ririn riswanto
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Kata pengantar............................................................................................................1
Daftar isi .....................................................................................................................2
1. Pendahuluan ...........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................................3
1.2 Tujuan Penulis ................................................................................................3
2. isi.............................................................................................................................4
2.1 Pengertian dan Hubungan Komunikasi Antarbudaya.....................................4
2.2 Fungsi Komunikasi Antarbudaya...................................................................5
2.3 Hambatan Komunikasi Antarbudaya..............................................................6
2.4 Keefektifan Komunikasi Antarbudaya...........................................................8
3. Penutup.................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan...................................................................................................10
3.2 Saran.............................................................................................................10
Daftar Pustaka...........................................................................................................11
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan tugas ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Komunikasi Antar Budaya”
Harapan penulis semoga tugas ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah dasar-
dasar komunikasi ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
KENDARI, DESEMBER 2015
PENULIS
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa saling berhubungan satu sama lain. Untuk
itulah peran komunikasi dibutuhkan. Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah
berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi dari masyarakatnya. Oleh sebab itu,
menurut dokter Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii, komunikasi sudah merupakan
bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernapas. Sepanjang manusia ingin hidup,
maka mereka memerlukan komunikasi.
Masyarakat Indonesia sejak dulu sudah dikenal sangat heterogen dalam berbagai aspek,
seperti adanya keberagaman suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat dan sebagainya. Tidaklah
asing bagi kita sebagai warga Negara Indonesia dengan adanya perbedaan budaya di kalangan
masyarakat kita ,karena mengingat begitu luasnya wilayah indonesia.
Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-
perbedaannya, disitulah dibuktikan bahwa sebenarnya budaya itu juga dipelajari.
Pada kenyataanya seringkali kita tidak bisa menerima atau merasa kesulitan menyesuaikan
diri dengan perbedaan-perbedaan yang terjadi akibat interaksi tersebut, dan kita biasanya akan
mengalami kesulitan berinteraksi dengan mereka tanpa komunikasi yang padu.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan daripada penulisan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
dasar-dasar komunikasi, juga memiliki tujuan lain, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian dan hubungan antara komunikasi dan kebudayaan
2. Untuk mengetahui fungsi-fungsi komunikasi antar budaya
3. Untuk mengetahui hambatan komunikasi antar budaya
4. Untuk mengetahui keefektifan komunikasi antar budaya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan hubungan komunikasi antar budaya
Kata atau istilah komunikasi dari bahasa Inggris “communication”. Secara etimologis atau
menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada
kata communis. Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik
bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Kata “budaya” berasal dari bahasa sansekerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak
dari kata buddhi, yang berarti “budi” atau “kaal”. Kebudayaan itu sendiri diartikan sebagai “ hal-
hal yang berkaitan dengan budi atau akal”. Budaya berkenaan dengan cara hidup manusia
Ada dua konsep utama yang mewarnai komunikasi antarbudaya (interculture
communication), yaitu konsep kebudayaan dan konsep komunikasi. Hubungan antara keduanya
sangat kompleks. Budaya mempengaruhi komunikasi dan pada gilirannya komunikasi turut
menentukan, menciptakan dan memelihara realitas budaya dari sebuah komunitas/kelompok
budaya. Dengan kata lain, komunikasi dan budaya ibarat dua sisi mata uang yang tidak
terpisahkan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Budaya tidak hanya menentukan siapa
bicara dengan siapa, tentang apa dan bagaimana komunikasi berlangsung, tetapi budaya juga
turut menentukan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan dan
kondisi-kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan.
Komunikasi antarbudaya terjadi bila produsen pesan adalah anggota suatu budaya dan
penerima pesannya adalah anggota suatu budaya lainnya. Dalam keadaan demikian,kita segera di
hadapkan kepada masalah-masalah yang ada dalam suatu situasi di mana suatu pesan di sandi
dalam suatu budaya dan harus disandi balik dalam budaya lain. Seperti yang telah di
ketahui,budaya mempengaruhi orang yang berkomunikasi. Budaya bertanggung jawab atas
seluruh perbendaharaan perilaku komunikatif dan makna yang dimiliki setiap orang.
