revitalisasi nilai-nilai pancasila

7
REVITALISASI NILAI-NILAI PANCASILA REVITALISASI NILAI-NILAI PANCASILA A. Definisi Nilai Nilai atau value (bahasa Inggris) dalam filsafat dikenal sebagai kata benda abstrak yang berarti keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodnees). Nilai pada hakikatnya sesuatu yang memiliki makna inhern pada objek tertentu, sehingga manusia mampu menangkap hal tersebut menjadi berharga, menarik, berkualitas, serta berguna dalam kehidupannya. Dalam konteks pancasila, arti dasar nilai di atas hakikatnya telah sejalan dengan penegasan pancasila sebagai ideologi terbuka. Perumusannya terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang menyatakan pancasila sebagai nilai dasar dan penjabarannya sebagai nilai instrumental. Nilai dasar tidak berubah dan tidak boleh diubah lagi. Betapapun pentingnya nilai dasar yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 itu, sifatnya belum operasional. Artinya belum dapat dijabarkan secara langsung. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam UUD 1945 itu memerlukan penjabaran lebih lanjut. Penjabaran itu kemudian dinamakan nilai instrumental. B. Ciri dan Sifat Nilai Menurut Bambang Daroeso (1986) sifat-sifat nilai adalah sebagai berikut: · Nilai itu suatu realitas abstrak yang ada dalam kehidupan manusia tidak dapat diindra. Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi tidak bisa mengindra kejujuran itu. Yang dapat kita indra adalah nilai kejujuran itu. · Nilai memiliki sifat normati, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal. Misalnya nilai keadilan semua orang berharap mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan hal tersebut. · Nilai berfungsi sebagai daya dorong/ motivator dan manusia adalah pendukungnya. Misalnya nilai ketakwaan, adanya nilai ketakwaan menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan. C. Klasifikasi Nilai Dalam perspektif filsafat, nilai dapat dibedakan dalam tiga, yakni: · Nilai logika adalah nilai benar salah. Misalnya jika seorang mahasiswa dapat menjawab suatu pertanyaan, ia benar secara logika. Apabila ia keliru maka dosen mengatakan salah secara logika. · Nilai estetika adalah nilai indah dan tidak indah. Dapat diilustrasikan pada seseorang yang melihat sebuah lukisan yang indah, tetapi bagi orang lain mungkin tidak indah. Orang yang menilai lukisan itu indah, tidak bisa memaksakan orang lain menilai bahwa lukisan itu indah. Jadi nilai estetika bersifat subjektif. · Nilai moral/etika adalah nilai baik buruk. Nilai yang menangani kelakuan baik atau buruk dari manusia. Moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai adalah moral. Nilai moral lebih terkait dengan kehidupan manusia sehari-hari.

Upload: choco

Post on 12-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Semoga Membantu

TRANSCRIPT

  • REVITALISASI NILAI-NILAI PANCASILA

    REVITALISASI NILAI-NILAI PANCASILA

    A. Definisi Nilai

    Nilai atau value (bahasa Inggris) dalam filsafat dikenal sebagai kata benda abstrak yang berarti

    keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodnees). Nilai pada hakikatnya sesuatu yang memiliki makna

    inhern pada objek tertentu, sehingga manusia mampu menangkap hal tersebut menjadi berharga,

    menarik, berkualitas, serta berguna dalam kehidupannya. Dalam konteks pancasila, arti dasar nilai di

    atas hakikatnya telah sejalan dengan penegasan pancasila sebagai ideologi terbuka. Perumusannya

    terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang menyatakan pancasila sebagai nilai dasar

    dan penjabarannya sebagai nilai instrumental.

    Nilai dasar tidak berubah dan tidak boleh diubah lagi. Betapapun pentingnya nilai dasar yang

    tercantum dalam pembukaan UUD 1945 itu, sifatnya belum operasional. Artinya belum dapat

    dijabarkan secara langsung. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam UUD 1945 itu memerlukan

    penjabaran lebih lanjut. Penjabaran itu kemudian dinamakan nilai instrumental.

    B. Ciri dan Sifat Nilai

    Menurut Bambang Daroeso (1986) sifat-sifat nilai adalah sebagai berikut:

    Nilai itu suatu realitas abstrak yang ada dalam kehidupan manusia tidak dapat diindra.

    Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi tidak bisa mengindra

    kejujuran itu. Yang dapat kita indra adalah nilai kejujuran itu.

    Nilai memiliki sifat normati, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu keharusan

    sehingga nilai memiliki sifat ideal. Misalnya nilai keadilan semua orang berharap mendapatkan dan

    berperilaku yang mencerminkan hal tersebut.

