risalah sidang paripurna ke-12 masa sidang iv ... - … file2 sidang paripurna ke-12 ms iv ts...
TRANSCRIPT
Nomor : DPD.220/SP/12/2013
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
-----------
RISALAH
SIDANG PARIPURNA KE-12
MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2012-2013
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
I. KETERANGAN
1. Hari : Selasa
2. Tanggal : 30 April 2013
3. Waktu : 09.55 WIB – Selesai
4. Tempat : Gedung Nusantara V
5. Pimpinan Sidang : Pimpinan DPD
1. H. Irman Gusman, SE., MBA. (Ketua)
2. Dr. Laode Ida (Wakil Ketua)
3. GKR. Hemas (Wakil Ketua)
6. Sekretaris Sidang : 1. Plt. Sekretaris Jenderal DPD (Drs. Djamhur Hidayat)
7. Panitera : Kepala Biro Persidangan II (Ir. Sefti Ramsiaty, M.M.)
8. Acara : 1. Pembukaan Masa Sidang IV Tahun Sidang 2012-2013
2. Pidato Pembukaan Masa Sidang IV DPD RI Tahun
Sidang 2012-2013
3. Penyampaian ikhtisar Hapsem II Tahun 2012 dan
Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI
4. Laporan Kegiatan Anggota DPD RI di daerah
Pemilihan
9. Hadir : 105 Orang
10. Tidak hadir : 27 Orang
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
1
II. JALANNYA SIDANG :
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om swastiastu.
Sebelum memasuki Sidang Paripurna, kita akan menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya. Untuk itu, kami mohon kepada tim paduan suara Dewan Dewan Perwakilan
Daerah Republik Indonesia untuk memimpin lagu Indoensia Raya dan kami mohon hadirin
berdiri untuk mendengarkan lagu Indonesia Raya.
PEMBICARA : PADUAN SUARA
Hiduplah Indonesia Raya…
Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Di sanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan tanah airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku
Hiduplah negeriku
Bangsaku rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka merdeka
Tanahku negeriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka merdeka
Tanahku negeriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
SIDANG DIBUKA PUKUL 09.55 WIB
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
2
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Hadirin dipersilakan duduk kembali.
Berdasarkan catatan daftar hadir dari Sekretariat, sampai sekarang anggota yang hadir
berjumlah 68 orang, yang tugas 3 orang, dan izin 3 orang. Oleh karena itu, berdasarkan
ketentuan tata tertib kita DPD, sidang ini kuorum untuk dibuka. Sehingga, dengan ucapan
bismillahirrahmanirrahim, sidang ini saya buka.
Agenda pokok Sidang Paripurna ke-12 Masa Sidang IV Tahun 2012-2013 sebagai
berikut.
1. Pembukaan
2. Pidato pembukaan MS IV TS 2012-2013
3. Penyampaian ikhtisar hasil pemeriksaan semester 2 tahun 2012, dan
4. Penyerahan laporan hasil pemeriksaan BPK RI. Yang terhormat Ketua BPK dan lima
orang Pimpinan BPK serta sejumlah pejabat BPK RI sudah berada di tengah-tengah kita.
Hadirin yang kami muliakan, sebelum kita memasuki Sidang Paripurna yang mulia ini,
kami ingin mengajak kita semua untuk berdoa bagi negara, bangsa, dan rakyat Indonesia
terutama sehubungan dengan tantangan-tantangan berat dan berbagai masalah yang dihadapi
oleh kita, oleh bangsa ini dalam hari-hari ini dan ke depan. Semoga Allah SWT, Tuhan YME
senantiasa memberikan kekuatan dan petunjuknya kepada kita semua. Karena itu, Pimpinan
mengundang K.H. Sofyan Yahya untuk memimpin doa kita.
Kami persilakan.
PEMBICARA : KH. SOFYAN YAHYA, M.A. (JAWA BARAT)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sidang Dewan yang berbahagia, marilah kita memanjatkan doa kehadirat Allah SWT.
Dan, bagi yang terhormat yang beragama lain dipersilakan untuk berdoa menurut agamanya
masing-masing. Saya akan memimpin doa dengan cara agama Islam.
[BAHASA ARAB]
Ya Allah, Ya Tuhan kami, dengan mengucapkan puji serta syukur kehadirat-Mu, atas
segala rahmat dan karunia-Mu, pada kesempatan ini kami telah hadir untuk melaksanakan
Sidang Paripurna ke-12, pembukaan Masa Sidang IV Tahun Sidang 2012-2013. Untuk itu,
Ya Allah, kiranya acara ini mendapat barakah dan ridho-Mu.
Allahumma Ya Allah, Ya Rabbana, Ya Karim, jadikanlah acara Sidang Paripurna ini
sebagi majelis yang bermanfaat, yang membuahkan hasil dan kesepakatan untuk
kesejahteraan masyarakat dan bangsa kami.
Allahumma Ya Allah, Ya Rabbana, Ya Thawaf, jadikanlah kami bangsa yang memiliki
sifat amanah. Jadikanlah kami yang ada di ruangan ini, wakil-wakil rakyat yang juga
amanah. Kami yakin dengan amanah akan mendatangkan rizki dan kemakmuran. Sebaliknya,
jika kami khianat pasti akan mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan.
Allahumma Ya Allah, Ya Rabbana, Ya Rahim, dari pertemuan kami dengan masyarakat
yang kami kunjungi, kami tahu betapa banyak masalah yang mereka hadapi, betapa berat
KETOK 1X
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
3
beban kehidupan yang mereka pikul, betapa banyak ujian yang harus mereka terima, betapa
banyak ujian yang menimpa mereka. Kami yakin ujian dan musibah itu terjadi karena
Engkau masih mencintai dan menyayangi kami agar kami mau kembali ke jalan-Mu, Ya
Allah, agar kami selalu ingat akan kekuasaan-Mu, agar kami tetap sadar untuk melaksanakan
aturan dan norma-Mu.
Jadikan kami hamba-hamba-Mu yang mau bertaubat dengan taubatan nasuha, serta
jadikan kami hamba-Mu yang pandai bersyukur atas segala nikmat yang telah Kau berikan.
Allahumma Ya Allah, Ya Rabbana, Ya Ghofar, ampunilah dosa dan kesalahan kami.
Janganlah dengan sebab kesalahan kami dan dengan sebab kezaliman kami, Engkau
menimpakan azab yang sangat dahsyat.
Allahumma Ya Allah, kami semua adalah mahluk yang baik, yang mengharapkan
petunjuk dan bimbingan-Mu. Kiranya Engkau berikan Ya Allah kekuatan, kesehatan, dan
kesempatan sehingga kami dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Hanya kepada-
Mu kami melakukan pengabdian, dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.
[BAHASA ARAB]
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih kepada K.H. Sofyan Yahya yang telah membacakan doa untuk kita
bersama, untuk bangsa ini.
Sidang Dewan yang mulia, mengawali pidato pembukaan masa sidang ini, kami ingin
menyampaikan pada Sidang Paripurna yang mulia, bahwa Saudara Ketua DPD Irman
Gusman tidak dapat hadir dalam pembukaan sidang kali ini karena sedang mewakili DPD di
musrembang di mana Presiden langsung yang mengundang beliau untuk hadir di sana.
Bersama pimpinan DPD sebetulnya, tetapi dua pimpinan harus ada di sini untuk memimpin
sidang kali ini.
Di kesempatan ini juga kami mengucapkan selamat datang kembali ke Jakarta setelah
menjalani masa reses selama sebulan. Selamat datang kembali pula kepada Ibu Dra. Sintje
Sondakh Mandey yang menggantikan almarhum Ferry F. Tinggogoy dari Provinsi Sulawesi
Utara. Kita ketahui bahwa Ibu Sintje adalah juga anggota DPD pada periode pertama 2004 –
2009. Kami mohon berdiri Bu Sintje. Beliau ini adalah permaisuri Gubernur Sondakh
sebelum yang sekarang ini.
Pada tanggal 23 April 2013, Pimpinan DPD telah menerima surat Pimpinan DPR
perihal permintaan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap Rancangan Undang-Undang
tentang Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Hukum Adat dan Rancangan Undang-
Undang tentang Pertanahan. Jadi, dua yang kita peroleh surat resmi dari DPR untuk kita
memberikan pandangan dan atau kelak kita akan terlibat dalam pembahasan. Untuk itu, pada
Rapat Panmus kemarin, kedua Rancangan Undang-Undang tersebut telah disepakati untuk
ditangani oleh Komite I. Selain itu, di masa sidang ini setiap alat kelengkapan dapat
menindaklanjuti beberapa Rancangan Undang-Undang yang telah dibahas pada masa sidang
sebelumnya. Kami harapkan hasil-hasil pembahasan tersebut dapat mengandung muatan
yang lebih dalam mengingat keterlibatan DPD RI dalam penyusunan RUU pun jauh lebih
besar setelah keputusan Mahkamah Konstitusi. Sehingga, setiap produk perundangan yang
dihasilkan dapat memberi makna dan arti lebih sebagai salah satu sumbangsih DPD dalam
pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Berkenan dengan mekanisme kerja dan agenda kerja alat kelengkapan pascakeputusan
Mahkamah Konstitusi, ke depan DPD akan lebih intensif melakukan pembahasan RUU
bersama DPR dan pemerintah. Itu otomatis karena putusan MK itu substansinya adalah
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
4
antara lain DPD dapat atau ikut mengajukan Rancangan Undang-Undang yang terkait dengan
kewenangan DPD Pasal 22D. Yang kedua, ikut membahas Rancangan Undang-Undang yang
terkait dengan Pasal 22D itu. Perlu dicatat ada kewenangan lain sebetulnya yang diberikan
dan ini cukup penting juga, DPD dapat membatalkan Perpu yang terkait dengan kewenangan
DPD.
Sebagai wakil daerah, DPD juga perlu membantu peningkatan trust building antara
pemerintah pusat dengan daerah. Putusan Mahkamah Konstitusi terkait penyusunan legislasi
telah memberikan ruang yang lebih luas kepada DPD untuk ikut berperan dalam proses
penyusunan kebijakan nasional. Untuk itu, dari masa sidang ini kita berharap setiap anggota
melalui alat kelengkapan yang ada untuk lebih cermat dalam menanggapi beragam isu yang
berkembang di daerah. Hal ini ditujukan agar keselarasan dan keseimbangan pembangunan
di daerah dapat terwujud. Saya kira memang pascaputusan Mahkamah Konstitusi itu model
kerja kita, pola kerja kita di Jakarta sini, di parlemen ini, akan mengalami perubahan. Dan,
diharapkan setiap anggota itu memiliki kesiapan untuk membahas secara substansi bersama
DPR dan pemerintah apabila Rancangan Undang-Undang yang dibahas itu terkait dengan
pembahasan three party.
Sidang Dewan yang mulia, permasalahan lain yang perlu menjadi perhatian kita
mengenai rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak. Rencana kenaikan
BBM juga telah menyebabkan kelangkaan BBM di beberapa daerah, terutama terhadap
pasokan solar yang sangat dibutuhkan oleh sektor industri. Rencananya, saya baca agenda di
media tadi pagi, bahwa kemungkinan Presiden akan memberikan opsi-opsi pada pidato di
Musrembang pagi hari ini. Di beberapa daerah, kelangkaan solar telah mengakibatkan
terhentinya arus distribusi bahan kebutuhan masyarakat. DPD meminta agar pemerintah
dapat memformulasikan kebijakan jangka panjang. DPD juga meminta kepada pemerintah
agar segera mengambil langkah untuk menyusun langkah konkret dalam upaya konversi
BBM sebagai usulan yang telah disampaikan DPD pada Maret 2012 yang lalu sehingga tidak
menjadi masalah yang selalu menciptakan ketidakpastiaan masyarakat luas.
Selain itu, dalam dua pekan terakhir kita kembali melihat bahwa sikap pemerintah
untuk mempertahankan Ujian Nasional sebagai suatu media evaluasi pendidikan nasional
belum mewujudkan hasil positif. Carut-marutnya pelaksanaan Ujian Nasional tahun 2013
menunjukkan belum adanya upaya serius dalam memperbaiki kualitas pendidikan nasional.
Bukan saja itu, manajemen pendidikan untuk terkait dengan proyek distribusi-distribusi,
proyek-proyek Ujian Nasional itu juga bermasalah sangat serius. Lambatnya distribusi soal,
tertundanya pelaksanaan Ujian Nasional, serta permasalahan lainnya cukup menjadi alasan
untuk mengevaluasi pelaksanaan Ujian Nasional secara menyeluruh. Dana Ujian Nasional
yang mencapai hampir Rp650 miliar juga perlu dikaji karena hasil Ujian Nasional nyatanya
tidak dapat menjadi tolak ukur pelaksanaan pendidikan Indonesia sehingga dana yang
digelontorkan jangan hanya terbuang begitu percuma. Bila terus dipertahankan Ujian
Nasional, justru dapat mengancam masa depan peserta didik. Perlu dicatat bahwa hasil dalam
suatu diskusi belum lama ini sebetulnya Ujian Nasional itu telah menciptakan demoralisasi
massal, murid, serta Ujian Nasional, guru termasuk orang tuanya.
Sejak 2009 lalu, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia telah
merekomendasikan penolakan atas pelaksanaan Ujian Nasional sebagai satu-satunya penentu
kelulusan peserta didik karena bertentangan dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional serta telah melanggar prinsip pedagogis, psikologis, dan
sosiologis peserta didik. Dalam rekomendasinya, DPD juga menilai bahwa pelaksanaan
Ujian Nasional telah menyebabkan pemborosan keuangan negara. Pada tahun 2012 lalu,
DPD RI telah kembali memberikan rekomendasi secara komperensif kepada pemerintah agar
pelaksanaan Ujian Nasional dikaji ulang sehingga proses evaluasi belajar benar-benar
mengetahui kualitas peserta didik pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. DPD juga
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
5
telah merekomendasikan agar pemerintah mengembalikan hak pendidik untuk mengevaluasi
siswa. Sekali lagi, mengembalikan hak pendidik untuk mengevaluasi siswa agar terwujudnya
prinsip keadilan dalam dunia pendidikan. Karena, kita ketahui bahwa pelaksanaan
pendidikan di Indonesia tidak semata ditujukan untuk peningkatan kualitas siswa dari aspek
penguasaan terhadap ilmu yang diberikan, namun juga ditujukan untuk mengembangkan
kepribadian dan watak atau moralitas siswa itu sendiri. Kita berharap dengan pelaksanaan
sistem evaluasi pendidikan yang tepat akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Indonesia sampai di daerah pelosok sebagai modal dasar pembangunan. Selain itu,
menimbang carut-marutnya pelaksanaan Ujian Nasional 2013 ini, DPD meminta agar perlu
untuk melaksanakan audit secara komperensif terhadap pelaksanaan Ujian Nasional untuk
menegakkan prinsip akuntabilitas dan transparansi di dunia pendidikan di Indonesia. Perlu
audit, ini penting, dan audit ini harus lakukan secara investigatif dan saya kira ini bagian dari
tugas PAP. Pak Farouk saya kira punya tugas berat lagi untuk ini karena tidak boleh
dibiarkan dengan hasil investigasi secara sepihak oleh intern Diknas saja dan harus saya kira
dilakukan investigasi secara independent. Kami minta kepada Komite III juga kembali
menyusun hasil pengawasan pelaksanaan Ujian Nasional tahun ini serta sistem pendidikan
nasional sebagai bahan rekomendasi kepada pemerintah dan DPR.
Hadirin Sidang Dewan, Ketua BPK, rekan-rekan Pimpinan BPK, para pejabat BPK
yang sama kami hormati, sampailah saatnya kita akan mendengarkan penyampaian ikhtisar
pemeriksaan semester 2 tahun 2012 oleh BPK. Ini sesuai dengan saya kira dilakukan
memenuhi tuntutan Pasal 23E Ayat (2) dan (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945 serta Pasal 222 Ayat (1) huruf G, 224 Ayat (1) huruf G Undang-Undang No. 27
Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Untuk itu, marilah kita masuki agenda
penyampaian ikhtisar. Kami mengundang Bapak Ketua BPK untuk menyampaikan
ikhtisarnya.
Silakan.
PEMBICARA : HADI POERNOMO (KETUA BPK RI)
Yang terhormat Wakil Ketua DPD RI, yang kami hormati para Anggota DPD RI, yang
kami hormati Wakil Ketua dan para Anggota BPK RI, hadirin yang saya muliakan.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.
Oom swastiastu.
Pertama-pertama, marilah kita bersama-sama memanjatkan puji dan syukur kehadirat
Allah SWT, Tuhan yang Mahakuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua sehingga pada hari ini kita dapat menghadiri Sidang Paripurna DPD RI
yang mulia ini dalam rangka penyerahan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester atau IHPS II
tahun 2012. Memenuhi mandat Undang-Undang Dasar 1945 dan peraturan perundangan
lainnya, hari ini BPK menyerahkan IHPS dan laporan hasil pemeriksaan semester 2 tahun
2012 kepada DPD RI. Penyerahan IHPS dan LHP kepada rakyat melalui wakil-wakilnya di
DPD RI bertujuan untuk memberikan informasi menyeluruh mengenai hasil pemeriksaan
BPK atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dalam kurun waktu satu
semester.
Pimpinan sidang dan hadirin yang saya muliakan, pada semester 2 tahun 2012, BPK
memprioritaskan pemeriksaannya pada pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan
tertentu atau PDTT. IHPS juga memuat hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah atau LKPD tahun 2011 yang belum diperiksa dan atau belum dilaporkan
pada semester 1 tahun 2012 dan pemeriksaan atas laporan keuangan beberapa BUMD.
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
6
Selama semester 2 tahun 2012, BPK telah memeriksa 709 objek pemeriksaan yang
terdiri dari 154 objek pemeriksaan kinerja, 450 objek PDTT, dan 105 objek pemeriksaan
keuangan. Hasil pemeriksaan BPK mengungkapkan sebanyak 12.947 kasus senilai Rp9,72
triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.990 kasus senilai Rp5,83 triliun merupakan temuan
ketidakpatuhan yang mengakibatkan kerugian, potensi kerugian, dan kekurangan
penerimaan. Rekomendasi BPK terhadap kasus-kasus tersebut, antara lain berupa penyerahan
aset dan atau penyetoran uang ke kas negara daerah atau perusahaan. Adapun sebanyak 4.815
kasus merupakan kelemahan Sistem Pengendalian Intern atau SPI, sebanyak 1.901 kasus
penyimpangan administrasi, dan sebanyak 2.241 kasus senilai Rp3,88 triliun merupakan
temuan ketidakhematan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan. Rekomendasi BPK atas
kasus tersebut adalah perbaikan SPI, tindakan administratif, dan atau korektif lainnya.
Terhadap kakus ketidakpatuhan yang mengakibatkan kerugian, potensi kerugian, dan
kekurangan penerimaan dengan nilai sebesar Rp5,8 triliun dan kasus ketidakhematan,
ketidakefisienan dan ketidakefektifan dengan nilai Rp3,88 triliun perlu mendapat perhatian
Pimpinan dan Anggota DPD RI untuk mengawasi dan mendorong penyelesaian tindak
lanjutnya.
Jelas sekali nilai temuan tersebut bukan jumlah yang kecil, tetapi sangat besar. Temuan
tersebut terjadi secara berulang setiap tahun sehingga jika kita tidak menanggulanginya,
maka potensi terjadinya kerugian yang lebih besar dapat terjadi. Selama proses pemeriksaan,
entitas yang diperiksa telah menindaklanjuti temuan ketidakpatuhan yang mengakibatkan
kerugian, potensi kerugian, dan kekurangan penerimaan dengan penyerahan aset dan atau
penyetoran uang ke kas negara daerah atau perusahaan senilai Rp124,13 miliar.
Pimpinan sidang dan hadirin yang saya muliakan, dalam semester 2 tahun 2012, BPK
telah memeriksa 94 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah atau LKPD, Provinsi,
Kabupaten/Kota tahun anggaran 2011. Dengan demikian, dalam tahun 2012 telah
menyelesaikan LHP atas 520 LKPD tahun anggaran 2011 dari 524 pemerintah daerah yang
wajib menyusun LKPD. Masih terdapat 4 pemerintah daerah yang terlambat menyerahkan
LKPD kepada BPK sehingga belum dilakukan pemeriksaan semester 2 tahun 2012. Selain
itu, BPK juga telah memeriksa 2 LKPD tahun 2010 dan 9 laporan keuangan PDAM tahun
2011. Terhadap 94 LKPD tahun 2011, BPK memberikan opini “wajar dengan pengecualian”
atas 33 LKPD, opini “tidak wajar” atau TW atas 3 LKPD dan opini “tidak memberikan
pendapat” atau TMP atas 58 LKPD. Sedangkan, terhadap LKPD tahun 2010 BPK
memberikan opini TMP. Dengan demikian, dari 520 LKPD tahun 2011 yang telah diperiksa,
BPK memberikan opini WTP sebanyak 67 LKPD atau ekuivalen 13%, WDP sebanyak 349
LKPD atau 67%, TW sebanyak 8 LKPD atau 2%, dan TMP sebanyak 96 LKPD atau 18%.
Hasil pemeriksaan atas LKPD juga menunjukkan bahwa pemerintah tingkat provinsi
dan kota rata-rata memperoleh opini yang lebih baik dibanding pemerintah tingkat
kabupaten. Dari 33 pemerintah provinsi, BPK memberikan opini WTP kepada 10 LKPD
atau 30%. Sedangkan, dari 92 pemerintah kota, BPK memberikan opini WTP kepada 21
LKPD atau 23%. Untuk pemerintah kabupaten, dari total 395 kabupaten yang memperoleh
opini WTP sebanyak 36 LKPD atau 9%. Dengan demikian, pemerintah kabupaten perlu
didorong lebih keras untuk memperbaiki pengelolaan dan pelaporan keuangannya agar
memperoleh opini yang lebih baik.
Secara umum penyebab LKPD tidak memperoleh opini WTP pada tahun 2011, sesuai
dengan hasil pemeriksaan semester 2 tahun 2012, terutama karena terutama karena: 1). Aset
tetap belum dilakukan inventarisasi dan penilaian, 2) pembantasan lingkup pemeriksaan, 3)
serta kelemahan pengelolaan kas, piutang, persediaan, investasi permanen dan nonpermanen,
belanja barang dan jasa, belanja bantuan sosial dan belanja modal. Hasil pemeriksaan
keuangan semester 2 tahun 2012 atas LKPD dan BUMD menemukan ketidakpatuhan
terhadap ketentuan perundang-undangan sebanyak 1.871 kasus senilai Rp1,17 triliun. Kasus
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
7
tersebut sebagian besar terjadi pada pemeriksaan LKPD sebanyak 1.793 kasus dengan nilai
Rp1,15 triliun. BPK menemukan, antara lain belanja perjalanan dinas fiktif, rekanan
pengadaan barang dan jasa tidak menyelesaikan pekerjaan, pembayaran honorarium ganda
atau melebihi standar yang ditetapkan, pinjaman atau dana bergulir macet, anggaran dana
alokasi khusus atau DAK digunakan untuk membiayai kegiatan lain sehingga tidak tepat
sasaran, dan belanja tidak didukung dengan bukti transaksi atau bukti pertanggungjawaban.
Pimpinan sidang dan hadirin sekalian yang saya muliakan, dalam semester 2 tahun
2012, BPK telah melakukan pemeriksaan kinerja atas 124 objek pemeriksaan dilingkungan
pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, BLU, dan badan lainnya. Hasil
pemeriksaan tersebut meliputi, antara lain penetapan formasi dan pengadaan pegawai negeri
sipil, swasembada beras berkelanjutan atau SBB, sumber daya air atau SDA, wilayah sungai
atau WS, serta kinerja bidang lainnya. Hasil pemeriksaan kinerja pada umumnya
menyimpulkan bahwa atas program/kegiatan yang diperiksa masih ditemukan kelemahan-
kelemahan yang dapat mempengaruhi efektivitas tujuan program atau kegiatan. BPK
menemukan 1.440 kasus ketidakefektifan senilai 1,22 triliyun dan kasus 36 kasus
ketidakhematan atau ketidakekonomisan senilai 56,73 miliar serta 12 kasus ketidakefisienan
senilai 141,34 miliar. Salah satu hasil pemeriksaan kinerja yang perlu menjadi perhatian DPD
RI adalah terkait penetapan formasi dan pengadaan PNS. Selama tahun 2007 sampai dengan
2011, jumlah PNS bertambah rata-rata 12,38% pertahun. Pada tahun 2007, jumlah PNS
sebanyak 4.067.201 orang dan pada tahun 2011 menjadi sebanyak 4.570.818 orang atau
bertambah 503.617 orang. Sejalan dengan bertambahnya jumlah PNS tersebut, belanja
pegawai juga terus meningkat. Pada tahun 2007, belanja pegawai pemerintah pusat sebesar
90,42 triliun, meningkat menjadi 180,62 triliun di tahun 2011. Di tingkat pemerintah daerah,
pada tahun 2007 belanja pegawai sebesar 119,25 triliun dan meningkat menjadi 226,54
triliun di tahun 2011.
Atas peningkatan jumlah PNS tersebut, patut dipertanyakan bagaimana penetapan
formasi PNS dan pengadaannya. Oleh karena itu, BPK melakukan pemeriksaan kinerja untuk
menilai efektivitas penetapan formasi dan pengadaan PNS tahun 2009 – 2010. Hasil
pemeriksaan kinerja atas penetapan formasi dan pengadaan PNS tahun 2009 dan 2010
menunjukan adanya kelemahan, di antaranya pengajuan usulan tambahan formasi PNS oleh
instansi pusat dan daerah belum sepenuhnya didasarkan pada analisa kebutuhan dan analisa
beban kerja dan tidak didukung dengan data dan formasi kepegawaian yang akurat. Selain
itu, pertimbangan BKN yang disampaikan kepada Kementerian PAN dan RB hanya berupa
pertimbangan parsial terhadap tambahan formasi PNS pada instansi pusat dan daerah. BKN
belum memberikan pertimbangan atau kajian mengenai tambahan formasi PNS secara
nasional. Selain itu, pemberian pendapat Menteri Keuangan atas ketersedian anggaran untuk
membiayai tambahan formasi PNS secara nasional belum dilakukan. Kementerian Keuangan
hanya memberikan pendapat atas ketersediaan anggaran untuk tambahan formasi PNS di
tingkat pusat. Padahal, semua penambahan formasi PNS, baik di pusat maupun daerah pada
akhirnya akan membebani APBN atau APBD dalam bentuk belanja pegawai dan dana
alokasi umum untuk membiayai belanja pegawai di daerah.
Kelemahan yang mempengaruhi efektivitas pengadaan PNS, antara lain terdapat
pelamar CPNS yang tidak memenuhi syarat batas usia maksimal, tetapi dapat mengikuti
ujian dan dinyatakan lulus serta diberikan NIP oleh BKN. Selain itu, sebagian paksaan
penyaringan CPNS belum dilaksanakan sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Hasil
pemeriksaan BPK tersebut menunjukkan bahwa sistem penetapan formasi dan pengadaan
PNS tahun 2009 – 2010 belum efektif.
BPK juga melakukan pemeriksaan kinerja atas upaya pemerintah untuk mencapai
Swasembada Beras Berkelanjutan atau SBB. Pemeriksaan ini sangat strategis karena beras
merupakan komoditas pangan yang penting bagi masyarakat Indonesia. Swasembada beras
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
8
hanya dapat terwujud jika kebutuhan beras masyarakat dapat dipenuhi. Oleh karena itu,
pembangunan nasional memprioritaskan program ketahanan pangan melalui pencapaian dan
pemantapan swasembada beras berkelanjutan. Ketahanan pangan adalah kondisi
terpenuhinya pangan yang tercemin dari tersedianya pangan yang cukup, aman, merata, dan
terjangkau. Hasil pemeriksan kinerja atas upaya pemerintah dalam rangka pencapaian SBB
tahun 2010 sampai dengan semester 1 tahun 2012 menunjukkan bahwa masih terdapat
beberapa kelemahan berupa kelalaian, kurangnya pembinaan, dan lemahnya pengawasan
dalam pelaksanaan kegiatan. Beberapa kelemahan tersebut menimbulkan ketidakefektifan
pencapaian target atau sasaran dan ketidakhematan penggunaan anggaran. Kelemahan
tersebut, di antaranya target pencetakan sawah tidak tercapai dan pengembangan usaha tani
padi dengan metode System of Rice Intensification atau SRI, yaitu usaha tani padi untuk
mengunakan pupuk organik secara intensif belum efektif dan meningkatkan produktifitas
padi. Selain itu, upaya pengamanan produksi padi melalui kegiatan pengendalian organisme
pengganggu tanaman dan dampak perubahan iklim belum optimal.
