review pelaksanaan siklus sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). 9...

23
Review Pelaksanaan Siklus DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya C48 MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan dan BKM PNPM Mandiri Perkotaan Pemetaan Swadaya 2 PJM Pronangkis 4 Membangun BKM 3 BLM KSM Review: PJM, Kelembagaan, Keuangan 7 Pelaksanaan dan Pemantauan 6 1 Refleksi Kemiskinan Sinergi dengan Perencanaan Daerah 5 Identifikasi Masalah Tahap Pelaksanaan Tahap Evaluasi Tahap Perencanaan 0 Rembug Kesiapan Masyarakat

Upload: dangkhanh

Post on 24-May-2018

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Review Pelaksanaan Siklus sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). 9 Apa yang dipelajari? Siklus Prinsip Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir PJM

Review

Pelaksanaan Siklus

DEPARTEMEN

PEKERJAAN

UMUMDirektorat Jenderal Cipta Karya

C48MODUL KHUSUS KOMUNITAS

Relawan dan BKM

PNPM Mandiri Perkotaan

PemetaanSwadaya

2PJM

Pronangkis

4

MembangunBKM

3

BLM

KSM

Review: PJM,Kelembagaan,

Keuangan

7Pelaksanaan

danPemantauan

6

1Refleksi

Kemiskinan

Sinergidengan

PerencanaanDaerah

5

Iden

tifika

siMas

alah

Taha

pPe

laks

anaa

nTahapEvaluasi

TahapPerencanaan

0RembugKesiapan

Masyarakat

Page 2: Review Pelaksanaan Siklus sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). 9 Apa yang dipelajari? Siklus Prinsip Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir PJM

Modul 1 Review Pemahaman Siklus PNPM Mandiri Perkotaan 1

Kegiatan 1: Menyusun Puzzle Siklus PNPM Mandiri Perkotaan 2

Modul 2 Siklus PNPM MP Tahap 3 18

Kegiatan 1 : Pemetaan Pelaksanaan Siklus 19

Kegiatan 2 : Penjelasan Tahap Intervensi Lanjutan 19

Kegiatan 3 : Pembahasan Peran BKM/LKM dan UP 20

Page 3: Review Pelaksanaan Siklus sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). 9 Apa yang dipelajari? Siklus Prinsip Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir PJM

1

Modul 1 Topik: Review Pemahaman Siklus PNPM Mandiri Perkotaan

1. Memperkuat pemahaman peserta terhadap siklus PNPM Mandiri Perkotaan

Kegiatan 1 : Menyusun Puzzle Siklus PNPM Mandiri Perkotaan

2 Jpl (90’)

Bahan Bacaan : PNPM Mandiri Perkotaan Sebagai Proses Pembelajaran Kritis

Bahan Bacaan : Siklus PNPM Mandiri Perkotaan, Implementasi Daur Program Pembangunan Partisipatif

• Kertas Plano, kuda-kuda untuk Flip-chart

• LCD

• Metaplan, spidol, selotip kertas dan jepitan besar

• Papan Tulis dengan perlengkapannya

Page 4: Review Pelaksanaan Siklus sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). 9 Apa yang dipelajari? Siklus Prinsip Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir PJM

2

Menyusun Puzzle Siklus PNPM Mandiri Perkotaan 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta bahwa kita akan memulai

proses belajar untuk mereview pemahaman kita Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Uraikan apa tujuan modul ini

2) Jelaskan kepada peserta bahwa kita selama ini sudah mendampingi masyarakat untuk

melaksanakan siklus penanggulangan kemiskinan, kita akan memulai kegiatan dengan mengecek pemahaman kita menganai siklus PNPM Mandiri Perkotaan.

3) Bagilah peserta ke dalam 4 kelompok dan tugaskan masing – masing kelompok untuk menyusun

puzzle (potongan kartu) siklus kelurahan yang sudah disediakan sebelumnya. (Lihat LK 1). Mintalah pada peserta untuk mendiskusikan tujuan pembelajaran dari masing – masing siklus.

4) Setelah diskusi kelompok selesai pasanglah masing – masing susunan siklus yang sudah dibuat

oleh setiap kelompok kemudian cermati bersama apakah ada yang tidak sama, apabila ada diskusikan.

Perhatikan apakah mereka memahami siklus hanya sampai kepada PJM saja atau sampai kepada tahapan kegiatan pelaksanaan dan review partisipatif (evaluasi tahunan)?. Tegaskan kepada peserta mengenai siklus sebagai implementasi dari daur program pembangunan partisipatif. Gunakan Media Bantu tahapan siklus apabila diperlukan.

5) Berdasarkan kepada hasil diskusi kelompok kemudian bahas bersama dalam pleno kelas

pembelajaran apa yang diharapkan dari setiap tahapan siklus. Untuk memudahkan pakailah tabel seperti di bawah ini sebagai acuan.

Siklus Pembelajaran Yang Diharapkan

Page 5: Review Pelaksanaan Siklus sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). 9 Apa yang dipelajari? Siklus Prinsip Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir PJM

3

LK 1- Tata cara Menyusun Puzzle Siklus Desa/Kelurahan 1. Siapkanlah potongan-potongan kertas karton dengan ukuran lebar 10 cm dan panjang 20 cm

sebanyak siklus desa/kelurahan (1 kelompok 1 set), dan tulislah (lebih baik di print), setiap kartu dengan dengan tulisan : • Rembug Kesiapan Masyarakat • Refleksi Kemiskinan • Pemetaan Swadaya • Pembangunan BKM • Pembangunan KSM • Penyusunan PJM Pronangkis • Sinergi dengan perencanaan pembangunan daerah • Pelaksanaan kegiatan • Evaluasi / Review partisipatif

2. Bagilah peserta menjadi 4 kelompok tugaskan kepada setiap kelompok untuk • Menyusun siklus kelurahan/desa • Membahas pembeljaran yang diharapkan dari setiap siklus.

