rifa imaroh_unversitas muhammadiyah jakarta_essai ilmiah
DESCRIPTION
Rifa Imaroh_unversitas MuhammadiyahTRANSCRIPT
HARAPAN BARU: POTENSI WOLBACHIA SEBAGAI
PENGENDALI INFEKSI PARASIT FILARIA DAN
TERAPI ANTIFILARIA
Essai ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat mengikuti
Lomba Essai Ilmiah Tingkat Nasional Temu ilmiah Nasional (TEMILNAS)
2013
Fakultas Kedokteran, Universitas Padjajaran
Oleh:
RIFA IMAROH
2010730092
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2013
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA
Temu Ilmiah Nasional 2013 Universitas Padjadjaran
“Negleted Tropical Diseases related to poverty and MDGs”
Judul karya :Harapan Baru: Potensi Wolbachia sebagai Pengendali
Infeksi Parasit Filaria dan Terapi Antifilaria
Nama peserta : Rifa Imaroh
Jurusan : Pendidikan Dokter
Nama Institusi :Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Jakarta
Alamat institusi : JL. KH. Ahmad Dahlan, Cirendeu-Ciputat, Jakarta
Selatan
Alamat peserta :Rusunawa Asrama Putri Univ. Muhammadiyah
Jakarta, JL. KH. Ahmad Dahlan, Cirendeu-Ciputat,
Jakarta Selatan
No HP peserta : 085782244739
Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa memang benar essai
ilmiah dengan judul tersebut merupakan karya orisinil yang belum pernah
dipublikasikan atau dilombakan di luar kegiatan “Temu Ilmian Nasional 2013
Universitas Padjajaran”. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya
dan apabila terdapat bukti pelanggaran, maka kami siap didiskualifikasi dari
kompetesisi ini sebagai bentuk tanggung jawab kami.
Jakarta, 25 Juni 2013
Rifa Imaroh
2010730092
1
HARAPAN BARU: POTENSI WOLBACHIA SEBAGAI PENGENDALI
INFEKSI PARASIT FILARIA DAN TERAPI ANTIFILARIA
Rifa Imaroh
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit nematoda
yang terbesar di Indonesia. Di daerah endemik, 80% penduduk bisa mengalami
infeksi tetapi hanya sekitar 10-20% populasi yang menunjukkan gejala klinis.
Infeksi ini tersebar di daerah tropis dan subtropis seperti Afrika, Asia, Pasifik
Selatan, dan Amerika Selatan. Telah diketahui lebih dari 200 spesies filaria. Dari
200 tersebut hanya sedikti yang menyerang manusia. Masyarakat yang berisiko
terserang adalah mereka yang bekerja pada daerah yang terkena paparan menahun
oleh nyamuk yang mengandung larva. Di seluruh dunia angka perkiraan infeksi
filaria mencapai 250 orang. Di Asia, filaria endemik terjadi di Indonesia,
Myanmar, India, dan Sri Lanka. Dikarenakan Indonesia merupakan salah satu
negara endemis Filariasis, maka dibutuhkan strategi yang baik untuk menangani
hal tersebut.1
Sekilas tentang Filariasis
Filariasis merupakan penyakit infeksi parasit yang masih banyak
ditemukan di Indonesia. Walaupun penyakit ini jarang menyebabkan kematian,
tetapi dapat menurunkan produktivitas penderitanya karena timbul gangguan fisik.
Penyakit ini jarang terjadi pada anak karena manifestasi klinisnya timbul
bertahun-tahun kemudian setelah infeksi. Gejala pembengkakan kaki muncul
karena sumbatan mikrofilaria pada pembuluh limfe yang biasanya terjadi pada
usis di atas 30 tahun setelah terpapar parasit bertahun-tahun. Oleh karena itu,
filariasis sering juga disebut penyakit kaki gajah. Nama inilah yang banyak
dikenal oleh masyarakat luas. Akibat paling fatal bagi penderita adalah kecacatan
permanen yang sangat mengganggu produktivitas.2
2
Mengenal Etiologi dan Penularan Filariasis
Beberapa spesies filaria yang menyerang manusia diantaranya adalah
Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Brugia timori, Onchocerca volvulus. W.
bancrofti dan B. timori banyak ditemukan di Asia Selatan, Asia Tenggara, dan
Afrika, sedangkan O. volvulus banyak terdapat di Afrika. 3
Siklus hidup W. Bancrofti dan B. Malayi dimulai dari saat filaria betina
dewasa dalam pembuluh limfe manusia memproduksi sekitar 50.000 mikrofilaria
per hari ke dalam darah. Nyamuk kemudian menghisap mikrofilaria pada saat
menggigit manusia. Selanjutnya, larva tersebut akan berkembang dalam tubuh
nyamuk dan ketika nyamuk menggigit manusia, larva infektif akan masuk ke
dalam tubuh manusia. Larva akan bermirasi ke saluran limfe dan berkembang
menjadi bentuk dewasa. Mikrofilaria dapat ditemukan dalam darah tepi setelah 6
bulan-1 tahun setelah terinfeksi dan bisa bertahan selama 5-10 tahun. Vektor
utama filaria adalah nyamuk Anopheles, Culex, Mansonia, dan Aedes.
