rokok kecemsan

Upload: suhermanpalele

Post on 25-Feb-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 rokok kecemsan

    1/8

    161

    Gambaran Gangguan Kecemasan pada MahasiswaFakultas Kedokteran Universitas X Angkatan 2007

    Paramitha S. Prabowo, Jan Piter T. SihombingFakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,Jl. Prof. drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia

    AbstractAnxiety is an uncomfortable feeling taking form as an uncertainty of something that has not

    happened, which is followed by physical responses of the body. This study aims to describe the anxietydisorder level and the factors that triggered the anxiety of the 2007s students of the Faculty of Medicinein X University. This research is descriptive observational, with the data collected from a survey and

    some interviews. Eighty students were interviewed using a Hamilton Rating Scale for Anxiety (HARS)test and then they were given a questionnaire. The result of the HARS test shows that 43.75% of thestudents had no anxiety, 27.5% had mild anxiety, 17.5% had moderate anxiety, 7.5% had severe anxietyand 3.75% had very severe anxiety. The answers to the questionnaire denote that parental factors weredominant in triggering the students anxiety: 96.25% of the students answered that their parents hadhigh hope in them. Also, students perfection demand had become another factor (47.5%). In addit ion,43.75% needed to depend on people stronger than them, 40% had less self confidence, and 51.25% alwaysdelayed important duties. In conclusion, the level of anxiety disorder in the 2007s students of the Facultyof Medicine in X University was quite high, whereas the factors that triggered their anxiety were

    parental and individual.

    Keywords:anxiety disorder, triggering factors

    PendahuluanDalam kehidupan sehari-hari

    seseorang pasti pernah merasa cemas,rasa berdebar-debar sebelum ujian, atausakit perut saat menunggu hasilkelulusan. Kecemasan dapat munculsebagai suatu respons fisiologis untuk

    mengantisipasi suatu permasalahanyang mungkin akan datang atau munculsebagai gangguan jika timbulberlebihan.

    Kecemasan merupakan suatubentuk reaksi emosi dasar yang umumdirasakan oleh setiap orang yang sedangmenghadapi situasi yang dianggapmengancam dirinya.1 Mahasiswa beradapada masa peralihan dari masa remajamenuju dewasa muda, termasuk di

    dalamnya perubahan tugas perkem-

    bangan secara psikologis. Mahasiswamemiliki tugas untuk belajar disampingharus mulai memikirkan bagaimanakelangsungan hidupnya kelak, bahkantidak jarang mereka kuliah sambilbekerja. Semua perubahan tersebutmenjadikan mahasiswa berada pada

    suatu masa yang cukup rentan untukmengalami gangguan secara psikologis,termasuk di antaranya gangguankecemasan.

    Mahasiswa Fakultas KedokteranUniversitas X angkatan 2007merupakan suatu kelompok mahasiswayang selain memiliki faktor risikoterhadap terjadinya gangguan kejiwaanseperti mahasiswa umum lainnya, jugamemiliki faktor risiko tambahan yang

    berkaitan dengan perubahan sistem

  • 7/25/2019 rokok kecemsan

    2/8

    JKM.Vol.9 No.2 Februari 2010:161-169

    162

    belajar-mengajar di kampus yangdikenal dengan sistem KurikulumBerbasis Kompetensi (KBK).

    Pada penelitian ini akan dipelajari

    gambaran kecemasan pada mahasiswaFakultas Kedokteran Universitas Xangkatan 2007. Faktor-faktor yangmungkin menyebabkan kecemasandikelompokkan menjadi faktor keluarga,faktor individu, dan faktor lingkunganpendidikan.

    Bahan dan CaraResponden adalah mahasiswa

    Fakultas Kedokteran Universitas Xangkatan 2007 sebanyak 80 orang.

    Penelitian dilakukan secaradeskriptif observasional danpengambilan data dilakukan secarasurvei dan wawancara. Data yangdiperoleh disajikan dalam bentuk tabeldistribusi frekuensi. Respondendiwawancarai menggunakan instrumenpenelitian Hamilton rating scale for anxiety

    (HARS) sebagai panduan dan mengisikuesioner mengenai kehidupannyasehari-hari.

    Hasil dan PembahasanData umum responden

    menunjukkan bahwa 61,25% respondenadalah wanita, sedangkan 38,75% adalahpria. Jenis kelamin pada dasarnya tidakterlalu berpengaruh dalam terjadinya

    gangguan kecemasan. Kemungkinanterjadinya gangguan kecemasan padapria sama dengan wanita.

