resume institusi
TRANSCRIPT
![Page 1: Resume Institusi](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020207/5571f3d749795947648ea92a/html5/thumbnails/1.jpg)
![Page 2: Resume Institusi](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020207/5571f3d749795947648ea92a/html5/thumbnails/2.jpg)
Terdapat beberapa institusi sosial utama dalam sosiologi yaitu, institusi di bidang
keluarga, pendidikan, agama, ekonomi, dan politik.
INSTITUSI KELUARGA
Tipe Keluarga
Dalam sosiologi, biasanya keluarga dikenal dengan dua sistem yaitu, stem
Konsanguinal dan sistem Konjugal.
Pada keluarga bersistem konsanguinal menekankan pada pentingnya ikatan
darah, seperti misalnya hubungan antara seseorang dengan orang tuanya. Ikatan
seseorang dengan orang tuanya cenderung dianggap lebih penting daripada dengan
suami atau istrinya. Contohnya pada keluarga Jepang atau Tionghoa tradisional,
seorang suami akan memihak pada orang tuanya ketika orang tuanya berselisih
dengan istrinya.
sebaliknya, pada sistem kojugal menekankan pada pentingnya hubungan
perkawinan, ikatan antara suami-istri cenderung dianggap lebih penting daripada
ikatan dengan orang tua. Pembedaan tipe keluarga dikenal juga keluarga orientasi
(family of orientation) dimana di dalamnya seseorang dilahirkan, dan keluarga
prokreasi (family of procreation) yaitu keluarga yang dibentuk seseorang dengan
jalan menikah dan mempunyai keturunan.
Pembagian yang lain ialah tipe keluarga batih (nuclear family) yang terdiri
dari ayah, ibu, dan anak. Dan tipe keluarga luas (extended family).
Aturan Mengenai Perkawinan
Pada beberapa masyarakat ada aturan mengenai apakah jodoh harus berasal dari
anggota kelompok atau kelompok lain, siapa yang boleh dinikahi dalam anggota
kelompok sendiri dan yang tidak boleh; mengenai tempat setelah pernikahan, dan
garis keturunan.
Incest Taboo
Merupakan hubungan yang sumbang, inses, sumbang muhrim, terhadap anggota
kelompoknya sendiri. Menurut Clayton (1979) larangan hubungan sumbang tidak
![Page 3: Resume Institusi](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020207/5571f3d749795947648ea92a/html5/thumbnails/3.jpg)
terbatas pada hubungan darah sangat dekat (oran tua-anak, saudara kandung) tetau
juga mencakup kerabat dekat di luar orang tua dan saudara kandung.
Bentuk Perkawinan
Pada dasarnya terdapat dua macam bentuk perkawinan ; monogami (perkawinan
seorang laki-laki dengan seorang perempuan) dan poligami (perkawinan seorang
laki-laki dengan beberapa perempuan atau seorang perempuan dengan beberapa
laki-laki dalam waktu yang sama).
Poligami dibagi lagi menjadi poligini (perkawinan seorang laki-laki dengan beberapa
perempuan pada waktu yang sama) dan polyandry (perkawinan seorang perempuan
dengan beberapa laki-laki pada waktu yang sama), dan perkawinan kelompok (group
marriage, perkawinan dua orang laki-laki atau lebih dengan dua orang perempuan
atau lebih dalam waktu yang sama)
Aturan lain yang berlaku juga endogami(perkawinan yang mewajibakan dengan
anggota kelompok) dan eksogami (yang melarang perkawinan dengan sesama
anggota kelompok).
Aturan Mengenai Keturunan
Garis besar keturunan terdapat patrilineal (garis keturunan melalui laki-laki), bilateral
(garis keturunan melalui laki-laki dan perempuan), matrilineal (garis keturunan
melalui perempuan), dan keturunan rangkap (pada laki-laki melalui secara patrilineal
dan pada perempuan secara matrilineal).