3. Ajaklah setiap kelompok untuk menyusun tahapan siklus sesuai dengan urutannya, dan menuliskan tanda panah dengan spidol untuk menjelaskan hubungan setiap siklus.

Lembar Kerja

Page 6: Review Pelaksanaan Siklus sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). 9 Apa yang dipelajari? Siklus Prinsip Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir PJM

4

Slide 1 Slide 2

Slide 3 Slide 4

Page 7: Review Pelaksanaan Siklus sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). 9 Apa yang dipelajari? Siklus Prinsip Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir PJM

5

Slide 5 Slide 6

Slide 7 Slide 8

Slide 9 Slide 10

Page 8: Review Pelaksanaan Siklus sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). 9 Apa yang dipelajari? Siklus Prinsip Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir PJM

6

Slide 11 Slide 12

Page 9: Review Pelaksanaan Siklus sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). 9 Apa yang dipelajari? Siklus Prinsip Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir PJM

7

PNPM Mandiri Perkotaan: Proses Pembelajaran Penyadaran Kritis Marnia Nes

PNPM Mandiri Perkotaan, merupakan proses pembelajaran masyarakat dalam menanggulangi kemiskinan. Proses pembelajaran sebenarnya adalah proses pendidikan, artinya perubahan dapat terjadi melalui proses pendidikan yang didampingi oleh Fasilitator di wilayah Kelurahan/Desa sasaran.

Melalui proses belajar ini, diharapkan masyarakat mampu untuk merubah pola pikir dan sikap perilaku sebagai manusia yang bertanggungjawab untuk menjalankan fitrahnya sebagai manusia, yaitu manusia yang mampu memberikan potensi yang ada dalam dirinya untuk kesejahteraan diri dan lingkungannya.

PNPM Mandiri Perkotaan mengawal proses pembelajaran ini melalui tahapan siklus, yaitu:

Apa yang dipelajari?

Siklus Prinsip

Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir

Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)

Partisipasi : masyarakat belajar memutuskan secara sadar upaya pemecahan masalah yang mereka butuhkan

Keadilan dan kesetaraan: semua lapisan masyarakat berhak untuk mendapatkan informasi dan mengambil keputusan

Masyarakat merupakan subyek pembangunan dan berhak untuk menentukan nasibnya sendiri tanpa paksaan dari pihak luar, tetapi berdasarkan kesadaran kritis mereka

Refleksi Kemiskinan

Partisipasi, terlibat untuk menentukan masalah utama kemiskinan secara transparan dan demokratis.

Keadilan dan kesetaraan, saling memahami, dan saling perduli terhadap permasalahan orang lain.

Kejujuran untuk mengakui permasalahan.

Penyebab utama kemiskinan : lunturnya nilai – nilai kemanusiaan.

Semua pihak bertanggungjawab dalam pemecahan masalah kemiskinan.

Masyarakat mampu melakukan analisa sebab akibat permasalahan kemiskinan

Page 10: Review Pelaksanaan Siklus sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). 9 Apa yang dipelajari? Siklus Prinsip Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir PJM

8

Apa yang dipelajari?

Siklus Prinsip

Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir

Pemetaan Swadaya

Partisipasi, transparansi informasi dalam menggali potensi dan permasalahan bersama.

Perduli terhadap permasalahan orang miskin, saling menghargai, saling memahami, kesetaraan dalam kegiatan,

Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia, yang diperlakukan adil dan setara dengan memberi kesempatan yang sama untuk terlibat.

Saling berbagi pengetahuan dan informasi (saling memberi)

Masyarakat mampu melakukan kajian dan penelitian sederhana mengenai permasalahan di wilayahnya, karena masyarakatlah yang mempunyai pengetahuan terhadap permasalahan diri dan lingkungannya bukan ‘orang luar’.

Masyarakat mempunyai potensi untuk memecahkan masalah tanpa harus selalu tergantung kepada bantuan pihak luar.

Semua permasalahan kemiskinan baik itu masalah sosial, ekonomi maupun lingkungan bersumber dari sikap dan perilaku para pelaku pembangunan.

Kemiskinan merupakan masalah bersama

Pembangunan BKM

Demokrasi,

Partisipasi,

Desentralisasi di dalam membangun kelembagaan milik warga masyarakat yang representative.

Kejujuran, keadilan, kesetaraan, kerelawanan menjadi komitmen semua warga masyarakat.

Masyarakat mampu untuk mengorganisir diri dalam menentukan siapa yang harus memimpin.

Pemimpin yang dipilih adalah yang mempunyai kemampuan menggunakan potensinya untuk kesejahteraan orang lain, pemimpin yang mempunyai sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati).

Page 11: Review Pelaksanaan Siklus sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). 9 Apa yang dipelajari? Siklus Prinsip Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir PJM

9

Apa yang dipelajari?

Siklus Prinsip

Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir

PJM Pronangkis (perencanaan partisipatif)

Partisipasi, transparansi, demokrasi dalam proses belajar menyusun rencana – rencana untuk memenuhi kebutuhan warga masyarakat sesuai dengan persoalan – persoalan yang dihadapi.

Keadilan, kejujuran, dan kebersamaan dalam upaya memenuhi kebutuhan agar persoalan kemiskinan dapat ditanggulangi.

Masyarakat mampu untuk merencanakan program .

Masyarakat mempunyai tanggungjawab untuk perencanaan.

