rencana kerja pemerintah daerah kabupaten pinrang tahun...
TRANSCRIPT
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 1
REVISI
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN PINRANG TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM); dan Rencana Pembangunan Tahunan atau Rencana
Kerja Pemerintah (RKP). Amanat undang-undang tersebut dijabarkan ke
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, tata
cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah.
Untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tersebut Pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yang didalamnya
mengatur tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang meliputi RPJPD, RPJMD,
Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD.
Dalam melaksanakan amanat undang-undang, peraturan pemerintah,
serta Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut di atas, Pemerintah Kabupaten
Pinrang telah menyusun dokumen RPJPD Kabupaten Pinrang 2009-2029 yang
ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2009 serta dokumen
RPJMD Tahap II (2014-2019) yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Nomor 2 Tahun 2014.
Mengingat telah ditetapkannya RPJMD tahun 2014-2019 pada bulan
Agustus 2014, secara harus dilakukan penyesuaian-penyesuaian dalam upata
menjaga sinkronisasi dokumen perencanaan untuk tahun 2015 utamanya
dalam penyusunan RKPD 2015 .Dengan demikian sebagaimana amanat dalam
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional maupun Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, RKPD merupakan pedoman bagi penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dimana kebijakan APBD
ditetapkan secara bersama-sama oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 2
(DPRD) dan Pemerintah. Dengan cakupan dan cara penetapan tersebut, RKPD
mempunyai fungsi pokok sebagai berikut :
1. Menjadi acuan bagi seluruh komponen daerah, karena memuat seluruh
kebijakan publik;
2. Menjadi pedoman dalam menyusun APBD, karena memuat arah kebijakan
pembangunan daerah satu tahun; dan
3. Menciptakan kepastian kebijakan, karena merupakan komitmen
Pemerintah Kabupaten Pinrang.
Proses penyusunan RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 dilakukan dengan
memperhatikan berbagai pendekatan perencanaan, yaitu :
1. Perencanaan dari bawah (bottom up)
Perencanaan dari bawah dilaksanakan dengan memperhatikan hasil
kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di
Sulawesi Selatan secara berjenjang, dimulai dari Musrenbang Tingkat Desa/
Kelurahan yang dilaksanakan pada Bulan Januari 2014, Musrenbang
Kecamatan pada Bulan Februari 2014 dan Musrenbang Kabupaten pada
Bulan Maret 2014.Kbijakan yang dilakukan pada Musrenbang tahun 2014
2. Perencanaan dari atas (top down)
Perencanaan dari atas dilakukan dengan mengupayakan sinkronisasi dan
sinergitas kebijakan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan, dan Pemerintah Kabupaten Pinrang, yang tertuang dalam berbagai
dokumen nasional terkait dengan perencanaan pembangunan Tahun 2015.
Sinkronisasi dan sinergitas ditekankan pada aspek tujuan, sasaran, isu
strategis dan prioritas pembangunan.
3. Perencanaan Partisipatif
Perencanaan partisipatif dilakukan dengan mengikutsertakan semua pihak
yang berkepentingan (stakeholders) dalam proses perencanaan
pembangunan, utamanya keikutsertaan dalam Forum Konsultasi Publik,
Forum SKPD dan Musrenbang. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan
aspirasi dan mewujudkan rasa ikut memiliki dari para pemangku
kepentingan. Ikut serta dalam kesempatan tersebut adalah kalangan
Perguruan Tinggi, BUMN/Perusda/BUMD, Perbankan, Organisasi Profesi,
Asosiasi Dunia Usaha dan Organisasi Sosial, Organisasi Kemasyarakatan,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi Wanita, Lembaga
Bentukan Pemerintah Pusat dan Daerah, dan Lembaga Donor.
4. Perencanaan Teknokratik
Perencanaan melalui pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan
menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah. Dalam proses
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 3
penyusunan RKPD Tahun 2015, dimulai dengan penyusunan Rancangan
Awal RKPD Tahun 2015 mencakup berbagai aktivitas antara lain :
a. Pengolahan data dan informasi;
b. Analisis gambaran umum kondisi daerah;
c. Analisis kondisi perekonomian dan keuangan daerah;
d. Evaluasi kinerja pembangunan tahun 2013;
e. Telaah kebijakan Pemerintah;
f. Telaah pokok-pokok pikiran DPRD;
g. Perumusan permasalahan pembangunan daerah;
h. Perumusan rancangan kerangka ekonomi dan kebijakan keuangan
daerah;
i. Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta pagu
indikatif;
j. Perumusan program prioritas dan pagu indikatif;
k. Penyajian dan sosialisasi Rancangan Awal RKPD; dan
l. Penyelarasan rencana program prioritas dan pagu indikatif.
5. Perencanaan Politik
Perencanaan dengan pendekatan politik dilakukan dengan merujuk pada
visi dan misi kepala daerah terpilih yang didukung oleh DPRD. Dukungan
DPRD tercermin antara lain pada saat diselenggarakan Forum Konsultasi
Publik dan Forum SKPD, serta Musrenbang Tahun 2014 dalam rangka
penyusunan RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015. Dalam kesempatan
tersebut telah disampaikan Pokok-Pokok Pikiran DPRD Kabupaten Pinrang
sebagai masukan dalam penyusunan RKPD Tahun 2015. Lebih lanjut,
dokumen RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 dilengkapi dengan Program
dan Kegiatan beserta indikasi pagu untuk masing-masing program.
RKPD sebagaimana dimaksud di atas, disusun dengan tahapan sebagai
berikut:
a. persiapan penyusunan RKPD;
b. penyusunan rancangan awal RKPD;
c. penyusunan rancangan RKPD;
d. pelaksanaan musrenbang RKPD;
e. perumusan rancangan akhir RKPD; dan
f. penetapan RKPD.
Tahapan persiapan penyusunan RKPD meliputi: pembentukan Tim
Penyusun RKPD, orientasi mengenai RKPD, penyusunan agenda kerja, serta
penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 4
Perumusan rancangan awal RKPD merupakan awal dari seluruh proses
penyusunan rancangan RKPD untuk memberikan panduan kepada seluruh
SKPD untuk menyusun rancangan Renja SKPD dan berfungsi sebagai koridor
perencanaan pembangunan daerah dalam kurun waktu 1 (satu) tahun yang
disusun menggunakan pendekatan teknokratis dan partisipatif.
Setelah rancangan awal RKPD dibuat, tahap selanjutnya adalah
merumuskan dokumen tersebut menjadi rancangan RKPD. Perumusan
Rancangan RKPD pada dasarnya adalah memadukan materi pokok yang telah
disusun dalam rancangan awal RKPD provinsi dengan rancangan Renja SKPD
dan mensinkronkannya dengan kebijakan nasional/provinsi tahun rencana.
Dengan demikian, penyusunan rancangan RKPD bertujuan untuk
menyempurnakan rancangan awal melalui proses pengintegrasian dan
harmonisasi program dan kegiatan prioritas yang tercantum dalam rancangan
Renja SKPD serta untuk mensinergikan terhadap prioritas dan sasaran
pembangunan nasional dan provinsi.
Evaluasi Rancangan Awal RKP dan RKPD Provinsi ini merupakan bagian
dari proses identifikasi kebijakan nasional dan Provinsi yang digunakan untuk
melengkapi analisis dan evaluasi yang telah dilakukan pada tahap penyusunan
rancangan awal, khususnya identifikasi kebijakan nasional untuk tahun
rencana.
Suatu kebijakan menjadi relevan bagi suatu daerah (yang dengan
demikian harus dipedomani) karena beberapa karakteristik:
1. Amanat perundang-undangan yang bersifat mengikat secara umum
(seluruh daerah) atau khusus pada daerah tertentu.
2. Kebijakan pemerintah pusat yang karena karakteristiknya, suatu daerah
merupakan tujuan dari kebijakan tersebut.
3. Kebijakan pemerintah pusat yang karena karakteristiknya, suatu daerah
dipengaruhi secara tidak langsung oleh kebijakan dimaksud.
Kebijakan nasional lainnya memiliki dampak strategik bagi daerah tahun
rencana karena beberapa karakteristik:
1. Kebijakan pemerintah pusat yang mengandung peluang bagi
pengembangan daerah.
2. Kebijakan pemerintah pusat yang berdampak negatif bagi suatu daerah
jika tidak diantisipasi dengan program tertentu.
Pada tataran praktis, sebagian kebijakan diwujudkan atau nyata terlihat
dari program dan kegiatan yang diagendakan pada tahun 2015, yang secara
implisit disebutkan dalam pernyataan tentang kebijakan dan prioritas
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 5
pembangunan nasional tahun rencana maupun jabaran program dan kegiatan
prioritas yang mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung
rencana pembangunan suatu daerah.
Tahap selanjutnya adalah Verifikasi dan Integrasi Program & Kegiatan
Prioritas, dengan tujuan pokok adalah menyangkut kesamaan materi antara
program dan kegiatan prioritas pada rancangan RKPD telah sama dengan
muatan nama program dan kegiatan prioritas tiap-tiap SKPD, termasuk
informasi tentang indikator kinerja, selain itu juga memastikan agar program
dan kegiatan prioritas telah sepenuhnya tercantum dalam rancangan Renja
SKPD pada SKPD terkait.
Proses perumusan RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 dapat dilihat
sebagaimana gambar bagan sebagai berikut:
Tahapan Penyusunan RKPD
B. Landasan Hukum
Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pinrang Tahun 2014 ini adalah:
1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Tahun 1959
Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 6
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2008;
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi
dan Tata Kerja Perangkat Daerah;
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan;
15. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan,
Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-Undangan;
16. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan;
17. Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan Yang
Berkeadilan;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Jo Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, Jo Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 7
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan,
Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah Tahun 2015;
21. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2010 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 251);
22. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2013
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2013–2018;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintah Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten
Pinrang;
24. Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Pinrang Tahun 2009-2029.
C. Hubungan Antar Dokumen
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, Kepala Bappeda menyiapkan rancangan
awal RKPD sebagai penjabaran dari RPJM Daerah, mengingat RKPD RPJMD
Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 telah ditetapkan, maka RKPD Kabupaten
yang berpedoman pada RPJMD dan RPJPD Kabupaten tersebut yang selaras
dengan RPJMD provinsi dan RPJMN. RKPD Kabupaten Pinrang tahun 2015
disusun dengan berpedoman kepada RPJPD 2009-2029 dan RPJMD Kabupaten
Pinrang Tahun 2014-2019, selain itu juga mengacu pada RPJMD Provinsi
Tahun 2013–2018 dan senantiasa memperhatikan keterkaitan antara provinsi
dan pusat
Dalam penyusunan dokumen RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015
digunakan sejumlah dokumen perencanaan yang ada di tingkat nasional
maupun daerah (Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten Pinrang), yaitu
sebagai berikut:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 8
1) RPJM Nasional
RPJM Nasional tersebut menjadi salah satu acuan penyusunan
Rancangan Awal RKPD Kabupaten Pinrang, khususnya dalam menjabarkan
program-program sektoral dan program kewilayahan / regional. Program
yang bersifat sektoral, antara lain dapat dilihat pada Instruksi Presiden
Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan.
Inpres ini memuat program-program yang dinaungi ke dalam Program Pro-
Rakyat, Program Keadilan untuk Semua (justice for all); dan Program
Pencapaian Tujuan Milenium (Millenium Development Goals - MDGs). Untuk
RPJM Nasional tahun 2015-2019 belum ditetapkan, olehnya yang menjadi
dasar acuan adalah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJP).
2) RPJM Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 sebagaimana
PERDA Nomor 10 Tahun 2013 merupakan tahun kedua dari RPJPD
Sulawesi Selatan Tahun 2008-2028, maka untuk mengintegrasikan
rencana pembangunan dengan Visi dan Misi gubernur terpilih, Pemerintah
Provinsi telah menyusun RPJMD Tahun 2013-2018. Dalam rangka
Penyusunan RKPD Tahun 2015, diharapkan setiap daerah dalam
penyusunan RKPD Tahun 2015 dan penyelenggaraan Musrenbang Tahun
2014 memperhatikan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah diantaranya:
1. Pengembangan Kerjasama Daerah dan Daya Saing daerah:
a. Pengembangan kerjasama Kabupaten/Kota dengan Kabupaten/Kota
lain di Indonesia;
b. Pengembangan iklim dan sarana/prasarana pendukung investasi
daerah;
c. Pengembangan sistem jaringan distribusi komoditas strategis;
d. Peningkatan kualitas tenaga kerja dan calon tenaga kerja;
e. Penguatan sistem inovasi daerah;
f. Pengembangan dukungan MP3EI dan BKPRS.
2. Pengembangan ekonomi kerakyatan;
3. Pengembangan pendidikan, kepemudaan, keolahragaan, dan
kebudayaan Pembangunan kesehatan;
4. Peningkatan kapasitas infrastruktur wilayah.
5. Pengembangan Kawasan Strategis;
6. Pengelolaan sumberdaya air dan peningkatan kapasitas infrastruktur
irigasi;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 9
7. Reformasi Birokrasi dan Penguatan Kapasitas Kelembagaan
3) RPJMD Kabupaten Pinrang
RPJM Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 telah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2014, sebagai acuan
dalam penyusunan RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 yang merupakan
tahun pertama pelaksanaan RPJMD tahap kedua Kabupaten Pinrang 2014-
2019, yaitu perencanaan tahun 2014 untuk dilaksanakan tahun 2015.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah penjabaran dari
RPJMD. Dokumen RPJMD dalam penyusunannya berpedoman pada RPJPD.
Seluruh dokumen perencanaan pembangunan yang disusun oleh
pemerintah daerah, harus mengacu, memperhatikan dan menserasikan
dengan dokumen – dokumen perencanaan pembangunan pemerintah
provinsi dan pusat. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten
Pinrang senantiasa berpedoman kepada visi dan misi RPJMD Kabupaten
Pinrangini dirancang sebagai tahap konsolidasi peletakan dasar – dasar
menuju masyarakat yang sejahtera atas kemampuan strategis
Sebagaimana dinyatakan dalam Visi Daerah. Agar Visi tersebut dapat
diwujudkan dan dapat mendorong efektivitas serta efisiensi pemanfaatan
semua sumberdaya yang dimiliki, maka dirumuskan Misi Kabupaten
Pinrang beserta pencapaiannya yang diharapkan.
Hal tersebut akan dicapai dengan membangun beragam aktivitas
yang efektif dan efisien, menekan kanupaya penguatan kualitas
Sumberdaya manusia, melanjutkan pengembangan dan pembangunan
infrastruktur wilayah, revitalisasi infrastruktur yang ada, pengembangan
tata ruang wilayah dan manajemen pertanian, lingkungan hidup,
pengembangan perekonomian berbasis masyarakat, pemanfaatan
teknologi tepatguna, penyelenggaraan tata kelola kepemerintahan yang
baik, kemitraan, penyediaan lapangan kerja, dan lain – lain.
Selain itu juga perlu dipertimbangkan kemungkinan terdapat
beberapa isustrategis mengenai permasalahan yang berkaitan dengan
fenomena penting actual atau yang belum dapat diselesaikan pada periode
sebelumnya sertame miliki dampak bagi keberlanjutan pelaksanaan
pembangunan, sehingga perlu diatasi secara, seperti penanganan
kemiskinan, pengangguran, penanganan bencana, pengendalian
lingkungan hidup, aksessibilitas, serta ketahanan dan kearifan budaya
daerah.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 10
4) RENJA – SKPD
Renja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode satu
(1) tahun, yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan
baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang
ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Penyusunan rancangan Renja SKPD merupakan tahapan awal yang
harus dilakukan sebelum disempurnakan menjadi dokumen Renja SKPD
yang definitif. Rencana Kerja (Renja) SKPD Tahun 2015 sebagai bahan
untuk penyusunan Rancangan RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015.
Prinsip-prinsip di dalam penyusunan Rancangan Renja SKPD, adalah
sebagai berikut:
a. Mengacu pada rancangan awal RKPD Tahun 2015, yang digunakan
sebagai acuan perumusan program, kegiatan, indikator kinerja dan
dana indikatif dalam Renja SKPD Tahun 2015, sesuai dengan rencana
program prioritas pada rancangan awal RKPD Tahun 2015.
b. Mengacu pada hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan
periode sebelumnya, sebagai acuan perumusan kegiatan alternatif
dan/atau baru untuk tercapainya sasaran Renstra SKPD berdasarkan
pelaksanaan Renja SKPD tahun-tahun sebelumnya.
c. Untuk memecahkan masalah yang dihadapi, sebagai acuan perumusan
tujuan, sasaran, kegiatan, kelompok sasaran, lokasi kegiatan serta
prakiraan maju dalam rancangan Renja SKPD, serta dapat menjawab
berbagai isu-isu penting terkait dengan penyelenggaraan tugas dan
fungsi SKPD.
d. Mengakomodir usulan kegiatan prioritas hasil Musrenbang Kecamatan
utamanya kebijakan satu milyar satu kecamatan yang terkait dengan
SKPD, sebagai acuan perumusan kegiatan dalam rancangan Renja
SKPD mengakomodir usulan masyarakat yang selaras dengan
program prioritas yang tercantum dalam rancangan awal RKPD
D. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pinrang
Tahun 2015 disusun dengan maksud untuk :
a. Menyediakan acuan resmi bagi Pemerintah Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dalam rangka menyusun Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) yang didahului
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 11
dengan penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA), serta penentuan
Prioritas dan Pagu Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2015.
b. Sebagai pedoman Penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renja SKPD) Tahun 2015.
2. Tujuan
Tujuan Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten
Pinrang adalah untuk menciptakan sinergisitas dalam pelaksanaan
pembangunan daerah antar wilayah, antar sektor pembangunan dan antar
tingkat pemerintahan serta menciptakan efisiensi alokasi sumber daya
dalam pembangunan daerah.
E. Sistematika RKPD
Sistematika Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pinrang
Tahun 2015 adalah sebagai berikut:
PERATURAN BUPATI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran umum penyusunan RKPD
agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat dipahami dengan baik.
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD KABUPATEN PINRANG
TAHUN 2011 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Berisi Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu menguraikan tentang hasil
evaluasi RKPD tahun lalu, selain itu juga memperhatikan dokumen RPJMD
dan dokumen RKPD tahun berjalan sebagai bahan acuan. Capaian kinerja
penyelenggaraan pemerintahan menguraikan tentang kondisi geografi
demografi, pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, dan
permasalahan pembangunan.
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN
KEUANGAN DAERAH
Memuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun 2013 dan perkiraan
tahun 2015, yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan ekonomi
daerah, sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah daerah
yang diperlukan dalam pembangunan perekonomian daerah meliputi
pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN KABUPATEN PINRANG
Mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan sasaran
pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi
pelaksanaan RKPD tahun 2013 dan capaian kinerja yang direncanakan
dalam RPJMD, identifikasi isu strategis dan masalah mendesak ditingkat
daerah dan nasional, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta
kerangka pendanaan.Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan
daerah serta indikasi prioitas kegiatannya, juga memperhatikan apa yang
diusulkan oleh SKPD berdasarkan prakiraan maju pada RKPD tahun 2014.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 12
BAB V RENCANA PROGRAN DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
Mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan prioritas
daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan,
kedudukan tahun rencana (RKPD) dan capaian kinerja yang direncanakan
dalam RPJMD. Rencana program dan kegiatan prioritas harus mewakili
aspirasi dan kepentingan masyarakat. Diuraikan dari program dan kegiatan
yang paling bermanfaat atau memiliki nilai kegunaan tinggi bagi
masyarakat.
BAB VI PENUTUP
Berisi penegasan bahwa dalam melaksanakan RKPD Kabupaten Pinrang
Tahun 2015 diperlukan sinergitas yang mantap di jajaran pemerintah
Kabupaten Pinrang, DPRD, pihak swasta dan seluruh lapisan masyarakat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 13
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013
DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi
1. Geografis
Secara Historis Hari Lahir Kabupaten Pinrang didasarkan pada
Undang-Undang Nomor 29 tahun 1959 tentang pembentukan daerah
Tingkat II di Sulawesi. Yang di dalamnya termasuk daerah Tingkat II
Pinrang., dinyatakan belaku terhitung tanggal 4 Juli 1959. Namun,
Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 28 Januari 1960 nomor UP7/3/5-
392 menunjuk H.A Makkoelaoe menjadi Kepala Daerah Tingkat II Pinrang
pertama yang dilantik pada tanggal 19 Pebruari 1960.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka Kabupaten Daerah Tingkat II
Pinrang terwujud pembentukannya di dalam kenyataan pada tanggal 19
Pebruari 1960, yang sekaligus menjadi hari jadi atau hari lahirnya
Kabupaten Daerah Tingkat II Pinrang.
Untuk menciptakan adanya kepastian terhadap pembagian wilayah
yang baru dibentuk itu, sebagaimana yang tertuang dalam dua surat
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Sulawesi dan Tenggara nomor 1100
tertanggal 16 Agustus 1964 dan nomor 2067 A tertanggal 19 Desember
1961 yang mengatur tentang pembentukan wilayah baru yang setaraf
dengan Kecamatan.
Kabupaten Pinrang merupakan wilayah propinsi Sulawesi Selatan
yang secara geografis terletak pada koordinat antara 4º10’30” sampai
3º19’13” Lintang Selatan dan 119º26’30” sampai 119º47’20”Bujur Timur.
Daerah ini berada pada ketinggian 0-2.600 meter dari permukaan laut.
Kabupaten Pinrang berada ± 180 Km dari Kota Makassar, dengan
memiliki luas ±1.961,77 Km2, terdiri dari tiga dimensi kewilayahan meliputi
dataran rendah, laut dan dataran tinggi. Kabupaten Pinrang secara
administratif pemerintahan terdiri dari 12 Kecamatan, 39 Kelurahan dan 69
Desa yang meliputi 96 Lingkungan dan 181 Dusun. Sebagian besar dari
wilayah kecamatan merupakan daerah pesisir yang memiliki luas 1.457,19
Km2 atau 74,27% dari luas keseluruhan Wilayah Kabupaten Pinrang
dengan panjang garis pantai ± 101 Km. Adapun batas wilayah Kabupaten
Pinrang sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Enrekang dan Sidrap
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 14
Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar serta Kabupaten
Polewali Mandar
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Parepare.
Letak wilayah Kabupaten Pinrang cukup strategis karena berada
pada perbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat, serta menjadi jalur lintas
darat dari dua jalur utama, baik antar provinsi dan antar kabupaten di
Selawesi Selatan, yakni dari arah selatan: Makassar, Parepare ke wilayah
Provinsi Sulawesi Barat, dan dari arah Timur: kabupaten-kabupaten di
bagian timur dan tengah Sulawesi Selatan menuju Propinsi Sulawesi Barat.
Posisi daerah yang cukup strategis tersebut, memberi peluang untuk dapat
berkembang baik di bidang jasa, perdagangan, pariwisata, perekonomian,
industri, dan bidang-bidang lainnya.
Di sisi lain, karena wilayah Kabupaten Pinrang berada di sepanjang
pantai di bagian barat wilayah tersebut, juga cukup strategis bagi
pengembangan transportasi maritim antar pulau yang didukung oleh
sumber-sumber produksi yang cukup memadai.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 15
PETA ADMINISTRASI KABUPATEN PINRANG
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 16
2. Demografi
Dari sisi demografis, jumlah penduduk Kabupaten Pinrang 408.459
jiwa pada Tahun 2013 (Data Dinas Kependudukan & Capil), terdiri dari dari
laki-laki sebanyak 199.455 jiwa dan perempuan sebanyak 209.004 jiwa.
Jumlah ini meningkat 0.95 % dibandingkan Tahun 2012. Jika dilihat dari
komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur pada Tahun 2013,
jumlah penduduk kelompok umur produktif (15-64 Tahun) sebesar
251.610 jiwa jumlah penduduk kelompok umur muda (0-14 Tahun)
sebesar 128.446 jiwa dan jumlah penduduk kelompok umur tua (65 Tahun
ke atas) sebesar 28.403 jiwa. Jumlah penduduk kelompok umur produktif
(15-64 Tahun) sebesar 61,60%, demikian pula dengan jumlah penduduk
kelompok umur tua (65 Tahun ke atas) mengalami kenaikan 6,95,
sedangkan jumlah penduduk kelompok umur muda (0-14 Tahun)
meningkat 31,45 %. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1 Penduduk Menurut Kelompok Umur
Kab. Pinrang Tahun 2013
Sumber : BPS Kab. Pinrang 2014
Tabel 2.2
NO KELOMPOK
UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH PERSENTASE
1 2 3 4 5 6
1 00 - 04 18,846 18,098
36,944 8.16
2 05 - 09 18,799 17,920
36,719 11.34
3 10 - 14 19,113 18,527
37,640 12.15
4 15 - 19 16,329 15,925
32,254 9.85
5 20 - 24 13,185 13,693
26,878 7.31
6 25 - 29 12,825 13,747
26,572 7.11
7 30 - 34 12,081 13,306
25,387 7.28
8 35 - 39 11,864 13,208
25,072 6.57
9 40 - 44 12,299 13,192
25,491 6.83
10 45 - 49 10,389 11,769
22,158 5.70
11 50 - 54 8,094 9,533
17,627 4.64
12 55 - 59 6,528 7,525
14,053 3.43
13 60 - 64 5,172 6,314
11,486 2.71
14 64 + 9,591 13,421
23,012 2.52
JUMLAH 175,115 186,178 361,293 100
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 17
Penduduk Menurut Kecamatan Kab. Pinrang Tahun 2013
NO KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 2 3 4 5
1 MATTIRO SOMPE 13,360 14,349 27,709
2 SUPPA 15,093 16,121 31,214
3 MATTIRO BULU 13,183 14,239 27,422
4 WATANG SAWITTO 26,557 27,750 54,307
5 PATAMAPANUA 8,499 9,068 17,567
6 DUAMPANUA 21,375 23,047 44,422
7 LEMBANG 18,772 19,851 38,623
8 CEMPA 15,576 16,582 32,158
9 TIROANG 10,569 11,045 21,614
10 LANRISANG 8,159 9,099 17,258
11 PALETEANG 19,212 19,982 39,194
12 BATULAPPA 4,760 5,045 9,805
JUMLAH 175,115 186,178 361,293
Sumber : BPS Kab. Pinrang 2014
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Pinrang
Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Tahun 2012-2013
No
Kelompok Umur
(thn)
2012 2013
Jenis Kelamin
Jumlah %
Jenis Kelamin
Jumlah % Laki-laki
Perem puan
Laki-Laki
Perem puan
1 Muda
(0-14) 61.989 59.303 121.292 34 56.758 54.545 111.303 31
2 Produktif (15-64)
104.490 114987 219.477 61 108.766 118.212 226.978 63
3 Tua
(65+) 8.188 11.062 19.250 5 9.591 13.421 23.012 6
Jumlah 174.667 185.352 360.019 100 175.115 186.178 361.293 100
LPP (%) 0,36 0,36
Dependency Ratio (%) 39 37
Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
198 184
Sumber : BPS Kab. Pinrang Tahun 2012– 2013
Dari jumlah penduduk tersebut di atas, terdapat angka beban
ketergantungan (dependency ratio) tahun 2012 sebesar 64 %, ini artinya pada
setiap 100 penduduk produktif harus menanggung 64 orang penduduk tidak
produktif. Jika dibandingkan dengan tahun 2013, dependency ratio pada tahun
2013 mengalami penurunan sebesar 5 poin, dengan dependency ratio pada tahun
2013 sebesar 59 %. Angka Ketergantungan (dependency ratio) diharapkan dapat
diturunkan lagi pada tahun-tahun mendatang, dengan meningkatkan Daya saing
dan Sumber Daya Manusia Masyarakat Kabupaten Pinrang.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 18
Secara perbandingan wilayah, Kabupaten Pinrang memiliki potensi
wilayah yang luas mencapai 196.177 ha atau 1961,77 km2, sehingga rata-rata
kepadatan penduduknya adalah 184 jiwa/km2. Artinya secara rata-rata terdapat
184 orang yang menghuni 1 km2 daerah. Bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, kepadatan penduduk Tahun 2013 sama dengan kepadatan penduduk
Tahun 2012.
Jika dilihat per wilayah, urutan 3 terbanyak jumlah penduduk paling
banyak yang tercatat berada di Kecamatan Watang Sawitto, Kecamatan
Duampanua, dan Kecamatan Lembang, sedangkan jumlah penduduk terkecil yang
tercatat berada di Kecamatan Batulappa. Namun jika dilihat dari kepadatan
penduduk suatu wilayah (jumlah penduduk dibagi dengan luas wilayah daerah
masing-masing), maka Kecamatan Paleteang dan Watang Sawitto menjadi
kecamatan yang paling padat di Kabupaten Pinrang, sedangkan kecamatan
dengan kepadatan paling rendah yaitu Kecamatan Batulappa dan Kecamatan
Lembang.Berikut jumlah dan kepadatan penduduk per kecamatan pada tahun
2013 di Kabupaten Pinrang.
Tabel 2.4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan
di Kabupaten Pinrang Pada Tahun 2013
NO KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH KEPADATAN PENDUDUK
1 2 3 4 5 6
1 MATTIRO SOMPE 13,360 14,349 27,709 14
2 SUPPA 15,093 16,121 31,214 16
3 MATTIRO BULU 13,183 14,239 27,422 14
4 WATANG SAWITTO 26,557 27,750 54,307 28
5 PATAMAPANUA 8,499 9,068 17,567 9
6 DUAMPANUA 21,375 23,047 44,422 23
7 LEMBANG 18,772 19,851 38,623 20
8 CEMPA 15,576 16,582 32,158 16
9 TIROANG 10,569 11,045 21,614 11
10 LANRISANG 8,159 9,099 17,258 9
11 PALETEANG 19,212 19,982 39,194 20
12 BATULAPPA 4,760 5,045 9,805 5
JUMLAH 175,115 186,178 361,293 184
Sumber :BPS Kab. Pinrang Tahun 2014
2.1.2. Aspek Kesejahteraan Rakyat
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 19
Penyelenggaraan pemerintahan daerah pada umumnya bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing
daerah. Hal ini sejalan dengan visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Pinrang 2014 – 2019, yaitu ” Terwujudnya
Masyarakat Sejahtera Secara Dinamis melalui Harmonisasi Kehidupan,
Akselerasi Produktivitas Kawasan, dan Revitalisasi Peran Poros Utama
Pemenuhan Pangan Nasional”
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang terintegrasi dengan
Visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Nasional serta
merupakan bagian integral dari Visi pembangunan Propinsi Sulawesi Selatan,
didasarkan pada perubahan paradigma serta kondisi yang ada, memerlukan
keterukuran dan komitmen berkelanjutan. Harapan tersebut, menuntut adanya
Akselerasi pencapaian Visi kedepan, yang diharapkan dapat lebih berperan
dalam percepatan perkembangan internal willayah. Adapun gambaran
perekonomian Kabupaten Pinrang selama kurun waktu lima tahun adalah sebagai
berikut :
2.1.2.1 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (Pertumbuhan
PDRB)
Kemajuan ekonomi suatu daerah memang bisa kita lihat secara kasat
mata, namun untuk melakukan perencanaan strategi pembangunan ke depan,
hasil pencapaian pembangunan perlu dipotret secara kuantitatif. Kemajuan
ekonomi suatu daerah bisa dipotret dengan menggunakan instrument yang
bernama PDRB.Meskipun instrument ini tidak mutlak member gambaran kemajuan
dan kesejahteraan masyarakatnya, namun paling tidak bias dipakai dalam
menghitung pertumbuhan ekonomi daerah.
