risk management committee charter

14
RISK MANAGEMENT COMMITTEE CHARTER Jl. Raya Medan Tanjung Morawa Km. 16 (061)7940055 ptpn2.com 2020 PIAGAM KOMITE MANAJEMEN RISIKO

Upload: others

Post on 20-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RISK MANAGEMENT COMMITTEE CHARTER

RISK MANAGEMENT COMMITTEE CHARTER

Jl. Raya Medan – Tanjung Morawa Km. 16

(061)7940055

ptpn2.com

2020

PIAGAM KOMITE MANAJEMEN RISIKO

Page 2: RISK MANAGEMENT COMMITTEE CHARTER

2

Page 3: RISK MANAGEMENT COMMITTEE CHARTER

PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Manajemen Risiko 2020

AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif 2

DAFTAR ISI

PESAN EKSEKUTIF

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pembentukan Komite Manajemen Risiko

B. Fungsi Piagam Komite Manajemen Risiko

BAB 2 STRUKTUR DAN URAIAN TUGAS

A. Organisasi

B. Persyaratan Anggota dan Kode Etik

C. Tugas Komite Manajemen Risiko

BAB 3 HUBUNGAN TUGAS DENGAN BERBAGAI PIHAK

A. Hubungan Tugas dengan Dewan Komisaris

B. Hubungan Tugas dengan Direksi

C. Hubungan Tugas dengan Auditor Internal dan Eksternal

BAB 4 PENUTUP

1

2

3

3

4

5

5

5

6

10

10

11

11

13

Page 4: RISK MANAGEMENT COMMITTEE CHARTER

PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Manajemen Risiko 2020

AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif 3

BAB 1

PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Dewan

Komisaris adalah salah satu Organ Perseroan, yang bertugas sebagai pengawas dan

pemberi nasihat atas pengurusan Perseroan yang dijalankan Direksi. Pengawasan dan

pemberian nasihat tersebut dilaksanakan Dewan Komisaris antara lain yang terkait

dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Rencana Kerja Dan Anggaran

Perusahaan (RKAP) tahunan, tindak lanjut atas Keputusan Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS), pelaksanaan Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang

berlaku, serta rencana pengembangan Perseroan. Mengingat tugas dan

tanggungjawabnya yang cukup strategis tersebut, terutama pada perusahaan yang

operasionalnya cukup kompleks, Dewan Komisaris dapat dibantu oleh organ pendukung

agar fungsi pengawasan yang menjadi tanggungjawabnya tersebut dapat terlaksana

dengan efektif sesuai amanat peraturan perundang-undangan.

Untuk menjadi salah satu pedoman bagi pelaksanaan tugas Dewan Komisaris yang

mengikuti Tata Kelola Perusahaan Yang Baik, Menteri Badan Usaha Milik Negara melalui

peraturan Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang

Baik (Good Corporate Governance/GCG) Pada Badan Usaha Milik Negara dan Nomor

PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris. Dalam kedua Peraturan

Menteri BUMN ini diatur bahwa selain Komite Audit, Dewan Komisaris juga dapat

membentuk komite lain sesuai kebutuhan, antara lain namun tidak terbatas pada bidang

pemantauan manajemen risiko, nominasi dan remunerasi, atau pengembangan usaha.

Latar Belakang Pembentukan Komite Manajemen Risiko

Berdasarkan pertimbangan bahwa Dewan Komisaris membutuhkan komite lain selain

Komite Audit, dengan keputusan-keputusannya di bawah ini, Dewan Komisaris

membentuk Organ Pendukung sebagai berikut:

- No. KEP-DK-PTPN II/X/2019-06 tanggal 01 Oktober 2009, Dewan Komisaris

membentuk Komite Manajemen Risiko;

- No. KEP-DK-PTPN II/X/2019-07 tanggal 01 Oktober 2009, Dewan Komisaris

membentuk Komite Remunerasi Dan Nominasi;

- No. KEP-DK-PTPN-II/III/2011-03 tanggal 01 Maret 2011, Dewan Komisaris menugasi

salah seorang Komisaris untuk bertindak sebagai pemantau penerapan GCG di

Perseroan.