Adil bukan beararti bagi rata, tetapi memberikan bantuan bagi yang paling membutuhkan.

Pengembangan program tidak hanya bertumpu pada bantuan pihak luar akan tetapi bisa mengoptimalkan potensi yang ada di masyarakat.

Pengorgani-sasian KSM

Partisipasi, demokrasi, akuntabilitas, di dalam proses berhimpun/berkelompok sebagai bagian ‘modal sosial’.

Kejujuran, keadilan, kesetaraan, saling perduli di antara anggota kelompok, saling memahami, saling menghargai , saling percaya

Masyarakat mampu mengorganisasikan dirinya dalam kelompok

Masyarakat

Masayrakat miskin dapat dipercaya

Di dalam setiap tahapan siklus proses belajar tersebut dilaksanakan dengan pendekatan kelompok melalui Diskusi Kelompok Terarah, rembug – rembug dan melaksanakan refleksi – refleksi bersama. Melalui diskusi – diskusi dan refleksi dalam kelompok, maka diharapkan terjadi dialog dan saling berbagi pengetahuan, berbagi informasi, berbagi sumberdaya, berbagi peluang yang artinya berbagi ‘sumber kekuasaan’ yang dilandasi oleh nilai – nilai kemanusiaan. Diharapkan pada akhirnya akan tumbuh keperdulian terhadap permasalahan orang lain dan lingkungan. Pendekatan ini juga dapat menciptakan pola – pola hubungan masyarakat yang setara dan sekat – sekat sosial diharapkan bisa terbongkar.

Untuk mencapai tujuan belajar di atas, maka proses pendidikan yang dilaksanakan seharusnya pendidikan yang dapat memanusiakan manusia, dimana di dalamnya terkandung sikap dan perilaku dari pendidik (Fasilitator, relawan dan pihak lain) maupun peserta didik yang menjunjung tinggi nilai - nilai kemanusiaan (saling menghargai, adil,setara, dsb).

Proses pendidikan sangat bergantung kepada paradigma pendidikan yang diyakini oleh pelaku pendidik ( dalam hal ini lembaga pengembang program/Pelaku PNPMM Perkotaan). Karena paradigrna pendidikan berimplikasi pada metode yang dipakai dalam prosesnya yang pada akhirnya akan berdampak pada kesadaran masyarakat.

Page 12: Review Pelaksanaan Siklus sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). 9 Apa yang dipelajari? Siklus Prinsip Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir PJM

10

Untuk menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat, maka paradigma yang digunakan adalah paradigma pendidikan kritis. Dalam perspektif kritis, pendidikan semestinya bisa menciptakan ruang bagi masyarakat untuk mengidentifikasi secara bebas dan kritis menuju transformasi social. Masyarakat didorong untuk belajar mengidentifikasi, menganalisa pola - pola hubungan (interaksi) mereka dalam hidup bermasyarakat untuk membongkar sekat - sekat sosial sehingga terjadi hubungan yang setara dan adil. Hubungan sosial yang setara dan adil, tidak ada dominasi dari salah satu pihak, akan terjadi apabila masyarakat saling menghargai. saling memberi, saling memahami sehingga terjadi manusia - manusia yang berdaya (sejati).

Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yang memberdayakan tentu saja harusnya yang memungkinkan proses di atas terjadi. Oleh karena itu dalam PNPM Mandiri melode pembelajaran yang digunakan dalam proses pendampingan adalah Participatory Andragogy.

Dalam pe!aksanaannya, pendekatan pendidikan tersebut menekankan pada pembelajaran yang dialogis dengan prinsip – prinsip:

• Pendamping adalah Fasilitator, bukan Guru

• Baik Pendamping maupun Masyarakat adalah warga belajar

• Semua warga belajar adalah subjek, artinya hubungan di antara semua warga belajar adalah hubungan yang adil dan setara, sedangkan obyeknya adalah reahlas kehidupan masyarakat

• Komunikasi yang dibangun, komunikasi multi arah

• Semua warga belajar, menjadi narasumber bagi yang lainnya karena masing -masing mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang khas yang bisa dibagikan kepada yang lain sehingga akan 'memperkaya' pemahaman masing – masing.

Dengan pernbelajaran yang dialogis di atas, dalam prosesnya diharapkan :

• Tidak terjadi saling 'jegal' untuk kepentingan pribadi, maupun kelompok

• Tidak ada diskriminasi

• Tumbuh saling pemahaman terhadap permasalahan orang lain dan lingkungan, sehingga terjadi saling rnenghargai

• Tumbuh kebersamaan

• Tumbuh kepedulian, dsb

Oleh karena itu fungsi Fasilitator adalah 'membongkar sekat - sekat sosial’, yang bisa memungkinkan proses di atas terjadi. Dalam PNPM Mandiri Perkotaan, proses beIajar tersebut dilaksanakan dalam tahapan siklus , artinya dalam memfasilitasi semua tahapan siklus seharusnya terjadi pembongkaran sekat -sekat yang menghilangkan dominasi dan diskriminasi dimana hal ini bisa terjadi dengan menumbuhkan nilal - nilai kemanusiaan. Oleh karena itu penumbuhan nilai - nilai (sikap perilaku) untuk membangun manusia yang berdaya (pemberdayaan sejati) menjadi pilar ulama dalam pendekatan pembelajaran PNPM Mandiri Perkotaan.

Page 13: Review Pelaksanaan Siklus sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). 9 Apa yang dipelajari? Siklus Prinsip Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir PJM

11

Siklus PNPM Mandiri Perkotaan: Implementasi Daur Program Pembangunan Partisipatif

Marnia Nes

Siklus yang dikembangkan dalam intevensi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan merupakan pengejawantahan dari daur program pembangunan partisipatif dari mulai identifikasi kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan sampai monitong evaluasi.

