roadmap iatt

Upload: kongkurus

Post on 14-Jul-2015

140 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

DAFTAR ISI1. 2. 3. 4. 5. Road Map Industri Otomotif Road Map Industri Perkapalan Indonesia Road Map Industri Elektronika Road Map Industri Telematika Nasional Resume Pertumbuhan IATT

ROADMAP INDUSTRI OTOMOTIF ROADMAP INDUSTRI OTOMOTIF s/d TAHUN 2025 s/d TAHUN 2025

1 1

DAFTAR ISI1. 2. 3. 4. 5. Kondisi Saat Ini Sasaran Sasaran Pengembangan s/d tahun 2025 Strategi & Kebijakan Pengembangan Rencana Aksi 3 8 12 14 16

2 2

I. KONDISI SAAT INI I. KONDISI SAAT ININo 1 2 3 4 Uraian Jlh. Perusahaan Investasi (Rp. Juta) Kapasitas Terpasang/Thn Tenaga Kerja (orang) KBM R4 20 3.373.188 900.000 142.270 KBM R2 77*) 2.029.798 6.600.000 102.175 Komponen 250**) 7.446.932 120.000 Jumlah 12.849.918 364.445

*) Jumlah perusahaan berdasarkan NIK yang diterbitkan. **) Tidak Termasuk IKM pembuat komponen.

3 3

Produksi & Penjualan Kbm Roda-4

URAIAN 2002 PRODUKSI 299.257 PENJUALAN 317.748

2003 322.035 354.629

2004 422.099 483.148

2005 500.710 533.917

2006 296.008 318.904

2007 420.000 434.1134 4

Produksi & Penjualan Kbm Roda-2

URAIAN PRODUKSI PENJUALAN

2001 1.390.449 1.203.508

2002 2.453.966 2.351.328

2003 2.830.536 2.823.703

2004 4.200.000 4.100.000

2005 5.113.487 5.089.425

2006 4.458.886 4.428.274

2007 4.800.000 4.798.5785 5

Perkembangan ExporImpor (In US $)KATEGORI 2000 EKSPOR Roda 4 Roda 2 Komponen*) Total IMPOR Roda 4 Roda 2 Komponen*) Total 352,698,926 62,711,701 2,061,564,905 2,476,975,532 422,050,174 26,619,506 1,863,788,203 2,312,457,883 337,015,335 14,033,738 1,790,149,699 2,141,198,772 517,515,745 13,187,450 1,855,951,748 2,386,654,943 949,949,714 23,636,555 2,278,567,661 3,252,153,930 1,327,243,672 21,068,174 2,814,112,822 4,162,424,668 1,037,476,405 49,428,876 2,164,069,976 3,250,975,257 1,424,945,536 26,266,291 2,085,213,868 3,536,425,695 22,343,041 85,356,913 537,941,945 645,641,899 25,776,454 58,597,014 552,654,342 637,027,810 31,569,468 57,493,686 658,537,944 747,601,098 47,470,609 36,035,282 815,910,907 899,416,798 149,103,251 31,928,339 1,061,082,464 1,242,114,054 255,010,628 21,068,174 1,482,714,451 1,758,793,253 411,761,133 30,641,123 1,675,844,854 2,118,247,110 795,434,797 26,130,498 1,705,414,371 2,526,979,666 2001 2002 2003 TAHUN 2004 2005 2006 2007

Catatan: *) Komponen KBM R4 & R2

Ekspor Kendaraan Bermotor Roda 4 (dalam unit) 2005 CBU CKD SET 17.500 104.000 2006 31.200 115.000 2007 45.000 128.0456 6

PREDIKSI INDUSTRI KBM INDONESIA KEDEPAN

VOLUME PRODUKSI DAN PENJUALAN (R-4) (R(UNITS)URAIAN 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

PRODUKSI

322,035

422,099

500,710

296,008

420.000

610.000

725.000

1.000.000

PENJUALAN

354,629

483,148

533,917

318,904

380.000

530.000

650.000

760.000

7 7

PREDIKSI INDUSTRI KBM INDONESIA KEDEPANVOLUME PRODUKSI DAN PENJUALAN (R-2) (R(RIBU UNIT)

URAIAN

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

PRODUKSI

2,830

4,200

5,113

4,458

4.904

5.394

5.934

6.527

PENJUALAN

2,823

4,100

5,089

4,428

4.871

5.358

5.894

6.483

Catatan : Kenaikan sebesar 15%

8 8

II. SASARANlanjutan II. SASARANlanjutanSASARAN KUANTITATIF URAIANRODA-4: Produksi Penjualan Ekspor Nilai Produksi (Milyar Rupiah) 1.000.000 unit 760.000 unit 240.000 unit 140.000 1.610.000 unit 1.224.000 unit 386.000 unit 225.400 2.593.000 unit 1.971.000 unit 622.000 unit 363.020 4.177.000 unit 3.175.000 unit 1.002.000 unit 584.780

S/D 2010

S/D 2015

S/D 2020

S/D 2025

RODA-2: Produksi Penjualan Ekspor Nilai Produksi) (Milyar Rupiah) 6.527.000 unit 6.483.000 unit 44.000 unit 65.270 7.031.000 unit 6.984.000 unit 47.000 unit 70.314 7.575.000 unit 7.524.000 unit 51.000 unit 75.748 7.575.000 unit 7.524.000unit 51.000 unit 75.748

Catatan: RODA 4, kenaikan rata-rata per tahun setelah tahun 2010 diasumsikan sebesar 10% RODA 2, kenaikan rata-rata per tahun setelah tahun 2010 s/d 2020 diasumsikan sebesar 1,5%, sedangkan untuk tahun 2020 s/d 2025 tidak mengalami kenaikan.

9 9

PRODUKSI DAN PENJUALAN KENDARAAN R-4 PRODUKSI DAN PENJUALAN KENDARAAN R-4

4.500.000 4.000.000 3.500.000 3.000.000 2.500.000 2.000.000 1.500.000 1.000.000 500.000 -

4.177.000 3.175.000 2.593.000 1.610.000 1.224.000 1.971.000

420.000 380.000

1.000.000 760.000

2007

2010

2015 TAHUN

2020

2025

PRODUKSI

PENJUALAN

10 10

PRODUKSI DAN PENJUALAN KENDARAAN R-2 PRODUKSI DAN PENJUALAN KENDARAAN R-2

8.000 7.000 6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 -

6.527 6.483 4.904 4.871

7.031 6.984

7.575 7.524

7.575

7.524

2.007

2.010

2.015 TAHUNPRODUKSI

2.020

2.025

PENJUALAN

11 11

III. SASARAN PENGEMBANGAN S/D TAHUN 2025 III. SASARAN PENGEMBANGAN S/D TAHUN 2025SASARAN KUALITATIF URAIANJenis KBM yang diproduksi

S/D 2010MPV, Light Commercial Truck.

S/D 2015MPV, Commercial Truck s/d 24 ton, SUV dan Sedan kecil ekonomis

S/D 2020MPV, SUV, Sedan kecil ekonomis, Commercial truck > 24 ton, Sedan menengah, Hybrid car

S/D 2025MPV, SUV, Sedan kecil ekonomis, Commercial truck > 24 ton, Sedan menengah, Hybrid car, Luxury car. Basis produksi MPV, SUV, Sedan kecil ekonomis, Commercial truck > 24 ton, Sedan menengah, Hybrid car, Luxury car. Memiliki kemampuan melakukan 80% design KBM R4 untuk Sedan Menengah. Pembuatan komponen KBM tingkat kualitas Luxury Car.

Basis produksi

Basis produksi MPV, Light Commercial Truck.

Basis produksi MPV, Commercial Truck s/d 24 ton, SUV dan Sedan kecil ekonomis

Basis produksi MPV, SUV, Sedan kecil ekonomis, Commercial truck > 24 ton, Sedan menengah, Hybrid car Memiliki kemampuan melakukan 80% design KBM R4 untuk Sedan kecil dan SUV Pembuatan mesin (hybrid engine). Integrasi system ECU (engine control unit) Mampu memasok kebutuhan komponen Commercial truck > 24 ton, Sedan menengah, Hybrid car.

Penguasaan teknologi

Memiliki kemampuan melakukan 80% design sepeda motor Pembuatan mesin, transmisi KBM basis produksi untuk MPV dan Light Commercial Truck.

Memiliki kemampuan melakukan 80% design KBM R4 untuk MPV dan Light commercial truck Pembuatan mesin, transmisi KBM basis produksi Commercial Truck s/d 24 ton, SUV dan Sedan kecil ekonomis Mampu memasok kebutuhan komponen Commercial Truck s/d 24 ton, SUV dan Sedan kecil.

Kemampuan industri komponen

Mampu memasok kebutuhan komponen untuk MPV dan Light Commercial Truck.

Mampu memasok kebutuhan komponen KBM tingkat kualitas Luxury car

12 12

SASARAN KUALITATIF SASARAN KUALITATIF

2010

MPV, Light Commercial Truck.

80% design sepeda motor Pembuatan mesin, transmisi MPV dan Light Commercial Truck. Pemasok komponen untuk MPV dan Light Commercial Truck.MPV, Commercial Truck s/d 24 ton, SUV dan Sedan kecil ekonomis

2015

80% design KBM R4 untuk MPV dan Light commercial truck Pembuatan mesin, transmisi Commercial Truck s/d 24 ton, SUV dan Sedan kecil ekonomis Pemasok komponen Commercial Truck s/d 24 ton, SUV dan Sedan kecil.MPV, SUV, Sedan kecil ekonomis, Commercial truck > 24 ton, Sedan menengah, Hybrid car

2020

80% design KBM R4 untuk Sedan kecil dan SUV hybrid engine, integrasi system ECU komponen Commercial truck > 24 ton, Sedan menengah, Hybrid car.

2025

MPV, SUV, Sedan kecil ekonomis, Commercial truck > 24 ton, Sedan menengah, Hybrid car dan Luxury car

80% design KBM R4 untuk Sedan Menengah. Pembuatan komponen KBM tingkat kualitas Luxury Car. Pemasok komponen KBM tingkat kualitas Luxury car

13 13

IV. STRATEGI & KEBIJAKAN PENGEMBANGAN IV. STRATEGI & KEBIJAKAN PENGEMBANGANSTRATEGI

Sektor

Memperkuat basis produksi kendaraan niaga, kendaraan penumpang kecil, dan sepeda motor. Meningkatkan kemampuan teknologi produk dan manufaktur industri komponen kendaraan bermotor. Memperkuat struktur industri pada semua rantai nilai melalui pengembangan klaster otomotif. Mengembangkan keterkaitan rantai supply melalui klaster. Mengembangan pasar dalam negeri Mengembangkan jaringan pasar internasional Mengembangkan pasar ekspor produk dalam negeri Meningkatan SDM untuk standar kualitas internasional Meningkatan kemampuan desain Meningkatkan insentif untuk investasi Menyediakan insentif untuk kegiatan R & D Mengembangkan Pusat Design dan Engineering Mengembangan Laboratorium Uji14 14

Pasar SDM Infrastruktur Teknologi

KEBIJAKAN

Mengembangkan pasar kendaraan bermotor dalam negeri melalui harmonisasi tarif bea masuk dan kebijaksanaan perpajakan Meningkatkan penggunaan komponen buatan dalam negeri di industri perakitan kendaraan Meningkatkan penggunaan kendaraan bermotor produksi dalam negeri

