resensi film 3 idiots

Upload: putri-ayu-asmaningtyas-lintangsari

Post on 14-Jul-2015

656 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Resensi Film, 3 idiots Produksi: Vindu Vinod Chopra Production Sutradara: Rajkumar Hirani Durasi: kurang lebih 2 jam 43 menit Tokoh utama: Rancho-Aamir Khan Pia-Kareena Kapoor Farhan-R. Madhavan Raju-Sharman Joshi Chatur-Omi Viru Sahastrabuddhe-Boman Irani Film ini berkisah tentang tiga sahabat (rancho, farhan, raju) yang meniti karir pendidikan di sebuah sekolah tinggi teknik. Dimana sekolah tersebut mengagung-agungkan pencapaian nilai sebagai prestasi siswa, sekolah tersebut hanya bervisi untuk menjadi sekolah unggulan tanpa memperhatikan apakah system yang diterapkan benar atau salah. Rancho adalah seorang yang jenius, benar-benar menerapkan ilmu yang ia peroleh, ia berprinsip bahwa belajar merupakan proses untuk memahami sesuatu, belajar tidak hanya didalam kelas. Farhan adalah seorang yang terpaksa mengambil jurusan teknik karena dipaksa oleh orang tuanya, bakan sebenarnya yang ia miliki adalah di bidang fotografi lalu latar belakang ekonomi keluarganya pas-pasan. Raju adalah mahasiswa yang berasal dari keluarga sangat miskin, ia susah payah disekolahkan ibunya agar menajdi seornag insinyur dan kelak dapat menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Kisah perjalanan mereka dikemas dengan baik dalam film ini yang meliputi lika-liku dengan kepala sekolahnya Viru Sahastrabuddhi yang sangat otoriter (menolak gagasan baru), berhati keras, dengan kewenangannya ia dapat menghukum dan mengeluarkan murid sewaktu-waktu. Ketiga sahabat ini sekamar, berjuang bersama hingga mencapai kelulusan. Kisah ketiga sahabat ini juga diwarnai dengan persainagan dengan chatur (gambaran siswa yang hanya berpikiran sempit, mendapatkan nilai bagus dengan menghafal dan cara curang). Hal lain adalah pertemuan tidak sengaja rancho, raju dan farhan dengan pia, yang ternyata pia adalah anak dari Virus sang keala sekolah, kemudian dikisahkan rancho jatuh cinta pada pia. Di akhir cerita rancho berhasil lulus menjadi juara 1 dan menjadi ilmuwan sekaligus guru dengan 400 hak paten yang dicari-cari berbagai negara untuk diajak kerjasama. Farhan berhasil mencapai cita-citanya mejadi fotografer dan meluluhkan hati orang tuanya berkat dukungan rancho, pia, dan raju. Raju berhasil mendapatkan pekerjaan dan melakukan banyak penelitian.