PDRB Kabupaten Pinrang yang menggambarkan pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Pinrang selama Tahun 2009 sampai 2013 menunjukkan
adanya fluktuasi dimana pada Tahun 2009 sebesar 7,65 % dan Tahun
2010 sebesar 6,23% Sedangkan Tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar
0,89 % dengan nilai 7,12%, dan pada tahun 2012 mengalami pertumbuhan yang
cukup signifikan yaitu sebesar 8,27 %, sedangkan pada tahun 2013 diproyeksikan
mengalami perlambatan menjadi sebesar 6.81 % . Untuk Tahun 2009 - 2013,
PDRB Kabupaten Pinrang mengalami peningkatan dibandingkan dengan PDRB
untuk Tahun 2012, baik itu dilihat dari PDRB atas harga berlaku maupun PDRB
atas dasar harga konstan. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pinrang secara umum
pertahun dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 2.5 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pinrang
Untuk Tahun 2009 – 2013 (Juta Rupiah)
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 20
Tahun PDRB ADH
Berlaku
PRDB ADH
Konstan
Pertumbuhan
PDRB ADH
Berlaku
pertumbuhan
PDRB ADH
Konstan
1 2 3 4 5
2009 4.492.957 2.384.282 20,23 7,65
2010 5.290.786 2.532.737 17,6 6.23
2011 6.216.774 2.713.136 17,5 7,12
2012 7.237.528 2.937.275 19,19 8,27
2013* 8.261.557 3.137.429 6.81
Sumber : PDRB Kabupaten Pinrang Tahun 2009-2013
Besarnya nilai PDRB Kabupaten Pinrang sampai saat ini masih didominasi oleh
sektor pertanian, yang menggambarkan bahwa perekonomian Pinrang masih
sangat bertumpu pada sektor pertanian, artinya ketika sektor pertanian
mengalami penurunan, maka dampaknya akan sangat dirasakan oleh masyarakat
Pinrang. Sektor pertanian menopang sebagian besar ekonomi rumah tangga di
Pinrang, berdasarkan data Sensus Penduduk 2010, tercatat 56,5 persen dari
penduduk yang bekerja, berada pada sektor pertanian.
Tabel 2.6 Pertumbuhan PDRB ADH Kostan
Kabupaten Pinrang Tahun 2012-2013
No. Lapangan Usaha 2012 2013* Pertumbuhan
PDRB
1 2 3 4 5
1 Pertanian 1.706.150,26 1.800.145
2 Pertambangan dan penggalian 28.807,50 31.912
3 Industry pengolahan 156.511,87 169.737
4 Listrik, air bersih dan gas 22,764,12 24.806
5 Bangunan dan Kontruksi 128.861,13 143.158
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 367.076,00 404.847
7 Pengangkutan dan Komunikasi 144.945,72 161.937
8 Keuangan, Persewaan & jasa
Perusahaan 142.658,97 160.529
9 Jasa-jasa 221.398,53 228.139
PDRB 2.919.170 3.125.204
Sumber : PDRB Tahun 2012- 2013
Tabel 2.7 Pertumbuhan PDRB ADH Berlaku
Kabupaten Pinrang Tahun 2012 – 2013
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 21
No. Lapangan Usaha 2012 2013* Pertumbuhan
PDRB
1 Pertanian 4.067.214,58 4.712.576
2 Pertambangan dan penggalian 62.799,54 74.006
3 Industry pengolahan 311.193,38 359.043
4 Listrik, airbersih dan gas 46.039,64 50.799
5 Bangunan dan Kontruksi 291.592,27 341.581
6 Perdagangan, Hotel dan
Restoran 911.830,78
1.054.963
7 Pengangkutan dan Komunikasi 342.000,54 403.305
8 Keuangan, Persewaan & jasa
Perusahaan 289.167,66
335.867
9 Jasa-jasa 1.087.912,56 1.270.589
PDRB 7.409.750 8.602.726
Sumber : PDRB Tahun 2012 – 2013
2.1.2.2. PDRB Perkapita
PDRB perkapita atau pendapatan per kapita merupakan salah satu indikator
yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara
makro. PDRB Perkapita berdasarkan harga berlaku pada Tahun 2013 menunjukkan
peningkatan lebih besar dibandingkan dengan PDRB per kapita berdasarkan harga
konstan. PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku diproyeksikan mencapai Rp.
22.866.199,00, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan Tahun 2012 yang
mencapai Rp 20.199.634,00. Nilai PDRB perkapita atas dasar konstan yang
menggambarkan pendapatan riil penduduk Kabupaten Pinrang. Untuk tahun 2013
diperkirakan sebesar Rp. 8.683.724 mengalami peningkatan jika dibandingkan
dengan Tahun 2012 yaitu sebesara Rp.8.197.811,00.
Hal ini sejalan dengan peningkatan daya beli pada IPM pada tahun 2009 -
2013, walaupun demikian, peningkatan PDRB perkapita tersebut
belum sepenuhnya menggambarkan secara riil kenaikan daya beli
masyarakat Pinrang secara umum. Hal ini disebabkan pada PDRB per
kapita yang dihitung atas dasar harga berlaku masih terkandung faktor
inflasi yang sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Untuk
mengetahui perkembangan daya beli masyarakat secara riil bisa
digunakan PDRB per kapita atas dasar harga konstan.
Pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Pinrang dari Tahun 2009
sampai 2013 mempunyai tren yang meningkat, artinya kesejahteraan masyarkat
Pinrang makin membaik. Tahun 2012 pendapatan perkapita penduduk Kabupaten
Pinrang sebesar 20.199.634 rupiah, sedangkan pada Tahun 2013 diperkirakan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 22
sebesar Rp. 22.866.199 atau dengan kata lain tiap bulan rata-rata penduduk
Pinrang berpenghasilan 1,9 juta rupiah lebih perbulan.
2.1.2.3 Tingkat Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus menerus berkaitan dengan mekanisme pasar.Tingkat kesejahteraan
masyarakat dapat dilihat pula dari kemampuan penduduk dalam mengkonsumsi
barang dan jasa.Perkembangan barang dan jasa ini berdampak langsung terhadap
tingkat daya beli dan biaya hidup penduduk.Jika harga-harga secara umum
meningkat maka bisa terjadi daya beli penduduk menurun.Tahun 2011, tingkat
inflasi di Kabupaten Pinrang menurun 1,17 poin, yaitu dari 9,69 % pada tahun
2010 menjadi 5,92 % pada tahun 2011 dan perkiraan tahun 2012 yaitu sebesar
5,25 %
Dilihat dari sektor kegiatannya, tingkat Inflasi PDRB Kabupaten Pinrang dari
Tahun 2009 - 2013 adalah:
Tabel 2.8 Tingkat Inflasi PDRB di Kabupaten Pinrang
Pada Tahun 2009-2013
No. Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013*
1 2 3 4 5
1 Pertanian 9.91 10.95 11.38 7.17 6.56
2 Pertambangan dan penggalian
10.54 5.29 6.81 9.81 9.55
3 Industry pengolahan 2.62 4.99 6.79 5.13 5.71
4 Listrik, air bersih dan gas 0.59 15.64 1.59 3.43 5.95
5 Bangunan dan Kontruksi 4.85 9.08 6.09 8.04 6.20
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
9.83 3.91 6.30 8.35 5.93
7 Pengangkutan dan Komunikasi
1.68 13.58 9.64 3.13 6.16
8
Keuangan, Persewaan &
jasa Perusahaan 5.84 4.33 5.86 6.50 7.24
9 Jasa-jasa 35.18 19.91 11.28 13.22 10.90
PDRB 11.69 10.86 9.69 7.53 6.87
Sumber : PDRB Kabupaten Pinrang 2009-2013
Peningkatan inflasi tertinggi terjadi pada sektor jasa yang mencapai 10,90 persen,
kemudian disusul oleh sektor pertambangan dan penggalian sebesar 9,55 %, serta
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 7,24 %. Adapun sektor
lainnya berkisar antara 5 – 6 %.
2.1.2.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan Nilai Tambah Bruto (NTB)
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 23
Salah satu indikator makro Ekonomi yang menjadi acuan adalah Laju
Pertumbuhan Ekonomi (LPE).Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pinrang pada
Tahun 2012 mencapai 8,27%. Jika dilihat dari pertumbuhan tiap-tiap sektor
ekonomi terlihat bahwa pada Tahun 2012 terdapat 5 sektor ekonomi mengalami
pertumbuhan positif,4 sektor yang mengalami perlambatan pertumbuhan bila
dibandingkan dengan Tahun sebelumnya yaitu industri pengolahan, listrik gas dan
air bersih, jasa-jasa serta angkutan dan komunikasi. Sektor yang mengalami
pertumbuhan tertinggi adalah sektor bangunan dan konstruksi mengalami
pertumbuhan sampai 16,12 %, sedangkan sektor yang mengalami pertumbuhan
terendah yaitu sebesar 2,99 % adalah sektor jasa-jasa. Untuk tahun 2012
Pertumbuhan ekonomi kabupaten Pinrang merupakan pertumbuhan yang cukup
signifikan yaitu 8.27 %
Tabel 2.9
Kondisi Perekonomian Kabupaten Pinrang (Peranan NTB, LPE dan Tingkat Inflasi) Tahun 2012
No. Sektor Kontribusi/
Peranan NTB
(%)
LPE Atas Dasar
HargaKonstan (%)
Tingkat Inflasi
(%)
1 2 3 4 5 1 Pertanian 58.63 4.84
2 Pertambangan dan
penggalian 0.98 10.64
3 Industry pengolahan 5.29 6.83
4 Listrik, airbersih dan gas 0.77 14.10
5 Bangunan dan Kontruksi 4.29 10.27
6 Perdagangan, Hotel dan
Restoran 12.75 12.24
7 Pengangkutan dan
Komunikasi 4.98 10.15
8 Keuangan, Persewaan &
jasa Perusahaan 4.80 13.09
9 Jasa-jasa 7.50 3.60 Sumber : PDRB Kabupaten Pinrang 2012
Penurunan tingkat inflasi terjadi pada beberapa sektor perekonomian, antara lain
sektor listrik, gas dan air bersih mengalami penurunan hingga 1,59 % dari tingkat
inflasi 15,64 % pada Tahun 2011. Inflasi pada sektor ini terjadi pada sub sektor
listrik.
2.1.2.5 Daya Beli Masyarakat
Pada keadaan 2009 paritas daya beli penduduk Kabupaten Pinrang sebesar
Rp.632.740 dan diperkirakan meningkat menjadi Rp,645,860 pada tahun 2013.
Dalam kurun waktu tersebut peringkat indeks daya beli telah mengalami lompatan
yang sangat berarti. Dengan kata lain, kenaikan paritas daya beli Kabupaten
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 24
Pinrang termasuk salahsatu daerah yang mempunyai peningkatan yang terbesar
apabila dibandingkan dengan kabupaten/ kota se Sulawesi Selatan.
2.1.2.6 Kondisi Ekonomi
Struktur ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB atas
dasar harga berlaku. Tahun 2013 struktur ekonomi Kabupaten Pinrang tetap
didominasi oleh sektor pertanian, dengan kata lain sektor pertanian merupakan
komponen utama dalam struktur perekonomian di Kabupaten Pinrang. Pinrang
sampai sekarang masih merupakan salah satu kabupaten yang menjadi lumbung
padi di Provinsi Sulawesi Selatan.Sejalan dengan besarnya nilai sumbangan sektor
pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten Pinrang, mayoritas
penduduknya juga berprofesi sebagi petani.
Sebagai daerah yang kekuatan ekonominya ditopang oleh sektor pertanian,
Pinrang mempunyai insfrastruktur irigasi yang didominasi irigasi teknis.Irigasi
teknis di Kabupaten Pinrang sangat tergantung dari keberadaan Bendung Air
Benteng yang sudah di bangun sejak jaman penjajahan Belanda.
Selain pertanian pangan, Kabupaten Pinrang juga merupakan daerah
penghasil tanaman perkebunan kakao maupun kelapa. Sub sektor perikanan juga
memegang peranan penting dalam struktur ekonomi Kabupaten Pinrang,
mengingat sebagian wilayah Pinrang merupakan daerah pantai dan lautan.
Sektor kedua yang memberikan sumbangan terbesar terhadap
perekonomian di Kabupaten Pinrang adalah Sektor Jasa-Jasa, mencakup Jasa
Pemerintahan Umum dan Swasta. Sektor Jasa ini lebih di dominasi oleh sub sektor
Jasa Pemerintahan Umum
Urutan ketiga yang menyumbang struktur perekonomian di Kabupaten
Pinrang adalah Sektor Perdagangan, Hotel dan Restorant. Sebagai kota yang
berada di jalur Trans Sulawesi, Pinrang kerap disinggahi sebagai tempat istirahat,
dan mencari oleh-oleh.
Sektor yang paling kecil menyumbang perekonomian Kabupaten Pinrang
pada Tahun 2013 adalah Sektor Listrik & Air serta Sektor Penggalian. Sektor Listrik
mengalami peningkatan lebih dikarenakan meningkatnya jumlah listrik yang
diproduksi, sementara jumlah air yang diproduksi oleh PDAM di Kabupaten Pinrang
justru menurun. Nilai sumbangan Sektor Penggalian terhadap perekonomian
Kabupaten Pinrang relatif kecil karena di Kabupaten Pinrang tidak ada
pertambangan atau penggalian dengan kapasitas besar, melainkan merupakan
pertambangan galian golongan C atau mineral bukan logam (batuan) yang
merupakan pertambangan rakyat.
2.1.2.7 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 25
IPM merupakan salah satu indikator penting yang digunakan dalam
perencanaan kebijakan dan evaluasi pembangunan, karena nilai IPM mencakup 3
tiga bidang pembangunan manusia yang diangap paling mendasar, yaitu Angka
harapan hidup, pengetahuan, dan hidup layak.
Nilai ini menggambarkan potret pembangunan manusia Kabupaten Pinrang
dari kondisi fisik manusia (kesehatan dan kesejahteraan), maupun non-fisik
(intelektualitas).
Pencapaian hasil IPM merupakan hasil pencapaian jangka waktu yang
panjang.Peningkatan IPM pada prinsipnya merupakan perubahan pola pikir
manusia, yaitu perubahan untuk semakin berperilaku hidup bersih dan sehat
(bidang kesehatan); peningkatan intelektual (pendidikan) dan peningkatan
kemampuan bersaing secara ekonomi (bidang ekonomi).
Secara umum nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk Tahun 2013
diproyeksikan sebesar 74,29 poin,terjadi peningkatan dari Tahun 2012 yang
sebelumnya 73,56 poin.
2.1.3. Aspek Pelayanan Umum
Pelayanan publik merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam
bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah kabupaten dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Secara umum terdapat 34 bidang
urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah, yang dibagi berdasarkan urusan
Wajib dan urusan pilihan. Namun tidak semua bidang urusan berhubungan
langsung dengan pelayanan umum terhadap publik. Berikut, akan ditampilkan
urusan yang memberikan kontribusi terbesar dalam mengukur pelayanan terhadap
publik.
2.1.3.1 Pendidikan
Dalam Pembukaan UUD 1945, Salah satu tujuan berbangsa dan bernegara
adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa” yang itu hanya bisa dicapai melalui
pendidikan.Sehingga pendidikan merupakan hak dasar setiap penduduk dan
pemenuhan atas hak ini menjadi kewajiban pemerintah Pendidikan merupakan
salah satu gerbang penting untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.Pendidikan membuka peluang individu maupun masyarakat untuk
mengembangkan diri dan mewujudkannya.Layanan pendidikan dasar yang
dilaksanakan meliputi pendidikan dasar dan pendidikan menengah, yang
dicerminkan dalam program pemerintah Wajib Belajar 9 Tahun.
Jumlah penduduk yang relatif besar dan struktur umur yang kebanyakan
berusia muda,relatif memiliki tanggung jawab besar untuk mengantarkan
penduduk muda untuk memperoleh pendidikan yang layak di Kabupaten Pinrang .
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 26
Kendala disparitas ketersediaan sarana pendidikan di Kabupaten Pinrang juga
relatif besar.Daerah Urban pada umumnya memiliki sekolah-sekolah yang
berkualitas dan dikelola secara mandiri. Hal itu berbanding terbalik dengan Daerah
rural, Kebanyakan proses pendidikan masih terfokus pada peningkatan cakupan,
atau belum beranjak pada peningkatan kualitas.
Secara umum, Keberhasilan pembangunan manusia/kualitas sumber daya
manusia baik fisik maupun non fisik dapat terlihat dari capaian Indeks
Pembangunan Manusia (IPM).IPM mencakup 3 (tiga) komponen dasar yang
digunakan untuk merefleksikan upaya pembangunan manusia.Ketiga komponen
dasar tersebut berkaitan dengan pengetahuan (pendidikan), peluang hidup
(kesehatan), dan hidup layak (kemampuan daya beli/purchasing power
parity).Kesehatan dan kemampuan daya beli dapat mencerminkan kondisi fisik
manusia, sedangkan pendidikan dapat mencerminkan kondisi non fisik manusia.
Untuk mengetahui nilai IPM digunakan indeks pendidikan, indeks kesehatan
dan indeks daya beli sebagai acuan untuk mengukur indeks pembangunan
manusia (IPM).Tahun2012 IPM Kabupaten Pinrang mencapai 74,29.
A. Angka Melek Huruf (AMH)
Jumlah angka melek huruf dihitung berdasarkan penduduk yang berumur 15
tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin. Pada Tahun 2012,
di Kabupaten Pinrang memperlihatkan bahwa jumlah mereka yang dapat
membaca dan menulis meningkat 0,27 persen dari target RPJMD yakni
mencapai 91,53 pada Tahun 2012 . Apabila dibandingkan dengan angka
Provinsi Sulawesi Selatan, maka angka melek huruf Kabupaten Pinrang relatif
masih lebih baik (Kabupaten Pinrang : 91,53 dan Provinsi Sulawesi Selatan :
88,07 persen).
B. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM)
Indikator APK dan APM dipakai untuk melihat seberapa besar anak usia
menurut tingkat pendidikan tertentu berada dalam lingkup pendidikan dan
penyerapan dunia pendidikan formal terhadap penduduk usia sekolah. Nilai lain
yang sering dipergunakan adalah Angka Partisipasi Sekolah (APS). Secara
umum indikator-indikator ini menunjukkan seberapa besar program-program
yang dicanangkan oleh pemerintah telah berhasil seperti wajib belajar 9 Tahun
dan pendidikan gratis.
Angka Partisipasi kasar menunjukkan proporsi anak sekolah secara gender
pada jenjang tertentu. APK secara umum tidak memperhatikan mengenai usia
sekolah.
Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun
usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 27
jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan
tertentu. APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara
umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling
sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-
masing jenjang pendidikan. APK SD/MI sama dengan jumlah siswa yang
duduk di bangku SD/MI dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia 7
sampai 12 tahun. APK SMP/MTs sama dengan jumlah siswa yang duduk
di bangku SMP/MTs dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia 13
sampai 15 tahun. Sedangkan APK SMA/MA sama dengan jumlah siswa yang
duduk di bangku SMA/MA dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia
16 sampai 18 tahun.
Tabel 2.10
Capaian APK dan APM Kabupaten Pinrang Tahun 2009 – 2013
No Indikator 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
APK
1 APK SD/MI/SDLB 103,98 104,72 105,34 105,97 106,61
2 APK SMP/MTs 79,18 82,36 85,91 89,97 92,24
3 APK SMA/MA/SMK 56,75 58,17 62,77 65,01 67,31
APM
1 APM SD/MI/SDLB 96,71 97,39 97,97 98,55 99,13
2 APM SMP/MTs 76,22 78,22 81,61 85,47 89,53
3 APM SMA/MA/SMK
54,48 55,85 60,25 62,41 64,62
Sumber : Dikpora Kabupaten Pinrang 2014
Dilihat dari tabel di atas, APK SD di Kabupaten Pinrang Tahun 2013 sebesar
106,61 % (lebih dari 100%) artinya terdapat sekitar 6,61 % penduduk di luar
usia 7-12 Tahun yang berstatus murid SD. Hal ini menunjukkan bahwa telah
tumbuh kesadaran bahwa seorang anak harus bersekolah sesuai dengan
usianya. Sedangkan pada APK SLTP 92,24 % atau dapat dikatakan bahwa
99,24 % penduduk usia 13-15 Tahun berstatus murid SMTP/MTs. Pada tingkat
pendidikan SLTA sekitar 67,31 % penduduk usia 18-18 tahun yang berstatus
siswa SLTA
C. Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 28
Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap penduduk usia sekolah adalah indikator
untuk mengukur kemampuan jumlah sekolah dalam menampung penduduk
usia pendidikan. Rasio ini bisa diartikan jumlah sekolah berdasarkan tingkat
pendidikan per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan. Pada tahun 2013
rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang pendidikan SD/MI mengalami
kenaikan, perbandingan ketersediaan sekolah SD/MI di Kabupaten Pinrang
adalah 1 : 140,56. Angka ini menunjukkan bahwa 1 sekolah SD/MI
menampung 141 siswa.
Tabel 2.11
Perbandingan Jumlah sekolah berdasarkan penduduk usia sekolah
Kabupaten Pinrang Tahun 2012 – 2013
No Jenjang Pendidikan 2012 2013
I SD/MI
1.1 Jumlah sekolah 351 351
1.2 Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 48.705 49.338
1.3 Perbandingan Jumlah Sekolah dengan Jumlah
Penduduk Kelompok Usia 7 - 12 Tahun 1 : 138,76 1 : 140,56
2 SMP/MTs
2.1 Jumlah sekolah 75 80
2.2 Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun 21.851 22.113
2.3 Perbandingan Jumlah Sekolah dengan Jumlah
Penduduk Kelompok Usia 13 - 15 Tahun 1 : 291,34 1 : 276,41
3 SMA/MA/SMK
3.1 Jumlah sekolah 39 39
3.2 Jumlah penduduk kelompok usia 16 – 18 tahun 22.738 23.419
3.3 Perbandingan Jumlah Sekolah dengan Jumlah
Penduduk Kelompok Usia 16 - 18 Tahun 1 : 583,02 1 : 600,49
Sumber : Dikpora Kabupaten Pinrang Tahun 2012-2013
D. Rasio jumlah guru terhadap jumlah murid
Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru berdasarkan tingkat
pendidikan per 10.000 jumlah murid berdasarkan tingkat pendidikan.Rasio ini
mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar juga mengukur jumlah ideal
murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran.
Selama kurun waktu Tahun 2009 - 2013 rasio ketersediaan guru di
Kabupaten Pinrang mengalami pasang surut untuk Tahun 2009 ke Tahun 2013
mengalami penurunan untuk SD/MI dan SMP/MTs, sedangkan untuk
SMA/MA/SMK jumlah murid mengalami kenaikan, namun dari Tahun 2011 ke
Tahun 2013 mengalami kenaikan pada semua jenjang pendidikan. Pada Tahun
2013, perbandingan jumlah guru terhadap jumlah murid SD/MI di Kabupaten
Pinrang adalah 1: 25. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa 1 guru SD/MI
melayani (mengajar) 25 murid SD.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 29
Berikut secara lengkap disajikan data mengenai kondisi ketersediaan guru
(tetap dan bantu, tidak termasuk honorer) dan murid di Kabupaten Pinrang per
jenjang pendidikan selama kurun waktu Tahun 2009 - 2013.
Tabel 2.12
Jumlah Guru dan Murid berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kabupaten Pinrang Tahun 2009 – 2013
NO Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013
I SD/MI
1.1 Jumlah Guru 2.028 2.074 2.042 2.042 2.102
1.2 Jumlah Murid 48.778 49.723 50.625 51.614 52.595
1.3 Perbandingan Jumlah
Guru Terhadap Murid 1 : 24 1 : 24 1 : 25 1 : 25 1 : 25
2 SMP/MTs
2.1 Jumlah Guru 1.361 1.515 1.517 1.517 1.562
2.2 Jumlah Murid 16.693 17.572 18.549 19.661 20.840
2.3 Perbandingan Jumlah Guru Terhadap Murid
1 : 12 1 : 12 1 : 12 1 : 13 1 : 13
3 SMA/MA/SMK
3.1 Jumlah Guru 1.021 1.021 1.235 1.239 1.453
3.2 Jumlah Murid 11.804 12.468 13.856 14.780 15.764
3.3 Perbandingan Jumlah Guru Terhadap Murid
1 : 12 1 : 12 1 : 11 1 : 12 1 : 11
Sumber : Dikpora Kabupaten Pinrang 2014
E. Rasio Guru/Murid per Kelas Rata-rata
Pada Tahun 2013, rasio guru/kelas SD/MA terhadap jumlah murid yang
berusia 6 -12 Tahun di Kabupaten Pinrang adalah 1 : 1 : 28. Interpretasi dari
angka di atas adalah bahwa 1 kelas SD dilayani (diajar) oleh 1 orang guru yang
dengan jumlah murid terdiri atas 28 murid SD.
Tabel 2.13
Rasio guru per kelas rata-rata terhadap Jumlah Murid di Kabupaten PinrangTahun 2009 – 2013
NO Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013
I SD/MI
1.1 Jumlah Guru 2.028 2.074 2.042 2.042 2.102
1.2 Jumlah Kelas 1.851 1.857 1.857 1.863 1.869
1.3 Rasio Guru dan Kelas 1:1 1 : 1 1 : 1 1 : 1 1 : 1
1.4 Jumlah Murid 48.778 49.723 50.625 51.614 52.595
1.5 Rasio Guru dan Kelas terhadap jumlah Murid
1:1:26 1 : 1 : 27 1 : 1 : 27 1 : 1 : 28 1 : 1 : 28
2 SMP/MTs
2.1 Jumlah Guru 982 1013 968
2.2 Jumlah Kelas 409 616 629
2.3 Rasio Guru/Kelas 1:2,40 1 : 1,64 1 : 1,54
2.4 Jumlah Murid 16.693 17.572 18.549 19.661 20.840
2.5 Rasio Jumlah Murid terhadap jumlah kelas
1:38 1 : 37 1 : 31
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 30
2.6 Rasio Guru/kelas terhadap jumlah murid
1 : 2 : 38 1 : 2 : 37 1 : 2 : 31
3 SMA/MA/SMK
3.1 Jumlah Guru 1.021 1.021 1.235 1.239 1.453
3.2 Jumlah Kelas 217 221 221
3.3 Rasio Guru/Kelas 1:2 1 : 2 1 : 2
3.4 Jumlah Murid 11.804 12.468 13.856 14.780 15.764
3.5 Rasio Jumlah Murid terhadap jumlah kelas
1:46 1 : 51 1 : 66
3.6 Rasio Guru/kelas terhadap jumlah murid
1 : 2 : 46 1 : 2 : 51 1 : 2 : 66
Sumber : Data diolah dari Kabupaten Pinrang Dalam Angka Tahun 2010 – 2013
Komponen indikator pendidikan terdiri atas : angka melek huruf (AMH)
dan rata-rata lama sekolah (RLS). Indikator-indikator tersebut dapat
menggambarkan mutu sumber daya manusia/SDM dan jumlah Tahun yang
dihabiskan dalam menempuh semua jenis pendidikan formal.Jumlah angka
melek huruf dihitung berdasarkan penduduk yang berumur 15 tahun ke atas
yang dapat membaca dan menulis huruf latin. Dalam periode 2009-2013, di
Kabupaten Pinrang memperlihatkan bahwa jumlah mereka yang dapat
membaca dan menulis rata-ratanya sebesar 91,70 persen. Apabila
dibandingkan dengan angka Provinsi Sulawesi Selatan, maka angka melek
huruf Kabupaten Pinrang relatif masih lebih baik (Sulawesi Selatan : 86,02
persen).
Di Kabupaten Pinrang, keadaan lama bersekolah penduduk Tahun 2013
tidak jauh berbeda dengan keadaan Tahun 2009 Namun demikian, angka rata-
rata lama sekolah mengalami sedikit peningkatan dari tahun-tahun
sebelumnya. Keadaan tersebut digambarkan oleh rata-rata lama bersekolah
pada Tahun 2013 yakni sebesar 8,4 tahun. Dengan kata lain pada Tahun 2013,
bahwa setiap penduduk mempunyai jenjang pendidikan sekolah menengah
pertama yang sedang duduk di kelas 2.
2.1.3.2 Kesehatan
A. Angka Harapan Hidup (AHH) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
Pemerintah Kabupaten Pinrang telah berupaya untuk terus Meningkatan
Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan, Peningkatan Sumber Daya
Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Pembiayaan
Kesehatan terus dilakukan, ini bisa dilihat dari angka harapan hidup tahun
2013 sebesar 72,57 tahun. Selain itu juga dapat dilihat pada Angka Kematian
Bayi Pada Tahun 2009-2013, pada tabel berikut :
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 31
Tabel 2.14 Perkembangan Jumlah Kematian Bayi dan Jumlah Kematian Ibu
Tahun 2009-2013 di Kabupaten Pinrang
No Indikator 2009 2010 2011 2012 2013
1 Jumlah Kematian Bayi 59/7.203 83/7.272 106/7315 110/6981 54/7060
2 Jumlah Kematian Ibu 11/7.203 7/7.272 16/7.315 4/6981 4/7060
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten PinrangTahun 2014
Tabel di atas menggambarkan pencapaian indikator derajat
kesehatan masyarakat yaitu indikator kematian bayi dan kematian ibu.
Indikator kematian bayi diawali oleh variabel jumlah kematian bayi yang
mengalami penurunan dari 110 bayi pada Tahun 2012 menjadi 54
pada Tahun 2013. Sedangkan indikator kematian ibu berupa jumlah
kematian ibu sebanyak 4 pada Tahun 2012 dan 4 pada Tahun 2013.
Selanjutnya untuk menilai derajat kesehatan masyarakat yang lain
adalah pencapaian sasaran peningkatan status gizi balita.
Gambaran tentang kondisi status gizi balita di Kabupaten Pinrang pada
tahun 2009 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.15
Perkembangan Status Gizi Balita di Kabupaten Pinrang Tahun 2009-2013
N0 Status gizi 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6
1 Gizi Buruk 88 141 85 69 32
2 Gizi Kurang 838 1.126 1.140 1.102
3 Gizi Baik 5.697 6.779 8.449 9.396 9.669
4 Gizi Lebih 75 84 60 2.000 2.018
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pinrang 2014
Dari tabel di atas dapat dilihat gambaran status gizi balita di
Kabupaten Pinrang pada Tahun 2009 samapi tahun 2013 menunjukkan
perbaikan status gizi balita, namun pada Tahun 2010 gizi buruk mengalami
peningkatan sebesar 53, tetapi gizi baik mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan gizi baik dan gizi
lebih sampai dengan tahun 2013. Apabila dilihat dari angka gizi kurang
dan gizi buruk Kabupaten Pinrang menunjukkan bahwa terjadi penurunan
setiap tahunnya.
Nilai Angka Kematian Bayi biasanya berbanding terbalik dengan Angka
Harapan Hidup (AHH).AHH adalah angka kecenderungan Harapan hidup
perkiraan lama hidup rata-rata penduduk Kabupaten Pinrang dengan asumsi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 32
tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur adalah selama lebih
kurang 69-70 Tahun. AHH Tahun 2009 Kabupaten Pinrang mencapai 71,72
tahun sedangkan pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 72,57,
artinya perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi mengalami
peningkatan sebesar 0.85 tahun, pola mortalitas menurut umur adalah selama
lebih kurang 69-70 tahun.
Resiko kematian bayi lebih besar bagi bayi yang dilahirkan oleh ibu yang
kekurangan gizi, dibandingkan dengan ibu yang memiliki gizi
cukup.Sedangkan kekurangan gizi berkorelasi positif dengan keadaan sosial
ekonomi yang rendah.Penyebab tingginya angka kematian bayi lahir rendah,
berkaitan erat dengan kondisi pada fase kehamilan, pertolongan kelahiran
yang aman dan perawatan bayi pada saat dilahirkan.
B. Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang berfungsi
menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan, asuhan keperawatan secara
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
pasien. Semakin banyak jumlah ketersediaan rumah sakit, akan semakin
mudah bagi masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan.
Jumlah rumah sakit di Kabupaten Pinrang pada Tahun 2013 sebanyak 3
unit, terdiri dari rumah sakit daerah sebanyak 1 unit, rumah sakit swasta
sebanyak 2 unit. Cakupan pelayanan rumah sakit terhadap jumlah penduduk
Kabupaten Pinrang Tahun 2013 mencapai 0,007. Hal ini berarti bahwa untuk
1.000 jumlah penduduk Kabupaten Pinrang pada Tahun 2013 dilayani oleh
rumah sakit sebanyak 0,007. Cakupan pelayanan rumah sakit terhadap jumlah
penduduk Kabupaten Pinrang pada Tahun 2012 tidak jauh berbeda dengan
tahun-tahun sebelumnya.
Berikut secara lengkap disajikan data mengenai rasio/ketersediaan rumah
sakit di Kabupaten Pinrang selama kurun waktu Tahun 2009-2013.
Tabel 2.16
Jumlah dan Rasio Rumah Sakit Per jumlah Penduduk
di Kabupaten Pinrang Tahun 2009 – 2013
NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1 Jumlah Rumah
Sakit Daerah 1 1 1 1 1
2 Jumlah Rumah
Sakit Swasta 2 2 2 2 2
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 33
Jumlah seluruh
Rumah Sakit 3 3 3 3 3
Jumlah
Penduduk 342.118 353.367 354.652 388.741 408.459
Rasio 0,009 0,008 0,008 0,008 0,007
Sumber : Data diolah Bappeda Kabupaten Pinrang Tahun 2013
C. Rasio pos pelayanan terpadu (posyandu) per satuan balita
Pemeliharaan kesehatan ibu dan anak-anak sejak usia dini merupakan
suatu strategi dalam upaya pemenuhan pelayanan kesehatan dasar yang
meliputi peningkatan status kesehatan dan gizi yang baik, lingkungan yang
sehat dan aman, pengembangan psikososial/emosi, kemampuan berbahasa
dan pengembangan kemampuan kognitif (daya pikir dan daya cipta) serta
perlindungan anak. Pengalaman empirik di beberapa tempat menunjukan,
bahwa strategi pelayanan kesehatan dasar masyarakat dengan fokus pada ibu
dan anak seperti itu, dapat dilakukan pada Posyandu.
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat, dalam rangka penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat, dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Jumlah Posyandu di Kabupaten Pinrang pada Tahun 2013 sebanyak 353
unit dan jumlah Balita sebanyak 24.074 jiwa. Dengan demikian rasio
Posyandu terhadap Balita mencapai 14.66. Hal ini berarti bahwa dari 1.000
balita yang ada di Kabupaten Pinrang pada Tahun 2013, dapat dilayani
Posyandu sebanyak 12 -13 Posyandu.
Berikut secara lengkap disajikan data mengenai kondisi rasio Posyandu di
Kabupaten Pinrang selama kurun waktu Tahun 2010 - 2013.
Tabel 2.17 Jumlah Posyandu dan Balita di Kabupaten Pinrang
Tahun 2010 – 2013
No Uraian 2010 2011 2012 2013
1 Jumlah posyandu 358 350 350 353
2 Jumlah balita 41.164 35.734 36.751 24.074
3 Rasio Posyandu per Jumlah
Balita 8.70 9.79 9.52 14,66
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2011-2013
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 34
2.1.4. Pekerjaan Umum
Urusan/bidang Pekerjaan umum melaksanakan pelayanan publik yang
bersifat infrastruktur (fisik). Melihat Kondisi daerah Kabupaten Pinrang terkait
dengan urusan pekerjaan umum salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja
sebagai berikut:
A. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
Salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat krusial adalah
tersedianya jalur transportasi berupa jaringan jalan yang baik.Kebutuhan jalan
memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah maupun terhadap kondisi sosial budaya kehidupan
masyarakat.Infrastruktur jalan yang baik adalah modal sosial masyarakat
dalam menjalani roda perekonomian, sehingga pertumbuhan ekonomi yang
tinggi tidak mungkin dicapai tanpa ketersediaan infrastruktur jalan yang baik
dan memadai.
Kebijakan pembangunan yang tidak bertumpu pada pengembangan
terhadap kompatibilitas dan optimalisasi potensi sumber daya alam, sumber
daya manusia dan sumber daya fisik (buatan) akan sulit mencapai
pembangunan yang berkelanjutan. Ini sering kita alami dengan terjadinya
banjir di jalur-jalur utama ekonomi yang disebabkan oleh pembangunan yang
kurang memperhatikan kapasitas sumber daya alam sehingga fungsi sistem
sungai dan drainase tidak memadai. Ini juga telah kita alami dengan
terjadinya bottle neck (jaringan jalan yang menyempit) di berbagai jaringan
transportasi yang disebabkan oleh pembangunan yang tidak memperhatikan
tata guna lahan sehingga kapasitas sumber daya fisik (buatan) tidak lagi
mampu menampung perjalanan barang dan manusia yang dihasilkan oleh tata
guna lahan.
Tabel 2.18 Proporsi Panjang Jaringan Jalan di Kabupaten Pinrang
Berdasarkan Kondisi Tahun 2010-2013
NO Uraian Panjang Jalan
2010 2011 2012 2013
1 2 3 4
1 Kondisi Baik (km) 117,4 120,4 131,5 161,38
Poporsi Kondisi Baik (%)
2 Kondisi Rusak Sedang (km) 240,3 230,5 239,20 150,99
Poporsi Kondisi Rusak Sedang (%)
3 Kondisi Rusak Ringan(km) 263,6 282,3 300,68 308,54
Poporsi Kondisi Rusak Ringan (%)
4 Kondisi Rusak Berat (km) 105,1 91,4 53,22 103,69
Poporsi Kondisi Rusak Berat (%)
5 Jalan secara keseluruhan
Sumber : Data diolah dari Dinas PU Kabupaten Pinrang Tahun 2010-2013
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 35
B. Rasio Jaringan Irigasi
Salah satu infrastruktur yang sangat diperlukan untuk peningkatan
produksi pertanian khususnya produksi beras adalah Jaringan irigasi.Jaringan
irigasi diperlukan untuk pengaturan air, mulai dari penyediaan, pengambilan,
pembagian, pemberian dan penggunaannya.Secara operasional jaringan irigasi
dibedakan ke dalam tiga kategori yaitu jaringan irigasi primer, sekunder dan
tersier.
Panjang jaringan irigasi Kabupaten Pinrang pada Tahun 2011 sepanjang
2.187,101 km. Adapun luas lahan budidaya pada Tahun 2011 seluas 42.931
km2. Dengan demikian rasio jaringan irigasi terhadap luas lahan budidaya
mencapai 1 : 19,63. Ini artinya bahwa setiap 1 km jaringan irigasi harus
mengairi lahan budidaya seluas 19 km2 Tahun 2011.
Berikut secara lengkap disajikan data mengenai gambaran jaringan irigasi
di Kabupaten Pinrang selama kurun waktu Tahun 2013.
Tabel 2.19 Rasio Jaringan Irigasi di Kabupaten Pinrang Tahun 2013
NO Uraian Panjang Jaringan Irigasi (km)
1 Jaringan primer 45,862
2 Jaringan Sekunder 402,863
3 Jaringan Tersier 474,686
4 Jaringan Kwarter 1.263,690
5 Panjang Total Jaringan Irigasi 2.187,101
6 Luas lahan budidaya 42.931
7 Rasio 1 : 19,63
Sumber : Dinas PSDA Kabupaten Pinrang 2013
2.1.5. Perumahan Rakyat
Kondisi daerah Kabupaten Pinrang terkait dengan urusan perumahan
rakyat salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :
A. Persentase rumah tangga berakses air Bersih
Berdasarkan defenisi Global Water Supply and Sanitation Report Tahun
2000, maka dapat diklasifikasi sarana air minum layak meliputi rumah tangga
dengan sumber utama ledeng sampai rumah, pompa, sumur terlindung, mata
air terlindung dan air hujan yakni sebesar 82,46 %.
Kawasan perkotaan Kabupaten Pinrang yang telah memiliki akses
berkelanjutan terhadap sumber air minum layak perkotaan sebesar 72,29 %.
Sedangkan untuk kawasan perdesaan, rumah tangga telah memiliki akses
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 36
berkelanjutan terhadap sumber air minum layak perdesaan, yakni sebesar
85,68 %.
Dari persentase tersebut dapat dikatakan bahwa rumah tangga di
Kabupaten Pinrang mempunyai akses terhadap sarana air minum yang baik.
Namun bila melihat data SUSENAS BPS Tahun 2010 terdapat 45 % rumah
tangga yang memiliki sarana air minum yang berjarak kurang dari 10 meter ke
sumber pencemar atau dari penampungan kotoran/tinja. Dengan asumsi
bahwa berdasarkan data sumur terlindung, pompa, mata air terlindung yang
dapat dipengaruhi oleh jarak terhadap ke pembuangan tinja/kotoran, maka
dapat dikatakan persentase rumah tangga berakses air bersih adalah 49 %.
Berikut adalah data tentang kondisi rumah tangga yang telah mendapatkan air
bersih dalam kurun Tahun 2010 - 2012.
Tabel 2.20
Jumlah Proporsi Rumah Tangga yang Mendapatkan Akses Air Bersih Kabupaten Pinrang Tahun 2010 – 2012
NO Uraian 2010 2011 2012
1 Jumlah rumah tangga 81.914 81.914 81.432
2 Persentase rumah tangga berakses air bersih
49 50 70
Sumber : Data diolah dari Susenas Tahun 2012
B. Persentase rumah tinggal bersanitasi (Mempunyai Failitas Tempat
Buang Air Besar/Tinja)
Salah satu faktor yang menjadi penilaian rumah layak huni adalah rumah
tinggal berakses sanitasi sekurang-kurangnya mempunyai akses untuk
memperoleh layanan sanitasi, sebagai berikut : 1) Fasilitas air bersih, 2)
Pembuangan air besar/tinja, 3) Pembuangan air limbah (air bekas) dan 4)
pembuangan sampah.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya rumah tinggal berakses sanitasi
dasar (mempunyai fasilitas pembuangan air besar/tinja) sudah mulai
membaik. Hal ini terlihat bahwa jumlah rumah di Kabupaten Pinrang yang
mempunyai akses sanitasi Untuk sanitasi, berdasarkan data BPS Tahun 2010,
rumah tangga yang memiliki jamban sendiri, jamban bersama dan jamban
umum yang mempunyai tangki septik 74 %. Sementara masih ada rumah
tinggal yang belum mempunyai akses terhadap fasilitas tempat buang air
besar / tinja 19,24 %.
Berikut adalah data tentang kondisi rumah tinggal berakses sanitasi di
Kabupaten Pinrang selama kurun waktu 2009 - 2011.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 37
Tabel 2.22 Persentase Rumah Tangga Bersanitasi
N0
Bidang / Urusan
Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah Rumah tangga Bersanitasi itasi
31.109 32.644 33.765 36.855 38.802
2. Jumlah Rumah Tangga 77.988 79.580 81.914 86.840 88.803
3. Persentase 39.89 41.02 41.22 42.44 43.69
Sumber : Data diolah oleh Bappeda Tahun 2014
2.1.6. Perhubungan
Kondisi daerah Kabupaten Pinrang terkait dengan urusan perhubungan
salah satunya dapat di lihat dari indikator kinerja sebagai berikut :
A. Rasio izin trayek
Seluruh angkutan umum yang ada di Kabupaten umum wajib memiliki
izin trayek.Hal ini dimaksudkan untuk penataan, pengaturan dan pengendalian
trayek angkutan umum, sehingga ini dapat meminimalisir trayek ilegal yang
dilakukan para pengendara angkutan umum.
Izin trayek yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Pinrang
pada Tahun 2011 sebanyak 3.240 izin.Adapun rasio izin trayek terhadap
jumlah penduduk di Kabupaten Pinrang pada Tahun 2011, adalah 0,009.Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.23
Rasio Izin Trayek di Kabupaten Pinrang
Tahun 2009-2013
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1 Jumlah Izin Trayek 3.156 2.573 3.425 3.947 4.500
2 Jumlah Kendaraan umum 2.085 2.602 1.708 1.387 1.800
3 Rasio Izin Trayek
Sumber : Dinas Perhubungan Infokom Kabupaten Pinrang
B. Jumlah Uji KIR Angkutan Umum
Seluruh angkutan umum yang diimpor di Kabupaten umum baik yang
dibuat dan/atau dirakit di dalam negeri dan akan dioperasikan di jalan wajib
memiliki pengujian agar memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan. Hal ini
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 38
dimaksudkan menjamin keselamatan penumpang angkutan umum dan
menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan.
Jumlah angkutan umum yang telah melakukan uji kir pada Tahun 2013
sebanyak 1.992 unit kendaraan dari 3.897 unit kendaraan (101 %).
Persentase yang melebihi 100 % disebabkan adanya kendaraan yang tidak
tercatat di Kabupaten Pinrang, namun melakukan uji Kir pada Dinas
Perhubungan Kabupaten Pinrang.
2.1.7. Kependudukan dan Catatan Sipil
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan kependudukan
dan catatan sipil salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :
A. Sebaran Penduduk
Pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran,
kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi baik perpindahan ke luar
maupun dari luar. Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan atau penurunan
jumlah penduduk suatu daerah dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan penduduk yang minus berarti jumlah penduduk yang ada
pada suatu daerah mengalami penurunan yang bisa disebabkan oleh banyak
hal.Pertumbuhan penduduk meningkat jika jumlah kelahiran dan perpindahan
penduduk dari luar ke dalam lebih besar dari jumlah kematian dan
perpindahan penduduk dari dalam keluar.
Total jumlah penduduk di Kabupaten Pinrang pada Tahun 2013 adalah
408.459 jiwa, meningkat 0,36 % dari jumlah penduduk Tahun 2012, yaitu
360.019 jiwa. Jumlah Tahun 2013 meningkat bila dibandingkan dengan Tahun
sebelumnya, yaitu : meningkat 0,36 % bila dibandingkan Tahun 2009 yakni
sebesar 342.118 jiwa. Peningkatan dari Tahun 2009 ke Tahun 2010 yang
cukup tinggi dibandingkan Tahun 2011 disebabkan adanya penyesuaian
registrasi dengan hasil Sensus Penduduk Tahun 2010. Hal ini membuktikan
perlunya perbaikan registrasi data kependudukan dari instansi terkait.Dengan
adanya program elektronik KTP, menjadi momentum dan peluang untuk
melakukan perbaikan terhadap registrasi penduduk tahun-tahun mendatang,
sehingga akurasi jumlah penduduk menjadi lebih baik.Berikut disajikan Tabel
Sebaran Penduduk Per wilayah kecamatan Kabupaten Pinrang untuk Tahun
2013.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 39
Tabel 2.24 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan
di Kabupaten Pinrang Pada Tahun 2013
NO KECAMATAN LAKI-LAKI
PEREMPUAN JUMLAH Luas
Wilayah (Ha)
Kepadatan Penduduk
(Jiwa/Ha)
1 2 3 4 5 6 7
1 MATTIRO SOMPE 15,742 16,614 32,356 96.99 334
2 SUPPA 15,807 16,815 32,622 74.2 440
3 MATTIRO BULU 14,801 15,869 30,670 132.49 231
4 WATANG SAWITTO
27,567 28,814 56,381 58.97 956
5 PATAMPANUA 18,010 19,107 37,117 136.85 271
6 DUAMPANUA 25,233 26,570 51,803 291.86 177
7 LEMBANG 22,520 23,405 45,925 733.09 63
8 CEMPA 9,590 10,136 19,726 90.3 218
9 TIROANG 13,653 13,682 27,335 77.73 352
10 LANRISANG 9,645 10,333 19,978 73.01 274
11 PALETEANG 20,953 21,645 42,598 37.29 1,142
12 BATULAPPA 5,934 6,014 11,948 158.99
75
JUMLAH 199,455 209,004 408,459 1,961.77 208
Sumber data : Dinas Kependudukan Dan Capil 2014
2.1.8. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan keluarga berencana
dan keluarga sejahtera salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai
berikut :
A. Rasio akseptor KB
Masyarakat Kabupaten Pinrang saat ini sudah memandang bahwa kualitas
anak lebih penting dari pada kuantitasnya. Berkaitan dengan itu dapat
diketahui bahwa jumlah peserta KB aktif di Kabupaten Pinrang pada Tahun
2012 sebanyak 43.467 peserta dari 55.605 pasangan usia subur. Jumlah ini
meningkat bila dibandingkan dengan Tahun 2011. Adapun rasio akseptor KB
terhadap jumlah pasangan usia subur selama kurun waktu Tahun 2012 adalah
78,17. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 40
Tabel 2.25 Rasio akseptor KB di Kabupaten Pinrang
Tahun 2011– 2013
NO Uraian 2011 2012 2013
1 Jumlah PUS 54.691 55.605 58.264
2 Jumlah Peserta KB Aktif 38.214 37.778 38.296
4 Rasio Akseptor KB 69.87 67,94 65.73
Sumber :BKB dan PP Kabupaten Pinrang 2013
2.1.9. Ketenagakerjaan
Salah satu Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat tergambarkan dari laju
pertumbuhan angkatan kerja yang terserap pada lapangan pekerjaan.Tingginya
angkatan kerja pada suatu daerah secara langsung dapat menggerakkan
perekonomian daerah tersebut.Hal sebaliknya dapat mengakibatkan timbulnya
masalah sosial.
Gambaran kondisi ketenagakerjaan seperti tingkat partisipasi angkatan
kerja (TPAK), persentase kesempatan kerja, persentase angkatan kerja yang
bekerja dan distribusi lapangan pekerjaan sangat berguna dalam melihat prospek
ekonomi suatu daerah.
Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat apakah benar-benar digerakan oleh
produksi yang melibatkan tenaga kerja daerah atau karena pengaruh faktor lain.
Banyaknya penduduk yang bekerja akan berdampak pada peningkatan
pendapatan. Peningkatan pendapatan penduduk sangat menentukan pemenuhan
kebutuhan hidup yang layak (peningkatan kemampuan daya beli).
Pada tahun 2013 jumlah angakatan kerja Kabupaten Pinrang sebesar
133.883 yang terdiri dari laki-laki sebesar 86.581 dan perempuan sebesar
47.302, sedangkan yang bekerja sebesar 126.724. Mengingat Kabupaten Pinrang
merupakan salah satu daerah andalan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai
penghasil beras dan hasil bumi lainnya.Oleh sebab itu sektor pertanian
merupakan lapangan pekerjaan yang paling banyak menyerap tenaga kerja.
2.1.10. Penanaman Modal
Total Realisasi investasi kabupaten Pinrang atas dasar harga konstan 2000
pada Tahun 2010 telah mencapai 466.766,97 juta rupiah atau 18,43 persen dari
total PDRB secara riil yaitu 2.532.737,44 juta rupiah. Investasi atas dasar harga
konstan 2000 di kabupaten Pinrang dalam kurun waktu 2006-2010, mencatat
rata-rata pertumbuhan sebesar 11,37 persen per tahun. Yaitu pada Tahun 2006
total investasi yang ditanamkan di kabupaten Pinrang sebesar 303.441,91 juta
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 41
rupiah meningkat menjadi 406.230,83 juta rupiah pada Tahun 2008 hingga
mencapai 466.766,97 juta rupiah pada tahun 2010. Perkembangan investasi
seperti itu telah memberi dampak terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten
Pinrang dalam periode yang sama dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 6,43
persen per tahun. Untuk tahun 2012 total realisasi investasi sebesar Rp.
243.536.450.000 mengalami peningkatan dibandiingkan pada tahun 2011 yaitu
sebesar Rp. 185.071.272.552.
2.1.11. Pertanian, Kehutanan dan Peternakan
Sektor Pertanian dan Kehutanan masih menjadi salah satu andalan
masyarakat Kabupaten Pinrang menjadi mata pencaharian utama, selain itu sektor
Pertanian dan Kehutanan secara statistik masih cukup potensial umtuk bisa
dikembangkan baik dari areal lahan maupun kependudukan yang bergerak
disektor ini. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan pertanian
salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :
A. Produktivitas Tanaman Bahan Makanan
Beberapa jenis komoditi tanaman pangan yang ada di Kabupaten
Pinrang adalah padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, dan
kacang hijau.Komoditas tanaman pangan di Kabupaten Pinrang yang terbesar
adalah tanaman padi. Jumlah produksi padi yang dihasilkan pada tahun 2012
sebanyak 578.488 ton dan pada tahun 2013 naik menjadi 598.294 ton atau
naik sekitar 3,31 persen. Selain padi sawah produksi tanaman pangan lainnya
yang memberikan sumbangan terbesar adalah jagung dengan produksi
sebesar 94.940 ton pada tahun 2013, kemudian ketela pohon sebesar 7.242
ton.
B. Produksi Tanaman Perkebunan
Perkembangan produksi tanaman Perkebunan di Kabupaten Pinrang
selama periode tahun 2009-2013 memperlihatkan penurunan untuk semua
komoditas. Kakao yang merupakan produk perkebunan paling potensial di
Kabupaten Pinrang juga mengalami penurunan 1.261 ton atau sekitar 30,78
persen, hal ini disebabkan adanya peremajaan tanaman kakao yang dimulai
tahun 2011 dan perkirakan tahun 2014 dapat berproduksi normal. Potensi
perkebunan lain di Kabupaten Pinrang adalah kelapa dan kopi. Pada tahun
2013 produksi Kelapa (kelapa dalam dan kelapa hibrida) sebesar 5.665,35 ton,
turun 45,81 ton dari tahun 2012. Produksi kopi sebesar 2.354,8 ton.
C. Populasi Ternak dan Unggas
Pada Tahun 2013 populasi ternak dan unggas di Kabupaten Pinrang
sebagian besar menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya.
Populasi ternak yang mengalami peningkatan tertinggi adalah ayam buras
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 42
dengan jumlah populasi 1.378.700 ekor pada tahun 2012 naik menjadi
1.451.851 ekor atau mengalami peningkatan sebesar 0,95 % pada tahun
2013.
D. Produksi Perikanan
Ikan sebagai salah satu bahan makanan yang kaya protein hewani.Ikan
merupakan komoditas yang cukup melimpah tersedia di Kabupaten Pinrang
dan merupakan penyumbang terbesar kedua setelah Tabama terhadap
pembentukan PDRB Kabupaten Pinrang.Perikanan dibedakan menjadi dua
yaitu perikanan laut dan perikanan darat, dimana perikanan darat meliputi
perikanan perairan umum (sungai dan danau), budidaya air payau (tambak)
dan budidaya air tawar (kolam dan sawah).
Produksi perikanan laut di Kabupaten Pinrang pada tahun 2012 sebesar
11.647 ton naik menjadi 11.808 ton pada tahun 2013 atau naik sekitar 1,36
persen. Pertumbuhan ini lebih tinggi jika dibanding periode 2010-2011 yang
tumbuh hanya sekitar 0,8 persen. Peningkatan produksi juga terjadi pada
perikanan darat, dimana produksi perikanan darat pada tahun 2012 sekitar
2.429 ton naik menjadi 2.638 ton pada tahun 2013.
E. Persentase Kerusakan Kawasan Hutan
Kawasan Hutan di Kabupaten Pinrang berdasarkan data Dinas Kehutanan
dan Perkebunan terdiri dari Hutan Lindung dengan luas 46.782 Ha dan Hutan
Produksi Terbatas dengan luas 26.049 Ha.Namun berdasarkan data RTRW
Provinsi Sulawesi Selatan luas Hutan Lindung adalah 45.155 Ha dan Hutan
Produksi Terbatas adalah 26.436 Ha.
Berdasarkan overlay kebun campur, tegalan/ladang, lahan terbuka dan
semak belukar dengan kawasan hutan peta citra satelit LAPAN Tahun 2010,
kerusakan kawasan hutan lindung/kritis mencapai 27.880 Ha dari 45.155 Ha.
Sementara untuk Hutan Produksi Terbatas yang kritis mencapai 16.924 dari
26.436 Ha.
Tabel 2.26
Kerusakan Kawasan Hutan di Kabupaten Pinrang Tahun 2010
NO Uraian Jenis 2010
1 Luas Kawasan Hutan Yang
Rusak/kritis (Ha)
Hutan Lindung 27.880
Hutan Produksi
Terbatas 16.924
Total 44.804
2 Total Luas Kawasan Hutan
(Ha)
Hutan Lindung 45.155
Hutan Produksi
Terbatas 26.436
Total 71.591
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 43
3 Persentase Luas Kawasan
Rusak/kritis (%)
Hutan Lindung 61,74
Hutan Produksi
Terbatas 64,02
Total 62,58
Sumber : Bappeda Tahun 2010
2.1.12 Kemampuan Ekonomi Daerah
Potensi sektor Pertanian masih menjadi yang paling besar di banding
dengan sektor-sektor lain sebagai sektor penyedia lapangan kerja Kabupaten
Pinrang, kesempatan kerja berasal dari sektor pertanian, diikuti perdagangan,
industri, dan jasa jasa.
Sektor pertanian merupakan penyedia utama kebutuhan pangan
masyarakat yang merupakan kebutuhan dasar dan hak asasi manusia.Dengan
demikian, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang paling efektif untuk
mengentaskan kemiskinan di wilayah perdesaan melalui peningkatan pendapatan
mereka yang bekerja di sektor pertanian.
Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing daerah
adalah bahwa kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik (attractiveness)
bagi pelaku ekonomi yang telah berada dan akan masuk ke suatu daerah untuk
menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing daerah.
Namun pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak serta merta membawa
tingkat kesejahteran masyarakat menjadi lebih sejahtera, tetapi pertumbuhan
tersebut hanya dinikmati oleh sekelompok kecil masyarakat, sedangkan
masyarakat lain tidak menikmati.
Untuk itu kemampuan ekonomi dapat dilihat dari produktivitas pada
masing-masing sektor lapangan usaha PDRB Kabupaten Pinrang. Produktivitas
total daerah dapat menggambarkan seberapa besar tingkat produktivitas tiap
sektor dalam rangka mendorong perekonomian suatu daerah. Dari ke-9
sektor/lapangan usaha, yang berkontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten
Pinrang adalah sektor/lapangan usaha pertanian, disusul kemudian oleh
sektor/lapangan usaha jasa-jasa serta perdagangan, hotel dan
restoran.Sektor/lapangan usaha yang kontribusinya paling kecil adalah
sektor/lapangan usaha listrik, gas dan restoran.
Tabel 2.27
Produktivitas Total Daerah Per Sektor (ADH Berlaku) di Kabupaten Pinrang Tahun 2009 – 2011 (dlm jutaan rupiah)
No Uraian 2009 2010 2011
Rp % Rp % Rp %
1 Pertanian 2.538.542 56,50 2.927.094 55,32 3.421.853 55,04
2 Pertambangan & 37.586 0,84 41.602 0,79 51.593 0,83
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 44
Penggalian
3 Industri Pengolahan 177.359 3,95 228.383 4,32 263.344 4,24
4 Listrik,Gas & Air bersih 28.299 0,63 37.731 0,71 41.280 0,66
5 Konstruksi 179.096 3,99 196.112 3,71 241.604 3,89
6 Perdagangan, Hotel &
Restoran 569.107 12,67 639.930 12,20 768.699 12,37
7 Pengangkutan &
Komunikasi 172.403 3,84 224.335 4,24 280.696 4,52
8 Keuangan, sewa, & Js.
Perusahaan 178.039 3,96 205.737 3,89 242.468 3,9
9 Jasa-jasa 612.526 13,63 789.861 14,93 905.236 14,56
Sumber : BPS Kabupaten Pinrang (PDRB Kabupaten Pinrang Tahun 2009-2011).
Pada Tahun 2011 kontribusi sektor/lapangan usaha pertanian mencapai Rp
3.421.853.000.000 (55,04 %), secara presentase keseluruhan angka ini
menurun bila dibandingkan dengan Tahun 2008-2009, di mana pada Tahun
2009 sektor/lapangan usaha ini mencapai sebesar 56,50 %, dan pada Tahun
2010 mencapai sebesar 55,32 %.
2.1.13. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Fasilitas wilayah atau infrastruktur adalah penunjang daya saing daerah
dalam hubungannya dengan ketersediaan (availability) fasilitas untuk mendukung
aktivitas ekonomi daerah di berbagai sektor di daerah dan antar-wilayah.Semakin
lengkap ketersediaan wilayah/infrastruktur, maka semakin kuat dalam
menghadapi daya saing daerah.
Gambaran umum kondisi daya saing daerah terkait dengan fasilitas
wilayah/infrastruktur dapat dilihat dari : aksesibilitas daerah, penataan wilayah,
fasilitas bank dan non bank, ketersediaan air bersih, fasilitas listrik, ketersediaan
restoran dan rumah makan serta ketersediaan penginapan.
A. Penataan wilayah
Penataan wilayah di Kabupaten Pinrang diatur di dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pinrang Tahun 2006-2016. Dengan
berlakunya UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka
dilakukan revisi terhadap RTRW Kabupaten Pinrang yang sementara dalam
proses legislasi DPRD. Salah satu bentuk penataan wilayah yang diatur dalam
RTRW Tahun 2012 – 2032 tersebut adalah perencanaan pemanfaatan lahan.
Sesuai dengan RTRW Kabupaten Pinrang Tahun 2006-2016, rencana
pemanfaatan lahan di Kabupaten Pinrang terbagi ke dalam 2 (dua) kawasan,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 45
yaitu : kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung meliputi :
sempadan, hutan lindung, ruang terbuka hijau dan perairan. Kawasan
budidaya meliputi : kawasan budidaya berfungsi lindung (hutan produksi,
tanaman Tahunan/perkebunan, hutan rakyat); kawasan budidaya pertanian
(pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, perikanan, peternakan) dan
kawasan budidaya non pertanian (kawasan pariwisata, kawasan peruntukan
industri, kawasan pemerintahan/fasum, kawasan permukiman, kawasan
perdagangan/jasa, kawasan Hankam).Rencana pemanfaatan lahan untuk
kawasan lindung seluas 71.591 ha sedangkan rencana pemanfaatan lahan
untuk kawasan budidaya seluas 124.586 ha.
Seiring dengan pesatnya perkembangan pembangunan, terdapat
konsekuensi yang tidak bisa dihindari dalam pemanfaatan/tata guna lahan,
yaitu tingginya rasio perubahan alih fungsi lahan. Hal ini ditandai dengan
timbulnya pusat-pusat kegiatan baru seperti : kawasan industri,
perdagangan/jasa dan tumbuhnya kawasan-kawasan permukiman.
B. Fasilitas bank dan non bank
Ketersediaan fasilitas bank dan non bank sangat penting dalam rangka
menunjang aspek daya saing daerah. Dengan adanya fasilitas tersebut segala
urusan berkaitan dengan jasa dan lalu lintas keuangan dapat berjalan dengan
lancar. Indikator kinerja berkaitan dengan fasilitas bank dan non bank salah
satunya dapat dilihat dari jenis dan jumlah bank serta cabang-cabangnya.
