riwayat hidup - sinta.unud.ac.id · dermatitis kompleks” sebagai salah satu syarat untuk...
TRANSCRIPT
i
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Nabire, Kabupaten Nabire, Papua pada 09 Oktober 1995,
merupakan anak ketiga dari Bapak I Made Suarjana dan Ibu Ketut Suastini. Penulis
menyelesaikan pendidikan di TK Pertiwi pada tahun 2001, kemudian menempuh
pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Nabire (2001 – 2007), Sekolah Menengah
Pertama Negeri 1 Nabire (2007 – 2010), dan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Nabire
(2010 – 2013).
Pada tahun 2013 penulis diterima sebagai mahasiswa di Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Udayana melalui jalur PMDK 2. Selanjutnya penulis melakukan
penelitian di Laboratorium Patologi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana dengan judul “Gambaran Histopatologi Kulit Anjing Penderita
Dermatitis Kompleks” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana.
ii
ABSTRAK
Dermatitis kompleks adalah dermatitis yang disebabkan oleh berbagai macam
agen seperti jamur, ektoparasit, bakteri, dan penyakit bawaan yang terjadi secara
bersamaan sehingga tanda klinis yang ditunjukkan berupa gabungan klinis dari lesi
primer dan lesi sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
histopatologi kulit anjing penderita dermatitis kompleks. Penelitian ini menggunakan
15 ekor anjing penderita dermatitis kompleks yang dinilai dari gabungan lesi primer
dan sekunder yang dilakukan biopsi kulit dan dibuat preparat histopatologi. Dermatitis
kompleks terjadi pada anjing muda (≤ 2 tahun) 60%, berambut panjang (67%), jenis
kelamin jantan (73%), dan Ras domestik (73%). Pemeriksaan histopatologi
menunjukan perubahan berupa hiperkeratosis, vaskulitis, infiltrasi sel radang
polimorfonuklear (eosinofil, neutrofil dan basofil), sejumlah kecil sel-sel
monomorfonuklear (limfosit dan monosit), dan infiltrasi makrofag yang bersifat
moderate sampai severe pada dermis, acanthosis, dan proliferasi keratin pada folikel
rambut dan epidermis. Ditemukan potongan segmen dari agen infeksius seperti
Demodex canis, Sarcoptes scabiei, dan kapang dari Malasezia sp. Perubahan lain yang
teramati degenerasi hidrofik, nekrosis, dan ulser. Berdasarkan pengamatan
histopatologi tingkat kerusakan ringan 0% (0/15), sedang 33% (5/15), dan parah 67%
(10/15).
Kata kunci: dermatitis kompleks, anjing, tingkat kerusakan
iii
ABSTRACT
Complex dermatitis is a dermatitis caused by various agents such as fungi,
ectoparasites, bacteria and congenital diseases that occur simultaneously so that clinical
signs are shown in the form of a clinical combination of primary lesions and secondary
lesions. This study aims to determine the histopathology of dog skin with complex
dermatitis. This study used 15 dogs suffering from complex dermatitis assessed from a
combination of primary and secondary lesions to be done skin biopsy and made
histopathologic preparations. The incidence of complex dermatitis occured in young
dogs (≤ 2 years) 60%, long-haired (67%), male sex (73%) and domestic race (73%).
The histopathologic examination shows hyperkeratosis, vasculitis, moderate to severe
infiltration of polymorphonuclear inflammatory cells (eosinophils, neutrophils and
basophils), small numbers of monomorphonuclear cells (lymphocytes and monocytes),
and infiltration of macrophages in dermis, acanthosis, and keratin proliferation hair
follicles and epidermis. Found segmental fragments from infectious agents such as
Demodex canis, Sarcoptes scabiei, and yeast from Malasezia sp. Other changes
observed hydrophic degeneration, necrosis, and ulcers. Based on histopathological
observation of 0% mild damage level (0/15), moderate 33% (5/15) and severe 67%
(10/15).
Keywords: complex dermatitis, dog, damage level
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini.
Penulisan skripsi dengan judul “Gambaran Histopatologi Kulit Anjing
Penderita Dermatitis Kompleks” diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana.
Penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,
serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan tulus hati
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. drh. Nyoman Adi Suratma, MP, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Udayana.
2. Bapak Dr. drh. I.B Oka Winaya, M. Kes, selaku pembimbing I atas
bimbingan, nasihat dan motivasi yang telah diberikan selama penelitian
dan penulisan skripsi ini hingga selesai.
3. Bapak Dr. drh. I Nyoman Suartha, M.Si, selaku pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dan memberikan arahan
serta nasihat selama penelitian hingga terselesainya penulisan skripsi ini.