15 15

V. RENCANA AKSI V. RENCANA AKSI5.1 Jangka Menegah 2005-2009Meningkatkan investasi industri kendaraan bermotor dan komponen Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi manufaktur dan atau teknologi pengembangan produk Meningkatkan produktivitas dan kualitas industri komponen dan perakit otomotif Meningkatan kemampuan dan keterkaitan IKM dengan industri perakit kendaraan bermotor. Penerapan sistem suplai emisi pengisian bahan bakar (Euro 2) secara bertahap Menghilangkan pemalsuan dan penyeludupan komponen kendaraan bermotor after market Meningkatkan pasar ekspor kendaraan bermotor dan komponen Pengamanan pasar dalam negeri melalui penataan tarif dan perpajakan, peningkatan penggunaan produksi dalam negeri, pengendalian impor kendaraan bukan baru Membangun pusat R&D pengembangan kendaraan bermotor dan komponennya Meningkatkan kerjasama industri otomotif, industri bahan baku dan perguruan tinggi Meningkatkan kemampuan lembaga-lembaga uji yang bertaraf internasional Meningkatkan kerjasama industri dengan industri kendaraan bermotor utama di dunia Memanfaatkan jaringan pemasaran global bagi produk komponen kendaraan bermotor

5.2 Jangka Panjang 2010-2020

16 16

5.3Unsur Penunjang

Periodisasi Peningkatan Teknologi

Roda 2 Pengembangan Cepat (2005-2009); full manufacturing dan engineering sepeda motor utuh Pengembangan merek lokal Roda 4 Investasi (2005-2010); design dan engineering komponen secara lokal Matang (2011-2020); design dan engineering kendaraan utuh (KBM Niaga & Penumpang Ukuran Kecil; Full Manufacturing) Promosi Ekspor ke negara ASEAN Meningkatkan Kerjasama dengan pemasok komponen Membangun jaringan pemasaran global Mengembangkan bursa komponen Meningkatkan Kompetensi SDM dalam penguasaan teknologi manufaktur dan pengembangan produk Meningkatkan kemampuan SDM dalam bidang Manajemen dan Engineering Pembangunan Otomotif Port (pelabuhan khusus untuk otomotif) Harmonisasi tarif bea cukai Menyediakan Tax Allowance untuk investasi baru dan perluasan Kredit/potongan atas pajak bagi usaha pengembangan SDM dan R & D Membangun pusat R & D Pengembangan KBM Meningkatkan Kemampuan Lembaga Uji dalam Rangka Sertifikasi Pemberian Insentif berdasarkan lokasi yang diprioritaskan17 17

Pasar

SDM

Infrastruktur

ROADMAP 2025 Industri Perkapalan Indonesia

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DAN TELEMATIKA

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN RI

Daftar IsiI. II.

III. IV. V. VI. VII.

PENDAHULUAN 1.1. RUANG LINGKUP 1.2. ALUR PIKIR ROADMAP INDUSTRI PERKAPALAN 1.3. KONDISI INDUSTRI PERKAPALAN SAAT INI FAKTOR DAYA SAING 2.1. PERMINTAAN DAN PENAWARAN 2.1.1. Gambaran Potensi Pasar Domestik 2.1.2. Analisa Gap 2.1.3. Perilaku Pasar 2.2. FAKTOR KONDISI (INPUT) 2.2.1. Sumber Daya Modal 2.2.2. Sumber Daya Manusia 2.2.3. Infrastruktur 2.2.4. Lain-Lain (Teknologi) 2.3. INDUSTRI INTI, PENDUKUNG DAN TERKAIT 2.4. STRATEGI PERUSAHAAN DAN PERSAINGAN ANALISA SWOT SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN PROGRAM / RENCANA AKSI KELEMBAGAAN

2

I.

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, 2/3 luas wilayahnya merupakan lautan dan terdiri dari kurang lebih 17 ribu pulau yang kaya akan sumber daya alam (pertambangan, gas, minyak bumi, perikanan, pariwisata, dll) memerlukan pengelolaan yang terintegrasi. Kapal merupakan sarana yang penting dan vital baik sebagai sarana alat transportasi-perhubungan maupun sebagai alat kerja pertambangan, perikanan, pariwisata dan sebagainya, serta sebagai bagian dari alat utama sistem pertahanan. Kapal dapat juga dikategorikan sebagai bagian dari infrastruktur-ekonomi (jembatan), sehingga industri perkapalan atau galangan kapal merupakan industri strategis dan industri masa depan yang penting untuk ditumbuhkembangkan. Jumlah perusahaan industri perkapalan Indonesia/galangan kapal nasional yang telah terdaftar sebanyak 250 perusahaan dengan kapasitas terpasang sekitar 400.000 DWT/tahun untuk bangunan baru dan sekitar 6.000.000 DWT/tahun untuk reparasi kapal / docking-repair. Fasilitas produksi kapal terbesar yang dimiliki berupa graving dock ukuran 150.000 DWT yang dapat juga dipergunakan untuk reparasi kapal / docking repair.

3

Industri perkapalan Indonesia / galangan kapal nasional telah berpengalaman membangun kapal baru berbagai jenis dan ukuran bahkan mutunya telah mendapatkan pengakuan internasional, seperti : Kapal Curah (Bulk Carrier) 50.000 DWT, ekspor ke Jerman, Turki dan Italia Kapal Ferry Ro-Ro 19.000 GT, pesanan Rederi AB Gotland, ekspor ke Swedia Dry Cargo Vessel 18.500 DWT, pesanan Stepenson & Clark, ekspor ke Inggris dan Belanda Kapal penumpang (Passenger Ship) kapasitas 500 orang Kapal tipe Caraka Jaya (General Cargo dan Container Vessel) Kapal Tanker (Oil Tanker) 30.000 DWT Kapal Ikan (Fishing Vessel) 300 GT Kapal Patroli Cepat (Fast Patrol Boat/FPB) 57 m dan 28 m Kapal Tunda/Tarik (Tug Boat) 7.500 HP Kapal Suplai (Anchor Handling Tug Supply/AHTS) 2 x 8.000 HP, dan sebagainya

Gambaran tersebut menunjukkan bahwa industri perkapalan yang merupakan industri padat karya dan padat modal, memiliki daya saing yang tinggi, teknologi manufacturing telah dikuasai, serta dalam batasbatas tertentu telah menguasai rancang bangun dan rekayasa kapal seperti kapal tipe Caraka Jaya, kapal penyeberangan, kapal curah, kapal tunda/tarik, dan lain-lain.

4

II.

FAKTOR DAYA SAING 2.1. PERMINTAAN DAN PENAWARAN 2.1.1. Dunia, Regional dan Domestik Dunia dan Regional

Produksi kapal dunia yang selama ini dikuasai oleh Jepang ( 40%), Korea Selatan ( 30%), Eropa Barat ( 15%) dan China ( 10%) mulai bergeser. Produksi kapal Korea Selatan sekarang sudah melampaui produksi kapal Jepang, sedangkan industri perkapalan China juga mulai mendekati Korea Selatan dan Jepang. Pangsa pasar kapal dunia saat ini sangat besar, khususnya kapal tanker dengan mulai diberlakukannya peraturan baru mengenai keamanan pelayaran (Safety of Life at Sea/SOLAS) dari International Maritime Organization (IMO) yang mengharuskan kapal tanker menggunakan konstruksi lambung ganda (Double Hull ) yang diberlakukan sejak tahun 2007. Sementara itu industri perkapalan di negara maju kurang diminati khususnya karena biaya SDM/Labour cost-nya yang tinggi, sehingga kondisi ini memberi peluang bagi industri perkapalan dalam negeri untuk meningkatkan pangsa pasarnya melalui kerjasama dengan investor asing.

5

Industri perkapalan nasional telah terbukti memiliki daya saing global. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan ekspor kapal dari US$ 47,4 juta pada tahun 2004 menjadi US$ 294,1 juta pada tahun 2006 atau meningkat 6,2 kali lipat (620%) hanya dalam jangka waktu 2 (dua) tahun. Adapun negara-negara tujuan ekspor adalah Eropa (Italia, Jerman, Turki, Belanda), Hongkong dan Singapura. Domestik Indonesia sebagai negara maritim, dimana 2/3 luas wilayahnya merupakan lautan dan terdiri dari kurang lebih 17 ribu pulau yang kaya akan sumber daya alam, memerlukan kapal sebagai sarana atau alat transportasi/perhubungan maupun sebagai alat kerja pertambangan, perikanan, pariwisata, dsb serta sebagai bagian dari alat utama sistem pertahanan. Dalam rangka pemberdayaan industri pelayaran nasional, pemerintah menerbitkan Inpres Nomor 5 Tahun 2005 yang intinya adalah pemberlakuan azas cabotage untuk angkutan laut dalam negeri yaitu bahwa angkutan laut dalam negeri harus diangkut oleh kapal berbendera Indonesia, yang selama ini masih diangkut oleh kapal berbendera asing ( 45%) dan angkutan luar negeri atau angkutan ekspor/impor ( 95%). Hal ini merupakan peluang bagi industri perkapalan nasional untuk memanfaatkan potensi pangsa pasar yang besar tersebut. 6

Gambaran kebutuhan kapal dalam negeri sebagai akibat diberlakukannya Inpres Nomor 5 Tahun 2005 adalah sebagai berikut :No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Tipe kapal General Cargo Container Curah Kering (Bulk) Barge Tug Boat Tanker Penumpang Ro-Ro TOTAL (Sumber : Departemen Perhubungan) Kondisi saat ini (Jumlah kapal) 1.388 107 46 1.408 1.357 233 229 60 4.828 Total kebutuhan kapal (Unit) 800 80 30 500 500 132 50 50 2.142

Gambaran kebutuhan kapal tersebut diatas belum termasuk kebutuhan kapal karena pertumbuhan industri dari sektor pengguna, sebagai contoh kebutuhan kapal untuk angkutan batubara, karena kebijakan pembangunan pembangkit listrik dengan bahan bakar batu bara yang cukup besar, dsb.

7

2.1.2.Analisa Gap

Jumlah perusahaan industri perkapalan Indonesia/galangan kapal nasional yang telah terdaftar sebanyak 250 perusahaan, sekitar 80% diantaranya hanya memiliki fasilitas produksi yang mampu membangun kapal dengan ukuran s/d 1.000 GT atau equivalent 1.500 DWT dan mesin-mesin/alat produksi pada umumnya sudah berusia tua, kurang produktif dan tidak effisien, sehingga diperlukan restrukturisasi/modernisasi peralatan produksi dan peningkatan kapasitas fasilitas produksi bagi industri perkapalan Indonesia/galangan kapal nasional. Dilain pihak, kebutuhan kapal cenderung berukuran besar dan kompleksitas muatannya bervariasi atau kapal-kapal jenis multi purpose vessel (angkutan kontainer dengan kendaraan, penumpang dengan barang, kendaraan dengan penumpang, dsb).

8

Dalam rangka menghadapi permintaan pasar yang dinamis, kemajuan teknologi dan ukuran kapal yg cenderung lebih besar dan canggih (sophisticated) serta kompleksitas muatannya yang bervariasi, industri perkapalan Indonesia harus mempersiapkan diri dalam hal :a.

Teknologi produksi: Melakukan restrukturisasi dan modernisasi mesin-mesin peralatan produksi antara lain komputerisasi mesin potong (CNC), mesin las, memperkuat design & engineering dan SDM yang terampil. Kapasitas produksi : Melakukan investasi dan perluasan (peningkatan kapasitas). Manajemen produksi : Meningkatkan manajemen produksi pembangunan/repair kapal sehingga dpt memperpendek delivery time untuk meningkatkan daya saing.

b.

c.