Selain penyediaan pangan, pemerintah juga bertanggung jawab menyediakan
pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu, aman, efisien, dan terjangkau. Dalam rangka
pelayanan kesehatan tersebut, pemerintah pada tahun 2012 memiliki sebanyak 627 unit
rumah sakit di seluruh Indonesia. Rumah sakit merupakan garda terdepan dalam melayani
kesehatan masyarakat. Dengan demikian, sudah semestinya tidak ada masyarakat yang tidak
dapat dilayani dengan baik oleh rumah sakit, terutama rumah sakit pemerintah. Untuk
menilai kredibilitas peranan kesehatan rumah sakit tersebut, BPK telah melakukan
pemeriksaan kinerja atas pelayanan kesehatan pada beberapa rumah sakit pemerintah. Hasil
pemeriksaan kinerja atas pelayanan kesehatan pada beberapa rumah sakit menunjukkan
bahwa dari 66 rumah sakit yang diperiksa, hanya satu yang RSUD yang telah efektif dan
mengelola pelayanan obat pada instalasi farmasi. Selain itu, hasil pemeriksaan menunjukkan
bahwa pelayanan kesehatan rumah sakit pada umumnya belum efektif. Hal tersebut terlihat
dari masih adanya kelemahan-kelemahan, antara lain pemenuhan kebutuhan perbekalan
farmasi tidak optimal. Tahap pemilihan, perencanaan, pengadaan, penyimpangan, dan
pendistribusian perbekalan farmasi belum dapat memenuhi tujuan setiap tahapan. Selain itu,
sasaran sarana prasarana instalasi farmasi, rawat inap, dan rawat jalan tidak sesuai standar
sehingga pelayanan tidak optimal.
Sementara itu, hasil pemeriksaan kinerja atas pengerjaan pengelolaan sumber daya air
wilayah Sungai Citarum atau SDA WS Citarum menunjukkan bahwa pengelolaan SDA WS
Citarum selama periode tahun 2009 – 2012 kurang efektif. Hal tersebut terlihat dari masih
adanya kelemahan-kelemahan, di antaranya belum optimalnya pengendalian pencemaran air
limbah domestik yang dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup bersama-sama
dengan pemerintahan daerah. Adanya kelemahan tersebut diakibatkan pencemaran limbah
domestik di Sungai Citarum semakin buruk seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.
Selain itu, terdapat penyimpangan yang diduga mengandung unsur pembuatan melanggar
hukum, tindak pidana di lingkungan berupa pembuangan limbah ke Sungai Citarum oleh
perusahaan tanpa memliki izin pembuangan limbah cair.
Pimpinan sidang dan hadirin yang saya muliakan, BPK telah melakukan penelitian atas
440 objek pemeriksaan yang meliputi objek pemeriksaan di lingkungan pemerintah pusat,
daerah, BUMN, BUMD, BLU, dan badan lain. Cakupan pemeriksaan atas 440 objek
pemeriksaan objek tersebut adalah senilai 352,07 triliun atau sekitar 44,22% dari realisasi
anggaran. PDTT, antara lain dilakukan pada pengelolaan dan pertanggungjawaban program
Jaminan Kesehatan Masyarakat atau Jamkesmas dan Jamkesda, pelaksanaan kontak kerja
sama atau K2S minyak dan gas bumi, serta objek pemeriksaan lainnya. Dari PDTT tersebut,
BPK menemukan sebanyak 2.944 kasus senilai 4,61 triliun merupakan temuan yang
berdampak finansial. Jadi, temuan ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
9
yang mengakibatkan kerugian, potensi kerugian, dan kekurangan penerimaan. Pemeriksaan
atas pengelolaan dan pertanggungjawaban program Jamkesmas dan Jamkesda di 33 provinsi,
BPK menyimpulkan adanya kelemahan yang signifikan. Kelemahan tersebut, antara lain
belum adanya database kepesertaan yang akurat. Pemutahiran data masyarakat miskin tidak
dilakukan dengan baik dan adanya perbedaan data masyarakat miskin antarinstansi. Masih
terdapat risiko masyarakat miskin belum memperoleh pelayanan kesehatan gratis dan tidak
tercakup baik dalam program Jamkesmas dan Jamkesda. Dan, penyaluran pencairan
penggunaan pertanggungjawaban penggunaan dana Jamkesmas belum sesuai dengan
pedoman pelaksanaan Jamkesmas tahun 2010 – 2011. Adanya kelemahan tersebut dapat
mengganggu tujuan program Jamkesmas dan Jamkesda untuk memenuhi hak masyarakat
miskin yang tidak mampu sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar
1945 Pasal 28H dan Undang-Undang No. 23 Tahun 1992. Hasil PDTT dan kontraktor
kontrak kerja sama atau K3S menemukan, antara lain kekurangan penerimaan
negara/perusahaan yang berasal dari koreksi perhitungan bagi hasil dengan K3S sebanyak 50
kasus senilai 372,48 miliar. Kasus tersebut disebabkan K3S tidak mengakomodasi perubahan
lingkup kerja tiap amandemen kontrak yang mendapat persetujuan BP Migas terlebih dahulu
dan K3S kurang cermat dalam melakukan penghitungan home office overhead.
Pimpinan sidang dan hadirin yang saya muliakan, sebagaimana yang telah kami
uraikan tadi, dalam semester 2 tahun 2012, BPK telah melakukan pemeriksaan keuangan,
kinerja, dan PDTT. Pada kesempatan ini, kami ingin menekankan kembali hasil pemeriksaan
signifikan yang beberapa di antaranya telah kami uraikan di muka. Perlu kami jelaskan hasil
pemeriksaan disebut signifikan karena temuan tersebut terjadi secara berulang di setiap LHP,
temuan terjadi di banyak entitas, serta hasil pemeriksaan diperkiraan memiliki implikasi luas
bagi kepentingan masyarakat, baik untuk saat ini maupun masa mendatang. Hasil
pemeriksaan yang perlu mendapat perhatian Pimpinan dan Anggota DPD serta pemangku
kepentingan, antara lain: 1) belanja modal untuk fasilitas umum; 2) upaya pemerintah dalam
rangka pencapaian swasembada beras berkelanjutan; 3) pelayanan kesehatan rumah sakit; 4).
pengelolaan dan pertanggungjawaban program Jamkesmas dan Jamkesda, dan 5) penetapan
formasi dan pengadaan PNS.
Khusus hasil pemeriksaan pembelanjaan modal untuk fasilitas umum merupakan
kompilasi dari hasil pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan PDTT. Belanja modal
untuk fasilitas umum, di antaranya telah digunakan untuk pengadaan gedung dan bangunan,
jalan, jembatan, irigasi, dan jaringan. Data hasil pemeriksaan BPK menunjukkan pertemuan
terkait dan belanja modal untuk fasilitas umum terjadi secara berulang dari tahun ke tahun,
setelah terjadi di entitas pemerintah pusat dan daerah. Dalam semester 2 tahun 2012 hasil
pemeriksaan BK terhadap belanja modal untuk fasilitas umum mengungkapkan adanya
penyimpangan ketentuan perundang-undangan yang mengakibatkan kerugian negara, potensi
kerugian negara, dan kekurangan penerimaan sebanyak 1453 kasus senilai Rp817,47 miliar.
Secara umum, kasus penyimpangan ketentuan perundang-undangan belanja modal untuk
fasilitas umum antara lain terjadi karena: 1) kelalaian rekanan tidak melaksanaan pekerjaan
sesuai perjanjian dan kontrak; 2) ketidakcermatan konsultan pengawas; 3) pejabat pembuat
komitmen atau BPK dan panitia pengadaan dalam melaksanaan tugas serta kelemahan
pengawasan dan pengendalian dari pejabat pimpinan entitas.
BPK mengharapkan kepada Pimpinan dan Anggota DPD RI untuk memberikan
perhatian atas permasalahan signifikan tersebut agar permasalahan tidak terus berulang dan
kerugian terjadi bisa dikembalikan. Kami persilakan Pimpinan dan Anggota DPD RI untuk
mempelajari buku HVS dan LHP-nya yang memuat secara detail permasalahan secara
signifikan tersebut. BPK membuka diri untuk dilakukan pembahasan lebih lanjut pada
kesempatan-kesempatan yang bisa kita tentukan bersama.
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
10
Pimpinan sidang dan hadirin yang saya muliakan, selama periode 2008 sampai 2012,
BPK telah menyampaikan sebanyak 199.302 rekomendasi kepada entitas yang diperiksa.
Dari jumlah tersebut sebanyak 54,89% stau 109,391 rekomendasi BPK telah ditindaklanjuti
sesuai saran dan diantaranya sebanyak 14 ribu 702 rekomendasi atau 13,43 ditindaklanjuti
pada periode semester II tahun 2012. Tindak lanjut berupa penyerahan aset dan atau
penyetoran ke kas negara daerah perusahaan selama semester 2 tahun 2012 adalah sebesar
Rp611,23 miliar dan secara kumulatif dari tahun 2008 sampai dengan 2012 sebesar Rp17,51
triliun.
Selama periode akhir tahun 2003 sampai dengan semester 2tahun 2012, BPK telah
memantau kerugian negara atau daerah sebanyak 17.282 kasus senilai 4,71 triliun. Atas
kerugian tersebut sampai dengan akhir tahun 2012, telah dilakukan pembayaran berupaya
angsuran sebanyak 4.501 kasus senilai 568,34 miliiar. Pelunasan sebanyak 6.928 kasus
senilai Rp750,84 miliar dan sebanyak 127 kasus senilai Rp12,46 miliar telah dihapuskan.
Sisa kasus kerugian negara atau daerah yang belum diselesaikan adalah 10.249 kasus senilai
3,37 triliun. Selama periode semester 2 tahun 2012, telah dilakukan angsuran kerugian
negara sebanyak 82 kasus penilai Rp0,81 miliar. Pelunasan sebanyak 116 senilai Rp5,15
miliar dan penghapusan sebanyak 2 kasus. Pada Semester 2 tahun 2012, BPK telah
menyampaikan pada instansi yang berwenang sebanyak 13 temuan yang mengambil unsur
pidana senilai Rp195,37 miliar. Dengan demikian sejak akhir 2003 sampai dengan semester 2
tahun 2012, BPK telah menyampaikan sebanyak 332 temuan senilai Rp34,35 triliun.
Pimpinan sidang dan hadirin yang saya muliakan, demikianlah hal-hal yang dapat saya
sampaikan pada Sidang Paripurna DPD RI yang terhormat ini. Kami berharap informasi yang
kami sampaikan dalam LHPS dan LHP BPK semester 2 tahun 2012 dapat mendukung tugas
dan wewenang DPD RI sesuai peraturan perundang-undangan. BPK selalu membuka diri
kepada Pimpinan dan Anggota DPD RI untuk mendalami temuan-temuan yang telah kami
sampaikan. Sesungguhnya efektivitas dari hasil pemeriksaan BPK adalah jika LHP-nya
ditindaklanjuti oleh entitas yang diperiksa, satu pihak yang dapat mendorong efektivitas
tindak lanjut tersebut pengawasan yang intensif dari para Pimpinan dan Anggota DPD RI.
BPK yakin dengan dorongan DPD RI kepada pemerintah untuk menindaklanjuti hasil
pemeriksaan BPK, maka ke depan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara
akan semakin baik dan transparan.
Pada akhirnya, kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama dan perhatian
Pimpinan dan Anggota DPD RI yang terhormat. Secara khusus kami juga mengucapkan
terima kasih dan apresiasi atas dukungan Panitia Akuntabilitas Publik atau PAP DPD RI
yang telah menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK dengan sangat bersungguh-sungguh,
termasuk melakukan kunjungan ke perwakilan-perwakilan BPK di daerah. Ke depan, kami
mengharapkan agar kerja sama tersebut semakin ditingkatkan untuk perbaikan pengelolaan
keuangan negara di bumi Indonesia ini.
Walbilahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PEMBICARA : MC
Dilanjutkan dengan penyerahan hasil pemeriksaan BPK.
Yang terhormat Pimpinan DPD dan Pimpinan BPK didampingi oleh Seketaris Jenderal
untuk mengambil tempat. Dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara. Dilanjutkan
dengan foto bersama.
Terima kasih, dan kami persilakan untuk kembali ketempat.
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
11
PIMPINAN SIDANG : LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Kepada teman-teman, harus kami informasikan bahwa setelah saya membacakan
respons DPD itu ada jumpa pers antara Pimpinan BPK, Pimpinan DPD, dan Panitia
Akuntabilitas Publik DPD di ruang yang sudah disiapkan nanti.
Terima kasih kepada Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Hasil
pemeriksaan semester 2 tahun 2012 yang telah kami terima secara khusus kami akan pelajari
dan tindak lanjuti melalui Komite IV sebagai alat kelengkapan Dewan Perwakilan Daerah.
Karena itu, pada kesempatan juga saya kira kami mengundang Pimpinan Komite IV dan
Pimpinan BPK untuk menerima secara simbolis dari Pimpinan DPD laporan PAP, Komite
IV, dan PAP DPD RI untuk menerima secara simbolis laporan dari hasil pemeriksaan BPK,
Komite IV, dan PAP.
Ketua dan Pimpinan BPK yang sama kami hormati, rekan-rekan Anggota DPD yang
berbahagia, bahwa laporan hasil pemeriksaan BPK yang baru saja kita terima dan kita
sampaikan secara simbolis pada Pimpinan Komite IV dan Pimpinan PAP DPD RI itu akan
dijadikan bahan masukan untuk kalau yang terkait dengan indikasi penyimpangan
administrasi atau penyalahgunaan kewenangan negara akan ditindaklanjuti oleh PAP dan
yang terkait dengan hal-hal lainnya itu akan dijadikan bahan pertimbangan oleh Komite IV
dalam penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang APBN.
Hadirin yang mulia, dari penjelasan Ketua BPK tadi kita mengetahui laporan
pemeriksaan semester 2 tahun 2002 ini memuat tentang hasil pemeriksaan BPK semester 2.
Hasil pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan dan hasil pemantauan
penyelesaian kerugian negara, daerah. Dari hasil-hasil tersebut ada beberapa hal yang perlu
kita perhatikan untuk ditindaklanjuti.
Yang pertama, pada semester 2 tahun 2002 BPK telah memprioritaskan pemeriksaan
kinerja terhadap 154 objek pemeriksaan dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu terhadap
450 objek pemeriksaan. Bidang-bidang pemeriksaan yang telah dilakukan, antara lain bidang
pertahanan pangan, bidang kesehatan, bidang reformasi birokrasi, dan tata laksana. Hasil
pemeriksaan tersebut, BPK menemukan sebanyak 12.947 kasus senilai kalau rupiahnya itu
9,72 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.990 kasus senilai Rp5,83 triliun merupakan
temuan ketidakpatuhan yang mengakibatkan kerugian, potensi kerugian, dan kekurangan
penerimaan. Poin ini saya kira menjadi bagian dari tugas utama PAP. Kita tentu
mengapresiasi kinerja BPK karena telah berhasil mendorong entitas yang diperiksa untuk
menyerahkan aset atau penyetoran ke kas negara, daerah, perusahaan senilai 124,13 miliar.
DPD RI akan terus mendukung setiap upaya yang dilakukan BPK dalam menyelamatkan
keuangan negara karena upaya tersebut harus dilakukan dengan komitmen bersama dari
setiap entitas pemerintahan.
Poin kedua yang perlu kita catat adalah terkait dengan opini pemeriksaan dalam
semester 2 tahun 2012, BPK telah memeriksa lima LKPD tahun 2011, yaitu Provinsi Aceh,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku, dan Papua Barat. BPK memberikan opini
“Wajar Dengan Pengecualian” atas LKPD Provinsi Aceh, Kalimantan Tengah, dan
Kalimantan Timur serta opini “Tidak Memberikan Pendapat” atas LKPD Provinsi Maluku
dan Papua Barat. Ini juga tugas dari PAP dan saya kira secara khusus juga rekan-rekan yang
berasal dari dua provinsi yang secara khusus disebutkan itu. Untuk LKPD kabupaten, BPK
telah melakukan pemeriksaan atas 82 LKPD kabupaten tahun 2011. BPK memberikan opini
WDP (Wajar Dengan Pengecualian) atas 28 LKPD. Opini “Tidak Wajar” atas dua LKPD,
yaitu Kabupaten Kutai, Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten Nabire
Provinsi Papua, serta opini TMP atau 52 LKPD. Untuk LKPD kota, BPK telah memeriksa
tujuh LKPD kota tahun 2011. BPK memberikan opini “Wajar Dengan Pengecualian” atas
dua LKPD, yaitu Kota Gunung Sitoli Provinsi Sumatera Utara dan Kota Banjarbaru Provinsi
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
12
Kalimantan Selatan. Opini “Tidak Wajar” atas satu LKPD, yaitu Kota Manado. Ibu Sintje
baru masuk, ini Kota Manado ternyata tidak wajar. Opini “Tidak Wajar” atas Kota Manado
dan opini TMP atas empat LKPD, yaitu Kota Samarinda, Kota Pare-pare, serta Kota Ambon
dan Tual Provinsi Maluku. Pemeriksaan LKPD tingkat provinsi kabupaten/kota oleh BPK
diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan keuangan negara di
daerah sehingga mampu mewujudkan pembangunan daerah terencana, terukur, dan terarah.
Perlu dicatat bahwa di dalam era otonomi daerah, saya kira ujung tombak pencapaian tujuan
negara itu ada pada daerah sehingga fokusnya di daerah menjadi sangat signifikan.
Ketiga, dalam periode tahun 2003 sampai dengan semester 2 tahun 2012, BPK telah
memantau kerugian negara daerah sebanyak 17.282 kasus senilai Rp4,71 triliun. Sampai
dengan akhir tahun 2012, telah dilakukan pembayaran berupa angsuran sebanyak 4.501 kasus
senilai Rp568,34 miliar, pelunasan sebanyak 6.928 kasus senilai Rp750,84 miliar, dan
sebanyak 127 kasus senilai Rp12,46 miliar telah dihapuskan. Sisa kasus kerugian negara
daerah yang telah diselesaikan telah sebanyak 10.249 kasus senilai Rp3,37 triliun. Selama
periode semester 2 tahun 2012, telah dilakukan angsuran kerugian negara sebanyak 82 kasus
senilai Rp0,81 miliar, pelunasan sebanyak 116 kasus senilai Rp5,15 miliar, dan penghapusan
sebanyak dua kasus. Pada semester dua tahun 2012, BPK menyampaikan pada instansi yang
berwenang sebanyak 13 temuan yang mengadung unsur pidana senilai Rp195,37 miliar. Saya
kira ini perlu diseriusi 13 temuan ini oleh BPK, oleh PAP di DPD.
Dengan demikian, sejak akhir tahun 2003 sampai dengan semester 2 tahun 2012, BPK
telah menyampaikan sebanyak 332 temuan senilai Rp34,35 triliun. Atas hasil pemeriksaan
BPK tersebut, DPD akan terus berupaya mengoptimalkan pengawasan terhadap tata kelola
serta akuntabilitas keuangan negara dan daerah sesuai dengan harapan masyarakat. Kami
juga mengharapkan pada BPK, selain menyerahkan hasil pemeriksaan semester seperti
sekarang ini, kiranya hsail pemeriksaan yang dilakukan secara parsial oleh BPK dapat pula
disampaikan pada DPD dan alat kelengkapan DPD yang terkait. Hasil-hasil investigasi atau
pemeriksaan secara parsial oleh BPK, kami juga berharap untuk dapat menerima itu.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas konstitensi
kerja sama, dukungan dan kerja sama lapangan dengan BPK regional di berbagai provinsi.
Sebagai catatan dari hasil konferensi kita yang diikuti oleh PAP di Canberra baru saja
belangsung diharapkan kerjasama antara PAP, BAKN, DPR, dan BPK untuk
menindaklanjuti kasus-kasus temuan seperti yang disampaikan pada hari ini.
PEMBICARA : BAHAR NGITUNG (SULSEL)
Interupsi Pimpinan, B-13, Sulawesi Selatan. Dari data yang ada sebaiknya jangan cuma
yang jelek-jelek. Kalau bisa, kalau ada data disampaikan juga minimal provinsi yang dapat
WTP.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Nanti disampaikan laporannya secara lengkap kepada seluruh rekan di DPD melalui
alat kelengkapan yang terkait. Sebelum melanjutkan agenda Sidang Paripurna ke-12 Dewan
Perwakilan Daerah ini, maka kami mohon waktu beberapa saat guna mengantarkan saudara
kita, Bapak Ketua BPK, Pimpinan BPK, dan seluruh pejabat BPK yang ada di dalam ruangan
ini untuk meninggalkan ruangan dan diantar oleh Ibu Ratu. Selanjutnya, ke ruang jumpa pers
untuk melakukan jumpa pers bersama. Kami persilakan kepada Pak Ketua BPK dan seluruh
pimpinan serta seluruh pejabat kita.
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
13
Anggota dewan yang terhormat, setelah kita melepas Pimpinan BPK, kita kembali
melanjutkan sidang ini. Agenda kita sekarang adalah penyampaian hasil kegiatan di daerah
dari setiap provinsi dan berbagai masalah kasus yang muncul di masyarakat dan sebentar lagi
akan kita dengar pula berbagai laporan dari daerah, semakin jelas adanya kebutuhan untuk
DPD baik secara kelembagaan dewan maupun anggota perseorangan untuk senantiasa
responsif dan hadir ruang publik. Untuk itu, kita perlu cermati dengan baik laporan yang
akan disampaikan seluruh daerah dari seluruh daerah di Indonesia pada Sidang Paripurna kali
ini. Sekali lagi, temuan-temuan kita di daerah, fakta-fakta yang kita dapatkan di daerah perlu
kita cermati sehingga bisa menjadi acuan untuk kita menyampaikannya ke publik selain kita
menyampaikan secara resmi di ruangan ini.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 12 huruf H dan Pasal 216 Ayat (1) Tatib DPD, kegiatan
anggota DPD daerah yang diwakilinya dilakukan dalam rangka memenuhi kewajiban
anggota DPD untuk menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi
masyarakat dan daerah. Untuk selanjutnya, laporkan dalam Sidang Paripurna setiap awal
masa sidang. Untuk itu, secara berurutan kami akan mempersilakan kepada wakil masing-
masing provinsi untuk menyampaikan laporan kegiatan di daerah. Perlu kami ingatkan sesuai
dengan konvensi yang kita bangun bahwa laporan dari daerah maksimal waktunya sepuluh
menit karena laporan lengkapnya akan diserahkan kepada secretariat, kemudian akan
didistribusikan pada alat kelengkapan yang terkait.
Pada kesempatan pertama, saya kira kami persilakan dari Provinsi Sumatera Barat
dulu. Silakan.
PEMBICARA : ALIRMAN SORI, SH., M.Hum., MM. (SUMBAR)
Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om swastiastu.
Yang sama-sama kita hormati Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia, Bapak dan Ibu Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.
Pertama, kami ingin menyampaikan secara singkat.
1. Komite I dari hasil kunjungan kerja yang kita lakukan lebih kurang satu bulan itu
khusus Kota Padang, Ibu Ema dan Pak Afrizal. Kalau moratorium pegawai ini tidak
segera dicabut kembali, secara khusus Kota Padang akan kekurangan guru 1200.
Khusus Kota Padang.
2. Karena Pansus Agraria sudah selesai, ternyata di Sumatera Barat itu konflik agraria
sebanyak 119.300 kasus yang terjadi di Sumatera Barat yang eskalasinya bervariasi.
Namun, secara khusus di Sumatera Barat penyelesaiannya masih bisa secara
musyawarah dan mufakat. Di sisi lain, kasus ini akan menjadi bom waktu jika tidak
diselesaikan secara cepat.
3. Soal UN kita semua sudah tahu. Saya kira ini memang harus menjadi kajian yang
mendalam bagi DPD RI untuk segera mengambil langkah-langkah cepat dan strategis
karena hampir setiap daerah, kegiatan UN ini mendapat reaksi yang cukup besar. Satu
daerah bisa saja berbeda walaupun sudah ditetapkan tanggal ujiannya sama secara
nasional, tetapi satu provinsi saja di satu daerah bisa berbeda-beda. Ini kan suatu hal
yang harus kita cermati, apa persoalan yang mendasar yang terjadi di republik ini.
Tentu atas nama pribadi saya juga menyampaikan kepada teman-teman, Pak Laode
sudah mau pindah ke sebelah. Jangan nanti setelah sampai di sebelah, DPD-nya juga tidak
diperhatikan. Jangan perdebatannya seperti sekarang DPR dengan DPD, begitu. Pak
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
14
Adhariani juga sudah mau menyeberang, Pak Afrizal teman saya dari Sumatera Barat sudah
menyeberang juga. Saya tidak menyeberang tetap di DPD karena mau mencalonkan sebagai
Ketua DPD nanti. Itu kalau terpilih. Tadi sudah diberi rekomendasi oleh Pak yang dari
Medan, Pak Parlin sudah kasih rekomendasi, “Jangan mencalon yang lain, calon Ketua DPD
saja.” Siap. Kemudian, juga banyak yang sudah pindah sebenarnya. Saya kampanye supaya
nanti dipilih saja, Bu, jangan ragu-ragu memilih. Tentunya kita juga berdoa, saat ini saya
tahu dan mencatat dengan baik, Saudara kita Budi Doku akan ditentukan pada pukul 14.00
WIB nanti nasibnya. Apakah hasil Mahkamah Konstitusi akan berpihak kepada hasil
Pemilunya, mudah-mudahan saja bisa menang dan menjadi wakil walikota di Kota
Gorontalo. Ibu Ida juga sudah pindah ke sebelah jadi anggota DPR dan banyak yang lain.
Saya kira itu yang dapat saya sampaikan karena waktunya sepuluh menit. Kita berdoa
bersama bagi yang menyeberang jangan sampai, Pak Sofwat juga menyeberang ke sebelah?
Belum. Mudah-mudahan dengan adanya perpindahan seperti ini akan memberikan penguatan
bagi DPD pada tahun 2014 yang akan datang. Itu harapan kita semua. Selamat Pak Laode,
semoga menjadi pimpinan di sana.
Billahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om santi santi santi om.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Iya, terima kasih Pak Alirman.
Kami persilakan, Pak, dari Babel.
PEMBICARA : H. ROSMAN DJOHAN (KEPULAUAN BABEL)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang kami hormati Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dan
rekan-rekan Anggota DPD, yang kami hormati Pak Sesjen dan jajarannya.
Dengan singkat, kami melaporkan hasil kunjungan kerja bagi daerah Bangka Belitung.
1. Dari Komite I secara diambil yang penting-penting saja. Pertama, dari kunjungan kerja
atau reses ini, baik di pemerintahan daerah maupun di masyarakat, perselisihan
sengketa antara Provinsi Bangka Belitung dengan Kep. Ri, yaitu sengketa Pulau Tujuh
yang sampai sekarang belum dapat diselesaikan. Daerah pemerintah Provinsi Bangka
Belitung menyarankan supaya ini dapat diselesaikan oleh Departemen Dalam Negeri.
Kedua, masalah Pilkada untuk tahun 2013 ini Bangka Belitung ada tiga daerah Pilkada.
Pertama, di Kotamadya Pangkal Pinang untuk walikota, Ketua Bupati Bangka Induk,
ketiga Bupati Belitung Barat. Dua anggota DPD menjadi calon, yaitu Saudara Bahar
untuk Pangkal Pinang dan Ibu Astuti untuk Bupati Bangka. Dari Komite I, masalah
pembebasan tanah yang dialami bagi daerah tingkat II ini sangat memberatkan di
dalam mereka memperluas pembangunan infrastruktur. Mereka mengharapkan
pembebasan tanah ini kiranya dari pemerintah pusat dan provinsi dapat ikut bersama-
sama dengan daerah tingkat II-nya.