Sebenarnya seluruh perbendaharaan perilaku manusia sangat bergantung pada budaya
tempat manusia tersebut dibesarkan. Konsekuensinya, budaya merupakan landasan komunikasi.
Bila budaya beraneka ragam, maka beraneka ragam pula praktik-praktik komunikasi.
Komunikasi merupakan suatu proses budaya. Artinya komunikasi yang ditujukan pada
orang atau kelompok lain tak lain adalah sebuah pertukaran kebudayaan. Misalnya ketika kita
berkomunikasi dengan suku Aborigin Australia, secara tidak langsung kita sedang
berkomunikasi berdasarkan kebudayaan tertentu milik kita untuk menjalin kerja sama atau
mempengaruhi kebudayaan lain.
2.2 fungsi komunikasi antar budaya
Fungsi komunikasi antar budaya sendiri dibagi menjadi dua, yaitu fungsi pribadi dan fungsi
sosial.
1. Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku
komunikasi yang bersumber dari seorang individu.
a. Menyatakan Identitas Sosial
Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku komunikasi individu yang
digunakan untuk menyatakan identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan melalui tindakan berbahasa
baik secara verbal dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui identitas diri
maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul suku bangsa, agama, maupun tingkat
pendidikan seseorang.
b. Menyatakan Integrasi Sosial
Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi, antarkelompok
namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur. Salah satu tujuan
komunikasi adalah memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi antara komunikator
dan komunikan. Dalam kasus komunikasi antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya antar
komunikator dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi.
Dan prinsip utama dalam proses pertukaran pesan komunikasi antarbudaya adalah: “saya
memperlakukan anda sebagaimana kebudayaan anda memperlakukan anda dan bukan
sebagaimana yang saya kehendaki”. Dengan demikian komunikator dan komunikan dapat
meningkatkan integrasi sosial atas relasi mereka.
c. Menambah Pengetahuan
Seringkali komunikasi antarpribadi maupun antarbudaya menambah pengetahuan bersama,
saling mempelajari kebudayaan masing-masing. Sehingga kita tidak hanya mengetahui satu
budaya tetapi kita juga dapat mengetahui budaya lain.
d. Melepaskan Diri atau Jalan Keluar
Kadang-kadang kita berkomunikasi dengan orang lain untuk melepaskan diri atau mencari jalan
keluar atas masalah yang sedang kita hadapi. Pilihan komunikasi seperti itu berfungsi
menciptakan hubungan yang komplementer dan hubungan yang simetris.
2. Fungsi Sosial
a. Pengawasan
Praktek komunikasi antarbudaya di antara komunikator dan komunikan yang berbeda
kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi ini
bermanfaat untuk menginformasikan "perkembangan" tentang lingkungan. Fungsi ini lebih
banyak dilakukan oleh media massa yang menyebarlusakan secara rutin perkembangan peristiwa
yang terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks kebudayaan yang
berbeda.
b. Menjembatani
Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua
orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara mereka. Fungsi
menjembatani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya
saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama.
c. Sosialisasi Nilai
Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai
kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.
d. Menghibur
Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya. Misalnya menonton
tarian hula-hula dan "Hawaian" di taman kota yang terletak di depan Honolulu Zaw, Honolulu,
Hawai. Hiburan tersebut termasuk dalam kategori hiburan antarbudaya.
