rencana pengembangan desa · pdf fileperencanaan tata ruang, ... rancangan bangunan fasilitas...

47
MACON bekerja sama dengan BINA SWADAYA & SASCON EARTHQUAKE AND TSUNAMI EMERGENCY SUPPORT PROJECT (ETESP) TA No. 2: Grant 0002-INO, Package 23 - Spatial Planning and Environment Management-Village Planning RENCANA PENGEMBANGAN DESA DESA KUALA TRIPA KEMUKIMAN TRIPA BAWAH KECAMATAN DARUL MAKMUR KABUPATEN NAGAN RAYA JANUARI 2007

Upload: duongnguyet

Post on 06-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

MACON bekerja sama dengan BINA SWADAYA & SASCON

EARTHQUAKE AND TSUNAMI EMERGENCY SUPPORT PROJECT (ETESP)

TA No. 2: Grant 0002-INO, Package 23 - Spatial Planning and Environment Management-Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA

DESA KUALA TRIPA

KEMUKIMAN TRIPA BAWAH KECAMATAN DARUL MAKMUR

KABUPATEN NAGAN RAYA

JANUARI 2007

Page 2: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 i

Package 23 ETESP

KATA PENGANTAR

Bencana gempa bumi dan Tsunami pada 26 Desember 2004 telah menghancurkan permukiman dan perekonomian desa di sepanjang pesisir pantai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Desa Kuala Tripa merupakan salah satu desa yang terkena dampak bencana dengan kategori parah. Rencana Pengembangan Desa (Village Development Plan) untuk Desa Kuala Tripa ini disusun dalam rangka mendukung program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Provinsi NAD. Sesuai dengan Peraturan BRR, prinsip dasar perencanaan ini adalah partisipasi masyarakat, artinya setiap langkah perencanaan harus mengikutsertakan masyarakat secara aktif. Perlu diketahui, bahwa pada saat pelaksanaan pekerjaan perencanaan dilakukan, sebagian masyarakat masih tinggal di penampungan sementara. Kebutuhan yang dianggap paling mendesak oleh masyarakat adalah perumahan, sementara selama ini kendala utama dalam upaya mempercepat pembangunan kembali permukiman adalah status kepemilikan tanah yang kurang jelas. Walaupun demikian, masyarakat Desa Kuala Tripa sangat berharap kepada pemerintah dan semua lembaga donor/NGO agar pembangunan Desa Kuala Tripa dilaksanakan dalam waktu yang tidak terlalu lama, sehingga menjadi desa layak huni dengan lingkungan yang lebih baik. Untuk menindaklanjuti harapan masyarakat tersebut diperlukan sebuah Perencanaan Pengembangan Desa. Buku Rencana Pengembangan Desa Kuala Tripa ini disusun oleh sebuah tim multi disiplin, yang terdiri dari Ahli Perencanaan Tata Ruang, Ahli Lingkungan Hidup, Ahli Sumberdaya Alam, Ahli Geologi, Ahli Ekonomi, Ahli Sosial, Ahli Komunikasi, Arsitek, Ahli Konstruksi Bangunan, Community Organizer yang berpengalaman di bidang pemberdayaan masyarakat, didukung oleh tim surveyor dan tim operator CAD. Peran Tim Perencana tersebut tidak lain adalah mengajak masyarakat untuk bekerjasama dan memfasilitasi agar aspirasi warga diwujudkan dalam aspek penataan ruang dalam jangka waktu 5 tahun ke depan. Masyarakat Desa Kuala Tripa telah banyak berpartisipasi dan membantu dalam penyusunan Rencana Pengembangan Desa ini. Hal ini ditunjukkan dengan telah disepakatinya hasil perencanaan Pengembangan Desa Kuala Tripa oleh seluruh warga. Oleh sebab itu, buku ini diharapkan dapat dijadikan sebagai panduan bagi BRR, Pemerintah Kabupaten Nagan Raya, Pemerintah Provinsi NAD, maupun calon donor yang akan berpartisipasi dalam membangun komponen bangunan fungsional yang dibutuhkan. Tim Penyusun Rencana Pengembangan Desa ini memperoleh bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga selayaknya Tim Penyusun menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Banda Aceh, Januari 2007

Tim Penyusun

Page 3: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 ii

Package 23 ETESP

DAFTAR ISI 1 PENDAHULUAN .......................................................................1

1.1 Latar Belakang ...........................................................................1

1.2 Landasan Formal .......................................................................1

1.3 Pengertian..................................................................................2

1.4 Maksud, Tujuan dan Sasaran ....................................................3

1.5 Azas, Manfaat dan Kedudukan ..................................................3

1.6 Ruang Lingkup ...........................................................................3

1.7 Hak dan Kewajiban Masyarakat dalam Perencanaan Pengembangan Desa ................................................................4

1.8 Dimensi Waktu Perencanaan.....................................................4

2 PROSES PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA ............5

2.1 Pendekatan ................................................................................5

2.2 Metode Pelaksanaan .................................................................6

2.3 Peran Community Organizer (CO) .............................................6

2.4 Pemilihan dan Peran Fasilitator Desa........................................6

2.5 Proses Pelaksanaan Perencanaan Partisipatif ..........................6

2.6 Jadwal Kerja...............................................................................7

2.7 Proses Perencanaan Partisipatif ................................................8

3 GAMBARAN UMUM DESA.....................................................11

3.1 Orientasi, Batas Administrasi dan Keterkaitan Antarwilayah ...11

3.2 Kondisi Topografi, Geologi dan Keairan...................................12

3.3 Lingkungan Hidup dan Tata Guna Lahan ................................13

3.4 Sistem Pemerintahan Desa .....................................................14

3.5 Kependudukan dan Perekonomian Desa.................................14

3.6 Sejarah, Kondisi Sosial dan Budaya Masyarakat.....................15

3.7 Kondisi Umum Perumahan dan Infrastruktur Desa..................15

4 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS PERMASALAHAN ............... 17

4.1 Tata Guna Lahan dan Lingkungan Hidup................................ 17

4.2 Kependudukan dan Perekonomian Desa ................................ 19

4.3 Keterkaitan dengan Wilayah Sekitar........................................ 20

4.4 Analisis Tata Ruang Permukiman ........................................... 20

4.4.1 Perumahan dan Fasilitas Umum ............................................. 20

4.4.2 Infrastruktur dan Utilitas........................................................... 21

4.4.3 Kondisi Penyelamatan (Mitigasi) ............................................. 23

5 PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA ......................... 24

5.1 Konsep Pengembangan .......................................................... 24

5.2 Rencana Integrasi Desa .......................................................... 24

5.3 Rencana Tata Guna Lahan dan Lingkungan Hidup ................ 25

5.4 Pengembangan Perekonomian Desa...................................... 25

5.5 Pengembangan Sosial Budaya ............................................... 27

5.6 Perencanaan Permukiman ...................................................... 27

5.7 Sistem Penyelamatan (Mitigasi) .............................................. 29

5.8 Rincian Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Utilitas ...... 30

5.8.1 Jaringan Jalan ......................................................................... 30

5.8.2 Jaringan Drainase ................................................................... 30

5.8.3 Air Bersih ................................................................................. 30

5.8.4 Sanitasi .................................................................................... 31

5.8.5 Persampahan .......................................................................... 31

5.8.6 Kelistrikan ................................................................................ 31

5.9 Prakiraan Biaya Prarencana Infrastruktur................................ 32

Page 4: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 iii

Package 23 ETESP

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Berita Acara Musyawarah Dusun Lampiran 2: Berita Acara Musyawarah Desa Lampiran 3: Daftar Usulan Rumah Lampiran 4: Peta Tata Guna Lahan Lampiran 5: Peta Rencana Tata Guna Lahan Lampiran 6: Peta Kawasan Rawan Bencana & Rencana Mitigasi Lampiran 7: Peta Perletakan Rumah Lampiran 8: Peta Jaringan Infrastruktur Lampiran 9: Peta Jaringan Utilitas Lampiran 10: Typical Drawing Rencana Infrastruktur Lampiran 11: Rancangan Bangunan Fasilitas Umum

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Tata Guna Lahan ............................................................. 13

Tabel 3.2: Struktur Kependudukan ................................................... 14

Tabel 3.3: Mata Pencaharian Penduduk........................................... 15

Tabel 3.4: Kondisi Umum Perumahan dan Infrastruktur ................... 15

Tabel 4.1: Tingkat Kerusakan Konstruksi Jalan................................ 22

Tabel 4.2: Kondisi Jaringan Drainase ............................................... 22

Tabel 5.1: Skema Pengembangan Ekonomi..................................... 26

Tabel 5.2: Usulan Kebutuhan Rumah............................................... 27

Tabel 5.3: Usulan Pembangunan Fasilitas Sosial............................. 28

Tabel 5.4: Urutan Prioritas Kebutuhan Masyarakat .......................... 28

Tabel 5.5: Prakiraan Biaya (BQ & Cost Estimate) Infrastruktur ........ 34

DAFTAR SKETSA Sketsa 3.1: Batas Administrasi Desa Kuala Tripa..............................11

Sketsa 3.2: Kondisi Pola Aliran Air Permukaan .................................13

Sketsa 4.1: Struktur Ruang Desa Kuala Tripa ...................................18

Sketsa 4.2: Analisis Tata Ruang Permukiman...................................21

Sketsa 4.3: Penomoran Ruas Jalan...................................................22

Sketsa 4.4: Kondisi Mitigasi ..............................................................23

Sketsa 5.1: Skema Pengembangan Integrasi Desa ..........................24

Sketsa 5.2: Kesepakatan Warga dalam Pengembangan Tata Guna Lahan ............................................................25

Sketsa 5.3: Skema Pengembangan Ruang Ekonomi........................26

Sketsa 5.4: Skema Sistem Penyelamatan .........................................29

Page 5: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 1

Package 23 ETESP

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Gempa bumi dan gelombang Tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 di kawasan pantai barat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias, telah memberikan pelajaran yang sangat berharga tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bencana dan dampaknya, serta bagaimana cara menangani permasalahan yang sangat besar, bersifat mendadak, multi dimensional dan sangat mendesak, khususnya cara menghadapi para korban langsung yang telah kehilangan keluarga dan harta bendanya. Bencana tersebut telah mengakibatkan jatuhnya sekitar empat ratus ribu korban jiwa dan harta benda yang tidak ternilai serta berbagai kerusakan fisik dan nonfisik termasuk lumpuhnya sistem perekonomian. Tenggang waktu antara terjadinya bencana dengan waktu penyusunan Rencana Pengembangan Desa ini adalah sekitar dua tahun, artinya dampak multi dimensionalnya tampak nyata, tidak saja sebatas pada pemenuhan kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan fisik rumah dan berbagai fasilitas umum, melainkan kelancaran penghidupan ekonominya, karena banyak sarana kerja, seperti sawah, tambak, perahu, pasar, toko, banyak yang rusak dan tidak bisa dimanfaatkan lagi. Dalam rangka memulihkan kembali lingkungan yang telah rusak tersebut menjadi suatu lingkungan permukiman yang nyaman, aman, tenteram dan dinamis berwawasan lingkungan seperti semula, dalam kurun waktu jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, maka perlu dilakukan penyusunan Rencana Pengembangan Desa dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat yang terkena dampak dengan tujuan agar rencana tersebut berhasil guna dan bermanfaat. Dalam wacana Perencanaan Kota dan Regional di Indonesia, usaha penyusunan Rencana Pengembangan Desa di wilayah Provinsi NAD ini merupakan kebijakan yang khusus dan unik yang dibuat berkaitan dengan bencana Tsunami, artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan lainnya di Indonesia suatu produk perencanaan serupa, karena yang ada hanya rencana pengembangan setingkat kecamatan. Dengan kata lain, belum ada ketetapan Menteri Dalam Negeri yang bisa dipakai sebagai pedoman teknis dan administratif untuk menyusun produk perencanaan desa ini. Adapun beberapa komponen utama desa yang menjadi unsur dalam mempersiapkan skenario pengembangan desa, adalah sebagai berikut: 1) Paling mendasar adalah perumahan sebagai fasilitas hunian yang perlu

disediakan segera. Pembangunannya perlu dilakukan berdasarkan perencanaan yang layak dalam tatanan ruang yang ada.;

2) Pembangunan infrastruktur, jalan dan pengembangan pola jalan yang mempunyai pengaruh yang sangat kuat untuk membentuk pola ruang desa.

3) Penggunaan lahan secara umum harus ditata sedemikian rupa agar dalam penggunaannya secara fungsional (budidaya dan lindung) dapat saling menunjang/menguntungkan warga.

4) Konservasi lingkungan khususnya hutan bakau atau tumbuhan lainnya yang berfungsi sebagai sabuk hijau perlu diprioritaskan agar dapat berfungsi sebagai perlindungan alamiah kawasan pesisir pantai serta penghijauan lingkungan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan lingkungan serta keindahan.

5) Fasilitas umum utama juga berfungsi sebagai tempat penyelamatan bencana (mitigasi) yang dalam perencanaan pembangunannya perlu diperhatikan tingkat aksesibilitas.

6) Pemberdayaan masyarakat untuk membangun kapasitasnya menghadapi bencana dengan menggali dan mengeksplorasi kearifan lokal, yaitu pada budaya masyarakat hidup bersahabat dengan alam, konstruksi bangunan tradisional tahan gempa, penyampaian peringatan atau bahaya akan datangnya bencana dengan cara-cara tradisional.

7) Sosialisasi langkah penyadaran masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana untuk mengenal ancaman bencana dan siap menghadapinya secara lebih efisien, efektif, cepat dan hemat.

1.2 Landasan Formal Penyusunan kembali Rencana Pengembangan Desa-desa di Wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam didasari atas: 1) Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501).

2) Undang-undang RI Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman.

3) Undang-undang Nomor 10 tahun 2005 tentang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 tahun 2005 (tentang Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi wilayah dan kehidupan masyarakat Provinsi NAD) menjadi undang-undang.

4) Undang Undang RI Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, Bab XX Penataan Ruang.

Page 6: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 2

Package 23 ETESP

5) Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 104).

6) Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Pengembangan Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3721).

7) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2005 tentang Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara.

8) Peraturan Kepala Badan Pelaksana Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara, No: 18/PER/BP-BRR/V/2006, tentang Bantuan Perbaikan Rumah Bagi Korban Gempa Bumi dan Gelombang Tsunami di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara.

9) Building Code Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya.

10) Pedoman Perencanaan Desa, Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias, 12 April 2006.

1.3 Pengertian Pengertian-pengertian yang digunakan dalam penyusunan Rencana Pengembangan Desa ini merujuk PP No 69 tahun 1996, yaitu: Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara sebagai suatu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk hidup lainnya melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya. Pengembangan adalah hasil dari struktur dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun tidak direncanakan. Penataan ruang adalah proses perencanaan ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Perencanaan pengembangan adalah perencanaan struktur dan pola pemanfaatan ruang yang meliputi tata guna lahan, tata guna air, dan tata guna sumberdaya lainnya yang dilakukan melalui proses dan prosedur penyusunan sesuai ketentuan yang berlaku. Struktur pemanfaatan ruang adalah susunan unsur pembentuk lingkungan secara hirarkis dan saling berhubungan satu dengan lainnya.

Pola pemanfaatan ruang adalah bentuk hubungan antarberbagai aspek sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya buatan dengan sosial budaya, ekonomi, teknologi, informasi, administrasi, pertahanan, keamanan, berdasarkan dimensi ruang dan waktu yang dalam kesatuan secara utuh menyeluruh serta berkualitas membentuk suatu ruang. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Kawasan adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsi atau penggunaan lahan tertentu. Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama

melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.

Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.

Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Kawasan tertentu atau khusus adalah kawasan yang ditetapkan secara nasional mempunyai nilai strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan.

Kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang sering terjadi atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam, meliputi kawasan rawan gelombang pasang dan banjir, lumpur panas, letusan gunung berapi, dan gempa bumi.

Pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup termasuk sumber daya ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

Page 7: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 3

Package 23 ETESP

1.4 Maksud, Tujuan dan Sasaran Maksud penyusunan Rencana Pengembangan Desa adalah melakukan perencanaan dan penataan kembali wilayah perdesaan dalam rangka mempercepat proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana yang berwawasan lingkungan berdasarkan partisipasi masyarakat sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan ETESP 23.

Tujuan penyusunan Rencana Pengembangan Desa ini adalah mewujudkan lingkungan permukiman yang nyaman, aman, serasi, seimbang, dinamis dan berwawasan lingkungan untuk jangka pendek, menengah dan panjang.

Sasaran penyusunan Rencana Pengembangan Desa adalah: 1) Tersusunnya panduan pengembangan desa sebagai pedoman untuk

mengarahkan pembangunan fisik dan nonfisik yang terintegrasi, berdasarkan potensi dan kearifan lokal.

2) Tersusunnya program, indikasi pembiayaan dan pentahapan pembangunan desa.

3) Tersusunnya dokumen pengembangan desa dan desain prakonstruksi infra-struktur desa sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan.

4) Terciptanya lingkungan permukiman desa yang lebih tertata, rapi dan indah dengan prasarana dan sarana yang memadai.

5) Terciptanya desa yang nyaman untuk dihuni dan aman terhadap bahaya bencana.

6) Terwujudnya pembangunan desa yang selaras dan serasi antara sarana prasarana desa, lingkungan, dan dinamika penduduknya.

7) Terciptanya desa swasembada berdasarkan potensi dan kearifan lokal yang dieksplorasi.

1.5 Azas, Manfaat dan Kedudukan Azas penyusunan Rencana Pengembangan Desa melalui proyek ETESP paket 23 adalah: 1) Pemanfaatan ruang untuk semua kepentingan secara terpadu, berdaya

guna dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan. 2) Persamaan, keadilan dan perlindungan hukum. 3) Keterbukaan, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat. Manfaat penyusunan Rencana Pengembangan Desa ini adalah: 1) Penertiban letak dan ukuran bangunan atau gedung.

2) Penyusunan rancang bangun suatu bangunan gedung dan nongedung. 3) Sebagai acuan dalam pemberian ijin mendirikan bangunan dan

pemanfaatan bangunan. 4) Sebagai jaminan kepastian hukum dalam pelaksanaan pembangunan,

termasuk kepastian untuk mendapatkan pelayanan, kondisi yang selaras dan serasi dalam melakukan kegiatannya;

5) Menciptakan keselarasan dan keserasian antarkomponen lingkungan yang berkelanjutan.

Kedudukan Rencana Pengembangan Desa adalah: 1) Merupakan penjabaran dari aspirasi masyarakat desa, kaidah-kaidah

perencanaan pengembangan dan infrastruktur. 2) Sebagai acuan kebijaksanaan pembangunan di tingkat desa, khususnya

yang mengatur struktur dan pola pemanfaatan ruang desa. 3) Sebagai acuan, pengikat dan penyelaras dalam rangka keterpaduan

penataan ruang antara desa dengan kecamatan dan/atau wilayah lebih luas.

1.6 Ruang Lingkup Ruang lingkup penyusunan Rencana Pengembangan Desa meliputi: 1) Pengembangan fisik dan nonfisik berdasarkan potensi dan prioritas

kebutuhan desa. 2) Penetapan batas dan lokasi permukiman dan perletakan persil rumah. 3) Penetapan tata letak jaringan infrastruktur khususnya jalan lingkungan, jalan

desa, lorong-lorong dan jalan penyelamatan, drainase, sarana air limbah, Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah.

4) Penetapan tata letak jaringan utilitas (jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan telepon).

5) Penetapan lokasi yang berfungsi sebagai tempat penyelamatan jika terjadi bencana Tsunami (misalnya bukit, gunung atau bangunan bertingkat).

6) Penetapan tata letak fasilitas umum (kesehatan, pendidikan, pusat kegiatan ekonomi).

7) Penetapan tata letak kegiatan pusat gampong/desa (meunasah, masjid, kantor desa, gedung serba guna).

8) Penetapan tata letak bangunan sesuai pemanfaatannya. 9) Penetapan pemanfaatan ruang di kawasan lindung berupa ruang terbuka

hijau (upaya konservasi, rehabilitasi, obyek wisata lingkungan).

Page 8: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 4

Package 23 ETESP

1.7 Hak dan Kewajiban Masyarakat dalam Perencanaan Pengembangan Desa

Menuju sebuah pengembangan desa yang tepat sasaran salah satunya sangat tergantung dari proses penataan ruang desa itu sendiri. Salah satu bagian dari proses tersebut dibentuk oleh pemenuhan dan berjalannya kewajiban dan hak warga sebagian dari pelaku pembangunan desa itu sendiri. Kewajiban masyarakat dalam penataan ruang desa adalah berperan serta secara aktif dalam proses penyusunan pengembangan yang diwujudkan melalui pengajuan usul, saran, tanggapan maupun sanggahan yang ditujukan kepada fasilitator dalam setiap tahapan kegiatan, khususnya pada saat musyawarah di tingkat dusun sampai desa. Hal ini diperlukan untuk pengembangan desa secara keseluruhan. Hak masyarakat dalam penataan ruang desa antara lain hak sebagai warga negara yang mendapatkan ruang untuk hidup berkeluarga, mendapatkan dan mengembangkan ide, karya, ataupun bersosialisasi. Dalam proses perencanaan partisipatif hak masyarakat adalah mendapatkan kesempatan untuk terlibat dalam proses pemetaan kondisi masyarakat, potensi dan sumberdaya yang dimiliki, dan peran dalam usulan solusi atau pemecahan masalah atas kondisi yang dimiliki masyakat itu sendiri secara bersama dengan pihak lain untuk mewujudkan perencanaan desa yang dituju. Mewadahi hak masyarakat tersebut menjadi proses yang penting untuk menimbulkan rasa memiliki atas perencanaan dan program yang dihasillkan. Produk Rencana Pengembangan Desa ini merupakan hasil kesepakatan seluruh pelaku pembangunan/pemangku kepentingan, termasuk masyarakat. Untuk itu semua pihak berkewajiban mentaati dan melaksanakan Rencana Pengembangan Desa ini sebagai hasil kesepakatan secara sungguh-sungguh.

1.8 Dimensi Waktu Perencanaan Penyusunan Rencana Pengembangan Desa ini bersifat darurat dalam rangka menunjang program rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana gempa bumi dan gelombang Tsunami tanggal 26 Desember 2004 di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Oleh karena itu, Rencana Pengembangan Desa disusun untuk kebutuhan yang mendesak dan segera dilaksanakan, maka jangka waktu Rencana Pengembangan Desa adalah sampai dengan lima tahun dan dituangkan dalam peta rencana dengan skala minimal 1: 1.000.

Page 9: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 5

Package 23 ETESP

2 PROSES PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA

2.1 Pendekatan Pendekatan adalah landasan teoritis dalam melakukan suatu perencanaan. Dalam hal ini digunakan pendekatan perencanaan partisipatif (berbasis masyarakat) yang mengakomodasi aspirasi dari berbagai lapisan masyarakat desa. Pencapaian konsensus atas solusi, alternatif pemecahan masalah, atau usulan program pembangunan desa secara partisipatif dilakukan dalam upaya mewujudkan masyarakat sebagai pelaku pembangunan di desanya sendiri, masyarakat yang lebih berdaya dalam menata dan membangun desa, dan masyarakat yang lebih memahami keadaan wilayahnya sendiri. Partisipasi masyarakat merefleksikan kemandirian, karena tanpa adanya kemandirian maka suatu bentuk partisipasi masyarakat itu tidak lain hanya proses mobilisasi belaka. Namun demikian, kemandirian itu sendiri sesungguhnya tidak akan muncul apabila proses pemberdayaan tidak disosialisasikan dengan baik. Partisipasi masyarakat dalam Perencanaan Pengembangan Desa Kuala Tripa ini pada dasarnya merupakan suatu bentuk keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela dalam keseluruhan proses kegiatan terkait. Ciri-ciri kegiatan yang partisipatif adalah: 1) Ide kegiatan perencanaan pengembangan desa berasal dari masyarakat,

dan apabila masyarakat belum mampu mengembangkan ide yang dibutuhkan, maka Fasilitator berperan membantu, memfasilitasi, dan mendorong masyarakat untuk mencoba menyusun rencana program melalui kegiatan penjajagan masalah dan kebutuhan bersama.

2) Kepemimpinan dan pembagian tugas dilaksanakan dengan cara demokratis, saling menghargai, dan disepakati bersama sesuai potensi, kemampuan, dan kemauan yang bisa dilakukan oleh masing-masing pihak.

3) Penerima manfaat hasil program perencanaan pengembangan desa adalah masyarakat tanpa membeda-bedakan golongan, kelompok, jenis kelamin, agama dan sebagainya.

4) Memiliki kepedulian kepada kelompok yang paling membutuhkan, tidak hanya melibatkan kelompok elit masyarakat, melainkan juga kelompok yang paling lemah, kelompok minoritas serta memiliki kepedulian terhadap perempuan yang paling jarang dilibatkan sebagai peserta aktif dalam perencanaan pengembangan desa.

Pendekatan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pengembangan desa ini menggunakan Participatory Rural Appraisal (PRA) sebagai salah satu

pendekatan partisipatif yang dianggap memadai. Serangkaian kegiatan dilakukan sebagai proses belajar dalam masyarakat mengidentifikasi, menganalisis dan berupaya memecahkan masalah secara bersama-sama. Pendekatan PRA dikembangkan dengan dua tujuan utama yaitu: 1) tujuan praktis, menyelenggarakan kegiatan melalui proses belajar bersama

dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2) tujuan strategis, membawa visi untuk mencapai pemberdayaan masyarakat

dan perubahan sosial melalui pengembangan masyarakat dengan menggunakan pendekatan pembelajaran.

Prinsip-prinsip Participatory Rural Appraisal (PRA) Prinsip PRA merupakan filosofi dasar metode PRA. Prinsip ini memuat sikap dan pandangan kita tentang cara mengembangkan program pembangunan yang bercita-cita untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan menghormati sesama. 1) Pemberdayaan, yaitu penguatan kemampuan yang telah ada dan

pengalihan kemampuan baru kepada masyarakat. Penguatan masyarakat dilakukan dengan cara mendorong mereka melaksanakan semua tahap kegiatan sebagai proses saling belajar.

2) Mengutamakan yang terabaikan, yaitu memperhatikan kelompok masyarakat yang terpinggirkan seperti kelompok miskin, lemah terabaikan dan minoritas. Selain itu, juga berpihak kepada kelompok perempuan yang paling sedikit mendapat kesempatan menjadi pelaku aktif pembangunan.

3) Masyarakat sebagai pelaku utama dan pihak luar sebagai fasilitator, bahwa pihak luar memfasilitasi dan saling bertukar pengalaman dengan masyarakat, bukan mengajari, menggurui, menyuruh dan mendominasi kegiatan. Peran pihak luar akan berkurang secara bertahap.

4) Saling belajar dan menghagari perbedaan, bahwa semua pihak dapat saling menyampaikan pengetahuan dan pengalamannya untuk mengkaji pemecahan masalah yang tepat guna. Mengakui nilai pengetahuan tradisional, dan pihak luar juga terbuka untuk belajar dari cara masyarakat memecahkan masalah.

5) Mengoptimalkan hasil, yaitu terus menerus memperbaiki lingkup dan mutu kajian informasi melalui pemahaman optimal dan kecermatan yang memadai. Pemahaman optimal dipahami, bahwa informasi yang dikumpulkan dianggap cukup menggambarkan keadaan waktu. Kecermatan yang memadai diartikan, bahwa informasi yang dikumpulkan dapat dianggap mendekati benar.

Page 10: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 6

Package 23 ETESP

6) Orientasi praktis, bahwa penerapan PRA bukan hanya untuk menggali informasi, melainkan juga untuk merancang program bersama yang ditekankan pada penguatan kemampuan swadaya masyarakat.

7) Keberlajutan dan waktu selang, bahwa pengembangan program berlangsung menurut daur program (yang berulang) dalam jangka waktu tertentu. Selama berproses akan selalu terjadi keadaan dan permasalahan yang selalu mengalami perubahan.

8) Terbuka, bahwa PRA bukanlah sebuah perangkat yang telah sempurna dan cocok mengingat PRA dirancang kondisional. Dinamika ini akan meng-embangkan dan memperkaya pengalaman sebagai sebuah pembelajaran yang berharga.

Teknik PRA yang dipergunakan pada kegiatan perencanaan pengembangan desa adalah transek. Transek adalah salah satu teknik PRA yang digunakan untuk melakukan pengamatan langsung terhadap lingkungan dan sumber daya masyarakat. Kegiatan ini dilakukan dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa dan mengikuti suatu lintasan tertentu yang telah disepakati bersama masyarakat. Hasil penelusuran tersebut kemudian dituangkan dalam sebuah gambar atau bagan. Jenis transek adalah: (1) transek sumber daya desa (2) transek sumber daya alam (3) transek dengan topik khusus. Jenis transek berdasarkan lintasan adalah: (1) transek lintasan garis lurus, (2) transek lintasan zig-zag, pulang pergi, berputar, menyapu ke semua arah, (3) transek lintasan saluran air. Tujuannya adalah, (1) memfasilitasi masyarakat untuk mengungkapkan keadaan desa dan lingkungannya sendiri (lokasi sumber daya, batas suatu wilayah, jenis sumber daya yang ada, potensi dan masalah), (2) memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji perubahan sumber daya, sebab dan akibat perubahan tersebut.

2.2 Metode Pelaksanaan Yang dimaksudkan dengan metode pelaksanaan adalah suatu tahapan pekerjaan yang dilalui untuk mencapai hasil akhir yang diharapkan. Dalam pelaksanaannya, tahapan pemberdayaan masyarakat sangat tergantung pada keunikan lokasi sasaran maupun masyarakatnya, baik karena faktor sosial, budaya, ekonomi dan bahkan kepentingan program. Berikut ini adalah tahap-tahap pemberdayaan masyarakat yang akan dilakukan: 1) membangun komitmen, pengorganisasian masyarakat, 2) penjajagan masalah dan kebutuhan, dan 3) perencanaan, selanjutnya dijabarkan ke dalam jadwal kerja lapangan.

2.3 Peran Community Organizer (CO) Peran CO adalah: 1) memfasilitasi aspirasi masyarakat dalam penyusunan perencanaan desa berbasis masyarakat, 2) mempersiapkan rencana dan laporan partisipasi masyarakat, 3) memfasilitasi antarpemangku kepentingan pada tingkat desa dan kecamatan, 4) mengidentifikasi masalah dan kebutuhan lapangan serta mengembangkan solusi yang diambil pada tingkat desa, 5) melakukan supervisi implementasi.

2.4 Pemilihan dan Peran Fasilitator Desa Musyawarah gampong dilakukan untuk menyepakati personil yang akan menjadi Fasilitator Desa (FD) dalam mendukung proses pelaksanaan rencana pengembangan desa. Tugas FD adalah membantu memobilisasi masyarakat, survey, pengukuran, serta pengumpulan data primer dan sekunder desa pra-Tsunami dan pasca-Tsunami. Peran Fasilitator Desa adalah: 1) membantu CO dalam memfasilitasi mobilisasi masyarakat dalam perencanaan desa berbasis masyarakat, 2) mempersiapkan rencana dan laporan mobilisasi masyarakat, 3) identifikasi masalah dan kebutuhan lapangan, dan 4) mengembangkan solusi yang diambil pada tingkat desa, serta 5) membantu tim survey dalam melakukan kegiatan survey teknis.

