rifka nurul utami unhas pkmp
TRANSCRIPT
-
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
Potensi Limbah Kulit Rambutan sebagai Antiaging Alami dalam
Sediaan Gel dengan Sistem Penghantaran Ethosom
BIDANG KEGIATAN :
PKM PENELITIAN
Diusulkan Oleh :
1. Ketua kelompok : Rifka Nurul Utami N111 11 259 (angkatan 2011)
2. Anggota kelompok : Aat Prayogo Muhtar N111 11 257 (angkatan 2011)
Novatriana N111 12 298 (angkatan 2012)
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
-
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
RINGKASAN
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
ANGGARAN BIAYA
JADWAL PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti
-
RINGKASAN
Rambutan (Nephelium lappeceum L.) merupakan salah satu komoditas buah
yang banyak terdapat di Indonesia dan telah digunakan secara tradisional untuk
pengobatan berbagai macam penyakit. Limbah kulit rambutan merupakan hasil
sampingan utama yang dalam jumlah banyak dihasilkan dalam pengolahan buah
rambutan maupun konsumsinya sehari-hari. Limbah ini dianggap dapat memberikan
dampak buruk terhadap lingkungan sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut
mengenai potensi pemanfaatan limbah ini.
Beberapa penelitian telah menujukkan bahwa ekstrak etanol kulit rambutan
memiliki aktivitas antioksidan yang baik dalam menghambat radikal bebas yang
dapat menjadi salah satu faktor penyebab penuaan dini (premature skin aging).
Dalam pembuatan sediaan topikal untuk kulit, absorbsi obat perkutan sangat penting
untuk diperhatikan. Pengembangan sistem penghantaran untuk meningkatkan
permeasi dan absorbsi perkutan telah banyak dilakukan, seperti sistem gelembung
penghantar lipid ganda (liposom, niosom, ethosom, fitosom, dll). Ethosom dianggap
lebih efektif dibandingkan liposom konvensional karena kemampuan penetrasi etanol
dalam kulit sangat baik.
Berdasarkan fakta tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan
sediaan gel antiaging dari ekstrak kulit rambutan dengan sistem penghantaran
ethosom. Ekstraksi sampel kulit rambutan yang telah dihaluskan menggunakan
sonikator dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 95%
selama tiga hari. Aktivitas antioksidan ekstrak kulit rambutan diukur berdasarkan
penentuan kadar fenolik total sebelum dan sesudah diformulasi. Penentuan kadar
fenolik total dilakukan dengan reagen Folin-Ciocalteau dan pembanding asam galat.
Pembuatan gelembung pembawa ethosom dilakukan dengan metode dingin, di mana
pencampuran bahan dilakukan pada suhu 30oC. Formulasi gel ethosomal dibuat
dengan jalan mendispersikan bahan obat dan gelling agent ke dalam larutan
pembawa. Setelah itu, uji permeasi dilakukan menggunakan metode sel difusi
modifikasi, di mana aktivitas antioksidan kembali diukur pada cuplikan kompartemen
reseptor pada waktu 30 menit, 1, 2 dan 4 jam. Target yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah mengetahui potensi dari limbah kulit rambutan sebagai antiaging
alami yang diformulasi dalam sediaan gel dengan sistem penghantaran liposom.
-
BAB 1. PENDAHULUAN
Penuaan kulit merupakan hasil dari proses biologis intrinsik yang dapat juga
disertai dengan paparan eksternal, seperti sinar UV dan asap rokok. Penelitian
mengindikasikan bahwa tekanan oksidatif dapat menjadi mekanisme utama terjadinya
peristiwa penuaan ini. Dalam suatu penelitian in vitro, ditemukan bahwa peningkatan
tekanan oksidatif mampu menyebabkan fragmentasi kolagen yang diinduksi oleh
enzim metalloproteinase-1. (Allerhand, 2011).
Radikal bebas didefinisikan sebagai atom atau molekul dengan electron bebas.
