research-in-lined community service khusus...riset pengajaran pengabdian masyarakat 2 i warta drpm i...

4
Riset Pengajaran Pengabdian Masyarakat 2 I WARTA DRPM I EDISI KHUSUS PENGMAS MEI 12 Research-in-Lined Community Service Topik Utama Pengabdian masyarakat yang diemban oleh sivitas akademika UI adalah pengabdian masyarakat berbasis riset. Apa dan bagaimana pengabdian masyarakat berbasis riset tersebut, analisisnya disampaikan oleh Agustino Zulys. S Sejatinya kegiatan pengabdian mayarakat bagi kalangan akademisi adalah kegiatan implementasi hasil-hasil kerja akademis kepada masyarakat dalam cakupan yang lebih luas meliputi masyarakat umum, industri, maupun para pengambil kebijakan di pemerintahan daerah dan pusat. Pada tataran ini akan terlihat bahwa segala kegiatan yang dilakukan oleh civitas akademika kepada para stakeholder adalah kegiatan pengabdian masyarakat, misal pelatihan, seminar, penyuluhan, kerja sosial, peyusunan draft undang-undang. Pada pengertian inilah nilai kredit poin penilaian seorang dosen dievaluasi oleh Badan Administrasi Kepegawaian Nasional (BAKN) sebagaimana nilai kegiatan pengabdian masyarakat suatu program studi dievaluasi Badan Akreditasi Nasional (BAN PT). “Whatever you do make sure it improves society. Don’t just do it for the sake of profit.” Joseph M. Juran: 1904 – 2008

Upload: nguyenngoc

Post on 20-Aug-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Research-in-Lined Community Service Khusus...Riset Pengajaran Pengabdian Masyarakat 2 i Warta drpm i edisi khusus pengmas mei 12 Research-in-Lined Community Service Topik Utama Pengabdian

Riset Pengajaran

PengabdianMasyarakat

2 i Warta drpm i edisi khusus pengmas mei 12

Research-in-Lined Community Service

Topik Utama

Pengabdian masyarakat yang diemban oleh sivitas akademika UI adalah pengabdian masyarakat berbasis riset. Apa dan bagaimana pengabdian

masyarakat berbasis riset tersebut, analisisnya disampaikan oleh Agustino Zulys.

SSejatinya kegiatan pengabdian

mayarakat bagi kalangan

akademisi adalah kegiatan

implementasi hasil-hasil kerja

akademis kepada masyarakat dalam

cakupan yang lebih luas meliputi masyarakat

umum, industri, maupun para pengambil

kebijakan di pemerintahan daerah dan

pusat. Pada tataran ini akan terlihat bahwa

segala kegiatan yang dilakukan oleh civitas

akademika kepada para stakeholder adalah

kegiatan pengabdian masyarakat, misal

pelatihan, seminar, penyuluhan, kerja sosial,

peyusunan draft undang-undang. Pada

pengertian inilah nilai kredit poin penilaian

seorang dosen dievaluasi oleh Badan

Administrasi Kepegawaian Nasional (BAKN)

sebagaimana nilai kegiatan pengabdian

masyarakat suatu program studi dievaluasi

Badan Akreditasi Nasional (BAN PT).

“Whatever you do make sure it improves society. Don’t just do it for the sake of profit.”

Joseph M. Juran: 1904 – 2008

Page 2: Research-in-Lined Community Service Khusus...Riset Pengajaran Pengabdian Masyarakat 2 i Warta drpm i edisi khusus pengmas mei 12 Research-in-Lined Community Service Topik Utama Pengabdian

edisi khusus pengmas mei 12 i Warta drpm i 3

Pengertian tersebut tidaklah salah, karena kerangka berpikirnya

masih banyak melibatkan interaksi antara pengabdian masyarakat

dengan pengajaran. Sedang pengabdian masyarakat berbasis riset

(in-lined research community service) memfokuskan kepada interaksi

pengabdian masyarakat dengan riset. Kegiatan ini merupakan

implementasi hasil-hasil riset oleh sivitas akademika, yang luarannya

biasanya berupa modul-modul implementatif untuk pemecahan

masalah di masyarakat, PATEN, Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI),

