rompi penghangat elektronik.1.2
TRANSCRIPT
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
RANCANG BANGUN ROMPI PENGHANGAT
ELEKTRONIK UNTUK PENGENDARA-MALAM SEPEDA
MOTOR
BIDANG KEGIATAN:
PKM-KC
Diusulkan oleh:
Ilham Zannuary 140310080016 2008
Fahmi Syarifuddin 140310080001 2008
Ridho Ismoyo Putra 140310100091 2010
UNIVERSITAS PADJADJARANBANDUNG
2011
i
HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM-KC1. Judul Kegiatan : Rancang Bangun Rompi Penghangat
Elektronik Untuk Pengendara-Malam Sepeda Motor
2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-P ( ) PKM-K (√ ) PKM-KC( ) PKM-T ( ) PKM-M
3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian( ) MIPA (√)Teknologi dan Rekayasa( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora( ) Pendidikan
4. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap : Ilham Zannuaryb. NIM : 140310080016c. Jurusan : Fisikad. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Padjadjarane. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Villa Tangerang Indah
Jalan G.Sundoro I GB 4 No.30.(085314148008)
f. Alamat email : [email protected]
5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang
6. Dosen Pendampinga. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Darmawan Hidayat, MT.b. NIP : 19741215 20021210002c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Komp. Abdi Negara I Blok H-10 No. 18,
RT/RW 07/24, Rancaekek, Kab. Bandung, 40394. Telp. 085624986106
7. Biaya Kegiatan Totala. Dikti : Rp. 9.240.000,-b. Sumber lain : -
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan
Bandung, 10 Oktober 2011Menyetujui,Pembantu Dekan III,FMIPA, Unpad
Budi Irawan, S.Si., M.Si.NIP. 197312281999031003
Ketua Pelaksana
Ilham Zannuary NIM. 14031008016
Wakil Rektor I, Unpad
Prof. Dr. H. Engkus Kuswarno, MS NIP. 19631117 198810 1 001
Dosen Pembimbing
Dr. Darmawan Hidayat M.T. NIP. 197412152002121002
ii
1
A. JUDUL
Rancang Bangun Rompi Penghangat Elektronik Untuk Pengendara-Malam
Sepeda Motor.
B. LATAR BELAKANG
Seiring dengan kemajuan teknologi transportasi di masa kini, berpengaruh pula
pada kemajuan pertumbuhan kendaraan bermotor di negara Indonesia. Sampai saat ini
jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sudah mencapai lebih dari 20 juta. Yang mana
60% dari 20 juta kendaraan bermotor di Indonesia adalah pengguna sepeda motor, dan
mobil hanya sekitar 34%. Menurut data dari Badan Pusat Statistika (BPS) pada tahun
2009, perkembangan jumlah kendaraan sepeda motor di Indonesia mencapai
52.433.132 pengguna sepeda motor. Dan dalam lima tahun terakhir ini pertumbuhan
pengguna sepeda motor juga cukup tinggi, mencapai rata-rata 56% sehingga di tahun
2011 ini jumlah pengguna kendaraan bermotor dapat mencapai 61.859.561 pengguna.
Jumlah tersebut adalah hasil yang fantastis dan menempatkan Indonesia di posisi ke-2
sebagai pengguna sepeda motor terbanyak di dunia satu tingkat dibawah India.
Sepeda motor menjadi kendaraan alternatif penduduk Indonesia karena dapat
memberikan ketepatan waktu dan harganya yang terjangkau bagi masyarakat lapisan
bawah dan menengah. Sepeda motor digunakan sebagai alat transportasi bagi banyak
profesi pekerjaan baik yang bekerja di siang hari atau profesi kerja malam hari.
Para pengguna sepeda motor yang profesinya menuntut berkendaraan malam
hari seperti pedagang pasar, pengantar makanan (delivery service) 24-jam, antar-
jemput malam hari dan lainnya berhadapan dengan udara dingin, angin kencang dan
udara yang lembab. Hal ini jelas menimbulkan resiko gangguan kesehatan juga
menurunkan kenyamanan dan keamanan ketika berkendara. Dalam perioda waktu yang
lama hal ini menimbulkan resiko terjangkit berbagai gangguan kesehatan meskipun
efeknya tidak langsung dirasakan oleh pengguna motor seperti penyakit pernafasan,
paru-paru, asma, penyakit otot, encok, masuk angin dan sejenisnya.
