riset anggun
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 RISET anggun
1/3
1. Hubungan status gizi terhadap terjadinya infeksi
saluran pernapasan akut (ispa) pada balita.
Kekurangan gizi dapat terjadi dari tingkat ringansampai dengan tingkat berat dan terjadi secara perlahan-
lahan dalam waktu yang cukup lama. Balita yang kurang gizi
mempunyai risiko meninggal lebih tinggi dibandingkan balita
yang mempunyai status gizi yang baik (Andarini dkk, !!"#.
$asa balita menjadi lebih penting lagi karena merupakan
masa yang kritis dalam upaya menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas. %etiap tahun kurang lebih 11 juta
balita diseluruh dunia meningal karena penyakit-penyakit
in&eksi yang salah satunya adalah in&eksi saluran pernapasan
akut ('%A# ()adi, !!"#.
*uarte dan Bothelho (!!!# menyebutkan salah satu
&aktor yang dapat menimbulkan terjadinya '%A pada balita
adalah status gizi, dimana status gizi yang kurang merupakan
hal yang memudahkan proses terganggunya sistem hormonal
dan pertahanan tubuh pada balita. %eperti dalam +rman Allah
% dalam surat At-haha 1, yang artinya / “Makanlah
diantara rizqi yang baik (bergizi) yang telah kami berikan
kepadamu, dan janganlah melampui batas padanya, yang
menyebakan kemurkaan ku, maka sesungguhnya binasalahia”. *an dalam (0%. " / # yang artinya 2Dan makanlah
makanan yang halal lagi baik (bergizi) dari apa yang Allah
swt telah rizqikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah“.
*ari +rman Allah % diatas telah dijelaskan bahwa makan
dan minum merupakan kebutuhan dalam pemenuhan status
gizi sebagai penunjang hidup, dan diharapkan dengan
terpenuhnya unsur gizi yang telah dipenuhi, tubuh berada
dalam keadaan yang baik sehingga daya tahan tubuh akan
bekerja (*epag 3', !!4#.
5at gizi yang diperoleh dari asupan makanan memiliki
e&ek kuat untuk reaksi kekebalan tubuh dan resistensi
terhadap in&eksi. upasi (!!!# mendapatkan bahwa pada
kondisi kurang energi protein (K6#, dapat menyebabkan
ketahanan tubuh menurun dan 7irulensi patogen lebih kuat
sehingga menyebabkan keseimbangan yang terganggu dan
akan terjadi in&eksi, sedangkan salah satu determinan utama
dalam mempertahankan keseimbangan tersebut adalah
status gizi (3odriguez, !11#. rotein merupakan zat gizi yang
1
-
8/19/2019 RISET anggun
2/3
sangat diperlukan bagi pembentukan enzim yang berperan
dalan metabolisme tubuh, termasuk sitem imun. Antibodi
globulin gamma yang biasanya disebut dengan imunoglobilin
merupakan ! 8 dari seluruh energi plasma. %emua
immunoglobulin terdiri dari rantai polipeptida yang
mengandung bermacam-macam asam amino-asam amino
yang spesi+k. %alah satu asam amino yang berperan dalam
sistem imun adalah asam amino treonin yang memiliki
kemampuan untuk mencegah masuknya 7irus dan bakteri
terutama pada saluran na&as dan paru-paru. 9akni berupa
sekresi lendir yang disebut glikoprotein dan immunoglobulin
A. ada penderita yang mengalami kekurangan asam amino
treonin akan mengalami kemunduran sistem kekebalan
tubuh.
Kekurangan protein yang terjadi dapat menurunkan
sistem imun yang pada akhirnya akan menyebabkan tubuh
lebih mudah terpapar penyakit in&eksi. %elain itu, kekurangan
protein umumnya dapat juga berpengaruh terhadap
metabolisme 7itamin dan mineral yang berperan sebagai anti
oksidan tidak dapat berperan secara maksimal, akibatnya
baik :ora normal maupun bakteri dari luar dapat dengan
mudah berkembang dan 7irulensi nya meningkat, sehingga
menyebabkan timbulnya gejala penyakit, termasuk in&eksisaluran pernapasan akut ('%A# (Andarini dkk, !!"#.
2. PENGARH !"#$%$&A&$ !$R$NG 'ANAN !$R$NG '$R$
ERHAAP PEN*EGAHAN '"N&$PA&$ PAA PA&$EN
&R"'E $N+AR' ENGAN $RAH #AR$NG %A!A $ RANG
$* R& PR"+. R. &"E'ANAR !","'ER"
$asalah +sik yang dapat terjadi akibat keadaan imobilitas
diantaranya yaitu mempengaruhi &ungsi sistem gastrointestinal
yang menyebabkan terjadinya konstipasi. *i ruang rawat inap
mobilisasi miring kanan miring kiri sebenarnya sudah dilakukantapi secara instruksional sehingga belum e&ekti&. ;leh karena itu
upaya keperawatan untuk 11 mengurangi konstipasi dilakukan
dengan pemberian miring kiri miring kanan setiap jam.
Berdasarkan data dari irna medik periode tahun (!!?A 'n&ark masih mendominasi kasus terbanyak (4"
8# dari seluruh kasus 1" penyakit syara&. *ari hasil rekam medik
di 3%=* ro&. *r. %oekandar $ojokerto menunjukan bahwa
hampir @"8 kasus >?A 'n&ark pada &ase akut mengalami
konstipasi akibat imobilisasi. ada stroke terjadi hipoksia
2
-
8/19/2019 RISET anggun
3/3
serebrum yang menyebabkan cedera dan kematian sel-sel
neuron. Kerusakan otak karena stroke, terjadi akibat
pembengkakan dan edema yang timbul dalam 4-@ jam
pertama setelah kematian sel neuron. $obilisasi dini setelah
klien menderita suatu penyakit dianjurkan untuk meningkatkandipertahankannya eliminasi normal. enggantian posisi secara
teratur dan sering merupakan salah satu tindakan keperawatan
yang perlu dilakukan karena dapat mencegah komplikasi yang
dapat timbul akibat berbaring. osisi pasien sebaiknya dirubah
setiap jam bila tidak ada kontra indikasi (riharjo, 1