Siklus 1: Rembug Kesiapan Masyarakat ( RKM ) Merupakan proses awal dalam siklus PNPM Mandiri Perkotaan. Siklus ini dilaksanakan karena PNPM Mandiri Perkotaan merupakan upaya penanggulangan kemiskinan yang diintervensi oleh pihak luar ( pemerintah ), sehingga masyarakat harus diberi kesempatan untuk mengambil keputusan berkehendak untuk menerima atau menolak PNPM Mandiri Perkotaan sebagai alternatif pemecahan masalah. Oleh karena itu RKM merupakan proses awal dari pengejawantahan pembangunan partisipatif, karena masyarakatlah yang berhak untuk menentukan apakah mereka akan melakukan upaya penanggulangan kemiskinannya sendiri.

Apabila masyarakat memutuskan untuk menerima PNPM Mandiri Perkotaan, maka secara otomatis masyarakat harus mempunyai komitmen untuk melaksanakan upaya penanggulangan kemiskinan dengan koridor yang sudah dikembangkan oleh PNPM Mandiri Perkotaan, yaitu melaksanakan proses pembelajaran dalam daur penanggulangan kemiskinan secara partisipatif yang dikejawantahkan dalam tahapan siklus-siklus selanjutnya.

Komitmen yang disepakati oleh masyarakat berimplikasi kepada beberapa konsekuensi yang harus dijalankan oleh mereka seperti: mengikuti pertemuan-pertemuan untuk melaksanakan setiap proses tahapan siklus, adanya motor penggerak yang bekerja dengan sukarela, kesediaan untuk bekerjasama dari berbagai pihak ( tokoh, masyarakat miskin, masyarakat non miskin, aparat pemerintah setempat, dll ), menyediakan dana swadaya untuk berbagai pertemuan dan pelatihan, dan sebagainya.

Dengan mengetahui segala konsekuensi yang harus dihadapi diharapkan masyarakat betul-betul siap untuk menerima intervensi PNPM Mandiri Perkotaan bukan karena ’iming-iming’ BLM akan tetapi karena benar-benar mempunyai kehendak untuk melakukan upaya penanggulangan kemiskinan bersama-sama.

Siklus 2: Refleksi kemiskinan Refleksi Kemiskinan dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat terhadap akar penyebab masalah kemiskinan. Kesadaran kritis ini menjadi penting, karena selama ini seringkali dalam berbagai program yang menempatkan masyarakat sebagai ’objek’ seringkali masyarakat diajak untuk melakukan berbagai upaya pemecahan masalah tanpa mengetahui dan menyadari masalah yang sebenarnya ( masalah dirumuskan oleh ’Orang Luar’ ).Kondisi tersebut menyebabkan dalam pemecahan masalah masyarakat hanya sekedar melaksanakan kehendak ’Orang Luar’ atau karena tergiur dengan ’iming-iming’ bantuan uang, bukan melaksanakan kegiatan karena benar-benar menyadari bahwa kegiatan tersebut memang bermanfaat bagi pemecahan masalah mereka.

Page 14: Review Pelaksanaan Siklus sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). 9 Apa yang dipelajari? Siklus Prinsip Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir PJM

12

Dalam pelaksanaannya, ada 2 hal penting yang harus dilakukan dalam Refleksi Kemiskinan, yaitu Olah Rasa dan Olah Pikir , sehingga pendalaman yang dilakukan melibatkan mental, rasa dan karsa.

Olah Pikir; Proses ini merupakan analisis kritis terhadap permasalahan kemiskinan yang dihadapi masyarakat, untuk membuka mekanisme-mekanisme yang selama ini sering tidak tergali dan tersembunyi di dalamnya. Analisa kritis terhadap permasalahan kemiskinan sering juga disebut sebagai analisa sosial, artinya mencari secara kritis hubungan sebab akibat, sampai hal –hal yang paling dalam sehingga dapat ditemukan akar permasalahan kemiskinan yang sebenarnya. Setiap kondisi,baik itu eksternal maupun internal, harus ditelusuri dan kemudian dicari hubungan sebab akibatnya dalam suatu kerangka yang logis. Dalam hal ini setiap orang yang terlibat dalam refleksi belajar untuk berpikir analitis dan logis, sehingga diharapkan tumbuh kesadaran kritis terhadap berbagai penyebab kemiskinan yang berakar pada lunturnya nilai-nilai kemanusiaan seperti dapat dilihat dalam bagan di bawah ini.

Olah Rasa adalah upaya untuk merefleksikan ke dalam terutama yang menyangkut sikap dan perilaku mereka terhadap permasalahan kemiskinan. Upaya olah rasa lebih menyentuh ’hati’ masing-masing orang yang terlibat dalam proses refleksi untuk merenungkan apa yang telah diperbuat, dilakukan, sumbangan apa yang telah diberikan untuk melakukan upaya penanggulangan kemiskinan dan bagi kesejahteraan dan perbaikan hidup masyarakat. Artinya dalam olah rasa lebih menitikberatkan kepada sikap dan perilaku yang berhubungan dengan nilai-nilai luhur manusia ( memanusiakan manusia ). Diharapkan akan tumbuh kesadaran masing-masing bahwa manusia yang berdaya adalah ’Manusia yang mampu menjalankan fitrahnya sebagai manusia, manusia yang berbeda dengan makhluk lain, yaitu manusia yang mampu memberi dan mengabdikan kehidupannya untuk kesejahteraan umat manusia’.

