resume in

32
OBJEK ILMU NEGARA A. Pengertian Ilmu Negara Ilmu Negara adalah ilmu yang menyelidiki dan membicarakan negara. Hal-hal yang menjadi pokok bahasan dalam ilmu negara adalah : 1. Asal mula negara : mengenai asal mula terjadinya atau terbentuknya sesuatu yang dinamakan negara dalam pengertiannya yang umum-abstrak-universil. 2. Hakekat negara : Hakekat dari apa yang dinamakan negara. 3. Bentuk negara : membicarakan tentang kemungkinan- kemungkinan bentuk yang diadakan negara. B. Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum Tatanegara dan Hukum Tatapemerintahan Ilmu negara memandang, menyelidiki, mempelajari objeknya, yaitu negara, dalam pengertian yang abstrak- umum-universil. Sedangkan kalau Hukum tatanegara dan Hukum Tatapemerintahan memandang, menyelidiki, mempelajari objeknya, yaitu negara, dalam pengertiannya yang konkrit. C. Sistematik Ilmu Negara Georg Jellinek membuat sistematik ilmu negara sebagai berikut : I. Staatswissenschaft (dalam pengertian yang sempit) 1. Algemeine Staatslehre (ilmu negara umum) a. Algemeine Soziale Staatslehre : negara sebagai gejala sosial b. Algemeine Staatsrechtslehre : negara dari segi yuridis 2. Besondere Staatslehre (ilmu negara khusus) a. Individuelle Staatslehre : suatu negara tertentu, konkrit

Upload: hanafi-dwi-atmojo

Post on 24-Jul-2015

333 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: resume IN

OBJEK ILMU NEGARA

A. Pengertian Ilmu Negara Ilmu Negara adalah ilmu yang menyelidiki dan membicarakan negara. Hal-hal yang

menjadi pokok bahasan dalam ilmu negara adalah :1. Asal mula negara : mengenai asal mula terjadinya atau terbentuknya sesuatu

yang dinamakan negara dalam pengertiannya yang umum-abstrak-universil.2. Hakekat negara : Hakekat dari apa yang dinamakan negara. 3. Bentuk negara : membicarakan tentang kemungkinan-kemungkinan bentuk

yang diadakan negara.B. Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum Tatanegara dan Hukum Tatapemerintahan

Ilmu negara memandang, menyelidiki, mempelajari objeknya, yaitu negara, dalam pengertian yang abstrak-umum-universil. Sedangkan kalau Hukum tatanegara dan Hukum Tatapemerintahan memandang, menyelidiki, mempelajari objeknya, yaitu negara, dalam pengertiannya yang konkrit.

C. Sistematik Ilmu NegaraGeorg Jellinek membuat sistematik ilmu negara sebagai berikut :

I. Staatswissenschaft (dalam pengertian yang sempit)1. Algemeine Staatslehre (ilmu negara umum)

a. Algemeine Soziale Staatslehre : negara sebagai gejala sosialb. Algemeine Staatsrechtslehre : negara dari segi yuridis

2. Besondere Staatslehre (ilmu negara khusus)a. Individuelle Staatslehre : suatu negara tertentu, konkritb. Spezielle Staatslehre : negara dalam pengertian yang umum

II. Rechtswissenschaft

TEORI-TEORI TENTANG ASAL MULA NEGARA

A. Jaman Yunani Kuno1. Socrates

Menurut Socrates, negara bukan semata-mata merupakan suatu keharusan yang bersifat obyektif, yang asal mulanya berpangkal pada pekerti manusia. Dari sini tersimpul pikiran demokratisdari Socrates.

Pada jaman Yunani Kuno sudah dilaksanakan sistem pemerintahan demokrasi, yaitu demokrasi kuno,demokrasi langsung yang artinya setiap warganegara dapat ikut secara langsung pemerintahan atau langsung menentukan kebijaksanaan pemerintahan negara.

2. PlatoMenurut Plato, negara itu timbul atau ada karena adanya kebutuhan dan keinginan

manusia yang beraneka macam yang menyebabkan mereka harus bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Page 2: resume IN

Plato mengemukakan ajarannya tentang bentuk-bentuk negara, yaitu Aristokrasi, Timokrasi,Oligarki, Demokrasi, Anarki, dan Tyrani.

3. AristotelesMenurut Aristoteles, negara itu merupakan suatu kesatuan yang tujuannya untuk

mencapai kebaikan yang tertinggi, yaitu kesempurnaan diri manusia sebagai anggota dari negara.

Mengenai bentuk-bentuk negara, Aristoteles membedakan dalam 3 bentuk, yaitu:I. Negara yang pemerintahannya hanya dipegang oleh satu orang saja.

a. Negara yang dipegang oleh satu orang saja yang ditujukan untuk kepentingan umum, yang disebut Monarki.

b. Negara yang dipegang oleh satu orang saja yang ditujukan untuk kepentingan si penguasa itu sendiri. Negara ini disebut Tyrani.

II. Negara yang pemerintahannya dipegang oleh beberapa orang.a. Negara yang dipegang oleh beberapa orang yang ditujukan untuk kepentingan

umum. Negara ini disebut Aristokrasi.b. Negara yang dipegang oleh beberapa orang yang ditujukan untuk kepentingan

si pemegang pemerintahan, yang disebut Oligarki.III. Negara yang pemerintahannya dipegang oleh rakyat.

a. Negara yang dipegang oleh rakyat dan memperhatikan kepentingan umum atau rakyat. Negara ini disebut Republik.

b. Negara yang dipegang oleh rakyat dan pemerintahannya ditujukan untuk kepentingan si pemegang kekuasaan.

4. EpicurusMenurut Epicurus, sebagai pencipta ajaran individualisme, negara merupakan alat

bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Sedangkan tujuan negara adalah menyelenggarakan ketertiban dan keamanan, dan untuk terselenggaranya ini orang harus menundukkan diri kepada pemerintah yang bagaimanapun bentuk dan sifatnya.

5. ZenoHukum yang berlaku adalah Hukum Alam; Hukum ini sifatnya adalah abadi dan

tidak berubah-ubah.

B. Zaman Romawi KunoMasa romawi kuno mewarisi beberapa hal kebudayaan dan peradaban bangsa yunani tetapi sangatlah berlainan karena:a. Pada zaman romawi ilmu pengetahuan tidak berkembang pesat karena menitikberatkan soal-soal praktis daripada berpikir teoritis. Sedangkan bangsa Yunani lebih merupakan orang-orang yang suka berpikir tentang negara dan hukum.b. Kerajaan Romawi dimulai dari keadaan yang pecah belah setelah melalui peperangan dan mengalami perubahan dari negara yang bersifat prolis menjadi suatu imperium 1. Polybius.

Page 3: resume IN

Menurut polybius bentuk negara atau pemerintahan sebenarnya adalah merupakan akibat dari bentuk negara lain dengan demikian terdapat hubungan sebab akibat sehingga perubahan itu merupakan suatu lingkaran yang disebut cyclus theory.2. Cicero

Negara menurut cicero adalah merupakan keharusan yang harus didasarkan atas ratio manusia. Mengenai pendapatnya tentang hukum, hukum yang baik adalah hukum yang didasarkan atas ratio yang murni karena hukum positif harus berdasarkan asas-asas hukum alam kodrat.3. Seneca

Pada waktu hidupnya Romawi telah mengalami kebobrokan. Hal ini disebabkan karena adanya bagian yang lemah dari susunan ketatanegaraannya, yaitu bagian sosial etis dan sistem politik pemerintahannya yaitu sistem divide et impera.

