rplp desa pleret
DESCRIPTION
Dokumen ini berisi rencana [enataan lingkungan dan permukiman desa pleret yang digali dari aspirasi warga masyarakat desa Pleret.TRANSCRIPT
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK)
DESA PLERET, KECAMATAN PLERET, KABUPATEN BANTUL, DIY
TAHUN 2011-2020
Halaman Pengesahan
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)
Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)
Desa Pleret Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul
Pada hari Sabtu, 20 Oktober 2010 bertempat di Balai Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, telah dilaksanakan pembahasan dan penyepakatan hasil RencanaPenataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret, Kecamatan Pleret, antara Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP) dan Pemerintah Desa Pleret dengan Tim TeknisPLPBK Kabupaten Bantul.Dokumen ini, yang selanjutnya disebut RPLP, akan menjadi dokumen yang sah dan resmi untuk menjadi acuan pelaksanaan kegiatan Penataan Lingkungan PermukimanBerbasis Komunitas( PLPBK) di Desa Pleret. Segala hal yang berkaitan dengan proses penyusunan RPLP ini menjadi dasar bagi seluruh masyarakat Desa Pleret untukmelaksanakan dan mewujukan pembangunan Desa Pleret menuju lingkungan hunian yang sehat, mandiri, tertib, selaras, sejahtera, produktif, dan berkelanjutan.
Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sesungguhnya agar dapat dilaksanakan dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, DIY,
20 Oktober 2010,
Pihak-pihak yang membuat kesepakatan,
Ketua Tim Teknis PLPBK
Kabupaten Bantul
( Ari Budi Nugroho, ST )
2Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Kepala Desa Pleret
( Nur Subiyantoro )
BKM Maju Makmur
( Ahmad Sudarmi, S.Pd )
Tim Inti Perencanaan Partisipatif
( H. Ismadi )
KATA PENGANTAR
Atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, dan atas perkenan-Nya, dapat Kami selesaikan Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret, Tahun Anggaran
2011.
Dokumen RPLP ini memuat mengenai arahan kebijakan pembangunan yang ada di Kabupaten Bantul dan Kecamatan Pleret, gambaran kondisi Desa Pleret secara keseluruhan,
analisa potensi dan permasalahan pengembangan desa, konsep rencana pengembangan desa dan rencana pengembangan permukiman.
Dengan tersusunnya Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret, Tahun Anggaran 2011 yang telah dilakukan pembahasan dan kesepakatan-
kesepakatan, diharapkan akan dapat menjadi landasan untuk perencanaan pembangunan di Desa Pleret 10 tahun ke depan.
Demikian pengantar ini disusun. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dokumen ini, Penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
Pleret, Oktober 2010
Tim Penyusun Rencana Penataan Lingkungan Permukiman
Tim Inti Perencanaan Partisipatif Desa Pleret
3Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
II.5. Kondisi Perumahan dan Bangunan 23A. Kondisi Bangunan Rumah 23B. Air Bersih dan Sanitasi 23C. Pengelolaan Sampah 23
II.6. Sarana dan Prasarana 24A. Jalan dan Jembatan 24B. Drainase 24C. Irigasi 27D. Listrik 27E. Telekomunikasi 28F. Transportasi 28
II.7. Pelayanan Publik 28A. Pendidikan 28
B. Kesehatan 30C. Keamanan 30
II.8. Kelembagaan 33A. Lembaga Pemerintah 33B. Kelompok Masyarakat 33C. Lembaga Adat 33
BAB III ANALISIS 34III.1. Analisis Kebijakan Perencanaan 34
A. Kebijakan Pembangunan Pemerintah KabupatenBantul
34
B. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) KecamatanPleret
34
C. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa(RPJMDes) Pleret Tahun 2007-2012
36
III.2. Analisis Potensi dan Masalah 37A. Tata Ruang 37B. Perumahan dan Bangunan 37C. Sarana dan Prasarana 38D. Ekonomi 39E. Pelayanan Publik 41F. Kelembagaan 41
III.3. Analisis Proyeksi Jumlah Penduduk 42III.4. Analisis Kebutuhan Fasilitas Pelayanan Lingkungan 42III.5. Analisis Pemilihan Arahan Pengembangan Desa
Pleret43
A. Pertanian 43B. Peternakan 44C. Perikanan 45D. Industri Rumah Tangga 45E. Perdagangan dan Jasa 46
HalamanHalaman Judul 1Halaman Pengesahan 2Kata Pengantar 3Daftar Isi 4
BAB I PENDAHULUAN 6I.1. Uraian Kegiatan 6I.2. Tujuan 6
I.3. Hasil Akhir 6I.4. Sasaran Lokasi dan Kelompok Kegiatan 6I.5. Komponen Kegiatan 7I.6. Tahapan Pelaksanaan Penataan Lingkungan
Permukiman9
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 11II.1. Lokasi Desa Pleret 11II.2. Kondisi Fisik Wilayah 11
A. Penggunaan Lahan 11B. Kawasan Sekitar Sungai 13C. Kawasan Permukiman 13D. Kawasan Pertanian 14E. Kawasan Perdagangan dan Jasa 14F. Ruang Terbuka Hijau 14G. Kawasan Bersejarah 14H. Ancaman Bencana 15
II.3. Kependudukan 15A. Distribusi Penduduk 15B. Kepadatan Penduduk 15C. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian 16D. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur 16E. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 16F. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin 17G. Jumlah Penduduk Miskin 17
II.4. Kondisi Ekonomi 18A. Pertanian 18B. Peternakan 18C. Perikanan 19D. Industri Rumah Tangga 19E. Perdagangan dan Jasa 20
DAFTAR ISI
4Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
BAB V INDIKASI PROGRAM 65V.1. Rencana Pentahapan 65V.2. Rencana Tindak Partisipatif 73
A. Bentuk dan Sistem Pengelolaan PelaksanaanPembangunan
73
B. Kesepakatan tentang Monitoring Evaluasi Partisipatif
74
C. Proses Pelaksanaan Pembangunan 75V.3. Rencana Investasi Pembangunan 76
BAB VI PENUTUP 82VI.1. Kesepakatan Stakeholders 82
A. Masyarakat Desa Pleret 82B. Pemerintah Desa Pleret 82C. Pemerintah Kabupaten Bantul 82
VI.2. Pengesahan Rencana Penataan LingkunganPermukiman (RPLP) Desa Pleret
83
BAB IV KONSEP PENGEMBANGAN 47IV.1. Visi 47IV.2. Misi 47
IV.3. Strategi 47IV.4. Rencana Penataan Lingkungan Permukiman 48
A. Rencana Struktur dan Pola Ruang 481. Rencana Struktur Ruang 482. Rencana Pola Ruang 49
a. Kawasan Lindung 49b. Kawasan Budidaya 49
B. Rencana Pengembangan Permukiman 501. Rencana Arahan Pengembangan
Permukiman50
2. Rencana Vegetasi 513. Rencana Penyediaan Air Bersih 514. Rencana Sanitasi 525. Rencana Persampahan 53
C. Rencana Pengembangan Ekonomi 551. Rencana Pertanian 552. Rencana Peternakan 553. Rencana Industri Rumah Tangga 564. Rencana Perdagangan dan Jasa 565. Rencana Perikanan 57
D. Rencana Pengembangan Sarana Prasarana 571. Rencana Pengembangan Jalan dan
Jembatan57
2. Rencana Pengembangan Drainase 583. Rencana Pengembangan Irigasi 58
E. Rencana Pengembangan Ruang Terbuka Hijau(RTH)
59
1. RTH yang Dijaga Kelestarian danKeberadaannya
59
2. Prioritas Pengembangan RTH 59F. Rencana Mitigasi 60
1. Rencana Mitigasi Gempa 602. Rencana Mitigasi Banjir/Erosi 623. Rencana Endemi Penyakit 62
G. Rencana Pengembangan Kelembagaan 63H. Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas 63
5Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1. Uraian Kegiatan
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) atau disebutjuga Noto Deso Pleret adalah sebuah proses membangun dan mengembangkantatanan sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan dengan dilandasi oleh visi yangdibangun secara bersama-sama oleh masyarakat Desa Pleret.
I. 2. Tujuan
Tujuan umum
Terwujudnya tatanan kehidupan yang harmonis dengan dilandasi budaya majumasyarakatnya guna membangun lingkungan permukiman yang sehat, tertib,selaras, berjatidiri dan lestari.
Tujuan khusus
a. Memampukan masyarakat dalam merencanakan dan mengelolalingkungan permukimannya sebagai upaya untuk perkuatan prosesdemokrasi, akuntabilitas serta tanggung jawab sosial.
b. Mengembangkan kemitraan antara masyarakat dengan pemerintah yangdibangun dengan kerjasama dan pengakuan atas ide-ide danketerampilan kreatif yang dimiliki oleh masyarakat.
c. Mengintegrasikan proses dan hasil perencanaan penataan lingkunganpermukiman yang disusun oleh masyarakat ke dalam sistemperencanaan pembangunan di tingkat daerah.
d. Mendorong tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) ditingkat kelurahan/desa.
I. 3. Hasil Akhir
a. Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret yang didalamnya mencakup Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman(RTPLP) yang disusun secara partisipatif oleh masyarakat bersamapemerintah dan kelompok peduli serta dipahami sebagai bagian daridokumen perencanaan pembangunan kelurahan/desa.
c. Aturan tertulis tentang pembangunan/pengelolaan permukiman yangdisepakati masyarakat bersama pemerintah sebagai komitmen bersamasebagai sarana mewujudkan perubahan sikap dan perilaku masyarakat.
d. Kelembagaan pembangunan atau unit pengelola pembangunan SEL(sosial, ekonomi dan lingkungan) yang andal dan mampu berperan sebagaipusat pelayanan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dankesejahteraan masyarakat di wilayahnya.
e. Terwujudnya atau terlaksananya pembangunan fisik kawasan prioritasyang dilakukan oleh masyarakat dengan bimbingan pemerintah dandukungan berbagai pihak dengan berbagai sumber daya.
I. 4. Sasaran Lokasi dan Kelompok Kegiatan
Sasaran Lokasi Kegiatan
Desa Pleret merupakan salah satu desa yang berhak melaksanakan PLPBK diwilayahnya, karena telah melaksanakan kegiatan PAKET atau kegiatankemitraan setara PAKET. Selain itu Desa Pleret memiliki BKM yang memenuhikualifikasi BKM berdaya menuju mandiri atau BKM mandiri.
Sasaran Kelompok Kegiatan
a. Masyarakat/BKM/LKMMasyarakat Desa Pleret utamanya kelompok miskin dengan BKM/LKM yang memenuhi kriteria berdaya menuju mandiri atau mandiri.
b. Pemerintah DaerahPerangkat pemerintahan tingkat kota/kabupaten, kecamatan hinggakelurahan/desa, khususnya yang terkait dengan perencanaanpembangunan dan tata ruang, pengembangan potensi, pengembangandan pembangunan permukiman, penataan bangunan-lingkungan,pengembangan ekonomi masyarakat, pertanahan, serta mitigasibencana.
c. Pihak Terkait LainnyaPihak pemangku kepentingan atau kelompok peduli di luar masyarakatDesa Pleret dan perangkat pemerintahan seperti sektor swasta,perbankan, LSM, perguruan tinggi, asosiasi profesi dan usaha sejenis, dllyang terkait langsung maupun tidak langsung dengan pengembanganpotensi kawasan.
6Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
I. 5. Komponen Kegiatan
Komponen untuk Masyarakat Desa Pleret
a. Fasilitasi Pendampingan
Yaitu serangkaian kegiatan edukasi dan pelatihan, membangunkomitmen bersama, melakukan survei swadaya, merumuskan kebutuhannyata dari hasil pendataan swadaya, menyusun rencana tindak penataanlingkungan permukiman, sampai dengan pendampingan danpengawasan pelaksanaan konstruksi melalui penugasan tim fasilitator.
b. Fasilitasi Pendanaan
Fasilitas dana ini bukanlah penyediaan dana untuk membiayai seluruhrencana pembangunan yang telah dibuat, melainkan merupakan danastimulan untuk belajar praktek melaksanakan pembangunan lingkunganpermukiman. Sehingga masih diperlukan upaya lanjut untuk menggalangdana swadaya dari masyarakat, pemda dan kelompok peduli, sertasumberdaya dari berbagai pihak lainnya.
Dana untuk PLPBK disebut Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM),yang hanya boleh digunakan untuk membiayai kegiatan yang langsungterkait dengan penataan kembali lingkungan permukiman. Jumlahalokasi dana BLM diinformasikan secara terbuka, sehingga dapatdiketahui oleh seluruh lapisan masyarakat secara transparan.
Bila dalam waktu yang telah ditentukan BKM/LKM dinilai tidak dapatmenunjukan kemampuan dan kesungguhan melaksanakanketentuan/aturan yang ditetapkan, maka alokasi dana yang ada,sebagian atau seluruhnya, dapat ditangguhkan atau dibatalkan. Demikianhalnya apabila BKM/LKM tidak mampu mencairkan seluruh alokasi danaBLM hingga masa pelaksanaan proyek berakhir, maka sisa alokasi danaBLM harus dikembalikan ke kas negara.
Tabel Alokasi dan Ketentuan Pencairan BLM
Tahapan Pencairan
Alokasi Peruntukan Syarat Pencairan
BLM-1Rp.200.000.000
1. Biaya Tenaga Ahli Pendamping Perencanaan Partisipatif (25 juta),
2. Dukungan proses perencanaan dan pemasaran (175 juta).
1. Setelah SPPB ditandatangani dan diverifikasi oleh Korkot Advance/ Askot Mandiri Adv.
2. Rencana Kerja Kegiatan (termasuk RAB dan Jadwal) Perencanaan disepakati dan diverifikasi Korkot Advance/Askot Mandiri Adv.
BLM-2Rp.500.000.000
1. Biaya Tenaga Ahli Pendamping Pemasaran (25 juta),
2. Pelaksanaan Pembangunan Fisik 1 & 2 (400 juta),
3. Dukungan proses perencanaan dan pemasaran (75 juta).
1. RPLP selesai dan disepakati warga & Pemerintah kota/kabupaten,
2. Rencana kerja tindak lanjut (termasuk RAB dan Jadwal) untuk pemasaran hasil perencanaan partisipatif telah disepakati dan diverifikasi Korkot Advance/Askot Mandiri Advance,
3. Bila terjadi sisa alokasi pemanfaatan kegiatan dukungan proses perencanaan dan pemasaran maka dapat dialihkan sebagai penambahan pelaksanaan pembangunan fisik yang dikuatkan dengan Berita Acara yang diverifikasi Korkot Advance/Askot Mandiri Advance.
BLM-3Rp.300.000.000
Pelaksanaan Pembangunan Fisik 3(300 juta)
1. Laporan kemajuan pekerjaan dan rencana kerja pelaksanaan kegiatan fisik selanjutnya yang akan dilakukan (disertai DTPL) dan diverifikasi Korkot
2. Advance/Askot Mandiri Advance.
3. Penggunaan dana untuk pelaksanaan kegiatan fisik 2 (kedua) sudah 100%, dipertanggung jawabkan (laporan keuangan terkini) dan diverifikasi Korkot Advance/Askot Mandiri Advance.
4. Laporan keseluruhan pelaksanaan pekerjaan disertai dengan laporan pertanggungjawaban keuangan (dengan kinerja keuangan memadai), diverifikasi Korkot Advance/Askot Mandiri Advance.
Sumber: Dokumen Pedoman Pelaksanaan PLP-BK, 2010.
7Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Komponen Dukungan Teknis untuk Pemerintah Kabupaten dan PemangkuKepentingan Lain
a. Dukungan Teknis kepada Pemerintah Kota/Kabupaten
1. Lokakarya dan sosialisasi para pelaku tingkat kota/kabupaten.
2. Pengelolaan kegiatan fasilitasi untuk perencanaan, pemasaran sosialdan pengelolaan kegiatan fisik.
3. Supervisi dan pendampingan proses penyusunan RPLP dan RTPLP ditingkat masyarakat.
4. Monitoring dan evaluasi kegiatan proyek melalui SIM dan uji petik.
5. Memfasilitasi pemahaman tim teknis pemda tentang SIM PLPBK.
6. Pelaksanaan FGD tentang perkara kritis lingkungan di tingkatkota/kabupaten melalui KBP.
7. Pertemuan/musyawarah KBP secara intensif, khususnya terkait agendapengembangan lingkungan permukiman berbasis komunitas.
8. Penguatan dan pengokohan KBP sebagai pendorong good governance,mengkaji perkara kritis penataan lingkungan permukiman di tingkatkabupaten, serta perencanaan oleh masyarakat.
9. Memfasilitasi pemerintah kota/kabupaten dalam mengintegrasikanRPLP dan RTPLP dalam dokumen perencanaan tingkat kota/kabupaten.
10. Pelatihan dan bimbingan yang berkaitan dengan PLPBK termasukpenyediaan bahan dan media belajar.
11. Studi lapangan untuk belajar bersama masyarakat.
12. Pengembangan kelembagaan.
b. Dukungan Teknis kepada Pemangku Kepentingan Lainnya
1. Mendukung kegiatan perencanaan, pemasaran sosial dan pengelolaankegiatan fisik dalam PLPBK di kelurahan/desa terpilih.
2. Pelaksanaan FGD tentang perkara kritis lingkungan di tingkatkota/kabupaten melalui KBP.
3. Pertemuan/musyawarah KBP secara intensif, khususnya terkait denganagenda penataan lingkungan permukiman berbasis komunitas
4. Penguatan dan pengokohan KBP sebagai pendorong good governance,mengkaji perkara kritis penataan lingkungan permukiman di tingkatkota/kabupaten, serta perencanaan oleh masyarakat.
5. Pelatihan dan bimbingan yang berkaitan dengan PLPBK termasukpenyediaan bahan dan media belajar.
6. Studi lapangan untuk belajar bersama masyarakat.
7. Pengembangan kelembagaan.
Komponen Dukungan Teknis yang Diperlukan dari PemerintahKota/Kabupaten dan Pemangku Kepentingan Lainnya
a. Dukungan Teknis yang Diharapkan dari PemerintahProvinsi/Kota/Kabupaten
1. Membentuk Tim Teknis di tingkat pemda yang bertugas memberibimbingan teknik, fasilitasi kegiatan perencanaan dan pemasaran, sertasupervisi pelaksanaan pembangunan fisik dalam rangka integrasiperencanaan PLPBK di tingkat masyarakat dengan perencanaanpembangunan di tingkat kota/kabupaten.
2. Pada Tahap Perencanaan memberi masukan bagi penetapan kebijakan,kegiatan dan anggaran untuk mendukung realisasi harmonisasi danintegrasi RPLP, RTPLP dan aturan-aturan lain yang menjadi kesepakatanAturan Bersama (AB) berbasis komunitas.
3. Mendorong dan memastikan bahwa mitigasi bencana menjadi bagiandari produk perencanaan PLPBK yang sejalan dengan perencanaanmitigasi bencana di tingkat kota/kabupaten serta memfasilitasi agartersosialisasi dan terlaksana dengan baik di masyarakat.
4. Memberi dukungan dan kepastian hukum terhadap hasil perencanaan,sehingga RPLP dan RTPLP dapat digunakan sebagai masukan pentingdalam perencanaan detil tata ruang tingkat kota/kabupaten, terutamadalam rencana tata bangunan dan lingkungan.
5. Pada Tahap Pemasaran Produk Perencanaan memberi dukunganinformasi dan penguatan pengembangan ekonomi lokal dan mendorongsinergi dengan pengembangan ekonomi tingkat kabupaten/kota.
6. Sinergi program kegiatan dalam RPLP dan RTPLP dengan berbagaikegiatan SKPD terkait (bersifat lintas-sektor).
7. Pada Tahap Pelaksanaan Fisik memfasilitasi aspek-aspek teknis yangterkait dengan peraturan dan standard teknis yang berlaku di tingkatkota/kabupaten.
8. Mendorong TKPKD sebagai lembaga koordinasi penanggulangankemiskinan untuk dapat berperan aktif dalam memberi masukan danmemfasilitasi proses pelaksanaan PLPBK agar hasilnya dapat bersinergidengan kebijakan penanggulangan kemiskinan tingkat kota/kabupaten.
9. Memberikan fasilitas diantaranya BOP Tim Teknis yang digunakan untukmendukung pelaksanaan kegiatan PLPBK.
8Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
b. Dukungan Teknis yang Diharapkan dari Pelaku Lokal
1. Memfasilitasi pemangku kepentingan lainnya untuk dapat memberikanberbagai dukungan terhadap pelaksanaan kegiatan PLPBK.
2. Pada Tahap Perencanaan memberi masukan bagi penetapan kebijakan,program, dan anggaran untuk mendukung integrasi RPLP, RTPLP danaturan-aturan yang menjadi kesepakatan Aturan Bersama (AB) berbasiskomunitas.
3. Pada Tahap Pemasaran Produk Perencanaan memberikan dukunganinformasi dan penguatan terhadap pengembangan ekonomi lokal,serta mendorong sinergi pengembangan ekonomi kota/kabupaten.
4. Sinergi RPLP dan RTPLP dengan berbagai program atau kegiatan pelakulokal terkait.
5. Pada Tahap Pelaksanaan Fisik memfasilitasi masyarakat dalammelaksanakan kontrol kualitas teknis yang sesuai dengan peraturandan standar teknis yang berlaku di tingkat kota/kabupaten.
Gambar Skenario Pelaksanaan Kegiatan
I. 6. Tahapan Pelaksanaan Penataan Lingkungan Permukiman
a. Tahap Persiapan
Inti kegiatan dalam tahap ini dilakukan setelah adanya penetapan lokasisasaran. Pada tahap persiapan, sosialisasi kegiatan dilakukan melaluiberbagai media dengan penekanan pada lokakarya orientasi kegiatansecara berjenjang di daerah. Hal ini didukung dengan keterlibatan SKPDmelalui pembentukan Tim Teknis Pemda Tingkat Kota/Kabupaten sertaketerlibatan dalam Tim Inti PLPBK di tahap perencanaan, pemasaran danpelaksanaan pembangunan.
Tim Teknis Pemda adalah tim kerja yang dibentuk oleh pemerintah daerahsetempat, beranggotakan unsur-unsur dinas yang terkait denganperencanaan pembangunan dan pengembangan ekonomi, lingkunganpermukiman dan pemberdayaan masyarakat. Tim Teknis berfungsi sebagaifasilitator, dinamisator, serta nara sumber, yang mempertemukan antarapihak masyarakat (didukung oleh Tim Inti PLPBK) dengan pemerintahdaerah. Hal-hal yang perlu di fasilitasi dan dimediasi oleh Tim Teknis adalahhal-hal yang terkait kebijakan pemerintah daerah (RTRW kota/kabupaten,kebijakan investasi daerah dll), teknis penyusunan rencana masyarakat,serta kedudukan hasil-hasil kesepakatan masyarakat terhadap peraturan-peraturan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap.
Tim Inti PLPBK dibentuk oleh masyarakat yang sekurang-kurangnyamemenuhi unsur kelurahan/pemerintah desa, BKM/LKM, pemangkukepentingan dan atau kelompok peduli tingkatkelurahan/desa, sertaperwakilan dari SKPD, yang berfungsi menjembatani kepentinganmasyarakat kelurahan/desa dengan pemerintah daerah dan institusi swastayang berkompeten (minimal masing- masing unsur diwakili oleh satu orangyang tetap selama pelaksanaan PLPBK).
Tim Inti PLPBK ini terdiri atas Tim Inti Perencanaan Partisi patif (TIPP), TimInti Pemasaran (TIP), dan Tim Pelaksanaan Pembangunan (TPP). Tim Intitersebut akan dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan waktu pelaksanaankegiatan oleh masyarakat. Setiap Tim Inti akan didukung oleh pokja-pokjayang disesuaikan dengan kebutuhan tiap kegiatan.
b. Tahap Perencanaan Partisipatif
Inti kegiatan pada tahap ini adalah membangun kolaborasi perencanaan,antar berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, dan pelaku usaha/swasta)untuk dapat saling terbuka berbagi informasi, melakukan dialog, konsultasi,dan bersepakat terhadap arahan pengembangan lingkungan permukiman,serta aturan dan atau pokok-pokok perencanaan pembangunan.
1. Manajemenpembangunanberkelanjutansecara mandirioleh komunitas.
2. Fasilitasi danpembinaansepenuhnya olehpemerintahkota/kabupaten.
3. Monitoring dansupervisi olehpemerintahkota/kabupaten.
1. Pendampingan/penguatan kapasitaswarga untuk menyepakati aturanbangunan dan hal lain dalam PLPBK.
2. BLM untuk proses perencanaan(RPLP, RTPLP, AB) oleh warga.
3. Harmonisasi dan integrasi rencana(RPLP, RTPLP, AB) oleh Pemda danmasyarakat.
4. Pengembangan kapasitas Pemdaoleh pemerintah pusat.
5. Dokumen program yang disepakatipemerintah dan masyarakat.
6. Monitoring dan supervisi olehpemerintah.
PERIODE II PERIODE IIIPERIODE I
1. Pelaksanaankegiatan fisik.
2. Fasilitas (promosi, channelling, kemitraan) olehkonsultan danpemerintahkota/kabupaten.
3. Dukunganprogram olehpemerintah danpihak lain.
4. Monitoring dansupervisi olehpemerintah.
Sumber: Dokumen Pedoman Pelaksanaan PLP-BK, 2010.
9Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Hasil perencanaan partisipatif tidak hanya mencakup penataan fisik
lingkungan semata, namun harus menggerakkan potensi ekonomi lokal
yang didukung pelayanan sosial yang baik, serta pembangunan institusi
yang mendukung penataan lingkungan permukiman, dalam rangka
perubahan perilaku masyarakat. Tahap kegiatan ini adalah :
1. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat.
2. Persiapan Proses Perencanaan Partisipatif.
3. Penyusunan RPLP Desa Pleret dengan masa 10 tahun, termasukpenyusunan aturan bangunan dan lingkungan setempat, dan aturan-aturan lain yang menjadi Aturan Bersama.
4. Penyusunan Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman(RTPLP) dengan masa berlaku perencanaan 5 tahun.
c. Tahap Pemasaran Hasil Perencanaan Partisipatif
Inti kegiatan pada tahap ini adalah melakukan proses pemasaran hasil
perencanaan kawasan yang akan ditata kembali (RPLP) dan telah tersedia
RTPLP kepada berbagai pihak seperti antara lain dinas/instansi pemerintah
(sumber dana APBN/APBD) maupun lembaga/instansi non-pemerintah
seperti lembaga bisnis, sosial baik ditingkat nasional maupun multi
nasional, sehingga terjadi kerjasama yang saling menguntungkan atau
kontribusi sepihak seperti chanelling dari dinas/sektor lain.