Mengenal Gejala dan Tanda Filariasis
Penderita filariasis bisa tidak menunjukkan gejala klinis (asimptomatis),
hal ini disebabkan oleh kadar mikrofilaria yang terlalu sedikit dan tidak terdeteksi
oleh pemeriksaan laboratorium atau karena memang tidak terdapat mikrofilaria
dalam darah. 4
Apabila menimbulkan gejala, maka yang sering ditemukan adalah gejala
akibat manifestasi perjalanan kronik penyakit. Gejala penyakit pada tahap awal
(fase akut) bersifat tidak khas seperti demam selama 3-4 hari yang dapat hilang
timbul tanpa diobati. Demam berulang kembali 1-2 bulan kemudian atau gejala
lebih sering timbul bila pasien bekerja terlalu berat. Dapat timbul benjolan dan
terasa nyeri pada lipat paha atau ketiak dengan tidak ada luka di badan. Dapat
teraba garis seperti urat dan berwarna merah, serta terasa sakit dari benjolan
menuju ke arah ujung kaki atau tangan.
Gejala terjadi berbulan-bulan sampai bertahun-tahun, mulai dari ringan
sampai berat. Cacing akan menyebabkan fibrosis dan penyumbatan pembuluh
limfe. Penyumbatan ini akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah yang
bersangkutan. Tanda klinis yang sering ditemukan adalah pembengkakan skrotum
(hidrokel) dan pembengkakan anggota gerak terutama kaki (elefantiasis).
3
Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan laboratorium dengan ditemukannya
mikrofilaria dalam darah. 5
Permasalahan Filariasis Saat Ini
Penyakit filariasis dapat diobati dengan memberikan obat-obatan seperti
Dietilkarbamzin (DEC), Ivermectin (Mectizan),dan Albendazol 400 mg dosis
tunggal. Namun pengobatan tidak begitu efektif untuk menangani kasus ini
apalagi untuk kasus filariasis yang sudah parah. Oleh karena itu, dibutuhkan
pencegahan sejak dini untuk penyakit filariasis. Pencegahan dapat dilakukan
dengan menerapkan prinsip 3P. P yang pertama adalah pengobatan massal.
Apabila suatu daerah sebagian besar sudah terkena penyakit ini, maka pengobatan
massal dengan obat dapat diberikan setahun sekali dan sebaiknya dilakukan paling
sedikit selama lima tahun.6
P yang kedua adalah peran serta masyarakat, warga masyarakat
diharapkan bersedia datang dan mau diperiksa darahnya pada malam hari pada
saat ada kegiatan pemeriksaan darah, bersedia minum obat secara teratur sesuai
dengan ketentuan yang diberitahukan oleh petugas, memberitahukan kepada kader
atau petugas kesehatan bila menemukan penderita filariasis, dan bersedia
bergotong-royong membersihkan sarang nyamuk atau tempat perkembangbiakan
nyamuk. 7
P yang terakhir adalah Pengendalian Vektor. Kegiatan pengendalian
vektor adalah pemberantasan tempat perkembangbiakan nyamuk melalui
pembersihan got atau saluran pembuangan air, pengaliran air tergenang, dan
penebaran bibit ikan pemakan jentik. Kegiatan lainnya adalah menghindari gigitan
nyamuk dengan memasang kelambu menggunakan obat nyamuk oles, memasang
kasa pada ventilasi udara, dan menggunakan obat nyamuk bakar atau obat
nyamuk semprot. Namun, cara ini juga kurang efektif karena terkait dengan
kurangnya kesadaran dari individu masyarakat. Salah pencegahan yang paling
efektif adalah mencegah gigitan nyamuk pembawa mikrofilaria dan
memusnahkan vektor penyebab penyakit.
Permasalahan dari seluruh langkah pencegahan dapat muncul apabila tidak
diterapkan oleh individu masyarakat. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal ini,
4
para peneliti telah memikirkan cara untuk mengendalikan vektor penyebab
filariasis agar tidak menyebabkan penyakit filariasis ketika nyamuk tersebut
menggigit tubuh manusia. Berdasarkan hasil penelitian telah dibuktikkan bahwa
Wolbachia dapat mengendalikan infeksi parasit filaria dengan cara memasukkan
Wolbachia ke dalam vektor penyebab filariasis yaitu nyamuk seperti Anopheles.