C. Zaman Abad Pertengahan.Pada zaman abad pertengahan segala hal didunia selalu dikembalikan kepada Tuhan. Mengenai wakil Tuhan didunia terdapat dua pendapat yaitu yang mempunyai kekuasaan tertinggi adalah raja. Mereka yang menganut kaum ini disebut kaum Legist. Tetapi ada pula yang mengatakan kekuasaan tertinggi adalah Paus. Mereka yang menganut Paus disebut kaum canonist. Dengan demikian terdapat juga dua macam kodifikasi hukum:*) Corpus Juris adalah kodifikasi hukum yang diselenggarakan oleh raja. Terdapat empat bagian:

a. Intituten adalah ajaran tetapi mempunyai kekuatan mengikat seperti undang-undang.b. Pandecten, adalah penaksiran dari pasca sarjana terhadap suatu peraturanc. Codex adalah peraturan-peraturan atau undang-undang yang ditetapkan raja.d. Novellen adalah tambahan-tambahan daripada suatu peraturan atau undang-undang.

*). Corpus Juris Canonici adalah kodifikasi hukum yang diselenggarakan Paus.Dengan demikian pemikiran tentang negara hukum pada abad pertengahan ini bersifat ketuhanan, bersifat teokrasi. Pada zaman pertengahan ini terbagi dalam dua masa yaitu zaman abad pertengahan sebelum perang salib dan zaman pertengahan abad pertengahan setelah perang salib.1. Augustinus

Augustinus menulis bukunya yang berjudul De Civitate Dei atau negara Tuhan. Menurut Augustinus yang ajarannya bersifat teokratis dikatakan bahwa kedudukan gereja yang dipimpin Paus lebih tinggi daripada kedudukan negara yang diperintah oleh raja. Hukum yang dibentuk adalah hukum gereja. Didalam bukunya Augustinus menyebutkan adanya dua macam negara yaitu Negara Tuhan (Civitas Dei) dan Negara duniawi (Civitas Terrena).2. Thomas Aquinas

Page 4: resume IN

Dalam bukunya De Regimine Principum (tentang pemerintahan raja-raja) dan Summa Theologica (tentang ketuhanan). Menurut Thomas Aquinas perimbangan kedudukan atau kekuasaan antar negara dengan gereja. Organisasi negara yang dipimpin oleh raja mempunyai kedudukan yang sama dengan organisasi gereja yang dipimpin Paus. Hukum yang dibentuk adalah: Hukum abadi/lex aeterna : hukum dari keseluruhannya berakar dalam jiwa Tuhan. Hukum alam manusia adalah sebagai makhluk yang berpikiran, maka ia merupakan bagian dari padanya. Hukum positif : pelaksanaan dari pada hukum alam oleh manusia, yang disesuaikan dengan syarat-syarat khusus yang diperlukan untuk megatur soal-soal keduniawian dalam Negara. Hukum Tuhan : hukum yang mengisi kekurangan-kekurangan dari pada pikiran manusia dan memimpin manusia dengan wahyu-wahyu ke arah kesucian untuk hidup di alam baka.Menurut Thomas Aquinas negara terjadi karena pergaulan antara manusia yang ditentukan oleh hukum alam. Hukum alam merupakan kehendak Tuhan. Negara bukan keburukan setan, tetapi perwujudan dari kuasa dan kehendak Tuhan.3. Marsilius.Dalam bukunya yang berjudul Defensor Pacis (pembela perdamaian). Menurut Marsilius negara adalah suatu badan atau organisme yang mempunyai dasar-dasar hidup dan mempunyai tujuan tertinggi yaitu menyelenggarakan dan mempertahankan perdamaian. Menurutnya terbentuknya negara itu tidaklah semata-mata karena kehendak Tuhan melainkan karena perjanjian dari orang-orang yang hidup bersama untuk menyelenggarakan perdamaian. Selain perjanjian untuk membentuk negara juga terdapat perjanjian untuk menundukkan diri pada penguasa yang disebut factum subjectiones. Factum subjectiones terbagi menjadi dua: concession (penundukkan yang sifatnya terbatas pada apa yang dikehendaki oleh rakyat) dan translatio (rakyat mutlak tunduk pada penguasa).

D. Zaman RenaissancePandangan hidup dan ajaran tentang negara dan hukum pada zaman pertengahan sangat berbeda dengan pandangan hidup dan ajaran tentang negara dan hukum pada zaman Renaissance. Pandangan hidup dan ajaran tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai paham antara lain:

a. Berkembangnya kembali kebudayaan Yunani kunob. Sistem feodalisme yang menimbulkan kekacauan dan perpecahan daerah.

1. Niccolo MachiavelliMenurut Niccolo Machiavelli tujuan negara adalah mengusahakan terselenggaranya

ketertiban, keamanan, dan ketentraman. Sesuai dengan sifat realistisnya Machiavelli mengatakan bahwa negara itu adanya untuk kepentingan negara itu sendiri dan

Page 5: resume IN

seharusnya negara mengejar tujuan dan kepentingannya sendiri dengan cara yang tepat. Ajaran ini dinamakan ajaran tentang kepentingan negara atau Staats-raison.2. Thomas Morus.

Didalam bukunya yang berjudul Utopia yang bersifat roman kenegaraan dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama menggambarkan keadaan yang menyebabkan serta mengilhami Thomas Morus menciptakan negara modelnya yaitu keadaan dimana rakyat mengalami tekanan dari raja dan bangsawan. Bagian kedua menggambarkan negara model yang dikhayalkan oleh Thomas Morus yang tidak lain merupakan kritikan yang tajam terhadap ketidakadilan di Inggris. 3. Jean Bodin.Jean Bodin mengatakan bahwa negara merupakan perwujudan dari pada kekuasaan. Lalu ia merumuskan pengertian kedaulatan: adalah kekuasaan tertinggi yang membuat hukum suatu negara yang sifatnya tunggal, asli, abadi, dan tidak dapat terbagi-bagi.

E. Kaum MonarkomakenIstilah Monarkomaken berarti menentang raja. Tujuannya adalah hendak membatasi kekuasaan raja yang bersifat absolut. Yang termasuk kaum Monarkomaken: a. Hotman. Dasar-dasar yang dipergunakan oleh Hotman untuk menentang absolutisme bukanlah dasar-dasar ajaran agama melainkan dasar-dasar ajaran sejarah. b. Brutus. Didalam bukunya Vindicae contra Tyrannos (Alat hukum melawan Tyranni). Buku ini merupakan salah satu tinjauan yang prinsipil tentang perlawanan terhadap raja-raja yang mempunyai kekuasaan absolut.c. Buchanan. Menurutnya raja adalah orang yang memegang pemerintahan yang memperoleh kekuasaannya itu dengan bantuan rakyat dan yang melaksanakan pemerintahannya atas dasar keadilan.d. Mariana. Dalam bukunya De Rege ac Regis Institutione (tentang hal raja dan kedudukannya) menyatakan bahwa negara sebagai suatu masyarakat lebih rendah kedudukannya dari pada gereja dan tidak ada sangkut pautnya dengan kesusilaan.e. Bellarmin. Ia berpendapat bahwa sungguhpun monarki absolut adalah merupakan bentuk pemerintahan yang paling baik dalam teori tetapi karena kekurangan dari akhlak manusia menyebabkan prakteknya berlainan sekali.f. Suarez. Ia menciptakan hukum antar negara dan memberikan kemungkinan untuk dibangunnya kembali hukum alam. Ini sesuai dengan pendapatnya bahwa tidak ada satu negara pun yang dapat berdiri sendiri tanpa mengadakan hubungan dengan negara lain. g. Milton. Ketika hidupnya ia mengalami masa pembunuhan raja Charles I dan karena pembelaannya ia menjadi terkenal. h. Johanes Althusius. Dalam pendapatnya ia mengatakan bahwa negara merupakan kesatuan keluarga dalam bentuknya yang tertinggi dan mempunyai tujuan yang beranekaragam.