2.5 Proses Pelaksanaan Perencanaan Partisipatif 1) Koordinasi dengan Instansi Terkait. Melakukan koordinasi dengan instansi

terkait seperti: BRR, BAPPEDA, BAKOSURTANAL, BPN, Lembaga Donor, Camat, Mukim dan Desa untuk melakukan konfirmasi kegiatan, menyampaikan pelaksanaan Rencana Pengembangan Desa Kula Tripa, serta menjelaskan maksud dan tujuan yang diharapkan.

2) Sosialisasi dan Pengorganisasian Masyarakat. Melakukan kegiatan sosialisasi kepada Pemerintah Desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, PKK dan warga lainnya tentang maksud dan tujuan dilakukannya perencanaan pengembangan desa. Pertemuan tersebut sekaligus melakukan pengorganisasi masyarakat dalam rangka membantu Community Organizer dan Tim Survey melaksanakan kegiatan di lapangan.

3) Pengumpulan Data dan Informasi. Melakukan pengumpulan data dan informasi sebelum dan setelah Tsunami. Dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan skunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi dan wawancara masyarakat. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui instansi terkait yaitu Desa, Lembaga Donor, dan lainnya. Data tersebut mencakup data penduduk, perumahan, infrastruktur, fasilitas, utilitas, ekonomi, penggunaan lahan, kebijakan sektor.

Page 11: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 7

Package 23 ETESP

4) Klarifikasi dan Verifikasi Data. Dari pengumpulan data dan informasi yang diperoleh masih harus dipastikan terutama berkaitan dengan kerusakan fisik (perumahan, infrastruktur, fasilitas, utilitas, dan lingkungan). Di samping itu, melakukan review terhadap usulan-usulan masyarakat ke berbagai Instansi atau Lembaga Donor dan lainnya untuk kemudian dimasukkan dalam usulan program desa.

5) Musyawarah. Langkah selanjutnya adalah melakukan kegiatan musyawarah bersama masyarakat, sosialisasi perencanaan pengembangan desa yang tengah berlangsung, penggalian permasalahan, kebutuhan dan gagasan-gagasan di pertemuan-pertemuan tingkat dusun.

6) Identifikasi Issu Permasalahan Strategis dan Pemecahan. Dilakukan kegiatan identifikasi dan verifikasi permasalahan, kebutuhan dan alternatif pemecahan bersama-sama masyarakat dalam kegiatan pertemuan di dusun-dusun dengan melibatkan warga masyarakat.

7) Musyawarah Desa. Melakukan kegiatan musyawarah desa bersama masyarakat yang merupakan perwakilan dari masing-masing dusun, antara lain melaksanakan identifikasi prioritas masalah dan program perencanaan pengembangan, pengambilan keputusan desa dengan menyertakan tanda tangan perangkat desa, Tuha Peut, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda atau yang mewakili masyarakat yang tidak dapat hadir. Setelah dilakukan identifikasi usulan program dilanjutkan dengan melakukan pengelompokan usulan program masyarakat tersebut.

8) Usulan Program Prioritas Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Hasil dari usulan program masyarakat selanjutnya, yaitu dilakukan singkronisasi dengan program yang telah ditetapkan (jika ada). Penyesuaian terhadap kelayakan pembiayaan yang tersedia, kesesuaian terhadap skala waktu pelaksanaan, dan selanjutnya dituangkan dalam rencana usulan program prioritas rehabilitasi dan rekonstruksi yang meliputi: perumahan, infrastruktur, lingkungan, fasilitas, ekonomi, sosial budaya dan lainnya.

2.6 Jadwal Kerja Proses perencanaan Desa Kuala Tripa yang didasari dengan menggunakan pendekatan perencanaan partisipatif, sangat bergantung dengan kondisi dan kesiapan warga desa dalam proses perencanaan. Tim pendamping ETESP 23 membuat suatu kesepakatan bersama tim Village Development Planning tingkat desa dalam menyusun jadwal kerja. Dalam pelaksanaannya jadwal tersebut menyesuaikan keadaan lingkungan dan aktivitas warga desa. Jadwal kerja VDP yang telah disusun adalah sebagai berikut.

Tahapan Pekerjaan

No Tahapan Target Waktu

1 Sosialisasi dan pengorganisasian masyarakat 3 hari 2 Identifikasi dan pengumpulan data 10 hari 3 Analisis masalah & kebutuhan secara partisipatif 5 hari 4 Penyusunan skenario pengembangan desa 7 hari 5 Penyusunan rencana 7 hari

Page 12: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 8

Package 23 ETESP

2.7 Proses Perencanaan Partisipatif Pelaksanaan pelibatan masyarakat dalam penyusunan rencana pengembangan desa ini dilakukan melalui serangkaian kegiatan dialog dan pertemuan tingkat desa dan dusun. Pertemuan 1: 09 November 2006

Pertemuan awal bersifat informal dengan tokoh masyarakat, bertempat di Balai Pertemuan Posko Desa Kuala Tripa. Agenda yang dibicarakan adalah sosialisasi kegiatan penyusunan rencana tata ruang desa dan manfaatnya bagi masyarakat setempat.

Pertemuan 2: 10 November 2006

Bertempat di Balai Pertemuan Desa Kuala Tripa, dilangsungkan pertemuan kedua dalam rangka sosialisasi Rencana Pengembangan Desa Kuala Tripa. Pada kesempatan ini dihasilkan kesepakatan mengenai jadwal kerja. Dalam penyusunan jadwal ini, kegiatan yang dicanangkan dilakukan dengan melibatkan masyarakat dalam tiap tahapan, mencakup transek, rembug dusun, maupun Diskusi Kelompok Terarah.

Pertemuan 3: 11 November 2006 Proses kegiatan pemetaan perumahan dilakukan dengan

melibatkan kepala dusun dan masyarakat calon penghuni. Proses ini berjalan lancar, karena partisipasi masyarakat terhadap kegiatan ini sangat tinggi.

Page 13: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 9

Package 23 ETESP

Pertemuan 4: 12 - 13 November 2006 Dilakukan dengan melibatkan beberapa kelompok masyarakat

tertentu, (tampak pada foto di bawah dari kiri ke kanan), kelompok nelayan di lokasi Tempat Pendaratan Ikan (TPI), Imam Meunasah dan Kepala Dusun, tokoh masyarakat, dan kelompok perempuan.

Pertemuan 5: 14 November 2006 Dilakukan dengan melibatkan tenaga ahli dalam tinjauan kondisi

lapangan. Pada kesempatan lain pengamatan terhadap kerusakan akibat bencana Tsunami dilakukan dengan melibatkan masyarakat lokal.

Pertemuan 6: 15 November 2006 Proses kegiatan secara kontinu dilakukan untuk mendapatkan

data dan informasi yang akurat.

Page 14: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 10

Package 23 ETESP

Pertemuan 7 : 16 November 2006

Bertempat di Balai Pertemuan Desa Kuala Tripa dilangsungkan pertemuan rembug desa (konsensus). Proses ini melibatkan seluruh lapisan masyarakat, yaitu tokoh masyarakat, tokoh pemuda, Imam Meunasah dan perangkat Desa Kuala Tripa.

Pada bagian akhir dilakukan penandatanganan terhadap peta sketsa dan berita acara kesepakatan. .

Page 15: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 11

Package 23 ETESP

3 GAMBARAN UMUM DESA

3.1 Orientasi, Batas Administrasi dan Keterkaitan Antarwilayah Berdasarkan letak geografis, Desa Kuala Tripa berada di wilayah pantai barat Pulau Sumatera menghadap ke Samudera Indonesia dengan panjang garis pantai +1.200 m, berada dalam wilayah administrasi pemerintahan Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya, berbatasan dengan: - sebelah utara adalah perkebunan sawit (N03’54’26,5/E096’23’19,9), - sebelah timur adalah Desa Drien Tujuh dan Desa Babah Lueng

(N03’53’35,9’’ /E096’22’56,2’’), Sketsa 3.1: Batas Administrasi Desa Kuala Tripa

- sebelah barat – utara (daratan) adalah Desa Cut Mue (N03’55’32,9’’/E096’20’26,4’’),

- sebelah barat daya adalah Samudera Indonesia (N03’53’35,9”/E096’22’56,2’’).

Desa Kuala Tripa terdiri dari 5 dusun yaitu Dusun Kuta Nibung, Dusun Ujung Padang, Dusun Tengah, Dusun Pucok Lueng dan Dusun Cot Kumbang. Sebelum Tsunami, di selatan desa terdapat Dusun Padang Langkilek. Namun, dusun ini diterjang gelombang pasang Tsunami yang menelan korban paling banyak dari 70 korban jiwa di desa ini. Secara administratif luas wilayah Desa Kuala Tripa adalah + 3.127 ha.

Dusun Ujung Padang

Desa Cot Mue

Perkebunan Sawit

Desa Drien Tujuh

Desa Babah Lueng

Ke Meulaboh - Banda Aceh

Samudera Indonesia

Ke Alue Bili

Dusun Pucok Lueng

Dusun Cot Kumbang

Dusun Tengah

Dusun Kuta Nibung

Page 16: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 12

Package 23 ETESP

3.2 Kondisi Topografi, Geologi dan Keairan Keadaan topografi dan batuan penyusun berdasarkan data geologi menampakkan bentang alam perkembangan dari sebuah teluk besar, yaitu Teluk Meulaboh. Sisi bagian timur yang mengalami pendangkalan oleh sedimentasi (pengendapan) aliran sungai purba secara terus menerus. Pedataran Desa Kuala Tripa adalah merupakan pantai maju akibat dari besarnya pasokan bahan rombakan batuan yang diangkut oleh aliran Sungai Krueng Tripa sebagai sungai utama. Membentuk pedataran relatif bergelombang dan berulang (serial) antara gumuk (pematang) pasir pantai-lumpur rawa-pematang pasir pantai–lumpur rawa. Keadaan ini disebut sistem pantai tumbuh yang mengikuti kaidah sand dune–mud swamp–sand dune–mud swamp. Merupakan bentang alam datar dan sedikit bergelombang lemah, dengan kemiringan kurang dari 5o yang meninggi ke arah darat (utara), menempati ketinggian 0 - 4 m dpl. Keadaan batuan penyusunnya dari lapisan batuan bawah ke atas adalah endapan alluvium muda terdiri dari seri berulang antara kerikil-pasir-lanau lempung- lumpur bergambut berulang lagi. Hal ini dipengaruhi oleh adanya musim penghujan dan kemarau yang membawa batuan rombakan dalam jumlah yang berbeda. Endapan alluvium ini sangat tidak stabil dan memiliki sifat keteknikan daya dukungnya rendah. Potensi bahan galian pasir. Terdapat jenis pasir berbutir halus hingga sangat halus (0,25 mm – 0,125 mm), bersifat kaya kristal kuarsa. Sebarannya dijumpai di wilayah pantai selatan desa, di muara sungai dan sepanjang pantai, membentuk pematang pantai. Pasir ini pemanfaatannya kurang leluasa, karena rawan lingkungan dan disarankan hanya untuk memenuhi kebutuhan desa setempat. Pasir ini juga dipakai sebagai bahan bangunan, karena kaya kristal kuarsa dan berbutir halus, memiliki sifat keteknikan tidak stabil dan terikat kurang padu, pasir ini kurang baik untuk penimbunan badan jalan. Potensi keairan. Berdasarkan keadaan batuan penyusunnya dan topografinya dilaporkan menjadi 2 keairan yaitu keadaan keairan permukaan dan keadaan air bawah tanah. Keadaan keairan permukaan berdasarkan data menunjukkan adanya pengaruh pasang surut, hingga mencapai 200 m dari garis pantai air terasa asin–payau. Pada wilayah yang dilalui oleh aliran sungai besar Krueng Tripa dan Krueng Geudong, pengaruh pasang surut mencapai 300 m dari muara. Keadaan air permukaan tawar, kualitas jernih dan potensi cukup untuk sumur penduduk, dijumpai pada topografi sand dune (gumuk pasir), berbentuk kantong-kantong air tawar pada lapisan pasir di kedalaman 2 hingga 6 m. Penggalian lebih 6 m hingga pada lapisan lempung dan lumpur, maka keadaan airnya berbau dan kadar besi tinggi serta berwarna keruh. Jalur air tawar pada topografi gumuk pasir ini dimanfaatkan sebagai kawasan permukiman pada

saat ini. Air permukaan tawar dijumpai mulai dari jarak 300 m dari garis pantai ke arah darat dengan kualitas air berwarna agak keruh dan berbau endapan rawa. Air bawah tanah yang bersifat air tawar berdasarkan data kajian geologi dijumpai pada kedalaman lebih dari 120 meter pada lapisan pasir dari aliran Sungai Krueng Tripa. Potensi rawan bencana alam Potensi rawan bencana yang perlu diwaspadai dapat dibedakan berdasarkan letak geografi, keadaan topografi dan batuannya. Jenis rawan bencana yang ada di desa ini adalah rawan bencana gelombang pasang Tsunami, abrasi, rawan bencana gempa bumi, dan rawan banjir. Rawan bencana landaan Tsunami, dirinci menjadi 3 kelompok, yaitu: 1) sangat rawan landaan Tsunami di ketinggian < 5 meter dpl. dan pada posisi

< 2 km dari garis pantai. 2) rawan landaan Tsunami di ketinggian 5 – 10 meter dpl. dan pada posisi 2- 4

km dari garis pantai. 3) tidak rawan landaan Tsunami di ketinggian > 10 meter dpl. pada posisi > 4

km dari garis pantai. Berdasarkan topografinya, permukiman Desa Kuala Tripa berada pada landaian kurang dari 3 m, dan berjarak kurang dari 3 km dari garis pantai, sehingga dapat dinyatakan sangat rawan gelombang pasang Tsunami. Desa Kuala Tripa yang batuannya disusun oleh endapan alluvium (endapan kini = batuan muda) yang sangat tebal dan bersifat perselingan antara lapisan batuan berbutir sangat halus dan bersifat tidak terikat, pada umumnya dinyatakan rawan bencana gempa bumi. Beberapa lokasi sangat rawan gempa bumi terdapat pada tempat yang keadaan tanahnya dari jenis endapan alluvium muda dari seri kelompok lumpur rawa yaitu endapan rawa dan endapan muara sungai purba, yang memiliki daya dukung batuan sangat rendah, batuan lunak. Permukiman Desa Kuala Tripa dapat dinyatakan sebagai desa muara yaitu muara dari Sungai Krueng Tripa dan Krueng Geudong, yang memiliki landaian darat kurang 1 m, mencakup Dusun Kuta Nibong, Dusun Teungoh, Dusun Cot Kumbang bagian selatan, maka dapat dinyatakan sangat rawan banjir. Krueng Geudong dan Sungai Kuala Tripa yang bermuara ke laut secara langsung ini mempengaruhi keadaan air permukaan Desa Kuala Tripa, sekitar daerah aliran sungai bersifat payau, dan berwarna. Di sisi lain, dengan muka tanah yang hampir sama dengan air laut, menyebabkan muara sungai tersumbat. Faktor lain yang menyebabkan tersumbatnya muara sungai adalah

Page 17: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 13

Package 23 ETESP

tekanan air dari hulu sangat rendah. Dampak lain yang timbul adalah sungai lebih menyerupai danau (terbendung), karena air tidak mengalir.

Sketsa 3.2: Kondisi Pola Aliran Air Permukaan

3.3 Lingkungan Hidup dan Tata Guna Lahan Lahan Desa Kuala Tripa seluas +3.127 ha, terdiri dari kawasan perumahan, kawasan eks sawah, kawasan kebun, kawasan rawa dan kawasan pantai. Dengan demikian, ekosistem di desa ini adalah ekosistem binaan manusia, kecuali pantai. Walaupun demikian kecuali kawasan perumahan, hampir semua kawasan terkesan sebagai ekosistem alami ditumbuhi semak belukar. Menurut informasi dari masyarakat sebelum bencana gempa dan Tsunami lahan di desa ini cukup subur dan produktif. Sekarang lahan ini menjadi semak belukar dan tergenang air.