Untuk membantu masyarakat melakukan hal tersebut, masyarakat berhak
merekrut tenaga ahli pemasaran yang bertugas membantu masyarakat
yang dalam hal ini direpresentasikan oleh Tim Pemasaran (TP) untuk
mempersiapkan, menyusun strategi, dan menginisiasi langkah awal
pelaksanaan pemasaran kawasan tersebut.
d. Tahap Pelaksanaan Pembangunan
Paralel dengan proses pemasaran, dilakukan pula tahapan kegiatan
Pelaksanaan Pembangunan Fisik tahap 1. Tahapan ini merupakan bagian
dari pembangunan di lokasi RTPLP. Kegiatan ini merupakan hasil nyata
gagasan perubahan sosial sebagai ‘mock up’ yang diharapkan mampu
membangun kepercayaan di masyarakat untuk mewujudkan perubahan
sikap dan perilaku seutuhnya.
Pada tahap pelaksanaan pembangunan perlu dibentuk Tim PelaksanaPembangunan (TPP). Pengelolaan kegiatan pembangunan akan dilakukanoleh TPP bersama dengan TP, termasuk BKM dan jajarannya sertaperangkat kelurahan/desa yang difasilitasi dan didampingi oleh TimKonsultan (Tim Korkot Advance) dan Tim Teknis PemerintahKota/Kabupaten.
Pelaksanaan pembangunan fisik hasil rencana tindak penataan lingkunganpermukiman tidak hanya sebagai bentuk peningkatan kualitas permukimanserta penggalian potensi yang dimiliki kelurahan/desa namun tujuan utamaadalah untuk mewujudkan perubahan sikap dan perilaku masyarakat .
Untuk mewujudkan hal itu, tahap pelaksanaan kegiatan fisik dikelurahan/desa akan dilakukan dalam dua tahapan (Pembangunan Fisiktahap 2 dan tahap 3) sesuai dengan ketersediaan BLM yaitu sebagian dariBLM-2 dan BLM-3. Kedua tahapan ini dapat menyelesaikan kegiatan-kegiatan yang serupa dalam waktu pelaksanaan yang berurutan.
Tahapan ini dilakukan untuk menumbuh kembangkan kemampuan sertaproses bekerja dan belajar masyarakat dalam penataan lingkunganpermukiman, khususnya dalam pelaksanaan dan pengelolaan kegiatankonstruksi. Iharapkan hasil dari pembangunan ini akan mewujudkanlingkungan yang aman, tertib, sehat, selaras dan lestari yang menjunjungnilai-nilai budaya lokal.
10Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Data-data tentang gambaran umum wilayah Desa Pleret ini merupakan hasil daripemetaan swadaya pada basis pedukuhan yang telah disepakati di tingkat desa.
II. 1. Lokasi Desa Pleret
Desa Pleret terletak di Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Propinsi DaerahIstimewa Yogyakarta. Kurang lebih berjarak 12 km pada arah tenggara daripusat kota Kabupaten Bantul. Desa Pleret merupakan Ibukota Kecamatan Pleretyang secara administratif dibatasi oleh:
Sebelah utara : Desa Jambidan dan Desa Wirokerten
Sebelah timur : Desa Bawuran dan Desa Segoroyoso
Sebelah selatan : Desa Segoroyoso
Sebelah barat : Desa Wonokromo
Gambar Lokasi Desa Pleret
Secara administratif, Desa Pleret terdiri dari 11 pedukuhan, yaitu:
1. Pedukuhan Gunungan
2. Pedukuhan Trayeman
3. Pedukuhan Bedukan
4. Pedukuhan Kauman
5. Pedukuhan Gunungkelir
6. Pedukuhan Kanggotan
7. Pedukuhan Kerto
8. Pedukuhan Keputren
9. Pedukuhan Kedaton
10. Pedukuhan Karet
11. Pedukuhan Pungkuran
II. 2. Kondisi Fisik Wilayah
Wilayah Desa Pleret dibatasi 2 sungai yaitu sungai Opak dan sungai Gajahwong,sungai-sungai yang cukup besar di wilayah Kabupaten Bantul, dan mengalirsepanjang tahun. Debit air sungai sangat dipengaruhi oleh besarnya curah hujandan recharge dari tanah. Saat musim penghujan debit aliran relatif besar,sedangkan saat kemarau akan terjadi penurunan debit karena aliran hanyaberasal dari air tanah atau mata air di bagian hulu.
Wilayah Desa Pleret merupakan daerah datar dengan ketinggian 50-100 meterdi atas permukaan laut. Kondisi ini potensial untuk iklim stabil dalam aspekpertanian, dengan mengacu dua musim, kemarau dan penghujan.
Berdasarkan Peta Geologi Yogyakarta tahun 2004, wilayah desa Pleret termasukdalam formasi endapan vulkanik Gunungapi Merapi muda yang terbentuk padajaman kuarter. Material penyusunnya yang dominan adalah pasir dan debuvulkanik. Di samping itu terdapat pula sisipan tuff, abu, breksi, aglomerat danlelehan lava yang tidak terpisahkan.
A. Penggunaan Lahan
Wilayah Desa Pleret memilki luas 423,15 Ha yang terdiri dari tanahpertanian 50,08%; tanah pekarangan dan pemukiman 43,04%; jalan 2,08%;lapangan 0,59%; dan lain-lain 4,21%.
Dari luas penggunaan tanah pekarangan dan pemukiman tersebut,distribusi pemanfaatannya adalah untuk tempat tinggal 80,5%; industri0,9%; perdagangan dan jasa 2,1%; perkantoran 2,3%; pasar 1,5%; dansekolahan 12,7%.
11Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
1
23
4
56 7 8
9
10
11
12Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Gunungan
TrayemanBedukan
Kauman
Gunungkelir
KaretPungkuran
Kanggotan
KertoKedaton
Keputren
Permukiman
Pertanian
Hutan
Tegalan
Pertanian;
211,92
Permukiman;
182,12
Jalan; 8,8
Lapangan; 2,5
Lain-lain; 17,81
Gambar Distribusi Penggunaan Lahan Desa Pleret (dalam Ha)
146,61
1,653,82
4,21
2,7
23,13
Tempat tinggal
Industri
Perdagangan & jasaPerkantoran
Pasar
Sekolah
Sumber : RPP Desa Pleret, JRF, 2009.
B. Kawasan Sekitar Sungai
Desa Pleret diapit oleh 2 sungai, Gajahwong di bagian barat dan sungaiOpak di bagian timur. Kedua sungai ini bertemu di bagian selatan DesaPleret.
Dari 11 dusun yang ada di Desa Pleret, 5 di antaranya bersinggunganlangsung dengan aliran sungai ini, yaitu Dusun Gunung Kelir, DusunPungkuran, Dusun Karet, Dusun Bedukan, dan Dusun Kanggotan. Sungaiyang membatasi Desa Pleret digunakan warga untuk berbagai macamkegiatan, yaitu MCK (mencuci, buang air, dll), penambangan pasir,memandikan ternak, memancing, dan pengairan berkala. Pemanfaatansungai, terutama MCK dan penambangan, membuat kawasan sungai rentanmengalami penurunan kualitas.
Demikian pula dengan bantaran sungai, yang meskipun masih banyakditumbuhi pepohonan, kondisinya terancama oleh kerusakan. Kondisibantaran sungai di Desa Pleret secara umum masih banyak ditumbuhipohon, banyak sampah, dan mulai terkikis akibat erosi.
Gambar Kondisi Lingkungan Sekitar Sungai di Desa Pleret
Sumber : Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Pleret, 2010.
C. Kawasan Permukiman
Karakter permukiman di Desa Pleret pada
umumnya cukup padat dengan akses jalan yang
sempit dan belum memiliki pola yang jelas,
terutama pada kawasan yang berada di tengah
blok permukiman.
Pemanfaatan pekarangan rumah warga pada
umumnya adalah ditanami pepohonan produktif
dan buah. Selain itu, di sebagian besar kawasan,
pekarangan dimanfaatkan untuk memelihara
ternak dan kolam ikan secara individu.
13Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Gunungan
TrayemanBedukan
KaumanGunungkelirKanggotan
KertoKeputren
Kedaton
Karet
Pungkuran
D. Kawasan Pertanian
Luas lahan pertanian di Desa Pleret adalah 211,92 Ha atau sekitar 50,08%dari total luas wilayah Desa Pleret. Karakter tanahnya kering dan sebagianberpasir. Lahan pertanian yang mendapat irigasi semi teknis sekitar 80%dan sisanya adalah tanah pertanian tadah hujan. Sebaran kawasanpertaniannya ada di Pedukuhan Gunungkelir, Gunungan, Bedukan,Keputren, Kedaton, Karet, Pungkuran, dan Trayeman.
Desa Pleret termasuk daerah hilir, untuk memenuhi kebutuhan airnyamasih mengandalkan sumber air yang berasal dari dam Karangploso(Sungai Opak) yang berada di wilayah Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan,dengan jarak sekitar 14 km. Di daerah hulu banyak pengrajin batu bata disekitar jaringan irigasi yang mengakibatkan jaringan irigasi rusak. Ditambahlagi dengan banyaknya kolam perikanan di sepanjang jaringan yangmengakibatkan semakin berkurangnya pasokan air untuk daerah hilir.
Kondisi ini mengakibatkan kurangnya pasokan air ke Desa Pleret, terutamadi musim kemarau. Sebaliknya di musim penghujan Desa Pleret mendapatlimpahan air yang berlebih dari daerah hulu, sehingga seringmengakibatkan banjir di lahan pertanian maupun permukiman penduduk.
E. Kawasan Perdagangan dan Jasa
Desa Pleret merupakan ibukota Kecamatan Pleret, maka dari itu banyakkegiatan jasa-jasa dan perdagangan yang ada di wilayahnya. Dominasikegiatan perdagangan dan jasa nampak pada fungsi pasar, pertokoan,warung, pelayanan jasa-jasa, dan beberapa mini market.
Sebaran aktivitas ini antara lain pada sekitar Kantor Kecamatan Pleret, padaruas-ruas jalan utama di Pedukuhan Kauman, Trayeman, Kerto, danKanggotan. Aktivitasnya sangat beragam, mulai dari penyediaan kebutuhanpokok, distribusi hasil-hasil produksi Desa Pleret, serta pemenuhanpelayanan jasa-jasa.
F. Ruang Terbuka Hijau
Fungsi RTH di Desa Pleret tidak hanya sebagai kawasan resapan, namunjuga sebagai kebutuhan utama lokasi evakuasi saat terjadi bencana. RTHyang ada di Desa Pleret kebanyakan adalah lapangan olahraga yangtersebar di beberapa lokasi. Atara lain lapangan besar di PedukuhanKauman dan Kerto, serta lapangan-lapangan kecil di pedukuhan lainnya.
G. Kawasan Bersejarah
Desa Pleret memiliki banyak peninggalan situs bersejarah yang menurutpara ahli merupakan peninggalan Kraton Kerto pada masa pemerintahanSultan Agung dan Kraton Pleret pada masa pemerintahan SusuhunanAmangkurat I. Peninggalan bersejarah ini ada yang berbentuk sisabangunan, bangunan utuh, maupun artefak-artefak. Peninggalan initersebar di Pedukuhan Gunungan, Gunungkelir, Kauman, Kanggotan,Kedaton, dan Kerto.
Gambar Sebaran Kawasan Bersejarah di Desa Pleret
Sumber : Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Pleret, 2010.
14Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Gunungan
TrayemanBedukan
KaumanGunungkelirKanggotan
KertoKeputren
Kedaton
Karet
Pungkuran
H. Ancaman Bencana
Bencana yang mengancam Desa Pleret secara keseluruhan adalah gempabumi. Tingkat kerawanan gempa termasuk kategori tinggi karena DesaPleret berada pada patahan sesar Opak (pada sungai Opak). Desa Plerettermasuk desa yang mengalami kerusakan parah akibat bencana gempabumi yang terjadi tahun 2006.
Selain gempa, kejadian bencana di Desa Pleret adalah akibat angin danbanjir yang hampir terjadi setiap tahun. Bencana yang juga berpotensimengancam Desa Pleret adalah epidemi penyakit. Potensi bencana initerakait dengan kondisi kesehatan lingkungan di Desa Plerert yang masihbelum tertata.
Desa Pleret telah memiliki pengaturan mengenai penanggulangannbencana yang terangkum dalam dokumen Rencana Penataan Permukimanpada tahun 2009.
II. 3. Kependudukan
A. Distribusi Penduduk
Jumlah Penduduk Desa Pleret seluruhnya 12.150 jiwa yang tersebar di 11Pedukuhan dengan jumlah KK 3.577.
Tabel Distribusi Penduduk Desa Pleret
Sumber : RPP JRF Desa Pleret, 2009.
B. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk bruto Desa Pleret adalah 2.871 jiwa per km2.Kepadatan penduduk bruto adalah perbandingan jumlah pendudukkeseluruhan dengan jumlah luas wilayah keseluruhan.
Pedukuhan Luas wilayah (Ha) Jumlah KK Jumlah (jiwa)
Gunungan 29,5 181 590Trayeman 50,9 294 822Kauman 31,0 341 1.021Gunung Kelir 70,5 315 945Kedaton 36,7 372 1.416Pungkuran 55,1 304 990Karet 38,9 411 1.327Kerto 36,7 520 2.080Kanggotan 21,9 460 1.609Bedukan 26,9 203 691Keputren 27,0 176 659Jumlah 423,1 3.577 12.150
0
500
1000
1500
2000
2500
Daerah Rawan Banjir
Patahan/Sesar Opak
15Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Gunungan
Trayeman
Bedukan
Kauman
GunungkelirKanggotan
KertoKeputren
Kedaton
Karet
Pungkuran
Tabel Kepadatan Penduduk Desa Pleret per Dusun
D. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Jumlah penduduk berdasarkan struktur umur dapat digunakan untukmengetahui kelompok usia produktif tenaga kerja di Desa Pleret.
Tabel Jumlah Penduduk Desa Pleret Berdasarkan Kelompok Umur
Pedukuhan <2.000 jiwa/km22.000-3.500
jiwa/km2>3.500
jiwa/km2
Gunungan - 2.000 -Trayeman 1.612 - -Kauman - 3.298 -Gunung Kelir 1.340 - -Kedaton - - 3.857Pungkuran 1.798 -Karet - 3.414 -Kerto - - 5.672Kanggotan - - 7.334Bedukan - 2.560 -Keputren - 2.441 -
Sumber : RPP JRF Desa Pleret, 2009.
Kepadatan bruto tertinggi berturut-turut terdapat di pedukuhan Kanggotan,Kerto, kemudian Kedaton. Sedangkan yang paling rendah kepadatannyaadalah pedukuhan Gunungkelir. Secara umum tingginya angka kepadatanbruto dipengaruhi oleh guna lahan dan ketersediaan sarana-prasarana(lahan pertanian, sekolah, perdagangan, dsb).
C. Jumlah Penduduk Menurut Pencaharian
Tabel Penduduk Berdasar Mata Pencarian
Dukuh PetaniBuruh
taniBuruh
bangunanPedagang PNS Swasta
Industri RT
Lain-lain
Jml
Gunungan 94 142 112 36 19 30 24 133 590Trayeman 132 198 156 41 27 62 17 189 822Kauman 164 246 194 17 26 28 18 328 1.021Gunungkelir 152 226 180 68 17 21 25 256 945Kedaton 110 164 166 78 32 69 15 782 1.416Pungkuran 79 119 213 215 14 122 54 168 990Karet 212 318 321 99 23 44 61 249 1.327Kerto 332 498 395 16 50 36 76 677 2.080Kanggotan 6 6 62 592 57 35 6 845 1.609Bedukan 112 166 131 26 17 50 15 174 691Keputren 114 158 125 34 31 38 5 154 659Jumlah 1.507 2.241 2.055 1.222 313 541 316 3.955 12.150
% 12,40 18,44 16,91 10,06 2,58 4,45 2,60 32,55 100
Sumber : RPP JRF Desa Pleret, 2009.
Sumber : RPP JRF Desa Pleret, 2009.
Penduduk Desa Pleret paling banyak berada pada kelompok umur 25-49tahun, atau pada usia kerja. Artinya Desa Pleret memiliki sumber dayamanusia pada usia produktif yang cukup banyak.
E. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Data Penduduk berdasarkan struktur pendidikan Desa Pleret secara lengkapseperti dalam tabel berikut :
PedukuhanStruktur Umur
Jumlah0-14 15-24 25-49 50 <
Gunungan 143 89 216 142 590Trayeman 104 126 449 143 822Kauman 208 157 171 485 1.021Gunung Kelir 217 159 178 391 945Kedaton 371 323 402 320 1.416Pungkuran 252 283 236 219 990Karet 307 155 547 318 1.327Kerto 560 468 604 448 2.080Kanggotan 443 227 652 287 1.609Bedukan 143 104 240 204 691Keputren 129 148 249 133 659Jumlah 2.877 2.239 3.944 3.090 12.150
% 23,68 18,43 32,46 25,43 100
Mata pencaharian penduduk Desa Pleret banyak tergantung pada sektorpertanian. Sementara lainnya bekerja pada sektor industri kecil danperdagangan.
Penduduk Desa Pleret paling banyak bekerja sebagai buruh tani dan buruhbangunan. Hal ini mengindikasikan bahwa mereka tidak memiliki lahanpertanian sendiri. Jumlah petani pemilik lahan adalah 12,4% yang jugaberaktivitas di bidang peternakan dan perikanan.
16Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Tabel Jumlah Penduduk Desa Pleret Berdasarkan Tingkat Pendidikan
PedukuhanJenis kelamin
Total KKL P
Gunungan 283 307 590 181Trayeman 407 415 822 294Kauman 495 526 1021 341Gunung Kelir 464 481 945 315Kedaton 680 736 1416 372Pungkuran 431 559 990 304Karet 646 681 1327 411Kerto 964 1.116 2080 520Kanggotan 802 807 1609 460Bedukan 336 355 691 203Keputren 327 332 659 176Jumlah 5.835 6.315 12.150 3.577
Sumber : RPP JRF Desa Pleret, 2009.
F. Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Jenis Kelamin
Penduduk Desa Pleret terdiri dari 5.835 orang laki-laki dan 6.315 orangperempuan. Jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkanpenduduk laki-laki. Dianalisa karena adanya migrasi penduduk laki-lakidewasa (usia produktif) yang meninggalkan desa untuk bekerja.
Tabel Jumlah Penduduk Desa Pleret Berdasarkan Jenis Kelamin
PedukuhanBelum
SekolahPAUD TK
Lulus SD
Lulus SMP
Lulus SMA
Akademi/PT
TidakSekolah
Jumlah
Gunungan 34 0 23 111 83 141 15 183 590
Trayeman 51 19 62 95 63 161 55 316 822
Kauman 65 39 55 90 311 319 19 123 1021
Gunung Kelir 157 20 30 112 123 94 21 388 945
Kedaton 65 37 41 760 232 131 36 114 1416
Pungkuran 81 42 38 96 152 224 37 320 990
Karet 80 24 57 503 215 180 45 223 1327
Kerto 180 196 64 120 212 198 58 1052 2080
Kanggotan 100 56 80 418 293 356 93 213 1609
Bedukan 53 15 20 290 125 121 22 45 691
Keputren 41 0 43 73 49 138 38 277 659
Jumlah 907 448 513 2.668 1.858 2.063 439 3.229 12.150
% 7,47 3,69 4,22 21,96 15,29 16,98 3,61 26,58 100
Sumber : RPP JRF Desa Pleret, 2009.
17Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
G. Jumlah Penduduk Miskin
Kemiskinan diartikan sebagai ketidakmampuan dari segi ekonomi untukmemenuhi kebutuhan pokok hidup sehari-hari karena tidak mempunyaimodal dan pendidikan atau pengetahuan yang rendah.
Sesuai FGD yang telah dilakukan oleh Kader Masyarakat dandisempurnakan oleh BKM, kriteria kemiskinan di Desa Pleret adalah:
1. Penghasilan di bawah UMP (Rp. 700.000,00).2. Pendapatan tidak tetap.3. Sumber pendapatan tunggal (suami/Istri saja).4. Tingkat pendidikan rendah.5. Jumlah tanggungan keluarga banyak.6. Tidak memiliki modal/ketrampilan terbatas.7. Tidak mampu membiayai pengobatan ke rumah sakit besar.8. Tidak memiliki rumah tinggal yang memadai/rumah ngindung.
Dari data Pemetaan Swadaya PJM Pronangkis Desa Pleret tahun 2010,terdata 1.839 KK yang termasuk dalam kriteria kemiskinan dari total 3.577KK yang ada di Desa Pleret, atau sekitar 51,41%. Sebarannya adalah:
Tabel Jumlah Penduduk Miskin Desa Pleret Tahun 2010
Sumber: PJM Pronangkis Desa Pleret, 2010.
Dengan melihat perbandingan jumlah KK miskin Desa Pleret dengan jumlahkeseluruhan KK Desa Pleret, yaitu 51,41% atau separuhnya, dapatdiasumsikan bahwa jumlah penduduk miskin di Desa Pleret adalah separuhdari total keseluruhan penduduk Desa Pleret.
PedukuhanJumlah KK
MiskinGunungan 51Trayeman 157Kauman 162Gunung Kelir 239Kedaton 169Pungkuran 139Karet 238Kerto 256Kanggotan 224Bedukan 105Keputren 99Jumlah 1.839
II. 4 Kondisi Ekonomi
A. Pertanian
Kegiatan pertanian di Desa Pleret dikembangkan hampir di setiap dusun,karena masih menjadi sandaran hidup bagi masyarakat Desa Pleret,terutama Desa Pleret bagian timur dan selatan. Hanya Dusun Kanggotanyang tidak mengembangkan kegiatan pertanian, dikarenakan tidak adanyalahan pertanian di wilayahnya.
Hasil utama pertanian di Desa Pleret adalah padi dan palawija (kacangtanah dan jagung). Panen padi biasanya berlangsung 2-3 kali setahun.Mengingat irigasi di wilayah Desa Pleret masih belum mampu memenuhikebutuhan pengairan secara menyeluruh dan kontinyu, maka sistem polatanam yang digunakan adalah 30 % menggunakan sistem pola tanam padi-padi-polowijo untuk wilayah yang mendapatlkan irigasi semi teknis.Sedangkan 70% menggunakan sistem pola tanam padi-polowjo-polowijountuk wilayah kurang mendapat irigasi.
Selain padi dan palawija, sebagian warga Desa Pleret menanami lahanpertaniannya dengan rumput gajah. Rumput gajah ini biasanya dijual untukmakanan ternak dan dianggap hasilnya lebih menguntungkan.
Para petani di Desa Pleret telah menggunakan teknologi modern untukmengolah lahan pertaniannya. Telah dimulai kegiatan pembibitan, ada alat-alat moderen, Koperasi, dan di masing-masing pedukuhan telah adakelompok tani (Gapoktan).
Permasalahan utama pertanian adalah kurangnya pasokan air yangberdampak pada tidak optimalnya hasil panen. Petani seringkali belumdapat mencukupi kebutuhan konsumsinya dari hasil panen, dan hanya adabeberapa petani yang dapat menjual sisa hasil panennya.
B. Peternakan
Kegiatan peternakan di Desa Pleret dilakukan oleh warga di semua dusun.Hewan ternak yang paling umum dipelihara oleh warga adalah sapi,kambing, dan unggas. Meskipun demikian, warga masih menganggapkegiatan beternak sebagai kegiatan ekonomi sampingan, hanya sebagaiaset atau tabungan, belum sebagai budidaya atau sumber pendapatan.
Ternak umumnya dipelihara secara tradisional dan individu di kandangpribadi yang ada di pekarangan rumah pemilik. Hal ini cukup menimbulkangangguan lingkungan, terutama saat musim penghujan.
Namun saat ini warga mulai menggiatkan peternakan sapi dan kambingyang ditandai dengan berdirinya kelompok-kelompok ternak di masing-masing pedukuhan, baik kelompok ternak sapi maupun kambing.Masyarakat dengan kesadaran sendiri juga telah medirikan kandang ternaksecara berkelompok dengan menyewa tanah kas desa sebagai lahannya.
Dengan ini diharapakan dapat lebih mudah dalam pembinaaan danpengelolaan usaha, disamping itu kesehatan lingkungan dan kesehatanmasyarakat akan lebih terjaga karena limbah kotoran ternak dapatditangani dan dikelola secara baik. Misalnya kotoran ternak dijadikan pupukorganik yang sangat berguna bagi pertanian maupun dijadikan biogassebagai bahan bakar alternatif di tengah harga bahan bakar yang mahal.Diharapkan dengan adanya kelompok-kelompok ternak yang dalam usahapeternakannya dilakukan secara intensif dapat menjadikan desa Pleretsebagai sentra atau pusat ternak sapi dan kambing.
18Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Jumlah Kelompok Ternak dan Populasi Ternak Desa Pleret
Sumber : Dokumen Usulan PLPBK BKM Maju Makmur Desa Pleret, 2010.
C. Perikanan
Meskipun tidak tampak terlalu menonjol, kegiatan perikanan di Desa Pleretcukup banyak diminati oleh warga. Ada perikanan yang dikelola secaraberkelompok, dan ada pula yang dikelola individu di pekarangan rumah.Pengembangan kegiatan perikanan di Desa Pleret terkendala masalahketersediaan lahan dan pasokan air yang tidak mencukupi.
Tabel Komoditas Perikanan di Desa Pleret
Sumber : Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Pleret, 2010.
D. Industri Kecil dan Rumah Tangga
Industri kecil dan rumah tangga merupakan salah satu sektorperekonomian yang menjadi andalan warga Desa Pleret. Jenisnya beranekamacam, namun kebanyakan adalah industri makanan dan kerajinan,dengan komoditas yang beragam pula.
Kegiatan industri di Desa Pleret baru dikembangkan dalam skala individu,belum ada komoditas yang diproduksi secara massal sebagaimana yangdilakukan oleh desa-desa industri. Meskipun demikian, kegiatan industri inidapat menyerap cukup banyak tenaga kerja dari warga Desa Pleret sendiri.Beberapa di antara komoditas hasil industri kecil dan rumah tangga dariDesa Pleret telah berskala ekspor, terutama industri kerajinan.