Dari olah pikir dan olah rasa di atas, diharapkan cara pandang peserta yang terlibat dalam diskusi akan berubah dan berimplikasi pada:

Kesadaran bahwa seharusnya mereka tidak menjadi bagian yang menambah persoalan, tetapi merupakan bagian dari pemecahan masalah dengan cara berkehendak untuk memelihara nilai-nilai luhur kemanusiaan.

Tumbuhnya pemahaman bahwa sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur, merupakan awal dari tumbuhnya modal sosial, sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan pihak luar terhadap masyarakat setempat.

FISIK; LINGKUNGAN KUMUH,

ILEGAL, DSB

KEMI SK INAN

POLITIK YANG TAK MEMBUKA AKSES KE

KAUM MISKIN, KURANG PARTISIPASI

EKONOMI YANG TAK MEMIHAK; TAK ADA

KESEMPATAN, TAK ADA AKSES KE SUMBERDAYA,

DSB

SOSIAL YG SEGREGATIF; MARGINALISASI,

INTERNALISASI BUDAYA MISKIN, DSB

KEBIJAKAN YANG TAK BERPIHAK/

ADIL

INSTITUSI PENGAMBIL KEPUTUSAN

YANG TAK MAMPU

MENERAPKAN NILAI-NILAI UNIVERSAL

KEMANUSIAAN

PENYEBAB KEMISKINAN

Penyebab tingkat 4

Penyebab tk 3 Penyebab tk 2

ORANG YANG TIDAK

BAIK DAN MURNI

Dampak Penyebab tk 1

Page 15: Review Pelaksanaan Siklus sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). 9 Apa yang dipelajari? Siklus Prinsip Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir PJM

13

Tumbuhnya kesadaran untuk malakukan upaya perbaikan, yang dimulai dari diri sendiri. Sehingga setiap anggota masyarakat seharusnya mampu untuk memberikan sumbangan (baik tenaga, waktu,pikiran, ruang bagi kelompok lain untuk berpartisipasi, berdemokrasi, dsb) untuk bersama-sama menanggulangi masalah kemiskinan (baca: untuk kesejahteraan masyarakat)

Proses Refleksi kemiskinan secara rinci dapat dilihat pada Buku seri siklus : ” Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan”-PNPM Mandiri Perkotaan.

Siklus 3: Pemetaan Swadaya Dalam proses identifikasi kebutuhan masyarakat, siklus lanjutan dari Refleksi Kemiskinan adalah Pemetaan Swadaya. Dalam siklus ini masyarakat melakukan proses belajar untuk:

Menggali informasi: bagaimana kondisi nyata dari masalah-masalah yang dikemukakan dan dirumuskan pada saat refleksi kemiskinan (sosial, ekonomi, lingkungan, kelembagaan, kepemimpinan)? Masalah-masalah tersebut harus didukung oleh data dan fakta, sehingga diperlukan proses penelitian untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan.

Mengkaji, informasi dan fakta yang sudah didapatkan dianalisa dan dikaji bersama. Proses ini merupakan analisa kritis terhadap berbagai kondisi yang ada berdasarkan informasi dan fakta tadi untuk dicari sebab akibatnya termasuk kelompok-kelompok yang terkena dampak dari masalah yang ada (kelompok sasaran). Setiap informasi yang muncul dianalisa apakah hal tersebut merupakan masalah yang sebenarnya atau hanya merupakan gejala saja.

Merumuskan masalah: Pada tahapan ini masalah yang sudah ditemukan dan disepakati bersama dikelompokkan (pengorganisasian masalah), kemudian dianalisa hubungan sebab akibatnya dengan kembali membuat pohon masalah seperti yang dilakukan dalam refleksi kemiskinan. Dengan demikian dalam melakukan analisa kritis akan terjadi proses refleksi yang berulang-ulang. Artinya refleksi kemiskinan tidak hanya terjadi pada saat siklus yang pertama akan tetapi terus dilakukan dalam siklus Pemetaan swadaya.

Page 16: Review Pelaksanaan Siklus sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). 9 Apa yang dipelajari? Siklus Prinsip Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir PJM

14

Pada pelaksanaannya proses penggalian informasi, analisa masalah, dan perumusan masalah seringkali tidak berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi merupakan proses yang dilaksanakan sekaligus. Metode dan teknik yang dikembangkan untuk Pemetaan Swadaya merupakan metode yang lebih menekankan pada proses diskusi masyarakat. Alat kajian (tools) yang dikembangkan adalah alat untuk mengajak masyarakat terlibat dalam proses penggalian informasi, analisa dan perumusan masalah/kebutuhan, sehingga melalui proses tersebut sebetulnya masyarakat yang terlibat menjadi peneliti bagi dirinya dan kehidupan lingkungannya sendiri.

Dengan terlibat dalam proses Pemetaan Swadaya masyarakat diharapkan mampu untuk:

Memahami persoalan nyata mereka sendiri yang berdasarkan kepada fakta dan informasi yang ada, sehingga yang mereka rumuskan bukan daftar keinginan tetapi daftar kebutuhan yang bermanfaat untuk lingkungannya terutama dalam rangka penanggulangan kemiskinan.

Pemecahan masalah (pemenuhan kebutuhan) tidak didasarkan kepada kehendak dan semata-mata bantuan ’orang luar’ akan tetapi lebih banyak mengutamakan kemampuan sumberdaya dan swadaya masyarakat.