Tabel 3.1: Tata Guna Lahan

NO JENIS PENGGUNAAN HA (%)

1 Permukiman 70,3 2,25 2 Perkantoran Desa 0,2 0,01 3 Pendidikan 1,5 0,05 4 Fasilitas Peribadatan 0,85 0,03 5 Kuburan 3 0,1 6 Sawah (bekas sawah) 85 2,72 7 Perkebunan 1.002 32,04 8 Lahan Kosong 501,5 16,04 9 Badan Air 48,98 1,57 10 Semak belukar 250,4 8,01 11 Pantai 913 29,2 12 Rawa-Rawa 250,15 8,00 13 Kawasan Rawan Bencana

Banjir 0,12 0,00

TOTAL 3.127 100 Sumber: Hasil Pengukuran dengan menggunakan GPS, November 2006

Kawasan permukiman (70,3 ha): pemanfaatan ini bercampur dengan kawasan kegiatan pemerintahan desa (0,2 ha), kawasan ibadah (0,85 ha), kawasan pendidikan (1,5 ha) dan kawasan kuburan (3 ha). Kondisi fisiografinya relatif datar dengan kemiringan sekitar 0-5o dan ketinggian 1–3 m dpl. Saat ini, kawasan perumahan Dusun Tengah dan Dusun Ujung Padang cukup padat, karena banyaknya rumah baru yang merupakan pindahan dari Dusun Padang Langkilik. Di Dusun Pucok Lhueng kerapatan bangunannya rendah, dan sebagian area perumahan di Dusun Cot Kumbang terendam air. Kawasan perkebunan (1.002 ha): terletak di perbukitan sebelah utara wilayah desa, berada di ketinggian 1-3 m dpl, fisiografi bergelombang, kemiringan 0-5o. Jenis tanaman yang ada adalah kebun karet, pinang, kelapa sawit, kacang tanah dan coklat. Jenis tanah didominasi oleh organosol mengandung loam, merupakan pelapukan batuan rombakan yang kaya bahan organik, berwarna kuning, liat, tekstur padat terikat, relatif subur untuk tanaman kelapa sawit. Kawasan sawah (85 ha): berada di bagian utara desa. Saat ini masih belum produktif lagi karena tertutup oleh semak belukar. Terdapat saluran irigasi yang awalnya digunakan untuk perkebunan sawit.

Suak Raya

Sungai Geudong

Sungai Kuala Tripa

Page 18: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 14

Package 23 ETESP

Kawasan rawa (250,15 ha): kawasan rawa di desa ini terdapat di luar area perumahan, yang terletak pada ketinggian sekitar 2 m dpl. Kondisi rawa ini ditumbuhi rerumputan dan semak belukar. Jenis tanah area ini didominasi oleh organosol loam pasiran, merupakan pelapukan dari endapan pantai, warna abu-abu kecoklatan, tekstur terikat lemah. Lahan ini sesuai untuk budidaya perikanan. Sungai yang melintasi Desa Kuala Tripa adalah Sungai Krueng Gedong dan Krueng Kuala Tripa. Muka air sungai hampir sama dengan permukaan tanah menyebabkan beberapa lokasi rawan genangan. Kawasan pantai (913 ha): kawasan pantai merupakan kawasan perumahan yang hancur diterjang Tsunami. Kondisi pantai landai dan lebar.

3.4 Sistem Pemerintahan Desa Sistem pemerintahan desa merupakan cerminan dari kombinasi warisan budaya dengan sistem administrasi pemerintahan masa kini, yaitu di samping Kepala Desa dengan perangkatnya, ada peran Mukim dan Tuha Peut. Rincian strukturnya terdiri dari: Tuha Peut (dewan penasehat), Kepala Desa (Geuchik), Tengku Imam Meunasah dan Kepala Dusun. Geuchik dibantu oleh Sekretaris Desa dan Kepala-kepala Urusan. Tuha Peut berwenang untuk memberi pertimbangan terhadap keputusan-keputusan desa, memantau kinerja dan kebijakan yang diambil oleh Geuchik. Imam Meunasah bertugas mengorganisasikan kegiatan-kegiatan keagamaan. Kegiatan musyawarah warga dilakukan di Meunasah. Kegiatan-kegiatan desa yang terkait dengan dengan desa lain (misal membangun Mesjid) diorganisasikan oleh Kepala Mukim, yang bertugas melaksanakan kegiatan adat dan pemerintahan pada tingkat kemukiman. Dalam kondisi pasca-Tsunami, Geuchik melaksanakan tugas kesehariannya menggunakan rumah pribadi. Kegiatan-kegiatan musyawarah yang melibatkan banyak warga akan dilakukan di balai desa. Saat ini kepemimpinan Geuchik dihormati oleh seluruh warganya, sehingga keputusan yang diambil oleh Geuchik selalu dipatuhi oleh warga.

3.5 Kependudukan dan Perekonomian Desa Kependudukan Kajian kependukan merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi tumbuh dan berkembang suatu wilayah. Oleh karena itu, pengenalan terhadap karakteristik sosial ekonomi kependudukan sangat diperlukan, terutama menyangkut berbagai informasi berkaitan dengan perumusan kebijakan pembangunan di masa yang akan datang. Desa Kuala Tripa mempunyai

penduduk berjumlah 1.196 jiwa (320 KK) pada tahun 2006. Secara terperinci kependudukan Desa Kuala Tripa dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2: Struktur Kependudukan

No Struktur Kependudukan

Laki-Laki Perempuan Jumlah

(Jiwa) (%)

1 Jiwa 543 653 1.196 2 KK Miskin 22 198 220 3 Total Kepala

Keluarga (KK) 30 290 320

Kelompok Usia 1 0 - 19 tahun 220 290 510 42.82 2 20 - 55 tahun 192 234 426 35.77 3 > 56 tahun 111 144 255 21.41

Jumlah 1.191 100

Usia Sekolah 1 0 - 5 tahun 19 42 61 14.12 2 7 - 12 tahun 125 170 295 68.29 3 13 - 15 tahun 20 35 55 12.73 4 16 - 18 tahun 7 7 14 3.24 5 > 19 tahun 3 4 7 1.62

Jumlah 432 100

Sumber: Buku Profil Desa Kuala Tripa, November 2006

Perekonomian Perekonomian masyarakat sebelum terjadi bencana Tsunami lebih banyak digerakkan oleh bidang pertanian. Sektor ini dapat menyerap tenaga kerja dari sebagian besar warga desa setempat. Kegiatan perekonomian yang masih berlangsung di Desa Kuala Tripa saat ini adalah pertanian, peternakan, perdagangan dan perikanan (laut). Profil kegiatan mata pencaharian penduduk dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 19: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 15

Package 23 ETESP

Tabel 3.3: Mata Pencaharian Penduduk Jumlah (jiwa)

No

Jenis Pekerjaan Setelah bencana

1 Pertanian tanaman pangan 152 2 Perkebunan 27 3 Peternakan 31 4 Perdagangan 23 5 Pertukangan 7 6 Nelayan 21 7 Pegawai Negeri 3 8 TNI/POLRI 1 9 Supir 7 10 Jasa bengkel 4 JUMLAH 276

Sumber: Buku Profil Desa Kuala Tripa, November 2006

Sektor pertanian tanaman pangan menampung lapangan kerja terbanyak (56,51 %), dengan jenis produksi terdiri dari semangka, cabe, dan kacang tanah. Sektor perkebunan menampung tenaga kerja sebanyak 10,04 % dengan jenis produksi kelapa sawit, karet dan kopi. Sektor peternakan menampung 11,52 % dengan jenis ternak berupa sapi dan kambing. Jumlah tenaga kerja sebagai nelayan mencapai 7,81 % dengan hasil tangkapan berupa ikan dan udang yang pemasarannya sampai ke Medan.

3.6 Sejarah, Kondisi Sosial dan Budaya Masyarakat Desa Kuala Tripa tercatat dalam sejarah Nanggroe Aceh Darussalam sejak tahun 1797, yang ditandai oleh tibanya saudagar dari India ke wilayah ini, untuk selanjutnya membentuk Kerajaan Tripa. Lokasi desa ini cukup strategis, karena berada di muara sungai. Wilayah ini pada masanya pernah mengalami perkembangan yang pesat, dan menjadi cikal bakal masyarakat sekitarnya, seperti halnya pada Kemukiman Tripa Bawah ini. Di desa ini juga terdapat Makam Sahid (pejuang) yang dimakamkan dekat Jembatan Kuning. Kegiatan sosial budaya sehari-hari masyarakat umumnya dipusatkan di bangunan Meunasah, yang difungsikan selain sebagai tempat ibadah agama Islam. Meunasah juga digunakan sebagai balai pertemuan. Di tempat inilah

kegiatan menghimpun orang banyak dilakukan, seperti rapat desa dan pertemuan masyarakat.

3.7 Kondisi Umum Perumahan dan Infrastruktur Desa Kerusakan yang terjadi di Desa Kuala Tripa sebagai berikut.

Tabel 3.4: Kondisi Umum Perumahan dan Infrastruktur Jenis Sarana dan Infrastruktur Kondisi

1. Perumahan Jumlah rumah penduduk

Pasca-Tsunami, tercatat rumah yang hancur dan hilang sebanyak 136 unit, dan rusak ringan 56 unit. Hingga sekarang, telah banyak lembaga yang berpartisipasi dalam rekonstruksi perumahan, seperti lembaga KKSP membangun 36 unit rumah, CRS 68 unit, dan BRR 107 unit, serta program P2KP dengan kegiatan rehabilitasi rumah sebanyak 20 unit.

Kondisi rumah penduduk

Saat ini umumnya bangunan semi permanen dan permanen. Kondisi perumahan yang dibangun oleh KKSP dan CRS menurut pendapat masyarakat kurang layak huni. Rumah yang dibangun KKSP merupakan rumah semi permanen dengan dinding semen setinggi 1 meter, selanjutnya merupakan papan dan keropos, dan tanpa dapur. Di Dusun Kuta Nibung, Dusun Ujung Padang, dan Dusun Cot Kumbang dapat ditemui perumahan baru, yang mengisi lahan-lahan kosong di antara rumah yang sudah ada. Rumah baru ini merupakan rumah masyarakat pindahan dari Dusun Padang Langkilik yang kini hancur dan tidak dihuni lagi.

2. Fasilitas Gampong Jumlah fasilitas - Fasilitas pendidikan terdiri dari SD 1 unit, dengan kondisi

baik (permanen). - Fasilitas peribadatan, terdiri dari Mesjid 1 unit. Terdapat

2 unit Tempat Pendidikan Al Qur’an (TPA) di Dusun Ujung Padang dan Dusun Cot Kumbang dengan bangunan temporer (kayu).

- Fasilitas perekonomian, toko/kedai 14 unit, tersebar lokasi perumahan.

Page 20: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 16

Package 23 ETESP

3. Infrastruktur dan Utilitas Jalan Kondisi jaringan jalan yang ada di Desa Kuala Tripa terdiri

atas 2 Jenis, yaitu jalan utama (aspal) dan jalan lingkungan/ lorong (perkerasan pasir batu). Pola jaringan jalan yang ada membentuk pola linier, membentang arah barat – timur. Di tengah desa, tepatnya di Dusun Tengah jalan membelok ke arah selatan menuju Dusun Ujung Padang. Di bagian timur desa, mendekati batas desa, terdapat persimpangan ke arah utara menuju Jl. Isteri Muda. Jalan ini merupakan jalan perkerasan pasir batu.

Type Jenis jalan utama yang ada terdiri dari jalan aspal, sementara jalan lingkungan terdiri dari jalan pasir batu dan jalan tanah.

Kondisi Jalan utama desa dalam kondisi baik (Ruas A-B) Kondisi lorong Dusun Ujung Padang perkerasan batu, (Ruas D–N) Kondisi lorong Isteri Muda jalan pasir batu dan tanah dalam kondisi rusak (K-J)

Drainase Jenis Saluran alami, berupa sungai dan saluran.

Kondisi saluran Drainase lingkungan perumahan rusak dan terputus

Sanitasi Jenis Kondisi sanitasi umumnya baik, karena rumah yang ada

dilengkapi dengan sumur dangkal pribadi, yang dilengkapi dengan WC dan didukung oleh air yang cukup dari sumur dangkal pribadi.

Air bersih Jenis Kondisi air minum dari sumur untuk dusun yang ada di

sebelah barat desa (Dusun Kuta Nibung, Dusun Tengah, dan Dusun Ujung Padang) jernih dan layak dikonsumsi. Sedangkan untuk sebelah timur (Dusun Cot Kumbang) air sumur berwarna agak merah, sehingga untuk konsumsi rumah tangga harus melalui proses penyaringan.

Kondisi saat ini Masyarakat membuat sumur gali sendiri.

Listrik

Jenis Pelayanan jaringan listrik sudah mencakup seluruh area perumahan, karena terdapat jaringan PLN.

Persampahan Sistem pengelolaan sampah

Produksi sampah perumahan dikelola secara manual, dengan cara dibuang ke belakang rumah untuk selanjutnya dibakar.

Page 21: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 17

Package 23 ETESP

4 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS PERMASALAHAN Identifikasi dan analisis kerusakan dampak gempa dan Tsunami dilakukan oleh community organizer serta tim expert yang terdiri dari ahli lingkungan, teknik, sosial dan ekonomi. Lingkupnya mencakup aspek perumahan, fasilitas umum/sosial dan pemerintahan, infrastruktur, dan perekonomian. Hasil analisis kerusakan ini dipakai sebagai bahan menyusun rencana penataan kembali (rehabilitasi dan rekonstruksi) serta pengembangannya.

4.1 Tata Guna Lahan dan Lingkungan Hidup Kondisi pola tata guna lahan yang membentuk struktur tata ruang Desa Kuala Tripa dapat diindikasikan ke dalam empat jenis, yang digambarkan sebagai zona-zona, yaitu meliputi jenis penggunaan perumahan, perkebunan, rawa, lahan basah, dan pantai, (lihat sketsa 4.1). Area (zona) desa yang digunakan untuk perumahan berada di bagian tengah desa membujur arah timur barat, area rawa di bagian luar area perumahan dan area pertanian/perkebunan di bagian utara desa. Rincian analisis kerusakan jenis-jenis penggunaan lahan di masing-masing zona tersebut, diuraikan sebagai berikut. Kawasan Perumahan Kawasan perumahan di Dusun Tengah dan Dusun Ujung Padang cukup padat, karena banyaknya rumah baru yang dibangun, yaitu penduduk pindahan dari Dusun Padang Langkilik, sedangkan di Dusun Pucok Lhueng kerapatan bangunannya rendah. Hingga saat ini Dusun Padang Langkilik tidak lagi dihuni, dan menjadi lokasi perkebunan kelapa. Jumlah rumah di area ini yang hancur total sekitar 60 unit, yang tertinggal hanya pondasi rumah. Permasalahan di area ini adalah adanya perumahan di Dusun Cot Kumbang yang terendam air permanen, dan tergenang pada saat banjir. Hal ini disebabkan karena kondisi permukaan yang relatif datar, dan sistem drainase yang kurang lancar yang bersumber dari turunnya muka tanah sekitar 1 meter akibat gempa bumi. Kawasan Perkebunan Kawasan perkebunan ini terletak di bagian utara desa. Area ini merupakan perkebunan campuran jenis tanaman karet, pinang, sawit, kacang tanah dan coklat. Permasalahan di kawasan perkebunan ini adalah kondisi lahan yang masih sangat basah, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan produksi pertanian. Kawasan perkebunan di desa ini seluas 1.002 ha terletak pada ketinggian antara 1-3 meter dpl., dengan fisiografi bergelombang dengan kemiringan antara 0 – 5o.