2. Untuk Komite II, itu sangat menyambut dengan adanya Undang-Undang tentang
Perkebunan karena di daerah kita menjadi sengketa bagi daerah-daerah perkebunan
yang ada di daerah Bangka Belitung, terutama dalam hal memperpanjang hak guna
usaha.
3. Komite III, masalah Ujian Nasional. Jadi, disarankan dalam Paripurna ini agar supaya
DPD kita, lembaga DPD ini bisa memberi pertimbangan terhadap Ujian Nasional ini di
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
15
masa yang akan datang. Daerah Bangka juga seperti daerah-daerah lain walaupun pada
umumnya berjalan dengan lancer, tetapi ada soal-soal dari satu sekolah untuk sekolah
lain kekurangan materi soal. Jadi, menunggu beberapa sekitar di bawah 30 – 45 menit
menuju soal-soal di sekolah yang lain. Jadi, disarankan supaya ini pelaksanaannya
kiranya dapat dilimpahkan oleh Menteri Pendidikan kepada gubernur sebagai wakil
pemerintah pusat di daerahnya.
4. Komite IV. Oleh karena di Komite IV ini ada rencana membuat Rancangan Undang-
Undang Tabungan Perumahan Rakyat, ini sangat disambut baik oleh masyarakat di
sana sehingga DIM yang diminta itu terlampir di depan laporan Komite IV. Untuk
diketahui juga, di dalam rangka kita memberi kepada pertemuan kita dengan
masyarakat mengenai sosialisasi atas keputusan MK dengan adanya DPR dan DPD
setara, ini antusias daripada masyarakat itu dapat dilihat umpamanya dalam ikut
pencalonan DPD sekarang ini. Banyak mantan-mantan birokrasi yang ikut untuk
bertarung dalam Pilkada DPD tahun depan, seperti mantan gubernur, mantan wakil
gubernur, mantan walikota, bahkan walikota yang aktif sekarang ikut juga sebagai
anggota DPD.
Demikian dari kami dan terima kasih atas perhatian.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Pak Rosman.
Berikutnya Papua, silakan.
PEMBICARA : Drs. PAULUS YOHANES SUMINO, MM. (PAPUA)
Para pimpinan sidang, sahabat-sahabat senator se-Indonesia yang kami banggakan,
kami cintai. Izinkan saya langsung menyampaikan laporan daerah.
Pertama ketika kunjungan teman-teman Anggota MPR yang dipimpin oleh Saudara
Ahmad Farhan Hamid beserta timnya telah melakukan pertemuan dengan Kapolda Papua,
Gubernur Provinsi Papua, Pangdam Cendrawasih, Anggota DPD serta tokoh-tokoh
masyarakat. Dari pertemuan tersebut, dapat diberikan masukan sebagai berikut.
1. Masyarakat di perbatasan menyampaikan bahwa ada masalah batas negara dan batas
adat yang menimbulkan permasalahan antara masyarakat di kedua negara tersebut.
Batas adat sampai dengan Kalitami, sedangkan batas negara melewati Kalitami. Adat
sampai batas yang sekarang ini. Persoalannya kepala suku pemegang hak ulayat,
pemilik hak batas negara adalah warga negara PNG. Kegiatan ekonomi di wilayah ini
sangat sulit dilakukan oleh masyarakat perbatasan kita karena berada di wilayah adat
PNG. Maka, usulnya adalah agar tanah tersebut dibeli saja oleh pemerintah Indonesia
agar supaya masyarakat adat kita bisa secara bebas melakukan kegiatan ekonomi.
2. Masyarakat di wilayah perbatasan Skouw masih kegelapan karena tidak ada instalasi
listrik yang membutuhkan bantuan alat penerangan dan membutuhkan bantuan
penguatan ekonomi masyarakat perbatasan. Oleh karena itu, diminta agar supaya
pengawasan terhadap dana pembangunan perbatasan diperketat. Ada indikasi terdapat
ketidakefektifan di dalam penggunaan dana tersebut.
3. Hasil pertemuan kunjungan dengan Gubernur Sandau. Saudara pimpinan dan para
anggota yang kami hormati, Gubernur Sandau, yaitu perbatasan PNG dengan kita,
sangat ramah dan sangat antusias, sangat bersahabat menyambut rombongan ini. Dan,
dilaporkan bahwa PNG sedang membangun sekolah internasional pada titik perbatasan.
Yang kedua, sedang meningkatkan fasilitas perdagangan. Gubernur Sandau
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
16
menawarkan kerja sama dengan pemerintah RI, khususnya Provinsi Papua, dengan
menawarkan berbagai macam peluang usaha. Ini teman-teman senator yang
mempunyai naluri bisnis diundang ke sana karena banyak orang Malaysia bermain di
sana, tetapi kita sendiri yang bertetangga dekat malah kurang bermain bisnis di sana.
Ini undangan yang simpatik, saya piker, untuk teman-teman pencinta bisnis. Ketua
delegasi memberikan respons untuk mempelajari dan akan melanjutkan pada
pemerintah pusat.
Pimpinan yang kami hormati, kami dari Papua mengusulkan agar supaya Sidang
Paripurna penyampaian laporan ini bergairah kami mengusulkan supaya dalam Sidang
Paripurna di mana dilaporkan kegiatan di daerah dan aspirasi daerah ini diundang semua
departemen. Tidak harus menterinya dating, tetapi barangkali deputi-deputi bagian
perencanaan dapat diundang sehingga kita sendiri juga akan menjadi lebih serius di dalam
memberikan masukan-masukan ini.
1. Masukan untuk Komite I:
a. terbukti akses Pemilukada sangat merusak birokrasi pemerintahan di Papua,
pergantian jabatan yang tidak didasarkan pada latar belakang pendidikan, latar
belakang profesi dan karier, tetapi lebih didasarkan pada kepentingan politik
praktis daripada tim susksesnya;
b. ternyata dapat merusak sistem perencanaan pembangunan karena aspirasi yang
disampaikan masyarakat tidak terserap dalam Musrembang tetapi aspirasi-aspirasi
politik yang lebih banyak terserap di dalam perencanaan pembangunan itu; 3)
meminta kepada Mendagri agar supaya memperhatikan sistem mutasi pegawai
negeri dan jabatan-jabatannya dilakukan atas dasar sistem yang baik. Dewan
jabatan supaya diaktifkan kembali.
2. Masukan untuk Komite II:
a. untuk memenuhi kebutuhan rumah layak huni di Papua cukup besar. Kebutuhan
rumah di Provinsi Papua, yaitu Indonesia Bagian Timur, yaitu Kota Jayapura,
Kabupaten Mimika, Kabupaten Jaya Wijaya, Puncak Jaya, Yahukimo, dan wilayah
pegunungan Jaya Wijaya, Kabupaten Puncak Jaya, daerah-daerah ini sangat tinggi.
Ini adalah undangan juga untuk para pengembang bisa membangun usahanya di
sana, tetapi juga untuk dapat dijadikan masukan pada Menteri Perumahan;
b. begitu juga mengenai sarana dan prasarana untuk beberapa kabupaten harus lebih
ditingkatkan demi mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah. Pembangunan
pelabuhan di Timika yang akan menjadi pintu gerbang bagi masuknya barang-
barang di pedalaman ini perlu dipercepat. Pembangunan jalan yang
menghubungkan antara pelabuhan dengan daerah-daerah produksi perlu
dipercepat.
3. Masukan untuk Komite III:
Salah satu prioritas dalam Undang-Undang Otonomi Khusus adalah bidang kesehatan,
tetapi masih banyak masyarakat Papua yang tidak mendapatkan pelayanan di dalam
rawat inap. Oleh karena itu harus diprioritaskan dalam pembahasan dengan Menteri
Kesehatan:
a. pembangunan penambahan rumah sakit di kabupaten untuk rawat inap, serta harus
diadakan puskemas-puskemas dengan rawat inap;
b. penambahan perlengkapan sarana dan prasarana di rumah sakit, yaitu tenaga
medis, paramedis sehingga para pasien dapat dilayani dengan sebaik-baiknya;
c. perlu perhatian adanya pemberian insentif kepada para bidan yang bertugas
standby 24 jam sama dengan para perawat;
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
17
d. perlu dibangun rumah, kopel atau barak bagi pegawai negeri sipil di bidang
kesehatan, bidang pendidikan, dan PNS bidang pemerintahan di daerah-daerah
pemekaran.
Pak Pimpinan, jadi daerah-daerah pemekaran ini ada strukturnya, ada organisasinya,
tetapi tidak ada fasilitas untuk tidur, membuat para pegawai ini tidak tinggal di tempat
tugasnya. Sehingga, wajarlah bilamana rakyat Papua marah karena tidak terlayani.
4. Untuk Komite IV:
a. pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Perpajakan. Masih terdapat
kendala, yaitu mengenai kepatuhan sukarela wajib pajak dalam melaksanakan
kewajiban perpajakan. Wajib pajak yang tidak melaksanakan self resisment dengan
benar dilakukan imbauan, konseling, dan pemeriksaan;
b. mekanisme pembagian hasil kepada daerah-daerah dilakukan oleh Direktorat
Jenderal Perimbangan Keuangan. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
bertugas mengumpulkan pajak sebanyak-banyaknya dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku, tetapi dirasakan pembagiannya kepada daerah. Ini yang
tidak berimbang;
c. sehubungan dengan ditetapkan PBB sektor pedesaan dan perkotaan menjadi pajak
daerah paling lambat 1 Januari 2014 berdasarkan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah, baru dua kabupaten telah
dialihkan kepada daerah pada tahun 2013 ini, di Kabupaten Fak-Fak, di Papua
Barat, dan Kabupaten Mimika di Papua. Sisanya baru nanti pada tanggal 1 Januari
2014. Implementasi di lapangan tentang pengalihan PBB sektor perkotaan dan
pedesaan berjalan dengan lancar. Data yang harusnya diberikan kepada semua
dalam bentuk hard and softcopy, hal ini sesuai dengan keputusan bersama Menteri
Dalam Negeri dan Menteri Keuangan;
d. mengenai koperasi diharapkan dapat didorong agar supaya koperasi dapat menjadi
pilar utama dalam membangun ekonomi kerakyatan. Pada saat ini, peranan
koperasi semakin surut, semakin tenggelam. Oleh karena itu, disarankan agar
supaya dibenahi keanggotaan dengan melakukan pendidikan para anggota dan
pembangunan pasar bagi komunitas-komunitas rakyat. Diharapkan koperasi dapat
menjadi penampung komoditas-komoditas daripada rakyat; 5) menerapkan
teknologi untuk produksi dan pengolahan bahan baku agar supaya mempunyai
nilai tambah.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Waktu, Pak, waktu telah selesai.
PEMBICARA : Drs. PAULUS YOHANES SUMINO, MM. (PAPUA)
Kalau begitu terakhir saya sampaikan hasil pemeriksaan BPK. Ternyata dari laporan
Ibu Ibo yang kemarin ke BPK, setelah kita mendapatkan laporan dari BPK tadi, ini temuan di
BPK di Papua ini sangat besar. Diketemukan ada Rp5 triliun temuan yang sekarang sudah
ditindaklanjuti baru Rp1 triliun. Sedang dalam proses itu Rp3,3 triliun, dan terdapat
perkiraannya terdapat yang tidak dapat lagi ditindaklanjuti itu ada Rp702 miliar. Terhadap
yang tidak dapat ditindaklanjuti ini, kita mengusulkan supaya ada kebijakan untuk pemutihan
atau dialihkan kepada piutang negara sehingga tidak mengganggu neraca daripada APBD
yang selalu disclaimer karena aset-aset daerah ini. Ini usulan daripada Papua.
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
18
Kami melampirkan semua data-data yang dibutuhkan oleh masing-masing komite.
Barangkali nanti dapat dikutip dari sini untuk dapat ditindaklanjuti dalam rapat kerja dengan
para menteri terkait.
Sekian dan terima kasih, Ketua.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih, Pak Paulus.
Sulawesi Barat? Belum ada orangnya. Papua Barat? Belum siap juga. Lampung? Iya.
PEMBICARA : ISWANDI, A.Md. (LAMPUNG)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi.
Om swastiastu.
Saya hanya ingin melaporkan sedikit saja tentunya. Saya ucapkan terima kasih kepada
Ketua yang saya hormati, teman-teman Anggota DPD RI yang saya ucapkan selamat yang
telah mendaftar tentunya. Kalau yang mau pindah ke sebelah, saya ucapkan semoga berjuang
untuk DPD juga.
Laporan saya reses saya mulai.
1. Komite I, yaitu di bidang KPU yang telah membuka kemarin ditutup pada tanggal 22.
Tentunya saya sangat mengapresiasi yang mencalonkan menjadi calon Anggota DPD
RI itu sebanyak 31 dengan kuota 27 untuk laki-laki dan 4 untuk wanita. Nah, ini sangat
menurun drastis karena pada waktu periode 2009 – 2014 itu mencapai 58. Nah, ini
tentunya ternyata perjuangan untuk masuk DPD ini sangat berat, makanya teman-
teman juga tidak banyak mendaftar lagi. Saya ucapkan juga kepada DOB (Daerah
Otonomi Baru) yang telah dilantik kemarin dengan pejabat bupatinya, yaitu Bapak
Kirlani. Nah, ini tentunya DPD sangat apresiasi karena pada waktu itu adanya
pemekaran ini dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat, yaitu untuk wilayah
Pesisir Barat. Nah, ini tentunya dengan adanya pemekaran ini mendapatkan pelayanan
yang lebih baik.
2. Komite II, ini masih banyaknya saluran irigasi yang rusak. Tentunya ini pada teman-
teman Komite II sangat mendapat perhatian. Karena apa? Makin lama makin
berkembang penduduk kita, kebutuhan bahan pokok kita semakin meningkat. Tetapi, di
sisi lain infrastruktur kita juga tidak menunjang. Nah, ini yang sangat kita sayangkan.
Adanya masukan bahwa subsidi pupuk juga menurun. Nah, ini seharusnya ini menjadi
perhatian kita. Karena apa? Lahan pertanian kita ini sudah sangat tergantung terhadap
pupuk kimia sehingga kalau nantinya ini menurun saya khawatir produksi pangan kita
juga ikut menurun. Apalagi, infrastruktur yang lain juga tidak menunjang. Masih
banyak sektor usaha kecil yang sangat mengalami kesulitan ini butuh pendampingan
tentunya. Beberapa kali kita sampaikan, tetapi di dalam pelaksanaannya juga masih
sulit. KUR yang menjadi suatu andalan Kredit Usaha Rakyat juga tidak bisa
memberikan peningkatan terhadap usaha rakyat yang ada di daerah banyaknya kendala.
Tentunya ini pendampingan penting.
3. Komite III ini mengenai tentang UN yang sangat berhasil di Provinsi Lampung.
Tentunya persiapannya sudah sesuai dengan standar operasional Ujian Nasional
sehingga ini terlaksana dengan baik. Dan, adanya SMK ini tentunya diharapkan harus
adanya penerimaan guru. Karena apa? Kalau ini tidak disisasati nanti yang sudah
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
19
waktunya pensiun ini segera pensiun sehingga kekurangan-kekurangan itu tidak
terakomodasi. Kadang-kadang kita ini regenerasinya selalu telat. Ini yang terpenting.
4. Komite IV, yang sangat saya tekankan tentunya, yaitu adanya Pajak Pertambahan Nilai
yang hampir setiap provinsi itu memiliki, tetapi di dalam pungutannya itu lari ke pusat
semua. Jadi, ini hasil diskusi bahwa diharapkan Pajak Pertambahan Nilai ini dapat lari
ke daerah. Karena, ini dapat meningkatkan dalam pembiayaan infrastruktur karena
banyak infrastruktur kita yang tentunya di dalam melayani kendaraan itu sangat luar
biasa, tetapi pertambahan nilainya untuk infrastruktur kita sangat lambat, tidak sesuai
dengan pertambahan kendaraan itu sendiri, pertambahan perdagangan itu sendiri,
termasuk pelayanan ekspor impor. Ini tentunya kami DPD, terutama Komite IV, dapat
memberikan penekanan pada Pajak Pertambahan Nilai untuk lari ke daerah.
Saya kira itu yang bisa saya sampaikan. Tentunya masing-masing bisa mendapat
perhatian.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om santi santi santi om.
Selamat siang.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Berikutnya, kami persilakan kepada rekan dari Riau. Jambi? Nanti setelah itu baru
menyusul. Sudah terlanjur.
PEMBICARA : Dra. Hj. JUNIWATI T. MASJCHUN SOFWAN (JAMBI)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera.
Om swastiastu.
Yang saya hormati Pimpinan DPD beserta seluruh Anggota DPD. Yang juga saya
hormati Bapak Plt. Sesjen dan seluruh jajarannya.
Sebelum saya menyampaikan laporan, patut kiranya kita semua menyampaikan selamat
kepada kita semua yang telah berhasil untuk dikembalikan wewenang kita dengan
menangnya judicial review yang telah disampaikan ke Mahkamah Konstitusi dan
sebagaimana yang dilakukan oleh Pimpinan saat ini, kami juga telah menerima tanda
penghargaan atas keberhasilan Rancangan Undang-Undang DIY. Sebaiknya juga terhadap
keberhasilan ini Pimpinan itu juga memberikan penghargaanlah karena itu juga adalah hasil
kerja keras kita semua, terutama Tim Litigasi dan Pimpinan itu sendiri. Tepuk tangan.
Terima kasih.
Pak Wayan ada tidak di sini? Pimpinan Tim Litigasi. Lagi mengumpulkan KTP
barangkali.
Baik, ini ada beberapa permasalahan yang kami temui saat reses di Provinsi Jambi.
1. Yang berkaitan dengan Komite I.
a. Saat ini, pemerintah provinsi berencana untuk membangun pelabuhan di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Nanti namanya Pelabuhan Ujung Jabung. Di
sini akan berakibat tergusurnya 62 KK. Sepertinya memang sedikit, tetapi lahan
yang mereka miliki itu cukup luas dan pada pembangunan tahap pertama ini yang
akan dijadikan lokasi pelabuhan ada 104,32 hektar. Itu masih tahap pertama. Oleh
karena itu, kami menemui dari bidang pemerintahan, apakah mereka sudah
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
20
melaksanakan UU No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah untuk
pembangunan bagi kepentingan umum. Karena, ini kalau tidak dilaksanakan sesuai
dengan UU nantinya akan timbul berbagai macam persoalan-persoalan dengan
tergusurnya, mungkin lebih banyak daripada 66 KK nantinya. Dan, setelah
diadakan pertemuan ternyata memang saat ini sedang melakukan istilahnya itu
tahap perencanaan dan pengadaan tanah serta persiapan pada tanah tahap
melaksanakan konsultasi publik. Jadi, ternyata sudah dilaksanakan oleh
pemerintah provinsi dan pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Namun,
menurut hemat kami ini harus tetap dilaksanakan pengawasan.
b. Kemudian yang kedua adalah mengenai UU No. 26 Tahun 2007 tentang Rencana
Tata Ruang. Ini masalah klasik yang belum selesai-selesai. Untuk Provinsi Jambi,
belum berlaku Perdanya karena sedang menunggu penomoran dari Kemendagri.
Sehingga, dengan menunggu-menunggu ini, maka tata ruang di Provinsi Jambi itu
masih banyak mengalami permasalahan sebagaimana di provinsi lainnya juga. Ini
hanya sebagai contoh, pemprov mengakui ternyata masih banyak persoalan aset
berupa lahan mirip pemerintah yang bersengketa dengan pihak lain. Jadi, terbit
sertifikat ganda atau bisa dikatakan juga sertifikat yang tumpang tindih. Saya kira
pembenahan ini harus berawal dari BPN Wilayah Provinsi Jambi.
c. Mengenai pengawasan Pemilukada, pesta demokrasi Pilkada di tahun 2013 ini
sudah diawali dengan satu daerah, yaitu Merangin. Kemudian, nanti bulan Juni,
Kota dan kemudian Kerinci. Dan, berikutnya tentu saja ke Pemilu tahun 2014. Kita
menargetkan Pemilukada dapat berjalan dengan aman dan kondusif. Dan, selama
ini memang Pak Pimpinan Pemilukada di Provinsi Jambi itu berjalan dengan aman
dan sukses. Mudah-mudahan hanya sampai, ketidakpuasan yang kalah itu hanya
sampai mengajukan ke MK saja, tetapi antartim sukses itu tidak terjadi akses-
akses, seperti adanya permusuhan dan sebagainya. Namun, tidak bisa dipungkiri
tetap saja ketidaknetralan PNS di dalam pemilukada ini kita rasakan. Bahkan, di
Kabupaten Merangin sebelum terjadi Pemilukada banyak sekali PNS yang tidak
bergabung dengan incumbent itu sudah dipecat-pecat atau dimutasi dan
sebagainya.
2. Komite II, ini masalah klasik juga.
a. Pupuk masih menjadi permasalahan yang selalu dikemukakan oleh masyarakat.
Pupuk, subsidi masih banyak dijual dengan harga eceran tertinggi, dan distribusi
pupuk yang tidak tepat sasaran, kelangkaan pupuk itu sendiri, dan lemahnya
pengawasan terhadap masalah ini. Untuk menanggulangi, sarannya adalah
melaksanakan pelatihan pembuatan pupuk organik kepada petani agar petani tidak
tergantung pupuk yang disediakan oleh pemerintah. Ini bisa menjadi program
kampanye juga ini, teman-teman ya. Pelatihan pembuatan pupuk organik.
b. Masalah jalan, Komite II, saat ini kondisi jalan di Provinsi Jambi relatif baik, kami
rasakan sendiri, dibandingakan sembilan bulan sampai satu tahun yang lalu. Yang
masih rusak adalah kalau kita memasuki Kabupaten Kerinci itu daerah Sanggaran
Agung dan Kecamatan Sungai Jambu serta Kecamatan Merangin. Untuk jalan-
jalan lainnya, Pemda Provinsi Jambi sudah menganggarkan lebih dari seperempat
APBD-nya untuk perbaikan jalan dan ini sudah kami rasakan sendiri. Tetapi, yang
dikhawatirkan adalah apabila Perda Provinsi Jambi No. 8 tentang penyelenggaraan
jalan untuk angkutan hasil tambang, perkebunan, dan lainnya sampai saat ini masih
dimoratorium. Janjinya hanya tiga bulan, kalau tiga bulan ini sudah lewat, dengan
alasan masih menunggu peraturan gubernur untuk masalah teknisnya, antara lain
juga diharapkan para investor itu membuat jalan alternatif atau melalui sungai.
Kalau menunggu itu, menurut hemat kami, waktunya akan panjang sekali. Dan
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
21
sementara menunggu, maka jalan-jalan yang sudah diperbaiki dengan
menggunakan anggaran yang demikian tinggi akan rusak lagi karena saya melihat
sendiri bahwasanya truk-truk yang digunakan untuk mengangkut batu bara
maupun kelapa sawit, istilahnya CPU, itu tonasenya luar biasa besar. Maksudnya,
melebihi tonase jalan. Untuk mengatasi hal tersebut, sementara pihak pemerintah
provinsi mengalihkannya ke truk-truk yang lebih kecil, tetapi jumlahnya bisa 3 – 4
kali lipat sehingga sama saja. Lebih kecil truknya, tetapi lebih banyak. Nah, untuk
hal ini kita harus mendesak kepada pemerintah supaya moratorium dicabut dan
segera Perda dijalankan.
3. Komite III
a. masalah ketenagakerjaan. Maraknya pemberangkatan tenaga kerja ke luar negeri
melalui jalur ilegal membuat masyarakat dan daerah berharap agar DPD mendesak
pemerintah, terutama Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (BNP2TKI) untuk menertibkan penyediaan jasa pemberangkatan TKI
dan memberikan perlindungan maksimal terutama terhadap tenaga kerja
perempuan yang sudah berada di luar negeri.
b. Kemudian, bidang pemberdayaan perempuan. Masyarakat dan komunitas
perempuan di daerah, terutama di Jambi, berharap agar keterwakilan perempuan di
DPR RI pada pemilihan umum dapat terpenuhi sebanyak 30%. Kalau hanya calon,
itu memang sudah hampir semua partai. Tetapi, untuk bisa menduduki, ini tentu
saja tergantung kembali kepada kaderisasi oleh partai politik. DPD RI
mengharapkan juga bisa mendorong lebih banyak keterlibatan perempuan di
lembaga legislatif, baik di tingkat pusat maupun daerah, melalui pembelajaran
politik perempuan yang efektif dan terukur.
4. Kemudian, berkaitan dengan Komite IV ini adalah masalah klasik. Saya tidak akan
membacakan, banyak sekali. Jadi ,masalahnya adalah masalah Dana Bagi Hasil (DBH)
pajak yang ditetapkan secara sepihak oleh pemerintah pusat sangat merugikan
pemerintah daerah.
Itu saja laporan yang dapat kami sampaikan, hasil reses dari Provinsi Jambi.
Sekian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om santi santi santi om.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih, Ibu.
Kami persilakan Riau.
Ini kita harus sepakat dulu kita harus lanjutkan setelah, sekarang jam 12 kurang 10
menit, kita skors jam berapa? Karena, kita harus pasti kita akan skors sidang ini sehingga kita
harus pastikan dulu. Kita berhenti lebih awal, mulainya juga harus lebih awal. Jam 12 ya?
Jam 12, berarti satu lagi setelah ini. Kep. Ri ya dengan Jawa Tengah.
PEMBICARA : MUHAMMAD GAZALI, Lc. (RIAU)
Terima kasih, Pimpinan yang telah memaafkan saya karena saya ke belakang.
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semuanya.
Om swastiastu.
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
22
Pimpinan yang saya hormati, Bapak-Ibu Senator DPD RI yang saya muliakan.
Bersyukur kepada Allah SWT pada hari ini kita bisa melaksanakan tugas kita yang mulia ini.
Dari Provinsi Riau tidak banyak, Pimpinan, yang kami bacakan di sini. Yang banyaknya ini
nanti akan kami serahkan langsung kepada Pimpinan.
1. Pertama yang sepakat kami berempat untuk disampaikan kepada Pimpinan secara
khusus dan kepada seluruh Anggota DPD agar memperhatikannya, yaitu pelaksanaan
Islamic Solidarity Games (ISG) yang berada di Provinsi Riau. Agenda ini sebenarnya
sudah siap untuk digelar dengan berbagai persiapan dan kerja keras dari pemerintah
daerah, sampai-sampai recruitment dari mahasiswa, tokoh masyarakat, lembaga adat,
dan lain-lainnya sudah dilaksanakan. Namun, keputusan Kementerian Pemuda dan
Olahraga secara sepihak telah memindahkan lokasi pelaksanakan ISG ini dari Provinsi
Riau ke Jakarta. Dan, ini sangat merugikan masyarakat Riau secara umum, baik secara
moriil maupun materiil yang sudah dikeluarkan. Kalangan mahasiswa, masyarakat,
tokoh-tokoh adat meminta kepada DPD RI agar permasalahan ini dituntaskan dengan
sebaik-baiknya dan agar DPD RI dari Provinsi Riau menjaga marwah nama baik
Provinsi Riau, terutama antara hubungan pusat dan provinsi. Oleh karena itu, kami di
sini meminta dan memohon kepada Pimpinan yang kami hormati agar diadakan
pembahasan pertama antara kita DPD RI dan Pimpinan memfasilitasinya dan juga
mengundang Kementerian Pemuda dan Olahraga menjelaskan kepada kita, kenapa hal
ini bisa terjadi. Dan, juga kami memohon dan berharap agar pemerintah pusat lebih
intensif lagi dalam mengadakan hubungan yang baik dengan pemerintah provinsi
maupun di daerah masing-masing. Itu yang sepakat kami berempat, Pimpinan.
2. Untuk Komite I, alhamdulillah Panitia Pemekaran Indragiri Selatan, pecahan insya
Allah dari Indragiri Hilir, telah menyelesaikan kelengkapan administrasi untuk daerah
otonomi baru sebagaimana yang diatur dalam PP No. 78 Tahun 2007 dan memohon
kepada kita semuanya DPD RI untuk mendukung pemekaran daerah Indragiri Selatan
guna mendapatkan pelayanan pemerintahan kepada masyarakat yang sangat jauh dari
pelayanan pemerintahan.