Dengan resiko penyakit tersebut sebaiknya pengguna sepeda motor harus lebih
memperhatikan perlengkapan dalam berkendara untuk memberikan kenyamanan dan
keamanan ketika berkendara di malam hingga menjelang pagi. Salah satu perlengkapan
pengendara sepeda motor untuk mengurangi resiko kesehatan tersebut adalah dengan
menggunakan rompi pelindung badan. Tetapi rompi konvensional yang sekarang sudah
banyak dimiliki oleh pengguna sepeda motor masih memiliki peluang udara dingin
untuk tembus ke tubuh pengendara motor terutama bagian badan depan dan belakang
2
(Mappuna, ___).
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang, perlu di desain dan dirancang rompi bagi
pengendara motor malam. Adapun perumusan masalah pada usulan PKM-KC ini
adalah sebagai berikut:
a. Rompi tersebut harus dapat memberikan panas dengan temperatur yang cukup
dalam tingkat kenyamanan ke bagian-bagian tubuh pengendara seperti bagian
perut, dada, punggung bawah dan punggung atas. Panas dari rompi penghangat
tersebut harus terkendali, baik pewaktuan nyala-padam pemanas maupun lokasi
bagian tubuh yang ingin dihangatkan. Pengaturan ini diperlukan untuk
menyesuaikan dengan kondisi udara. Misalnya, pengaturan pemanas rompi
pagi hari berbeda dengan pengaturan malam hari.
b. Untuk pengaturan pemanasan daerah bagian tubuh, di dalam rompi penghangat
ini dipasang empat buah modul elemen pemanas terpisah yaitu bagian perut,
dada, punggung bawah dan punggung atas. Kombinasi penyalaan modul
elemen pemanas dan pewaktuannya diatur oleh pengontrol-terprogram
mikrokontroler tipe AT89C2051 yang dikemas dalam satu modul pengontrol.
c. Pengaturan modul-elemen pemanas dan pewaktuan dilakukan melalui dua buah
tombol di modul pengontrol. Dengan rancangan ini, pengguna dapat memilih
pengaturan kerja rompi penghangat sesuai keperluan penggunaan para
pengendara motor.
d. Sumber energi listrik diperoleh dari generator listrik motor dan tidak
mengambil energi dari aki motor sehingga tidak mengganggu kelistrikan dan
pengapian mesin motor.
e. Rompi penghangat dihubungkan dengan generator sepeda motor melalui
sebuah konektor yang dapat dicabut dan dilepas. Dengan cara ini, pengguna
dapat melepaskan hubungan rompi ke motor ketika hendak turun dari sepeda
motor.
f. Upaya yang dapat dilakukan kami mahasiswa Fisika Unpad dalam mendukung
teknologi dan sains di Indonesia adalah merekayasa rompi konvensional
dengan elemen pemanas yang memanfaatkan energi listrik yang berasal dari
generator motor ke elemen pemanas berupa lilitan kumparan yang berbahan
nikel dengan pengaturannya melalui mikrokontroler AT89C2051 yang dapat
3
mengendalikan waktu dan temperatur yang sesuai dengan kebutuhan pengguna
rompi penghangat bagi pengendara motor di malam hari atau menjelang pagi.
Maka pengajuan proposal ini adalah sebagai solusi yang kami tawarkan untuk
menjawab permasalahan yang kerap terjadi oleh pengendara sepeda motor mengenai
salah satu penyebab kecelakaan ketika sedang berkendara di malam hari atau penyakit
pengendara motor yang diakibatkan udara dingin di malam hari.