Pedukuhan
Jumlah KelompokTernak Jumlah Ternak
Sapi Kambing Sapi Kambing
Gunungan 1 1 80 30
Trayeman 1 1 50 100
Kauman 1 10 65
Gunung Kelir 1 1 10 20
Kedaton 1 1 15 30
Pungkuran 1 1 46 35
Karet 1 1 25 40
Kerto 2 1 106 278
Kanggotan 1 1 10 30
Bedukan 1 1 12 60
Keputren 2 1 20 20
JUMLAH 12 11 384 708
19Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
DukuhKolam
KelompokKomoditasPerikanan
KomoditasUnggulan
Gunungan V • Lele • LeleTrayeman - - -Kauman
V• Lele• Nila• Bawal
• Lele
Gunung KelirV
• Lele• Nila• Bawal
• Lele• Nila
Kedaton V • Lele • LelePungkuran - - -Karet V • Lele • LeleKerto - - -Kanggotan
V• Lele• Gurameh
• Lele
BedukanV
• Lele• Gurameh
• Lele
KeputrenV
• Lele• Nila• Gurame
• Lele
Pedukuhan
Jenis Usaha
Gula Jawa
PeyekAneka
MakananTahu Tempe Peci
Bordir/ Jahit
Mebel PerakPahat Batu
Cor Logam
Gunungan 2 3 10 3 3 1 1 1
Trayeman 2 17 2 2
Kauman 1 4 6
Gunung Kelir 7 2 5 1
Kedaton 7 2 2 6 2
Pungkuran 6 1
Karet 1 8 1 4 7 8 3
Kerto 1 7 1 1 27
Kanggotan 5 6 1
Bedukan 3 4 1 6 2 2
Keputren 1 2 1 1 1
JUMLAH 1 17 65 12 12 6 53 18 11 6 3
20Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Tabel Distribusi Aktivitas Perdagangan di Desa Pleret
Sumber : Dokumen Usulan PLPBK BKM Maju Makmur Desa Pleret, 2010.
Sarana perdagangan terbanyak di Desa Pleret berupa warung-warung sebagai kegiatan ekonomi tambahan warga yang bisadilakukan di rumah.
Desa Pleret memiliki pasar tradisional yang berlokasi di DusunKauman. Pasar ini merupakan satu-satunya pasar yang ada diDesa Pleret. Fasilitas perdagangan paling banyak dan lengkapsarananya ada di Pedukuhan Trayeman dan Kanggotan. Zonakegiatan perdagangan dan jasa di Desa Pleret berkembang disekitar jalan utama. Ditunjukkan dengan banyaknya toko-tokodan mini market yang beroperasi di sana.
Pelayanan jasa-jasa yang ada di Desa Pleret antara lain salon,fotocopy, warnet, wartel, persewaan alat-alat, pengobatanalternatif, bengkel, dan lain sebagainya.
Tabel Sebaran Industri di Desa Pleret
Sumber : Dokumen Usulan PLPBK BKM Maju Makmur Desa Pleret, 2010.
E. Perdagangan dan Jasa
Masyarakat Desa Pleret sudah mulai banyak yang menekuni bidangperdagangan. Hal ini ditandai dengan semakin menjamurnya warung-warung atau kios-kios. Di Desa Pleret terdapat pasar tradisional yangdiharapkan dapat meningkatan kegiatan bidang perdagangan.
Komoditasnya antara lain produk-produk hasil bumi, kelontong, dansparepart otomotif baik baru, bekas, ataupun imitasi.
Pedukuhan Pasar Toko WarungKaki Lima
Mini Market
Gunungan 7Trayeman 6 10 4 3Kauman 1 1 3 3Gunung Kelir 4Kedaton 4 5Pungkuran 2 8Karet 5Kerto 1 12Kanggotan 2 10 4Bedukan 3Keputren 2 4JUMLAH 1 18 71 8 6
Tabel Distribusi Aktivitas Pelayanan Jasa-jasa di Desa Pleret
Sumber : Dokumen Usulan PLPBK BKM Maju Makmur Desa Pleret, 2010.
Pelayanan dan jasa di Desa Pleret antara lain warung internet, waungtelekomunikasi, persewaan alat-alat, servis dan reparasi, pelayanan jasakesehatan, bengkel, salon, fotokopi, dsb.
Pedukuhan
Jenis Jasa
SalonFotoCopy
PsWarnet/Rentall
BengkelLas
BengkelMotor/Mobil
PenggilinganPadi
Wartel
Gunungan 1
Trayeman 3 1 2Kauman 2 3 1 1 2 2Gunung Kelir 1Kedaton 1 1 3 1Pungkuran 2 1 1 6Karet 1 1Kerto 1 6 1Kanggotan 1 1 1 2 3 1BedukanKeputren 1 1 2 3 1
Jumlah 10 5 4 3 6 29 1 5
21Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
22Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Gunungan
Trayeman
Bedukan
Kauman
GunungkelirKanggotan
Kerto
Keputren
Kedaton
Karet
Pungkuran
Perdagangan
Jasa
Industri
Kolam Ikan
KandangKelompok
Kandang Pribadi
II. 5. Kondisi Perumahan dan Bangunan
A. Kondisi Bangunan Rumah
Hampir 95 % bangunan rumah di Desa Pleret merupakan bangunanpermanen. Pasca bencana gempa tahun 2006, bangunan rumah yang ada diDesa Pleret secara umum sudah menggunakan konstruksi tahan gempa.Kondisi tersebut terlaksana berkat bantuan teknis yang didampingi olehLSM dan lembaga-lembaga terkait lainnya.
Jika dilihat berdasarkan kriteria standar rumah sehat, yaitu kondisi lantai,tembok, ventilasi, pencahayaan, dan pemanfaatan lahan pekarangan,beberapa rumah yang ada di Desa Pleret masih dapat dikatakan kurangmemenuhi kriteria rumah sehat. Misalnya kandang ternak yang lokasinyadekat dengan rumah, tembok belum diplester, ventilasi yang kurangmemadai, masih berlantai tanah, dsb.
B. Air bersih dan Pembuangan
Hampir seluruh warga Desa Pleret menggunakan sumur sebagai sumber airutama. Sebagian besar warga juga telah memiliki sumur di masing-masingrumah, dan ada juga yang dikelola secara bersama-sama. Kondisi air bersihdi Desa Pleret secara umum baik, jernih dan tidak berbau. Kebutuhanwarga Desa Pleret terhadap air bersih dirasakan sudah mencukupi.
Untuk kondisi sanitasi, sebagian besar warga di Desa Pleret telah memilikiMCK dan septictank di masing-masing rumah. Beberapa rumah yang belummemiliki MCK pribadi biasanya menumpang di rumah tetangga ataumenggunakan MCK umum di masjid, dsb. Namun tidak dapat dipungkiribahwa masih ada beberapa warga yang memiliki kebiasaan buang air disungai.
C. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah di Desa Pleret masih dikelola secara individu.Beberapa warga yang tinggal dekat dengan sungai cenderung membuangsampah ke sungai. Sedangkan warga yang tinggal jauh dari sungaimembuang sampah di pekarangan dengan membuat lubang di tanahkemudian membakar atau menimbun sampah di situ.
Sebagian besar warga belum melakukan pemilahan dan pengolahansampah. Jenis sampah yang cukup banyak dihasilkan di Desa Pleret adalahsampah yang berasal dari daun-daun pepohonan yang ada di pekaranganwarga. Sampah tersebut merupakan jenis sampah organik yangsesungguhnya dapat dimanfaatkan oleh warga untuk menunjang kegiatanperekonomian. Selain sampah organik juga masih banyak sampah yangbelum dikelola dengan baik seperti sampah rumah tangga dan kotoranternak.
23Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
II. 6. Sarana dan Prasarana
A. Jalan dan Jembatan
Berdasarkan kelasnya, jalan-jalan di Desa Pleret dibedakan menjadi jalanKabupaten, jalan desa dan jalan lingkungan. Masing-masing memiliki fungsisebagai jalur utama, penghubung antar dusun, penghubung dalam dusun,serta untuk distribusi hasil bumi dan hasil usaha. Sebagian besar Dusunyang ada di Desa Pleret sudah memiliki akses jalan yang cukup baik.
Kondisi perkerasan jalan di Desa Pleret, khususnya pada jalur-jalur utama,menggunakan perkerasan aspal. Untuk jalan lingkungan sebagian besarjuga berupa jalan beton, sebagian kecil lainnya ada yang telah berupa jalanaspal dan bahkan masih ada yang berupa jalan tanah. Jalan tanah yangbelum mengalami perkerasan seringkali mengalami kerusakan, terutamasaat musim hujan. Kondisi tersebut cukup mengganggu mobilitas warga diDesa Pleret.
Pedukuhan Panjang Perkerasan Kondisi
AspalRabat Beton
Makadam Tanah Baik Sedang Buruk
Gunungan 160 160 160Trayeman 700 700 700Kauman 1.400 1.400 1.400Gunung KelirKedaton 950 950 950Pungkuran 500 500 500KaretKerto 300 300 300Kanggotan 300 300 300BedukanKeputren 1.000 1.000 1.000
Jumlah 5.310 5.310 1.100 4.210
Pedukuhan Panjang Perkerasan Kondisi
AspalRabat Beton
Makadam Tanah Baik Sedang Buruk
Gunungan 1.250 700 550 1.250Trayeman 1.200 1.200 600 600Kauman 500 500 500Gunung Kelir 625 400 225 400 225KedatonPungkuran 2.100 1.300 200 600 1.300 200 600Karet 2.400 2.220 180 2.220 180Kerto 3.500 3.200 300 3.200 300KanggotanBedukan 1.450 850 400 200 850 600Keputren 1.000 500 500 500 500
Jumlah 14.025 10.850 900 2.275 5.850 5.550 2.625
Tabel Data Jalan Kabupaten di Desa Pleret (dalam Meter)
Sumber : RPP JRF Desa Pleret, 2009.
Tabel Data Jalan Desa di Desa Pleret (dalam Meter)
Sumber : RPP JRF Desa Pleret, 2009.
24Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Jalan Kabupaten
Jalan Desa
Jalan lingkungan
Gunungan
TrayemanBedukan
Kauman
GunungkelirKanggotan
KertoKeputren
Kedaton
Karet
Pungkuran
Kondisi jembatan yang ada di Desa Pleret saat ini sudah
cukup baik. Beberapa permasalahan yang ada antara
lain keberadaan jembatan sebagai jalur penghubung
masih dirasakan kurang, misalnya sebagai penghubung
Desa Pleret dengan Desa Wonokromo di bagian barat
(pada Pedukuhan Bedukan) dan dengan Desa Bawuran
di bagian timur (pada Pedukuhan Gunungkelir). Koneksi
antar desa ini menjadi kebutuhan warga untuk
mempermudah mengakses fasilitas dari masing-masing
desa.
Masalah lainnya adalah karakteristik jembatan yang
tidak cukup lebar, hanya bisa dilalui satu arah, serta
konstruksi beberapa jembatan yang masih berupa
bambu dan kurang kokoh. Permasalahan tersebut
terutama dirasakan di dusun yang berlokasi dekat
dengan sungai yaitu di Dusun Bedukan, Karet,
Kanggotan, Pungkuran, dan Gunung Kelir.
Pedukuhan Panjang
Perkerasan Kondisi
AspalRabat Beton
Makadam Tanah Baik Sedang Buruk
Gunungan 1.700 900 100 500 200 1.700
Trayeman 4.500 3.000 1.500 4.500
Kauman 11.850 1.600 3.350 6.900 11.850
Gunung Kelir 820 500 320 100 400 320
Kedaton 3.700 2.000 1.000 700 1.000 2.700
Pungkuran 2.050 825 1.225 825 500 725
Karet 1.565 1.565 1.565
Kerto 2.540 1.680 860 2.540
Kanggotan 3.750 2.740 1.010 250 3.230 270
Bedukan 2.350 1.390 60 900 1.390 960
Keputren 2.000 900 1.100 1.100 900
Jumlah 38.310 3.400 17.585 1.560 15.765 2.565 25.240 10.505
Tabel Data Jalan Lingkungan di Desa Pleret (dalam Meter)
Sumber : RPP JRF Desa Pleret, 2009.
B. Drainase
Sebagian besar wilayah di Desa Pleret belum memiliki saluran drainase.Kurang tersedianya saluran drainase mengakibatkan banyaknya genangandari pekarangan yang tumpah ke jalan di musim hujan,. Beberapa lokasiyang sudah memiliki saluran drainase pun sering mengalami luapan airsampai ke jalan. Genangan air tersebut menimbulkan penyakit, gangguanlingkungan, kerusakan jalan dan lahan pertanian.
Kondisi saluran drainase di beberapa lokasi kurang terawat. Baik saluranteknis maupun non-teknis tertutup daun, sampah dan endapan tanah.
Tabel Jaringan Drainase Desa Pleret
Lokasi/ RuasJalan
Dimensi Konstruksi Kondisi
PanjangLebar/ diamet
er
Beton Batu BataTanah Baik Sedang Rusak
buka tutup buka tutup
Gunungan
Trayeman 400 50’ 120 130 150 120 130 150
Kauman
Gunung Kelir 200 50’ 100 100 200
Kedaton 2.052 0.50 1.500 552 1.500 552
Pungkuran
Karet 230 50’ 230 135 95
Kerto 650 80’ 650 650
Kanggotan 440 50’ 100 150 10 180 320 120
Bedukan
Keputren 800 80’ 300 500 300 500Jumlah 4.772 2.250 770 220 1.532 470 2.330 1.972
Sumber : RPP JRF Desa Pleret, 2009.
25Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
26Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Gunungan
Trayeman
Bedukan
Kauman
GunungkelirKanggotan
Kerto
Keputren
Kedaton
Karet
Pungkuran
C. Irigasi
Kondisi saluran irigasi di Desa Pleret saat ini banyak yang mengalamikerusakan dan tak terawat. Kebanyakan adalah saluran non-teknis yangberupa tanah. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya banyakpermasalahan seperti kurang lancarnya aliran air, banyak titik kebocoran,pembagi air rusak atau hilang, air tidak bisa masuk ke lahan pertanian dansering terjadi longsor.
Jaringan irigasi Desa Pleret berasal dari Bendung Karangploso yang beradadi wilayah Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, dengan jarak sekitar 14km, mengambil air dari sungai Opak. Permasalahannya adalah pada musimkemarau air tidak sampai di area pertanian, dan mengakibatkan beberapawarga beralih menggunakan sumur pantek. Selain itu distribusi airdilakukan dengan sistem jatah, sehingga pasokan air tidak selalu ada.
Tabel Kondisi Jaringan Irigasi
D. Listrik
Jaringan listrik secara keseluruhan telah masuk sampai ke semuaPedukuhan yang ada di Desa Pleret. Namun demikian, belum semua wargamasyarakat dapat menyambung aliran listrik secara mandiri denganmeteran listrik sendiri. Hal ini disebabkan lokasi rumah jauh dan terpencardari jaringan listrik, sehingga tidak memungkinkan ditarik meteran sendiri.Selain itu ada masyarakat yang tidak mampu menyambung listrik denganmeteran sendiri karena faktor ekonomi, mereka mengalirkan listrik daritetangga atau saudaranya. Dengan semakin banyaknya industri kerajinandan kegiatan ekonomi lainya maka kebutuhan listrik masyarakat semakinbesar.
Tabel Jaringan Listrik Desa Pleret
Lokasi
Dimensi Kontruksi Kondisi
Pan
ajn
g(M
)
Leb
ar(D
iam
eter
)
Tekn
is
½ T
ekn
is
Sed
erh
ana
Bai
k
Sed
ang
Bu
ruk
Gunungan 1.500 0,8 1.500 1.500Trayeman 1.600 0,8 1.000 600 1.600Kauman 1.400 0,8 1.400 1.400Gunung Kelir 1.800 0,8 400 1.400 1.800Kedaton 2.000 0,8 1.000 1.000 2.000Pungkuran 2.600 0,8 1.100 1.500 2.600Karet 2.440 0,8 2.440 500 1.940Kerto 2.300 0,8 2.300 2.300Kanggotan - - - - - - - -Bedukan 1.400 0,8 1.400 350 250 800Keputren 1.900 0,8 1.000 400 500 1.000 400 500
Sumber : RPP JRF Desa Pleret, 2009.
PedukuhanPelayanan Jaringan Listrik Rumah Tangga (KK)
PLN Diesel Belum Terlayani Jaringan Listrik
Gunungan 123 58
Trayeman 265 29
Kauman 269 72
Gunung Kelir 312 33
Kedaton 372 52
Pungkuran 232 1 86
Karet 264 141
Kerto 496 24
Kanggotan 345 56
Bedukan 135 68
Keputren 159 17
JUMLAH 2972 1 636
Sumber : RPP JRF Desa Pleret, 2009.
27Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
E. Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi yang adaberupa telepon kabel dan teleponseluler. Telepon kabel dari TELKOMbaru menjangkau lokasi sekitar jalanutama, terutama untuk kantor,rumah sakit, dan pelayanan publiklain.Lainnya memanfaatkan teleponseluler baik GSM maupun CDMAsebagai sarana berkomunikasi.
Pedukuhan PAUD TK SD SMPSMU/ SMK
Non Formal ( PKBM )
GununganTrayeman 1Kauman 1 1 1Gunung Kelir 1 1 1Kedaton 1 1 1 1 1Pungkuran 1 1 1Karet 1 1Kerto 2 1 1Kanggotan 2 1 1 1Bedukan 1 1Keputren 1Jumlah 10 8 4 2 2 3
F. TransportasiSistem transportasi sangat dipengaruhi oleh kondisi sarana dan
prasarana serta guna lahan jalan yang ada. Penggunaan alat transportasi
yang ada di wilayah Desa Pleret berupa sepeda, sepeda motor, andong,
mobil, minibus, dan truk pengangkut barang. Desa Pleret dilalui rute
kendaraan umum dari terminal Giwangan-Jambidan-Pleret-Segoroyoso-
Wonolelo-Imogiri.
Kondisi lalu lintas di Desa Pleret masih sepi. Hanya dilalui sirkulasi aruslalu lintas antar pedukuhan dan antar desa.
II. 7. Pelayanan Publik
A. Pendidikan
Secara umum, jenis pelayanan pendidikan di Desa Pleret cukup lengkap,
baik yang sifatnya formal ataupun informal. Pelayanan pendidikan
formal di Desa Pleret yaitu TK, SD, SMP, SMA. Sedangkan pendidikan
informal di Desa Pleret antara lain TPA (taman pendidikan Al-Qur’an),
PAUD (pendidikan anak usia dini), dan beberapa pelatihan keterampilan,
seperti latihan MC dan karawitan.
Tabel Sebaran Pelayanan Pendidikan di Desa Pleret
Sumber : Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Pleret, 2010.
Pelayanan pendidikan yang paling banyak di Desa Pleret adalah PAUD, yaitusebanyak 10 buah. Hanya Dusun Gunungan, Dusun Trayeman, dan DusunKeputren yang belum memiliki PAUD. Sedangkan Dusun Kerto danKanggotan merupakan dusun yang memiliki 2 PAUD di wilayahnya.
Pelayanan pendidikan informal, terutama PAUD, yang diselenggarakansecara swadaya oleh warga pada umumnya belum optimal. Pada umumnyadisebabkan oleh kurangnya sarana prasarana pembelajaran (buku panduan,alat bermain, perabotan) kekurangan tenaga pengajar, dan gedung yangmasih menumpang karena belum punya tempat khusus. Selain itu, disebagian dusun kesadaran masyarakat untuk mengikutkan anaknya kePAUD juga masih dirasakan kurang. Terlebih lagi untuk iuran sebagaipembiayaan penyelenggaraan PAUD.
28Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
29Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Gunungan
Trayeman
Bedukan
Kauman
GunungkelirKanggotan
Kerto
Keputren
Kedaton
Karet
Pungkuran
B. Kesehatan
Pelayanan kesehatan di Desa Pleret pada dasarnya bertumpu padapelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas Pembantu danPosyandu. Pelayanan kesehatan Posyandu adalah yang paling banyakjumlahnya di Desa Pleret. Pada umumnya, dusun yang memiliki lebih dari 1posyandu disebabkan oleh kondisi wilayahnya yang terpisahkan oleh jalan,sehingga dirasa perlu untuk memisahkan pelayanan posyandu tersebut.
Posyandu merupakan satu-satunya pelayanan kesehatan yangdiselenggarakan secara swadaya oleh warga. Jenis pelayanan yangdiberikan oleh posyandu ini meliputi pelayanan kesehatan bagi bayi danbalita, ibu hamil, dan lansia. Dari sisi kuantitas, pelayanan yang diberikanoleh posyandu sudah cukup baik karena tiap dusun telah mengagendakanpenyelenggaran pelayanan posyandu secara rutin, minimal sebulan sekali.Sedangkan Dusun Kedaton mengagendakan posyandu rutin setiap 2 bulansekali.
Dari sisi kualitas, pelayanan kesehatan yang dirasakan oleh warga masihbelum optimal. Ketidakoptimalan ini antara lain disebabkan oleh kurangnyatenaga medis, masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan kader(posyandu), peralatan kesehatan masih belum lengkap, biaya pengobatanyang dirasa mahal, dan belum adanya pencegahan rutin terhadap penyakit-penyakit yang sering mewabah, seperti DBD.
Tabel Sebaran Layanan Kesehatan di Desa Pleret
C. Keamanan
Kondisi keamanan di Desa Pleret pada umumnya masih relatif aman, tertib,dan terkendali. Ancaman keamanan warga antara lain sering terjadi kasuspencurian ternak, terutama bebek, ayam, mentok,dan ikan.
Kondisi keamanan di Desa Pleret ditunjang oleh pelaksanaan sisitem rondayang ada di setiap dusun. Sistem ronda ini dilaksanakan secara bergilir dantelah berjalan rutin meskipun di beberapa pedukuhan masih kekuranganpos ronda karena gempa ataupun termakan usia.
Tabel Kondisi Keamanan Lingkungan di setiap Pedukuhan di Desa Pleret
PedukuhanRumah
SakitPuskesmas
PuskesmasPembantu
Posyandu
Gunungan 1Trayeman 2Kauman 1 1 1Gunung Kelir 1
Kedaton 2Pungkuran 3Karet 1Kerto 2Kanggotan 2Bedukan 1Keputren 1
Jumlah 1 1 17
Sumber : Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Pleret, 2010.
Dukuh Kecukupan Jumlah Pos KamlingGunungan Belum adaTrayeman Belum cukupKauman CukupGunung Kelir Belum adaKedaton Belum cukupPungkuran CukupKaret Belum adaKerto Belum adaKanggotan Belum adaBedukan Belum cukupKeputren CukupSumber : Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Pleret, 2010.
30Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
31Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Gunungan
Trayeman
Bedukan
Kauman
GunungkelirKanggotan
Kerto
Keputren
Kedaton
Karet
Pungkuran
32Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Gunungan
Trayeman
Bedukan
Kauman
GunungkelirKanggotan
Kerto
Keputren
Kedaton
Karet
Pungkuran
II. 8. Kelembagaan
A. Lembaga Pemerintah
Jenis-jenis lembaga pemerintahan yang ada di Desa Pleret adalahPedukuhan, RW dan RT. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan berupapertemuan rutin berkala melibatkan setiap warga masyarakat dan parakader. Pertemuan tersebut membahas koordinasi mengenai penyusunanprogram, rencana pembangunan skala dusun, pembangunan sarana umum,pengelolaan bantuan, kerja bakti/gotong royong. Sebagian besar kegiatantersebut merupakan kegiatan yang dilakukan di tingkat Dusun.
Kinerja lembaga pemerintahan tersebut saat ini cenderung berjalan cukupbaik dengan dukungan partisipasi yang kuat dari warga masyarakat. Kinerjadari lembaga tersebut terkendala kurangnya sarana dan prasaranapendukung.
Tabel Fasilitas Pemerintahan Desa Pleret
Pedukuhan
Kan
tor
B
alai
Des
a
Kan
tor
Kec
amat
an
Up
tP
end
idik
an
Pu
skes
mas
Kan
tor
KU
A
Kan
tor
Po
lsek
Kan
tor
K
ora
mil
Gunungan
Trayeman
Kauman 1 1
Gunung Kelir
Kedaton
Pungkuran
Karet
Kerto 1
Kanggotan
Bedukan
Keputren 1 1 1 1Jumlah 1 1 1 1 1 1 1
Sumber : Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Pleret, 2010.
B. Kelompok Masyarakat
Terdapat berbagai macam kelompok masyarakat di Desa Pleret antara lainBadan Keswadayaan Masyarakat (BKM), PKK, karang taruna, keagamaan,kelompok olahraga, , kelompok pertanian, kelompok peternakan, dsb.
Berbagai macam kelompok masyarakat tersebut berkaitan erat denganberagam potensi yang ada di Desa Pleret. Secara umum kelompokmasyarakat tersebut memiliki kinerja yang cukup baik.
C. Lembaga Adat
Lembaga adat yang ada di Desa Pleret jenisnya beraneka-ragam. Sebagianbesar lembaga adat tersebut merupakan kelompok kesenian berupakelompok ketoprak, karawitan, seni tari, salawatan, hadroh dan campursari. Kegiatan yang sering dilakukan oleh kelompok tersebut diantaranyaadalah pertemuan rutin, latihan rutin, dan pementasan. Namun kegiatantersebut memiliki kendala yaitu minimnya peralatan.
33Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
BAB III
ANALISIS
III. 1. Analisis Kebijakan Perencanaan
A. Kebijakan Pembangunan Pemerintah Kabupaten Bantul
Materi ini disampaikan pada pembekalan Tim Inti Perencanaan Partisipatif(TIPP) dan Kelompok Kerja (Pokja) PLPBK Desa Pleret, 7 Juni 2010 oleh TimTeknis Bappeda Kabupaten Bantul. Disampaikan bahwa pelaksanaanpembangunan di Kabupaten Bantul ditekankan pada hal-hal berikut:
1. Kemiskinan
Fokus sasarannya adalah pengurangan beban KK miskin (bantuanpendidikan (BOSDA, dana pendidikan untuk KK miskin, bantuankesehatan (pemeriksaan ibu hamil gratis), gratis berbagi akte subsidi,pembayaran PBB tanah sawah), pemberdayaan KK miskin (communitydevelopment), validasi data KK miskin.
2. Pendidikan
Fokusnya adalah perbaikan mutu pendidikan (semua jenjang),mengedepankan muatan lokal (tata krama/budi pekerti mitigasibencana), perbaikan kesejahteraan tenega pengajar, menyekolahkanguru (S2/S3), pengembangan perpustakaan.
3. Kesehatan
Fokusnya adalah investasi SDM, dilakukan sejak bayi (pemeriksaanbumil gratis), pelayanan kesehatan menjangkau semua lapisanmasyarakat, DB4MK (angka kematian ibu, angka kematian bayi, DBD,gizi buruk, dan TBC.