Dinamika yang berkembang kemudian, membuat Dewan Komisaris menyatukan 3 Organ

Pendukung tersebut yaitu bidang manajemen risiko, remunerasi, nominasi, dan pemantau

GCG ditangani oleh 1 komite. Maka dengan keputusan No. KEP/DK-PTPN-II/I/2012-02

Page 5: RISK MANAGEMENT COMMITTEE CHARTER

PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Manajemen Risiko 2020

AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif 4

tanggal 28 Januari 2012, Dewan Komisaris memberhentikan semua personel yang

diangkat dalam 3 keputusan tersebut (membubarkan) dan mengangkat personel-personel

(membentuk) 1 komite yang berfungsi untuk membantu Dewan Komisaris dalam

pengawasan di bidang manajemen risiko, remunerasi, nominasi, dan pemantauan

penerapan GCG. Komite ini bernama Komite Manajemen Risiko, Remunerasi, Dan

Nominasi. Komite ini diberi nama Komite Manajemen Risko, Remunerasi, dan Nominasi.

Kemudian pada tahun 2017, dengan keputusan No. KEP-01/DK-PTPN-II/I/2017 tanggal

18 Januari 2017, Dewan Komisaris mengubah nomenklatur komite tersebut menjadi

Komite Manajemen Risiko.

Dengan demikian, sampai saat ini, Komite Manajemen Risiko di dalam Dewan Komisaris,

merupakan organ pendukung yang berfungsi untuk membantu Dewan Komisaris dalam

pengawasan di bidang manajemen risiko, remunerasi, nominasi, dan pemantauan

penerapan GCG di Perseroan, serta penugasan lain dari Dewan Komisaris.

Fungsi Piagam Komite Manajemen Risiko

Dewan Komisaris dan Direksi menyusun suatu pedoman bagi Komite Manajemen Risiko

guna memenuhi amanat sesuai Peraturan-peraturan Menteri BUMN tersebut di atas serta

untuk menjadi panduan bagi Komite Manajemen Risiko, manajemen Perseroan, dan

pihak-pihak lainnya yang berkepentingan. Pedoman ini disebut Piagam Komite

Manajemen Risiko (Risk Management Commitee Charter).

Piagam ini merupakan implementasi dari regulasi yang terkait dengan Komite Manajemen

Risiko serta pedoman rinci yang mendeskripsikan Komite Manajemen Risiko meliputi:

organisasi, uraian tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang melekat pada Organ

Pendukung Dewan Komisaris ini, serta mengatur interaksinya dengan unsur manajemen

Perseroan. Melalui piagam ini, Komite Manajemen Risiko dengan Manajemen diharapkan

dapat membangun interaksi yang baik agar Komite Manajemen Risiko dapat

merealisasikan fungsinya sesuai tujuan pembentukannya.

Piagam ini disahkan dan ditandatangani bersama-sama oleh Dewan Komisaris dan

Direksi sebagai salah satu bentuk dukungan kedua Organ Perseroan ini terhadap

penerapan fungsi Dewan Komisaris dan pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko.

Dengan demikian, fungsi Dewan Komisaris sebagai pengawas dan pemberi nasihat dapat

terlaksana dengan baik dalam rangka mencapai tujuan Perseroan.

Page 6: RISK MANAGEMENT COMMITTEE CHARTER

PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Manajemen Risiko 2020

AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif 5

BAB 2

STRUKTUR DAN URAIAN TUGAS

A. ORGANISASI

Komite Manajemen Risiko adalah organ pendukung yang dibentuk Dewan Komisaris

sehingga bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris. Berdasarkan peraturan

perundang-undangan, organisasi Komite Manajemen Risiko dapat berupa formasi

sebagai berikut:

1. terdiri hanya 1 orang anggota, yaitu salah seorang Komisaris yang bukan

Komisaris Independen yang diangkat Dewan Komisaris untuk menjadi anggota

Komite Manajemen Risiko;

2. terdiri dari Ketua dan 1 atau maksimal 2 orang Anggota, yaitu salah seorang

Komisaris yang bukan Komisaris Indepen yang diangkat sebagai Ketua, dan

maksimal 2 orang Anggota dari luar Perseroan.

