responsi ikj 1 (edit)

27
RESPONSI ILMU KEDOKTERAN JIWA UNIKA WIDYA MANDALA – RSAL DR. RAMELAN SURABAYA Penyusun : Calica Aghata Laksmana NRP : 1523011005 Pembimbing : Dr. dr. Tuti Herwini, Sp. KJ 1. IDENTITAS PENDERITA Nama : Ny. Rahayu Kusumaningtiyas Umur : 43 tahun TTL : Surabaya, 5-07-1970 Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pendidikan : SD Agama : Islam Status : Menikah Suku : Ayah : Jawa Ibu : Jawa Bangsa : Indonesia Bahasa : Indonesia, Jawa Alamat : Jl. Perum candi blok F VII/ 22 Sidoarjo Tanggal Periksa: 30 Juli 2015 Jam Periksa: 13.30 WIB 1

Upload: mamen-geoll

Post on 15-Dec-2015

258 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

responsi

TRANSCRIPT

Page 1: Responsi IKJ 1 (Edit)

RESPONSI ILMU KEDOKTERAN JIWA

UNIKA WIDYA MANDALA – RSAL DR. RAMELAN SURABAYA

Penyusun : Calica Aghata Laksmana

NRP : 1523011005

Pembimbing : Dr. dr. Tuti Herwini, Sp. KJ

1. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Ny. Rahayu Kusumaningtiyas

Umur : 43 tahun

TTL : Surabaya, 5-07-1970

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Pendidikan : SD

Agama : Islam

Status : Menikah

Suku : Ayah : Jawa

Ibu : Jawa

Bangsa : Indonesia

Bahasa : Indonesia, Jawa

Alamat : Jl. Perum candi blok F VII/ 22 Sidoarjo

Tanggal Periksa: 30 Juli 2015

Jam Periksa : 13.30 WIB

Autoanamnesa

Autoanamnesa dilakukan pada hari Kamis, 30 Juli 2015 pukul 13.30 WIB di

paviliun VI di bagian B tempat penderita dirawat.

1

Page 2: Responsi IKJ 1 (Edit)

Heteroanamnesa

Heteroanamnesa dilakukan pada hari Sabtu, 1 Agustus 2015 pukul 12.00 WIB

via telepon karena suami dari penderita sedang berhalangan karena ke luar kota

dan ada jaga sehingga dokter muda tidak bisa menemui langsung beliau.

2. RIWAYAT PSIKIATRI

2.1 Keluhan Utama

Penderita dibawa ke rumah sakit karena marah marah.

2.2 Keluhan tambahan

Suami dari penderita bilang bahwa selain marah-marah penderita juga suka

semaunya sendiri dan tidak bisa diberi tahu.

2.3 Riwayat Penyakit Sekarang

Penderita dibawa ke paviliun 6 dengan marah-marah. Ketika diantarkan ke

ruangannya penderita mengatakan sudah saya mau di disini saja, sampai mati saya

mau disini saja. Penderita diantarkan oleh suaminya pada waktu itu. Penderita

sempat tenang sejenak sambil terlentang di bed penderita. Kemudian tidak lama

penderita mulai tidak tenang kemudian menarik narik gorden kemudian berontak

dan turun dari ranjangnya. Suami penderita berusaha menahan penderita dibantu

oleh perawat. Setelah beberapa waktu penderita kembali tenang dan minta ke toilet.

Di kamar mandi penderita berada didalam cukup lama dan akhirnya oleh perawat

dilihat ke dalam kamar mandi ternyata penderita sedang berendam.di bak kamar

mandi dengan berpakaian lengkap.

Penderita diminta oleh perawat untuk segera keluar tetapi tidak mau sehingga

harus dipaksa, penderita ditaruh di lantai dan pakainnya dilepas karena basah.