Kawasan Persawahan Kawasan ini rusak total, ditumbuhi semak dan rerumputan. Identifikasi masalah utama adalah lahan tidak siap diolah dan berproduksi, karena perlu dibersihkan terlebih dahulu dari material yang terbawa Tsunami dan kemudian tumbuhnya vegetasi gulma Typha Latifolia yang sangat cepat pertumbuhannya. Area persawahan yang ada pada saat ini berada di bagian selatan desa. Lahan sawah menjadi tidak produktif lagi, karena tertutup oleh semak dan belukar. Di area ini terdapat saluran irigasi, yang awalnya digunakan untuk perkebunan sawit. Pasca-Tsunami saluran ini tidak berfungsi lagi. Sawah ini sebelum bencana menjadi salah satu andalan dari mata pencaharian warga dengan kondisi alam yang mendukung antara lain kondisi tanah yang cukup subur, terutama di Dusun Padang Langkilek. Luas area persawahan ini mencapai + 85 ha. Kawasan Rawa Kawasan rawa di desa ini terletak di ketinggian sekitar 2 m dpl., ditumbuhi rerumputan dan semak belukar. Rawa adalah salah satu komponen ruang yang berperan dalam kestabilan ekosistem. Sungai yang melintasi Desa Kuala Tripa adalah Sungai Krueng Geudong dan Sungai Kuala Tripa. Ketinggian muka air sungai yang hampir sama dengan permukaan tanah menyebabkan beberapa lokasi rawan genangan dan rawa-rawa yang permanen. Permasalahan pada kawasan ini adalah perhatian penduduk untuk memelihara fungsi ini belum optimal.

Page 22: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 18

Package 23 ETESP

Sketsa 4.1: Struktur Ruang Desa Kuala Tripa

Kawasan Pantai Kawasan pantai yang ada saat ini dapat disebut sebagai pantai baru yang dulunya digunakan sebagai kawasan perumahan. Di kawasan ini telah terjadi perubahan garis pantai, dan terdiri atas hamparan pasir abu-abu kehitaman dengan ketebalan sekitar 5-10 m dari garis pantai. Kondisi pantai yang sangat landai dan lebar menyebabkan air saluran yang mengalir ke laut bergerak lambat.

Kawasan Rawan Bencana Indikasi potensi rawan bencana yang perlu diwaspadai adalah: rawan bencana Tsunami, abrasi, gempa bumi, dan banjir. Dari kondisi fisik di lapangan, terlihat bahwa bencana yang sangat dekat dengan wilayah ini adalah ter-jadinya gelombang pasang air laut dan abrasi (musin angin barat). Kemungkinan inilah menjadi dasar pertimbangan teknis, dan pemanfaatan ruang yang layak adalah kegiatan dengan bersifat konservasi, perlindungan, atau pemanfaatan jalur hijau.

Areal pantai

Lokasi yag dulunya Kelapa sawit seluas 40 Ha. Kini

menjadi lahan basah, dan tidak produktif

Lokasi pertanian (semangka, cabe, sawit, kopi, coklat, kacang tanah). Produksi pertanian ini mengalami hambatan, karena tanah lahan basah

Lokasi sawah yang kini tak dapat digunakan lagi. Sebelum Tsunami merupakan sentra produksi beras di Kecamatan Darul Hikam. Kini menjadi belukar/lahan basah dan tidak bisa dimanfaatkan.

Lokasi bekas perumahan (Dusun Padang Langkilik). Sebelum Tsunami merupakan permukiman dengan jumlah KK sebanyak 60 orang. Kejadian Tsunami telah menghanyutkan rumah dan penghuninya. Kini menjadi perkebunan kelapa dan tidak dihuni lagi.

Rawa-rawa-lahan basah

Rawa-rawa lahan basah

Areal perumahan. Pusat Desa

Page 23: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 19

Package 23 ETESP

4.2 Kependudukan dan Perekonomian Desa Bencana gempa dan Tsunami yang menimpa Desa Kuala Tripa di samping telah menghancurkan berbagai fasilitas dan infrastruktur desa, juga meng-akibatkan korban jiwa. Sebagian besar yang korban jiwa adalah anak-anak, orang tua dan perempuan. Persoalan yang kemudian muncul adalah warga yang tinggal tidak lagi mempunyai keluarga yang utuh yaitu orangtua tunggal, kakak beradik atau malah ada yang sebatang kara. Kondisi ini berpengaruh pada pembentukan dan perubahan definisi Kepala Keluarga (KK) yang diiringi dengan muncul pecahan KK yang begitu banyak setelah Tsunami. Selain itu, proyek rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-Tsunami memberikan beberapa peluang lapangan kerja bagi pekerja (tukang, buruh bangunan, atau warung makan), baik yang berasal dari desa Kuala Tripa atau desa sekitarnya. a) Pertanian Kawasan persawahan yang luasnya 85 ha sampai saat ini kondisinya masih rusak, karena menjadi rawa dan tergenang, serta terjadi intrusi pencemaran air laut. Dengan demikian, semua areal lahan sawah tersebut belum dapat difungsikan secara normal. Sampai sekarang belum ada pihak atau lembaga yang berusaha memperbaikinya. Kondisi ini menyebabkan banyak pengangguran dan sekarang beralih ke buruh atau pekerjaan tidak tetap lainnya. Oleh sebab itu, masyarakat mengharapkan adanya pihak yang akan mem-perbaiki saluran irigasi tersebut dengan meng-gunakan alat berat, karena kondisinya sulit dikerjakan oleh tenaga manusia. Kawasan perkebunan yang luasnya mencapai 1.102 ha, kondisi lahannya masih bisa dimanfaatkan meskipun hanya sebagian. Bagian area lainnya masih berupa lahan basah dengan komoditas yang diusahakan berupa karet, pinang, sawit, dan coklat. Area tanaman perkebunan ini berlokasi di sebelah utara desa. Pemanfaatan pekarangan atau lahan kosong di sekitarnya juga dilakukan warga untuk jenis komoditi buah-buahan (pepaya, mangga, durian, dan nangka) atau tanaman produktif lainnya. Jumlah masyarakat yang bekerja sebagai petani sebanyak 152 orang. Masalah yang ditemui adalah sebagian besar kebun di wilayah ini masih dalam kondisi tergenang, sehingga akan berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas produksi pertanian.

b) Perikanan dan Penambakan Sarana dan prasarana nelayan yang hilang atau rusak berupa boat dan alat tangkap. Sekarang sebagian nelayan belum bisa kembali melaut kerena belum adanya perahu dan peralatan nelayan. Sementara itu, kemampuan warga berupaya di bidang bidang lain hampir tidak dimiliki Di Desa Kuala Tripa sebelum bencana Tsunami juga terdapat kegiatan usaha di bidang tambak, dikelola dengan sistem tradisional oleh masing-masing keluarga. Jenis komoditi yang diusahakan adalah udang. Di wilayah ini terdapat potensi areal tambak seluas 50 ha yang berasal dari rawa. Masalah yang muncul adalah masih dipenuhinya areal tambak oleh rumput, ilalang, atau sampah. c) Peternakan Sebelum terjadi Tsunami wilayah ini dikenal dengan usaha ternak kerbau, sapi, atau kambing, karena hampir tiap kepala keluarga memiliki ternak. Saat ini, hanya tinggal 31 KK yang masih memiliki ternak kambing dan sapi. Kegiatan ini merupakan bantuan dari IDT dengan sistem bergulir, dilengkapi dengan fasiltas kandang ternak. Masalah yang muncul saat ini adalah bahwa jumlah pejantan di desa sangat terbatas, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk dapat meng-embangkan usaha ternak ini. d) Perdagangan Pola perdagangan masyarakat umumnya kios, warung kopi, warung nasi, atau toko kelontong yang menjual kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Dari 23 pedagang yang ada, terdapat 18 tempat usaha. Hal ini terjadi karena ada pedagang yang memang tidak menggunakan tempat usaha (beredar menjajakan).

Page 24: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 20

Package 23 ETESP

Setelah Tsunami sebagian mereka sudah memulai kembali usaha per-dagangannya di tempat mereka tinggal (bagian dari rumahnya) atau tempat usaha yang belum permanen, karena lemahnya modal. Usaha ini bisa dilanjutkan secara perlahan karena adanya simpanan sisa usaha dulu, kepercayaan modal dari mitra usaha sebelumnya, dan didukung oleh dana bantuan berupa modal usaha oleh berbagai pihak. e) Jasa dan Industri Kecil Kegiatan jasa di Desa Kuala Tripa mulai bangkit seiring dengan maraknya pembangunan prasarana dan sarana sosial ekonomi di wilayah Meulaboh. Jenis jasa yang ada adalah perbengkelan, pertukangan dan kegiatan industri pembuatan kapal nelayan.

4.3 Keterkaitan dengan Wilayah Sekitar Jarak tempuh dari Desa Kuala Tripa ke Ibukota Kabupaten Nagan Raya hampir sama dengan ke Meulaboh. Jarak menuju Kota Meulaboh (Kabupaten Aceh Barat) sebagai pusat kegiatan pemerintahan, perdagangan, dan jasa di wilayah barat sekitar 63 km. Jarak ini dapat ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit hingga satu jam dengan menggunakan kendaraan roda empat, atau sekitar 1,5 jam dengan angkutan umum. Jarak menuju Kota Alue Bili sekitar 6 km. Prasarana jalan yang mendukung hubungan sosial ekonomi dengan desa-desa di sekitarnya adalah jalan raya barat menuju ke Desa Cot Mue dan jalan raya timur menuju ke Desa Drien Tujuh.

4.4 Analisis Tata Ruang Permukiman 4.4.1 Perumahan dan Fasilitas Umum Kerusakan yang terjadi akibat bencana gempa bumi dan gelombang Tsunami di Desa Kuala Tripa adalah: Rusak dan hilangnya batas kepemilikan lahan Kepemilikan lahan terbagi atas milik pribadi/warga (bersertifikat/belum bersertifikat), dan milik desa/adat. Permasalahan yang muncul adalah hilangnya batas kepemilikan dan aset yang ada di atasnya (bangunan, tanaman) serta sulitnya menentukan batas wilayah, karena meninggalnya tokoh-tokoh desa yang mengetahui letak dan batas desa.

Rusaknya bangunan fasilitas umum (SD, Masjid):

Bekas tapak rumah yang ada di dusun Padang Langkilik. Seluruh bangunan yang ada di area ini hanya meninggalkan pondasi rumah.

Rumah yang hancur total sekitar 60 unit.

Tapak rumah yang ada di sisi Krueng Gedong. Area ini rawan bencana karena tepat berada di

bibir sungai.

Rumah yang dibangun KKSP, dengan dinding tembok (1 meter)

dan selebihnya papan.

Rumah yang dibangun BRR, jenis konstruksi permanen, dilengkapi

dengan dapur.

Rumah yang dibangun JRS, jenis konstruksi permanen, tanpa plester,

dan lantai, serta tanpa dapur.

Page 25: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 21

Package 23 ETESP

Sketsa 4.2: Analisis Tata Ruang Permukiman

4.4.2 Infrastruktur dan Utilitas Jaringan Jalan Jaringan jalan yang ada berupa jalan utama desa dan jalan lingkungan/lorong umumnya rusak dan tidak terpelihara dengan baik, Pasca-Tsunami kondisi konstruksinya tinggal pasir batu dan sebahagian masih berupa tanah. Begitu pula dengan jalan utama desa, walaupun masih terlihat berlapis aspal, tetapi bahunya diselimuti oleh semak belukar.

Tingkat Kerusakan Jaringan Jalan dan Jembatan

Kondisi jaringan jalan yang berada di pintu masuk desa Kuala Tripa dari arah Barat (desa Cot Mu). Tampak gorong-gorong dalam

kondisi rusak.

Kondisi jaringan jalan yang berada di pintu masuk desa Kuala Tripa

dari dari arah Barat (desa Cot Mu). Tampak gorong-gorong dalam

kondisi rusak.

Kondisi jalan dengan konstruksi pasir batu di jalan Isteri Muda

(Dusun Cot Kumbang).

Kondisi jembatan yang rusak, berupa tumpukan papan.

Jembatan yang putus. Untuk sarana penyeberangan

masyarakat menggunakan rakit.

Kondisi gorong-gorong yang rusak.

Pola permukiman linier, dengan kerapatan rumah tinggi. Kerusakan rumah sedang. Lokasi pembangunan rumah baru.

Pola permukiman linier, dengan kerapatan rendah. Kerusakan rumah cukup parah. Lokasi pembangunan rumah baru.

Pola permukiman linier, dengan kerapatan rendah. Kerusakan rumah sangat rendah. Lokasi pembangunan rumah baru.

Pola permukiman linier, dengan kerapatan rendah. Tidak terkena bencana. Lokasi pembangunan rumah baru. Lokasi pada lahan basah

Pola permukiman linier, dengan kerapatan rendah. Kerusakan rumah rendah Lokasi pembangunan rumah baru.

Area ini rawan banjir, karena mendapat banjir kiriman dari Desa Drien Tujuh.

Pasca-Tsunami, beberapa unit rumah di area ini tenggelam permanent. Kondisi fisik tanah berupa lahan basah.

Dusun Padang Langkilik. Pasca-Tsunami 60 unit rumah berikut penghuninya hancur total. Kini penduduk pindah ke area lain di desa Kuala Tripa, dan tidak dihuni lagi.

Page 26: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 22

Package 23 ETESP

Tabel 4.1: Tingkat Kerusakan Konstruksi Jalan

No. Ruas Panjang

(m)

Lebar efektif

(m)

ROW (m)

Kondisi Existing dan Kerusakan

1 A – B 7.000 5 7 Kondisi baik, sebagian rusak ringan

2 C - D 800 - - Jalan tanah (kebun), semak belukar

3 E – F 350 - - Jalan tanah (kebun), semak belukar

4 G - H 370 - - Jalan tanah (kebun), semak belukar

5 I – J 3.250 - - Jalan tanah (kebun), semak belukar

6 J – K 2.110 3,5 4,5 Pasir batu

7 L - M 1.450 - - Jalan tanah (kebun), semak belukar

8 N - O 1.030 3 4 Pasir batu, sebagian berupa tanah

9 O – P 730 - - Jalan tanah (kebun), semak belukar

10 F – Z 1.150 - 3 Jalan tanah (kebun), semak belukar

11 N – Q 1.820 3 - Rencana jalan baru

12 F – R 375 - - Rencana jalan mitigasi

13 S – T 917 - - Rencana jalan mitigasi

14 V – U 648 - - Jalan tanah

Sumber: Technical Survey Team & CO, Tahun 2006

Sketsa 4.3: Penomoran Ruas Jalan

Perbaikan dan pembangunan kembali jaringan jalan yang telah rusak akibat Tsunami akan mempercepat pemulihan hubungan antardesa dan meningkatkan aktifitas perekonomian. Pembangunan jaringan jalan meliputi perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan jalan utama dan jalan lingkungan/lorong yang mengalami kerusakan, dapat di beri lapisan dan diperbaiki pondasinya. Saluran Drainase Jaringan drainase yang ada terdiri dari sungai dan kali. Sungai Geudong dan Kuala Tripa merupakan saluran primer, yang merupakan saluran pembuangan utama. Saluran alamiah sekunder berupa saluran yang terdapat di beberapa bagian desa pada awalnya digunakan untuk menyalurkan dan mengeringkan genangan air.