Pola Menetap
Pada pola menetap terdapat beberapa ketentuan yaitu pola patrilokal (menetap
bersama pihak laki-laki), pola matri-patrilokal (mula-mula tinggal pada pihak
perempuan, namun kemudian menetap pada pihak laki-laki), pola matrilokal
(menetap bersama pihak perempuan), pola patri-matrilokal (mula-mula tinggal pada
pihak laki-laki, namun kemudian menetap pada pihak perempuan), pola bilokal
(menetap bersama pihak laki-laki ataupun perempuan), pola avunvulokal (dimana
![Page 4: Resume Institusi](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020207/5571f3d749795947648ea92a/html5/thumbnails/4.jpg)
pasangan yang baru menikah menetap di desa paman dari pihak perempuan), dan
pola neolokal (pasangan bebas menentukan tempat tinggal).
Fungsi Keluarga
1. berfungsi untuk mengatur penyaluran dorongan seks
2. reproduksi berupa pengembangan keturunan
3. mensosialisasikan anggota baru keluarga dalam masyarakat
4. mempunyai fungsi afeksi
5. memberikan status pada seorang anak
6. memberikan perlindungan bagi anggota keluarga.
Bertemu dan Berpisah Dalam Keluarga
Ikatan pertalian suami-istri kadang kala bisa rapuh dan dapat terjadinya
perpisahan atau bahkan perceraian. Perceraian dapat menyebabkan gangguan pada
fungsi keluaga, pihak yang bercerai maupun anak harus menghadapi situasi baru.
Peningkatan angka perceraian dapat menyebabkan pola gaya hidup keluarga
bercerai. Seperti hidup sendiri menjanda atau menduda, adanya anak yang hidup
dengan salah satu orang tua saja, dan juga terpisah dari saudara kandung lain.
Berkembangnya Gaya Hidup Baru
Dalam masyarakat barat kini, berkembang pola kehidupan perkawinan. Giddens
membaginya menjadi 3 bagian, yaitu :
- hidup bersama diluar nikah (cohabitation),
- keluarga orang tua homoseks (gay parent families) dan,
- hidup membujang.
Kekerasan Dalam Keluarga
Giddens mengungkapkan bahwa bahwa seringnya terjadi kekerasan dalam
keluarga sebagai pelampiasan nafsu, yang memang fungsi keluarga adalah
menyalurkan perasaan anggota keluarga. Contohnya penganiayaan suam terhadap
istri, orang tua terhadap anak, dan yang lain.
![Page 5: Resume Institusi](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020207/5571f3d749795947648ea92a/html5/thumbnails/5.jpg)
INSTITUSI PENDIDIKAN
Pokok Bahasan Sosiologi Pendidikan
Pokok bahasan utama pendidikan dalam sosiologi adalah pendidikan formal
mulai dari jenjang prasekolah hingga ke pendidikan tinggi, baik yang bersifat utama
maupun khas. Namun terdapat juga pendidikan nonformal (seperti kursus,
pendidikan informal, melalui rumah, atau juga media massa).
Para Sosiolog membagi pokok bahasan pendidikan menjadi tiga, yaitu :
- makrososiologi pendidikan : mempelajari hubungan pendidikan dengan
institusi lain dalam masyarakat.
- Mesososiologi pendidikan : mempelajari hubungan dalam suatu organisasi
pendidikan
- Mikrososiologi pendidikan : mempelajari interaksi sosial yang berlangsung
pada institusi pendidikan.
Fungsi Pendidikan
Dalam institusi pendidikan, sosiolog membedakan antara fungsi laten dan
fungsi manifes. Menurut Horton dan Hunt (1984) fungsi manifes pada pendidikan
untuk mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah,
mengenmbangkan bakat individu demi kepuasan pribadi ataupun umum,
melestarikan kebudayaan, menanamkan ketrampilan yang perlu bagi partisipasi
dalam demokrasi dan sebagainya.
Fungsi manifes ialah fungsi yang tercantum dalam kurikulum sekolah, namun
sekolah juga mempunyai kurikulum yang terselubung (hidden curriculum), yaitu
kurikulum yang tidak disadari tetapi juga berfungsi menanamkan pengetahuan.
Fungsi laten sebagai pemupukan keremajaan, pengurangan pengendalian
orang tua, penyediaan sarana pembangkangan, dan dipertahankannya sistem kelas
sosial.
