rencana pelaksanaan pembelajaran (rpp) · (rpp) nama : eva oktavia nim : a210160244 kelas : k...
TRANSCRIPT
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama : Eva Oktavia
NIM : A210160244
Kelas : K
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Sukoharjo
Kelas/ Semester : XI/ Gasal
Tahun Ajaran : 2019/2020
Mata Pelajaran : Pengantar Ekonomi dan Bisnis
Materi Pokok : Konsep dan Kebijakan Perdagangan Internasional
Alokasi Waktu : 1 x 20 menit
A. Kompetensi Inti
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan meta
kognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Akuntansi dan
Keuangan Lembaga pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga
masyarakat nasional, regional, dan internasional.
KI-4 : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi,
dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan
masalah sesuai dengan bidang Akuntansi dan Keuangan Lembaga.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan
kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.10 Mendeskripsikan
konsep dan
kebijakan
perdagangan
inteernasional.
3.10.1 Menjelaskan definisi perdagangan
internasional
3.10.2 Menjelaskan manfaat perdagangan
internasional
3.10.3 Menyebutkan faktor pendorong dan
penghambat perrdagangan internasional
4.10 Mengevaluasi
dampak kebijakan
perdagangan
internasional
4.10.1 Menjelaskan Teori Perdagangan
Internasional
4.10.2 Menjelaskan kebijakan perdagangan
internasional
4.10.3 Menyebutkan tujuan kebijakan perdagangan
internasional
C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan konsep dan
kebijakan perdagangan internasional.
2. Setelah menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan teori konsep
dan kebijakan perdagangan internasional.
3. Setelah menggali informasi, peserta didik dapat menyebutkan tujuan
konsep dan kebijakan perdagangan internasional.
4. Setelah menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan pengertian
perdagangan internasional.
5. Setelah menggali informasi, peserta didik dapat menyebutkan manfaat
perdagangan internasional
D. Materi Pembelajaran
1. Konsep dan Kebijakan Perdagangan Internasional
E. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific.
2. Metode : Diskusi, Tanya Jawab.
3. Model Pembelajaran : Discovery Learning
F. Alat Pembelajaran
1. Alat : LCD, Proyektor dan Laptop.
G. Sumber Pembelajaran
1. Artikel dari internet.
2. Buku paket ekonomi Kemendikbud.
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Mengawali pembelajaran dengan berdoa dan
memberi salam.
2. Memantau kehadiran dengan mengabsen
peserta didik.
3. Memotivasi peserta didik untuk lebih fokus
dan semangat dalam mengikuti pembelajaran.
4. Menginformasikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
5. Menyampaikan cakupan materi secara garis
besar.
6. Guru memberikan mengajukan beberapa
pertanyaan tentang materi pertemuan
sebelumnya untuk dikaitkan dengan materi
yang akan dipelajari, lalu siswa menjawab.
4 menit
Kegiatan Inti
1. Stimulation:
a. Guru menampilkan video mengenai materi
Hukum permintaan dan penawaran.
12 menit
(PPK = Religius)
(PPK = Disiplin)
(Literasi: Berbicara)
Kemudian siswa diminta mengamati.
(Literasi: Mengamati)
2. Problem statement:
a. Siswa melakukan identifikasi masalah serta
merumuskan hipotesis.
3. Data collection:
a. Guru meminta siswa untuk membaca
materi yang ada di buku/internet.
(Literasi: Membaca)
4. Data Processing:
a. Guru membantu siswa untuk
mengidentifikasi salah satu masalah
konsep dan kebijakan perdagangan
internasional.
5. Verification:
a. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok.
Setiap kelompok mengecek kebenaran
hasil pengolahan data, mencari sumber
yang relevan baik dari buku maupun
internet, mengasosiasikanya menjadi suatu
kesimpulan.
6. Generalization
a. Guru meminta perwakilan kelompok untuk
mengemukakan hasil diskusinya.
Penutup 1. Umpan balik antarsiswa, antara siswa dengan
guru tentang konsep dan kebijakan
perdagangan internasional.
