ringkasan arsling uas
TRANSCRIPT
AUTONOMOUS BUILDING
1. PENGERTIAN
Autonomous building adalah sebuah bangunan yang di desain untuk mengoperasikan
infrastrukturnya secara mandiri, seperti tenaga listrik, gas, pengolahan air bersih, sistem
pembuangan air kotor, saluran badai, layanan komunikasi, serta jalan umum.
2. PRINSIP AUTONOMOUS BUILDING
Prinsip – prinsip : Menggunakan prinsip independen yang berarti merdeka,bebas, ataupun
berdiri sendiri, berikut beberapa penjabaran mengenai Autonomous Building :
• Autonomous Building sangat sedikit mengandalkan layanan pemerintah atau bahkan
tidak menggunakannya sama sekali
• Autonomous Building merupakan bangunan yang dapat mengurangi dampak
lingkungan
• Biaya operasionalnya lebih hemat karena mampu menghasilkan listrik maupun air
secara mandiri.
• Bangunan ini termasuk dalam bangunan yang menggunakan konsep berkelanjutan
( Sustainable ) melalui penggunaan energy dan sumber daya terbarukan, serta tidak
menghasilkan gas rumah kaca lebih dari yang mereka konsumsi.
3. SISTEM YANG ADA DI BANGUNAN AUTONOMOUS BUILDING
• Produksi pangan
Bangunan dengan prinsip otonom memiliki lahan sendiri yang cukup luas, hal ini
dimaksudkan untuk keperluan berkebun bagi penghuninya, baik dengan kebun indoor
maupun outdoor, dan hasil kebunnya digunakan untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri.
• Listrik
Pada bangunan autonom, Kita tidak perlu membayar bil listrik setiap bulannya.
Bangunan otonom dapat mengolah listriknya sendiri, yaitu dengan cara memasang
solar panel pada seluruh permukaan atap bangunan atau menggunakan tenaga angin
dengan memanfaatkan kincir angin. Biaya awal pemasangan solar panel ini memang
relative mahal namun demikian untuk beberapa tahun kemudian dapat mengemat
biaya pengeluaran yang dipakai untuk konsumsi energy listrik,
• Air
Pengolahan air secara terpadu pun tidak luput dari prinsip suatu bangunan yang
otonom. Ada banyak cara / sistem untuk mengumpulkan air di sebuah bangunan
otonom, yang jelas, sumber utamanya berasal dari air hujan. Di kebanyakan daerah
yang beriklim sedang / tropis memiliki cadangan air hujan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan air keluarga sepanjang tahun.Dengan menggunakan konsep
reused pada pengolahan air, bangunan otonom benar – benar memanfaatkan metode
pengumpulan dan konservasi air.
Limbah
Pengolahan limbah dalam autonomous building terdiri dari 2 macam yaitu
a. Black water
Pendaur ulangan black water merupakan sistem pendaur ulangan air kotor padat
menjadi air untuk menyiram taman dan menghasilkan kompos untuk pupuk
tanaman.
b. Grey water
Sistem grey water merupakan sistem pendaur ulangan air kotor yang berasal dari
air buangan kamar mandi,wastafel dll. untuk di gunakan lagi seperti untuk
menyiram tanaman, untuk air flush toilet.
Aakan tetapi masih ada kekurangan dari sistem ini apabila diterapkan dalam
rumah tinggal yaitu, apabila rumah tersebut kosong atau sudah tidak ditinggali
maka sistem dari daur ulang tersebut pun akan mati.
Telekomunikasi
Peningkatan jumlah aktivis menyediakan layanan jaringan dan surat elektronik
(email) yang sangat murah bahkan gratis dengan menggunakan jaringan antar
komputer yang menjalankan jaringan-jaringan ad-hoc tanpa kabel (wireless).
Telekomunikasi pada bangunan otonom ini menggunakan sistem ad-hoc, dimana pada
satu komputer dapat digunakan untuk komputer lainnya.
Sedangkan Ad Hoc secara bahasa berarti “untuk suatu keperluan atau tujuan
tertentu saja“. Dalam pengertian lain, jaringan ad hoc adalah jaringan bersifat
sementara tanpa bergantung pada infrastruktur yang ada dan bersifat independen.
Ad Hoc Network adalah jaringan wireless yang terdiri dari kumpulan mobile node
(mobile station) yang bersifat dinamik dan spontan, dapat diaplikasikan di mana pun
tanpa menggunakan jaringan infrastruktur (seluler ataupun PSTN) yang telah ada.
EARTHSHIP
Prinsip Desain Earthship
1. Kenyamanan dalam segala kondisi iklim
Earthship berusaha mempertahankan temperatur yang nyaman dengan berbagai
iklim yang ada. Earthships dibangun untuk memanfaatkan sumber daya setempat yang
tersedia, khususnya energi dari Matahari. Matahari sebagai sumber energi yang
terbarukan memiliki sifat dapat menyampaikan panas kebumi secara langsung tanpa
menggunakan media pipa atau kabel. Earthship memanfaatkan kondisi ini dengan
memanfaatkan cahaya matahari sebagai penerangan alami di dalam ruangan.
Selain sebagai penerangan, cahaya matahari juga digunakan untuk mengatur panas
yang masuk ke dalam ruangan sehingga temperatur atau suhu udara di dalam ruangan
dapat diatur dengan baik. Earthship menggunakan konstruksi massa termal secara alami
untuk mengatur suhu ruangan. Mereka juga biasanya memiliki sistem ventilasi khusus
mereka sendiri. Selain itu tebal dinding bearing wall bagian padat memberikan massa
termal yang secara alamiah mengatur suhu interior di dalam ruangan.
Bagian dinding non-load-bearing terbuat dari bahan-bahan daur ulang seperti
kaleng,botol bekas, dll yang digabung oleh beton dan disebut sebagai kaleng dinding.