Telah diketahui bahwa radikal bebas dapat menyebabkan oksidasi pada asam nukleat,
protein dan lipid, dapat merusak struktur intraselular, termasuk DNA. Radikal bebas
juga dapat berinteraksi dengan faktor transkripsi intraselular, protein yang berikatan
pada rantai DNA tertentu sehingga mampu mempengaruhi transkripsi genetic dari
DNA ke RNA. Radikal bebas dapat meningkatkan transkripsi AP-1 (activator
protein-1) yang berperan dalam aktivasi enzim pemecah kolagen, sehingga
terbentuklah kerutan pada kulit. Keseluruhan peristiwa yang dihasilkan oleh radikal
bebas ini berperan dalam proses penuaan kulit. (Palmer et. al, 2010)
Rambutan (Nephelium lappaceum L.) merupakan salah satu tanaman buah
yang banyak terdapat di Indonesia. Secara tradisional tanaman rambutan digunakan
untuk pengobatan berbagai penyakit (Tjandra dkk., 2011). Limbah dari hasil
pengolahan pangan agrikultur, seperti kulit rambutan, dihasilkan dalam jumlah besar
tiap tahunnya. Limbah ini dapat memberikan dampak buruk terhadap lingkungan,
sehingga berbagai penelitian terus dilakukan untuk mengetahui manfaat lain dari
limbah tersebut (Thitilertdecha et al., 2010).
Bebagai penelitian telah menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit rambutan
memiliki aktivitas antioksidan yang baik dalam menghambat radikal bebas. Hal ini
menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit rambutan memiliki potensi untuk dijadikan
sebagai bahan aktif dalam sediaan antiaging. Namun, karena tingkat kepolaran
-
ekstrak etanol suatu tanaman relatif tinggi, maka diperlukan suatu sistem
penghantaran untuk meningkatkan permeasi dari bahan aktif mencapai lapisan dalam
kulit. Ethosom yang merupakan pengembangan dari sistem penghantaran liposomal
dianggap memiliki efektivitas penghantaran yang lebih baik dibandingkan liposom
konvensional dalam penghantaran obat transdermal (Touitou, 1999).
PERUMUSAN MASALAH
Apakah sediaan gel ekstrak kulit rambutan dengan sistem penghantaran ethosom
memiliki potensi sebagai antiaging alami?
TUJUAN / TARGET PENELITIAN
Untuk mengetahui apakah ekstrak kulit rambutan memiliki potensi sebagai antiaging
alami jika diformulasikan dalam bentuk sediaan gel dengan sistem penghantaran
ethosom.
LUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Diperoleh hasil berupa aktivitas antioksidan ekstrak kulit rambutan setelah
diformulasi ke dalam bentuk sediaan gel dengan sistem penghantaran ethosom
dan dilewatkan pada kulit melalui uji permeasi.
2. Penulisan dalam artikel ilmiah
KEGUNAAN
1. Penelitian ini diharapkan dapat meberikan sumbangan teori ilmiah mengenai
pemanfaatan limbah ekstrak kulit rambutan sebagai antiaging alami dalam
sediaan gel dengan sistem penghantaran ethosom.
2. Dapat dikembangkan lebih lanjut mengenai formulasi sediaan dari ekstrak kulit
rambutan sebagai antiaging alami.
-
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Korelasi antara penggunaan antioksidan dan pencegahan penuaan dini pada
kulit didasarkan pada teori penuaan akibat radikal bebas yang diperkenalkan oleh
Harman pada tahun 1956. Berbagai macam antioksidan telah dipercaya dapat
mencegah terjadinya penuaan dini karena kemampuannya untuk menangkal radikal
bebas. Telah banyak ditemukan inovasi dalam dunia kosmeutikal di mana bahan alam
dimanfaatkan sebagai bahan aktif untuk sediaan anti-aging, seperti ekstrak cokelat
(Theobroma cacao), ekstrak biji anggur (Vitis vinifera), ekstrak pegagan (Centella
asiatica L.), dan lain-lain (Mukherjee et al., 2011).