Tabel 4.2: Kondisi Jaringan Drainase

No. Klasifikasi Lebar (m)

Panjang (m) Konstruksi Tingkat

Kerusakan 1. Saluran primer

(sungai Geudong) 10 - 12 3.000 Saluran

Alam Air tidak mengalir

2. Saluran Primer (sungai Kuala Tripa)

280 - 300

5.000 Saluran alam Air tidak mengalir

3 Saluran Sekunder 2 - 4 - Saluran alam Air tidak mengalir

Page 27: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 23

Package 23 ETESP

Air Bersih Sebelum terjadi Tsunami umumnya warga menggunakan sumur dangkal untuk memenuhi kebutuhan air bersih/air minum, karena kualitas yang cukup baik. Namun, setelah kejadian Tsunami kualitas air bersih warga berubah buruk atau tercemar, sehingga saat ini penduduk Desa Kuala Tripa sebagian besar masih memanfaatkan sumur dangkal yang telah di bersihkan (Dusun Kuta Nibung, Dusun Tengah, dan Dusun Ujung Padang). Dusun Cot Kumbang masih mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Saat ini, masih tetap menggunakan air sumur dangkal dengan cara proses penyaringan. Untuk mengatasi kebutuhan air bersih warga diperlukan adanya pembangunan sumur dalam. Air Kotor/Sanitasi Pengelolaan sanitasi desa yang bersumber dari kegiatan rumah tangga, pengelolaannya sebelum dan setelah Tsunami dilakukan secara individual., Umumnya tiap rumah memiliki WC yang dilengkapi septic tank dan peresapan. Namun, limbah dari dapur dan air kotor cuci dan mandi masih dibuang langsung ke belakang rumah atau ke saluran drainase yang ada di depan rumah. Hal ini mengakibatkan pencemaran baik kualitas maupun kuantitas (genangan). Diharapkan kelak dapat menjadi salah satu program usulan desa, yaitu tentang pembuangan air kotor, cuci, mandi dan limbah dapur sebelum disalurkan ke saluran drainase. Persampahan Masalah persampahan selalu menjadi issue yang sensitif, karena dikaitkan dengan keseimbangan ekosistem. Buangan produk industri disebut sampah nonorganik termasuk material bahan berbahaya dan beracun, yaitu obat semprot anti nyamuk, deodorant, batu baterei, atau plastik. Barang-barang ini diperkirakan dapat merusak lingkungan walaupun dalam jumlah sedikit. Jenis sampah yang tidak dapat didaur ulang ini oleh alam akan berdampak buruk untuk jangka panjang. Kebiasaan warga desa ini dalam membuang sampah masih dilakukan dengan cara membakar dan menimbun saja. Hal ini untuk jangka pendek tampaknya tidak berbahaya, apalagi volume buangan per hari masih sedikit. Tidak demikian halnya dengan pertimbangan jangka panjang. Mekanisme pengumpulan sampah rumah tangga dapat dilakukan secara berjenjang yaitu dari rumah ke TPS dilakukan oleh warga, sedangkan sampah

dari TPS ke TPA dilakukan oleh Dinas terkait untuk diolah menjadi bahan timbunan yang aman. Listrik dan Telepon Prasarana listrik keperluan Desa Kuala Tripa saat ini dilakukan dengan system jaringan kabel yang disangga oleh tiang-tiang beton pracetak dan arus listrik yang dibutuhkan warga didistribusikan ke tiap rumah lengkap dengan alat ukur pemakaian disediakan oleh Perusahaan Listrik Negara. 4.4.3 Kondisi Penyelamatan (Mitigasi) Sesaat menjelang gelombang pasang Tsunami datang, sebagian penduduk mengetahui adanya gejala bencana. Sebagian warga dapat segera melarikan dan menyelamatkan diri menuju ke tiga lokasi yang lebih tinggi, yaitu di sekitar Jembatan Krueng Geudong, lokasi sekolah dan ke Desa Drien Tujuh (lihat sketsa 4.4). Kerusakan paling parah terjadi di Dusun Padang Langkilik dan Dusun Kuta Nibung.

Sketsa 4.4: Kondisi Mitigasi

Lokasi penyelamatan 1 (Jembatan Krueng Geudong)

Lokasi penyelamatan 2 (Tanah)

Lokasi penyelamatan 3 (Sekolah Dasar)

Lokasi penyelamatan 4 (Alue Bili) Kota Kecamatan

Arah Tsunami

Page 28: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 24

Package 23 ETESP

5 PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA

5.1 Konsep Pengembangan Konsep perencanaan pengembangan desa mencakup lima dimensi sebagai pilar utama dalam rangka menjabarkan kebijakan BRR dan Pemerintah Provinsi NAD yaitu menyangkut tata ruang desa, perekonomian desa, sosial budaya desa, mitigasi bencana, lingkungan hidup. Tata ruang desa: rehabilitasi, rekonstruksi dan pengembangan untuk mengembalikan tata ruang desa ke keadaan semula sebelum Tsunami sejauh memungkinkan. Selain itu, juga mampu menampung pertumbuhan ruang di masa datang secara fleksibel dan mampu menampung kebutuhan perbaikan struktur tata ruang desa melalui konsolidasi lahan (jika diperlukan). Konsep ini sesuai dengan muatan PP no 2 tahun 2005 Perekonomian desa: (minimal) mengembalikan penghidupan masyarakat mendekati kondisi sebelum Tsunami dan pembangunan sarana ekonomi berbasis potensi lokal, pengembangan usaha mikro, kelembagaan ekonomi dikaitkan dengan pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Sosial budaya desa: pembangunan pendidikan, sosial dan penguatan adat istiadat setempat dalam rangka pengembangan partisipasi masyarakat yang melibatkan segenap lapisan masyarakat, termasuk di dalamnya kelompok anak-anak pemuda dan wanita. Mitigasi bencana: penataan ruang desa dengan fungsi khusus yaitu mitigasi bencana gempa dan gelombang pasang Tsunami, berupa bangunan gedung bertingkat maupun pemanfaatan bukit terdekat. Lingkungan hidup: penataan lingkungan yang menjaga keseimbangan holistik antara kawasan budidaya dengan kawasan lindung dalam upaya menjaga kelestarian penghidupan sebagian besar masyarakat. Penataan dilakukan juga terhadap pengelolaan di sektor pertanian, termasuk perkebunan, perikanan, kehutanan untuk meminimalisir ketidakseimbangan ekosistem. Penataan lingkungan kawasan lindung ini ditekankan pada kawasan bantaran sungai, rawa, pantai, hutan bakau dan perbukitan.

5.2 Rencana Integrasi Desa Dalam konteks wilayah yang lebih luas Desa Kuala Tripa berbatasan langsung secara administrasi dengan Desa Drien Tujuh di sebelah timur oleh pemisah berupa jembatan. Sepanjang jalan yang melintasi dua desa sudah tersebar rumah penduduk. Batas desa sebelah timur lainnya agak ke selatan adalah Desa Babah Lhueng. Kaitan kedua desa ini cukup kuat. Karena keduanya dibatasi oleh Suak Raya, sehingga pembangunan jembatan akan membantu perkembangan fisik Desa Kuala Tripa dengan Desa Babah Lhueng. Ketiga desa di atas juga mempunyai keterkaitan jika terjadi banjir kiriman dari kawasan hulu sungai. Upaya integrasi ke tiga desa di atas berupa (sketsa 5.1): 1) normalisasi saluran dari Krueng Itam menuju Krueng Geudong, 2) pembangunan jembatan antara Desa Kuala Tripa dengan Desa Babah Lhueng di Suak Raya, 3) pembangunan fasilitas pendidikan berupa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.

Sketsa 5.1: Skema Pengembangan Integrasi Desa

Desa Babah Lueng

Desa Drien Tujuh

Rencana pembangunan jembatan

Suak (danau) Raya

Usulan Normalisasi Saluran dari Krueng Itam Ke Krueng Gedong, akan berdampak pada pengeringan lahan di desa sekitarnya. Aliran air dari Krueng Gedong akan dapat mengalir ke laut.

Arah Banjir

Page 29: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 25

Package 23 ETESP

5.3 Rencana Tata Guna Lahan dan Lingkungan Hidup Dalam rangka membentuk area desa yang layak huni dan berkelanjutan, diperlukan perencanaan desa yang tepat dengan memadukan berbagai peruntukan kawasan secara seimbang. Upaya ini dilakukan melalui pemanfaatan ruang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang secara garis besar dikelompokkan menjadi kawasan budidaya dan kawasan lindung. Upaya penataan ruang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dirinci sebagai berikut. - Kawasan pantai, dikembangkan sebagai kawasan konservasi (hutan pantai) - Kawasan budidaya pertanian direncanakan tetap sebagaimana pemanfaatan

sebelum bencana Tsunami. - Penataan prasarana permukiman meliputi: peningkatan jaringan jalan desa,

jalan penyelamatan, jaringan drainase, jaringan air buangan/limbah, persampahan.

- Jaringan jalan yang memerlukan pohon pelindung adalah jalan utama desa jenis tanaman pelindung jalan, yaitu cemara laut (Cassuarina equisetifolia), mimba atau mindi (Azadirachta indica), dengan jarak tanam 8 m. Tanaman pelindung pada jalan utama desa antara lain adalah cemara laut dengan jarak tanam 8 m, asam jawa dengan jarak tanam 8 m, dan tanjung (Mimosops elengi) dengan jarak tanam 5 m serta pinang merah (Areca catechu) dengan jarak tanam 5 m.

Sketsa 5.2: Kesepakatan Warga dalam Pengembangan Tata Guna Lahan

Di samping penanaman pohon pelindung jalan dan tanaman hias, penanaman pohon di kawasan pantai juga sangat penting, juga perlu ditanami pohon penghijauan yang berfungsi sebagai kawasan penyangga.

5.4 Pengembangan Perekonomian Desa Pengembangan perekonomian dilakukan melalui: - Pengembangan usaha pertanian, peladang, petani kebun, disertai bantuan

modal kerja. Untuk para petani (sawah) direncanakan merehabilitasi tempat/area kerja agar dapat beraktivitas kembali.

- Pengembangan ekonomi ke depan dibutuhkan suatu skenario yang berbasis lokalitas dan komunitas desa.

- Penerima manfaat, lebih difokuskan pada masyarakat tani, nelayan, dan sektor perdagangan/jasa.

- Target utama pengembangan perokonomian adalah untuk mengembalikan mata pencaharian warga, terutama sebagian besar yang mengandalkan hidupnya di bidang pertanian dan nelayan, agar dapat memulihkan ekonomi seluruh masyarakat supaya dapat bekerja seperti sediakala.

- Pada tahap awal harus ada bantuan pihak luar, NGO atau pemerintah untuk merehabilitasi lahan pertanian dan bantuan perahu berikut perlengkapan nelayan bagi masyarakat setempat, supayaselanjutnya diarahkan untuk mengelola usahatani secara swadaya.

Program yang perlu dilakukan adalah : 1. Mengembalikan mata pencaharian warga yang hilang/rusak akibat bencana,

melalui: - rehabilitasi area pertanian, terutama lahan sawah yang rusak. - rehabilitasi dan/atau peremajaan perkebunan rakyat yang rusak menjadi

kebun yang lebih produktif. - pengadaan perahu dan perlengkapan Nelayan.

2. Meningkatkan kemampuan/kapasitas masyarakat melalui: - pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan warga dalam

berusaha. - pengembangan sifat kewirausahaan dari warga yang ingin berusaha secara

swadaya. 3. Menyediakan wadah/tempat usaha, antara lain melalui:

- penataan area usaha warga (perdagangan dan jasa) menjadi kawasan yang terintegrasi dengan rencana desa dan lingkungan alam sekitarnya.

- membangun sarana dan prasarana pendukung aktivitas ekonomi.

Page 30: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 26

Package 23 ETESP

4. Meningkatkan kapasitas produksi dan pendapatan masyarakat, melalui: - pemberian modal usaha, baik melalui kredit usaha mikro, kecil dan

menengah maupun pemberian Bantuan Langsung kepada Masyarakat (BLM) pada sektor ekonomi masyarakat

- manajemen dan pemasaran usaha.

Sketsa 5.3: Skema Pengembangan Ruang Ekonomi

Tabel 5.1: Skema Pengembangan Ekonomi

No. Sub-Bidang Potensi-Masalah Usulan Program Volume Lahan tersedia Pelatihan

1 Budidaya Tambak Ikan

Biaya (investasi) pembuatan tambak mahal

Pencetakan tambak

50 ha

2

Nelayan

Bantuan alat tangkap (boat).

Pembuatan saluran pembuang

3

Tanaman sawah

Lahan tergenang, hingga tidak bisa ditanami Pengeringan lahan

Pengeringan

Pembersihan lahan

Penyediaan saluran (cencang)

4

Tanaman Holtikultura (sawit, coklat)

Pemberantasan hama (babi, landak, tikus)

Bantuan penyediaan bibit dan perawatan (pupuk) dan pemberantasan hama.

± 640 ha

5 Pengembangan Usaha Kecil: Pertukangan, Bengkel

Keterbatasan dana dan pengetahuan

Bantuan alat kerja dan pelatihan

Pertukangan 7 orang, bengkel 4 orang.

6 Peternakan (sapi, dan kambing)

Kekurangan pakan ternak dan bibit.

Bantuan bibit. Desa

Pelatihan Pembuatan kue

Pelatihan menjahit

7

Pengembangan ekonomi kaum perempuan

Perhatian terhadap kaum prempuan terpinggirkan. Kursus kepribadian

Desa

Sumber: Hasil rembug desa

Bekas kebun sawit, berpotensi untuk dikembangkan

Pengembangan dermaga TPI

Lokasi ini berpotensi untuk sawah.

Berpotensi untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian (kopi, sawit, coklat, kacang tanah).

Potensi lahani tambak ikan

Potensi sebagai tempat gembala ternak

Lokasi industri pembuatan kapal nelayan

Page 31: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 27

Package 23 ETESP

5.5 Pengembangan Sosial Budaya Konsep penataan dalam pengembangan sosial budaya dan agama masyarakat Desa Kuala Tripa dapat bersifat nonfisik maupun fisik. Perencanaan di bidang sosial dan budaya harus mampu menerjemahkannya menjadi kebutuhan ruang bagi terselenggarannya berbagai kegiatan sosial budaya dan agama. Beberapa masalah sosial budaya yang bersifat nonfisik adalah: (1) berbagai bantuan ekonomi setelah Tsunami cenderung menggeser nilai sosial budaya seperti gotong royong yang diwariskan secara turun menurun, (2) ada beberapa upacara ritual adat setelah Tsunami belum aktif, (3) munculnya gesekan kepentingan internal masyarakat (sikap curiga atau kurang percaya), (4) meningkatnya mental ketergantungan pada pihak luar, (5) keterlibatan kaum perempuan dalam perencanaan dan kegiatan pembangunan masih rendah, dan (6) kelompok tani dan lembaga sosial kurang aktif, dan (7) kesenian lokal mulai sirna. Program yang diusulkan: (1) pemberdayaan masyarakat melalui penguatan lembaga fungsional adat (kejreun blang dan panglima laot) di bawah pengawasan lembaga pemerintahan desa; (2) pelatihan manajemen dan kepemimpinan kepada tokoh adat dan pimpinan desa, dalam mewujudkan tata-kelola pemerintahan desa yang jujur, terbuka, transparan; (3) pelatihan keterampilan khusus untuk kaum perempuan dan (4) menghidupkan kembali kesenian lokal. Pelaku yang diharapkan: BRR, NGOs dan Dinas terkait dengan melibatkan masyarakat lokal. Beberapa masalah sosial budaya yang bersifat fisik, yaitu belum terbangunnya sarana dan prasarana sosial yang rusak/hancur akibat Tsunami (Polindes, mesjid, kantor desa, Tempat Pengajian Anak). Akibatnya, kegiatan sosial keagamaan dan pelayanan kesehatan masyarakat kurang optimal. Pelaku yang diharapkan: BRR, NGOs dan Dinas terkait dengan melibatkan masyarakat lokal. Masalah sosial lainnya adalah konsolidasi lahan, ganti-rugi lahan dan perubahan fungsi lahan sebagai dampak akibat Tsunami. Program yang diusulkan: penyelesaian penetapan batas lahan dan pengesahan kepemilikan lahan (sertifikasi). Pelaku yang diharapkan: Pemda setempat dan Dinas terkait.

