repository.unhas.ac.id bitstream handle 123456789 1089 skripsiku a4

7

Click here to load reader

Upload: virza-chairunnisa-latuconsina

Post on 03-Jan-2016

37 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dd

TRANSCRIPT

Page 1: Repository.unhas.ac.Id Bitstream Handle 123456789 1089 SKRIPSIKU A4

12

Gigi molar tiga adalah gigi yang paling akhir erupsi dalam rongga mulut, yaitu

pada usia 18-24 tahun. Keadaan ini kemungkinan menyebabkan gigi molar tiga lebih

sering mengalami impaksi dibandingkan gigi yang lain karena seringkali tidak

tersedia ruangan yang cukup bagi gigi untuk erupsi. Menurut Chu yang dikutip oleh

Alamsyah dan Situmarong, 28,3 % dari 7468 pasien mengalami impaksi, dan gigi

molar tiga mandibula yang paling sering mengalami impaksi (82,5%).1

Adapun sumber lain yang menyebutkan bahwa erupsi gigi molar ketiga rahang

bawah banyak ditemukan pada pasien berusia 16 sampai dengan 21 tahun.

Disebutkan bahwa penyebab adanya kesulitan erupsi gigi adalah kurangnya atau

terbatasnya ruang untuk erupsi, sehingga gigi molar ketiga bawah sering mengalami

impaksi.5

Frekuensi gigi impaksi yang terjadi sesuai dengan urutan berikut :10

1. Molar ketiga rahang bawah

2. Molar ketiga rahang atas

3. Kaninus rahang atas

4. Premolar rahang bawah

5. Kaninus rahang bawah

6. Premolar rahang atas

7. Insisivus sentralis rahang atas

8. Insisivus lateralis rahang atas

Perkembangan dan pertumbuhan gigi geligi seringkali mengalami gangguan

erupsi, baik pada gigi anterior maupun gigi posterior. Frekuensi gangguan erupsi

Page 2: Repository.unhas.ac.Id Bitstream Handle 123456789 1089 SKRIPSIKU A4

14

e. Pembentukan akar selesai, terjadi pada umur 18-25 tahun.

Rata-rata gigi molar ketiga bawah mengalami kalsifikasi pada usia 9 tahun dan

erupsi penuh pada usia 20 tahun. Proses pembentukan akar sempurna terjadi pada

usia 22 tahun. Dengan keluarnya gigi molar ketiga, maka selesailah proses erupsi

aktif gigi tetap.14

Puncak tonjol mesial dan distal dari gigi molar ketiga bawah dapat diidentifikasi

pada usia kurang dari 8 tahun. Kalsifikasi enamel lengkap terjadi pada usia 12

sampai 16 tahun. Erupsi terjadi antara usia 15 sampai 21 tahun atau lebih dan akar

terbentuk lengkap antara usia 18 sampai 25 tahun.14

Molar ketiga bawah klasik mempunyai bentuk mahkota yang sangat mirip

dengan molar kedua bawah, dengan 4 cuspis dan morfologi molar bawah yang khas

seperti yang telah diuraikan sebelumnya, tetapi dengan lebih banyak fisura tambahan

yang berjalan dari fossa sentral. Seperti pada gigi geraham bungsu atas, bentuk

dasarnya menjadi sasaran banyak variasi.12

Bila dilihat dari permukaan oklusal, kecembungan permukaan bukal yang jelas

mudah dibedakan dari permukaan lingual yang lebih datar. Bagan oklusal peripheral

secara keseluruhan serupa dengan molar bawah lain yang secara kasar berbentuk

bujur atau empat persegi, teteapi sudutnya cenderung lebih membulat sampai tingkat

beberapa molar ketiga bawah mempunyai bagan oklusal hampir bundar. Lebar

bukolingual gigi ini terkecil pada ujung distal.12

Page 3: Repository.unhas.ac.Id Bitstream Handle 123456789 1089 SKRIPSIKU A4

16

lunak direfleksikan, gigi tidak terlihat. Jumlah tulang secara ekstensif harus

diangkat, dan gigi perlu dipotong-potong sebelum dicabut.

2.5.2 Klasifikasi Pell dan Gregory

Pell dan Gregory menghubunkan kedalaman impaksi terhadap bidang

oklusal dan garis servikal gigi molar kedua mandibula dalam sebuah pendekatan

dan diameter mesiodistal gigi impaksi terhadap ruang yang tersedia antara

permukaan distal gigi molar kedua dan ramus ascendens mandibula dalam

pendekatan lain.15

Gambar II.1 Klasifikasi impaksi molar ketiga rahang bawah menurut Pell dan Gregory. Sumber : Monaco G, Montevecchi M, Bonetti GA, Gatto MRA, Checchi L. Reliability of panoramic radiographyin evaluating the topographic relationship between the mandibular canal and impacted third molars. JADA American Dental Association 2004;135:315

Page 4: Repository.unhas.ac.Id Bitstream Handle 123456789 1089 SKRIPSIKU A4

18

3. Posisis C: Bidang oklusal gigi impaksi berada di bawah tingkat garis

servikal gigi molar kedua. Hal ini juga dapat diaplikasikan untuk gigi

maksila.10 Mahkota gigi yang impaksi terletak di bawah garis servikal.3

Gambar II.2 Klasifikasi impaksi molar ketiga menurut Pell dan Gregory. Sumber : Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg. Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p. 126

Pada Gambar II.2 sama dengan yang dijelaskan pada Gambar II.1 Klasifikasi

impaksi molar ketiga menurut Pell dan Gregory :16

a. Berdasarkan kedalaman impaksi dan jaraknya ke molar kedua

1. Posisi A : permukaan oklusal gigi impaksi sama tinggi atau sedikit lebih

tinggi dari gigi molar kedua.