Komisaris yang diangkat menjadi Ketua atau Anggota, akan berhenti dengan

sendirinya dari Komite Manajemen Risiko jika diberhentikan sebagai Komisaris oleh

Pemegang Saham. Sedangkan anggota yang bukan Komisaris, diangkat untuk masa

jabatan selama 3 tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan maksimal

2(dua) tahun, dengan tidak mengurangi kewenangan Dewan Komisaris untuk

memberhentikannya sewaktu-waktu. Berdasarkan ketentuan dalam peraturan

perundang-undangan, akumulasi masa jabatan seseorang dalam Perseroan sebagai

Anggota Komite baik sebagai Anggota Manajemen Risiko maupun anggota komite

lainnya adalah maksimal selama 5 tahun. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas-

tugasnya, Komite Audit dibantu oleh staf dari luar Perusahaan berdasarkan

permintaan Komite Audit kepada Dewan Komisaris serta diangkat dan diberhentikan

berdasarkan keputusan Dewan Komisaris.

B. PERSYARATAN ANGGOTA DAN KODE ETIK

Anggota Komite Manajemen Risiko harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. memiliki pengetahuan dan pengalaman kerja yang memadai di bidang

manajemen risiko dan bisnis Perusahaan;

b. tidak memiliki benturan kepentingan dengan kepentingan Perusahaan; termasuk

namun tidak terbatas pada memiliki kaitan keluarga sedarah sampai derajat ke-tiga

dengan Dewan Komisaris dan Direksi baik garis lurus maupun garis ke samping;

c. mampu berkomunikasi secara efektif;

d. dapat menyediakan waktu yang cukup untuk menjalankan tugasnya;

e. bukan karyawan Perseroan dan bukan pelanggan atau pemasok Perusahaan;

f. bukan berasal dari institusi yang memberikan jasa kepada Perusahaan;

Page 7: RISK MANAGEMENT COMMITTEE CHARTER

PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Manajemen Risiko 2020

AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif 6

Dalam melaksanakan tugasnya, seluruh personal Komite Manajemen Risiko harus

memiliki sikap dan perilaku yang menjunjung tinggi kode etik sebagai berikut:

a. memiliki integritas yang baik;

b. jujur, objektif, independen, dan dapat dipercaya;

c. loyal pada Perusahaan dan tidak terlibat dalam perbuatan melawan hukum;

d. profesional, bertanggungjawab, dan mengutamakan kepentingan Perusahaan;

e. menghindari hal-hal yang bertentangan dengan tujuan organisasi atau yang dapat

mempengaruhi objektifitas;

f. tidak menggunakan data/informasi milik Perusahaan untuk hal-hal yang

bertentangan dengan kepentingan Perusahaan;

g. memastikan validitas dan kompetensi atas data yang dijadikan bahan penilaian

sehingga melahirkan rekomendasi yang kompeten dan dapat

dipertanggungjawabkan;

C. TUGAS KOMITE MANAJEMEN RISIKO

Untuk merealisasikan fungsinya membantu Dewan Komisaris, Komite Manajemen

Risiko bekerja secara kolektif, mandiri dalam pelaksanaan tugas maupun dalam

pelaporannya. Tugas Komite Manajemen Risiko terdiri dari 4 bidang yaitu: manajemen

risiko, remunerasi, nominasi, dan pemantauan penerapan GCG. Dewan Komisaris

juga dapat memberikan tugas lain sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan

peraturan perundang-undangan terkait kewajiban dan wewenang Dewan Komisaris.