2.3 Hambatan Komunikasi Antar Budaya
Hambatan komunikasi atau yang juga dikenal sebagai communication barrier adalah segala
sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi yang efektif. Contoh dari
hambatan komunikasi antarbudaya adalah kasus anggukan kepala, dimana di Amerika Serikat
anggukan kepala mempunyai arti bahwa orang tersebut mengerti sedangkan di Jepang anggukan
kepala tidak berarti seseorang setuju melainkan hanya berarti bahwa orang tersebut
mendengarkan. Dengan memahami mengenai komunikasi antar budaya maka hambatan
komunikasi (communication barrier) semacam ini dapat kita lalui. Hambatan-hambatan tersebut
adalah:
1. Fisik (Physical)
Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu, lingkungan, kebutuhan diri,
dan juga media fisik.
2. Budaya (Cultural)
Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama, dan juga perbedaan sosial yang ada antara
budaya yang satu dengan yang lainnya.
3. Persepsi (Perceptual)
Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda
mengenai suatu hal. Sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap budaya akan mempunyai
pemikiran yang berbeda-beda.
4. Motivasi (Motivational)
Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari pendengar, maksudnya adalah
apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan tersebut atau apakah pendengar
tersebut sedang malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi.
5. Pengalaman (Experiantial)
Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu tidak memiliki
pengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu mempunyai persepsi dan juga konsep
yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu.
6. Emosi (Emotional)
Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar. Apabila emosi pendengar
sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin besar dan sulit untuk
dilalui.
7. Bahasa (Linguistic)
Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila pengirim pesan (sender)dan penerima
pesan (receiver) menggunakan bahasa yang berbeda atau penggunaan kata-kata yang tidak
dimengerti oleh penerima pesan.
8. Nonverbal
Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk kata-kata tetapi dapat
menjadi hambatan komunikasi. Contohnya adalah wajah marah yang dibuat oleh penerima pesan
(receiver) ketika pengirim pesan (sender) melakukan komunikasi. Wajah marah yang dibuat
tersebut dapat menjadi penghambat komunikasi karena mungkin saja pengirim pesan akan
merasa tidak maksimal atau takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan.
9. Kompetisi (Competition)
Hambatan semacam ini muncul apabila penerima pesan sedang melakukan kegiatan lain sambil
mendengarkan. Contohnya adalah menerima telepon selular sambil menyetir, karena melakukan
2 (dua) kegiatan sekaligus maka penerima pesan tidak akan mendengarkan pesan yang
disampaikan melalui telepon selularnya secara maksimal.
2.4 Keefektifan Komunikasi Antar Budaya
Sebagaimana sebuah aktivitas komunikasi yang efektif apabila terdapat persamaan makna
pesan antara komunikator dan komunikan, demikian juga halnya dengan komunikasi
antarbudaya. Tetapi hal ini menjadi lebih sulit mengingat adanya unsur perbedaan kebudayaan
antara pelaku-pelaku komunikasinya. Itulah sebabnya, usaha untuk menjalin komunikasi
antarbudaya dalam praktiknya bukanlah merupakan suatu persoalan yang sederhana. Terdapat
banyak masalah-masalah potensial yang sering terjadi di dalamnya, seperti yang telah di
jabarkan diatas.
Komunikasi antarbudaya yang benar-benar efektif menurut Schramm harus memperhatikan
empat syarat, yaitu:
1. Menghormati anggota budaya lain sebagai manusia .
2. Menghormati budaya lain sebagaimana apa adanya dan bukan sebagaimana yang kita
kehendaki.
3. Menghormati hak anggota budaya yang lain untuk bertindak berbeda dari cara kita bertindak.
4. Komunikator lintas budaya yang kompeten harus belajar menyenangi hidup bersama orang dari
budaya yang lain.
Sedangkan De Vito mengemukakan konsepnya tentang efektivitas komunikasi sangat
ditentukan dari sejauh mana seseorang mempunyai sikap:
1. Keterbukaan;
Sikap keterbukaan yang dimaksud De Vito, meliputi:
a. Sikap seseorang komunikator yang membuka semua informasi tentang pribadinya kepada
komunikan, sebaliknya menerima semua informasi yang relevan tentang dan dari komunikan
dalam rangka interaksi antarpribadi;
b. Kemauan seseorang sebagai komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap pesan yang
datang dari komunikan;
c. Memikirkan dan merasakan bahwa apa yang dinyatakan seorang komunikator merupakan
tanggung jawabnya terhadap komunikan dalam suasana situasi tertentu.
