resumoe pak irawan

14
RESUME Disusun Oleh : kelompok 4 Kelas : 3a Ani sulastri Dena kurnia Eneng linda Rina ayuni Welly supriatna Taufik haryanto

Upload: egisulaeman

Post on 03-Feb-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

resume perioperatife

TRANSCRIPT

Page 1: Resumoe Pak Irawan

RESUME

Disusun Oleh : kelompok 4

Kelas : 3a

Ani sulastri

Dena kurnia

Eneng linda

Rina ayuni

Welly supriatna

Taufik haryanto

PROGRAM STUDI S I KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI

Page 2: Resumoe Pak Irawan

2015

Resume Pak Irawan

1) Insturment (alat – alat) / alat dan bahan

Disesuaikan dengan tindakan yang akan dilakukan, jangan sampai ada alat – alat

yang tidak di butuhkan. Ditakutkan dengan adanya alat itu (yang tidak di

butuhkan) bukannya malah membantu. Tapi malah menjadi bencana.

Sterilisasi alat juga harus diperhatikan karena tindakan operasi adalah tindakan

operasi adalah tindakan yang berhubungan langsung dengan tubuh pasien.

Sehingga jika sterilisasi tidak dilakukan dengan baik maka akan menyebabkan

resiko ineksi yang lebih tinggi bahkan bila menganggu keselamatan jiwa pasien .

satu catatan bahwa alat – alat yang steril tidak boleh bersinggungan atau dipindah

titik ke lokasi yang lebih tidak steril. Jika ragu tentang ke sterilan suatu alat maka

alat itu dianggap tidak steril. Dan biasanya alat operasi di antikan hanya untuk

per 1 pasien ga boleh di tuker - tuker dan harus di sterilisasi ulang.

Perawat yang boleh menyentuh alat – alat adalah mereka ya sudah melakukan

tindakan scrub.

APD juga harus di perhatikan, karena pada saat tindakan operasi tidak hanya

pasien yang harus dijaga keselamatannya, tapi tenaga kesehatan nya juga sama.

Jangan lupa cek ulang alat yang telah digunakan, ditakutkan terjadi adanya

ketinggalan di tubuh pasien.

Perawat kamar bedah harus tau cara sterilisasi yang benar.

Biasanya sesudah di steril di siimpan di tempat.

Sehingga harus bisa di bedakan tuga – tugas yang ada di ruang operasi. Ada yang

perawat scrub, cheer dan sebagainya.

Teknik persiapan personel sebelum operasi meliputi 3 tahap, yaitu : Scrubbing

(cuci tangan steril), Gowning (teknik peggunaan gaun operasi), dan Gloving

(teknik pemakaian sarung tangan steril).

2) Proses Keperawatan Intraoperatif dan Post

Dalam fase ini tidak ada pengkajian, diagnosa dan intervensi hanya implementasi

dan evaluasi. Sedangkan pada 5 proses keperawatan harus lengkap dan

Page 3: Resumoe Pak Irawan

kelengkapan tersebut akan digunakan untuk penentuan implementasi dan evaluasi

di intra dan post.

Aktivitas keperawatan yang dilakukan selama tahap intra operatif meliputi 4 hal,

yaitu : Safety Management, Monitoring Fisiologis, Monitoring Psikologis, dan

Pengaturan dan koordinasi Nursing Care Safety Management.

Adapun tindakan yang dilakukan untuk jaminan keamanan pasien diantaranya

yaitu pengaturan posisi pasien yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan

pada pasien dan memudahkan proses pembedahan.

Factor penting yang harus diperhatikan ketika pengaturan posisi pasien adalah :

daerah operasi, usia, berat badan pasien, tipe anastesi dan nyeri (normalnya nyeri

dialami oleh pasien yang mengalami gangguan pergerakan, seperti artritis).

Posisi yang diberikan tidak boleh mengganggu sirkulasi, respirasi, tidak

melakukan penekanan yang berlebihan pada kulit dan tidak menutupi daerah atau

medan operasi.

Contoh-contoh posisi tersebut yaitu :

Supine (dorsal recumbent) : hernia, laparotomy, laparotomy eksplorasi,

appendiktomi, mastectomy atau pun reseksi usus.

Pronasi : operasi pada daerah punggung dan spinal. Misal : Lamninectomy

Trendelenburg : dengan menempatkan bagian usus diatas abdomen, sering

digunakan untuk operasi pada daerah abdomen bawah atau pelvis.

Lithotomy : posisi ini mengekspose area perineal dan rectal dan biasanya

digunakan untuk operasi vagina. Dilatasi dan kuretase dan pembedahan rectal

seperti : Hemmoiroidektomy

Lateral : digunakan untuk operasi ginjal, dada dan pinggul.