9

2.1.3. Perilaku Pasar

Tingkat daya serap pasar kapal baru dalam negeri terhadap kebutuhan potensial kapal khususnya oleh perusahaan pelayaran nasional masih relatif kecil dari yang seharusnya, karena kemampuan daya beli perusahaan pelayaran nasional yang masih rendah (self financing tidak cukup). Pendanaan untuk investasi pembelian kapal baru belum mendapat dukungan dari perbankan nasional. Hal ini terlihat dari pembebanan suku bunga yang tinggi serta keharusan adanya collateral sebesar 135% - 150%. Trend kebutuhan kapal-kapal niaga yaitu kapal yang memiliki fleksibilitas angkutan yang tinggi (multi purpose vessel) seperti kapal angkutan kontainer dengan kendaraan, kendaraan dengan penumpang, kontainer dengan penumpang, dsb, serta ukuran kapal yang cenderung besar. Sedangkan kapal-kapal kerja yaitu kapal dengan kekuatan/power mesin yang besar untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi dan manuver yang lincah. 10

2.2. FAKTOR KONDISI (INPUT) 2.2.1. Sumber Daya Alam Indonesia sebagai negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam (mineral/tambang, gas dan minyak bumi) memerlukan pengelolaan yang terintegrasi dan infrastruktur yang memadai. Kapal sebagai alat transportasi/perhubungan atau jembatan penghubung antar pulau dan sebagai alat kerja di laut dapat dikategorikan sebagai infrastruktur pembangunan ekonomi. Pembuatan kapal memerlukan baja sebagai bahan baku, mesinmesin dan peralatan kapal yang diproduksi dari hasil pertambangan, dan memerlukan energi listrik yang diperoleh dari gas maupun minyak bumi. 2.2.2. Sumber Daya Modal Industri perkapalan merupakan industri yang padat modal, dengan karakteristik slow yielding, high risk dan low return, sehingga perbankan tidak tertarik membiayai investasi disektor perkapalan. Jumlah investasi yang telah ditanamkan pada industri perkapalan Indonesia/ galangan kapal nasional diperkirakan mencapai sekitar US$ 1 Milyar. 11

2.2.3. Sumber Daya Manusia

Indonesia termasuk salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia yaitu sekitar 240 juta orang, sehingga SDM sangat melimpah. Memiliki institusi pendidikan/perguruan tinggi yang menghasilkan tenaga-tenaga ahli di bidang perkapalan. Memiliki institusi pendidikan kejuruan formal dan non formal yang menghasilkan tenaga-tenaga terampil yang memiliki kompetensi di bidang perkapalan dan bidang-bidang terkait lainnya. Industri perkapalan merupakan industri padat karya.

2.2.4. Infrastruktur

Infrastruktur ekonomi Ketersediaan lahan untuk industri perkapalan/galangan kapal cukup tersedia dan memadai namun belum didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai seperti : jalan (akses jalan ke lokasi), listrik dan pelabuhan.

12

Infrastruktur industri

Kedalaman struktur industri perkapalan belum kuat, belum didukung oleh industri bahan baku dan komponen kapal dalam negeri. Ketergantungan terhadap komponen impor yang masih tinggi. Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN / NaSDEC) sudah didirikan pada tahun 2006 namun masih perlu diperkuat oleh sarana pendukungnya seperti hardware dan software maupun SDM yang ahli dan profesional, masih dperlukan waktu untuk menambah pengalaman dan keahlian.

2.2.5. Lain-Lain (Teknologi)

Pusat Desain dan Rekayasa kapal Nasional (PDRKN / NaSDEC) belum kuat dan sinergi industri perkapalan nasional dgn institusi/lembaga riset/perguruan tinggi yang masih kurang. Pada umumnya industri perkapalan / galangan kapal nasional belum memanfaatkan perkembangan teknologi produksi yang efisien (sistem block).

13

2.3. INDUSTRI INTI, PENDUKUNG DAN TERKAIT

Keterkaitan industri inti, pendukung dan terkait masih terbatas pada hubungan bisnis, belum saling bersinergi untuk memperkuat industri nasional Terbatasnya networking antara industri inti (industri perkapalan) dgn industri pendukung (industri bahan baku & komponen) dan industri terkait (pengguna/pelayaran, asuransi, perbankan, PDRKN/NaSDEC dll). Ketergantungan terhadap komponen impor yang masih tinggi.

14

Keterkaitan industri inti, pendukung dan terkait seperti gambar berikut:

15

16

2.4. STRATEGI PERUSAHAAN DAN PERSAINGAN Perusahaan galangan kapal nasional diarahkan untuk memenuhi kebutuhan kapal dalam negeri sebagai base load pengembangan industri perkapalan nasional dan kapal-kapal ekspor yang memiliki daya saing tinggi : Kapal Niaga (Cargo, Container, Tanker, Bulk Carrier, Chemical) Kapal-kapal Kerja (Tug boat, Supply Vessel, Dredger ship, Working barge, Diving supply vessel) Kapal penumpang Kapal patroli

17

III. ANALISA SWOTStrength (Kekuatan)1. 2. 3. 4. 5. 6.

Opportunities (Peluang)1.

Negara kepulauan dan memiliki wilayah laut yang luas Memiliki pengalaman dlm membangun kapal Memiliki institusi pendidikan di bidang perkapalan Tersedianya SDM yang terampil di bidang perkapalan Berdirinya Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN/NaSDEC) Batam sebagai Bonded Zone

2. 3. 4.

Meningkatnya pasar dalam negeri yg menjadi load base pengembangan industri perkapalan dan pasar ekspor yang semakin terbuka Adanya relokasi industri perkapalan dari negaranegara maju Adanya Lembaga Keuangan Non Bank untuk pemberdayaan industri perkapalan seperti PT Pann Adanya Inpres No. 5 / 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional termasuk industri perkapalan

Weaknesses (Kelemahan)1. 2. 3. 4. 5.

Threats (Ancaman)1.

Kurang dukungan dari Perbankan Fasilitas produksi sebagian besar berusia tua Lemahnya peraturan & perundangan di bidang maritim Ketergantungan thd bahan baku & komponen impor yg tinggi Delivery time yang kurang kompetitif

2.

3. 4.

Kurang sinerginya koordinasi antar lembaga terkait dan antar Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota Negara-negara pesaing di ASEAN berkembang pesat demikian pula di Asia (RRC) lebih pesat lagi perkembangannya Kurangnya komitmen pemerintah di sektor maritim Iklim investasi belum berpihak kepada investor lokal yang ada di luar Batam, sementara fasilitas kemudahan di Batam lebih dinikmati oleh PMA 18

IV.

SASARAN Jangka Menengah (2007 2009) Meningkatnya jumlah dan kemampuan industri perkapalan/ galangan kapal nasional dalam pembangunan kapal sampai dengan kapasitas 50.000 DWT Meningkatnya produktivitas industri perkapalan/ galangan kapal nasional dengan semakin pendeknya delivery time maupun docking days. Jangka Panjang (2010 2025) Adanya galangan kapal nasional yang memiliki fasilitas produksi berupa building berth/graving dock yang mampu membangun kapal dan mereparasi kapal/docking repair sampai dengan kapasitas 300.000 DWT utk memenuhi kebutuhan di dalam maupun luar negeri (World class industry) Meningkatnya kemampuan industri perkapalan/galangan kapal nasional dalam membangun kapal untuk berbagai jenis dan ukuran seperti Korvet, Frigate, Cruise Ship, LPG Carrier dan kapal khusus lainnya Meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan industri komponen kapal nasional untuk mampu mensupply kebutuhan komponen kapal dalam negeri Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN) / National Ship Design and Engineering Centre (NaSDEC) semakin berkembang dan semakin kuat dalam mendukung industri perkapalan/galangan kapal nasional. 19

Sasaran Produksi900,000 800,000 Gross Tons (GT) 700,000 600,000 500,000 400,000 300,000 200,000 100,000 0 s/d 2010 s/d 2015 Tahun Volume (GT) Nilai (Milyar Rupiah) s/d 2020 s/d 2025 4,865 206,800 9,785 330,000 19,680 531,500

Bangunan Baru

856,000 39,500

45,000 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 0 Milyar Rupiah20

Sasaran Produksi20,000 18,000 16,000 14,000 1.000 DWT 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0 s/d 2010 s/d 2015 Tahun Volume (1.000 DWT) Nilai (Milyar Rupiah) s/d 2020 s/d 2025 1,024 4,400 2,050 7,000 4,120 11,200 8,300

Reparasi18,000

10,000 9,000 8,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0 Milyar Rupiah21

7,000

Sasaran EksporNilai Ekspor1,600 1,400 1,200 Juta US$ 1,000 800 600 400 200 0 s/d 2010 s/d 2015 s/d 2020 s/d 2025Ekspor (Juta US$)

1,530

950 585 365

22

Prioritas Pengembangan Industri Perkapalan2010-

2015-

2020-

2025-

Kapal Niaga s/d 50.000 DWT (Merchant ship) Kapal Penumpang (Passenger ship) Kapal Kerja Kapal Patroli (FPB)

Kapal Niaga s/d 80.000 DWT (Merchant ship) Kapal Penumpang (Passenger ship) Kapal Kerja kecepatan tinggi Kapal Patroli kecepatan tinggi Korvet

Kapal Niaga s/d 200.000 DWT (Merchant ship) Cruise ship Kapal Kerja kecepatan tinggi Kapal Patroli kecepatan tinggi Korvet Frigate Industri bahan baku & komponen berkembang PDRKN/NaSDEC mampu mendesain kapal niaga, penumpang, kerja, patroli dan perang

Kapal Niaga s/d 300.000 DWT (Merchant ship) Cruise ship Kapal Kerja kecepatan tinggi Kapal Patroli kecepatan tinggi Korvet Frigate Sub marine Industri bahan baku & komponen kuat PDRKN/NaSDEC mampu mendesain kapal berbagai jenis dan ukuran23

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Industri bahan baku & komponen tumbuh Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN/NaSDEC)

-

Industri bahan baku & komponen berkembang Berkembangnya PDRKN/NaSDEC

-

-

-

-

-

-

Target Kapasitas Fasilitas dan Jenis ProduksiURAIAN Kapasitas fasilitas produksi : - Kapal baru - Reparasi Jenis kapal yang diproduksi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Barge Tug boat Ferry Ro- Ro General cargo Sport vessel dan Kapal pesiar Container Vessel Tanker Fishing vessel / Kapal ikan Trailer vessel (Ro-Ro) AHTS (Supply vessel) Bulk carrier Passenger vessel Chemical tanker LPG carrier Naval vessel 300 Ft 7.500 HP 5.000 GRT 18.500 DWT Sport & pariwisata 1.600 TEUs 30.000 DWT 300 GT 19.000 GT 16.000 HP 50.000 DWT 500 orang 24.000 DWT 5.000 CuM FPB 57 M 500 Ft 7.500 HP 19.000 GRT 50.000 DWT Sport & pariwisata 2.000 TEUs 85.000 DWT 500 GT 20.000 GT 20.000 HP 100.000 DWT 1000 orang 30.000 DWT 10.000 CuM Korvet 500 Ft 10.000 HP 20.000 GRT 50.000 DWT Sport & pariwisata 4.000 TEUs 260.000 DWT 500 GT 20.000 GT 20.000 HP 150.000 DWT Cruise Ship 1000 orang 50.000 DWT 20.000 CuM Frigate 500 Ft 10.000 HP 20.000 GRT 50.000 DWT Sport & pariwisata 5.000 TEUs 300.000 DWT 500 GT 20.000 GT 20.000 HP 150.000 DWT Cruise Ship 2000 orang 50.000 DWT 50.000 CuM Sub Marine 150.000 DWT 150.000 DWT 300.000 DWT 300.000 DWT 300.000 DWT 300.000 DWT 300.000 DWT 300.000 DWT s/d 2010 s/d 2015 s/d 2020 s/d 2025

24

V. STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Menjadikan pasar dalam negeri sebagai base load pengembangan industri perkapalan melalui penggunaan produksi kapal & jasa reparsi / docking repair dalam negeri Penguatan dan pengembangan Klaster industri kapal Meningkatkan daya saing industri melalui penguatan dan pendalaman struktur industri guna meningkatkan kandungan lokal dan daya saing industri perkapalan Mengembangkan industri pendukung di dalam negeri (industri bahan baku dan komponen kapal) Mengembangkan pusat peningkatan ketrampilan SDM Penguasaan teknologi, RBP melalui Pengembangan PDRKN (Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional) Menarik investor asing Perbaikan iklim usaha (pajak, suku bunga, tata niaga, 25 dll)