4. Ketenagakerjaan
Fokus pada penyiapan tenaga kerja yg berkualitas sesuai kebutuhanpasar, penciptaan iklim investasi, perluasan lapangan kerja,pengembangan BLK membangun hubungankerja, peningkatankesejahteraan dan perlindungan pekerja, penciptaan wirausaha baru.
5. Pertanian
Fokus untuk mencukupi kebutuhan air, penyediaan benih unggul,ketersediaan pupuk, penguatan kelebagaan petani (gapoktan, P3A,GP3A), pasca panen (stabilisai harga).
6. Industri, Perdagangan, Koperasi, UKM, dan Pariwisata
Fokus pada peningkatan mutu produk, pengembangan daya tarikinvestasi, peningkatan sarana fisik dan pengelolaan serta perlindunganpasar tradisional, peningkatan fisik, investasi dan pengelolaan kawasanwisata yang melibatkan masyarakat setempat.
7. Kerajinan
Fokus pada peningkatan kapasitas (pengetahuan, kapasitas,manajemen), pengembangan UMKM, mengembangkan kebijakanindustri kerajian sesuai dengan kondisi pengrajin dan pasar,mengembangkan organisasi dan asosiasi atau kelompok.
8. Infrastruktur
Fokus pada peningkatan jangkauan dan pemerataan oncoran air irigasi ,peningkatan dan pemeliharan jalan kabupaten, peningkatan layananinfrastruktur permukiman, fasilitas sekolah, kesehatan, perdagangan.
9. Perdagangan
Fokus pada pembangunan pasar tradisional (Bantul, Piyungan, Niten,Imogiri) yang dikembangkan menjadi pasar modern, memperkuatpermodalan pedagang dalam upaya memerangi rentenir, pengelolaansampah pasar untuk sampah organik di bidang pertanian, membatasiberdirinya mini market dengan regulasi pemda.
B. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Kecamatan Pleret
RDTRK Kecamatan Pleret memiliki keterkaitan yang sangat erat denganpengembangan kawasan Desa Pleret, mengingat Desa Pleret merupakanibukota Kecamatan yang memiliki posisi vital dan strategis dalam lingkupkewilayahan Kecamatan Pleret. Secara umum, tujuan penataan ruangKecamatan Pleret yang terdapat RDTRK Kecamatan Pleret adalah:
1. Menjaga kelestarian lingkungan, melalui penerapan pembangunanberkelanjutan;
2. Menumbuhkembangkan perekonomian lokal dan regional, yang sesuaidengan potensi SDA dan SDM lokal demi kesejahteraan masyarakat;
3. Menjaga keselarasan kehidupan sosial dan budaya untuk menciptakansuasana kondusif dalam menunjang pelaksanaan pembangunan, dandapat meminimalir konflik kepentingan pemanfaatan ruang;
4. Upaya mitigasi bencana, sehingga dapat meminimalisir korban dankerusakan apabila terjadi bencana.
34Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Beberapa isu penting yang perlu diperhatikan dari wilayah KecamatanPleret antara lain:
1. Aglomerasi Perkotaan
Kecamatan Pleret termasuk di dalam wilayah aglomerasi pekotaanYogyakarta, yang berimplikasi pada perubahan karakteristik wilayahdan juga masyarakat, dari yang semula berkarakter pedesaan menjadimeng-kota. Hal ini ditandai dengan fenomena konversi lahan pertanianmenjadi area perumahan atau perdagangan dan jasa. Kecenderunganini juga berlaku pada kawasan Desa Pleret, yang merupakan ibukotaKecamatan, dan berperan sebagai pusat pengembangan kegiatankawasan.
2. Kerawanan Bencana
Wilayah Kecamatan Pleret (termasuk di dalamnya Desa Pleret)merupakan daerah yang memiliki tingkat kerawanan bencana gempacukup tinggi. Hal ini sudah terbukti saat terjadi bencana gempa padatahun 2006, yang mengakibatkan banyaknya korban jiwa dankerusakan tempat tinggal maupun infrastruktur. Kerawanan ini tidakterlepas dari kondisi geologis wilayah Kecamatan Pleret yangmerupakan jalur sesar (patahan) gempa. Karena itu, segalaperencanaan dalam kawasan ini harus memuat aspek mitigasibencana.
3. Deliniasi Kawasan
Dalam RDTRK Kecamatan Pleret, Desa Pleret masuk ke dalam BWK(Bagian Wilayah Kawasan) II, dengan pusat pelayanan yang terletak diarea sekitar Pasar Pleret. Arahan untuk BWK II ini adalah penggunaanlahan untuk permukiman, perdagangan dan jasa, perkantoran, sertaindustri yang ramah lingkungan (non polutan). Karakter BWK IIbercirikan perkotaan, yang dilengkapi dengan berbagai fasilitasperekonomian, pendidikan, serta kesehatan.
4. Pola Pemanfaatan Ruang
Dalam RDTR Kecamatan Pleret, rencana pola pemanfaatan ruang yangterkait dengan kawasan Desa Pleret antara lain sebagai berikut:
i. Arahan kawasan lindung di Desa Pleret adalah sebagai kawasansempadan sungai dan kawasan cagar budaya. Kawasan sempadansungai pada bantaran sungai Opak dan Gajahwong. Sedangkankawasan cagar budaya ada di sekitar situs peninggalan Kraton;
ii. Terkait dengan arahan kawasan budidaya dalam lingkupKecamatan Pleret, Desa Pleret direncanakan perkembangannyasebagai kawasan permukiman perkotaan;
iii. Kawasan perdagangan dan jasa pada wilayah Desa Pleretdiarahkan lokasi pengembangannya pada Jalan Wonokromo-Pleret, dan Jalan Pleret-Banguntapan.
BWK IIBWK I
BWK IIIBWK IV
35Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
iv. Arahan pengembangan industri di Desa Pleret adalah untukindustri kecil/rumah tangga yang dikembangkan pada kawasanpermukiman.
v. Arahan pemanfaatan ruang Desa Pleret juga ditujukan untukpertanian lahan basah dan pertanian lahan kering. Kawasanpertanian lahan basah berfungsi sebagai area resapan air.Sedangkan kawasan pertanian lahan kering dapat juga dijadikansebagai lahan cadangan untuk pengembangan permukiman.
vi. Pada Desa Pleret, tidak terdapat arahan pengembangan kawasanpertambangan, khususnya bahan galian golongan C (batukapur/gamping). Jadi, kegiatan penambangan yang terjadi dibantaran sungai dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang ilegal.
C. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDES) Pleret Tahun2007-2012
Dalam RPJMDES, dinyatakan bahwa visi pembangunan Desa Pleret adalah:
“Terwujudnya Desa Pleret yang menuju desa Industri, Perdagangan, Wisata, dengan meningkatkan di bidang Pertanian serta melestarikan
Cagar Budaya”
Dalam mewujudkan visi tersebut, misi yang diemban antara lain:
1. Meningkatkan mutu produk melalui peningkatan akses modal, bahanbaku, dan teknologi;
2. Peningkatan sarana fisik dan pengelolaan pasar tradisional sertaperlindungan terhadap pedagang kecil; dan
3. Peningkatan ketahanan pangan melalui peningkatan produksikomoditas, pengembangan agribisnis pertanian, peternakan,perikanan, serta diversifikasi bahan pangan.
Berdasarkan visi-misi pembangunan Desa Pleret, disimpulkan bahwa arahpembangunan desa ke depan tidak hanya mengandalkan sektor pertaniansaja, namun pengembangan kegiatan ekonomi masyarakat juga diarahkanpada sektor industri, perdagangan, dan wisata.
Ditekankan bahwa kegiatan pertanian tetap harus dipertahankankeberadaannya. Pertanian diarahkan pada diversifikasi kegiatan, tidakhanya pertanian on-farm saja, namun juga pengembangan sektorpeternakan dan perikanan.
Sektor industri diarahkan pada pengembangan industri kecil dan rumahtangga yang bermutu dan berdaya saing, melalui peningkatan akses modal,bahan baku, dan teknologi.
Arahan pengembangan sektor perdagangan adalah optimalisasi pasartradisional yang berorientasi kepada pedagang kecil.
Untuk sektor wisata, arahan pengembangannya terkait dengan pelestariancagar budaya yang dimiliki oleh wilayah Desa Pleret.
Secara umum, tujuan pembangunan yang ingin dicapai oleh Desa Pleretadalah terciptanya kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata. Untukmencapainya, pembangunan desa diarahkan pada penciptaan lapangankerja dan kesempatan usaha melalui kegiatan ekonomi kerakyatan. Adanyapengembangan kegiatan ekonomi yang dapat melibatkan/memberdayakanseluruh elemen masyarakat diharapkan dapat meningkatkan penghasilandan daya beli dari masyarakat secara keseluruhan, sehingga tingkatkesejahteraan masyarakat meningkat.
Terkait dengan proses penyusunan RPLP Desa Pleret, masukan yang dapatdiambil dari RPJMDES adalah:
1. Pengembangan pembangunan desa dapat diarahkan pada 3 kegiatanutama, yaitu pertanian, industri kecil dan rumah tangga, sertaperdagangan. Ketiga sektor kegiatan ekonomi tersebut dapatdikembangkan secara bersamaan dan saling bersinergi, sehingga dapatmengangkat pembangunan desa secara keseluruhan;
2. Pengembangan perekonomian desa, yang diwujudkan melaluipengembangan sektor-sektor kegiatan utama, seperti pertanian,industri, dan perdagangan, harus sesuai dengan tujuan pembangunandesa, yaitu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara adildan merata, melalui penciptaan lapangan kerja dan kesempatanberusaha yang mampu menjangkau seluruh kalangan masyarakat DesaPleret.
36Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
III. 2. Analisis Potensi dan Masalah
A. Tata Ruang
Potensi
1. Warga sekitar menggunakan sungai sebagai tempat memancing atauuntuk memandikan hewan ternak.
2. Kondisi lingkungan di bantaran sungai masih relatif alami denganadanya semak-semak dari tanaman bambu.
3. Kondisi pekarangan di sekitar rumah masih cukup alami dengan banyakditanami tanaman-tanaman produktif oleh warga.
4. Terdapat situs cagar budaya di beberapa dusun yang berpotensisebagai wisata budaya serta penelitian.
5. Warga menggunakan lahan-lahan kosong di sekitar permukiman untukmengembangkan tanaman produktif seperti rumput gajah dan pohonbuah.
Masalah
1. Ancaman kerusakan lingkungan akibat penambangan pasir di sekitarbantaran sungai, yang juga menyebabkan pengikisan/erosi. Selain itu,sungai juga rawan longsor karena pengikisan sungai.
2. Sungai rawan tercemar kotoran dan air limbah dari industri maupunlimbah rumah tangga.
3. Banyak sampah yang terbawa arus sungai yang berasal dari bagianhulu.
4. Adanya pembuangan sampah di pekarangan cukup mengganggukenyamanan di lingkungan sekitarnya.
5. Kondisi tata ruang permukiman yang padat, dan aksesnya sulit.
6. Ancaman pencemaran lingkungan akibat kegiatan industri yanglimbahnya belum dikelola dengan baik.
7. Terganggunya kenyamanan masyarakat karena kotoran ternak yangberasal dari kandang menimbulkan bau.
8. Lokasi kandang pribadi cenderung dekat dengan permukiman yangberpotensi menganggu kesehatan dan menimbulkan bau tidak sedapterutama saat musim hujan.
9. Keberadaan situs cagar budaya belum dimanfaatkan atau ditata denganbaik walaupun sudah sepenuhnya tergali. Selain itu, situs yang sudahada kondisinya rusak dan tidak terawat.
B. Perumahan dan Bangunan
Potensi
1. Sebagian besar rumah dan bangunan fasilitas umum yang ada sudahsehat, layak huni, serta konstruksinya permanen dan tahan gempa.
2. Kebutuhan air bersih warga yang berasal dari sumur gali sudahtercukupi, dimana kualitas airnya jernih dan tidak berbau.
3. Sebagian besar warga telah menggunakan kamar mandi dan WC dalamkeseharian.
37Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Masalah
1. Masih terdapat rumah yang kurang layak huni, seperti dinding yangbelum diplester, lantai masih tanah, tidak ada ventilasi, dsb.
2. Belum semua KK memiliki kamar mandi dan sumur sendiri, lalumenumpang di tetangganya atau di kamar mandi masjid.
3. Warga masih membuang limbah rumah tangga/MCK ke pekaranganatau sungai. Cukup banyak warga yang belum memiliki septic tank.
4. Belum ada pengelolaan sampah dan tidak tersedia tempatpembuangan sampah yang memadai. Sampah biasanya ditimbun dipekarangan ataupun dibakar. Masih terdapat beberapa warga yangmembuang sampah ke sungai.
5. Kondisi di jalan sekitar permukiman saat malam hari gelap karenaminim penerangan.
C. Sarana dan Prasarana
Potensi
1. Akses jalan ke permukiman warga relatif memadai jangkauannya, tidakada lokasi yang terisolir.
2. Posisi jalan cukup strategis sebagai jalur distribusi manusia, barang,dan aktivitas antar desa.
3. Sudah terdapat jaringan irigasi yang menghubungkan antar desasehingga menjadi awal dari sistem pengairan yang baik.
4. Di beberapa titik telah terdapat jembatan sebagai sarana penghubungDesa Pleret dengan desa-desa sekitarnya.
5. Terdapat sarana transportasi umum.
6. Terjangkau jaringan listrik dan telepon.
Masalah
1. Masih terdapat jalan lingkungan yang belum diperkeras (jalan tanah).Beberapa ruas jalan yang sudah diperkeras dalam keadaan rusak.Menimbulkan genangan dan becek saat musim hujan.
2. Masih terdapat jembatan berkonstruksi bambu yang telah rusak dantidak cukup lebar. Hanya bisa dilewati oleh kendaraan roda dua.
3. Dusun di kawasan hilir saat musim kemarau sering tidak mendapatjatah air irigasi. Sebagian saluran masih berupa saluran non-teknis,sehingga banyak mengalami kebocoran.
4. Belum banyak saluran drainase yang memadai di sekitar jalan danpermukiman warga. Beberapa saluran tertutup sampah dan endapanpasir sehingga tidak berfungsi optimal dan menimbulkan genangansaat musim hujan.
38Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
D. Ekonomi
Potensi
1. Kegiatan pertanian merupakan sektor yang dominan. Sudah adamanajemen kegiatan melalui kelompok tani yang cukup baik .
2. Ketertarikan pada sektor peternakan cukup tinggi yang ditandai dengandibentuknya kelompok ternak dan banyaknya permintaan untukpembangunan kandang kelompok.
3. Adanya sinergi antara sektor pertanian dengan peternakan melaluipenyediaan dan pemenuhan kebutuhan masing-masing sektor. Yaitupupuk organik dari kandang dan pakan ternak dari pertanian.
4. Kegiatan perikanan sudah dilakukan oleh sebagain warga melaluikolam kelompok dan pemancingan. Juga terdapat kolam-kolam pribadi.
5. Perdagangan dan jasa potensial berkembang karena posisi Desa Pleretyang strategis, dilalui jalan kabupaten dan sebagai ibukota kecamatan.Hal ini ditunjang dengan adanya pasar desa dan banyaknya kegiatanproduktif warga.
6. Komoditas industri rumah tangga sangat beragam. Dominasinya adalahindustri makanan dan kerajinan. Serapan tenaga kerja bidang industricukup banyak, walaupun masih bersifat informal.
Gambar Potensi-potensi Ekonomi Desa Pleret
Lahan pertanian yang luas, ditanami padi, palawija, rumput gajah.
Telah mulai dirintis kelompok ternak dan kandang kelompok
Terdapat kolam-kolam kelompok yang tersebar di beberapa lokasi
39Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Komoditas industri makanan yang sangat beragam
Beraneka ragam komoditas industri kerajinan
Masalah
1. Hasil panen baru dapat memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakatsendiri. Banyak yang belum dapat menyisakan hasil panen untuk dijual.
2. Permasalahan utama pertanian adalah debit air dan saluran irigasi yangkurang memadai. Biaya produksi tinggi karena harga bibit, pupuk danpestisida mahal dan ketersediaanya terkadang kurang mencukupi.
3. Kendala pengembangan ternak kelompok adalah ketersediaan lahanuntuk kandang kelompok dan penambahan daya tampung. Kotoranternak belum dikelola optimal sehingga menimbulkan pencemaran disekitar kandang. Biaya produksi (pakan dan pemeliharaan) masih tinggisehingga belum dapat dipasarkan dengan harga bersaing.
4. Lokasi kandang pribadi di permukiman cukup mengganggukenyamanan karena adanya limbah ternak, terutama di musimpenghujan. Banyak pemilik kandang pribadi yang belum maumemindahkan ternaknya ke kandang kelompok.
5. Kegiatan perikanan terhambat oleh ketersediaan pasokan air yangbelum mencukupi, terutama pada musim kemarau saat air dari sungaidan irigasi berkurang. Selain itu ada ancaman penyakit ikan, keamanan,masalah modal usaha, distribusi, pengetahuan dan manajemen yangbelum baik.
6. Kegiatan perdagangan dan jasa terhambat oleh permodalan dan dayabeli masyarakat yang rendah.
7. Pengembangan industri kecil dan rumah tangga terkendala minimnyaketersediaan bahan baku, modal, dan kurang maksimalnya sistempemasaran.
8. Terdapat warga yang melakukan penambangan pada lahan pertaniandan di tepi sungai. Kegiatan ini nantinya akan berdampak buruk padalingkungan, namun banyak yang memperoleh penghasilan dari hal ini.Maka dari itu harus diciptakan lapangan pekerjaan baru untukmenampung transformasi tenaga kerja tersebut.
9. dan Masih ada kegiatan sektor ekonomi yang menggunakan tenagakerja dari luar Desa Pleret. Padahal masih ada masyarakat setempatyang dapat diberdayakan. Permasalahnya adalah kurangnya keahliandan keterampilan mereka sebagai bekal untuk dapat mengakses sektor-sektor tersebut.
10. Tidak adanya tindak lanjut yang kongkrit setelah adanya pelatihanmenjadikan ketrampilan yang sudah didapatkan tidak bisadikembangkan.
40Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
e. Pelayanan Publik
Potensi
1. Telah banyak pelayanan publik yang dikelola secara swadaya olehmasyarakat Desa Pleret. Antara lain kelompok bermain, PAUD, TPA,Posyandu, Posyandu Lansia, dan keamanan lingkungan. Tenagapengajar dan pekerjanya adalah perwakilan warga masyarakat DesaPleret yang turut peduli.
2. Jumlah PAUD cukup banyak, terdapat di hampir semua pedukuhan. Halini sesuai dengan banyaknya kelompok anak usia dini di Desa Pleret.
3. Posyandu telah rutin dilakukan minimal sebulan sekali. Terdapat jugaposyandu lansia dan puskemas keliling.
4. Sudah ada sistem ronda (siskamling) yang dijalankan secara bergiliroleh warga dengan rutin.
Masalah
1. Kegiatan pelayanan publik masih belum memiliki tempat sendiri.Kebanyakan dilangsungkan di rumah kepala dukuh atau rumah-rumahwarga yang dirasa dapat menampung kegiatan tersebut.
2. Kualitas layanan pendidikan informal masih kurang memadai, terutamatenaga pengajar dan prasarana pembelajaran seperti referensi bukubacaan, alat tulis, meja, almari, dan sebagainya.
3. Frekuensi pelayanan kesehatan dirasa masih kurang, padahalkebanyakan warga Desa Pleret sangat membutuhkan pelayanankesehatan yang terjangkau. Pemeriksaan kesehatan setiap sebulansekali dinilai tidak dapat mengantisipasi kebutuhan pemeriksaan ataupengobatan bila ada yang sakit mendadak. Selain itu belum adapenanganan terhadap penyakit kronis.
4. Jumlah pos ronda di dalam lingkungan dusun masih kurang mencukupi.
f. Kelembagaan
Potensi
1. Telah terdapat struktur kelembagaan yang mengurus kegiatan-kegiatanbermasyarakat, baik pada tingkat Desa Pleret, tingkat pedukuhan,maupun tingkat RT.
2. Kelembagaan dapat berperan sebagai media komunikasi yang baikpada masing-masing tingkat. Antara lain dengan agenda rutin sepertirapat, arisan, kerja bakti, dan pengajian, dan sebagainya.
3. Beberapa dusun sudah memiliki beberapa program dan kegiatan yangterencana.
4. Kelembagaan mewadahi seluruh kegiatan di Desa Pleret. Antara lainkesehatan, keamanan, sosial, perekonomian, budaya, kesenian,olahraga, pemuda, wanita dan anak-anak dan lain-lain.
5. Kelembagaan di Desa Pleret antara lain BKM, LPMD, kelompok tani,kelompok ternak, PKK, Karang Taruna, siskamling, karawitan, Risma,dan sebagainya.
Masalah
1. Kegiatan dari kelompok-kelompok warga banyak terkendala olehminimnya sarana-prasarana dan peralatan yang dimiliki.
2. Keberadaan dan kinerja dari BKM dinilai masih kurang optimal dalammemberikan bantuan permodalan.
3. Keberadaan kelompok masyakakat yang berbasis keremajaan,kewanitaan (PKK), keagamaan, dan olahraga dinilai masih belummaksimal dan berjalan dengan seadanya.
41Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
III. 3. Analisis Proyeksi Jumlah Penduduk
Proyeksi jumlah pendudukdiperlukan untuk mengetahui banyaknya pendudukpada tahun perencanaan. Lebih lanjut, analisa ini digunakan untuk mengetahuidaya tampung wilayah, kesesuaian antara kapasitas (daya tampung) kawasandengan besarnya perkembangan yang diproyeksikan terjadi pada tahunperencanaan. Perkembangan yang dimaksud antara lain berupa perkembanganaktivitas, guna lahan, dsb. Analisis ini juga berfungsi untuk memberikan batasanterukur terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan wilayah agar dapat tetapberkesinambungan dengan lingkungan sekitar. Sehingga penyimpangan-penyimpangan pemanfaatan lahan dapat diminimalisir.
Menurut hasil pemetaan swadaya, jumlah penduduk Desa Pleret pada tahun2010 adalah 12.150 jiwa. Berdasarkan data kependudukan dalam profilKecamatan Pleret tahun 2005-2010, rata-rata laju pertumbuhan penduduk DesaPleret per tahun adalah sebesar 2,53%. Dengan menggunakan lajupertambahan penduduk tersebut, dapat diproyeksikan jumlah penduduk DesaPleret pada tahun perencanaan 2011-2020 sebagai berikut:
Tabel Proyeksi Penduduk Desa Pleret Tahun 2011-2020
Sumber: Hasil Analisa PLPBK Desa Pleret, 2010.
Dengan jumlah proyeksi penduduk pada tahun perencanaan seperti tabel diatas, dapat diketahui daya dukung lahan berdasarkan daya tampung.Perhitungan ini dapat digunakan untuk mengkaji ketersediaan lahan/ruanguntuk aktivitas, dihitung berdasarkan luasan lahan dibagi dengan jumlahpenduduk eksisting. Hasil perhitungan digunakan sebagai acuan untukmenentukan ambang batas kawasan dengan menggunakan kriteria yangdikemukakan Yates (1980).
III. 4. Analisis Kebutuhan Fasilitas Pelayanan Lingkungan
Diperlukan untuk mengetahui apakah fasilitas pelayanan yang ada di DesaPleret sesuai dengan kriteria baku fasilitas pelayanan lingkungan permukiman.Analisanya berdasar pada perbandingan jumlah penduduk yang dilayani, yaitu12.150 jiwa, dengan standar minimum penduduk terlayani.
Tabel Kebutuhan Fasilitas Pelayanan Desa Pleret
Sumber: Analisa TIPP Berdasarkan Kriteria Penentuan Baku Fasilitas Pelayanan Lingkungan Permukiman oleh Luthfi Muta’ali, 2000.
TahunJumlah
Penduduk (jiwa)2011 12.4572012 12.7722013 13.0952014 13.4262015 13.7662016 14.1142017 14.4712018 14.8372019 15.2122020 15.597
42Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Jenis Fasilitas
Standar Perhitungan
KeteranganMinimum Penduduk
(Jiwa)
LuasLahan(m2)
JumlahFasilitas
Kebutuhan
a. TK 700 1.200 8 17 Jumlah masih kurang, namun menyesuaikandengan jumlah murid
b. SD 6.400 1.500 4 2 Sangat mencukupic. SMP 12.000 10.000 2 1 Sangat mencukupid. SMA 28.000 20.000 2 0 Sangat mencukupie. Puskesmas 30.000 650 0 0 Sesuaif. Pustu 6.000 500 1 2 Kurang mencukupig. Rumah Sakit 240.000 86.400 1 0 Sangat mencukupih. Apotek 10.000 350 n/a 1i. Praktik Dokter 5000 Dengan
rumahn/a 2
j. Warung 250 100 71 48 Sangat mencukupik. Pertokoan 2.500 1.200 18 5 Sangat mencukupil. Pasar 30.000 13.500 1 0 Sangat mencukupim. Taman main 1 250 250 n/a 48 Idealnya terdapat
setidaknya 4 taman inidi setiap pedukuhan
n. Taman main 2 2.500 1.250 0 5 Taman main yang adakebanyakan adalaharena bermain disekoah
o. Lapanganolahraga
30.000 9.000 2 0 Jumlah ini dipastikancukup karena terdapat2 lapangan sepak bola yang cukup besar diDesa Pleret
III. 5. Analisis Pemilihan Arahan Pengembangan Desa Pleret
Analisis ini dilakukan untuk memilih arah pengembangan Desa Pleret dengan mempertimbangkan potensi kawasan yang memiliki dampak paling besar bagi peningkatankesejahteraan masyarakat. Dalam menentukan pilihan tersebut, yang perlu dipertimbangkan adalah peluang, ancaman, dan kebutuhan yang diperlukan untuk pengembanganmasing-masing sektor. Prioritas yang dipilih tidak hanya harus memenuhi syarat memberi dampak paling luas bagi wilayah, namun yang terpenting adalah pertimbanganbahwa prioritas pengembangan yang dipilih cukup realistis untuk dicapai dalam tahun perencanaan yang ditentukan.
Dari hasil pemetaan swadaya, pilihan arahan pengembangan Desa Pleret adalah melalui sektor pertanian, peternakan, perikanan, industri rumah tangga,serta perdagangandan jasa. Berikut adalah analisis masing-masing sektor yang telah dilakukan oleh TIPP dan Pokja :
a. Pertanian
Potensi Masalah Peluang Ancaman Kebutuhan
1. Lahan pertanian cukup
luas (50%).