Menurut fungsinya, bank dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu bank
umum dan bank perkreditan rakyat dan berdasarkan kegiatan usahanya bank
dibagi menjadi : bank konvensional dan bank syariah. Pada Tahun 2010,
jumlah bank umum di Kabupaten Pinrang seluruhnya 6 unit.Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.28
Jenis dan Jumlah Bank dan Cabangnya di Kabupaten Pinrang
No Uraian Tahun 2013
1 Bank Umum -
1.1 Konvensional 7
1.2 Syariah 1
2 BPR -
2.1 Konvensional -
2.2 Syariah -
Sumber : Bappeda Kabupaten Pinrang Tahun 2013
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 46
2.1.14. Iklim Berinvestasi
Investasi merupakan salah satu indikator penting dalam meningkatkan
pembangunan perekonomian. Investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi
dan penciptaan lapangan kerja baru sehingga diharapkan akan mengurangi beban
pengangguran dan kemiskinan. Masuknya investor ke suatu wilayah, sangat
tergantung dari kondisi keamanan dan politik dalam negeri suatu wilayah.Kondisi
keamanan dan politik dalam negeri yang stabil merupakan modal penting dalam
menarik minat investasi asing di Indonesia pada umumnya, khususnya di
Kabupaten Pinrang.
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan iklim investasi salah satunya
dapat dilihat dari indikator kinerja : angka kriminalitas, kemudahan perizinan,
pengenaan pajak daerah, peraturan daerah (perda) yang mendukung iklim usaha
dan status desa (persentase desa berstatus swasembada terhadap total desa).
A. Angka kriminalitas
Angka kriminalitas dapat menggambarkan tingkat keamanan masyarakat,
semakin rendah angka kriminalitas, maka semakin tinggi tingkat keamanan
masyarakat. Pada Tahun 2011 jumlah tindak kriminal di Kabupaten Pinrang
sebanyak 238 kasus, yaitu tindak kriminal pembunuhan, narkoba, kejahatan
seksual, penganiayaan dan pencurian. Dari data ini dapat diketahui bahwa
angka kriminal di Kabupaten Pinrang pada Tahun 2011 mencapai 0,15; ini
artinya dari 10.000 jumlah penduduk di Kabupaten Pinrang pada Tahun 2011
terdapat 0,15 tindak kriminal. Kasus kriminal yang terjadi pada Tahun 2009-
2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.29 Angka kriminalitas di Kabupaten Pinrang
Tahun 2009 – 2013
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1 Jumlah kasus Narkoba 10 18 -
2 Jumlah kasus
Pembunuhan
5 3 2
3 Jumlah Kejahatan
Seksual
7 4 12
4 Jumlah kasus
Penganiayaan
49 66 16
5 Jumlah kasus
Pencurian
29 48 132
6 Jumlah kasus Penipuan 2 8 76
7 Jumlah kasus
pemalsuan uang
- - -
8 Total Jumlah Tindak
Kriminal Selama 1
Tahun
102 147 238
9 Jumlah Penduduk 342.118 353.367 354.652
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 47
10 Angka Kriminalitas
(8)/(9) per 10.000
jumlah penduduk
0,34 0,24 0,15
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka
B. Kemudahan perizinan
Investasi asing yang akan masuk ke suatu wilayah/daerah bergantung
kepada daya saing investasi yang dimiliki oleh wilayah/daerah yang
bersangkutan. Pembentukan daya saing investasi berlangsung secara terus-
menerus dari waktu ke waktu dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah kemudahan perizinan. Kemudahan perizinan suatu
wilayah/daerah sangat menunjang dalam pembuatan proses administrasi suatu
investasi.
Jenis perizinan yang ditangani Kabupaten Pinrang pada Tahun 2013
sebanyak 89 jenis perizinan, terdiri dari : Perizinan usaha dan non usaha,
Perizinan Bidang Penanaman Modal dan Jenis Non Perizinan Bidang Penanaman
Modal.
C. Pengenaan Pajak Daerah (Jumlah dan macam pajak dan retribusi
daerah)
Pajak daerah merupakan iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi atau
badan (dalam hal ini perusahaan) kepada daerah tanpa imbalan langsung yang
seimbang berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan
daerah (sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku).Sedangkan
Retribusi daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa
atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan (dalam hal ini
perusahaan).
Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai jumlah realisasi
serta macam pajak dan retribusi daerah di Kabupaten Pinrang selama kurun
waktu 2010 - 2013.
Tabel 2.30 Jumlah Realisasi serta Macam Pajak dan Retribusi Daerah
di Kabupaten Pinrang Pada
Tahun 2010 – 2013 (dalam rupiah)
NO Uraian 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6
1 Jumlah Pajak Daerah
3.997.867.294 5.178.637.722 6.940.219.468 9.469.550.419
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 48
2 Retribusi 8.882.584.733 12.556.485.548 10.881.454.895 6.229.570.110
Sumber : Dinas PPKAD Kabupaten Pinrang Tahun 2014.
D. Peraturan Daerah (Perda) yang mendukung iklim usaha
Perda merupakan sebuah instrumen kebijakan daerah yang sifatnya
formal, melalui perda dapat diketahui adanya insentif maupun disinsentif
sebuah kebijakan di daerah terhadap aktivitas perekonomian. Perda yang
mendukung iklim usaha meliputi : Perda terkait dengan perizinan, perda
terkait dengan lalu lintas barang dan jasa, serta perda terkait dengan
ketenagakerjaan.
Berikut adalah gambaran ketersediaan perda yang mendukung iklim
usaha di Kabupaten Pinrang selama kurun waktu Tahun 2010-2012.
Tabel 2.31 Jumlah Perda Yang Mendukung Iklim Usaha di Kabupaten Pinrang
Tahun 2010 – 2012
NO Uraian 2010 2011 2012
1 Jumlah Perda terkait perijinan 1 3 2
2 Jumlah Perda terkait lalu lintas
barang dan jasa - 1
3 Jumlah Perda terkait
ketenagakerjaan - - 1
4 Jumlah Perda Terkait Investasi - 1 1
Sumber : Bagian Hukum – Setda Kabupaten Pinrang Tahun 2012.
C. Status Desa (Persentase Desa Berstatus Swasembada Terhadap Total
Desa)
Pembangunan desa dalam jangka panjang ditujukan untuk
memperkuat dasar-dasar sosial ekonomi perdesaan yang memiliki hubungan
fungsional yang kuat dan mendasar dengan kota-kota dan wilayah di
sekitarnya. Pembangunan desa dan pembangunan sektor yang lain di setiap
pedesaan akan mempercepat pertumbuhan desa menjadi desa swasembada
yang memiliki ketahanan di segala bidang dan dengan demikian dapat
mendukung pemantapan ketahanan nasional. Berdasarkan statusnya,
desa/kelurahan diklasifikasikan menjadi 3 (tiga), yakni desa swadaya
(tradisional); desa swakarya (transisional); dan desa swasembada
(berkembang).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 49
Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai jumlah
desa/kelurahan swadaya, swakarya, dan swasembada di Kabupaten Pinrang
Tahun 2011 – 2013.
Tabel 2.32 Persentase desa berstatus swasembada terhadap total desa
di Kabupaten Pinrang Tahun 2011 – 2013
NO Uraian 2011 2012 2013
1 Jumlah Desa/Kelurahan Swadaya 11 11 11
2 Jumlah Desa/Kelurahan Swakarya 87 87 87
3 Jumlah Desa/Kelurahan Swasembada - -
4 Jumlah Desa/Kelurahan (1) + (2) + (3) 104 108 108
5 Persentase Desa berstatus swasembada
dibagi jumlah desa/kelurahan (3)/(4) 0 0 0
Sumber : BPMPD Kabupaten Pinrang 2013
2.1.15. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan kunci
keberhasilan pembangunan daerah dan nasional.Manusia merupakan subyek dan
obyek dalam pembangunan. Oleh karenanya pembangunan SDM harus benar-
benar diarahkan dan ditingkatkan agar mampu dan memiliki etos kerja yang
produktif, terampil, kreatif, disiplin, profesional dan mampu memanfaatkan,
mengembangkan serta menguasai ilmu dan teknologi yang inovatif dalam rangka
memacu pelaksanaan pembangunan nasional.
Gambaran umum kondisi daerah aspek daya saing daerah terkait dengan sumber
daya manusia salah satunya dapat dilihat dari kualitas tenaga kerja dan tingkat
ketergantungan penduduk.
A. Kualitas tenaga kerja (Rasio lulusan S1/S2/S3)
Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam kerangka
pembangunan daerah adalah kualitas sumber daya manusia (SDM).Kualitas
SDM ini berkaitan erat dengan kualitas tenaga kerja yang tersedia untuk
mengisi kesempatan kerja di dalam negeri dan di luar negeri.Kualitas tenaga
kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan.Artinya
semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah
maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya.Kualitas tenaga kerja pada suatu
daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikan penduduk yang telah
menyelesaikan S1, S2 dan S3.
B. Tingkat Ketergantungan Penduduk
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 50
Tingkat ketergantungan penduduk digunakan untuk melihat gambaran
besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif
terhadap penduduk yang tidak produktif. Penduduk muda berusia di bawah 15
Tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena
secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang
menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia di atas 65 Tahun juga dianggap
tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64
Tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas dasar
konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung
pada penduduk usia kerja. Meskipun tidak terlalu akurat, rasio ketergantungan
semacam ini memberikan gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografi.
Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat menunjukkan keadaan
ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang
berkembang.Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang
penting.Semakin tinggi persentase dependency ratio maka semakin tinggi
beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup
penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.Sedangkan persentase
dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya
beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk
yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai rasio ketergantungan
penduduk Kabupaten Pinrang selama kurun waktu Tahun 2009 - 2013.
Tabel 2.33 Rasio Ketergantungan di Kabupaten Pinrang
Tahun 2009 – 2013
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1 Jumlah Penduduk
Usia < 15 Tahun 128.143 132.052 114.811 121.292
128.446
2 Jumlah Penduduk
usia > 64 Tahun 9.596 10.280 21.845 19.250
28.403
3 Jumlah Penduduk
Usia Tidak Produktif 137.739 142.332 136.656 140.542
156.859
4 Jumlah Penduduk
Usia 15-64 Tahun 204.379 211.035 217.996 219.477 251.610
5
Rasio
ketergantungan
(3) / (4)%
67,39 67,4 69,82
64.03 62,34
Sumber : Data diolah dari Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2009-2013
2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun Berjalan dan
Realisasi RPJMD 2009-2014
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 Tahun 2010,
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, Prioritas Pembangunan Kabupaten Pinrang Tahun 2014
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 51
disusun berdasarkan evaluasi pembangunan Tahunan, yang kedudukan Tahun
rencana dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD Kabupaten Pinrang
Tahun 2009-2014, serta isu strategis dan prioritas pembangunan RPJMD yang
telah ditetapkan.
Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015, merupakan
Tahun keempat RKPD yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) 2009 – 2014. Prioritas Pembangunan Kabupaten
Pinrang Tahun 2015 disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan,
keadaan tahun rencana dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD
Kabupaten Pinrang Tahun 2009-2014, serta isu strategis dan prioritas
pembangunan RPJMD yang telah ditetapkan.
Prioritas pembangunan RKPD Tahun 2014 merupakan salah satu acuan
untuk penyusunan RKPD Tahun 2015, berikut merupakan prioritas Pembangunan
RKPD Tahun 2014 :
1. Peningkatan produktivitas Hasil Pertanian
2. peningkatan kualitas infrastruktur serta pembangunan infrastruktur wilayah
tertinggal dan kawasan agropolitan/minapolitan
3. Efektifitas penyelenggaraan penataan ruang
4. Peningkatan kelembagaan pemerintah yang profesional, akuntabel dan berbasis
teknologi
5. Peningkatan Akses dan Kualitas Layanan Pendidikan dan Kesehatan
6. Pemberdayaan Masyarakat serta Pengembangan Koperasi, dan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah berbasis pada pengembangan agropolitan / minapolitan
7. Pembinaan/ pengembangan wawasan bidang sosial, budaya dan keamanan
melalui pengembangan nilai nilai luhur dan kearifan lokal
8. Penanggulangan Bencana
Target dan realisasi pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2009-
2014. Adapun realisasi capaian tersebut (terlampir) sedangkan secara makro
dapat dilihat pada tabel 2.34 berikut ini :
Tabel 2.34
Target dan Realisasi RPJMD sampai tahun 2013
No. INDIKATOR 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6
1. RATA-RATA LAMA SEKOLAH (THN)
Target 7,30 7,50 7,80 8,10 8,40
Realisasi 7,20 7,60 8,00 8,30 8,43
2.
ANGKA MELEK HURUF (%)
Target
90,60 91,20 91,80 92,60
Realisasi 89,74 89,90 90,22 91,53 91.70
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 52
3. ANGKA HARAPAN
HIDUP (THN)
Target 71,30 71,60 71,90 72,20 72,60
Realisasi 71,72 72,06 72,30 72,57 72,57
4. DAYA BELI (Rp) Target 625 660,000 700,000 750,000 810.000
Realisasi 637,4 638,500 641,900 641,771 815.000
5. TOTAL CAPAIAN (IPM) %
Target 71,70 72,00 72,30 72,70
Realisasi 72,60 73,23 73,80 73,56 74,29
6. LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI (%)
Target 5,30 5,50 5,70 5,90 6.10
Realisasi 7,65 6,23 7,12 8,27 8,50
7. PENDUDUK MISKIN ( JIWA )
Target
Realisasi 30.320 31.644,00 28.798,00 26.782 18.672
8. PENDAPATAN PERKAPITA (RP)
Target
Realisasi 12.891.200 15.068.400 18.055.554 20.199.639 22.866.199
9. PDRB (juta
rupiah)
ADHB 4.492.957 5.290.786 6.216.774 7.409.751 8.261.431,53
ADHK 2.384.282 2.532.737 2.713.136 2.919.174 3.137.429,30
10. Inflasi (%)
11,69 10,86 9,69 5,25
11. Simpanan Masyarakat (Juta)
631.438 729.100 871.259 1.019.259
2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah
RKPD 2015 Kabupaten Pinrang merupakan gambaran rencana prioritas
pembangunan Pemerintah Kabupaten Pinrang yang akan dilaksanakan pada Tahun
Anggaran 2015 berdasarkan evaluasi capaian hasil pembangunan Tahun 2013.
Evaluasi dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan pembangunan
yang telah dilaksanakan, untuk kemudian dibuat analisanya sebagai bahan
perencanaan pembangunan selanjutnya. Dalam hal penentuan Rencana Kegiatan
haruslah mengacu pada 3 (tiga) hal, Prioritas Permasalahan yang belum
terselesaikan dari Tahun RKPD 2013, sejalan dengan Isu Strategis RPJMD 2009-
2014, tidak bertentangan dengan Isu Strategis RKP Provinsi dan RKPN Tahun
2014. Kemudian dari ketiga acuan diatas disusun menjadi Prioritas Pembangunan
RKPD Tahun 2015.
Program prioritas yang direncanakan dibiayai Tahun 2015 disusun
berdasarkan nomenklatur PERMENDAGRI Nomor 13 Tahun 2006 juncto
PERMENDAGRI Nomor 59 Tahun 2007 juncto PERMENDAGRI Nomor 21 Tahun
2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Kegiatan – kegiatan
strategis yang diusung oleh SKPD dan wilayah Perencanaan pembangunan yang
telah disusun bersama ini tidak mungkin seluruhnya menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang ada di Kabupaten Pinrang. Namun demikian, melalui
program/kegiatan yang telah direncanakan diharapkan dapat mengurangi
permasalahan pembangunan, terutama permasalahan pembangunan yang
menyangkut kebutuhan dasar masyarakat.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
disusun berdasarkan hasil analisa untuk kemudian disusun isu strategis dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 53
prioritas pembangunan daerah dalam rangka mendukung pencapaian Visi dan Misi
pembangunan Daerah Kabupaten Pinrang.
2.3.1. Permasalahan Daerah Yang Berhubungan Dengan Prioritas Dan
Sasaran Pembangunan Daerah
Berdasarkan pada Visi dan Misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Tahun 2009-2014, Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun
2014. Isu Strategis Pembangunan Nasional 2015, Isu Strategis RKP Provinsi Tahun
2015 serta pertimbangan lainnya terkait permasalahan strategis yang aktual dan
faktual, maka dirumuskan Isu Strategis yang akan menjadi bahan kebijakan
dalam perencanaan kegiatan Kabupaten Pinrang Tahun 2015.
Isu Strategis yang akan ditetapkan dalam RKPD 2015 tidak terlepas dari
tema pembangunan nasional Tahun 2015 yaitu ”Memantapkan Perekonomian
Nasional Bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Yang Berkeadilan ””, isu
strategis provinsi serta isu strategis yang aktual dan faktual. Isu Pembangunan
Nasional 2015 meliputi :
1. Konsolidasi Demokrasi
2. Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Publik
3. Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
4. Percepatan Pembangunan MEF dengan Pemberdayaan Industri Pertahanan
5. Peningkatan Ketertiban dan Keamanan Dalam Negeri
6. Perkuatan Ketahanan Pangan
7. Peningkatan Ketahanan Energi
8. Peningkatan Ketahanan Air
9. Percepatan Pembangunan Kelautan
10. Peningkatan Keekonomian Keanekaragaman Hayati dan Kualitas Lingkungan
Hidup
11. Transformasi Sektor Industri dalam Arti Luas
12. Peningkatan Daya Saing Tenaga Kerja
13. Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi
14. Peningkatan Kapasitas IPTEK
15. Peningkatan Efisiensi Sistem Logistik dan Distribusi
16. Penguatan Konektivitas Nasional
a. Keseimbangan Pembangunan Antar Wilayah
b. Pendorong Pertumbuhan Ekonomi
c. Pembangunan Transportasi Massal Perkotaan
17. Peningkatan Ketersediaan Infrastruktur Pelayanan Dasar
a. Peningkatan Rasio Elektrifikasi Nasional
b. Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi
c. Penataan Perumahan/Permukiman
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 54
18. Reformasi Keuangan Negara
19. Reformasi Pembangunan Kesehatan
a. Sistem Jaminan Sosial Nasional (Demand and Supply)
b. Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi
20. Pengendalian Jumlah Penduduk
21. Reformasi Pembangunan Pendidikan
22. Sinergi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
23. Pembangunan Daerah Tertinggal dan Perbatasan
24. Pengelolaan Risiko Bencana
Sedangkan tema RKPD Sulawesi Selatan Tahun 2015 yaitu :“ PENGUATAN
PEREKONOMIAN DAERAH MELALUI PENGEMBANGAN KAWASAN
STRATEGIS TAHUN 2015” dan issu strategis tahun 2015 adalah :
1. Meningkatkan Produksi dan Kualitas Hasil Produksi Pertanian
2. Peningkatan Akses dan Kualitas Sumber Daya Manusia
3. Peningkatan kapasitas pengelolaan Lingkungan Hidup
4. Pembangunan Industri Pengolahan dan Peningkatan Pelayanan Publik
Pembangunan Infrastruktur Wilayah & Permukiman untuk Perkuatan
Konektifitas Regional dan Nasional Tema Rencana Kerja Pembangunan
Daerah Kabupaten Pinrang tahun 2015 adalah : “Memantapkan
Pembangunan Daerah Dalam Mewujudkan Kondisi Perekonomian
Yang Berkualitas Dan Berkelanjutan”dengan issu strategi yaitu :
1. Pengembangan komoditas unggulan daerah
2. Kualitas sumber daya manusia
3. Kualitas dan Kuantitas infrastruktur, Penataan ruang, lingkungan hidup dan
Penanggulangan bencana
4. Kinerja birokrasi dan pelayanan publik
5. Percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan penanggulangan
Kemiskinan
6. Pengembangan kapasitas ekonomi desa dan penurunan angka pengangguran.
7. Stabilitas Keamanan
Dengan memperhatikan issu-issu strategis tersebut dan mengacu pada
prioritas pembangunan nasional dan provinsi tahun 2015, maka prioritas
pembangunan Kabupaten Pinrang tahun 2014 yaitu :
1. Peningkatan produktivitas hasil pertanian berbasis teknologi
2. Peningkatan Akses dan Kualitas Layanan Pendidikan dan Kesehatan
3. Pengembangan infrastruktur, Penataan ruang, lingkungan hidup serta Mitigasi
Bencana
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 55
4. Penataan kelembagaan pemerintah yang profesional, akuntabel dan
transparan berbasis teknologi
5. Pemberdayaan Masyarakat dan Pengentasan kemiskinan
6. Pengembangan ekonomi produktif pedesaan dan penciptaan lapangan kerja
7. Pembinaan/ pengembangan wawasan bidang sosial, budaya dan keamanan
melalui pengembangan nilai nilai luhur dan kearifan lokal.
Tabel 2.35 Hubungan antara Isu Strategis dengan Prioritas RKPD 2014
No Isu Strategis Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2014
1 Pengembangan komoditas
unggulan daerah
Peningkatan produktivitas Hasil Pertanian
Berbasis Teknologi
2 Kualitas sumber daya manusia Peningkatan Akses dan Kualitas Layanan
Pendidikan dan Kesehatan
3
Kualitas dan Kuantitas
infrastruktur, Penataan ruang,
lingkungan hidup dan
Penanggulangan bencana
Peningkatan dan Pengembangan infrastruktur,
Penataan ruang serta Mitigasi Bencana
4
Kinerja birokrasi dan pelayanan
publik
Peningkatan kelembagaan pemerintah yang
profesional, akuntabel, transparan dan berbasis
teknologi
5
Pemberdayaan Masyarakat dan
Pengentasan kemiskinan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pengentasan
kemiskinan
6
Pengembangan kapasitas
ekonomi desa dan penurunan
angka pengangguran
Pengembangan ekonomi produktif pedesaan dan
penciptaan lapangan kerja
7 Stabilitas Keamanan
Pembinaan/ pengembangan wawasan bidang
sosial, budaya dan keamanan melalui
pengembangan nilai nilai luhur dan kearifan
lokal
Keterkaitan Isu Strategis
Tabel 2.36 Matriks Hubungan Isu Strategis
Nasional, Provinsi Sul Sel, dan Kabupaten Pinrang
N0
Keterkaitan Isu dan Masalah Mendesak
Nasional Provinsi Kabupaten
1. Konsolidasi Demokrasi 2. Reformasi Birokrasi dan
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Publik
3. Pencegahan dan Pemberantasan
1. Meningkatkan Produksi dan Kualitas Hasil Produksi Pertanian
2. Peningkatan Akses
1. Belum optimalnya intensifikasi dan diversifikasi pertanian (issu 6 Nasional)
2. Masih terbatasnya
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 56
Korupsi 4. Percepatan Pembangunan MEF
dengan Pemberdayaan Industri
Pertahanan 5. Peningkatan Ketertiban dan
Keamanan Dalam Negeri 6. Perkuatan Ketahanan Pangan 7. Peningkatan Ketahanan Energi 8. Peningkatan Ketahanan Air
9. Percepatan Pembangunan Kelautan 10. Peningkatan Keekonomian
Keanekaragaman Hayati dan Kualitas Lingkungan Hidup
11. Transformasi Sektor Industri dalam Arti Luas
12. Peningkatan Daya Saing Tenaga
Kerja 13. Peningkatan Daya Saing UMKM dan
Koperasi 14. Peningkatan Kapasitas IPTEK 15. Peningkatan Efisiensi Sistem
Logistik dan Distribusi 16. Penguatan Konektivitas Nasional
a. Keseimbangan Pembangunan Antar Wilayah
b. Pendorong Pertumbuhan Ekonomi
c. Pembangunan Transportasi Massal Perkotaan
17. Peningkatan Ketersediaan Infrastruktur Pelayanan Dasar a. Peningkatan Rasio Elektrifikasi
Nasional b. Peningkatan Akses Air Minum
dan Sanitasi c. Penataan
Perumahan/Permukiman 18. Reformasi Keuangan Negara 19. Reformasi Pembangunan Kesehatan
a. Sistem Jaminan Sosial Nasional
(Demand and Supply) b. Penurunan Angka Kematian Ibu
dan Bayi
20. Pengendalian Jumlah Penduduk 21. Reformasi Pembangunan Pendidikan 22. Sinergi Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan 23. Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Perbatasan
24. Pengelolaan Risiko Bencana
dan Kualitas Sumber Daya Manusia
3. Peningkatan kapasitas
pengelolaan Lingkungan Hidup
4. Pembangunan Industri Pengolahan dan Peningkatan Pelayanan Publik
5. Pembangunan Infrastruktur Wilayah & Permukiman untuk Perkuatan Konektifitas Regional dan Nasional
kualitas, kuantitas dan sarana dan prasarana
pendidikan dan
kesehatan (Issu 21 dan 19 Nasional)
3. Belum optimalnya pengelolaan parisiwisata (Issu16 Nasional)
4. Program-program
penanggulangan kemiskinan belum sepenuhnya memberikan kesempatan kerja permanen bagi masyarakat miskin
(Issu 12 dan 22 Nasional)
5. Belum optimalnya inovasi guna mendukung daya saing
daerah (Issu 13 Nasional)
6. Belum optimalnya pengembangan kawasan strategis (Issu9,11,1516,17,23 Nasional)
7. Reformasi Birokrasi dan
Tata Kelola Pemerintahan Daerah (Issu 2, 3, Nasional)
Memperhatikan keterkaitan hubungan antar Isu Strategis Nasional,
Provinsi dan Kabupaten memberi gambaran bahwa terdapat beberapa agenda
bersama yang harus diselesaikan melalui program kegiatan pembangunan di
Tahun 2014.Dalam rangka penyelesaian isu strategis tersebut, masing – masing
tingkatan pemerintahan (Nasional, Provinsi dan Kabupaten) diharapkan dapat
dalam mengalokasikan anggaran.
2.3.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Daerah
Secara umum Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada tiap-tiap
SKPD dan urusan yang menjadi tupoksi masing-masing saling terkait antara satu
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 57
dengan yang lain. Namun dalam setiap permasalahan harus selalu diusahakan
solusi yang terbaik bagi perkembangan dan kelanjutan pembangunan Kabupaten
Pinrang, berikut identifikasi permasalahan pembangunan daerah tiap bidang
urusan yang menjadi kewenangan daerah berdasarkan PERDA No. 1 Tahun 2008.
Tabel 2.37 Permasalahan Bidang/Urusan Kabupaten Pinrang
Tahun 2015
No Urusan Permasalahan Faktor penentu keberhasilan
URUSAN WAJIB
1 Pendidikan
Tingginya tingkat kerusakan dan terbatasnya fasilitas Sarana Pendidikan pada Jenjang SD dan
SMP.
adanya Perbaikan kerusakan dan tersedianya fasilitas Sarana Pendidikan pada Jenjang SD dan
SMP.
Masih kurangnya ruang kelas SMA dibandingkan penduduk usia sekolah SMA
Pembangunan USB SMA/SMK dan atau penambahan ruang kelas
Belum meratanya distribusi pendidik
dan tenaga kependidikan
Analisis pendistribusian pendidik
dan tenaga kependidikan
Belum optimalnya partisipasi masyarakat yang mampu secara ekonomi terhadap pendidikan.
Tingginya partisipasi masyarakat yang mampu secara ekonomi terhadap pendidikan
Belum memadainya kualitas tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan
Pelatihan pendidik dan
Tenaga kependidikan
Terlambatnya juknis anggaran yang bersumber dari APBD Propinsi dan APBN.
Transfer anggaran yang bersumber dari APBD Propinsi dan APBN bersamaan dengan juknis
perbandingan mutu SDM yang berada di daerah perkotaan cenderung relatif lebih baik
dibanding di daerah perdesaan.
Pemerataan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan antara
perkotaan dan perdesaan
2 Kesehatan
Pembiayaan kesehatan yang masih
cenderung pada aspek kuratif dibandingkan aspek promotif dan preventif yang mengakibatkan pembiayaan yang tidak efektif dan efisien
Adanya Pemerataan pembiayaan kesehatan pada semua aspek
Masih kurang lengkapnya peralatan kesehatan terutama untuk penyakit bedah dan IGD
Tersedianya kelengkapan peralatan kesehatan terutama untuk penyakit bedah dan IGD
Masih kurang lengkapnya peralatan kesehatan terutama untuk penyakit rujukan
Tersedianya kelengkapan peralatan kesehatan terutama untuk penyakit rujukan
Masih tingginya prevalensi penyakit – penyakit menular dan munculnya penyakit tidak menular, gizi buruk dan kematian Bayi/Balita
Peran aktif masyarakat dalam menjaga dan melakukan deteksi
dini penyakit secara partisipatif
Masih rendahnya perhatian masyarakat dalam mendukung
perilaku hidup bersih dan sehat
Penyuluhan tentang prilaku hidup bersih dan sehat serta
Pencegahan penyakit
Belum optimalnya peran masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan
Promosi kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat
3 Lingkungan Hidup Belum optimalnya cakupan penanganan timbunan sampah
Penambahan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan
Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga
lingkungan khususnya pengelolaan sampah
Sosialisasi tentang pentingnya
Menjaga lingkungan
Belum optimalnya kuantitas dan kualitas aparat
Pelatihan aparatur
Masih banyaknya masyarakat yang
melakukan pembuangan sampah
Adanya kesadaran masyarakat
untuk tidak membuangsampah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 58
disembarang tempat disembarang tempat
4 Pekerjaan Umum Updating data base jalan dan
jembatan belum optimal
Peningkatan updating data base
jalan dan jembatan
Terbatasnya sarana dan prasarana infrastruktur pedesaan
Tersedianya sarana dan prasarana infrastruktur pedesaan yang memadai
Master plan drainase untuk 6 kecamatan yang telah disusun belum dilengkapi dengan DED Drainase khususnya Perkotaan Pinrang
Usulan DED Drainase
Belum optimalnya pengelolaan irigasi Penguatan kelembagaan pengelolaan irigasi
Belum optimalnya kinerja jaringan
irigasi
Perbaikan kerusakan dan pengurangan kebocoran saluran irigasi
Belum tersedianya database jaringan
irigasi
Tersedinya database jaringan
irigasi
Tidak optimalnya prasarana PDAM Tirta Sawitto
Perbaikan/peningkatan prasarana berdasarkan DED
Kurangnya kesadaran masyarakat
desa/kelurahan penerima program
air minum untuk mengoptimalkan pemanfaatannya
Motivasi untuk memanfaatkan
prasarana dan sarana yang telah dibangun
5 Penataan Ruang Belum efektifnya Dokumen Rencana Tata Ruang yang ada sebagai acuan untuk pemanfaatan ruang
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan dan Strategis
Belum sinkronnya perencanaan tata ruang dengan program pembangunan
Sinkronisasi dan koordinasi antara instansi yang terkait
Masih rendahnya disiplin dan kesadaran masyarakat tentang
pemanfaatan ruang
Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya aspek tata
ruang dalam pembangunan
6 Perencanaan Pembangunan
Belum sinkronnya perencanaan Kabupaten dengan Propinsi serta Nasional
Sinkronisasi program antar dokumen perencanaan
Belum sinkronnya perencanaan tingkat kabupaten dengan usulan kegiatan SKPD,
Pengintegrasian berbagai program dan kegiatan yang mengacu pada dokumen perencanaan yang telah ada
Masih rendahnya SDM aparat perencana
Pelatihan perencanaan
Masih kurangnya sumber daya manusia (SDM), baik kualitas maupun kuantitas dibandingkan dengan beban kerja yang dilaksanakan di BAPPEDA.
Penempatan aparat di Bappeda yang sesuai dengan beban kerja
Belum optimalnya ketersediaan data yang ada di setiap SKPD untuk menunjang proses perencanaan baik untuk tingkat kabupaten maupun di masing-masing SKPD.