Nephelium lappaceum L., atau dikenal dengan nama rambutan merupakan
salah satu jenis dari famili Sapindaceae adalah buah tropikal yang paling banyak
ditemukan di Asia Tenggara. Buahnya dapat dikonsumsi langsung maupun diolah
menjadi buah kalengan, dan konsumsinya menghasilkan produk buangan atau limbah
kulit dan biji dalam jumlah besar (Thitilertdecha, 2010). Penelitian yang dilakukan
oleh Khaomek et al. menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit rambutan menunjukkan
aktivitas antioksidan tinggi dengan IC50 pada uji DPPH sebesar 0,90 g/mL, di mana
kontrol vitamin C yang digunakan pada penelitian tersebut menunjukkan IC50 sebesar
0,64 g/mL.
Korelasi antara fenolik total terhadap aktivitas antioksidan atau korelasi
flavonoid total tehadap antioksidan telah banyak dipelajari pada berbagai jenis
tumbuhan dan buah- buahan. Beberapa penelitian tersebut menunjukkan hubungan
antara banyaknya fenolik total atau flavonoid total yang dikandung maka semakin
efektif aktivitas antioksidan yang dihasilkan (Ukieyanna, 2012).
Kulit yang relatif impermiabel terhadap sebagian besar senyawa
membutuhkan banyak pertimbangan untuk menggunakan kulit sebagai situs
penggunaan obat untuk efek sistemik. Adapun syarat absorbsi transdermal adalah
penetrasi obat melintasi lapisan epidermis dan masuk ke dalam jaringan dermis yang
mempunyai akses terhadap pembuluh kapiler. Pengujian in vitro menunjukkan bahwa
-
stratum korneum merupakan sawar utama terhadap sebagian besar senyawa. Stratum
korneum bersifat impermeabel terhadap molekul hidrofilik namun sangat permeabel
terdapat molekul lipofilik. (Vergnaud dan Rosca, 2005)
Lapisan penentu pada absorbsi transepidermal adalah stratum korneum.
Secara mikroskopik bagian antar sel di dalam stratum korneum berisi bahan lemak
yang amorf dan volumenya mencapai 5 % dari volume total. Adanya lemak, keratin,
dan lapis ganda yang bermuatan listrik dapat menghambat proses absorpsi obat.
Berdasarkan kepolaran molekul, molekul yang polar akan membentuk ikatan
hidrogen dengan bagian protein dalam lapisan filamen protein, sedangkan molekul
yang tidak polar di mana kelarutannya dalam minyak lebih besar akan larut dalam
lemak yang terdapat pada filamen. Komponen lemak yang ada pada stratum korneum
ini merupakan kendala utama yang menyebabkan rendahnya penetrasi obat melalui
lapisan ini. Kerusakan atau perubahan pada lapisan sratum korneum akan
memperbesar laju difusi suatu bahan obat karena perubahan permeabilitas dari
stratum korneum (Saltzman, 2001)
Vesicular enhancher atau peningkat penetrasi jenis vesikel adalah sistem
gelembung yang mengkapsulasi obat. Vesikel telah dikembangkan sebagai sistem
penghantaran obat transdermal. Keuntungan sistem ini adalah pemberian obat
disesuaikan oleh kebutuhan tubuh dan langsung aktif ke lokasi aksi. Namun
kekurangannya adalah sifat sawar stratum korneum dan stabilitas sediaan. Formulasi
vesikel terdiri atas dua kategori yaitu vesikel yang keras dan kaku seperti liposom dan
niosom, vesikel yang elastis seperti etosom daan transfersom.
Sistem penghantaran obat untuk kulit menggunakan penghantar lipid telah
dikembangkan sejak lama dan menarik perhatian dalam beberapa tahun terakhir ini.
