reza abdillah 09224009_analisa hsupa pada sistem umts
DESCRIPTION
istnTRANSCRIPT
1
DESAIN TELEKOMUNIKASI
“ANALISIS HSUPA PADA SISTEM UMTS”
Nama : Reza Abdillah
Nim : 09224009
Jurusan : Teknik Elektro
Dosen : Ir. Heru Abrianto MT
2
BAB I
PENGUMPULAN DATA DAN PROSES ANALISA
1.1. Proses Pengumpulan Data
Data atau informasi yang akan dikumpulkan harus relevan dengan
permasalahan yang dihadapi, sehingga sebelum melakukan pengumpulan
data ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Jenis data yang diperlukan : data kuantitatif (data yang dapat diukur
atau dihitung)
b. Sumber perolehan data : sumber primer (dari lapangan) dan sumber
sekunder (dokumentasi).
c. Cara perolehan data : melalui observasi atau komunikasi
Pada penulisan ini, jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif
yang diambil dari server NMS (Network Monitoring System) dan juga
pengukuran kecepatan data yang dilakukan melalui observasi.
Pada proses pengukuran kecepatan data ini, sisi kualitas yang diukur
hanya pada data pendukung throughput (data rate) saja. Kualitas handover
antar Node B tidak digunakan karena layanan data yang diambil lebih
fokus di satu sel dan metodanya statis. Adapun jenis-jenis data yang akan
dikumpulkan adalah sebagai berikut :
a. Informasi dan posisi Node B, data ini diperlukan untuk pemetaan
segmen pasar yang menawarkan komunikasi data dan jumlah kanal
yang ditawarkan kepada pelanggan.
3
b. Pola trafik voice yang digunakan pelanggan beserta kondisi trafik
maksimum yang dicapai.
c. Pola trafik data, modulation scheme
d. Total throughput data untuk send (upload), data rate maksimum dan
average rate yang diukur pada Node B.
4.1.1. Langkah-langkah Pengumpulan Data
Untuk mempermudah proses pengumpulan data yang akan dilakukan,
maka dibuat langkah-langkah kerja seperti digambarkan pada gambar 4.1
berikut :
Gambar 1.1 langkah-langkah pengumpulan data
4
a. Persiapan perangkat kerja meliputi semua komponen hardware
maupun software yang akan digunakan pada pengukuran, yang diikuti
dengan pengumpulan semua informasi Node B yang akan digunakan
dan dibagi berdasarkan kriteria tertentu yang ingin diambil.
b. Setelah informasi Node B yang sesuai dengan kriteria didapat, langkah
berikutnya adalah mengumpulkan statistik voice dan data dari Node B
tersebut dan diolah agar dapat ditampilkan berdasarkan pola trafik
pada Node B tersebut karena kondisi ini sangat mewakili kondisi
pelanggan yang akan mengakses data dengan menggunakan layanan
HSUPA.
c. Setelah data, waktu, dan tempat diketahui, maka dilakukan aktivitas
dengan mengakses data dengan pengukuran untuk mengetahui kinerja
diikuti oleh pengumpulan statistik data pada saat aktivitas akses data.
d. Dilanjutkan dengan proses pengolahan data kemudian dengan
menganalisa didasarkan data-data yang telah didapat sehingga dapat
ditarik kesimpulan dari hasil pengolahan data dan analisa.
1.1.2. Perangkat Pendukung Pengumpulan Data
Metodologi yang digunakan untuk penulisan ini adalah mechanical
observation, sehingga dibutuhkan alat bantu ukur mekanis sebagai media
untuk mendapatkan data informasi. Untuk pengukuran kecepatan data
yang berfungsi untuk mengukur koneksi pelanggan dengan internet, maka
alat bantu ukur yang dimaksud berupa hardware dan software yang
5
mendukung pengukuran kecepatan data dengan menggunakan layanan
HSUPA dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Telepon seluler (ponsel) dengan teknologi WCDMA/HSUPA yang
dapat berkomunikasi dengan komputer melalui media infrared,
bluetooth, atau kabel data.
b. PC (Personal Computer) atau Note Book untuk mengakses layanan
internet.
c. Simcard dari operator yang sudah mempunyai layanan HSUPA dan
terdaftar sebagai pelanggan untuk dapat mengakses data.
d. Software pendukung untuk mengakses internet, mengcapture proses
pengaksesan data dan mengukur kecepatan data yang dihasilkan.
e. Selain software untuk pengukuran kecepatan data, juga diperlukan
software yang dapat digunakan untuk mengakses jaringan dalam
rangka kegiatan pengumpulan data pendukung dari Node B dan
informasi-informasi yang bisa didapat dari Node B
1.2. Pengumpulan Data
Informasi atau data dapat dibedakan berdasarkan sumbernya, dimana
data primer didapat, diamati dan dicatat langsung oleh penulis (tangan
pertama) dan data sekunder didapat dari pihak lain seperti biro statistik,
majalah dan lain-lain. Pengukuran kecepatan data yang akan dilakukan
adalah salah satu bentuk data primer dan beberapa hasil dokumentasi dan
6
data pendukung dari dokumen, literatur merupakan salah satu bentuk dari
data sekunder.