Implementasi pelaksanaan keempat bidang tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bidang Manajemen Risiko

Dalam bidang ini, Komite Manajemen Risiko membantu Dewan Komisaris

memberikan arahan tentang Manajemen Risiko Perusahaan. Penerapan fungsi

dalam bidang ini adalah menilai kebijakan dan penerapan Manajemen Risiko di

Perusahaan. Tugas ini diimplementasikan antara lain dengan:

a. mengevaluasi kecukupan pedoman yang diterbitkan Perusahaan terkait

Manajemen Risiko;

b. menelaah rencana kerja unit di Perusahaan yang menangani Manajemen

Risiko;

c. hasil analisis risiko terhadap rancangan RKAP dan strategi penanganannya;

d. menelaah penerapan kebijakan Perusahaan tentang Manajemen Risiko yang

disajikan dalam laporan berkala pelaksanaan Manajemen Risiko.

Dewan Komisaris juga dapat memberikan tugas lain yang terkait dalam rangka

peningkatan kualitas pedoman dan penerapan manajemen risiko.

Page 8: RISK MANAGEMENT COMMITTEE CHARTER

PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Manajemen Risiko 2020

AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif 7

2. Bidang Nominasi

Dalam bidang ini, Komite Manajemen Risiko membantu Dewan Komisaris

memberikan arahan tentang kebijakan dan pelaksanaan pengembangan karir.

Tugas ini diimplementasikan antara lain dengan:

a. menelaah kebijakan pengembangan karir, meliputi: 1) penempatan karyawan

pada jabatan dalam struktur organisasi perusahaan, 2) promosi, 3) demosi,

dan 4) mutasi; serta pelaksanaan dari kebijakan tersebut;

b. menelaah rencana promosi dan mutasi pejabat setingkat di bawah Direksi.

Dewan Komisaris juga dapat memberikan tugas lain yang terkait dalam rangka

peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya manusia.

3. Bidang Remunerasi

Dalam bidang ini, Komite Manajemen Risiko membantu Dewan Komisaris

memberikan arahan tentang kebijakan dan pelaksanaan pengembangan karir,

antara lain dengan pengusulan remunerasi Direksi kepada Pemegang Saham

yang didasari hasil penilaian kinerja Direksi. Tugas ini diimplementasikan antara

lain dengan:

a. menilai capaian key performance indicators (KPI); dan

b. menilai capaian tingkat kesehatan perusahaan.

Berdasarkan Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN No. SK-16/S.MBU/2012

tentang Inidkator/Parameter Penilaian Dan Evaluasi Atas Penerapan Tata Kelola

Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) Pada BUMN, tugas

ini diatur pada Indikator ke-19 parameter ke-68.

Pelaksanaan tugas Dewan Komisaris di bidang remunerasi ini sangat erat

kaitannya dengan parameter ke-67 yaitu Dewan Komisaris menilai Direksi dan

melaporkan hasil penilaian tersebut kepada Pemegang Saham. Tugas ini antara

lain diimplementasikan dengan:

a. penilaian kinerja Direksi berdasarkan telaahan kriteria, target, dan indikator

kinerja utama yang tercakup dalam Kontrak Manajemen Direksi secara

kolegial dengan realisasi pencapaiannya; dan

b. penilaian kinerja Direksi berdasarkan telaahan kriteria, target, dan indikator

kinerja utama yang tercakup dalam Kontrak Manajemen Direksi secara

individu dengan realisasi pencapaian masing-masing;

Hasil pelaksanaan parameter ke-67 tersebut kemudian yang menjadi dasar dalam

pelaksanaan tugas pada parameter ke-68 yaitu mengusulkan remunerasi Direksi

sesuai ketentuan yang berlaku dan penilaian kinerja Direksi.

Dewan Komisaris juga dapat memberikan tugas lain yang terkait dengan penilaian

kinerja Direksi (kolegial maupun individual) dan remunerasi Direksi.