Optimalisasi bank data
Belum optimalnya implementasi
prosedur perencanaan pembangunan
Sosialisasi dan pelatihan peningkatan kualitas perencanaan pembangunan bagi aparat Bappeda dan SKPD lainnya
Belum optimalnya penerapan hasil inventarisasi penelitian sebagai
bahan perencanaan
Bermanfaatnya penerapan hasil inventarisasi penelitian sebagai
bahan perencanaan
7 Perumahan Cakupan pelayanan air bersih pedesaan belum mencukupi dari total jumlah penduduk daerah pelayanan
Peningkatan cakupan pelayanan air bersih dan pemanfaatan jaringan air bersih terbangun
Belum tersedianya dokumen perencanaan perumahan secara komprehensif,
Perencanaan dokumen tentang
perumahan
Kualitas aparat belum memadai Mengikuti pelatihan, workshop
dan seminar
8 Pemuda dan Olah Raga
Terbatasnya anggaran dalam pembinaan dan pembiayaan atlet dalam mengikuti iven-iven tingkat propinsi maupun nasional
Tersedianya anggaran yang memadai untuk pembinaan dan pembiayaan atlet-atlet dalam mengikuti setiap kejuaran
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 59
Masih terbatasnya sarana dan prasarana olah raga, terutama di
pedesaan.
terbangunnya sarana dan
prasarana olah raga, terutama di pedesaan.
Masih kurangnya pemanfaatan iptek dalam pengembangan olah raga baik dari sarana maupun prasarananya.
bertambahnya pemanfaatan iptek dalam pengembangan olah raga baik dari sarana maupun prasarananya.
9 Penanaman Modal
Belum lengkapnya sarana dan prasarana Penanaman Modal Kabupaten Pinrang, dalam menunjang pelaksanaan tugas-tugasyang dilaksanakan baik untukkepentingan informasi dan
promosi investasi bagi para calon investor;
Tersedianya sarana dan prasarana Kabupaten Pinrang,
dalam menunjang pelaksanaan tugas-tugas yang dilaksanakan baik untuk kepentingan informasi dan promosi investasi bagi para calon investor;
Kurangnya Peluang investasi yang dipromosikan melalui media;
Meningkatnya peluang investasi yang dipromosikan
Proyek-proyek yang akan dikerjasamakan masih tidak ditunjang dengan regulasi dalam
bentuk insentif sehingga menjadi daya tarik mitra dari kalangan swasta untuk melakukan kerjasama dengan pemerintah;
Tersusunnya regurasi mengenai
insentif terhadap investor-investor baru;
10 Koperasi dan UKM Masih rendahnya daya saing produk lokal
Peningkatan kualitas produk lokal
Masih rendahnya pemahaman
masyarakat tentang peran dan fungsi koperasi
Sosialisasi peran dan fungsi koperasi
Masih rendahnya kualitas SDM pengelola koperasi
Pelatihan pengelola koperasi
Lemahnya struktur permodalan
Memfasilitasi UMKM dalam
Mengakses lembaga keuangan/ perbankan
Lemahnya akses informasi tentang pengembangan UMKM
Pengembangan jaringan klaster dan penguatan melalui sentra UMKM
Masih rendahnya pemanfaatan teknologi
Pemanfaatan teknologi tepat guna bagi pelaku UMKM yang memiliki potensi
Kurangnya kemitraan dan jaringan usaha
Pengembangan kemitraan dan jaringan usaha bagi UMKM
Masih banyaknya pelaku UKM yang
belum memiliki legalitas usaha
Sosialisasi kepada pelaku UKM tentang pentingnya legalitas usaha
kurangnya jiwa kewirausahaan, lemahnya motivasi, inovasi kreativitas dan disiplin kerja serta profesionalisme di bidang penguasaan teknologi, manajemen dan wawasan bisnis, di mana hal ini sangat mempengaruhi daya saing
produksi UKM/IKM untuk menciptakan peluang usaha.
meningkatnya wirausaha-
wirausaha baru yang bisa mempunyai capabilitas memadai untuk berkembang
Terbatasnya permodalan yang dimiliki Koperasi Usaha Kecil
Menengah.
meningkatnya perbankan atau
bidang keuangan lainnya yang memberikan permodalan bagi yang Koperasi Usaha Kecil Menengah dengan bunga rendah
Masih banyaknya koperasi yang tidak
memenuhi persyaratan operasional (kurang sehat)
banyaknya koperasi yang
memenuhi persyaratan operasional ( sehat)
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 60
Rendahnya akses pasar industri kecil
menengah karena pengusaha UKM
memprioritaskan pada aspek produksi sedangkan fungsi pemasaran kurang diperhatikan
terbukanya akses pemasaran
terhadap pasar industri kecil menengah
11 Kependudukan dan Catatan Sipil
Masih rendahnya kesadaran
masyarakat tentang dokumen kependudukan
Sosialisasi tentang pentingnya Dokumen kependudukan
Belum optimalnya Pendataan kependudukan
Sosialisasi masalah
Kependudukan kepada masyarakat
Kurangnya data penduduk yang akurat (valid) sehingga sering terjadi data ganda.
Tersedianya data penduduk yang akurat (valid)
Terbatasnya anggaran untuk melaksanakan kegiatan pelatihan
Tersedianya anggaran untuk melaksanakan kegiatan pelatihan
12 Ketenagakerjaan
Masih banyaknya tenaga kerja yang belum memenuhi standar keahlian /
keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha / industri
Penciptaan tenaga kerja yang memenuhi standar keahlian / keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha / industri.
Masih tingginya tingkat pengangguran
Pengembangan dan Penciptaan lapangan kerja
Banyaknya jumlah perusahaan yang kurang modal dan kemampuan
menejmen serta pemasaran
Bertambahnya jumlah perusahaan yang berkemampuan menejamen serta pemasaran baik
Fluktuasi harga selalu berubah dari
waktu-kewaktu sesui dgn pertumbuhan ekonomi
Terjaga Stabilitas ekonomi
Banyaknya perusahaan dan pekerja
yang belum memahami peraturan ketenagakerjaan
terciptanya saling kesepahaman
antara perusahaan dan pekerja mengenai peraturan ketenagakerjaan
Kurangnya pemahaman ter-hadap peraturan ketenagakerjaan
adanya pemahaman terhadap peraturan ketenagakerjaan
Belum optimalnya pendataan tentang ketenagakerjaan
Pendataan tentang tenaga kerja secara terpadu
13 Ketahanan Pangan
Masih rendahnya kesadaran
masyarakat tentang pola konsumsi pangan yang beragam, berimbang dan bergizi
Sosialisasi tentang pola konsumsi pangan yang beragam, berimbang dan bergizi
Belum optimalnya Pembinaan
kelembagaan petani
Optimalisasi peran PPL dalam
Pembinaan kelembagaan petani
Masih rendahnya kemampuan SDM pengelola kelompok tani
Pelatihan dan magang bagi kelompok tani
Koordinasi antar stakeholder kurang optimal
Meningkatkan koordinasi antar stakeholder
Terbatasnya ketersediaan data primer dan skunder untuk kajian rantai, pasokan dan pemasaran
pangan
Tersedianya data primer dan skunder untuk kajian rantai, pasokan dan pemasaran pangan
Pemahaman program Desa Mandiri Pangan masih kurang
Meningkatnya Pemahaman
program Desa Mandiri Pangan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 61
Kurangnya Pengetahuan kelompok
wanita tani untuk optimalisasi pekarangan dan pengembangan unit bisnis pangan
Bertambahnya Pengetahuan
kelompok wanita tani untuk optimalisasi pekarangan dan pengembangan unit bisnis pangan
Pada aspek ketersediaan bahan
Pangan (Produksi), masih belum optimalnya pencapaian produksi dan produktivitas komoditas pertanian apabila dibandingkan dengan potensi yang ada.
optimalisasi pencapaian produksi dan produktivitas komoditas pertanian apabila dibandingkan dengan potensi
yang ada.
14
Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak
Belum tersedianya database yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan
Penyusunan database Kegiatan pemberdayaan perempuan
Belum memadainya kualitas
perencanaan program dan kegiatan yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan
Meningkatkan kualitas aparatur perencanaan
15
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Petugas Lapangan KB yaitu PLKB dan PKB belum optimal dalam melakukan
mekanisme operasional program sehingga berdampak terhadap keberhasilan program.
Tersedianya Petugas Lapangan KB yang berpengalaman melaksanakan mekanisme operasional program
Makin berkurangnya jumlah PLKB dan PKB sebagai petugas fungsional lapangan
perlu penambahan tenaga fungsional program KB.
Peran Pria dalam KB masih rendah
hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya Pencapaian peserta KB baru MOP dan akseptor KB Kondom.
Peran Pria dalam KB masih rendah hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya Pencapaian peserta KB baru MOP dan akseptor KB Kondom.
Anggaran operasional untuk penggerak program KB di tingkat lini
lapangan seperti Pos KB dan Sub Pos KB masih terbatas sehingga berpengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat.
Anggaran operasional untuk penggerak program KB di tingkat lini lapangan seperti Pos KB dan Sub Pos KB masih terbatas sehingga berpengaruh terhadap tingkat
partisipasi masyarakat
Masih rendahnya penerimaan masyarakat terhadap metode kontrasepsi jangka panjang
Penyuluhan terhadap manfaat
Kontrasepsi jangka panjang
16 Perhubungan Terbatasnya ketersediaan fasilitas pendukung keselamatan lalu lintas
Penyediaan Fasilitas perlengkapan jalan sesuai dengan kebutuhan kondisi jalan
Terbatasnya aparat teknis terdidik/ trampil dibandingkan dengan beban tugas
Pelatihan teknis Bidang perhubungan
Belum sinerginya koordinasi antar daerah dan instansi terkait dalam pelaksanaan kewenangan
Peningkatan koordinasi dan sinergitas antar daerah/instansi
Masih banyak terminal-terminal
bayangan yang berpotensi mengganggu.
tidak adanya terminal-terminal
bayangan yang berpotensi mengganggu.
Meluasnya titik-titik rawan kemacetan dan meningkatnya
kecelakaan lalu lintas.
berkurangnya titik-titik rawan kemacetan sehingga menurunnya kecelakaan lalu
lintas.
17 Komunikasi dan Informasi
Keterbatasan SDM bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi;
Bertambahnya pegawai dengan SDM bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi;
Tingkat pemanfaatan dan efektivitas kegiatan bidang teknologi informasi, tidak merata di semua kecamatan
Pengaturan Sarana Prasarana TIK di lingkungan kecamatan;
Belum optimalnya upaya penyebaran informasi melalui media pameran, radio, dan majalah Pemda yang disebabkan terbatasnya SDM, sarana
dan prasarana;
Terselenggaranya penyebaran informasi melalui media pameran, radio, dan majalah Pemda
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 62
Belum memadainya kualitas aparatur Pelatihan kepada Aparatur
Koordinasi antar instansi belum optimal
Optimalisasi koordinasi dengan instansi terkait
18 Pertanahan
Rendahnya kesadaran dan
pemahaman pemilik tanah akan pentingnya dokumen kepemilikan tanah
Menghimbau kepada pemilik tanah untuk melengkapi dokumen
Masih mahalnya biaya pengurusan dokumen pertanahan
Murah biaya pengurusan dokumen pertanahan;
Masih adanya potensi permasalahan pertanahan terutama mengenai kondisi aset pemerintah daerah terkait dengan kepastian hukum dan administrasi pertanahan;
terselesaikannya permasalahan pertanahan terutama mengenai kondisi aset pemerintah daerah terkait dengan kepastian hukum dan administrasi pertanahan;
19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri
Banyaknya LSM, ORMAS dan Yayasan yang belum mendaftarkan keberadaannya kepada Pemerintah Kabupaten Pinrang, tetapi mereka sering melakukan aktivitas/kegiatannya
Meningkatnya rasa kesadaran masyarakat tentang pentingnya
perijinan
20
Otonomi Daerah,Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat
Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Ketidakdisiplinan Sistem pelaporan dari tingkat kecamatan dan kelurahan dan SKPD (masih sering mengalami keterlambatan).
Disiplinnya pelaporan dari tingkat kecamatan dan kelurahan dan SKPD (tepat waktu).
Minimnya anggaran setiap SKPD dalam pelaksanaan pelayanan kepemerintahan
Terpenuhinya anggaran SKPD dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Penyajian data potensi wilayah baik tingkat kecamatan maupun desa
kurang lengkap sehingga tingkat validitasnya cenderung rendah.
tersedianya data-data Penyajian
data potensi yang valid
Aspirasi masyarakat mengenai penataan daerah, khususnya pemekaran desa belum terakomodir seluruhnya
Mengakomodir aspirasi masyarakat yang memenuhi pensyaratan dalam penataan daerah
Pelaksanaan program dan kegiatan
SKPD yang belum memenuhi azas ketaatan peraturan perundang – undangan, perwaktuan dan tertib adminstratif.
Pelaksanaan program dan
kegiatan SKPD yang memenuhi azas ketaatan peraturan perundang – undangan, perwaktuan dan tertib
adminstratif.
Penyedia barang/jasa belum optimal
dalam melaksanakan kegiatan pembangunan.
Optimalisasi Penyedia barang/jasa dalam pelaksanakan kegiatan pembangunan.
Masih belum optimalnya penyerapan bantuan keuangan sehingga, bantuan keuangan belum seluruhnya dapat direalisasikan, karena data – data penerima bantuan tidak jelas.
Lengkapnya data – data
penerima bantuan
Masih kurangnya pemahaman peserta pemantapan petugas sosial bencana mengenai penanganan bencana alam.
Pelatihan mitigasi bencana bagi petugas bencana
Belum optimalnya pendataan aset Pendataan lanjutan asset
Belum optimalnya pendapatan daerah dari obyek pajak. Salah satu penyebabnya adalah : - Masih rendahnya kesadaran wajib
pajak dalam melaksanakan kewajibannya.
- Belum optimal/akurat basis data potensi pendapatan daerah dari obyek pajak.
- Belum optimalnya penerapan sanksi bagi para wajib pajak yang tidak melaksanakan kewajibannya.
- Pemungutan pajak daerah dengan
Optimalisasi pendapatan daerah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 63
sistem Self Assesment kurang menunjang
- peningkatan pendapatan pajak
daerah.
Kurangnya perhatian dan tanggapan dari SKPD terhadap saran/ rekomendasi dan tindak lanjut hasil pemeriksaan Aparat Pengawasan
fungsional/ APF, yang mengakibatkan terulangnya kembali temuan yang sama pada pemeriksaan berikutnya.
meningkatkan kesadaran hukum bagi aparat SKPD akan pentingnya pengawasan/menindaklanjuti hasil pemeriksaan APF.
Masih rendah peran masyarakat dalam melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan.
Meningkatnya peran masyarakat dalam melakukan
pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan.
Data yang diperlukan oleh auditor
sebagai dasar pemeriksaan tidak disajikan secara akurat
Tersedianya data yang akurat
Sarana penunjang operasional pengawasan dirasakan belum memadai, diantaranya sarana kantor, kendaraan operasional, serta
sarana dan prasarana lainnya
Tercukupinya Sarana penunjang operasional pengawasan
Belum adanya tahap kegiatan evaluasi terhadap kelayakan SOP dan strategi mengaplikasikannya.
Terselenggaranya kegiatan evaluasi terhadap kelayakan SOP dan strategi mengaplikasi
Belum optimalnya database kepegawaian
Optimalisasi data kepegawaian
21 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Masih rendahnya kapasitas perekonomian masyarakat desa.
Meningkatnya kapasitas ekonomi masyarakat pedesaan
Belum tersedianya data kemiskinan secara akurat
Pendataan ulang terhadap penduduk miskin
Masih terbatasnya jenis TTG yang dikembangkan
Pembinaan dan pengembangan Posyantekdes, pelatihan serta gelar TTG
Kurangnya pembinaan terhadap kelompok organisasi wanita/PKK dan Dasawisma
Pembinaan dan pelatihan kader Posyandu, dasawisma dan PKK
Masih terbatasnya kuantitas dan kualitas fasilitator dan aparat desa
yang mampu melakukan fasilitasi perencanaan
Terpenuhinya fasilitator aparat desa yang mampu melakukan fasilitasi perencanaan
22 Sosial Tidak akuratnya data tentang penyandang masalah sosial
Pemutakhiran data PMKS
Masih kurangnya peran masyarakat dalam penanganan PMKS
Penyadaran dan sosialisasi kepada masyarakat Tentang penanganan PMKS
Tidak adanya tindaklanjut bimbingan/ pelatihan kepada kelompok masyarakat
Pemberian bantuan bagi Kelompok masyarakat yang telah diberikan bimbingan
23 Kebudayaan Pemahaman masyarakat tentang budaya lokal yang penuh kearifan semakin luntur
Sosialisasi kepada Masyarakat tentang arti pentingnya budaya lokal
Semakin kuatnya pengaruh media
informasi yang membawa budaya yang tidak sesuai dengan budaya lokal
Meningkatnya kesadaramn
masyarakat akan pentingnya aspek kebudayaan dalam pembangunan
Rendahnya perhatian dan kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya
Pelestarian budaya
24 Statistik Penerbitan data statistic daerah sering mengalami keterlambatan
Penerbitan data statistic daerah palin lambat bulan maret
Ketidaksepahaman tentang data yang dikeluarkan oleh BPS dan SKPD terkait
Adanya Kesamaan data yang dikeluarkan oleh BPS dan SKPD terkait
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 64
25 Kearsipan
Masih rendahnya pemahaman SKPD
tentang pentingnya masalah kearsipan
Sosialisasi kepada seluruh SKPD
tentang fungsi dan peran arsip
Kurangnya jumlah aparatur yang memiliki kompetensi dalam penataan arsip
Pelatihan kepada aparat tentang penataan arsip
Belum optimalnya arsip sejarah dan budaya Kabupaten Pinrang yang disimpan di kantor arsip daerah
Optimalisasi kearsipan sejarah dan budaya Kabupaten Pinrang
yang disimpan di kantor arsip daerah
Prasarana gedung arsip yang telah memenuhi standar nasional belum dilengkapi dengan sarana perangkat
keras dan perangkat lunak kearsipan yang memadai
Tersedianya Sarana dan Prasarana gedung arsip yang telah memenuhi standar nasional
Belum optimalnya penataan arsip di SKPD,Kecamatan dan Kelurahan
Optimalisasi penataan arsip di SKPD,Kecamatan dan Kelurahan
Belum optimalnya pelayanan
informasi kearsipan kepada
masyarakat
Terselenggaranya pelayanan
informasikearsipan kepada
masyarakat secara optimal
26 Perpustakaan Masih rendahnya budaya baca baik di tingkat masyarakat maupun aparat
Sosialisasi tentang budaya membaca pada aparat dan masyarakat
Masih kurangnya jumlah koleksi buku
Penambahan jumlah koleksi buku
URUSAN PILIHAN
27 Pertanian Belum optimalnya produktifitas
beberapa komoditas unggulan
Meningkatnya produktifitas
komuditas unggulan
Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana produksi di tingkat petani
Fasilitasi penyediaan sarana dan prasarana serta pendampingan termasuk benih, pupuk dan pestisida
Rendahnya kemampuan, pengetahuan dan keterampilan petani
Penyuluhan, bimbingan dan sekolah lapang
Lemahnya jaringan kemitraan dan kelembagaan yang di miliki petani
Peningkatan kerjasama baik Antar petani/ kelompok tani
maupun lembaga lainnya
Belum memadainya ketersediaan database tentang produksi, produktivitas, komoditas unggulan
Penyusunan database untuk
komoditas unggulan
Tingginya laju konversi lahan Optimalisasi pemanfaatan dan
regulasi tentang tata ruang
Masih rendahnya pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan pertanian
Pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan pertanian
Terbatasnya petugas Inseminasi Buatan
Pelatihan terhadap inseminator yang berasal dari masyarakat dan aparat
Manajemen pemeliharaan ternak masih belum optimal
Penyuluhan, pelatihan dan pembinaan Terhadap kelompok peternak
Penjualan/pemotongan betina
produktif masih cukup tinggi yang mengancam populasi dan ketersediaan bibit
Penyelamatan dan sosialisasi Tentang pentingnya mempertahankan sapi betina produktif dalam penyediaan
bibit yang berkualitas
Masih terjadinya fluktasi harga akibat dari ketidakseragaman pola tanam petani
Belum optimalnya diversifikasi konsumsi pangan penduduk yang
masih didomonasi oleh kelompok bahan pangan padi padian.
Masih terjadinya peralihan fungsi lahan dari lahan pertanian ke non pertanian
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 65
Administrasi kelompok belum
lengkap, pemahaman tentang UEP masih kurang
Kurang berkembangnya usaha pertanian, perikanan dan kehutanan berbasis pedesaan yang berdaya
saing tinggi dan berkelanjutan
sistem alih teknologi lemah
Masih tingginya ancaman penyakit pada ternak yang dapat mengganggu produktivitas dan merugikan usaha.
Kurangnya penerapan standar teknis budidaya.
Penanggulangan PHMS masih terkendala oleh faktor sosial,
ekonomi, budaya masyarakat dan
kelembagaan
Kondisi RPH masih belum sesuai dengan standar teknis
Terbatasnya adopsi teknologi yang menunjang peningkatan kualitas produksi usaha yang berdaya saing dan mempunyai nilai tambah
Penerapan pengelolaan limbah peternakan menjadi biogas ataupun kompos masih terbatas sehingga pemanfaatan limbahnya pun masih sangat terbatas
28 Kelautan dan Perikanan
Masih kurangnya volume fisik yang ditargetkan dan memenuhi kualitas yang dikehendaki
Tercukupinya volume fisik yang ditargetkan dan memenuhi kualitas yang dikehendaki
Masih tingginya ancaman penyakit yang dapat mengganggu produktivitas dan merugikan usaha.
Berkurangnya ancaman
penyakit yang dapat mengganggu produktivitas dan merugikan usaha.
Masih terbatasnya pengetahuan,
keterampilan dan sikap masyarakat perikanan dalam melaksanakan usaha budidaya perikanan sesuai dengan standar teknis budidaya.
Meningkatnya pengetahuan,
Sikap dan Keterampilan peternak dan Petani ikan melalui diseminasi dan penerapan teknologi Perikanan
Masih lemahnya struktur
kelembagaan nelayan dan pembudidaya ikan serta pengolahan dan pemasaran hasil perikanan
Meningkatkan intensitas pembinaan pada kelompok
nelayan dan pembudidaya ikan termasuk yang berkaitan dengan pengolahan dan pemasaran
Sarana dan prasarana nelayan dan pembudidaya ikan masih sederhana
Pengadaan sarana dan prasarana modern
Jumlah keluarga miskin di wilayah
pesisir masih cukup besar
Peningkatan ketrampilan
nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan
30 Perdagangan Belum optimalnya penataan dan pengelolaan pasar sebagai sarana perdagangan.
Terselenggaranya rutinitas penataan dan pengelolaan pasar sebagai sarana perdagangan.
Masih belum efektifnya pengawasan barang yang beredar dan jasa tertib
ukur, takar, timbangan dan perlengkapannya.
Kerjasama dengan instansi terkait dalam pelaksanaan pengawasan barang dan jasa serta pengawasan alat ukur, takar, timbangan dan perlengkapannya.
Belum tersedianya sentra-sentra produksi dan perdagangan yang memenuhi kualitas teknis
Pemetaan sentra-sentra Produksi dan pembinaan terhadap sentra produksi yang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 66
ada
Belum adanya jaminan pemasaran terhadap produk
Pembinaan terhadap produsen
dan pengembangan jaringan pemasaran
Terbatasnya jumlah pengusaha yang melakukan perdagangan antar pulau maupun ekspor
Pembinaan terhadap Pengusaha melalui pelatihan tentang tata cara perdagangan antar pulau
maupun ekspor
31 Industri Produktivitas IKM relatif terbatas Fasilitasi penyediaan bahan baku
Rendahnya SDM IKM terutama yang berkaitan dengan standar mutu
produk
Pelatihan SDM IKM
Masih rendahnya pengaplikasin teknologi tepat guna
Pelatihan dan penyediaan data teknologi tepat guna
Terbatasnya modal kerja IKM Fasilitasi penyediaan modal
Belum tersedianya database dan profil industri secara komprehensif
Penyusunan database dan profil industri secara lengkap
Belum tersedianya Roadmap
pengembangan industri
Penyusunan dokumen Pengembangan industri
khususnya untuk industry
rumah tangga dan kecil
Keterbatasan jumlah aparat yang memiliki kompetensi dalam Pengembangan industri
Pelatihan dan bintek aparatur
Masih rendahnya kemampuan manajemen dan permodalan industri kecil menengah.
Meningkatnya kemampuan manajemen dan permodalan industri kecil menengah.
Masih rendahnya akses pemasaran produk IKM.
Meningkatnya akses pemasaran produk IKM.
Masih kurangnya sarana dan prasarana produksi dan permodalan.
Tersedia/terpenuhinya sarana dan prasarana produksi dan permodalan.
32 Energi dan Sumber daya
Mineral
Masih adanya dusun yang belum terjangkau jaringan listrik
Elektrifikasi daerah terpencil
Banyaknya dusun yang belum memiliki sumber air bersih
Pemasangan instalasi air dan Pengeboran air bawah tanah
33 Pariwisata
Belum terintegrasinya dokumen
Pengembangan kepariwisataan daerah dengan grand strategi Percepatan pembangunan daerah
Pengintegrasian Dokumen pengembangan kepariwisataan
Belum optimalnya kualitas perencanaan kepariwisataan
Peningkatan kualitas dokumen Perencanaan kepariwisataan
Terbatasnya aparat yang memiliki kompetensi di bidang kepariwisataan
Mengikutsertakan aparat pariwisata dalam berbagai pelatihan, pertemuan, seminar kepariwisataan
Masih kurangnya materi pameran
produk unggulan yang berpotensi dari para pelaku jasa usaha pariwisata
Meningkatnya peminat yang mengikuti materi pameran produk unggulan
34 Ketransmigrasian Banyaknya transmigran tidak betah menetap
Kawasan transmigrasi yang kondusif untuk kehidupan sosial ekonomi transmigran
BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH
TAHUN 2015
Kerangka Ekonomi Makro Daerah dan Kerangka Pendanaan dalam RKPD
Tahun 2014 ini memberi gambaran tentang kondisi ekonomi makro Kabupaten
Pinrang serta pengaruh perekonomian regional, nasional maupun perekonomian
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 67
global. Pada sisi yang lain, perkiraan sumber-sumber pendapatan dan besaran
pendapatan dari sektor-sektor potensial merupakan dasar kebijakan anggaran
untuk mengalokasikan secara efektif dan efisien dengan perencanaan anggaran
berbasis kinerja.
3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Arah kebijakan ekonomi daerah Tahun 2015, disusun berpedoman pada
RKP Tahun 2015 dan RKPD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015 yang
berpedoman kepada RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 – 2018 serta
dokumen RPJPD Tahun 2009-2029. Tujuannya agar terjalin keterkaitan hubungan
antar dokumen perencanaan, dalam mewujudkan arah kebijakan dan kebijakan-
kebijakan ekonomi yang dibangun pada tahun tersebut. Selanjutnya arah
kebijakan ekonomi daerah ini, akan dipedomani untuk kebijakan pengembangan
sektoral dan regional yang di Sulawesi Selatan ke dalam program dan kegiatan.
a. Arah Kebijakan Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan
Berjalannya proses transformasi struktural perekonomian yang
berimplikasi pada membaiknya beberapa variable kunci indikator makro
ekonomi di Sulawesi Selatan seperti pertumbuhan ekonomi, pendapatan
perkapita dan paritas daya beli. Hal ini dapat dilihat pada gambaran kinerja
ekonomi Sulawesi Selatan Tahun 2012, Tahun 2013 serta perkiraan kondisi
Tahun 2014, dimana pada Tahun 2013 kebijakan ekonomi daerah Sulawesi
Selatan ditujukan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan
mengarahkan pada pertumbuhan ekonomi berkualitas yang penekanannya
pada aspek pemerataan pendapatan khususnya masyarakat golongan ekonomi
menengah kebawah. Dengan demikian diharapkan akan dapat/mampu
memecahkan masalah-masalah sosial mendasar terutama kemiskinan dan
pengangguran.
Dari segi permintaan (final demand) peranan konsumsi masih
mendominasi terhadap pembentukan PDRB dan pertumbuhan ekonomi
sementara peranan investasi masih sepertiga dari peran konsumsi. Hal lain
yang penting dan membutuhkan perhatian adalah terjadinya mines Net Ekspor
Sulawesi Selatan dan hal ini terkait dengan pertumbuhan konsumsi
masyarakat dan pemerintah terbesar adalah konsumsi masyarakat. Untuk itu
maka kebijakan kedepan diarahkan pada perbaikan iklim investasi dengan
membangun sinergitas dan kerjasama yang nyata dengan dunia usaha baik
dalam maupun luar negeri. Investasi tersebut diharapkan untuk mendukung
sektor industri pengolahan untuk memperbaikin ilkim usaha pada industri kecil
dan menengah secara berkesinambungan dan industri besar untuk jangka
panjang.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 68
Melihat masih rendahnya peran dan konstribusi investasi pemerintah
dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka kebijakan ekonomi daerah
diarahkan untuk mendorong secepatnya peranan swasta dan masyarakat
dalam kegiatan investasi. Investasi swasta erat kaitannya dengan tingkat suku
bunga yang jangka pendek sifatnya tetap dan dapat mempengaruhi laju
inflasi. Untuk
jangka panjang diharapkan peningkatan investasi yang dibutuhkan
untuk industri besar. Untuk kebijakan setiap Tahun yang harus dilakukan yaitu
meningkatkan investasi pada sektor industri pengolahan (agro-industri) yang
akan berdampak pada perbaikan (value added) nilai tambah dari hasil produk
khususnya produk unggulan pada sektor pertanian. Demikian juga untuk
mendukung agrobisnis, maka kemampuan wirausaha masyarakat Sulawesi
Selatan perlu dipacu antara lain melalui pendidikan dan latihan IPTEK terapan
yang berkaitan dengan bisnis dan kewirausahaan sangat diperlukan.
Kebijakan fiskal sebagai suatu instrument menajemen permintaan dapat
mempengaruhi tingkat aktifitas perekonomian. Fenomena ketidak seimbangan
antara kemampuan anggaran untuk memenuhi kebutuhan yang semakin besar
memaksa kita untuk lebih ketat menerapkan pola anggaran berbasis kinerja
menjadi salah satu strategi untuk efektifitas dan efisiensi penggunaan
anggaran pembangunan daerah di Sulawesi Selatan.
Kebijakan pemerintah terkait dengan pajak dan retribusi yang
memegang peranan penting dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD), perlu
diupayakan menggali potensi sumber-sumber pendapatan daerah secara
optimal berdasarkan kewenangan dan potensi yang dimiliki. Dengan tetap
mengutamakan peningkatan pelayanan dan mempertimbangan kondisi
perekonomian masyarakat. Pajak pendapatan (income tax) yang diperoleh
diharapkan tidak menimbulkan biaya ekonomi tinggi agar barang dan jasa
yang dihasilkan dapat lebih kompetitif.