    Nilai berfungsi sebagai daya dorong/ motivator dan manusia adalah pendukungnya. Misalnya

    nilai ketakwaan, adanya nilai ketakwaan menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai

    derajat ketakwaan.

    C. Klasifikasi Nilai

    Dalam perspektif filsafat, nilai dapat dibedakan dalam tiga, yakni:

    Nilai logika adalah nilai benar salah. Misalnya jika seorang mahasiswa dapat menjawab suatu

    pertanyaan, ia benar secara logika. Apabila ia keliru maka dosen mengatakan salah secara logika.

    Nilai estetika adalah nilai indah dan tidak indah. Dapat diilustrasikan pada seseorang yang

    melihat sebuah lukisan yang indah, tetapi bagi orang lain mungkin tidak indah. Orang yang menilai

    lukisan itu indah, tidak bisa memaksakan orang lain menilai bahwa lukisan itu indah. Jadi nilai

    estetika bersifat subjektif.

    Nilai moral/etika adalah nilai baik buruk. Nilai yang menangani kelakuan baik atau buruk dari

    manusia. Moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai adalah moral. Nilai moral

    lebih terkait dengan kehidupan manusia sehari-hari.

  • D. Asal-usul Nilai Pancasila

    Secara empiris, Pancasila lahir dari bumi Indonesia. Pancasila lahir dan berkembang dari akumulasi

    berbagai nilai yang berakar dari pluralitas budaya bangsa yang ada diseluruh wilayah Indonesia.

    Pancasila adalah bentuk miniatur bangsa Indonesia tanpanya negara kita tidak mungkin bisa eksis

    hingga saat ini. Tanpa pancasila Indonesia sudah bubar keberadaan negara kita adalah hakikat dari

    pancasila. Secara ilmiah, lahirnya pancasila bisa dikaji melalui hukum kausalitas (sebab-akibat).

    Asal mula langsung artinya asal mula pancasila sebagai dasar filsafat negara yaitu sejak dirumuskan

    oleh para pendiri bangsa (founding fathers), sidang BPUPKI pertama, panitia sembilan, sidang

    BPUPKI kedua serta PPKI hingga pengesahannya. Asal mula langsung Pancasila menurut

    Notonagoro terdapat beberapa klasifikasi, antara lain:

    Asal mula bahan (Kausa Materalis), artinya nilai-nilai pancasila merupakan hasil eksplorasi

    adat-istiadat, kebudayaan, dan keberagaman dalam keseharian hidup selutuh bangsa Indonesia.

    Asal mula bentuk (Kausa Formalis), artinya nilai-nilai pancasila merupakan bentuk hasil

    kesepakatan para pendiri bangsa dalam membahas dan merumuskan bentuk, susunan dan nama

    pancasila sendiri.

    Asal mula karya (Kausa Effesien), artinya pancasila merupakan yang semula sebagai embrio

    calon negara kemudian menjadi dasar negara yang sah.

    Asal mula tujuan (Kausa Finalis), artinya pancasila dibahas intensif dan dirumuskan secara

    sistematis melalui tahapan dari sidang ke sidang dengan tujuan akhirnya adalah untuk dijadikan

    sebagai dasar negara.

    Sedangkan asal mula tidak langsung maksudnya adalah asal mula jauh sebelum proklamasi

    kemerdekaan, yakni ketika nilai-nilai pancasila berkembang alamiah dari sejak dulu menjadi adat-

    istiadat, terus berkembang menjadi kebudayaan dan kemudian menjadi kepribadian bangsa secara

    nasional. Asal mula tidak langsung dapat diklasifikasi sebagai berikut:

    Unsur-unsur pancasila tersebut sebelum secara langsung dirumuskan menjadi dasar filsafat

    negara, nilai-nilainya seperti nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan

    nilai keadilan. Nilai tersebut sudah ada dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia

    sebelum terbentuk menjadi negara.

    Nilai adat-istiadat, nilai kebudayaan dan nilai religiusitas. Nilai-nilai tersebut menjadi

    pedoman dalam memecahkan problematika kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.

    Pancasila hakikatnya bangsa Indonesia itu sendiri, atau dengan kata lain bangsa Indonesia

    sebagai kausa materialis atau asal mula tidak langsung nilai-nilai pancasila.