Tembok-tembok ini biasanya tebal dan diplester dengan semen. Bagian dinding yang
berupa botol-botol bekas menyebabkan cahaya dapat masuk kedalam ruangan serta
menjadi dekorasi bagi ruangan tersebut karena cahaya yang dihasilkan berwarna-warni
sesuai dengan warna botol yang digunakan
2. Pemanfaatan energi alam sebagai pembangkit listrik
Earthships memproduksi energi listrik miliknya sendiri dengan menggunakan
photovoltaic atau sistem tenaga angin. Energi yang dihasilkan oleh sistem tersebut
kemudian disimpan di baterei dan digunakan untuk mensupply kebutuhan listik untuk
alat-alat elektronik yang terdapat di dalam Earthship. Earthship dapat memiliki lebih dari
satu sumber energi yang saling mendukung dan terintegrasi.
Alat yang sering digunakan pada Earthship biasanya berupa solar cell yang
dipasang diatap bangunan. Pada siang hari ia akan menangkap panas matahri dan
mengubahnya menjadi energi yang digunakan di seluruh alat rumah tangga. Selain itu
beberapa Earthship juga dilengkapi dengan Solar Heater yang berfungsi memanaskan air
untuk kamar mandi.
Earthship juga memiliki turbin yang digerakkan oleh tenaga angin. Tenaga angin
ini dapat menghasilkan energi listrik, sama seperti solar cell.
3. Menggunakan Bahan-bahan daur ulang dan barang bekas
Penggunaan barang bekas adalah prinsip utama Earthship. Earthship lahir atas
dasar keprihatinan Mike Reynold akan keberadaan barang-barang bekas yang tidak
terpakai dan mencemari lingkungan. Oleh karena itu Earthship dibangun dengan
memanfaatkan barang-barang bekas serta bahan-bahan daur ulang seperti ban bekas,
kaleng-kaleng bekas, botol bekas, dll.
Earthship dibangun dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal yang tersedia
disekitar daerah bangunan itu didirikan. Contohnya, Earthship yang dibangun setelah
gempa Haiti berlangsung dibangun dengan menggunakan bahan puing-puing reruntuhan
bangunan akibat gempa. Penggunaan material lokal diharapkan mampu memperpendek
jarak tempuh sehinga menghemat biaya dan energi yang digunakan.
Penggunaan bahan-bahan bekas seperti ban, kaleng, botol-botol bekas yang banyak
merusak lingkungan dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat merupakan salah satu ide
dari Reynolds untuk menyelamatkan bumi ini.
Pada penerapannya, ban-ban bekas digunakan sebagai struktur utama Earthship,
sedangkan botol-botol bekas merupakan dinding pengisi. Penggunaan ban bekas selain
ramah lingkungan ternyata juga memiliki berbagai kelebihan lain seperti tahan gempa,
serta dapat mengatur udara panas yang masuk dan keluar Earthship dengan baik.
4. Peampungan dan Pengolahan Air Hujan
Earthship mengumpulkan air hujan dari langit dan mengunakan salju sebagai
sumber air dan mengolahnya untuk mencukupi kebutuhan akan air. Earthship
menggunakan tempat penyimpanan air di bawah tanah yang tidak mengandung polusi.
Setelah ditampung, air dipanaskan oleh matahari, biodisel atau gas alam kemudian diolah
sedemikian rupa sehingga dapat menjadi layak minum. Air hasil olahan selain digunakan
untuk minum juga digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga lain seperti
memasak, mencuci, air untuk mandi, dll.
5. Penanganan, pengolahan, dan pendistribusian limbah
Earthships menggunakan semua limbah hasil pemakaian kotoran rumah tangga
untuk diolah diunit pengolahan indoor dan outdoor. Air limbah di daur ulang sedemikian
rupa, sehingga bisa di pakai untuk beberapa keperluan, seperti air untuk flush di toilet,
menyiram tanaman dan lain-lain
Macam-macam limbah rumah tangga:
Greywater à limbah hasil tempat cuci, washtafel, air kamar mandi (kecuali toilet),
shower, mesin cuci, dll yg dapat dibuang langsung ke tanah
Black Water à limbah yang berasal dari toilet yg memerlukan pengolahan sebelum
dibuang ke tanah sehingga tidak mencemari lingkungan
6. Tanaman pangan
Lahan yang menyimpan cadangan air yang berlimpah dari tempat penyimpanan air
adalah tempat yang pas untuk menanam berbagai tanaman segar yang diinginkan
pemilik. Di dalam rumah terdapat sebidang tanah tempat tumbuhnya tanaman. Dibawah
tanah tersebut mengalir limbah greywater. Akar tanaman ternyata juga berfungsi menjadi
penyaring greywater.
Dibagian luar terdapat kebun sayuran (eksterior plant) yang dapat mencukupi
kebutuhan sehari-hari pemilik. Tanaman ini disiram dengan air daur ulang dari limbah
black water.
EARTHBAG
PENGERTIAN
Earth Bag Construction adalah konsep bangunan dengan menggunakan karung yang
berkembang lebih cepat dari teknik bangunan yang lainnya. Bangunan ini dengan mudah
beradaptasi dengan berbagai macam kondisi tapak. Bangunan seperti ini memiliki
keunggulan ekonomis, karena menggunakan bahan karung goni (polypropylene) yang mudah
diperoleh secara gratis atau dengan biaya murah.