Namun, sistem penghantaran liposom telah dianggap kurang berguna dalam
meningkatkan penetrasi obat di kulit karena tidak mampu menghatarkan obat
sepenuhnya; sebagian besar hanya tertahan pada lapisan atas stratum korneum. Etanol
telah lama dipercaya sebagai bahan yang mampu meningkatkan penetrasi kulit
dengan sangat baik. Karena dapat menyebabkan interdigitasi pada lapisan lipid
-
ganda, sebelumnya diyakini bahwa konsentrasi alkohol tidak boleh terlalu tinggi dalam
sistem penghantar lipid. Namun, dari penelitian yang dilakukan oleh Touitou dkk. (2000),
telah berhasil ditemukan suatu sistem penghantaran lipid menggunakan etanol dengan
konsentrasi yang relatif tinggi dan memiliki kemampuan permeasi yang sangat baik bagi
kulit.
BAB 3. METODE KERJA
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini digunakan dengan metode eksperimental laboratorium, dimana skema
kerja penelitian digambarkan di bawah ini :
3.2 Penentuan Sumber Data
Pada penelitian ini data diambil dari hasil pengukuran aktivitas antioksidan
ekstrak kulit rambutan sebelum dan sesudah diformulasi menjadi gel dengan sistem
penghantaran ethosom.
-
3.3 Metode Kerja
3.3.1 Alat
Alat yang digunakan antara lain stoples kaca, spektrofotometer, magnetic
stirrer, mikropipet, pipet volume, batang pengaduk, dan alat-alat gelas yang umum
digunakan
3.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan antara lain kulit rambutan, etanol 96%, reagen Folin-
Ciocalteau, air suling, asam gallat, natrium karbonat, fosfatidilkolin, aqua bidestillata,
karbopol, propilenglikol, gliserol, metil paraben, kulit manusia bagian penis, dapar
fosfat.
3.4 Prosedur Kerja
3.4.1 Penyiapan ekstrak
Serbuk kering kulit rambutan dimaserasi sebanyak tiga kali menggunakan
etanol 95% pada suhu ruangan selama tiga hari. (Khaomek, 2012)
3.4.2 Uji aktivitas antioksidan ekstrak kulit rambutan
Metode pengukuran kadar fenolik total.
Diukur menggunakan reagen Folin-Ciocalteau. Sampel pertama-tama
dilarutkan dalam etanol, kemudian dicampurkan dengan 100 L reagen Folin-
Coicalteau dan 3 mL air suling, diaduk selama 1 menit. Natrium karbonat (300 L,
15%) ditambahkan ke dalam campuran. Volume larutan dicukupkan hingga 5 mL
dengan air suling. Setelah 2 jam, absorbansi diukur pada panjang gelombang 760 nm.
Disiapkan kurva baku menggunakan asam gallat dengan rentang konsentrasi 0,5 25
g/mL. Kadar fenolik total ditunjukkan dengan sejumlah mg ekivalen asam gallat
(GAE)/g sampel. (Oliveira et al., 2012)
3.4.3 Formulasi ethosom ekstrak kulit rambutan
. Fosfolipid, obat, dan bahan lipid lainnya dilarutkan dalam etanol di wadah
tertutup pada suhu kamar menggunakan mixer. Propilen glikol atau poliol lainnya
ditambahkan selama pengadukan lalu dipanaskan hingga 30oC dalam bak air. Air
-
hangat 30oC ditambahkan ke dalam campuran dan diaduk 5 menit dalam wadah
tertutup. Ukuran vesikel etosom diperkecil dengan sonikasi. (Touitou, 1996)
3.4.4 Formulasi gel dari ethosom ekstrak kulit rambutan
a. Formula Gel
Setiap 10 gram gel mengandung:
Ekstrak etanol kulit rambutan : 2 % (dalam gelembung penghantar ethosom)
Karbopol : 2 %
Propilenglikol : 1%
Gliserol : 15 %
Metil Paraben : 0,18%
Air Suling : hingga 100%
b. Pembuatan Gel
Karbopol didispersikan dalam sejumlah kecil aquades. Metil paraben dilarutkan
dalam air panas. Ethosom ekstrak kulit rambutan ditambahkan ke dalam dispersi karbopol,
diaduk dan dibiarkan selama 2 jam. Ditambahkan propilenglikol dan gliserol dan
dihomogenkan. Larutan metil paraben ditambahkan dan dihomogenkan. pH diatur hingga
pH 6,8. Berat gel dicukupkan dengan aquades.