Kemudian nyamuk Anopheles yang berisi Wolbachia dikawin silangkan dengan
nyamuk Anopheles biasa, kemudian nyamuk tersebut dilepaskan untuk
menghasilkan keturunan nyamuk Anopheles ber-Wolbachia yang lebih banyak
lagi di alam bebas. Peran Wolbachia yaitu sebagai bakteri alami yang mampu
menghambat pertumbuhan filaria di tubuh nyamuk Anopheles sehingga parasit
filaria tidak bisa berkembang di dalam tubuh vektor. Nyamuk Anopheles ber-
Wolbachia tersebut akan mencerna darah yang mengadung parasit filaria dengan
menghalangi pertumbuhan parasit filaria. Ketika nyamuk Anopheles ber-
Wolbachia menggigit manusia, maka orang yang terkena gigitan nyamuk ber-
Wolbachia tidak akan tertular parasit filaria. Dengan cara tersebut diharapkan
dapat dipakai sebagai strategi alternatif untuk menurunkan transmisi atau
penularan filariasis kepada manusia. Namun alternatif ini harus dikembangkan
kepada vektor penyebab filariasis lainnya karena vektor penyebabnya bukan
hanya Anopheles, tetapi juga ada Culex, Mansonia, dan Aedes.8
Selain pembuatan nyamuk Anopheles ber-Wolbachia, potensi Wolbachia
juga dapat digunakan sebagai antifilaria karena berdasarkan penelitian Wolbachia
dapat dimanfaatkan sebagai terapi anifilaria dengan cara menginduksi apoptosis
mikrofilaria di dalam tubuh manusia. Dengan adanya permasalahan terkait
filariasis, akhirnya melalui penelitian yang dilakukan cukup lama dapat ditemukan
dua alternatif penggunaan Wolbachia untuk filariasis. Penelitian sudah banyak
dikembangkan antara lain di negara Australia dan UK.9
Sekilas tentang Wolbachia
Wolbachia adalah salah satu genus bakteri yang hidup sebagai parasit pada
hewan artropoda. Infeksi Wolbachia pada hewan akan menyebabkan
partenogenesis (perkembangan sel telur yang tidak dibuahi), kematian pada hewan
jantan, dan feminisasi (perubahan serangga jantan menjadi betina). Bakteri ini
5
tergolong ke dalam gram negatif, berbentuk batang, dan sulit ditumbuhkan di luar
tubuh inangnya. Berdasarkan studi filogenomik, Wolbachia dikelompokkan
menjadi 8 kelompok utama (A-H). Bakteri tersebut banyak terdapat di dalam
jaringan dan organ reproduksi hewan serta pada jaringan somatik. Inang yang
terinfeksi dapat mengalami inkompatibilitas (ketidakserasian) sitoplasma, yaitu
suatu fenomena penyebaran faktor sitoplasma yang umumnya dilakukan dengan
membunuh progeni (keturunan) yang tidak membawa/mewarisi faktor tersebut.10
Berikut keterangan tentang Wolbachia:
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Alphabacteria
Ordo : Rickettsiales
Famili : Rickettsiaciae
Genus : Wolbachia
Wolbachia sendiri terdapat secara alami pada 70 persen tubuh serangga di
bumi, termasuk berbagai jenis serangga yang biasa menggigit manusia. Bakteri ini
hanya hidup dalam sel serangga dan diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui telur. Wolbachia aman bagi manusia dan lingkungan. Selama
ini manusia berinteraksi dengan serangga ber-Wolbachia seperti kutu beras, kupu-
kupu, laba-laba, dan lalat buah. Kehadiran Wolbachia memberikan pencerahan
untuk mengembangbiakan dan melepaskan nyamuk Anopheles ber-Wolbachia
agar filariasis dapat diberantas, selain itu juga Wolbachia dapat dikembangkan
untuk antifilaria bagi penderita yang sudah terserang penyakit filariasis.11
Potensi Wolbachia sebagai Pengendali Infeksi Parasit Filaria dan Terapi
Antifilaria
Wolbachia memiliki dua potensi untuk menanggulangi dan memberantas
kasus filariasis pada negara-negara tropis yang endemik dengan filariasis
termasuk diantaranya Indonesia. Pertama, Wolbachia sebagai pengendali infeksi
parasit filaria dengan cara mengembangkan dan membudidayakan vektor filariasis
yaitu nyamuk Anopheles ber-Wolbachia karena pengendalian vektor melalui
penerpan sikap masyarakat untuk mencegah agak susah diterapkan oleh individu
Gambar 1. Bakteri Wolbachia
6
masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bertahun-tahun di negara
Australia, pemberantasan filariasis dilakukan dengan cara pendekatan biologis
memakai sejenis bakteri alami yakni Wolbachia. Bakteri Wolbachia diambil dari