Untuk membuat bangunan ini tidak membutuhkan teknik atau ketrampilan khusus karena
sangat mudah untuk dipelajari. Bangunan ini dapat dibangun di lokasi manapun dan dengan
jenis bahan bangunan apapun. Bila dibangun dengan teknik yang benar, konsep earth bag
sangat kuat, ringan dan bahannya pun mudah untuk dibawa sehingga mudah dibawa ke lokasi
terpencil dan tempat tinggal darurat. Oleh karena itu, alat konstruksi yang fleksibel seperti ini
dapat digunakan dalam berbagai macam situasi untuk menciptakan berbagai bentuk dan
struktur
PRINSIP
- Bahan material
Material penting dalam earthbag ini adalah karung itu sendiri. Yang paling
umum digunakan adalah karung yang terbuat dari polypropylene atau goni yang
memiliki berbagai ukuran dan sangat umum. Dan yang paling penting adalah karung
yang digunakan adalah karung yang tahan dari sinar UV karena kerusakan oleh sinar
matahari adalah bahaya terbesarnya. Hasil dari karung polypropylene sering tersedia
secara gratis dan mudah didapatkan.
Selain itu, dapat menggunakan karung mesh Rachel dengan ukuran bahan
sintetis. Dengan lebar lubang-lubangnya 2x8mm. tebal dindingnya juga sama dengan
penggunaan karung poly. Keunggulannya adalah lebih kokoh konstruksinya, teksturnya
yang kasar mengurangi penggunaan kawat berduri sebagai pengikat, lebih hemat karena
banyak dijumpai dan harga relative dibawah karung poly
Beberapa karung didatangkan dalam berbagai ukuran dan juga dapat
didatangkan dalam bentuk gulungan yang dijual murah per meter perseginya. Karung
goni juga telah digunakan, tetapi tidak tahan lama dan juga bisa lebih mahal, meskipun
bahannya terbuat dari alam. Jahitan karung dibuat dalam bentuk khusus dan pola
jahitan karung dapat dengan mudah dibuat dengan menggunakan kuku bengkok atau
kawat.
Bahan penting lainnya adalah materi apa yang mengisi karung tersebut.
Sejumlah bahan digunakan termasuk pasir, tanah liat, dan kerikil. Sedangkan campuran
yang ideal adalah pasir dan tanah liat, karena tanah yang tersedia cukup banyak. Bahan
isi karung dapat digunakan baik basah atau kering, tetapi dengan membasahi bahan
dapat membuat struktur lebih stabil. Suatu system yang efisien adalah membuat galian
untuk perletakan karung sebagai dasar yang nantinya menjadi sebuah dinding.
Pertimbangan yang paling penting untuk pilihan karung adalah bahan
pengisinya. Material pengisi harus memperhatikan kelemahan dan kekuatan dari bahan
pengisi tersebut. Dalam beberapa kasus, dengan menggunakan material yang kuat
karung dapat dikeluarkan dari daerah yang terkena struktur tanpa kehilangan kekuatan
struktur. Di sisi lain, pada struktur yang lemah misalnya pasir yang kering karung harus
tetap diletakkan dan dapat diplester sesegera mungkin. Bahan tambahan yang
digunakan dalam konstruksi meliputi kawat berduri, yang digunakan untuk menjaga
karung agar tidak tergelincir dan kawat biasa yang dapat digunakan untuk menenun
karung yang mirip dengan teknik pembuatan keranjang. Untuk membuat struktur agar
lebih kuat, semen dapat digunakan untuk membuat campuran sebagai pengisi karung
Peralatan untuk membuat bangunan ini mudah didapat dan mudah dibuat.
Gerobak dapat digunakan untuk mengangkut bahan dan digunakan untuk menuangkan
tanah langsung ke dalam karung yang lebih besar. Penyangga penahan karung dapat
dibuat dengan berbagai material.
Gulungan karton atau PVC dibuat menyerupai karung yamg berfungsi sebagai
corong yang dapat memudahkan pengisian tanah kedalam karung. Pompa mekanik
dapat digunakan untuk mengisi karung tersebut , hal tersebut menjadi lebih efisien.
Tamper adalah alat penting untuk memadatkan isi karung.
Peralatan untuk membuat bangunan ini mudah didapat dan mudah dibuat.
Gerobak dapat digunakan untuk mengangkut bahan dan digunakan untuk menuangkan
tanah langsung ke dalam karung yang lebih besar. Penyangga penahan karung dapat
dibuat dengan berbagai material.
Gulungan karton atau PVC dibuat menyerupai karung yamg berfungsi sebagai
corong yang dapat memudahkan pengisian tanah kedalam karung. Pompa mekanik
dapat digunakan untuk mengisi karung tersebut , hal tersebut menjadi lebih efisien.
Tamper adalah alat penting untuk memadatkan isi karung.
Bentuk sederhana dari kayu atau logam untuk earthbag sebagai pembuatan
kubah yang paling efektif dibentuk dengan menggunakan jangka sederhana yang
fungsinya sebagai panduan penempatan untuk karung. Desain yang paling baik untuk
jangka adalah dengan menyisipkan salah satu ujung pipa ringan (saluran listrik atau
pipa saluran air yang digunakan untuk pembersih kolam renang) ke kastor roda. Hal ini
memungkinkan untuk artikulasi dan rotasi, dan kastor dapat dengan mudah menempel
pada sepotong kayu berukuran 4x4 yang ditancapkan ke dalam tanah di tengah-tengah
kubah. Di ujung pipa, sepotong logam yang berbentuk “L” ditempelkan dengan
penjepit pipa. Untuk membuat tumpukan karung, karung berukuran kecil diletakkan di
ujung pipa. Jangka khusus untuk membuat kubah berbentuk catenary atau lengkungan
juga telah berkembang.
- Proses pembuatan
Proses membangun dengan konsep earthbags cukup sederhana. Pertama
menyiapkan landasan untuk tempat karung. Sisa galian dari landasan dapat digunakan
untuk mengisi karung dengan memisahkan tanah lapisan tanah atas dan bahan organik.
Kemudian siapkan bahan pengisi. Sekali lagi, tanah lapisan bawah dibersihkan dari
batu besar.