2. Diapit oleh Sungai Opak
dan Sungai Gajahwong.
3. Hasil utamanya padi dan
palawija.
4. Juga ditanam rumput
gajah untuk makanan
ternak.
5. Banyak tenaga buruh.
6. Beberapa Dusun telah
melakukan pertanian
organik.
7. Telah menggunakan
peralatan modern.
8. Telah dirintis usaha
pembibitan.
1. Hasil panen belum
mencukupi untuk konsumsi
pribadi.
2. Tipe tanah kering.
3. Kualitas lahan pertanian
menurun karena pengerukan
pasir dan pembuatan batu
bata.
4. Mengalami kekurangan air
karena berada di wilayah
hilir
5. Saluran irigasi mengalami
kerusakan.
6. Pembagian jatah air secara
bergilir tidak dapat
mencukupi kebutuhan air.
7. Keberadaan kelompok tani
belum optimal.
8. Penyuluhan tentang
pertanian dirasa kurang.
1. Dapat memperoleh
pupuk organik dari
peternakan Desa Pleret
sendiri.
2. Dapat dikembangkan
untuk industri
pengolahan pangan.
1. Hama dan penyakit
tanaman.
2. Berkurangnya lahan
pertanian akibat
pembangunan
permukiman dan
penambangan.
3. Kualitas tanah menurun
karena penggunaan pupuk
kimia.
1. Pasokan air yang
mencukupi.
2. Penyediaan/perbaikan
saluran irigasi yang
memadai.
3. Penyuluhan pengelolaan
dan pendistribusian.
4. Kemudahan memperoleh
bibit, pupuk, dsb
Sumber : Analisa Data Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Pleret, 2010.
43Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
b. Peternakan
Potensi Masalah Peluang Ancaman Kebutuhan
1. Terdapat beragam jenis
ternak dengan komoditas
unggulan sapi dan
kambing.
2. Hampir di setiap
pedukuhan telah ada
kelompok ternak dan
kandang kelompok.
3. Selain kelompok ternak,
warga juga mengelola
ternak secara individu.
4. Telah ada contoh
pengelolaan kotoran
ternak menjadi biogas.
5. SDM telah cukup memiliki
bekal kemampuan
beternak.
6. Terdapat tempat
penyembelihan hewan.
1. Kegiatan beternak masih
dianggap sebagai kegiatan
ekonomi sampingan atau aset
(tabungan) oleh warga.
2. Lokasi kandang pribadi ada di
permukiman warga.
3. Kandang pribadi sering
menimbulkan masalah
kesehatan-lingkungan.
4. Belum semua kotoran ternak
dikelola, terutama pada
kandang pribadi.
5. Kurangnya daya tampung
kandang kelompok.
6. Susah mendapatkan lahan
untuk kandang kelompok.
7. Kurang pembinaan tentang
pengelolaan ternak.
8. Kesulitan mendapatkan pakan
ternak.
9. Kesulitan menjual/distribusi
1. Permintaan pasar
mudah/banyak.
2. Dapat dijual dalam bentuk
daging, bibit (peranakan),
atau penggemukan.
3. Dapat menjadi pemasok
daging untuk kawasan
sekitar (sate).
4. Kotoran yang belum
dikelola dapat dijual atau
diolah menjadi pupuk dan
biogas.
5. Pupuk kandang yang
dihasilkan dapat
menyokong pertanian,
sehingga dapat mengurangi
biaya produksi dan menjaga
kualitas tanah.
6. Ketersediaan rumput gajah
untuk pakan.
1. Ancaman penyakit
menular dapat
menghambat
perkembangbiakan.
2. Limbah yang tidak
dikelola dengan baik
akan mencemari
lingkungan.
3. Kekurangan pasokan
pakan ternak.
4. Persaingan dengan
daerah-daerah
pemasok daging
lainnya.
1. Pembentukan kelompok
ternak pada tingkat
Dusun yang belum
memiliki kelompok.
2. Lahan untuk kandang
kelompok yang lokasinya
jauh dari permukiman.
3. Dokter atau mantri
ternak yang siaga.
4. Forum-forum
penyuluhan pengelolaan
ternak.
5. Pembuatan pakan
fermentasi/konsentrat.
6. Pengelolaan limbah
ternak yang menyertai
kandang kelompok
maupun pada kandang
individu.
Sumber : Analisa Data Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Pleret, 2010.
44Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
c. Perikanan
d. IndustriRumah Tangga
Potensi Masalah Peluang Ancaman Kebutuhan
1. Terdapat 55 petak kolamkelompok di 5 pedukuhan, dan 66 kolampribadi.
2. Beberapa telah dibukauntuk pemancinganumum.
1. Ketersediaan sumber air untukkolam kelompok yang tidak ajegkarena sistem jatah.
2. Posisi Desa Pleret ada di bagian hilir, sehingga debit air tidak maksimum.
3. Pengelolaan kolam kelompok dibeberapa lokasi terhenti.
4. Kurangnya pembinaan pengelolaanperikanan.
1. Masih terdapat lahan yang dapat dikembangkanmenjadi kolam.
2. Pasokan air untuk kolamyang dekat dengan sungaitidak tergantung musim.
3. Berpeluang memasokwarung makan, order restoran,dan pasar, baik didalam maupun luar desa.
1. Penyakit ikan yang
mudah menular sering
mengakibatkan gagal
panen.
2. Keamanan di sekitar
kolam kurang terjaga.
Sering terjadi
kehilangan.
1. Pasokan air yang menerus.
2. Penjagaan keamanan di
lingkungan kolam kelompok.
3. Penyuluhan tentang
budidaya ikan, kesehatan,
pakan, pembibitan, dsb.
Sumber : Analisa Data Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Pleret, 2010.
Potensi Masalah Peluang Ancaman Kebutuhan
1. Komoditasnya sangat
beragam (kerajinan,
olahan pangan, dll).
2. Menyerap cukup banyak
tenaga kerja dari warga
Desa Pleret dan beberapa
dari luar daerah.
3. Beberapa produk sudah
memiliki pasar di luar
daerah dan ekspor.
4. Beberapa industri
menggunakan bahan
baku setempat.
1. Baru dikembangkan secara individu.
Belum ada yang diproduksi secara
massal seperti pada desa-desa
industri.
2. Belum ada lembaga/ paguyuban
yang mewadahi kegiatan industri.
3. Pengelolaan limbah industri yang
belum memadai.
4. Masalah kewirausahaan (pelatihan,
tenaga kerja, modal, distribusi, dll)
5. Beberapa produk belum
menyertakan branding (merek) dan
masih dikemas sederhana.
6. Masih terdapat produk makanan
yang belum didaftarkan di Dinas
Kesehatan.
1. Beberapa industri kreatif
dapat mencapai pasar
nasional, bahkan ekspor.
2. Masih terdapat
pengangguran yang dapat
diberdayakan/ diberi
pelatihan untuk tenaga kerja
industri.
1. Harus bersaing dengan
industri serupa dari
daerah lain.
2. Proses produksi masih
tergantung oleh musim
/pemesanan. Belum
dapat memproduksi
dalam jumlah yang ajeg.
3. Untuk tenaga kerja
musiman, harus mulai
dipikirkan cara untuk
transformasi/pindah ke
bidang usaha lainnya.
1. Pembentukan koperasi
/paguyuban yang mewadahi
kegiatan industri.
2. Kemudahan jaringan
pemasaran (promosi,
channeling, dll).
3. Penguatan kewirausahaan
(modal, pelatihan, dsb).
4. Pendaftaran produk ke Dinas
Kesehatan, Dinas
Perindustrian dsb.
5. Pemberian label/merek
produk, yang juga sebagai
bentuk promosi.
6. Pemberian nilai tambah
produk untuk meningkatkan
harga jual (pengemasan dsb)
Sumber : Analisa Data Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Pleret, 2010.
45Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
e. Perdagangan dan Jasa
Potensi Masalah Peluang Ancaman Kebutuhan
1. Status sebagai ibukota
Kecamatan yang ramai
dengan perdagangan jasa
di lokasi-lokasi strategis.
2. Pusat kegiatan jasa dan
perdagangan warga adalah
pada Pasar Desa Pleret,
Pasar klitikan dan lokasi
strategis lainnya.
3. Selain mewadahi kegiatan
masyarakatnya, pasar Desa
Pleret juga menjadi tujuan
belanja warga desa
sekitarnya.
4. Cukup banyak menyerap
tenaga kerja dari
masyarakat sekitar.
5. Juga terdapat pasar
hewan.
6. Saat malam hari ramai
akan pedagang makanan
1. Letak pasar di lokasi ramai,
sehingga menimbulkan
gangguan pada jam sibuk.
2. Belum ada zonasi dalam
pasar.
3. Pedagang lebih memilih di
jalan daripada di kios.
4. Kegiatan jual-beli merambah
area luar pasar (pinggir jalan).
5. Penduduk sekitar belum
memperoleh nilai secara
langsung dari aktivitas pasar.
6. Belum ada pengelolaan
sampah pasar.
7. Beberapa pengguna los
berasal dari luar Desa Pleret.
Padahal ada pedagang Pleret
yang belum mendapat los.
1. Pengembangan pasar
dapat menciptakan
serapan pekerjaan
baru.
2. Dapat menjadi tempat
pemasaran hasil-hasil
sektor ekonomi Desa
Pleret (pertanian,
peternakan, industri).
1. Adanya beberapa toko
besar, swalayan dsb yang
terletak cukup dekat
dengan pasar.
2. Masalah pencemaran di
sekitar pasar bila tidak ada
penanganan serius.
1. Sistem penataan yang
lebih teratur. Misalnya
pemisahan zona ternak
dengan makanan, dsb.
2. Mendesain pasar agar
pedagang di pinggir jalan
mau pindah ke dalam
pasar.
3. Pengelolaan ruang yang
lebih baik. Misalnya
pengaturan sampah,
tempat parkir, dsb).
4. Aturan manajemen pasar
yang tegas.
Sumber : Analisa Data Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Pleret, 2010.
46Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
BAB IV
KONSEP PENGEMBANGAN
IV. 1. Visi
Dalam Rencana Penataan Lingkungan Permukiman ini telah disepakati visi DesaPleret sebagai cita-cita pembangunan yang ingin dicapai, yaitu :
“Tercapainya Kesejahteraan Masyarakat Desa Pleret Melalui Pertanian danPeternakan yang Modern dan Mandiri, Didukung oleh Industri, Perdagangandan Jasa”
Penjabaran visi di atas adalah bahwa sektor pertanian dan peternakanmerupakan tumpuan utama ekonomi masyarakat Desa Pleret yang tidak dapatberdiri sendiri dan memiliki ketergantungan erat satu sama lain. Sinergi keduasektor ini, kotoran ternak untuk pupuk maupun tanaman untuk makananternak, pada akhirnya menghasilkan produk ekonomi utama Desa Pleret.Produk pertanian dan peternakan kemudian menjadi bahan baku kegiatanindustri rumah tangga yang pada akhirnya mampu menggerakkan perdagangandan jasa di Desa Pleret.
Tercapainya kesejahteraan masyarakat berarti terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan masyarakat, baik kebutuhan dasar pangan, papan dan sandang,maupun kebutuhan pelengkap seperti pendidikan, kesehatan, dan keamanan.
Modern berarti pengelolaan dengan metode dan teknik yang baik sesuaidengan kapasitasnya. Bukan hanya dimaknai menggunakan peralatan bermesinatau bahan-bahan pabrikan semata, namun tentunya dengan tetapmemperhatikan keberlanjutan lingkungan.
Mandiri berarti dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, tanpa banyakbergantung pada daerah lain. Mampu memberikan lapangan pekerjaan bagimasyarakatnya, menyediakan kebutuhan dasar, dan menghasilkan produk yangberdaya saing.
IV. 2. Misi
Untuk mewujudkan visi di atas, maka visi tersebut akan dijabarkan dalam misi-misi. Misi-misi yang ditempuh untuk mewujudkan visi di atas akan dijelaskankemudian. Berikut adalah misi-misinya :
a. Meningkatkan ketahanan pangan melalui swasembada pangan dandiversifikasi pertanian.
b. Memberdayakan masyarakat melalui optimalisasi pengembangan sektorpertanian, peternakan, industri, perdagangan dan jasa yang mampumenciptakan kesempatan kerja.
c. Mendukung berkembangnya industri, perdagangan dan jasa melaluipengembangan pertanian dan peternakan.
d. Menghasilkan produk-produk ekonomis yang berkualitas dan berdayasaing.
e. Membentuk satu sistem ekonomi yang dapat menampung kegiatanproduktif warga, sekaligus mampu memenuhi kebutuhan warga DesaPleret.
f. Membentuk sistem kelembagaan yang baik dan mampu mewadahikegiatan dan aspirasi warga.
g. Menciptakan suasana kondusif untuk mendukung masuknya investasi.
IV. 3. Strategi
Berdasarkan misi di atas, telah dirumuskan strategi pengembangan wilayah agarmisi-misi tersebut dapat tercapai. Berikut adalah strategi pengembanganwilayah Desa Pleret :
a. Penerapan Panca Usaha Tani.
b. Mempertahankan area pertanian dengan membuat zonasi pertanian, sertazonasi khusus untuk peternakan.
c. Pemberian insentif dan disinsentif bagi pemilik lahan pertanian danpeternakan.
d. Penggunaan teknik modern pada pertanian dan peternakan.
e. Meningkatkan kualitas sumber daya setempat, baik bahan baku maupuntenaga kerja.
f. Memberdayakan masyarakat lokal sekitar dalam pengembangan industri,perdagangan dan jasa.
g. Mengoptimalkan penggunaan bahan baku lokal untuk kegiatan-kegiatanproduksi di Desa Pleret.
h. Melakukan promosi untuk menjual produk-produk yang dihasilkan DesaPleret.
i. Mengembangkan inovasi dan variasi pada produk-produk Desa Pleret.
j. Melalukan penataan kawasan perdagangan dan jasa agar dapat berfungsisecara optimal.
k. Menarik investasi ke semua sektor agar dapat membuka banyak lapanganpekerjaan.
l. Mengupayakan legalitas ijin mendirikan usaha kecil menengah danpemberian label pada produk yang dihasilkan.
47Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
m. Menjalin kerjasama dengan instansi terkait untuk meningkatkan kapasitaskegiatan masyarakat, baik melalui penelitian (research), penyuluhan,pelatihan, maupun investasi.
n. Memperbaiki pengelolaan manajemen dalam bidang pertanian,peternakan,industri, perdagangan dan jasa.
Strategi-stretegi di atas dipilih untuk mengatasi permasalahan danmengoptimalkan potensi yang ada di Desa Pleret. Pemilihan strategi inididasarkan pada misi-misi yang telah tercantum sebelumnya. Dengan inidiharapkan dapat menimbulkan multiplier effect bagi pengembangkan semuasektor perekonomian Desa Pleret, yang merupakan cara untuk memeratakankesejahteraan penduduk sebagai tujuan utamanya.
Selain memanfaatkan sumber daya alam yang telah tersedia, strategi ini jugamemanfaatkan sumber daya manusia di Desa Pleret yang belum optimal. Hal inidilakukan dengan cara pemberdayaan masyarakat, baik dalam bidang pertaniandan peternakan, maupun dalam bidang industri, perdagangan dan jasa. Dengandilakukannya pemberdayaan masyarakat ini diharapkan agar masyarakat lebihmempunyai tanggung jawab terhadap peningkatan sektor perekonomian,karena mereka terlibat secara langsung di dalamnya.
IV. 4. Rencana Penataan Lingkungan Permukiman
A. Rencana Struktur dan Pola Ruang
1. Rencana Struktur Ruang
Penggunaan lahan di Desa Pleret didominasi oleh lahan pertanianproduktif (50,08%), sebagian berupa pertanian lahan kering denganirigasi teknis dan sebagian berupa tegalan. Pertanian lahan keringterbentang di Desa Pleret kecuali pada bagian barat desa dan kawasansekitar jalan kabupaten. Sedangkan tegalan umumnya terdapat padakawasan sekitar sungai.Lahan pertanian produktif direncanakan untuk tidak digunakan sebagaifungsi non-pertanian. Perkembangan penggunaan lahan untukpembangunan rumah tinggal dioptimalkan untuk menggunakan fungsilahan permukiman yang masih memungkinkan untuk dimanfaatkan.Namun mengingat kedudukan Desa Pleret yang cukup dekat dengankawasan perkotaan, cukup besar peluang adanya pengembanganperumahan
Pusat kegiatan Desa Pleret berada pada poros wilayah di sekitar jalankabupaten. Guna lahannya didukung dengan keberadaan fasilitaspemerintahan, perdagangan dan jasa, fasilitas pendidikan dan fasilitas rekreasisehingga memungkinkan untuk skala pelayanan terhadap kebutuhanmasyarakat.
Rencana guna lahan di Desa Pleret sedikit banyak akan dipengaruhi adanyarencana jaringan jalan outer ring road (JORR). Apabila nantinya Desa Pleretdilalui jaringan jalan ini, maka beberapa guna lahan terutama di sekitar JORRakan berubah. Saat ini diestimasikan bahwa perubahannya adalah dari fungsipertanian ke perumahan dan perdagangan-jasa. Secara tidak langsung akanberpengaruh secara ekonomi terutama masyarakat yang memiliki lahandisepanjang jalan tersebut.
Oleh karena itu diperlukan pembatasan kegiatan di sekitar kawasan yangtermasuk dalam rencana JORR. Antara lain pedukuhan Bedukan, Kanggotan,Keputren, Kauman, dan Gunungkelir. Untuk jaringan penghubung antarlingkungan padukuhan dibedakan berdasarkan lokasi jalan, jalan yang beradapada wilayah pertanian hanya diperbolehkan untuk direncanakan berupa jalanperkerasan, sedangkan pada fungsi permukiman dapat berupa jalan aspalmaupun jalan perkerasan.
48Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
KawasanPermukiman
dengan FungsiCampuran
Industri RumahTangga
Kawasan Pertaniandan Peternakan
KawasanPerdagangan
dan Jasa
Gunungan
Trayeman
Bedukan
Kauman
GunungkelirKanggotan
KertoKeputren
Kedaton
Karet
Pungkuran
2. Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang memberikan arahan terhadap distribusiperuntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukanruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya. Arahan pola ruanguntuk Desa Pleret yaitu:
a. Kawasan Lindung
Kawasan lindung merupakan wilayah yang ditetapkan denganfungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup. Mencakupsumber daya alam dan sumber daya buatan. Kawasan lindung diDesa Pleret terdiri dari:
i. Sempadan Sungai
Kawasan lindung sempadan sungai yang ditetapkan adalahbantaran Sungai Opak dan Sungai Gajah Wong sejauh jarakyang telah ditetapkan.
ii. Cagar Budaya
Kawasan lindung cagar budaya yang ditetapkan adalahkawasan di sekitar peninggalan situs kraton. Seperti kawasanGunung Sentono dan kawasan di sekitar situs Kraton Kerto danKauman.
b. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya merupakan wilayah yang ditetapkan denganfungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensisumber daya alam dan sumber daya buatan. Kawasan budidaya diDesa Pleret terdiri dari:
i. Zona pertanian
Zona pertanian terdiri dari zona pertanian lahan basah danpertanian lahan kering. Rencana zona pertanian di Desa Pleretadalah mempertahankan zona pertanian yang ada saat ini.Terutama lahan basah yang tersebar di seluruh desa, kecualiDusun Kanggotan. Lahan kering dicadangkan sebagian sebagaizona permukiman.
ii. Zona permukiman
Rencana pengembangan zona permukiman di Desa Pleretadalah sama pada zona permukiman saat ini yang tersebar keseluruh desa, dengan perluasan ke arah lahan kering.
iii. Zona Jasa dan Perdagangan
Zona jasa dan perdagangan secara umum direncanakan disepanjang jalan Wonokromo-Pleret, dan Pleret-Banguntapan.Zona perdagangan yang lebih spesifik di antaranya adalah zonaperdagangan klithikan di Dusun Kanggotan.
iv. Zona Pendidikan dan Perkantoran
Zona pendidikan dan perkantoran direncanakan berada diDusun Kauman, Dusun Kedaton dan Dusun Keputren.
v. Zona Industri
Zona industri yang dapat ditetapkan di Desa Pleret antara lainzona industri tahu di Dusun Gunungan, dan zona industriemping mlinjo di Kedaton. Sedangkan industri lainnya, tidakdizonasi karena lokasinya yang tersebar.
49Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
KawasanBudidaya:
Permukiman, Industri Rumah
Tangga
Kawasan Budidaya: Pertanian dan
Peternakan
Kawasan Budidaya: Perdagangan dan
Jasa
Kawasan Lindung: Sempadan Sungai
KawasanLindung:
CagarBudaya
Gunungan
Trayeman
Bedukan
Kauman
GunungkelirKanggotan
KertoKeputren
Kedaton
Karet
Pungkuran
B. Rencana Pengembangan Permukiman
1. Rencana Arahan Pengembangan Permukiman
Karakteristik permukiman Desa Pleret secara umum bercirikanpermukiman perdesaan, yang terlihat dari ciri-ciri berikut:
a. Kepadatan bangunan rumah masih relatif rendah, terdapat jarakantara rumah yang satu dengan yang lain.
b. Sebagian besar merupakan rumah satu tingkat, yang luasanbangunannya relatif luas.
c. Konstruksi bangunan rumah sebagian besar menggunakanmaterial tembok, meski sederhana.
d. Terdapat area terbuka hijau/pekarangan yang luas di sekitar rumahwarga.
e. Persebaran rumah warga cenderung mengkluster/mengelompokmenjadi beberapa perkampungan penduduk, membentuk dusun-dusun.
f. Kawasan permukiman di sekitar bantaran sungai Opak memilikijarak yang cukup jauh dengan sungai. Sedangkan di sekitar sungaiGajahwong, kawasan permukiman cenderung lebih dekat dengansungai.
Berdasarkan karakteristik tersebut, untuk beberapa tahun ke depanpengembangan permukiman Desa Pleret diarahkan untuk tetapmempertahankan konsep permukiman perdesaan yang telah ada,namun ditambah beberapa peningkatan kualitas lingkungan tempattinggal. Konsep pengembangan permukiman yang diarahkan untukditerapkan antara lain adalah:
a. Permukiman Berwawasan Lingkungan
Konsep permukiman berwawasan lingkungan diarahkan melaluipengembangan permukiman yang tidak merusak atau mencemarilingkungan, serta menciptakan permukiman yang hijau, bersih,dan, sehat bagi warga. Penerapan konsep ini antara lain dilakukanmelalui:
i. Masing-masing penghuni rumah melakukan pengelolaanterhadap sampah yang dihasilkan, dan menghindaripembuangan sampah secara sembarangan ataupunmembakarnya. Karena itu, setiap rumah tangga diharapkandapat menyediakan tempat sampahnya sendiri, danmelakukan pemilahan jenis sampah secara sederhana.
ii. Mengelola atau menampung air limbah yang berasal darikamar mandi ataupun dapur dengan menggunakan septictank.Terutama bagi warga yang belum memiliki penampunganlimbah sendiri. Pembuangan air limbah secara langsung kepekarangan maupun kebiasaan membuang limbah ke selokanatau sungai harus dihilangkan.
iii. Melakukan penghijauan di sekitar rumah melalui penanamantanaman-tanaman produktif ataupun TOGA (tanaman obatkeluarga).
iv. Pembuatan lubang biopori di dalam pekarangan rumah untukmeningkatkan peresapan air ke tanah dan mengurangi potensiterjadinya banjir atau genangan air.
v. Peran aktif dari warga masyarakat dalam memelihara danmenjaga kebersihan lingkungan dengan cara teraturmelaksanakan kegiatan bersih lingkungan atau kerja baktisecara bersama/gotong royong.
b. Intensifikasi Lahan Permukiman
Lokasi pengembangan permukiman bagi rumah-rumah barudiarahkan untuk memanfaatkan area lahan permukiman yangsudah ada saat ini. Dengan lebih menekankan pada minimalisasikonversi lahan pertanian yang ada, terutama untuk lahan-lahanyang produktif. Konsep ini didasari oleh pertimbangan bahwamasih banyak lahan kosong di sekitar kawasan permukiman saatini, yang masih bisa dimanfaatkan untuk pengembangan rumahbaru.
Dengan permukiman yang lebih mengelompok dan tidakmenyebar, maka penyediaan prasarana pendukung seperti aksesjalan ataupun layanan pengumpulan sampah akan menjadi lebihmudah. Sehingga dapat membentuk sebuah kluster permukimanyang dihuni oleh banyak warga.
c. Pengembangan Pagar Tanaman
Pengembangan pagar sebagai pembatas antar pekarangan rumahbertujuan untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan daripenghuni rumah, khususnya bagi keluarga yang memiliki anakkecil. Untuk menonjolkan kesan permukiman yang hijau, makapagar dibuat dengan menggunakan tanaman yang diatur rapi dantertata.
50Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Namun pagar diarahkan untuk dibangun tidak terlalu tinggi,sehingga interaksi antar tetangga masih dapat terjaga. Selainbermanfaat untuk menghijaukan lingkungan, secara khususpenggunaan pagar tanaman juga dapat menyerap polusikendaraan yang berasal dari jalan.
2. Rencana Vegetasi
Arahan rencana penataan vegetasi yang akan diterapkan di Desa Pleretdisesuaikan berdasarkan masing-masing zona, antara lain:
a. Jalan Utama
Jalan masuk utama merupakan cerminan yang memperlihatkanidentitas Desa Pleret. Untuk itu perlu adanya vegetasi yangmenarik dan berkesan bagi orang yang melewati Desa Pleret.
b. Permukiman
Penataan vegetasi di kawasan permukiman diarahkan sebagaibatas antar rumah atau pagar hidup, untuk mengatasipenggenangan, pelestarian air tanah, dan pemanfaatan lahanpekarangan dengan tanaman produktif.
c. Bantaran Sungai
Penataan vegetasi di bantaran sungai akan berfungsi sebagai bufferdan pencegah terjadinya erosi. Selain itu, konsep ini dimaksudkanuntuk menciptakan kawasan bantaran sungai yang bersih danterawat.