buku, artikel ilmiah dan lain sebagainya. Hubungan timbal balik

antara riset dan pengabdian masyarakat ini merupakan transfer

ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dan IPTEKS tersebut

dikembangkan oleh pengabdi itu sendiri. Pada pengertian ini, akan

terlihat perbedaan antara kegiatan pengabdian masyarakat berbasis

pengajaran dengan kegiatan pengmas berbasis riset, misalnya

berupa pelatihan pembuatan tempe terfortifikasi, yang hasil fortifikasi

tersebut merupakan luaran dari penelitian si pengabdi masyarakat

bukan hasil penelitian orang lain.

Niche kegiatan pengabdian masyarakat dalam aktivitas UI.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan pengabdian masyarakat saat

ini belum memperoleh apresiasi secara memadai. Hal itu dapat

diketahui dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 kurang 4%

populasi dosen Universitas Indonesia (UI) dan kurang dari 3% Guru

Besar yang aktif melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat.

Demikian pula bila dilihat dari input alokasi dana hibah pengabdian

masyarakat di DRPM UI masih berkisar sekitar 15% dari alokasi

dana riset UI. Faktor penyebab lain kurangnya apresiasi kegiatan

pengabdian masyarakat oleh sivitas akademika, adalah apresiasi

terhadap karya pengabdian masyarakat yang terlihat dalam sistem

skor penilaian untuk kenaikan pangkat dosen sangat rendah. Dengan

demikian, kontribusinya pada penilaian kinerja dosen menjadi tidak

signifikan. Namun demikian komitmen UI melaui DRPM UI tetap

tinggi untuk meningkatkan apresiasi kegiatan pengabdian masyarakat

ini melalui peningkatan input alokasi dana hibah pengabdian

masyarakat. Peningkatan tersebut per tahunnya sangat signifikan

bermula dari 800 juta pada tahun 2007 meningkat menjadi 3,35

M pada tahun 2012 ini. Hal itu juga diperkuat dengan pemberian

penghargaan terhadap pengabdi masyarakat terbaik UI setiap

tahunnya.

Mengapa UI sangat peduli dengan pengabdian masyarakat

berbasis riset ini? Saat ini kredibilitas perguruan tinggi dinilai

tidak hanya dari seberapa besar kegiatan riset dan publikasi yang

dihasilkan, namun juga bagaimana impact keberadaan hasil riset

atau publikasi-publikasi tersebut dalam merubah perilaku dan

kesejahteraan masyarakat. Jangan sampai publikasi-publikasi, artikel

ilmiah yang terbit di jurnal-jurnal internasional ber-impact factor-

tinggi hanya menjadi kebanggaan periset saja tanpa adanya peran

Page 3: Research-in-Lined Community Service Khusus...Riset Pengajaran Pengabdian Masyarakat 2 i Warta drpm i edisi khusus pengmas mei 12 Research-in-Lined Community Service Topik Utama Pengabdian

4 i Warta drpm i edisi khusus pengmas mei 12

...sebaik-baiknya riset adalah yang paling banyak manfaatnya bagi masyarakat...

pengembangan masyarakat. Muara dari hasil riset sejatinya adalah

kegiatan pengabdian masyarakat, sehingga bisa dikatakan bahwa

sebaik-baik riset adalah yang paling banyak manfaatnya bagi

masyarakat. Atau seperti yang dikatakan oleh Joseph Juran, the father

of quality management, “whatever you do, make sure it improves society,

don’t do it just for sake of profit”