    Menurut data, responden berumurantara 18-22 tahun. Kisaran umur inibila dilihat dari pembagian kelompokumur menurut Harlock termasuk padakelompok masa dewasa dini (earlyadulthood).2 Pada masa dewasa dini iniharapan dapat hidup lebih mandiri danbanyaknya tuntutan beban tugas dapatmenjadi faktor-faktor yang berakibat

    pada terjadinya gangguan padakejiwaannya.

    Sebagian besar responden yaitusebanyak 57,5% berasal dari luar

    Bandung, sedangkan 42,5% berdomisilidi Bandung. Pembagian asal daerahpada penelitian ini hanya dibagimenjadi dua kelompok yaitu Bandungdan luar Bandung. Bagi mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari luarBandung maka ada kemungkinanterjadinya culture shock. Peristiwa initerjadi karena mahasiswa belum terbiasadalam menjalani budaya dan kondisilingkungan setempat. Hal ini dapatmenjadi faktor penyebab dalamtimbulnya gangguan kecemasan dikalangan mahasiswa luar daerahtersebut.

    Pada mahasiswa asal Bandungtidak terjadi culture shock, dikarenakansudah mengenal budaya danlingkungan setempat, makakemungkinan terjadinya gangguankecemasan pada mahasiswa yang

    berasal dari Bandung sangat kecil.Tingkat kecemasan respondenberdasarkan HARS test ditampilkanpada Gambar 1.

    Hasil penelitian menunjukkanbahwa angka kecemasan padamahasiswa Fakultas KedokteranUniversitas X angkatan 2007 cukuptinggi (Gambar 1). Hal ini dapat terjadikarena beberapa faktor di antaranyafaktor keluarga, faktor individu, dan

    faktor lingkungan.Hasil kuesioner berupa data

    distribusi responden berdasarkan faktororang tua/keluarga ditampilkan padaTabel 1.

  • 7/25/2019 rokok kecemsan

    3/8

    Gambaran Gangguan Kecemasan pada Mahasiswa

    Fakultas Kedokteran Universitas X Angkatan 2007

    (Paramitha S. Prabowo, Jan Piter T. Sihombing)

    163

    Gambar 1. PersentaseTingkat Kecemasan Responden berdasarkan HARS Test

    Tabel 1. Data Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Orang Tua/Keluarga

    Distribusi responden Jumlah Persentase(%)

    Salah satu atau kedua orang tuanya telah meninggalYa 5 6.25

    Tidak 75 93.75Orang tuanya sudah berceraiYa 4 5Tidak 76 5Merasa nyaman berada di tengah-tengah keluarganyaYa 77 96.25Tidak 3 3.75

    Sejak kecil terlalu dilindungi oleh orang tuanyaYa 30 37.5Tidak 50 62.5

    Orang tua memiliki harapan yang tinggi terhadap respondenYa 77 96.25Tidak 3 3.75Keluarga selalu menuntut segala sesuatu yang tidak disukainyaYa 11 13.75Tidak 69 86.25

    Salah satu atau kedua orang tuatelah meninggal dapat menjadi salahsatu faktor predisposisi terjadinyakecemasan. Kecemasan ini dapat terjadi

    tidak saja karena ditinggalkan orang tua

    tetapi juga karena kehilangan saudaraatau teman dekat yang kehadirannyapenting bagi individu.

    Adanya peristiwa yang tidak

    menyenangkan dan berada di luar

  • 7/25/2019 rokok kecemsan

    4/8

    JKM.Vol.9 No.2 Februari 2010:161-168

    164

    kendali individu merupakan faktorresiko timbulnya kecemasan. Salah satuperistiwa yang tidak menyenangkantersebut adalah perceraian dari kedua

    orang tuanya.Keluarga merupakan orang

    terdekat dari individu tersebut. Denganadanya perasaan nyaman dalamkeluarga, maka besar kemungkinanapabila individu tersebut mengalamisuatu masalah, keluarga akanmemberikan dukungan dalampenyelesaian masalahnya. Adanyaperasaan yang tidak nyaman bila beradadalam keluarganya, menimbulkankonflik dalam dirinya.

    Sikap orang tua yang terlalumelindungi (over protected) kemungkinanbesar akan menimbulkanketergantungan dan menyebabkan sifatpercaya diri yang rendah.

