanJenis Wisatawan 2011 2015 2020 2025 2028
Wisatawan Nusantara (hari) 3,9 4,1 4,5 4,8 5,0Wisatawan Mancanegara (hari)
9,3 9,7 10,1 10,7 11,0
c. Jumlah Pengeluaran WisatawanJenis Wisatawan 2011 2015 2020 2025 2028
Wisatawan Nusantara (Rupiah)
592.000
720.000
920.000 1.170.000
1.355.000
Wisatawan Mancanegara (US$)
154,90 181,20 220,40 268,20 301,70
d. Peningkatan peranserta masyarakat lokal dalam kepariwisataan
(1) Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Tahun 2011 2015 2020 2025 2028
Penyerapan Tenaga kerja(jiwa)
2.204.874 2.481.605 2.876.860 3.335.070 3.644.321
(2) Jumlah Akomodasi Pariwisata (Pondok Wisata)Tahun 2011 2015 2020 2025 2028
Pondok Wisata (unit) 1.016 1.190 1.445 1.760 1.980
(3) Jumlah Restoran/Rumah MakanTahun 2011 2015 2020 2025 2028
Restoran/Rumah Makan (unit) 1.645 1.710 1.800 1.890 1.950
e. Peningkatan Produk Domestik Regional Bruto dari Sektor Pariwisata
PDRB BaliHarga
Berlaku(Rp juta)
2011 2015 2020 2025 2028
73.478,16 107.579,37 173.257,66 279.033,19
371.393,18
f. Penurunan Kesenjangan Pendapatan per Kapita antar Kelompok Masyarakat
26
(Koefisien Gini)
Koefisien Gini 2011 2015 2020 2025 20280.31 0.29 0.26 0.24 0.22
GUBERNUR BALI,
MADE MANGKU PASTIKA
27
LAMPIRAN IIRANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR ……….TAHUN 2013TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2013-2028
Sebaran perwilayahan Kawasan Pariwisata dan KDTWKa. Sebaran perwilayahan Kawasan Pariwisata
28
DESA/ LUAS KABUPATEN/KELURAHAN (Ha) KOTA
Benoa 2,928 Kuta Selatan BadungTanjung Benoa 239 Kuta Selatan BadungJ imbaran 2,050 Kuta Selatan BadungUngasan 1,499 Kuta Selatan BadungPecatu 2,641 Kuta Selatan BadungKutuh 656 Kuta Selatan BadungSub Total 1 10,013 Kuta 882 Kuta BadungLegian 305 Kuta BadungSeminyak 206 Kuta BadungKerobokan Kelod 526 Kuta Utara BadungKerobokan 542 Kuta Utara BadungCanggu 523 Kuta Utara BadungTibubeneng 650 Kuta Utara BadungPererenan 446 Mengwi BadungMunggu 549 Mengwi BadungCemagi 358 Mengwi BadungSub Total 2 4,987 Tuban 268 Kuta BadungKedonganan 91 Kuta BadungSub Total 3 359 Sanur Kaja 269 Denpasar Selatan DenpasarSanur Kauh 382 Denpasar Selatan DenpasarSanur 402 Denpasar Selatan DenpasarSerangan 481 Denpasar Selatan DenpasarKesiman Petilan 190 Denpasar Timur DenpasarSub Total 4 1,724 DenpasarUbud 732 Ubud GianyarMelinggih Kaja 487 Payangan GianyarMelinggih Kelod 462 Payangan GianyarKedewatan 435 Ubud GianyarPeliatan 493 Ubud GianyarMas 465 Ubud GianyarPetulu 233 Ubud GianyarLod Tunduh 627 Ubud GianyarSayan 578 Ubud GianyarSingakerta 675 Ubud GianyarKliki 452 Tegallalang GianyarTegallalang 782 Tegallalang GianyarPuhu 1,291 Payangan GianyarSub Total 5 7,712 Candraasri 360 Sukawati GianyarKetewel 675 Sukawati GianyarSukawati 735 Sukawati GianyarSaba 660 Blahbatuh GianyarPering 632 Blahbatuh GianyarKeramas 472 Blahbatuh GianyarMedahan 391 Blahbatuh GianyarLebih 205 Gianyar GianyarSiut (Tulikup) 447 Gianyar GianyarSub Total 6 4,577 Lalanglinggah 2,014 Selemadeg Barat TabananAntap 873 Selemadeg TabananBrembeng 587 Selemadeg TabananBeraban 199 Selemadeg Timur TabananTegalmengkeb 549 Selemadeg Timur TabananKalating 315 Kerambitan TabananTibubiu 158 Kerambitan TabananSub Total 7 4,695 Kalibukbuk 263 Buleleng BulelengPemaron 146 Buleleng BulelengTukad Mungga 148 Buleleng BulelengAnturan 247 Buleleng BulelengKaliasem 628 Banjar BulelengTemukus 491 Banjar BulelengTigawasa 1,590 Banjar BulelengSub Total 8 3,513