Untuk dinding berukuran kecil, bisa menggunakan tanah yang kering, tetapi
untuk kebutuhan struktur, materi pengisi harus dibasahi dan didiamkan selama
semalam. Material harus dibuat cukup basah untuk menghasilkan kepadatan yang baik.
Jika dilakukan dengan segera akan menghasilkan tingkat kelembapan yang tepat.
Lapisan atau tumpukan pertama diisi dengan kerikil untuk mencegah peresapan air ke
dalam dinding.
Kantong-kantong dapat diisi dengan beberapa cara. Sebagian diisi dengan cara
berdiri atau beberapa orang memegang karung sementara yang lain mengisinya.
Kantong-kantong kemudian dapat pindah ke posisi dan diisi secara lengkap. Karung
yang besar dapat diisi di tempat tersebut dengan menggunakan gerobak. Karung yang
lebih tinggi dari dinding dapat diisi menggunakan sekop. Sebaiknya mengisi karung di
lokasi penempatan karung untuk memudahkan pemindahan karung yang berat. Pada
bagian akhir tabung diisi dengan tanah sehingga karung menjadi padat dengan bantuan
pompa mekanis sehingga proses pengisian menjadi lebih cepat dan mudah.
Seperti karung yang diisi, sudut bagian bawah bisa dibuat lebih terpendam,
proses ini dijuluki “diddling” oleh Foot Hunter dan Doni Kiffmeyer. Proses ini
menghasilkan permukaan dinding yang lebih rata sehingga meminimalkan penggunaan
plester. Kantong-kantong yang halus diletakkan di tempatnya sebelum dipadatkan.
Karung pertama berturut-turut dipadatkan dan karung selanjutnya dilipat tertutup dan di
letakkan dengan ujung karung tertutup rapat dengan jahitan pabrik.
Ini jauh lebih mudah daripada menjahit karung dalam keadaan tertutup. Hal ini
sangat penting untuk tidak memenuhi karung ini agar dapat menghasilkan lipatan.
Setelah itu karung-karung tersebut ditata sesuai dengan pola yang sudah dibuat
sebelumnya kemudian tiap karung yang sudah diletakkan tersebut dipadatkan dengan
tamper. Tamper digunakan untuk melakukan pemadatan akhir. Pemadatan dilakukan
secara bertahap dengan tujuan untuk menjaga tingkat kepadatan yang tetap.
Pemadatan dilakukan sampai tedengar suara dan tidak lagi pada saat dipadatkan.
Pada susunan karung untuk diletakkan seperti susunan batu bata. Celah antara
dua karung ditutupi oleh karung di barisan berikutnya. Pada area rawan gempa, lapisan
pertama atau kedua diberi kawat untuk menghindari tumpukan karung tergelincir.
Kawat tersebut di paku diantara tumpukan karung untuk menjaga karung agar tidak
tergelincir pada saat terjadi gempa. Selain itu, tongkat dapat ditempatkan antara setiap
baris sebagai space untuk plesteran. Tongkat ini berupa bamboo atau kayu yang
berfungsi seperti tulangan untuk mengikat plesteran.
PASSIVE HOUSE
A. Gambaran Umum Passive House
Rumah pasif adalah sebuah standar perancangan yang berasal dari Jerman, pasif dalam
arti rumah tersebut tidak membutuhkan energy yang aktif semisal listrik (elektronik) dalam
pencapaian kenyamanan dalam rumah. Desain ini menggagas efiensi tinggi dalam
penggunaan energy pada bangunan tempat tinggal maupun bangunan umum. Rumah pasif
benar-benar ditujukan untuk menghemat energy, meningkatkan kenyamanan penghuni, serta
menciptakan hunian yang ramah lingkungan dan ekologis. Dengan tanpa menggunakan
peralatan elektronik untuk memberikan kenyamanan saat melakukan kegiatan di dalam
rumah, seperti misalnya penggunaan AC saat cuaca panas yang mana malah dapat
memperpanas suhu di luar rumah dan dampak luasnya menyebabkan pemanasan global.
B. Karakteristik Rumah Pasif
• Super isolasi yang kedap udara dan meminimalkan jembatan termal
Rumah pasif mempergunakan superinsulation secara signifikan mengurangi
perpindahan panas melalui atap, dinding dan lantai, dibandingkan dengan bangunan
konvensional biasa. Berbagai macam bahan isolasi termal dapat digunakan untuk
memberikan R-nilai tinggi yang diperlukan (rendah U-nilai, biasanya dalam 0,10-0,15
W / (m². K) kisaran). Untuk mencegah panas merambat melalui dinding maka dinding
dibuat dari lapisan bahan-bahan yang dapat mengisolasi panas.
• Sirkulasi/ventilasi udara yang baik
Bangunan menurut standar rumah pasif wajib kedap udara dibandingkan dengan
konstruksi konvensional. Untuk menghambat udara bebas keluar masuk, dilakukan
penyegelan secara hati-hati di setiap bagian konstruksi dalam selubung bangunan.
Penyegelan ini bertujuan untuk meminimalkan panas untuk masuk kedalam ruangan
ataupun keluar pada saat dingin dengan mudah. Juga memungkinkan sistem ventilasi
mekanis untuk memulihkan panas sebelum pemakaian udara eksternal. Jendela yang
di gunakan juga sangat efisien dalam mencegah panas untuk masuk ke dalam ruang.
• Memiliki ventilasi mekanik dengan Heat Recovery
Metode ventilasi rumah pasif yang meggunakan ventilasi tunggal atau salib. Yang
memiliki bukaan sederhana dan ditingkatkan oleh efek stack dari ingress kecil - egress
jendela lebih besar dan/atau menggunakan skylight clerestory yang dapat dibuka,
kegunaannya jelas ketika suhu panas eksterior diterima
Ventilasi mekanik juga dapat mengembalikan panas jika suhu udara turun dengan
efisiensi pemulihan panas lebih dari 80% yang berfungsi dengan menggunakan motor
elektronik. Motor Komutasi (ECM) digunakan untuk menjaga kualitas udara dan
mengembalikan panas yang. Pada dasarnya bangunan pasif harus kedap udara,
sehingga laju perubahan udara dapat dioptimalkan dan dikendalikan, misalnya
pertukaran udara dengan besar tertentu di tiap jamnya.