Penderita terlihat lemas tetapi tetap sadar. Setelah cukup tenang penderita

dinaikkan di bed dan beristirahat. Pemeriksa datang sesudah penderita cukup

tenang dan sudah tiduran di ranjang. Pemeriksa menanyakan alasan penderita

marah dan berusaha melawan tadi, penderita mengaku bahwa suaminya berkata

bahwa dia diajak ke RSAL hanya untuk mengambil obatnya tetapi malah disuruh

menginap lagi di RSAL. Penderita seketika merasa marah dan dirinya sadar atas

perbuatannya. Penderita mengatakan sadar bahwa dirinya sempat ditelanjangi dan

merasa malu. Penderita juga mengatakan bahwa ia sudah berpikir cukup lama dan

2

Page 3: Responsi IKJ 1 (Edit)

merasa suaminya benar, suaminya tidak salah apa-apa. Penderita mengungkapkan

berkali-kali bahwa tidak ada masalah dengan keluarganya.

Pemeriksa menanyakan alasan suami membawa dirinya ke rumah sakit, apakah

penderita sempat marah-marah mungkin, dan penderita menyangkal, dirinya

mengaku tidak pernah marah-marah dan mengatakan tidak ada masalah apa-apa

dengan suaminya. Pemeriksa menanyakan kegiatan sehari-hari penderita di rumah,

penderita mengatakan bahwa dirinya menganggur dan tidak bekerja, hanya

dirumah saja. Penderita mengungkapkan bahwa dirinya agak “kuper” ( singkatan

dari kurang pergaulan) sehingga malu bertemu dengan orang lain. Pemeriksa

menanyakan ketika dirumah apakah mendengar suara atau melihat sesuatu.

Penderita mengatakan bahwa dirinya mendengar bahwa Tuhan mengatakan bahwa

dirinya terpilih dan menyuruh ini dan itu. Pemeriksa menanyakan penderita disuruh

melakukan apa tetapi penderita tidak menjawab dan langsung berbicara hal lain.

Penderita mengatakan Alqur an itu masuk didalam hatinya dan ada di dalam

hatinya. Penderita juga mengatakan dekat dengan Tuhan dan selalu berbicara

dengan Tuhan.

Pemeriksa menanyakan apakah penderita setiap hari sholat, penderita

menjawab dengan tidak jelas mengatakan bahwa penderita belum siap sholat dan

belum sempat, jawaban penderita berputar-putar sehingga pemeriksa

menyimpulkan bahwa penderita tidak rutin sholat. Penderita mengatakan bahwa

dirinya dekat dengan Tuhan dan selalu mengingat akan Alquran, penderita

mengatakan hal tersebut berkali-kali.

Pemeriksa kemudian menanyakan apakah penderita mendengar bisikan tentang

suaminya, penderita menjawab bahwa orang-orang disekitarnya mengatakan untuk

menjauhi suaminya. Pemeriksa menanyakan siapa orang-orang tersebut, penderita

mengatakan orang-orang sekitar dan tetangga mengatakan pada penderita untuk

menjauhi suaminya. Penderita mengatakan bahwa orang-orang tersebut mungkin iri

kepada dia dan suaminya karena akur, penderita mengaku tidak pernah bertengkar

dengan suami dan selalu baik-baik saja.

Pemeriksa menanyakan nama dari orang-orang yang mengatakan untuk

menjauhi suaminya, penderita terdiam dan tampak bingung ketika mau menjawab

dan akhirnya menjawab pokoknya orang-orang sekitar itu dan tetangga berkata

3

Page 4: Responsi IKJ 1 (Edit)

seperti itu dan penderita merasa bahwa mereka iri dengan dirinya dan suami.

Pemeriksa menanyakan keluarga penderita dan anak-anaknya. Penderita menjawab

bahwa dirinya punya dua anak dan sudah besar semua. Di rumah penderita hanya

tinggal dengan suaminya saja. Suami bekerja dari pagi sampai jam 4 sore

sementara dirinya dirumah sendirian. Pemeriksa menanyakan apakah dirumah tidak

ada kegiatan atau mungkin mengobrol dengan tetangga. Penderita mengatakan

tidak mengobrol dengan tetangga di rumah tidak melakukan apa-apa karena tidak

boleh sama suami. Pemeriksa menanyakan apakah tidak masak dan melakukan

pekerjaan rumah. Penderita mengatakan tidak boleh memasak oleh suami karena

takut dirinya kecapekan sehingga makanan di rumah beli diluar setiap harinya.

Penderita mengaku tidak melakukan kegiatan apa-apa dirumah hanya berputar-

putar dirumah dan tidak menonton televisi.