KAWASAN PARIWISATA
4 Sanur
5 Ubud
WILAYAH KECAMATAN
1 Nusa Dua
NO
Tuban 3
Kalibukbuk
6 Lebih
7 Soka
2 Kuta
8
b. Sebaran perwilayahan KDTWK
29
DESA/ LUAS KABUPATEN/KELURAHAN (Ha) KOTA
Penyabangan 1,949 Gerokgak BulelengBanyupoh 2,162 Gerokgak BulelengPemuteran 3,033 Gerokgak BulelengSumberkima 3,020 Gerokgak BulelengPejarakan 3,860 Gerokgak BulelengSub Total 9 14,024 Baluk 1,055 Negara JembranaBanyubiru 939 Negara JembranaTukadaya 1,848 Negara JembranaTuwed 790 Negara JembranaSub Total 10 4,632 Perancak 374 Negara JembranaAir Kuning 271 Negara JembranaYeh Kuning 421 Negara JembranaPenyaringan 5,112 Mendoyo JembranaDelod Berawah 269 Mendoyo JembranaYeh Embang Kangin 4,579 Mendoyo JembranaYeh Sumbul 4,280 Mendoyo JembranaMedewi 677 Pekutatan JembranaPulukan 3,448 Pekutatan JembranaSub Total 11 19,431 Suana 1,042 Nusa Penida Klungkung Batununggul 1,345 Nusa Penida KlungkungPed 2,115 Nusa Penida KlungkungToyakapeh 65 Nusa Penida KlungkungSakti 1,316 Nusa Penida KlungkungLembongan 615 Nusa Penida KlungkungJungutbatu 297 Nusa Penida KlungkungSub Total 12 6,795 Antiga Kelod 453 Manggis KarangasemAntiga 883 Manggis KarangasemPadangbai 360 Manggis KarangasemUlakan 598 Manggis KarangasemManggis 985 Manggis KarangasemSengkidu 222 Manggis KarangasemNyuh Tebel 202 Manggis KarangasemBugbug 887 Karangasem KarangasemPertima 801 Karangasem KarangasemSubagan 1,201 Karangasem KarangasemSub Total 13 6,592 Karangasem 1,068 Karangasem KarangasemTumbu 400 Karangasem KarangasemSeraya Barat 948 Karangasem KarangasemSeraya 1,398 Karangasem KarangasemSeraya Timur 836 Karangasem KarangasemSub Total 14 4,650 Baturinggit 1,825 Kubu KarangasemKubu 1,215 Kubu KarangasemDukuh 2,207 Kubu KarangasemTulamben 2,915 Kubu KarangasemCulik 365 Abang KarangasemDatah 3,674 Abang KarangasemLabasari 414 Abang KarangasemPurwakerti 449 Abang KarangasemBunutan 2,959 Abang KarangasemSub Total 15 16,023 Tembok 1,081 Tejakula BulelengSambirenteng 94 Tejakula BulelengPenuktukan 625 Tejakula BulelengLes 769 Tejakula BulelengBondalem 669 Tejakula BulelengTejakula 1,396 Tejakula BulelengJulah 470 Tejakula BulelengSembiran 1,779 Tejakula BulelengPacung 666 Tejakula BulelengBukti 625 Kubutambahan BulelengSub Total 16 8,174
117,901 Sumber : Materi Teknis RTRWP Bali, 2009-2029
9 Batuampar
NO
Candikusuma
11
TOTAL KAWASAN PARIWISATA
14 Ujung
15 Tulamben
WILAYAH KECAMATAN
16 Air Sanih
Nusa Penida
13 Candidasa
12
Perancak
KAWASAN PARIWISATA
10
c. Sebaran DTW di Luar Kawasan Pariwisata dan KDTWK
30
31
d. Peta Kawasan Pariwisata dan KDTWK
GUBERNUR BALI,
MADE MANGKU PASTIKA
LAMPIRAN IIIRANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR ……….TAHUN 2013TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2013-2028
Arahan Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi Bali
1. Arah Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata
Kawasan Pariwisata dan KDTWKStrategi: Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kawasan Pariwisata dan KDTWK
No Program Rencana Aksi Jangka WaktuPelaksana/
Penanggung Jawab1 Penyusunan rencana induk
pembangunan Kawasan Pariwisata
Melakukan kajian akademis bahan workshop penyusunan rencana induk pembangunan kawasan pariwisata dengan melibatkan para ahli.
Workshop penyusunan rencana induk pembangunan kawasan pariwisata dengan melibatkan stakholders.
Sosialisasi draft rencana induk pembangunan kawasan pariwisata ke kabupaten/kota.
