restitusi ppn

Download Restitusi Ppn

If you can't read please download the document

Upload: herwindobagus

Post on 26-Sep-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

auditing, pajak

TRANSCRIPT

SURAT DIRJEN PAJAK

NOMOR S-196/PJ.51/2004 TANGGAL 06 APRIL 2004

TENTANG

RESTITUSI PPN

Sehubungan dengan Surat Saudara Nomor : XXX tanggal 09 Pebruari 2004 hal tersebut diatas, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut:

1.Dalam surat tersebut diatas, Saudara menyampaikan bahwa:

a.Hampir seluruh produksi industri Saudara diekspor. Selama ini Saudara mendapat restitusi PPN dari Bapeksta, kemudian penanganan restitusi dialihkan ke Kantor Pelayanan Pajak.

b.Sejak dialihkan ke Kantor Pelayanan Pajak, sudah lebih dari 1 (satu) tahun restitusi PPN belum juga dapat dicairkan. Sehubungan dengan itu Saudara mohon agar restitusi PPN dapat segera diterima kembali dan selanjutnya restitusi dapat dilakukan secara berkala, misalnya satu triwulan sekali.

2.Sesuai dengan Pasal 9 ayat (4) Undang-Undang nomor 8 TAHUN 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang nomor 18 TAHUN 2000 diatur bahwa apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan lebih besar daripada Pajak Keluaran, maka selisihnya merupakan kelebihan pajak yang dapat dimintakan kembali atau dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya.

3.Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan tertentu:

a.Sesuai dengan Pasal 17 B ayat (1) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang nomor 16 TAHUN 2000, diatur bahwa Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan atas permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak selain permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari Wajib Pajak dengan kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 C harus menerbitkan surat ketetapan pajak paling lambat 12 (dua belas) bulan sejak surat permohonan diterima, kecuali untuk kegiatan tertentu ditetapkan lain dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak.

b.Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-160/PJ/2001 tentang Tatacara Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai dan atau Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, antara lain diatur sebagai berikut:

1)Pasal 1 angka 2, saat diterimanya permohonan adalah saat diterimanya permohonan secara lengkap oleh Kantor Pelayanan Pajak.

2)Pasal 1 angka 3, kegiatan tertentu adalah ekspor dan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak kepada Pemungut Pajak Pertambahan Nilai.

3)Pasal 3 ayat (1), Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan atas permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang diajukan oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 3, harus menerbitkan surat ketetapan pajak paling lambat:

a)2 (dua) bulan sejak saat diterimanya permohonan, kecuali permohonan yang penyelesaiannya dilakukan melalui pemeriksaan untuk semua jenis pajak;

b)12 (dua belas) bulan sejak saat diterimanya permohonan sepanjang penyelesaian atas permohonannya dilakukan melalui pemeriksaan untuk semua jenis pajak.

4)Pasal 3 ayat (2), permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dinyatakan lengkap apabila memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1).

4.Wajib Pajak yang memenuhi kriteria tertentu:

a.Sesuai dengan Pasal 17C ayat (1) Undang-Undang nomor 6 TAHUN 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang nomor 16 TAHUN 2000, diatur bahwa Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan atas permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari Wajib Pajak dengan kriteria tertentu, menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak paling lambat 3 (tiga) bulan sejak permohonan diterima untuk Pajak Penghasilan dan paling lambat 1 (satu) bulan sejak permohonan diterima untuk Pajak Pertambahan Nilai.

b.Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 544/KMK.04/2000 tentang Kriteria Wajib Pajak Yang Dapat Diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan dengan Nomor 235/KMK.03/2003, antara lain diatur sebagai berikut:

1)Pasal 1 ayat (1), Wajib Pajak dapat diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak dalam hal memenuhi persyaratan/kriteria sebagai berikut:

a)tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan dalam 2 (dua) tahun terakhir;

b)dalam tahun terakhir penyampaian SPT Masa yang terlambat tidak lebih dari (tiga) Masa Pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut;

c)SPT Masa yang terlambat sebagaimana dimaksud dalam huruf b telah disampaikan tidak lewat dari batas waktu penyampaian SPT Masa masa pajak berikutnya;

d)tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak:

1.kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak;

2.tidak termasuk tunggakan pajak sehubungan dengan STP yang diterbitkan untuk 2 (dua) masa pajak terakhir;

e)tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana dibidang perpajakan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir;

f)dalam hal laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan harus dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau dengan pendapat wajar dengan pengecualian sepanjang pengecualian tersebut tidak mempengaruhi laba rugi fiskal.

2)Pasal 1 ayat (5), Direktur Jenderal Pajak menetapkan Wajib Pajak yang memenuhi persyaratan/kriteria tertentu setiap bulan Januari dan berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun.

c.Sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-550/PJ./2000 tentang Tata Cara Penetapan Wajib Pajak Yang Memenuhi Kriteria Tertentu dan Penyelesaian Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-213/PJ./2003, diatur bahwa dalam hal Wajib Pajak yang laporan keuangannya tidak diaudit oleh Akuntan Publik mengajukan permohonan untuk ditetapkan sebagai Wajib Pajak patuh, maka selain harus memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e Keputusan Menteri Keuangan Nomor 544/KMK.04/2000 tentang Kriteria Wajib Pajak Patuh yang Dapat Diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak sebagaimana diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 235/KMK.03/2003, juga harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1.dalam 2 (dua) tahun pajak terakhir menyelenggarakan pembukuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang nomor 16 TAHUN 2000; dan

2.apabila dalam 2 (dua) tahun terakhir terhadap Wajib Pajak pernah dilakukan pemeriksaan pajak, maka koreksi fiskal untuk setiap jenis pajak yang terutang tidak lebih dari 10% (sepuluh persen)

5.Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, dengan ini disampaikan penegasan sebagai berikut:

a.Pengembalian kelebihan PPN (restitusi) dapat dimohonkan untuk setiap Masa Pajak.

b.Permohonan pengembalian kelebihan PPN (restitusi) secara umum diselesaikan paling lambat 12 (dua belas) bulan sejak permohonan diterima lengkap.

c.Bagi Wajib Pajak yang melakukan kegiatan tertentu sebagaimana dimaksud pada butir 3, permohonan restitusi PPN diselesaikan paling lambat 2 (dua) bulan sejak permohonan diterima lengkap, kecuali permohonan yang penyelesaiannya dilakukan melalui pemeriksaan untuk semua jenis pajak.

d.Bagi Wajib Pajak dengan kriteria tertentu (WP Patuh) sebagaimana dimaksud pada butir 4, permohonan restitusi PPN diselesaikan paling lambat 1 (satu) bulan sejak permohonan diterima lengkap.

Demikian untuk dimaklumi.

A.n. DIREKTUR JENDERAL

Pj. DIREKTUR PPN DAN PTLL,

ttd

ROBERT PAKPAHAN