    Sebanyak 96,25% responden merasaorang tua mereka menaruh harapanyang tinggi terhadap mereka. Hal inidapat menjadi beban bagi mereka.

    Mereka takut apabila apa yangdikerjakan tidak sesuai dengan harapanorang tua mereka. Perasaan-perasaanseperti ini dalam periode yang lamadapat menimbulkan gangguankecemasan.

    Tuntutan dari keluarga yangbertentangan dengan keinginan dariindividu dapat menimbulkankecemasan pada individu tersebut. Halini dapat disebabkan karena adanya

    pertentangan dalam dirinya antaramenuruti keinginan pribadinya ataumenuruti tuntutan yang diberikan olehorang tuanya. Perasaan ini denganperiode yang lama akan menimbulkangangguan kecemasan pada individutersebut.

    Hasil kuesioner berupa datadistribusi responden berdasarkan faktorindividu ditampilkan pada Tabel 2.

    Individu yang bekerja secara

    sistematis dan menuntut dirinya untukmendapatkan hasil yang sempurnadapat menjadi faktor predisposisi dalammeningkatkan terjadinya gangguankecemasan. Hal ini ditimbulkan karenaadanya perasaan kekuatiran padaindividu tersebut terhadap hasil daritugas yang akan didapatkan tidak sesuaidengan harapannya. Responden yangselalu mengerjakan sesuatu secarasistematis dengan hasil yang sempurnapada hasil penelitian cukup banyakyaitu 47.5%.

    Tujuan utama dari masa dewasaawal adalah untuk menjadi lebihmandiri dan tidak terlalu bergantungpada orang atau institusi.3Adanya sifatketergantungan pada orang lain akanmenimbulkan masalah dalammenyelesaikan tugas-tugas dalam masaperkembangan menuju dewasa. Ketika

    individu tersebut seharusnya siap untukhidup lebih mandiri, adanya sifatketergantungan pada orang lain akanmenjadi sebuah hambatan. Padapenelitian ini 43,75% respondenmenyatakan selalu bergantung padaorang lain.

    Kebanyakan orang dengangangguan kecemasan yang beratmemiliki kepercayaan diri yang kurang.Gangguan kecemasan berat yang ada

    tidak teratasi dan menimbulkankepercayaan diri semakin berkurang.Individu tersebut yakin tidak dapatmengontrol hidupnya.4 Sebanyak 40%responden pada penelitian ini merasakurang percaya diri.

  • 7/25/2019 rokok kecemsan

    5/8

  • 7/25/2019 rokok kecemsan

    6/8

    JKM.Vol.9 No.2 Februari 2010:161-168

    166

    Banyak orang yang mengalamikecemasan berat menyangkal dan ataumenekan perasaan emosinya. Ketikaindividu tersebut menekan perasaannya

    dalam waktu lama maka akan timbul kepermukaan dalam bentuk gejala-gejalagangguan pada tubuh. Membiarkan dirisendiri untuk mengekspresikanemosinya seringkali menurunkankecemasan yang berat.4

    Seseorang akan mengalamikecemasan bila menghadapi situasi yangtampak berada di luar kendali. Hal inimungkin merupakan situasi baru yangharus diatur dan dipadukan denganpandangan seseorang mengenai duniadan mengenai dirinya sendiri.5

    Terdapat dua jenis kecemasan,salah satunya adalah kecemasan dasar(anxiety trait). Kecemasan dasarterbentuk dari pengalamanpengalamandi masa lalu dan dari hasil pemikiranindividu tentang kecemasan tersebut.6

    Semakin sulit suatu peristiwa untukdilupakan dan semakin buruk suatu

    peristiwa, maka akan semakin tinggikemungkinan individu tersebutmengalami kecemasan.

    Adanya ancaman dari lingkunganakan meningkatkan kecemasan padaindividu yang sedang mengalamigangguan kecemasan. Ancaman darisekitarnya tersebut akan menimbulkanperasaan kekhawatiran, dan padaindividu dengan gangguan kecemasan,respons yang ditimbulkan biasanya

    berlebihan.Efek perangsangan simpatis dari

    minuman kopi dapat menjadi faktorpredisposisi dalam meningkatkanterjadinya kecemasan pada seseorangyang mengalami gangguan kecemasan.

    Individu yang mengonsumsiminuman beralkohol berlebihan danterlalu sering, akan mengalamiketergantungan (addiction) padaminuman beralkohol tersebut.