D. TUJUAN
Tujuan PKM yang kami ajukan ini adalah untuk merancang bangun rompi
penghangat dengan daerah dan waktu pemanasan yang dapat diprogram bagi para
pengguna motor malam hari dengan merekayasa rompi konvensional melalui
penambahan empat elemen pemanas ke dalam rompi untuk bagian tubuh perut, dada,
punggung bawah dan punggung atas. Kemudian memodelkan rompi penghangat
elektronik untuk pengendara motor malam dengan situasi dan kondisi yang disesuaikan
seperti yang sebenarnya bagi pengguna rompi ketika berkendara di malam hari atau
menjelang pagi. Untuk sumber energi yang terjadi pada sistem dan lingkungan dimana
energi panas diperoleh dari energi listrik generator motor sehingga dapat memberikan
energi panas yang terkendali ke tubuh pengguna sepeda motor selama perjalanan di
malam hari atau menjelang pagi. Rompi penghangat dirancang untuk menjaga
temperatur di tubuh manusia sekitar 37C.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan, program ini merumuskan desain
rompi penghangat elektronik pengendara motor. Alat ini menghasilkan energi panas
hasil konversi dari energi listrik generator motor. Luaran yang diharapkan yaitu
pengguna sepeda motor dapat menggunakan rompi penghangat ketika berkendara di
malam hari. Hasil pengembangannya alat ini dapat diproduksi perusahaan atau home
industri. Sehingga alatnya dapat digunakan untuk para wirausaha penyedia jasa di
bidang rental komputer.
Rompi penghangat ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam bentuk
(i) mengurangi atau bahkan terhindar dari penyakit yang disebabkan udara dingin di
malam hari atau menjelang pagi, dan (ii) memberikan kenyamanan dan keamanan bagi
pengendara sepeda motor ketika berkendara sehingga konsentrasi pengendara sepeda
motor tetap terjaga.
4
F. KEGUNAAN
Terdapat beberapa kegunaan yang dapat diperoleh bagi masyarakat dari hasil
kegiatan ini, yaitu:
1. Hasil kegiatan PKM-KC kami ini dapat memberikan solusi kesehatan bagi para
profesi yang harus berkendaraan sepeda motor malam hari. Alat ini menawarkan
suatu alternatif solusi teknologi tepat guna yang dapat mengurangi resiko gangguan
kesehatan akibat udara dingin malam dan menjadikan pengendara sepeda motor
merasa nyaman dan aman ketika berkendara di malam hari atau menjelang pagi.
2. Bagi kami sebagai mahasiswa, sesuai dengan Misi dan Visi Direktorat Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat (DITLITABMAS) Ditjen Dikti, PKM-KC ini
dapat memberikan dorongan dalam menumbuhkembangkan kegiatan penelitian,
pengabdian kepada masyarakat, dan kreativitas mahasiswa yang berkualitas guna
mendukung meningkatkan kualitas pendidikan tinggi, daya saing bangsa dan
kesejahteraan rakyat.
G. TINJAUAN PUSTAKA
G..1. Termodinamika
Termodinamika mempelajari fenomena panas, energi dan kerja yang dilakukan
pada suatu proses termodinamika. Dalam usulan PKM-KC ini, elemen pemanas yang
menjadi fokus perhatian disebut sebagai sistem, sedangkan yang lain disekitarnya
seperti generator motor, suhu tubuh pengguna rompi penghangat dan udara
disekitarnya disebut sebagai lingkungan. Proses termodinamika terjadi pada sistem
yang bergerak dari suatu keadaan kesetimbangan ke kesetimbangan lainnya, dengan
berinteraksi terhadap lingkungan. Bila elemen pemanas yang berbahan nikel diubah
dari keadaan 1 ke keadaan 2 kemudian panas (Q) dan kerja (W) yang dilakukan
pengukuran, ternyata selisih Q-W sama untuk semua lintasan yang menghubungkan 1
dengan 2, selisih Q-W menyatakan perubahan energi dalam lemen pemanas (DU)
tersebut. Jadi secara matematis hukum ke-1 termodinamika dapat diungkapkan sebagai
berikut (Resnick, 1998).