3. Komite II. Hingga kini konflik agraria masih menjadi momok yang menakutkan bagi
masyarakat. Seiring waktu, masalah konflik agraria seolah menjadi semakin bertambah
dan tidak berkesudahan. Upaya-upaya penyelesaian yang telah dilakukan oleh DPD RI
ternyata belum cukup kuat untuk ditindaklanjuti dengan cepat oleh para pemangku
kepentingan di daerah. Sementara itu di sisi lain, kembali berjatuhan korban jiwa,
seperti yang terjadi di Desa Pancur, Kecamatan Keritang, Indragiri Hilir. Kejadian
yang telah berlarut-larut di PTPN Lima sebagaimana juga terjadi di Kabupaten
Kuansing dan Sinama Nenek yang berada di Kabupaten Kampar. Oleh karena itu, DPD
RI diharapkan dapat terus berupaya mencari terobosan-terobosan dalam penyelesaian
konflik agraria ini dan terus mendorong pemerintah pusat, khususnya Presiden
Republik Indonesia, untuk terlibat secara langsung memimpin reformasi agraria.
4. Untuk Komite III, kami masih mendapatkan, sangat banyak mendapatkan aspirasi
tentang pelaksanaan UN. Dan, rata-rata masyarakat di Provinsi Riau meminta UN ini
ditindaklanjuti dan dievaluasi sebelumnya. Kenapa carut-marut ini bisa terjadi di negeri
kita yang kita cintai ini.
5. Untuk Komite IV, kami berempat terutama Pak Abdul Gaffar Usman yang telah
melaksanakan resesnya di Kabupaten Indragiri Hulu, setiap turun ke daerah, banyak
masyarakat yang mengajukan permohonan bantuan dana sosial dari DPD RI, baik itu
kegiatan sosial masyarakat maupun untuk kepentingan agama maupun peningkatan
ekonomi. Oleh karena itu, kami memasukkan ini menjadi bagian terpenting bagi kita
semuanya untuk DPD RI perlu dianggarkan dana bantuan sosial DPD RI. Saya rasa
semuanya setuju ini ya.
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
23
Demikianlah yang bisa kami sampaikan. Lebih kurangnya mohon maaf. Sempurnanya
nanti ada di bundel ini.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om santi santi santi om.
Salam sejahtera bagi kita semuanya.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih pada Pak Kiai.
Berikutnya, Kep. Ri. Saya kira ini catatan dari, sambil jalan, catatan dari Riau tadi,
khususnya pelaksanaan pemindahan lokasi ISG (Islamic Solidarity Games). Ini perlu saya
kira ditindaklanjuti untuk agar rekan-rekan kita dari Riau, masyarakat Riau, pemerintah Riau,
itu memperoleh kejelasan dari pihak yang terkait. Ini Komite III saya kira perlu kita minta
untuk menindaklanjuti ini.
PEMBICARA : AIDA ZULAIKA NASUTION ISMETH, SE., MM. (KEPULAUAN
RIAU)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi dan salam sejahtera.
Om swastiastu.
Yang kami hormati Bapak Wakil Ketua DPD RI, Ibu Wakil Ketua yang cantik jelita,
teman-teman sekalian Anggota DPD yang saya cintai yang sudah rindu betul saya sudah
lama tidak berjumpa. Alhamdulillah kita berjumpa kembali.
Sri murni hiasan tamu/ Indah mekar tepian keramat/ Hari ini kita Anggota DPD
bertemu/ Sampaikan aspirasi nan merupakan amanah rakyat.
Alhamdulillah, kita bertemu di sini dan saya akan menyampaikan sedikit laporan.
Tidak panjang, tetapi sangat penting. Nah, pertama saya ingin menyampaikan bahwa
berdasarkan pengalaman kami ternyata memang DPD sangat dipercaya dan masyarakat
betul-betul menyampaikan aspirasinya sampai-sampai aspirasi keluarganya juga
disampaikan. Tetapi, saya juga bisa mendukung Pak Kiai karena kita itu dianggap bonafid,
Pak Laode, Bu Hemas. Jadi, kita ngumpet-ngumpet juga karena semua minta bantu kan,
padahal kita sendiri lagi perlu bantuan begitu ya, Pak, ya. Jadi, ini saya menggarisbawahi.
Baiklah, Anggota DPD yang saya banggakan yang saya hormati, Pimpinan yang saya
inikan. Nah, saya ingin sedikit menyampaikan di sini adalah mengenai masalah
permasalahan pengelolaan daerah perbatasan. Kami menemui bahwa, mohon maaf, bahwa
kita perlu memperhatikan betul-betul daerah perbatasan karena jangan sampai kita
kehilangan segala-galanya. Saya selalu mengulang-ulang karena pengambilan hasil alam,
hasil laut, dan lain-lain. Nah, saya ingin mencontohkan, Pak Pimpinan dan Ibu Pimpinan,
bahwa misalnya di daerah kami, daerah Lingga dan Natuna, penghasil gas terbesar adalah
Natuna. Sejak lima puluh tahun yang lalu saya waktu kecil, tambang timah di Lingga. Tetapi,
keadaan masyarakatnya, keadaan sekolah, dan bagaimana mereka bisa keluar dari
kemiskinan dan kebodohan, sama sekali sudah lebih berapa puluh tahun merdeka, tidak ada.
Hasil alam diekspor terus, diambil terus, tetapi masyarakat sama sekali tidak menikmati.
Seperti misalnya, Lingga itu tambang timah dari saya kecil saya ingat terbesar. APBD-nya
sekarang masih Rp791 miliar dan keadaannya jalan masih jelek, anak-anak tidak bisa
sekolah, nah itulah kenyataan yang ada. Padahal, mereka daerah kaya. Sampai mereka
mengatakan, “Apakah kita harus mengikuti negara lain, tidak menjadi Indonesia.” Ada
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
24
pemikiran demikian. Nah, itu yang saya rasa perlu kita garis bawahi, apakah memang perlu
ada pemekaran atau bagaimana, anggaran juga harus dari pusat, harus lebih banyak
diperhatikan untuk daerah-daerah tersebut. Masalah infrastruktur, masalah permukiman yang
sudah sama sekali tidak memadai, sangat memprihatinkan. Berapa tahun kita merdeka, Pak?
68 ya, 68 tahun merdeka kan. Apakah demikian ya, tetapi begitulah kenyataan yang terjadi.
Nah, kemudian saya rasa pelayanan sosial, rumah sakit, sekolah, anak masih bodoh-
bodoh tidak bisa sekolah, kemudian mohon maaf ya, itulah pembinaan terhadap masyarakat
miskin tidak ada, lokasi permukiman tidak ada, semuanya sangat memprihatinkan. Saya
pernah mengajak Ibu Istib ke satu tempat. Ibu istib sampai kaget, “Oh, begini ya,” katanya.
Kalau miskin di Jawa, masih bisa dijangkau. Tetapi, kalau miskin di pelosok sana sangat,
sangat, sangat memprihatinkan. Itulah masalah perizinan.
Kemudian, masalah lain mungkin nanti saya serahkan saja karena yang lain sudah tidak
sabar. Saya juga sudah lapar, Pak Laode. Pertambangan bauksit di Tanjung Pinang yang
selalu diambil bauksitnya. Kemudian, penataan ruang yang tidak beres-beres mengenai
penataan ruang. Kemudian, kita mengharapkan kalau memang rentang kembali luas,
pemekaran juga supaya bisa diizinkan, bukan kepentingan politis. Kemudian, permasalahan
hutan lindung dan hak pengelolaan lahan yang tidak jelas, itu masih merupakan masalah
selain permasalahan infrastruktur, permasalahan pemberdayaan sumber daya kelautan dan
nelayan. Mohon maaf seperti itu, semua dicuri, nelayan miskin. Masa kita ikhlas membiarkan
ya, Bu Juniwati Masjchun Sofwan. Itulah mungkin yang saya ingin sampaikan.
Komite III mengenai permasalahan Ujian Nasional, itu juga terjadi di tempat kami,
apalagi di tempat kami. Mohon supaya betul-betul kita bisa mengkaji kembali. Terima kasih.
Mudah-mudahan yang penting kita DPD menunjukkan usaha-usaha kita untuk mengentaskan
kemiskinan dan kebodohan di Indonesia ini.
Terima kasih. Mohon maaf kalau ada hal yang tidak berkenan.
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Jam 12.05, masih ada satu lagi atau kita stop, break? Sampai Jawa Tengah.
PEMBICARA : DENTY EKA WIDI PRATIWI, SE. (JAWA TENGAH)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om swastiastu.
Yang saya hormati Pimpinan Sidang, Pimpinan DPD beserta Ibu, dan juga yang saya
hormati jajaran Sekretariat Jenderal DPD, teman-teman, saudara-saudaraku sekalian yang
saya banggakan.
Provinsi Jawa Tengah melaporkan hasil kegiatan penyerapan aspirasi dengan beberapa
permasalahan yang menjadi keprihatinan kita bersama, hampir dan menjadikan isu nasional
di seluruh penjuru pelosok tanah air terkait dengan carut-marutnya penyelenggaran Ujian
Nasional di beberapa daerah. Walaupun masalah kecil, tetapi memprihatinkan manakala
lembar jawaban siswa sangat-sangat tidak berkualitas.
Kemudian, terkait dengan beberapa persoalan mengenai ketenagakerjaan, yaitu nasib
tenaga harian lepas, tenaga bantu penyuluh pertanian yang telah direkrut pemerintah melalui
Kementerian Pertanian untuk membantu program peningkatan produksi pangan sejak 2007
juga nasibnya tidak jelas.
Berkaitan dengan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah di Jawa Tengah, serentak
yang akan dilaksanakan tanggal 26 Mei 2013 ini adalah pemilihan kepala daerah untuk
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
25
pemilihan gubernur Jawa Tengah dan dua kabupaten, yaitu Kabupaten Kudus dan Kabupaten
Temanggung.
Secara rinci, penyerapan aspirasi masyarakat dan daerah anggota DPD RI Provinsi
Jawa Tengah kami sampaikan sebagai berikut.
1. Komite I
a. Terkait beberapa permasalahan masih banyaknya rumah tidak layak huni menjadi
kendala tersendiri dalam rangka pengembangan lingkungan permukiman yang
sehat. Untuk itu, pemerintah melalui kementerian terkait hendaknya
mengalokasikan anggaran untuk pemugaran RTLH di Provinsi Jawa Tengah lebih
banyak lagi.
b. Terkait dengan beberapa masalah pembuatan akta dan sertifikat tanah juga
merupakan persoalan tersendiri di mana bukti autentik kepemilikan sebidang tanah
oleh masyarakat masih menjadi persoalan manakala sangat sulit didapatkan.
Sehingga, pemerintah seharusnya dapat mengalokasikan program-program, seperti
Prona, SMS lebih besar bagi masyarakat, terutama masyarakat yang kurang
mampu.
c. Terkait dengan konflik lahan dan konflik agraria masih mewarnai sejumlah
kabupaten kota yang ada di Jawa Tengah, terutama masalah konflik lahan hutan,
kawasan hutan.
2. Komite II
a. Terkait kebijakan harga BBM yang kembali menimbulkan ketidakpastian di dalam
masyarakat sehingga mengharapkan pemerintah tidak boleh menjadikan kebijakan
harga BBM sebagai bagian dari pencitraan politik. Apalagi, ini sudah mau masuk
dalam tahun-tahun politik.
b. Eskalasi konflik agraria seperti kami sampaikan di atas, pelibatan Perum
Perhutani, PTPN, dan perusahaan swasta dengan masyarakat yang terus meningkat
dari waktu ke waktu sehingga konflik ini juga banyak disertai dengan kekerasan
akibat aksi daripada masyarakat yang sudah tidak sabar lagi terkait dengan
penyelesaian konflik.
3. Komite III
Dalam hal ini, beberapa hal yang disampaikan masalah Ujian Nasional sehingga
mengharapkan bahwasanya:
a. Ujian Nasional tidak dipakai sebagai penentu kelulusan siswa;
b. Ujian Nasional perlu ditata kembali. Jika tidak bisa, lebih baik UN tidak
dilaksanakan;
c. Kurikulum 2013 sebaiknya jangan diterapkan tergesa-gesa karena tentunya guru
masih jauh dari yang kita harapkan untuk disiapkan kembali, baik naskah
kurikulum juga masih carut-marut.
4. Komite IV
Terkait pengurangan BBM nonsubsidi, terutama solar yang kemarin sangat-sangat
dirasakan dan walaupun sekarang sudah berangsur-angsur lancar, tetapi ini menjadi
catatan kita bersama bahwasanya DPD RI sebaiknya dapat mengadakan RDPU dengan
kementerian terkait, berkaitan dengan kebijakan ini supaya tidak terjadi lagi isu-isu
yang sifatnya sangat-sangat merugikan masyarakat secara umum.
Demikian, beberapa hal yang perlu kami sampaikan, dan tentunya secara rinci sudah
kami akan sampaikan dalam laporan secara tertulis dan kemudian bisa ditindaklanjuti melalui
komite-komite dan alat kelengkapan terkait.
Terima kasih.
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
26
Akhirul kalam, wabillahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Om santi santi santi om.
PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih, Bu Denti.
Dengan berakhirnya laporan dari Jawa Tengah, saya kira sesuai dengan kesepakatan
tadi, kita akan skors dulu sampai jam 13.30. Tetapi, kalau kita mendengar tadi sebetulnya
beberapa informasi yang diberikan oleh daerah itu satu yang hampir semuanya menyebutkan
Ujian Nasional. Coba kita cermati daerah-daerah yang lain. Karena, Ujian Nasional yang
tahun ini sebetulnya menurut kami sebagian itu terparah di sejarah republik. Keterlambatan
sebelas provinsi, dan itu semuanya di kawasan timur itu menjadikan kami semua terpukul.
Ternyata, bukan saja di daerah yang terlambat Ujian Nasionalnya atau bahan tesnya itu dan
lembar jawabannya, tetapi juga di daerah yang tidak terlambat juga turut bermasalah. Karena
kita cermati ini, saya kira akan menjadi salah satu suara dari DPD yang akan coba digulirkan
ke pabrik dan untuk bahan advokasi kita dalam rangka mengevaluasi kebijakan Ujian
Nasional.
Saya kira itu. Dengan demikian, atas persetujuan rekan-rekan Anggota DPD, sidang
saya skors sampai dengan jam 13.30.
PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Bapak dan Ibu sekalian, assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Karena kita sudah menunggu 30 menit, kita mulai saja supaya kita bisa menyelesaikan
Sidang Paripurna ini.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om swastiastu.
Untuk kita bisa melanjutkan, saya kira skors kami cabut.
Kita lanjutkan laporan dari Provinsi Sumatera Selatan.
Kami persilakan.
PEMBICARA : ABDUL AZIZ (SUMSEL)
Laporan kegiatan di daerah Anggota DPD RI di Provinsi Sumatera Selatan.
SIDANG DISKORS PUKUL 12.15 WIB
SKORS DICABUT PUKUL 14.00 WIB
KETOK 1X
KETOK 1X
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
27
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swastiastu.
Puji syukur marilah kita sampaikan senantiasa kehadirat Allah SWT YME karena
berkat limpahan hidayah, taufik, rahmat, dan nikmat-Nya, kita dapat menjalankan kegiatan di
daerah pada Masa Sidang III Tahun Sidang 2012 – 2013 dengan baik. Mulai dari tanggal 9
Maret 2013 sampai dengan 28 April 2013.
Saudara Pimpinan DPD RI, saudara-saudari Anggota DPD RI, saudara Sesjen dan
Wasesjen, hadirin-hadirat yang berbahagia. Kegiatan di daerah Sumatera Selatan dalam Masa
Sidang III Tahun Sidang 2012 – 2013 ini, dilaksanakan dengan mengadakan dengar pendapat
dan pertemuan sebagai berikut.
1. Dengan KPU Provinsi Sumatera Selatan.
2. Dengan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan.
3. Dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin.
4. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas.
5. Dengan Dinas Pendidikan dan Pertambangan Kabupaten Lahat.
Berdasarkan hasil rapat kerja dan dengar pendapat tersebut di atas, terdapat beberapa
poin penting aspirasi daerah yang perlu kami sampaikan dalam Sidang Paripurna terhormat
ini sebagai berikut.
1. Komite I, KPU dan Bawaslu Sumsel mendapat informasi bahwa KPUD telah
menetapkan tahapan jadwal dan telah menyiapkan perangkat pemilihan gubernur dan
wakil gubernur Sumatera Selatan, seperti PPK, PPS, dan TPS. Selain itu, kenaikan
honor penyelenggara Pemilu yang diatur dalam Perpres, ini untuk semua
penyelenggara Pemilu, No. 11 Tahun 2013 sampai saat ini belum ada realisasi dari
pemerintah. Untuk masalah yang lokal, status pinjam pakai kantor KPU yang
merupakan gedung milik Korpri menjadi kendala untuk melakukan renovasi kantor
melalui anggaran APBN. Mungkin saja ini juga ditemui oleh KPU-KPU di daerah lain.
2. Komite II, perkebunan. Berdasarkan hasil rapat kerja dengan Dinas Perkebunan
Provinsi Sumatera Selatan, ada berbagai masalah. Terutama, yang paling menonjol
adalah soal sertifikasi lahan untuk penjaminan kredit. Untuk itu, kami usulkan untuk
pemerintah harus segera menggalakkan program sertifikasi lahan untuk memberikan
kemudahan pengajuan sertifikasi bagi petani perkebunan. Selanjutnya, pemerintah
perlu menyelesaikan berbagai persoalan tumpang tindih lahan perkebunan guna
kepastian hukum bagi usaha perkebunan tersebut. Selanjutnya, di bidang pertambangan
batu bara, terutama di Sumatera Selatan, penghentian pengangkutan batu bara di jalan
umum melalui surat edaran Gubernur ini berdampak pada pendapatan daerah
Kabupaten Lahat yang turun secara signifikan. Untuk itu, harus dilakukan mencari
solusi untuk bagaimana membangun jalan khusus untuk pengangkutan produksi batu
bara tersebut
3. Komite III, di bidang pendidikan. Masih banyaknya pembangunan sarana dan
prasarana yang belum berkualitas hingga perlunya pemerintah harus meningkatkan
pembangunan sarana dan prasarana tersebut untuk menjamin mutu pendidikan di
daerah. Kedua, masih kurangnya tenaga guru di daerah hingga perlu ada penambahan
hingga pemerintah harus segera menuntaskan penyelesaian pengangkatan guru honorer
agar kekurangan guru dapat dipenuhi. Masih di Komite III, di bidang kesehatan, masih
rendahnya rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang masih jauh dari target
nasional. Maka, pemerintah diharapkan dapat meningkatkan jumlah rasio perbandingan
jumlah tenaga medis tersebut dengan jumlah penduduk.
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
28
Yang terakhir kami akan sampaikan di Sidang Paripurna yang berbahagia ini, kemarin
di Kabupaten Musi Rawas terjadi tragedi, mungkin ini secara nasional, penembakan empat
warga Musi Rawas yang melakukan unjuk rasa dalam menuntut pemekaran kabupaten
Muratara. Kejadian ini terus berlanjut dan saya kira harus ada semacam investigasi dari DPD.
Pada Pimpinan, kami harapkan untuk kalau bisa turun langsung melihat kondisi lapangan di
Muratara hingga kejadian seperti ini mungkin tidak perlu terjadi lagi. Sehingga, DPD bisa
dapat melakukan advokasi untuk masalah-masalah pemekaran ini. Kami melalui forum ini
mengucapkan belasungkawa dan berduka cita atas meninggalnya rakyat yang tidak berdosa
ini yang ditembak oleh aparat keamanan yang membabi-buta. Dan, ini tidak perlu terjadi
seharusnya jika pimpinan di republik ini bijak dalam melakukan pengambilan keputusan.
Terima kasih.
Billahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om santi santi santi om.
PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Iya, terima kasih dari Sumatera Selatan.
Karena dari Bengkulu kosong, kita lanjut ke DIY dan bersiap mungkin Bali.
PEMBICARA : H. CHOLID MAHMUD, ST., MT. (DI YOGYAKARTA)
Ibu Wakil Ketua DPD yang saya hormati, para Senator Republik Indonesia yang
terhormat, para calon anggota DPR yang saya hormati,.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang Anggota DPD sudah senator. Oh ya satu lagi, calon pimpinan DPD yang saya
hormati. Berdasarkan kunjungan kerja ke daerah keempat anggota DPD dari DIY, ada
beberapa isu yang perlu kami sampaikan di dalam kesempatan ini yang selengkapnya isu-isu
itu akan kami kirimkan ke komite-komite terkait.
1. Terkait dengan Komite I, isu keamanan dan premanisme di DIY cukup menjadi
keluhan masyarakat pada bulan-bulan yang lalu. Oleh karena itu, masyarakat di DIY
meminta perhatian secara serius terhadap persoalan isu keamanan ini. Yang kedua, ada
banyak masukan dari masyarakat DIY terkait dengan pemilihan kepala daerah yang
umumnya berbiaya tinggi. Sehingga, mereka meminta kepada DPD untuk memikirkan
sistem Pilkada yang tidak berbiaya tinggi dan tidak mendorong terjadinya korupsi-
korupsi. Yang ketiga, deputi juga diminta oleh masyarakat DIY untuk mengawal secara
baik Undang-Undang keistimewaan, yaitu Undang-Undang No. 13 Tahun 2012 agar
benar-benar bermanfaat bagi masyarakat DIY.
2. Kemudian untuk Komite II, ada beberapa masukan yang terkait dengan:
a. Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Salah satunya adalah
bahwa penghapusan subsidi dari pemerintah kepada kereta ekonomi oleh PT KAI
sebagai akibat tidak terserapnya seluruh PSO yang diberikan oleh pemerintah
kepada PT KAI telah mengorbankan kepentingan masyarakat.
b. Kemudian, terkait dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 2009 tentang lembaga
pembiayaan ekspor Indonesia, ada masukan dari masyarakat. Sejalan dengan
makin berkembangnya kegiatan usaha berdasar prinsip syariah, maka selain
melakukan kegiatan usaha konvensional, LPEI juga diharapkan dapat memberikan
pembiayaan ekspor nasional berdasarkan prinsip syariah.
c. Kemudian, terkait dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber
Daya Air. Bahwa, sumber daya air yang tersedia saat ini, baik air permukaan
maupun air tanah semakin terbatas. Krisis air bersih telah melanda hampir seluruh
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
29
wilayah di Indonesia. Tentu saja berbanding lurus dengan musim kemarau yang
berkepanjangan atau terlambatnya hujan turun. Sementara itu, menurut pendapat
masyarakat Undang-Undang No 7 tahun 2004 diindikasikan banyak pasalnya yang
justru melanggengkan usaha privatisasi dan komersialisasi sumber daya air.
Masyarakat berharap agar DPD RI mencermati persoalan ini.
3. Yang terkait dengan Komite III, pertama tentang Ujian Nasional. Terkait dengan masih
banyaknya permasalahan terhadap pelaksanaan Ujian Nasional, maka masyarakat
berharap agar nilai Ujian Nasional tingkat SMA pada tahun ini tidak dijadikan sebagai
standar seleksi untuk masuk ke perguruan tinggi.
4. Untuk Komite IV, banyak masukan dari masyarakat yang mendorong pemerintah, DPD
diminta untuk mendorong pemerintah untuk mengalokasikan anggaran untuk
memberikan fasilitasi permodalan terhadap usaha-usaha kecil. Masyarakat juga
menyatakan bahwa bantuan pemerintah dalam bentuk BLT, mereka rasakan tidak
mendidik masyarakat, tetapi malah membuat masyarakat semakin malas. Mereka
meminta agar DPD RI melakukan evaluasi terhadap model BLT ini. Yang terakhir,
terkait dengan pajak bumi dan bangunan. Jadi, dengan didaerahkannya PBB perkotaan
dan pedesaan, maka yang dirasakan oleh masyarakat terutama petani adalah kenaikan
pajak bumi dan bangunan, sedangkan manfaat dari kenaikan itu belum dirasakan oleh
mereka secara langsung.
Demikian, beberapa hal yang kami sampaikan sebagai intisari dari laporan kami
berempat. Selengkapnyaa, laporan akan kami serahkan kepada Pimpinan DPD.
Terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih dari DIY.
Bisa kita lanjutkan Provinsi Bali.
PEMBICARA : I WAYAN SUDIRTA ( BALI)
Yang terhormat Saudara Pimpinan DPD RI, yang terhormat saudara-saudara Anggota
DPD RI, serta hadirin yang berbahagia.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om swastiastu.
Pimpinan dan para Anggota yang saya hormati, laporannya agak tebal. Tetapi, melihat
suasana begini, saya hanya menyampaikan dua hal saja dan mudah-mudahan lima menit
selesai.
1. Yang pertama, menyangkut Mendikbud Muhammad Nuh. Sekalipun banyak yang
sudah menyarankan, mengimbau, dan sebagainya agar menteri ini mengundurkan diri
atau diberhentikan, dievaluasi, jawabannya tegas. “Bukan sampean yang mendukung
saya, ngapain saya mundur,” katanya. Tetapi, saya punya dua alasan yang jelas itu
untuk mendukung imbauan agar mundur.
a. Seperti yang disampaikan rekan-rekan, masalah di Bali juga sama, resah. Karena,
Bali termasuk sebelas daerah yang harus diundurkan. Maka, tidak bisa lain bahwa
inilah saatnya untuk memberi peringatan pada menteri yang sekarang dan menteri
yang akan datang bahwa mereka harus bertanggung jawab dan karena itu, alasan
mundur cukup masuk akal.
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
30
b. Alasan kedua jauh sebelum ini juga, menteri ini juga membuat masalah, yaitu
berkaitan dengan pengajaran bahasa daerah. Bagi beberapa daerah bisa saja bahasa
daerah tidak terlalu penting, sekalipun tidak ada yang mengatakan tidak penting.
Tetapi, bagi daerah tertentu, bahasa daerah itu luar biasa penting dan daerah-
daerah ini cukup banyak yang menganggap pengajaran bahasa daerah sangat-
sangat dan terlalu penting. Maka, alasan kedua yang kami ajukan untuk
pengunduran dan pemberhentian Menteri Muhammad Nuh adalah diabaikannya
pengajaran bahasa daerah karena dimasukkan dengan mata pelajaran yang lain
sehingga jam-jam untuk memberikan pelajaran pada daerah menjadi sangat kecil.
Saya berharap para hadirin di luar masalah Ujian Nasional, ada sejenis kaukus
biarpun itu bersifat satu kasus saja, kaukus untuk membela pengajaran bahasa-
bahasa daerah diadakan. Saya berharap ada teman entah dari Jawa, dari Sumatera,
dari Kalimantan, dari Papua siapa saja yang mau mempelopori ini karena beberapa
kaukus ada di DPD di mana saya sudah ikut serta di dalamnya. Saya berharap ada
teman-teman lain yang tampil memelopori kaukus ini, tetapi andaikata tidak ada,
dengan terpaksa kalau saya ditunjuk, saya tidak keberatan karena menganggap
bahasa daerah ini sangatlah penting.
2. Masalah yang kedua dan ini yang terakhir, supaya tidak membosankan. Teman-teman
kelihatannya, kok, menganggap laporan dari daerah ini tidak terlalu penting sehingga
yang menyampaikannya kurang semangat, tetapi lebih tidak semangat lagi yang
mendengarkannya. Apa masalah kita tentang laporan daerah? Jika laporan daerah ini
tidak dianggap penting, saya tidak menemukan lagi agenda apa yang lebih penting
daripada laporan daerah bagi sebuah lembaga yang bernama Dewan Perwakilan
Daerah, begitu. Karena itu, saya mohon perhatian, andaikata yang kedua ini tidak
terlalu penting buat teman-teman, tetapi forum ini, forum Paripurna sangat penting juga
untuk bertanggung jawab mendengarkan teman-teman yang membuat laporan.