C. Passive Design
Desain pasif adalah desain yang tidak memerlukan pemanas ataupun pendingin
buatan (mekanik). Tujuannya utamanya adalah memanfaatkan kondisi lokal yaitu
lingkungan sekitar rumah untuk menjadikan rumah itu sendiri menjadi nyaman, hemat
energy, dan sustainable. Hal ini juga dapat mengurangi dampak negative terhadap
lingkungan yang berupa emisi gas rumah kaca.
Desain pasif memilki manfaat yang besar bila prinsip-prinsip dasar rumah pasif
dimasukkan ke dalam desain dan dibangun pada keseluruhan proses konstruksi,
pemilihan tapak, dan lain-lainnya, terutama pada bahan bangunannya. Setelah bangunan
selesai, beberapa fitur tambahan desain pasif dapat dimasukkan, misalnya,bahan isolasi
panas dapat ditingkatkan, dan dimungkinkan untuk mengubah tata letak ruang untuk
meningkatkan orientasi dan akses surya. Untuk membangun sebuah bangunan yang
memiliki standard passive house, maka untuk desainnya mengikuti PHPP (Passive House
Planning Package)
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal sebagai rumah pasif yang dapat
mendinginkan suhu dalam rumah yang berada pada iklim tropis maupun subtropis dapat
mengikuti beberapa unsur untuk mengatasi panas iklim yang berlebih. Unsur-unsur
utama dari desain pasif untuk mencapai pendingin pasif tersebut adalah:
Orientasi gedung langsung berhadapan terhadap arah angin.
Tingkatkan ventilasi alami dengan mengurangi hambatan udara masuk ke dalam
gedung
Penginstalan ventilator atap.
Penambahan kipas angin untuk memindahkan udara ke dalam ruang yang tidak
berangin
Pilih kaca jendela yang tepat untuk meminimalkan pemasukan panas yang tidak
diinginkan.
Menyediakan pernaungan yang efektif (termasuk pohon). Gunakan tirai atau gorden
di beranda untuk memblokir sinar matahari tetapi tetap memungkinkan sirkulasi
ventilasi. Gunakan tirai berat untuk mengurangi perpindahan kalor melalui jendela
terutama pada bagian barat.
Pastikan tingkat isolasi yang memadai telah tepat diinstal.
Pilih konstruksi massa yang cocok dengan suhu tinggi di bagian dengan selisih suhu
yang besar antara siang dan malam hari (dan konstruksi massa yang cocok dengan
suhu dengan selisih suhu yang tipis antara siang dan malam)
Gunakan atap dan finishing dinding yang berwarna terang agar dapat memantulkan
radiasi matahari lebih banyak dan mengurangi panas. Beberapa produsen sekarang
membuat heat-reflecting roof coatings yang mengklaim sampai pengurangan 20%
temperature pada langit-langit.
Pilihlah warna cat yang dapat mendinginkan suasana
SHARED SPACE
PENGERTIAN
Shared space adalah konsep perencanaan jalan yang menerapkan pengurangan
hambatan antara pejalan kaki dan kendaraan, dan penghapusan rambu lalu lintas dan sinyal.
Menurut pendukung ruang bersama, kurangnya arah kendaraan membuat driver lebih sadar
lingkungan mereka; daripada ngebut melalui sebuah lingkungan, pengemudi dipaksa untuk
memperlambat dan menjadi sadar kendaraan lain, pengendara sepeda, dan pejalan kaki.
Shared space juga merupakan sebuah konsep desain perkotaan yang ditujukan sebagai
pemanfaatan yang terintegrasi dari ruang publik yang bertujuan meningkatkan keselamatan
pengguna jalan.
PRINSIP-PRINSIP
1. Membuat ruang bagi semua orang
2. Aksesbilitas
Pada shared spaces,aksesibilitas pengguna jalan dan kendaraan bermotor menjadi
bercampur. Sehingga penekanan pada shared spaces pada sisi aksesibilitas,adalah
keterbukaan bagi semua pihak pengguna jalan tersebut.
3. Menampung kaum difable, anak anak dan orangtua
Sebagai konsep ruang bersama, shared space juga harus memfasilitasi kaum difable,
hal ini diterapkan melalui adanya perbedaan pola/ tekstur dari jalan pada shared
space, misalnya jalan untuk kaum difable dibuat dari tekstur yang lebih kasar.
4. Penataaan Lahan
Pada konsep shared spaces,penataan lahan dititikberatkan kepada
Filosofi ruang bersama yang tidak membedakan antara jaringan lambat ,dan jaringan
cepat yang lebih besar.
Jaringan lambat, yang merupakan subyek perlakuan ruang bersama, ditandai
sebagai jaringan jalan yang membuat ruang publik yang vital dan dapat diakses. Pada
lalu lintas jaringan yang lambat ,motor disambut sebagai tamu, tapi harus beradaptasi
dengan norma-norma sosial tertentu perilaku. Tata letak jalan harus membuat ini jelas.
Jaringan cepat , yaitu lalu lintas yang memungkinkan untuk mencapai tujuan
dengan cepat, dan yang dirancang dengan menggunakan metodologi rekayasa lalu
lintas tradisional. penting jika jaringan lambat dan jaringan cepat yang lebih besar
dapat berfungsi dengan baik.