Jangka Pendek
Jangka Pendek
Jangka Pendek
Dinas Pariwisata Provinsi Bali
Dinas Pariwisata Provinsi Bali
Dinas Pariwisata Provinsi Bali
2 Penyusunan rencana induk pembangunan KDTWK
Melakukan kajian akademis bahan workshop penyusunan rencana induk pembangunan KDTWK dengan melibatkan para ahli.
Workshop penyusunan rencana induk pembangunan KDTWK melibatkan stakeholders
Jangka Pendek
Jangka Pendek
Dinas Pariwisata Provinsi Bali
Dinas Pariwisata Provinsi Bali
Dinas Pariwisata Provinsi Bali
32
Sosialisasi draft rencana induk pembangunan KDTWK ke masing2 kabupaten/kota.
Jangka Pendek
Strategi: Penyusunan Rencana Detail Pembangunan Kawasan Pariwisata dan KDTWK
No Program Rencana Aksi Jangka Waktu Pelaksana/Penanggung Jawab
1 Penyusunan rencana detail pembangunan Kawasan Pariwisata
Melakukan kajian akademis bahan workshop rencana detail pembangunan kawasan pariwisata dengan melibatkan para ahli
Workshop penyusunan rencana detail pembangunan kawasan pariwisata dengan melibatkan stakeholders
Sosialisasi draft rencana detail pembangunan kawasan pariwisata ke masing2 kabupaten/kota
Jangka Pendek
Jangka Pendek
Jangka Pendek
Dinas Pariwisata Provinsi Bali
Dinas Pariwisata Provinsi Bali
Dinas Pariwisata Provinsi Bali
2 Penyusunan rencana detail pembangunan KDTWK
Melakukan kajian akademis bahan workshop rencana detail pembangunan KDTWK dengan melibatkan para ahli
Workshop penyusunan rencana detail pembangunan KDTWK dengan melibatkan stakeholders
Sosialisasi draft rencana detail pembangunan KDTWK ke masing2 kabupaten/kota
Jangka Pendek
Jangka Pendek
Jangka Pendek
Dinas Pariwisata Provinsi Bali
Dinas Pariwisata Provinsi Bali
Dinas Pariwisata Provinsi Bali
33
Strategi: Pengendalian Implementasi Pembangunan dan Rencana Detail Pembangunan Kawasan Pariwisata dan KDTWK.
No Program Rencana Aksi Jangka WaktuPelaksana/
Penanggung Jawab1 Pengendalian implementasi
pembangunan dan rencana detail pembangunan Kawasan Pariwisata dan KDTWK
Penyusunan dasar hukum BP3D
Pembentukan BP3D
Operasional BP3D
Jangka Menengah
Jangka Menengah
Jangka Menengah
Dinas Pariwisata Provinsi Bali Dinas Pariwisata Provinsi Bali BP3D
Daya Tarik Wisata Strategi: Perintisan dan Pengembangan Daya Tarik Wisata
No Program Rencana Aksi Jangka WaktuPelaksana/
Penanggung Jawab1 Mengembangkan daya tarik
wisata baru yang potensial di destinasi pariwisata yang belum berkembang
Mengidentifikasi daya tarik wisata baru yang potensial
Mengembangkan daya tarik wisata baru yang potensial
Jangka Menengah
Menengah
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Industri pariwisata
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Industri Pariwisata
2 Memperkuat upaya pengelolaan potensi kepariwisataan dan lingkungan dalam mendukung upaya perintisannya.
Menyusun upaya pengelolan potensi kepariwisataan
Memperkuat upaya pengelolaan potensi kepariwisataan dan lingkungan dalam mendukung upaya perintisannya.
Jangka Panjang
Jangka Menengah
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, stakeholders Dinas Pariwisata Provinsi Bali, masyarakat ,Industri Pariwisata
34
Strategi: Strategi Peningkatkan Pembangunan Daya Tarik Wisata
No Program Rencana Aksi Jangka WaktuPelaksana /
Penanggung Jawab1 Mengembangkan inovasi
manajemen produk dan kapasitas daya tarik wisata untuk mendorong akselerasi perkembangan destinasi pariwisata daerah.
Menyusun manajemen produk dan kapasitas daya tarik wisata
Mengembangkan inovasi manajemen produk dan kapasitas daya tarik wisata untuk mendorong akselerasi perkembangan destinasi pariwisata daerah
Jangka Menengah
Jangka Panjang
Stakeholders
Stakeholders
2 Memperkuat upaya konservasi potensi kepariwisataan dan lingkungan dalam mendukung intensifikasi daya tarik wisata.
Mengidentifikasi upaya konservasi potensi kepariwisataan dan lingkungan
Memperkuat upaya konservasi potensi kepariwisataan dan lingkungan dalam mendukung intensifikasi daya tarik wisata.