Yang kedua adalah tentang kontrak politik. Pimpinan dan hadirin yang saya
hormati, kontrak politik ini wacananya tidak akademis. Lebih banyak pada soal-soal
yang bersifat spontan dan banyak disampaikan oleh kalangan LSM. Kontrak politik
sudah sangat lama sekali didengungkan. Kenapa? Entah dia calon legislatif, entah dia
calon eksekutif, entah pejabat publik lainnya, banyak sekali wacana dan pernyataan
mereka sebelum menjabat, tetapi begitu menjabat, mereka tidak terkena sanksi. Kalau
kita lihat bukunya Cicero sekian abad yang lalu, ketika dia memperluas pemilihan
langsung untuk daerah-daerah pinggiran sekalipun tidak ada kontrak politik, apa yang
dia ucapkan itu dicatat oleh staf pribadinya. Dan, begitu cerdasnya Cicero pada waktu
itu sehingga staf pribadinya kewalahan untuk mencatat karena tidak ada satu kata pun
yang boleh tertinggal karena inilah yang sesungguhnya kontrak politik. Maka, pada
waktu itulah kalau teman-teman masih ingat, huruf steno itu diciptakan oleh staf
pribadinya Cicero. Untuk apa? Agar apa yang diucapkan Cicero tak satu kata pun
tertinggal untuk dilaksanakan. Kini, itu hanya menjadi catatan sejarah. Yang sudah
dinyatakan, direkam, dan sebagainya tidak pernah diikuti.
Salah satu yang menyebabkan kita juga di daerah anggota-anggota DPD, baik
yang baru setengah-setengah menjalankan janjinya, bahkan yang sudah maksimal pun
menjalankan janjinya, tetap saja disamakan dengan anggota-anggota yang tidak
menepati janji. Bertitik tolak dari segi itu ditambah lagi, mohon maaf, DPD selalu
anggotanya dikatakan tidak bekerja begitu, secara terbuka di media itu orang-orang
berani mengecam seperti itu. Saya sebagai salah satu anggota DPD bersama teman-
teman yang lain sudah bekerja sesuai dengan apa yang kita lakukan. Tetapi, toh sekali
lagi ini tidak dilihat. Maka, terobosan-terobosan penting untuk mengangkat bahwa
DPD itu sesungguhnya berbeda dan bisa lebih dari yang lain, menurut hati kecil saya
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
31
perlu dilakukan. Saya tidak mengatakan apa yang saya katakan ini sangat besar, tetapi
saya mencoba siapa tahu ada manfaat bahwa DPD juga punya kreativitas. Maka, saya
mencoba apa benar DPD ini tidak didengar. Saya pernah mencoba mengumpulkan
sumbangan, didengar. Kali ini, saya mencoba mengumpulkan rektor universitas negeri,
pimpinan majelis agama, tokoh desa adat, tokoh pariwisata ternyata mereka masih mau
berkumpul. Kalau begitu seharusnya saya ingin menambah spirit teman-teman yang
sudah bersemangat dan punya nama di daerahnya, ternyata DPD itu tidak seburuk yang
dikatakan di beberapa media yang mengatakan DPD itu tidak bekerja karena ini contoh
terakhir yang saya alami. Mereka datang semua, mereka bersepakat membuat koalisi,
mari kita tekan calon-calon gubernur itu agar apa yang diucapkan benar-benar nanti
dilakukan. Caranya, membuat sejenis kontrak politik. Hanya memang disepakati kalau
dibuat di depan notaris, mereka belum punya nyali. Akhirnya, kami bikin sekretariat,
kami menyewa satu tempat, kami membiayai sendiri.
Akhirnya, dari dua calon yang ada di Bali, mohon maaf, dua-duanya ini sulit
mengukur. Yang satu incumbent, jenderal bintang tiga, pengalamannya luar biasa.
Yang satu lagi wakil gubernur, punya partai yang sangat kuat. Aneh bin ajaib di luar
dugaan, kalau selama ini untuk apa berkontrak politik dengan sesuatu kelompok yang
tidak jelas, ternyata mereka dua-duanya mengirim delegasi. Incumbent Pak Mangku
Pastika langsung menantang bahwa kapan kita kontrak politik? Tetapi, untuk diketahui
mula-mulanya dua calon ini sempat tidak menganggap keberadaan koalisi ini, padahal
dia terdiri dari koalisi rektor, pariwisata, dan tokoh-tokoh agama. Lalu, kami
mengundang 107 pendeta untuk meyakinkan pada calon ini, layak tidak kontrak politik
ini. Ternyata, 107 pendeta itu berkomitmen kalau gubernur ingin dipilih, sebaiknya
ingin dipercaya agar Anda yang mengatakan satu itu betul-betul akan terbukti besok
melakukannya, Anda sebaiknya kontrak politik. Besoknya, muncul di media, hari itu
juga Pak Mangku Pastika incumbent menghubungi kami, “Kami bersedia kontrak
politik besok pagi, katanya.” Dan, itu sudah kami lakukan, Pak Mangku Pastika sudah,
dan untuk kedua kalinya dia datang menjelaskan setelah kontrak politik bahwa, “Saya
akan konsekuen, apa saja yang saya janjikan akan saya laksanakan. Jika saya tidak
menjanjikannya, boleh dituntut baik pidana ataupun perdata.” Itu tertulis. Yang satu
lagi, Puspayoga, Wakil Gubernur, datang mengirim utusan untuk mempelajari apa isi
kontrak politik. Sampai hari ini belum ada penandatanganan.
Oleh karena itu, hari-hari terakhir bagi saya sebagai Anggota DPD
menyosialisasikan ke masyarakat, ada kontrak politik seperti ini, ada satu yang sudah
menandatangani, inilah kontrak politiknya, dan mereka memastikan akan
melaksanakan kalau mereka akan terpilih kemudian. Salah satu bunyi politik itu adalah
yang menarik ternyata di luar dugaan. Sepeda motor untuk kepala dusun barangkali di
beberapa daerah yang dijanjikan, di Bali dijanjikan. Ini ramai-ramai kepala dusun itu
mendatangi Sekretariat Koalisi. Jadi, ramainya sekretariat koalisi sama dengan
sekretariat tim sukses yang dua itu, begitu. Akhirnya, kami menyatakan Pak Mangku
punya tim sukses, Pak Puspayoga punya tim sukses, rakyat tidak punya tim sukses.
Rakyat yang punya aspirasi, siapa yang menjamin? Akhirnya, kami
memproklamasikan, biarkan kami saja tim suksesnya rakyat. Biarpun Pak Mangku
bertanda tangan, berkontrak politik dengan kami, kami tidak bersedia menjadi tim
suksesnya. Kami hanya menyosialisasikan. Kami juga menolak ketika Pak Mangku
memberikan biaya untuk sosialisasi, kami kumpulkan sendiri.
Yang lain dari isi politik itu, mohon maaf, beberapa keluhan teman-teman di
komite dan alat kelengkapan, selalu saja jangankan gubernur, bupati sering
mengabaikan kita. Ketika turun reses, kita tidak didampingi SKPD. Awal-awal saya
turun reses, DPR dan SKPD mendampingi. Lama-lama mereka bisik-bisik, di daerah
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
32
lain katanya tidak didampingi. Kenapa I Wayan Sudirtha minta didampingi? Akhirnya,
kami sebelum ditolak, kami menghentikan pendampingan oleh SKPD dan anggota
DPRD. Padahal, ketika awal-awal itu hasilnya luar biasa. Beberapa jalan aspal memang
di depan masyarakat dijanjikan langsung dipenuhi. Sudah sekian tahun terakhir ini,
saya bersama teman-teman ketika turun reses merasa kurang efektif karena aspirasi
masyarakat itu tidak langsung dijawab karena tidak ada SKPD yang mendampingi.
Ketika kita cari ketentuan di Susduk juga tidak ditemukan. Tidak ada kewajiban
mereka. Bahkan, ketika diundang di DPD pun mereka tidak wajib datang dan dia tidak
terkena sanksi.
Berkaitan dengan kontrak politik ini, kami memasukkan sebagai bahan laporan,
kami memasukkan dalam kontrak politik itu, jika Anda nanti terpilih menjadi gubernur,
siapa pun yang menjadi anggota DPD di Bali, keempat-empatnya Anda harus dampingi
ketika turun supaya anggota DPD itu dipandang oleh masyarakat, tidak hanya bupati
saja dan gubernur yang dianggap. DPD itu kalah populer dengan camat karena camat
juga masih bisa membuat program meminta kepada bupati. DPD tidak. Maka, tadi
kalau ada imbauan kapan kita punya bansos? Saya bingung. Mau dukung, kelihatannya
kita ingin cari uang. Mau mendiamkan, memang bansos ini punya, baik DPRD
kabupaten, provinsi, ataupun DPR. Barangkali setelah Paripurna ini, perlu Pimpinan
merapatkan kembali apa benar DPD ini boleh dianaktirikan karena untuk diketahui, Ibu
Ratu, ada beberapa anggota DPD yang sudah menjual tanahnya sampai tiga kali, Bu.
Karena, tidak punya bansos, apa boleh buat keluarganya yang buat bansos. Mungkin
kalau Ibu Ratu jual sepuluh kali tanah, masih belum habis iYogya itu. Tetapi, orang
kayak Pak Farouk, cari kavling satu saja setengah mati ketika jadi Kapolda. Lah, kalau
menjual tiga kali, apa yang dijual oleh Pak Farouk? Maka, informasi yang saya patut
sampaikan adalah jika gubernur yang tanda tangan ini ternyata menang, saya punya
keyakinan di daerah Bali ini anggota DPD tidak seburuk nasibnya pada tahun-tahun
seperti sekarang karena dia berjanji akan mendampingi setiap DPD turun melalui
SKPD-SKPD yang ada.
Terima kasih kalau agak panjang akhirnya, dua poin, tetapi agak panjang begitu lho.
Terima kasih. Mohon maaf kalau misalnya menyita perhatian teman-teman.
PEMBICARA : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Iya, katanya tadi cuma sebentar, tetapi tidak apa-apa. Saya sabar menunggu. Tetapi,
apa pun yang disampaikan dari Provinsi Bali tadi memang untuk kurikulum pendidikan di
departemen itu perlu diperbaiki karena bahasa daerah itu merupakan satu kekuatan agar
budaya kita sendiri. Dan, dari Jawa Barat juga sudah mengeluh Pak Wayan, bahasa daerah
sudah mulai ditinggalkan. Saya juga sudah mengapresiasi mungkin tim nanti kita bisa kita
bicarakan berikutnya.
Berikutnya, dari Nusa Tenggara Barat atau Papua dulu? Nanti ya, habis ini ya. Yang
penting punya tanah air, Pak.
PEMBICARA : Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (NTB)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat siang.
Salam sejahtera.
Om swastiastu.
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
33
Pimpinan dan forum yang kami hormati, dari Nusa Tenggara Barat tidak banyak yang
perlu dilaporkan. Nadanya hampir sama-sama, begitu-begitu saja. Karena, memang
Indonesia ini memang kompak. Sekali UN, UN semua begitu nanti.
1. Ruang lingkup Komite I, ada permasalahan yang disisakan, ditinggalkan oleh
pemerintah kebijakan orde baru yang sekarang mulai tumbuh lagi, yaitu kebijakan
pemerintah yang merugikan karena pembebasan tanah secara memaksa, sepihak. Janji
ganti rugi, tidak juga diganti rugi, dijadikan proyek transmigrasi hanya tiga tahun,
lahan masyarakat juga sudah tidak bisa bikin apa-apa, masyarakat rakyatnya tidak
dapat juga ganti rugi, sekarang mulai muncul kembali. Diharapkan DPD di sini
dilaporkan ke PAP untuk mungkin bisa dimediasi, difasilitasi penyelesaiannya.
Kependudukan, permasalahan pembuatan akte kelahiran banyak dirasakan oleh
masyarakat kami karena mengeluarkan biaya yang cukup besar sampai 1 juta. Karena,
kalau bila memiliki surat nikah, mengeluarkan biaya ratusan ribu di pengadilan; dan
tidak memiliki, mengeluarkan biaya sampai dengan Rp750 ribu di Pengadilan Agama.
2. Terkait dengan Komite II, kualitas raskin masih dirasakan permasalahan dan sangat
jelek di beberapa tempat kami menyerap aspirasi ini. Kiranya nanti Komite II akan
mem-follow up dengan menteri yang terkait.
3. Begitu juga dengan Komite III diharapkan memberikan atensi dengan pengawasan
dengan kementerian terkait, terkait dengan Jamkesmas, Jamkesda ini karena masih
banyak yang dirasakan tidak tepat sasaran dan belum melibatkan aparat desa.
Sertifikasi guru masih tetap menimbulkan permasalahan, saya rasa sama dengan
daerah-daerah lain. Begitu juga pelaksanaan Ujian Nasional tidak perlu dikomentari
lagi, sudah tinggal action-nya saja bagaimana ini, apa yang diharapkan Pak Wayan tadi
itu, sekali-sekali Pimpinan kasih gaung lagi, begitu. Pelayanan jamaah haji tidak sesuai
dan mahalnya ongkos ini masih dirasakan sangat buruk oleh jamaah kami. Di samping
kiranya perlu pemikiran ke depan itu karena indikator usia masih kurang
diperhitungkan oleh Kementerian Agama dalam menentukan ranking. Kiranya masalah
usia ini mendapat perhatian, khususnya bagi yang lansia mungkin itu perlu mendapat
prioritas. Jadi, jangan bersaing karena semata-mata pendaftaran.
4. Dari dana otsus, sependapat tadi juga dalam jumpa pers dengan bersama dengan Ketua
BPK, dana otsus untuk Papua akan menjadi perhatian dalam semester ini. Dan, kami
juga mengusulkan ya mestinya termasuk dengan Aceh karena Aceh juga sudah kita
usulkan dari dulu.
Kondisi kelistrikan masih tetap menjadi permasalahan yang menjadi aspirasi dari
daerah kami. Kami rasa cukup sekian yang kami laporkan, mudah-mudahan bisa
ditindaklanjuti oleh dewan kita.
Kami menyampaikan ucapan selamat kepada teman-teman yang ikut mendaftarkan
kembali DPD Tahun 2009 – 2014. Semoga di tahun-tahun mendatang, DPD dan terkait
dengan pelaksanaan MK semakin memberikan kiprah bagi rakyat, bangsa, dan negara.
Sekian dan terima kasih.
Billahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatrullahi wabarakatuh.
Shalom.
Om santi santi santi om.
PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih, Pak Farouk.
Sebelum dari Sulawesi Tengah, Bu Nurma, mungkin dari Papua dulu. Papua Barat,
maksud saya.
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
34
PEMBICARA : ISHAK MANDACAN, S.H. (PAPUA BARAT)
Saudara Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang saya hormati.
Saudara-saudara anggota Dewan Perwakilan Daerah dan hadirin sekalian yang saya
bahagiakan.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swastiastu.
Puji dan syukur kita sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas
berkenan dan ridhonya kita bersama menghadiri Sidang Paripurna DPD pada hari ini.
Izinkanlah kami atas nama anggota DPD dari Provinsi Papua Barat menyampaikan laporan
kegiatan anggota DPD di daerah pemilihan dalam rangka menyerap aspirasi daerah dan
masyarakat pada tanggal 29 Maret sampai dengan 28.
Laporan ini saya akan bacakan perkomite, tetapi tidak seluruhnya, hanya saya ambil
beberapa. Tetapi, pada kesempatan ini saya mau kasih tahu dan sampaikan dalam sidang
yang mulia bahwa tepatnya besok pada tanggal 1 Mei Tahun 2013, 50 tahun bagi Papua
kembali ke NKRI, itu yang mau saya sampaikan. Saya berterima kasih kepada Pimpinan,
malam ini saya akan berangkat bersama-sama dengan Pak Ketua akan menuju Sorong dan
kami lakukan hal itu diadakan di Sorong pada besok. Jadi, ada beberapa hal yang berkaitan
dengan 50 tahun emas bagi orang Papua di atas tanah Papua dan bergabung di Negara
Kesatuan Republik Indonesia tepatnya pada besok itu pas 50 tahun. Karena, tanggal 1 Mei
Tahun 1963 itu adalah penentuan pendapat rakyat terakhir dan bergabung di NKRI.
1. Untuk beberapa hal yang menyangkut Komite I, saya tidak perlu bacakan, tetapi saya
mau sampaikan khususnya ke Komite I, tolong daerah-daerah otonom baru yang
diusulkan oleh Papua, baik itu kabupaten dan kota maupun provinsi yang diminta oleh
Papua, tolong yang diperhatikan dan itu diperjuangkan oleh Komite I. Itulah harapan
kami daripada tahun emas yang kami besok akan memperingati sebagai 50 tahun kami
bergabung di NKRI. Itu salah satu supaya daerah-daerah otonom baru untuk Papua,
tolong diberikan prioritas. Itu kepada kesempatan yang pertama saya sampaikan dan itu
lewat Komite I supaya itu diperjuangkan.
2. Menyangkut Komite II, saya sampaikan juga ada masalah sedikit dan tadi saya masih
ikuti, rencana besok masyarakat akan menduduki Bandara Udara Rendani, tidak akan
ada penerbangan. Karena, sejak bandara itu oleh orang tua menyerahkan bandara itu
pada tanggal 1 Mei Tahun 1963 dalam waktu bersamaan dan itu ditempati sampai
dengan sekarang belum ada ganti rugi. Rencananya masyarakat akan menduduki
bandara itu. Dan, tadi saya ikuti oleh Pemda Provinsi Papua dan Pemda Manokwari
sedang rapat satu hari penuh. Massa yang sudah turun untuk menduduki itu hari ini
direncanakan untuk dibatalkan dan Pemda sedang mencari solusi untuk menyelesaikan.
Tetapi, lima hal tuntutan mereka adalah Rp50 miliar berdasarkan 50 tahun sejak
dipakai bandara itu. Ya, jadi Rp50 miliar dan ini tolong supaya Komite II catat hal ini
dan kita akan bicarakan dengan Menteri Perhubungan.
3. Ada beberapa hal yang menyangkut mengenai Komite III. Saya kira pendidikan, Ujian
Nasional ini dirasakan oleh semua daerah dan apa yang telah disampaikan, saya dapat
menggarisbawahi itu untuk kepentingan anak bangsa kita di masa yang akan datang.
Saya kira ada banyak hal yang akan kami sampaikan, tetapi melihat situasi seperti ini,
maka akhir kata kami cukupkan dan semua laporan kami buat perkomite, kami akan
sampaikan dan akan membahas sesuai dengan komite masing-masing.
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
35
Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia serta hadirin
yang kami hormati, demikianlah laporan reses kami. Atas perhatian dan kerja sama yang baik
kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om santi santi santi om.
PEMBICARA : Drs. PAULUS YOHANES SUMINO, MM. (PAPUA)
Pimpinan, saya mohon interupsi sebentar sebelum beliau turun.
Sebenarnya tadi saya lupa bahwa diminta oleh rakyat Papua ketika Papua itu sudah
berada di dalam NKRI, apakah itu ditandai pada tanggal 1 Mei, apakah itu tahun ’69 itu perlu
dilakukan kajian sejarah. Tetapi, perlu diputuskan kalau bisa diusulkan nanti pada hadiah
pidato Presiden tanggal 17 Agustus itu menjadi hari nasional karena ketika itulah republik ini
utuh begitu. Nah itu saya mohon nanti dapat diaspirasikan. Ini saya mohon tidak turun dulu
supaya suara Papua dan Papua Barat gabung dulu begitu.
Terima kasih.
PEMBICARA : ISHAK MANDACAN, SH. (PAPUA BARAT)
Baik, saya kira sekian.
Terima kasih.
Selamat siang.
PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Iya, terima kasih dari Provinsi Papua Barat. Kita lanjut ke Provinsi Sulawesi Tengah.
Saya kira kita sudah cukup banyak yang hadir, jadi memang kita berharap semua bisa
menghadiri Sidang Paripurna ini. Walaupun ini laporan daerah, tetapi ini sangat penting buat
kita semua.
PEMBICARA : Hj. NURMAWATI DEWI BANTILAN, SE. (SULTENG)
Bismillahirrahmanirrahim.
Pimpinan yang kami hormati dan banggakan, rekan-rekan anggota DPD RI yang kami
banggakan.
Assalamu’alalaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Shalom.
Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua.
Om swastiastu.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Mahakuasa atas segala
limpahan rahmat yang dikaruniakan kepada kita semua. Semoga aktivitas-aktivitas kita
dalam menjalankan peran-peran kita sebagai Anggota DPD RI dapat berjalan dengan lancar.
Dalam rangka memenuhi kewajiban anggota DPD untuk menyerap, menghimpun,
menampung, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat dan daerah di daerah pemilihan, maka
kami para Anggota DPD RI dari Provinsi Sulawesi Tengah telah melakukan pertemuan
dengan pemerintah daerah, LSM, tokoh masyarakat, pemuda, dan mahasiswa maupun
pelaku-pelaku ekonomi guna menyerap aspirasi. Penyerapan dimaksud dibagi dalam tiga
kategori, yaitu: 1) masalah yang bersifat lokal kami serahkan kepada bupati, walikota yang
bersangkutan untuk ditindaklanjuti dan akan dipantau lebih lanjut sejauh mana
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
36
penyelesaiannya pada masa reses Anggota DPD RI berikutnya; 2) masalah yang bersifat
regional kami serahkan kepada gubernur untuk ditindaklanjuti dan akan dipantau pada tindak
lanjut masa reses berikutnya; 3) untuk masalah yang bersifat nasional kami bawa ke Jakarta
untuk dilaporkan pada pembahasan sidang paripurna untuk dicarikan alternatif
pemecahannya, termasuk melalui rapat pada komite masing-masing.
a. Kami mulai dari Komite I. Persoalannya adalah:
a. tapal batas antardaerah. Persoalan tapal batas merupakan satu persoalan krusial
yang muncul beriringan dengan pelaksanaan desentralisasi pada masa otonomi
daerah;
b. permasalahan pelaksanaan Pemilu atau Pemilukada di daerah, keterwakilan
perempuan di lembaga legislatif, dan pemekaran daerah. Terdapat beberapa
wilayah di Provinsi Sulawesi Tengah yang telah diusulkan ke pemerintah pusat
untuk dimekarkan. Pemekaran Sulawesi Timur dari Provinsi Sulawesi Tengah
menjadi provinsi tersendiri. Banggai Laut dan Morowali Barat dimekarkan
menjadi kabupaten baru, tetapi sampai sekarang belum disetujui oleh pemerintah
pusat. Tak lupa juga kami atas nama masyarakat Sulawesi Tengah menyampaikan
terima kasih banyak atas seluruh perjuangan lembaga perwakilan rakyat,
khususnya Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang mendukung penuh
perjuangan masyarakat Morowali Utara sehingga dapat dimekarkan menjadi
sebuah daerah otonom baru, termasuk juga masyarakat Banggai Laut. Saran, agar
pemerintah pusat, DPD RI dan DPR RI memperhatikan masyarakat Sulawesi
Tengah terkait usulan pemekaran wilayah lain yang sedang diperjuangkan;
c. Pengawasan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Hasil dari pertemuan dengan unsur pemerintah tentang pengawasan dalam rangka
RUU Penataan Ruang, antara lain untuk menghindari adanya benturan
kepentingan, maka pemerintah daerah mengatur dengan cermat dan jelas penataan
ruang, khususnya penggunaan lahan. Sering terjadi konflik di masyarakat akibat
tidak tegasnya pemerintah di antaranya hak guna usaha yang telah habis masa
berlakunya, terjadi pembiaran, pengelolaan, dan pemukiman permanen masyarakat
pendatang baru. Seharusnya kembali kepada negara yang kemudian diatur
peruntukannya oleh pemerintah daerah dengan konsultasi ke pemerintah pusat.
b. Komite II, persoalannya:
a. pungutan di Jembatan Boyantongo Parigi, Kabupaten Parigi Moutong. Dengan
tidak memiliki payung hukum yang jelas beberapa pejabat melegitimasi
pungutan sebesar Rp100.000 bagi setiap pemilik kendaraan roda enam yang
melintasi di jalan trans Sulawesi, tepatnya di Sungai Boyantongo di Kecamatan
Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong;
b. krisis air bersih di Kelurahan Pengawu. Palu Barat. Warga Kelurahan Pengawu,
Kecamatan Tatanga mengalami krisis air. Warga mengaku sudah tahunan
mereka tidak mendapatkan air bersih. Warga hanya mengandalkan air sungai
tadah hujan yang sangat keruh untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
c. kondisi jalan Kabupaten Buol. Belum genap setahun jalan sepanjang 8 km yang
dikerjakan dalam dua tahap oleh Fajar Raya Usaha Nusa sepanjang 5 km dari
Desa Taluan hingga Momunu dan dilanjutkan oleh PT Tunggal Mandiri Jaya
sisanya 3 km dari Desa Momunu, Manialah hingga Buol, kondisi jalan telah
berlubang dan rusak berat. Kondisi itu tentu saja dapat membahayakan
pengguna dan khususnya roda dua yang melintas;
d. merujuk kepada Keputusan Menteri Kehutanan SK 418/Menhut II/2012 tentang
perubahan fungsi kawasan hutan dan penunjukan kawasan perairan sebagai
Taman Nasional Kepulauan Togian, harusnya sejak tahun 2007 telah gugur dan
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
37
batal karena pertentangan dengan peraturan yang lebih di atas, yaitu Undang-
Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang dan PP Nomor 26 Tahun
2007 tentang RencanaTata Ruang Nasional. Hal ini menjadi keluhan dari forum
kepala desa dan aliansi gerakan pembubaran Taman Kepulauan Togean
Gempur atau TNKT yang dianggap melanggar aturan.
c. Komite III, pengawasan masa reses tanggal 29 Maret sampai dengan 28 April 2013
oleh anggota DPD Shaleh Muhamad Aldjufri ke Provinsi Sulawesi Tengah ditujukan
pada bidang keagamaan, pendidikan, kesehatan, tenaga kerja, dan pariwisata. Dari hasil
pertemuan dengan konsituen di masing-masing desa dan kecamatan diperoleh aspirasi
sebagai berikut. Persoalan yang ditemui:
a. bidang pendidikan berkaitan dengan mengenai guru di daerah sebagai berikut.
1) adanya permasalahan pengangkatan guru di daerah, antara lain pengangkatan
guru yang belum berdasar pada kebutuhan dan jam mengajar guru belum
sesuai dengan tuntutan enam jam perminggu bagi guru penerima tunjangan
profesi, akibat dari pengangkatan atau rekrutmen guru yang tidak berdasar
kebutuhan;
2) distribusi guru di daerah belum merata sesuai kebutuhan karena mayoritas
guru PNS menumpuk di kota, sedangkan untuk daerah terpencil mayoritas
guru berstatus kontrak atau honorer;
3) persoalan di daerah berkenaan dengan guru honorer, semakin membludaknya
guru honorer di daerah. Hal ini diketahui setelah adanya program pemerintah
untuk pemberian tunjangan profesi dan tunjangan fungsional bagi guru
honorer melalui dana APBN.
b. Untuk itu:
1) meminta perhatian pemerintah pusat maupun daerah mengenai pengawasan
terhadap pelaksanaan pendidikan dan sanksi terhadap pelanggaran yang
dilakukan di daerah, terutama mengenai pungutan liar yang terjadi di daerah
yang berkaitan dengan pendidikan;
2) meminta perhatian pemerintah pusat untuk mengembalikan Ujian Nasional
kepada masing-masing daerah, dalam hal ini pemerintah kabupaten atau kota
untuk menangani pengadaan soal UN agar tidak terjadi kembali pelaksanaan
Ujian Nasional yang tidak serentak di seluruh Indonesia;
3) perlunya perhatian dari pemerintah pusat pada umumnya dan pemerintah
daerah pada khususnya mengenai pendidikan moral dan ahlak bagi generasi
muda;
4) dan, minta perhatian pemerintah pusat untuk memperketat pengawasan
pelaksanaan ibadah haji terutama mengenai daftar tunggu yang tidak sesuai
dengan jumlah penduduk keseluruhan.
d. Komite IV, dalam melaksanakan kegiatan di daerah, terdapat beberapa permasalahan
dan aspirasi yang disampaikan, baik pemerintah daerah maupun masyarakat umum.
a. melonjaknya harga bawang putih perlu perhatian semua pihak, terutama
pemerintah Kota Palu, dalam hal ini dalam hal ini dinas perindustrian,
perdagangan, koperasi, dan usaha kecil menengah;
b. tingginya tingkat pengangguran di Kota Palu ini akibat dari bimbingan teknis
program unggulan pangan daerah se-Indonesia yang tidak memberikan dampak
langsung kepada masyarakat.
c. secara umum, untuk peningkatan pembangunan di wilayah Provinsi Sulawesi
Tengah masih sangat diharapkan dukungan dari pemerintah pusat, khususnya
peningkatan anggaran yang bersumber dari APBN. Peningkatan anggaran yang
bersumber dari APBN perlu mendapat perhatian terhadap infrastruktur, baik jalan
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
38
dan jembatan pada Departemen Pekerjaan Umum, perbaikan sarana-prasarana
gedung-gedung sekolah dan mutu pendidikan, peningkatan manajemen
kewirausahaan, pemuda produktif, pendidikan luar sekolah pada Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, pengadaan peralatan pendukung dan tambahan atau
biaya pascapelatihan di wilayah Sulawesi Tengah pada Departemen Koperasi atau
UKM dan Departemen Perindustrian Perdagangan perlu terus ditingkatkan di
tahun 2013. Untuk bidang pengawasan daerah, khususnya dalam pelaksanaan
anggaran yang bersumber dari APBD dan APBN, perlu ditingkatkan pengawasan
pada setiap satuan kerja perangkat daerah oleh Badan Pemeriksa Keuangan RI
(BPK RI) atau BPKP Perwakilan Sulawesi Tengah.