4 menit
(Literasi= Berbicara)
2. Guru bersama dengan peserta didik
menyimpulkan hasil pembahasan tentang
konsep dan kebijakan perdagangan
internasional.
3. Guru memberikan evaluasi tentang materi
konsep dan kebijakan perdagangan
internasional.berupa pertanyaan uraian.
4. Guru memberikan tugas (PR) dari buku teks.
5. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
membaca doa dan mengucapkan salam.
(PPK = Religius)
I. Teknik Penilaian
No. Aspek yang
dinilai
Teknik Bentuk Instrumen
1 Sikap Observasi/Pengamatan Rubrik Observasi Sikap
2 Pengetahuan Tes Tertulis Soal
3 Ketrampilan Kinerja, hasil Kerja Penilaian Kinerja produk
dan proyek
J. Remediasi dan Pengayaan
No. Aspek Teknik
1 Remediasi Tes Tertulis (Uraian).
2 Pengayaan Tes Tertulis (Pilihan Ganda pada buku
halaman 55-58).
Kepala SMK Negeri 3 Sukoharjo
Muhammad Adjie, M.Pd,MM
NIP. 19791016 200712 1 008
Sukoharjo, 28 Mei 2019
Guru Mapel
Eva Oktavia , S.Pd
NIP. 19891016 201412 1 009
Lampiran 1. Sumber Bahan Ajar
KONSEP DAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
A. Definisi Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional adalah pertukaran barang dan jasa antara dua atau lebih
negara di pasar dunia. Perdagangan Internasional merupakan perdagangan yang
dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar
kesepakatan bersama. Pendudukan yang dimaksud dapat berupa antar perorangan
(individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau
pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.
Dewasa ini, hampir tidak ada negara yang mampu memenuhi semua
kebutuhannya sendiri tanpa mengimpor barang/jasa dari negara lain. Contohnya
Jepang, sebagai negara yang ekonominya kuat dan maju, masih mengimpor gas
alam cair (liquid natural gas) dari Indonesia. Sedang Indonesia mengimpor
barang-barang modal dari Amerika untuk keperluan pembangunan industri.
Fluktuasi ekspor dan impor dalam perdagangan internasional tergantung pada
faktor-faktor pendorongnya berikut ini.
B. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional
Faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan antarnegara, diantaranya .
1. Keanekaragaman Kondisi Produksi
Keanekaragaman kondisi produksi merujuk kepada potensi faktor-faktor produksi
yang dimiliki suatu negara. Contohnya Indonesia, memiliki potensi besar dalam
memproduksi barang-barang hasil pertanian. Dengan kata lain, melalui
perdagangan, suatu negara dapat memperoleh barang yang tidak dapat
dihasilkannya di dalam negeri.
2. Penghematan Biaya Produksi/Spesialisasi
Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara memproduksi barang
dalam jumlah besar, sehingga menghasilkan increasing returns to scale atau biaya
produksi rata-rata yang semakin menurun ketika jumlah barang yang diproduksi
semakin besar. Jadi, apabila suatu negara berspesialisasi memproduksi barang
tertentu dan mengekspornya, biaya produksi rata-ratanya akan turun.
3. Perbedaan Selera
Sekalipun kondisi produksi di semua negara adalah sama, namun setiap negara
mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda. Contohnya,
Norwegia mengekspor daging dan Swedia mengekspor ikan. Kedua negara akan
memperoleh keunggulan dari perdagangan ini dan jumlah orang yang berbahagia
meningkat.
Menurut Amir, M.S. seorang pengamat ekonomi, bila dibandingkan dengan
pelaksanaan perdagangan Internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan
tersebut antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan
yang dapat menghambat perdagangan internasional, misalnya dengan adanya
perbedaan budaya, bahasa, mata uang, taksiran dan timbangan, dan hukum
perdagangan.