    Ketergantungan ini dapat berupa

    ketergantungan secara psikologis.

    Ketergantungan psikologis adalahkondisi ketergantungan yang ditandaidengan stimulasi kognitif dan afektif

    yang mendorong perilaku seseoranguntuk selalu mengonsumsi.7 Padaindividu yang sudah mengalamigangguan kecemasan penggunaanminuman beralkohol dapat menjadifaktor predisposisi dalam meningkatkangangguan kecemasan.

    Individu yang rutin berolah ragadapat mengurangi kemungkinanterjadinya kecemasan. Hal ini berkaitandengan adanya endorphin yangdikeluarkan dalam tubuh ketikaseseorang berolah raga.

    Menghindar dari masalahmerupakan faktor predisposisi daritimbulnya kecemasan. Semakin banyakmasalah yang dihindarinya makasemakin banyaklah tekanan padadirinya, disebabkan karena masalahyang dihindarinya belum terselesaikandan akan terus menjadi beban pikiran.

    Kebiasaan menunda pekerjaanpenting dapat menyebabkan kegagalandalam menyelesaikan tugas tepat padawaktunya. Sehingga lama kelamaanindividu tersebut akan stres ataumengalami depresi yang kronis.Keadaan ini bila dibiarkan dalamperiode yang lama dapat menimbulkansuatu gangguan kecemasan. Sebesar51,25% responden mengaku seringmenunda pekerjaan penting.

    Menurut Anxiety Network Australia,pemakaian amphetamin, kokain,marijuana dan obat-obat terlaranglainnya dapat menjadi predisposisidalam meningkatkan kecemasan padaseseorang yang mengalami gangguankecemasan.4 Dari data yang didapatdiketahui tidak ada mahasiswa FakultasKedokteran Universitas X angkatan2007 yang menggunakan amphetamin,kokain, marijuana dan obat-obat

    terlarang lainnya. Hal ini menunjukkan

  • 7/25/2019 rokok kecemsan

    7/8

    Gambaran Gangguan Kecemasan pada Mahasiswa

    Fakultas Kedokteran Universitas X Angkatan 2007

    (Paramitha S. Prabowo, Jan Piter T. Sihombing)

    167

    bahwa faktor penggunaan obat-obatanterlarang tidak termasuk dalam faktoryang mungkin menimbulkan kecemasan

    pada mahasiswa Fakultas KedokteranUniversitas X angkatan 2007.

    Hasil kuesioner berupa datadistribusi responden berdasarkan faktorlingkungan pendidikan ditampilkan

    pada Tabel 3.

    Tabel 3. Data Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Lingkungan Pendidikan

    Distribusi responden Jumlah Persentase(%)

    Masuk Fakultas Kedokteran bukan atas kehendak sendiriYa 14 17.5Tidak 66 82.5

    Merasa tidak diterima di lingkungan kampus

    Ya 4 5Tidak 76 95Tidak suka berada lama di lingkungan kampusYa 22 27.5Tidak 58 72.5

    Merasa tidak disukai oleh teman-temannyaYa 2 2.5Tidak 78 97.5Merasa kesulitan memahami materi-materi perkuliahanYa 25 31.25

    Tidak 55 68.75Mengalami kesulitan untuk mengutarakan pendapat saatdiskusiYa 20 25Tidak 60 75

    Tuntutan dari orang yang dirasalebih superior dapat menimbulkanperasaan tertekan. Termasukdiantaranya keterpaksaan darimahasiswa Fakultas Kedokteran

    Universitas X untuk belajar difakultasnya ini. Motivasi belajar kurang,

    jadwal hadir di kelas akan kurang, dantentu akan menimbulkan efek padakondisi kejiwaannya.

    Bila individu masuk dalam suatukomunitas baru, maka baginyasangatlah penting untuk dapat diterimadan menjadi bagian dari komunitastersebut. Apabila terdapat penolakandari komunitas tersebut, sementara

    individu itu harus berada dalam

    komunitas dengan jangka waktu yanglama, maka hal tersebut dapat menjadistressor yang dapat menimbulkankecemasan. Hal ini bisa berkaitandengan tidak diterimanya individu

    tersebut dalam komunitasnya. Tetapijuga tidak tertutup untuk hal lainnya,contohnya kecenderungan individutersebut yang tidak terlalu senangberada di luar rumah.