Jangka Menengah
Jangka Panjang
Stakeholders
Stakeholders
Strategi: Strategi Pemantapan Daya Tarik Wisata
No Program Rencana Aksi Jangka WaktuPelaksana /
Penanggung Jawab1 Mengembangkan
diversifikasi nilai daya tarik wisata dalam berbagai tema terkait
Kajian pengembangan diversifikasi nilai daya tarik wisata dalam berbagai tema terkait
Pelatihan pengembangan
Jangka Menengah
Dinas Pariwisata Provinsi Bali
35
diversifikasi nilai daya tarik wisata dalam berbagai tema terkait
Jangka menengah Dinas Pariwisata Provinsi Bali
2 Memperkuat upaya penataan ruang wilayah dan konservasi potensi kepariwisataan dan lingkungan dalam mendukung diversifikasi daya tarik wisata.
Menyusun upaya penataan ruang wilayah dan konservasi potensi kepariwisataan dan lingkungan dalam mendukung diversifikasi daya tarik wisata.
Memperkuat upaya penataan ruang wilayah dan konservasi potensi kepariwisataan dan lingkungan dalam mendukung diversifikasi daya tarik wisata.
Jangka Menengah
Jangka Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali
Dinas Pariwisata Provinsi Bali
Strategi: Strategi revitalisasi daya tarik wisata
No Program Rencana Aksi Jangka WaktuPelaksana /
Penanggung Jawab1 Revitalisasi struktur,
elemen dan penggerak kegiatan kepariwisataan di daya tarik wisata;
Kajian revitalisasi struktur, elemen dan aktivitas penggerak kegiatan kepariwisataan di daya tarik wisata;
Pelatihan revitalisasi struktur, elemen dan aktivitas yang menjadi penggerak kegiatan kepariwisataan pada daya tarik wisata;
Jangka Menengah
Jangka Menengah
Dinas Pariwisata Provinsi Bali
Dinas Pariwisata Provinsi Bali
2 Memperkuat upaya penataan ruang wilayah dan konservasi potensi
Penyusunan Ripparda kabupaten /kota.
Jangka Pendek Bupati / Walikota
Bupati/ walikota
36
kepariwisataan dan lingkungan dalam mendukung revitalisasi daya tarik dan kawasan di sekitarnya.
Penyusunan peraturan terkait dengan ripparda di tingkat Kabupaten/Kota
Penegakan hukum peraturan terkait Ripparda Kabupaten / Kota
Jangka Pendek
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Bupati/Walikota
Strategi: Strategi penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana transportasi
No Program Rencana Aksi Jangka WaktuPelaksana /
Penanggung Jawab1 Meningkatkan
ketersediaan, kapasitas dan keragaman sarana transportasi yang aman dan nyaman sebagai sarana pergerakan wisatawan menuju destinasi dan pergerakan wisatawan di Kawasan Pariwisata dan KDTWK sesuai kebutuhan dan perkembangan pasar;
Studi ketersediaan, kapasitas dan keragaman sarana transportasi yang aman dan nyaman sebagai sarana pergerakan wisatawan menuju destinasi dan pergerakan wisatawan di Kawasan Pariwisata dan KDTWK sesuai kebutuhan dan perkembangan pasar
Meningkatkan ketersediaan, kapasitas dan keragaman sarana transportasi yang aman dan nyaman sebagai sarana pergerakan wisatawan menuju destinasi dan pergerakan wisatawan di Kawasan Pariwisata dan KDTWK sesuai kebutuhan dan perkembangan pasar;
Jangka Pendek
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali
Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali
37
2 Meningkatkan keterjangkauan, ketersediaan, kapasitas dan kualitas prasarana transportasi pada lokasi-lokasi strategis di Kawasan Pariwisata dan KDTWK sesuai kebutuhan dan perkembangan pasar.
Studi keterjangkauan, ketersediaan, kapasitas dan kualitas prasarana transportasi pada lokasi-lokasi strategis di Kawasan Pariwisata dan KDTWK sesuai kebutuhan dan perkembangan pasar.
Meningkatkan keterjangkauan, ketersediaan, kapasitas dan kualitas prasarana transportasi pada lokasi-lokasi strategis di Kawasan Pariwisata dan KDTWK sesuai kebutuhan dan perkembangan pasar.
