revisi...

6
BLADDER CANCER DIAGNOSIS Sebelum mendiagnosa bladder cancer, perlu disingkirkan kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih. Semua pasien dengan keluhan hematuria baik mikroskopis maupun makroskopis perlu dilakukan pemeriksaan pada saluran kemih atas, bladder, serta uretra. Umummnya digunakan ultrasound dan sistoskopi dengan anastesi local. Apabila penyebab hematuria masih belum ditemukan, maka selanjutnya perlu dilakukan CTU (Computed Tomography Urography) atau IVU (Intravenous Urography), serta sitology urin. Pasien dengan gejala dominan berupa filling typefilling type LUTS, nyeri suprapubic, infeksi saluran kemih berulang, pneumaturia juga perlu dilakukan sitology urine dan sistoskopi. Pemeriksaan CTU sebelum dan sesudah pemberian kontras merupakan pemeriksaan lini pertama pada kasus hematuria. Pemeriksaan ini lebih cepat dan lebih sensitive dibandingkan ultrasound serta IVU untuk medeteksi tumor renal dan ureter. Namun pemeriksaan ini juga memiliki kelemahan akibat paparan terhadap radiasi dan harganya yang mahal. Pemeriksaan definitif yaitu berupa diagnosis histologis menggunakan Transurethral resection of bladder tumour

Upload: lili-widianto

Post on 07-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

CX ZNM XZNM CN XZNC NM DC KBEKJBFKWEBJKFBKJWBEC nckjascnjkashcuiiasdtyuqfsvdcjasvhfctyhsacascsacascsacsacNSDBNMCHJSGYIGFCUOWGOIFPQWYFUOQETYIFCYDYcdytcghghxvasjcvashjvcascascsacsacassacsacsacascsa

TRANSCRIPT

BLADDER CANCER

DIAGNOSIS

Sebelum mendiagnosa bladder cancer, perlu disingkirkan kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih. Semua pasien dengan keluhan hematuria baik mikroskopis maupun makroskopis perlu dilakukan pemeriksaan pada saluran kemih atas, bladder, serta uretra. Umummnya digunakan ultrasound dan sistoskopi dengan anastesi local. Apabila penyebab hematuria masih belum ditemukan, maka selanjutnya perlu dilakukan CTU (Computed Tomography Urography) atau IVU (Intravenous Urography), serta sitology urin. Pasien dengan gejala dominan berupa filling typefilling type LUTS, nyeri suprapubic, infeksi saluran kemih berulang, pneumaturia juga perlu dilakukan sitology urine dan sistoskopi.

Pemeriksaan CTU sebelum dan sesudah pemberian kontras merupakan pemeriksaan lini pertama pada kasus hematuria. Pemeriksaan ini lebih cepat dan lebih sensitive dibandingkan ultrasound serta IVU untuk medeteksi tumor renal dan ureter. Namun pemeriksaan ini juga memiliki kelemahan akibat paparan terhadap radiasi dan harganya yang mahal.

Pemeriksaan definitif yaitu berupa diagnosis histologis menggunakan Transurethral resection of bladder tumour (TURBT). Pemeriksaan ini dilakukan dengan anastesi general atau anastesi spinal, pemeriksaan bimanual sebelum dan sesudah reseksi tumor untuk menilai ukuran, posisi, dan mobilitas. Pemeriksaan patologi anatomi ini perlu menjelaskan mengenai jenis tumor, staging, penyebaran hingga muskulus propria.

Penilaian staging dapat dilakukan menggunakan CT SCAN atau MRI pelvis, Foto thorak, bone scan, serta open atau laparosocopic untuk penilaian limfadenopati.

Tabel. Five years survival rate pada pasien yang menjalani radical sistektomi.

STAGING

5 YEARS SURVIVAL RATE

T1/ CIS

T2, T3a

T3b

T4a

TaN1-2

Salvage T0

Salvage T1

Salvage T2, 3a

90+%

63-88%

37-61%

10%

30%

70%

50%

25%

Tabel. Five Years survival rate pada pasien yang menjalani RT (Radical external beam radiotherapy).

STAGING

5 YEARS SURVIVAL RATE

T1

T2

T3a

T3b, T4

Ta-N1-2

35%

40%

35%

20%

7%

DAFTAR PUSTAKA

John, R., Simon, B., Suzane, B. (2006). Oxford Handbook of Urology.