Pemeriksa menanyakan apa dulu pernah masuk dan dirawat di rumah sakit

seperti ini. Penderita menjawab pernah dan sudah bolak balik masuk kesini.

Penderita mengungkapkan bahwa dulu pernah menderita epilepsi sudah sejak lama.

Penderita bercerita dulu pernah menggoreng kerupuk tiba tiba ada rasa aneh dari

dalam tubuhnya dan tahu-tahu sudah ada di rumah sakit.

Penderita tidak sadar bahwa dirinya terjatuh dan tangannya masuk dalam

penggorengan sehingga beberapa jari tangan kanannya tidak berbentuk. Pemeriksa

menanyakan rasa aneh seperti apa tetapi penderita tidak dapat menjelaskan dengan

baik hanya mengatakan ada rasa aneh keluar dari dalam tubuhnya.

Kemudian pemeriksa menanyakan mengapa gigi penderita ada yang tidak

lengkap seperti habis terhantam sesuatu. Penderita mengatakan bahwa dirinya

waktu itu sedang ngobrol dengan orang-orang, penderita mengungkapkan bahwa

orang- orang itu tidak sesuai dengan saya. Penderita mengatakan orang –orang itu

tidak cocok dengan saya lalu tiba-tiba saja gigi saya terjatuh. Pemeriksa agak

bingung dengan pernyataan penderita, tetapi menyimpulkan mungkin pada saat itu

penderita mengalami epilepsi dan terjatuh kemudian ketika bangun tidak sadar

bahwa dirinya mengalami epilepsi.

Selama percakapan dengan penderita, ada kontak mata dengan penderita

dengan pemeriksa. Penderita diajak bicara juga menjawab dengan baik meskipun

ada bagian-bagian pertanyaan yang tidak dijawab penderita dengan baik. Selama

4

Page 5: Responsi IKJ 1 (Edit)

percakapan penderita juga cukup ceria, menjawab semuanya dengan senyum

diwajah. Ketika waktu makan siang pemeriksa mempersilahkan penderita untuk

mengambil makanan, penderita mengatakan nanti saja dengan ekspresi kaku.

Pemeriksa menanyakan apakah mungkin malu dengan yang lain karena sempat

bertelanjang tadi. Penderita mengatakan iya malu karena kejadian tadi, dan

sungkan karena dilihat orang.

Heteroanamnesa dilakukan pada hari Sabtu, 1 Agustus 2015 pukul 12.00 WIB via

telepon karena suami dari penderita sedang berhalangan karena ke luar kota dan

ada jaga sehingga dokter muda tidak bisa menemui langsung beliau.

Setelah mewawancarai penderita, pemeriksa kemudian menelepon keluarga

dari penderita. Penderita ternyata hanya tinggal berdua dengan suaminya. Suami

bekerja dengan sebagai TNI Angkatan Laut dan pulangnya sore sementara

penderita hanya diam di rumah dan tidak melakukan aktivitas apapun. Pemeriksa

tidak dapat menemui keluarga penderita disebabkan karena suami dari penderita

sedang berada di luar kota sehingga wawancara dilakukan via telepon.

Pemeriksa bertanya kepada suami apa memang sudah sering penderita

dimasukkan ke RSAL. Suami penderita menjawab memang sudah berkali-kali

masuk ke RSAL. Pemeriksa menanyakan yang sekarang dibawa ke RSAL karena

apa. Suami penderita menjawab bahwa istrinya marah-marah tanpa ada alasan yang

jelas. Kemudian suaminya membawa penderita ke RSAL dengan alasan mengambil

obat karena istri pasti akan marah bila tahu bahwa dirinya mau dimasukkan ke

RSAL.

Pemeriksa menanyakan selain marah-marah, adakah gejala lain yang timbul.

Suami penderita menjawab bahwa penderita dari dulu memang sering marah-marah

dan bahkan membanting barang-barang, penderita sering mencurigai suaminya

selingkuh tanpa alasan yang jelas. Padahal suami cuma keluar sebentar untuk

membeli makanan misalnya. Suami mengatakan penderita tidak boleh memasak

karena dulu pernah punya riwayat epilepsi. Pemeriksa meminta suami

menceritakan tentang kejadian epilepsi tersebut. Suami penderita mengatakan

bahwa dulu istrinya sedang memasak sesuatu dan suami duduk diruang tamu.