VI. PROGRAM DAN RENCANA AKSI2007 2010-

2011 2020-

2020 2025-

-

-

-

-

Mendorong restrukturisasi industri perkapalan melalui modernisasi mesin/peralatan produksi yang sudah berusia tua Mengembangkan Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN) / National Ship Design and Engineering Centre (NaSDEC) Mendorong pengembangkan klaster industri perkapalan Mendorong pengembangkan kawasan khusus industri perkapalan/ galangan kapal Mendorong penggunaan kapal standar sesuai perairan/karakteristik Indonesia Mendorong pengembangkan industri bahan baku dan komponen kapal Mendorong penggunaan kapal produksi dalam negeri Mendorong perbaikan/ penyempurnaan iklim usaha Mendorong peningkatan kualitas dan keterampilan SDM bidang perkapalan Mendorong lembaga keuangan (Bank & Non Bank) untuk membiayai pembangunan kapal Mendorong kerjasama dengan luar negeri (antar pemerintah dan antar perusahaan)

-

-

-

Mendorong investasi/perluasan pengembangan industri galangan kapal dengan fasilitas produksi untuk kapal baru maupun reparasi kapal sampai dengan kapasitas 300.000 DWT Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN) / National Ship Design and Engineering Centre (NaSDEC) Memperkuat pengembangkan klaster industri perkapalan Mendorong pengembangkan kawasan khusus industri perkapalan/ galangan kapal Mendorong penggunaan kapal standar sesuai perairan/karakteristik Indonesia Mendorong pengembangkan industri bahan baku dan komponen kapal Mendorong penggunaan kapal produksi dalam negeri Mendorong perbaikan/ penyempurnaan iklim usaha Mendorong peningkatan kualitas dan keterampilan SDM bidang perkapalan Mendorong terbentuknya lembaga keuangan khusus maritim Mendorong kerjasama pengembangan kapal-kapal khusus

-

-

-

Mendorong investasi/perluasan pengembangan industri galangan kapal dengan fasilitas produksi untuk kapal baru maupun reparasi kapal sampai dengan kapasitas 300.000 DWT Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN) / National Ship Design and Engineering Centre (NaSDEC) Memperkuat pengembangkan klaster industri perkapalan Mendorong pengembangkan kawasan khusus industri perkapalan/ galangan kapal Mendorong penggunaan kapal standar sesuai perairan/karakteristik Indonesia Mendorong pengembangkan industri bahan baku dan komponen kapal Mendorong penggunaan kapal produksi dalam negeri Mendorong perbaikan/ penyempurnaan iklim usaha Mendorong peningkatan kualitas dan keterampilan SDM bidang perkapalan Mendorong terbentuknya lembaga keuangan khusus maritim Mendorong kerjasama pengembangan kapal-kapal khusus

26

VII. KELEMBAGAAN- Dep. ESDM - Dep. Terkait - Supplier Bahan baku dan Komponen Impor - Pajak - Pelabuhan - Pengawasan barang beredar

EksporBahan baku dan Komponen Lokal Industri komponen

INDUSTRI GALANGAN KAPALIklim Usaha

PRODUK KAPAL Domestik- Perhubungan - Perikanan - Pariwisata - Pertambangan - Industri - Hankam - dll

- Bank Indonesia (suku bunga) - Lembaga Keuangan (Bank & Non Bank) - Departemen Keuangan (Pajak, PPN, PPn, PPh Badan, BM) - Departemen Perhubungan (pelabuhan, sewa lokasi) - Dep. Kimpraswil, Dep. ESDM (infrastruktur) - Pemda (pungutan, birokrasi)

27

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 2008

I. DAFTAR ISIPENDAHULUAN II. FAKTOR DAYA SAING 2.1. PERMINTAAN DAN PENAWARAN 2.1.1. Dunia, Regional & Domistik 2.1.2. Analisa Gap 2.1.3. Perilaku PasarI.

2.2. FAKTOR KONDISI (INPUT) 2.2.1. Sumber Daya Alam 2.2.2. Sumber Daya Modal 2.2.3. Sumber Daya Manusia 2.2.4. Infra Struktur 2.2.5. Lain-Lain (Teknologi) 2.3. INDUSTRI INTI PENDUKUNG DAN TERKAIT 2.4. STRATEGI PERUSAHAAN DAN PERSAINGANIII. SWOT Industri Elektronika Konsumsi, Bisnis Dan Peralatan Kontrol IV. SASARAN

STRATEGI DAN KEBIJAKAN VI. PROGRAM / KEBIJAKAN VII. KELEMBAGAANV.

I. PENDAHULUAN Cakupan pembinaan produk

elektronika dikelompokkan menjadi tiga kelompok yakni :

- Produk Elektronika Konsumsi meliputi : Audio/Video ( Radio, R. Cass/Rec/VCD, Televisi dll), Peralatan listrik untuk rumah tangga (Rice Cooker, Blender, Juicer, Mesin Cuci, Refrigerator, AC, dll.), Lampu Listrik dan Battery Kering. - Elektronika Bisnis/industri: (Mesin Kantor, Peralatan kontrol, medis, optik, dll.) - Komponen meliputi : Komponen dan Modul (komponen aktif, pasif, electronic part dll) Industri Ektronika Konsumsi kelas dunia seperti Panasonic, Sanyo, Toshiba, LG, dan Samsung yang beroperasi di Indonesia merupakan pendorong penumbuhan supporting industri dan pengembangan merk lokal Industri. Elektronika Konsumsi (Audio, Video dan Alat Rumah Tangga Listrik, Lampu LHE dan Battery Kering) mempunyai potensi pengembangan yang cukup baik dimasa depan

II. FAKTOR DAYA SAING2.1. PERMINTAAN DAN PENAWARAN 2.1.1. Dunia, Regional dan Domestik Dunia, Regional Pangsa pasar elektronika konsumsi dunia cukup

menjanjikan dengan nilai impor dunia sebesar US$ 162 milyar dimana pangsa pasar Indonesia masih sekitar 1 %

Prospek pasar dunia cenderung meningkat dan memberi peluang bagi industri dalam negeri untuk meningkatkan pangsa pasarnya Negara tujuan utama ekspor adalah USA 21, 9 %, Jepang 14, 3 %, dan Singapura 10 %

II. FAKTOR DAYA SAING (lanjutan)2.1. PERMINTAAN DAN PENAWARAN 2.1.1. Dunia, Regional dan Domestik DomistikPangsa pasar domestik elektronika antara lain : - Televisi 5 juta unit - Refrigerator / Kulkas 2 juta unit - Air Conditioner 1,2 juta unit - Mesin Cuci 1,2 juta unit - Elekctric Fan 8,2 juta unit - Pompa Air 3 juta - Lampu Hemat Energi 160 juta pcs (2010) Diperkirakan permintaan produk tersebut senilai Rp. 55 trilyun

II. FAKTOR DAYA SAING (lanjutan)2.1. PERMINTAAN DAN PENAWARAN2.1.2. Analisa Gap Dalam rangka menghadapi permintaan pasar terhadap kemajuan teknologi digital/ICT dan ramah lingkungan perusahaan industri elektronika harus mempersiapkan diri dalam hal : Teknologi Produksi Inovasi produksi, misalnya peralatan Set Top Box sebagai media perlengkapan untuk TV sistem analog ke system penerimaan siaran digital. Teknologi Ramah Lingkungan Mengembangkan produk-produk sesuai tuntutan akan ramah lingkungan, misalnya AC pembunuh kuman

II. FAKTOR DAYA SAING (lajutan)2.1. PERMINTAAN DAN PENAWARAN 2.1.3. Perilaku Pasar Trend elektronika di Indonesia didominasi oleh produk-produk elektronika dengan teknologi dasar seperti televisi ukuran < 21 , radio/radio cassette/VCD, Kulkas s/d 250 L, AC s/d 1,5 PK , mesin cuci 2 tabung, pompa air, strika listrik dan kipas angin, dimana pangsa pasar terbesar adalah golongan ekonomi menengah kebawah. Produk elektronika konsumsi yang bernilai tambah berbasis ICT/ digital pada saat ini masih diimpor antara lain TV >29, TV Plasma/ LCD. Minicompo DVD, Kulkas > 250 L, AC >1,5 PK, Mesin Cuci Otomatis. Pangsa pasar terbesar adalah golongan ekonomi menengah keatas Produk elektronika konsumsi merek principal ekspornya sangat ditentukan oleh principalnya Elektronika medis dan peralatan kontrol pada umumnya masih impor

II. FAKTOR DAYA SAING

(lanjutan)

2.2. FAKTOR KONDISI (INPUT)2.2.1. Sumber Daya Alam Tersedianya sumber alam berupa endapan mineral sebagai bahan baku pembuatan komponen elektronika 2.2.2. Sumber Daya Modal Tergolong industri padat modal 2.2.3. Sumber Daya Manusia Tersedianya institusi pendidikan kejuruan, sudah dikuasainya kemampuan rancangbangun

II. FAKTOR DAYA SAING (lanjutan)2.2.4. Infrastruktur- Fisik : - Sarana dan prasarana pelabuhan serta jalan belum mendukung - Kawasan industri masih terkonsentrasi di P. Jawa dan Batam : - Kebijakan Pemerintah Daerah belum sepenuhnya mengakomodasi Pemerintah Pusat - Tarif bea masuk belum harmonis - Masih ada pungutan yang memberatkan industri : - Belum adanya sinergi riset antara Litbang dan Perguruan Tinggi - Ketergantungan lisensi teknologi dari prinsipal terutama desain dan teknologi produk - Belum lengkapnya fasilitas uji untuk produk elektronika dan komponen

- Administrasi

- Teknologi

2.2.5. Lain LainKeterrgantungan lisensi teknologi dari prinsipal dan belum adanya sinergi riset pengembangan antara Litbang dan perguruan tinggi

II. FAKTOR DAYA SAING (lanjutan) 2.3. INDUSTRI INTI PENDUKUNG DAN TERKAIT- Keterkaitan industri inti, pendukung, dan terkait masih terbatas denganpada komponen mekanik seperti komponen plastik, kompon logam/ casting / forging, packaging sedangkan untuk komponen elektroniknya masih sangat terbatas.