F. Zaman berkembangnya hukum Alam

Page 6: resume IN

1. Teori hukum alam abad ke XVIIHukum alam memberikan suatu dasar baru bagi tinjauan mengenai pemikiran

tentang negara dan hukum serta mempunyai akibat yang lebih jauh bagi perkembangan ketatanegaraan. a. Grotius (Hugo de Groot). Ia menguraikan tentang apa yang disebut hukum alam itu sebenarnya ada hubungannya dengan hukum perang dengan hukum damai. Hukum alam adalah segala ketentuan yang benar dan baik menurut ratio. b. Thomas Hobbes. Ajaran ia berpokok pangkal pada keadaan manusia sebelum adanya negara, yaitu keadaan alamiah. Keadaan ini disebut manusia in abstrakto. Keadaan in abstrakto itu memilki sifat-sifat tertentu yaitu: competitio (persaingan), defentio (mempertahankan), dan gloria (ingin dihormati). Selain itu sifat dasar manusia adalah takut mati, ingin memiliki sesuatu, kesempatan bekerja. Untuk terselenggaranya perdamian manusia itu mengadakan suatu perjanjian yang disebut perjanjian masyarakat yang sifat perjanjiannya adalah langsung.c. Benedictus de Spinoza. Menurutnya manusia baik masih dalam keadaan alamiah maupun sudah bernegara dipengaruhi oleh hawa nafsunya. d. John Locke. Menurut pendapatnya bahwa hukum alam tetap mempunyai dasar rasional dari perjanjian masyarakat yang timbul dari hak-hak manusia dari keadaan alamiah. Hak-hak alamiah yang dimaksud adalah: hak akan hidup, hak akan kebebasan, hak akan memiliki sesuatu. Sifat dasar manusia adalah sosial, saling menghormati, damai dan sudah memiliki hak asasi. Tujuan dari perjanjian masyarakat adalah menjamin terlaksanannya hak-hak asasi manusia. Perjanjian ini bersifat bertingkat dan akibat dari perjanjian ini adalah factum uniones (perjanjian orang-orang untuk menyelenggarakan negara) dan factum subjectiones (orang-orang yang menundukkan diri kepada raja dan menyerahkan sebagian haknya kepada raja).2. Teori hukum alam abad ke XVIIIa. Frederik Yang Agung. Ia adalah raja Rusia yang menentang dan membantah ajaran Niccolo Machiavelli. Kehidupan istana di Rusia sangatlah soleh dan teratur dimana disingkirkan jauh-jauh semua nafsu dan barang-barang mewah sehingga suasana dan keadaan menjadi tenag dan tentram.b. Montesquieu. Menurut pendapatnya kekuasaan negara dibagi menjadi tiga kekuasaan yang dikenal dengan ajaran Tria Political yaitu kekuasaan perundang-undangan (legislatif), kekuasaan melaksanakan pemerintahan (eksekutif) dan kekuasaan kehakiman (judikatif).Dengan ajaran ini tidak memberi kemungkinan dilaksanakannya sistem pemerintahan absolut.c. J. J. Rousseau. Didalam bukunya yang berjudul contract social (perjanjian masyarakat). Tiap-tiap orang melepaskan dan menyerahkan semua haknya kepada masyarakat. Sifat dasar manusia adala manusia alamiah kacau sehingga memerlukan jaminan atas keselamatan jiwanya. Sifat perjanjiannya adalah bertingkat. Tujuan perjanjian menemukan suatu bentuk kesatuan yang membela dan melindungi kekuasaan bersama

Page 7: resume IN

disamping kekuasaan pribadi sehingga semuanya dapat bersatu. Akibat perjanjiannya volonte generale ( kehendak umum) dan Gemeinschaft (kesatuan dari orang-orang yang menyelenggarakan perjanjian masyarakat)d. Imanuel kant. Menurutnya negara itu adalah suatu keharusan adanya karena negara ahrus menjamin terlaksananya kepentingan umum di dalam keadaan hukum, karena undang-undang merupakan penjelmaan dari kemauan umum.

G. Zaman Berkembangnya Teori Kekuatan ( Kekuasaan)Teori kekuatan ini berpokok pangkal pada manusia dalam keadaan alam bebas,

manusia inabstrakto. Namun sudah berkelompok dan sudah mengadakan hubungan walaupun masih dalam keadaan promissoiteit. Berlaku hukum rimba, yaitu siapa yang kuat dialah yang berkuasa.1. F. Oppenheimer. Didalam bukunya Die Sache, pengertian negara yaitu alat golongan yang kuat untuk melaksanakan tertib masyarakat. Tujuannya membela golongan kuat, terutama dalam sistem ekonomi (penghisapan ekonomi).2. Karl marx. Menurutnya negara merupakan perjuangan kelas antar manusia (perbedaan hak milik dan kepentingan).3. H.J. Laski. Didalam bukunya The State in Theory and Practiso, negara merupakan alat pemaksa (dwang organizatie) untuk melaksanakan jenis sistem produksi yang stabil. 4. Leon Duguit. Dalam bukunya Traite de Droit Constitutionel, pengertian negara merupakan orang-orang paling kuat memaksakan kemauannya kepada orang lain yang dianggapnya lemah (les pluferts). Tujuannya menolak teori Theokrasi (karena teori kekuatan tidak bisa dengan ratio) dan Perjanjian Masyarakat (karena terlalu hipotesis/dugaan-dugaan).H. Teori Positivisme

Hans Kelsen berpendapat bahwa negara merupakan tertib hukum, tertib hukum muncul karena diciptakan peraturan hukum, peraturan hukum bersifat mengikat, negara adalah tertib hukum yang memaksa.

I. Teori Modern1. Kranenburg. Menurutnya pengertian negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa. Unsur primernya bangsa dan unsur sekundernya negara. Menurutnya bangsa itu menciptakan organisasi, jadi adanya atau terbentuknya organisasi itu tergantung pada bangsa.2. Logemann. Menurutnya negara adalah organisasi kekuasaan yang meliputi / menyatukan kelompok manusia yang kemudian disebut bangsa. Unsur primer berupa begara, dan sekunder berupa rakyat. Ia berpendapat organisasi menciptakan bangsa, maka bangsa inilah yang tergantung pada organisasi.

TEORI-TEORI TENTANG HAKEKAT NEGARA

Page 8: resume IN

Hakekat negara, dengan ini dimaksudkan sebagai suatu pengambaran tentang sifat daripada negara. Maka dari itu penggambaran tentang hakekat negara ini mesti ada hubungannya dengan tujuan negara.

TEORI-TEORI TENTANG TUJUAN NEGARA

Pentingnya pembicaraan tentang tujuan negara ini terutama berhubungan dengan bentuk negara, susunan negara, organ-organ negara atau badan-badan negara yang harus diadakan, fungsi dan tugas daripada organ-organ tersebut, serta hubungannya antara organ yang satu dengan yang lain yang selalu harus disesuaikan dengan tujuan negara. Apa yang menjadi tujuan negara dapat berlaku untuk setiap tempat, waktu dan keadaan. Tujuan negara itu adalah menyelenggarakan kesejahteraan dan kebahagian rakyatnya, atau menyelenggarakan masyarakat adil dan makmur.