    E. Arti Revitalisasi Nilai-nilai Pancasila

    Revitalisasi adalah upaya mengembalikan kepada asal nilai pentingnya segala sesuatu. Sedangkan

    nilai-nilai pancasila adalah segala bentuk norma, aturan serta nilai yang diserap dari berbagai adat-

    istiadat dan budaya yang berakar dari kemajemukan seluruh komponen bangsa Indonesia. Artinya

    nilai-nilai pancasila merupakan intisari dari pola pikir (mind-sett), pola sikap dan pola tindakan dari

    setiap individu bangsa Indonesia yang identik dengan keberbedaan suku, agama, ras, antar golongan

    (SARA), wilayah, bahasa dan adat istiadat.

  • Jadi revitalisasi nilai-nilai Pancasila adalah usaha bersama seluruh komponen bangsa Indonesia untuk

    mengembalikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai konsensus sekaligus identitas

    nasional yang selama ini mengalami berbagai penyimpangan. Dalam arti singkat revitalisasi artinya

    adalah bahwa nilai-nilai yang telah menyejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia terdahulu

    dimunculkan kembali dalam sejarah kehidupan baru bangsa Indonesia pasca reformasi yang telah

    disalahartikan menjadi kebebasan yang kebablasan.

    Hakikat pancasila adalah nilainya bukan simbolnya, karena substansi nilai akan muncul setelah setiap

    individu bangsa melaksanakan apa yang menjadi kepribadian dan pandangan hidup sehari-harinya.

    F. Komitmen Revitalisasi Sebagai Kebutuhan Bangsa

    Pancasila adalah komitmen final bangsa Indonesia. Tanpa pancasila Indonesia tidak ada atau tidak

    akan eksis. Pancasila adalah ideologi yang tidak ada bandingannya untuk bangsa Indonesia karena

    pancasila adalah alat pemersatu bagi seluruh komponen yang berbeda-beda, sehingga setiap upaya

    untuk menggantinya selalu akan berhadapan dengan seluruh kekuatan bangsa Indonesia secara

    menyeluruh. Pancasila adalah simbol ke-bhinneka-an Indonesia. Berbeda namun tetap satu jua.

    Merevitalisasi nilai-nilai pancasila adalah sebuah keniscayaan mutlak ketika kondisi bangsa semakin

    jauh dari keadilam sosial, kemakmuran, kemajuan dan lain sebagainya. Membiarkan kondisi bangsa

    dalam keterpurukan sama halnya menjadikan pancasila hanya sebagai alat politisasi untuk

    melanggengkan kekuasaan seperti yang pernah terjadi pada masa Orde Baru. Sehubungan dengan hal

    tersebut, revitalisasi nilai-nilai pancasila harus dilakukan dalam dua tingkatan, yaitu pada tataran ide

    dan praksis. Dalam tataran ide, hal yang paling penting dilakukan adalah menjawab sikap alergi

    masyarakat terhadap pancasila. Oleh karena itu, memiliki semangat dan sikap bergotong royong serta

    membudayakan pola musyawarah bisa dijadikan mekanisme dan cara bangsa ini. Sikap gotong-

    royong dan musyawarah juga bisa dijadikan sebagai sumber dalam rangka revitalisasi nilai-nilai

    pancasila.

    Dalam tataran praksis, utamanya menyangkut relasi penyelenggaraan negara dan masyarakat,

    revitalisasi nilai-nilai pancasila harus dimulai dengan membangkitkan kegairahan dan optimisme

    publik. Misalnya, kepemimpenan nasional harus menegaskan kembali bahwa Negara Republik

    Indonesia adalah bukan negara agama tapi negara beragama, Indonesia adalah negeri yang

    kebebasannya berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa dan Bhinneka Tunggal Ika, yang harus

    memiliki sikap saling hormat-menghormati, menghargai segala perbedaan dan mengutamakan

    kepentingan umum daripada kepentingan pribadi dan golongan.

    Dari beberapa ilustrasi tersebut, secara bertahap, nilai-nilai pancasila akan benar-benar

    menginternalisasi dan membumi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

    Revitalisasi nilai-nilai pancasila bisa dimulai dengan menjadikan dasar negara ini kembali sebagai

    pembicaraan publik, sehingga masyarakat merasakan bahwa pancasila masih ada, dan masih

    dibutuhkan bagi bangsa Indonesia. Revitalisasi nilai-nilai juga dapat dilakukan dengan cara

    manifestasi identitas nasional. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai wawasan, antara lain; spiritual

    yang berlandaskan etik, estetika, dan religiusitas sebagai dasar dan arah pengembangan profesi.