Page 9: RISK MANAGEMENT COMMITTEE CHARTER

PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Manajemen Risiko 2020

AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif 8

4. Bidang pemantauan penerapan GCG.

Berdasarkan ketentuan dalam Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN No. SK-

16/S.MBU/2012 tentang Inidkator/Parameter Penilaian Dan Evaluasi Atas

Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate

Governance/GCG) Pada BUMN, yaitu pada Indikator ke-21 parameter ke-70,

Dewan Komisaris diwajibkan untuk memantau dan memastikan bahwa praktik

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik telah diterapkan secara efektif dan

berkelanjutan. Tugas ini diimplementasikan antara lain dengan:

a. menelaah laporan hasil asesmen penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang

Baik, GCG Code, dan kebijakan/ketentuan teknis lainnya;

b. memantau tindak lanjut yang dilakukan Direksi atas area of improvement (AoI)

hasil asesmen GCG; dan

c. menelaah laporan GCG yang diungkapkan dalam laporan tahunan

Perusahaan.

Dewan Komisaris juga dapat memberikan tugas lain yang terkait dengan

pemantauan penerapan GCG telah diterapkan secara efektif dan berkelanjutan.

Dari ketiga implementasi tersebut di atas, dapat dipahami bahwa ruang lingkup

tugas Komite Manajemen Risiko dalam bidang ini adalah penerapan GCG khusus

di lingkungan Direksi dan jajaran Manajemen Perseroan karena penerapan GCG

di lingkungan Dewan Komisaris merupakan tugas dan kewajiban Sekretaris

Dewan Komisaris sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (2) Peraturan Menteri

Negara BUMN No. PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan

Komisaris BUMN. Karena posisi Peraturan Menteri lebih tinggi daripada

Keputusan Dewan Komisaris maka Dewan Komisaris tidak dapat mengalihkan

tugas tersebut dari Sekretaris kepada Komite Manajemen Risiko.

Kewajiban Terkait Pelaksanaan Tugas

Komite Manajemen Risiko wajib melaksanakan tugasnya dengan optimal untuk

menghasilkan telaah dan rekomendasi yang berkualitas sehingga Dewan

Komisaris memperoleh bahan pertimbangan yang memadai untuk menyusun

tanggapan dan rekomendasi yang akan disampaikan kepada Direksi. Agar tugas

dapat dilaksanakan dengan baik sehingga telaah dan rekomendasi yang

dikeluarkan tepat waktu, dan untuk kepentingan evaluasi Dewan Komisaris

terhadap kinerjanya, Komite Manajemen Risiko berkewajiban untuk:

1. menyusun rencana kerja tahunan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. periode rencana kerja sama dengan periode tahun buku Perseroan;

b. mengakomodir arahan dan target dari Dewan Komisaris;

Page 10: RISK MANAGEMENT COMMITTEE CHARTER

PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Manajemen Risiko 2020

AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif 9

c. sekurang-kurangnya memuat rencana kerja dengan sasarannya; Key

Performance Indikator (KPI) atau frekuensi dan bobot KPI setiap item

rencana kerja, serta jadwal pelaksanaannya;

d. rencana kerja tahunan juga harus memuat jadwal rencana penyampaian

laporan-laporan kepada Dewan Komisaris tentang pencapaian KPI

periodik;

e. jadwal pelaksanaan setiap tugas dibagi ke dalam setiap bulan secara

proporsional dan memperhatikan waktu tertentu untuk tugas-tugas yang

memiliki tenggat waktu tertentu sehingga rencana kerja tersebut secara

jelas menunjukkan rencana kerja pada setiap bulannya, kecuali rencana

pelaksanaan untuk tugas yang bersifat insidental;

f. disusun dan diusulkan oleh Komite Manajemen Risiko dan disampaikan

kepada Dewan Komisaris sebelum penyusunan rencana kerja tahunan

Dewan Komisaris, untuk dievaluasi dan disahkan Dewan Komisaris

sebelum dimulainya tahun buku yang bersangkutan.