5

Page 6: Responsi IKJ 1 (Edit)

Kemudian tiba tiba terdengar bunyi jatuh, ternyata istrinya mengalami epilepsi,

menyebabkan jari kanannya sempat masuk kedalam penggorengan dan jarinya

mengalami kecacatan.

Suami penderita mengatakan sejak kejadian epilepsi tersebut, istrinya tidak

diperbolehkan melakukan aktifitas yang berat takut memicu timbul epilepsi

tersebut. Pemeriksa menanyakan tentang gigi penderita yang bagian depan terlihat

banyak yang lepas. Suami penderita mengatakan dulu sempat juga epilepsi dan

penderita terjatuh ke depan sehingga gigi bagian depan rontok.

Pemeriksa menanyakan sejak kapan penderita didiagnosa epilepsi, suami

penderita mengatakan sudah sejak lama. Suami penderita sudah lupa kapan, kira-

kira tahun 1998. Pemeriksa menanyakan sejak kapan dirawat di paviliun 6 RSAL,

suami penderita mengatakan bahwa dulunya sebelum di paviliun 6 penderita konsul

rutin di poli jiwa setelah didiagnosa menderita epilepsi. Pemeriksa menanyakan

apakah gejala yang timbul seperti marah- marah mulai muncul sesudah atau

sebelum didiagnosa epilepsi. Suami penderita menjawab bahwa sesudah epilepsi

istrinya mulai sering marah-marah dan kadang melantur, juga suka semaunya

sendiri. Pemeriksa menanyakan apakah kepribadian penderita sejak kecil seperti

itu, Suami penderita mengatakan bahwa sejak kecil istrinya biasa saja, memang

sedikit pendiam dan pemalu dengan orang baru. Tetapi tidak pernah marah-marah

seperti ini.

Pemeriksa menanyakan selain kecurigaan berlebihan terhadap suami apakah

ada gejala lain seperti penderita mendengar atau melihat sesuatu. Suami penderita

menjawab setahu suaminya istrinya tidak pernah bercerita mendengar atau melihat

sesuatu. Pemeriksa juga menanyakan apakah benar tetangga penderita memberi

tahu istrinya untuk tidak dekat-dekat dengan suaminya seperti yang penderita

ceritakan kepada pemeriksa, suami penderita menjawab bahwa istrinya merupakan

orang pendiam dan tidak mau mengobrol keluar rumah dengan tetangga.

Pemeriksa menanyakan apakah di rumah tidak rutin meminum obat sehingga

gejala timbul. Suami penderita menjawab bahwa penderita sering susah disuruh

minum obat karena merasa dirinya sudah sembuh, apalagi suami penderita bekerja

dan kadang bepergian ke luar kota sehingga tidak bisa mengawasi istrinya.

6

Page 7: Responsi IKJ 1 (Edit)

2.4 Riwayat Gangguan Sebelumnya

A. Riwayat Gangguan Psikiatri

Penderita berkali-kali berobat di poli jiwa RSAL sejak tahun 2000 dengan

epilepsi, kemudian dikonsulkan ke jiwa ditetapkan sebagai Skizofrenia paranoid.

B. Riwayat gangguan Medik

Hipertensi : (-)

Diabetes Mellitus : (-)

Trauma kepala, penyakit SSP, dan kejang : (+)

Asma : (-)

Gastritis : (-)

Alergi : (-)

C. Riwayat Penggunaan Obat-Obatan Terlarang dan Alkohol

Penderita mengaku tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang maupun

mengkonsumsi minuman beralkohol.

2.5 Riwayat Penyakit Keluarga

A. Riwayat Gangguan Psikiatri

Tidak ada yang mengalami gangguan yang sama dengan penderita.

B. Riwayat gangguan Medik

Hipertensi : disangkal

Diabetes Militus : disangkal

Asma : disangkal

Gastritis : disangkal

Alergi : disangkal

2.6 Riwayat Sosial dan Riwayat Hidup

a. Prenatal dan Perinatal

- Persalinan ditolong oleh dukun bayi. Lahir normal, tidak ada cedera lahir, tidak

ada kelainan kongenital, berat badan lahir normal dan dalam kondisi sehat.

b. Masa Kanak Awal (usia 0-3 tahun)

- Diasuh oleh orang tua penderita.

