revisi asistensi ke-1 h.11 (rezkha kelompok 2)
DESCRIPTION
revisi, asistensi, kelompok 2, modul 11, praktikum bahan jalan.TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA
H-11 OSBORNE REYNOLDS
KELOMPOK II
Rezkha Dwinita 121100012
Qorri ‘Ainaqi 121100013
Ade Arisandi 121100006
Rochul A.K 121100007
Adam Muslim 121100009
Viky Fadli 121100023
PJ Kelompok : Adam Muslim
Asisten Modul : Anandita Sancoyo Murti
Tanggal Praktikum : 28 April 2012
Tanggal disetujui :
Nilai Laporan :
Paraf Asisten :
LABORATORIUM HIDROLIKA, HIDROLOGI, DAN SUNGAI
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2012
H. 11. OSBORNE REYNOLDS
11.1. TUJUAN
1. Memvisualisasikan aliran laminar, aliran transisi, aliran turbulen dan profil
kecepatan
2. Mengulangi percobaan klasik yang dilakukan Prof. Osborne Reynolds mengenai
kondisi aliran
11.2. TEORI
Bilangan Reynolds (RE) telah dikenal luas sebagai kriteria penentuan kondisi
cairan. Bilangan Re ini diperoleh dari hasil perbandingan antara gaya inersia dan gaya
kekentalan (viscous force) dalam suatu cairan, dinyatakan sebagai :
Re = V . d
S
dimana :
V = kecepatan rata – rata (m/s)
d = diameter pipa (m)
S = kinematik viskositas cairan (m/s)
Bilangan ini dapat digunakan untuk menentukan keadaan transisi dari aliran laminer ke
aliran turbulen. Untuk aliran pada pipa :
Re laminar < 2000
Re transisi = 2000 – 4000
Re turbulen > 4000
Gambar H.11.1 Kelakuan aliran Laminer
Gambar H.11.2 Kelakuan aliran turbulen
2
Adjustment Feet
1
3
4
5
6
7
8
9
1
1112
Gambar ini menunjukkan kelakuan cairan zat pewarna yang dimasukkan
kedalam suatu pipa kaca.
Aliran laminer pada gambar H 11.1, ditandai oleh keadaan mantap dimana
semua garis alir mengikuti semua lintasan yang sejajar. Dalam kondisi ini maka zat
pewarna nampak jelas sebagai satu kesatuan yang berbentuk inti.
Aliran turbulen gambar H.11.2, ditandai oleh keadaan tidak mantap dimana
garis alir saling bertabrakkan sehingga menimbulkan bidang geser yang patah dan
terjadinya.percampuran antara air dan zat pewarna. Dalam keadaan ini maka zat
pewarna buyar pada saat terjadinya percampuran cairan.
Sejalan dengan meningkatnya kecepatan aliran, maka terjadilah proses transisi
aliran dari laminar ke turbulen. Keadaan inilah yang disebut sebagai aliran transisi. Hal
ini ditandai dengan awal terjadinya penyimpangan garis alir zat pewarna sampai dengan
buyar sepenuhnya dimana telah terjadi turbulen.
11.3. ALAT-ALAT
a). Meja Hidrolika
b). Stop Wacth
c). Gelas Ukur
d). Thermometer
e). Alat Percobaan Osborne Reynold
Gambar H.11.3
Keterangan Gambar :
1. Katup pengaliran zat pewarna (katup 1)
2. Reservoir zat pewarna
3. Sekrup pengatur tabung halus (katup 2)
4. Pelimpah
5. Tabung Halus
6. Corong pemulus aliran kedalam pipa
7. Kelereng peredam/ penenang aliran
8. Pipa/ slang aliran keluar
9. Katup pengatur aliran melalui pipa kaca (katup 3)
10. Tangki tekanan
11. Pipa/ slang aliran masuk
12. Pipa kaca peraga aliran (ф = 1 cm)
13. Katup pengatur debit di meja hidrolika (katup 4, tidak terdapat di gambar)
11.4. CARA KERJA
1. Siapkan alat-alat percobaan.
a. Letakkan alat percobaan Osborne Reynold di dekat meja hidrolika (bukan
diatas)