Jangka Pendek
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali
Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali
Strategi: Strategi peningkatan kemudahan mendapatkan informasi aksesibilitas kepariwisataan
No Program Rencana Aksi Jangka WaktuPelaksana /
Penanggung Jawab1 Mengembangkan dan/atau
meningkatkan ketersediaan informasi pelayanan transportasi berbagai jenis moda dari pintu gerbang wisata ke Kawasan Pariwisata dan KDTWK;
Melakukan kajian Identifikasi ketersediaan informasi pelayanan transportasi berbagai jenis moda dari pintu gerbang wisata ke Kawasan Pariwisata dan KDTWK;
Mengembangkan dan/atau meningkatkan ketersediaan
Jangka pendek
Jangka Pendek, Jangka Menengah,
Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali/Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Dinas Perhubungan, Informasi dan
38
informasi pelayanan transportasi berbagai jenis moda dari pintu gerbang wisata ke Kawasan Pariwisata dan KDTWK;
dan Jangka Panjang Komunikasi Provinsi Bali, Industri Pariwisata, Organda, Pawiba
2 Mengembangkan dan/atau meningkatkan kemudahan reservasi berbagai jenis moda transportasi;
Melakukan kajian reservasi berbagai jenis moda transportasi;
Mengembangkan dan/atau meningkatkan kemudahan reservasi berbagai jenis moda transportasi;
Jangka Pendek
Jangka Pendek, Menengah, dan Panjang
Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali
Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali, Organda, Pawiba
3 Meningkatkan kemudahan akses terhadap informasi berbagai jenis moda transportasi dalam rangka perencanaan perjalanan wisata.
Penyusunan rencana perjalanan wisata.
Meningkatkan kemudahan akses terhadap informasi berbagai jenis moda transportasi dalam rangka perencanaan perjalanan wisata.
Jangka Pendek
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali
Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Provinsi, Organda, Pawiba
Strategi: Strategi pemanfaatan media cetak dan elektronik dalam pengembangan informasi aksesibilitas kepariwisataan
No Program Rencana Aksi Jangka WaktuPelaksana /
Penanggung Jawab1 Mengembangkan
ketersediaan informasi yang aktual melalui media
Kajian ketersediaan informasi aksesibilitas kepariwisataan
Jangka pendek Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Dinas Perhubungan, Informasi dan
39
cetak dan elektronik; Mengembangkan ketersediaan
informasi yang aktual melalui media cetak dan elektronik.
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Komunikasi Provinsi
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali dan media masa
2 Meningkatkan kuantitas dan kualitas ketersediaan sarana dan prasarana media informasi kepariwisataan.
Identifikasi kuantitas dan kualitas ketersediaan sarana dan prasarana media informasi kepariwisataan.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas ketersediaan sarana dan prasarana media informasi kepariwisataan.
Jangka Pendek
Jangka Pendek, Menengah, dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali, Industri Pariwisata, Media Masa
Pariwisata/Travel Agent, Media Masa
Strategi: Strategi peningkatan regulasi sistem pelayanan transportasi kepariwisataan daerah
No Program Rencana Aksi Jangka WaktuPelaksana /
Penanggung Jawab1 Penataan alur dan trayek
transportasi yang mendukung kepariwisataan melalui penyusunan dan penyempurnaan regulasi sistem transportasi kepariwisataan daerah;
SWOT penataan alur dan trayek transportasi yang mendukung kepariwisataan
Penataan alur dan trayek transportasi yang mendukung
Jangka Pendek
Jangka Pendek
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali
Dinas Perhubungan, Informasi dan
40
kepariwisataan melalui penyusunan dan penyempurnaan regulasi sistem transportasi kepariwisataan daerah;
Komunikasi Provinsi Bali , Organda, Pawiba, dll.
2 Penerapan dan penegakan regulasi sistem transportasi kepariwisataan daerah.
Penerapan dan penegakan regulasi sistem transportasi kepariwisataan daerah.
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali, Kesatuan Polisi Pamong Praja Provinsi Bali.
Strategi: Strategi untuk peningkatan kemampuan sumber daya manusia pengelola transportasi yang mendukung pembangunan kepariwisataan
No Program Rencana Aksi Jangka WaktuPelaksana /
Penanggung Jawab1 Peningkatan kemampuan
ketrampilan pengelola kepariwisataan melalui kursus dan magang.
Peningkatan kemampuan ketrampilan pengelola kepariwisataan melalui kursus dan magang.