3. Rencana Penyediaan Air Bersih
Sumber air bersih utama masyarakat Desa Pleret didapat dari sumberair dalam tanah melalui sumur, baik berupa sumur timba maupundengan pompa listrik. Untuk menjaga kualitas dan ketersediaanpasokan air bersih bagi warga Desa Pleret, rencana penyediaan airbersih yang akan diterapkan antara lain:
a. MCK KomunalUntuk menyediakan kebutuhan air bersih bagi warga yang belummemiliki sumur, maka diarahkan untuk dikembangkan MCKkomunal yang dilengkapi dengan sumur umum yang dapatdigunakan warga secara bersama. Beberapa hal yang perludiperhatikan terkait pengembangan MCK komunal ini antara lain:
i. Masing-masing RT diarahkan untuk memiliki MCK komunal.Namun untuk jangka pendek, MCK komunal akandikembangkan pada lokasi-lokasi yang ketersediaan sumber airbersihnya relatif minim.
ii. Lokasi pembangunan MCK komunal diarahkan di tengah-tengah permukiman warga, atau di sekitar bantaran sungaiuntuk mengurangi jumlah warga yang mandi ataupun buangair di sungai.
iii. Pengelolaan MCK komunal dilakukan secara bersama, denganbeban biaya pemeliharaan yang juga ditanggung oleh wargabersama.
b. Konservasi Air Tanah
Konservasi air tanah perlu dilakukan agar persediaan air di dalamtanah meningkat dan sumur tidak kering saat kemarau. Dilakukandengan mengembangkan sistem lubang biopori di sekitarpermukiman warga, sehingga air hujan dapat meresap maksimalke dalam tanah. Selain untuk mencegah banjir atau genangan air,biopori akan meningkatkan cadangan air di dalam tanah. Beberapahal yang perlu diperhatikan terkait pengembangan biopori adalah:
i. Pengembangannya dilakukan secara swadaya oleh masing-masing rumah tangga.
ii. Dibutuhkan sosialisasi agar masyarakat memahami manfaatbiopori dan memiliki pengetahuan tentang cara membuatnya.
iii. Lubang biopori dibuat pada beberapa titik di pekaranganrumah, di pinggiran jalan, dan sebagainya.
51Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Gambar Contoh Penggunaan Biopori
4. Rencana Sanitasi
Di wilayah Desa Pleret terdapat beberapa rumah warga yang belummemiliki pengolahan sanitasi yang baik, dan masih ada beberapa wargayang memiliki kebiasaan buang air di sungai. Berikut adalah baganarahan rencana pengelolaan sanitasi yang akan diterapkan:
Sumber : Hasil Analisa PLPBK Desa Pleret, 2010.
Sesuai dengan standar penentuan sistem sanitasi permukiman,pengelolaan limbah yang cocok untuk Desa Pleret adalah sebagaiberikut:
Bagan Standar Penentuan Sistem Sanitasi Permukiman
Sumber: Jurnal Perencanaan Infrastruktur.
Berdasarkan data dan analisa sebelumnya, kepadatan penduduk DesaPleret adalah 29 jiwa/Ha, dengan permeabilitas tanah yang cukup baik,dan kedalaman air tanah 80-100 meter. Sesuai dengan standar padabagan di atas, sistem sanitasi yang sesuai untuk Desa Pleret adalahseptic tank, sumur dan saluran resapan.
Limbah dapur
Tinja/kotoran manusia
Air cuci
Sanitasi (septictank dan sumur resapan)
Limbah Cair Rumah Tangga
Air Limbah
Kepadatan Penduduk<100jiwa/Ha
Permeabilitas tanahbaik?
Kedalaman Air Tanah >4meter
Septic Tank & Sumur Saluran
Resapan
Septic Tank & Saluran Resapan
Kepadatan Penduduk<300jiwa/Ha
Septic Tank & Anaerobic Up-Flow
Sewer & Treatment Plant
Septic Tank & Small Bore Sewer &
Treatment Plant
IYA
TIDAK
52Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Untuk menciptakan tersedianya sistem sanitasi yang layak danberkelanjutan untuk seluruh warga Desa Pleret, rencana penyediaansanitasi yang akan diterapkan antara lain:
a. Sistem Sanitasi On-Site
Limbah cair yang berasal dari rumah tangga diolah dengan sistemindividual yang menggunakan fasilitas sanitasi setempat (on-sitesanitation) yaitu dengan menggunakan jamban keluarga denganunit pengolahan yang dilengkapi dengan fasilitas sumur peresapan.Konsep tersebut digunakan karena optimal untuk menanggulangipermasalahan sanitasi untuk rumah dengan pekarangan yang luas.
b. Jarak dengan Sumur
Jarak dari sumber air minum ke tempat penampungan kotoranperlu diperhatikan. Semakin dekat jarak penampungan kotorandengan sumber air minum, kemungkinan besar akan menimbulkanperembesan kotoran ke dalam sumber air minum. Kondisi ini akanmempengaruhi kualitas air untuk keperluan rumah tangga.
c. MCK Komunal
Dibutuhkan adanya rencana sarana dan prasarana sebagai sebuahpercontohan yang ada di masing-masing RT. Rencana sarana danprasarana yang akan dilakukan adalah membangun MCK umumdengan konsep sanitasi yang baik dan sesuai dengan kriteria.Sehingga selain sebagai contoh MCK yang baik, MCK tersebut jugadapat diperuntukkan bagi warga yang terbiasa buang air di selokanatau sungai.
d. Peran Serta Masyarakat
Dalam merencanakan dan mengimplikasikan rencana sanitasi,sejak awal sangat dibutuhkan adanya keterlibatan, kesadaran sertakomitmen yang kuat dari masyarakat. Termasuk untuk pengelolaandan pemeliharaan MCK komunal.
5. Rencana Persampahan
Kebiasaan warga Desa Pleret yang masih membuang dan membakarsampah di pekarangan rumah dan di bantaran sungai dapatmenimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Oleh karena itudibutuhkan adanya rencana pengelolaan sampah yang menyeluruh danmelibatkan masyarakat. Secara perlahan penerapannya akanmengubah kebiasaan warga, serta membuat sampah memiliki nilaiekonomi yang tinggi. Berikut ini adalah panduan untuk menentukansistem pengelolaan sampah di permukiman:
Bagan Penentu Sistem Pengelolaan Sampah Permukiman
Sumber: Jurnal Perencanaan Infrastruktur.
Sumber & Volume Sampah
StrategiPengelolaan
Sampah
Pelayanan Komunal
Pelayanan Setempat
Pewadahan
Pewadahan
Pengumpulan
Pengolahan
Pengolahan
Pemindahan & Pengangkutan
TPA
Kebutuhan Dana/Biaya
Tingkat Pelayanan
PenentuanDaerah
Pelayanan
Kualitas Operasional
Frekuensi Pelayanan
Strategi Pelayanan
Topografi
Tingkat Pendapatan Warga
Kondisi Lingkungan
Daerah Pelayanan
Kepadatan Penduduk
Fungsi & Nilai Kawasan
53Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Arahan rencana persampahan yang akan diterapkan di Desa Pleretadalah sebagai berikut:
a. Pemilahan Sampah
Sampah yang dihasilkan setiap rumah tangga di Desa Pleret setiapharinya memiliki jenis yang berbeda, dan membutuhkan metodapengolahan yang berbeda pula. Oleh karena itu, pemilahanmerupakan salah satu kunci dari sistem pengelolaan sampah yangakan diterapkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkaitpemilahan sampah ini antara lain:
i. Jenis sampah yang dipilah berupa sampah organik dan nonorganik di masing-masing rumah.
ii. Pendekatan, sosialisasi, penyebaran informasi kepada wargasehingga memiliki kemauan, kepedulian terhadap masalahpersampahan dan menjadi penggerak di lingkungannya.
iii. Pelatihan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaranpenghijauan lingkungan dan 3R (reduce, reuse, recycle).
b. Proses Pengangkutan Sampah
Sampah yang telah dipilah di masing-masing rumah tersebutkemudian dikumpulkan di tempat pengumpulan sampahsementara yang ada di masing-masing Dukuh/RT/RW setempatsesuai dengan kesepakatan warga. Sampah yang berasal daritempat sampah sementara tersebut kemudian diangkut menujutempat pengolahan sampah terpadu.
c. Pengolahan Sampah Terpadu
Sampah-sampah yang telah dikumpulkan akan diolah menjadibarang yang bernilai ekonomi. Pengolahan sampah ini nantinyatidak hanya memanfaatkan sampah yang berasal dari rumahtangga, namun juga akan terintegrasi dengan kegiatan peternakanyang menghasilkan kotoran ternak untuk dijadikan pupuk kompos.
Berikut ini adalah bagan arahan rencana pengolahan sampahterpadu yang akan diterapkan.
Sumber : Hasil Analisa PLPBK Desa Pleret, 2010.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan pengolahansampah terpadu antara lain :
i. Pembentukan kelompok kerja dan kesepakatan kontribusiwarga terkait bank sampah.
ii. Pendampingan, pelatihan dan pemantauan secara bertahaphingga dapat menghasilkan kompos, produk daur ulang,dansebagainya
iii. Koordinasi dengan pemerintah setempat seperti DinasKebersihan, Tata Kota, Perumahan, dan Pekerjaan Umum, agarbersinergi dengan sistem pengelolaan sampah skala kota.
iv. Pemasaran hasil daur ulang, tanaman produktif, atau kompossehingga dapat menjadi salah satu sumber pendapatan warga.
Kotoran ternak
Sampah Organik
Sampah Non Organik
Kompos Daur UlangDigunakan
KembaliDihancurkan
Sampah Rumah Tangga
Kegiatan Peternakan
54Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
C. Rencana Pengembangan Ekonomi
Secara umum rencana pengembangan ekonomi di Desa Pleret adalahmelalui sinergi antara sektor-sektor utamanya seperti disebutkan pada visidesa. Sektor-sektor ini antara lain pertanian, peternakan, industri rumahtangga, perdagangan dan jasa, serta perikanan. Bentuk pengembanganantar sektor-sektor yang saling terkait tersebut adalah sebagai berikut:
1. Rencana Pertanian
Rencana pengembangan pertanian banyak dipengaruhi oleh kondisilahan pertanian di Desa Pleret yang berupa lahan kering dan berada diwilayah hilir. Beberapa rencana pengembangan pertanian di antaranya:
a. Penambahan debit air irigasi di wilayah pertanian melaluiperbaikan sarana dan prasarana.
b. Meningkatkan ketahanan pangan masyarakat agar masyarakattidak hanya dapat memenuhi kebutuhan konsumsinya sendiri,namun juga mampu menyisakan hasil panen untuk dijual ke pasar.
c. Kegiatan pertanian mulai diarahkan untuk dapat menghasilkanbibit padi, tidak hanya untuk budidaya dan konsumsi semata (onfarm).
d. Adanya diversifikasi produk pertanian. Hasil panen tidak hanyaberupa produk alami, namun harus mulai dikembangkan menjadiproduk-produk olahan pangan untuk memberi pertambahan nilai.
e. Peningkatan kualitas lahan pertanian dengan mengurangipenggunaan obat dan pupuk kimia, serta mulai beralih kepenggunaan bahan-bahan organik.
f. Pengendalian penurunan kualitas dan kuantitas lahan pertanianakibat adanya penambangan tanah untuk bahan baku batu bata.Pengendalian dilakukan dengan membatasi penambangan tanahhanya pada lahan-lahan yang tidak produktif.
g. Pengadaan sentra atau lokasi percontohan pertanian organik untukmenunjukkan hasil-hasil pertanian, serta untuk mempermudahpemasaran produk pertanian kepada konsumen.
h. Adanya penyuluhan berkala tentang pengelolaan pertanian, sertasosialisai dan pelatihan pertanian organik.
i. Tersinerginya sektor pertanian dan peternakan melalui penyediaanpakan untuk ternak dan pupuk dari kotoran ternak.
2. Rencana Peternakan
Kegiatan peternakan dilakukan hampir oleh semua warga yang jugaberstatus sebagai petani. Peternakan berkaitan erat dengan sektorpertanian, namun masih dianggap sebagai usaha sampingan semata.Rencana pengembangan peternakan Desa Pleret antara lain :
a. Membuat kandang kelompok terintegrasi dengan 1 pusat di leveldesa, dengan sub-sub pendukung dari kandang kelompok ditingkat dukuh.
b. Pembentukan kelompok ternak pada Dusun yang belum memilikikelompok ternak sebagai salah satu upaya pengembangan sumberdaya manusia setempat.
c. Pengadaan kandang kelompok untuk menampung ternak kambingdan sapi yang masih dipelihara di kawasan hunian. Lokasi kandangkelompok idealnya terpisah dari hunian warga.
d. Lokasi budidaya ternak unggas juga harus terpisah dari hunianwarga untuk menghindari gangguan kesehatan, polusi, dsb.
e. Adanya pengelolaan kotoran ternak pada kandang kelompok.Misalnya diolah menjadi pupuk organik, bahan untuk biogas,media pembudidayaan cacing untuk pakan ikan, ataupun dijualsebagai bahan dasar pembuatan pupuk.
e. Upaya menjaga kesehatan ternak, antara lain melalui pemeriksaanternak secara berkala, menjaga kebersihan kandang, penyediaandokter atau mantri ternak, dsb.
f. Upaya menjaga keamanan di kandang kelompok dengan rutinmemonitor kandang untuk mencegah kerugian akibat kehilangandan kejadian tidak terduga lainnya.
g. Fokus kegiatan peternakan untuk pembibitan, penggemukan, sertadapat menjadi pemasok daging untuk industri pengolahanmakanan dan kawasan kuliner di Desa Pleret ataupun sekitarnya.
h. Adanya penyuluhan dan pelatihan pengelolaan kandang bersamaagar tidak menimbulkan gangguan untuk lingkungan sekitarnya.
i. Adanya manajemen pengelolaan kandang kelompok, terutamabagi pemilik yang memelihara ternaknya di kandang kelompok.Misalnya pembayaran sewa kandang atau uang kas sebagai bentukkontribusi bagi pemilik lahan.
j. Pembuatan makanan konsentrat bagi hewan ternak sehingga biayaproduksi menjadi lebih kecil.
k. Adanya kemudahan akses ke pemberian pinjaman lunak danpemasaran ternak.
l. Tersinerginya sektor peternakan dan pertanian melalui penyediaanpupuk dari kotoran ternak dan pakan dari pertanian untuk hewanternak.
55Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
3. Rencana Industri Rumah Tangga
Pengembangan kegiatan industri di Desa Pleret menjadi satu kesatuandengan pengembangan sektor-sektor lain seperti pertanian,perdagangan, jasa dan perikanan. Beberapa usulan pengembanganlainnya antara lain:
a. Pembentukan paguyuban atau Koperasi untuk mewadahi seluruhkegiatan pengrajin industri, baik industri makanan, kerajinan danlainnya untuk mempermudah pengajuan proposal, pelatihan,mengakses bantuan modal, dan tukar-menukar informasi dsb.
b. Bimbingan untuk produsen industri, terutama tentang manajemenusaha. Antara lain kemudahan untuk mengakses bahan baku danmodal, tersedianya link kerjasama atau channeling, sertapemasaran yang ajeg dan tidak tergantung musim.
c. Adanya pelatihan tentang proses industri di tingkat Desa untukmemberdayakan warga setempat yang masih menganggur.Sehingga pemilik usaha tidak perlu mengeluarkan biaya lebihuntuk membayar tenaga kerja dari luar Desa.
d. Pemberian label pada produk yang secara tidak langsung dapatberfungsi untuk menginformasikan/promosi hasil-hasil produksikreatif Desa Pleret.
e. Pengembangan inovasi dan variasi produk, diantaranya variasimodel, bahan, warna, bentuk dan fungsi. Pengrajin tidak hanyamemproduksi satu jenis produk, namun bisa mulai merintis variasiproduk lainnya.
f. Pada level dasar harus ditindaklanjuti dengan adanya musyawarahatau rembug rutin antara para pelaku industri.
g. Adanya pengelolaan limbah-limbah industri, baik penangannyaataupun pemanfaatannya kembali.
h. Pelatihan manajemen pemasaran bagi seluruh pelaku industri kecildi Desa Pleret.
i. Terdapat rencana untuk zona industri yang ideal dan tidakmengganggu kenyamanan tinggal di lingkungan permukiman.
j. Kegiatan industri dapat memberdayakan tenaga kerja setempat,khususnya pengangguran dan ibu-ibu.
4. Rencana Perdagangan dan Jasa
a. Adanya wadah berupa paguyuban/koperasi untuk mempermudahmasalah pendanaan.
b. Optimalisasi fungsi Pasar Pleret sebagai wadah kegiatanperdagangan dan jasa. Khususnya dengan melakukan penataankembali fungsi ruang di dalam dan sekitar pasar.
c. Rencana zonasi kawasan perdagangan dan jasa Desa Pleret dengansegala fasilitas kelengkapannya, misalnya lahan parkir.
d. Mengoptimalkan fungsi pasar dan kios-kios untuk mendukungkegiatan kuliner (oleh-oleh/makanan khas).
e. Mengutamakan memberi tempat usaha bagi pedagang yangberasal dari dalam Desa Pleret.
f. Adanya manajemen pengelolaan pasar yang baik.
g. Memasarkan produk-produk Desa Pleret ke pasar modern.
h. Kegiatan pelatihan/penyuluhan mengenai pemasaran,pengemasan, mengurus perijinan/standarisasi, inovasi produkyang dihasilkan, dsb.
i. Mengadakan festival kuliner
j. Pengembangan pasar klitikan dengan prioritas bagi pedagang DesaPleret yang selama ini masih berdagang di sepanjang jalan di DesaWonokromo.
k. Pemberdayaan pemuda dan wanita untuk mengelola sektor-sektorperdagangan dan jasa, khususnya kios-kios makanan dan kolampemancingan.
l. Kegiatan perdagangan dan jasa dapat menjadi tempatmemasarkan hasil pertanian, peternakan, perikanan, industrikerajinan warga, dan juga mendukung jalur wisata yangdirencanakan.
56Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
5. Rencana Perikanan
a. Pengembangan sektor perikanan dengan konsep rekreasi, dimanadiusulkan untuk menjadi lokasi pemancingan dan wisata kulinersebagai satu kesatuan.
b. Sektor perikanan diusulkan untuk dikembangkan dengan modelkelompok.
c. Mengadakan ronda tidak hanya pada kawasan permukiman,namun juga sampai ke kolam kelompok.
d. Bimbingan dan penyuluhan tentang budidaya ikan terutamatentang bibit, pakan, penyakit, cara pengembangbiakan, danpemasaran.
e. Selain pengembangan kolam kelompok, warga juga diberipemahaman untuk mengembangkan kolam pribadi, paling tidakuntuk memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.
f. Mengatasi masalah air agar potensi kolam pemancingan danpengelolaan perikanan cukup besar dan dapat menjadikan sektorperikanan sebagai alternatif lain di bidang ekonomi Desa Pleret.
D. Rencana Infrastruktur
1. Rencana Pengembangan Jalan dan Jembatan
Rencana jaringan jalan akan menganut konsep perbaikan jaringan jalanyang menjadi sirkulasi utama pada skala desa dan dusun. Rencanameliputi jaringan jalan di wilayah permukiman dan jalan bagi lahanpertanian. Beberapa rencana yang dapat dikembangkan antara lain:
a. Permukiman
Perbaikan jalan di wilayah permukiman dilaksanakan denganmempertimbangkan faktor kepentingan dan fungsi jalan bagieksternal dan internal wilayah. Beberapa rencana yang bisadikembangkan adalah :
i. Penindaklanjutan dari program pemerintah mengenai outerringroad sehingga didapatkan kejelasan tentang rencana dandetail jaringan jalan yang akan dikembangkan.
ii. Pengaspalan jalan desa yang menghubungkan antar dusun diDesa Pleret yang sampai saat ini baru sebagian yangterlaksana.
iii. Perkerasan jalan yang tepat pada jalan-jalan di tiap dusun,diutamakan pada jalan yang menjadi sirkulasi utama atau yangdianggap penting bagi sirkulasi warga. Hal ini bermanfaatmemperlancar mobilitas serta kegiatan ekonomi warga.
iv. Penggunaan standarisasi proyek jalan baik pada jalanlingkungan maupun jalan desa sehingga manfaat yangdirasakan bagi warga menjadi maksimal. Penggunaan standarjalan dapat menghemat anggaran terkait dengan perbaikanjalan serta kualitas jalan yang lebih baik.
b. Pertanian
Perbaikan jalan di wilayah permukiman ditujukan agar distribusihasil pertanian dapat dilakukan dengan lancar sehingga bisameningkatkan kinerja petani secara efektif dan efisien. Rencanajaringan jalan di lahan pertanian adalah sebagai berikut :
i. Perbaikan jalan bagi lahan pertanian di Dusun Gunung Kelir.Hal ini dilakukan untuk memperlancar sirkulasi distribusi hasillahan pertanian pada wilayah sebelah timur dari Desa Pleret.
ii. Perbaikan jalan yang penting di dusun lain sehinga distribusibahan baku, hasil, dan tenaga kerja dapat merata.
57Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
2. Rencana Pengembangan Drainase
Jaringan drainase berfungsi sebagai saluran yang mengalirkan air hujanagar tidak terjadi genangan pada wilayah permukiman. Konsep yangditerapkan pada Desa Pleret adalah penyaluran potensi air yangseimbang secara vertikal dan horizontal.Pada umumnya kelebihan air hujan yang turun dipandang harus segeradibuang melalui mekanisme pengaliran lewat saluran dan segeradibuang ke sungai. Namun dalam konsep vertikal, kelebihan air hujandianggap sebagai sesuatu yang harus dikelola dan disimpan sebanyakmungkin untuk menjaga pasokan air tanah saat musim kemaraudatang. Dalam konsep horizontal, saluran drainase diintegrasikandengan saluran irigasi agar pasokan air bagi lahan pertanian dapatbertambah sehingga mencapai bagian selatan desa. Rencana yangmendukung konsep tersebut adalah:
a. Perbaikan saluran drainase lingkungan di permukiman sertasaluran drainase utama di wilayah Desa Pleret, serta padakonsentrasi permukiman di dusun-dusun. Saluran drainaselingkungan yang berada di konsentrasi permukiman di dusun-dusun lebih diutamakan pada lokasi genangan air sehingga dapatmengatasi masalah yang sudah ada.
b. Penerapan cara penyerapan air dengan sistem biopori padawilayah pekarangan rumah dan saluran drinase sehingga limpasanair dapat terserap sebagian ke dalam tanah. Biopori merupakanlubang resapan dengan diameter ± 10 cm dan kedalaman ± 1meter. Pada lubang biopori dapat diisi dengan daun-daunan agarproses penyatuan dan penyerapan lebih efektif.
3. Rencana Pengembangan Irigasi
Jaringan irigasi pada lahan pertanian sangat erat kaitannya denganpermasalahan utama pada sektor pertanian, yaitu masalah air. Debit airpada musim kemarau sangat kurang sedangkan pada musim penghujansering melebihi kapasitas. Selain itu, permasalahan dari saluran irigasiadalah kualitas saluran yang sering bocor sehingga mengurangi debitair yang mengalir. Beberapa rencana yang akan dilakukan terkaitdengan penataan jaringan irigasi adalah sebagai berikut:
a. Rehabilitasi saluran irigasi yang rusak dan sering menimbulkanmasalah. Saluran ini berupa saluran primer, sekunder, maupuntersier yang berada pada lahan pertanian. Rehabilitasi denganpeningkatan saluran irigasi menjadi saluran irigasi teknis sehinggamemaksimalkan fungsi dari saluran tersebut.
b. Pembuatan saluran irigasi baru pada lahan pertanian yangkekeringan dan membutuhkan saluran.
c. Pembuatan sumur gali serta pompa di berbagai titik pada lahanpersawahan sehingga permasalah air dapat teratasi. Hal initentunya didukung oleh perilaku warga yang mendukung prosesdrainase vertikal sehingga debit air sumur dapat terjaga.
d. Peningkatan penataan jaringan irigasi untuk pendukung pertanianorganik. Pada pertanian organik, air merupakan salah satu faktorpenting keberhasilan sistem sehingga mutlak harus dipenuhi.Adanya penyuluhan mengenai konservasi air pada lahan pertaniandapat menjadi tindak lanjut dari rencana ini.
KawasanPermukiman
Letak SumurResapan Kiri
Letak SumurResapan Kanan
Medium Jalan
Saluran Drainase(Parit)
Jarak AntarSumur
12.00 m
6.00 m 6.00 m
Saluran DrainaseKiriSaluran DrainaseKanan
Medium Jalan
Letak SumurResapan Kanan
Letak SumurResapan Kiri
0.4 m 0.4 m
58Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
E. Rencana Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Ruang terbuka hijau (RTH) merupakan salah satu elemen lingkungan yangpenting untuk menjaga keseimbangan wilayah. Peranan RTH sebagai fungsiekologis sangat dibutuhkan bagi kawasan desa yang bercirikan perkotaanagar keberlanjutan fungsi ekologis yang sudah tercapai dapat terusdilestarikan.
RTH juga memiliki fungsi sosial sebagai tempat berkumpulnya masyarakatdalam suatu wadah publik yang bisa diakses oleh siapa saja dan kapan saja.Fungsi lain yang juga dapat timbul akibat adanya RTH adalah fungsiekonomi. Munculnya aktivitas ekonomi sering kali bermula dari RTH yangbersifat publik sebagai tempat berkumpulnya masyarakat.
Pelestarian serta pengembangan jenis menjadi fokus dari rencana RTH diDesa Pleret. Jenis RTH, terutama yang bersifat publik, tidak terdapat disemua dusun sehingga perlu adanya pengembangan jenis dan variasi RTHyang dapat mendukung kualitas permukiman. Selain itu, pelestarian RTHyang sudah ada menjadi tulang punggung kualitas lingkungan alam agarseimbang dengan permukiman eksisting.
1. RTH yang Dijaga Kelestarian dan Keberadaannya
a. RTH sempadan sungai, yang terdapat pada bantaran SungaiGajahwong dan Sungai Opak. Berfungsi pula sebagai kawasanlindung yang tidak diperbolahkan adanya pembangunan. Sehinggalebar kawasan lindung dapat tetap terjaga, dan dapat pulamenghindari bencana longsor. Yang diperbolehkan adalahpembangunan fasilitas publik dengan mempertimbangkankeamanan dan kelestarian lingkungan. Penataan di kawasan inidilakukan dengan penanaman vegetasi yang cocok serta adanyaaturan yang membatasi sepanjang kawasan lindung.
b. Hutan, yang berada di wilayah Dusun Gunung Kelir serta di sekitarsungai. Penataan kawasan ini dilakukan dengan pengendalian sertapenanaman tanaman produktif. Pengendalian kelestarian hutanakan menjadi kegiatan utama dalam menjaga ruang terbuka hijau.
c. Pemakaman, dilakukan dengan arahan pelestarian meliputikawasan di sekitarnya dan penguatan batas dari lokasi.
