rilis pupr #2 - eppid.pu.go.id · penataan kawasan permukiman rina farida, kepala balai besar...
TRANSCRIPT
Rilis PUPR #2
15 Februari 2018
SP.BIRKOM/II/2018/074
Program Padat Karya Tunai Terus Bergulir
Gowa—Meski hujan, peninjauan Presiden Joko Widodo ke Program Padat Karya Tunai (PKT) di
Desa Panyakalang, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan, Kamis (15/2) tetap
berlangsung. Turut hadir Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono
dan Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo.
Presiden Jokowi melihat para petani yang tergabung dalam Induk Perkumpulan Petani Pemakai
Air (P3A) Bissua tengah membangun saluran irigasi tersier. Panjang saluran yang dikerjakan 581 meter
yang dikerjakan oleh 150 orang selama 60 hari. Anggaran untuk pekerjaan ini Rp 675 juta.
Pembangunan saluran irigasi tersier tersebut merupakan program padat karya P3TGAI (Program
Percepatan Peningkatan Tata Guna Air). Dilokasi tersebut juga dibangun jalan produksi melalui padat
karya PISEW (Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah) sepanjang 1,1 km dengan
anggaran Rp 600 juta yang dikerjakan oleh 50 orang selama 90 hari.
“Kita melakukan padat karya tunai di Provinsi Sulawesi Selatan, ada yang berupa irigasi, jalan
produksi dan lainnya. Saluran irigasi sekundernya sudah bagus, nanti tersiernya juga baik, jalan produksi
baik, saya kira produksi dapat ditingkatkan lagi,” kata Presiden Jokowi.
Upah yang diterima petani per harinya sebesar Rp 125 ribu untuk tukang dan pembantu tukang
Rp 85 ribu, yang dibayarkan per minggu. Besaran upah yang diterima memang berbeda-beda di masing-
masing provinsi, namun hal ini mengikuti standar upah setempat.
“Yang jelas ini mengikuti standar yang ada, jangan sampai merusak pasar. Kalau kita bandingkan
di Jawa Tengah upah tukang Rp 100 ribu, Sumbar Rp 110 ribu,” jelas Presiden.
Untuk padat karya irigasi kecil di Sulsel dilakukan di 238 lokasi dengan anggaran Rp 53,5 miliar.
Di dekat lokasi P3TGAI juga ada lainnya yakni Tugas Pembantuan Operasi dan Pemeliharaan (TP-OP)
seluas 1.500 meter yang menyerap 150 orang pekerja dengan anggaran Rp 157 juta dengan waktu
pelaksanaan 7 hari. Padat karya OP-TP dilakukan di 14 kabupaten/kota di Sulsel dengan anggaran Rp 6,1
miliar.
Di bidang jalan terdapat padat karya pemeliharaan jalan sepanjang 40 km dengan anggaran Rp
260 juta dilakukan okeh 100 orang pekerja setempat dalam waktu 14 hari. Padat karya pemeliharaan
jalan dilakukan pada 73 km dengan 120 tenaga kerja dan anggaran Rp 1,19 miliar dimana Rp 587 juta
diperuntukan untuk upah.
Menteri Basuki mengatakan bahwa tidak jauh dari lokasi juga dilakukan padat karya perumahan
untuk meningkatkan kualitas layak huni rumah melalui program rumah swadaya. Di Kecamatan Bajeng
terdapat 70 unit rumah yang dikerjakan dengan total anggaran Rp 1 miliar dimana porsi upah pekerja Rp
175 juta.
“Satu rumah mendapat dana Rp 15 juta untuk perbaikan, kalau bangun kembali Rp 30 juta. Dari
Rp 15 juta tersebut Rp 2-3 juta untuk upah sisanya untuk membeli material,” kata Menteri Basuki. Padat
karya perumahan dilakukan untuk 6.800 unit rumah tidak layak dengan anggaran Rp 102 miliar.
Turut mendampingi Menteri Basuki yakni Dirjen Sumber Daya Air Imam Santoso, Direktur
Penataan Kawasan Permukiman Rina Farida, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang
T. Iskandar dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja. (*)
Biro Komunikasi Publik
Kementerian PUPR