Bagi ’orang dalam’ (masyarakat) kegiatan ini menjadi proses belajar dan penyadaran tentang keadaan kehidupan dan lingkungan yang mereka hadapi, sehingga diharapkan terjadi pemahaman terhadap kondisi warga di lingkungannya ( mengapa si A miskin, bagaimana kondisi si B , dsb ). Penyadaran ini merupakan renungan terhadap permasalah dirinya dan orang lain di lingkungannya sehingga diharapkan tumbuh kepedulian terhadap warga sekitar dan mencari jalan keluar dari keadaan-keadaan yang dianggap mengganggu ( masalah ).

Bagi ’orang luar’ ( lembaga pengembang program ). Kegiatan ini merupakan proses belajar dan ’penyadaran’ dalam memahami keadaan masyarakat , serta cara pandang dan nilai-nilai masyarakat yang mempengaruhi kehidupan mereka. Proses belajar ini juga akan menimbulkan dukungan masyarakat terhadap program yang didampinginya, apabila benar-benar berdasarkan

KEM I SK I NAN

POLITIK YANG TAK MEMBUKA AKSES KE

KAUM MISKIN, KURANG PARTISIPASI

EKONOMI YANG TAK MEMIHAK; TAK ADA

KESEMPATAN, TAK ADA AKSES KE SUMBERDAYA,

DSB

SOSIAL YANG SEGREGATIF;

MARGINALISASI, INTERNALISASI BUDAYA

MISKIN, DSB

FISIK; LINGKUNGAN KUMUH,

ILEGAL, DSB

KEBIJAKAN YANG TAK BERPIHAK/

ADIL

INSTITUSI PENGAMBIL KEPUTUSAN

YANG TAK MAMPU

MENERAPKAN NILAI-NILAI UNIVERSAL

KEMANUSIAAN

PENYEBAB KEMISKINAN Penyebab tingkat 4

Penyebab tk 3 Penyebab tk 2

ORANG YANG TIDAK

BAIK DAN MURNI

Dampak Penyebab tk 1

Kajian Kelembagaan

Kajian kebijakan

Kajian kepemimpinan

Berbagai kajian masalah ekonomi, lingkungan dan sosial KKmiskin

Page 17: Review Pelaksanaan Siklus sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). 9 Apa yang dipelajari? Siklus Prinsip Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir PJM

15

kebutuhan-kebutuhan masyarakat, serta program kemudian dikembangkan oleh masyarakat sendiri.

Proses Pemetaan Swadaya secara rinci dapat dilihat dalam ’ Buku Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Pelaksanaan Pemetaan Swadaya ’

Siklus 4 a: Pembangunan BKM/LKM Siklus ini merupakan jawaban dari kebutuhan masyarakat terhadap adanya organisasi masyarakat warga yang mampu menerapkan nilai-nilai luhur yang dimotori oleh pemimpin yang mempunyai kriteria yang sudah ditetapkan oleh masyarakat sebagai jawaban dari hasil analisa kelembagaan dan refleksi kepemimpinan yang sudah dilaksanakan dalam siklus Pemetaan Swadaya.

Organisasi masyarakat warga yang dibangun bisa berbentuk paguyuban atau perhimpunan yang mempunyai ciri-ciri:

Adanya kesetaraan dimana komunitas terbentuk sebagai himpunan warga yang setara di suatu kelurahan.

Setiap anggota atau warga berhimpun secara proaktif, yaitu telah mempertimbangkan berbagai aspek sebelum bertindak , karena adanya ikatan kesamaan (commond bond ), seperti kepentingan, persoalan, tujuan, dsb

Tiap anggota atau warga berhimpun secara sukarela, bukan karena terpaksa

Membangun semangat saling percaya

Bekerjasama dalam kemitraan

Secara damai memperjuangkan berbagai hal, termasuk dalam hal ini menanggulangi kemiskinan

Selalu menghargai keragaman dan dan hak azasi manusia sebagai dasar membangun sinergi

Menjunjung nilai-nilai demokrasi dalam setiap keputusan yang diambil dan secara intensif melakukan musyawarah

Selalu mempertahankan otonomi atau kemerdekaan dari bebagai pengaruh kepentingan

Mampu bekerja secara mandiri

Posisi organisasi masyarakat warga:

Di luar institusi pemerintah

Di luar institusi militer

Di luar institusi agama

Di luar institusi pekerjaan atau usaha

Di luar institusi keluarga

Organisai Masyarakat Warga ( paguyuban atau perhimpunan ) tersebut dipimpin oleh pemimpin kolektif, yang beranggotakan antara 9 sampai 11 orang. Lembaga Kepemimpinan Kolektif ini secara generik diberi nama ’BKM/LKM ’. Kriteria pemimpin kolektif ini ditentukan oleh masyarakat yang dilakukan dalam refleksi kepemimpinan.

Tahapan pembentukan ’BKM’/LKM , yaitu:

Membentuk panitia pemilihan yang dipilih oleh warga masyarakat. Panitia menyusun mekanisme pemilihan yang akan dipilih di kelurahan/desa setempat. Proses pemilihan anggota BKM/LKM adalah rahasia, tanpa pencalonan dan tanpa kampanye.Setiap warga dewasa pada masyarakat

Page 18: Review Pelaksanaan Siklus sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). 9 Apa yang dipelajari? Siklus Prinsip Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir PJM

16

setempat menuliskan beberapa nama yang menurut mereka memenuhi kriteria yang telah disepakati, artinya anggota BKM/LKM yang dipilih adalah yang merefresentasikan nilai-nilai luhur , bukan atas dasar keterwakilan wilayah, agama, ras, golongan, dan lain sebagainya.

Mekanisme pemilihan dilakukan berjenjang dari RT, RW, Kelurahan/Desa berdasarkan pada kohesifitas ( keakraban-hubungan sosial ) di antara warga masyarakat setempat. (mekanisme pemilihan dapat dilihat pada ’Buku Panduan Pembentukan BKM/LKM ).