2. menyampaikan kepada Dewan Komisaris tentang hasil pekerjaan/telaah

disertai rekomendasinya atas suatu item rencana kerja yang dilaksanakan

atau tentang hasil penugasan lain dari Dewan Komisaris;

3. setiap triwulan melaporkan kepada Dewan Komisaris tentang realisasi

pencapaian KPI sampai dengan triwulan pelaporan tersebut disertai dengan

penjelasan penyebab dan rencana tindak lanjut atas item renana kerja yang

tidak dilaksanakan sesuai jadwal.

Tugas-tugas yang telah dituangkan dalam rencana kerja tahunan dilaksanakan

melalui berbagai kegiatan, antara lain: rapat internal, rapat dengan Dewan

Komisaris, rapat dengan Bagian/Unit Usaha terkait, kunjungan ke unit usaha

Perseroan, dan kegiatan lainnya berdasarkan kepentingan dalam rangka

pelaksanaan tugas.

Guna peningkatan kapasitasnya untuk meningkatkan kinerjanya, dengan

penugasan dari Dewan Komisaris, anggota Komite Manajemen Risiko dapat

secara berkesinambungan mengikuti berbagai kegiatan yang bertujuan untuk

peningkatan pengetahuan dan wawasan baik yang diselenggarakan oleh

Perusahaan maupun oleh pihak lain.

Page 11: RISK MANAGEMENT COMMITTEE CHARTER

PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Manajemen Risiko 2020

AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif 10

BAB 3

HUBUNGAN TUGAS DENGAN BERBAGAI PIHAK

Dalam rangka pelaksanaan tugasnya, Komite Manajemen Risiko membutuhkan

hubungan/interaksi dengan berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu dengan: Dewan

Komisaris; Direksi dan Bagian-Bagian/Unit lainnya dalam Manajemen Perusahaan, entitas

anak perusahaan/perusahaan patungan; serta auditor internal dan eksternal. Dengan tata

hubungan yang baik, Perusahaan mengharapkan hasil pekerjaan yang berkualitas dan

handal dalam rangka meningkatkan pengawasan Dewan Komisaris terhadap pengelolaan

Perusahaan terutama yang terkait dengan bidang tugas Komite Manajemen Risiko.

A. HUBUNGAN TUGAS DENGAN DEWAN KOMISARIS

Komite Manajemen Risiko dibentuk oleh Dewan Komisaris maka Komite Manajemen

Risiko mempunyai hubungan langsung dengan Dewan Komisaris. Dewan Komisaris

membutuhkan hasil pekerjaan Komite Audit yang berkualitas dan tepat waktu dalam

rangka peningkatan penerapan fungsi pengawasan yang melekat pada Dewan Komisaris,

dan Dewan Komisaris berkewajiban untuk mengevaluasi kinerja masing-masing Personel

Komite Manajemen Risiko. Sebaliknya, Komite Manajemen Risiko wajib menyampaikan

hasil pelaksanaan tugasnya serta melaporkan realisasi rencana kerja sacara periodik

kepada Dewan Komisaris.

Dalam aplikasinya, hubungan dengan Dewan Komisaris dijabarkan antara lain sebagai

berikut:

a. Rencana kerja tahunan disusun dengan memperhatikan arahan dan target yang

ditetapkan Dewan Komisaris, untuk kemudian disahkan oleh Dewan Komisaris;

b. Dewan Komisaris dapat mengundang Komite Manajemen Risiko untuk hadir dalam

Rapat Internal Dewan Komisaris;

c. Dewan Komisaris dapat mengikutsertakan Komite Manajemen Risiko dalam rapat

Dewan Komisaris dengan Direksi atau rapat dengan pihak lain;

d. Hasil pelaksanaan setiap pekerjaan Komite Manajemen Risiko disampaikan kepada

Dewan Komisaris disertai dengan rekomendasi atas suatu permasalahan yang

menjadi objek telaah;

e. Setiap triwulan, Komite Manajemen Risiko melaporkan kepada Dewan Komisaris

tentang perkembangan realisasi pelaksanaan rencana kerja tahunan maupun hasil

penugasan lainnya, minimal memuat perbandingan realisasi pelasanaan dengan

rencana kerja tahunan dan substansi hasil kegiatan beserta rekomendasinya;

f. Komite Manajemen Risiko dapat menyampaikan usulan agenda rapat kepada Dewan

Komisaris untuk dilakukan pembahasan bersama dalam rapat internal Dewan

Komisaris maupun rapat Dewan Komisaris dengan Direksi;