Jangka Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali
41
2. Arah Kebijakan Pembangunan Pemasaran
Strategi: Strategi pengembangan pemasaran destinasi
No Program Rencana Aksi Jangka WaktuPelaksana /
Penanggung Jawab1 Pencitraan destinasi
Pariwisata Perbaikan kualitas destinasi
melalui monev DMOJangka Pendek dan Menengah
Dinas Pariwisata Provinsi Bali
2 Pemasaran yang bertanggung jawab
Pemasaran yang bertanggung jawab melalui infromasi yang jujur
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, industri Pariwisata
3 Pengembangan produk cinderamata
Pelatihan dan pembinaan keterampilan cinderamata
Jangka menengah Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali
4 Pemberdayaan masyarakat di lokasi wisata
Pelatihan capacity building Jangka menengah Dinas Pariwisata Provinsi Bali
5 Pengembangan usaha pariwisata
Pelatihan wirausaha pariwisata
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali
6 Pengembangan daya tarik wisata termasuk kegiatan penunjangnya seperti kegiatan hiburan dan wisata kuliner
Pengembangan daya tarik wisata termasuk kegiatan penunjangnya seperti kegiatan hiburan dan wisata kuliner
Jangka Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Industri pariwisata
7 Meningkatkan keamanan destinasi wisata
Pelatihan emergency preparadness and response
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Dinas Tenaga Kerja dan transmigrasi Provinsi Bali
8 Pembentukan kelembagaan
Pembentukan kelembagaan kepariwisataan
Jangka pendek Dinas Pariwisata Provinsi Bali, GIPPI
42
kepariwisataan Bali9 Standarisasi fasilitas
akomodasi dan pendukung pariwisata
Penetapan standar & standarisasi fasilitas akomodasi dan pendukung pariwisata
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, lembaga standardisasi dan sertifikasi
10 Meningkatkan kegiatan promosi melalui berbagai media cetak, elektronik dan ekshibisi
Kegiatan promosi melalui berbagai media cetak, elektronik dan ekshibisi
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
BPPI Bali dan Industri Pariwisata
11 Pendataan dan pemetaan seluruh potensi pariwisata serta menentukan prioritas pengembangannya
Pendataan dan pemetaan seluruh potensi pariwisata serta menentukan prioritas pengembangannya
Jangka pendek Dinas Pariwisata Provinsi Bali
12 Pengembangan SDM pariwisata dari sisi jumlah dan kualitas dalam upaya meningkatkan pelayanan terhadap wisatawan
Pelatihan & sertifikasi SDM pariwisata
Jengka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, HPI, Gahawisri, Lembaga sertifikasi
13 Pembuatan paket wisata “Bali and Beyond” dengan berbagai alternatif paket wisata di wilayah nusantara, dan Bali sebagai pusat distribusi wisatawan ke berbagai wilayah nusantara
Pembuatan paket wisata “Bali and Beyond” dengan berbagai alternatif paket wisata di wilayah nusantara
Jangka pendek dan Menengah
Industri Pariwisata
14 Meningkatkan jalur penerbangan (dan jalur pelayaran) ke dan dari Denpasar ke destinasi wisata Indonesia bagian timur
Pembukaan jalur penerbangan (dan jalur pelayaran) baru ke dan dari Denpasar ke destinasi wisata Indonesia bagian timur.
Jangka Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Dinas Perhubungan Indormasi dan Komunikasi Provinsi Bali
43
Strategi pengembangan pasar
No Program Rencana Aksi Jangka WaktuPelaksana /
Penanggung Jawab1 Pemeliharaan dan
pemantapan pasar-pasar utama;
Pemeliharaan dan pemantapan pasar-pasar utama;
Jangka Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Industri Pariwisata
2 Pemantapan segmen pasar wisatawan berkualitas (quality tourism);
Promosi pariwisata; Jangka pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Industri Pariwisata
3 Pencarian segmen-segmen pasar wisatawan minat khusus (special interest tourism);
Promosi segmen-segmen pasar wisatawan minat khusus (special interest tourism);
Jangka Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Industri Pariwisata,
4 Pembentukan kelembagaan; Pembentukan kelembagaan; Jangka Pendek dan Menengah
Dinas Pariwisata Provinsi Bali,Industri Pariwisata
5 Pengembangan informasi pasar dan investasi pariwisata;
Pengembangan informasi pasar dan investasi pariwisata;
Jangka Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali
6 Meningkatkan pola-pola perjalanan wisatawan mancanegara dan nusantara;
Promosi pola-pola perjalanan wisatawan mancanegara dan nusantara;
Jangka Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali,Industri Pariwisata
7 Sosialisasi pencitraan (Branding) pariwisata Bali dan kabupaten/kota;
Sosialisasi pencitraan (Branding) pariwisata Bali dan kabupaten/kota;
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, stakeholders
8 Revitalisasi dan diversifikasi produk-produk wisata bagi wisman dan wisnus;
Revitalisasi dan diversifikasi produk-produk wisata bagi wisman dan wisnus;
Jangka Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Industri Pariwisata
9 Pemberian insentif khusus wisata bagi wisman dan
Pemberian insentif khusus wisata bagi wisman dan
Jangka Pendek Pemerintah
44
wisnus; wisnus;
11 Akselerasi program-program promosi wisman secara lebih terfokus;
Bantuan akselerasi program-program promosi wisman secara lebih terfokus;
Jangka Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali
12 Akselerasi pergerakan wisatawan mancanegara dan nusantara;
Promosi pariwisata; Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Industri Pariwisata dan
13 Pengembangan program pemasaran dan promosi untuk meningkatkan relung pasar (niche market) wisatawan minat khusus; dan
Pengembangan program pemasaran dan promosi untuk meningkatkan relung pasar (niche market) wisatawan minat khusus; dan
Jangka Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Industri Pariwisata
14 Meningkatkan target dan memperluas segmen wisatawan mancanegara dan nusantara yang potensial.
Meningkatkan target dan memperluas segmen wisatawan mancanegara dan nusantara yang potensial.