2. Empati;
Perasaan empati ialah kemampuan seorang komunikator untuk menerima dan memahami orang
lain seperti ia memahani dirinya sendiri. Jadi ia berpikir, merasa, berbuat terhadap orang lain
sebagaimana ia berpikir, merasa dan berbuat terhadap dirinya sendiri.
3. Merasa positif;
Perasaan positif ialah perasaan seorang komunikator bahwa pribadinya, komunikannya, serta
situasi yang melibatkan keduanya sangat mendukung.
4. Memberi dukungan
Memberi dukungan ialah suatu situasi kondisi yang dialami komunikator dan komunikan
terbebas atmosfir ancaman, tidak dikritik dan ditantang.
5. Merasa seimbang;
Merasa keseimbangan ialah suatu suasana yang adil antara komunikator dan komunikan dalam
hal kesempatan yang sama untuk berpikir, merasa dan bertindak
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi merupakan suatu proses budaya. Komunikasi antarbudaya dapat terjadi bila
produsen pesan adalah anggota suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota suatu
budaya lainnya. Ada dua konsep utama yang mewarnai komunikasi antarbudaya (interculture
communication), yaitu konsep kebudayaan dan konsep komunikasi. Komunikasi memiliki 2
fungsi yaitu fungsi pribadi seperti menyatakan identitas sosial, menyatakan integrasi sosial,
menambah pengetahuan, melepaskan diri atau jalan keluar dan fungsi sosial seperti pengawasan,
menjembatani, sosialisasi nilai, menghibur. Komunikasi juga memiliki hambatan yang
berdefinisi segala sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi yang efektif.
Keefektifan dalam berkomunikasi akan terjadi apabila terdapat persamaan makna pesan antara
komunikator dan komunikan.
3.2 Saran
Komunikasi merupakan kunci utama dalam keberhasilan hidup bermasyarakat. Terutama
pentingnya komunikasi yang efektif ketika diantara individu memiliki perbedaan baik itu dalam
segi bahasa tingkah laku atau pun budaya. Kita harus terus mengingat dan sadar kembali akan
pandangan bangsa Indonesia dalam menanggapi keanekaragaman budaya tersebut yaitu
bhinneka tunggal ika yang berarti walaupun berbeda-beda tetap satu jua. Sebagai mahasiswa
yang cerdas kita perlu memahami dan mendalami lebih lanjut mengenai konsep komunikasi,
apalagi jika kita hendak berkomunikasi dengan orang lain yang berbeda kebudayaan dengan kita.
Untuk itu, wawasan yang luas dengan membaca buku dari berbagai referensi sangat di butuhkan
dalam hal ini agar kita tidak buta komunikasi.
Daftar Pustaka
· Mulyana Deddy, Rakhmat Jalaluddin. Komunikasi antarbudaya (panduan berkomunikasi
dengan orang-orang berbeda budaya). Bandung: PT remaja rosdakarya, 2003
· Nurudin. Sistem komunikasi Indonesia. Jakarta: PT raja Grafindo persada 2008
· Cangara Hafied. pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: PT raja Grafindo persada 2003
· iliweri, Alo. Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya. Yokyakarta: Pustaka Pelajar. 2004
· http://www.kriwiiiil.files.wordpress.com
· Andriana, LusianaLubis. Komunikasi Antar Budaya. Pdf. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Jurusan Ilmu Komunikasi :Universitas Sumatera. 2005.
· http://www. repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/2733/1/Draf%20Jurnal.pdf
· http://kreativitaskpi.blogspot.com/2012/06/makalah-komunikasi-antar-budaya.html
· http://arjaenim.blogspot.com/2013/01/komunikasi-antar-budaya.html
TUGAS;
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
OLEH
RIRIN RISWANTO
C1D1 14 187
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015