b. Sambungan pipa/ selang aliran masuk ke meja hidrolika
c. Tempatkan pipa slang keluar ke daerah pembuangan air di meja hidrolika
2. Tutup katup 3
3. Buka katup 4
4. Isilah tangki tekanan secara perlahan sampai melimpah melalui bagian pelimpah.
5. Tamping air limpahan di gelas ukur dan ukur temperature air dan catat.
6. Jika keadaan (4) tercapai, tutup / hentikan supply air dari meja hidrolika.
7. Buka katup 3 dan kemudian tutup kembali setelah pipa peragaan aliran terisi air.
8. Sebelum melanjutkan, diamkan dahulualat percobaan dalam keadaan terakhir
tersebut sedikitnya selama 10 menit.
9. Buka tutup 4 sedikit hingga air menetes dari pipa aliran keluar dari bagian
pelimpah.
10. Buka katup 3 secara perlahan dan atur katup pengatur zat pewarna (katup 1)
sehingga terbentuklah aliran perlahan yang hanya garis alir berwarna nampak jelas.
11. Bila garis alir telah Nampak jelas, catatlah kondisi aliran zat pewarna secara visual,
volume air dan waktu pengalirannya pada lembar data tersedia.
12. Tutup katup 3 dan ulangi langkah (10) dan (11) sehingga didapat untuk 3 jenis
aliran.
11.5. DATA PENGAMATAN
Temperatur air (H2O) : 30o C
S (viskositas fluida air) : 0,802 x 10-6 m2/s
dpipa : 1 cm = 0,01 m
Visual Dyne Volume (cm3) Waktu (s)
Laminer
28 3
26 3
26 3
Transisi
82 3
80 3
76 3
Turbulen
350 3
330 3
330 3
11.6. PENGOLAHAN DATA
d = diameter pipa (m)
t = waktu (s)
Q = debit (Q = Vt
(m3/s))
A = luas penampang (m2)
V = kecepatan (V= QA
(m/s))
Re = V . d
S
NoVisual Dyne
Volume (m³)
t (s)
Q(m³/s)
d (m)
A(m²)
V(m/s)
S(m²/s)
Re (V.d/S)
1 Laminer0,000028 3
0,00000933 0,01 0,0000785 0,118896
0,000000802 1482,493
2 Laminer0,000026 3
0,00000867 0,01 0,0000785 0,110403
0,000000802 1376,601
3 Laminer0,000026 3
0,00000867 0,01 0,0000785 0,110403
0,000000802 1376,601
4 Transisi0,000082 3 0,0000273 0,01 0,0000785 0,348195
0,000000802 4341,588
5 Transisi 0,00008 3 0,0000267 0,01 0,0000785 0,3397030,000000802 4235,695
6 Transisi0,000076 3 0,0000253 0,01 0,0000785 0,322718
0,000000802 4023,91
7 Turbulen 0,00035 3 0,0001167 0,01 0,0000785 1,48620,000000802 18531,17
8 Turbulen 0,00033 3 0,00011 0,01 0,0000785 1,4012740,000000802 17472,24
9 Turbulen 0,00033 3 0,00011 0,01 0,0000785 1,4012740,000000802 17472,24
Tabulasi nilai Re dan kondisi aliran
No. Visual Dyne Re Jenis aliran
1. Laminer 1482,493 Laminer
2. Laminer 1376,601 Laminer
3. Laminer 1376,601 Laminer
4. Transisi 4341,588 Turbulen
5. Transisi 4235,695 Turbulen
6. Transisi 4023,91 Turbulen
7. Turbulen 18531,17 Turbulen
8. Turbulen 17472,24 Turbulen
9. Turbulen 17472,24 Turbulen