TEORI LEGITIMASI KEKUASAAN

Teori legitimasi sudah ada sejak orang telah mendapatkan kebebasan untuk berpikir dan mulai mengadakan pemikiran tentang negara dan hukum, telah membicarakan pula masalah tersebut. Masalahnya atau pernyataannya antara lain : tentang sumber kekuasaan, tentang pemegang kekuasaan (kekuasaan tertinggi atau kedaulatan), dan tentang pengesahan kekuasaan.1. Tentang sumber kekuasaan. Menurut teori teokrasi, yang menyatakan bahwa asal atau sumber daripada kekuasaan itu adalah Tuhan. Menurut teori hukum alam, kekuasaan itu berasal dari rakyat. Teori alam itu sendiri terdapat perbedaan-perbedaan pendapat. Antara lain pendapat dari Rousseau yang menyatakan bahwa kekuasaan itu ada pada masyarakat, kemudian dengan melalui perjanjian masyarakat, kekuasaan itu diserahkan kepada raja. Teori hukum alam dari Thomas Hobbes, kekuasaan itu dari masing-masing orang langsung diserahkan kepada raja dengan melalui perjanjian masyarakat dan penyerahannya bersifat langsung. 2. Tentang pemegang kekuasaan (kekuasaa tertinggi atau kedaulatan).Kedaulatan itu artinya adalah kekuasaan yang tertinggi dalam suatu negara. Sebagai akibat daripada hal tersebut di atas maka orang lalu mengenal: interne souvereiniteit (kedaulatan ke dalam) dan Externe souvereiniteit (kedaulatan ke luar).a. Teori kedaulatan Tuhan.

Tokoh yang terlibat yaitu Agustinus, Thomas Aquinas, Marcilius. Teori ini berhubungan dengan teori teokrasi. Kelemahan teori ini yaitu kebebasan pemerintah sangat terikat pada ketentuan-ketentuan gereja, Paus membatasi pemikiran-pemikiran politik, ekonomi, budaya dan teknologi, negara harus dipimpin oleh raja dan keturunannya yang mempunyai kekuatan terhadap agama. Sedangkan kebaikan dari teori ini yaitu negara akan semakin kuat, timbulnya kesadaran rakyat untuk mengurangi kekuasaan raja yang absolute, negara memperoleh kekuasaan tertinggi dari Tuhan.

Page 9: resume IN

b. Teori kedaulatan negara.Pada teori ini kekuasaan tertinggi yang dimiliki atau ada pada negara. Negara yang

menciptakan hukum sehingga segala sesuatu harus tunduk pada hukum. Dalam teori ini negara dianggap sebagai suatu keutuhan yang menciptakan peraturan hukum, adanya hukum karena adanya negara, hukum tidak akan berlaku jika tidak dikehendaki oleh negara. Menurut Jean Bodin kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat hukum di dalam suatu negara yang sifatnya tunggal, asli, abadi, tidak dapat dibagi-bagi. Menurut George Jellinek, hukum merupakan penjelmaan daripada kehendak atau kemauan negara, negara yang menciptakan hukum, negara dianggap satu-satunya sumber hukum dan negara yang memiliki kekuasaan tertinggi/kedaulatan, diluar negara tidak ada organ lain yang berwenang menetapkan hukum.c. Teori kedaulatan hukum (rechts-souvereiniteit)

menurut teori ini yang mempunyai kekuasaan tertinggi di dalam suatu negara adalah hukum itu sendiri. Yang menjadi sumber hukum yaitu rasa hukum yang ada dalam masyarakat itu sendiri yaitu:

Instink hukum: rasa hukum yang bentuknya masih sederhana dan tingkatnya masih rendah

Kesadaran hukum: salah satu fungsi dari pada jiwa manusia, yang mengadakan reaksi terhadap perbuatan-perbuatan manusia dalam perhubungannya dengan manusia-manusia lain dalam kehidupan bermasyarakat.

Krabbe : hukum tidak timbul dari kehendak negara. Hukum berlaku terlepas dari pada kehendak negara. Krabbe mendasarkan teorinya bahwa tiap-tiap individu mempunyai rasa hukum. Kesadaran hukum menjadi salah satu fungsi dari jiwa manusia.

d. Teori Kedaulatan Rakyat.Menurut teori ini yang mempunyai kekuasaan tertinggi adalah rakyat. Teori ini

dipelopori oleh J.J Rousseau. Dalam teori ini rakyat bukan penjumlahan individu-individu melainkan kesatuan yang dibentuk oleh individu dan mempunyai kehendak (kehendak umum/volonte generate), pemerintahan harus dipegang oleh rakyat, setidaknya rakyat mempunyai perwakilan dalam pemerintahan sehingga volonte generate dapat diwujudkan. Menurut Immanuel Kant, tujuan negara adalah menegakkan hukum dan menjamin kebebasan dari warga negaranya (kebebasan dalam batas perUUan). Yang berhak membuat UU adalah rakyat sendiri. UU merupakan penjelmaan daripada kemauan/kehendak rakyat. 3. Tentang pengesahan kekuasaan.Dalam hal ini kita harus membedakan, bahkan lebih tegas memisahkan antara organisasi itu sendiri, yaitu negara, dengan organ-organ atau alat-alat perlengkapan, atau badan-badan yang menjalankan organisasi itu. Jadi bila kita mempersoalkan pengesahan kekuasaan atau legitimasi dari organisasi negara. Jadi sebenarnya persoalan legitimasi kekuasaan itu sangat erat hubungannya, bahkan tidak dapat dipisahkan dengan persoalan tentang tujuan negara.

Page 10: resume IN

KLASIFIKASI NEGARA

Pokok pembicaraan dalam klasifikasi negara ini adalah masalah-masalah mengenai kemungkinan-kemungkinan daripada bentuk negara; artinya sesuatu yang dinamakan negara itu mempunyai kemungkinan bentuk apa saja. Maka dari itu, hal ini adalah merupakan salah satu tugas pokok daripada ilmu negara. Hal ini antara lain disebabkan oleh:a. Negara, itu sebenarnya adalah merupakan suatu proses yang setiap waktu dapat mengalami perubahan, perubahan mana adalah sesuai dengan keadaan. b. Di dalam perkembangan pemikiran tentang negara dan hukum, peristilahan di dalam ilmu kenegaraan sering mengalami perubahan pengertian. Hal ini disebabkan karena kurang cepatnya perubahan istilah-istilah itu kalau dibandingkan dengan perubahan-perubahan pengertian. c. Di dalam mengadakan klasifikasi bentuk-bentuk negara, para sarjana itu mengemukakan pendapat atau mempergunakan kriteria atau dasar atau ukuran yang berbeda-beda.d. Bahkan mengenai apa yang disebut negara itu saja para sarjana, khususnya para ahli pemikir tentang negara dan hukum telah memberikan pengertian yang berbeda-beda, menurut sudut pandangannya atau filsafatnya masing-masing, serta selalu menyesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan jamannya.e. Sedangkan sesuatu istilah saja kadang-kadang mempunyai pengertian yang bermacam-macam.1. Klasifikasi Negara Klasik-tradisional : Monarki, Aristokrasi, Demokrasi.a. Susunan daripada pemerintahannya. Artinya, atau yang dimaksud adalah jumlah orang yang memegang pemerintahan, pemerintahan itu dipegang atau dilaksanakan oleh satu orang tunggal, beberapa atau segolongan orang, ataukah pada prinsipnya pemerintahan itu ada pada rakyat.b. Sifat dari pemerintahannya. Artinya pemerintahan itu ditujukan untuk kepentingan umum, ini yang baik; ataukah hanya untuk kepentingan mereka yang memegang pemerintahan itu saja, ini yang buruk. Jadi tegasnya disini mereka yang memegang kekuasaan pemerintahan itu pada asasnya mengakui bahwa mereka tidak melaksanakan kekuasaannya, atau tidak menjalankan pemerintahannya untuk kepentingan rakyatnya, melainkan hanya untuk kepentingan mereka sendiri. Keadaan demikian inilah yang kemudian menimbulkan ekses dari pemerintahan yang baik, yaitu secara berturut-turut : ekses daripada monarki adalah Tyranni, ekses daripada aristokrasi adalah oligarki, sedang ekses daripada demokrasi adalah anarki. 2. Klasifikasi Negara Dalam Bentuk Monarki dan Republik.Menurut Leon Duguit negara itu disebut monarki apabila kepala negaranya ditunjuk atau diangkat berdasarkan sistem pewarisan. Tegasnya kepala negara itu mendapatkan kedudukan karena warisan dari kepala negara yang langsung mendahuluinya. Jadi di sini