Bagaimana dengan riset dasar? Apakah peneliti riset dasar tidak

memiliki peluang untuk ikut serta dalam kegiatan pengabdian

masyarakat berbasis riset ini? Karakteristik dari basic science memang

sedikit berbeda dari riset-riset terapan dan sosial. Umumnya riset-

riset dasar dikembangkan untuk memperluas semesta keilmuan

manusia dan menjadi jembatan pengembangan riset-riset ilmu

terapan. Sehingga pendekatan implementatif kepada masyarakat

memerlukan usaha yang besar dalam menggali manfaatnya secara

langsung dan membutuhkan riset-riset lanjutan. Pada tahap ini

periset dari riset dasar perlu melihat kembali dan menganalisis

hasil-hasil risetnya yang memiliki peluang untuk didiseminasikan

ke masyarakat. Analisis tersebut sedikitnya melibatkan tiga aspek

pemberdayaan masyarakat, yaitu adanya transfer ilmu pengetahuan,

perubahan perilaku atau peningkatan skill, dan menambah

peningkatan ekonomi suatu komunitas.

Pemanfaatan hasil riset-riset dasar juga memiliki peluang terutama

pada masyarakat industri. Di beberapa negara maju jarak antara riset

dan aplikasi sangat dekat. Dengan cermat industri melihat peluang

pasar. Insting mereka memberi sinyal perlunya menciptakan produk

yang dibutuhkan konsumen. Maka datanglah mereka ke universitas,

memberikan order proyek riset produk yang dimaksud. Dalam tempo

singkat, hasil riset tersebut langsung dilempar kembali ke industri

guna diberdayakan menjadi produk jadi. Dengan demikian hasil riset

tidak akan menjadi tumpukan kertas di laboratorium. Kedengarannya

amat sederhana. Namun, di Indonesia, kerja sama model seperti

ini tidaklah sesederhana itu. Penyebabnya adalah ketiadaan “trust”

atau rasa saling percaya antar kedua pihak. Kalangan industri

kurang yakin pada kemampuan para periset di perguruan tinggi.

Di lain pihak para periset merasa khawatir hasil risetnya dibajak

oleh korporasi lantaran kendornya aturan dalam hal perlindungan

hak atas kekayaan intelektual (HKI). Dengan demikian diperlukan

kepemimpinan perguruan tinggi yang mempunyai visi dan daya tawar

yang kuat terhadap dunia industri. Diperlukan pula kreativitas para

periset dalam mengembangkan suatu penelitian yang dibutuhkan

masyarakat atau calon konsumen.

Kegiatan pengabdian masyarakat berbasis riset yang di kelola

oleh DRPM Universitas Indonesia dari tahun ke tahun tidak hanya

mengalami peningkatan dari sisi pendanaan, terutama pendanaan

internal, tetapi juga dari sisi jumlah pengabdi masyarakat 50% (rata-

rata % peningkatan pengususl tiap tahun), dan kegiatan pengmas

46% (rata-rata% peningkatan penerima tiap tahun). Namun dari sisi

kualitas kegiatan dan impact nya terhadap masyarakat masih belum

terjadi peningkatan yang signifikan. Terbukti dengan sedikitnya

jumlah masyarakat yang terlibat dan pemberitaan yang belum

menyentuh banyak media baik media elektronik dan maupun media

cetak.

Page 4: Research-in-Lined Community Service Khusus...Riset Pengajaran Pengabdian Masyarakat 2 i Warta drpm i edisi khusus pengmas mei 12 Research-in-Lined Community Service Topik Utama Pengabdian