- Terbatasnya jejaring (network) antar industri elektronika dengan Industri pendukung dan terkait - Terbatasnya dukungan dari pusat litbang, lembaga uji, lembaga sertifikasi dan perguruan tinggi dalam pengembangan industri elektronika konsumsi - Masih terbatasnya industri mould and dies yang presisi untuk mendukung industri elektronika. - Keterkaitan industri inti, pendukung dan terkait seperti pada gambar

Pemerintah Pusat: Deprin

Working Group Forum Daya Saing Fasilitator Klaster

Dinas Perindag

Mesin/Peralatan/ Moul and DiesElektronik Konsumsi TV VCD Video Camera Audio Elektronik Game Mesin Cuci Kulkas AC Rice Cooker Microwave Kipas Angin Magic Jar Pompa air Lampu Listrik PASAR LUAR NEGERI

Komponen Elektronika / Semi Konduktor (PCB, Transistor, Kapasitor, Resistor dll) Kabel Bahan Kimia (Plastik, Karet) Software Kemasan (plastik, Kertas)

Distributor

Eksportir

PASAR DALAM NEGERI

Lembaga Litbang Pendidikan - BPPT - LEN - LIPI - B4T

JASA Pengujian Serifikasi

Assosiasi GABEL, APERLINDO,

PIBIN

II. FAKTOR DAYA SAING (lanjutan) 2.4. STRATEGI PERUSAHAAN dan PERSAINGANPerusahaan Industri Elektronika akan mengarahkan hasil produksi yang berbasis ICT/digital ; Elektronika Konsumsi - Televisi LCD dan Plasma TV - Mini compo DVD - AC diatas 2 PK - Kukas diatas 250 L keatas - Mesin cuci otomatis Elektronika Bisnis (peralatan medis dan peralatan kontrol) - Tensi meter, tes gula darah, kursi rawat gigi, Rontgen, Scanning, Ultra sound system dll - Mikroskop multi fungsi, multy tester, theodolit dll Komponen Elektronika - Panel LCD - PCB multy layer - Kompressor AC/Kulkas - Semiconduktor (IC)

III. ANALISA SWOTKondisi saat iniS Ketersediaan jumlah tenega kerja yang besar Industri IC, CRT, PCB dan komponen lainnya sudah tumbuh Besarnya pasar domestik Daya saing industri alat rumah tangga cukup kuat di negara ASEAN Besarnya potensi sumber daya alam sebagai bahan baku / komponen

S W O TW- Umumnya R & D masih lemah - Penerapan standar produk masih terbatas - Negara tujuan ekspor masih ditentukan prinsipal. - Masih lemahnya industri dalam negeri dalam QCD - Masih banyaknya produk illegal - Ketergantungan terhadap bahan baku dan komponen impor masih cukup tinggi.

Investasi (US $ Juta)

: 481

-

Nilai Produksi : 87,39 (RP.Triliyun) Nilai Ekspor (US $. Myr) : 6,952

O- Pangsa pasar domestik sangat besar - Insentif bagi industri komponen belum dimanfaatkan secara optimal - Industri kelas dunia sudah beoperasi di Indonesia. - Pangsa pasar dunia ysng besar US$ 112 milyar tahun 2000 dan tumbuh 10 % pertahun.

T- Iklim investasi lebih menarik di negara. - Kurang bersinerginya antara pemerintah pusat, propinsi, kabupaten/kota - Akses informasi belum dimanfaatkan baik oleh industri dalam negeri maupun pemerintah sehingga kurang tanggap terhadap adanya perubahan global. - Negara pesaing di ASEAN berkembang pesat sementara negara pesaing lain (RRC) semangkin berkembang pesat.

Tenaga Kerja : 235 (Ribu Orang) Utilisasi (%) : 60

IV. SASARAN Investasi dan Ekspor (20072025)

OR KSP N E A BUH TUM PER

(

$) r US ilya m

30 14,00 20 9 mly 7 mlyTarget EKSPOR Tahun 2025 US$ 30 milyar

15 10 7,6 US $ 500 jt 2mlyPERTUMBUHAN KOMULATIF INVESTASI

4,5 mly

2007

2010

2015

2020

2024 2025

Pertumbuhan investasi rata-rata US$ 500 jt / th

IV. SASARAN (lanjutan) Produksi dan Tenaga Kerja (20072025)

TARGET TK 250.000 orangA ERJ AK ) ang 0 Or (00

250.000 150.000p) un R trily (

AG TEN AN H MBU RTU PE 125.000

target Rp400 T

400

60.000 12.000 140 100K EN

AN AIK

DU PRO

KSI

250

180

2007

2010

2015

2020

2025

IV. SASARAN (lanjutan)Investasi dan Ekspor (20072015)

( POR EKS N UHA UMB T 10,8 PER

$) US lyar mi

15 13,8S ta U Ii (ju AS EST

12,7

11,7HA N MBU INV

4500

10 9,2 7,6 500 8,4 2000 1000 1500

TU PER $)

4000 3500

2500

3000

07

08

09

10

11

12

13

14

15

IV. SASARAN (lanjutan)Produksi dan Tenaga Kerja (2007 2015)

125) rang 00 O 0 99 JA ( KER

112

GA ENA N T A 73 BUH TUM ER P 60

44 28 12 100 113 127 140

p) un R trily I ( UKS 172 ROD N P 164 A AIK K EN 156

86

180

148

07

08

09

10

11

12

13

14

15

IV. SASARAN (lanjutan)Prioritas Pengembangan Pengembangan Industri Elektronika Berbasis ICT dan Digital

2010-

2015- Berkembangnya Produk elektronika konsumsi berbasis digital/ ICT dan ramah lingkungan/green produk serta hemat energi-

2020Produk elektronika konsumsi berbasis digital/ICT, ramah lingk / green product serta hemat energi terus dikembangkan menggunakan teknologi nano

2025- Produk elektronika konsumsi, peralatan medis dan alat kontrol serta komponen elektronika berteknologi nano telah menjadi basis produksi di Asean dan ASIA

Produk elektronika konsumsi mulai dikembangkan kearah produk berbasis digital/ICT dan ramah lingkungan/green produk. Industri peralatan medis sederhana telah mulai tumbuh Indutri lampu hemat energi (LHE) telah berkembang

-

-

Mulai dikembangkan Ind. peralatan medis dan Industri alat kontrol/alat ukur Industri komponen berbasis ICT/digital terus dikembangkan

-

- Berkembangkan Industri peralatan medis dan Industri alat kontrol/alat ukur-

Berkembangnya Industri komponen berbasis ICT/digital dgn menggunakan teknologi nano

IV. SASARAN (lanjutan)Prioritas Pengembangan Pengembangan Industri Elektronika Berbasis ICT/Digital

2010

2015

2020

2025

Ramah Lingkungan

RefrigeratorProduk Hemat energi

DLP TV

LHE

LCD (2004 ~ now)

STB (Set Top Box)

Washing Machine

Air Conditioner

IV. SASARAN (lanjutan)Prioritas Pengembangan Pengembangan Industri Elektronika Medis Berbasis ICT/Digital

2010

2015Scanning

2020-

2025

Alat tensi darah X-Ray Kursi Perawatan Gigi Multipourpose X-Ray

Kursi roda Elektrik

Peralatan Cuci Darah

X-Ray

Alat Test Gula Darah Digital

Mobile X-Ray Ultrasound System Dental X-Ray

IV. SASARAN (lanjutan)Pengembangan (Kualitatif)

2010- Telah tumbuh

2015- Berkembangn

2020- Telah

2025- Berkembangn

industri LCD untuk TV

ya produk elektronik dan komponen berbasis digital / ICT

dikuasainya teknologi elektronik berbasis digital / ICT di DN

ya industri elektro- nika konsumsi menggunakan teknologi nano

- Meningkatnya

- Telah berkem -

industri komponen presisi dan komponen elektronik berbasis digital

bangnya ind. Kulkas, AC dan mesin cuci yang ramah lingkung- an

- Telah

- Industri

berkembangn ya elektronik kontrol yang digunakan untuk elektronika konsumsi

- Berkurangnya

Elektro nika nasional telah dapat memenuhi kebu tuhan pasar dalam negeri indus global

minat impor illegal produk elektronika

- Ketergantunga

n terhadap komponen impor hanya 10 20%

- Industri

kompo- nen dalam negeri sebgai basis

IV. SASARAN

(lanjutan)

Pengembangan (Kualitatif)

2010- Tumbuhnya

2015- Berkembangn

2020- Kebutuhan

2025- Kebutuhan

investasi industri elektronika busnis/industr i/kontrol- Tumbuhnya

ya industri elektronika busnis/industr i/kontrol di dalam negeri- Berkembangn

pusat pelatihan tenaga kerja elektronika

ya pusat pelatihan tenaga kerja elektronika

elektronika bisnis/industri s/kontrol sebagian besar dapat dipenuhi oleh industri lokal- Meningkatnya

elektronika bisnis/industri/ kontrol dapat dipenuhi oleh industri dalam negeri- Tersedianya

kopetensi Teknologi SDM Industri Elektronika DN- Indonesia

tenaga kerja bidang Teknologi dan Pemasaran Industri Elektronika DIndonesia- Indonesia

merupakan negara yang paling menarik untuk investasi industri elektronika

merupakan negara yang paling menarik untuk investasi industri elektronika

V. STRATEGI dan KEBIJAKAN VISIIndustri Elektronika menjadi industri elektronika berbasis ICT / digital yang memiliki daya saing tinggi dalam memproduksi Elektronika Konsumsi di ASIA, dan untuk Elektronika Bisnis / Komponen ( Peralatan Kontrol serta alat medis ) di ASEAN.

MISIMemperkuat struktur industri dengan meningkatkan teknologi dan mendorong tumbuhnya industri pendukung dan komponen berbasis ICT/digital. Memenuhi 90 % pasar domestik produk Elektronika Konsumsi, 70 % Elektronika Bisnis dan Peralatan Kontrol. Menciptakan lapangan kerja yang luas dengan SdM berteknologi tinggi. Menjadi negara eksportir produk Elektronika Konsumsi, Elektronika Bisnis/komponen terbesar di ASEAN

V. STRATEGI dan KEBIJAKAN (lanjutan)

PENGEMBANGAN INDUSTRI ELEKTRONIKAPenguatan dan pengembangan Klaster Elektronika Penumbuhan dan Pengembangan industri komponen / pendukung berbasis ICT/digital Pengamanan pasar dalam negeri Meningkatkan kemampuan untuk transfer teknologi melalui bantuan MNCs dan peningkatan basis R & D di dalam negeri Meningkatkan penerapan standardisasi (SNI) terrmasuk Safety standard dan performan Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan teknologi Perbaikan dan peningkatan iklim usaha dan insentif yang lebih menarik dari negara lain Menarik investor asing ke dalam negeri

VI. PROGRAM dan RENCANA AKSI2005-2010 (Jangka Pendek)- Fasilitasi penguatan dan pengembangan klaster. - Mendorong penggunaan prod. dalam negeri - Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait, perguruan tinggi dan dunia usaha dalam rangka riset dan penguasaan teknologi - Pendirian dan penguatan Balai Besar Elektronika dan laboratorium Uji - Pengembangan industri elektronika ke luar Jawa - Pembenahan/perbaikan/penye mpurnaan iklim usaha - Promosi investasi dan produk ke luar negei

2011-2020 (Jangka Menengah)- Mendorong aliansi strategi dengan negara-negara maju (terutama dalam bidang teknologi dan pemasaran ekspor) - Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait, perguruan tinggi dan dunia usaha dalam rangka riset dan penguasaan teknologi - Mendorong untuk melakukan peningkatan rancang bangun dan rekayasa bidang industri elektronik - Pembenahan/perbaikan/penye mpurnaan iklim usaha - Pemberdayaan Balai Besar Elektronika dalam rangka penguasaan teknologi

2021-2025 (Jangka Panjang)- Mendorong aliansi strategi dengan negara-negara maju (terutama dalam bidang teknologi dan pemasaran ekspor) - Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait, perguruan tinggi dan dunia usaha dalam rangka riset dan penguasaan teknologi - Mendorong untuk melakukan peningkatan rancang bangun dan rekayasa bidang industri elektronik - Pembenahan/perbaikan/penye mpurnaan iklim usaha - Pemberdayaan Balai Besar Elektronika dalam rangka penguasaan teknologi