4. Ibu Prof. drh. A.A Ayu Mirah Adi, M.Si. Ph.D, Bapak Dr. drh I Gusti Made
Krisna Erawan, M.Si dan drh. I Made Kardena, MVS selaku penguji yang
telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, kritik, saran
serta nasihat yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.
5. Semua dosen dan staf akademik Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Udayana yang telah membantu dan membimbing penulis selama
menempuh kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.
6. Orang tua penulis bapak dan mama atas doa restu, bimbingan, motivasi,
kasih sayang, serta dukungan moral maupun material.
v
7. Keluarga penulis kakak eni, kakak kadek dan adik adi serta keluarga besar
lainnya atas doa restu, kasih sayang, motivasi serta dukungan moral dan
material.
8. Om Tanya atas doa, kasih sayang, dorongan semangat, motivasi, dan
dukungan moral serta material.
9. Teman-teman seperjuangan dalam melakukan penelitian yaitu, teman
sekelompok penelitian Jeje, Vista, Wirawan, Citra, Arik mega, Agnes,
Rima, Gekri.
10. Seluruh Anak Gang Surit dan Sekelompok (vista, jeje, mersi, ani, jacky,
agnes, rima) yang telah membantu dan memberikan dukungan selama
penulis menempuh kuliah.
11. Teman-teman kelas 13A Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
yang telah banyak memberikan pengalaman, persahabatan dan dorongan
semangat selama penulis menempuh kuliah.
Dalam skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu,
segala saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata,
semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Denpasar, Mei 2017
Penulis
vi
DAFTAR ISI
RIWAYAT HIDUP …………………………………………………….. i
ABSTRAK ………………………………………………………………. ii
ABSTRACT………………………………………………………………. iii
UCAPAN TERIMAKASIH ……………………………………………. iv
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. vi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. viii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. ix
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… x
BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1
1.1. Latar belakang …………………………………………………… 1
1.2. Rumusan masalah ……………………………………………….. 2
1.3. Tujuan penelitian ………………………………………………… 2
1.4. Manfaat penelitian ………………………………………………. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………. 3
2.1. Anjing ………………………………………………………….. 3
2.2. Kulit …………………………………………………………….. 3
2.1.1. Epidermis ………………………………………………… 4
2.1.2. Dermis ……………………………………………………. 7
2.1.3. Hipodermis ………………………………………………. 8
2.3. Patologi kulit ……………………………………………………. 8
2.3.1. Dermatitis ………………………………………………… 8
2.3.2. Penyakit bakteri …………………………………………... 10
2.3.3. Penyakit jamur …………………………………………… 12
2.3.4. Penyakit ektoparasit ……………………………………. 13
2.3.5. Penyakit alergi kulit ……………………………………… 15
2.3.6. Histopatologi dermatitis …………………………………. 16
2.4. Kerangka konsep ………………………………………………… 17
BAB III MATERI DAN METODE …………………………………….. 19
3.1. Obyek penelitian ………………………………………………… 19
3.2. Bahan penelitian………………………………………………….. 19
3.3. Alat penelitian ……………………………………………………. 19
3.4. Jenis penelitian …………………………………………………. 19
3.5. Cara pengambilan biopsi kulit …………………………………. 19
3.6. Pembuatan preparat histopatologi ……………………………… 20
vii
3.7. Pemeriksaan sampel ……………………………………………. 20
3.8. Lokasi dan waktu penelitian …………………………………… 21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………. 22
4.1. Hasil ……………………………………………………………. 22
4.2. Pembahasan ……………………………………………………. 27
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ……………………………………. 31
5.1. Simpulan ……………………………………………………….. 31
5.2. Saran ……………………………………………………………. 31
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 32
LAMPIRAN …………………………………………………………….. 36
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur kulit ………………………………………………. 4
Gambar 2. Lapisan-lapisan epidermis kulit tebal ……………………….. 5
Gambar 3. Lesi primer pada kulit. ……………………………………….. 9
Gambar 4. Lesi sekunder pada kulit. …………………………………….. 9
Gambar 5. Bakterial folikulitis superfisial pada anjing Dachshund.