- Hubungan penderita dengan orang tua dan saudara-saudaranya cukup baik.

- Tidak terdapat gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

7

Page 8: Responsi IKJ 1 (Edit)

c. Masa Kanak Pertengahan (usia 3-6 tahun)

- Penderita masuk sekolah dengan sewajarnya.

- Penderita punya teman sepermainan.

d. Masa Kanak Akhir (usia 6-11 tahun)

- Penderita bersekolah di SD.

- Hubungan penderita dengan teman cukup baik.

- Hubungan penderita dengan orang tua baik.

- Penderita anak yang pendiam dan pemalu

- Penderita tidak pernah tinggal kelas dan tidak bolos sekolah.

e. Masa Remaja

- Penderita tidak melanjutkan ke SMP

- Penderita tidak bekerja

f. Masa Dewasa

1. Riwayat Pendidikan

SD = 6 tahun

2. Riwayat Pekerjaan

- Tidak pernah bekerja dan langsung menikah.

3. Riwayat Pernikahan

Penderita menikah pada saat usia 19 tahun. Penderita dan suami

dikaruniai 2 anak 1 laki-laki dan 1 anak perempuan. Anak pertama adalah

laki-laki, kedua perempuan.. Hubungan penderita dengan suami dan dengan

anak-anaknya baik.

4. Riwayat Agama

Penderita beragama Islam. Penderita tidak shalat tiap harinya.

5. Riwayat Psikososial

Penderita selalu mematuhi peraturan yang ada.

6. Aktivitas Sosial

Hubungan penderita suami, anak dan saudara berlangsung baik

walaupun terpisah tinggalnya dengan anak. Penderita tidak bergaul dengan

tetangga. Kedua orang tua penderita sudah meninggal.

8

Page 9: Responsi IKJ 1 (Edit)

7. Situasi Kehidupan Sekarang

Penderita tinggal bersama suaminya saja di rumah. Anak pertama dan

keduanya tinggal bersama neneknya di luar sidoarja dan tidak serumah

dengan penderita dan suaminya. Tidak pernah bertemu dengan kedua

anaknya. Penghasilan keluarga hanya dari suami yang bekerja sebagai TNI.

8. Riwayat Keluarga

Penderita lahir di Surabaya pada 05 juli 1970. Penderita merupakan

anak pertama dari empat bersaudara. Penderita dibesarkan oleh kedua orang

tuanya dari kecil. Keluarga penderita tergolong harmonis dan tidak ada

permasalahan yang berarti. Penderita merupakan anak yang pemalu. Kedua

orang penderita sudah meninggal sejak lama. Saudara-saudaranya semua

bekerja.

Adik penderita yang kedua berumur 41 tahun bekerja sebagai guru sd,

Adik penderita yang ketiga berumur 39 tahun bekerja sebagai pedagang

Adik penderita yang keempat berumur 36 tahun bekejra sebagai bidan.

Kedua anak penderita dirawat oleh nenek dari suaminya, anak pertama baru

lulus kuliah dan sudah bekerja, anaknya yang kedua masih kelas 1 sma.

3. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUT

3.1 Status Interna

a. Keadaan Umum : baik

b. Kesadaran : compos mentis

c. Vital Sign

- Tensi : 120/80 mmHg

- Nadi : 84 x/menit

- Suhu : 36.2 oC

- RR : 21 x/menit

d. Kepala/Leher:

- A/I/C/D : -/-/-/-

- Pembesaran KGB : (-)

- Pembesaran Thyroid : (-)

- Gigi seri bagian atas tanggal

9

Page 10: Responsi IKJ 1 (Edit)

e. Thoraks:

- Jantung : S1 S2 tunggal

- Paru : gerak napas simetris, vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-).