Page 11: resume IN

ada suatu lembaga negara, yaitu kedudukan kepala negara, yang dapat diwariskan. Sedangkan suatu negara itu disebut republik, apabila kepala negaranya itu ditunjuk atau di angkat tidak berdasarkan sistem pewarisan, jadi misalnya dapat dengan cara pemilihan, perampasan, penunjukkan dan sebagainya. Misalnya bentuk pemerintahan dari negara republik itu adalah:a. Republik dengan sistem pemerintahan rakyat secara langsung, atau dengan sistem referendum.b. Republik dengan sistem pemerintahan perwakilan rakyat, atau dengan sistem parlementer.c. Republik dengan sistem pemisahan kekuasaan, atau dengan sistem presidensil.Sedangkan bentuk-bentuk atau sistem pemerintahan daripada negara yang berbentuk monarki, adalah:a. Monarki dengan sistem pemerintahan absolutisme.b. Monarki terbatas.c. Monarki konstitusionil.Menurut Leon Duguit bentuk negara itu antara lain: negara kesatuan, negara serikat dan perserikatan negara-negara.3. Autoritaren Fuhrerstaat (negara autokrasi terpimpin)Ini adalah suatu negara yang dipimpin oleh kekuasaan negara, yang berdasarkan atas pandangan autoritet negara. Jadi dalam negara ini juga sedikit banyak dikuasai oleh azas ketidaksamaan, tetapi disamping itu juga dikuasai oleh azas kesamaan, oleh karena yang dapat memegang kekuasaan pemerintahan negara itu bukan hanya orang-orang ari satu dinasti saja. Jadi dapat dikatakan bahwa negara ini merupakan bentuk campuran antara monarki dan republik, dan mempunyai sifat-sifat monarki dan republik.4. Klasifikasi Negara menurut Prof. Mr. R. Kranenburg.Teori kekelompokan

Dalam membicarakan klasifikasi kelompok manusia ini Kranenburg mempergunakan dua macam kriteria:a. Sifat kesetempatan, artinya kelompok manusia itu mempunyai sifat setempat ataukan tidak setempat.b. Sifat keteraturan, artinya kelompok manusia itu sifatnya teratur ataukan tidak teratur.Dengan menggunakan dua macam kritria tersebut di atas Kranenburg mengklasifikasikan kelompok manusia menjadi empat jenis kelompok yaitu:1) Kelompok manusia yang sifatnya setempat tetapi sifatnya tidak teratur. Kelompok ini misalnya kelompok orang-orang yang berkerumun atau berkumpul pada suatu tempat untuk melihat atau menyaksikan sesuatu kejadian. Ciri yang istimewa atau khusus dari pada kelompok ini adalah sifatknya sangat suggestif, mudah dipengaruhi, dan mudah menimbulkan ekses atau perbuatan-perbuatan yang menimbulkan akibat yang kurang baik, karena kesadaran mereka telah sempit , sehingga berubah atau berganti menjadi suatu emosi sebagai akibat daripada banyaknya lesan-kesan pendengaran serta penglihatan mereka.

Page 12: resume IN

2) Kelompok manusia yang sifatnya setempat dan teratur. Ini merupakan kelompok orang yang berkumpul pada suatu tempat, dan yang mempunyai tujuan yang sama, dan tujuan ini hanya dapat dicapai kalau kelompok tersebut, sifatnya teratur. Jadi kelompok ini ada unsur baru, yaitu keadaan yang teratur, yang timbul karena adanya tujuan yang sama, yang mereka terima dengan sadar, karena tanpa adanya sifat setempat dan teratur tujuan mereka tidak dapat tercapai.3) Kelompok manusia yang sifatnya tidak setempat dan tidak teratur. Timbulnya kelompok ini karena adanya persamaan-persamaan yang bersifat objektif. Mereka ini merupakan suatu kelompok oleh karena mempunyai persamaan-persamaan yang bersifat objektif atau lahiriah. Persamaan yang bersifat objektif ini mudah menimbulkan adanya suasana golongan, kerjasama golongan, kepentingan golongan, dan sebagainya, yang kesemuanya bersifat golongan serta mereka itu mempunyai kepentingan bersama yang amat kuat dirasakan.4) Kelompok manusia yang sifatnya tidak setempat tetapi teratur. Kelompok ini adalah merupakan kelompok yang tertinggi dan disebut juga kelompok subjektif, karena mereka sudah mempunyai keinsyafan dan kesadaran akan kekelompokkannya. Yang merupakan faktor pokok daripada kelompok ini adalah kelompoknya itu sendiri, untuk mencapai serta melaksanakan tujuan kelompok itu.

Menurut Kranenburg ialah bahwa sifat hakekat negara itu tergantung pada problem atau masalah bagaimanakah sifat hubungan antara fungsi-fungsi negara itu dengan organ-organnya, serta sifat hubungan antara masing-masing organ itu satu sama lain. Dengan demikian Kranenburg mengadakan klasifikasi negara berdasarkan kritertia:I. Kriteria pertama, yaitu:1. Sifat hubungan antara fungsi-fungsi dengan organ-organ yang ada didalam negara itu. Ini yang dimaksudkan adalah, apakah fungsi-fungsi negara itu hanya dipusatkan pada satu organ, ataulah dipisah-pisahkan dan kemudian didistribusikan kepada beberapa organ.2. Sifat dari pada organ negara itu sendiri, ini maksudnya kalau fungsi-fungsi negara itu dipusatkan pada satu organ; serta bagaimanakah sifat hubungan antara organ-organ itu satu sama lain, ini kalau fungsi-fungsi negara itu dipisah-pisahkan dan masing-masing diserahkan kepada satu organ.Dengan mempergunakan kriteria ini, negara dapat diklasifikasikan sebagai berikut:1. negara dimana semua fungsi atau kekuasaan negara itu dipusatkan pada satu organ. Negara yang demikian ini adalah negara yang melaksanakan sistem absolut. Maksudnya organ negara itu, yaitu organ negara yang tertinggi, dipegang atau dilaksanakan oleh berapa orang. Ini ada tiga kemungkinan, yaitu:a. organ itu dapat bersifat tunggal, artinya organ yang tertinggi, serta kekuasaan negara yang tertinggi di dalam negara itu, hanya dipegang atau dilaksanakan oleh satu orang tunggal. Negara ini disebut monarki.