Film ini menceritakan system pendidikan yang salah di ICE (Imperial College of Engineering), yang mungkin juga merupakan cerminan pendidikan di banyak institusi pendidikan di dunia ini. System pendidikan dinilai mendidik seseorang untuk menjadi robot, yang selalu dipaksa belajar menghafal teori-teori buku untuk menjadi juara, mengabaikan pemaknaan suatu materi agar lebih nyata dan dapat diamalkan sehingga tidak ada inovasi atau penemuan baru yang dihasilkan dari bangku pendidikan. Seorang siswa dinilai brilliant jika ia dapat mendefinisikan sesuatu lengkap seperti yang tertulis dibuku. Jarang sekali dari mereka yang dapat mempraktekkan satu teori sederhana pun. Siswa hanya dilatih untuk mendapatkan nilai yang bagus, bukan diajarkan tentang ilmu pengetahuan. Kebanyakan siswa di atas kertas mendapat nilai bagus, namun pada ujungnya mereka tidak dapat berinovasi dan hanya menjadi seorang pekerja saja. Seorang siswa diangap terlalu lancang untuk mengkritisi system pendidikan, tugas mereka hanya menerima cekokan-cekokan saja. Jadi pemikiran kritis yang membawa perubahan yang lebih baik dianggap sebagai ganjalan system yang sudah berlaku sejak lama. Film ini juga mengkritik pandangan masyarakat yang mendewa-dewakan profesi yang dianggap bergengsi seperti insinyur, dokter, dsb, sedang profesi yang lain seperti guru, fotografer, ahli ilmu-ilmu sosial lainnya dianggap menjadi profesi yang rendah. Orang tua akan merasa marah jika nilai sains anak mereka jelek dan akan sangat menghargai jika nilai sainsnya bagus, sedang jika nilai ilmu sosial anak mereka bagu penghargaan mereka tidak akan sepadan dengan penghargaan terhadap nilai sains. Para orang tua mengabaiakan minta dan bakat anak mereka dan memaksa anaknya untukmenekuni bidang yang mereka rekomendasikan, padahal anak mereka tidak jarang yang merasa stress mendapatkan tekanan dari ahl-hal yang sebetulnya bukan minat mereka. Ujung dari stress yang ada di film ini adalah bunuh diri, yang tidak mustahil dapat terjadi pada siswa di manapun di dunia ini. Pendidikan juga mengutamakan peringkat berdasarkan nilai yang diperoleh dari ranah afektif saja,. jadi tidak jarang banyak kecurangan-kecurangan dalam pendidikan. Padahal kenyataannya seseorang yang peringkatnya bagus belum tentu dapat menjadi pemimpin yang senantiasa berinovasi. Lalu peringkat tersebut dipampang dalam pengumuman dan siapapun dapat melihatnya, hal ini dapat menjatuhkan mental seseorang, karena hal tersebut membeberkan kelemahan seseorang. Sisi lain pendidikan juga diungkap dalam film ini seperti adanya orientasi (gojlokan) yang dilakukan oleh senior kepada junior. Di film ini ditunjukkan bagian dikumpulkannya semua siswa baru untuk dipaksa bertelanjang dengan membungkuk dan tangan menengadah dan diberi cap pada pantat, dan adanya hukuman pada siswa yang melanggar dnegan mengencingi pintu kamar siswa yang bersangkutan.

Segi positif pendidikan yang ada dalam film ini adalah kompetisi untuk masuk suatu instansi pendidikan masih begitu bersih, belum ada KKn untuk memasukkan seorang siswa dalam sekolahan tertentu. dan segi positif lainnya adalah penghargaan akan kompetisi. Lalu di film ini juga diungkapkan semangat brotherhood (persaudaraan) antara ketiga tokoh rancho, farhan dan raju. Yang sangat-sangat membuat kita menjadi bersemangat dalam menghargai dan melindungi teman yang kita miliki. semangat tolong menolong yang tulus juga terdapat ketika rancho dan farhan berusaha menyadarkan pemikiran raju yng berfikir bahwa ia harus mendapatkan nilai baik dengan menghafal dan berteman dengan chatur, ketulusan tolong menolong lainnya adalah ketika rancho dan farhan berusaha menyelamatkan nyawa ayah raju. Raju sampai berusaha bunuh diri ketika harus memiliki namanya atau nama rancho di kertas surat pernyataan di keluarkan dari sekolah. Film ini juga mengajarkan bahwa banyak sekali ilmu bermanfaat yang ada di luar sekolah, dan belajar tidak harus di bangku sekolah saja. Belajar dapat dilakukan dimanapun. Lalu ajaran baik lainnya adalah untuk tetap berpositif thinking adalam keadaan terdesak sekalipun, karena positive thinking akan memberikan kita kekuatan untuk menghadapi segala kesulitan di depan kita. Pandangan hidup materialistic juga diungkap dalam film ini, dimana suhas yang menjadi pacara dari pia merasa tersinggung jika pacarnya menggunakan jam tangan yang sudah tua, sampai-sampai suhas hafal tentang berbagai harga barang yang ia miliki dan akan marah jika ada oeang yang tidak sengaja mengotorinya. Secara keseluruhan pesan-pesan di atas dikemas dengan alur cerita yang menarik, dengan berbagai humor yang dapat membuat pemirsa tertawa terbahak hingga adegan yang membuat kita sangat trenyuh hingga menitikkan air mata. Terlebih ketika adegan orang tua raju yang sudah teramat miskin, namun ibunya tatap bersemangat untuk menyekolahkan anaknya, dan solidaritas pertemanan ketiga tokoh saat m,ereka berusaha memmbantu joy lobo. Hal yang menjadi teladan adalah kerja keras fahrhan dan rancho menyadarkan raju dari koma. Film ini sangat cocok disaksikan semua kalangan (guru, orang tua, siswa, dll), menjadi rekomendasi untuk ditonton kaum pendidik, agar mereka lebih peka tentang pendidikan yang telah mereka jalankan selama ini.