Adapun monitoring fisiologis yang dilakukan meliputi : Melakukan balance

cairan, Memantau kondisi cardiopulmonal, Pemantauan terhadap perubahan vital

sign.

Dukungan prikologis yang diberikan (sebelum induksi dan bila pasien sadar)

yaitu : Memberikan dukungan emosional pada pasien, Berdiri di dekat klien dan

memberikan sentuhan selama prosedur induksi, Mengkaji status emosional klien,

dan Mengkomunikasikan status emosional klien kepada tim kesehatan (jika ada

perubahan).

Page 4: Resumoe Pak Irawan

Pengaturan dan Koordinasi Nursing Care. Tindakan yang dilakukan antara lain :

Memanage keamanan fisik pasien dan Mempertahankan prinsip dan teknik

asepsis.

Diagnose keperawatan :

Resiko infeksi b.d prosedur invasif (luka incisi)

Resiko injury b,d kondisi lingkungan eksternal misal struktrur lingkungan,

pemajanan peralatan, instrumentasi dan penggunaan obat-obatan anastesi.

Implementasi :

Memberikan dukungan emosional

Kesejahteraan emosional pasien harus dijaga selama operasi. Sebelum dianastesi

perawat bertanggung jawab untuk membuat pasien nyaman dan tidak cemas. Bila

pasien sadar atau bangun selama prosedur pembedahan. Perawat bertugas

menjelaskan prosedur tindakan yang dilakukan, memberikan dukungan psikologis

dan menyakinkan pasien. Ketika pasien sadar dari pengaruh anastesi, penjelasan dan

pendidikan kesehatan perlu dilakukan. Hal ini dilakukan terhadap semua pasien,

terutama pada operasi dengan sistem anastesi lokal maupun regional. Pemantauan

kondisi pasien akan mempengaruhi kondisi fisik dan kerja sama pasien.

Mengatur posisi yang sesuai untuk pasien

Posisi yang sesuai diperlukan untuk memudahkan pembedahan dan juga untuk

menjamin keamanan fisiologis pasien. Posisi yang diberikan pada saat pembedahan

disesuaikan dengan kondisi pasien. Lihat keterangan di atas.

Mempertahankan keadaan asepsis selama pembedahan

Perawat bertanggung jawab untuk mempertahankan keadaan asepsis selama operasi

berlangsung. Perawat bertanggung jawab terhadap kesterilan alat dan bahan yang

diperlukan dan juga bertanggung jawab terhdap seluruh anggota tim operasi dalam

menerapkan prinsip steril. Jika ada sesuatu yang diangggap tidak steril menyentuh

daerah steril, maka instrumen yang terkontaminasi harus segera diganti.

Menjaga kestabilan temperatur pasien

Temperatur di kamar operasi dipertahankan pada suhu standar kamar operasi dan

kelembapannya diatur untuk mengahmabat pertumbuhan bakteri. Pasien biasanya

merasa kedinginan di kamar operasi jika tidak diberik selimut yang sesuai.

Kehilangan panas pada pasien berasal dari kulit dan daerah yang terbuka untuk

Page 5: Resumoe Pak Irawan

dilakukan operasi. Ketika jaringan tidak tertutup kulit akan terekspose oleh udara,

sehingga terjadi kehiilangan panas akan berlebihan. Pasien harus dijaga sehangat

mungkin untuk meminimalkan kehilangan panas tanpa menyebabkan vasodilatasi

yang justru menyebabkan bertambahnya perdarahan.

Memonitor terjadinya hipertermi malignan

Monitoring kejadian hipertermi maligan diperlukan untuk mencegah terjadinya

komplikasi berupa kerusakan sistem saraf pusat atau bahkan kematian. Monitoring

secara kontinu diperlukan untuk menentukan tindakan pencegahan dan penanganan

sedini mungkin sehingga tidak menimbulkan komplikasi yang dapat merugikan

pasien.

Membantu penutupan luka operasi

Langkah terakhir dalam prosedur pembedahan adalah penutupan luka operasi.

Penutupan luka dilakukan lapis demi lapis dengan menggunakan benag yang sesuai

dengan jenis jaringan. Penutupan kulit menggunakan benang bedah untuk

mendekatkan tepi luka sampai dengan terjadi penyembuhan luka operasi. Luka yang

terkontaminasi dapat terbuka seluruhnya atau sebagian saja. Ahli bedah memilih

metode dan tipe jahitan atau penutupan luka beedasarkan daerah operasi, ukuran dan

dalamnya luka operasi serta usia dan kondisi pasien. Setelah luka operasi dijahit

kemudian dibalut dengan kassa steril untuk mencegah kontaminasi luka,

mengabsorpsi drainage, dan membantu penutupan incisi. Jika penyembuhan luka

terjadi tanpa komplikasi, jahitan biasanya bisa dibuka setelah 7 sampai dengan 10 hari

tergantung letak lukanya.

