revitalisasi pajak usu

5
NAMA : ALEXANDER ADRIAN SARAGI NIM : 130320013 MATA KULIAH : RISET ARSITEKTUR RESUME REVITALISASI PAJAK USU (Sumber: Koridor, Jurnal Arsitektur dan Perkotaan) 1. LATAR BELAKANG Pajak USU merupakan salah satu pajak yang secara tak sengaja terbentuk di daerah USU. Pajak USU muncul secara tiba-tiba. Sama seperti kebanyakan pajak, pajak USU terbentuk pertama dikarenakan adanya beberapa para pedagang yang berjualan di sepanjang koridor jalan mulai dari USUPRES sampai pada pintu keluar Sumber dan koridor tersebut sering dilalui oleh mahasiswa USU yang kebanyakan berjalan kaki. Semakin lama semakin banyak para pedagang berjualan di tempat tersebut sampai pada akhirnya terjadi krisis moneter melanda Indonesia. Pada saat ini, banyak mahasiswa lebih berminat membeli barang dari para

Upload: alex-airivirklzlx-ian

Post on 16-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

sdfv

TRANSCRIPT

NAMA: ALEXANDER ADRIAN SARAGINIM: 130320013MATA KULIAH: RISET ARSITEKTUR

RESUME REVITALISASI PAJAK USU(Sumber: Koridor, Jurnal Arsitektur dan Perkotaan)

1. LATAR BELAKANGPajak USU merupakan salah satu pajak yang secara tak sengaja terbentuk di daerah USU. Pajak USU muncul secara tiba-tiba. Sama seperti kebanyakan pajak, pajak USU terbentuk pertama dikarenakan adanya beberapa para pedagang yang berjualan di sepanjang koridor jalan mulai dari USUPRES sampai pada pintu keluar Sumber dan koridor tersebut sering dilalui oleh mahasiswa USU yang kebanyakan berjalan kaki. Semakin lama semakin banyak para pedagang berjualan di tempat tersebut sampai pada akhirnya terjadi krisis moneter melanda Indonesia. Pada saat ini, banyak mahasiswa lebih berminat membeli barang dari para pedagang yang berjualan di koridor USU tersebut daripada di tempat lain dikarenakan harganya yang relatif murah. Karena koridor tersebut terlihat semakin ramai, maka muncul peraturan USU untuk menertibkan koridor tersebut dan terjadi negosiasi untuk penggunaan lahan yang tidak terpakai tersebut dan pada saat inilah istilah Pajak USU mulai dikenal masyarakat.Pada tanggal 18 September 2010, terjadi kebakaran pada Pajak USU sehingga menghanguskan seluruh bangunan pada Pajak USU tersebut. Musibah ini membuat para pedagang terpukul atas kejadian ini dan ada yang memilih pindah tempat dan ada yang memilih tetap berjualan di tempat tersebut. Belum berselang lama kejadian tersebut, USU mengeluarkan peraturan bahwa tidak diizinkan lagi berdagang di koridor tersebut. Atas dasar inilah muncul pemikiran untuk mencari apa yang menjadi solusi yang baik untuk USU dan para pedagang tersebut.

2. TUJUANDalam mencari solusi yang terbaik untuk kedua belah pihak, muncul pemikiran untuk melakukan revitalisasi pada Pajak USU. Revitalisasi ini dilakukan agar para pedagang Pajak USU mendapatkan tempat untuk berjualan kembali dan para konsumen Pajak USU, khususnya para mahasiswa dan dosen, tetap dapat membeli kebutuhan mereka pada Pajak USU tersebut.

3. METODE PENELITIAN Adapun metode penelitian yang dilakukan dalam revitalisasi Pajak USU adalah pertama dengan membuat konsep penzoningan yang didapat dengan melakukan survey terhadap para pedagangnya. Para pedagang dkelompokkan berdasarkan beberapa kriteria yang telah ditentukan. Dari hasil survey, terdapat kurang lebih 200 pedagang Pajak USU. Para pedagang dkelompokkan menjadi dua berdasarkan besar persilnya, yaitu permanen dan semi permanen. Berdasarkan jenis dagangannya dibagi menjadi dua, yaitu menjual makanan dan menjual non makanan. Pengelompokan juga dilakukan terhadap konsumennya, yaitu dibagi menjadi dua, yaitu jalur kendaraan dan jalur pejalan kaki.

4. HASIL PENELITIANSetelah melakukan pengelompokan terhadap para pedagang dan konsumennya, maka para pedagang yang menjual makanan ditempatkan pada lantai 2 dan non makanan pada lantai 1. Hal ini dilakukan agar para pedagang yang menjual makanan memiliki tempat yang lebih layak dan higinies. Para pedagang yang di lantai 1 diberi tempat persil yang semi permanen agar Pajak USU tidak melebar seiring dengan bertambahnya para pedagang. Untuk para pejalan kaki diberi jalurnya agar terpsah dengan konsumen yang membawa kendaraan. Pada lantai mezanin, para pengunjung dapat melihat seluruh area Pajak USU sehingga mereka dapat mencari apa yang mereka butuhkan. Persil disusun berdasarkan aksis yang memusat pada ruang terbuka sehingga tidak aka nada daerah-daerah yang dianggap premium. Pada Pajak USU juga diber tambahan 100 kios untuk para pedagang lain yang ingin membuka usahanya dan juga diberi tempat untuk para mahasiswa agar dapat menjual hasil karya mereka. Status Pajak USU yang berada diantara diizinkan dan tidak diizinkan membuat revitalisasi Pajak USU dilakukan dengan pendekatan desain berbasis komunitas, yang artinya swadaya dan pembangunan diutamakan dari para pedagang itu sendiri. Oleh karena itu, Pajak USU dibangun dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat dan tidak merupakan barang impor. Selain itu, tenaga lokal juga digunakan sehingga biaya yang dikeluarkan untuk membangun Pajak USU semakin murah.