VI. PROGRAM dan RENCANA AKSI (lanjutan)2005-2010 (Jangka Pendek) 2011-2020 (Jangka Menengah) - Meningkatkan penerapan SNI dan safty standar secara wajib - Penataan Infrastruktur, Kepabeanan, Fiskal, Moneter dan Perpajakan - Pembenahan infra struktur untuk kelancaran ekspor impor. - Membangun lingkungan industri kecil - Merintis pengembangan produk-produk elektronika berdaya saing (hemat energi, energi alternatif, ramah lingkungan, pemanfaatan bahan baku dalam negeri) hasil putra bengsa) - Klarifikasi peraturan yang menghambat pengembangan industri elektronika - Meningkatkan penerapan SNI dan safty standar secara wajib - Penataan Infrastruktur, Kepabeanan, Fiskal, Moneter dan Perpajakan - Penyempurnaan peraturan peraturan / kebijakan ketenagakerjaan - Pengembangan industri elektronika ke luar Jawa - Pengembangan lingkungan industri kecil - Mengembangkan produkproduk elektronika berdaya saing (hemat energi, energi alternatif, ramah lingkungan, pemanfaatan bahan baku dalam negeri) hasil putra bengsa) - Membangun pusat teknologi pembuatan mould & dies - Meningkatkan penerapan SNI dan safty standar secara wajib - Penataan Infrastruktur, Kepabeanan, Fiskal, Moneter dan Perpajakan - Penyempurnaan peraturan peraturan / kebijakan ketenagakerjaan - Pengembangan industri elektronika ke luar Jawa - Mengembangkan produkproduk elektronika berdaya saing (hemat energi, energi alternatif, ramah lingkungan, pemanfaatan bahan baku dalam negeri) hasil putra bengsa) - Pengembangan pusat teknologi mould & dies 2021-2030 (Jangka Panjang)

VII. KELEMBAGAAN

BAHAN BAKU, SUB KOMPONEN, KOMPONEN IMPOR -DEP. ESDM -DEP. INDUSTRI -DEP. TERKAIT -SUPPLIER

- PAJAK - PELABUHAN - LAB UJI PRODUK - LS Pro - PENGAWASAN BARANG BEREDAR

EKSPOR BAHAN BAKU LOKAL INDUSTRI KOMPONEN INDUSTRI ELEKTRONIKA PRODUK DOMESTIK

ENERGY SDM- PLN - SWASTA

S

1. DIKLAT 2. TENAGA KERJA 3. DIKNAS

TEKNOLOGI

1. MITRA (LISENSI) 2. R&D INSTITUSI 3. PERGURUAN TINGGI

Road Map Industri Telematika Nasional (2010 2025)Direktorat Industri Telematika Direktorat Jenderal Industri Alat Transportasi & Telematika DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN 2007

DAFTAR ISII. PENDAHULUAN II. FAKTOR DAYA SAING 2.1. PERMINTAAN DAN PENAWARAN 2.1.1. Dunia, Regional & Domistik 2.1.2. Analisa Gap 2.1.3. Perilaku Pasar 2.2. FAKTOR KONDISI (INPUT) 2.2.1. Sumber Daya Alam 2.2.2. Sumber Daya Modal 2.2.3. Sumber Daya Manusia 2.2.4. Infra Struktur 2.2.5. Lain-Lain (Teknologi) 2.3. INDUSTRI INTI PENDUKUNG DAN TERKAIT 2.4. STRATEGI PERUSAHAAN DAN PERSAINGAN III. SWOT Industri Telematika IV. SASARAN V. STRATEGI DAN KEBIJAKAN VI. PROGRAM / KEBIJAKAN VII. KELEMBAGAAN

I. PendahuluanIndustri Telematika IndonesiaINFORMATIKAProduk Komputer & AppliancesKomputer dan Peralatannya Internet Appliances Sistem Komunikasi Multimedia

3

TELEKOMUNIKASITerminalTelepon, CDMA/GSM/PHS Handset, VoIP, MoIP 3G-4G Wireless Satellite Handset

SoftwareAplikasi Internet, WEB, WAP Software (bisnis, kreatif/seni, ilmu pengetahuan)

Jaringan AksesKabel, fiber, UTP, PLC, 3G-4G wireless Indonesia

ContentsE-Contents, Business Intelligence, Advertisments, Customer Services Games, Animasi, Art, Human Interests, Tourism News, Education, Health, Facts, Technology

Hub dan SwicthesSTDIK, PABX, Wartel, IP, Router, MPLS Hybrid IP-CS, IP-PABX 3G Wartel-Warnet Microsats, HAP

II. FAKTOR DAYA SAING2.1. Permintaan & PenawaranGovernment 6% Schools/Education 4% Consumer/Home 5% Small Office/Home Office 12%

4

2.1.1. Segmen Pasar Dunia, Regional, & Domestik

Medium/Large Business 73%

*Sources: PwCs

5

Tipe produkInternet infrastructure and enabling products Produk software standart (home, office, enterprise) 33%

Content dan layanan information 13% Produk sistem (hardware & software) 6%

9%

40%

*Sources: PwCs report May 1999

Custom software solutions/integration

6

2.1.2. Analisa gapDalam rangka penguatan penetrasi pasar dikaitkan dengan cepatnya perubahan teknologi telematika baik yang terkait dengan produk software, animasi & konten serta produk & perangkat telekomunikasi maka perlu dilakukan beberapa persiapan seperti : Mendirikan institusi R&D yang dilakukan melalui pendekatan inovasi produk Meningkatkan channeling dan optimalisasi network melalui pendekatan C to C Melakukan grouping atas kelompok produk telematika serta penetapan fokus pengembangannya

7

2.1.3. Perilaku PasarPertumbuhan Sektor Telematika di Dunia** . sektor services akan mengalami pertumbuhan tercepat di masa datang .

12Pertumbuhan antara 2003-2007

10,4 %

10 8

8,7 % 6,5 % 7,8 % Communication

Services

4 2

Sumber : Global Insight, Inc. World Information Technology and Services Alliances, Digital Planet 2004

Hardware

Software

6

8

Amerika Utara

6,7 % 6,8 % 8,3 % 8,7 % 8,8 % 9,3 % 11,9 %

Pertumbuhan Teknologi Tercepat Di Masa Datang(di Luar Amerika Serikat)

Amerika Latin Timur Tengah Eropa Barat Afrika Asia Pasifik Eropa Timur

Sumber : Global Insight, Inc. World Information Technology and Services Alliances, Digital Planet 2004

0

2 4 6 8 10 12 14 Persentase Pertumbuhan Pertahun 2003-2007

16

9

Komposisi Industri Telematika IndonesiaKomposisi Industri hardware software multimedia jasa consulting (5-10) % (30-40) % (50-65) %

Pasar Indonesia Hardware 979,9 juta dolar AS, Consulting 211,7 juta dolar AS. Software 110,3 juta dolar AS.Data HP Indonesia

10

2.2. Faktor Kondisi (in-put)2.2.1. Sumber Daya Alam Umumnya sumber daya alam tidak terkait langsung dengan industri telematika. Sumber daya alam sebagai bahan baku tidak langsung bagi industri telematika diantaranya adalah hasil pengolahan seperti silicon, plastik, karet, logam, dan lain-lain untuk komponen dan bahan penunjang untuk pembuatan perlalatan hardware seperti komputer, peralatan telekomunikasi dan lain-lainnya cukup tersedia.

11

2.2.2. Sumber Daya Modal Bunga pinjaman investasi relatif kurang kompetitif Umumnya keberpihakan Perbankan / Lembaga Keuangan belum dirasakan mendukung industri telematika Beberapa daerah yang kaya sumber daya alam merupakan sumber daya modal untuk pengembangan industri telematika. Investasi industri telematika tergolong padat teknologi, padat pengetahuan dan padat modal sehingga peranan pemerintah, perguruan tinggi dan investor asing sangat diperlukan antara lain untuk pengembangan produk-produk seperti peralatan telekomunikasi, komputer dan peralatan multimedia.

12

2.2.2. Sumber Daya Manusia Daerah / wilayah yang banyak memiliki perguruan tinggi mempunyai peluang bagi pengembangan telematika. Cukup tersedia sistem pendidikan/kejuruan yang sesuai kompetensinya untuk industri telematika. Belum optimal pemanfaatan institusi / balai latihan tenaga kerja dan belum adanya pusat pengembangan telematika. Tersedianya tenaga kerja yang cukup besar, terampil dan berpengalaman namun terbatasnya tenaga ahli dalam bidang penelitian dan pengembangan yang berkaitan dengan industri telematika. Peraturan/Perundang-undangan ketenagakerjaan belum kondusif.

13

2.2.4. Infrastruktur Sangat terbatas ketersediaan tempat untuk incubator dan wirausaha Pengamanan sarana dan prasarana transportasi dari pelabuhanpabrik-pelabuhan belum mendukung. Cukup tersedia sarana dan prasarana telekomunikasi di seluruh wilayah pengembangan industri. Namun jumlah Satuan Sambungan Telepon yang sangat kacil dibanding jumlah penduduk (tidak mempertimbangkan pertumbuhan Internet). Kawasan industri masih terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Pulau Batam, sedangkan untuk industri software masih terfokus di beberapa ibu kota Propinsi/Kabupaten/Kota Pemerintah cukup berperan serta dalam pengadaan infrastruktur pendukung industri telematika.

14

2.2.5. Lain-lain Kemampuan pendanaan yang sangat terbatas Technology follower Supply chain technology Tidak memiliki produk andalan dan unggulan

2.3. Industri Inti Pendukung dan TerkaitPemerintah Pusat:Menko Infokom, Ditjen. Pos dan Telekomunikasi, Ditjen. Industri Alat Transportasi dan Telematika

15

Working Group Forum Daya Saing Fasilitator Klaster

Dinas Perindag

Antena,multiplication equipment, Digital radio, echo canceller STDI-K, STDI, STK 1000,SENA, PABX, Peralatan PendukungMesin dan Peralatan

Peralatan Transmisi Peralatan Sentral Peralatan terminal Hardware Hardware

TELE KOMUNIKASI PASAR LUAR NEGERI MULTIMEDIA TELEMATIKA

Pesawat telepon. Card payphone,facsimile, Multicoin payphone, Wartel Peripheral (Monitor, Printer, Scanner,Keyboard, mouse dll Motherboard, Hardisk, Prossesor, Disk drive, dll Software system, Pakage software Software Aplikasi, Animasi Konten dll

Software INFORMATIKA MultI media

PASAR DALAM NEGERI

Lembaga Litbang Pendidikan - BPPT - LEN -LIPI - B4T-ITB, UI, UGM, dll

JASA Pengujian Serifikasi

Assosias :Masyarakat Telematika, Aspiluki APJII, Apkomindo, Ainaki

2.4. Strategi Perusahaan & PersainganHardware

16

Kementerian RISTEK/ BPPT, PT, LPND

Diharapkan sbg. Penggerak

DRNDepperin & Kementerian BUMNDJIATT

Dep KOMINFO Ka proyek Inovasi nasional Operators sbg. user

Industri Dalam Negeri, PT

ASSIAsosiasi

Asosiasi lain

Kadin : pokja Bangusaha & Telematika

17

SoftwareMencapai skala ekonomi untuk membangun produk sendiri Aliansi dengan produkproduk TI global untuk men Web-kan industri lokal

Implementasi dari kerangka pikir

Meningkatkan keterampilan dari industri lokal ke pasar global

Perusahaan-perusahaan Venture Capital spesialis di SW & Tek. Internet

STRATEGI FOKUS INDUSTRI SOFTWARE Lebih banyak MENDUKUNG INDUSTRI LOKAL Mulai kemampuan2 MEMBANGUN KEMAMPUAN ATAS di sini financing, PRODUK-PRODUK GLOBAL TERTENTU lebih banyak MENDAYAGUNAKAN KEMAMPUAN INI Memilih & fokus start-up baru UNTUK PASAR LOKAL DAN GLOBAL terhadap industri2 Berhubungan dengan internet dan software universitas2 kunci untuk penyediaan kunci/andalan karyawan yang diperlukan Memilih tempat penyatuan untuk incubator/ wirausahawan Membawa lebih banyak pekerjaan programming Memperluas kemampuan untuk industri SW lokal produk berdasarkan keterampilan atas software

III. ANALISA SWOTKEKUATAN Indonesia memiliki jumlah tenaga kerja yang cukup besar, terampil dan berpengalaman. Industri kelas dunia sudah investasi di Indonesia (Microsoft, Oracle, IBM dll) Secara alamiah telah terbentuk pengelompokan industri telematika yang berpotensi membangun klaster antara lain. Industri pendukung / komponen seperti : IC, CRT komputer, LCD Hand Phone/Camera digital, Lensa Digital, PCB, Komponen plastik, Komponen Casting/Forging sudah diproduksi di dalam negeri. Telah tersedia infrastruktur Nusantara 21 Industri Manufaktur Terbesar dan Tertua yang masih bertahan. Berpengalaman sebagai Industri Manufaktur untuk Produk STDI dengan lisensi Siemens.