lalat buah dengan teknik microinjection yakni menyuntikkan Wolbachia ke dalam
telur nyamuk Anopheles. Selanjutnya dikawin silangkan dengan nyamuk
Anopheles dan menghasilkan nyamuk yang seluruhnya ber-Wolbachia kemudian
dilepaskan di alam bebas. Saat nyamuk-nyamuk tersebut kawin dengan nyamuk
biasa, maka Wolbachia akan diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya
sampai semua nyamuk di lingkungan itu mengandung Wolbachia. Jika semua
nyamuk Anopheles telah ber-Wolbachia, maka nyamuk-nyamuk itu tidak akan
mampu menularkan parasit filaria dari satu manusia ke manusia lainnya. Nyamuk
Anopheles ber-Wolbachia tersebut akan mencerna darah yang mengadung parasit
filaria dengan menghalangi pertumbuhan parasit filaria. Dengan cara tersebut
diharapkan dapat dipakai sebagai strategi alternatif untuk menurunkan transmisi
atau penularan infeksi parasit filaria kepada manusia.12
Kedua, Wolbachia dapat digunakan sebagai alternatif terapi kepada
penderita filariasis, karena Wolbachia dapat dikembangkan menjadi terapi
antifilaria melalui metode tertentu.13 Wolbachia yang dikembangkan sebagai
terapi dikatakan dapat menginduksi apoptosis larva infektif yang masuk ke dalam
tubuh manusia, sehingga mencegah larva bermigrasi ke saluran limfe dan tidak
berkembang menjadi bentuk dewasa sehingga tidak dihasilkan mikrofilaria, jadi
tidak akan timbul gejala klinis filariasis. Potensi Wolbachia ini dapat
dikembangkan untuk mengatasi permasalahan terhadap kasus filariasis yang ada
saat ini. Namun, kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang filariasis juga
tetap dibutuhkan agar dapat melakukan pencegahan sedini mungkin. 14
Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas. Wolbachia dapat menjadi harapan baru
untuk memberantas penyakit filariasis, harapan baru ini tidak terlepas dari potensi
Wolbachia sebagai pengendali infeksi parasit malaria dan terapi antifilaria.
Namun dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan terapi ini agar
dapat diaplikasikan dan memiliki manfaat yang baik serta efektif.
7
So, mencegah lebih baik daripada mengobati dan marilah melakukan hidup sehat
agar menjadi manusia yang lebih produktif.
Daftar Pustaka
1. Nutman TB, editor. Lymphatic filariasis. London: Imperial College
Press;2011
2. Faherty CS, Maurelli AT (2008) Staying alive: bacterial inhibition of
apoptosis during infection. Trends Microbiol 16: 173–180.
3. Slatko BE, Taylor MJ, Foster JM (2010) The Wolbachia endosymbiont as an
anti-filarial nematode target. Symbiosis 51: 55–65.
4. Mark J. Taylor. Brief Report Wolbachia Endosymbiotic Bacteria of Filarial
Nematodes. A New Insight into Disease Pathogenesis and Control. Division of
Molecular and Biochemical Parasitology, Liverpool School of Tropical
Medicine, Liverpool, UK. Archives of Medical Research 33 (2002) 422–424
5. Niu H, Kozjak-Pavlovic V, Rudel T, Rikihisa Y (2010) Anaplasma phagocy-
tophilum Ats-1 is imported into host cell mitochondria and interferes with
apoptosis induction. PLoS Path 6: e1000774
6. Bazzocchi C, Comazzi S, Santoni R, Bandi C, Genchi C, et al. (2007)
Wolbachia surface protein (WSP) inhibits apoptosis in human neutrophils.
Parasite Immunol 29: 73–79.
7. Turner JD, Langley RS, Johnston KL, Gentil K, Ford L, et al. (2009)
Wolbachia lipoprotein stimulates innate and adaptive immunity through Toll-
like receptors 2 and 6 to induce disease manifestations of filariasis. J Biol
Chem 284:22364–22378
8. Landmann F, Voronin D, Sullivan W, Taylor MJ (2011) Anti-filarial Activity
of Antibiotic Therapy Is Due to Extensive Apoptosis after
8
WolbachiaDepletion from Filarial Nematodes. PLoS Pathog 7(11): e1002351.
doi:10.1371/journal.ppat.100235
9. Taylor MJ, Hoerauf A, Bockarie M (2010) Lymphatic filariasis and
onchocerciasis. Lancet 376: 1175–1185
10. Landmann F, Foster JM, Slatko B, Sullivan W (2010) Asymmetric Wolbachia
segregation during early Brugia malayi embryogenesis determines its
distribution in adult host tissues. PLoS NTD 4: e758.