Demikian laporan ini kami sampaikan, kiranya dapat menjadi masukan yang
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan harapan dapat segera
ditindaklanjuti. Sekian, terima kasih.
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Shalom.
Om santi santi santi om.
PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Iya, terima kasih dari Provinsi Sulawesi Tengah.
Sebelum ke Bengkulu, karena Bengkulu tadi sudah kita panggil, mungkin ke Banten
dulu, Ibu Eni ya.
Silakan Provinsi Banten.
PEMBICARA : ABDI SUMAITHI (BANTEN)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Laporan kegiatan di daerah anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia
Provinsi Banten.
Yang terhormat Saudara Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia,
yang kami hormati Dewan Perwakilan Daerah, serta hadirin yang saya muliakan.
Kita bersyukur pada sore hari ini dapat melaksanakan tugas dan kewajiban
kemanusiaan kita. Atas dasar itu kemudian ingin saya sampaikan beberapa hal yang
berkaitan dengan hasil laporan reses ini.
1. Sehubungan dengan tugas Komite I
a. yang paling menonjol adalah rencana proyek pembangunan tol Serpong-Cinere.
Nah, pada kenyataannya rencana ini banyak mengundang masalah, terutama dalam
kaitan pembebasan lahan sebab rencana jalan tol ini akan melintasi berbagai
macam pemukiman yang sudah tentu itu akan menyedot cost yang sangat besar,
selain menimbulkan problem permukimannya lagi. Karena itu, dalam kaitan ini,
kami dari anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Provinsi Banten
merekomendasikan agar DPD RI, terutama Komite I untuk segera mengundang
pemerintah, dalam hal ini Kementerian PU, BPJT, BPN, Pemkot Tangsel, serta
perwakilan warga agar dicari solusi yang tepat sekaligus untuk menghindari
konflik sosial di masyarakat;
b. masih dalam Komite I, yaitu yang berkaitan dengan Pilkada yang sebentar lagi
akan dilaksanakan, yaitu Kabupaten Lebak, Kota Tangerang, dan Kota Serang.
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
39
Untuk itu, diharapkan DPD RI terus melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaannya.
2. Tugas bidang Komite II,
a. bidang perhubungan. Nah, dalam kaitan ini diharapkan pemerintah daerah dan juga
DPD RI mendorong untuk melakukan optimalisasi terhadap proyek-proyek yang
menyangkut masalah perhubungan ini, terutama optimalisasi jaringan trayek yang
ada dengan melakukan pengembangan jaringan trayek untuk menjangkau zona
kekosongan pelayanan angkutan sebab di daerah Banten itu banyak sekali
kawasan-kawasan atau daerah-daerah yang tidak mempunyai angkutan umum;
b. di bidang sumber daya manusia yang diharapkan adalah adanya kerja sama dalam
pengelolaan sumber daya air, baik dengan pihak swasta maupun masyarakat
umum. Yang kedua, perlunya penyusunan peraturan perundang-undangan, seperti
penguatan dan pengayaan peraturan undang-undang yang sudah ada.
3. Bidang Komite III, saya kira ini hampir sama.
a. yang paling utama itu mengenai pelaksanaan Ujian Nasional perlu kita ketahui
bahwa menurut para pakar dan juga hasil diskusi-diskusi yang kami lakukan
bahwa sesungguhnya Ujian Nasional itu mengandung unsur pelanggaran terhadap
undang-undang. Sebab, dalam Undang-Undang Sisdiknas itu dinyatakan yang
berhak menguji itu adalah guru, sementara UN dilakukan oleh pemerintah, dalam
hal ini pemerintah pusat tentunya. Itu yang pertama dan yang kedua ada paradoks,
yaitu khususnya Ujian Nasional bagi anak-anak sekolah SD sebab kita sudah
menganut pendidikan dasar 9 tahun. Oleh karena itu, seharusnya Kelas 6 itu naik
ke kelas 7, bukan diuji. Nah, ini juga satu yang sangat paradoks;
b. berkaitan dengan soal pendidikan ini adalah masalah kebudayaan, lebih khusus
lagi sebagai salah satu produk budaya mengenai bahasa tadi, Pak Wayan sudah
menjelaskan tentang bahasa daerah. Sebenarnya yang terancam itu bukan bahasa
daerah saja, bahasa Indonesia juga sudah terancam oleh bahasa Inggris. Bapak-
bapak kalau ke Bumi Serpong Damai itu nyaris sukar kita menemukan bahasa
Indonesia. Kalau masuk pasti “in”, kalau keluar pasti “exit”. Bahkan, kampung-
kampung pun juga sudah berubah, tidak ada lagi Kampung Warung Doyong, tidak
ada. Yang ada Kampung Barcelona ada itu, dan Madrid bahkan ada juga. Ini
memprihatinkan, apalagi bahasa daerah. Menurut penelitian bahasa, di NTT itu ada
satu bahasa daerah yang penuturnya itu tinggal satu orang dan ini hampir punah.
Nah, dalam kaitan ini, sebenarnya pemerintah sekarang itu telah melanggar
Undang-Undang Dasar sebab dalam Undang-Undang Dasar itu dinyatakan bahwa
pemerintah wajib memelihara dan mengembangkan kebudayaan daerah, termasuk
bahasa. Jadi, saya setuju sekali Pak Wayan kalau ini diseriusi sehingga kita
melahirkan suatu konsep ya yang bagus. Dan, saya kira mengenai Ujian Nasional
ini seharusnya harus dituntaskan. Saya mengusulkan ke majelis ini agar DPD RI
bukan hanya berbicara dengan kementerian, kita berbicara dengan presiden sebab
kementerian itu sudah tidak mendengar. Jadi, barangkali harus kita tembus pada
ujungnya.
4. Komite IV.
a. mengenai realisasi penerimaan pajak;
b. berkaitan dengan infrastruktur. Nah, ini diharapkan ini juga benar-benar
direalisasikan, terutama masalah yang berkaitan dengan Jembatan Selat Sunda,
juga pengembangan kawasan ekonomi terpadu, dan lain sebagainya.
Saya kira itu yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya saya mohon maaf.
Billahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
40
PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Bapak Abdi Sumathi dari Provinsi Banten. Sebelum Ibu Ibs, boleh ya Ibu
Eni dari Bengkulu. Silakan Ibu Eni. Saya kira kita masih cukup banyak ada 16 provinsi lagi,
tetapi Sulut sudah menyerahkan ke meja pimpinan.
PEMBICARA : Dra. ENI KHAIRANI, M.Si. (BENGKULU)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swastiastu.
Saya akan melaporkan poin-poinnya saja. Ada daftar inventarisasi masalah berdasarkan
hasil reses yang kami lakukan di Provinsi Bengkulu. Perkomite saja akan saya bacakan.
1. Komite I,
a. Anggota DPD RI berasal dari Provinsi Bengkulu mendorong untuk terealisasinya
pemekaran calon Kabupaten Lembak yang telah memenuhi persyaratan
administrasinya. Untuk itu, nanti kami mohon Komite I untuk melakukan
pengecekan di lapangan dan sekaligus memberikan pertimbangan terhadap
kelayakan pemekaran Kabupaten Lembak usulan dari Provinsi Bengkulu;
b. persoalan konflik tapal batas hingga saat ini belum ada titik terangnya
penyelesaikannya. Di Bengkulu itu ada sengketa daerah induk dengan dua
kabupaten sudah dimekarkan, daerah induk itu melakukan judicial review ke
Mahkamah Konstitusi yang hingga hari ini belum ada keputusan tapi sudah mulai
terlihat bahwa akan terjadi dampak sosial yang cukup mengkhawatirkan bila
keputusan Mahkamah Konstitusi itu semata-mata Hukum Ansi tapi tidak
memperhatikan persoalan dampak secara sosial. Kami mohon dorongan dari minta
DPD RI juga ikut mendorong bukan untuk menginterfensi kebijakan Mahkamah
Konstitusi tapi lebih kepada agar memperhatikan juga persoalan kemungkinan
dampak sosial yang barangkali bisa terjadi. Lalu yang lain, konflik total batas antar
kabupaten-kabupaten yang meskipun sudah lahir Permendagri Nomor 76 Tahun
2012 tapi ternyata belum bisa menyelesaikan persoalan. Undang-Undang Nomor
32 tidak bisa menyelesaikannya ternyata setelah muncul lahir Permendagri juga
belum bisa menyelesaikan persoalan tapal batas. Mungkin nanti dibahas di
Komite I;
c. masyarakat Bengkulu mendorong agar di Rancangan Undang-Undang tentang
Desa, ADD itu dialokasikan melalui APBN. Berikutnya soal data kependudukan,
di Provinsi Bengkulu masih kacau karena dasar yang digunakan adalah data BPS
dan data ini ketika proses survei tidak melibatkan aparat desa sehingga berdampak
terhadap program-program pembangunan yang saat ini sedang berlangsung;
d. persoalan kebijakan penertiban akte kelahiran anak dalam rangka memenuhi
amanah undang-undang tentang perlindungan anak ternyata sampai hari ini data di
seluruh kabupaten di Provinsi Bengkulu masih sangat memprihatinkan. Lebih-
lebih masyarakat kurang mampu saat ini terkena aturan bahwa yang terlambat
mengurus akte kelahiran diatas satu tahun itu harus membayar 1 juta rupiah plus
terkadang dari grup capil juga minta, ini juga menjadi perhatian serius bagi kita
semua.
2. Komite II,
a. peningkatan beberapa luas jalan lintas antar kabupaten diusulkan untuk menjadi
jalan negara sehingga dapat meningkatkan akses ke ibukota provinsi;
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
41
b. perlunya penambahan dana PNPM untuk membantu pengentasan kemiskinan. Lalu
yang berikutnya konflik kepemilikan lahan antara perusahaan dan masyarakat
belum menunjukkan tanda-tanda penyelesaian.
3. Komite III,
a. penyelenggaraan ibadah haji didesakkan harus lebih transparan dan accountable;
b. desakan agar dilakukan pemerataan tenaga pendidik dan upaya peningkatan
profesionalitas guru;
c. soal Ujian Nasional usulan dari masyarakat Provinsi Bengkulu harus ditinjau ulang
karena pelaksanaan yang kacau tahun ini mengindikasikan bahwa Dikbud harus
mengevaluasi pelaksanaan Ujian Nasional;
d. pelaksanaan kurikulum tahun 2013 disarankan untuk dilakukan persiapan yang
lebih matang terlebih dahulu.
4. Inventarisasi masalah untuk Komite IV,
a. masih banyak temuan BPK yang hingga hari ini belum ditindaklanjuti;
b. perlu adanya peningkatan anggaran di bidang pendidikan, kesehatan dan
penanggulangan kemiskinan.
Demikian.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Ibu Eni dari Bengkulu. Kami persilakan dari Provinsi Jawa Timur.
PEMBICARA : Prof. Dr. Dra. Hj. ISTIBSYAROH, SH., MA. (JAWA TIMUR)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om swatiastu.
Ibu Pimpinan yang saya hormati,
serta teman-teman Anggota DPD yang saya hormati.
dan dari Kesekjenan beserta jajarannya yang saya hormati pula.
Alhamdulilah pada kesempatan ini saya sebagai wakil dari Provinsi Jawa Timur akan
melaporkan hasil reses 29 Maret sampai 28 April 2013 dan banyak hal yang kami sampaikan,
maklum Jawa Timur itu 38 daerah tingkat II tetapi akan saya bacakan sebagian saja.
1. Persoalan keterlambatan juklak dan juknis dana alokasi khusus dan dana alokasi
umum. Masalah petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan atas penggunaan dana atau
DAK sampai 2012 masih belum ada perbaikan. Pemerintah pusat masih terlambat
menyerahkan kepada pemerintah daerah akibatnya penggunaan dana tersebut
mengalami kendala dan kerja pun kurang efektif. Kerugian bagi daerah akibat hal ini
adalah dana yang tidak terserap karena banyak dinas yang tidak ingin terperangkap
peraturan. Karena itu perlu ada perbaikan agar perbaikan dalam pelaksanaan DAU dan
DAK yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan keuangan pusat dan daerah.
2. Persoalan penambangan pasir dan keberadaan lingkungan alam. Penambang pasir ada
yang berizin ada pula yang penambang liar yang tidak berizin. Penambangan pasir besi
tersebut tentu memiliki konsekuensi terhadap lingkungan alam. Penambangan pasir
besi menimbulkan konflik dalam masyarakat invenstor dan pemerintah daerah sendiri.
Oleh karena itu peran sosialisasi dan komunikasi pemerintah daerah sangat penting
agar keberadaan hubungan penambangan pasir besi dan keberadaan lingkungan alam
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
42
dapat sesuai dengan peraturan yang berlaku dan terkait dan tidak sering menimbulkan
konflik dalam masyarakat.
3. Dana BOS dan sertifikasi guru. Disampaikan kepada DPD RI waktu itu bahwa dana
BOS untuk madrasah di Jawa Timur ternyata hingga saat ini belum dapat dicairkan.
Tapi untuk sekolah, Dikbud dana BOS nya sudah cair dan kami sudah komunikasi
dengan Departemen Agama memang katanya masih dibintangi di keuangan, sehingga
ini perlu nanti DPD juga perlu mendorong supaya dana BOS ini segera cair. Juga
masalah sertifikasi guru. Dana sertifikasi untuk para guru di tahun 2012 ternyata juga
belum cair.
4. Yang terakhir, yang saya sampaikan. Di Jawa Timur ada sengketa batas wilayah di
Gunung Kelud antara pemerintah Kabupaten Blitar dengan pemerintah Kabupaten
Kediri hingga saat ini belum selesai. Pemkab Blitar mengajukan banding ke Pengadilan
Tata Usaha Negara atau PTUN Jawa Timur berkenaan dengan SK Gubernur Nomor
188 -133/KPTS/013/2012 tertanggal 28 Februari 2012 tentang batas wilayah
Kabupaten Blitar dengan Kabupaten Kediri yang menetapkan bahwa Gunung Kelud
masuk dalam wilayah Kabupaten Kediri sehubungan dengan hal itu majelis hakim
PTUN Jawa Timur pada tanggal 27 Desember 2012 memutuskan menolak
pemberlakukan SK Gubernur Jatim tersebut. Alasan yang mendasari putusan Majelis
Hakim itu karena SK Gubernur Jatim tersebut bukan merupakan keputusan tata usaha
negara sehingga meski bersifat konkrit, individual namun belum final. Dengan adanya
putusan yang dikeluarkan PTUN Jawa Timur ini, wilayah Gunung Kelud saat dalam
status quo tidak masuk wilayah Kabupaten Kediri maupun Kabupaten Blitar. Tapi
gunungnya masih ada belum meletus.
Demikian laporan dari kami dari Jawa Timur semoga nanti laporan-laporan ini bisa
ditindaklanjuti oleh DPD RI. Saya kira demikian.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om santi santi santi om.
PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih dari Jawa Timur, Ibu Istibsyaroh. Kita lanjutkan ke Jawa Barat. Sudah.
Kalimantan Barat, silakan.
PEMBICARA : MARIA GORETI, S.Sos., M.Si. (KALBAR)
Karena Provinsi Kalimantan Barat tinggal saya Bu, jadi saya yang membacakan
harusnya tadi Hj. Hairiah.
Pimpinan, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Anggota
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Sesjen dan segenap jajarannya.
Selamat sore.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Om swastiastu.
Seperti dari Provinsi Bengkulu, saya juga langsung kepada poin yang masuk ke dalam
alat-alat kelengkapan.
1. Komite I,
a. terdapat satu aspirasi yang datang dari Provinsi Kalimantan Barat yaitu
keterlambatan penyerahan e-KTP yang memerlukan waktu sampai 3 bulan yang
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
43
kemudian membuat warga masyarakat kecewa, bertanya-tanya padahal dana yang
digelontorkan sangat tinggi;
b. perlu perhatian pemerintah untuk pembangunan kawasan diperbatasan di
Kalimantan Barat secara khusus di Daerah Camar Bulan yaitu perbatasan
Indonesia-Malaysia yang berada di Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan
Barat.
2. Komite II,
a. infrastruktur pembangunan jalan di Kalimantan Barat masih jauh dari harapan
minimnya alokasi anggaran bagi pembangunan dan pemeliharaan jalan provinsi
nasional dan internasional merupakan faktor utama lambannya pembangunan
infrastruktur jalan di Kalimantan Barat;
b. kelistrikan, krisis listrik di Kalimantan Barat terkait dengan sistem kelistrikan tidak
mampu memasok kebutuhan listrik masyarakat Kalimantan Barat. Permasalahan
ini selain mengganggu masyarakat rumah tangga juga sangat mengganggu dunia
usaha khususnya iklim investasi di Kalimantan Barat. Diusulkan untuk perlu
perbaikan listrik secara nasional.
3. Di Komite III,
a. Dari Kalimantan Barat, seorang bupati di koran terang-terangan mengatakan yaitu
Bupati Milton Crosby mengusulkan agar tahun depan, tahun 2014 agar Ujian
Nasional ditiadakan. Ujian tahun 2013 ini dinilai memiliki tingkat kesukaran yang
amat tinggi ditambah dengan jebakan-jebakan fatal bagi peserta Ujian Nasional,
kriteria ketuntasan materi membuat nilai siswa di seluruh nusantara anjlok
termasuk di Kalimantan Barat. Dalam hal ini karena pengawasan terjadi di
kabupaten Sintang, maka di Kabupaten Sintang sesuai dengan ungkapan dari
seorang Bupati Sintangnya mengusulkan kepada DPD RI agar tahun depan itu
Ujian Nasional ditiadakan;
b. terkait kurikulum 2013, kalangan guru di Kalimantan Barat merasa ragu penerapan
kurikulum 2013 akan berhasil. Hal itu disebabkan oleh sangat minimnya
penyuluhan dan pelatihan terkait kurikulum 2013. Para guru di perkotaan sangat
jarang mendapatkan pelatihan atau penyuluhan apalagi di daerah-daerah di 14
kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Barat. Keraguan mengenai penerapan
kurikulum 2013 juga datang dari kepala seksi tenaga teknis Unit Pengajaran
Latihan Kegiatan Belajar (UPLKB) Dinas Pendidikan Kalimantan Barat. Pihaknya
ragu akan kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum 2013 ini.
Menurutnya para kepala sekolah sangat disibukan oleh berbagai kegiatan proyek
seperti mengurus anggaran BOS, DAK, dana kesenian dan lainnya. Mulai dari
proses mendapatkan, melaksanakan dan membuat pertanggung jawaban strip
pelaporannya, karena kesibukan tersebut maka tidak menutup kemungkinan para
kepala sekolah meningggalkan tugas utamanya terhadap pendidikan serta dapat
mempengaruhi kinerja para guru di sekolahnya. Ketika guru hendak bertanya atau
mengetahui sesuatu hal dari kepala sekolah tetapi tidak bisa dijawab karena
kesibukan teknis tersebut. Kepala dinas pendidikan Kalimantan Barat Drs. Alixeus
Akim, MM juga berharap penerapan kurikulum 2013 tidak perlu tergesa-gesa,
tidak mesti pada tahun 2013 ini, tetapi memerlukan pertimbangan yang matang
dan dikaji terlebih dahulu dan dengan memperhitungkan persoalan infrastruktur
serta prasarana yang memadai terkait penerapan kurikulum 2013 tersebut.
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
44
4. Komite IV,
Kebutuhan alokasi khusus dana pembangunan tingkat desa, DPD RI hendaknya perlu
memperjuangkan alokasi anggaran khusus untuk pembangunan di tingkat desa dari
alokasi dana APBN secara proporsional dengan memperhatikan karakteristik wilayah.
Anggaran ini hendaknya terpisah dari anggaran alokasi dana desa yang diambil dari
alokasi APBD Kabupaten. Dukungan peningkatan jumlah alokasi dana untuk PNPM
(Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) hendaknya menjadi perhatian khusus
DPD RI dalam APBN 2014 kedepan.
Demikianlah laporan kami dari Provinsi Kalimantan Barat agar dapat ditindaklanjuti di
dalam alat kelengkapan masing-masing.
Sekian dan terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Iya saya lanjutkan, terima kasih dari Kalimantan Barat. Kemudian kita lanjut ke
Kalimantan Tengah sudah tidak sabar soalnya.
PEMBICARA : H. HAMDANI, S.IP (KALTENG)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swastiastu.
Pimpinan DPD RI yang kami hormati.
Ibu Wakil Ketua DPD RI yang kami sayangi dan kami cintai.
Pjs. Sekjen DPD RI, para negarawan Indonesia yang hadir pada rapat paripurna sore ini
dan rekan-rekan media kalau masih ada yang bertahan.
Sebelumnya, perkenankanlah saya untuk mewakili anggota DPD RI dari Provinsi
Kalimantan Tengah menyampaikan laporan kegiatan di daerah yang dibuat berdasarkan
kunjungan kerja di daerah pemilihan sesuai surat Sekretaris Jendral DPD RI No. DN150/05
DPD3-2013 perihal kegiatan anggota DPD RI di daerah pemilihan.
Laporan ini juga adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban tugas anggota DPD RI
terhadap penggunaan keuangan negara yang digunakan selama kegiatan daerah pemilihan.
Dalam laporan ini kami sampaiakan beberapa poin penting dan laporan secara lengkap akan
kami serahkan kepada pimpinan.
1. Kalimantan Tengah telah melaksanakan pemilukada di 7 kabupaten kota dan
berlangsung secara tertib dan aman, hampir semua pemilukada tersebut dimenangkan
oleh calon-calon berasal dari Incumbent kecuali Kabupaten Seruyan, pemilukada
dimenangkan oleh calon independent karena masyarakat melihat faktor integritas figur
bukan lagi parpol pendukung. Sebanyak 7 kabupaten menggelar pemilihan bupati dan
wakil bupati, ketujuhnya adalah Kabupaten Brito Timur, Pulau Pisang, Murung Raya,
Katingan, Sukamara, Lamandau dan Seruyan. Dalam pemilukada ini ada beberapa
kandidat yang kalah dengan mengajukan gugatan ke MK karena tidak puas dengan
hasil yang diumumkan KPUD.
2. Tata batas kabupaten dan kabupaten Lamandau dan kabupaten Sukamara masih
bermasalah, kasus tengah berlangsung dan sudah di ajukan ke Kementrian Dalam
Negeri adalah penyelesaian tata batas wilayah antara Kabupaten Sukamara dan
Kabupaten Lamandau. Penyelesaian masih belum menemui titik terang walaupun telah
dilakukan pertemuan antara kedua belah pihak supaya masalah ini tidak lagi terkatung-
katung terlalu lama, kita berharap agar nantinya apabila penetapan tata batas tersebut di
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
45
Kementrian Dalam Negeri karena mereka mengajukan banding dapat dipatuhi kedua
belah pihak supaya masalah ini dapat segera terselesaikan dan tidak menimbulkan
sengketa berkepanjangan.
3. Program pembangunan infrastruktur perdesaan atau lebih dikenal dengan sebagai PPIP
berupaya menciptakan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat baik individu
maupun kelompok melalui partisipasi dalam memecahkan berbagai permasalahan yang
terkait kemiskinan dan ketertinggalan desanya sebagai upaya meningkatkan kualitas
kehidupan, kemandirian dan kesejahteraan masyarakat. PPIP merupakan program
berbasis pemberdayaan dibawah payung PNPM Mandiri yang bantuannya meliputi
fasilitasi dan mobilisasi masyarakat dalam melakukan identifikasi permasalahan
kemiskinan, menyusun perencanaan dan melaksanakan pembangunan infrastruktur
desanya, lokasi PPIP tersebar di 29 provinsi dengan sasaran lokasi mengikuti
Ketetapan SK Menteri Pekerjaan Umum.
4. Masalah infrastruktur jembatan yang menghubungkan Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Barat yaitu jembatan Desa Tayan, Kecamatan Kudau Kabupaten
Lamandau, daerah perbatasan ini untuk segera dibangun karena berfungsi memudahkan
hubungan transportasi antar dua provinsi yang berdampak pada peningkatan kehidupan
ekonomi rakyat dan pelayanan pada masyarakat. Kontruksi jembatan sepanjang 1420
meter tersebut ditargetkan selesai pada akhir 2014, jembatan ini akan terbagi menjadi 2
buah dengan panjang masing-masing 280 meter dan 1140 meter. Jembatan yang
memiliki lebar 11,5 meter tersebut juga dilengkapi jalan akses sepanjang 3,7 km
menekankan pentingnya keberadaan jembatan guna mengoptimalkan fungsi lintas
selatan sebagai jalur ekonomi utama Pulau Borneo dan bagian dari masterfund
percepatan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia, MP3I.
5. Pertanian dan ketahanan pangan, food security pemerintah agar meningkatkan
pembangunan waduk dan prasarana irigasi untuk peningkatan hasil pertanian sehingga
masyarakat bisa mencapai swasembada dan sekaligus mendukung program ketahanan
pangan nasional.
6. Bidang kesehatan, di Kabupaten Kotawaringin Timur ada masalah menyangkut nasib
para bidan yang berpendidikan D1, jumlah mereka mencapai 82 orang dan tergabung
dalam organisasi profesi IBI (Ikatan Bidan Indonesia) dalam waktu beberapa tahun
kedepan mereka diwajibkan sudah menyelesaikan program D3, kalau tidak legalitas
praktek mereka dipertanyakan. Artinya mereka dianggap sebagai bidan kampung saja.
Mereka sudah minta agar dapat mengikuti pendidikan di Poltekes Palangkaraya namun
dengan kebijakan alih bina sekarang ditangani Dirjen Dikti Kemendiknas bukan lagi
Kemenkes seperti dulu, hal tersebut sudah tidak dimungkinkan lagi, mereka telah
menghubungi pihak lembaga pendidikan swasta milik Muhamadiyah di Sampit tetapi
hal tersebut juga tidak bisa diwujudkan karena sekolah tersebut masih terakreditasi di
level C sedangkan syarat yang minimal harus akreditasi B.
7. Kemudian persoalan tata ruang Kalimantan Tengah sampai saat ini belum juga ada
kepastian meski sudah ada surat Keputusan Menteri Kehutanan No.529/2012 tentang
pengukuhan kawasan hutan namun tidak dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat
Kalimantan Tengah. SK Menhut tetap mengacu pada 82% kawasan hutan kemudian
non kawasan hutan sebesar 18%, dalam kondisi ini kalau tidak bisa berbuat apa-apa
sementara para investor maupun penataan-penataan kawasan belum optimal dilakukan.
8. Perimbangan keuangan pusat dan daerah, perimbangan antara daerah dan pusat bagi
provinsi Kalimantan Tengah masih kurang memenuhi rasa keadilan terutama pada bagi
hasil dibahas sektor perkebunan, pendapatan daerah Kalimantan Tengah lebih di
dominasi dari perolehan pajak kendaraan bermotor sedangkan dari sektor perkebunan
masih belum dirasakan sebagaimana sudah sering disampaikan bahkan pansus dana
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
46
bagi hasil sudah turun ke lapangan, ke beberapa daerah di Kalimantan Tengah bertemu
dengan para stake holder perkebunan dan masyarakat di sekitar perkebunan tersebut
mensosialisasikan tentang bagi hasil yang menjadi komitmen DPD RI untuk
memperjuangkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang dimasukkannya
sektor perkebunan di undang-undang tersebut.