Q = W + DU ....................................................................................................(1)
5
Gambar 1. Sistem elemen pemanas
Elemen pemanas (Gambar 1) yang digunakan dalam suatu sistem adalah berupa
kumparan yang berbahan nikel, kumparan tersebut memiliki hambatan (R) bila
diberikan arus listrik (I) dari sumber tegangan (V), maka akan menghasilkan suatu
daya atau usaha sebagai berikut;
Daya = Usaha/Waktu atau P = W/t = I
2
Rt
karena
Maka, dimana
Pada Persamaan (1) dapat dilihat bahwa hubungan antara panas pada suatu
sistem berpengaruh pada usaha yang dilakukan sistem serta perubahan energi dalam
sistem. Karena pada perumusan masalah yang kami gunakan sebagai kumparan adalah
elemen pemanas yang dijadikan sistem, maka usaha (W) yang terjadi pada suatu sistem
bergantung pada arus (I) yang berasal dari sumber tegangan (V) melalui konektor
(kabel) yang terhubung dengan lilitan kumparan yang bahan nikel, dimana lilitan
kumparan tersebut memiliki hambatan (R). Kemudian arus (I) yang sudah melewati
hambatan (R) di-ground kan. Dapat dilihat pada persamaan (2), dimana usaha (W) yang
dihasilkan pada suatu sistem akan berpengaruh pada arus yang melalui hambatan
berupa lilitan kumparan yang bahan nikel setiap perubahan waktu (dt). Jadi, yang
dimanfaatkan pada sistem tersebut adalah tegangan yang akan dikonversi ke usaha
(W). Pada sistem di sekitar lilitan kumparan yang bahan nikel dapat menghasilkan
kalor berupa energi yang mengalir dari benda bertemperatur tinggi ke benda
temperatur rendah.
Sesuai dengan tujuan pada usulan proposal ini yaitu dirancang agar suhu tubuh
manusia tetap 37oC. Maka desain sistem yang dibuat pada elemen pemanas diperlukan
suatu sistem dimana tidak ada panas yang masuk maupun keluar, (Q = 0) yaitu jika
V
IR
Ground
6
sistem diisolasi dari pengaruh panas. Dalam hal ini berlaku persamaan sebagai berikut;
DU = -W .......................................................................................................(3)
Pada persamaan (3) dapat dilihat bahwa energi kalor (Q) tidak diberlakukan lagi karena
sistem diisolasi, tidak ada kalor yang masuk atau yang keluar dari sistem sehingga
energi sistem naik dengan kerja (W) yang dilakukan terhadap zat berubah semua
menjadi energi dalam DU.
G..2. Mikrokontroler AT89C2051
Mikrokontroler jenis AT89C2051 adalah sebuah CMOS mikrokomputer 8-bit
bervoltase rendah yang memiliki performa tinggi dengan 2 Kilobyte Flash
Programmable Erasable Read Only Memory (PEROM). Perangkat ini dihasilkan oleh
teknologi high density nonvolatile memory technologi yang terus dikembangkan
pabrik ATMEL. Mikrokontroler ini kompatibel dengan standar industri MCS-51 TM
Mikrokontroler AT89C2051 menyediakan beberapa fitur standar, antara lain 2 K byte
Flash memori, RAM 128 byte, 15 jalur input/output, 2 timer/counter 16-bit, 5
arsitektur interupsi jenis two-level, sebuah serial port yang dapat membaca dan
mengirim sinyal dua arah (Full Duplex), sebuah analog komparator yang sangat
presisi, oscilator on-chip dan sirkuit clock. Mikrokontroler AT89C2051 juga didesain
dengan logika statis untik operasi penurunan frekuensi sampai titik nol (frequency
down to zero operation) dan mendukung 2 macam power saving software operasional
mode. Pertama adalah mode Idle yang melakukan penghentian CPU dengan
mengijinkan RAM, timer/counter, serial port, dan sistem interupsi untuk terus
melanjutkan operasinya. Kedua adalah mode Power down yang melakukan
penyimpanan isi dari RAM, melakukan pembekuan dari segi instruksi setnya. Dengan
mengkombinasi sebuah CPU 8-bit versatile dengan Flash pada sebuah monolithic
Chip, ATMEL89C2051 merupakan sebuah mikrokomputer yang sangat kuat dan
memiliki fleksibilitas yang tinggi. Beberapa fitur standar pada mikrokontroller
AT89C2051 antara lain lain 2 K byte Flash memori, RAM 128 byte, 15 jalur
input/output, 2 timer/counter 16-bit, 5 arsitektur interupsi jenis two-level, sebuah
serial port yang dapat membaca dan mengirim sinyal dua arah (Full Duplex), sebuah
analog komparator yang sangat presisi, oscilator on-chip dan sirkuit clock. Berikut ini
konfigurasi pin AT89C2051;
7
Gambar 2. Konfigurasi Pin AT89C2051
H. METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan program PKM-KC ini kami lakukan dalam beberapa tahapan
berikut:
1. Perancangan
2. Pembuatan perangkat keras dan perangkat lunak
3. Uji coba dan Implementasi.
Tahapan perancangan meliputi perancangan bentuk, berat dan geometri rompi,
pemilihan jenis bahan penutup elemen pemanas, tata-letak modul elemen pemanas dan
perkabelan dalam rompi. Berat rompi dirancang tidak lebih dari 0.4 kg sedangkan
bentuk dan geometri serta tata-letak modul elemen pemanas dapat dilihat pada Gambar
1. Dua modul elemen pemanas dipasang di bagian depan rompi yaitu H1 dan H2 untuk
menghangatkan masing-masing bagian dada dan perut (Gambar 3.a). Konektor dan dua
tombol pengaturan S1 dan S2 terletak di rompi bagian depan. Di dalam ropmi bagian
belakang, dipasang dua modul elemen pemanas H3 dan H4 untuk menghangatkan
masing-masing bagian punggung-atas dan punggung-bawah (Gambar 3.b). Rompi
depan dan belakang digabung-lepaskan dengan menggunakan perekat velcro.
H1: pemanas dadaH2: pemanas perut
H3: pemanas punggung-atasH4: pemanas punggung-bawah
(a) (b)
Konektor
H1
H2
Velcro
H4
H3
Velcro
8
Gambar 3. Posisi pemanas H1, H2, H3 dan H4 pada rompi sisi (a) depan dan (b) belakang
Gambar 4. Rancangan modul elemen pemanas
Modul pemanas dibuat dari elemen pemanas dengan bahan nikel (lihat Gambar
4). Modul ini dibungkus dengan keramik dan dipasangi sebuah sekring pengaman
untuk menghindari hubungan pendek. Tiap modul dirancang memiliki daya 5 Watt.
Jadi, daya maksimum yang diperlukan untuk rompi adalah 4×5 Watt yaitu 20 Watt.
Modul pemanas dirancang agar bekerja pada temperatur nyaman bagi tubuh yaitu
3640 C. Elemen pemanas dikemas dengan bahan armid yang tahan temperatur tinggi.
Dengan rancangan ini, modul elemen pemanas tidak membahayakan bagi rompi dan
sistem kelistrikan motor.
Gambar 5 memperlihatkan blok diagram sistem pengontrol rompi penghangat.
Perangkat rompi penghangat ini terdiri dari sistem pengontrol, sistem elemen pemanas
rompi dan sistem catu daya. Pengaturan kerja pemanas dan pewaktuan masing-masing
dilakukan melalui tombol S1 dan S2. Modul pengontrol diwujudkan dengan
mikrokontroler AT89C2051 (dengan pertimbangan kemudahan pemrograman dan
harga yang relatif murah). Sinyal aksi dari pengontrol AT89C2051 dikuatkan oleh
penyangga (IC penguat arus tipe ULN2008) untuk menggerakkan aktuator relay 14
guna mematikan atau menyalakan modul elemen di dalam rompi berdasarkan setting
yang ditentukan oleh pengguna. Pengaturan program dirancang sedemikan rupa
sehingga memudahkan pengguna. Rancangan program pengaturan letak pemanas aktif
dan pewaktuan pemanas oleh tombol S1 dan S2 dapat dilihat pada Tabel 1. Sebagai
contoh, pengguna dapat mengaktifkan pemanas dada dan perut saja selama 30 menit
dengan cara menekan tombol S1 sebanyak dua kali dan S2 sebanyak empat kali; dan
seterusnya. Diagram skematik rangkaian dapat dilihat pada Gambar 6.