    Dalam konteks perguruan tinggi, revitalisasi nilai-nilai pancasila bisa dilakukan dengan menyiapkan

    sumber daya manusia yang profesional dan handal untuk pembangunan nasional yang menumbuhkan

    kesadaran nasionalisme serta menemukan jati diri bangsa yang mampu beradaptasi dengan perubahan,

    mampu menangkap tantangan sebagai peluang dan mampu mengatasi segala permasalahan sengan

  • solusiyang baik, serta mengaktualisasikan diri untuk bangsa dan negara agar lebih maju dan

    bermartabat.

    Tim Penyususun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Meritalisasi pendidikan pancasila, hal.291-313

    Pancasila Sebagai Sumber Nilai

    Sejak diterimanya pancasila sebagai dasar negara dan dan ideologi nasional, maka secara otomatis

    membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nili pancasila dijadikan landasan pokok, landasan

    findamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya

    berisi lima nilai dasar yang fundamental.

    Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai ketuhanan yang maha esa, nilai kemanusiaan yang

    adil dan beradap, nilai persatuan indonesia, nilai kerakyatan yang di pimpiin oleh hikmat

    kebijaksanaan dalam permusawaratan perwakilan, dan nilai keadialan sosial bagi seluruh rakyat

    indonesia. Kalau disarikan, maka dalam kelima dasar di atas terdapat lima prinsip nilai dasar yang

    menjadi tolak ukur identitas bangsa indonesia.

    A. Nilai Ketuhanan

    Nilai ketuhanan yang maha esa mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap

    adanya Tuhan sebagai alam pencipta alam semesta. Nilai ketuhanan juga memeliki arti adanya

    pengakuan akan kebangsaan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan menjalankan

    ritual/ibadah dalam beragama, tidak ada paksaan serta tidak ada sikap diskriminasi antara umat

    beragama. Beberapa butir nilai yang terkandung dengan sila pertama, yaitu :

    Percaya dan taqwa kepada Tuhan yang maha esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya

    masing-masing menurut dasar kepercayaan yang adil dan beradap.

    Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut yang berbeda.

    Saling menghormati kebesasan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.

    Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.

    B. Nilai kemanusiaan

    Nilai kemanusiaan yng adil dan beradap mengandung arti bahwa pola fikir, pola sikap dan pola

    tindakan seluruh bangsa ini harus memiliki kesesuaian dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama

    atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagai mana mestinya. Butir nilai

    yang terkandung sila ke-2 Pancasila, yakni :

    Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, kewajiban antara sesama manusia.

    Saling mencintai sesama manusia, mengembangkan sikap tenggang rasa.

    Tidak semena-mena terhadap orang lain, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan

    Gemar melakukan kegiatan kemanusian, berani membela kebenaran dan keadilan

  • C. Nilai persatuan

    Nilai persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk

    membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nilai persatuan adalah

    menyatunya tekad dan semangat dalam memiki dan memperjuangkan kemajuan bangsa Indonesia.

    Butir butir nilai yang terkandung dalam sila ke 3 pancasila adalah

    Menjaga persatuan daan kesatuan negara kesatuan repblik Indonesia

    Rela berkorban demi bangsa dan bernegara, cinta tanah air

    Bangga sebagai bagian dari indonesia

    Memajukan pergaulan demi peratuan dan kesatuan bangsa yang ber Bhinika tungal ika.

    D. Nilai kerakyatan

    Nilai kerakyatan yang di paimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

    Mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara

    mufakat melalui lembaga perwakilan. Butir butir nilai dalam silai ke-4, yaitu :

    Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat di atas kepenting sendiri dan golongannya.

    Tidak memaksakan kehendak orang lain, mengutamakan musyawarah dalam mengambil

    keputusan dan sampai mufakat yang di liputi semangat kekeluargaan

    E. Nilai Keadialan

    Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus

    tujuan, yaitu tercapainya masyarakat yang adil dan makmur secara lahiriah dan batiniah. Butir butir

    yang terkandung dalam sila ke 5 adalah

    Bersikap adil terhadap sesama, menghormati hak-hak orang lain

    Menolong sesama, menghargai orang lain, melakukan pekerjaan yang berguna bagi

    kepentingan umum dan bersama.

    G. Nilai pancasila sebagai sumber norma hukum

    Pancasila di jadikan sebagai nilai-nilai dasar menjadi sumber bagi penyusunan norma hukum di

    indonesia. Negara indonesia memiiki hukum nasional yang merupakan satu kesatuan sistem hukum.

    Sistem hukum Indonesia itu bersumber dan berdasar pada pancasila sebagai norma dasar bernegara.