Demikian laporan yang disampaikan dan semoga laporan dapat ditindak lanjuti sesuai
amanat yang telah disampaikan. Semoga DPD RI dapat selalu memperjuangkan aspirasi
masyarakat daerah menuju terciptanya masyarakat dan Indonesia yang bermartabat, sejahtera
berkeadilan.
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om santi santi santi om.
PEMBICARA : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih dari Kalimantan Tengah. Karena dari Maluku Utara tidak ada kita
lanjutkan Nusa Tenggara Timur.
PEMBICARA : CAROLINA NUBATONIS KONDO (NTT)
Selamat sore.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swastiastu.
Yang terhormat Bapak-Ibu Pimpinan DPD RI. Yang saya hormati Bapak-Ibu Pimpinan
Alat Kelengkapan DPD RI dan Kelompok DPD RI di MPR. Yang terhormat rekan-rekan
yang saya cintai sebangsa dan setanah air. Yang terhormat Sekretaris Jenderal DPD RI dan
jajarannya. Singkatnya hadirin yang saya muliakan.
Adapun laporan yang kami sampaikan kita langsung saja, dengan tidak mengurangi
rasa hormat dari semua. DIM yang kami bawa 1002 poin tapi hanya kami laporkan beberapa
saja yang penting, yang kita sampaikan yang urgent sekali.
1. Tentang Komite I, yaitu masyarakat Malaka yang kabupatennya baru saja kita
resmikan Senin, 22 April yang lalu meyampaikan terima kasih kepada semua pihak,
teristimewa Bapak-Ibu anggota DPD RI yang sudah berjuang untuk memekarkan
daerah kami dan sekalian juga mohon doa restu untuk penetapan perjalanan hidupnya
di masa balita ini bisa berjalan dengan baik. Dalam pembahasan di tingkat pusat,
Malaka sudah menjadi kabupaten yang sudah mekar cuma saja yang kami minta bahwa
kepala daerah dan wakil daerah provinsi kabupaten dari Malaka itu mengambil sikap
tentang anggaran, tentang pemilukada pada bulan Agustus 2013 ini sudah menjadi
kabupaten ini. Di lain pihak pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah di provinsi
kabupaten, se-Kabupaten Belu yang demikian mempertanyakan banyak tidak bersedia
memberikan anggaran. Oleh karena itu diminta supaya pemerintah pusat bersikap tegas
menghadapi sikap bupati demikian supaya perlu menurunkan tim investigasi untuk
pemeriksaan dan guna kejelasan dalam pemilukada dapat berjalan seperti yang
diharapkan maksudnya Bupati Belu hanya menyiapkan anggaran untuk 12 kecamatan
sementara yang lainnya tidak dan ini perlu campur tangan dari kita, dari DPD juga
untuk meminta pemerintah pusat untuk menurunkan investigasi.
2. Tentang laporan kasus di Cibinong ini minta tanggung jawab pemerintah untuk
menindak tegas kepada oknum-oknum seperti Kapolda, Pangdam sejajarnya yang
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
47
terlibat di dalam kasus ini supaya kasus tersebut dapat mendapatkan lapang dada bagi
keluarga. Yang kedua, membentuk KPP HAM tragedi Yogyakarta agar dapat menuntut
proses pengadilan dan transparansi bagi para anggota TNI jika terbukti di kemudian
hari bersalah. Kepolisian Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan HAM untuk
mengusut penyimpangan prosedur titip tahanan yang membuat ini sistem, titip tahanan
dan kasus yang amat sensitif terkait Polri dan TNI Angkatan Darat karena bisa
dikatakan pihak kepolisian melepaskan tanggung jawabnya dalam melindungi hak
hidup tahanan.
3. Yang tidak kalah pentingnya tentang UN saya tidak ulas lagi dan yang paling urgent di
daerah kami yaitu mengenai kurikulum 13 memang sangat dirasakan karena kalau
berbicara mengenai kurikulum 13 yang dicanangkan disana yaitu 5% sebagai uji coba
untuk SD dan SMP saya kira tidak mengenal karena kalau yang diambil itu yang
mempunyai guru banyak, yang pas antara NTT seluruhnya itu mengalami kekurangan
guru yang notabene satu satab saja, hanya memiliki satu PNS dengan dua guru honor.
Jadi kurikulum 2013 ini kami mengharapkan berlaku apabila sudah mempunyai sarana
prasarana termasuk ketenagaan yaitu guru baru kami terima kurikulum 2013. Jadi kami
mohon supaya DPD bersikap tegas bukan menolak tapi memperbaiki sarana prasarana
dan ketenagaan yang ada di NTT baru kurikulum 2013 ini bisa diterapkan.
4. Yang lain-lainnya mungkin nanti saya sampaikan secara tertulis oleh karena itu sampai
di sini saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om santi santi santi om.
PEMBICARA : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Iya, terima kasih. Kita lanjutkan Ke Kalimantan Selatan, kami persilakan Pak Sofwat.
PEMBICARA : Drs. H. MOHAMMAD SOFWAT HADI, SH. (KALSEL)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Yang terhormat Ketua dan Wakil Ketua DPD RI.
Rekan-rekan DPD seperjuangan. Secara singkat akan kami bacakan poin-poin yang
penting dan kemudian laporan tertulisnya akan kami sampaikan kepada Pimpinan Sidang.
1. Mengenai penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah atau Bupati, maaf itu minum
dulu. Bahwa Kabupaten Tanah Laut yang ibukotanya Prihari pada tanggal 23 April
kemarin telah menyelenggarakan pemilihan umum, pemilihan pasangan Bupati. Yang
nomor satu dan nomor dua selisihnya hampir 1 persen dan sekarang yang merasa kalah
menggugat ke MK dan ini sangat rawan karena selisihnya tidak sampai 1%. Menang
kalah ini masih dari perhitungan quick count dari lembaga-lembaga survei perlu
diwaspadai, karena khawatir jadi seperti ini....
2. Calon Anggota DPD RI yang mendaftarkan ke KPU Kalimantan Selatan sebanyak 17
orang. Tahun 2009 hanya 35 jadi menurun drastis. Anggota DPD yang 4 ini yang
mendaftar saya, Pak Farid dan Pak Habib Hamid Abdullah, kalau Pak Adhariyani
daftar caleg DPR Nasdem. Saya mendaftarkan, sebetulnya saya mendaftarkan dan
sudah di usulkan oleh DPW P3 Kalsel tapi rupanya incomben di DPR sini tidak setuju
berusaha ke BPP dan berhasil menghapus nama saya di BPP. Jadi ternyata tidak mudah
masuk ke partai itu.
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
48
3. Masalah Ujian Nasional, Kalimantan Selatan termasuk yang disebut istilahnya
amburadul tapi saya konsultasi dengan para kepala daerah, para bupati. Para bupati
tetap mendukung dilaksanakan Ujian Nasional hanya perlu ada perbaikan-perbaikan
karena kata bupati dengan adanya Ujian Nasional siswa-siswa lebih semangat untuk
belajar, guru-guru bergairah untuk memberikan mata pelajarannya sesuai dengan
standar dari pusat. Demikian juga kata bupati dengan adanya Ujian Nasional bisa
mencantumkan di APBD untuk mendukung pelaksanaan ujian nasonal. Jadi mungkin
ada perlu sedikit kita diskusi tentang Ujian Nasional ini karena buykan kita saja yang
pro dan kontra DPR juga sama tapi akhirnya DPR juga setuju buktinya memberikan
anggaran. Sekarang yang menjadi amburadul katanya terlambat Kementerian
Keuangan dalam pencairan dana Ujian Nasional ini, karena dicairkan 25 hari H-25
sebelum pelaksanaan Ujian Nasional, mudah-mudahan yang akan tidak terulang.
4. Kemudian, prioritas pembangunan kepada pusat diminta supaya Bandara Syamsudin
Noor landasan pacunya diperpanjang tambah 500 meter supaya pesawat besar yang
akan embarkasi haji bisa berangkat langsung dari Banjarmasin.
Itu saja yang pokok-pokoknya, saya ucapkan terima kasih atas perhatian Bapak-Bapak
Ibu-Ibu.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PEMBICARA : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Iya, kita lanjutkan. Terima kasih Pak Sofwat dari Kalimantan Selatan.
Kita lanjutkan berikut dari Sulawesi Selatan, Kalimantan dulu Pak. Kalimantan Timur.
PEMBICARA : KH. MUSLIHUDDIN ABDURRASYID, Lc., M.Pdi. (KALTIM)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua dan,
Om swastiastu.
Mungkin langsung saja, ingin menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan
hasil kunjungan kami ke daerah.
1. Mungkin untuk Komite I,
a. masalah pengelolaan daerah untuk perbatasan sampai sekarang walaupun
barangkali reformasi birokrasi sudah terjadi tapi tidak sesuai dengan apa yang
diinginkan palayanan publik masih jauh dari apa yang diharapkan, sehingga kami
inginkan melalui DPD RI untuk memberikan masukan kepada pemerintah pusat
agar perhatian kepada daerah-daerah perbatasan ini akan lebih diperhatikan begitu;
b. tentang tata ruang, ini saya mungkin dengan daerah-daerah lain kami
menginginkan supaya pemerintah, DPD RI untuk mendorong segera mempercepat
proses penyelesaian RT-RW Kalimantan Timur yang saat ini berada di bawah
Kementerian Kehutanan.
2. Kemudian untuk Komite II,
a. mungkin yang menjadi masalah pertama sekali masalah air iya, dimana pabrik-
pabrik yang ada di Kalimantan Timur itu banyak menguras atau menyedot air
tanah secara berlebihan dengan tanpa memperhatikan persediaan air yang ada
untuk masyarakat ini. Sehingga ini juga perlu mendapat perhatian dari kita;
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
49
b. Kemudian, pemerintah juga diharapkan untuk mewajibkan kepada perusahan-
perusahaan untuk dapat membuat tempat pengolahaan limbah meskipun biaya
sangat mahal namun hal ini mungkin sangat mempengaruhi karena pabrik-pabrik
banyak membuang limbahnya ke sungai di malam hari.
3. Kemudian untuk Komite III,
a. masalah rencana pelaksanaan kurikulum 2013 setelah kami turun iya rata-rata di
daerah-daerah hanya terbatas sosialisasinya terhadap kepala-kepala diknas dan
kepala sekolah namun bagian-bagian di pinggiran daerah atau kabupaten kota
masih banyak belum menerima sosialisasi. Oleh karena itu kami mengharapkan
agar jangan dipaksakan untuk diterapkan pada saat ini terlebih dahulu dikaji lebih
dalam sehingga kurikulum ini bisa sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
masyarakat;
b. kemudian untuk Ujian Nasional, mungkin sama dengan daerah lain. Ujian
Nasional mungkin di daerah kami itu termasuk daerah yang bermasalah karena
sebelas provinsi yang ada di Kalimantan Timur Kaltim ini dan Kalimantan Selatan
dan daerah-daerah lain itu juga termasuk. Oleh karena itu, perlu ditinjau kembali
dan bahkan saya melalui kesempatan ini ingin mengimbau juga rekan-rekan dari
provinsi yang lain untuk sama-sama duduk untuk barangkali mengambil suatu
sikap mengajak di komite dan juga dengan pimpinan agar ini kita usut sampai ke
atas, bahkan mungkin ada audit dalam masalah Ujian Nasional ini;
c. kemudian, masalah haji, ini mungkin perhatian kita terhadap pemondokan bagi
calon-calon jamaah haji yang berusia lanjut karena 83 tahun ke atas itu akan
diprioritaskan. Namun, kalau seandainya tempat mereka jauh itu kan akan
membebani buat mereka sendiri. Oleh karena itu, perlu perhatian barangkali untuk
jamaah-jamaah yang berusia tua itu ditempatkan mungkin dekat dengan lokasi di
Masjidil Haram, Mekah dan Madinah. Kemudian, masalah yang lain berhubungan
dengan masalah haji atau pelaksanaan ini, biro-biro yang ada di pusat itu ketika
berada di daerah, kami juga ingin ini ditertibkan agar terdaftar sehingga daerah
tidak kebagian ketika terjadi masalah;
d. tambahan, kami melihat bahwa di daerah kami terjadi barangkali bencana terhadap
anak-anak yang berkebutuhan khusus di mana perhatian pemerintah pusat belum
terlalu besar. Sehingga, anak-anak yang berkebutuhan khusus ini masih
terbengkalai, khususnya dalam masalah pendidikan. Nah, apalagi di daerah
Kalimantan Timur dengan batu baranya itu akibat limpahan batu bara, baik airnya
dan lain sebagainya itu membuat anak-anak menambah untuk kebutuhan khusus
ini. Oleh karena itu, kami juga mengharapkan pemerintah mempunyai perhatian
tersendiri begitu untuk menangani masalah anak-anak yang berkebutuhan khusus
ini karena mereka juga merupakan putra-putri Indonesia begitu.
4. Di Komite IV,
proyek-proyek besar yang ada di Kalimantan Timur itu banyak dilaksanakan
berdasarkan APBD daerah, seperti jembatan, jalan, dan sebagainya. Oleh karena itu,
sangat membutuhkan bantuan dari DPD untuk memberikan saran kepada pemerintah
pusat agar membantu proyek-proyek yang besar ini dengan proyek APBN-nya.
Barangkali ini yang disampaikan dalam kesempatan ini. Mudah-mudahan bisa
bermanfaat dan bisa dikaji oleh komite masing-masing. Demikian.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om santi santi santi om.
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
50
PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Ya, terima kasih.
Kita lanjut dari Kalimantan Timur ke Sulawesi Selatan. Kami persilakan, Pak Bahar.
PEMBICARA : Drs. H. BAHAR NGITUNG (SULSEL)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bapak dan ibu pimpinan DPD RI yang saya hormati, rekan-rekan Senator Indonesia
yang saya banggakan, serta Pelaksana Tugas Sekretariat Jenderal dan seluruh jajarannya
yang saya hormati.
1. Saya tergelitik sedikit dengan laporan teman-teman dari kawasan barat, tengah,
maupun Jawa yang masih banyak mengelukan tentang sarana prasarana maupun
pelaksanaan Ujian Nasional. Saya sudah bisa membayangkan bagaimana pula kami
yang ada di timur Indonesia. Bahkan, untuk Ujian Nasional seakan-akan Menteri
Pendidikan ini hanya tahu mungkin Indonesia itu dari Banten ke Madura karena terlalu
sentralistik dan birokrasi,semua ada di pusat, bahkan percetakan juga di pusat.
Sementara, kemampuan daerah yang seharusnya Ujian Nasional ini menjadi domain
pemerintah daerah dan bisa dilaksanakan di daerah, kenapa tidak dilaksanakan di
daerah. Dan, selama republik ini merdeka dan inilah pelaksana ujian yang paling parah.
Oleh karena itu, rakyat banyak dan beberapa pemerintah daerah meminta kepada saya
agar disuarakan melalui DPD untuk meminta Menteri Pendidikan mundur dari
jabatannya.
2. visi pemerintah Sulawesi Selatan ingin menjadikan Sulawesi Selatan sebagai pilar
utama pembangunan nasional serta simpul jejaring perekonomian di kawasan timur
Indonesia. Artinya, Sulawesi Selatan ini ingin dijadikan sebagai sentral distribusi atau
center point of Indonesia ada di Makasar. Bahkan, target pemerintah untuk stok pangan
yang 10 ribu ton, 10 juta ton, Sulawesi Selatan telah mencapai 2,5 juta ton, bahkan
tahun ini ditargaetkan mencapai 3 juta ton. Itu berarti 30% dari target pemerintah yang
2014, 10 juta ton, Sumsel telah memberikan kontribusi 30%. Oleh karena itu, melalui
DPD dimohonkan kiranya didorong agar infrastruktur untuk pertanian ini lebih
ditingkatkan lagi, khususnya jalan-jalan yang menuju kepada sentra-sentra produksi.
Alhamdulillah sampai sekarang hampir kekurangan di kawasan timur 12 provinsi itu
disuplai dari Sulawesi Selatan. Oleh karena itu, tidak salah kiranya melalui Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia ini meminta agar pemerintah memberi
perhatian khusus kepada Sulawesi Selatan dan lebih khusus lagi kepada kami-kami
yang berada di kawasan timur Indonesia. Agar, kami bisa merasakan bahwa Indonesia
ini memang berada dalam suatu bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dari
Sabang sampai Merauke.
Kalau mau lihat Indonesia maju, harus perhatikan kawasan timur Indonesia itu. Selalu
saya ingatkan karena potensi konflik di sana sudah pernah dibuktikan, bukan cerita. Itu hanya
karena ketidakpuasan. Di Papua ada OPM, di Maluku pernah ada RMS, di Sulawesi pernah
ada DI TII dan pernah ada Permesta. Itu semua harus diperhatikan dan jangan sampai
republik ini, masalah seperti ini terulang. Saya kira DPD punya ruang yang besar dengan
kemenangan di Mahkamah Konstitusi untuk memperjuangkan bahwa kami yang ada di
kawasan timur adalah bagian dari Republik Indonesia dan ingin menikmati kemerdekaan.
Terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
51
Om santi santi santi om.
PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Iya terima kasih Pak Bahar.
Saya kira tadi laporan yang tidak tertulis itu. Saya kira kita lanjutkan Sumatera Utara.
PEMBICARA : Dr. H. RAHMAT SHAH (SUMUT)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore.
Salam sejahtera bagi kita sekalian.
Om swastiastu.
Yang terhormat Bapak Ketua dan Ibu Wakil Ketua beserta rekan-rekan yang mulia
anggota DPD RI.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa
kita diberi kesehatan dan kesempatan hadir dalam rangka laporan reses pada hari ini. Saya
karena Ibu Aida ngobrol saja, saya dahului dengan pantun, nanti saya tutup dengan pantun
biar dia semangat. Ini untuk Anggota DPD ini yang meneruskan nanti.
Biar orang menanam buluh, kita tetap menanam padi/Biar orang menebar musuh, kita
tetap menanam budi.
Laporan kegiatan daerah pemilihan empat anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia, Provinsi Sumatera Utara, yaitu Bapak Rudolf Pardede sudah tidak ditempat, saya
sendiri, dan Bapak Parlindungan juga sudah tidak di tempat lagi kampanye, dan Prof. Dr. Ir.
Hj. Darmayanti Lubis mungkin sebentar lagi tidak di tempat, hadir. Ingin kami sampaikan,
sebagian sudah disampaikan oleh teman-teman.
1. Permasalahannya hampir sama, tetapi yang penting di Sumatera Utara kasus tanah
masih belum selesai. Perbatasan juga sama dengan Riau sudah belasan tahun belum
selesai. Ini sedang kami fasilitasi dan tidak bosan-bosannya kita berjuang bersama-
sama menyelesaikan problem masyarakat lapisan bawah.
2. Selanjutnya, pertemuan dengan peserta musyawarah nasional, FKMPI (Forum
Komunikasi Mahasiswa Politeknik se-Indonesia) diminta DPD RI dapat memberi
masukan kepada pemerintah pusat dan provinsi agar kiranya memberi rekomendasi
guna ditingkatkannya program dan anggaran yang lebih luas dalam upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui sektor pendidikan dengan memanfaatkan
teknologi tepat guna serta dengan program-program yang berkesinambungan yang
sesuai dan nyata. Nah, ini program ini banyak, dananya banyak, tetapi tidak tepat
sasaran.
3. Kemudian, mengikuti kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrembang) tingkat Provinsi Sumatera Utara. Aspirasi yang diserap melalui kegiatan
Musrembang tersebut adalah bahwa program pembangunan Sumatera Utara harus lebih
memprioritaskan kepada pembangunan yang lebih menyentuh keputusan masyarakat
luas, di antaranya pendidikan yang layak, kesehatan, serta bidang sosial lainnya. Selain
daripada itu, pemerataan pembangunan bagi daerah-daerah yang masih belum terakses
selama ini juga menjadi fokus pembahasan dalam Musrembang yang untuk selanjutnya
akan diusulkan sebagai bagian pembangunan provinsi, kabupaten, dan kota. Untuk
tahun 2014 yang akan dating, diutamakan sarana prasarana jalan.
4. Kemudian, diberi amanah juga dan memberi ceramah kegiatan uji kompetensi
wartawan angkatan 3 bagi anggota PWI cabang Sumatera Utara yang juga dihadiri oleh
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
52
Sekretaris Jenderal PWI Pusat, pemerintah provinsi, tim penguji dari Jakarta dan Kota
Medan, Ketua dan segenap unsur pengurus PWI cabang Sumatera Utara. Aspirasi yang
diserap melalui pertemuan ini, yakni dalam hal melakukan tugas jurnalistik, media
tidak hanya dibekali oleh ilmu pengetahuan serta keterampilan, menyajikan informasi
kepada publik, profesionalisme seorang jurnalis harus senantiasa diasah dengan
melakukan uji kompetensi. Untuk itu, diperlukan sarana dan prasarana yang baik agar
kegiatan seperti ini dapat berkesinambungan serta tidak bergantung pada waktu dan
tempat saja.
5. Ini menarik ini, Ibu-ibu Srikandi. Menerima dalam rangka memperingati Hari Kartini,
21 orang srikandi yang tergabung dalam komunitas bike to work se-Indonesia yang
melakukan perjalanan di tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera
Barat yang ditutup oleh Mendagri. Menyempatkan diri bersilaturahmi dan saling
sharing dalam konteks pembangunan, peningkatan derajat kaum perempuan serta
budaya. Aspirasi yang diserap dalam pertemuan tersebut adalah bahwa terjadi
perbedaan yang signifikan antara provinsi di Pulau Sumatera meskipun memiliki
sumber daya alam yang luar biasa di samping kekayaan budayanya. Selain daripada itu,
bahwa upaya peningkatan derajat kaum perempuan masih perlu ditingkatkan dengan
memberi akses kepada kaum perempuan dalam hal ikut mengambil keputusan-
keputusan, mulai dari domestik maupun publik.
6. Kami juga mendukung tadi apa yang disampaikan terakhir dari Kaltim, yaitu dukungan
untuk anak-anak kebutuhan khusus. Itu maksudnya YPAC, Pak ya, yayasan Pendidikan
Anak Cacat, kebetulan istri saya ketuanya untuk Sumatera Utara, tetapi memang
memprihatinkan. Bahkan, swasta yang banyak membantu daripada pemerintah, tetapi
ada daerah seperti Palembang, pemerintahnya luar biasa. Jadi, ini mestinya kami
mendukung tadi yang disampaikan Kaltim, maunya seluruh Indonesia sama, harus ada
APBD untuk anak-anak berkebutuhan khusus dan tidak berkelebihan. Di daerah kami,
bupati butuh lahan, kami bantu. Jadi, berdiri sekolah itu dengan baik.
7. Juga tadi dipesan oleh Ketua Komite I, tetapi sayang Papua sudah tidak di tempat.
Diminta Komite I mendukung dan mengawal soal otonomi baru, itu pasti dilakukan
oleh Komite I ini Pak Wayan, Pak Farouk masih ada tim Komite I di sini, Pak
Emanuel, Pak Anang, dan lain-lain.
8. Selanjutnya ada sesuatu yang dapat dicontoh oleh daerah lain, yaitu TNI Polri dan
organisasi masyarakat serta instansi lainnya yang terkait, 14000 orang berlatih bersama
selama dua minggu dan dibuat upacara 17-an di lapangan Merdeka. Irupnya dari Polri,
Kapolda, sedangkan yang melaksanakan ada TNI Panglima, gubernur hadir, dan
dibikin suatu kegiatan serangan teroris menawan walikota yang dibebaskan oleh TNI.
Itu saya pikir bagus. Selama ini banyak konflik antara TNI Polri. Mungkin dengan
kebersamaan tersebut bisa menjadi contoh untuk daerah lain sehingga dapat mengatasi
kejahatan-kejahatan nasional dan internasional, tetapi di antara mereka juga tidak
bunuh-bunuhan atau bakar-bakaran, melemahkan diri sendiri.
9. Juga pemekaran dua daerah kami yang sangat mendesak dan sedang dipersiapkan,
tinggal satu surat dukungan gubernur yang baru. Pemekaran Simalungun Hantaran dan
Langkat yang sangat luas, bahkan mungkin tidak pernah didatangi kepala daerahnya
sehingga masyarakatnya merasa dianaktirikan dan sudah mulai bergema apa tadi yang
disampaikan dari Papua. Kami berusaha mengingatkan ini, Pak Wayan.
10. Rapat kerja dengan sepuluh kabupaten/kota di sekitar proyek Asahan tanggal 10 April
2013. Ini dilakukan oleh Pak Rudolf. Telah dibuat kesepakatan oleh enam dari sepuluh
kabupaten/kota di sekitar proyek untuk mempercepat pencairan dana PT Inalum yang
menjadi hak pemerintah kabupaten/kota.
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
53
11. Kemudian, pertemuan dengan peserta musyawarah nasional FKMPI (Forum
Komunikasi Mahasiswa Politeknik Indonesia). Menerima perwakilan kelompok tani
Torang Jaya Mandiri Padang Lawas. Aspirasi:
a. menyampaikan pengaduan terjadi konflik antara warga KKTMJM dengan pihak
PT Sumatera Riang Lestari dan PT Sumatera Surya Lestari;
b. adanya putusan rapat pleno DPRD Sumatera Utara yang dihadiri oleh pimpinan
dan anggota Komisi A DPRD SU, anggota DPRD Padang Lawas, pihak
kepolisian, Kanwil BPN Sumatera Utara, Dinas Kehutanan, Kelompok Tani, PT
SRL dan PT SSR pada 3 Juli 2012 dan 4 April 2013. Namun, pada kenyataannya
tidak diindahkan dan hingga saat ini masih terjadi aksi-aksi intimidasi, masih terus
terjadi di lapangan, dan pihak pengusaha masih terus melaksanakan kegiatan.
Untuk itu, mohon bantuan DPD RI untuk memfasilitasi penyelesaian konflik.
12. Pertemuan dengan Direktur Jenderal Keprotokolan Kementerian Luar Negeri yang
dihadiri oleh unsur Muspida, para konsul jenderal dan konsul negara sahabat, serta
organisasi usaha dan tokoh-tokoh masyarakat. Aspirasi yang diserap melalui kegiatan
ini adalah keberadaan konsul jenderal dan konsul kehormatan penting, bukanlah semata
untuk simbolisasi perwakilan negara sabahat, akan tetapi lebih dari itu. Ini kepada
teman-teman Anggota DPD, kalau ada yang memberi, menjadi konsul kehormatan,
diambil itu, Bapak-Ibu sekalian, itu bagus untuk hubungan dagang daerah dan
mendukung kegiatan ekspor dan impor. Alhamdulilah kami sudah menandatangani
triliunan itu walaupun tidak dapat Rp1 pun, tetapi hubungan dagang langsung, tidak
lagi melalui negara tetangga.
Mungkin demikian yang kami sampaikan. Dimulai tadi dengan pantun, saya coba tutup
dengan pantun. Tetapi, sabar Ibu Aida. Yang tetap belum selesai adalah hal tanah, hal jalan
yang rusak di mana-mana, terutama jalan ke desa-desa atau ke kecamatan, listrik masih mati-
mati di Medan atau Sumatera Utara, keluhan masyarakat luar biasa, dan hal keamanan,
korupsi masih ada. Pesan kami untuk seluruh anggota DPD, terutama yang akan terus,
berbuatlah kebaikan sekecil apa pun pada siapa pun di mana pun kita berada karena DPD
namanya hari ini besar sekali. Di mana-di mana harapan masyarakat juga besar sekali dan
alhamdulillah saya sudah ditugaskan ketua tugas lain, jadi saya tidak mencalonkan diri lagi
DPD. Saya ditugaskan lain oleh Ketua.
Terima kasih.
Saya ingatkan juga teman-teman ya harus menghormati penghuni pertama alam
semesta, yaitu satwa. Jadi, berbuat kebaikan kepada siapa saja, tetapi jangan lupa juga
mahluk penghuni pertama alam semesta, yaitu satwa. Dan, saya ingatkan kita dapat
berbohong kepada siapa saja, tidak dapat berbohong kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Mungkin demikian kami sampaikan, kami tutup dengan pantun.