    Sebagian besar waktu aktivitasyang dilakukan oleh mahasiswa tentu dilingkungan kampusnya, sementara itukegiatan-kegiatan yang dilakukan tentuakan berkaitan pula dengan teman-temannya. Adanya perasaan tidak

    disukai ini merupakan stressor yang

  • 7/25/2019 rokok kecemsan

    8/8

    JKM.Vol.9 No.2 Februari 2010:161-168

    168

    sangat kuat dari timbulnya gangguankecemasan.

    Adanya kesulitan dalammemahami materi perkuliahan

    menimbulkan perasaan khawatir padaindividu, terutama pada mahasiswaberkaitan dengan lulus atau tidaknyapada materi perkuliahan tersebut.

    Kesulitan dalam mengutarakanpendapat pada individu dengankecemasan bisa terjadi dikarenakanadanya kepercayaan diri yang rendah.Mungkin pula karena adanya perasaankhawatir akan pernyataannya yangsalah, sehingga individu tersebut tidakmampu untuk menerima konsekuensidari pernyataannya yang salah tersebut.

    SimpulanDari hasil penelitian pada

    mahasiswa Fakultas KedokteranUniversitas X angkatan 2007didapatkan angka kecemasan yangcukup tinggi, dengan distribusi

    berdasarkan Hamilton rating scale foranxiety (HARS) sebagai berikut:persentase mahasiswa tanpa adakecemasan sebesar 43,75%, mahasiswadengan kecemasan ringan sebesar 27,5%,mahasiswa dengan kecemasan sedangsebesar 17,5%, mahasiswa dengankecemasan berat sebesar 7,5%, danmahasiswa dengan kecemasan sangatberat sebesar 3,75%.

    Dari penelitian melalui survei

    dengan kuisioner didapatkankesimpulan bahwa faktor-faktor yangmungkin menyebabkan gangguankecemasan adalah faktor keluarga yangmemiliki harapan yang tinggi terhadapputranya dan faktor kebiasaan individuyaitu: menuntut hasil pekerjaan yangsempurna, perlu bergantung pada oranglain yang lebih kuat, kurang percayadiri, dan sikap yang selalu menundapekerjaan penting.

    SaranPenelitian ini dapat dijadikan dasar

    untuk penelitian lebih lanjut mengenaikondisi kejiwaan mahasiswa-mahasiswa

    Fakultas Kedokteran Universitas X.Berdasarkan adanya gangguan

    kecemasan pada mahasiswa dalampenelitian ini, maka disarankan agarpihak Universitas X mengadakanevaluasi dan upaya pendampinganpsikiatri bagi para mahasiswa selamamenempuh jenjang pendidikan.

    Perlunya kerja sama aktif antarapihak orang tua dengan pihakUniversitas X dalam mengawasikondisi kejiwaan putranya, supayakondisi kejiwaan mahasiswa dapatselalu dipantau dan diarahkan ke arahyang positif sehingga dapat mengatasisegala tekanan dengan baik dan tidakterjebak dalam gangguan kecemasanyang dapat menghalangi mahasiswauntuk berprestasi.

    Daftar Pustaka1. Noviyanti V. Hubungan antara derajatkecemasan dengan derajat eksplorasidan komitmen dalam bidang pekerjaanpada mahasiswa Fakultas Psikologiangkatan 2000 Universitas KristenMaranatha. 2001. Fakultas PsikologiUniversitas Kristen Maranatha Bandung.

    2. Harlock. Psikologi perkembangan, suatupendekatan sepanjang rentang hidup.

    Jakarta: Erlangga, 1980.3. Kaplan S, Grebb. Sinopsis psikiatri jilid

    kedua. Jakarta: Bina Rupa Aksara, 1997.4. Anonim. Anxiety Network Australia.

    2007 [cited 2008 October 29]. Availablefrom:http://www.anxietynetwork.com.au/.

    5. Atkinson H. Pengantar Psikologi.Jakarta: Erlangga, 1996.

    6. Purboningsih ER. Hubungan antaraorientasi locus of control dengan tingkatkecemasan. Jurnal Psikologi 2004;14(2):38-52.

    7.

    Dariyo A. Psikologi perkembangandewasa muda. Jakarta: Grasindo, 2004.

    http://www.anxietynetwork.com.au/http://www.anxietynetwork.com.au/http://www.anxietynetwork.com.au/http://www.anxietynetwork.com.au/http://www.anxietynetwork.com.au/