Data primer biasanya didapat dengan menggunakan beberapa metoda
seperti : metoda survei, observasi dan eksperimen. Untuk data sekunder
dibagi menjadi dua kategori yaitu berdasarkan sumber intern (data dari
internal) dan ekstern (data dari eksternal).
Untuk kelengkapan data informasi yang akan dikumpulkan,maka
dibuat beberapa form dan tabel yang akan digunakan sebagai kelengkapan
data dan akan digunakan pada saat pengumpulan data dan sebagai bahan
referensi yang dilampirkan pada bagian Lampiran, sebagai berikut :
a. Tabel Informasi Node B, berisikan informasi Node B seperti : cell id,
scrambling code, konfigurasi sektoral, dan data pendukung lainnya.
b. Tabel data statistik trafik voice, berisikan data statistik trafik (dalam
erlang) selama waktu pengamatan dan diambil rata-rata setiap hari.
c. Tabel statistik trafik data, terdiri dari total data yang diakses melalui
Node B.
d. Tabel data pengukuran, berisikan beberapa nilai yang didapat dari hasil
pengukuran kecepatan data.
e. Tabel statistik data, yang diambil setelah dilakukan pengukuran untuk
melihat akses data pada saat pengukuran.
7
1.2.1. Informasi dan Data Node B
Node B yang diamati adalah KDP009_BHAKTIJAYAMW dimana
lokasi site tersebut termasuk area layanan pada klaster urban. Klaster
urban merupakan area yang berkontribusi besar untuk pemakaian trafik
data, karena didominasi oleh perumahan padat penduduk yang memang
pada jam-jam tertentu mengakses data dari Node B tersebut.
Target utama dari layanan Node B ini adalah residential area yang
mempunyai trafik data yang cukup tinggi untuk wilayah Depok seperti
yang digambarkan pada gambar berikut ini :
Gambar 1.1 Mapping Node B KDP009_BHAKTIJAYAMW
8
Dari gambar 1.1 diatas, dapat diketahui jenis area cakupan yang di
cover oleh Node B tersebut adalah perumahan/residential. Node ini dipilih
karena mewakili area urban yang merupakan area dengan penyumbang
terbesar pada layanan broadband di PT Natrindo Telepon Seluler(Axis).
Gambar berikut adalah payload data HSUPA pada Node B
BHAKTIJAYAMW, merupakan salah satu Node B yang berada di
wilayah Depok.
Gambar 1.3 Payload HSUPA (MB) Node B BHAKTIJAYAMW
Berikut adalah table informasi Node B BHAKTIJAYAMW :
Clutter Site Type Huawei Cell NameRNCID Carrier UL CE/NOTE BDL CE/NOTE B CODE/NOTE BSuburban 3G MACRO KDP009E RNCBGR01 10613 384 384 30
Suburban 3G MACRO KDP009F RNCBGR01 10613 384 384 30
Suburban 3G MACRO KDP009G RNCBGR01 10613 384 384 30
Tabel 1.1. Informasi Node B BHAKTIJAYAMW
Dari tabel 1.1 tersebut terlihat bahwa jumlah sektor Node B
BHAKTIJAYA ada 3 sektor.
9
1.2. Pengumpulan Statistik Voice
Pengumpulan statistik voice bertujuan untuk mendapatkan pola trafik
voice. Pola ini nanti dibandingkan dengan pola trafik data apakah ada
kesamaan tren antara trafik voice dengan trafik data dalam bentuk grafik
dan ditambahkan pola rata-rata setiap hari.
Data yang dikumpulkan untuk statistik voice adalah data trafik (dalam
Erlang) yang dikumpulkan setiap hari selama 14 hari berturut-turut (2
Minggu), dari data ini kemudian ditampilkan dalam bentuk grafik dan
ditambahkan pola rata-rata setiap hari.