Page 13: resume IN

b. organ itu dapat bersifat beberapa orang, artinya organ yang tertinggi, serta kekuasaan negara tertinggi di dalam negara itu, dipegang dan atau dilaksanakan oleh beberapa orang. Negara itu disebut aristokrasi atau oligarki.c. Organ itu dapat bersifat jamak, artinya organ itu pada pronsipnya dipegang atau dilaksanakan oleh seluruh rakyat. Negara ini disebut demokrasi.2. Negara dimana fungis-fungsi atau kekuasaan-kekuasaan negara itu dipisah-pisahkan, dapat diklasifikasikan menjadi:a. Negara yang melaksanakan sistem pemisahan kekuasaan secara tegas, atau secara sempurna. Artinya masing-masing organ tersebut tidak dapat saling mempengaruhi, khusus antara badan legislatif dengan badan eksekutif. b. Negara yang melaksanakan sistem pemisahan kekuasaan, dan masing-masing organ pemegang kekuasaan tersebut, khususnya antara badan legislatif dengan badan eksekutif, dapat saling mempengaruhi, atau saling berhubungan. Sifat hubungan antara, kedua badan atau organ ini adalah bersifat politis, maksudnya kalau kebijaksanaan badan yang satu tidak mendapatkan persetujuan dari badan yang lain, badan tersebut dapat dibubarkan. Negara ini disebut negara dengan sistem parlementer.c. Negara yang melaksanakan sistem pemisahan kekuasaan, tetapi pada prinsipnya badan eksekutif itu hanya bersifat sebagai badan pelaksanaan atau badan pekerja saja dari pada apa yang telah diputuskan oleh badan legislatif. Dan disertai dengan pengawasan atau kontrol secara langsung dari rakyat, yaitu dengan sistem referendum. Negara ini disebut negara dengan sistem referendum.II. Kriteria kedua berdasarkan perkembangan sejarah, dan penjenisan negara modern yang timbul sebagai hasil atau akibat dari pada perkembangan politik jaman modern. Berdasarkan ini negara dapat diklasifikasikan menjadi:a. Negara dalam bentuk-bentuk historis, ini misalnya : federasi negara-negara dari jaman kuno, sistem provincia romawi, negara-negara dengan sistem feodal.b. Negara-negara dalam bentuk modern atau dari jaman modern : perserikatan negara-negara atau Staatenbund, negara serikat atau Bundesstaat, negara kesatuan atau negara Unitaris, dan negara kesemakmuran bersama Inggris atau British Commonwealth of Nations.5. Klasifikasi Negara menurut Hans Kelsen.Menurut Hans Kelsen negara itu pada hakekatnya adalah merupakan zwangsordenung, suatu tertib hukum atau tertib masyarakat yang mempunyai sifat memaksa, yang menimbulkan hak memerintah dan kewajiban tunduk. Oleh karena tertib hukum mana menjelma dalam bentuk peraturan-peraturan hukum, dan peraturan-peraturan hukum ini mengandung sanksi. Karena peraturan-peraturan hukum itu sifatnya memaksa, maka dengan sendirinya mengurangi atau membatasi kebebasan dari pada para warga negaranya. Menurut Hans Kelsen, sifat kebebasan warga negara itu ditentukan oleh dua hal, yaitu:1. Sifat mengikatnya pertauran-peraturan hukum yang dibuat atau dikeluarkan oleh penguasa yang berwenang.

Page 14: resume IN

2. Sifat keleluasaan penguasa atau pemerintah dalam mencampuri atau mengatur peri kehidupan daripada warga negaranya.Berdasarkan kriteria tersebut, negara dapat diklasifikasikan menjadi:1. Dengan kriteria yang pertama, yaitu sifat mengikatnya peraturan-peraturan hukum yang dibuat atau dikeluarkan oleh penguasa yang berwenang. Berdasarkan ini maka:a. Pada azasnya peraturan-peraturan hukum yang dikeluarkan oleh penguasa yang berwenang itu hanya mengikat atau berlaku terhadap rakyat atau warga negara saja, jadi tidak berlaku atau mengikat penguasa yang membuat dan mengeluarkan peraturan-peraturan hukum tersebut. Maka akibatnya si penguasa lalu mempunyai kecenderungan untuk membuat atau mengeluarkan peraturan-peraturan hukum sebanyak mungkin. Konsekuensi daripada ini adalah bahwa derajad pembatasan kebebasan pribadi warga negaranya bersifat maksimum, sedangkan kebebasan pribadi warga negaranya bersifat minimum. Negara yang memakai sistem heteronomi, disebut negara heteronom.b. Pada azasnya peraturan-peraturan hukum yang dikeluarkan oleh Penguasa yang berwenang itu kecuali mengikat warga negaranya atau rakyatnya juga mengikat si pembuat peraturan-peraturan hukum itu sendiri. Maka akibatnya adalah si penguasa itu lalu mempunyai kecenderungan untuk membuat dan mengeluarkan peraturan-peraturan hukum sesedikit mungkin. Konsekuensi daripada ini adalah bahwa derajad pembatasan kebebasan pribadi warga negaranya bersfiat minimun, sedangkan kebebasan pribadi warga negaranya bersifat maksimum. Negara yang demikian dikatakan negara yang memakai sistem autonomi, dan negaranya disebut negara autonom.2. Dengan kriteria yang kedua, yaitu sifat keleluasaan penguasa atau pemerintah dalam mencampuri atau mengatur peri kehidupan daripada para warga negaranya. Berdasarkan ini maka:a. pada azasnya penguasa atau negara mempunyai keleluasaan untuk mencampuri atau mengatur segala segi kehidupan daripada para warga negaranya. Akibatnya ialah bahwa penguasa lalu mempunyai kecenderungan mengeluarkan peraturan-peraturan hukum sebanyak mungkin untuk mengatur segala segi kehidupan. Konsekuensinya adalah derajad pembatasan kebebasan pribadi warga negara bersifat maksimum, sedangkan kebebasan pribadinya bersifat minimum. Negara ini disebut negara totaliter.b. pada azasnya penguasa atau negara hanya dapat mencampuri atau mengatur perihal kehidupan daripada warga negaranya yang pokok-pokok saja, yang menyangkut kehidupan warga negara secara keseluruhan. Maka akibatnya ialah bahwa derajad pembatasan pribadi warga negaranya bersifat minimum, sedangkan kebebasan pribadi warga negaranya bersifat maksimum. Oleh karena itu si penguasa hanya mempunyai kecenderungan untuk mengeluarkan peraturan-peraturan hukum sedikit,. Negara ini oleh Hans Kelsen disebut negara liberal.

Menurut Hans Kelsen ada empat jenis negara, yaitu heteronom, autonom, totaliter dan liberal. Ini secara teoritis dapatlah disusun suatu sistem kombinasi.1. Negara yang memakai sistem kombinasi autonomi-liberal, atau Negara yang memakai sistem kombinasi autonomi-totaliter.