f. Abdomen

Inspeksi : datar simetris

Palpasi : nyeri tekan (-), hepar, lien, ren tidak teraba

Perkusi : tympani

Auskultasi : suara bising usus dalam batas normal

g. Ekstremitas

Deformitas pada jari ke 2, 3, dan 4 tangan kanan

Akral hangat pada keempat ekstremitas

+ +

+ +

Oedema pada keempat ekstremitas

_ _

_ _

3.2 STATUS NEUROLOGIS

a. Kesadaran : GCS 4-5-6

b. Refleks fisiologis : dalam batas normal

c. Refleks patologis : ekstremitas atas (-)

ekstremitas bawah (-)

d. Motorik : normotonus, turgor baik, koordinasi baik

e. Meningeal sign : (-)

f. Mata : Gerakan mata normal, pupil isokor

Refleks pupil : +/+

Refleks kornea : +/+

3.3 STATUS PSIKIATRI

- Kesan umum

Penampilan : wajah tampak sesuai umur, berpakaian rapi

Kontak : mata (+), verbal (+), relevan, lancar

10

Page 11: Responsi IKJ 1 (Edit)

Perilaku : penderita cenderung diam

Sikap terhdapa pemeriksa: kooperatif terhadap pemeriksa.

- Kesadaran : berubah

- Disorientasi : waktu (-), tempat (-), orang (-)

- Emosi

Mood : baik

Afek : dangkal

Keserasian antara mood dan afek: tidak serasi

- Proses berpikir : Bentuk: non realistik

Arus : koheren

Isi : waham dikendalikan, preokupasi, PTM +

- Persepsi : riwayat halusinasi dengar (+), depersonalisasi

- Kemauan : Pekerjaan : menurun

Sosial : menurun

Perawatan diri: dalam batas normal.

- Psikomotor : meningkat

- Intelegensia : kesan cukup

- Daya Ingat : kesan cukup

4. INTISARI YANG BERMAKNA

Ny. Rahayu, 45 tahun, merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Ia

mempunyai suami dan 2 orang anak. Ia sering marah marah dan membanting barang,

marah kepada suami dengan alasan tidak jelas, suka semaunya sendiri tidak

mendengarkan suaminya dan mendengar tetangga mengatakan untuk menjauhi

suaminya padahal kenyataanya penderita tidak pernah berbicara dengan

tetangga. Status interna dan neurologi dalam batas normal. Status psikiatri didapatkan

afek/emosi yaitu dangkal, bentuk pikiran yaitu non realistik, isi pikiran yaitu waham

dikendalikan dan preokupasi, pikiran tidak memadai positif, persepsi yaitu riwayat

halusinasi dengar, kemauan sosial dan pekerjaan menurun, psikomotor

meningkat.

- Faktor Pencetus : masalah psikososial, dirumah hanya bersama suami dan suami

kerja, tidak pernah bertemu dengan anaknya, tidak mau minum obat

11

Page 12: Responsi IKJ 1 (Edit)

- Faktor Penyebab

Premorbid: pendiam, tertutup, penurut, jarang bergaul.

RTTGJ : anak pertama dari 4 bersaudara

Keturunan: tidak ada

- Faktor Organik : Epilepsi

5. DIAGNOSIS

5.1 Formulasi Diagnostik

Pada penderita ini ditemukan adanya pola psikologis yang secara klinis

bermakna dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan

perubahan dalam kehidupan dan dapat mengakibatkan penderitaan dan hendaya

dalam berbagai fungsi psikososial dan pekerjaan. Dengan demikian dapat

disampaikan bahwa penderita mengalami suatu “Gangguan Jiwa”.

Berdasarkan observasi yang dilakukan terhadap penderita, didapatkan adanya

gangguan pada penghayatan akan realitas (sense of reality) dan kemampuan menilai

realitasnya (reality testing ability). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

penderita mengalami gangguan jiwa Psikosa.

Pada penderita didapatkan adanya tough insertion (isi pikiran yang asing dari

luar masuk ke dalam pikirannya), delusion of control (waham tentang dirinya

dikendalikan kekuatan dari luar, halusinasi auditorik yang menetap, gejala negatif

(hilangnya minat, tidak berbuat sesuatu, penarikan diri secara sosial, hidup tak

bertujuan. Pada penderita ini terdapat halusinasi dengar yang memberi perintah

penderita dan waham dikendalikan sehingga penderita didiagnosa “ Skizofrenia

Paranoid ” pada Axis I. Skizofrenia pada penderita ini terjadi pada usia muda,

namun data penderita kurang tergali dengan baik tentang perjalanan penyakit

penderita saat masih muda sehingga diagnosis bandingnya adalah Skizofrenia

Hebrefrenik.