2. Prioritas Pengembangan RTH
a. Taman Baca dan Bermain akan menganut konsep taman yangberguna dalam bidang pendidikan, sosial dan lingkungan. Tamanbaca dan bermain merupakan taman pada suatu lokasi dipermukiman dengan desain yang fungsional namun menarik.Taman ini berfungsi sebagai sarana pendidikan berupaperpustakaan dan tempat pendidikan informal bagi warga (PAUD,TK, dll) serta dapat digunakan sebagai tempat berkumpul danberinteraksi oleh warga dari berbagai umur. Kedua fungsi tersebutakan dipadukan dengan fungsi lingkungan sehingga warga dapatlebih menghargai lingkungan alam.
b. Jalur Hijau, diproyeksikan berada di sepanjang jalan utama DesaPleret dan jalan lingkungan utama di setiap dusun. Kegiatan inidilakukan dengan penanaman pohon perindang di jalan utamaDesa Pleret serta pohon produktif di jalan lingkungan setiap dusun.
c. Hutan Wisata Kawasan Gunung Sentono yang berada di wilayahDusun Gunung Kelir berpotensi besar karena adanya situsbersejarah makan kuno yang dapat menarik wisatawan maupunpeneliti. Pengembangan kawasan hutan dilakukan dengan arahantidak merubah ekosistem yang ada. Rencana yang akan dilakukanadalah dengan menata kawasan tersebut sebagai kawasan wisatamelalui penanaman tanaman produktif dan pemasaran. Perlu jugaadanya pengendalian kawasan agar tidak menjadi kawasan yangrusak lingkungan dan ekosistemnya.
d. Tamanisasi dilakukan di setiap dusun pada lokasi yangmemungkinkan. Bertujuan untuk menambah keindahan kawasanserta penghijauan permukiman. Pada lahan pekarangan warga jugadapat ditanami pohon produktif sebagai alternatif penghijauan.
e. Lahan Produktif Sempadan Sungai ditata dengan ditanamitanaman produktif atau dijadikan lahan pertanian. Kegiatan initentunya juga mempertimbangkan aspek manfaat dan akibat yangtimbul dari kegiatan tersebut.
f. Pengendalian dan Pengawasan RTH dilakukan melalui adanyaaturan-aturan yang mengikat kawasan agar ruang terbuka hijauyang sudah ada maupun yang akan dibuat tetap lestari.
59Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
F. Rencana Mitigasi Bencana
Mitigasi bencana dibutuhkan untuk mengantisipasi dan meminimalisirdampak yang mungkin terjadi terkait dengan potensi bencana yang ada.Berdasarkan pemetaan swadaya, terdapat 3 jenis bencana yang berpotensiterjadi di Desa Pleret, yaitu gempa, banjir/longsor, dan endemi penyakit.Rencana mitigasi untuk masing-masing ancaman yang akan diterapkan diDesa Pleret adalah sebagai berikut:
1. Mitigasi Bencana Gempa
Desa Pleret berada di wilayah patahan/sesar Opak pada Sungai Opak.Meski tidak dapat diperkirakan waktu kejadiannya, gempa memilikisiklus kemunculan, dan pada tahun 2006 Desa Pleret juga ikutmerasakan dampak akibat bencana gempa besar yang melanda wilayahDIY dan Jateng. Mitigasi bencana yang perlu dilakukan antara lain:
a. Pembuatan Jalur dan Lokasi Evakuasi
Untuk mengantisipasi dampak yang parah terhadap keselamatanwarga, maka perlu ditetapkan jalur evakuasi yang dapat menjaminkeselamatan warga pada saat terjadi gempa. Jalur tersebutdiarahkan untuk menuju titik-titik evakuasi yang tersebar di DesaPleret, dilengkapi oleh rambu-rambu/penunjuk arah. Kriteria yangharus dipenuhi untuk menjadi lokasi evakuasi yaitu:
i. Memiliki area terbuka yang dapat menampung banyak orang.
ii. Terdapat ruang/bangunan tertutup yang tahan gempa, yangdapat menjadi tempat berteduh dari hujan, khususnya bagianak-anak dan wanita.
iii. Memiliki MCK umum yang dapat berfungsi dengan baik.
iv. Lokasi yang relatif tinggi, untuk mengantisipasi meningkatnyamuka air sungai.
Berdasarkan RPP JRF, arahan lokasi evakuasi bencana pada wilayahDesa Pleret antara lain:
i. Balai Desa Pleret, juga dilengkapi dengan Pendopo yang cukupluas dan sarana gedung olahraga yang cukup luas pula.Letaknya dekat jalan Kabupaten sehingga mudah dijangkau.Kondisi baik, sudah ada fasilitas listrik dan air bersih walaupunbelum maksimal. MCK masih perlu ditambah, karena saat inibaru ada 1 unit MCK. Daya tampung lokasi ini 1000 orang.
ii. Lapangan Desa Pleret berada di Pedukuhan Kerto dengan luasarea 15.000 m2 dan dapat menampung hampir seluruh wargasekitar area tersebut, antara lain dusun Kerto, Kanggotan,Bedukan, Karet. Lapangan ini tepat di pinggir jalan Kabupaten,sehingga keberadaannya sangat strategis dan akses evakuasimenuju ke rumah sakit besar akan lebih mudah. Sarana MCKbelum ada. Agar lokasi ini lebih memadai maka perlu dibuatsaluran draenase, MCK, Barak pengungsi, sarana listrik dan airbersih.
iii. Lapangan ketrampilan Pleret yang berlokasi di PedukuhanKauman dengan luas 10.000 m2. Lapangan ini berada dikomplek kantor pemerintahan Kecamatan, Koramil, Polsek,KUA, Cabang Dinas P & K, Pramuka, Bank, TPA TK, dekatdengan pasar dan berada di tengah permukiman penduduk.Sehingga keberadaannya sangat cocok dan strategis untuktempat evakuasi. Lokasi ini di musim penghujan tidakdigenangi air karena posisi tanah lebih tinngi dibandingdengan lahan sekitarnya. Fasilitas yang diperlukan dilokasi iniadalah sarana MCK.
60Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
iv. Lapangan Kedaton dengan luas lahan 8000 m2 dan dapatmenampung pengungsi dari warga sekitar. Fasilitas yangdiperlukan adalah sarana MCK.
v. Lapangan bola volley di setiap pedukuhan. Luas masing-masing sekitar 10x15 m2 terletak pada area lahan yang masihluas sehingga dapat dipergunakan sebagai area evakuasi.Masalah yang ada yaitu sanitasi serta sarana pendudukungevakuasi seperti MCK tidak tersedia dan jauh dari MCK umum.
Hierarki (level) dan cakupan pelayanan yang dimiliki oleh masing-masing titik evakuasi tidak sama. Titik utama evakuasi diarahkanpada (i) Lapangan Desa yang terdapat di Pedukuhan Kerto dan (ii)Lapangan ketrampilan Pleret yang berlokasi di Pedukuhan Kauman.Dengan begitu, apabila pada titik evakuasi terdekat dari rumahpelayanan yang dibutuhkan tidak tersedia, maka setelah gempamereda warga dapat mengakses ke titik evakuasi yangpelayanannya lebih lengkap.
b. Penyiapan Kebutuhan Pokok Dasar
Beberapa aspek yang harus dipersiapkan dalam menghadapibencana gempa antara lain:
i. Ketersediaan air bersih yang mencukupi, khususnya pada titikevakuasi. Perlu dipersiapkan sumber air yang memadai untukkebutuhan banyak orang, melalui adanya sumur maupunpompa listrik
ii. Persediaan makanan bagi pengungsi (seperti lumbung beras)sehingga dapat mengurangi resiko krisis makanan saat terjadigempa
iii. Tersedianya energi listrik. Meskipun dalam jumlah terbatas,adanya pasokan listrik sangat diperlukan dalam menunjangkegiatan evakuasi. Mengingat pasca terjadinya gempaseringkali listrik padam, disarankan untuk menyediakan gensetpada titik-titik evakuasi yang penting
iv. Tenda darurat untuk mengantisipasi kekurangan bangunantertutup/beratap pada titik evakuasi. Pihak pemerintah Desamaupun masyarakat (dalam lingkup Pedukuhan) dapatmempersiapkan tenda darurat ini secara bertahap, sesuaikemampuan dan prioritas
v. Penyiapan jaringan komunikasi alternatif melalui radio, untukmengantisipasi terputus atau terganggunya jaringan teleponselular
vi. Peralatan medis dan obat-obatan yang dapat digunakan untukkeadaan darurat, misalkan berupa P3K
c. Sosialisasi dan Latihan Evakuasi
Untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman warga dalammenyikapi bencana gempa, perlu dilakukan kegiatan sosialisasitentang mitigasi bencana. Hal ini dimaksudkan untuk memberikanpengertian dan pengetahuan kepada masyarakat tentang SikapTanggap Bencana. Selain itu, juga perlu dilakukan kegiatan latihanevakuasi yang diadakan secara berkala, untuk mengecek kesiapanwarga dan juga sarana-prasarana pendukung seperti genset, tenda,dan sebagainya.
61Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
d. Pembentukan Pokja Penanganan Bencana
Pengorganisasian sumber daya merupakan aspek penting di dalampenanganan bencana. Karena itu perlu dipersiapkan adanya Pokjayang memiliki komando dan pembagian tugas yang jelas, sehinggadapat bekerja secara efektif. Dengan adanya Pokja, kondisi diseluruh Desa juga dapat terpantau, dengan adanya koordinator dimasing-masing wilayah Pedukuhan.
Selain itu, terdapat bagian Pokja yang berperan ke luar, misalkanuntuk memantau perkembangan atau untuk mengakses bantuanmakanan dan medis. Tugas pokok dari Pokja ini adalah memberiperingatan dini bila terjadi bencana dan mengkoordinir wargadalam proses penyelamatan.
2. Mitigasi Bencana Banjir/Erosi
Bencana banjir dan erosi merupakan ancaman bencana yang seriusmengingat desa Pleret dikelilingi oleh dua sungai besar, yakni sungaiOpak dan sungai Gajah Wong. Rencana mitigasi bencana banjir DesaPleret akan banyak berhubungan dengan rencana drainase dan irigasi,terkait dengan tata kelola air dalam skala desa. Arahan rencananyaantara lain:
a. Pembangunan sistem drainase primer pada kawasan-kawasanvital.
b. Pengembangan embung di sekitar kawasan yang rawan banjir.
c. Pengembangan lubang biopori di sekitar permukiman untukmeningkatkan peresapan air ke tanah oleh masyarakat.
d. Pembangunan jaringan drainase/selokan yang memadai di sekitarpermukiman .
e. Pembuatan talud/bangket pada kawasan yang rendah lokasinya.
f. Reboisasi lahan-lahan yang berpotensi erosi.
g. Mencegah adanya pembuangan sampah secara sembarangan,khususnya pada bantaran sungai dan saluran-saluran air.
h. Mencegah pembangunan permukiman pada bantaran sungai yangberpotensi terkena banjir.
3. Mitigasi Endemi Penyakit
Permasalahan kesehatan masyarakat banyak disebabkan olehrendahnya kualitas air bersih yang tersedia untuk masyarakat, sanitasiyang belum memadai, serta kebersihan lingkungan yang kurang terjaga.Endemi penyakit yang diantisipasi kemunculannya adalah demamberdarah (DBD), diare/muntaber, dan penyakit pernafasan. Arahanrencana pencegahannya antara lain:
a. Meningkatkan aspek kesehatan lingkungan melalui penyediaansistem persampahan dan sanitasi yang memadai
b. Pemisahan kandang ternak dari rumah tinggal warga dengan jarakyang memadai
c. Terkait dengan penyediaan air bersih, maka harus digunakanstandar jarak antara sumur dengan septiktank
d. Pengurangan area genangan di sekitar permukiman
e. Pemberdayaan PKK untuk melakukan sosialisasi perilaku hidupsehat, seperti budaya buang sampah pada tempatnya, tidak buangair (BAB) sembarangan, ataupun mandi di sungai
f. Pelaksanaan kegiatan gotong rotong membersihkan lingkungansecara rutin dan secara khusus dilakukan kegiatan bersih kalidalam periode waktu tertentu.
62Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
G. Rencana Pengembangan Kelembagaan
Kapasitas kelembagaan, baik di dalam Pemerintahan Desa maupunorganisasi masyarakat/komunitas akan menjadi faktor penentukeberhasilan dalam pelaksanaan rencana pembangunan. Berdasarkankondisi kelembagaan yang ada di Desa Pleret saat ini yang dapat dikatakansudah relatif lengkap, mulai dari yang bersifat pemerintahan, organisasikewanitaan, kepemudaan, hingga kelompok petani/peternak. Karena itu,arahan pengembangan kelembagaan yang akan diterapkan di Desa Pleretantara lain:
1. Peningkatan Kapasitas dan Kinerja Kelembagaan
Peningkatan kapasitas kelembagaan dilakukan melalui perbaikan danpenyempurnaan sistem pelaksanaan organisasi atau manajerial.Sedangkan peningkatan kinerja terkait dengan pemaksimalan potensidan sumber daya yang dimiliki oleh sebuah organisasi atau komunitas.Melalui peningkatan kapasitas dan kinerja, masing-masing stakeholderyang ada di Desa Pleret dalam menjalankan perannya masing-masing didalam mendukung dan menjalankan kegiatan pembangunan Desa yangdirencanakan dalam RPLP.
2. Pengembangan Kapasitas SDM
Selain pembenahan atau peningkatan kualitas dari organisasi ataukomunitas sebagai suatu kesatuan institusional, juga perlu dilakukanproses pengembangan kapasitas dari SDM anggota organisasi ataukomunitas. Pengembangan kapasitas SDM dapat dilakukan melaluikegiatan semacam training dan workshop, yang dapat menambahpengetahuan dan kemampuan (skills), yang dapat digunakan untukmemajukan organisasi/komunitasnya, serta mampu menularkanpengetahuan dan kemampuannya kepada sesama anggota (melaluiproses transfer informasi).
3. Pengembangan Sarana dan Prasarana Pendukung
Untuk mendukung pelaksanaan operasional kelembagaan, makamasing-masing organisasi/komunitas membutuhkan dukungan saranadan prasarana yang memadai, sesuai dengan bidang atau lingkupkerjanya masing-masing. Prioritas pengembangan sarana danprasarana pendukung diarahkan kepada organisasi/kelompok yangmemiliki peranan strategis dalam pelaksanaan rencana, atauorganisasi/kelompok yang berorientasi kepada pelayanan publik/sosialyang bermanfaat bagi banyak orang.
4. Penciptaan Kesinergian Antar Lembaga
Di dalam pelaksanaan rencana pembangunan Desa Pleret, tidakmenutup kemungkinan pada suatu kegiatan/program pembangunanmembutuhkan keterlibatan lebih dari satu organisasi/komunitas. Olehkarena itu, perlu diciptakan iklim kerja sama yang kondusif antar setiaporganisasi/komunitas yang ada di Desa Pleret, sehingga lebih mudahdan fleksibel untuk melaksanakan kemitraan di dalam menjalankankegiatan/program pembangunan.
H. Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas
Sesuai dengan visi Desa Pleret, prioritas pengembangan adalah pada sektorpertanian dan peternakan. Namun, pembangunan fisik tahap 1 yang akandidetailkan dalam Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman(RTPLP) hanya akan memprioritaskan pengembangan pada satu sektor saja.Oleh karena itu harus ditentukan sektor yang menjadi prioritaspembangunan fisik kawasan tahap pertama. Dengan disepakatinyakawasan prioritas 1, bukan berarti pengembangan sektor-sektor lain tidakdiperhatikan. Kawasan prioritas 2, 3 dan selanjutnya tetap dirumuskan,hanya saja kawasan prioritas 1 akan mendapat dana pembangunan fisikdari BLM 2. Beberapa kriteria yang bisa menjadi kawasan prioritas antaralain:
1. Memiliki luas 5 – 10 Ha, tidak hanya bangunan utamanya namun jugadisertai sarana prasarana lingkungan pendukung lain.
2. Didukung dengan swadaya masyarakat setempat yang tinggi.
3. Secara manfaat dapat mengatasi permasalahan yang ada di DesaPleret, serta mampu memberikan hasil akhir yang relevan dengan inputpembangunan.
4. Dapat menjadi pedoman perubahan perilaku masyarakat, secara sosial,ekonomi, dan lingkungan.
5. Memiliki nilai jual dan berpotensi untuk memperoleh investasi melaluichanneling.
6. Mampu membuat perubahan signifikan secara sosial, ekonomi, danlingkungan dalam jangka waktu 10 tahun mendatang.
63Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Melalui kriteria di atas, analisa prioritas pembangunan fisik di Desa Pleret adalah :
Tabel Analisa Pemilihan Prioritas Pembangunan Fisik Desa Pleret
Sumber: Hasil Analisa PLPBK Desa Pleret, 2010.
Pertanian Peternakan Industri Rumah Tangga Perdagangan dan Jasa Perikanan
Mas
alah
Produksi tidak optimal karenapasokan air kurang (faktorlokasi yang ada di hulu danlahan pertanian yang lebihtinggi dari permukaan sungai)
Kurangnya jumlah ternak untukpengembangan peternakan
Manajemen peternakan (pengelolaanlimbah, lokasi)
Masih tingginya biaya produksi (pakan, obat, dll)
Manajemen usaha (modal, tenagakerja, distribusi, keterampilan, market, dsb)
Limbah industri yang belum teratasi
Manajemen usaha (modal, tenaga kerja, distribusi, dsb)
Penataan ruang dan saranaprasarana
Pasokan air kurangmencukupi karena adanyasistem jatah dan lokasinya dibagian hulu
Swad
aya Mata pencaharian utama dari
sektor pertanian. Baik sebagaipemilik atau buruh, yang telahmemiliki kemampuan bertani.
Belum menjadi sumber pendapatanutama, kebanyakan sebagai investasi(tabungan) walaupun sudah mulai dirintispengembangan kelompok ternak.
Mata pencaharian terbesar setelahpertanian & peternakan.
Komoditasnya beragam, namunkegiatannya masih dalam skala individu.
Mata pencaharian terbesarsetelah industri rumah tangga.
Merupakan kegiatansampingan, hobi, atausekedar bersifat rekreasi.
Ren
can
a P
enge
mb
anga
n Memenuhi kebutuhan air melalui pembuatan embungpenyimpan air danpengangkatan air ke lahanpertanian
Mampu menyediakan bibit, pupuk, tenaga kerja danpemenuhan pangan secaramandiri
Membuat kandang kelompok terintegrasidengan 1 pusat di level desa, dengan sub-sub pendukung dari kandang kelompok ditingkat dukuh
Kegiatannya adalah pembibitan, penggemukan, olahan pangan
Mandiri menghasilkan pakan, pengolahanlimbah, supply pangan
Menentukan komoditi yang menjadibrand image Desa Pleret
Labelisasi, registrasi produk
Penguatan manajemen usaha
Pembentukan kelompok pelaku industri
Penanganan limbah industri
Optimalisasi sumber daya lokal
Penataan kawasan pasar
Pengadaan sarana prasaranaperdagangan di beberapalokasi strategis
Menyediakan pasokan air yang cukup untuk aktifnyakembali perikanan
Kolam kelompok sebagaisarana rekreasi & kuliner
Po
ten
si P
eru
bah
an
Meningkatkan hasil panensehingga dapat mencukupikebutuhan pangan sendiri
Bila pengairan lancar, berpeluang menarik tenagakerja ke sektor pertanian
Menumbuhkan kesadaran bahwapeternakan dapat menjadi sumberpenghasilan, selain hobi/tabungan
Meningkatkan kualitas lingkunganpermukiman dengan manajemen kandangkelompok yang terpisah
Pengelolaan limbah bermanfaat bagilingkungan dan menambah pendapatan
Dibentuknya kelompok industri dapatmemudahkan akses ke modal, pemasaran,
Labelisasi juga berfungsi promosi
Limbah industri dapat dimanfaatkankembali sehingga tidak mencemarilingkungan
Memberdayakan pemuda, wanita agar lebih produktif
Kawasan perdagangan menjadilebih tertata dan difungsikanoptimal
Selain meningkatkanpendapatan juga dapatmenunjang pertanian, peternakan, industri, perikanan, dan wisata budaya
Berpeluang menjadi alternatifsumber pendapatan baruapabila pengairan lancar
Lin
gku
pK
egi
atan
Pengangkatan air dari sungaiGajahwong di Dusun Bedukanyang dapat mengaliri lahanpertanian di 4 pedukuhan lain (Bedukan, Kedaton, Kauman, Keputren)
Pengorganisasian ternak dari permukimanke kandang kelompok di tiap pedukuhan
Kandang sentral Desa Pleret ada di DusunGunungan sebagai pioneer peternakan. Sub pendukung minimal 1 kandangkelompok di tiap pedukuhan.
Karena dalam skala rumah tangga, industri di Desa Pleret masih menyebar, belum ada kawasan khusus. Namunkegiatan ini dapat ditemui di seluruhpedukuhan.
Pusat perdagangan-jasa ada dipasar Pleret, sekitar kantorKecamatan Pleret
Lokasi strategis lainnya ada disekitar jalan kabupaten (Kerto, Kanggotan, Kauman, Trayeman)
Optimalisasi kolam-kolamkelompok di 5 pedukuhan
Optimalisasi kolam individu dipermukiman
Inve
stas
i Investasi pembuatan embungcukup sulit, yang memungkinkan adalahperbaikan saluran irigasi tersier
Bantuan-bantuan untuk pengembanganternak cukup banyak dan beragam, baikdari pemerintah maupun swasta.
Investasi untuk kegiatan industri cukupbanyak, namun akan lebih mudahdiperoleh bila melaluikelompok/koperasi
Untuk skala kecil, dapatmeminjam ke desa
Skala besar dengan kemitraan
Dapat berupa kemitraan ataupenyuluhan
64Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
BAB V
INDIKASI PROGRAM
V. 1. Rencana Pentahapan
Dalam dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) ini, rencana
pentahapan waktu kegiatan adalah selama 10 tahun. Yaitu mulai tahun 2011
hingga tahun 2020. Kriteria-kriteria pelaksanaan pada proses penyusunan
pentahapan menggunakan analisis kualitatif-kuantitatif. Metode ini
menggunakan hasil capaian per tahun perencanaan yang dapat terukur melalui
peta pelaksanaan per tahap periode tahunan. Sehingga masyarakat diharapkan
mudah memahami hasil dari perencanaan yang telah disusun.
Pentahapan pelaksanaan penataan lingkungan permukiman akan dibagi dalamdua periode 5 (lima) tahunan. Periode I yang dimulai dari tahun 2011 hinggatahun 2015 direncanakan akan fokus pada pembangunan kawasan sesuaidengan visi desa yang terangkum dalam Rencana Tindak Penataan LingkunganPermukiman (RTPLP). Setelah Periode I berakhir, diagendakan adanya reviewpelaksanaan kegiatan sebelum dimulainya Periode II di tahun 2016 sampaidengan tahun 2020. Agenda pembangunan dalam Periode II adalah padakegiatan-kegiatan pendukung lain, seperti pendidikan, keamanan, kesehatan,dsb.
Sumber pendanaan akan diperoleh dari Pemerintah Pusat (APBN), PemerintahKabupaten Bantul (APBD), Pemerintah Desa Pleret (APBDes), SwadayaMasyarakat, maupun melalui kemitraan dengan pihak ketiga. Khusus untukkawasan yang masuk dalam prioritas PLPBK, pembangunannya akandilaksanakan pada tahun 2011 dengan pendanaan BLM yang diterima melaluiBKM Maju Makmur Desa Pleret.
Kawasan ini akan menjadi kawasan percontohan pengembangan lingkunganpermukiman di Desa Pleret, sehingga diharapkan model pelaksanaanpembangunan di kawasan ini dapat menjadi penggerak bagi berkembangnyakawasan lain dalam wilayah Desa Pleret.
Dalam musyawarah Desa Pleret tanggal 13 Oktober 2010, telah disepakatikawasan percontohan meliputi sebagian wilayah pedukuhan Bedukan sebagaigenerator pengembangan pertanian, yang juga akan berdampak ke kawasanpertanian di pedukuhan Keputren, Kerto dan Karet. Selain itu untukmewujudkan sinergi antara sektor pertanian dan peternakan, disepakati jugausulan pembangunan kawasan peternakan di pedukuhan Gunungan
Prioritas penanganan untuk Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di kawasanprioritas Desa Pleret adalah pada potensi pertanian dan peternakan, yang padaakhirnya mampu menggerakkan sektor-sektor industri rumah tangga,perdagangan dan jasa, serta perikanan. Dalam hal penataan lingkunganpermukiman, pembangunan akan difokuskan pada pengelolaan sampahterpadu dan pengembangan lahan produktif.
Gambaran detail tentang kebutuhan-kebutuhan pembangunan danpengembangan kapasitas masyarakat Desa Pleret telah terangkum pada tabelberikutnya. Tabel tersebut memuat kebutuhan pengembangan menurut sektorpembangunan dengan detail lokasi tercantum. Prioritas pembangunan telahdisepakati oleh TIPP Desa Pleret dengan mengutamakan pengembangan danpembangunan pada sektor pertanian-peternakan, industri rumah tangga,perdagangan dan jasa, perikanan, serta peningkatan kualitas lingkungan dalamkurun waktu perencanaan 10 tahun mendatang
65Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
No Kegiatan Penjelasan Lokasi Kebutuhan Volume
Tahun
SKPD
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
20
16
20
17
20
18
20
19
20
20
PERTANIAN
1 Pengadaan embung diSungai Gajahwong
Menyimpan air saat musim hujan (air meluap), agardapat digunakan saat musim kemarau (air kering).
Bedukan Lahan (tanah kas) 2.000 m2 Dinas PU, DinasSumber Daya Air
Mesin pompa 2 unit
2 Pengadaan saluranirigasi
Menyalurkan air dari embung ke lahan pertanian disekitarnya.
Bedukan Saluran irigasi 850 m Dinas PU, DinasSumber Daya Air
Karet Saluran irigasi
Kerto Saluran irigasi
Kauman Saluran irigasi
Pembuatan saluran di wilayah yang relatif tinggi danbelum termasuk rencana pengairan terintegrasi diDesa Pleret
Gunungan Saluran irigasi 1.900 m
3 Perbaikan saluran irigasi Mengoptimalkan debit air karena kondisi saluranmasih tanah, bocor, kotor, terdapat endapan tanah,ditumbuhi tanaman, dsb.