11. Turner JD, Tendongfor N, Esum M, Johnston KL, Langley RS, et al. (2010)
Macrofilaricidal activity after doxycycline only treatment of Onchocerca
volvulus in an area of Loa loa co-endemici
12. Wu B, Novelli J, Foster J, Vaisvila R, Conway L, et al. (2009) The heme
biosynthetic pathway of the obligate Wolbachia endosymbiont of Brugia
malayi as a potential anti-filarial drug target. PLoS NTD 3: e475.
13. Ford L, Zhang J, Liu J, Hashmi S, Fuhrman JA, et al. (2009) Functional
analysis of the cathepsin-like cysteine protease genes in adult Brugia malayi
using RNA interference. PLoS NTD 3: e377
14. Li Z, Garner AL, Gloeckner C, Janda KD, Carlow CK (2011) Targeting the
WolbachiaCell Division Protein FtsZ as a New Approach for Antifilarial
Therapy. PLoS Negl Trop Dis 5(11): e1411.doi:10.1371/journal.pntd.0001411
PERSONAL Full Name : Rifa Imaroh
Place and Date of Birth : Serang, 13 Oktober 1991
Gender : Female
Religion : Islam
Citizen : Indonesian
Marital Status : Single
Address : Jl. Kyai Adung No. 1 Lempuyang Blok Najmul Falah
RT/RW 05/02 Kec. Tanara Kab. Serang – Banten
School : Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas & Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Motto : Ganbatte Kudasai
Hobby : Swimming, Writing, Reading, and Singing
Phone Number :
Mobile Phone : 085782244739
E-mail : [email protected]/[email protected]
YM & twitter : Roikhatul_wardah/ @riefajuah
FORMAL EDUCATION BACKGROUND
2010 - now : S1/Bachelor Degree-Department of Medicine- Faculty of
Medicine and Health Sciences-University of
Muhamadiyah Jakarta
2009 -2010 : S1/Bachelor Degree – Department of Public Health,
Faculty of Medicine and Health Sciences, University of
Muhammadiyah Jakarrta
2006 -2009 : State Senior High School 1 Serang, Majoring Natural
Science
2003 - 2006 : State Junior High School 1 Tirtayasa
1997 - 2003 : State Elementary School SDN Lempuyang 1 – Serang
1997 - 2003 : State MI Mathlaul Falah Lempuyang – Serang
INFORMAL EDUCATION BACKGROUND 2009 : ESQ Basic Training
2009 : Training of Public Speaking
2009 : Capasity Building Tobacco Control ISMKMI
2010 : Training Islamic Leadership
2010 : ESQ Basic Training
APPRENTICESHIP 1997-2003 : Juara umum SDN Lempuyang 1 dari kelas 1 sampai kelas
6
1997-2003 : Juara Umum MI Mathlaul Falah dari kelas 1 sampai kelas 6
2001 : Juara 1 Lomba Sains IPA SD tingkat kecamatan Tanara
2003-2006 : Juara Umum SMPN 1 Tirtayasa dari kelas 1 sampai kelas 3
2005 : Ketua pelatihan pembuatan minyak kelapa murni (VCO) dana dari Jepang
2005 : Juara 1 Lomba Pidato SMPN 1 Tirtayasa
2005 : Juara 1 Lomba Cerdas Cermat tingkat SMPN 1 Tirtayasa
2005 : Juara 1 Lomba Cerdas Cermat antar kecamatan
2006 : Siswi Terbaik SMPN 1 Tirtayasa
2007 : Juara 3 Lomba Puisi tingkat dewasa Ponpes Roudhotul Qoniin
2008 : Juara 1 Olimpiade Kimia tingkat SMAN 1 Kota Serang
2008 : Juara 1 Olimpiade Kimia tingkat Kabupaten dan Kota Serang
2011 : Terpilih sebagai Ketua BEM FKK UMJ periode 2011/2012
2011 : Juara 3 Lomba Essai Nasional JIMU FSI FK UI 2011 yang berjudul “Religioneuroimunologi, Penghilang
Stress”
2012 : Juara 1 Lomba Essai Majesty M2RC 2012 yang berjudul “Perlukah Peer Educator dan Peer Counsellor untuk Penderita TB Paru?”