Membentuk Tim Perumus untuk menyusun draft AD/ART BKM/LKM . Draft AD/ART yang sudah disusun kemudian diuji publik dengan cara melakukan rembug-rembug dengan komunitas-komunitas di kelurahan/desa setempat. Langkah selanjutnya draft yang sudah diperbaiki berdasarkan hasil uji publik dibahas dan disahkan pada rembug warga tingkat kelurahan/desa pada saat pemilihan anggota BKM/LKM tingkat kelurahan/Desa.

Setiap warga kelurahan/desa setempat berhak sebagai pemilih.

Siklus 4 b : Pengembangan KSM Kelompok Swadaya Masyarakat adalah kelompok sosial pada tingkat akar rumput, yang mempunyai kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan , ekonomi dan pemeliharaan lingkungan. Dalam PNPM Mandiri Perkotaan diharapkan warga miskin dapat terlibat dan menerima manfaat dari kelompok ini, dengan cara menjadi anggotanya dan diperlakukan adil seperti anggota masyarakat yang lainnya.

Pengembangan KSM tidak harus membentuk baru, tetapi bisa menggunakan kelompok-kelompok sosial yang sudah ada di masyarakat asalkan warga miskin mempunyai peluang untuk terlibat di dalam kelompok, dan penerima manfaat langsung ( bantuan program ) adalah warga miskin. . Oleh karena itu hasil identifikasi kelompok sosial, hubungan sosial, modal sosial dan hasil kajian ekonomi dan lingkungan dalam siklus Pemetaan swadaya menjadi dasar untuk pengelompokkan masyarakat, terutama bagaimana strategi agar warga miskin terlibat.

Kegiatan-kegiatan dalam satu kelompok bisa gabungan antara kegiatan ekonomi, kegiatan sosial maupun kegiatan lingkungan. Contoh-contoh kegiatan yang dapat dikembangkan adalah: kegiatan simpan-pinjam anggota kelompok, bantuan pinjaman modal usaha untuk anggota kelompok miskin, kartus sehat, tabungan pendidikan dan sebagainya. Paling penting adalah bahwa kelompok ini dibentuk atau dikembangkan bukan untuk menjadi pembenaran untuk mendapatkan bantuan uang dari PNPM Mandiri Perkotaan, akan tetapi menjadi wahana bersama untuk saling belajar memecahkan masalah, saling peduli dan menghargai di antara anggotanya dan kalau sudah semakin berkembang dapat menumbuhkan kepercayaan (trust) dari pihak luar.

Siklus 5: PJM Pronangkis PJM pronangkis merupakan perencaan partisipatif warga untuk mengembangkan program penanggulangan kemiskinan, baik jangka pendek selama satu tahun maupun jangka menengah selama 3 tahun. Program yang dikembangkan berdasarkan hasil kajian masalah (kebutuhan) dan analisa potensi dalam Pemetaan Swadaya.

Walaupun siklus ini merupakan siklus lanjutan dari pemetaan swadaya akan tetapi pelaksanaannya setelah pembangunan BKM/LKM dan pengembangan KSM. Kegiatan ini dillakukan belakangan, dengan dasar pemikiran bahwa anggota BKM/LKM lah yang akan mengambil keputusan untuk pengembangan program-program mana dari kebutuhan masyarakat yang menjadi prioritas untuk dikembangkan. Di sisi lain penerima manfaat dari program ini diprioritaskan warga miskin yang sudah diidentifikasi dalam pemetaan swadaya, dan tergabung dalam KSM, sehingga KSM dibentuk bukan karena adanya Pronangkis tetapi justru sebaliknya penerima manfaat program didasarkan kepada KSM yang sudah ada.

Page 19: Review Pelaksanaan Siklus sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). 9 Apa yang dipelajari? Siklus Prinsip Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir PJM

17

Dalam pengembangan PJM pronangkis, sumberdaya baik manusia maupun sumberdaya lainnya diharapkan bukan hanya dari PNPM Mandiri Perkotaan, akan tetapi harus dipikirkan pemenuhannya dari swadaya masyarakat, Dinas/pemerintah setempat dan lembaga-lembaga lain yang mempunyai program yang sejalan dengan PJM Pronangkis yang disusun oleh masyarakat.

Setelah satu tahun program berjalan, dilakukan evaluasi tahunan untuk melihat dan mengkaji kembali apakah program yang dikembangkan sudah tepat tujuan dan tepat sasaran dan bagaimana hasilnya. Kegiatan ini juga sekaligus untuk memperbaharui data-data yang ada, sehingga kesalahan-kesalahan akan segera dapat ditemukan dan dapat diperbaiki. Berdasarkan hasil evaluasi kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan program apabila diperlukan.

Kaitan siklus P2KP dengan Daur Program

Siklus PNPM Mandiri Perkotaan diharapkan dapat berjalan terus dalam satu daur program pembangunan partisipatif sehingga tidak akan berhenti setelah PJM pronangkis. Artinya kegiatan masyarakat untuk menjalankan siklus bukan hanya terhenti sebatas proyek, akan tetapi menjadi kegiatan yang berkelanjutan dan melembaga di masyarakat. Intervensi PNPM Mandiri Perkotaan hanya mengawali proses belajar masyarakat, diharapkan dari proses belajar ini masyarakat bisa mengembangkan pemecahan masalahnya secara mandiri, sehingga civil society yang diidam- idamkan dapat terwujud yang akan berdampak pada pengurangan masalah-masalah kemiskinan.