Pada Axis II Penderita memiliki ciri kepribadian yang tertutup, pendiam, dan

suka memendam masalah.

Pada Axis III terdapat riwayat epilepsi

12

Page 13: Responsi IKJ 1 (Edit)

Pada Axis IV kedua anaknya tinggal terpisah darinya sudah sejak lama.

Dirumah hanya dengan suami saja. Suami kerja dan pulang sore hari dan tidak mau

minum obatnya.

Pada Axis V dilakukan penilaian terhadap penyesuaian diri dengan

menggunakan skala Global Assessment of Functioning Scale (GAF Scale) 50-41

(gejala berat, disabilitas berat)

5.2 Formulasi Psikodinamika

Menurut BF Skinner, kepribadian berintegrasi baik adalah kepribadian dengan:

Menerima diri sendiri: harga diri, percaya diri, memahami diri, tahu

kekurangan dan kelebihan diri.

Diterima oleh orang lain: orang tua, teman

Efisiensi dalam pekerjaan atau studi: konsentrasi baik tenang, tanggung

jawab dapat dipercaya.

Bebas dari konflik dalam diri sendiri. Senang dengan pekerjaan, realistis,

matur, dapat menikmati hiburan, menguasai emosi.

Berdasarkan kriteria diatas, penderita yang memiliki sikap tertutup,

pendiam, suka memendam masalah, dan jarang bergaul dapat dikatakan

memiliki kepribadian yang berintegrasi kurang baik/immature. Seorang dengan

kepribadian immature sangat mudah timbul gangguan jiwa bila terpapar

terhadap stressor ringan dalam waktu yang lama atau stressor ringan tapi

spesifik.

Ada 3 fase (General Adaptation Syndrome oleh Hans Selye) yang dapat

diidentifikasi bila seseorang terpapar oleh stress, yaitu:

1. Alarm reaction (reaksi tanda bahaya) : terjadinya kepekaan dan

kewaspadaan meningkat, pembangkitan emosi dan ketegangan, usaha

mengawasi diri, berbagai mekanisme pembelaan secara intensif.

2. Fase resistensi (Pertahanan): pada fase ini timbul pemakaian mekanisme

pembelaan baru yang berlebihan dan menyimpang. Apabila sesorang

terpapar suatu stressor, maka integritas diri individu akan merespon

dengan dua cara, yaitu “Task Oriented“ ataupun “Mekanisme Pembelaan

Ego”. Mekanisme pembelaan ego yang digunakan yaitu represi

13

Page 14: Responsi IKJ 1 (Edit)

(mendorong pikiran yang menyakitkan ke alam tak sadar) menyebabkan

timbulnya pola-pola neurotik. Bila tindakan pembelaan yang berlebihan

dan abnormal ini masih tidak berhasil, maka berlanjut ke fase kepayahan.

3. Fase kepayahan: pada fase ini terjadi disintegrasi kepribadian (psikosa)

atau stupor yang hebat dan terus menerus serta tidak terkontrol sehingga

terjadi kepayahan, kehabisan energi fisik, dan akhirnya kematian.

Beberapa individu mampu mempertahankan pembelaan yang efektif pada

tingkat neurotik dalam keadaan stres yang ekstrem. Namun, individu lain

rupanya tidak mampu menggunakan pembelaan neurotik dan langsung dari

normal menuju ke psikotik. Hal tersebut dikarenakan individu itu memiliki daya

tahan stress yang rendah (terdapat pada kepribadian immature).

5.3 Diagnosis Multiaksial

Axis I : Skizofrenia Paranoid (F20.0)

Axis II : ciri kepribadia yang tertutup, pendiam, suka memendam masalah, tidak

mau minum obat

Axis III : Epilepsi

Axis IV : Masalah keluarga

Axis V : GAF scale 50-41

6. PROGNOSIS

a. Kepribadian premorbid : tertutup, pendiam, memendam masalah (jelek)

b. Onset usia : tahun 2000 an (jelek)

c. Jenis : Skizofrenia paranoid (baik)

d. Onset timbul : Kronis (jelek)

e. Faktor pencetus : Organik (baik)

f. Faktor keturunan : Tidak Ada (baik)

g. Pengobatan : dini, tidak teratur minum obat (jelek)