2012 : Juara 3 Lomba poster public Nasional Dean CUP yang berjudul ABCD, Olahraga Ringan Secara Teratur Meringankan Risiko Terserang Penyakit
2012 : Finalis 5 Besar Lomba Poster Public Nasional FKIA Challenges 2012 dengan judul “Kenikmatanmu Membawa Bahaya Bagi Dirimu dan Pasanganmu”
2012 : Finalis 10 Besar Lomba Essai Ilmiah Nasional SMSO UNSRI 2012 dengan judul “Fotokoagulasi Laser Sebagai Terapi Retinopati Diabetika pada Penderita Diabetes Mellitus dalam Upaya Mencegah Kebutaan Mata”
2012 : Finalis 10 Besar Lomba Poster Publik Nasional SMSO UNSRI 2012 dengan judul “Cegah Kebutaan Mata pada Penderita Diabetes Mellitus dengan K2P”
2012 : Juara 2 National Scientific Poster Competition BAPIN ISMKI dengan judul “Potensi Molekul Fucoidan dalam Ekstrak Rumput Laut Cokelat (Laminaria Japonica) sebagai Terapi Malaria Falciparum”
2013 : Finalis 5 Besar Essai Ilmiah Nasional SRF FK USU 2013
dengan judul “Kombinasi Antara Terapi Rhein terhadap
Perbaikan Fungsi dan Struktur Sendi dan Biochemical
Modification Sebagai Indikator Progresifitas
Osteoartritis”
2013 : Juara 2 Essai Ilmiah Nasional HSF FK UNHAS 2013 dengan judul “Potensi 1,25-Dihidroksivitamin D3 dalam Minyak Ikan Kembung (Rastelliger Faughni) Sebagai Pengaktivasi Reseptor PPAR-Γ Pada Diabetes Melitus Tipe II”
2013 : Finalis 10 besar Poster Ilmiah Nasional SA 6 FK UNUD dengan judul “Kombinasi Enkapsulasi
Oligodeoksinukleotida Antisense Egfr dan C-Src Dengan Pamam Dendimer sebagai Inhibitor Proliferasi Sel HT-29 pada Kanker Kolon”
2013 : Penerima Dana Hibah Dikti untuk Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKMP) dengan judul “Potensi Ekstrak Daun Berenuk (Crescentia Cujete) sebagai Terapi Alternatif Penyakit Jantung Koroner dengan Menurunkan Risiko Pembentukkan Aterosklerosis”
2013 : Penerima Dana Hibah Dikti untuk Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dengan judul “Usaha K-Pin sebagai Upaya Pengembangan Potensi Akademik dan Kewirausahaan Mahasiswa Kedokteran”
2013 : Juara 2 Lomba Poster Ilmiah Majesty Lokal M2RC dengan judul “Potensi 1,25-Dihidroksivitamin D3 dalam Minyak Ikan Kembung (Rastelliger faughni) pada TB Paru Aktif”
2013 : Juara 1 Lomba Essai Ilmiah SF 2013 FK UNDIP dengan judul “Potensi 1,25-Dihidroksivitamin D3 dalam Minyak Ikan Kembung (Rastelliger faughni) sebagai Imunomodulator pada TB Paru Aktif”
ORGANIZATIONAL EXPERIENCES
2005-2006 : Ketua Karya Ilmiah Remaja SMPN 1 Tirtayasa
2008 : Sekretaris Bidang Kaderisasi Risma SMAN 1 Kota Serang
2008-2009 : Pengurus Karya Ilmiah Remaja SMAN 1 Kota Serang
2010 : Anggota Departemen Keilmuan KESMAS FKK UMJ
2010 : Sekretaris bidang kaderisasi IMM Komisariat FKK UMJ 2010 : Ketua Keputrian IDAMAN (Ikatan Pemuda Nazmul
Falah) 2010 : Sekretaris project group NAPZA SEMESTA (Seruan
Mahasiswa Peduli Kesehatan) UMJ 2010 : Anggota PIK (Pusat Informasi dan Konseling) SEMESTA 2010 : Anggota Bidang Infokom BEM FKK UMJ 2010-sekarang : Anggota M2RC (Muhammadiyah Medical Researcher
Comunity) 2011-sekarang : Anggota JIMKI (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran
Indonesia) BAPIN ISMKI 2011-sekarang : Anggota CD4B PSPD FKK UMJ 2011-sekarang : Anggota TBM Meridien PSPD FKK UMJ 2011/2012 : Ketua BEM FKK UMJ 2011-sekarang : Anggota KKIA FULDFK DEW 3
PERSONALITY STRENGTH
~ Self Motivated ~English
~Good communication
skill (public speaking and
writing)
~Able to work by personal and team
~Able to operate computer
EXPERIENCE
2008 : Peserta Lomba Bulan Bahasa UNTIRTA