I (A)
Elemen pemanas
Kain mantel pemanas
9
Tabel 1. Program pemilihan dan pewaktuan pemanas aktif
S1 (kali) Pemanas Menyala S2 (kali)Waktu on-off
(menit)1 H1 1 52 H1, H2 2 103 H1, H3 3 154 H2, H4 4 305 H1, H2, H3, H4 5 60
Sumber energi listrik diperoleh dari generator sepeda motor yang disadap
setelah melalui komponen cuprox (penyearah) di dalam motor sehinggga alat ini
memperoleh arus searah +12V dari motor untuk mencatu IC penyangga, relay serta
modul elemen pemanas. Regulator berfungsi untuk menyediakan tegangan +5V untuk
mencatu mikrokontroler.
Gambar 5. Rancangan blok diagram sistem pengontrol, relay dan elemen pemanas di rompi
Pengontrol (AT89C2051)
Relay-1 Pemanas-1(H1)
Penyangga(Buffer)
Relay-2Penyangga(Buffer)
Relay-3Penyangga(Buffer)
S1
S2Pemanas-2
(H2)
Pemanas-3(H3)
Relay-4Penyangga(Buffer)
Pemanas-4(H4)
Rompi
Catu daya dari generator motor
Regulator
10
Gambar 6. Diagram skematik rangkaian pengontrol sistem
Setelah perancangan selesai, tahap selanjutnya adalah proses pembuatan
prototipe perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras terdiri dari pembuatan
rompi, pembuatan modul elemen pemanas, pembuatan rangkaian pengontrol, relay dan
catu daya, dan perkabelan. Pembuatan rompi akan disesuaikan dengan rancangan
Gambar 3 dan dilakukan berdasarkan konsultasi dengan pengusaha rompi komersial.
Hal ini dilakukan untuk memperoleh masukan agar rompi penghangat yang dikenakan
terasa nyaman bagi pengguna. Modul pengontrol akan dikemas dengan suatu casing
yang sekecil mungkin guna menghemat ruang dalam rompi. Perangkat lunak dirancang
untuk mengikuti rancangan pengaturan Tabel 1. Program dibuat dengan bahasa rakitan
(assembly).
Selanjutnya, tahap uji coba akan dilakukan baik uji laboratorium maupun uji
lapangan untuk mengetahui kinerja alat ini. Tahap pertama yaitu uji laboratorium
dilakukan pengujian sebagai berikut.
1. Uji Elemen Pemanas Terhadap Suhu Tubuh Manusia
Pengujian ini dilakukan dengan memasang termometer di tiap bagian sisi-
dalam rompi yang bersentuhan dengan tubuh di bawah modul pemanas. Kinerja alat
diungkapkan dengan suhu yang terbaca oleh termometer. Rompi dinyalakan dengan
catu dari sumber catu daya laboratorium. Pengujian rompi dilakukan tanpa beban dan
H1
H2
H3
H4
Sumber Tegangan
R3
R4
R2
R1
ULN2803A
P2P1
AT89C2051
11
dengan beban yaitu dikenakan dan tanpa dikenakan pada manusia. Temperatur tanpa
beban dan dengan beban akan dibandingkan.
Gambar 7. Diagram Alir Metoda Pelaksanaan Program PKM-KC
2. Uji lapangan.
Uji lapangan terbagi menjadi dua objek yang menjadi perhatian, yaitu
pengujian suhu tubuh pengendara motor di malam hari sebelum menggunakan rompi
penghangat dan setelah menggunakan rompi penghangat. Untuk pengujian ini
menggunakan alat pengukur suhu (termometer). Dalam pengujian, dibutuhkan 20–30
kali sampling data setiap jarak dan waktu tertentu. Dari data waktu dan jarak tersebut,
kinerja rompi dapat diketahui. Uji coba lapangan ini akan dilakukan di dalam kampus
agar terhindar gangguan lalu-lintas dan untuk keselamatan pengujian. Implementasi
akan dilakukan setelah dapat disimpulkan kinerja alat ini memenuhi ketentuan
keamanan. Pengujian pengontrol sistem yang bekerja terhadap elemen pemanas harus
sesuai dengan rancangan kerja data sesuai dengan Tabel 1.