C. Manfaat Perdagangan Internasional
1. Efisiensi
Melalui perdagangan internasional, setiap negara tidak perlu memproduksi semua
kebutuhannya, tetapi cukup hanya memproduksi apa yang bisa diproduksinya
dengan cara yang paling efisien dibandingkan dengan negara-negara lain. Dengan
demikian, akan tercipta efisiensi dalam pengalokasian sumber daya ekonomi
dunia.
2. Perluasan konsumsi dan produksi
Perdagangan internasional juga memungkinkan konsumsi yang lebih luas bagi
penduduk suatu negara.
3. Peningkatan produktifitas
Negara-negara yang berspesialisasi dalam memproduksi barang tertentu akan
berusaha meningkatkan produktivitasnya. Dengan demikian mereka akan tetap
unggul dari negara lain dalam memproduksi barang tersebut.
4. Sumber penerimaan Negara
Dalam perdagangan internasional juga bisa menjadi sumber pemasukan kas
negara dari pajak-pajak ekspor dan impor.
D. Kebijakan-Kebijakan Perdagangan Internasional
Kebijakan perdagangan internasional setiap negara berbeda dengan negara lain.
Ada negara yang memilih menjalankan kebijakan perdagangan bebas (free trade),
ada yang memilih menjalankan kebijakan perdagangan proteksionis, dan ada pula
yang memilih gabungan keduanya.
1. Perdagangan Bebas
Perdagangan bebas adalah keadaan ketika pertukaran barang/jasa antarnegara
berlangsung dengan sedikit ataupun tanpa rintangan. Menurut aliran fisiokratis
dan aliran liberal (klasik), liberalisasi perdagangan dapat memacu kinerja ekspor
dan pertumbuhan ekonomi karena beberapa alasan berikut.
a. Perdagangan Bebas cenderung memacu persaingan, sehingga
menyempurnakan skala ekonomis dan alokasi sumber daya.
b. Perdagangan bebas mendorong peningkatan efisiensi, perbaikan mutu
produk, dan perbaikan kemajuan teknologi sehingga memacu produktivitas faktor
produksi.
c. Perdagangan bebas merangsang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan
serta memupuk tingkat laba, tabungan, dan investasi.
d. Perdagangan bebas akan lebih mudah menarik modal asing dan tenaga ahli,
laba, tabungan, dan investasi.
e. Perdagangan bebas memungkinkan konsumen menghadapi ruang lingkup
pilihan yang lebih luas atas barang-barang yang tersedia.
2. Perdagangan Proteksionis
Salah satu tujuan kebijakan perdagangan proteksionis adalah untuk meningkatkan
daya saing produk diluar negeri. Menurut pengatur kebijakan proteksionis, nilai
tukar (terms of trade) barang manufaktur, yaitu ekspor utama negara-negara maju,
sering dinilai lebih tinggi dari nilai tukar barang primer, yaitu ekspor utama
negara-negara berkembang. Itulah yang menjadi alasan utama timbulnya
kebijakan perdagangan proteksionis.
Dalam kenyataannya, terdapat beberapa alat kebijakan perdagangan proteksionis
yang digunakan oleh hampir semua negara. Beberapa diantaranya adalah tarif atau
bea masuk, kuota, subsidi, dan larangan impor.
a. Tarif atau Bea Masuk
Tarif atau bea masuk adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang
diperdagangkan baik barang impor maupun ekspor.
b. Kuota
Kuota adalah batas maksimum jumlah barang tertentu yang bisa diimpor dalam
periode tertentu, biasanya satu tahun.
c. Subsidi Subsidi terhadap biaya produksi barang domestik akan menurunkan harga,
sehingga produksi domestik dapat bersaing dengan barang impor dan akan
mendorong konsumen membelinya.
d. Larangan Impor
Karena alasan-alasan tertentu, baik yang bersifat ekonomi maupun politik, suatu
negara tidak menghendaki impor barang tertentu.
Tindakan-tindakan ini meliputi :
1. Tarif
Tarif adalah sejenis pajak yang dikenakan atas barang-barang yang diimpor. Tarif
spesifik (Specific Tariffs) dikenakan sebagai beban tetap atas unit barang yang
diimpor. Misalnya $6 untuk setiap barel minyak). Tarifold Valorem (od Valorem
Tariffs) adalah pajak yang dikenakan berdasarkan persentase tertentu dari nilai
barang-barang yang diimpor (Misalnya, tariff 25 persen atas mobil yang diimpor).