2. Posisi B : permukaan oklusal dari gigi impaksi berada pada pertengahan

mahkota gigi molar kedua atau sama tinggi dari garis servikal

3. Posisi C : permukaan oklusal dari gigi impaksi berada di bawah garis

servikal molar kedua.

Page 5: Repository.unhas.ac.Id Bitstream Handle 123456789 1089 SKRIPSIKU A4

20

Teori didasarkan pada inklinasi impaksi gigi molar ketiga terhadap panjang axis

gigi molar kedua16

Gambar II.3 Klasifikasi impaksi molar ketiga rahang bawah menurut Archer dan Kruger (1 mesioangular, 2 distoangular, 3 vertical, 4 horizontal, 5 buccoangular, 6 linguoangular, 7 inverted) Sumber : Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg. Alih Bahasa: Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p.126

a. Mesioangular: Gigi impaksi mengalami tilting terhadap molar kedua dalam

arah mesial.

b. Distoangular: Axis panjang molar ketiga mengarah ke distal atau ke posterior

menjauhi molar kedua.

Gambar II.4 Impaksi mesioangular molar ketiga rahang bawah kanan dan distoangular pada molar ketiga rahang bawah kiri (catatan: gigi molar ketiga rahang bawah tidak erupsi) Sumber : Pedlar J, Frame JW. Oral and maxillofacial surgery. New York:Churchill Livingstone;2001,p.51

Page 6: Repository.unhas.ac.Id Bitstream Handle 123456789 1089 SKRIPSIKU A4

22

g. Signifikansi: Tiap inklinasi memiliki arah pencabutan gigi secara definitif.

Sebagai contoh, impaksi mesioangular sangat mudah untuk dicabut dan

impaksi distoangular merupakan posisi gigi yang paling sulit untuk dicabut.

Gigi maksila dengan posisi bukal lebih mudah dicabut karena tulang yang

menutupi gigi lebih tipis, sedangkan gigi pada sisi palatal tertutupi jumlah tulang

yang banyak, dan membuat ekstraksi sulit untuk dilakukan.10

Posisi mesioangular paling sering terjadi pada impaksi gigi bawah

sedangkan posisi distoangular paling sering terjadi pada impaksi gigi atas.

Untungnya kedua gigi tersebut juga paling mudah pencabutannya. Didasarkan

pada hubungan ruang, impaksi juga dikelompokkan berdasarkan hubungan bukal-

lingualnya. Kebanyakan impaksi Molar ketiga bawah mempunyai mahkota

mengarah ke lingual. Pada impaksi Molar ketiga yang melintang, orientasi

mahkota selalu ke lingual. Hubungan melintang juga terjadi pada impaksi gigi

atas tetapi jarang.3

2.5.4 Klasifikasi Impaksi Molar Ketiga Menurut Thoma15

Thoma mengklasifikasikan kurvatura akar gigi molar ketiga yang

mengalami impaksi ke dalam tiga kategori:

1. Akar lurus (terpisah atau mengalami fusi)

2. Akar melengkung pada sebuah posisi distal

3. Akar melengkung secara mesial.

Page 7: Repository.unhas.ac.Id Bitstream Handle 123456789 1089 SKRIPSIKU A4

24

Klasifikasi posisis gigi impaksi secara sistematis dan teliti membantu dalam

memeriksa arah pencabutan gigi impaksi dan juga mendeterminasikan jumlah

kesulitan yang akan dialami selama pencabutan.10

2.6 EVALUASI KLINIS

Pemeriksaan awal harus berupa sebuah riwayat medis dan dental, serta

pemeriksaan klinis ektra oral dan intral oral yang menyeluruh. Hasil penemuan

positif dari pemeriksaan ini seharusnya dapat mendeterminasikan apakah pencabutan

diindikasikan atau disarankan, dan harus mengikutsertakan pemeriksaan radiologi.10

2.6.1 Pemeriskaan Umum10

Pemeriksaan umum harus dilakukan dengan cara yang sama dengan

prosedur pembedahan lainnya. Adanya gangguan sistemik atau penyakit sistemik

harus dideteksi dan kehati-hatian harus diterapkan sebelum pembedahan. Pasien

juga harus diperiksa apakah sedang menjalani terapi tertentu, seperti terapi

irradiasi, terapi cytostatic, dan transplantasi organ.

2.6.2 Pemeriksaan Lokal10

1. Status erupsi gigi impaksi. Status erupsi gigi impaksi harus diperiksa karena

status pembentukan mendeterminasikan waktu pencabutan. Idealnya, gigi

dicabut ketika duapertiga akar terbentuk. Jika akar telah terbentuk sempurna,