Kesimpulan prognosa : Dubia ad malam

Prognosis Ad vitam : Dubia ad malam

Prognosis Ad fuctionam : Dubia ad malam

14

Page 15: Responsi IKJ 1 (Edit)

Prognosis Ad sanationam : Dubia ad malam

7. TERAPI

A. Farmakoterapi

Risperidone (Nodiril 2x2 mg) pagi dan malam hari

- Nama dagang : Risperdal, persidal, nodiril, rizodal

- Derivat dari : Benzixosazole

- Dosis yang dianjurkan : 2-6 mg/hari

- Dosis maksimal : 9 mg/hari

- Sediaan : Tab. Oral 1-3mg

- Bentuk sediaan : Tablet dan injeksi

- Mekanisme kerja :

Risperidone termasuk anti psikotik turunan benzixosazole.

Risperidone merupakan antagonis monoaminergik selektif dengan

afinitas tinggi terhadap receptor serotonergik 5-HT2 dan

dopaminergik D2. Risperidone berikatan dengan receptor α-1-

adrenergik. Risperidone tidak memiliki afinitas terhadap receptor

kolinergik. Meskipun risperidone merupakan antagonis D2 kuat,

dimana dapat memperbaiki gejala positif Skizofrenia, hal tersebut

menyebabkan berkurangnya depresi aktivitas motorik dan induksi

katalepsi dibanding neuroleptik klasik.

Antagonisme serotonin dan dopamin central yang seimbang dapat

mengurangi kecenderungan timbulnya efek samping ekstrapiramidal,

dia memperluas aktivitas terapeutik terhadap gejala negatif dan

afektif dari Skizofrenia.

- Efek sedasi : (+)

- Gangguan sistem saraf otonom : (+)

- Sindrom ekstrapiramidal : (+),

- Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap risperidone

- Alasan pemilihan obat

15

Page 16: Responsi IKJ 1 (Edit)

Risperidone merupakan antipsikosis atipikal, yang terapinya

untuk gejala positif dan negatif. Pada penderita ini selain gejala positif

seperti adanya waham, halusinasi, dan terdapat gejala negatif seperti

penderita malas melakukan kegiatan sehari-hari dan penarikan diri. Efek

ekstrapiramidal pada risperidone minimal.

Dilantin (untuk anti epilepsi)

- 100 mg dengan pemberian 3 kali sehari.

B. Psikoterapi

Psikoterapi suportif individual atau kelompok dapat membantu

mengembalikan fungsi sosial penderita. Terapi kerja (permainan atau pelatihan

bersama) adalah terapi yang baik untuk mendorong penderita bergaul dengan

orang lain.

Terapi keluarga. Lingkungan sekitar yang tidak stabil dapat

menyebabkan kekambuhan penderita. Untuk itu, keluarga perlu dipersiapkan

dalam menciptakan kondisi yang kondusif untuk penderita.

Memberi tahu suami penderita untuk apabila bepergian keluar dan

penderita sendirian dirumah minta tetangga atau anggota keluarga lain

menemani penderita dan mengingatkan untuk minum obat.

8. MONITORING DAN USUL

A. MONITORING

Perkembangan status psikiatri penderita pada masa pengobatan

Efek samping obat

Vital sign

B. USUL

Konseling terkait stressor

Karena terdapat ketidakteraturan berobat maka obat maka perlu

mengingatkan keluarganya, dalam hal ini suaminya untuk lebih memantau

kepatuhan penderita dalam minum obat.

Injeksi suksonoate long acting, tetapi perlu dilakukan desenstisasi dahulu.

16

Page 17: Responsi IKJ 1 (Edit)

9. LAMPIRAN

A. Denah Rumah dan Lokasi Rumah Penderita

17

Dapur Tempat Cucian

Page 18: Responsi IKJ 1 (Edit)

B. Foto Pemeriksa dengan Penderita

18

Kamar Tidur

Kamar Mandi Tempat Sholat

Ruang Tamu

TerasTempat Barang

Taman

Jalan TWP candi

Page 19: Responsi IKJ 1 (Edit)

Silsilah Keluarga

19