Dalam kedua kasus dampak tarif akan meningkatkan biaya pengiriman barang ke
suatu negara.
2. Subsidi Ekspor
Subsidi ekspor adalah pembayaran sejumlah tertentu kepada perusahaan atau
perseorangan yang menjual barang ke luar negeri, seperti tariff, subsidi ekspor
dapat berbentuk spesifik (nilai tertentu per unit barang) atau Od Valorem
(presentase dari nilai yang diekspor). Jika pemerintah memberikan subsidi ekspor,
pengirim akan mengekspor, pengirim akan mengekspor barang sampai batas
dimana selisih harga domestic dan harga luar negeri sama dengan nilai subsidi.
Dampak dari subsidi ekspor adalah meningkatkan harga dinegara pengekspor
sedangkan di negara pengimpor harganya turun.
3. Pembatasan Impor
Pembatasan impor (Import Quota) merupakan pembatasan langsung atas jumlah
barang yang boleh diimpor. Pembatasan ini biasanya diberlakukan dengan
memberikan lisensi kepada beberapa kelompok individu atau perusahaan.
Misalnya, Amerika Serikat membatasi impor keju. Hanya perusahaan-perusahaan
dagang tertentu yang diizinkan mengimpor keju, masing-masing yang diberikan
jatah untuk mengimpor sejumlah tertentu setiap tahun, tak boleh melebihi jumlah
maksimal yang telah ditetapkan. Besarnya kuota untuk setiap perusahaan
didasarkan pada jumlah keju yang diimpor tahun-tahun sebelumnya.
4. Pengekangan Ekspor Sukarela
Bentuk lain dari pembatasan impor adalah pengekangan sukarela (Voluntary
Export Restraint), yang juga dikenal dengan kesepakatan pengendalian
sukarela(Voluntary Restraint Agreement = ERA).
VER adalah suatu pembatasan (Kuota0 atas perdagangan yang dikenakan oleh
pihak negara pengekspor dan bukan pengimpor. Contoh yang paling dikenal
adalah pembatasan atas ekspor mobil ke Amerika Serikat yang dilaksanakan oleh
Jepang sejak 1981.
VER pada umumnya dilaksanakan atas permintaan negara pengimpor dan
disepakati oleh negara pengekspor untuk mencegah pembatasan-pembatasan
perdagangan lainnya. VER mempunyai keuntungan-keuntungan politis dan legal
yang membuatnya menjadi perangkat kebijakan perdagangan yang lebih disukai
dalam beberapa tahun belakangan. Namun dari sudut pandang ekonomi,
pengendalian ekspor sukarela persis sama dengan kuota impor dimana lisensi
diberikan kepada pemerintah asing dan karena itu sangat mahal bagi negara
pengimpor.
VER selalu lebih mahal bagi negara pengimpor dibandingan dengan tariff yang
membatasi impor dengan jumlah yang sama. Bedanya apa yang menjadi
pendapatan pemerintah dalam tariff menjadi (rent) yang diperoleh pihak asing
dalam VER, sehingga VER nyata-nyata mengakibatkan kerugian.
5. Persyaratan Kandungan Lokal.
Persyaratan kandungan local (local content requirement) merupakan pengaturan
yang mensyaratkan bahwa bagian-bagian tertentu dari unit-unit fisik, seperti kuota
impor minyak AS ditahun 1960-an. Dalam kasus lain, persyaratan ditetapkan
dalam nilai, yang mensyaratkan pangsa minimum tertentu dalam harga barang
berawal dari nilali tambah domestic. Ketentuan kandungan local telah digunakan
secara luas oleh negara berkembang yang beriktiar mengalihkan basis
manufakturanya dari perakitan kepada pengolahan bahan-bahan antara
(intermediate goods). Di amerika serikat rancangan undang-undang kandungan
local untuk kendaraan bermotor diajukan tahun 1982 tetapi hingga kini berlum
diberlakukan.