2008 : Peserta Lomba Menulis Cerpen IPB
2008 : Finalis Olimpiade Kimia Tingkat Propinsi Banten
2009 : Peserta Lomba Menulis Essay se-Propinsi Banten
2009 : Peserta Lomba Menulis Cerpen Majalah Pelajar
2009 : Panitia Musyawarah Komisariat IMM Komisariat FKK UMJ cabang Cirendeu
2009 : Panitia Pertemuan Nasional AMIPERS, Seminar nasional & Training Advokasi Kesehatan Reproduksi Mahasiswa
2010 : Workshop Metodologi & Aksi Penelitian Menyongsong 1 abad Muhammadiyah Health Reform Institusi (HRI)
2010 : Ketua Pelaksana MASTAMA FKK UMJ
2010 : Panitia 10 tahun Menuju Indonesia Emas ESQ
2010 : Panitia Muktamar Madani Semesta UMJ
2010 : Peserta Pelatihan Penelitian Dasar 2010
2010 : Peserta Lomba LMCR
2010 : Peserta Lomba PKM-P Dikti
2011 : Panitia Symposium Systemic Lupus Eritematosus M2RC
2011 : Peserta Lomba KTI & Essay Ilmiah TEMILNAS 2011
2011 : Peserta Symposium Nasional dalam kegiatan Temilnas 2011
2011 : Terpilih sebagai KETUA BEM FKK UMJ periode 2011/2012
2011 : Peserta Lomba Essai PAMI Nasional yang berjudul “Jadikan Remaja Generasi Harapan Kesehatan Reproduksi”
2012 : Peserta Lomba Essai MRC UNHAS 2012 yang berjudul “Kontrol Hipertensi dan Cintailah Air Putih”
2012 : Peserta Workshop dan Seminar di Universitas Sultan Agung Semarang
2012 : Peserta Seminar Kesehatan Nasional “Perkembangan dan Tantangan Promosi Kesehatan dalam Revitalisasi Imunisasi Menuju Indonesia Sehat”
2012 : Peserta LKTM Udayana Scientific Atmosphere 2012 yang berjudul “Molecular Effect of A Fucoidan From Brown Seaweed on Malaria Falciparum”
2012 : Peserta PKM DIKTI yang berjudul “Pemanfaatan Lendir Keong Racun (Achatina Fulica) Sebagai Alternatif Pengobatan Sakit Gigi”
2012 : Peserta PKM DIKTI yang berjudul “Potensi Musik Jangkrik (Gryllus mitratus) sebagai Natural Sleep Inducer dan Alternatif Terapi Insomnia”
2012 : Peserta Lomba Essay Ilmiah Kedokteran Islam tingkat Nasional ISMI ALI FSKI FK UNAND 2012
2012 : Peserta Seminar Nasional “Penyakit Infeksi dan Kulit” FK UNSRI
2012 : Workshop SPSS, LPP FK UI
2012 : Seminar Internasional Mata, FK UNSRI
2012 : Peserta Lomba Karya Tulis Ilmiah Medmotion FK UNS
2012 : Peserta Lomba Essai Ilmiah HAPEQ 3
2012 : Peserta Penalaran dan Pengembangan Bidang IPA dan IPS Kopertis Wilayah III
2012 : Peserta PKM P & PKM K DIKTI 2013
2013 : Peserta Lomba Essai Ilmiah HSF 2013
2013 : Peserta Bakti Sosial Nasional PTBMKI
2013 : Peserta Seminar dan Workshop Nasional SRF 2013
2013 : Peserta Seminar Kesehatan Haemoragic Dengue Fever SF 2013 FK UNDIP
KARYA YANG PERNAH DIBUAT
Essay : Jadikan Remaja Generasi Harapan Kesehatan Reproduksi
Essay : Generasi Muda Siap Membangun Banten
Cerpen : Antara 75 Ribu Rupiah dan keluarga
Cerpen : Api dalam Hidupku
Cerpen : Cikoi is Our Love
Cerpen : Impian Agung 3 Sejoli
Karya Tulis Ilmiah : Pemanfaatan Kelapa Hijau sebagai Minyak Kelapa Murni VCO (Virgin Cocount Oil)
Essay : Makanlah Ketika Lapar, Berhentilah Sebelum Kenyang
Karya Tulis Ilmiah : Pemanfaatan Keong Racun (Achatina Fulica) Sebagai Alternatif Pengobatan Sakit Gigi
Karya Tulis Ilmiah : Meningkatkan Taraf Hidup Kesehatan Masyarakat Dengan Pemanfaatan Kulit Rambutan Sebagai Pupuk Organik Ramah Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah : Pemanfaatan Vitamin D pada Minyak Ikan Kembung (Rastelliger faughni) sebagai Agonis PPAP Gama untuk
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2
Essai : Religioneuroimunologi, Penghilang Stress
Essai : Perlukah Peer Educator dan Peer Counsellor untuk Penderita TB Paru?