5.6 Perencanaan Permukiman Rencana pengembangan desa dihasilkan dari rembug desa meliputi sektor perumahan, prasarana/infrastruktur dan sarana umum secara lebih rinci dapat dlihat di peta rencana. Pengembangan permukiman di arahkan pada lokasi semula. Hal ini disebabkan lokasi tersebut merupakan lahan yang dimiliki oleh masyarakat. Pengembangan lahan ini cukup memungkinkan karena kondisi topografi di kemiringan 0-5o. Jumlah rumah baru yang diusulkan oleh warga adalah sebanyak 42 unit, dengan type sesuai peraturan Badan Rehabilitas dan Rekonstruksi (BRR) yaitu bangunan permanen dengan luas 36 m² yang dilengkapi dapur. Sedangkan jumlah rumah yang perlu rehabilitasi sebanyak 24 unit. Jenis rehabilitasi yang diperlukan adalah: plester dapur dan plafond, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.2 mengenai usulan rumah.

Tabel 5.2: Usulan Kebutuhan Rumah

No. Dusun Baru (Unit) Rehabilitasi (unit) 1 Kuta Nibung 13 1 2 Cot Kumbang 8 1 3 Pucok Lueng 9 11 4 Tengah 8 0 5 Ujung Padang 4 11 Total 42 24

Sumber: Hasil Rembug desa

Page 32: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 28

Package 23 ETESP

Fasilitas Umum Usulan rencana pengembangan beberapa fasilitas umum/sosial diuraikan pada tabel berikut ini.

Tabel 5.3: Usulan Pembangunan Fasilitas Sosial

No. Jenis Fasilitas Jumlah (unit) Keterangan

1 Kantor Desa 1 Usulan Pembangunan Baru

2 Kantor PKK 1 Usulan Pembangunan Baru

3 Kantor Pemuda 1 Usulan Pembangunan Baru

4 Mesjid 1 Rehabilitasi

5 Meunasah 2 Usulan Pembangunan Baru

6 Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA)

3 Usulan Pembangunan Baru

7 Pesantren 1 Usulan Pembangunan Baru

8 Taman Kanak2 (TK) 1 Usulan Pembangunan Baru

9 Poliklinik Desa 1 Usulan Pembangunan Baru

10 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

1 Usulan Pembangunan Baru

11 Lapangan Bola Kaki 2 Rehabilitasi 12 Lapangan Bola Volley 2 Rehabilitasi 13 Pos Kamling 2 Usulan Pembangunan Baru 14 Tempat Pembuangan

Sementara (TPS) sampah 3 Penyediaan Bin sampah

Sumber: Hasil rembug desa

Berdasarkan hasil pertemuan dan diskusi dengan seluruh warga, kebutuhan warga desa dapat diklasifikasikan atas urutan prioritas. Dengan demikian proses pem-bangunan desa dapat dilakukan secara berkelanjutan. Lihat tabel berikut ini.

Tabel 5.4: Urutan Prioritas Kebutuhan Masyarakat Urutan

Prioritas Kebutuhan Pengembangan Keterangan

1

Normalisasi (penembusan) saluran dari Krueng Gedon- Krueng Itam sepanjang 10 km.

Normalisasi (penembusan) ini akan berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi desa-desa disekitarnya, terutama dalam mendukung kegaitan pertanian-perkebunan.

2 Peningkatan Jalan Desa, dari jalan tanah menjadi jalan perkerasan pasir batu.

Meningkatkan akses antardusun dan menuju lahan pertanian.

3 Pembangunan/perbaikan jembatan dan gorong-gorong

Meningkatkan akses antardusun dan menuju lahan pertanian.

4 Pembangunan/rehabilitasi mesjid

Meningkatan keikutsertaan masyarakat dalam beribadah, dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

5 Pengeringan lahan perkebunan

Meningkatkan produksi pertanian dan penyediaan lapangan kerja.

6 Pembangunan-rehabilitasi rumah

Penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat korban Tsunami.

7 Peternakan-padang gembala Dapat meningkatkan pendapatan dan penyediaan lapangan kerja.

8 Budidaya tambak ikan Dapat meningkatkan pendapatan dan penyediaan lapangan kerja.

9 Prasarana pendidikan Meningkatan tingkat pendidikan usia sekolah

10 Lapangan Bola kaki/volley Meningkatkan prestasi olahraga.

11 Modal usaha Dapat meningkatkan pendapatan dan penyediaan lapangan kerja.

12 Industri kecil/pelatihan Dapat meningkatkan pendapatan dan penyediaan lapangan kerja.

13 Saluran lingkungan Pengeringan lahan pertanian dan mengurangi dampak banjir.

14 Dermaga Tempat Pendaratan Ikan (TPI)

Dapat meningkatkan pendapatan dan penyediaan lapangan kerja.

15 Jalan lari (mitigasi) Menghindari dampak jika terjadi bencana Tsunami.

16 Perkantoran desa Meningkatkan pelayanan desa.

Sumber: Rembug dusun dan rembug desa

Page 33: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 29

Package 23 ETESP

5.7 Sistem Penyelamatan (Mitigasi) Area Penyelamatan Luas area sekitar 500 m² untuk menampung sekitar 1.000 orang. (1) area kebun sawit di ujung jalan no 10 Dusun Kuto Nibung, (2) area kebun sawit di ujung jalan no 13 Dusun Kuto Nibung, (3) area kebun sawit, coklat, di jalan no 9 Dusun Pucok Leung, (4) lahan kosong di area perumahan di jalan no 3 Dusun Cot Kumbang.

Bangunan Penyelamatan Sebagai upaya untuk penyelamatan masyarakat, selain direncanakan area penyelamatan, juga diusulkan bangunan penyelamatan bertingkat dua. Bangunan berlokasi di samping Balai Pertemuan. Bangunan tersebut dimanfaatkan untuk Kantor Desa, Kantor PKK dan Kantor Pemuda. Rancangan bangunan ini dapat dilihat pada lampiran 11. Arah dan Jalur Penyelamatan Menuju area daratan, melalui 4 ruas jalan yang direncanakan (lihat lampiran): (1) Warga Dusun Kuta Nibong menuju area kebun sawit di sebelah utara

melaui jalan no 10 dan no 13. (2) warga Dusun Pucok Leung, Dusun Tengah dan Dusun Ujung Padang

menuju area kebun sawit, coklat dan pinang di sebelah utara desa melalui jalan no 9.

(3) Warga Dusun Cot Kumbang menuju lahan kosong di area perumahan melalui jalan no 3.

Akses mencapai area tersebut diperkirakan sekitar 200 m atau kurang dari 10 menit. Unsur Perlindungan Sabuk hijau berlapis, berupa vegetasi pohon buah-buahan, beringin, asam Jawa, kedondong pagar, kuda-kuda, mimba atau kelapa ditanam di sepanjang jalan antara laut dan permukiman. Peringatan Dini dan Kesadaran Warga (1) Membunyikan kentongan yang diletakkan di lokasi fasilitas umum oleh

aparat desa yang berwenang. (2) Mengumumkan adanya bahaya melalui pengeras suara meunasah/mesjid. (3) Mengumumkan adanya bahaya dan tata cara mitigasi melalui pengeras

suara manual yang dibawa berkeliling desa menggunakan sepeda motor.

(4) Meningkatkan kepedulian, kesadaran dan pengetahuan dan kemampuan warga desa dalam menghadapi bencana gempa dan Tsunami melalui pelatihan/ simulasi.

Sketsa 5.4: Skema Sistem Penyelamatan

Escape route

Rencana green belt area

Escape area

Area rawan bencana

Arah Tsunami

Escape building

Page 34: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 30

Package 23 ETESP

5.8 Rincian Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Utilitas 5.8.1 Jaringan Jalan Perbaikan dan peningkatan jaringan jalan utama dan jalan lingkungan, yang mengalami kerusakan, akan di overlay permukaannya atau diperbaiki perkerasannya sehingga kembali berfungsi seperti sedia kala sebelum tsunami, dan bahkan mendukung program mitigasi pada dusun Kuta Nibung dan dusun Cot Kumbang. Rencana peningkatan/pengembangan tersebut meliputi, a. Jalan utama desa, ruas 1 dan ruas 2 ditingkatkan dari aspal rusak menjadi jalan

aspal beton (AR-AB) b. Jalan lingkungan, ruas 3 - 4 sepanjang 1.630 meter ditingkatkan menjadi jalan

aspal penetrasi (P-AP); ruas 3a ditingkatkan menjadi jalan konstruksi perkerasan macadam (T-PM); ruas 5, 6, 7 ditingkatkan dari jalan tanah menjadi jalan aspal penetrasi (T-AP).

c. Jalan Setapak, pada ruas 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 ditingkatkan dari jalan tanah menjadi jalan aspal penetrasi (T-AP)

d. Pada dusun Ujung Padang, jalan ruas 4 melintas Sungai Kuala Tripa direncanakan pembangunan 1 unit jembatan gantung penyangga baja.

5.8.2 Jaringan Drainase Pengembangan jaringan drainase dilakukan dengan memanfaatkan sungai Kuala Tripa dan Krueng Geudong sebagai saluran primer, dan saluran penghubung lain sebagai saluran sekunder. Saluran tersier diarahkan pada sisi jalan lingkungan yang ada pada kawasan permukiman. Penataan sistem jaringan drainase ini menjadi penting agar lahan basah dan rawa dapat menjadi kering dan bisa dimanfaatkan untuk lahan sawah. Dengan demikian Krueng Geudong dapat berfungsi optimal sebagai saluran primer dalam menampung air dari saluran sekunder. Hal ini dalam tahap selanjutnya dapat membuka Muara Krueng Gedong untuk mengalirkan air ke laut.

5.8.3 Air Bersih Pengembangan air bersih Desa Kuala Tripa untuk mengatasi persoalan air bersih yang dihadapi masyarakat Dusun Cot Kumbang dan Dusun Pucok Lhueng, direncanakan pembangunan sumur bor dalam lengkap dengan menara reservoar di lokasi lingkungan mesjid, dengan menggunakan pipa PVC 3״ ditransmisi ke Dusun Cot Kumbang dan Dusun Pucok Lhueng.

Alternatif lain juga diberikan penyuluhan pengadaan air minum bagi masyarakat desa melalui proses penyaringan air minum, sehingga air sumur yang berwarna layak dikonsumsi.

Sketsa 5.5: Pola Perencanaan Jaringan Drainase

Normalisasi saluran ini sangat berpengaruh dalam pengeringan lahan basah dan rawa di desa sekitarnya.

Rencana pembuatan saluran ini diharapkan bisa mengeringkan lahan basah/rawa.

Jaringan primer

Jaringan sekunder

Karena tekanan air dari hulu Krueng Gedong rendah, maka sering kali muara sungai tertutup, akibat tekanan air laut. Dengan adanya normalisasi saluran dari Krueng Itam, diharapkan tekanan air ke Krueng Geudong cukup kuat menuju Laut.

Page 35: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 31

Package 23 ETESP

5.8.4 Sanitasi Rencana peningkatan sanitasi desa berupa pengelolaan WC lengkap dengan septic tank dan peresapannya ditambahkan lagi dengan peresapan khusus setiap rumah. Pengembangan sanitasi Desa Kuala Tripa direncanakan dengan menggunakan system peresapan (lihat typical drawing) masing-masing rumah, sebagai berikut: 1) Air bekas mandi dan cuci dialirkan ke bak resapan. 2) Air kotor dalam bak resapan mengendap (terutama kotoran padat). 3) Kelebihan air yang sudah tersaring oleh lapisan pasir keluar melalui luapan

pipa pembawa ke saluran drainase di pinggir jalan/di depan rumah. Dengan demikian, saluran drainase di depan rumah disiapkan untuk berfungsi ganda sebagai saluran drainase/limpasan air hujan dan air kotor yang telah tersaring dalam bak resapan sanitasi masing-masing rumah.

5.8.5 Persampahan Hingga kini, penanganan sampah di desa ini masih dilakukan sangat sederhana. Rencana penanganan sampah dipersiapkan terintegrasi dengan kawasan kecamatan, karena sistem pengolahan secara parsial tidak dapat dilakukan. Rencana penanganan sampah di Desa Kuala Tripa merupakan rencana jangka panjang, terutama mengingat jumlah warga yang cukup banyak dan kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan khususnya pencemaran sungai, maka diusulkan pengelolaan sederhana sbb. Usulan Rencana: 1) Warga membuat lubang kecil (sedalam 0.5 meter) untuk menyimpan sampah

basah (umumnya sisa makanan) dan setelah penuh ditimbun tanah (setelah 2 bulan akan menjadi kompos) dan membuat lubang baru dst. Hal ini berlaku juga untuk toko/rumah makan.

2) Khusus untuk toko/rumah makan/rumah yang tidak bersedia membuat lubang sampah, tetap diwajibkan memisahkan sampah basah dan kering dan membayar iuran untuk petugas mencari tempat khusus menimbun sampah basah.

3) TPS dibangun 1 unit setiap dusun dengan kriteria: - ditempatkan di lokasi strategis (meunasah, kantor desa dan tempat

masyarakat biasa membuang sampah) - terbuat dari beton - ukuran panjang 2 meter, lebar 1,5 meter dan tinggi 1 meter - bertutup untuk mencegah tikus dan hujan.

4) Warga hanya membuang sampah kering ke TPS. 5) Secara berkala (2 x seminggu) sampah di TPS dipilah antara plastik (botol,

ember, gelas plastik), kaleng, kaca masih mempunyai nilai jual. Bekas semprotan nyamuk, baterei, bekas obat dan sejenisnya di bawa ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA sampah) tingkat kecamatan (bila ada) atau kabupaten dengan motor sampah (motor dengan gerobak sampah dibelakangnya).

Pengelolaan sampah dilakukan secara terorganisir : 1) Teknis pengelolaan dilakukan mandiri oleh masyarakat (dengan membentuk

organisasi pengelolaan sampah desa). 2) Pembiayaan operasional dan perawatan TPS menjadi tanggung jawab

masyarakat dan dikelola oleh organisasi pengelola sampah desa. 3) Didukung oleh peraturan yang memadai dengan sangsi dan insentif. 4) Peran serta aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, melalui

penyuluhan–penyuluhan dan sosialisasi peraturan. 5.8.6 Kelistrikan Pengembangan jaringan listrik untuk Desa Kuala Tripa ke depan hanya bersifat pengembangan kapasitas, karena pada saat ini jaringan listrik sudah masuk ke Desa Kuala Tripa dengan bentuk prasarana jaringan kabel yang disangga tiang beton pracetak. Hal ini dapat dilihat dari adanya tiang listrik yang terdapat di sisi jalan. Perencanaan jangka panjang diutamakan pada pengembangan kapasitas terpasang, akan dilakukan jika perumahan penduduk sudah mulai bertambah.

Page 36: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 32

Package 23 ETESP

5.9 Prakiraan Biaya Prarencana Infrastruktur Perhitungan prakiraan biaya (Bill of Quantity & Cost Estimate) Prarencana atau Prelimenary Design infrastruktur desa yang dibutuhkan desa Kuala Tripa, Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) diperhitungkan berdasarkan harga satuan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah Proninsi Nanggroe Aceh Darussalam (SK. Gubernur NAD tahun 2006 No.050.205/414/205). Beberapa jenis pekerjaan yang terkait dengan perencanaan infrastruktur yang harga satuannya ditampilkan berikut ini berlaku untuk seluruh Kabupaten Nagan Raya.