6. Subsidi Kredit Ekspor
Subsidi kredit ekspor ini semacam subsidi ekspor, hanya saja wujudnya dalam
pinjaman yang di subsidi kepada pembeli. Amerika Serikat seperti juga
kebanyakan negara, memilki suatu lembaga pemerintah, export-import bank (bank
Ekspor-impor) yang diarahkan untuk paling tidak memberikan pinjaman-
pinjaman yang disubsidi untuk membantu ekspor.
7. Pengendalian Pemerintah (National Procurement)
Pembelian-pembelian oleh pemerintah atau perusahaan-perusahaan yang diatur
secara ketat dapat diarahkan pada barang-barang yang diproduksi di dalam negeri
meskipun barang-barang tersebut lebih mahal daripada yang diimpor. Contoh
yang klasik adalah industry telekomunikasi Eropa. Negara-negara mensyaratkan
eropa pada dasarnya bebas berdagang satu sama lain. Namun pembeli-pembeli
utama dari peralatan telekonumikasi adalah perusahaan-perusahaan telepon dan di
Eropa perusahaan-perusahaan ini hingga kini dimiliki pemerintah, pemasok
domestic meskipun jika para pemasok tersebut mengenakan harga yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pemasok-pemasok lain. Akibatnya adalah hanya
sedikit perdagangan peralatan komunikasi di Eropa.
8. Hambatan-Hambatan Birokrasi (Red Tape Barriers)
Terkadang pemerintah ingin membatasi impor tanpa melakukannya secara formal.
Untungnya atau sayangnya, begitu mudah untuk membelitkan standar kesehatan,
keamanan, dan prosedur pabean sedemikian rupa sehingga merupakan perintang
dalam perdagangan. Contoh klasiknya adalah Surat Keputusan Pemerintah
Perancis 1982 yang mengharuskan seluruh alat perekam kaset video melalui
jawatan pabean yang kecil di Poltiers yang secara efektif membatasi realiasi
sampai jumlah yang relative amat sedikit.
E. GLOBALISASI EKONOMI
Globalisasi ekonomi adalah kehidupan ekonomi global yang bersifat terbuka dan
tidak mengenal batas-batas territorial, atau kewilayahan antara daerah yang satu
dengan daerah yanglain. Disini dunia dianggap sebagai suatu kesatuan yang
semua daerah dapat terjangkau dengan cepat dan mudah. Sisi perdagangan dan
investaris menuju kea rah liberalisasi kapitalisme sehingga semua orang bebas
untuk berusaha dimana saja dan kapan saja didunia ini.
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan
perdagangan, dimana negara-negara diseluruh dunia menjadi suatu kekuatan pasar
yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas territorial negara.
Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan
hambatan terhadap arus modal barang dan jasa.
DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
Dampak Positif :
1. Produksi global dapat ditingkatkan
2. Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara.
3. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri.
4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik.
5. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.
Dampak Negatif :
1. Karena perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang menjadi lebih
bebas, sehingga dapat menghambat pertumbuhan sektor industri.
2. Dapat memperburuk neraca pembayaran.
3. Sektor keuangan semakin tidak stabil.
4. Memperburuk proses pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
3 Kebijakan Perdagangan Internasional :
1. Politik Proteksi
Politik Proteksi merupakan kebijakan pemerintah untuk melindungi industri
dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry) dari persaingan-persaingan
barang-barang impor.
Tujuan Kebijakan proteksi adalah
1. mengoptimalkan produksi dalam negeri
2. memelihara tradisi nasional
3. memperluas lapangan kerja
4. menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan dapat terganggu jika
bergantung pada negara lain.
5. menghindari risiko yang mungkin terjadi jika hanya menggantungkan diri
pada satu komoditi andalan
Politik Proteksi dalam kebijakan perdagangan internasional dapat dilakukan
melalui kebijakan sebagai berikut:
a. Tarif dan Bea Masuk
Tarif adalah sebuah pembebanan atas barang-barang yang melintasi daerah
pabean (costum area). Sementara itu, barang-barang yang masuk ke wilayah
negara dikenakan bea masuk.