Page 12: RISK MANAGEMENT COMMITTEE CHARTER

PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Manajemen Risiko 2020

AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif 11

Dewan Komisaris wajib mengevaluasi (assessment) kinerja setiap personel Komite

Manajemen Risiko secara berkala (dituangkan dalam rencana kerja Dewan Komisaris)

untuk mengarahkan Komite Manajemen Risiko dalam rangka peningkatan kierjanya

maupun untuk pertimbangan pemberhentian atau pengangkatan kembali personel yang

bersangkutan untuk periode berikutnya.

B. HUBUNGAN TUGAS DENGAN DIREKSI

Dukungan Direksi terhadap Komite Manajemen Risiko terutama adalah dalam bentuk

keleluasaan Komite Manajemen Risiko mengakses dokumen/data dari Direksi dan jajaran

Manajemen Perusahaan yang akan digunakan Komite Manajemen Risiko untuk

pelaksanaan tugasnya.

Hubungan Komite Manajemen Risiko dengan Direksi adalah hubungan yang bersifat

koordinasi agar Komite Manajemen mendapatkan data/dokumen/penjelasan yang

dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko.

Data/dokumen/penjelasan yang dibutuhkan dapat berasal dari: Direksi, SEVP, Bagian,

Distrik, Kebun, Pabrik, Anak Perusahaan, dan Perusahaan Patungan.

Permintaan data/dokumen/penjelasan tersebut diajukan secara tertulis baik kepada

Direksi maupun langsung kepada SEVP atau Bagian, Distrik, Kebun, Pabrik, dan Anak

Perusahaan; sedangkan permintaan untuk kebutuhan data/dokumen/penjelasan terkait

perusahaan patungan, diajukan kepada Direksi. Seluruh permintaan tersebut

ditandatangani oleh Ketua Komite Manajemen Risko atau Ketua Komite lainnya jika Ketua

Komite Manajemen Risiko berhalangan.

Permintaan dimaksud adalah untuk data/dokumen/penjelasan yang belum ditetapkan

Dewan Komisaris untuk disampaikan Direksi kepada Dewan Komisaris, sedangkan untuk

data/dokumen/penjelasan yang telah ditetapkan Dewan Komisaris untuk disampaikan,

tidak lagi diperlukan permintaan secara tertulis dari Komite Manajemen Risiko karena

Dewan Komisaris telah menetapkan data/dokumen yang harus disampaikan Direksi

secara berkala kepada Dewan Komisaris.

Selain itu, interaksi lain Komite Manajemen Risiko dengan Direksi adalah keikutsertaan

Komite Manajemen Risiko dalam rapat Dewan Komisaris dengan Direksi dalam berbagai

agenda. Sebaliknya, Direksi dapat meminta Dewan Komisaris untuk mengadakan rapat

bersama Komite Manajemen Risiko jika Direksi memandang perlu untuk mengadakan

pembahasan bersama Komite Audit.

C. HUBUNGAN TUGAS DENGAN AUDITOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

Bagian SPI adalah salah satu bagian organisasi Perusahaan yang berperan sebagai

Auditor internal. Hubungan dengan Bagian SPI dan auditor eksternal terjalin karena

Komite Manajemen Risiko membawa perannya sebagai organ pendukung Dewan

Komisaris yang membantu penerapan fungsi Dewan Komisaris terkait dengan

Page 13: RISK MANAGEMENT COMMITTEE CHARTER

PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Manajemen Risiko 2020

AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif 12

pengawasan atas manajemen riisko, Sistem Pengandalian Internal, dan/atau tugas lain

yang diberikan Dewan Komisaris yang terkait dengan fungsi audit internal dan eksternal.