Page 15: resume IN

2. Negara yang memakai sistem kombinasi heteronomi-liberal, atau negara yang memakai sistem kombinasi heteronomi-totaliter.6. Klasifikasi Negara menurut R.M. Mac Iver.Mac Iver mengemukakan adanya dua macam sistem mengklasifikasikan negara, yaitu:a. a tri partite classification of state klasifikasi negara ini menjadi tiga macam bentuk, sesuai dengan sistem atau bentuk pemerintahannya. Klasifikasi tentang bentuk-bentuk negara dengan sistem yang pertama ini, yaitu sistem tri partite classification, disebut pula sistem traditionel classification, mempergunakan dasar atau kriteria suatu pernyataan : siapakah yang memegang kekuasaan pemerintahan negara itu ? Ini mempunyai dua macam, yaitu1. Berapa orangkah yang memegang kekuasaan pemerintahan negara itu? Ini mempunyai tiga kemungkinan : yaitu bahwa kekuasaan pemerintahan negara itu mungkin dipegang oleh satu, beberapa, atau pada azasnya seluruh rakyat.2. Bagaimanakah sifat daripada pemerintahannya itu? Ini maksudnya pemerintahannya itu ditujukan untuk pemenuhan kepentingan umum, ini yang baik, ataukah hanya ditujukan untuk pemenuhan kepentingan daripada orang-orang yang memegang kekuasaan pemerintah negara itu sajab. a bi partite classification of state.Klasifikasi sistem ini adalah dasar atau alasan yang bersifat praktis yaitu mempergunakan dasark konstitusionil yang meliputi pertanyaan-pertanyaan:1. Bagaimanakah sifat hubungan antara satu orang yang memegang pucuk pimpinan pemerintahan daripada negara itu dengan beberapa orang yang memegang kekuasaan negara sebagai pendukungnya.2. Bagaimanakah sifat hubungan antara beberapa orang yang memegang kekuasaan pemerintahan itu dengan rakyat yang diperintahnya Jawaban dari pertanyaan yang kedua adalah :1. Apabila beberapa orang yang memegang kekuasaan itu sebagai pendukung dari satu orang yang memegang pucuk pimpinan dengan rakyat yang diperintahnya ada hubungan pertanggungan jawab, maka negara itu adalah negara demokrasi.2. Sedangkan antara the few dengan the many itu tidak terdapatkan hubungan pertanggungan jawab, maka negara tersebut adalah negara oligarki.7. Klasifikasi Negara menurut Maurice Duverger.Maurice Duvergen mengklasifikasikan negara menggunakan kriteria, bagaimanakah hubungan antara para penguasa dengan rakyat yang diperintah. Hubungan tersebut nampak jelas pada cara atau sistem pengangkatan para penguasa. Cara tersebut yaitu:1. Cara pertama dalam pengangkatan para penguasa yaitu dimana rakyat tidak diikutsertakan dalam pengangkatan pemerintahan negara. Berbagai macam sistem ini yaitu:a. Perebutan kekuasaan dapat terbentuk dengan berbagai macam cara yaitu :

Revolusi : perebutan kekuasaan dengan menggunakan kekuatan seluruh rakyat.

Page 16: resume IN

Coup d’etat : perebutan kekuasaan dengan menggunakan kekuatan pemerintah lama untuk menggulingkan dan kemudian menggantikannya.

Pronunciamiento : perebutan kekuasaan dengan menggunakan kekuatan militer. b. Sistem keturunan yaitu si pemegang menyerahkan kekuasaannya kepada keturunannya.c. Kooptasi adalah penunjukkan calon-calon penguasa oleh penguasa lama yang akan menggantikannyad. Sistem pengundian hanya terdapat sebagai hipotesa saja dilapangan administrasi atau pengadilan.e. Pengangkatan penguasa yang akan menggantikan itu dilakukan oleh penguasa lain.2. Cara kedua dalam pengangkatan para penguasa adalah suatu cara dimana pengangkatan para penguasa tersebut rakyat diikutsertakan. 3. Cara ketiga dalam pengangkatan atau pemilihan para penguasa adalah suatu sistem campuran antara sistem demokrasi dengan sistem autokrasi. Sistem campuran ini menimbulkan negara olgarki.Menurut Maurice Duverger sistem pemerintahan campuran ini merupakan suatu pemerintahan dimana orang-orang yang memegang kekuasaan pemeritahan negara dipilih dengan cara yang merupakan bentuk peralihan dari cara aoutokrasi ke demokrasi. Dibedakan dalam tiga jenis bentuk, yaitu:a. sistem pemerintahan campuran menurut Juxtaposition Juxtaposition antara seorang raja yang sifatnya autokrasi dengan badan perwakilan yang sifatnya demokratis. Juxtaposition antara unsur-unsur autokratis dengan unsur-unsur demokratis dalam suatu badan perwakilan rakyat artinya badan perwakilan rakyat terdiri dari 2 cara yang satu pengangkatan anggotanya dengan cara demokratis sedangkan yang lain pengangkatan anggotanya ditentukan secara autokratif. Juxtaposition antara unsur-unsur autokratis dengan unsur-unsur demokratis dalam suatu badan perwakilan rakyat maksudnya adalah hanya ada satu badan perwakilan rakyat yang pengangkatan anggotanya bersifat demokratis sedangkan yang lainnya bersifat autokratis. b. Sistem pemerintahan campuran secara kombinasi adalah suatu negara dimana kekuasaan pemerintahannya hanya dipegang satu organ saja dan pengangkatan organ tersebut dilakukan dengan cara demokratis atau autokratis.c. Sistem pemerintahan campuran secara berfusi atau berpadu adalah suatu sistem dimana pengangkatan para pengusahanya didapati unsur-unsur autokratis dan demokratis sekaligus berfusi atau berpadu.8. Klasifikasi Negara menurut H.J Laski.Ia mengatakan bahwa yang menjadi inti dalam organisasi negara adalah hubungan antara rakyat dan undang-undang. Berdasarkan kriteria ini maka negara dikalsifikasikan menjadi :a. Bila rakyat mempunyai wewenang ikut campur dalam pembuatan undang-undang, maka bentuk negara tersebut adalah demokrasi.

Page 17: resume IN

b. Bila rakyat tidak mempunyai wewenang ikut campur dalam pembuatan undang-undang, maka bentuk negara tersebut adalah autokrasi.H.J Lasky berpendapat dalam tiap-tiap penyelidikan tentang sistem peraturan-peraturan hukum menunjukkan akan kebutuhan tiga jenis kekuasaan yaitu:a. Adanya badan yang menetapkan peraturan-peraturan umum. Badan ini disebut badan perundang-undangan.b. Adanya badan yang bertugas melaksanakan peraturan-peraturan hukum. Badan ini adalah pemerintah.c. adanya badan yang berwenang memberikan keputusan dalam pelaksanaan terjadinya pelanggaran-pelanggaran. Badan ini disebut pengadilan.9. Klasifikasi negara menurut Sir John Marriott.Marriott mengajukan klasifikasi yang dapat mencakup semua bentuk negara modern. Dalam klasifikasinya ia menggunakan dasar sistem kenegaraannya yaitu :

mengenai susunan pemerintahannya : negara kesatuan dan negara federasi mengenai sifat konstitusinya: negara yang konstitusinya mempunyai sifat-sifat

istimewa dan negara yang undang-undang dasarnya bersifat fleksibel. mengenai sistem pemerintahannya : negara yang memakai sistem pemerintahan

presidensil dan negara memakai sistem pemerintahan parlementer.10. Klasifikasi negara menurut S.D Leacock.Leacock mengklasifikasikan negara modern dalam dua jenis:a. Despotis b. Demokratis :

1. Republik : 1. Federal : 1. Tidak berparlemen 2. Berparlemen

2. Kesatuan : 1. Tidak berparlemen 2. Berparlemen

2. Kerajaan terbatas : 1. Federal : 1. Tidak berparlemen 2. Berparlemen

2. Kesatuan : 1. Tidak berparlemen 2. Berparlemen.

11. Klasifikasi negara menurut H.N. SinhaH.N Sinha mengklasifikasikan negara modern dalam 3 jenis :a. Demokratis : 1. Republik : 1. Kesatuan : 1. Berparlemen

2. Tidak berparlemen 2. Federal : 1. Berparlemen

2. Tidak berparlemen 2. Kerajaan terbatas : 1. Kesatuan : 1. Berparlemen

2. Tidak berparlemen 2. Federal : 1. Berparlemen

2. Tidak berparlemenb. Anti-demokratis:1. Republik : 1. Kesatuan

Page 18: resume IN

2. Federasi 2. Kerajaan terbatas : 1. Kesatuan

2. Federasic. Negara Despotis

SUSUNAN NEGARA

Negara ditinjau dari segi susunannya :a. Negara yang bersusunan tunggal, yang disebut Negara Kesatuan.b. Negara yang bersusunan jamak, yang disebut Negara Federasi.