Dengan penerapan bea masuk yang besar atas barang-barang dari luar negeri,
memiliki tujuan untuk memproteksi industri dalam negeri sehingga diperoleh
pendapatan negara. Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor
dengan prosentase tertentu dari harga barang yang diimpor. Akibat dan pengenaan
tarif dan bea masuk barang impor adalah : Harga barang impor naik, Sehingga
produksi dalam negeri menjadi lebih bisa bersaing (karena lebih murah),
Kemudian karena produksi dalam negeri mampu menyaingi barang impor maka
diharap impor barang menjadi turun.
Secara grafik Akibar dari kebijakan pengenaan tarif dan bea masuk akan tampak
seperti gambar dibawah ini.
Kebijakan Tarif dan Bea Masuk
Ada tiga macam penentuan Tarif dan bea masuk, yaitu :
Bea ekspor (export duties) merupakan pajak / bea yang dikenakan kepada barang
yang diangkut menuju negara lain (diluar costum area)
Bea impor (import duties) merupakan pajak / bea yang dikenakan kepada barang-
barang yang masuk dalam suatu negara (tom area)
Bea transito (transit duties) merupakan pajak / bea yang dikenakan kepada barang-
barang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang
tersebut ke negara lain.
b. Subsidi
Subsidi merupakan kebijakan pemerintah untuk membantu mengurangi sebagian
biaya produksi per unit barang produksi dalam negeri. Sehingga produsen dalam
negeri bisa memasarkan barangnya lebih murah dan dapat bersaing dengan barang
impor. Subsidi yang diberikan dapat berupa tenaga ahli, mesin-mesin, peralatan,
fasilitas kredit, keringanan pajak, dll.
Kebijakan Subsidi
Kebijakan subsidi biasanya juga diberikan untuk menurunkan biaya produksi
barang yang menjadi komoditas ekspor, sehingga diharapkan harga jual produk
dapat lebih murah dan dapat bersaing di pasar internasional. Tujuan dari subsidi
ekspor adalah untuk mendorong jumlah ekspor, karena eksportir dapat
memasarkan produknya dengan harga yang lebih rendah. Harga jual dapat
diturunkan sebesar subsidi tadi. Namun tindakan ini dianggap sebagai persaingan
yang tidak jujur dan dapat menjurus kea rah perang subsidi. Hal ini karena semua
negara ingin mendorong ekspornya dengan cara memberikan subsidi.
c. Dumping
Dumping merupakan kebijakan pemerintah untuk mengadakan diskriminasi
harga, yakni produsen menjual barang di luar negeri dengan harga yang lebih
murah dari dalam negeri atau bahkan di bawah biaya produksi. Kebijakan
dumping dapat meningkatkan volume perdagangan dan menguntungkan negara
pengimpor, terutama menguntungkan konsumen mereka. Namun, negara
pengimpor kadang mempunyai industri yang sejenis sehingga persaingan dari luar
negeri ini dapat mendorong pemerintah negara pengimpor memberlakukan
kebijakan anti dumping (dengan tarif impor yang lebih tinggi), atau sering disebut
counterveiling duties hal tersebut dilakukan untuk melindungi industri yang
sejenis di negara pengimpor.
Kebijakan dumping sendiri biasanya hanya berlaku sementara, harga produk akan
dinaikkan sesuai dengan harga pasar setelah berhasil merebut dan menguasai
pasar internasional. Biasanya kebijakan dumping dilakukan dengan tujuan untuk
mematikan persaingan di luar negeri. Setelah persaingan di luar negeri mati maka
harga di luar negeri akan dinaikkan untuk menutup kerugian sewaktu melakukan
kebijakan dumping. Namun, pelaksanaan politik dumping dalam praktik
perdagangan internasional dianggap sebagai tindakan yang tidak terpuji (unfair
trade) karena dapat merugikan negara lain.
Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:
Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri tidak dapat
membeli barang dari luar negeri.
Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar dibanding luar negeri, sehingga
kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di
luar negeri.
Kebijakan Dumping
Keterangan:
Seperti diketahui bahwa laba maksimum diperoleh ketika kurva MC sama dengan
kurva MR. MC sama dengan MR di pasar dalam negeri yang dicapai pada
kuantitas produksi OQ1, dan pasar luar negeri dicapai pada kuantitas produksi
OQ2. Oleh karena kurva permintaan di kedua pasar mempunyai kecuraman yang
berbeda, di mana harga pasar dalam negeri adalah OP2 sementara harga di pasar
luar negeri setinggi OP1, sehingga permintaan di pasar dalam negeri relatif lebih
inelastis dibandingkan dengan pasar di luar negeri, karena kurvanya lebih curam.
d. Kuota atau Pembatasan Impor
Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-barang yang masuk
dari luar negeri. Akibat dari kebijakan kuota dan pembatasan impor biasanya akan
terjadi : Jumlah barang di pasar turun, Harga barang naik, Produksi dalam negeri
meningkat, dan Impor barang turun. Secara grafik kebijakan kuota / pembatasan
impor akan tampak seperti gambar dibawah ini.
Kebijakan Kuota atau Pembatasan Impor
Tujuan diberlakukannya kebijakan kuota impor atau pembatasan impor di
antaranya adalah:
Untuk mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga guna
mencapai stabilitas harga di dalam negeri.
Untuk menjamin tersedianya barang-barang di dalam negeri dalam proporsi yang
cukup.
Melindungi produksi dalam negeri dari serbuan produk luar negeri.
e. Pelarangan Impor
Kebijakan ini dimaksudkan untuk melarang masuknya produk-produk asing ke
dalam pasar domestik. Kebijakan ini biasanya dilakukan karena alasan politik dan
ekonomi. untuk alasan ekonomi pelarangan impor biasanya bertujuan untuk
melindungi produksi dalam negeri dan meningkatkan produksi dalam negeri.
Dampak pelaksanaan kebijakan larangan impor:
1. Menghindari/mengurai defisit neraca pembayaran
2. Melindungi perusahan dalam negri dari kebangkrutan
Secara grafik kebijakan pelarangan impor akan tampak seperti gambar dibawah
ini.
Kebijakan Pelarangan Impor
2. Politik Autarki
Politik autarki merupakan kebijakan perdagangan internasional dengan tujuan
untuk menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh
ekonomi, militer mapun politik. sehingga kebijakan ini berlawanan dengan prinsip
perdagangan internasional yang mendorong adanya perdagangan
bebas. Contohnya adalah seorang importir harus membeli uang dollar terlebih
dahulu sebelum melaksanakan pembayaran, kemudian membayarkannya kepada
eksportir di Amerika.
3. Politik Dagang Bebas
Politik dagang bebas adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan
perdagangan bebas antar negara. Alasan diberlakukannya kebijkan perdagangan
bebas ini adalah bahwa perdagangan bebas dapat mendorong setiap Negara
melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang, sehingga barang suatu negara
memiliki keunggulan komparatif dibandingkan Negara lain.
Lampiran 2. Penilaian Pengetahuan
KISI-KISI DAN SOAL
Pertemuan 1
No. Soal Kunci Jawaban Skor
1 Jelaskan
pengertian
perdagangan
internasional
Perdagangan internasional adalah pertukaran
barang dan jasa antara dua atau lebih negara di
pasar dunia. Perdagangan Internasional
merupakan perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara
lain atas dasar kesepakatan bersama.
Pendudukan yang dimaksud dapat berupa antar
perorangan (individu dengan individu), antara
individu dengan pemerintah suatu negara atau
pemerintah suatu negara dengan pemerintah
negara lain.