Kalau kita pergi ke Langsa, jangan lupa makan mie Bang Rozali/Kalau kita ingin
membangun bangsa, bergabunglah dengan DPD RI.
Sekian, terima kasih. Semoga niat baik kita, tujuan mulia kita mendapat ridho dari
Tuhan Yang Maha Kuasa.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore.
Om santi santi santi om.
PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Ya, mohon bersabar tinggal tiga provinsi lagi. Saya kira kita berharap sebelum pukul
16.30 WIB sudah selesai. Silakan, Provinsi Maluku.
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
54
PEMBICARA : JACOB JACK OSPARA, S.Th., M.Th. (MALUKU)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera.
Om swastiastu.
Pimpinan yang saya hormati dan rekan-rekan Senator yang saya hormati dan kasihi,
Plt. Sekretaris Jenderal dan seluruh staf yang saya juga hormati dan kasihi.
Pertama-tama dari mimbar ini saya ingin mengatakan kalau banyak daerah mau ke
mana-mana, keempat anggota DPD RI dari Maluku tidak ke mana-mana. Mau ingin
membesarkan tetap DPD RI. Karena itu, berempat itu sudah mencalonkan diri dan proses
verifikasi sementara jalan. Karena itu, dua raja dari Maluku mengawal DPD hari ini dan dua
mengawal daerah srikandi ya, dua srikandi di daerah mengawal verifikasi yang sekarang
mulai. Jadi, kira-kira itulah yang perlu saya umumkan bagi saudara-saudara sekalian bahwa
kami berempat mudah-mudahan dengan doa kita bersama diperkenankan untuk kembali
berkiprah di DPD RI membangun bangsa, Negara, dan daerah kita tercinta.
Selanjutnya, Bapak-Ibu dan saudara-saudara sekalian, saya ingin menginformasikan
bahwa sejak tangal 29 Maret sampai 28 April, kami berempat tetap berkonsentrasi di Jakarta
dengan lika-liku tentu ada juga vice versa, saya masih kembali ke sini atas undangan dari
Sekretariat Jenderal untuk membahas beberapa Undang-Undang dengan DPR yang belum
reses. Juga Pak Jhon Pieris sebagai Pimpinan di Kelompok DPD di MPR juga mondar-
mandir dalam kaitan dengan tugas-tugas ke-MPR-an. Tetapi, kami berempat telah
melaksanakan tugas-tugas kami dengan sebaik-baiknya.
1. Yang perlu diinformasikan, Maluku tetap 93,6% adalah lautan, tetap 6 koma sekian
adalah daratan. Karena itu, rakyatnya masih tetap terisolasi oleh karena belum
memadainya transportasi laut. Ini musim ombak dan karena itu kalau tidak ada
penerbangan yang jalan, penerbangan yang memadai, berarti beberapa kabupaten
terisolasi. Sebagai contoh, Kabupaten Buru Selatan dan Kabupaten Maluku Barat Daya
yang berbatasan dengan Timur Leste dan Australia. Itu kesulitan kita. Karena itu,
infrastruktur untuk itu sangat penting. Ini tugas yang dibebankan kepada Komite II
tentu dalam kaitan itu. Pelabuhan lautnya, pelabuhan udaranya kalau bisa diperbaiki.
Ada beberapa pelabuhan udara yang sedikit bertaraf internasional di Kabupaten
Maluku Tenggara dan nanti di Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang sudah ada
stasiun radar angkatan udara di sana. Makanya, kita berharap mudah-mudahan dalam
tahun ini kedua lapangan terbang itu bisa diresmikan untuk membantu lapangan
terbang Pattimura yang sudah makin hari makin sempit. Itu yang pertama.
2. Beberapa daerah di Maluku ingin dimekarkan karena itu daerah perbatasan juga.
Tanimbar Utara misalnya, itu sudah kami Komite I kunjungan dan mereka terus
mengharapkan bahwa pemekaran itu harus jalan. Memang kendalanya cuma tinggal
update rekomendasi dari bupati yang sekarang dan BNPP yang sekarang.
3. Selanjutnya mengenai Pemilukada, Maluku insya allah 11 Juni itu melakukan nanti
pemilukada serentak untuk provinsi dan dua kabupaten/kota. Kalau sampai terjadi,
berarti mudah-mudahan ini menjadi salah satu eksperimen untuk kita menuju ke
Pemilukada serentak ya pada waktunya sehingga mempermudah, memperlancar,
mengefisienkan seluruh pembiayaan Pemilu yang ternyata kalau satu tahun itu sekian
puluh kali pemilu itu memakan energi, menimbulkan konflik, dan sama sekali
kontraproduktif dengan pembangunan yang telah dicapai. Jadi, seluruh Pemilukada
yang dilaksanakan 11 Juni ini, insya Allah akan kami juga kawal dengan baik. Hanya
masalahnya adalah perbaikan aturan Pemilukada, aturan di RUU Pemilukada nanti
untuk calon independent supaya syarat-syaratnya makin diperketat, tetapi juga diberi
kesempatan yang luas seperti sekarang. Akibatnya, calon-calon independent itu
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
55
terpaksa harus berontak, konflik. Ketua KPU terpaksa dikawal sampai dengan hari
sekarang ini. Tadi masih SMS tetap dikawal ya karena kalau independent itu hakikatnya
tidak ditoleransi. Saya rasa seperti itu.
4. Kemudian yang terakhir yang saya mau katakan, masalah pendidikan. Masalah
pendidikan ini juga sama, cuma ini pecah pendapat antara yang pro dan kontra, tetapi
intinya adalah pelaksanaannya itu harus lebih baik dari tahun ke tahun, lebih
berkualitas dari tahun ke tahun. Sebetulnya anak-anak tidak perlu stres kalau kualitas
penyelenggaraannya itu jadi baik. Karena, saya juga produk Ujian Nasional. Kita masih
ujian SD tahun ‘60-an itu, kami disuruh untuk mengambarkan atau menjelaskan
mengenai peta buta, Bangka Belitung. “Ini apa ini? “Ini Pulau Bangka, ini Pulau
Belitung.” Hasilnya apa? Langsung disuruh tulis itu, Dan, itu kami tidak stres itu,
belum ada begitu canggih seperti sekarang ini, komputer, internet semua begitu
canggih. Malah hampir semua merata di mana-mana itu percetakan, tetapi kok
pelaksanaannya seperti sekarang, amburadul. Jadi karena itu, keinginan-keinginan
teman-teman kita diskusikan baik-baik di Komite III supaya kita bulat menghasilkan
suatu keputusan sebagai lembaga negara untuk memperbaiki mutu dan kualitas Ujian
Nasional.
5. Selanjutnya, dana-dana transfer daerah itu jalannya masih belum memadai, kualitas
pembangunan dengan pembiayaan yang begitu sedikit. Itu juga kadangkala dari hasil
laporan BPK itu kami sangat membenarkan laporan BPK itu. Oleh karena, mereka
lakukan hanya sekadar mengejar proyeknya selesai, dan ini tidak berkualitas untuk
kepentingan masyarakat. Saya rasa ke depan kita harus memberikan semacam warning
dan sekaligus juga mengajukan sesuatu yang memadai untuk pembangunan proyek-
proyek ini berkualitas. Jangan karena belanja birokrasi yang begitu hebatnya, kemudian
melupakan pelayanan publik berupa infrastruktur yang jalan yang baik, jalan-jalan
yang beraspalnya yang baik, dan seterusnya. Saya mengunjungi suatu daerah, kantor
camatnya itu sudah tinggal longsor satu kali lagi, lalu kantor camatnya tenggelam,
puskesmas juga tenggelam, ada di gunung di Pulau Seram yang dekat sekali. Tinggal
masuk dalam jurang, lalu selesai. Ada warga kita yang mengatakan, “Kami ini dengan
jalan yang sudah seperti ini dan pembangunan model seperti ini, kami dijajah dua kali.
Yang pertama Belanda dan yang kedua sekarang adalah Indonesia.” Indonesia itu
siapa? Pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Seperti itu kira-kira intinya yang
terjadi sekarang.
Demikian laporan saya dan saya berharap mudah-mudahan yang dilakukan, yang
dibicarakan semua itu hampir sama dimana-mana kita membahasnya di komite untuk
memperoleh jalan keluar daripada untuk meningkatkan peran kita sebagai lembaga negara.
Saya kira terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita.
Om santi santi santi om.
PEMBICARA : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Kita lanjutkan ke Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
PEMBICARA : Ir. MURSYID (NAD)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
56
Bapak dan Ibu Pimpinan DPD RI.
Rekan-rekan Anggota DPD yang kami muliakan.
Kami langsung saja ke pokok masalah kalau teman-teman dari beberapa provinsi tadi
hanya gertak sambal saja ya, hari ini Aceh kembali membuat pusing Jakarta. Sebenarnya dari
awal-awal kita sudah menyarankan kepada Kementerian Dalam Negeri, kemudian kepada
Menkopolkam bahwa sebelum disahkannya Undang-Undang tentang bendera Aceh, tentang
nama Aceh dan wali Nanggroe seharusnya dibicarakan terlebih dahulu. Kalau sudah
ditetapkan oleh DPR Aceh, DPRA itu biasanya akan menjadi masalah dan terus menjadi
masalah. Ada pepatah Aceh, “kengelulus jarum pasti luah keri”, artinya kalau kau sudah
masuk jarum itu benang-benangnya terbawa. Jadi maunya hal-hal seperti ini dipahami oleh
pemerintah pusat sehingga penanganan Aceh itu lebih baik ke depan. Intinya kita masyarakat
Aceh justru dengan adanya qanun wali nanggroe ini kemudian bendera dan lambang daerah
ini membuat Aceh ini terbelah menjadi dua bagian, ada yang pro ada yang kontra. Kalau kita
lihat 12 kabupaten/kota itu menolak, nah cuma 11 yang menerima. Tapi kenapa pemerintah
pusat lebih melihat yang yang kecil sehingga lupa dengan yang lain. Padahal kalau
pemerintah pusat menfasilitasi daerah-daerah yang menolak khususnya wilayah tengah dan
barat selatan ini sesungguhnya semua permasalahan akan selesai dan hari ini juga kita
melihat politik Aceh justru semua partai, partai nasional maupun partai lokal itu memberikan
kesempatan bahwa tokoh-tokoh dari partai Aceh itu yang tidak bisa lewat ke pusat itu
sekarang ditempatkan sebagai calon-calon Anggota DPR RI. Kemudian juga dengan DPD
artinya sudah direncanakan demikian. Nah jadi karena itu sesungguhnya pemerintah pusat
coba melihat ini secara bijaksana. Yang jelas masyarakat Aceh itu yang penting bagaimana
ini damai, ini damai. Kemudian kalau sudah mengambil keputusan jangan tanggung
tanggung artinya kalau iya, iya, kalau tidak tidak jelas dia, supaya semua bisa kita
diselesaikan. Jadi kira-kira ini yang bisa kami sampaikan mudah-mudahan ini rangkuman
daripada laporan ini karena yang lain sama saja saya pikir mengenai UAN, kemudian haji
kemudian masalah pertanian.
Mudah-mudahan ini menjadi catatan bagi kita semua sekali lagi mari kita menangani
permasalahan Aceh ini dengan bijaksana karena sesungguhnya kedamaian itu lebih penting
dari semuanya. Demikian mohon maaf jika tidak berkenan dihati.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PEMBICARA : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih.
Kita lanjutkan ke Sultra, Provinsi Sultra. Masih satu lagi Gorontalo, DKI mohon
diserahkan atau mau.
PEMBICARA : Drs. H. KAMARUDDIN (SULTRA)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera kepada kita sekalian.
Om swastiastu.
Dari Sulawesi Tenggara kami akan penyerapan beberapa aspirasi masyarakat dan
daerah yang sesungguhnya cukup banyak tapi saya akan bacakan sampaikan hanya beberapa
hal.
1. Dari Komite I dari beberapa permasalahan yang ada, masalah penyelenggaraan
pemilukada, penegakan hukum, pengawasan pemilukada, masalah kependudukan,
masalah pertanahan, masalah pemekaran wilayah dan masalah tata ruang wilayah.
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
57
Memang banyak hal yang masih perlu pembahasan nanti di alat kelengkapan dan saya
kira nanti kami akan sampaikan nanti akan dibahas lebih rinci lagi di alat kelengkapan.
2. Komite II juga menyampaikan beberapa hal yang berkaitan tentang permasalahan di
Komite II dan yang paling utama adalah menyangkut masalah sumber daya alam juga
telah menjadi masalah kaitannya dengan masalah seperti masalah pertambangan masih
tumpang tindih UP dan lain-lainnya.
3. Kemudian di Komite III masalah ujian nasional. Saya kira ini sudah menjadi hal yang
umum dipelaksanaannya baru-baru ini menjadi masalah utama dan termasuk juga di
Sulawesi Tenggara pada prinsipnya diharapkan, diperlukan adanya kajian, diperlukan
ada peninjauan kembali tentang masalah manajemen pelaksanaan daripada ujian
nasional ini karena Sulawesi Tenggara juga karena imbas termasuk tentang masalah
utamanya pendistribusian yang sangat terlambat sehingga pelaksanaan juga di daerah
mengakibatkan yang semerawut.
4. Kemudian di Komite IV juga ada beberapa masalah yang muncul termasuk misalnya
saja proyek-proyek pembangunan desa banyak yang tidak melibatkan masyarakat dan
kurang mendapatkan kontrol dari masyarakat setempat sehingga mengakibatkan terjadi
pembangunan proyek-proyek pembangunan yang gagal dan mempunyai nuansa
korupsi.
Kemudian Bapak-bapak dan Ibu sekalian, saya kira itu lah garis-garis besar yang kami
sampaikan tentang masalah hasil penyerapan aspirasi dan masyakat daerah di Sulawesi
Tenggara dan nanti diharapkan para alat kelengkapan dalam lingkup DPD ini akan dibahas
lebih rinci lagi untuk ditindaklanjuti.
Saya kira demikian kami sampaikan.
Wabilahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PEMBICARA : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Iya, terima kasih.
Kita lanjutkan ke Provinsi Gorontalo. Sebelumnya mungkin Jawa Barat apakah sudah
menyerahkan atau belum? Sudah ya.
PEMBICARA : ELNINO M. HUSEIN MOHI. ST., M.Si. (GORONTALO)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om swastiastu, Pak Wayan.
Bismillahirrahmanirrahim.
Innalhamdalillah washolatu wassalamu'ala asrofil ambiyai wal mursalin, wa 'ala alihi
waashabihi ajmaiin, 'amma ba'du.
Bapak Ketua, Ibu Wakil Ketua, Ibu Bapak Anggota DPD yang terhormat.
Laporannya memang banyak dari 4 komite, tapi ada beberapa poin penting yang
mungkin di angkat yang bisa diangkat di forum ini. Di samping tertulis di sini soal
pemekaran daerah, ujian nasional haji dan lain-lain.
1. Beberapa hal yang penting untuk Gorontalo misalnya adalah tentang perkembangan
Pilkada di Kota Gorontalo di mana salah satu saudara kita Dr. Budi Doku adalah calon
Walikota. Hari ini harusnya diputuskan oleh MK apakah dia menang atau tidak, tetapi
MK memutuskan untuk menunda keputusan sambil menunggu hasil dari PTUN, itu
kasusnya memang agak rumit karena incumbent yang merupakan lawan daripada Dr.
Budi itu di diskualifikasi oleh KPUD H-1 begitu, di diskualifikasi dianggap tidak lagi
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
58
menjadi peserta dan setelah diumumkan kepada masyarakat tetapi dianggap suara yang
orang yang mencoblos incomben ini itu dianggap sebagai secara tidak sah, tapi ternyata
TPS suara tidak sah yang paling banyak dan tiap berbeda tiap 600 suara Dr. Budi yang
nomor 2 nya. Lalu oleh KPUD ditetapkan bahwa yang memenangkan itu adalah
pasangan Dokter Budi karena suara tidak sah dari incumbent. Lalu munculkan tuntutan
sampai ke MK itu masalah diskualifikasi itu soal ijazah Pak. Ijazah SD dari incumbent
yang dari peraturan itu ditulis, peraturan KPU yang ditulis adalah ijazah atau pengganti
ijazah tapi yang disetorkan oleh incumbent. itu adalah surat keterangan lulus itu yang di
intepretasi berbeda oleh KPUD dan Panwas daerah. Panwas daerah menganggap tidak
sah lalu KPUD menganggap sah KPUD waktu itu pada saat pencalonan. Di KPUD
sendiri terjadi voting tiga tidak setuju bahwa itu sama, dua menolak bahwa itu dia
mengatakan bahwa itu tidak sama sehingga lolos lah ini incumbent lalu dilaporkan ke
DKPP oleh DKPP dipecat yang 3 orang itu, diganti dengan yang baru dan yang baru ini
lah yang mendiskualifikasi incumbent memang agak rumit ini persoalan, itu yang
pertama kabar bagi ibu, bapak semua dan ini adalah satu pelajaran dan juga bagi kita
apa untuk membuat peraturan perundang-undangan khususnya mengenai pilkada.
2. Ada tuntutan ataupun saran dari konsituen DPD di Gorontalo agar DPD RI ketimbang
memberikan pertimbangan atau pendapat tentang APBN mengapa tidak DPD RI
menelorkan satu saja RAPBN versi DPD begitu. Itu hanya untuk menunjukkan bahwa
DPD RI betul-betul walaupun tidak punya hak anggaran tapi betul-betul memikirkan
penganggaran yang menguntungkan daerah-daerah. Selama ini kita hanya memberikan
pertimbangan pada terhadap usulan oleh pemerintah maupun DPR itu yang ke dua.
3. Ada usul yang menarik dari konsituen di Gorontalo dan juga sempat dibicarakan dalam
beberapa forum talk show nasional. Kenapa tidak DPD RI membikin sebuah kegiatan
semacam konvensi calon presiden. Jadi calon-calon presiden di undang ke daerah kita
masing-masing 33 provinsi suruh debat di sana dihadapan para tokoh masyarakat
akademisi lain-lain lalu peserta kita lah yang menjadi panitianya. Kata Pak Wayan
kalau kita panitianya kita menangkan Pak Irman. Nah, tetapi kira-kira begitu
usulannya, Bapak-bapak, Ibu-ibu sekalian. Dan, ini butuh satu kelompok di DPD untuk
melaksanakan kegiatan tersebut. Sebenarnya sederhana sekali yang penting mereka
bisa datang, satu atau dua orang calon presiden bisa datang ke tempat kita. Itu menjadi
suatu hal yang sangat menarik karena dia adalah hal yang paling bisa dijual kepada
media-media nasional, menunjukkan bahwa DPD RI ada dan juga concern dengan
kepemimpinan bangsa ini, bukan hanya soal daerah saja. Saya kira begitu. Nah, mereka
menginginkan bahwa kalau ini memang dilakukan oleh DPD RI, maka yang paling
berkompeten atau paling independent untuk melaksanakan itu adalah para anggota
DPD yang tidak masuk partai. Kalau di Maluku Utara, mungkin empat-empatnya yang
bisa untuk melaksanakan itu. Ini usulan, mudah-mudahan Pimpinan juga bisa concern
dengan ini karena ini adalah bisa dibilang sebagai kampanye gratis, baik terhadap DPD
maupun terhadap calon presiden. Saya kira ini.
Terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore.
Om swastiastu.
Karena saya yang terakhir, marilah kita pulang.
Om santi santi santi om. Pak Wayan, Maaf.
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
59
PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Iya, ini sudah tinggal terakhir untuk DKI, silakan. Tuan rumah terakhir.
PEMBICARA : Drs. H. A. M. FATWA (DKI JAKARTA)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera.
Om swastiastu.
Saudara Ketua dan Wakil Ketua Pimpinan Sidang yang terhormat dan, rRekan-rekan
senator dari seluruh provinsi, dan hadirin yang berbahagia.
Dari laporan DKI sebanyak sepuluh halaman ini, saya coba persingkat menjadi dua
halaman. Bahwa setelah keputusan Mahkamah Konstitusi yang menguatkan dan memulihkan
hak konstitusi DPD RI sesuai dengan konstitusi kita Undang-Undang Dasar ‘45 dan Undang-
Undang MD3 tentang hak mengusulkan dan membahas undang-undang bersama-sama DPR
dan presiden, kami mengajak rekan-rekan anggota DPD RI para senator yang terhormat
memaksimalkan peran, fungsi, dan tugasnya, baik di dalam alat kelengkapan maupun sebagai
individu mandiri, politisi di Senayan. Ketika sebagian orang berbicara tentang pembubaran
atau penguatan peran DPD RI, keputusan MK tersebut memperteguh jati diri kita sebagai
senator untuk memantaskan diri dalam sistem keparlemenan Republik Indonesia dan
berperan secara strategis dalam menentukan arah pembangunan nasional, mewujudkan
masyarakat adil dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sesuai
dengan amanat Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 serta tata tertib DPD RI, kami
Anggota DPD RI, Senator dari DKI Jakarta dalam kegiatan reses melaksanakan kegiatan-
kegiatan berupa sosialisasi hasil-hasil produk legislasi dan pertimbangan DPD RI, menyerap
aspirasi masyarakat dan daerah serta menindaklanjuti berbagai laporan dan masyarakat.
Berikut beberapa permasalahan dan aspirasi masyarakat DKI Jakarta.
1. Permasalahan energi. Kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif dasar listrik (TDL)
sebesar 4,3% untuk kedua kalinya setelah 1 Januari 2012 mengancam keberlangsungan
usaha kecil dan menengah. Realitas tersebut harus dihadapi pelaku usaha kecil dan
menengah di tengah masih kecilnya harga komunitas, seperti bawang dan daging sapi
serta kebijakan upah minimum provinsi.
2. Permasalahan sumber daya air. Kami berharap pemerintah pusat mendorong
pemerintah DKI Jakarta untuk mengkaji ulang kontrak kerja sama PAM Jaya dengan
swasta di mana PAM jaya memiliki kontrak kerja selama 25 tahun yang dimulai sejak
tahun 1997 dengan swasta berakibat pada mahalnya harga air bersih di Jakarta
mencapai Rp37.000 sampai Rp85.000 permeter kubik dan merupakan harga air bersih
termahal di dunia. Mempercepat pembangunan sistem penyediaan air minum di daerah-
daerah rawan air.
3. Permasalahan agraria. Proyek Nasional Agraria (Prona) yang dilaksanakan berdasar
keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 189 Tahun 1981 dengan tujuan untuk
memberikan kepastian hukum atas kepemilikan tanah. Namun, pada hakekatnya di
lapangan banyak dijadikan proyek oleh oknum lintas sektoral, mulai dari praktek
pungutan liar atau pungli, dan diskriminasi atas pembuatan sertifikat tanah.
4. Permasalahan nelayan. Kami mendorong pemerintah untuk memberikan dan
menyediakan subsidi BBM bagi nelayan tradisional dengan membangun SPBM,
meminta pemerintah, khususnya pemerintah Provinsi DKI melakukan pengerukan atas
Kali Kamal Muara dan mendorong pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan
Perikanan untuk melakukan intervensi pasar untuk memutus panjangnya mata rantai
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
60
penjualan ikan serta mendukung program pemerintah untuk memberikan bantuan kapal
berkapasitas 30 gt. Namun, bantuan tanpa pengelolaan, pembinaan, dan penyediaan
pasar yang layak hanya akan menimbulkan permasalahan di masa depan.
5. Permasalahan Ujian Nasional. Untuk diingat kembali bahwa Komite III DPD RI
pernah menolak penyelenggaraan Ujian Nasional. Kelulusan peserta didik tidak
seharusnya ditentukan oleh hasil evaluasi belajar tingkat akhir Ujian Nasional. Sistem
pendidikan Indonesia yang bertujuan melahirkan kualitas manusia yang unggul,
berakhlak mulia, serta berkarakter harus menyinergikan pembangunan kecerdasan
intelektual, emosional, dan spiritual. Untuk itu, kami meminta pemerintah
mengevaluasi penyelenggaraan Ujian Nasional tahun ajaran 2012 – 2013 dengan
memperhatikan perkembangan isu terkait adanya potensi kerugian negara atas
keterlambatan percetakan kertas soal Ujian Nasional, serta mendorong pemerintah
melakukan perbaikan formula kelulusan siswa di mana Ujian Nasional bukan sebagai
parameter utama yang menentukan kelulusan peserta didik. Namun, hemat kami juga
bahwa tetap diperlukan suatu standar nasional sebagai negara kesatuan selain standar
regional dan tidak dalam bentuk Ujian Nasional selama ini yang ditengarai berbau
kepentingan proyek.
6. Permasalahan reklamasi pantai. Pemerintah daerah DKI Jakarta di bawah
kepemimpinan Gubernur Fauzi Bowo periode lalu melalui Perda Nomor I Tahun 2008
tentang rencana pembangunan jangka menengah daerah tahun 2007 – 2012 berencana
mengembangkan wilayah pantai utara Jakarta dengan melakukan reklamasi. Seringnya
pembangunan fisik di ibu kota yang tidak mengindahkan dampak ekologi telah
menyebabkan kerugian bagi masyarakat. Hal ini terlihat dari akses tol ke bandara
seringkali tergenang hingga banjir sebagai dampak dari pembangunan Pantai Indah
Kapuk serta terganggunya instalasi PLTU Muara Karang akibat pembangunan
Perumahan Pantai Mutiara.
7. Komunikasi dan informatika. Indonesia kini memiliki kebebasan mendapatkan
informasi yang lebih luas dari pada masa sebelumnya sehingga mendorong
berkembangnya media masa dan hiburan yang pesat. Namun, dari masukan konsituen
tayangan-tayangan sinetron, seperti sinetron yang menggambarkan tokoh agama dan
tokoh panutan kini juga telah diolah demikian rupa dalam bentuk komedi. Namun pada
sisi lain, menganggu pandangan sebagian masyarakat bahwa selayaknya tokoh-tokoh
yang menjadi panutan dapat menjadi contoh untuk generasi yang lebih muda dan
dihindarkan dalam penayangan yang kurang pantas.
Sebagai tambahan, bahwa dari kami di DKI mendapatkan penugasan dari Pleno PAP
Untuk kasus ganti rugi enam belas warga DKI kepada PT Pelindo. Alhamdulillah telah
selesai kami fasilitasi. Kemudian, tambahan juga bahwa penugasan dari Komite IV di mana
Komite IV mendapatkan penugasan dari pimpinan atas pengaduan dari penghuni Rusun
Tanah Abang. Untuk itu, kami telah memfasilitasi pertemuan antara penghuni Rusun Tanah
Abang, rusun yang tertua di Jakarta, yang telah berusia hampir tiga puluh tahun dengan
gubernur yang diwakili oleh Walikota Jakarta Pusat. Pertemuan pertama baru antara pihak
penghuni dan pihak walikota, dan diharapkan nanti pertemuan berikutnya, yaitu juga dihadiri
oleh Perumnas. Karena, Perumnas inilah yang sebenarnya nampaknya kurang akomodatif,
padahal Perumnas tidak mungkin bisa melakukan renovasi pembangunan kembali, tidak
mungkin dia mempunyai kemampuan untuk mengusir para penghuni rusun yang telah
berpuluh tahun tinggal di rusun tertua tersebut.
Demikian laporan kami.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore, selamat malam dan,
SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013
61
Om santi santi santi om.
PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih, Pak Fatwa, yang terakhir dari Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI).
Dengan demikian, kita telah melalui seluruh agenda persidangan hari ini dan juga perlu
kami sampaikan bahwa Sidang Paripurna ke-13 akan dilaksanakan pada tanggal 13 Juni 2013
dengan agenda laporan pelaksanaan tugas alat kelengkapan dan pengesahan keputusan DPD.
Maka, kami mengimbau agar setiap anggota DPD dapat terus menjaga konsistensinya dan
semangat kerja dalam mengemban tugas dan amanah. Konstitusi untuk menghasilkan kerja-
kerja politik yang bermanfaat bagi rakyat di daerah.
Akhirnya, tentu seizin Pak Ketua, akhirnya dengan mengucap alhamdulillah, Sidang
Paripurna ke-12 kami tutup.
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om santi santi santi om.
SIDANG DITUTUP PUKUL 16.45 WIB
KETOK 3X