Dengan demikian, hubungan Komite Manajemen Risiko dengan Bagian SPI dan auditor

eksternal harus berjalan dengan sinergi yang baik dengan saling mendukung satu sama lain.

1. Hubungan tugas dengan Bagian SPI

Data/dokumen yang diperoleh dari Bagian SPI antara lain: rancangan PKPT, laporan

hasil audit operasional, laporan hasil audit khusus, laporan tentang realisasi PKPT,

laporan tentang hasil pemantauan atas rekomendasi hasil audit, dan data/dokumen

lainnya. Data/dokumen tersebut disampaikan oleh Bagian SPI kepada Dewan

Komisaris untuk kemudian dilakukan telaah oleh Komite Manajemen Risiko sesuai

kepentingannya dalam rencana kerja Komite Manajemen Risiko.

Jika dipandang perlu, Komite Manajemen Risiko bersama-sama dengan Komite Audit,

melalui Dewan Komisaris dapat meminta Direksi untuk menugasi Bagian SPI

melakukan audit atas permasalahan tertentu yang direkomendasikan oleh Komite

Manajemen Risiko dan Komite Audit. Sebaliknya, Komite Manajemen Risiko

memberikan dukungan yang sepenuhnya kepada Bagian SPI untuk meningkatkan

efektivitas, kualitas, dan independensinya melalui evaluasi terhadap sistem

pengendalian internal, meliputi: PiagamAudit Internal (Internal Audit Charter),

pedoman manajemen risiko, PKPT, laporan-laporan yang diterbitkan oleh Direksi dan

Bagian SPI terkait penerapan sistem pengendalian internal Perusahaan dan

pelaksanaan manajemen riisko. Komite Manajemen Risiko dapat mengadakan rapat

dengan Bagian SPI untuk membahas laporan-laporan dari Bagian SPI meliputi:

temuan, rekomendasi, dan tindak lanjut/monitoring, serta hal-hal lain yang dipandang

perlu terkait objek laporan yang menjadi agenda pembahasan rapat tersebut.

Undangan rapat ditandatangani oleh salah seorang Komisaris dalam kapasitasnya

sebagai Ketua Komite, ditujukan kepada Direksi tentang permintaan Komite

Manajemen Risiko untuk mengadakan rapat bersama Bagian SPI.

2. Hubungan tugas dengan auditor eksternal

Komite Audit memiliki tugas yang strategis dalam audit ekternal yang dilaksanakan

oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) terutama pada bidang kerja KAP yang terkait

dengan Sistem Pengendalian Internal dan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan

perundang-undangan, atau hal-hal lain sesuai rencana kerja Komite Manajemen Risiko

atau penugasan dari Dewan Komisaris.

Dalam rangka pelaksanaan tugas ini, Komite Manajemen Risiko dan/atau bersama-

sama dengan Komite Audit, dapat mengundang KAP untuk mengadakan rapat dengan

undangan dari Komite Manajemen Risiko atau dari Komite Audit yang ditandatangani

oleh ketua salah satu Komite dengan tembusan kepada Direksi dan Dewan Komisaris.

Page 14: RISK MANAGEMENT COMMITTEE CHARTER

PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Manajemen Risiko 2020

AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif 13

BAB 4

PENUTUP

Sesuai dengan perkembangan peraturan perundang-undangan, kompleksitas bisnis, isu-

isu ekonomi yang terkait dengan kegiatan bisnis Perusahaan, maka Piagam Komite

Manajemen Risiko ini dapat dikaji ulang dan dievaluasi muatan dan kecukupannya, untuk

dilakukan penyempurnaan agar Komite Manajemen Risiko memiliki pedoman yang terkini

sesuai perkembangan dan kebutuhan sehingga fungsinya sebagai Organ Pendukung

yang membantu Dewan Komisaris dalam pelaksanaan pengawasan dapat berjalan

dengan efektif sesuai kebutuhan dan kepentingan bisnis Perseroan.