Gambar 4.4. Tren Trafik Voice
1.3. Pengumpulan Statistik Data Sebelum Pengukuran
Pengumpulan statistik data bertujuan untuk memberi gambaran
tentang kebiasaan (behavior) pelanggan dari coverage Node B tentang
kualitas data yang diberikan. Data-data tersebut adalah rata-rata
throughput data, payload data, rata-rata jumlah user per-cell, serta data-
data pendukung lainnya.
Statistik berikut menunjukkan trend pemakaian service data pada
bulan Januari 2013 pada Node B BHAKTIJAYAMW.
10
Gambar 1.4. Tren rata-rata HSDPA&HSUPA Throughput
Gambar 1.5. Tren Maksimal jumlah user HSUPA
11
1.2.4. Pengukuran Kecepatan Data
Pengukuran dilakukan tanggal 14 Januari 2013, pada lokasi dalam
cakupan Node B BHAKTIJAYAMW dengan proses upload data. Berikut
gambar 4.7 adalah lokasi tempat pengukuran yang jarak udaranya dengan
Node B sekitar 0.32 Km.
Gambar 1.6. Lokasi tempat melakukan pengukuran kecepatan data
Untuk konfigurasi pengukuran adalah sebagai berikut :
Gambar 1.7. Konfigurasi pengukuran kecepatan data HSUPA
12
Nilai yang diambil kemudian dicantumkan pada tabel 1.2 berikut ini
beserta website yang diakses.
Tabel 1.2.Resume hasil pengukuran kecepatan data
Dari tabel di atas, maksimum kecepatan data yang didapat adalah
1985 kbps untuk proses upload. Gambar berikut ini adalah beberapa
capture dari hasil monitoring dari pengukuran yang dilakukan di Node B
BHAKTIJAYAMW
1 BHAKTIJAYAMW 1/14/2013-3:26 PM www.Speedtest.net 1800 235 5
2 BHAKTIJAYAMW 1/14/2013-4:15 PM www.freeaspupload.net 1600 1100 10
3 BHAKTIJAYAMW 1/14/2013-4:22 PM ftp://10.8.14.150 1985 1432 10
4 BHAKTIJAYAMW 1/14/2013-4:28 PM ftp://202.3.219.80 1985 1091 10
Send Data/Upload
Max
Data
Average
Data
Total Data
(Mb)
No Coverage Node B Measurement Time Website to Access
13
Gambar 1.8. Monitoring hasil pengukuran kecepatan data di web pada
Node B
Gambar 1.9 Monitoring hasil pengukuran kecepatan data di FTP pada
Node B
Selain pengukuran dilakukan dengan akses ke web dan ftp, dilakukan
juga dengan menggunakan software TEMS, dimana selain nilai throughput
14
yang bisa ditampilkan, juga ada beberapa informasi penting terkait
teknologi HSUPA. Berikut adalah gambar-gambarnya:
Gambar 1.10 Monitoring hasil pengukuran kecepatan data upload
menggunakan TEMS
Dari gambar 1.10 terlihat bahwa ada beberapa parameter penting yang
terukur oleh TEMS seperti CPICH RSCP, CPICH Ec/No, Modulation
Type, Scrambling Code, dan lain-lain.
Pada proses upload diperoleh beberapa informasi sebagai berikut:
CPICH RSCP : -91.97 dBm,
CPICH Ec/No : -11.97
Modulation Type : QPSK (100%)
15
Scrambling Code : 160 (BHAKTIJAYAMW2)
Throughput Upload : 1720 kbps
Berikut ada tambahan informasi setelah dilakukan pengukuran dari
awal sampai akhir.
Tabel .3. Informasi karakteristik UE HSUPA
Max DL Throudhput Achievable 7.2 Mbps Max Mac-HS
QPSK Usage
16 QAM Usage
1.9 Mbps
100%
0%
UE HSDPA Characteristics
Modulation Capability QPSK/16QAM
Data achievedUE Category : 8
Terlihat pada proses upload penggunaan modulasi QPSK sampai
100% .
1.3. Proses Analisa
Proses analisa dilakukan dengan membandingkan antara kecepatan
data hasil perhitungan dengan kecepatan data yang didapat dari statistik
dan hasil pengukuran.
1.3.1. Analisa Payload PS
Analisa Payload PS berikut adalah berdasarkan pada data 31 Des
2012- 13 Januari 2013 seperti pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.14. Payload PS
16
Grafik di atas di konversi menjadi tabel seperti terlihat pada tabel 1.4 agar
mudah mendapatkan nilai rata-ratanya.