Sesuai dengan arah kebijakan ekonomi tersebut diatas dengan
memperhatikan lingkungan eksternal dan internal, sasaran ekonomi makro
Tahun 2015 adalah pertumbuhan ekonomi diharapkan tetap berada diatas
angka 8 persen, dengan asumsi kita dapat menekan laju inflasi. Alokasi
anggaran pemerintah daerah (APBD dan APBN) dialokasikan pada program
kegiatan yang produktif khususnya sektor Non Migas khususnya pertanian dan
industri pengolahan. Dengan stabilitas ekonomi tersebut ditas dapat terjaga
dengan baik, maka aktifitas perekonomian akan berjalan baik serta diharapan
kualitas hidup masyarakat khususnya yeng bergerak disektor pertanian akan
lebih baik yang antara lain akan tercermin dari kualitas peningkatan beberapa
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 69
indikator ekonomi makro serta indikator sosial lainnya seperti jumlah
pengangguran semakin menurun, daya beli masyarakat semakin membaik
penduduk miskin semakin berkurang serta angka pengangguran menurun dari
tahun ketahun, adapun indikator makro ekonomi Sulawesi Selatan adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.1. Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan
No Indikator Realisasi
Tahun 2010
Realisasi Tahun 2011
Realisasi
Tahun 2012
Realisasi Tahun 2013
1 Pertumbuhan Ekonomi (ADHK) 8,19 7,61 8,37 8,37
2 Pendapatan Perkapita 14.669.010 16.929.030 19.192.249 19,472,249
3 Investasi (trilyun) 27,92 35,46 41,97
4 Ekspor (juta US$) 2.266,06 2.323,67 2.457,62
5 Impor (juta US$) 987,31 1.034,16 1.437,87
Sumber : RKPD Sulawesi Selatan Tahun 2013
b. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kabupaten Pinrang
Dalam rangka mewujudkan perekonomian daerah yang diinginkan dan untuk
mencapai target yang sudah ditetapkan dan melihat tantangan yang dihadapi,
maka ke depan diarahkan pada upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas serta memperkuat landasan kesejahteraan masyarakat dan
peningkatan upaya penanganan kemiskinan, melalui:
1) Meningkatkan produktivitas, produksi, daya saing, dan nilai tambah
produk pertanian dan perikanan;
2) Meningkatkan ketahanan pangan melalui peningkatan produksi dan
produktivitas pertanian dengan meningkatkan penyediaan benih unggul
dan faktor penunjangnya.
3) Meningkatkan pemanfaatan hutan untuk diversifikasi usaha, dan
mendukung produksi pangan, melalui optimalisasi pemanfaatan hutan
alam dan pengembangan hutan tanaman, dan hasil hutan non-kayu
secara berkelanjutan;
4) Mengembangkan Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM)
dengan memperluas basis dan kesempatan berusaha serta
menumbuhkembangkan wirausaha baru untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi dan penciptaan lapangan kerja;
5) Menciptakan Regulasi yang menjamin kepastian usaha dan penegakkan
hukum serta memperbaiki kebijakan investasi.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 70
6) Meningkatkan dan perbaikan ketersediaan infrastruktur untuk mendukung
kegiatan investasi dan ekspor, termasuk infrastruktur pertanian dan
pedesaan.
7) Meningkatkan investasi di bidang pertanian untuk pengembangan
agroindustri/agrobisnis, dan pembangunan kawasan
agropolitan/minapolitan, terutama bagi usaha kecil dan menengah yang
berorientasi ekspor.
8) Meningkatkan pengembangan sarana dan prasarana kepariwisataan serta
pengembangan jenis dan kualitas produk-produk wisata, sekaligus
meningkatkan investasi di bidang pariwisata daerah.
9) Memperkuat struktur industri, meningkatkan, dan memperluas
pemanfaatan teknologi, serta meningkatkan nilai pengganda (multiplier).
10) Mengembangkan industri rumah tangga dalam rangka penyerapan tenaga
kerja.
3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun 2014
Rancangan Kerangka ekonomi daerah menggambarkan kondisi dari
analisis statistik perekononomian daerah, sebagai gambaran urutan untuk situasi
Perekonomian daerah, sebagai gambaran umum untuk situasi Perekonomian
Kabupaten Pinrang Tahun 2012 disampaikan dalam karakteristik serta prospek
pada Tahun 2013.
Tabel 3.2
Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Pinrang Tahun 2011 – 2013
No. INDIKATOR
Keadaan
Tahun
2011
Keadaan
Tahun
2012
Perkiraan
Tahun
2013*
Proyeksi
Tahun
2014
1. PDRB
- ADH berlaku (dlm Jutaan
Rp) 6.216.77 7.409.75 8.416,00 9.422.25
- ADH Konstan (dlm Jutaan
Rp) 2.713.13 2.919.17 3.127,80 3.336.43
2. PDRB perkapita 17.529.224 20,199,633 22,865,849 25,532.764
3. LPE (%) 7,12 8,27 8,5 8,5-8,7
4. Angka Inflasi 9,69 5,25
5. Laju Investasi (%) 6,43
6. Jumlah Pengangguran 10.269 7.159
7. Jumlah Peduduk Miskin
(Jiwa) 28.798 26.782 18.672
Pembangunan ekonomi pada hakekatnya merupakan serangkaian usaha dan
kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 71
memperluas lapangan kerja, meratakan pembagian pendapatan masyarakat dan
meningkatkan hubungan ekonomi regional. Indikator-indikator makro yang
bersifat ekonomi terdiri dari: pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemakmuran
masyarakat/pendapatan per kapita.
Perkembangan kegiatan ekonomi di suatu daerah dapat dilihat dari besarnya
laju pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kabupaten Pinrang
Tahun 2012 adalah sebesar 8,27 % dan diperkirakan naik sebesar 0,23 % menjadi
8,5% pada Tahun 2013. Jika melihat LPE Kabupaten Pinrang ini masih lebih
rendah bila dibanding rata-rata Provinsi Sulawesi Selatan yang tumbuh sebesar
7,65 %.Pertumbuhan yang masih positif ini merupakan momentum yang sangat
berarti karena hal ini menunjukkan adanya proses recovery dalam perekonomian
Kabupaten Pinrang.
Pendapatan per kapita merupakan pendapatan yang diterima oleh masing-
masing penduduk dan besarnya pendapatan per kapita tersebut diperoleh dari
hasil bagi antara pendapatan regional netto dengan jumlah penduduk pertengahan
tahun. Namun perlu diingat bahwa tidak seluruh PDRB Kabupaten Pinrang dapat
dinikmati oleh seluruh masyarakatnya, hal ini dikarenakan adanya sebagian nilai
PDRB yangdibawa ke luar daerah. Oleh karena itu kesejahteraan ini diharapkan
makin merata, baik antar golongan pendapatan masyarakat, antar sektor
kegiatan/mata pencaharian maupun antar wilayah.
Tingkat inflasi di Kabupaten Pinrang Tahun 2011 mencapai 9,69 %, turun
dari tahun sebelumnya yang mencapai 10,86 %.Peningkatan inflasi tertinggi
terjadi pada sektor pertanian yang mencapai 11,38 persen, kemudian disusul oleh
sektor jasa-jasa sebesar 11,28 %, serta sektor pengangkutan dan komunikasi
sebesar 9,64%. Adapun sektor lainnya berkisar antara 1,59–6,81 %.
Jumlah Penduduk miskin di Kabupaten Pinrang Tahun 2011 sebanyak
28.798 jiwa (8,12%)dan proyeksi tahun 2012 sebanyak 26.782 jiwa (7 %).Masih
tingginya jumlah penduduk miskin ini sejalan dengan pertumbuhan penduduk,
Sumber daya yang tidak merata, kemampuan penerimaan dan pengeluaran yang
tidak seimbang dan ketidaksamaan kesepakatan kerja dan berusaha yang dimiliki
penduduk serta mentalitas kerja yang masih perlu ditingkatkan terutama bagi
generasi muda.Dengan semakin tingginya komitmen pemerintah untuk
menanggulangi kemiskinan diharapkan jumlah penduduk miskin pada tahun-tahun
berikutnya dapat terus menurun sejalan dengan kebijakan pemerintah dan
komitmen MDG’s untuk menurunkan penduduk miskin menjadi setengahnya pada
tahun 2015.
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di Kabupaten Pinrang pada Tahun
2011mencapai 64,50 % yang berarti pada setiap 100 penduduk usia kerja sekitar
65 diantaranya termasuk angkatan kerja, terdiri dari : TPAK laki-laki sebesar
85,92 % dan TPAK perempuan sebesar 45,31 %.Terdapat ketimpangan yang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 72
cukup tajam antara TPAK laki-laki dengan perempuan, perempuan cenderung
kurang memiliki akses untuk memasuki dunia kerja, hal ini kemungkinan
disebabkan karena sebagian besar perempuan usia produktif berada pada posisi
sebagai ibu rumah tangga.
Tingginya TPAK seyogyanya diimbangi dengan besarnya kesempatan kerja.
Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat
menciptakan kesempatan kerja, sehingga dapat menyerap pertambahan angkatan
kerja.
Tabel 3.3 Kondisi Ketenagakerjaan
di Kabupaten PinrangTahun 2011
No Jenis Kelamin TPAK 2011
1. Laki-laki 85,92
2. Perempuan 45,31
Jumlah 64,50
Sumber : BPS Kabupaten Pinrang
Kontribusi perekonomian tiga terbesar atas dasar harga berlaku tahun 2011
dan 2012 dipengaruhi oleh sektor pertanian, yaitu dengan kontribusi Tahun 2010
sebesar 55,32 % danTahun 2011 sebesar 55,04 %.Kemudian disusul oleh sektor
jasa-jasaTahun 2010 sebesar 14,93 %dan Tahun 2011 sebesar 14,56 %.Untuk
sektor perdagangan, hotel dan restoran, kontribusinya pada Tahun 2010 sebesar
12,10 % dan Tahun 2011 sebesar 12,37 %.
Berdasarkan tabel 3.4 di bawah ini, secara keseluruhan dapat kita
gambarkan sebagai berikut bahwa pada sektor PDRB terdapat pergeseran atau
peralihan usaha yang dilakukan oleh masyarakat dari sektor pertanian dan sektor
jasa-jasa ke sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor pengangkutan dan
komunikasi serta sektor bangunan (lihat dari selisih kontribusi sektor tahun 2010-
2011). Walau secara statistik menunjukkan bahwa kontribusi sektor pertanian
masih dominan.
Tabel 3.4. Peranan NTB Atas Harga Berlaku Setiap Kelompok Sektor
Dalam Perekonomian Kabupaten Pinrang Tahun 2010-2011
No Lapangan Usaha Tahun
Selisih 2010 2011
A Primer
1 Pertanian 55,32 55,04 (0,28)
2 Pertambangan dan Penggalian 0,79 0,83 0,04
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 73
B Sekunder
3 Industri Pengolahan 4,32 4,24 (0,08)
4 Listrik, Gas dan Air 0,71 0,66 (0,05)
5 Bangunan 3,71 3,89 0,18
C Tersier
6 Perdagangan, Hotel dan
Restoran
12,10 12,37 0,27
7 Pengangkutan dan Komunikasi 4,24 4,52 0,28
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
3,89 3,90 0,01
9 Jasa-jasa 14,93 14,56 (0,37)
PDRB 100 100
Sumber : BPS Kabupaten Pinrang, Tahun 2010-2011.
3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2014 dan
Tahun 2015
Kondisi perekonomian di Kabupaten Pinrang sudah mengindikasikan ke
arah keadaan yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonominya
yang menunjukkan peningkatan secara signifikan. Pada Tahun 2011 pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Pinrang telah mencapai 7,12 %, sedangkan untuk Tahun 2012
mencapai 8,27 dan melampaui target sesuai dengan RPJMD 2009 – 2014 yaitu
Tahun 2011 dan 2012 yaitu 5.7 dan 5.9 persen
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pinrang Tahun 2013, diperkirakan tidak
banyak mengalami perubahan yang mendasar bila dibandingkan dengan tahun-
tahun 2012 yaitu sebesar 8.5, di mana pertumbuhannya masih ditopang oleh tiga
sektor pendukung utama yaitu sektor pertanian, jasa-jasa serta perdagangan,
hotel dan restoran.
Dari sisi moneter, Kondisi stabilitas ekonomi makro, seperti kestabilan nilai
tukar rupiah, terkendalinya laju inflasi dan kestabilan tingkat suku bunga
perbankan akan mempengaruhi prospek perekonomian Kabupaten Pinrang tahun
2014 dan 2015. Dengan perkiraan relatif stabilnya nilai tukar rupiah dan suku
bunga perbankan serta dukungan kebijakan moneter, maka prospek ekonomi
Kabupaten Pinrang 2014 dan 2015 akan lebih baik dibandingkan pada tahun-tahun
sebelumnya. Dengan arah kebijakan ekonomi makro dan memperhatikan
lingkungan eksternal daninternal, sasaran ekonomi makro ditandai dengan Laju
pertumbuhan ekonomi, dimana proyeksi pada Tahun 2012 dan 2013 yaitu:
Tabel 3.5
Proyeksi Indikator Makro Tahun 2012 dan 2013
No Indikator Tahun 2012 Tahun
2013*
1 Jumlah Penduduk (jiwa) 360.019 361.293
2 Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 0,87 0,87
3 Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 8,27 6.81
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 74
4 Inflasi PDRB (%) 5,25 5,00
5 PDRB atas Dasar Harga Berlaku (Juta rupiah) 7.237.528,73 8.261.431,53
6 PDRB atas Dasar Harga Konstan (Juta rupiah) 2.937.275,50 3.137.429,30
7 Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 28.798 32.011
8 Laju Pertumbuhan Investasi*) (%) 15 16
9 PDRB Perkapita pertahun (Rp) atas harga berlaku 20.199.633,63 22.865.849,79
10 IPM 74,29 74,87
11 Indeks Pendidikan 77,2 77,6
12 Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 7,87 7,89
13 Angka Melek Huruf (%) 91.53 91.99
14 Angka Harapan Hidup (tahun) 72,4 72,8
15 Indeks Kesehatan 79,0 79,2
16 Daya Beli (ribuan rupiah) 641,771 645.86
Sumber : Bappeda Kabupaten Pinrang Tahun 2013
Dengan melihat kemajuan kinerja ekonomi yang telah dicapai dan masalah yang
dihadapi hingga Tahun 2013, maka tantangan yang dihadapi pada Tahun 2015
adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi. Tantangan ini cukup berat mengingat
kondisi sektor riil yang belum sepenuhnya pulih ditambah tingkat inflasi yang
masih tinggi yang berimplikasi pada daya beli masyarakat yang masih rendah
sehingga lebih jauh berdampak pada melemahnya investasi swasta dan
masyarakat.
b. Peningkatan Kualitas Pertumbuhan Ekonomi. Dengan jumlah
pengangguran pada Tahun 2012 dan 2013 yang diperkirakan masing-masing
7,19 persen dan 6,66 persen, maka kualitas pertumbuhan perlu ditingkatkan
agar kegiatan ekonomi dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih besar
yang diharapkan dapat mengurangi jumlah penduduk miskin.
c. Penguatan Struktur Ekonomi. Berkaitan dengan peningkatan tingkat
kesejahteraan masyarakat yang tergambar pada tingkat pendapatan perkapita,
maka pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas harus dicapai dengan
penguatan struktur ekonomi, dimana peranan sektor pertanian lebih
dioptimalkan dengan tetap memacu pertumbuhan sektor-sektor lainnya yang
mempunyai daya ungkit.
A. ArahKebijakan KeuanganDaerah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 75
dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 , maka dalam
pengelolaan keuangan daerah harus sesuai dengan prosedur, dilaksanakan
secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisiensi, ekonomis,
efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memeprhatikan azas
keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. Pengelolaan Keuangan
Daerah dilaksanakan dalam suatu system yang terintegrasi yang salah satunya
diwujudkan dalam bentuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Penyusunan APBD sesuai dengan peraturan perundangan diawali
dengan proses Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah
(Musrenbangda) yang hasilnya dituangkan dalam dokumen Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD), selanjutnya dipergunakan sebagai dasar
penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran
Sementara (PPAS). Anggaran Pendapatan Belanja dan Belanja Daerah adalah
salah satu wujud dari pengelolaan keuangan negara yang dilaksanakan secara
terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara. Penyusunan APBD harus disesuaikan dengan
kebutuhan pembangunan daerah yang dinamis diseimbangkan dengan
prioritas pembangunan yang relevan berdasarkan kemampuan keuangan
daerah, sinkronisasi dan integrasi kebijakan pemerintah pusat, provinsi sesuai
dengan kondisi riil di lapangan.
Kebijakan dalam pengelolaan APBD memegang peranan yang sangat
strategis dalam mencapai sasaran pembangunan daerah karena APBD
merupakan salah satu instrument penting kebijakan fiskal daerah. Kebijakan
Desentralisasi Fiskal Daerah mengandung tiga misi utama yaitu menciptakan
efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumberdaya, meningkatkan kualitas
pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat dan memberdayakan dan
menciptakan ruang bagi masyarakat untuk ikut serta (berpartisipasi) dalam
proses pembangunan.
Desentralisasi fiscal mempunyai dampak langsung terhadap
pertumbuhan ekonomi yang tinggi apabila desentralisasi fiscal dipusatkan pada
pengeluaran / belanja public. Desentralisasi fiscal yang diukur dengan
pengeluaran pemerintah daerah menyebabkan pertumbuhan ekonomi secara
signifikan di daerah-daerah. Dengan adanya transfer dana dari pemerintah
pusat dan kewenangan yang luas kepada daerah untuk mengelola dan
mengoptimalkan potensi-potensi yang ada memberi efek positif terhadap
pertumbuhan ekonomi. Pemerintah Daerah mempunyai kelebihan (kesempatan
lebih luas) dalam membuat anggaran perbelanjaan agar lebih efisien dengan
memenuhi kebutuhan masyarakat karena lebih mengetahui keadaan riil yang
terjadi dan dibutuhkan oleh masyarakat. Penganggaran pada belanja bidang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 76
infrastruktur dan sektor social pada pemerintah daerah akan memacu
pertumbuhan ekonomi lokal. Pertumbuhan ekonomi yang dipacu oleh
pengeluaran pemerintah dan swasta berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kesempatan kerja. Untuk menyerap besarnya laju pertumbuhan
tenaga kerja yang cenderung meningkat terus menerus, diperlukan upaya-
upaya yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi baik
oleh pemerintah maupun swasta, karena investasi tidak hanya menciptakan
permintaan tapi juga memperbesar kapasitas produksi. Dengan meluasnya
kesempatan kerja, akses masyarakat untuk mendapatkan penghasilan makin
besar. Dengan meningkatnya penghasilan masyarakat maka dampak yang lebih
luas adalah adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat karena dapat
memenuhi kebutuhan primernya / basic needs (sandang, pangan, papan,
kesehatan dan pendidikan) bahkan kebutuhan sekunder dan tersiernya. Seiring
dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat maka tingkat kemiskinan di
masyarakat-pun akan berkurang, karena kemiskinan dan kesejahteraan ibarat
dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
Selain terus memprioritaskan pelaksanaan kebijakan desentralisasi
fiscal, Pemerintah hendaknya juga mendukung dan melaksanakan kebijakan
reformasi dalam administrasi keuangan daerah, dimana antara lain tercermin
dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja, sebagai salah satu langkah
perubahan dalam upaya membangun sebuah pemerintahan yang transparan
dan akuntabel. Oleh karena itu pengelolaan APBD harus melalui tiga tahapan
penting yaitu mulai dari penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan/pengendalian. Dalam paradigma baru dalam manajemen
pengelolaan keuangan daerah, perencanaan harus memenuhi karakteristik
sebagai berikut:
a. Berorientasi pada kepentingan publik / masyarakat luas
b. Disusun berdasarkan pendekatan kinerja
c. Mempunyai keterkaitan yang erat antara pengambil kebijakan (decision
maker) di DPRD dengan perencanaan operasional oleh Pemerintah Daerah
dan penganggaran pada unit kerja (SKPD)
d. Terdapat upaya-upaya untuk mensinergikan hubungan antara APBD,
system dan prosedur pengelolaan keuangan daerah, lembaga pengelola
keuangan daerah dan unit-unit pengelola layanan publik dalam
pengambilan keputusan.
Terkait dengan manajemen keuangan daerah, dalam perencanaan
pembangunan keuangan daerah ke depan setidaknya ada dua hal penting yang
mendesak untuk dikelola dan dikembangan secara profesional. Pertama,
sistem informasi manajemen keuangan. Sistem ini diharapkan mampu
memberikan informasi secara cepat mengenai kinerja keuangan daerah seperti
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 77
kegiatan apa saja yang sudah terlaksana, apa hasil dan manfaatnya bagi
masyarakat dalam jangka menengah dan jangka panjang. Selain itu, sistem ini
juga diperkirakan dapat mempercepat proses perhitungan dan laporan
pertanggungjawaban anggaran oleh Pemerintah Daerah. Kedua, pengelolaan
aset-aset daerah. Terbatasnya sumber-sumber penerimaan fiskal telah
menempatkan pengelolaan aset daerah secara profesional pada posisi yang
amat potensial untuk menunjang penerimaan pemerintah daerah.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas guna mendukung upaya percepatan
pertumbuhan ekonomi dan pemantapan stabilitas ekonomi daerah,
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah serta pelayanan
umum kepada masyarakat, maka kebijakan anggaran dalam tahun 2013 di
Kabupaten Pinrang diarahkan untuk:
a. Memberikan dorongan terhadap pertumbuhan perekonomian daerah dengan
melanjutkan dan memantapkan langkah-langkah konsolidasi fiskal daerah,
guna mewujudkan APBD yang sehat dan berkelanjutan (fiscal sustainability)
dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan karakteristik, kondisi
obyektif dan isu-isu strategis di daerah, disamping memperhatikan
kemampuan keuangan daerah ;
b. Langkah konsolidasi fiskal daerah tersebut, antara lain ditempuh melalui
optimalisasi pengumpulan sumber-sumber pendapatan daerah, peningkatan
efisiensi dan efektifitas belanja daerah serta peningkatan dan perbaikan
manajemen keuangan daerah;
c. Memantapkan kondisi ketahanan fiskal daerah yang berkelanjutan dengan
cara: (1) melanjutkan langkah-langkah konsolidasi fiskal dengan menjaga
tingkat defisit yang terkendali dari aspek pembiayaan daerah, (2)
peningkatan manajemen keuangan daerah yang lebih efektif dan efisien.
d. Mengatasi masalah-masalah mendasar yang menjadi prioritas pembangunan
tahun 2013, yaitu: (1) Meningkatnya pelayanan publik, penyelenggaraan
good governance, kapasitas dan kapabilitas aparatur pemerintahan serta
penegakan hukum dan HAM; (2) Peningkatan kualitas sumber daya
manusia, pengembangan kreativitas dan inovasi teknologi, serta pelestarian
nilai-nilai budaya. (3) Peningkatan derajad kesehatan dan pelayanan sosial
dasar masyarakat, kapasitas serta produktifitas kerja, perumahan, dan
prasarana dasar pemukiman, dalam rangka percepatan peningkatan
kesejahteraan masyarakat miskin; (4) Peningkatan potensi ekonomi
kerakyatan dengan pendekatan komoditas dan kawasan yang didukung oleh
pembangunan pertanian dalam arti luas, infrastruktur, energi, koperasi dan
UMKM serta pariwisata; (5) Peningkatan pengelolaan sumberdaya alam,
pemanfaatan ruang, peningkatan daya dukung dan daya tampung
lingkungan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 78
1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Berdasarkan Hasil analisis kondisi ekonomi daerah dan kajian
terhadap tantangan dan prospek perekonomian daerah, selanjutnya
dilakukan analisis dan proyeksi sumber-sumber pendapatan daerah yang
kemudian dituangkan kedalam tabel 2.1. Realisasi Pendapatan Daerah,
sebagai berikut:
Tabel 3.6 Realisasi Pendapatan Daerah Dalam APBD Kabupaten Pinrang Tahun 2011 – 2013
(dalam Satuan Rupiah)
NO URAIAN REALISASI T.A 2011 REALISASI T.A 2012
REALISASI T.A 2013
1 2 3 4 5
1.1 Pendapatan Asli Daerah 26.639.115.860,44 29.604.658.585,49 52.045.879.173,39
1.1.1 Hasil Pajak daerah 5.178.637.722,00 6.940.219.468,00 9.469.550.419,00
1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 12.556.485.548,00 10.881.454.895,00 6.229.570.110,00
1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan
6.228.142.983,00 6.174.983.972,73 6.237.066.336,00
1.1.4 Lain-lain PAD yang Sah 2.675.849.607,44 5.608.000.249,76 30.109.692.308,39
1.2 Dana Perimbangan 503.084.710.483,00 578.559.528.699,00 666.820.196.615,00
1.2.1 Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak
31,659,045,483.00 31.482.989.699,00 29.421.645.615,00
1.2.2 DAU 419.945.865.000,00 502.508.309.000,00 574.244.531.000,00
1.2.3 DAK 51.479.800.000,00 44.568.230.000,00 63.154.020.000,00
1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
186.207.804.183,50 20.591.880.510,00 137.809.158.674,20
1.3.1 Hibah - - 1.422.797.500,00
1.3.2 Dana Darurat - -
1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah lainnya
20.945.530.133,50 24.816.975.226,95 28.355.200.574,00
1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
146.431.683.520,00 85.508.242.000,00 89.517.237.000,00
1.3.5
Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah lainnya
18.830.590.530,00 20.591.880.510,00 18.513.923.600,00
PENDAPATAN DAERAH 715.931.630.526,94 739.081.285.021,44 856.675.234.462,59
Sumber : Dinas PPKAD Tahun 2014
2. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Dalam era otonomi daerah seperti yang sudah berjalan lebih dari 10
tahun seperti sekarang ini, daerah diberi kewenangan yang lebih besar
untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Tujuannya antara
lain adalah untuk lebih mendekatkan pelayanan pemerintah kepada
masyarakat, memudahkan masyarakat untuk memantau dan mengontrol
penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD), selain untuk menciptakan persaingan yang sehat antar
daerah dan mendorong timbulnya inovasi. Sejalan dengan kewenangan
tersebut, Pemerintah Daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber-
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 79
sumber keuangan khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan
pemerintahan dan pembangunan di daerahnya melalui Pendapatan Asli
Daerah (PAD).
Tuntutan peningkatan Pendapatan Daerah semakin besar seiring
dengan semakin banyaknya kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan
kepada daerah disertai pengalihan personil, peralatan, pembiayaan dan
dokumentasi (P3D) ke daerah dalam jumlah besar. Sementara, sejauh ini
dana perimbangan yang merupakan transfer keuangan oleh pusat kepada
daerah dalam rangka mendukung pelaksanaan otonomi daerah, meskipun
jumlahnya relatif memadai yakni sekurang-kurangnya sebesar 25 persen
dari Penerimaan Dalam Negeri dalam APBN, namun, daerah harus lebih
kreatif dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah-nya untuk
meningkatkan akuntabilitas dan keleluasaan dalam pembelanjaan APBD-
nya. Sumber-sumber penerimaan daerah yang potensial harus digali secara
maksimal, namun tentu saja di dalam koridor peraturan perundang-
undangan yang berlaku, termasuk diantaranya adalah pajak daerah dan
retribusi daerah yang memang telah sejak lama menjadi unsur Pendapatan
Asli Daerah yang utama.
Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan daerah merupakan
komponen yang sangat penting dan strategis dalam struktur APBD,
mengingat peranannya dalam membiayai anggaran belanja daerah,
pemberian pelayanan kepada publik, mengendalikan defisit anggaran dan
meningkatkan kapasitas fiskal daerah. Pendapatan Daerah meliputi semua
penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum Daerah (KUD), yang
menambah ekuitas dana lancar yang merupakan hak daerah dalam satu
tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh Daerah.
Ada 2 (dua) sumber pendapatan daerah di Kabupaten Pinrang yang
memegang peranan penting dalam proses pengelolaan keuangan daerah;
Pertama, sumber pendapatan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) dari Pemerintah Pusat yang di dalamnya
terakomodasi Dana Dekonsentrasi dan Dana Pinjaman Luar Negeri.Kedua,
sumber pendapatan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Kabupaten Pinrang , yang pelaksanaannya ditetapkan
melalui pelaksanaan Peraturan Daerah (Perda) dalam setiap tahunnya.
Pendapatan Daerah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) di Kabupaten Pinrang diperoleh dari berbagai
sumber, di antaranya berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dari
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dari Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil
Bukan Pajak (SDA), dari Dana Alokasi Umum (DAU), dari Dana Alokasi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 80
Khusus (DAK) Dana Bagi Hasil Cukau Hasil Tembakau (DBHCHT) dan dari
Lain-lain Pendapatan yang Sah.
Dari semua pendapatan tersebut, yang memberikan kontribusi cukup
besar berasal dari instansi yang lebih tinggi atau bantuan dari pemerintah
pusat, sedangkan sumber pendapatan daerah yang berasal dari PAD masih
terlalu kecil dibandingkan dengan bantuan dari Pemerintah Pusat. Hal ini
menunjukkan bahwa, Kabupaten Pinrang selama ini dalam pembiayaan
administrasi pemerintahan dan pembangunannya masih sangat tergantung
dari pemerintah pusat, terutama untuk membiayai belanja pegawai berupa
gaji. Dari kondisi tersebut maka pengelolaan pendapatan daerah harus
dioptimalkan kinerjanya dalam meningkatkan penerimaan, khususnya yang
berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna kelangsungan pendanaan
penyelenggaraan pemerintahan dan Pembangunan Daerah di Kabupaten
Pinrang .
Gambaran pengelolaan Pendapatan Daerah, yang terdiri atas:
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain
pendapatan daerah yang sah.
a. Pendapatan Asli Daerah
Dalam UU No.33/2004, Pasal 1, angka 18 telah dinyatakan bahwa
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh Daerah
yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Khusus terkait dengan Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, daerah harus memperhatikan Undang-Undang Nomor 28
tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, beserta peraturan
pendukung lainnya dalam menentukan Perda yang terkait dengan Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah.
Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang
Nomor 33 tahun 2004, Pasal 6, ayat (1) dan juga Peraturan Pemerintah
Nomor nomor 58 tahun 2005, Pasal 22, ayat (1) berasal dari:
(i) Pajak Daerah;
(ii) Retribusi Daerah;
(iii) Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan
(iv) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.
Yang termasuk komponen Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan
yang berasal dari hasil pengelolaan pelayanan Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD).
Terkait dengan Pendapatan Asli Daerah, telah diterbitkan Undang –
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Dalam Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009, khususnya Pasal 2, ayat
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 81
(2) dijelaskan bahwa jenis Pajak Daerah kabupaten/kota terdiri atas: (i)
Pajak Hotel; (ii) Pajak Restoran; (iii) Pajak Hiburan; (iv) Pajak Reklame; (v)
Pajak Penerangan Jalan; (vi) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; (vii)
Pajak Parkir; (viii) Pajak Air Tanah; (ix) Pajak Sarang Burung Walet; (x)
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan (xi) Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan. Hal ini memberikan pemahaman kepada
daerah, bahwa Daerah diberi kewenangan dan hak untuk merancang dan
mempersiapkan peraturan daerah yang terkait dengan peraturan
perundangan tersebut, termasuk juga di Kabupaten Pinrang . Guna
menyikapi hal tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang telah
menerbitkan beberapa Peraturan Daerah Terkait Pajak dan Retribusi Daerah
antara lain :
(i) Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor 10 Tahun 2010 tentang
Pajak Air Tanah,
(ii) Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor 16 Tahun 2011 tentang
Pajak Daerah,
(iii) Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor 17 Tahun 2011 tentang
Retribusi Jasa Usaha,
(iv) Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor 18 Tahun 2011 tentang
Jasa Usaha,
(v) Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor 19 Tahun 2011 tentang
Retribusi Perizinan Tertentu.
Optimalisasi sumber-sumber PAD perlu dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan keuangan daerah. Untuk itu diperlukan
intensifikasi dan ekstensifikasi subyek dan obyek pendapatan. Dalam jangka
pendek kegiatan yang paling mudah dan dapat segera dilakukan adalah
dengan melakukan intensifikasi terhadap obyek atau sumber pendapatan
daerah yang sudah ada terutama melalui pemanfaatan teknologi informasi.
Dengan melakukan efektivitas dan efisiensi sumber atau obyek pendapatan
daerah, maka akan meningkatkan produktivitas PAD tanpa harus melakukan
perluasan sumber atau obyek pendapatan baru yang memerlukan studi,
proses dan waktu yang panjang. Dukungan teknologi informasi secara
terpadu guna mengintensifkan pajak mutlak diperlukan karena sistem
pemungutan pajak yang dilaksanakan selama ini cenderung tidak optimal.