Essai : Kontrol Hipertensi dan Cintailah Air Putih
Karya Tulis Ilmiah : Molecular Effect of A Fucoidan From Brown Seaweed on Malaria Falciparum
Karya Tulis Ilmiah : Pemanfaatan Lendir Keong Racun (Achatina Fulica) Sebagai Alternatif Pengobatan Sakit Gigi
Karya Tulis Ilmiah : Potensi Musik Jangkrik (Gryllus mitratus) sebagai Natural Sleep Inducer dan Alternatif Terapi Insomnia
Essai : Essensi Perumpamaan Mukmin dan Lebah Madu dalam Perspektif Islam dan Kedokteran
Poster : ABCD, Olahraga Ringan Secara Teratur Meringankan Risiko Terserang Penyakit
Poster : Kenikmatanmu Membawa Bahaya Bagi Dirimu dan Pasanganmu
Essai Ilmiah : Fotokoagulasi Laser Sebagai Terapi Retinopati Diabetika pada Penderita Diabetes Mellitus dalam Upaya Mencegah Kebutaan Mata
Poster : Cegah Kebutaan Mata pada Penderita Diabetes Mellitus dengan K2P
Karya Tulis Ilmiah : Potensi Ekstrak Daun Berenuk (Crescentia Cujete) Sebagai Terapi Alternatif Penyakit Jantung Koroner
Essai Ilmiah : Essensi Interprofessional Health Education sebagai Program Pemantapan dalam Pendidikan Dokter
PKM-K : Usaha K-Pin sebagai Upaya Pengembangan Potensi Akademik dan Kewirausahaan Mahasiswa Kedokteran
PKM-K : Bandeng Cerewet sebagai Bukti Cinta bagi Pengembangan Makanan Khas Banten
PKM-P : Potensi Ekstrak Daun Berenuk (Crescentia Cujete) sebagai Terapi Alternatif Penyakit Jantung Koroner dengan Menurunkan Risiko Pembentukkan Aterosklerosis
Poster Ilmiah : Potensi Molekul Fucoidan dalam Ekstrak Rumput Laut Cokelat (Lamminaria japnica) sebagai Terapi Malaria
Falciparum Essai Ilmiah : Potensi 1,25-Dihidroksivitamin D3 dalam Minyak Ikan
Kembung (Rastelliger Faughni) sebagai Pengaktivasi
Reseptor PPAR-Γ pada Diabetes Melitus Tipe II
Essai Ilmiah : Kombinasi Antara Terapi Rhein terhadap Perbaikan
Fungsi dan Struktur Sendi dan Biochemical Modification
Sebagai Indikator Progresifitas Osteoartritis
Poster Ilmiah : Potensi Ekstrak Jahe (Zingiber Officinale) sebagai Terapi
Adjuvan pada Osteoartritis
Essai Ilmiah : Potensi 1,25-Dihidroksivitamin D3 dalam Minyak Ikan
Kembung (Rastelliger Faughni) Sebagai Pengaktivasi
Reseptor PPAR-Γ Pada Diabetes Melitus Tipe II
Poster Publik : Jagalah Diri dan Keluarga Anda dari Bahaya Diabetes
Mellitus
Essai Ilmiah : Potensi Kombinasi Enkapsulasi Oligodeoksinukleotida
Antisense Egfr dan C-Src Dengan Pamam Dendimer
sebagai Inhibitor Proliferasi Sel HT-29 pada Kanker
Kolon
Poster Ilmiah : Kombinasi Enkapsulasi Oligodeoksinukleotida Antisense
EGFR dan C-Src Dengan Pamam Dendimer sebagai
Inhibitor Proliferasi Sel HT-29 pada Kanker Kolon
Poster Ilmiah : Potensi 1,25-Dihidroksivitamin D3 dalam Minyak Ikan
Kembung (Rastelliger faughni) pada TB Paru Aktif
Essai Ilmiah : Potensi 1,25-Dihidroksivitamin D3 dalam Minyak Ikan
Kembung (Rastelliger faughni) sebagai Imunomodulator
pada TB Paru Aktif