A. Dinas Prasarana Wilayah 1. Penyiapan badan jalan Rp. 3.182,- / m²2. Lapis Pondasi klas A (15-20 cm) Rp. 434.939,- / m³3. Lapis Pondasi Aggregat klas B (15-20 cm) Rp. 380.519,- / m³4. Lapis Pondasi Aggregat klas C (15-20 cm) Rp. 313.085,- / m³5. Aggregat Penutup Burtu Rp. 12.720,- / m²6. Aggregat Penutup Burda Rp. 28.793,- / m²7. Latasir klas A Rp. 58.118,- / m²8. Latasir klas B Rp. 50.844,- / m²9. ATB 4 cm Rp. 1.633.079,- / m³10. Lataston (HRS) 3 cm Rp. 61.163,- / m²11. Lataston (HRS) 4 cm Rp. 78.344,- / m²12. Laston AC 4 cm Rp. 68.183,- / m²13. Laston (AC-WC) Rp. 81.013,- / m² B. Dinas Perkotaan & Permukiman 1. Jalan Setapak Rp. 250.000,- / m2. Jalan lingkungan, lebar 3m Rp. 360.000,- / m3. Sistem Penangkap air, debit 2,5 l/dt Rp. 35.000.000,- /

unit/psg4. Perlindungan Mata Air (PMA) Rp. 5.000.000,- / unit/bhn5. Hidran Umum Tipe C (Fiber Glass) 3 m³ Rp. 4.500.000,- / unit/bhn6. Terminal Air (TA) Tipe C (Fiber Glass) 3 m³ Rp. 3.500.000,- / unit/bhn7. Pengumpulan gerobak dorong 1 m³ Rp. 3.500.000,- / unit/bhn8. Drainase, saluran primer Rp. 1.200.000,- / m9. Drainase, saluran skunder Rp. 750.000,- / m10. Drainase, saluran tersier Rp. 450.000,- / m11. Gorong-gorong Rp.

C. Dinas Sumber Daya Air 1. Galian tanah biasa Rp. 38.899,- / m³ 2. Galian tanah keras Rp. 85.880,- / m³ 3. Timbunan tanah dari luar Rp. 75.369,- / m³ 4. Pasangan batu kali campuran 1PC:3Ps Rp. 670.842,- / m³ 5. Pekerjaan Bronjong kawat galvanis 3mm Rp. 476.603,- / m³ 6. Beton mutu K 225 Rp. 798.524,- / m³ 7. Beton bertulang campuran 1PC:2Ps:3Kr Rp. 4.961.707,- / m³ D. Harga satuan pekerjaan jalan menurut

Rencana Peningkatan

1. Peningkatan jalan T-AP (Jalan Tanah ke Aspal Penetrasi)

a. Lapis pondasi klas B (20 cm) Rp. 76.104,- / m² b. Latasir klas B Rp. 50.844,- / m²

Jumlah Rp. 126.948,- / m² 2. Peningkatan Jalan P-AP ( Jalan Perkerasan

ke Aspal Penetrasi)

a. Lapis pondasi perataan 20% Rp. 15.221,- / m² b. Latasir klas B Rp. 50.844,- / m²

Jumlah Rp. 66.065,- / m² 3. Peningkatan Jalan P-AB (Jalan Perkersan

ke Aspal beton) Rp.

a. Lapis pondasi klas A (20 cm) Rp. 17.348,- / m² b. Lapis ATB 4 cm Rp. 65.323,- / m² c. Lapis AC 4 cm Rp. 68.183,- / m²

Jumlah Rp. 150.904,- / m² 4. Peningkatan Jalan T-AB (Jalan Tanah ke

Aspal Beton)

a. Lapis pondasi klas A (20 cm) Rp. 86.988,- / m² b. Lapis ATB 4 cm Rp. 65.323,- / m² c. Lapis AC 4 cm Rp. 68.183,- / m²

Jumlah Rp. 220.494,- / m² 5. Peningkatan Jalan T-PM (Jalan Tanah ke

Perkerasan Macadam)

a. Penyiapan badan jalan Rp. 3.182,- / m² b. Lapis pondasi klas B Rp. 76.104,- / m² c. Aggregat penutup burtu Rp. 12.720,- / m²

Jumlah Rp. 92.006,- / m²

Page 37: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 33

Package 23 ETESP

6. Pembangunan Jalan Baru O-PM

(perbaikan tanah 0,3 m) a. Penggalian dan penimbunan 0,3 m Rp. 35.891,- / m²

b. Timbunan tanah pilihan 0,3 m Rp. 39.419,- / m² c. Penyiapan badan jalan Rp. 3.181,- / m² d. Lapis pondasi klas B (20 cm) Rp. 76.104,- / m² e. Aggregat penutup burtu Rp. 12.720,- / m² Jumlah Rp. 167.315,- / m² 7 Pembangunan Jalan Baru O-PM

(perbaikan tanah0,5m) a. Penggalian dan penimbunan 0,5 m Rp. 59.819,- / m²b. Timbunan tanah pilihan 0,5 m Rp. 65.698,- / m²c. Penyiapan badan jalan Rp. 3.182,- / m²d. Lapis pondasi klas B (20 cm) Rp. 76.104,- / m²e. Aggregat penutup burtu Rp. 12.720,- / m²

Jumlah Rp. 217.523,- / m² Hasil perhitungan prakiraan biaya konstruksi prarencana infrastruktur desa yang sangat dibutuhkan masyarakat Desa Kuala Tripa pasca gempa dan Tsunami diuraikan dengan ringkas dalam Tabel 5.5 berikut.

Page 38: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 34

Package 23 ETESP

Tabel 5.5: Prakiraan Biaya (BQ & Cost Estimate) Infrastruktur Harga Satuan Jumlah Harga Nomor Jenis Pekerjaan Rencana Peningkatan atau Bangun

Baru Volume Satuan Rp Rp A PERUMAHAN

Rumah Tinggal (termasuk MCK, Septic tank dan Rembesan) Bangun Baru T36 42 unit 59,000,000 2,478,000,000

Rehab bangunan rumah 24 unit 15,000,000 360,000,000 B INFRASTRUKTUR

B1 JALAN DESA Peningkatan 1. Jalan Utama (Row 10) a. Ruas 1 (AR-AB) lebar 5 m 5.500 m 818,420 4,501,310,000 b. Ruas 2 (AR-AB) lebar 5 m 1.500 m 818,420 1,227,630,000 2. Jalan Lingkungan (Row 7) Peningkatan a. Ruas 3-4 (P-AP) lebar 4 m 1.630 m 264,260 430,743,800 b. Ruas 3a (T-PM) lebar 4 m 600 m 368,024 220,814,400 c. Ruas 5,6,7 (T-AP) lebar 4 m 1.350 m 507,792 685,519,200 3. Jalan Setapak / Gang (Row 4) Ruas 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 (0-PM) lebar 2 m 10.430 m 338,398 3,529,491,140 4. Jembatan

Pada jalan ruas 4 dengan sungai Kuala Tripa dan ruas 14

(RJG) lebar 3 m panjang 15 m (penyangga baja) 1 unit 190,000,000 190,000,000

B2 DRAINASE 1. Saluran Primer Perbaikan Tebing Sungai Kr. Geudong Bronjong (RTB) lebar 1m tinggi 3m 300 m³ 476,603 142,980,900

2. Saluran Sekunder Ruas jalan utama desa (Kiri) (PB) lebar 1 m; dalam 0,8 m 7.000 m 750,000 5,250,000,000 Ruas jalan utama desa (Kanan) (BC) lebar 0,6 m; dalam 0,6 m 7.000 m 600,000 4,200,000,000 3. Saluran Tersier Ruas jalan lingkungan (3,4,5,6,7) (BC) lebar 0,4 m; dalam 0,4 m 5.860 m 450,000 2,637,000,000 4. Gorong-gorong, jalan ruas 6 (GR) Ø1 m panjang 6 m 3 unit 5,587,776 16,763,328

B3 AIR BERSIH 1. Sumur Dalam (deep well) dekat mesjid Debit 5 lt/dt 1 unit 135,000,000 135,000,000

2. Tower Air dan Hidran Konstruksi Baja tinggi 5 m dan Fiber 1 unit 45,000,000 45,000,000

3. Pipa transmisi ke dusun Cot Kumbang dan

Dusun Pucok Lhueng Pipa PVC 3" 3.000 m 43,700 131,100,000 4. HU tipe C kapasitas 3 m³ (Fiber) 3 unit 4,500,000 13,500,000

B4 SANITASI / AIR KOTOR

Bak Peresapan Untuk Pengendapan Limbah dari Dapur dan Tempat Cuci Bangun Baru 66 unit 2,000,000 132,000,000

Page 39: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA Last edited 25-Feb-07 35

Package 23 ETESP

Harga Satuan Jumlah Harga Nomor Jenis Pekerjaan Rencana Peningkatan atau Bangun

Baru Volume Satuan Rp Rp B5 PERSAMPAHAN

Pengadaan Tempat Pengumpul Tong / Bin kapasitas 120 lt / 5 KK 64 unit 200,000 12,800,000 Pengadaan Alat Pengangkutan Gerobak kapasitas 1 m³ / dusun 3 unit 3,500,000 10,500,000 Pengadaan Tempat Pembuangan Sementara TPS kapasitas 3 m³ 3 unit 2,500,000 7,500,000 26,357,652,768 Keterangan: Rencana Pembangunan Desa Kuala Tripa • AR-AB = Peningkatan jalan perkerasan Aspal Rusak menjadi jalan Aspal Beton • P-AP = Peningkatan jalan Perkerasan menjadi jalan Aspal Penetrasi • T-PM = Peningkatan jalan Tanah menjadi jalan Perkerasan Macadam • T-AP = Peningkatan jalan Tanah menjadi jalan Aspal Penetrasi • O-PM = Pembangunan jalan Baru, Perkerasan Macadam • RJG = Pembangunan jembatan gantung bentangan 15 m • RTB = Rencana Tebing Bronjong ( Sungai Geudong) • PB = Saluran drainase/ tanggul Pasangan Batu • BC = Saluran drainase Beton Cor • GR = Gorong-gorong • TPS = Tempat Pembuangan Sementara Hasil perhitungan didasarkan pada Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) tahun 2006, SK.Gubernur NAD Nomor 050.205/414/2005.

Page 40: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA

Package 23 ETESP

Lampiran 1: Berita Acara Musyawarah Dusun

Page 41: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA

Package 23 ETESP

Page 42: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA

Package 23 ETESP

Page 43: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA

Package 23 ETESP

Page 44: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA

Package 23 ETESP

Lampiran 2: Berita Acara Musyawarah Desa

Page 45: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA

Package 23 ETESP

Lampiran 3: Daftar Usulan Rumah DAFTAR PENERIMA BANTUAN RUMAH BARU DAN REHABILITASI RUMAH DUSUN : Kuta Nibung GAMPONG : Kuala Tripa KECAMATAN : Darul Makmur KABUPATEN : Nagan Raya Nomor Nomor Nama Pemilik Luas Nomor Keterangan

Persil Usulan

1 7 Hasbi T.A 7 Bangun baru.

2 20 Rizwan B. 20 Bangun baru.

3 21 Umi Salamah 21 Bangun baru.

4 26 Kartini 26 Bangun baru.

5 28 Bantarudin 28 Bangun baru.

6 31 Samsul Rijal 31 Bangun baru.

7 34 Mahmud 34 Bangun baru.

8 36 Muhammad 36 Bangun baru.

9 37 Siti Ajir 37 Bangun baru.

10 43 Nurhabibah 43 Bangun baru.

11 66 M. Saleh Zainap 66 Bangun baru.

12 67 Marziah 67 Bangun baru.

13 68 M. Yahya Rehabilitasi

14 69 Salihin 69 Bangun baru.

DAFTAR PENERIMA BANTUAN RUMAH BARU DAN REHABILITASI RUMAH DUSUN : COT KUMBANG GAMPONG : Kuala Tripa KECAMATAN : Darul Makmur KABUPATEN : Nagan Raya Nomor Nomor Nama Pemilik Luas Nomor Keterangan

Persil Usulan

1 35 Mukhtar Is Rehabilitasi

2 36 T. Sulaiman 36 Bangun baru.

3 50 M. Isa 50 Bangun baru.

4 70 Ilyas 70 Bangun baru.

5 71 Rakjab 71 Bangun baru.

6 Farzan 79 Bangun baru.

7 Nasrin 80 Bangun baru.

8 Said Urazi 81 Bangun baru.

9 Rusni S. 82 Bangun baru.

Page 46: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA

Package 23 ETESP

DAFTAR PENERIMA BANTUAN RUMAH BARU DAN REHABILITASI RUMAH DUSUN : PUCOK LUENG GAMPONG : Kuala Tripa KECAMATAN : Darul Makmur KABUPATEN : Nagan Raya Nomor Nomor Nama Pemilik Luas Nomor Keterangan

Persil Usulan

1 1 Nurjanan Rehabilitasi

2 6 Anwar Z. Rehabilitasi

3 8 Husen Rehabilitasi

4 11 Afrizal Rehabilitasi

5 21 Samsulbahri Rehabilitasi

6 30 M. Gade Rehabilitasi

7 34 Nurhayati Rehabilitasi

8 48 Idris AB Rehabilitasi

9 49 Rakjab Rehabilitasi

10 52 Nurhayati Rehabilitasi

11 57 Zamzani Rehabilitasi

12 29 Burhan 29 Bangun baru.

13 M. Dahlan 61 Bangun baru.

14 Umar 62 Bangun baru.

15 Muhtarudin 63 Bangun baru.

16 Masrul 64 Bangun baru.

17 Muslim 65 Bangun baru.

18 Mustapha 66 Bangun baru.

19 Azhar 67 Bangun baru.

20 M. Jakfar 68 Bangun baru.

DAFTAR PENERIMA BANTUAN RUMAH BARU DAN REHABILITASI RUMAH DUSUN : UJUNG PADANG GAMPONG : Kuala Tripa KECAMATAN : Darul Makmur KABUPATEN : Nagan Raya Nomor Nomor Nama Pemilik Luas Nomor Keterangan

Persil Usulan

1 5 Nasrudin Rehabilitasi

2 6 T. A. Kahar Rehabilitasi

3 11 Adnan M.D. Rehabilitasi

4 12 Hj. Kasum Rehabilitasi

5 16 Nyak Pan Rehabilitasi

6 40 Leman R. 40 Bangun baru.

7 45 Ridwan 45 Bangun baru.

8 48 T.M. Yatim Rehabilitasi

9 57 Tiramad Rehabilitasi

10 73 Ramli Rehabilitasi

11 84 Usman Jawi Rehabilitasi

12 96 Marzaimah Rehabilitasi

13 102 Husen Rehabilitasi

14 104 Rajumah 104 Bangun baru.

15 111 Nuraini 111 Bangun baru.

Page 47: RENCANA PENGEMBANGAN DESA · PDF filePerencanaan Tata Ruang, ... Rancangan Bangunan Fasilitas Umum DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Tata Guna ... artinya tidak akan dijumpai di daerah perdesaan

Spatial Planning and Environment Management – Village Planning

RENCANA PENGEMBANGAN DESA KUALA TRIPA

Package 23 ETESP

DAFTAR PENERIMA BANTUAN RUMAH BARU DAN REHABILITASI RUMAH DUSUN : TENGAH GAMPONG : Kuala Tripa KECAMATAN : Darul Makmur KABUPATEN : Nagan Raya Nomor Nomor Nama Pemilik Luas Nomor Keterangan

Persil Usulan 1 21 Karsono 21 Bangun baru.

2 114 Mawardi 114 Bangun baru.

3 115 Z. Arifin 115 Bangun baru.

4 116 Muchtar 116 Bangun baru.

5 117 Raqidah 117 Bangun baru.

6 118 T. Kasim 118 Bangun baru.

7 119 Zulkifli 119 Bangun baru.

8 120 Mak Andah 120 Bangun baru.