3.4.5 Uji Permeasi
a. Penyiapan Kulit Uji (OEDC, 2004 dan Mahmoud, 2008)
Kulit manusia bagian penis dibilas dengan air suling dan disimpan pada suhu
beku jika belum digunakan.
b. Uji Permeasi menggunakan sel difusi
Digunakan Sel Difusi Modifikasi dengan kapasitas kompartemen reseptor 35
mL dan area difusi efektif 2 cm2. Kulit ditempatkan di antara kompartemen donor
dan reseptor pada sel difusi. Sebanyak 0,7 g dari tiap formula dioleskan pada kulit.
Kompartemen reseptor diisi dengan 35 ml dapar fosfat pH 7,2 yang mengandung 20
% v/v etanol. Keseluruhan alat ditempatkan di atas magnetik stirrer, larutan dalam
kompartemen reseptor diaduk secara konstan dan simultan dengan kecepatan 50 rpm.
Suhu dipertahankan pada 37 0,5oC. Sampel diambil sebanyak 2,0 ml pada interval
-
waktu 30 menit, 1, 2, 3 dan 4 jam dan dianalisa aktivitas antioksidannya berdasarkan
penentuan kadar fenolik total. Fasa reseptor diisi ulang dengan volume yang sama
dari buffer fosfat yang mengandung 20% v/v etanol setelah setiap penarikan sampel
(Patel, N.A., et al., 2009).
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Bahan Habis Pakai 5.020.000
2 Peralatan Penunjang PKM 1.991.000
3 Perjalanan 975.000
4 Lain-lain 700.000
Total Rp. 8.686.000
4.2 Jadwal Penelitian
-
DAFTAR PUSTAKA
Khaomek, P. et al. Antioxidant Activity and Chemical Constituents of Rambutan Peel.
2012. World Academy of Science, Engineering and Technology 65, pp. 472-
473.
Mahmoud, A. Reconstructed Epidermis and Full-Thickness Skin for Absorption
Testing: Influence of the Vehicles Used on Steroid Permeation, ATLA, No. 36,
441-452, 2008.Berlin.
Mukherjee P. K. et al. Bioactive compounds from natural resources against skin
aging. 201. Elsevier Journal of Phytomedicine, pp. 64-73.
OECD. Guidance Document for The Conduct of Skin Absorption Studies OECD
Series on Testing and Assessment, No. 28, Joint Meeting, Organisation for
Economic Co-operation and Develompment. 2004. Paris.
Oliveira A. M. F. et al. Total Phenolic Content and Antioxidant Activity of Some
Malvaceae Family Species. MDPI Journal of Antioxidants. 2012.
Palmer, D.M. dan Kitchin J.S. Oxidative Damage, Skin Aging, Antioxidants and a
Novel Antioxidant Rating System. 2010. Journal of Drugs in Dermatology
Vol. 9 Issue 1.
Patel, S., 2007, Ethosomes: A Promising Tool For Transdermal Delivery Of Drug,
www.Pharmainfo.net, diakses pada tanggal 17 Januari 2011.
Saltzman, W.M.. Drug Delievery Engineering for Drug Therapy. 2001. Oxford
University Press, Oxford.
Thitilertdecha N. et al. Antioxidant and antibacterial activities of Nephelium
lappaceum L. extracts. 2008. Swiss Society of Food Science and Technology.
Tjandra O. et al. Uji Aktivitas Antioksidan dan Profil Fitokimia Kulit Rambutan
Rapiah (Nephelium lappaceum). 2011.
Touitou, E. Composition of Applying Active Substance to or Through The Skin, 1996.
United Stated Patent No. 5.540.934.