5. Fasilitas
Fasilitas tambahan pada konsep ini adalah dengan memasang beberapa kamera
perekam di persimpangan pada pusat dan sekitar kota,sehingga keberadaan shared
spacs sendiri dapat terkontrol dengan baik. Kamera bekerja dengan otomatis
memotret mobil yang melaju diatas ambang keceptan standar, jika kepolisian
mencurigainya juga.setelah mengkaji foto, bahwa tersangka melebihi kecepatan
ambang, maka pemilik mobil tersebut wajib membayar sejumlah denda kepada
pemerintah setempat. Pemilik memiliki beberapa hari untuk membayar denda
tersebut.
6. Penghijauan
Pada konsep ini,pohon sebagai penghijauan masih digunakan dalam jumlah yang
sedikit meski hanya digunakan sebagai aksen
ARCHOLOGY
PENGERTIAN
Arcology adalah sebuah gabungan kata dari “architecture” dan “ecology”, dimana dalam
ecology dipelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa arcology adalah adalah seperangkat prinsip desain
arsitektur dalam sebuah habitat yang sangat besar (hyperstructures) yang kemudian
dikembangkan dalam sebuah kota yang di dalamnya kita akan merasa berada pada suatu
ekosistem (ekosistem kota yang memiliki keterkaitan sistem yang erat dengan ekosistem
alami).
Karakteristik Arcology :
1. Didasarkan pada keseimbangan alam
2. Akses yang langsung dan dekat dengan hutan belantara
3. Mengurangi kendaraan bermotor di dalam kota
4. Ruang public yang hidup dan aktif dan di dalamnya mempunyai akses yang nyaman dan
mudah untuk berjalan kaki
5. Cenderung mengisolasi penduduk satu dengan penduduk lainnya
6. Efisiensi lahan, energy, dan waktu
7. Lahan pertanian yang dekat dengan kota akan memaksimalkan efisiensi logistic makanan
dan system distribusi
8. Menghasilkan energi sendiri melalui panel surya
9. Memanfaatkan potensi alam secara maksimal tanpa merusak alam dan lingkungan sekitar
10. Adanya pengolahan kembali (daur ulang) air dan penampungan air tanah (ground water
collection)
PERMAKULTUR
PENGERTIAN
Permakultur berasal dari dua istilah kata, yaitu:
Permanen Agrikultur: Pengelolaan pertanian dan peternakan yang meningkatkan kualitas
lahan, memberikan hasil dan pendapatan, dan tetap berkelanjutan hingga ke masa depan.
Permanen Kultur: Melestarikan, mendukung dan bekerjasama dengan budaya dan
lingkungan setempat, dan tumbuh bersama dalam waktu yang bersamaan. Bekerja
dengan alam dan manusia serta belajar dari mereka, bukannya melawan atau bersaing
dengan mereka.
Permakultur mambantu kita untuk memahami dan menciptakan integrasi yang harmonis
antara alam dan manusia dengan cara-cara yang berkelanjutan. Permakultur sangat cocok
diterapkan baik untuk daerah perkotaan maupun pedesaan, serta untuk segala bentuk dan
ukuran apapun.
Permakultur juga menerapkan praktik-praktik tradisional dalam pengelolaan alam yang
diintegrasikan dengan teknologi modern yang sesuai. Ini merupakan cara yang holistik, baik
hati, ramah lingkungan, dalam kegiatan mendisain dan membangun lingkungan hidup
manusia, serta membantu meningkatkan taraf hidup manusia, seperti: perumahan, persediaan
air, kesehatan, penanggulangan sampah, pertanian, energi, akuakultur, sungai, hutan, ternak,
dan lain-lain.
10 prinsip dasar Permaculture:
1. Prinsip keragaman – Bertujuan untuk mengintegrasikan berbagai jenis pangan,
tanaman, dan binatang yang menguntungkan ke dalam sebuah desain. Hal Ini
memunculkan sebuah sistem polikultur interaktif yang stabil, yang menyediakan
kebutuhan manusia dan juga kebutuhan spesies lainnya.
2. Prinsip pengaruh tepian – Secara umum, ada lebih banyak energi dan keragaman
hayati di tepian di mana dua jenis sistem alam tumpang tindih. Di batas ini kita dapat
mengakses sumber daya dari kedua belah pihak. Menggunakan efek tepian, dan pola-
pola alami lain yang menciptakan efek terbaik.
3. Prinsip Perencanaan Energi – Menempatkan elemen desain anda sedemikian rupa
untuk meminimalkan penggunaan energi (termasuk bahan bakar fosil & tenaga
manusia).Memanfaatkan energi dan sumber daya yang anda miliki, yang dimulai dari
dalam sistem kemudian dari luar sistem dengan seefektif mungkin. Sumber daya energi
dari dalam meliputi kekuatan alam seperti gravitasi, tenaga angin, dan tenaga air. Hal ini
menghemat waktu, tenaga dan uang.
4. Prinsip energi daur ulang – Dalam sistem alam tidak ada yang tersia-siakan. Output
dari satu proses alam dapat menjadi sumber daya lain. Daur ulang dan gunakan kembali
semua sumber daya sebanyak mungkin.
5. Prinsip skala – Menciptakan sistem ” skala manusia “. Pilihlah teknologi yang tepat dan
sederhana untuk digunakan dalam desain. Hanya dengan menciptakan sistem yang
teraturlah yang dapat memulai sebuah langkah kecil dengan rdampak besar untuk
mencapai tujuan yang idelal.
6. Prinsip sumber daya hayati – Gunakanlah metode dan proses yang alamiah untuk
menyelesaikan tugas-tugas. Temukanlah hal-hal di alam (tanaman, hewan, mikroba)
yang mendukung sistem desain dan minimalkan masukan energi dari luar.
7. Prinsip multi elemen – Dukunglah setiap kebutuhan dan fungsi yang penting dengan
menggunakan lebih dari satu cara, sehingga kegagalan sementara dalam sebuah elemen
tidak akan menghentikan fungsi yang lain. Hal ini juga dilaksakan dengan menyadari
bahwa hampir selalu ada lebih dari satu cara untuk mencapai tugas apapun.