18

KELEMAHAN

Lingkungan usaha belum kondusif sepenuhnya terutama belum adanya kepastian hukum, konsistensi kebijakan dan masalah ketenagakerjaan. Dukungan R&D dan trasfer teknologi masih lemah, karena terbatasnya pembiayaan Belum tersedianya SNI untuk sistem keamanan bagi produk telematika Pasar ekspor masih terbatas Ketergantungan barang modal, komponen dan bahan baku impor masih tinggi, sehingga mudah terpengaruh oleh perubahan global Terbatasnya SdM yang profesional sebagai wirausahawan di bidang pengembang industri telematika Potensi usaha berbasis teknologi informasi belum dikembangkan secara optimal (mis. Industri Animasi) Tingginya tingkat pembajakan produk piranti lunak

Investasi (US $ Juta)

: 54,70

Nilai Produksi : 40,33 (Rp.Trilyun)

Nilai Ekspor : 2,83 (US $. Milyar) Tenaga Kerja : 58 (Ribu Orang) Utilisasi (%) : 68,1

PELUANG

Penyediaan konten dalam pengembangan jasa telekomunikasi baru, oleh industri piranti lunak (software) Peluang pasar dalam negeri yang besar setelah AS, China dan India untuk produk produk tellematika secara keseluruhan. Pasar bebas AFTA, APEC dan WTO belum dimanfaatkan secara optimal. Belanja dalam negeri produk telekomunikasi baru dimanfaatkan hanya sebesar < 5%

ANCAMAN Iklim investasi dan insentif yang lebih menarik di negara pesaing Banyak pekerja profesional telematika yang dibajak perusahaan diluar negeri. Cepatnya perkembangan dan perubahan teknologi di bidang IT Industri Telematika di beberapa negara Asean telah melakukan kolaborasi dgn industri terkemuka di dunia (MNCs)

3.1 Kekuatan1. Indonesia memiliki jumlah tenaga kerja yang cukup besar, terampil dan berpengalaman. 2. Industri kelas dunia sudah investasi di Indonesia (Microsoft, Oracle, IBM dll) 3. Secara alamiah telah terbentuk pengelompokan industri telematika yang berpotensi membangun klaster antara lain. 4. Industri pendukung / komponen seperti : IC, CRT komputer, LCD Hand Phone/Camera digital, Lensa Digital, PCB, Komponen 5. plastik, Komponen Casting/Forging sudah diproduksi di dalam negeri. 6. Telah tersedia infrastruktur Nusantara 21 7. Industri Manufaktur Terbesar dan Tertua yang masih bertahan. 8. Berpengalaman sebagai Industri Manufaktur untuk Produk STDI dengan lisensi Siemens.

19

3.2 Kelemahan1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Lingkungan usaha belum kondusif sepenuhnya terutama belum adanya kepastian hukum, konsistensi kebijakan dan masalah ketenagakerjaan. Dukungan R&D dan trasfer teknologi masih lemah, karena terbatasnya pembiayaan Belum tersedianya SNI untuk sistem keamanan bagi produk telematika Pasar ekspor masih terbatas Ketergantungan barang modal, komponen dan bahan baku impor masih tinggi, sehingga mudah terpengaruh oleh perubahan global Terbatasnya SdM yang profesional sebagai wirausahawan di bidang pengembang industri telematika Potensi usaha berbasis teknologi informasi belum dikembangkan secara optimal (mis. Industri Animasi) Tingginya tingkat pembajakan produk piranti lunak

3.3 Peluang1. 2. 3. 4. Penyediaan konten dalam pengembangan jasa telekomunikasi baru, oleh industri piranti lunak (software) Peluang pasar dalam negeri yang besar setelah AS, China dan India untuk produk produk tellematika secara keseluruhan. Pasar bebas AFTA, APEC dan WTO belum dimanfaatkan secara optimal. Belanja dalam negeri produk telekomunikasi baru dimanfaatkan hanya sebesar < 5%

20

3.4 Ancaman1. 2. 3. 4. Iklim investasi dan insentif yang lebih menarik di negara pesaing Banyak pekerja profesional telematika yang dibajak perusahaan diluar negeri. Cepatnya perkembangan dan perubahan teknologi di bidang IT Industri Telematika di beberapa negara Asean telah melakukan kolaborasi dgn industri terkemuka di dunia (MNCs)

IV. SASARANSasaran Nilai Investasi3500 3000 2500 3,120 2,826 2,560 2,318 2,100 1,902 1,723 1,561 1,414 1,280 1,160 1,051

21

Milyar Rupiah

2000 1500 1000 500 0 07 08 09 10 11 12 13 952 781 862 641 707 526 580

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

T a h u n (2007-2025)

Sasaran Nilai Ekspor 2007 - 202525

(US$ milyar)

20 15 10 5 0 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 9.7 8.0 8.8 6.6 7.2 4.9 5.4 5.9 4.4 2.8 3.1 4.0 10.8 11.9 13.1 14.5

16.0

17.6

19.5

23

24

25

Tahun 2007 - 2025Nilai Ekspor

Sasaran Utilisasi90 80 70 82.684.0 79.080.181.2 76.277.178.0 74.475.3 73.5 72.8 71.472.1 70.070.7 68.168.769.3

Prosentase (%)

60 50 40 30 20 10 0 Tahun Utilisasi 7 8 8 23 24 25 20 21 22 18 19 15 16 17 13 14 10 11 12

1 7

2 8

3 8

4

5

6

7

8

9

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

68. 68. 69. 70. 70. 71. 72. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 84.

Tahun (2007 - 2025)Tahun Utilisasi

SASARAN TENAGA KERJA350,000 300,000 250,000 (Orang) 200,000 150,000 100,000 50,000 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Tahun (2007 - 2025) TK73968 81661 90153 219636 198946 180204 163229 147852 133924 121308 109880 99529 267696 242478 326272 295536

58000 64032

67000

IV. SASARAN (lanjutan )20101Produk Industri Animasi dan Konten telah dikembangkan dan mampu memenuhi pasar Dalam negeri

25

2015- Aplikasi 4 G - Telah berkembang produk Animasi dan Konten 3 D - Berkembangnya produk Konten, Games di dalam negeri - Produk industri animasi & konten, games dalam negeri mampu bersaing dan memenuhi pasar regional - Berkembangnya Aplikasi Sistim Manufacturing - Berkembangnya industri soft ware aplikasi berbasis pertanian dan kelautan - Berkembangnya kemampuan untuk menghasilkan produk produk Wireless communication - Telah mampu dan menguasaiteknologi produk dalam mendukung pengembangan programPalapa Ring Tumbuh dan berkembangnya industri komponen komputer dan pendukungnya

2020Industri Software dalam negeri sebagai basis produksi industri software global

2025Berkembangnya Industri Animasi dan Konten Nasional yang mempu memenuhi pasar dalam negeri dan berdaya saing tinggi di pasar global

2

Pengembangan produk Industri Software Aplikasi Keuangan dan Manajemen Terpadu dalam negeri untuk mensuplai pasar domestik dan regional Telah mampu memenuhi 30% CAPEX dari belanja perangkat Telekomunikasi di dalam negeri TKDN Industri Telekomunikasi dalam negeri telah mencapai 40%

Kebutuhan software aplikasi pertanian dan kelautan telah mampu dipenuhi oleh industriSoftware dalam negeri

Industri software aplikasi nasional yang berdaya saing tinggi mampu menguasai pasar domestik dan regional

3

Telah tumbuh dan berkembang Industri Wireless communication Dalam negeri yg mampumengisi pasar domestik dan regional Industri telekomunikasi domestik tumbuh dan mampu memenuhi kebutuhan produk dan dukungan teknologi di dalam negeri Industri komputer dalam negeri mampu memenuhi pasar domestik dan berdaya saing tinggi di pasar regional

Industri telekomunikasi berbasis Wireless di dalam negeri telah menguasai teknologi serta pemasaran di tingkat regional Industri telekomunikasi nasional telah mampu memenuhi kebutuhan di dalam negeri dan mampu bersaing di pasar ekspor

4

5

Tumbuhnya investasi industri Komputer dengan harga ter jangkau.

V. STRATEGI & KEBIJAKANModel Pengembangan Klaster Industri TelematikaPeluang & Ancaman Kebijakan Partisipasi Intervensi

26

WIPO PBB

WTO APEC AFTA

World Bank

IMF

Pasar GlobalFokus Industri

Klaster Supersites

Pasar Lokal4

Industri Lokal Berdaya saing tinggiInkubator

Kekuatan & Kelemahan

Infrastruktur Fisik Faktor-Faktor Daya Saing

Teknologi Finansial

Suppliers SDM

Kebijakan Partisipasi Intervensi

Pemerintah

Indag Iptek Pendidikan Keuangan)

27

V. STRATEGI & KEBIJAKAN (lanjutan ) Menumbuhkan sentra-sentra industri telematika dan peningkatan kolaborasi dengan MNC (Multy national company). Mengembangkan integrasi antara industri besar, menengah dan kecil Meningkatkan kemampuan SdM dan Teknologi Mengembangkan Komunitas Telematika Meningkatkan pasar dalam negeri Meningkatkan pasar ekspor Penguatan dan Pengembangan Klaster Telematika Peningkatan investasi baik dari dalam maupun luar negeri

28

VI. PROGRAM & RENCANA AKSIs/d 2010 (Jangka Pendek) Mendorong peningkatan penggunaan produk Telematika dalam negeri Meningkatkan kerjasama antar instansi terkait dengan dunia usaha di bidang litbang,standardisasi dan teknologi Pendirian dan penguatan Pusat Desain Produk-produk telekomunikasi Pendirian dan penguatan Pusat Animasi & Konten Penyempurnaan Iklim Usaha Fasilitasi Penguatan dan Pengembangan Klaster Telematika Penguatan kelembagaan RICE dan IBC di daerah potensial

2011 2020 (Jangka Menengah)Mendorong dan memperkuat upaya peningkatan TKDN produk produk telematika. Memperkuat kerjasama litbang dan teknologi dengan institusi litbang MNCs. Mendorong upaya untuk menghasilkan produk-produk inovatif dari produk software, Animasi & konten serta produk-produk telekomunikasi. Mendorong dan memperkuat kemampuan RICE dan IBC dalam menghasilkan SdM yang berkompetensi tinggi Mendorong aliansi strategis dari industri telematika dalam negeri dengan mitra luar negeri Mendorong dan meningkatkan kemampuan Rancang bangun dan Rekayasa Industri Telematika nasional

2021 2025 (Jangka Panjang)Mendorong kemampuan dalam penguasaan Rancang bangun dan Rekayasa bidang Telematika Meningkatkan kerjasama dan aliansi strategis dengan perusahaan telematika terkemuka di dunia dalam hal pengembangan ekspor dan teknologi

29

VI. PROGRAM & RENCANA AKSI (lanjutan )s/d 2010 (Jangka Pendek) Penyempurnaan Peraturan yang berkaitan dengan Infrastruktur dan Skim Insentif

2011 2020 (Jangka Menengah)Pendirian dan pengembangan Kawasan Khusus Telematika, Techno Park serta infra struktur pendukung lainnya.