-
Touitou E. et al. Ethosome novel vesicular carriers for enhanced delivery:
characterization and skin penetration properties. 2000. Elsevier Journal of
Controlled Release, pp. 403-418.
Ukieyanna, Elsha. Aktivitas Antioksidan, Kadar Fenolik, dan Flavonoid Total
Tumbuhan Suruhan (Peperomia pellucida L. Kunth). 2012. Departemen
Biokimia Institut Pertanian Bogor.
Vergnaud, J.M, dan I.D, Rosca. Assesing Bioavailability of Drug Delivery System,
2005. Taylor & Francis Group, London.
-
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Biodata Ketua dan Anggota
Ketua
A. Identitas Diri
Nama Lengkap (dengan gelar) Rifka Nurul Utami
Jenis Kelamin P
Program Studi Farmasi
NIM N11111259
Tempat dan Tanggal Lahir Bone, 8 Juli 1994
Email [email protected]
Nomor telepon/HP 085696258388
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN
SUDIRMAN II
Makassar
SMPN 6 Makassar SMAN 17
Makassar
Jurusan - - IPA/ Akselerasi
Tahun Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2011
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel
Ilmiah
Waktu dan Tempat
1 - - -
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1 Peserta lomba OSN Biologi
Tingkat Provinsi Sulawesi
Selatan
Dinas Pendidikan
Provinsi Sulawesi
Selatan
2010
-
Email [email protected]
Nomor telepon/HP 085656035083
A. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 1
Katokkoan
Masamba
SDN
Kaliurang
Yogyakarta
SMPN 5
Depok
Sleman
Yogyakarta
SMPN 1
Masamba
SMAN 1
Masamba
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-
Lulus
1998 2004 2004 2007 2007-2010
B. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel
Ilmiah
Waktu dan Tempat
1 - - -
C. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1 Peserta OSN Fisika Tingkat
Kabupaten Luwu Utara
Dinas Pendidikan
Kab. Luwu Utara
2004
2 Peserta OSN Fisika Tingkat
Kabupaten Luwu Utara
Dinas Pendidikan
Kab. Luwu Utara
2005
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKMP.
-
Lampiran 2
Justifikasi Anggaran
Bahan habis pakai
No. Bahan Justifikasi Jumlah/vol
ume
Biaya satuan (Rp) Biaya (Rp)
1 Buah rambutan Sampel yang akan
diekstraksi
5 kg 25.000 125.000
2 Etanol 96% Bahan pengekstraksi
kulit rambutan, bahan
pembuatan ethosom
10 liter 40.000 400.000
3 Fosfatidilkolin Bahan dalam
pembuatan pembawa
ethosome
25 gram 1.700.000/12,5
gram
3.400.000
4 Reagen Folin-
Ciocalteau
Reagen untuk uji
aktivitas antioksidan
1 botol
(100 mL)
370.000 370.000
5 Asam galat Bahan pembanding
dalam uji aktivitas
antioksidan
25 gram 290.000/25 gram 290.000
6 Natrium
karbonat
Reagen untuk uji
aktivitas antioksidan
10 gram 130.000/10 gram 130.000
7 Aqua bidestillata Bahan dalam
pembuatan pembawa
ethosom
1 botol
(500 mL)
15.000 15.000
8 Karbopol Bahan dalam formulasi
gel ethosomal
1 kg 120.000 120.000
9 Propilenglikol Bahan dalam formulasi
gel ethosomal
1 kg 45.000 45.000
10 Gliserin Bahan dalam formulasi
gel ethosomal
1 kg 25.000 25.000
11 Aquades Sebagai bahan pelarut 10 liter 10.000 100.000
Total Rp. 5.020.000 (Lima juta dua puluh ribu rupiah)
-
Peralatan