Membantu drainage

Drain ditempatkan pada luka operasi untuk mengalirkan darah, serum,debris

dari tempat operasi yang bila tidak dikeluarkan dapat memperlambat penyembuhan

luka dan menyebabkan terjadinya infeksi. Ada beberapa tipe drain bedah yang dipilih

berdasarkan ukuran luka. Perawat bertanggung jawab mengkaji bahwa drain berfungsi

dengan baik. Darain bisaasanya dicabut bila produk drain sudah berkurang dalam

jumlah yang signifikan. Dan bentuk produk sudah serous, tidak dalam bentuk darah

lagi.

Memindahkan pasien dari ruang opersai ke ruang pemulihan/ICU

Sesudah operasi, tim operasi akan memberikan pasien pakain yang bersih, kemudian

memindahkan pasien dari meja operasi ke barankard. Selama pembedahan ini tim

operasi meghindari membawa pasien pasien tanpa pakaian, karena disamping

Page 6: Resumoe Pak Irawan

memalukan bagi pasien juga merupakan salah satu predisposisi terrjadinya kehilangan

panas, infeksi respirasi dan shock, mencegah luka operasi terkontaminasi serta

kenyamanan pasien. Hindari juga memindahkan pasien dengan tiba-tiba dan

perubahan posisi yang terlalu sering yang merupakan predisposisi terjadinya

hipotensi. Perubahan posisi pada pasien harus dilakukan secara bertahap, misalnya

dari litotomi ke posisi horizontal kemudian kearah supinasi dan lateral. Saat

memindahkan pasien post operasi harus dilakukan ekstra hati-hati dan mendapatkan

bantuan yang adekuat dari staff. Sesudah memindahkan pasien ke barnkard, pasien

ditutup dengan selimut dan dipasang sabuk pengaman. Pengaman tempat tidur (side

rail) harus selalu dipasang untuk keamanan pasien, karena pasien biasanya akan

mengalami periode gelisah saat dipindahkan dari ruang operasi.

FASE POSTOPERATIF

Fase postoperatif dimulai dengan masuknya pasien keruang pemulihan dan berakhir

dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau dirumah. Pada fase postoperatif

langsung, fokus termasuk mengkaji efek dari agen anastesi dan memantau fungsi vital

serta mencegah komplikasi. Aktivitas keperawatan berfokus pada tingkat

penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, dan tindak lanjut serta rujukan

penting untuk penyembuhan yang berhasil dan rehabilitasi diikuti oleh pemulangan.

Manajemen Keperawatan :

1) Pengkajian

Pengkajian segera setelah bedah saat kembali ke unit klinik terdiri atas :

a. Respirasi: kepatenan jalan napas, frekuensi, karakter, sifat dan bunyi napas.

b. Sirkulasi: tanda – tanda vital termasuk tekanan darah, kondisi kulit

c. Neurologi: tingkat respon

d. Drainase: adanya drainase

e. Kenyamanan: tipe nyeri dan lokal, mual, muntahdan perubahan posisi yang

dibutuhkan

f. Psikologi: sifat dan dari pertanyaan pasien

g. Keselamatan: kebutuhan akan pagar tempat tidur, selang infus tidak tersumbat

h. Peralatan: diperiksa untuk fungsi yang baik

2) Diagnosa

Berdasarkan pada pengkajian, diagnosa keperawatan sebagai berikut:

Page 7: Resumoe Pak Irawan

a. Bersihan jalan napas tidak efektif yang berhubungan dengan efek depresan dan

anastesi

b. Nyeri dan ketidaknya nyamanan postoperatif

c. Resiko terhadap cedera

d. Hipotermi

e. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan

f. Perubahan eliminasi urinarius

g. Konstipasi yang berhubungan dengan motilitas lambung dan usus

h. Kerusakan mobilitas fisik

i. Ansietas tentang diagnosis postoperatif

3) Intervensi dan Evaluasi

a. Memastikan fungsi pernapasan yang optimal dan meninngkatkan ekspansi paru,

dengan evaluasi: pasien mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal

Melakukan pelatihan napas dalam

Menunjukan bunyi napas bersih

Menggunakan spirometer insentif sesuai dengan yang diresepkan.