Jangka Panjang Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Industri Pariwisata
Strategi pengembangan kemitraan pemasaran pariwisata
No Program Rencana Aksi Jangka WaktuPelaksana /
Penanggung Jawab1 Melakukan promosi dengan
tema Back to Nature (ecotourism) dan Family Holiday (wisata belanja dan kuliner), Go Green and Go Organic
Melakukan promosi dengan tema tertentu, misalnya Back to Nature (ecotourism) dan Family Holiday (wisata belanja dan kuliner), Go Green and Go Organic untuk menyerap relung pasar ecotourism dan wisata keluarga.
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Industri Pariwisata dan GIPI
2 Menjalin kerjasama dengan tour operator yang ada di beberapa negara yang saat ini yang belum menjadi
Menjalin kerjasama dengan tour operator yang ada di beberapa negara yang saat ini yang belum menjadi pasar
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Industri Pariwisata
45
pasar utama pariwisata Bali utama pariwisata Bali dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian negara tersebut.
3 Memperbanyak kegiatan (event) di kabupaten/kota di Bali.
Memperbanyak kegiatan (event) di kabupaten/kota di Bali.
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Bupati, Desa/Lurah
4 Mengembangkan wisata petualangan (adventure tourism) dengan memanfaatkan kondisi alam yang berpegunungan, dan memiliki danau, sungai dan laut.
Mengembangkan wisata petualangan (adventure tourism) dengan memanfaatkan kondisi alam yang berpegunungan, dan memiliki danau, sungai dan laut.
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Industri Pariwisata
5 Mengembangkan wisata MICE dengan memanfaatkan posisi Bali sebagai salah satu destinasi wisata dunia.
Mengembangkan wisata MICE dengan memanfaatkan posisi Bali sebagai salah satu destinasi wisata dunia.
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali,Industri Pariwisata dan Pemerintah
Strategi peningkatan promosi
No Program Rencana Aksi Jangka WaktuPelaksana /
Penanggung Jawab1 Paket produk pariwisata
dengan harga yang bersaing;
Penjualan paket produk pariwisata dengan harga yang bersaing;
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Industri Pariwisata
2 Promosi dan pengembangan melalui tema tertentu;
Menggelar Bali Travel Mart; Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Industri Pariwisata,
3 Promosi bersama antar pemangku kepentingan pariwisata;
Promosi bersama antar pemangku kepentingan pariwisata;
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali,Industri Pariwisata,
4 Peningkatan partisipasi dalam event pariwisata di
Mengikuti Travel Mart/Pameran Pariwisata di
Jangka Pendek, Menengah dan
Dinas Pariwisata Provinsi Bali,Industri
46
wilayah lain; negara lainnya; Panjang Pariwisata5 Melakukan kerjasama
dengan perusahaan penerbangan untuk menjual paket wisata dengan 6potongan harga tiket penerbangan bagi wisman dan wisnus pada musim-musim sepi wisatawan (low season);
Melakukan kerjasama dengan perusahaan penerbangan untuk menjual paket wisata dengan potongan harga tiket penerbangan bagi wisman dan wisnus pada musim-musim sepi wisatawan (low season);
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali,Industri Pariwisata dan Pemerintah
6 Optimaliasasi pemanfaatan media komunikasi (cetak/elektronik); dan
Optimaliasasi pemanfaatan media komunikasi (cetak/elektronik);
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Industri Pariwisata
7 Penyediaan informasi pariwisata di berbagai tempat strategis.
Penyediaan informasi pariwisata di berbagai tempat strategis.
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali,Stakeholder
3. Arah kebijakan Pembangunan Industri Pariwisata
Strategi: Strategi peningkatan kualitas dan pengembangan keragaman usaha daya tarik wisata
No Program Rencana Aksi Jangka WaktuPelaksana /
Penanggung Jawab1 Meningkatkan dan
mengembangkan manajemen atraksi;
Pelatihan peningkatan dan pengembangan manajemen atraksi;
Jangka Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Industri Pariwisata
2 Meningkatkan perbaikan dan kualitas interpretasi;
Pelatihan peningkatkan kualitas interpretasi atas atraksi wisata;
Jangka Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali ,HPI
3 Meningkatkan dan menguatkan kualitas, keragaman dan pengemasan
Pelatihan peningkatan kualitas, keragaman dan pengemasan produk wisata.
Jangka Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
47
produk wisata.
Strategi: Strategi peningkatan kapasitas dan kualitas layanan sistem transportasi
No Program Rencana Aksi Jangka WaktuPelaksana /
Penanggung Jawab1 Peningkatan infrastruktur
pariwisata; Perbaikan jalan akses dan
toilet umum;Jangka Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Dinas Pekerjaan Umum.