Masalah ini tercermin pada sistem dan prosedur pemungutan yang masih
konvensional dan masih banyaknya sistem berjalan secara parsial, sehingga
besar kemungkinan informasi yang disampaikan tidak konsisten, versi data
yang berbeda dan data tidak up-to-date. Permasalahan pada sistem
pemungutan pajak cukup banyak, misalnya : baik dalam hal data wajib
pajak/retribusi, penetapan jumlah pajak, jumlah tagihan pajak dan target
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 82
pemenuhan pajak yang tidak optimal.Selanjutnya pemerintah daerah harus
terus melakukan upaya-upaya untuk mengoptimalkan intensifikasi
pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah, antara lain dapat dilakukan
dengan cara-cara sebagai berikut :
a. Memperluas basis penerimaan
Tindakan yang dilakukan untuk memperluas basis penerimaan antara
lain yaitu mengidentifikasi pembayar pajak baru / potensial dan jumlah
pembayar pajak, memperbaiki basis data objek, memperbaiki penilaian,
menghitung kapasitas penerimaan dari setiap jenis pungutan.
b. Memperkuat proses pemungutan
Upaya yang dilakukan dalam memperkuat proses pemungutan, yaitu
antara lain mempercepat penyusunan Peraturan-peraturan Daerah,
mengubah tarif, khususnya tariff retribusi dan peningkatan SDM yang
melaksanakan pemungutan dan pengelolaan pajak dan retribusi
tersebut.
c. Meningkatkan pengawasan
Pengawasan dapat ditingkatkan yaitu antara lain dengan melakukan
pemeriksaan secara insidentil / tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih
dahulu (dadakan) dan berkala, memperbaiki proses pengawasan,
menerapkan sanksi terhadap penunggak pajak serta meningkatkan
pembayaran pajak dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
pembayar pajak.
d. Meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya pemungutan
Tindakan yang dapat dilakukan antara lain memperbaiki prosedur
administrasi pajak melalui penyederhanaan administrasi pajak,
meningkatkan efisiensi pemungutan dari setiap jenis pemungutan.
e. Meningkatkan kapasitas penerimaan melalui perencanaan yang lebih baik
Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan koordinasi dengan
instansi terkait khususnya instansi yang menangani pemungutan dan
pengelolaan pajak-pajak dan retribusi di Kabupaten Pinrang .
Langkah-langkah optimalisasi pendapatan daerah dalam beberapa
tahun terakhir telah menunjukkan trend yang cukup positif. Walaupun
sumbangan PAD setiap tahunnya mengalami peningkatan, namun
kenaikannya masih relatif kecil dibandingkan dengan kebutuhan pendanaan
yang dibutuhkan dalam APBD secara keseluruhan. Untuk mengetahui
perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) selama tahun 2009-2014 di
Kabupaten Pinrang , dapat dilihat pada tabel III.16 sebagai berikut:
Tabel 3.7
Perkembangan PAD dan Proporsinya terhadap Pendapatan APBD
Pemerintah Kabupaten Pinrang Tahun 2009-2014
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 83
(dalam satuan Rupiah dan Persen)
No. Tahun PAD (Rp) Pendapatan APBD
(Rp)
Proporsi PAD
thd Pendapatan
APBD (%)
1 2 3 4 5=3/4
1 2009 22.863.706.750,00 475.811.311.870,00 4.80
2 2010 39.334.879.482,00 543.657.184.602,00 7.23
3 2011 37.112.405.275,00 637.026.955.989,00 5,82
4 2012 37.092.612.650,00 702.764.534.250,00 4,35
5 2013 35.036.612.650,00 805.269.989.410,00 4,35
6 2014 53.138.074.019,00 921.845.667.083 5,76
Sumber: Perda APBD Tahun 2009 - 2014
Ditinjau dari komponen Pendapatan Daerah, trend kenaikan peran
atau konstribusi dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sampai dengan tahun
2014 diperkirakan akan terus meningkat, akan tetapi posisi terbesar dalam
struktur pendapatan daerah masih didominasi oleh sumber pendapatan dari
Dana Perimbangan, sehingga dalam rangka membentuk landasan yang kuat
bagi proses konsolidasi fiskal daerah, khususnya dalam mendorong
peningkatan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan daerah, maka
Pemerintah Kabupaten Pinrang selalu berupaya untuk mengembangkan dan
menggali potensi pendapatan yang ada. Proporsi pendapatan terbesar
memang masih berasal dari pos Dana Perimbangan. Selama kurun waktu
2007-2014 kemampuan pendapatan daerah sesuai dengan struktur
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Kabupaten Pinrang
adalah sebagaimana tabel berikut.
Tabel 3.8 Struktur Pendapatan APBD Pemerintah Kabupaten Pinrang Selama
Tahun 2009-2014 (dalam rupiah)
No Tahu
n PAD (Rp)
Dana
Perimbangan
(Rp)
Lain-lain
Pendapatan
yang Sah (Rp)
Pendapatan
APBD (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) =
((3)+(4)+(5))
1 2009 22.863.706.750 432.447.605.120 20.500.000.000 475.811.311.870
2 2010 39.334.879.482 452.176.044.120 52.146.261.000 543.657.184.602
3 2011 37.112.405.275 508.346.505.114 91.968.045.600 637.026.955.989
4 2012 37.092.612.650 572.076.539.000 93.595.382.600 702.764.534.250
5 2013 35.036.612.650 662.398.551.000 107.834.825.760 805.269.989.410
6 2014 53.138.074.019 703.936.500.555 164.771.092.509 921.845.667.083
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 84
Sumber: Perda APBD Tahun Anggaran 2009 – 2014
Peran Pajak Daerah di Kabupaten Pinrang terhadap PAD idealnya
semakin tahun semakin membaik, karena Kabupaten Pinrang sebagai
daerah perkotaan mengandalkan jasa sebagai salah satu sumber penghasil
PAD. Jika dilihat dari kontribusi Pajak Daerah terhadap PAD di Kabupaten
Pinrang selama lima tahun terakhir cenderung mengalami perkembangan
yang cukup baik. Selama tahun 2009-2013 tingkat kontribusinya mengalami
fluktuasi (naik dan turun), pada tahun 2013 kontribusinya mengalami
penurunan, akan tetapi pada tahun 2014 diharapkan akan naik kembali baik
besarannya maupun kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Gambaran selengkapnya kondisi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut
3.9 berikut :
Tabel 3.9
Kontribusi Pajak Terhadap PAD Pemerintah Kabupaten Pinrang Tahun 2009-2014
No. Tahun Pajak ( Rp ) PAD ( Rp ) Kenaikan PAD (% )
Kontribusi
Pajak thd PAD (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) =
((3)/(4))
1 2009 3.320.892.000 22.863.706.750, 14,52
2 2010 4.000.000.000 39.334.879.482 10.16
3 2011 4.530.638.125 37.112.405.275 12.20
4 2012 5.141.056.600 37.092.612.650 13,86
5 2013 5.141.056.600 35.036.612.650 14,67
6 2014 12.178.728.000 53.138.074.019 22,92
Sumber: Perda APBD Tahun Anggaran 2009 - 2014
a. Dana Perimbangan
Dalam pelaksanaan Desentralisasi Fiskal dari pusat ke daerah,
komponen Dana Perimbangan merupakan sumber penerimaan daerah yang
sangat penting, karena dana perimbangan merupakan inti dari
Desentralisasi Fiskal.Dana Perimbangan bertujuan untuk menciptakan
keseimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan antara
Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH),
Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). DBH
bersumber dari pajak dan sumber daya alam. Sedangkan DAU dialokasikan
untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota. Untuk besaran DAK ditetapkan setiap
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 85
tahun dalam APBN. DAK dialokasikan kepada daerah tertentu untuk
mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program yang
menjadi prioritas nasional.
DAU suatu daerah dialokasikan berdasarkan formula yang terdiri atas
celah fiskal dan alokasi dasar. Data yang digunakan dalam penghitungan
DAU diperoleh dari lembaga statistik Pemerintah dan/atau lembaga
Pemerintah yang berwenang menerbitkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan. DAU suatu daerah otonom baru dialokasikan
setelah undang-undang pembentukan disahkan.
Dalam kenyataannya, Dana Perimbangan dalam APBD secara umum
berasal dari: Dana Bagi Hasil (Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak),
Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana
Perimbangan dari Pemerintah Provinsi. Bagi Hasil Pajak meliputi: Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB), Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal 21, Bagi Hasil Pajak
Penghasilan Pasal 25/29. Sedang Bagi Hasil Bukan Pajak terdiri dari: Provisi
Sumber Daya Hutan, Iuran Eksplorasi dan Eksploitasi, Pungutan
Pengusahaan Perikanan dan Minyak Bumi. Khusus Bagi Hasil Pajak yang
mencakup PBB dan BPHTB, dengan munculnya Undang-Undang Nomor 28
tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan didukung
dengan beberapa Perda yang diterbitkan pada tahun 2012.
Proporsi Dana Perimbangan terhadap APBD masih relatif besar, hal ini
mengindikasikan bahwa Kabupaten Pinrang dalam pendanaan daerah
masih sangat tergantung kepada dana transfer dari pemerintah pusat.
Proporsi dana perimbangan terhadap pendapatan APBD selama kurun waktu
lima tahun terakhir (2009-2013) rata-rata berkisar 90 persen dari total
Pendapatan Daerah. Data selengkapnya adalah sebagaimana dapat dilihat
pada tabel 3.10 sebagai berikut:
Tabel 3.10 Dana Perimbangan dan Proporsinya terhadap Pendapatan APBD
Pemerintah Kabupaten Pinrang Tahun 2009-2014
(dalam rupiah dan persen)
No. Tahun Dana Perimbangan
(Rupiah)
Pendapatan APBD
(Rupiah)
Proporsi Dana
Perimbangan thd
Pendapatan APBD
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) = ((3) / (4))
1 2009 432.447.605.120 475.811.311.870 90,89
2 2010 452.176.044.120 543.657.184.602 83,17
3 2011 508.346.505.114 637.026.955.989 79,80
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 86
No. Tahun Dana Perimbangan
(Rupiah)
Pendapatan APBD
(Rupiah)
Proporsi Dana
Perimbangan thd
Pendapatan APBD
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) = ((3) / (4))
4 2012 572.076.539.000 702.764.534.250 81,40
5 2013 662.398.551.000 805.269.989.410 82,26
6 2014 703.936.500.555 921.845.667.083 76,36
Sumber: Perda APBD Tahun Anggaran 2009 – 2014
b. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Pos Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dalam APBD di Kabupaten
Pinrang bersumber dari:
(i) Pendapatan Hibah (Pendapatan Hibah dari Pemerintah),
(ii) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi (Bagian dari Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB), Bagian dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBNKB), Bagian dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
(PBBKB), Bagian dari Pajak Air Bawah Tanah (ABT), Bagian dari Pajak
Air Permukaan (AP), Terakhir Bagian dari Retribusi Dispensasi
kelebihan muatan dan Pemerintah Daerah Lainnya;
(iii) Dana Penyesuaian; dan
(iv) Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya.
Proporsi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah yang diterima
Pemerintah Kabupaten Pinrang masih relatif kecil, akan tetapi
keberadaannya sangat menunjang / mendukung kemampuan pendanaan
bagi Kabupaten Pinrang . Beberapa kebijakan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Provinsi sebagai bentuk sinkronisasi penyelarasan program dan
kegiatan yang harus disesuaikan dan dilaksanakan oleh daerah dalam
belanja tidak langsung maupun belanja langsung seperti pemberian bantuan
keuangan provinsi dan alokasi dana penyesuaian/kontijensi serta
penerimaan lain-lain daerah yang sah dalam bentuk bagi hasil pajak,
retribusi dan sumbangan pihak ketiga dari provinsi yang dapat dipergunakan
oleh daerah untuk kebutuhan belanja sesuai dengan prioritas daerah tanpa
diarahkan dan ditetapkan pengukurannya oleh provinsi. Proporsi Lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah terhadap pendapatan APBD di Kabupaten
Pinrang selama kurun waktu tahun 2009 – 2013 terus mengalami kenaikan,
adapun gambaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.11 sebagai
berikut:
Tabel 3.11
Jumlah Dana Perimbangan dan Proporsinya terhadap Pendapatan APBD
Pemerintah Kabupaten Pinrang Tahun 2009-2014
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 87
No. Tahun
Lain-lain
Pendapatan yang
Sah (Rupiah)
Pendapatan APBD
(Rupiah)
Proporsi Lain-lain
Pendapatan yg Sah
thd Pendapatan APBD (%)
(1) (2) (3) (4) (5) = ((3) / (4))
1 2009 20.500.000.000 475.811.311.870 4,31
2 2010 52.146.261.000 543.657.184.602 9,59
3 2011 91.968.045.600 637.026.955.989 14,44
4 2012 93.595.382.600 702.764.534.250 13,32
5 2013 107.834.825.760 805.269.989.410 13,39
6 2014 164.771.092.509 921.845.667.083 17,87
Sumber: Perda APBD Tahun Anggaran 2009 – 2014
Dari perbagai pertimbangan di atas, prediksi Pendapatan Daerah di
Kabupaten Pinrang selama kurun waktu 2012-2015, selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.12
Pendapatan Daerah Dalam APBD Kabupaten Pinrang Tahun 2013- 2014 dan Prediksi Tahun 2015
(dalam Satuan Rupiah)
No Uraian Tahun Anggaran
2013
Tahun Anggaran
2014
1 2 4 5
1,1 PENDAPATAN ASLI DAERAH
35.036.612.650,00 53.138.074.019,00
1.1.1 Hasil Pajak daerah 5.141.056.600,00 12.178.728.000,00
1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 19.871.556.050,00 5.785.794.000,00
1.1.3
Hasil Pengelolaan
Kekayaan daerah Yang Dipisahkan
6.174.000.000,00 6.275.000.000,00
1.1.4 Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
3.850.000.000,00 28.898.552.019,00
1,2 DANA PERIMBANGAN 662.398.551.000,00 703.936.500.555,00
1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
25.000.000.000,00 19,451,911,110.00
1.2.2 Dana Alokasi Umum 574.244.531.000,00 629.285.550.000,00
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 63.154.020.000,00 56.046.540.000,00
1,3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
107.834.825.760,00 164.771.092.509,00
1.3.1 Pendapatan Hibah 2.000.000.000,00 1.996.664.500,00
1.3.3
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah daerah lainnya
15.200.000.000,00 25.957.572.705,00
1.3.4 Dana Penyesuaian
118.672.012.704,00
- Tambahan penghasilan guru
6.354.000.000,00
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 88
- Tunjangan profesi 57.574.289.000,00
- DID 10.000.000.000,00
1.3.4
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah daerah lainnya
16.706.536.760,00 18.144.842.600,00
JUMLAH PENDAPATAN
805.269.989.410,00 921.845.667.083,00
Sumber: Perda APBD Tahun Anggaran 2009 – 2014
Untuk menyikapi kondisi pendapatan daerah di Kabupaten Pinrang
selama kurun waktu 2009-2014, maka kebijakan yang akan
diimplementasikan dalam pengelolaan Pendapatan Daerah antara lain
sebagai berikut:
1. Mendukung dan mendorong pencapaian target pendapatan daerah di
Kabupaten Pinrang berdasar atas perhitungan dan perencanaan yang
rasional.
2. Mendukung upaya-upaya peningkatkan kemandirian keuangan daerah
di Kabupaten Pinrang antara lain dengan :
a. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pinrang
dengan target kenaikan rata-rata 5 persen (atau lebih) setiap
tahunnya. Hal ini mengandung makna bahwa secara bertahap
kontribusi PAD terhadap Total Pendapatan Daerah (TPD) secara
proporsional akan terus ditingkatkan.
b. Mengoptimalkan PAD sesuai ketentuan Undang-undang Nomor 28
tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Upaya ini
antara lain akan ditempuh dengan cara:
3. Mengoptimalkan sumber-sumber/potensi Pendapatan Asli Daerah
(PAD), yang disesuaikan dengan peraturan perundangan terbaru,
khususnya dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dengan jalan melakukan
program intensifikasi dan ekstensifikasi pendukung peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan cara:
a. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, khususnya
untuk meningkatkan sumber pendapatan yang berasal dari Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah.
b. Mengadakan pendataan ulang terhadap berbagai obyek dan jenis-
jenis pendapatan yang baru, khususnya dengan ditetapkannya
Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, serta Peraturan-peraturan daerah pendukungnya.
c. Penyesuaian besaran tarif dengan melakukan revisi terhadap
berbagai Peraturan Daerah (Perda) yang sudah tidak sesuai, baik
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 89
terkait dengan kondisi saat ini maupun kebutuhan penyesuaiannya
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
d. Membina hubungan yang baik dengan Wajib Pajak.
e. Meningkatkan peran aktif SKPD yang terkait, dalam rangka
penegakan hukum dan peningkatan pendapatan daerah.
f. Mendukung implementasi teknologi informasi secara terpadu /
terintegrasi guna mengintensifkan pajak dan retribusi guna
meningkatkan sistem pemungutan pajak agar lebih optimal.
4. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang dipungut tidak akan
memberatkan masyarakat dan akan diusahakan bisa mendorong
perkembangan investasi daerah di Kabupaten Pinrang .
5. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat antara lain dengan
melakukan penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi
pemungutan pajak dan retribusi daerah serta managemen pengelolaan
guna memberikan kemudahan akses Wajib Pajak (WP) dan Wajib
Retribusi (WR).
6. Menegakkan hukum / law enforcement dalam upaya membangun
ketaatan Wajib Pajak Daerah (WPD) dan Wajib Retribusi Daerah (WRD)
7. Melakukan peningkatan pengendalian dan pengawasan atas
pemungutan pendapatan asli daerah untuk terciptanya efektifitas dan
efisiensi yang dibarengi dengan peningkatan kualitas, kemudahan,
ketepatan dan kecepatan pelayanan dengan biaya yang terjangkau.
8. Mengoptimalkan pengelolaan Dana Alokasi Umum (DAU) yang
diperkirakan akan meningkat besarannya (sejalan dengan kenaikan gaji
Pegawai Negeri Sipil) agar lebih efektif dan efisien pemanfaatanya bagi
pembangunan di Kabupaten Pinrang .
9. Mengoptimalkan pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang
diasumsikan akan tetap besaran-nya karena bersifat given
(pengeluaran/ kegiatannya sudah ditentukan). Demikian juga dengan
Dana Bantuan keuangan dari Propinsi Sulawesi Selatanyang
diasumsikan tetap karena bersifat given juga.
10. Mengoptimalkan Pengelolaan dan pemanfaatan Dana bagi hasil dari
propinsi diharapkan akan meningkat rata-rata 5% per tahun atau lebih.
11. Peningkatan kualitas pengelolaan manajemen pendapatan daerah,
termasuk di dalamnya memberikan reward secara proporsional
terhadap kinerja aparatur daerah dalam mengelola pendapatan daerah.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 90
12. Mengoptimalkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta
pemanfaatan pengelolaan asset daerah sebagai salah satu sumber
potensial PAD yang dapat dikembangkan lebih lanjut.
13. Mengupayakan peningkatan pendapatan dari Dana Lain-lain
Pendapatan Daerah Yang Sah, antara lain dengan cara meningkatkan
aktivitas perekonomian Kabupaten Pinrang , melalui penciptaan iklim
usaha yang kondusif, penyehatan iklim ketenagakerjaan, penegakan
hukum dan peraturan perundangan, serta meningkatkan keamanan
dan ketertiban mulai dari tingkat terkecil di lingkungan kelurahan dan
kecamatan.
3. Arah Kebijakan Belanja Daerah
Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
tersebut, dimana terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang
penanganannya dalam bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah atau antar pemerintah
daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. Dalam
menentukan besaran belanja yang dianggarkan senantiasa akan
berlandaskan pada prinsip disiplin anggaran, yaitu prinsip kemandirian
yang selalu mengupayakan peningkatan sumber-sumber pendapatan sesuai
dengan potensi daerah, prinsip prioritas yang diartikan bahwa pelaksanaan
anggaran selalu mengacu pada prioritas utama pembangunan daerah,
prinsip efisiensi dan efektifitas anggaran yang mengarahkan bahwa
penyediaan anggaran dan penghematan sesuai dengan skala prioritas.
Kebijakan belanja daerah memprioritaskan terlebih dahulu pos
belanja yang wajib dikeluarkan, antara lain belanja pegawai, belanja bunga
dan pembayaran pokok pinjaman, belanja subsidi, serta belanja barang dan
jasa yang wajib dikeluarkan pada tahun yang bersangkutan. Selisih antara
perkiraan dana yang tersedia dengan jumlah belanja yang wajib
dikeluarkan merupakan potensi dana yang dapat diberikan sebagai pagu
indikatif kepada setiap SKPD. Belanja penyelenggaraan pembangunan
hendaknya diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang
diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan,
kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta
mengembangkan sistem jaminan sosial. Peningkatan kualitas kehidupan
masyarakat diwujudkan melalui prestasi kerja dalam pencapaian standar
pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 91
Struktur belanja dalam APBD mengalami perubahan dari kelompok
Belanja Aparatur dan Belanja Pelayanan Publik pada struktur anggaran
2005-2006 (Berdasar Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002) berubah
menjadi kelompok Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung pada
struktur anggaran 2007-2010 (Berdasar Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
dan juga Permendagri Nomor 59 Tahun 2007) dengan uraian, sebagai
berikut:
1. Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak
terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang
terdiri dari jenis belanja:
a. Belanja Pegawai berupa penyediaan gaji dan tunjangan serta
tambahan penghasilan lainnya yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
b. Belanja bunga digunakan untuk pembayaran atas pinjaman
Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat. Dalam Pemenuhan
Pendanaan sejalan dengan penyelenggaraan pemerintah daerah,
khususnya pengalokasian anggaran dalam APBD, Kabupaten
Pinrang tidak melakukan pinjaman, sehingga tidak ada Pembayaran
Bunga Pinjaman.
c. Belanja Subsidi hanya diperuntukkan kepada perusahaan/lembaga
tertentu yang bertujuan untuk membantu biaya produksi agar harga
jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat
seperti subsidi air bersih, pelayanan listrik desa dan kebutuhan pokok
masyarakat lainnya. Dalam menetapkan belanja subsidi, pemerintah
daerah hendaknya melakukan pengkajian terlebih dahulu sehingga
pemberian subsidi dapat tepat sasaran. Dengan pertimbangan
kemampuan keuangan daerah, maka pemerintah Kabupaten Pinrang
tidak menganggarkan belanja subsidi.
d. Belanja Hibah digunakan untuk mendukung fungsi penyelenggaraan
pemerintahan daerah, maka pemerintah daerah dapat melakukan
pemberian hibah kepada instansi vertikal, dan instansi semi
pemerintah (seperti PMI, KONI, Pramuka, KORPRI dan PKK),
pemberian hibah kepada pemerintah daerah lainnya, perusahaan
daerah, serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang
secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, sepanjang
dianggarkan dalam APBD. Pemberian hibah harus dilakukan secara
selektif sesuai dengan urgensi dan kepentingan daerah serta
kemampuan keuangan daerah, sehingga tidak mengganggu
penyelenggaraan urusan wajib dan tugas-tugas pemerintahan daerah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 92
lainnya dalam meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan umum
kepada masyarakat.
e. Belanja Bantuan Sosial digunakan dalam rangka meningkatkan
kualitas kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat, bantuan sosial
diberikan kepada kelompok/anggota masyarakat yang dilakukan
secara selektif/tidak mengikat dan jumlahnya dibatasi.
f. Belanja Bagi Hasil digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil
yang bersumber dari pendapatan provinsi kepada kabupaten/kota
atau pendapatan kabupaten/kota kepada pemerintah desa atau
pendapatan pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah
lainnya yang disesuaikan dengan kemampuan belanja daerah yang
dimiliki.
g. Belanja Bantuan Keuangan digunakan untuk menganggarkan bantuan
keuangan yang bersifat umum atau khusus dari pemerintah daerah
kepada pemerintah kelurahan/pemerintah desa. Bantuan keuangan
yang bersifat umum diberikan dalam rangka peningkatan kemampuan
keuangan bagi penerima bantuan. Bantuan keuangan yang bersifat
khusus dapat dianggarkan dalam rangka untuk membantu capaian
program prioritas pemerintah daerah yang dilaksanakan sesuai
urusan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah seperti
pembangunan sarana pendidikan dan kesehatan. Bantuan keuangan
yang bersifat khusus dari pemerintah daerah pemerintah
kelurahan/pemerintah desa diarahkan untuk percepatan atau
akselerasi pembangunan di kelurahan/desa. Pemerintah Kabupaten
Pinrang tidak menempuh pemberian belanja bantuan keuangan yang
bersifat khusus, mengingat mulai tahun 2008 Kelurahan sudah
menjadi SKPD. Pemberian bantuan keuangan kepada partai politik
tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang terkait.
h. Belanja Tidak Terduga ditetapkan secara rasional dengan
mempertimbangkan realisasi tahun anggaran sebelumnya dan
perkiraan kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi,
diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah, serta sifatnya tidak
biasa/tanggap darurat, yang tidak diharapkan berulang dan belum
tertampung dalam bentuk program/kegiatan.
2. Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri dari
jenis belanja:
a. Belanja pegawai; merupakan pengeluaran untuk honorarium/upah
dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 93
b. Belanja barang dan jasa; merupakan pengeluaran untuk pembelian/
pengadaan barang yang dinilai manfaatnya kurang dari 12 (dua
belas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program
dan kegiatan pemerintahan daerah.
c. Belanja modal; merupakan pengeluaran untuk pengadaan asset tetap
berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas)
bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan.
Belanja Daerah pada dasarnya merupakan perwujudan dari kebijakan
penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang
berbentuk kuantitatif. Dari besaran dan kebijakan yang berkesinambungan
dari program-program yang dilaksanakan dapat dibaca ke arah mana
pembangunan di Kabupaten Pinrang akan digerakkan.
Dari perkembangan yang terjadi selama pelaksanaan otonomi daerah,
sistem dan mekanisme APBD menggunakan sistem anggaran kinerja.
Pelaksanaan tersebut membawa implikasi kepada struktur belanja daerah.
Berpedoman pada regulasi yang ada, belanja daerah bisa dirinci menurut
urusan pemerintahan daerah, organisasi daerah, program, kegiatan,
kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja. Sedangkan belanja
menurut kelompok belanja terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja
langsung. Belanja tidak langsung, merupakan belanja yang dianggarkan tidak
terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan,
sedangkan belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Gambaran
perkembangan Belanja Daerah di Kabupaten Pinrang Tahun 2009-2014,
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.13 Sebagai berikut :
Tabel 3.13 Struktur Belanja Pemerintah Kabupaten Pinrang Tahun 2009-2014
No. Tahun Belanja Tidak
Langsung (Rp)
Belanja Langsung
(Rp)
Belanja APBD
(Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) = ((3) + (4))
1 2009 258.783.064.000 248.198.905.694 506.981.969.694
2 2010 324.193.179.379 214.523.980.300 538.717.159.679
3 2011 394.716.906.844 227.176.130.000 621.893.036.844
4 2012 429.169.061.990 273.329.145.000 702.498.206.990
5 2013 506.115.178.410 298.852.482.000 804.967.660.410
6 2014 558.379.733.583 362.144.070.500 920.523.804.083
Sumber: Perda APBD Tahun Anggaran 2009 – 2014
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 94
Proporsi belanja pegawai cukup besar terhadap total belanja, hal ini
disebabkan karena kemampuan pendanaan yang terbatas tidak dapat
mengimbangi kebijakan kenaikan belanja pegawai baik oleh pemerintah pusat
maupun daerah. Proporsi belanja pegawai terhadap total belanja dalam tabel
3.14 sebagai berikut:
Tabel 3.14 Proporsi Belanja Pegawai Pemerintah Kabupaten Pinrang
Tahun 2009-2013
No. Tahun Belanja
Pegawai (Rupiah)
Total Belanja (Rupiah)
Persentase Belanja
Pegawai thd Total Belanja (%)
(1) (2) (3) (4) (5) = ((3) / (4))
01. 2009 224.327.224.800 506.981.969.694 55,75
02. 2010 324.193.179.379 538.717.159.679 39,82
03. 2011 394.716.906.844 621.893.036.844 36,53
04. 2012 400.347.072.795 702.498.206.990 43,01
05. 2013 463.386.737.715 804.967.660.410 42,43
06 2014 526.136.882.167 920.523.804.083 42,84
Sumber: Perda tentang APBD Kabupaten Pinrang TA. 2009-2014
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007,
Belanja Daerah dibagi menjadi 2 (dua) kelompok belanja, yaitu: Belanja
Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Belanja langsung adalah belanja
yang secara langsung mempengaruhi/dipengaruhi oleh ada tidaknya suatu
kegiatan. Belanja langsung terbagi dalam 2 (dua) urusan, yaitu: Urusan
Wajib dan Urusan Pilihan.
Urusan Wajib adalah urusan yang sangat mendasar yang berkaitan
dengan hak dan pelayanan dasar kepada masyarakat yang wajib
diselenggarakan oleh pemerintah daerah, diprioritaskan untuk melindungi
dan meningkatkan kualitas kehidupan dalam upaya memenuhi kewajiban
daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar,
pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta
mengembangkan sistem jaminan sosial. Dalam menjalankan Urusan Wajib,
daerah diminta untuk memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 95
Sedangkan Urusan Pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara
nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi keunggulan daerah (core
competence), serta urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang
tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan
pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan
ketentuan perundang-undangan.
Selanjutnya urusan-urusan dimaksud dijabarkan dalam bentuk
Program dan Indikasi Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh SKPD selama
kurun waktu 2009-2013 sesuai dengan payung visi-misi dari Kabupaten
Pinrang tahun 2009-2014. Belanja langsung meliputi 3 (tiga) komponen,
yaitu belanja pegawai, belanja barang/jasa, dan belanja modal. Sedang
Belanja Tidak Langsung adalah belanja yang tidak terkait langsung dengan
ada tidaknya sebuah kegiatan. Belanja tidak langsung terdiri atas: (i)
Belanja Pegawai; (ii) Belanja Bunga; (iii) Belanja Subsidi; (iv) Belanja
Hibah; (v) Belanja Bantuan Sosial; (vi) Belanja Bagi Hasil; (vii) Belanja
Bantuan Keuangan; dan (viii) Belanja Tidak Terduga. Jika berpedoman pada
regulasi yang ada, Belanja Daerah juga bisa dirinci menurut urusan
pemerintahan daerah, organisasi daerah, program, kegiatan, kelompok,
jenis, obyek dan rincian obyek belanja. Penjelasan mengenai belanja tidak
langsung dan belanja langung akan dipaparkan pada bagian berikut:
a. Belaja Tidak Langsung
Belanja tidak langsung, merupakan belanja yang dianggarkan
tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan,
terdiri dari:
1) Belanja Pegawai
- Gaji dan Tunjangan. Pos belanja ini untuk mengantisipasi adanya
kenaikan gaji berkala, tunjangan keluarga, mutasi dan
penambahan PNSD perhitungkan gaji untuk tiap tahunnya
ditambah acress yang besarnya maksimum 2,5% dari jumlah
belanja pegawai (gaji pokok dan tunjangan);
- Besarnya penganggaran gaji pokok dan tunjangan PNSD
disesuaikan dengan rekonsiliasi jumlah pegawai dan
memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan
PNSD yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Untuk tahun 2013
diprediksikan terjadi peningkatan/kenaikan gaji sebesar 10%.