Beberapa daerah terdapat alopesia dan eritema …………… 12
Gambar 6. Scabies pada kaki anjing dengan eritema, alopesia
dan pruritus ………………………………………………….. 15
Gambar 7. Hiperkeratosis ……………………………………………… 16
Gambar 8. Infiltrasi sel radang, edema, dan spongiosis ………………….. 17
Gambar 9. Nekrosis pada folikel dan epidermis dan ulser ………………. 17
Gambar 10. Klinis sampel …………….………………………………….. 23
Gambar 11. Perubahan infestasi tungau …………………………………. 25
Gambar 12. Atopik dermatitis dan degenerasi …………….………………. 25
Gambar 13. Hiperplasia ……………….…………………………………. 26
Gambar 14. Infiltrasi sel lemak dan nekrosis ……………………………. 26
ix
DAFTAR TABEL
Table 1. Klinis dermatitis ……………………………………………….. 22
Tabel 2. Kejadian dermatitis kompleks ………………………………….. 23
Table 3. Persentase perubahan histopatologi ……………………………. 24
Table 4. Penilaian tingkat kerusakan …………………………………….. 27
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data sampel
Lampiran 2. Dokumentasi kegiatan
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Penyakit kulit pada anjing adalah salah satu masalah yang paling umum diamati
pada praktik dokter hewan kesayangan. Penelitian klinis baru-baru ini telah mengalami
kemajuan dalam pemahamannya, bahwa tanda klinis yang teramati dari luar lebih
kompleks dari pada yang diperkirakan (Kerem et al., 2012). Pemilik hewan kesayangan
baru memeriksakan hewannya ke dokter hewan setelah kasus penyakit kulit berjalan
kronis (Harvey, 2008). Aspek penting dari diagnosis dermatologis adalah sejarah
penyakit, karakteristik dan morfologi lesi serta penunjang diagnostik lainya (Alhaidari,
1988; Scott, 1981). Penampilan makroskopik dan medis / sejarah dermatologisnya
sebagai petunjuk awal diagnostik selanjutnya (Scott et al., 1981).
Dermatitis merupakan istilah untuk peradangan pada kulit, dengan tanda klinis
yang tampak berupa kegatalan, kemerahan, bengkak dan terdapat cairan nanah.
Penyebab dari dermatitis ini bisa dikarenakan oleh agen yang dapat mengiritasi kulit.
Sedangkan, dermatitis kompleks adalah dermatitis yang disebabkan oleh berbagai
macam agen seperti jamur, ektoparasit, bakteri dan penyakit bawaan yang terjadi secara
bersamaan sehingga tanda klinis yang ditunjukan berupa gabungan klinis dari lesi
primer dan lesi sekunder (Widyastuti et al., 2012; Tjahajati, 2013).
Teknik diagnosis dermatologi diawali dari pemeriksaan kerokan kulit,
trichogram, kultur jamur dan bakteri, evaluasi sitologi dan biopsi kulit. Histopatologi
terkait dengan temuan klinis biasanya mengarah ke diagnosis definitif. Biopsi kulit
dianjurkan pada lesi yang tidak biasa, seperti nodul neoplastik, terapi umum yang tidak
menunjukan kemajuan dan beresiko terhadap kesehatan pasien (Mueller, 2006).
Kulit terdiri atas epidermis dan dermis (Dellmann, 1993). Epidermis tersusun
atas multilayer keratinosit, epidermis juga sebagai penyusun kuku, kelenjar keringat
dan sebasea, rambut dan folikel wol. Dermis adalah lapisan jaringan ikat tebal di bawah
epidermis dan meluas ke hipodermis. Dermis dibagi menjadi lapisan papiler yang lebih
2
tebal dipermukaan dan lapisan retikular yang dalam (Dellmann, 1993). Pada dermatitis
kompleks kerusakan kulit dapat terjadi pada lapisan epidermis sampai dermis. Tingkat
kerusakan pada lapisan kulit dapat diamati dengan pemeriksaan secara histopatologi.
Berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit yang menyerang kulit, pada kasus
ringan penyakit terjadi pada lapisan epidermis seperti pada infeksi jamur, tingkat
sedang kerusakan yang terjadi pada lapisan superfisial dari dermis dan tingkat parah
terjadi kerusakan pada lapisan profundus dari dermis.
Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
gambaran histopatologi dan tingkat keparahan kulit anjing penderita dermatitis
kompleks.
1.2. Rumusan masalah
1. Bagaimana gambaran histopatologi kulit anjing penderita dermatitis kompleks?
2. Bagaimana tingkat keparahan kulit anjing penderita dermatitis kompleks
berdasarkan pengamatan histopatologi?
1.3. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui gambaran histopatologi kulit anjing penderita dermatitis
kompleks.
2. Untuk mengetahui tingkat keparahan kulit anjing penderita dermatitis
kompleks.
1.4. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai histopatologi
dermatitis kompleks yang selanjutnya diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai histopatologi pada kasus ini untuk mendapatkan nilai-nilai
spesifikasinya.