    Pancasila berkedudukan sebagai grundnorn (norma dasar) atau staatfundamentalnorm(norma

    fundamentak negara). Tata urutan perundang-undangan sebagaimana diatur dalam ketetapan MPR

    NO.III/MPR/2000 tentang sumber hukum dan tata urutan perundangundangan sebagai berikut:

    UUD 1945

    Ketetapan Majelis permusawaratan rakyat republik Indonesia

    UU

    PERPU

  • Peraturan pemerintah

    Keputusan presiden

    Peraturan daerah

    Dalam UU No. 10 Tahun 2004 tentang pembentukan peraturan perundangan undangan juga

    menyebutkan adanya jenis dan herarki peraturan perundang undangan sebagai berikut:

    UUD 1945/ PERPU

    Peraturan pemerintah

    Peraturan Presiden

    Peraturan daerah

    Pasal 2 undang undang No. 10 Tahun 2004 menyatakan bahwa Pancasila merupakan sumber dari

    segala sumber hkum negara. Hal ini seperti di kemukakan dalam pembukaan UUD 1945 Alenia IV.

    H. Nilai Pancasila Menjadi Sumber Etik

    Bangsa indonesia saat ini sudah berhasil meerumuskan norma-norma etik sebagai pedoman dalam

    bersikap dan bertingkah laku. Rumusan norma etik tersebut tercantum dalam ketetapan MPR

    No.VI/MPR/2001 tentang etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat merupakan nilai-

    nilai Pancasila sebagai pedoman dalam berfikir, bersikap dan bertingkah laku yang merupakan cermin

    dalam kehidupan bermasyarakat.

    a) Etika Sosial Budaya

    Etika ini bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan kembali sikap

    jujur, saling peduli, salimng memahami, saling menghargai, saling mencintai, dan tolong menolong

    diantara sesama manusia dan anak bangsa.

    b) Etika Pemerintah dan politik

    Etika politik ini dimaksudkan untuk mewujudkan pemerinthan yang bersih dan berwibawa

    yang efisien da efektif; serta mampu menumbuhkan suasana politik demokratis yang bercirikan

    keterbukaan, rasa tanggung jawab, tanggap akan aspirasi rakyat; ketrsediaan untuk menerima

    pendapat yang lebih benar kendati berasal dari perorangan ataupun kelompok minoritas marginal;

    serta menunjang tinggi hak asasi manusia.

    c) Etika Ekonomi dan Bisnis

    Yang di maksud adalah agar prinsip dan perilaku ekonomi, baik oleh pribadi, institusi maupun

    pengambilan keputusan dalam bidang ekonomi, dapat melahirkan kondisi dan realitas ekonomi yang

    baik berprinsip memberikan kebebasan berusaha, membangun iklim usaha kerakyatan yang berdaya

    saing secara sehat, jujur, adil, tarnsoarasi akuntabilitas publik, dan medorong berkembangnya etos

    kerja ekonomi yang berday saing global serta mampu memperdayakan ekonomi rakyat melalui usaha-

    usaha bersama secara berkesinambungan.

    d) Etika penegakan hukum yang berkadilan

  • Yang di maksudnya adalah untuk menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa tertib sosial,

    ketenangan, ketentraman, dan keteraturan dalam hidp bersama hanya dapat di wujudkan dengan

    ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan yang ada. Ketaatan ini berlaku pada untuk semua

    komponen bangsa, baik penegak hukum atau lembaga yudikatif, eksekutif maupun legislaif.

    e) Etika keilmuan dan disiplin kehidupan

    Etika keilmuan di wujudkan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai ilmu pengetahuan dan

    teknologi agar mampu berfikir rasional, kritis, logis, dan obyektif. Untuk bisa megarah pada

    keberhasilan perilaku yang bersandarkan pada norma-norma etik kehidupan berbangsa dan bernegara,

    ada bebera hal yang perlu di lakukan sebagai berikut:

    a. Proses penanaman dan pembudayaan etika tersebut hendaknya menggunakan bahasa agama

    dan bahasa budaya.

    b. Proses penanaman dan pembudayaan etika dilakukan melalui pendekatan komunikatif,

    dialogis, dan persuasif, tidak melalui pendakatan cara indoktrinasi seperti yang diterapkan pada era

    ode baru.

    c. Gerakan nasional dapat bergera, berjalan secara sinergik dan bisa berkesinambungan seluruh

    potensi bangsa

    d. Di kembangkan etika-etika profesi, seperti profesi hukum, profesi kedokteran, profesi ekonomi

    dan profesi politik yang dilandasi olh pokok-pokok etika yang perlu di taati oleh anggota.

    e. Mengkaitkan pembudayaan etika kehiidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagai

    bagian dari sikap keberagamaan serta nilai tanggung jawab manusia yang merpakan bagian utama

    engabdian pada Tuhan yang Maha Esa.