No. Alat Justifikasi Jumlah Biaya
Satuan (Rp)
Biaya (Rp)
A. Peralatan yang dibeli
1 Stoples kaca Wadah untuk
ekstraksi kulit
rambutan 2 buah 20.000 40.000
2 Erlenmeyer 250 mL Wadah untuk
melarutkan bahan 3 buah 75.000 225.000
3 Erlenmeyer
bersumbat 250 mL
Wadah untuk
pembuatan
ethosom ekstrak
kulit rambutan
1 buah 125.000 125.000
4 Gelas kimia 250 mL Formulasi ethosom
dan gel ethosomal 3 buah 50.000 150.000
5 Batang Pengaduk Untuk
mencampurkan
bahan-bahan
2 buah 13.000 26.000
6 Sendok Tanduk Sebagai alat untuk
mengambil bahan 5 buah 10.000 50.000
7 Pipet Tetes Sebagai alat untuk
mengambil bahan 5 buah 5.000 25.000
8 Cawan Porselen Sebagai wadah
penimbangan
bahan
3 buah 30.000 90.000
9 Kertas Perkamen Sebagai wadah
penimbangan
bahan
1 sak 10.000 10.000
B. Peralatan yang disewa
1 Pengaduk magnetik Pengaduk dalam
pencampuran formulasi
ethosom dan uji permeasi
1 buah 200.000 200.000
2 Tangas air Pembuatan ethosom
ekstrak kulit rambutan
1 buah 200.000 200.000
3 Mikropipet Sebagai alat untuk
mengambil kompartemen
reseptor pada uji permeasi
1 buah 150.000 150.000
-
4 Tip mikropipet Sebagai alat untuk
mengambil kompartemen
reseptor pada uji permeasi
15 buah 10.000 150.000
5 Timbangan analitik Untuk menimbang bahan 1 buah 50.000 50.000
6 Spektrofotometer Untuk pengukuran kadar
fenolik total
1 buah 50.000 50.000
7 Kuvet
spektrofotometri
Sebagai wadah sampel
pada spektrofotometer
10 buah 25.000 250.000
8 Sonikator Untuk menghaluskan kulit
buah rambutan kering dan
mengecilkan ukuran
partikel ethosom
1 buah 200.000 200.000
Total Rp. 1.991.000 (Satu Juta Delapan Ratus Empat Puluh Satu Ribu Rupiah)
Perjalanan
Rute Keperluan Intensitas Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp)
Transport
dalam kota
Pembelian alat dan
bahan 15 30.000 450.000
Transport
dalam kota
Perjalanan untuk
penelitian di
laboratorium
20 20.000 400.000
Transport antar
kota
Pengiriman bahan
dari distributor 5 25.000 125.000
Total Rp. 975.000 (Dua ratus dua puluh lima ribu rupiah)
Lain-lain
No. Keperluan Biaya (Rp)
1 Kertas A4 (Pembuatan Hardcopy) 150.000
2 Tinta Printer (Pembuatan Hardcopy) 100.000
3 Penjilidan (Penjilidan proposal dan laporan) 100.000
4 Penelusuran pustaka dan perpustakaan 150.000
5 Dokumentasi scan gambar 200.000
Total Rp. 700.000 (Enam Ratus Ribu Rupiah)
-
Lampiran 3
Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
No. Nama/ NIM Program
Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi Waktu
(Jam/minggu)
Uraian Tugas
1. Rifka Nurul Utami/
N111 11 259
Farmasi Farmasi Minggu V- VI
Minggu VII-VIII
Minggu XI - XII
Penentuan aktivitas
antioksidan ekstrak kulit
rambutan (sebelum
formulasi)
Formulasi ethosom
ekstrak kulit rambutan
Pembuatan laporan hasil
2. Aat Prayogo Muhtar/
N111 11 257
Farmasi Farmasi Minggu I IV
Minggu I IV
Minggu VII-VIII
Pembelian alat dan bahan
Ekstraksi sampel kulit
rambutan
Formulasi gel dari
ethosom ekstrak kulit
rambutan
3. Novatriana / N111 12
298
Farmasi Farmasi Minggu I- IV
Minggu IX X
Pembelian alat dan bahan
Uji permeasi