Menunjukkan suhu tubuh yang normal

Menunjukkan hasil rontgen yang normal.

Berbalik dari satu posisi ke posisi lainnya sesuai dengan yang diintruksikan

b. Meredakan nyeri dan mual muntah, peredaan nyeri tergantung pada letak lokasi

pembedahan, perubahan posisi pasien, distraksi, dan pemijatan punggung dengan

lotion yang menyegarkan dapat sangat membantu dalam ketidak nyamanan.

Dengan evaluasi :

Nyeri berkurang atau hilang

Tidak ada tanda – tanda infeksi.

Mual dan muntah tidak terjadi

c. Mempertahankan suhu tubuh, suhu ruangan dipertahankan dengan nyaman dan

selimut disediakan mencegah menggigil,dengan evaluasi :

Menunjukkan suhu normal

Bebas dari menggigil

Tidak meninjukkan tanda – tanda kedinginan

Tidak mengalami disritmia jantung

d. Menghindari cedera, melalui pemantauan yang cermat ketika pasien sadar dari

pengaruh anastesi, dengan evaluasi hasil :

Page 8: Resumoe Pak Irawan

Terhindar dari cedera

Menerima untuk menaikkan pagar tempat tidur ketika dibutuhkan

e. Mempertahankan status nutrisi, memberikan diet yang adekuat, nutrisi parenteral,

dengan evaluasi hasil :

Menunjukkan motilitas gastrointestinal meningkat

Bising usus normal

Kembali pada diet normal

Berat badan norma sesuai dengan tinggi badan

f. Meningkatkan Fungsi urinarius normal, dicoba semua metode yang diketahui

dapat membantu pasien dalam berkemih, pemasangan kateter, dengan evaluasi :

Berkemih adekuat

Menunjukkan retensi

g. Konstipasi, jika cairan atau serat dan laksatif tidak efektif, enema dapat

digunakan, dengan evaluasi :

Bising usus normal

Bebas dari distres abdomen

Pola eliminasi adekuat

h. Mengurangnya ansietas dan mencapai kesejahteraan psikososial, dibuat tentang

perawatan dirumah yang diperlukan setelah pemulangan, kunjungan perawatan

dirumah diatur jika diperlukan, dengan evaluasi :

Ikut serta dalam perawatan diri

Mengekspresikan antisipasi tentang mengunjungi teman dan keluarga

berbicara secara positif tentang rencana mendatang

ANESTHESIA

Definisi

Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthētos,

"persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan

menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya

yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh

Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846.

Dua kelompok anestesi

Obat untuk menghilangkan nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu analgetik dan

anestesi. Analgetik adalah obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara

total. seseorang yang mengonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar.

Page 9: Resumoe Pak Irawan

Analgetik tidak selalu menghilangkan seluruh rasa nyeri, tetapi selalu meringankan rasa

nyeri.

Beberapa jenis anestesi menyebabkan hilangnya kesadaran, sedangkan jenis yang

lainnya hanya menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan pemakainya tetap

sadar.

Tipe anestesi

Beberapa tipe anestesi adalah:

a. Pembiusan total — hilangnya kesadaran total

b. Pembiusan lokal — hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada

sebagian kecil daerah tubuh).

c. Pembiusan regional — hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh

blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya

Pembiusan lokal atau anestesi lokal adalah salah satu jenis anestesi yang hanya

melumpuhkan sebagian tubuh manusia dan tanpa menyebabkan manusia kehilangan

kesadaran. Obat bius jenis ini bila digunakan dalam operasi pembedahan, maka setelah

selesai operasi tidak membuat lama waktu penyembuhan operasi.

Anestesiologis dengan empat rangkaian kegiatan

Anestesi dilakukan oleh dokter spesialis anestesi atau anestesiologis. Dokter spesialis

anestesiologi selama pembedahan berperan memantau tanda-tanda vital pasien karena

sewaktu-waktu dapat terjadi perubahan yang memerlukan penanganan secepatnya.

Empat rangkaian kegiatan yang merupakan kegiatan sehari-hari dokter anestesi adalah:

a. Mempertahankan jalan napas

b. Memberi napas bantu

c. Membantu kompresi jantung bila berhenti

d. Membantu peredaran darah

e. Mempertahankan kerja otak pasien.

Penggunaan obat-obatan dalam anestesi

Dalam membius pasien, dokter anestesi memberikan obat-obatan (suntik, hirup,

ataupun lewat mulut) yang bertujuan menghilangkan rasa sakit (pain killer),

menidurkan, dan membuat tenang (paraytic drug). Pemberian ketiga macam obat itu

disebut triangulasi.