edisi khusus pengmas mei 12 i Warta drpm i 5

Tahun Kegiatan pengmas in-line dengan bidang keilmuan

Kegiatan pengmas yang in-line dengan riset

Jumlah kegiatan Pengabdian Masyarakat

2009 30 6 302010 43 8 452011 47 20 582012 54 12 55

Tabel data kegiatan pengmas UI tahun 2007-2012 yang sesuai disiplin ilmu

Kegiatan pengabdian yang belum memperlihatkan dampak ini

disebabkan beberapa faktor, pertama lebih dari 80% kegiatan

pengmas masih bersifat sporadis, monodisiplin. Para pengabdi

masyarakat secara sporadis ingin mengaplikasikan IPTEKS nya

tanpa melibatkan disiplin ilmu lain. Padahal salah satu tolok ukur

keberhasilan suatu intervensi kegiatan pengabdian masyarakat

adalah adanya keberlanjutan program (sustainability), dan program

multidisiplin memiliki peluang sustainability yang lebih besar daripada

monodisiplin. Kedua, lebih dari 85% kegiatan pengmas belum in-line

dengan bidang riset dari pengabdi utama. Para pengabdi masih

banyak yang belum memanfaatkan hasil-hasil riset mereka secara

optimal untuk kegiatan pengabdian masyarakat.

Dievaluasi berdasarkan kepakaran dan bidang riset pengabdi.

Beberapa contoh kegiatan pengabdian masyarakat yang menurut

hemat penulis sudah berhasil memanfaatkan hasil riset atau

bidang penelitiannya adalah seperti yang dilakukan oleh Ahmad

Herry Fuad dari Departemen Teknik Arsitektur yang melaksanakan

kegiatan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) yaitu perancangan dan

pembangunan partisipatif kamar mandi komunal dengan bahan

daur ulang di kelurahan pegangsaan, jakarta pusat. Hal yang sama

dilakukan oleh Hadi Tresno Wibowo dari Departemen Teknik Mesin

yang berhasil mengembangkan desain kapal lambung pelat datar

dan melaksanakan IbM penerapannya di Balongan. Dibidang riset

dasar sekalipun juga muncul program IbM seperti yang diinsiasi

oleh Dr.Susiani Purbaningsih, DEA. departemen Biologi dalam IbM

Budidaya Belimbing organik di Sawangan Depok yang sebelumnya

riset beliau berjudul Peningkatan Produktivitas Belimbing (Averrhoa

carambola) melalui:

Pemanfaatan Limbah Pasar Tradisional di Kota Depok 1.

sebagai Pengganti Pupuk Anorganik dan Variasi Penggunaan

Pembungkus Buah Belimbing

Pembuatan Granul Effervesens Buah Belimbing.2.

Upaya penataan program pengmas yang memiliki kompetensi tinggi

dari para pengabdi menjadi langkah yang penting bagi universitas

Indonesia dalam meningkatkan pengaruhnya di mayarakat. Salah

satu upaya yang patut dicontoh di universitas pada beberapa

negara maju adalah dengan membentuk suatu institut “research

utilization“. Institusi ini memiliki peran dalam melakukan kajian

terhadap penggunaan hasil riset dan menyediakan sumber daya

untuk meningkatkan kebijakan publik dan jasa. Jadi ada semacam

komite review hasil riset yang ada di perguruan tinggi untuk dicarikan

peluang implementasinya kepada masyarakat. Selain itu juga bisa

dikembangkan arah sebaliknya, yaitu dengan mengkaji peluang-

peluang riset berbasis kebutuhan masyarakat.

Upaya ini tentu menuntut kerjasama yang baik, baik secara internal

di universitas Indonesia bersama para manajer riset fakultas maupun

secara eksternal dengan masyarakat, industry dan pemerintah

daerah dan pusat. Sebagai langkah konkret dari kegiatan menuju

kearah pemberdayaan riset tersebut DRPM UI mengagendakan

kegiatan review hasil riset untuk pengelolaan kegiatan community

development. n

Referensi

Besari S M. Teknologi Nusantara : 40 abad hambatan inovasi. Penerbit 1.

Salemba Teknika 2008.

Zuhal. Kekuatan Daya Saing Indonesia – mempersiapkan masyarakat 2.

berbasis pengetahuan. Penerbit Buku Kompas 2008.

http://www.ruru.ac.uk/3.

_

Agustino Zulys, doktor di bidang kimia anorganik, adalah Kepala

Subdit Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat DRPM UI