I. JADWAL KEGIATAN
NoKegiatan Bulan
Penanggung Jawab & Pelaksana 1 2 3 4 51 Observasi dan Studi Literatur (Deskripsi dan desain:
Konstruksi Sistem)K,A1*
2 Perancangan Perangkat keras dan perangkat lunak K, A1, A2
3 Pembuatan Perangkat keras dan perangkat lunak (Layout
OBSERVASI DAN STUDI LITERATUR
PEMILIHAN KOMPONEN
DESAIN DAN KONTRUKSI
UJI SUBSISTEM
UJI COBA ROMPI PENGHANGAT UNTUK PENGENDARA MOTOR
HASIL
12
dan Pembuatan PCB, Pengemasan, Uji kualitas dan Kalibrasi, Uji program, Pembuatan Laporan Kemajuan)K, A1, A2
4 Penggabungan Sistem K, A1, A2
5 Uji subsistemK, A1, A2
6 Uji laboratorium (Pengumpulan dan Pengolahan Data awal)K, A1, A2
7 Uji lapangan dan penerapan (Pengumpulan Data uji coba)K, A1, A2
8 Pengolahan Data PengujianK, A1
9 Penyusunan Laporan K, A1, A2
*Keterangan untuk Tabel 2K : Ketua, Ilham ZannuaryA1 : Anggota-1, Fahmi SyarifudinA2 : Anggota-2, Ridho Ismoyo Putra
Lokasi Kegiatan
1. Lab Instrumen Fisika, FMIPA UNPAD, Sumedang Km. 21 Jatinangor
2. Lab Workshop Fisika FMIPA UNPAD, Jl.Singaperbangsa Bandung
J. RANCANGAN BIAYA
No Nama Bahan SatuanHarga per
Satuan (Rp)
Harga total (Rp)
1 Rompi 1. Bahan kain 20 m2 20.000,- 400.000,-2. Pengisi (Filler) 20 10.000,- 200.000,-3. Velcro 20 m 10.000,- 200.000,-4. Biaya penjahitan - - 400.000,-
2 Modul Pemanas 1. Kawat nikel 15 10.000,- 150.000,-2. Keramik semen 20 m 10.000,- 200.000,-3. Kain mantel pembungkus(armid) 15 m2 20.000,- 300.000,-4. Konektor elemen 10 m2 20.000,- 200.000,-5. Penjahitan modul elemen pemanas 20 m 5.000,- 100.000,-
3 Komponen elektronika - - 1. Resistor 50 200,- 10.000,-2. Kapasitor 30 500,- 15.000,-
13
3. Led 30 1.000,- 30.000,-4. Mikrokontroler AT89C2051 6 20.000,- 120.000,-
5. Regulator 3 80.000,- 240.000,-6. Relay 20 10.000,- 200.000,-7. Soket 25 3.000,- 75.000,-8. Konektor (kabel 5 warna) 30 m 5.000,- 150.000,-
4 Casing 5 50.000,- 250.000,-5 Perancangan PCB 200.000,-6 Pembuatan film positif dan negatif PCB - - 300.000,-7 Pencetakan PCB - - 300.000,-8 Perancangan perangkat lunak - - 1.000.000,-9 Casing/kemasan prototipe - - 700.000,-10 Pembuatan model (miniatur) - - 2.000.000,-11 Catu daya sebagai generator - - 600.000,-12 Kipas blower 600.000,-13 Termometer 6 50.000,- 300.000,-
Total 9.240.000,-
K. DAFTAR PUSTAKA
H. Resnick, 1988. Fisika. Ed ke-3. Jakarta:Erlangga.Gabel, R.A., Richard, A. 1996. Sinyal dan Sistem Linier. Edisi-3, Erlangga Jakarta.Mappunna, R. _____. Jurusan Teknik Industri, Universitas Guna Dharma, Jakarta.Placo,Dominique.2007. Fundamentals of Instrumentation and Measurement. ISTE
Ltd. :USA.Whitaker,C.,Jerry.2005.The Electronics Handbook 2nd.CRC Press: USA.