3
2
1
2 Sebutkan
manfaat
perdagangan
internasional
1. Efisiensi
Melalui perdagangan internasional, setiap
negara tidak perlu memproduksi semua
kebutuhannya, tetapi cukup hanya memproduksi
apa yang bisa diproduksinya dengan cara yang
paling efisien dibandingkan dengan negara-
negara lain. Dengan demikian, akan tercipta
efisiensi dalam pengalokasian sumber daya
ekonomi dunia.
2. Perluasan konsumsi dan produksi
Perdagangan internasional juga memungkinkan
konsumsi yang lebih luas bagi penduduk suatu
negara.
3. Peningkatan produktifitas
Negara-negara yang berspesialisasi dalam
memproduksi barang tertentu akan berusaha
meningkatkan produktivitasnya. Dengan
demikian mereka akan tetap unggul dari negara
lain dalam memproduksi barang tersebut.
4. Sumber penerimaan Negara
Dalam perdagangan internasional juga bisa
menjadi sumber pemasukan kas negara dari
3
2
1
pajak-pajak ekspor dan impor.
3 Sebutkan dampak
globalisasi
terhadap
perdagangan
internasional
Dampak Positif :
1. Produksi global dapat ditingkatkan
2. Meningkatkan kemakmuran masyarakat
dalam suatu negara.
3. Meluaskan pasar untuk produk dalam
negeri.
4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan
teknologi yang lebih baik.
5. Menyediakan dana tambahan untuk
pembangunan ekonomi.
Dampak Negatif :
1. Karena perkembangan sistem perdagangan
luar negeri yang menjadi lebih bebas,
sehingga dapat menghambat pertumbuhan
sektor industri.
2. Dapat memperburuk neraca pembayaran.
3. Sektor keuangan semakin tidak stabil.
4. Memperburuk proses pertumbuhan ekonomi
jangka panjang.
3
2
1
Pedoman Penskoran :
Skala Skor : 0, 1, 2, 3
Rubrik : 0 jika tidak dijawab
1 jika dijawab kurang benar
2 jika dijawab benar dan sedang
3 jika dijawab benar dan baik
Skor Mak : 9
Skor Min : 0
Skor Perolehan : ....
Pedoman Penilaian :
Skala Nilai : 100
Skor Perolehan : (lihat skor perolehan)
Skor Mak : 9
Konversi Skor ke Nilai : 100
x
maksimumskor
perolehanskor
Lampiran 3. Penilaian Sikap
LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI
Mata Pelajaran : Pengantar Ekonomi dan Bisnis
Kelas/Program : XI/ AK
Kompetensi : Sikap
Materi : Konsep dan Kebijakan Perdagangan Internasional
No. Nama
Sikap
Spiritual Sikap Sosial
Skor
Total NA Predikat
Mensyukuri Jujur Kerjasama Percaya
Diri
1-4 1-4 1-4 1-4
Keterangan pengisian skor
4. Sangat baik
3. Baik
2. Cukup
1. Kurang
Nilai Akhir = Jumlah Skor x 100
16
Pedoman Pengisian Predikat
Predikat Nilai
Sangat Baik (SB) 80 ≤ A ≤ 100
Baik (B) 70 ≤ B ≤ 79
Cukup (C) 60 ≤ C ≤ 69
Kurang (K) D ˂ 60
Lampiran 4. Penilaian Keterampilan
INSTRUMEN TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR
A. Jenis Tugas : Individu
B. Tanggal Pemberian tugas :
C. Waktu Pelaksanan :
D. Batas Waktu Pengumpulan :
E. Deskripsi tugas :
1. Bentuk tugas :
Pertemuan
2. Tempat :
3. Waktu :
4. Target :
5. Bentuk laporan : Uraian
6. Rubrik Penilaian
NO INDIKATOR Nilai
Kualitatif
Nilai
Kuantitatif Keterangan
1 Penggunaan media yang benar
2 Kecermatan dalam menulis
3 Ketepatan kalimat
4 Kelengkapan dalam jawaban
5 Kerapian tulisan
Nilai rata-rata
KETERANGAN
NILAI KUALITATIF NILAI KUANTITATIF
Memuaskan 4 >80
Baik 3 68 - 79
Cukup 2 56 - 67
Kurang 1 < 55