- Dalam rangka efektivitas dan efisiensi pemanfaatan biaya
pemungutan Pajak Daerah, pemerintah daerah dalam menganggar-
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 96
kan biaya pemungutan pajak daerah didasarkan atas rencana
kebu-tuhan riil bagi aparat terkait dalam pemungutan dan
pembinaan Pajak Daerah dan jumlahnya dibatasi paling tinggi
sebesar 5% dari target penerimaan Pajak Daerah Tahun Anggaran
berjalan.
2) Belanja Bunga Utang
Kewajiban pembayaran bunga pinjaman jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang dianggarkan untuk setiap tahunnya
yaitu untuk pembayaran bunga dari hutang.
3) Belanja Subsidi
Pemberian Subsidi hanya diperuntukkan kepada perusahaan/
lembaga tertentu yang bertujuan untuk membantu biaya produksi
agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh
masyara-kat seperti subsidi air bersih, pelayanan listrik dan
kebutuhan pokok masyarakat lainnya.Dalam menetapkan belanja
subsidi, dilakukan pengkajian terlebih dahulu sehingga pemberiannya
dapat tepat sasaran.
4) Belanja Hibah
Untuk Belanja Hibah sesuai dengan Peraturan terbaru yaitu
Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 32 tahun 2011 Tentang
Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari
APBD, maka terdapat beberapa ketentuan tentang Belanja hibah yaitu
- Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari pemerintah
daerah kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya,
perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan,
yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak
wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang
bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah
daerah.
- Dalam menentukan alokasi belanja hibah dilakukan secara selektif
dan rasional dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan
daerah dan mekanismenya berdasarkan Peraturan Menteri dalam
Negeri Nomor 32 tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah
dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD ;
- Dalam rangka akuntabilitas penggunaan hibah kepada pemerintah,
pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, serta masyarakat
dan organisasi masyarakat agar pemberian hibah dilengkapi
dengan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) antara pemerintah
daerah dengan penerima hibah serta kewajiban penerima hibah
mempertanggungjawabkan penggunaan dana yang diterima.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 97
5) Belanja Bantuan Sosial
Bantuan sosial adalah pemberian bantuan berupauang/barang
dari pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok
dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan
selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya
resiko sosial. Resiko sosial adalah kejadian atau peristiwa yang dapat
menimbulkan potensi terjadinyakerentanan sosial yang ditanggung
oleh individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat sebagai
dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik, fenomena alam dan
bencana alam yang jika tidak diberikan belanja bantuan sosial akan
semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi wajar.
Dalam rangka mengatasi kemungkinan terjadinya resiko sosial,
Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan sosial kepada
kelompok/anggota masyarakat akan tetapi dilakukan secara
selektif/tidak mengikat, tidak terus menerus dan jumlahnya dibatasi
sesuai kemampuan keuangan daerah. Adapun mekanismenya juga
mengacu dan berpedoman pada Peraturan Menteri dalam Negeri
Nomor 32 tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan
Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD.
6) Belanja Bantuan Keuangan
Untuk penganggaran bantuan keuangan kepada partai politik
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
pemberian bantuan keuangan kepada partai politik.
7) Belanja Tidak Terduga
Dalam penetapan anggaran belanja tidak terduga agar
dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi Tahun
Anggaran sebelumnya dan estimasi kegiatan-kegiatan yang sifatnya
tidak dapat diprediksi, diluar kendali dan pengaruh pemerintah
daerah, serta tidak biasa/tanggap darurat, yang tidak diharapkan
berulang dan belum tertampung dalam bentuk program dan kegiatan
pada Tahun Anggaran berjalan.
b. Belanja Langsung
Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan,
dilaksanakan secara efektif, efisien, tepat waktu dan tepat mutu, yang
jenisnya terdiri:
1) Belanja Pegawai
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 98
Untuk pengeluaran honorarium/upah dalam melaksanakan program
dan kegiatan pemerintah daerah.
2) Belanja Barang dan Jasa
Digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang
nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dan/atau
pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan
pemerintah daerah.
3) Belanja Modal
Digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pembelian/pengadaan atau pembangunan asset tetap berwujud yang
mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk
digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk
tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan
jaringan serta asset tetap lainnya. Dalam pelaksanaannya diupayakan
sesuai dengan ketentuan dan regulasi yang ada.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007,
maka belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah (yang berupa uang),
belanja bantuan sosial (yang berupa uang), belanja bagi hasil, belanja
bantuan keuangan, dan belanja tak terduga hanya dianggarkan pada PPKD
(SKPKD). PPKD selanjutnya akan menyalurkan alokasi anggaran yang
ditetapkan sesuai perencanaan teknis yang diusulkan oleh SKPD yang
sekaligus akan menangani hal tersebut sesuai rencana kegiatan dan tupoksi
SKPD. Gambaran Belanja di Kabupaten Pinrang selama kurun waktu
2012-2014 selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.15
Belanja Daerah Dalam APBD Kabupaten Pinrang
Tahun 2013- 2014 dan Prediksi tahun 2015
(dalam Satuan Rupiah)
NO. URAIAN TAHUN ANGGARAN
2013
TAHUN ANGGARAN
2014
PREDIKSI
T.A 2015
(1) (2) (3) (4) (5)
2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG
506.115.178.410 545.853.852.181,50
Belanja Pegawai 463.386.737.715 509.725.411.486,50
Belanja Bunga 104.671.000 104.671.000,00
Belanja Subsidi
Belanja Hibah 17.173.769.695 18.748.268.975,00
Belanja Bantuan Sosial 1.000.000.000 1.000.000.000,00
Belanja Bantuan 21.500.000.000 23.000.000.000,00
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 99
Keuangan
Belanja Tak Terduga 2.500.000.000 2.500.000.000,00
2.2 BELANJA LANGSUNG 298.852.482.000 330.939.564.249,00
Belanja Pegawai 21.455.196.440 21.455.196.440,00
Belanja Barang dan Jasa
139.661.275.060 153.627.402.566,00
Belanja Modal 137.736.010.500 155.856.965.243,00
804.967.660.410 876.793.416.430,50 920.523.804.083,00
Sumber: Perda tentang APBD Kabupaten Pinrang TA. 2013-2014
Pengelolaan Belanja Daerah di Kabupaten Pinrang diarahkan
pada pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil
dari masukan (input) yang direncanakan. Hal tersebut bertujuan untuk
meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas
efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Penyusunan belanja
daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas
dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka
melaksanakan bidang kewenangan/urusan pemerintahan daerah yang
menjadi tanggung jawabnya. Peningkatan alokasi anggaran belanja yang
direncanakan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus
terukur yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Arah pengelolaan Belanja Daerah di Kabupaten Pinrang selama
kurun waktu 2013-2014 akan diarahkan kepada hal-hal sebagai berikut:
1. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran. Dana yang tersedia harus
dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan
pelayanan pada masyarakat yang harapan selanjutnya adalah
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kualitas
pelayanan masyarakat dapat diwujudkan dengan meningkatkan
kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur daerah, terutama
yang berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat.
2. Prioritas. Penggunaan anggaran tahun 2013-2014 diprioritaskan
untuk mendanai kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan,
ketersediaan bahan pangan, peningkatan infrastruktur guna
mendukung pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pinrang dan
diarahkan untuk penanggulangan kemiskinan, penciptaan lapangan
kerja serta penjabaran visi, misi dan program yang telah ditetapkan
dalam upaya pancapaian target RPJMD.
3. Tolok Ukur dan Target Kinerja. Belanja daerah pada setiap
kegiatan disertai tolok ukur dan target pada setiap indikator kinerja
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 100
yang meliputi masukan, keluaran dan hasil sesuai dengan Tugas
Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) SKPD.
4. Optimalisasi Belanja Langsung. Belanja langsung diupayakan
untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan secara efisien
dan efektif. Belanja langsung disusun atas dasar kebutuhan nyata
masyarakat, sesuai strategi pembangunan untuk meningkatkan
pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.
Optimalisasi belanja langsung untuk pembangunan infrastruktur
publik yang memungkinkan dapat dikerjasamakan dengan pihak
swasta.
5. Transparan dan Akuntabel. Setiap pengeluaran belanja
dipublikasikan dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Dipublikasikan berarti pula masyarakat mudah dan
tidak mendapatkan hambatan dalam mengakses informasi belanja.
Pertanggungjawaban belanja tidak hanya dari aspek administrasi
keuangan, tetapi menyangkut pula proses, keluaran dan hasilnya
sehingga predikat WTP yang telah diperoleh tahun ini dapat
dipertahankan.
Selain arah kebijakan pengelolaan Belanja Daerah di Kabupaten
Pinrang secara umum seperti yang disebutkan di atas, selama kurun
waktu 2013-2014 juga akan ditempuh kebijakan belanja daerah sebagai
berikut:
1. Belanja Daerah di Kabupaten Pinrang akan dilaksanakan sesuai
dengan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan daerah yang efektif,
efisien, transparan dan akuntabel.
2. Diasumsikan ada kenaikan Belanja Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS)
sebesar 10% setiap tahun, dan juga ada tambahan penghasilan
pegawai yang diasumsikan meningkat.
3. Belanja Hibah dan Bantuan Sosial dianggarkan dengan
mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.
4. Belanja tidak terduga diasumsikan tetap.
5. Belanja Langsung akan selalu disesuaikan dengan ketersediaan
anggaran setiap tahun, dan akan diupayakan secara merata pada
semua sektor.
6. Belanja diutamakan untuk mendukung program pelayanan dasar
kepada masyarakat
7. Memenuhi kebutuhan pelayanan dasar masyarakat, khususnya
bidangpendidikan, kesehatan dan pangan;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 101
8. Menguatkan program–program penanggulangan kemiskinan
sertapemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan;
9. Memfasilitasi dan memberikan stimulan pada sektor riil melalui
bantuan modal dan pembinaan/pendampingan kepada usaha mikro,
kecil danmenengah (UMKM);
10. Melanjutkan proyek-proyek infrastruktur yang strategis dan
mempunyaimanfaat luas bagi masyarakat
11. Dalam upaya untuk memacu pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan pelayanan publik, belanja daerah
diharapkan dapat lebih diarahkan dalam mendukung peningkatan
nilai tambah sektor-sektor ekonomi yang akan memberikan
kontribusi yang besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan
penyerapan tenaga kerja sebagai upaya untuk turut meningkatkan
perluasan lapangan kerja guna menurunkan angka kemiskinan.
Beberapa sektor tersebut adalah sektor perdagangan, hotel dan
restoran, sector industri pengolahan (pendukung sektor jasa),sektor
pengangkutan dan komunikasi, sektor jasa-jasa dan sektor
konstruksi.
12. Mengupayakan penghematan, efisiensi, efektifitas anggaran belanja
daerah secara proporsional akan dilakukan melalui:
a. Memprioritaskan alokasi belanja daerah pada program dan
kegiatanyang memiliki dampak kuat terhadap pencapaian visi dan
misi dalam RPJMD Kabupaten Pinrang dan berdampak luas
terhadapkepentingan masyarakat.
b. Mengefektifkan mekanisme Musrenbang guna menghasilkan
rencanaprogram dan kegiatan yang mampu memecahkan berbagai
permasalahan dan isu terkini pelayanan masyarakat.
1. Pengelolaan Pembiayaan
Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik
yang berasal dari penerimaan daerah maupun pengeluaran daerah, yang
perlu dibayar atau yang akan diterima kembali, yang dalam penganggaran
pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan/atau
memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat
berasal dari pencairan sisa lebih perhitungan tahun yang lalu, dari pinjaman,
dan dari hasil divestasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain
dapat digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian
pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.
Pembiayaan merupakan transaksi keuangan untuk menutup defisit
atau untuk memanfaatkan surplus. Defisit atau surplus terjadi apabila ada
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 102
selisih antara Anggaran Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah.
Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang
perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali,
baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun
anggaran berikutnya. Pembiayaan daerah terdiri dari dua unsur yaitu
penerimaan dan pengeluaran
Penerimaan pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang
dimaksudkan untuk menutupi defisit anggaran yang disebabkan oleh lebih
besarnya belanja daerah dibanding dengan pendapatan yang diperoleh.
Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang
perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali,
baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun
anggaran berikutnya.
Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Daerah di Kabupaten Pinrang
yaitu berusaha untuk meningkatkan realisasi SiLPA dari tahun ke tahun
yang diakibatkan karena terjadinya efisiensi, efektivitas dalam pengelolaan
belanja daerah
Kebijakan untuk pengeluaran pembiayaan Kabupaten Pinrang Tahun
Anggaran 2014 adalah pengeluaran pembiayaan daerah sebesar Rp.
1.321.863.000,00, yang terdiri dari Pembayaran Pokok Utang sebesar Rp.
321.863.000,00 dan Penyertaan Modal Sebesar Rp. 1.000.000.000,00
BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Prioritas Pembangunan Daerah yaitu tema atau agenda
pembangunan pemerintah daerah tahunan yang menjadi benang
merah/tonggak capaian antara (menuju sasaran 5 (lima) tahunan dalam
RPJMD melalui rencana program pembangunan daerah tahunan. Suatu
prioritas pembangunan merupakan jawaban atas sasaran pembangunan
daerah dalam suatu pernyataan yang mengandung komponen program
prioritas atau gabungan program prioritas.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 103
Suatu prioritas pembangunan daerah pada dasarnya (berisi)
program-program unggulan SKPD (terpilih) yang paling tinggi relasinya
(leading indicators) bagi tercapainya target sasaran pembangunan daerah
tahun rencana. Dalam menentukan prioritas pembangunan, terlebih dahulu
dilakukan identifikasi permasalahan pembangunan daerah yang bersifat
internal maupun eksternal. Setelah diketahui faktor penyebab atau pemicu
secara internal maupun eksternal kemudian dapat disusun prioritas dan
sasaran pembangunan beserta program prioritas.
Dengan demikian, suatu program pembangunan daerah merupakan
program atau sekumpulan program unggulan kepala daerah yang
berhubungan dengan janji politik kepala daerah pada saat pilkada dan hasil
perumusan teknokratis terkait.
Tidak semua program prioritas dapat menjadi prioritas
pembangunan daerah, menyangkut keterbatasan anggaran dan identifikasi
masalah. Suatu prioritas pembangunan dimasa lalu yang telah berhasil
dicapai, tidak lagi diprioritaskan dimasa berikutnya, walau tetap harus
dijaga kesinambungannya (performance maintenance).
Suatu prioritas pembangunan daerah juga dapat dikategorikan
sebagai operasionalisasi dari tujuan strategik daerah mengingat urgensi
daya ungkit pada kesejahteraan dan cakupan pembangunannya. Sebagai
suatu strategic, pengelolaan kinerja menjadi faktor utama bagi
kepemimpinan daerah.
Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta
indikasi prioitas kegiatannya, juga memperhatikan apa yang diusulkan oleh
SKPD berdasarkan prakiraan maju pada RKPD tahun sebelumnya.
Metodologi penyusunan prioritas, dengan memperhatikan beberapa
kriteria, antara lain:
a) Korelasinya terhadap pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan
nasional, seperti terhadap MDGs, Standar Pelayanan Minimal,
pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja.
b) Korelasinya terhadap pencapaian visi dan misi Kepala Daerah yang
dituangkan dalam RPJMD.
c) Korelasinya terhadap pengembangan sektor/bidang yang terkait
keunggulan kompetitif daerah.
d) Korelasinya terhadap isu strategis daerah.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 104
Visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Pinrang tahun 2009-2029 diarahkan pada upaya peningkatan
kesejahteraan melalui pembangunan pada sektor unggulan utama yaitu
sektor pertanian dimana sektor tersebut memang merupakan sektor-sektor
yang memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar yang dimiliki
oleh Kabupaten Pinrang untuk dikembangkan. Dan hal ini pula sejalan
dengan tujuan utama Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Pinrang
2012-2032 yaitu mewujudkan ruang wilayah kabupaten sebagai pusat
agribisnis, agroindustri dan minapolitan di Sulawesi Selatan yang
berkelanjutan serta berwawasan lingkungan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pinrang tahun
2015 merupakan keberlanjutan rencana pembangunan yang belum
sepenuhnya tertangani sampai dengan awal tahun 2014 dengan tetap
memberikan ruang gerak yang luas kepada Bupati terpilih hasil pilkdada
2013 untuk menyempurnakan RKPD 2015. Mengingat RPJMD 2014-2019
kabupaten Pinrang belum ditetapkan, olehnya itu yang menjadi landasan
utama penyusunan RKPD 2015 yaitu RPJPD 2009-2029. Kondisi ini jelas
mempengaruhi rencana kerja pemerintah daerah untuk tahun 2015, hal ini
terkait dengan target-target kinerja yang belum tercapai dengan baik,
maka pada tahun 2015 pemerintah daerah berupaya seoptimal mungkin
untuk menuntaskan dan mengakselerasikan dengan hasil capaian yang
lebih berkualitas dan bermakna pada periode kedua (2014-2019)
4.2. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Tahun 2015
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pinrang tahun
2015 harus sejalan dengan prioritas pembangunan jangka menengah
daerah. Prioritas pembangunan dirumuskan melalui penelaahan evaluasi
pelaksanaan pembangunan sebelumnya dengan menganalisis kondisi
lingkungan internal maupun eksternal, memperhatikan isu strategis dan
permasalahan mendesak yang terjadi serta prospek pembangunan yang
dihadapi ke depan. Perumusan prioritas pembangunan pada tingkat
nasional, provinsi dan kabupaten/kota perlu saling menyesuaikan dan
terintegrasi sehingga tercapai sinergitas pembangunan.
Prioritas pembangunan daerah tahun 2015 diarahkan pada
percepatan pembangunan dibidang ekonomi, baik infrastruktur maupun
suprastruktur utamanya agropolitan dan minapolitan menuju daerah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 105
agribisnis dan agro industri sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.Salah satu sektor unggulan yaitu kapasitas produksi pertanian
dalam upaya pemenuhan pangan national pada umumnya. Selama ini
kontribusi sektor unggulan di Kabupaten Pinrang (Pertanian secara umum)
meskipun secara kuantitas memberikan sumbangan yang besar terhadap
PDRB Kabupaten Pinrang, namun secara kualitas masih terbilang rendah
terutama dalam mendorong tingkat kesejahteraan masyarakat, padahal
disisi lain terutama perkembangan pertanian sangat menjanjikan dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
Sektor pertanian perlu mendapatkan catatan khusus dari seluruh
stakeholder di Kabupaten Pinrang agar dapat berkembang dengan pesat
dan mampu memberikan andil besar dalam mendorong tingkat
kesejahteraan masyarakat. Beberapa upaya yang telah di lakukan oleh
pemerintah daerah seperti kerjasama pengembangan Iptek melalui sistem
inovasi daerah dibidang pertanian dan pengembangan Kawasan patut
menjadi perhatian bersama agar pengembangannya sejalan dengan prinsip-
prinsip keadilan sosial, dapat mendongkrak pendapatan daerah serta
mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkeadilan.
Disamping hal tersebut diatas, komitmen pemerintah daerah tidak
sebatas pada sektor tersebut namun secara umum menyentuh hampir
seluruh sektor pembangunan seperi pendidikan, kesehatan, daerah rawan
bencana, lingkungan hidup, pariwisata, pemberdayaan masyarakat dan
perempuan, UMKM dan Koperasi, kesenjangan sosial, pengangguran,
kemiskinan, investasi dan berbagai aspek lainnya.
Beberapa program unggulan yang terus dijalankan sampai dengan
akhir periode RPJMD, demikian pula dalam pengentasan kemiskinan terus
diupayakan seoptimal mungkin serta upaya peningkatan kualitas dan
kapasitas UMKM dan Koperasi terus dimaksimalkan terutama yang dapat
menunjang agropolitan, minapolitan dalam menuju agribisnis dan agro
industri
Dengan segala keterbatasan fiskal pemerintah daerah harus memilih
prioritas pembangunan yang selayaknya menjadi perhatian utama namun
memiliki dampak yang sangat luas bagi perkembangan dan kemajuan
daerah. Demikian pula pembangunan pada sektor diluar pertanian
seyogyanya dapat menopang eksistensi sector unggulan sehingga terjadi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 106
keserasian, keterpaduan dan keseimbangan antar berbagai sektor
pembangunan.
Tema pembangunan Kabupaten Pinrang untuk tahun 2015 sejalan dengan RKP
dan RKPD Provinsi dan didasarkan pada isu strategis daerah yaitu ” Mewujudkan
Kondisi Perekonomian Yang Berkualitas Dan Berkelanjutan””. dengan
prioritas pembangunan daerah Kabupaten Pinrang sebagai berikut :
1. Pengembangan infrastruktur dan suprastruktur kawasan pertanian dan
pariwisata.
2. Peningkatan infrastruktur, Penataan ruang, lingkungan hidup dan mitigasi
bencana
3. Peningkatan mutu dan layanan Pendidikan dan kesehatan
4. Optimalisasi kapasitas sumber daya aparatur dan tata kelola pemerintahan
5. Penguatan kelembagaan ekonomi dalam mendorong terciptanya daya saing
daerah yang kompetitif dan berkelanjutan
6. Pengentasan kemiskinan, perluasan kesempatan kerja dan pemberdayaan
perempuan
7. Pengembangan wawasan bidang sosial, budaya dan keamanan melalui
pengembangan nilai nilai luhur dan kearifan lokal.
Dari keseluruhan aspek prioritas pembangunan daerah untuk tahun 2015
diharapkan akan mampu mengurangi angka kemiskinan dan memajukan
kesejahteraan masyarakat Pinrang secara umum.
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN AGENDA POKOK
SASARAN YANG HENDAK DICAPAI
1 Pengembangan infrastruktur dan suprastruktur kawasan pertanian dan pariwisata.
Pengembangan SDM Petani dan kapasitas tenaga penyuluh
Penerapan teknologi pertanian
Pembinaan kelompok-kelompok tani
Peningkatan sarana dan
prasarana wisata
Pengembangan penelitian dalam identifikasi lahan
meningkatnya produktifitas dan mutu hasil pertanian
Tumbuhnya kawasan
strategis yang berkualitas
Meningkatnya kesejahteraan petani
Berfungsinya jaringan irigasi dengan baik
meningkatnya kunjungan
wisatawan
Meningkatnya produtifitas kawasan
2 Penguatan kelembagaan
ekonomi dalam mendorong
terciptanya daya saing daerah yang kompetitif dan berkelanjutan
Pengembangan investasi
dengan memberikan keringanan administrasi, perijinan,pajak atau regulasi yang jelas dan terarah
Penerapan teknologi tepat guna
pembinaan terhadap industri kecil menengah
menstimulasi tumbuhnya industri kreatif
Penguatan sistem Inovasi
Daerah
Pemberdayaan kelembagaan desa terkait dengan kebutuhan
Meningkatnya jumlah
investor
Meningkatnya kerjasama antar daerah
Tumbuhnya daya saing daerah yang sehat dan kompetitif
Meningkatnya pendapatan
perkapita
Meningkatnya pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas
Berkembangnya jaringan teknologi terbarukan dimasyarakat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 107
dasar masyarakat
Pembinaan kelompok-kelompok
UKM
Pengembangan ekonomi kreatif
Pengembangan jaringan pemasaran produk
Tersedianya jaringan informasi pasar
Adanya kestabilan harga
pada tingkat produsen
3 Peningkatan infrastruktur, Penataan ruang, lingkungan hidup dan mitigasi bencana
Pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan sarana prasarana
khususnya jalan, jembatan
Peningkatan layanan air bersih
Peningkatan dan pemeliharaan
infrastruktur irigasi
Pengembangan infrastruktur pedesaan
Pengelolaan potensi bencana
Mengurangi timbulan sampah
Pengembangan kawasan RTH
Pengendalian banjir
Lancarnya distribusi barang dan orang antara kota dan
desa utamanya daerah pegunungan dan pesisir
Tertatanya kawasan-kawasan strategis cepat
tumbuh
Peningkatan pengolahan sampah
Tersedianya potensi air
bakudan irigasi
Tersedianya RTH
4 Optimalisasi kapasitas sumber daya aparatur dan tata kelola pemerintahan
Pembinaan kepegawaian secara berkala
Pendidikan dan pelatihan bagi para pegawai baik formal maupun non formal
Revitalisasi kelembagaan dan
ketatalaksanaan
Ketersediaan data dan statistik
daerah yang valid dan akurat
Optimalisasi pelayanan terpadu satu pintu
Terciptanya pemerintahan efisien, efektif dan kredibel
Tersedianya data dan statistik daerah yang akurat
Meningkatnya SDM Aparatur
Meningkatnya pelayanan
Meningkatnya disiplin
pegawai
5 Peningkatan mutu dan layanan Pendidikan dan kesehatan
Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan
Peningkatan profesonalisme
pendidik dan tenaga kependidikan
Peningkata mutu layanan
kesehatan
Perunanan angka kematian bayi dan ibu melahirkan
Mengurangi jumlah gizi buruk
Terpenuhinya layanan dasar masyarakat
Terpenuhinya saran dan prasarana pendidikan dan
kesehatan Meningkatnya mutu layanan
pendidikan dan kesehatan
Menurunnya angka kematian ibu hamil balita
Masyarakat miskin hidup sehat
6 Pengentasan kemiskinan, perluasan kesempatan kerja
dan Pemberdayaan perempuan
Penanggulangan kemiskinan
Peningkatan kualitas tenaga kerja.
Penciptaan lapangan kerja
Pendidikan dan pelatihan bagi
calon tenaga kerja
Pemberdayaan perempua
Berkurangnya penduduk
miskin kategori kedalaman dan keparahan
Menurunnya jumlah
pengangguran
Meningkatnya SDM tenaga kerja dan calon tenaga kerja
Meningkatnya partisipasi
perempuan dalam pembangunan
7 Pengembangan wawasan bidang sosial, budaya dan keamanan melalui pengembangan nilai nilai
luhur dan kearifan lokal
Pelestarian nilai-nilai budaya nilai-nilai budaya, adat istiadat dan semangant gotong royong
Penanganan masalah sosial
Pembinaan organisasi sosial, kepemudaan dan kemasyarakatan
Meningkatkan budaya IPTEK
Meningkatnya semangat gotong royong
Meningkatnya partisipasi organsasi sosial,
kepemudaan dan kemasyarakatan dalam berkreasi
Meningkatnya budaya baca dan perubahan pola piker menjadi inovatif dan dinamis
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 108
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
Kriteria yang digunakan untuk memilih dan menilai usulan program dan
kegiatan prioritas daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015 adalah
sebagai berikut:
1. Memenuhi kriteria pro poor, pro job, pro growth dan pro environment;
2. Program/kegiatan harus merupakan kewenangan Pemerintah Daerah,
serta sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD bersangkutan sebagaimana
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 109
tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007;
3. Merupakan respon relevan terhadap isu stategis dan masalah yang
mendesak dan faktual yang dihadapi pada tahun 2015;
4. Program dan kegiatan terpilih merupakan program/kegiatan yang
menyentuh secara langsung bagi usaha pemecahan masalah mendasar
yang dihadapi oleh masyarakat;
5. Selaras dan konsisten dengan kebijakan pemerintah pusat dan Pemerintah
Provinsi untuk mengantisipasi dan penyelesaian target-target
pembangunan nasional dan Provinsi; dan Sesuai dengan pagu anggaran
indikatif sementara.
Program Prioritas yaitu program yang diselenggarakan oleh SKPD yang
merupakan program prioritas baik secara langsung maupun tidak
langsung mendukung capaian program pembangunan daerah atau
prioritas dan sasaran pembangunan daerah, serta berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan dasar dan syarat layanan minimal.
Program prioritas yang berhubungan dengan prioritas pembangunan
daerah mengacu pada program prioritas pembangunan RPJMD
Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 dan RPJPD Tahun 2009-2029 di
mana prioritas program tersebut telah menggambarkan target indikator
capaian kinerja beserta pagu indikatif selama 5 (lima) tahun. Program
prioritas pembangunan daerah RPJMD oleh SKPD dalam Renstra SKPD,
masing-masing program dijabarkan kedalam kegiatan disertai pagunya
Selanjutnya di RKPD, dalam hal terjadi perhitungan kapasitas keuangan
daerah tahun rencana yang berbeda dengan perhitungan RPJMD maka
atas kelebihan/kekurangan dana pagu tersebut dialokasikan untuk
program/kegiatan alternatif dan program kegiatan baru. Suatu program
kegiatan baru yaitu program dan kegiatan yang tidak tercantum pada
renstra SKPD dengan kriteria sebagai berikut :
1. Tidak bisa ditunda karena dapat menimbulkan kerugian yang lebih besar
bagi pemerintah maupun masyarakat;
2. Dalam rangka mempercepat capaian sasaran SKPD
3. Adanya kebijakan pemerintah yang menjadi prioritas nasional yang
mendukung percepatan pembangunan daerah
4. Dilakukan jika kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya belum
memberikan keluaran dan hasil yang sesuai dengan sasaran Renstra SKPD
Elemen-elemen utama program prioritas memuat kegiatan yang akan
dilaksanakan, kerangka waktu pelaksanaan dan SKPD yang
bertanggungjawab. Program yang disusun harus dapat dilaksanakan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 110
dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu, anggaran, kapasitas
dan sumberdaya yang dimiliki daerah.
Setiap program prioritas harus memiliki indikator kinerja yang
jelas dan dapat diukur tingkat capaiannya. Pencapaian kinerja program
merupakan akumulasi dari pencapaian kinerja keluaran masing-masing
kegiatan Selanjutnya, program prioritas dan pagu indikatif yang telah
ditetapkan untuk rancangan awal RKPD, disampaikan ke SKPD sesuai
program terkait beserta pagu indikatif untuk diproses lebih lanjut untuk
mendapatkan kegiatan prioritas masing-masing program dimaksud.
Dalam penyusunan prioritas kegiatan SKPD juga memperhatikan
kegiatan yang telah disusun dalam dokumen Renstra SKPD sehingga
terjadi keselarasan dalam penyusunan program dan kegiatan yang
telah disusun oleh Pemerintah Daerah dan SKPD. Program, capaian
kinerja, beserta pagu indikatifnya, yang mengacu pada RPJMD
Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 dan RPJPD Tahun 2009-2029
sebagaimana tabel dibawah ini:
BAB VI
P E N U T U P
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pinrang Tahun
2015 sesuai dengan fungsinya yaitu dokumen perencanaan teknis
tahunan, memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas
pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya yang bersifat
indikatif. Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi dalam mencapai sasaran
pembangunan daerah, maka 3 pilar pelaku pembangunan (pemerintah,
dunia usaha dan masyarakat) di Kabupaten Pinrang diharapkan dapat
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015
RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 111
mempedomani RKPD Kabupaten Pinrang ini. Bagi Dinas/Badan/Lembaga atau
Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah Kabupaten Pinrang,
RKPD Tahun 2015 dijadikan sebagai acuan dalam menyusun Rencana Kerja
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) dan Rencana Kerja Anggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA SKPD). Namun demikian, apabila
terdapat perubahan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah
dan struktur pembiayaan daerah, maka akan diakomodir dalam RKPD
Perubahan Tahun 2015.
Dengan tersusunnya RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015, diharapkan
sebagai pelaksanaan pembangunan dapat berjalan dengan efektif dan efisien
serta secara koordinatif sesuai dengan tujuan dan sasaran serta berbagai indikator
yang telah ditetapkan dan dapat terakomodir berbagai aspirasi, perkembangan
maupun perubahan yang terjadi di masyarakat.
Indikator keberhasilan pelaksanaan RKPD akan sangat tergantung
kepada komitmen dan konsistensi para pelaku pembangunan sehingga sasaran
program pembangunan yang telah ditetapkan bersama dapat dicapai dengan
sebaik-baiknya.
BUPATI PNRANG
ASLAM PATONANGI