INSTITUSI AGAMA
Insitusi di Bidang Agama
Agama merupakan institusi yang penting untuk mengatur kehidupan
manusia. Namun istilah agama yang digunakan merupakan terjemahan dari kata
![Page 6: Resume Institusi](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020207/5571f3d749795947648ea92a/html5/thumbnails/6.jpg)
religion yang ruang lingkupnya lebih luas, bukan merupakan istilah yang digunakan
oleh pemerintahan Indonesia dan diaukuinya. Istilah agama sendiri meliputi juga
animisme, dinamisme, totemisme, konfusianisme, judaisme, taoisme dsb.
Durkheim mengemukakan bahwa agama ialah sistem terpadu yang terdiri atas
kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci, kepercayaan dan
praktik tersebut mempersatukan semua orang yang beriman ke dalam suatu
komunitas moral yang dinamakan umat.
Agama pun mengenal berbagai simbol. Pada umat Islam, seorang laki-laki
yang memakai selendang bermotif kotak merah-putih dan menggunakan tutup
kepala berwana putih dianggap pernah menjalankan ibadah haji; pemakaian busana
khusus pada umat katolik atau protestan digunakan untuk membedakan anatara
orang awan dengan rohaniawan; di India keanggotan kasta seorang tampak pada
busana yang dikenakan.
Setiap agama mengenal pula praktik keagamaan, seperti berdoa,
sembahyang, berpuasa, dan sebagainya. Penganut agama pun mengenal
pengelompokan menjadi suatu komunitas keagamaan. Misalnya ada komunitas yang
terdiri dari anggota gereja atau warga pesantren atau kelompok pengajian tertentu.
Fungsi Agama
Fungsi manifes agama pada Horton & Hunt berkaitan dengan segi doktrin,
ritual, dan aturan perilaku. Namun yang juga penting diketahui adalah fungsi laten
agama. Durkheim mengemukakan bahwa agama mempunyai fungsi positif bagi
integritas masyarakat, baik pada tingkat mikro maupun makro. Pada tingkat mikro
menurut Durkheim fungsi agama melalui komunikasi dengan tuhan orang yang
beriman bukan hanya mengetahui kebenaran yang tidak diketahui orang kafir tapi
juga membuat seorang menjadi lebih kuat, sehingga agama menggerakan kita dan
membantu kita untuk hidup. Pada segi makro agama menjalankan fungsi positif
karena memenuhi keperluan masyarakat, menegakkan & memperkuat perasaan dan
ide kolektif yang menjadi ciri dan inti persatuan masyarakat melalui upacara ritual
keagamaan.
![Page 7: Resume Institusi](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020207/5571f3d749795947648ea92a/html5/thumbnails/7.jpg)
Agama dan Perubahan Sosial
Para sosiolog mengkaji hubungan antara agama dengan perubahan sosial,
ada yang berpendapat bahwa “agama adalah candu bagi rakyat” (Marx) sehingga
cenderung menerima suatu keadaan tanpa mau bergerak. Namun ditentang dan
menurut sosiolog lain bahwa masyarakt agama merupakan revolusioner yang
memipin gerakan sosial. Contohnya gerakan kaum ulama di tanah air kita untuk
mengusir para penjajah.
Dalam masyarakat ditemukan gejala sekularisme yang didefinisikan oleh
Giddens sebagai proses dimana agama kehilangan pengaruhnya pada setiap segi
manusia. Dampak perubahan sosial pada agama berlangsungnya evolusi ke arah
diferesiansi, kekomprehensifan, dan rasionalitas yang benar.
Agama dan Institusi Lain Dalam Masyarakat
Pada bidang keluarga sebagai contoh pada agamanya tidak membenarkan
pembatasan kelahiran pada bidang politik yaitu adanya partai-partai politik berbasis
agama. Dengan institusi ekonomi yaitu peran kewiraswastaan pada kaum santri di
kota pare. Pada pendidikan yaitu mata pelajaran agama yang diberikan dari jenjang
prasekolah hingga perguruan tinggi, dan ada juga lembaga-lembaga yang
mengkhususkan pendidikan agama seperti pesantren.