Tabel 1.4. Payload PS BHAKTIJAYAMW
Average of PS Payload (MB) cell
Start KDP009E KDP009F KDP009G Grand Total
1/1/2013 8194.431 7516.521 7312.732 7674.561333
1/2/2013 3658.497 6638.836 8923.603 6406.978667
1/3/2013 3527.975 5308.653 7265.374 5367.334
1/4/2013 2860.819 6334.912 11151.506 6782.412333
1/5/2013 3221.021 6233.203 6832.42 5428.881333
1/6/2013 4214.15 8157.812 8259.125 6877.029
1/7/2013 3858.733 6763.713 8539.86 6387.435333
1/8/2013 3585.629 5803.699 8833.347 6074.225
1/9/2013 3299.309 6712.658 11713.244 7241.737
1/10/2013 3357.924 5776.237 9335.732 6156.631
1/11/2013 3408.634 6086.542 8214.994 5903.39
1/12/2013 3541.087 6802.086 9485.399 6609.524
1/13/2013 3765.066 7787.569 9556.476 7036.370333
Grand Total 3884.098077 6609.418538 8878.754769 6457.423795
Dari tabel 1.4 diatas terlihat bahwa jumlah payload PS lebih dominan
pada KDP009G BHAKTIJAYAMW3
1.3.2. Analisa PING Menggunakan Koneksi HSUPA
Ping (Packet Internet Ghoper) adalah sebuah program utilitas yang
dapat digunakan untuk memeriksa konektivitas jaringan berbasis TCP/IP.
Dengan menggunakan utilitas ini, dapat diuji apakah sebuah komputer
terhubung dengan komputer lainnya. Hal ini dilakukan dengan mengirim
sebuah paket kepada alamat IP yang hendak diujicoba konektivitasnya dan
menunggu respon darinya.
Utilitas ping akan menunjukkan hasil yang positif jika dua buah
komputer saling terhubung di dalam sebuah jaringan. Hasil berupa statistik
17
keadaan koneksi kemudian ditampilkan dibagian akhir. Kualitas koneksi
dapat dilihat dari besarnya waktu pergi-pulang (roundtrip) dan besarnya
jumlah paket yang hilang (packet loss). Semakin kecil kedua angka
tersebut, semakin bagus kualitas koneksinya.
Berikut contoh ping menggunakan koneksi HSUPA terhadap
beberapa web yang sering diakses oleh user:
Gambar 4.15. Ping pada beberapa web yang sering di akses
Gambar 4.19. Test Ping dengan Windows
Dari contoh ping pada gambar di atas terlihat kualitas koneksi
HSUPA cukup bagus. Hal ini bisa diamati pada tidak adanya packet lost
18
(0% lost). Untuk time respon nilainya berbeda-beda tergantung lokasi web
servernya yang di akses. Untuk web server yang local, misal detik.com,
time responnya lebih cepat dibanding yang web servernya ada di luar
negeri misal yahoo.com & google.com.
Berikut juga dilakukan test ping sekaligus test kecepatan data
menggunakan tools WWW.SPEEDTEST.NET, dengan tetap
menggunakan koneksi HSUPA.
Gambar 1.20. Test Ping dengan WWW.SPEEDTEST.NET
Dari gambar diatas terlihat bahwa secara umum time respon masih
jauh di bawah 1 detik, dengan menawarkan kecepatan data Upload rata-
rata diatas 1 Mbps. Hal ini semakin membuktikan bahwa koneksi internet
dengan menggunakan HSUPA, selain memiliki keuntungan yang bersifat
statis maupun mobile, juga menghasilkan kecepatan data yang tinggi.
Kemampuan kecepatan data HSUPA terus dikembangkan sampai saat ini,
karena memang tuntutan kebutuhan akan akses broadband semakin
meningkat dari waktu ke waktu.
19
BAB 2
KESIMPULAN
Dari hasil pengumpulan data traffic voice, statistik data dan pengujian
kecepatan data dengan mengukur pada Node B BHAKTIJAYAMW, didapat
kesimpulan sebagai berikut:
1. Payload HSUPA lebih kecil di bandingkan dengan Payload HSDPA, karena
user lebih sering melakukan proses download daripada upload
2. Kecepatan data maksimum yang dapat dicapai dari hasil pengukuran
perhitungan pengukuran langsung sebesar 1.9 Mbps (FTP) dan 1.4 Mbps
(HTTP). Hasil tersebut menunjukkan bahwa kecepatan HSUPA dalam
performa yang cukup baik
3. Time respon yang cepat (< 1 detik) dan tidak adanya lost data (zero lost)
menunjukkan kualitas jaringan HSUPA sudah bagus.