2021 2025 (Jangka Panjang)

30

VII. KELEMBAGAANPemerintahDep. Perindustrian Deo. Perdagangan Dep. ESDM Dep Kehakiman Dep. Keuangan Dep. Nakerstrans Dep.Kom Info BPPT BKPM BSN Apkomindo, Aspiluki, AINAKI, Anima, APJII Perguruan Tinggi Lambaga Litbang Perusahaan penyedia industri penunjang, Perusahaan Penyedia Mesin Peralatan, Jasa Transportasi, Jasa Ke Uangan, Jasa Konsultasi, Perusahaan Pengelola Kawasan IndustriPerusahaan Perusahaan penghasil bahan Produsen Baku,komponen Telematika & sub-komponen

Asosiasi & Lembaga Litbang

Peningkatan Daya Saing

Produsen

Perusahaan Jasa distribusi

Eksportir & Importir

RESUME PERTUMBUHAN IATT

1

LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN(Untuk Mencapai Pertumbuhan Industri 50% dalam 5 Tahun) (Untuk Mencapai Pertumbuhan Industri 50% dalam 5 Tahun)LANGKAH YANG HARUS DILAKUKANa. Meningkatkan ekspor produk otomotif dan komponennya melalui pemberian insentif (pembebasan BM Bahan baku industri komponen) dan mempromosikan Indonesia sebagai basis produksi terutama untuk MPV, SUV, Truck Ringan s/d 5 ton b. Mendorong pertumbuhan investasi industri komponen tier-2 dan tier-3 melalui: - Promosi investasi DN (Bursa Komponen) dan LN c. Meningkatkan penguasaan teknologi industri komponen otomotif melalui: - Pembangunan pusat design dan engineering komponen otomotif. - Penyelarasan SNI dengan UN-ECE. - Peningkatan kemampuan sumber daya manusia. d. Memfasilitasi peningkatan produktifitas dan kualitas industri komponen otomotif melalui pemberian bantuan teknis. e. Melakukan perlindungan terhadap industri otomotif dalam negeri melalui: - Penerapan standar komponen f. Mengembangkan pasar KBM dalam negeri melalui: - Penggunaan produksi dalam negeri. - Restrukturisasi PPnBM

JENIS INDUSTRI

INSTANSI TERKAITDephub,Depkeu, BKPM, Depdag, Kantor Meneg. Ristek, BSN,Perguruan Tinggi

1. Industri Otomotif

2

LANJUTAN LANJUTAN

JENIS INDUSTRI

LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN a. Pemanfaatan potensi pasar dalam negeri melalui Peningkatan P3DN. b. Penguatan & pengembangan klaster industri perkapalan c. Peningkatan daya saing melalui penguatan dan pendalaman struktur industri perkapalan dalam negeri d. Mengembangkan industri pemdukung dalam negeri / industri bahan baku dan komponen e. Pengembangan Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional/ NaSDEC.

INSTANSI TERKAIT Dephub, DKP, Depkeu (BC), Dephan, Polri, Meneg BUMN, DepDN/ Pemda, Perguruan Tinggi, Depnaker, bappenas.

2. Industri Perkapalan

3

LANJUTAN LANJUTANJENIS INDUSTRI LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN f. Peningkatan kualitas SDM perkapalan g. Mengembangkan kawasan khusus industri perkapalan h. Perbaikan iklim usaha al: usulan PPN masukan ( bhn baku & komponen) 0 %; tingkat suku bunga rendah untuk modal kerja i. Mendorong kerjasama dengan luar negeri untuk meningkatkan produktivitas. INSTANSI TERKAIT

4

LANJUTAN LANJUTAN

JENIS INDUSTRI

LANGKAH YANG HARUS DILAKUKANa. meningkatkan pemanfatan pasar dalam negeri melalui peningkatan penerapan SNI dan manual garansi berbahasa Indonesia serta diusulkan agar pengawasan/ kewenanganya berada di bawah Departemen teknis Menumbuhkan dan mengembangkan inudtri kompone/ pendukung berbasis ICT/digital melalui peningkatan kerjasama dengan perguruan tinggi , MNCdan instansi terkait Meningkatkan penerapan SNI melalui Peningkatan SNI wajib dan fasilitas lab uji di Poltek Batam, Baristand Surabaya, dan B4T. Meningkatkan jumlah Ls pro. Memperkuat klaster industri elektronika konsumsi melalui peningkatan kerjasama dengan stake holder

INSTANSI TERKAITDep. Keu, Depdiknas, Perdag, BSN, PLN, ESDM, POLRI.

3. Industri Elektronika Konsumsi

b.

c.

d. e.

5

LANJUTAN LANJUTAN

JENIS INDUSTRIf.

LANGKAH YANG HARUS DILAKUKANMeneruskan pemberian insentif (pengurangan BM bahan baku/sub komponen/ bahan penolong) bagi industri komponen elektronika. Fasilitasi pemberian insentif (pengurangan penghasilan kena pajak) bagi perusahaan yang melakukan kegiatan R & D serta pengemb. Merk lokal Penurunan/penghapusan PPnBM serta harmonisasi tarif bea masuk. Peningkatan pelaksanakan Permenprin N0 11/2006 tentang P3DN antara lain pengadaan LHE.

INSTANSI TERKAITDep. Keu, Depdiknas, Perdag, BSN, PLN, ESDM, POLRI.

g.

h. i.

6

LANJUTAN LANJUTAN

JENIS INDUSTRI

LANGKAH YANG HARUS DILAKUKANa. b. Peningkatan TKDN Produk Telematika Menumbuhkembangkan industri software berbasis Indonesia Go Open source (IGOS). Peningkatan pemahaman HKI untuk industri Software Meningkatkan kemampuan SdM industri Software, Animasi dan Telekomunikasi. Memfasilitasi pendirian Pusat desain Produk Industri Telekomunikasi Peningkatan Penyusunan SNI untuk keamanan Teknologi Informasi. Penyiapan Institusi dan Implementasi Capability Maturity Model (CMM) untuk perusahaan industri software Fasilitasi Pusat Pengembangan Industri animasi

INSTANSI TERKAITDepkominfo, Kantor Meneg BUMN, Dep Keu, Bappenas, Kantor Meneg Ristek, Operator Telekomunikasi

4.

Industri Telematika dan Elektronika Profesional (Industri Telekomunikasi, Ind. Software, Ind. Animasi)

c. d. e. f. g.

h.

7

PERTUMBUHAN IATT TAHUN 2006-2008 PERTUMBUHAN IATT TAHUN 2006-2008Tabel 1. TARGET PERTUMBUHAN INDUSTRI ALAT ANGKUT URAIAN 1. Pertumbuhan Industri (%) 2. KBM - R2 a. Produksi (unit) b. Impor (unit) c. Tenaga Kerja (orang) d. Ekspor (unit) e. Utilisasi (%) 3. KBM - R2 a. Produksi (unit) b. Impor (unit) c. Tenaga Kerja (orang) d. Ekspor (unit) CBU d. Ekspor (unit) CKS Set f. Utilisasi (%) 4. Ekspor Komponen Otomotif (Milyar US$) 5. Impor (juta US$) 6. Investasi (Milyar Rp) 2006 9.79 4.458.886 43.096 102.175 42.448 67 296.008 30.807 142.270 31.200 115.000 34 1.7 3.180,3 3.888,0 2007 11.5 4.800.000 48.440 127.350 49.862 73 420.000 34.627 177.315 45.000 128.045 49 2.1 2.703,2 4.154,0 2008 12.6 5.300.000 50.000 130.000 52.000 80 540.000 31.000 220.000 65.000 148.000 60 3.1 2.500 5.500

8

PERTUMBUHAN IATT TAHUN 2006-2008 PERTUMBUHAN IATT TAHUN 2006-2008

Tabel 2. TARGET PERTUMBUHAN INDUSTRI PERKAPALAN URAIAN 1. Pertumbuhan Industri (%) 2. Kapasitas Produksi a. Bangunan Baru (DWT) b. Reparasi Kapal (DWT) 3. Realisasi Produksi a. Bangunan Baru (DWT) b. Reparasi Kapal (DWT) 4. Nilai Produksi Baru (Trilyun Rp) a. Bangunan Baru (Milyar Rp) b. Reparasi Kapal (Milyar Rp) 5. Ekspor (Milyar US$) 6. Tenaga Kerja (orang) 7. Utilisasi (%) a. Bangunan Baru (%) b. Reparasi Kapal (%) 2006 7 400.000 6.000.000 200.000 4.800.000 6.100 4.750 1.350 0,42 32.600 60 50 70 2007 9.5 500.000 7.000.000 350.000 5.600.000 8.250 6.750 1.500 0,55 35.000 75 70 80 2008 10 700.000 8.500.000 525.000 7.250.000 10.150 8.450 1.700 0,75 40.000 80 75 85

9

PERTUMBUHAN IATT TAHUN 2006-2008 PERTUMBUHAN IATT TAHUN 2006-2008

Tabel 3. TARGET PERTUMBUHAN INDUSTRI TELEMATIKA URAIAN 1. Pertumbuhan Industri (%) 2. Produksi (Triliun Rp) 3. Ekspor (juta US$) 4. Impor (juta US$) 5. Tenaga Kerja (ribu orang) 6. Utilisasi (%) 7. Investasi (juta US$) 2006 10.4 40.33 2.830 2.097 58 67 48.2 2007 10.5 45.73 3.020 2.431 60 70 54.7 2008 11.2 49.70 3.400 2.800 67 72 60.8

10

PERTUMBUHAN IATT TAHUN 2006-2008 PERTUMBUHAN IATT TAHUN 2006-2008

Tabel 4. TARGET PERTUMBUHAN INDUSTRI ELEKTRONIKA URAIAN 1. Pertumbuhan Industri (%) 2. Produksi (Triliun Rp) 3. Ekspor (juta US$) 4. Impor (juta US$) 5. Tenaga Kerja (ribu orang) 6. Utilisasi (%) 2006 9.24 87.59 6.952 1.500 235 65 2007 9.8 97 7.600 1.520 247 68 2008 10.5 113 8.400 1.800 280 69

11

KINERJA IATT KINERJA IATT

Tabel 5. PENCAPAIAN KINERJA SUB SEKTOR IATT TW-III TAHUN 2007 DAN TARGET TAHUN 2008 Realisasi 2007 TW-III (%) 9.1

No. 1

Pertumbuhan Industri (%) Industri Alat Transportasi Darat & Kedirgantaraan (KBM R-2, KBM R-4, Kereta Api, Pesawat Terbang) Industri Maritim & Jasa Keteknikan (Industri Perkapalan) Industri Telematika Industri Elektronika Rata-rata Pertumbuhan IATT (%)

Target 2007 (%) 11.50

Target 2008* (%) 10.2

2 3 4

9.5 10.5 10.6 10.5

8.3 8.9 9.8 9.0

9.0 9.2 10.5 9.6

12

PROYEKSI PERTUMBUHAN IATT PROYEKSI PERTUMBUHAN IATTTabel 6, Proyeksi Pertumbuhan Sektor IATT Tahun 2008 -2012

NO 42 43 44 45 46 48 49

2008/ 2007 Kendaraan Bermotor R.2 10,1 Kendaraan Bermotor R.4 10,1 Perkapalan 9,3 Kereta Api 8,9 4 Pesawat Terbang Elektronika dan Telematika 10,1 Alat Listrik dan Peralatan 10,1 Listrik

Alat Angkut, Mesin, dan Peralatan

2009/ 2008 10,3 10,3 9,5 9 5,2 10,3 10,3

Pertumbuhan 2010/ 2011/ 2009 2010 10,5 9,1 10,4 10,5 9,5 9,6 6,6 6,7 4,8 3 11 11,1 10,6 11,3

2012/ 2011 9,2 10,6 9,4 6,9 3,3 11 11,6

13