PemetaanSwadaya

2PJM

Pronangkis

4

MembangunBKM

3

Review: PJM, Kelembagaan,

Keuangan

7Pelaksanaan

dan Pemantauan

6

1Refleksi

KemiskinanSinergi dengan

Perencanaan Daerah

5

Page 20: Review Pelaksanaan Siklus sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). 9 Apa yang dipelajari? Siklus Prinsip Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir PJM

18

Modul 2 Topik: Siklus PNPM MP Tahap 3

1. Peserta mampu memetakan pelaksaanaan siklus di lapangan

2. Peserta memahami dan menyadari perbaikan – perbaikan yang harus dilakukan

3. Peserta memahami tahapan pendampingan/intervensi selanjutnya

Kegiatan 1 : Pemetaan Pelaksanaan Siklus

Kegiatan 2 : Penjelasan Tahapan Intervensi Lanjutan

Kegiatan 3 : Pembahasan peran BKM/LKM, Relawan dan UP

4 Jpl (180’)

• Kertas Plano, kuda-kuda untuk Flip-chart

• LCD

• Metaplan, spidol, selotip kertas dan jepitan besar

• Papan Tulis dengan perlengkapannya

Page 21: Review Pelaksanaan Siklus sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). 9 Apa yang dipelajari? Siklus Prinsip Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir PJM

19

Pemetaan Pelaksanaan Siklus di Lapangan 1) Beri pengantar bahwa saat ini kita akan memetakan pelaksanaan siklus penanggulangan

kemiskinan yang sudah dilaksanakan di lapangan. 2) Bagilah peserta ke dalam Tim Fasilitator , kemudian mintalah setiap tim untuk mendiskusikan

pelaksanaan dan pencapaian tahapan siklus di lapangan serta hambatan – hambatan nyang dihadapi dalam pelaksanaan pendampingan.

3) Setelah diskusi kelompok selesai, mintalah mereka untuk mempresentasikan hasil diskusinya

kemudian bahas bersama apa saja yang sudah berhasil dan apa yang belum berhasil, hal – hal apa saja yang harus dikuatkan ke depan berkaitan dengan peningkatan kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kualitas perencanaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

4) Beri penegasan – penegasan yang diperlukan.

Penjelasan Tahapan Intervensi Lanjutan 1) Berikan penjelasan kepada peserta, bahwa PNPM Mandiri Perkotaan, akan melakukan intervensi

lanjutan pada wilayah kelurahan/Desa mereka. Tahapan intervensi ini dimaksudkan agar masyarakat, BKM, Relawan dan UP – UP bisa meningkatkan kualitas penanggulangan kemiskinan.

2) Jelaskan tahapan intervensi (siklus tahapan ke tiga ) yang akan dilaksanakan dengan

menggunakan media bantu yang sudah disediakan. Tahapan intervensi ketiga dilakukan agar masyarakat bisa menuju madani . Tegaskan bahwa dalam tahapan intervensi ini peranan BKM/LKN, UP dan Relawan akan lebih banyak dibandingkan peranan fasilitator. Fungsi fasilitator adalah untuk memfasilitasi BKM/LKM, UP dan relawan agar bisa mengidentifikasi kebutuhan masyarakat secara berlanjut, meningkatkan kapasitas relawan, BKM/LKM dan UP serta membantu BKM/LKM bekerjasama dengan pihak lain.

3) Berikan penegasan – penegasan yang diperlukan

Page 22: Review Pelaksanaan Siklus sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). 9 Apa yang dipelajari? Siklus Prinsip Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir PJM

20

Tahapan Intervensi tahap ke dua menitik beratkan kepada : Pelaksanaan review partisipatif, sebagai bagian dari evaluasi tahunan/evaluasi 3

tahunan (PJM) yang harus dilaksanakan oleh masyarakat dengan dimotori oleh BKM/LKM

Re – orientasi Pemetaan swadaya apabila diperlukan untuk memperbaiki data – data warga miskin (PS 2 ) dan permasalahan – permasalahan kemiskinan yang terjadi di wilayah sasaran melalui kajian – kajian PS.

Review Renta atau review PJM (Sangat tergantung kepada pelaksanaan kegiatan di lapangan)

Mensinkronkan waktu pelaksanaan penyusunan PJM Pronangkis dengan Musrenbang

Memperjuangkan PJM Pronangkis agar diakomodir dalam proses musrenbang. Tahap awal belajar bermitra dengan program atau lembaga – lembaga lain

(Channeling) Memperkuat pernecanaan masyarakat sesuai kondisi lokal Memperkuat pendampingan BKM/LKM dan UP – UP kepada KSM

Pembahasan Peran BKM/LKM , UP dan relawan

1) Review kembali tahapan intervensi yang harus dilakukan dalam kegiatan pendampingan di

wilayah desa/kelurahan sasaran. 2) Lakukan curah pendapat dengan peserta, peran apa yang harus dilakukan oleh BKM/LKM dalam

pelaksanaan penanggulangan kemiskinan ke depan . 3) Strukturkan hasil curah pendapat dengan menggunakan tabel di bawah ini sebagai alat bantu :

Tahapan Kegiatan Pelaku (Motor Penggerak)

Peran yang Harus dilakukan

Lapsitas yang dibutuhkan

Review Partisipatif Re – orientasi PS Dll

4) Berikan penegasan – penegasan yang diperlukan untuk memperkuat pemahaman dan motivasi

peserta dalam nangkis.

Page 23: Review Pelaksanaan Siklus sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). 9 Apa yang dipelajari? Siklus Prinsip Kemasyarakatan Nilai – nilai Pola pikir PJM

DEPARTEMEN

PEKERJAAN

UMUMDirektorat Jenderal Cipta Karya

Perkotaan