L. LAMPIRAN
1. BIODATA KETUA DAN ANGGOTA KELOMPOK
1. Ketua Kelompok
Nama Lengkap : Ilham Zannuary Jenis Kelamin : Laki-LakiNo.Pokok (NPM) : 140310080016Tempat, Tgl Lahir : Tangerang, 29 Januari 1990Alamat Tinggal : Villa Tangerang Indah, GB 4 No. 30No Telepon : 085314148008
Alamat email : [email protected]
Ketua Kelompok
Ilham Zannuary NIM. 14031008016
14
2. Anggota–1
Nama lengkap : Fahmi SyarifuddinJenis Kelamin : Laki-lakiNo.Pokok(NPM) : 140310080001Tempat, Tgl Lahir : Cirebon, 23 Februari 1990Alamat : Jl. Dr. Setia Budi 104, Palimanan CirebonNo.Telepon : 085721485441
Alamat email : [email protected]
Anggota-1
Fahmi Syarifuddin NIM. 14031008001
3. Anggota–2
Nama Lengkap : Ridho Ismoyo PutraJenis Kelamin : Laki-lakiNo.Pokok (NPM) : 140310100091Tempat, Tgl Lahir : Medan, 14 Juli 1993Alamat Tinggal : Panorama Jatinangor L8 RT/RW 02/12 Desa
Cinanjung Kec. TanjungsariNo Telepon : 087827622091
Alamat email : [email protected]
Anggota-2
Ridho Ismoyo Putra NIM. 140310100091
15
2. BIODATA DOSEN PENDAMPING
Nama Lengkap Darmawan Hidayat
Jenis Kelamin Pria
Tempat/Tanggal Lahir Bandung, 15 Desember 1974
NIP/Gol/Jabatan 197412152002121002/IIIc/Lektor
Golongan/Jabatan IIIc/Lektor
Unit Kerja
Alamat Kantor
Tlp Kantor
Alamat Rumah
Jurusan Fisika, FMIPA, Unpad
Jl. Raya Bandung–sumedang Km. 21 Jatinangor,
022-7796014
Komp. Abdi Negara I Blok H-10 No. 18, Rancaekek, Kab.
Bandung, RT/RW 07/24, 40394
Pendidikan
No Perguruan Tinggi Kota dan Negara Tahun Lulus
Bidang Studi
1 Hiroshima University Hiroshima–Jepang
2010 Chemistry and Chemical
Engineering2 Institut Teknologi Bandung Bandung–
Indonesia2004 Instrumentasi dan
Kontrol3 Universitas Padjadjaran Bandung–
Indonesia1998 Fisika
Penelitian
Tahun Judul Penelitian Ketua/anggota
Tim
Sumber Dana
2005 Penerapan Gelombang Ultrasonik untuk Pengukuran Tingkat Kematangan pada Buah Apel
Ketua DIPA Unpad Tahun Anggaran 2006
2006 Analisis Spektral Daya Gelombang Ultrasonik untuk Evaluasi Tingkat Kematangan Buah Apel
Ketua Dirjen Dikti, Surat Perjanjian No.
013/SP3/PP/DP2M/II/2006
2006 Uji Efisiensi Implementasi Prototipe Multi Sel dan Sistem Pakar untuk Optimalisasi Produksi dan Kualitas Udang Windu
Ketua TPSDP, Research Grant, Batch III Tahun 2005,
ADB LOAN NO: 1792-INO
2011 Pengembangan Reaktor Spray Pryrolysis untuk Deposisi Film Tipis Oksida Logam Fungsional
Anggota Hibah Kompetensi Lab. 2011
16