Asosiasi pada agama dapat berupa lembaga pengadilan agama, kantor urusan
agama, dan sebagainya.
INSTITUSI EKONOMI
Sejarah perkembangan sosiologi sebagai suatu disiplin ilmu dipicu oleh perubahan
ekonomi yang terjadi pada Eropa setelah terjadinya revolusi industri. Menurut
Kornblum institusi ekonomi difokuskan pada pasar, pembagian kerja, interaksi antara
pemerintah dan institusi ekonomi, dan perubahan pada pekerjaan yang ada pada
masyarakat berkaitan dengan dunia usaha.
![Page 8: Resume Institusi](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020207/5571f3d749795947648ea92a/html5/thumbnails/8.jpg)
Ideologi Ekonomi
Ideologi menjadi dasar terciptanya beraneka sistem ekonomi yang
mempengaruhi berkembangnya masyarakat. Kornblum mendefinisikan 3 ideologi
ekonomi : merkantilisme, kapitalisme, dan sosialisme.
Perusahaan
Sosiologi mempelajari institusi di bidang ekonomi, yaitu yang melaksanakan
produksi dan distribusi barang dan jasa dalam masyarakat dalam berbagai bentuk
organisasi yang terlibat dalam proses produksi dan distribusi barang & jasa.
Pada bidang perinsdustrian dikenal adanya oligopoli (industri yang didominasi
beberapa perusahaan raksasa) adanya perusahaan raksasa sangat menyukarkan
perusahaan kecil. Dikenal juga istilah konglomerat (himpunan dari beberapa
perusahaan kecil).
INSTITUSI POLITIK
Sosiologi tidak dapat mengambaikan proses dan institusi politik. Kornblum
mendefinisikan institusi politik sebagai perangkat aturan dan status yang
mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang. Contoh dari
institusi utama di bidang politik yang diajukannya ialah eksekutif, legislatif, judikatif,
militer, keamanan nasional, dan partai politik.
Tipe Dominasi
Politik menentukan siapa memperoleh apa, bilamana, dan bagaimana, dan
bahwa dasar politik ialah persaingan untuk memiliki kekuasaan. Menurut Weber
kekuasaan dan dominasi (herrschaft) perlu dibedakan, dominasi memiliki kekhasan
mempunyai wewenang yang sah. Pada kekuasaan, seseorang dapat memaksakaan
kehendaknya pada orang lain tanpa mempunyai wewenang. Sedangkan suatu
dominasi memerlukan keabsahan (legitimacy), berupa pengakuan dari masyarakat
terhadap dominasi tersebut. Weber membedakan dominasi menjadi tiga yaitu :
![Page 9: Resume Institusi](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020207/5571f3d749795947648ea92a/html5/thumbnails/9.jpg)
1) dominasi kharismatik : keabsahannya didasarkan pada kepercayaan bahwa
sang pemimpin mempunyai kemampuan luar biasa.
Para pengikut mempercayai bahwa sang pemimpin
telah mendapatkan wahyu dari adrikodrati. Yang
menjadi dasar keabsahan pemimpin ialah kharisma.
2) dominasi tradisional : penguasa melanjutkan tradisi yang telah ditegakkan
oleh pemimpin kharismatik sebelumnya. Keabsahan
kepemimpina didasarkan pada tradisi.
3) dominasi legal-rasional : kekuasaan pemimpin didasarkan pada aturan
hukum yang dibuat atas dasar pertimbangan
rasional. Keabsahan seorang pemimpin didasarkan
pada hukum.
Proses Politik
Dasar politik ialah persaingan untuk memperoleh kekuasaan. Masalah yang
menjadi pokok perhatian sosiologi ialah terjadinya konflik dan konsensus. Michels
dan Weber berpendapat bahwa perkembangan birokrasi akan menghambat
demokrasi. Baik organisasi sosialis maupun kapitalis akan mempunyai
kecenderungan untuk menjadi organisasi yang bersifat birokratis dan oligarkis.