1. Negara KesatuanNegara Kesatuan adalah negara yang tidak tersusun dari beberapa negara melainkan

hanya terdiri atas satu negara saja. Ditinjau dari segi sejarah, kekuasaan para penguasa itu pada umumnya bersifat absolut dan masih dilaksanakannya asas sentralisasi(kekuasaan dan urusan pemerintah milik pemerintah pusat) dan asas konsentrasi (kekuasaan dan urusan pemerintahan dilaksanakan sendiri oleh pemerintah pusat).

Dalam perkembangannya di beberapa negara telah dilaksanakan asas dekosentrasi dan asas desentralisasi. Pelaksanaan asas dekosentrasi melahirkan pembagian wilayah negara. Sedangkan asas desentralisasi yaitu penyerahan urusan pemerintahan pusat kepada daerah otonom.2. Negara Federasi

Negara federasi adalah negara yang bersusunan jamak yang tersusun dari berbagai negara yang salling menggabungkan diri. Negara federasi mempunyai :

a. 2 macam negara, yaitu negara federasi atau negara gabungan dan negara bagian.b. 2 macam pemerintahan, yaitu pemerintahan negara federasi dan pemerintahan negara bagian.c. 2 macam Undang-undang Dasar, yaitu UUD negara federasi dan UUD negara Bagian.d. Negara di dalam negara, yaitu negara bagian itu berada dibawah negara federasi.e. 2 macam urusan pemerintahan, yaitu urusan pemerintahan yang pokok dan yang berkaitan dengan kepentingan bersema negara bagian.Berdasarkan sifat hubungan ikatan kerja sama antara pemerintah negara federasi

dengan pemerintah negara bagian, maka negara federasi itu dapat dibedakan menjadi : Negara Serikat dan Perserikatan Negara.3. Perbedaan antara Negara Serikat dengan Perserikatan Negara menurut Georg Jellinek

Jellinek meninjau dari berbagai sudut untuk mencari perbedaan antara negara serikat dan perserikatan negara. Apabila kedaulatan itu ada pada negara federal dan yang memegang kekuasaan adalah pemerintah federal, maka negara federal itu disebut negara serikat. Sedangkan kalau kedaulatan itu masih tetap ada negara-negara bagian, maka negara federal itu disebut perserikatan negara.4. Perbedaan antara Negara Serikat dengan Perserikatan Negara menurut Kranenburg

Page 19: resume IN

Menurutnya, apabila peraturan-peraturan hukum yang dikeluarkan oleh pemerintah negara federal dapat secara langsung mengikat warga negara, maka negara itu disebut negara serikat. Sedangkan kalau peraturan-peraturan hukum yang dikeluarkan oleh pemerintah federal tidak dapat secara langsung mengikat warga negaranya, maka negara itu disebut perserikatan negara.5. Perserikatan Bangsa-bangsa

Perserikatan Bangsa-bangsa merupakan suatu organisasi internasional dimana tergabung negara-negara. Badan-badan utama PBB adalah : Majelis umum, Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dan Sosial, Dewan Perwakilan, Mahkamah Internasional dan Sekretariat.

NEGARA DEMOKRASI MODERN

Menurut pendapat yang umu penjenisan terhadap negara-negara demokrasi modern ini berdasarkan atas sifat hubungan antara badan legislatif dengan badan eksekutif.Menurut Montesquieu, di dalam ajarannya yang dikenal dengan trias politica, terdapat 3 jenis kekuasaan : Kekuasaan Perundang-undangan (legislatif), kekuasaan pelaksanaan ( eksekutif), dan kekuasaan pengawasan (yudikatif)

Sistem pemerintahan di dalam negara yang menyelenggarakan sistem pemisahan kekuasaan, terdapat 3 macam : Presidensiil (Amerika), parlementer (Inggris), dan referendum (Swiss).1. Tipe-tipe demokrasi Moderna. Demokrasi yang representatif dengan sistem pemerintahan presidensiil. Didalam sistem ini, hubungan antara eksekutif dan legislatif dapat dikatakan tidak ada.b. Demokrasi yang representatif dengan sistem pemerintahan parlementer. Didalam sistem ini ada hubungan yang erat antara eksekutif dan legislatif.c. Demokrasi yang representatif dengan sistem pemerintahan referendum. Demokrasi ini adalah salah satu cara untuk menghindarkan suatu pemerintahan yang absolut. Ada 2 macam referendum, yaitu : Referendum Obligatoir (referendum wajib) dan referendum fakultatif (referendum tidak wajib)

NEGARA AUTOKRASI MODERN

Negara autokrasi modern sering disebut negara dengan sistem satu partai atau berpartai tunggal. Pada autokrasi modern terdapat seorang tunggal yang memegang pemerintahan negara dan terdapat badan perwakilan yang mendampingi kekuasaan kepala negara.1. Perbedaan antara Demokrasi Modern dengan Autokrasi Moderna. Pandangan terhadap hakekat negara

Mereka yang melaksanakan sistem autokrasi mengemukakan bahwa negara itu pada hakekatnya merupakan suatu organisme. Negara dianggap sebagai suatu kesatuan yang

Page 20: resume IN

mempunyai dasar-dasar hidup dan mempunyai kepentingan sendiri. Sedangkan mereka yang melaksanakan sistem demokrasi modern mengemukakan bahwa negara itu pada hakekatnya merupakan suatu kesatuan dari individu. Dalam arti bahwa individu mempunyai peranan yang pokok yang harus menentukan dan mengusahakan kebahagiaan serta kesejahteraan negara.b. Pandangan terhadap tujuan negara.

Mereka yang melaksanakan sistem autokrasi modern berpendapat bahwa tujuan negara adalah menghimpin kekuasaan sebesar-besarnya pada negara. Sedangkan mereka yang melaksanakan sistem demokrasi modern berpendapat bahwa tujuan negara untuk mengusahakan serta menyelenggarakan kebahagiaan serta kesejahteraan rakyatnya.2. Cara-cara pembatasan kekuasaan pengusaha.

Menurut Maurice Duverger ada tiga macam usaha untuk dapat melaksanakan pembatasan kekuasaan penguasa yang bergerak dalam lapangan yang tersendiri, yaitu :a. Usaha yang pertama ditujukan untuk melemahkan atau membatasi kekuasaan penguasa dengan secara langsung.b. Usaha yang kedua untuk membatasi kekuasaan penguasa dengan menambah atau memperkuat kekuasaan pihak yang diperintah.c. Usaha yang ketiga di dalam melaksanakan pembatasan kekuasaan penguasa untuk mengendalikan kelaliman-kelaliman pihak penguasa dari masyarakat atau negara.