8. Prinsip multi fungsi – Banyak hal yang dapat digunakan dengan berbagai cara dan
untuk berbagai fungsi. Satu aturan dasar di permaculture adalah untuk mencoba
merancang tiga kegunaan dengan hanya menggunakan setiap elemen dari sebuah
sistem. Hal ini dapat menghemat ruang, waktu dan komplikasi dalam setiap proyek.
9. Prinsip suksesi alam – Bekerjalah dengan alam dan melalui proses-proses dari sistem
alamiah. Apabila diperlukan dapat juga dilakukan dengan mengantisipasi perkembangan
masa depan melalui riset dan observasi.
10. Prinsip lokasi relatif – Tempatkan setiap elemen desain saling berhubungan dengan
elemen lainnya sehingga dapat menguntungkan satu sama lain, misalnya simpanlah alat-
alat di dekat mereka akan digunakan.
LIVING STREEET
Pengertian Living Street
Lingkungan tempat manusia tinggal harus didesain sedemikian mungkin untuk
menjadikan lingkungan yang lebih hidup, tergantung faktor obyektif seperti perumahan,
transportasi, penyediaan fasilitas sosial, dan juga faktor non obyektif seperti rasa dan
perasaan. Dan salah satu konsep arsitektur lingkungan yang cocok diterapkan pada suatu
lingkungan tempat manusia tinggal ialah living street.
Living street adalah sebuah konsep arsitektur lingkungan pada sebuah kawasan yang
menempatkan jalur bagi pejalan kaki lebih diutamakan dibanding pengguna kendaraan
bermotor. Karena bersifat primer atau lebih diutamakan maka jalur bagi pejalan kaki diberi
fasilitas-fasilitas seperti tempat bermain anak anak, pengguna sepeda, taman, dan cafetaria
untuk mengajak masyarakat lebih berminat menggunakan fasilitas jalur predestrian yang
disediakan.
Living street merupakan sebuah konsep arsitektur yang mengajak masyarakat untuk
meninggalkan kendaraan pribadinya dan lebih memilih menggunakan energi yang terbarukan
seperti bersepeda maupun berjalan kaki selain itu mengajak masyarakat merubah pola
kebiasaan hubungan individualis antar sesama warga masyarakat menjadi pola kehidupan
humanis dan sosialis.
Tujuan living street adalah untuk menciptakan sebuah kota/kawasan hunian yang lebih
hidup dari sebelumnya di mana lingkungan jalan diupayakan lebih mendukung dan
mendorong kualitas hidup yang lebih baik dan rentang yang lebih besar antara masyarakat
dan aktivitas jalanan.
Prinsip Prinsip Konsep Living Street
• Sirkulasi pedestrian diutamakan
• Kenyamanan penggunaan
• Kualitas masyarakat lebih social dan humanis
• Menjaga kebudayaan local masyarakat
• Meminimalkan penggunaan energy tidak terbarukan
• Kendaraan bermotor dibatasi kecepatan
• Signage yang tegas dan jelas
NEW URBANISM
Pengertian
New urbanism atau dikenal juga dengan neotraditional development (TND)
merupakan paradigma perancangan kawasan permukiman yang berorientasi pada pejalan
kaki (pedestrian oriented), penggunaan tata guna lahan yang beragam, atau multi fungsi
antara hunian, fasilitas publik, dan fasilitas komersial (Furuseth, 1997).
Karakteristik
Secara umum, gerakan New Urbanism berpegang pada beberapa prinsip perencanaan untuk
pembangunan kota, yaitu:
1. Restorasi pusat kota dan kota yang ada dalam satu kesatuan wilayah metropolitan.
2. Pembentukan kembali kawasan permukiman pinggiran kota yang tak teratur menjadi
suatu lingkungan masyarakat yang hidup dan penggunaan lahan yang multi fungsi.
3. Konservasi lingkungan alam.
4. Pelestarian peninggalan-peninggalan lingkung buatan.
5. Penggunaan lahan dan penghuni harus beragam dalam suatu lingkungan masyarakat.
6. Pejalan kaki termasuk juga kendaraan umum dan mobil harus dirancang dalam suatu
lingkungan masyarakat.
7. Kota harus dibentuk oleh bentuk fisik yang jelas dan ruang publik yang mudah
dicapai.
8. Kawasan kota harus dibentuk oleh desain arsitektur dan lansekap yang menghargai
sejarah lokal, iklim, ekologi, dan praktek pembangunan.
Sedangan dalam perencanaan dan peran- cangan permukiman, gerakan New Urbanism
berpegang pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Penggunaan lahan dan tipe rumah yang beragam yaitu integrasi penggunaan lahan
perumahan, pertokoan, perkantoran skala lingkungan pada pusat kawasan perumahan.
Dengan penggunaan lahan multi fungsi, maka seluruh kebutuhan sehari hari untuk
penghuni dapat dipenuhi dalam satu kawasan, sehingga akan mengurangi kemacetan lalu
lintas. Dengan tipe rumah yang beragam diharapkan dapat mengurangi kesenjangan
sosial antara yang kaya dengan yang miskin.
2. Kepadatan yang tinggi yaitu suatu kawasan perumahan yang padat (compact)
dengan sarana lingkungan, seperti pertokoan dan perkantoran serta tempat transit
kendaraan umum, sehingga dapat dicapai dengan berjalan kaki (konsep pedestrian
pocket) dengan radius maksimal ¼ mil atau 400 meter. Untuk memperpendek jarak
jangkau ke pusat lingkungan, maka luas kapling diperkecil dan dengan membangun
perumah- an vertikal
3. Jumlah ruang publik yang lebih banyak dan penempatan rumah yang saling
mendekat, serta dekat ke jalan untuk menciptakan interaksi sosial yang lebih baik
antar penghuni
4. Jaringan jalan yang menyambung dimungkin- kan dengan pola papan catur (gridiron),
sehingga memberi rute alternatif bagi kendaraan bermotor. Pola jalan grid yang
merupakan jalan tembus diyakini lebih “demokratis” karena memberi kesempatan
lebih besar kepada penghuni untuk berpartisipasi dalam interaksi sosial.
