ringkasan bab i karakter

4
Jonathan Swift February 19 th , 2014 1106071896 Architecture International Program 2011 MPKT A Ringkasan Bab I: Kekuatan dan Keutamaan Karakter Karakter dan kepribadian memiliki keterkaitan yang sangat erat meskipun mereka bukanlah hal yang sama. Menurut Allford (1937:48), kepribadian manusia adalah perilaku yang dinamis dalam arti terus berkembang, tanpa terhenti di suatu titik. Kepribadian manusia tampil dan dibentuk melalui aspek psikis dan fisik. Aspek psikis meliputi berpikir, mempercayai, dan merasakan sesuatu. Sedangkan aspek fisik adalah berjalan, berbicara, dan melakukan tindakan motorik. Oleh karena itu, untuk memahami kepribadian seseorang perlu diketahui sejarah hidup, seperti latar belakang budaya, ambisi, cita-cita, motif, dll karena hal-hal tersebut saling membentuk kepribadian seseorang. Karakter sendiri adalah kepribadian yang dievaluasi. Dalam kata lain, kepribadian yang membentuk karakter selalu disesuaikan dengan nilai dan norma tertentu. Karakter juga menentukan hubungan seseorang dengan orang lain, kedisiplinan, dan sebagainya. Ada tiga level konseptual dari karakter yang dikemukakan oleh Peterson dan Seligman (2004), yaitu keutamaan, kekuatan, dan tema situasional dari karakter. Hubungan antara tiga hal tersebut bersifat hierarkis. Keutamaan berada di level atas, kemudian kekuataan, dan tema situasional di level bawah. Tema situasional adalah

Upload: jonathan-swift

Post on 23-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

MPKT A

TRANSCRIPT

Page 1: Ringkasan Bab I Karakter

Jonathan Swift February 19th, 20141106071896Architecture International Program 2011MPKT A

Ringkasan Bab I: Kekuatan dan Keutamaan Karakter

Karakter dan kepribadian memiliki keterkaitan yang sangat erat meskipun

mereka bukanlah hal yang sama. Menurut Allford (1937:48), kepribadian manusia

adalah perilaku yang dinamis dalam arti terus berkembang, tanpa terhenti di suatu

titik. Kepribadian manusia tampil dan dibentuk melalui aspek psikis dan fisik. Aspek

psikis meliputi berpikir, mempercayai, dan merasakan sesuatu. Sedangkan aspek fisik

adalah berjalan, berbicara, dan melakukan tindakan motorik. Oleh karena itu, untuk

memahami kepribadian seseorang perlu diketahui sejarah hidup, seperti latar belakang

budaya, ambisi, cita-cita, motif, dll karena hal-hal tersebut saling membentuk

kepribadian seseorang. Karakter sendiri adalah kepribadian yang dievaluasi. Dalam

kata lain, kepribadian yang membentuk karakter selalu disesuaikan dengan nilai dan

norma tertentu. Karakter juga menentukan hubungan seseorang dengan orang lain,

kedisiplinan, dan sebagainya.

Ada tiga level konseptual dari karakter yang dikemukakan oleh Peterson dan

Seligman (2004), yaitu keutamaan, kekuatan, dan tema situasional dari karakter.

Hubungan antara tiga hal tersebut bersifat hierarkis. Keutamaan berada di level atas,

kemudian kekuataan, dan tema situasional di level bawah. Tema situasional adalah

perilaku yang ditunjukan oleh seseorang dalam situasi tertentu atau kebiasaan khusus

yang mengarahkan seseorang untuk mencapai kekuataan karakter. Jika perilaku yang

ditunjukan konsisten dalam beberapa situasi, maka kekuatan karakter dapat dikenali.

Melalui pencapain kekuatan karakter, seseorang dapat memperoleh keutamaan

karakter. Keutamaan karakter juga bergantung pada lingkungan. Dengan kata lain,

lingkungan yang membebaskan individu untuk berperilaku baik, dsb, dapat

memunculkan tema situasional.

Ada enam kekuatan karakter beserta daftar kekuatannya masing-masing yang

dbuat oleh Peterson dan Seligman (2004), yaitu kebijaksaan dan pengetahuan,

interpersonal, emosional, kewarganegaraan, pengelolaan diri, dan transendensi.

Kebijaksaan dan pengetahuan meliputi bagaimana mendapatkan dan

menggunakan pengetahuan. Enam kekuatannya adalah kreativitas dan orsinalitas, rasa

ingin tahu, cinta akan pembelajaran, pikiran kritis, dan perspektif. Kreativitias

Page 2: Ringkasan Bab I Karakter

memberikan kemampuan untuk berpikir baru baik dalam pembuatan konsep maupun

solusi untuk pemecahan masalah.

Interpersonal adalah kemampuan menjalani hubungan dengan orang lain.

Keutamaan ini terdiri dari baik dan murah hati, penyayang, menyenangkan, dan

kecerdasan social. Orang yang memiliki keutamaan ini mau untuk berbagi kesenangan

dan peduli terhadap orang lain

Emosional adalah kesatriaan yang merupakan kemauan kuat untuk mencapai

suatu tujuan meski banyak rintangan baik eksternal maupun internal. Keutamaan ini

terdiri dari keberanian untuk menyatakan kebenaran dan mengakui kesalahan, teguh

dan keras hati, integritas, serta bersemangat dan antusias. Orang yang memiliki

keutamaan ini menjalani hidup dengan aktif dan memiliki daya juang yang tinggi.

Kewarganegaraan adalah kemauan untuk memiliki kehidupan bermasyarakat

yang sehat, adil, dan makmur. Kekuatannya meliputi tanggung jawab social,

kesetiaan, mampu bekerjasama, fairness, dan berjiwa kepemimpinan.

Pengelolaan diri adalah berusaha untuk menghindarkan diri sendiri dari akibat

buruk yang dihasilkan oleh perbuataan diri sendiri. Pengelolaan diri mencakup

pemaaf dan pengampun, kerendahatian, hati-hati dan penuh pertimbangan, dan

regulasi diri. Orang yang memiliki keutamaan ini juga selalu berusaha yang untuk

mengambil risiko yang tidak semestinya.

Transendensi menghubungkan kehidupan manusia dengan alam semesta dan

memberikan makna terhadap kehidupannya. Transendensi meliputi apresiasi

keindahan dan kesempuranaan, penuh rasa terima kasih, harapan, spiritualitas, dan

menikmati hidup serta humoris.

Spiritualitas adalah aspek yang sangat penting karena mendasari karakter dan

keutamaan manusia. Penghargaan atas keindahan memberikan rasa optimistis dan

makna kehidupan yang membuat manusia untuk berpikir positif dan melakukan

segala macam kebaikan untuk mencapai kebahagiaan. Seligman (2004) juga

menyebutkan tiga kebahagiaan, yaitu memiliki makna dari semua tindakan yang

dilakukan, mengetahui kekuataan tertinggi, dan menggunakan kekuataan tertinggi

untuk melayani seuatu. Tiga kebahagiaan tersebut merupakan kategori spiritualitas

terlepas dari mereka yang percaya kepada Tuhan maupun tidak. Dengan demikian,

orang yang memiliki karakter kuat adalah mereka yang berbahagia, mandiri, dan

mampu berkontribusi untuk orang-orang disekitarnya.