2 Penyediaan informasi petunjuk arah ke destinasi pariwisata; dan
Penyediaan informasi petunjuk arah ke destinasi pariwisata; dan
Jangka Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Dinas Perhubungan Indormasi dan Komunikasi Provinsi Bali,Stakeholders pariwisata
3 Peningkatan etika bisnis dalam pelayanan usaha transportasi pariwisata.
Peningkatan etika bisnis dalam pelayanan usaha transportasi pariwisata.
Jangka Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Pawiba, Organda,
Strategi pengembangan manajemen usaha pariwisata
No Program Rencana Aksi Jangka WaktuPelaksana /
Penanggung Jawab1 Mendorong tumbuhnya
ekonomi hijau di sepanjang mata rantai usaha pariwisata
Mendorong sertifikasi green tourism
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali,
2 Mengembangkan skema-skema manajemen usaha pariwisata yang peduli
Mengembangkan skema-skema manajemen usaha pariwisata yang peduli
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Industri Pariwisata,
48
terhadap pelestarian lingkungan dan budaya.
terhadap pelestarian lingkungan dan budaya.
4. Arah kebijakan Pembangunan Kelembagaan Pariwisata
Strategi pengembangan dan penguatan organisasi kepariwisataan yang menangani bidang pemasaran pariwisata
No Program Rencana Aksi Jangka WaktuPelaksana /
Penanggung Jawab1 Meningkatkan dan menguatkan
struktur dan fungsi organisasi bidang pemasaran di tingkat pemerintah; dan
Melaksanakan pelatihan bidang pemasaran di tingkat pemerintah;
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali,
2 Meningkatkan dan mengembangkan fasilitas operasionalisasi BPPD Bali secara sinergis dan berkelanjutan.
Meningkatkan dan mengembangkan fasilitas operasionalisasi BPPD Bali secara sinergis dan berkelanjutan
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, BPPD Bali
Strategi pengembangan dan penguatan organisasi kepariwisataan yang menangani bidang industri pariwisata
No Program Rencana Aksi Jangka WaktuPelaksana /
Penanggung Jawab1 Mengembangkan dan
menguatkan organisasi Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Bali (GIPI Bali)
Mengembangkan dan menguatkan organisasi Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Bali (GIPI Bali);
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, GIPI Bali
2 Mengembangkan koordinasi, integrasi dan sinergi dalam pembangunan kepariwisataan daerah.
Mengembangkan koordinasi, integrasi dan sinergi dalam pembangunan kepariwisataan daerah.
Jangka Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, GIPI Bali
49
Strategi pengembangan dan penguatan organisasi kepariwisataan yang menangani bidang destinasi pariwisata
No Program Rencana Aksi Jangka WaktuPelaksana /
Penanggung Jawab1 Mendukung operasional
organisasi dalam pengembangan destinasi untuk mencapai kepariwisataan berkelanjutan;
Mendukung operasional organisasi dalam pengembangan destinasi untuk mencapai kepariwisataan berkelanjutan;
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Stakeholders
2 Mengembangkan koordinasi,integrasi dan sinergi dalam pembangunan kepariwisataan daerah untuk meminimalkan dampak negatif pembangunan kepariwisataan.
Mengembangkan koordinasi, integrasi dan sinergi dalam pembangunan kepariwisataan
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Stakeholders
Strategi untuk peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM Pariwisatadi lingkungan Pemerintahan Daerah
No Program Rencana Aksi Jangka WaktuPelaksana /
Penanggung Jawab1 Mengembangkan dan
meningkatkan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil, khususnya di bidang kepariwisataan; dan
Mengikutsertakan PNS, khususnya di bidang kepariwisataan dalam seminar pelatihan dan lokakarya
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali,
2 Mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola pendidikan dan pelatihan di bidang kepariwisataan.
Menyertakan pimpinan/ pengelola lembaga kepariwisataan dalam seminar, pelatihan, studi lanjut, atau magang.
Jangka Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, industri pariwisata
50
Strategi peningkatan kualitas SDM Pariwisatadi lingkungan swasta dan masyarakat
No Program Rencana Aksi Jangka WaktuPelaksana /
Penanggung Jawab1 Meningkatkan profesionalisme
sumber daya manusia di bidang kepariwisataan melalui standarisasi dan sertifikasi;
Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia di bidang kepariwisataan melalui standarisasi dan sertifikasi;
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, lembaga berkaitan dg kepariwisataan
2 Meningkatkan kemampuan kewirausahaan di bidang kepariwisataan
Melaksanakan pelatihan kewirausahaan di bidang kepariwisataan
Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
Dinas Pariwisata Provinsi Bali Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Perguruan tinggi
GUBERNUR BALI,
MADE MANGKU PASTIKA
51
52