5. Desain berorientasi pada pejalan kaki yaitu berupa trotoar pada jalan dan gang yang
terletak diantara halaman belakang rumah, yang berfungsi untuk mencapai tempat
transit kendaraan umum, sehingga mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor.
Untuk menciptakan trotoar yang bersahabat, maka jalan dipersempit, penghijauan
jalan di perbanyak, rumah berteras depan dan menempatkan garasi di depan kapling
rumah.
6. Dengan kondisi seperti ini, serta luas kapling yang kecil dan berkepadatan tinggi, maka
pada akhirnya konservasi alam dan efisiensi biaya akan tercapai dan polusi
lingkungannya akan berkurang dengan perkurangnya pemanfaatan lahan dan penggunaan
kendaraan bermotor.
ZERO ENERGY BUILDING
PENGERTIAN
Rancangan bangunan ”tanpa” energi atau net-zero energy, populer dengan istilah zero
energy building (ZEB), muncul di Eropa sekitar tahun 1980-an, meskipun baru 15 tahun
belakangan menjadi gerakan besar dalam arsitektur.
ZEB mulai populer ketika permasalahan lingkungan merambah ke ranah arsitektur.
Penghematan energi dalam bangunan bukan lagi persoalan menghemat energi semata, tetapi
merupakan bagian penting memangkas emisi CO2.
Secara harfiah ZEB diartikan sebagai ”bangunan tanpa energi”. ZEB merupakan
pemahaman tentang bangunan yang secara keseluruhan (net) tidak mengonsumsi energi yang
bersumber dari listrik negara (PLN) maupun bahan bakar fosil.
Dengan kata lain, ZEB merupakan konsepsi bangunan yang dapat mencukupi
kebutuhan energinya sendiri dari sumber energi terbarukan, seperti matahari, angin, air,
bahan bakar nabati, biomassa, dan biogas.
Meskipun demikian, mengingat beberapa sumber energi terbarukan, seperti energi
matahari dan angin, seringkali tergantung pada kondisi cuaca yang kadangkala tidak
mendukung, konsepsi ZEB masih membuka kemungkinan penggunaan energi fosil pada saat
tertentu. Pada saat lain bangunan harus mampu memproduksi energi terbarukan secara
berlebih untuk mengimbangi kekurangan energi pada waktu lain.
Konsepsi ZEB lebih mengarah pada total energi yang dikonsumsi bangunan, antara
tekor energi (energi yang dikonsumsi dari PLN dan generator minyak), dan surplus energi
(energi yang dihasilkan perangkat pembangkit energi di bangunan: sel surya, baling-baling,
dan biogas).
Secara keseluruhan (net) konsumsi energi bangunan harus nol atau bahkan surplus
(menghasilkan energi lebih dari yang dikonsumsi).
Konsepsi ZEB tidak terkait dengan energi yang digunakan saat pembangunan
(konstruksi) dan energi yang dikandung material bangunan (embodied energy) ketika
material tersebut diproduksi, tetapi lebih kepada energi operasional yang dikonsumsi
bangunan per satuan waktu tertentu.
Konsepsi ZEB tidak lepas dari strategi konservasi energi bangunan yang maksimal,
simultan dengan optimasi produksi energi terbarukan untuk menopang kebutuhan energi
bangunan. Tanpa strategi rancangan bangunan hemat energi, konsepsi ZEB tidak akan pernah
terwujud.Zero Energy Building (ZEB) didefinisikan sebagai bangunan yang digunakan yang
digunakan sebagai hunian atau komerisal yang mampu mereduksi kebutuhan energi secara
drastis sehingga tercapai efisiensi, yaitu keadaan dimana tercapai keseimbangan kebutuhan
energi yang disuplai dengan energi terbarukan.
Adapun Zero Energy Building dapat dibangun dengan beberapa cara, tergantung dari tujuan
yang ingin dicapai: [9]
• Net Zero Site Energy
Bangunan yang menghasilkan energi sebanyak jumlah energi yang digunakan selama
satu tahun dikalkukasi dari bangunan.
• Net Zero Source Energy
Bangunan yang menghasilkan energi sebanyak jumlah energi yang digunakan selama
satu tahun dikalkulasi dari sumber energi. Sumber energi merupakan energi primer yang
dibutuhkan untuk menghasilkan dan menyalurkan energi ke bangunan.
• Net Zero Energy Costs :
Bangunan yang menggunakan energi dengn total biaya yang sama dengan jumlah biaya
untuk menghasilkan energi.
• Net Zero Energy Emissions :
Bangunan yang menghasilkan emisi yang jumlahnya sama dengan jumlah emisi yang
digunakan untuk menghasilkan energi.
Net off-site zero energy use
Sebuah bangunan dapat dianggap sebagai zeb jika 100% dari pembelian energi yang
berasal dari sumber energi terbarukan, bahkan jika energi dihasilkan dari situs tersebut.
Off-the-grid
Off-grid-ZEBs bangunan yang berdiri sendiri yang tidak terhubung ke fasilitas utilitas
energi off-site. Mereka membutuhkan didistribusikan pembangkit energi terbarukan dan
kemampuan penyimpanan energi (untuk saat matahari tidak bersinar, angin tidak bertiup,
dll). Sebuah energiautarkirumah adalah sebuah konsep bangunan di mana keseimbangan
konsumsi energi sendiri dan produksi dapat dilakukan berdasarkan jam atau dasar yang
lebih kecil. rumah Energi autarki dapat diambil off-the-grid.