Gunungkelir 400 m Dinas PU, DinasSumber Daya Air
Karet Pembanketan 500 m
Keputren Pembanketan 1.800 m
4 Pengadaan alternatifsumber-sumber air
Memperdalam sumur tujuh untuk meningkatkandebit air bagi lahan pertanian
Gunungan Memperdalam/penggalian sumur
2 unit Dinas PU, DinasSumber Daya Air,Dinas Pertanian danKehutananPerbaikan saluran penghubung antar sumur untuk
memperlancar distribusi airGunungan Perkerasan saluran 2 m
Pengadaan sumur dan mesin pompa Gunungan Sumur, pompa 2 lokasi
Karet Sumur, pompa 3 lokasi
Pungkuran Pompa 3 lokasi
Pengadaan sarana penunjang Pungkuran Sprayer 3 unit
5 Pelatihan pertanianmodern
Meliputi kemampuan menyediakan bibit, peralatan,dan tenaga kerja sendiri. Serta pengolahanpertanian dengan teknik dan metode yang baik,tanpa mengesampingkan keberlanjutan lingkungan.
Gunungan Dinas Pertanian danKehutanan
Gunungkelir
Karet 16 orang
Keputren
Trayeman
6 Percontohan pertanianmodern
Diperlukan lokasi-lokasi lahan pertanian yang telahmenerapkan sistem pertanian modern dan mandiri.Terutama setelah adanya perbaikan pengairan.
Karet Badan Ketahanan Pangan & Pelaksana Penyuluhan,Dinas Pertanian Kehutanan
Keputren 50.000 m2
Trayeman
7 Pemantapan jaringankerja/kemitraan
Melalui channeling dengan dinas atau lembagaterkait, pembuatan proposal pemasaran, dsb.
Pada skaladesa
Bappeda, Dinas PU, KantorPMD
Tabel Rencana Pentahapan Pembangunan Desa Pleret Tahun 2011-2020
66Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
No. Kegiatan Penjelasan Lokasi Kebutuhan Volume
Tahun
SKPD
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
20
16
20
17
20
18
20
19
20
20
PETERNAKAN
8 Pembentukan kelompokternak
Sebagai salah satu upaya pengembangan kapasitas sumber daya manusia setempat, khususnya dalam hal pengetahuan pengelolaan ternak.
Gunungan 2 kelompok Dinas Pertanian danKehutanan, Dinas Sosial, Dinas Nakertrans
Kauman 2 kelompok
Pungkuran 1 kelompok
Trayeman 1 kelompok
9 Pengadaan kandang ternak kelompok
Beberapa Pedukuhan belum memiliki kandang ternak kelompok. Dengan adanya kandang kelompok, hewan ternak yang ada di permukiman warga dapat dipindahkan di lokasi terpisah untuk menghindari masalah-masalah lingkungan.
Karet Lahan 2.500 m2 1 unit Dinas Pertanian danKehutananKauman @ 1.000 m2 2 lokasi
Keputren @ 50m x 50m 2 lokasi
Kerto 3.600 m2 1 lokasi
Pungkuran 2.500 m2 2 lokasi
Trayeman 20-40 m2 1 lokasi
10 Pemeriksaan kesehatan untuk hewan ternak
Menjaga ternak dari penyakit menular, baik karena cuaca, virus, dan sebagainya.
Bedukan 75 ternak Dinas Pertanian Kehutanan, Dinas KesehatanGunungkelir 50 ternak
11 Pelatihan danpenyuluhan pengelolaankotoran ternak
Pengelolaan kotoran ternak meliputi pembuangankotoran, pengolahan kotoran menjadi pupukorganik dan biogas, serta penjualan kotoran untukbahan pupuk.
Bedukan 2 kelompok Badan Ketahanan Pangandan Pelaksana Penyuluhan,Dinas Pertanian danKehutanan, Dinas Kesehatan
Gunungan 2 kelompok
Gunungkelir 2 kelompok
Karet 1 kelompok
Kauman 1 kelompok
Kedaton 1 kelompok
Keputren 2 kelompok
Kerto 1 kelompok
Pungkuran 2 kelompok
Trayeman 1 kelompok
12 Pengolahan kotoranternak di kandangkelompok menjadipupuk organik
Kebutuhan sarana untuk pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk organik adalah:tempat untuk mengolah yang disertai lapangan pengering 1.000m2, bangunan 10m x 10m,
Bedukan 2 kelompok Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan,Dinas Pertanian dan Kehutanan, Dinas Kesehatan
Gunungan 2 kelompok
Gunungkelir 2 kelompok
Karet 1 kelompok
Kauman 2 kelompok
Kedaton 1 kelompok
Keputren 2 kelompok
Kerto 1 kelompok
Pungkuran 2 kelompok
Trayeman 1 kelompok
13 Pembuatan makanan
konsentrat bagi hewan
ternak
Idealnya di satu lokasi kandang memiliki:
mesin penggiling pakan 1 unit, mesin pengayak
setelah digiling 1 unit, diesel 1 unit
Gunungan 2 kelompok Badan Ketahanan Pangan
dan Pelaksana Penyuluhan,
Dinas Pertanian KehutananGunungkelir 2 kelompok
Karet 1 kelompok
67Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
No. Kegiatan Penjelasan Lokasi Kebutuhan Volume
Tahun
SKPD
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
20
16
20
17
20
18
20
19
20
20
14 Perbaikan sarana dan prasarana di kandang kelompok
Diutamakan pada kandang kelompok yang telahterbangun, namun sarananya belum optimal.
Gunungan Banket saluran air 500 m Dinas Pertanian danKehutanan, Dinas PU Trayeman Bak
penampungan,saluran pembuang
15 Peningkatan keamanan di kandang kelompok
Antisipasi terhadap pencurian ternak di kandangkelompok.
@kandangkelompok
Sistem ronda bergilir
16 Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas
Diperlukan 1 lokasi pengolahan kotoran menjadibiogas untuk skala desa.
Kedaton 1 unit Dinas Pertanian danKehutananKerto 1 unit
17 Pengembangan ternak unggas
Jumlah ternak unggas juga cukup banyak. Keputren Mesin tetas 5 unit Dinas Pertanian danKehutananPenanganan limbah unggas, terutama di
permukimanKaret
18 Penguatan jaringanpemasaran
Diantaranya melalui channeling dengan dinas ataulembaga terkait, pembuatan proposal pemasaran,dsb.
Bappeda, Dinas PU, KantorPMD
INDUSTRI RUMAH TANGGA
19 Pembentukan paguyuban atau Koperasi
Untuk mewadahi seluruh kegiatan pengrajinindustri, sarana berdiskusi dan untukmemudahkan pengajuan proposal.
Bedukan 1 unit Dinas Perindagkop, DinasSosial, Dinas NakertransGunungkelir 1 unit
Kanggotan 1 unit
Kauman 1 unit
Kedaton
Kerto
Trayeman
20 Pelatihan inovasi danvariasi (diversifikasi)produk industri
Dengan bahan dan teknik pembuatan yang samadapat dibuat variasi model, warna, bentuk danfungsi.
Bedukan 6 industri Dinas Perindagkop, DinasNakertrans, DinasPendidikan Menengah danNon Formal
Gunungkelir 20 orang
Kanggotan 5
Kedaton
21 Pelatihan pembuatanproduk setempat ditingkat Desa
Memberdayakan warga setempat yang masihmenganggur. Sehingga pemilik usaha tidak perlumendatangkan tenaga kerja dari luar Desa.
Bedukan 20 orang Dinas Perindagkop, Dinas Tenakertrans, Dinas Pendidikan Daerah
Kerto
22 Labelisasi Secara tidak langsung dapat berfungsi untukmenginformasikan/promosi.
Bedukan 6 industri Dinas Perindagkop, DinasKesehatanGunungkelir 20 industri
Kanggotan 5 industri
23 Registrasi produk-produk industri
Memperoleh status legal bagi produk-produkindustri. Khususnya bagi industri makanan.
Gunungkelir 20 Dinas Perindagkop, DinasKesehatanKanggotan 5
24 Pembentukan sentra-sentra industri
Peci rajut Bedukan Bappeda, DinasPerindagkop, DinasNakertrans, Dinsos
Tahu Gunungan
Emping mlinjo Kedaton
68Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
No. Kegiatan Penjelasan Lokasi Kebutuhan Volume
Tahun
SKPD
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
20
16
20
17
20
18
20
19
20
20
25 Bimbingan manajemen
usaha untuk produsen
industri
Antara lain kemudahan untuk mengakses bahan
baku dan modal, tersedianya link kerjasama atau
channeling, serta pemasaran yang ajeg dan tidak
tergantung musim.
Bedukan 6 industri Dinas Perindagkop, Dinas
Nakertrans, DinsosGunungan
Gunungkelir 20 orang
Kanggotan 5
Karet
Kauman 20 orang
Kedaton
Keputren
Trayeman
26 Transformasi tenaga
kerja
Menciptakan lapangan kerja baru bagi warga
penambang pasir di sungai dan lahan pertanian
agar mereka beralih ke pekerjaan lainnya.
Karet BLH, Dinas Perindagkop,
Dinas Nakertrans, Dinsos,
Dinas Pertanian dan
Kehutanan
27 Pengolahan limbah
industri
Pengolahan limbah industri tahu menjadi nata de
soya
Gunungan 16 industri BLH, Dinas Kesehatan, Dinas
Perindagkop
Pengolahan limbah industri tahu menjadi biogas Gunungan 16 industri
PERDAGANGAN DAN JASA
28 Penyuluhan & pelatihan
manajemen usaha
Penyuluhan teknik distribusi, pelayanan, produksi,
dsb.
Skala desa Dinas Sosial, Dinas
Tenakertrans
29 Adanya lokasi-lokasi
pendukung kegiatan
perdagangan dan jasa
warga
Penyediaan lahan usaha bagi warga Desa Pleret
yang masih berjualan klitikan di wilayah Desa
Wonokromo
Kanggotan Bappeda, Dinas Pekerjaan
Umum, Dinas Perindagkop
Menggiatkan sentra kuliner di sepanjang jalan
kabupaten, terutama saat bulan puasa.
Trayeman
Kauman
Penataan kawasan pasar Desa Pleret: Pemisahan
zona ternak-makanan, penataan parkir, pengadaan
kios.
Kauman Lahan tersedia
Kebutuhan kios
1.300 m2
10 unit
Kios-kios di sekitar lapangan Kerto untuk
menunjang wisata sejarah dan kuliner.
Dilengkapi dengan tempat parkir.
Kerto 130 m x 7m
Jalur jalan penghubung Desa Wonokromo dengan
Dusun Bedukan direncanakan akan meningkat
statusnya menjadi jalan kabupaten. Apabila
terealisasi, kawasan di sekitar jalan kabupaten akan
diarahkan untuk kegiatan perdagangan dan jasa.
Bedukan
69Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
No Kegiatan Penjelasan Lokasi Kebutuhan Volume
Tahun
SKPD
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
20
16
20
17
20
18
20
19
20
20
PERIKANAN
30 Bimbingan/ penyuluhantentang pembibitanikan
Agar warga tidak hanya memperoleh penghasilandari menjual ikan, namun juga mampumenghasilkan bibit sendiri. Sesuai dengan cita-citamenjadi desa yang mandiri.
Bedukan 7 orang Dinas Kelautan danPerikanan, Dinas NakertransGunungkelir 20 orang
Kanggotan
Karet
Kerto
31 Bimbingan/ penyuluhantentang kesehatan ikan
Meminimalisir ancaman penyakit ikan yang mudahmenular, terutama pada satu kolam yang sama.
Bedukan 7 orang Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas KesehatanGunungkelir 20 orang
Kanggotan
Karet
Kedaton
Kerto
32 Bimbingan/ penyuluhantentang pembuatan/pengadaan pakan ikan
Untuk mengurangi biaya produksi dan mewujudkancita-cita menjadi desa yang mandiri.
Bedukan 7 orang Dinas Kelautan danPerikananGunungkelir 20 orang
Kanggotan
Karet
33 Pengadaan saranapembibitan terpadu
Baik berupa kolam, pengelola, serta sistempengelolaannya.
Gunungkelir Kolam 5m x 5m Dinas Kelautan danPerikananKanggotan
Karet
Kedaton
34 Pengadaan sumber air Mengatasi masalah pasokan air yang susah. Keputren Pompa air @ 1 unit Dinas Kelautan & Perikanan, DPU
35 Menghidupkan kembalikolam kelompokdengan membukanyasebagai tempatpemancingan umumdan budidaya
Dengan adanya kolam kelompok yang dibukanuntuk pemancingan umum, warga akan mendapattambahan penghasilan, hiburan (rekreatif), sertaterus menghidupkan fungsi kolam (kebersihan akantetap terjaga, dsb).
Bedukan 7 kolam Dinas Kelautan danPerikananGunungkelir
Kanggotan
Karet 1 lokasi
Kedaton 1 kolam
Kerto
36 Menjaga keamanan disekitar kolam kelompok
Menghindari terjadinya kehilangan ikan akibatpencurian yang cukup sering terjadi.
Bedukan
Gunungkelir
Kanggotan
Karet
Kedaton
70Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
No Kegiatan Penjelasan Lokasi Kebutuhan Volume
Tahun
SKPD
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
20
16
20
17
20
18
20
19
20
20
PERSAMPAHAN
37 Penyuluhan & pelatihanpengelolaan sampah
Mengubah kebiasaan masyarakat yang sebenarnyakurang baik untuk lingkungan.
Pada basispedukuhan
16-20 org/ kelompok
BLH, Dinas Kesehatan
38 Pemilahan sampah daritingkat rumah tangga
Masing-masing KK menyediakan minimal 2 baksampah (untuk sampah organik dan non-organik).
Pada skaladesa
Bak sampah BLH, Dinas Kesehatan
39 Pengadaan tempatsampah komunal
Direncanakan untuk menampung sampah darirumah tangga. 1 unit pada tingkat RT.
Bedukan 5 lokasi BLH, Dinas Kesehatan, DinasPU
Gunungan 12 lokasi
Keputren 5 lokasi
40 Pengolahan sampahrumah tangga
Secara swadaya oleh kelompok masyarakat.Meliputi prinsip 3R (reduce, re-use, recycle).Sampah dapat diolah menjadi tas, arang, dll.
Pada basispedukuhan
Paguyuban @1klompok Dinas Sosial, DinasNakertrans
Alat pengolahsampah
@ 1 unit
41 Pengelolaan sampahpasar Desa Pleret
Mengatasi masalah sampah yang saat ini cukupmengganggu kenyamanan sekitarnya.
Kauman Pengolah sampah 1 unit Kantor Pengelola Pasar
42 Pengawasanpengelolaan
Agar kegiatan pengelolaan sampah di masyarakatberjalan rutin. Bisa dengan sitem insentif-disinsentif.
Pada basispedukuhan
BLH, Dinas Kesehatan
SANITASI LINGKUNGAN
43 Pembuatan bakpenampung limbahuntuk setiap industridengan kebutuhankhusus
Memngatasi pencemaran akibat limbah industripemotongan daging yang merusak lahan pertaniandan air irigasi.
Pungkuran 3 industri BLH, Dinas PU, DinasKesehatan
44 Perbaikan MCK umum Di pasar desa Pleret Kauman 1 unit BLH, Dinas Kesehatan
Di sekitar kawasan cagar budaya Kauman 1 unit
45 Pengadaan MCK Beberapa KK belum memiliki MCK pribadi Bedukan 50 KK BLH, Dinas Kesehatan
Beberapa lokasi lebih efektif mamakai MCK umum Pungkuran 4 lokasi
46 Pengadaan instalasipengolahan air limbah(IPAL) komunal
Sebagai pusat/kolektor dari pembuangan limbahrumah tangga.
Kedaton 1 unit BLH, Dinas PU, DinasKesehatan
47 Perbaikan sistemsanitasi rumah tangga
Kondisi saat ini masih belum ada sistem sanitasi.Limbah dibuang di pekarangan.
Kedaton 180 m BLH, Dinas PU, DinasKesehatan
71Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
No Kegiatan Penjelasan Lokasi Kebutuhan Volume
Tahun
SKPD
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
20
16
20
17
20
18
20
19
20
20
SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN
48 Perbaikan saluran irigasi non teknis
Meningkatkan kualitas fisik lingkungan untukmenunjang aktifitas.
Bedukan 350 m Bappeda, Dinas PU, DinasPerhubungan
49 Pembanketan/ bronjong kawasan tepi sungai
Menguangi dampak lingkungan akibat erosi,penambangan, dsb.
Bedukan 450 m Bappeda, DPU, DinasPerhubungan, Dinas SDA
50 Perbaikan saluran drainase
Meningkatkan kualitas fisik lingkungan untukmenunjang aktifitas.
Keputren 275 m Bappeda, Dinas PU, DinasPerhubunganPungkuran 545 m
51 Pengadaan saluran drainase
Meningkatkan kualitas fisik lingkungan untukmenunjang aktifitas.
Bedukan 300 m Bappeda, Dinas PU, DinasPerhubunganKauman 600 m
Kedaton 1.200 m
Trayeman 50 m
52 Penerangan jalan Meningkatkan kualitas fisik lingkungan untukmenunjang aktifitas.
Keputren Lampu & dudukan lampu
@ 4 unit Bappeda, Dinas PU, Dinas Perhubungan
53 Perkerasan jalan Meningkatkan kualitas fisik lingkungan untukmenunjang aktifitas.
Bedukan Cor blok 400 m Bappeda, Dinas PU, DinasPerhubunganKanggotan 550 m
Keputren 600 m
Pungkuran Corblok 1.200 m
Trayeman AspalCorblok
250 m290 m
54 Pengadaan pos keamanan
Mendukung sistem keamanan swadaya yang sudahrutin di masyarakat, khususnya pada kawasan yangrawan.
Bedukan 1 unit
Karet 1 unit
Kedaton 1 unit
55 Pengadaan jembatan penghubung Ds Pleret dengan sekitarnya
Memperlancar akses ke sarana-sarana danpelayanan yang ada di desa lainnya tanpa harusmengambil jalan yang cukup jauh
Bedukan 30m x 5m x 5m
Bappeda, Dinas PU, DinasPerhubungan
Gunungkelir
56 Pengadaan gedung serbaguna
Untuk menampung kegiatan warga pada tingkatpedukuhan (PAUD, posyandu, pertemuan, dsb)
Gunungan 9m x 6m
Kanggotan 1 unit
Karet 7m x 9m
Trayeman 10m x 15m
57 Pengadaan jalan Menghubungkan wilayah Karet Penghubung RT2-4 200 m Bappeda, DPU, Dishub
58 Pengadaan taman bacaan
Sarana rekreasi dan edukasi untuk warga. Kanggotan 1 unit
59 Pengadaan taman bermain
Sarana rekreasi dan edukasi untuk warga. Kanggotan 1 lokasi
60 Pembangunan pagar bumi
Keputren 800 m x 0,8m
72Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
V. 2. Rencana Tindak Partisipatif
A. Bentuk dan Sistem Pengelolaan Pelaksanaan Pembangunan
Pengelolaan pelaksanaan pembangunan di Desa Pleret mengacu pada prinsip-prinsipkemasyarakatan (demokratis, partisipatif, transparansi, akuntabilitas dan desentralisasi)dan pembangunan berkelanjutan (perlindungan alam, pengembangan masyarakat danpengembangan ekonomi) bagi seluruh warga masyarakat.Dalam hal ini bentuk yang akan dikembangkan oleh masyarakat Desa Pleretmenggunakan metode pemberdayaan kelembagaan yang sudah ada, yaitu LPMD(Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa) di tiap pedusunan dan UP-UP yang beradaberada BKM Maju Makmur.Struktur LPMD dalam hirarki kelembagaan pemerintahan yang berada di tingkat desamenjadi lembaga yang mengelola seluruh rencana pembangunan yang tertuang dalamRPJM Desa dibawah koordinasi Kepala Desa Pleret. Sedangkan LPMD di tingkatpedusunan berada di bawah koordinasi Kepala Pedukuhan.
Gambar Struktur Organisasi LPMD dan UP-UP
Sumber : RPP Desa Margokaton, 2009.
Lingkup tanggung jawab maupun pelaksanaan kegiatan LPMD adalahmenyusun rencana kegiatan pembangunan melalui proses Musrenbang(Musyawarah Rencana Pembangunan) di tingkat dusun dan dilanjutkanmelalui musrenbangdes di tingkat desa. Seluruh rencana dalammusrenbang disusun menjadi RPJM Desa. Sedangkan BKM menyusunrencana kerja tertuang dalam PJM Pronangkis yang disusun melaluimekanisme Pemetaan Swadaya yang dilakukan oleh masyarakat sendiri.
Kedua lembaga yang menangani kegiatan pelaksanaan pembangunan diDesa Pleret ini akan menjadi lembaga-lembaga yang menanganimonitoring evaluasi pelaksanaan seluruh kegiatan yang tertuang dalamRencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) yang telah disusun olehTIPP. Sedangkan untuk pelaksanaan kegiatan akan dilaksanakan oleh TimPelaksana Pembangunan (TPP) yang dibantu oleh Pokja PelaksanaPembangunan atau KSM. Direncanakan untuk seluruh kegiatan yang akandilaksanakan secara mandiri oleh TPP/KSM/Pokja Pelaksana Pembangunantersebut. Alur Sistematika Pelaksanaan Pembangunan oleh TPP/KSM/PokjaPembangunan sebagai berikut :
Gambar Alur Kegiatan Pelaksanaan Pembangunan
Sumber : RPP Desa Margokaton, 2009.
RPJM Desa (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah)
PJM Pronangkis(Program Jangka Menengah Program
Penanggulangan Kemiskinan)
Kepala Desa Pleret
LPMD Tingkat Desa
BPD
KadusLPMDTingkat Dusun
PerangkatDesa/Pamong
SekretarisDesa
RT RTRT
MASYARAKAT
KSM/P KSM KSM
BKM MajuMakmur
UPL UPK UPS
Sekretariat
RPLP mewujudkan sinergi
perencanaan antara RPJM
Desa dengan PJM
Pronangkis
PEMELIHARAAN
PELAKSANAAN DAN MONITORING
Pelaporan Hasil
Pelaksanaan
Pembangunan oleh
KSM/Pokja
Pelatihan Penyusunan
Dokumen Usulan
Teknis kpd KSM oleh
UPL dan TPP
Penyusunan Proposal
Usulan Teknis oleh
KSM/Pokja
Pembangunan
Rapat BKM dan
Pemdes untuk
memverifikasi Usulan
Teknis
Pencairan BLM sesuai
proposal kepada
KSM/Pokja
Pembangunan
Pelaksanaan
Pembangunan oleh
KSM/Pokja
Pembangunan
Monitoring Pelaksanaan
Pembangunan oleh Tim
Monev dan Pemdes
Pelaporan Hasil
Pelaksanaan
Pembangunan oleh
KSM/Pokja
MONITORING oleh TIM MONEV
73Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
B. Kesepakatan tentang Monitoring Evaluasi Partisipatif
Monitoring dan Evaluasi (monev) Partisipatif secara umum adalah evaluasiberkaitan dengan upaya penghitungan, penakaran, atau pemberianpenilaian. Proses evaluasi adalah proses yang terencana untuk menilaiderajat capaian dari kegiatan yang dievaluasi. Kegiatan Monev pada prosespengelolaan pelaksanaan pembangunan di Desa Pleret akan dilaksanakanoleh LPMD dan UP-UP sesuai dengan bidang pembangunan yang disusundalam RPLP. Komposisi keanggotaan Tim Monev mewakili unsur Pemdes,LPMD Desa, LPMD Pedusunan dan UP-UP dari BKM Maju Makmur. Untukmenjaga objektivitas dan mampu memberikan masukan perbaikan, timmonev akan beranggotakan LPMD pedukuhan yang tidak menjadi lokasipembangunan sehingga seluruh tim monev akan melakukan denganobjektif dan seimbang.
Dilihat dari segi waktu pelaksanaannya, kegiatan monitoring dan evaluasidapat dibedakan menjadi :1. Evaluasi pra-proyek (pre-project evaluation);2. Evaluasi pada saat proyek masih berjalan (on-going/concurrent
evaluation);3. Evaluasi tengah waktu (summative/terminal evaluation); dan4. Evaluasi pasca-proyek (impact/ex-post evaluation).
Monev haruslah menjadi kegiatan yang terus-menerus, artinya bukanmerupakan kegiatan yang sekali jadi dan kemudian selesai.
Evaluasi haruslah menjadi kegiatan yang partisipatif, artinya kegiatandimaksud haruslah melibatkan seluruh pihak semaksimal mungkin. Dalamsituasi tertentu, misalnya tingginya angka buta aksara dalam komunitasyang bersangkutan, ‘tim evaluator’ harus mampu mengembangkan alatbantu tertentu, agar kendala yang ada tidak membatasi partisipasikelompok buta aksara itu.
Evaluasi haruslah menjadi kegiatan yang konstruktif, bermanfaat bagikelanjutan proyek pada khususnya, dan pemberdayaan masyarakat padaumumnya.
Bentuk kegiatan meliputi hal-hal sebagai berikut :
Tabel Prosedur Kegiatan Monitoring Evaluatif
Sumber : RPP Desa Margokaton, 2009.
Tim Monev ini akan bertanggung jawab kepada Pemdes dan Masyarakatmelalui BKM Maju Makmur. Seluruh operasional kegiatan tim ini akandibebankan pada APBDes dan kontribusi dari BKM sehingga diharapkankinerja tim ini bisa maksimal memberikan hasil kerjanya. Masa kerja tim iniakan dimulai setelah RPLP disahkan oleh Kepala Desa dan berakhir setelahRPLP selesai tahun pelaksanaannya.
Pembentukan tim maupun evaluasi kinerja tim disesuaikan setiap tahundengan waktu bersamaan pelaksanaan RWT (Rembug Warga Tahunan)BKM Maju Makmur Desa Pleret. Diharapkan hasil dari Monev ini tidak sajamengutamakan hal-hal yang terkait dengan proyek yang tengah berjalansaja, melainkan, dan ini jauh lebih penting dari kepentingan dalam skalaproyek, adalah juga sebagai arena belajar bersama para-pihak tentang hal-hal yang terkait dengan kepentingan komunitas yang lebih luas.
Tahap Evaluasi Rencana KegiatanPenanggung
Jawab
Pra Proyek
a. Menyepakati rumusan pekerjaan dan
kriteria anggota tim monev
b. Menyusun rencana waktu (action plan) dan
pembiayaan kegiatan monev
c. Menyusun keanggotaan tim monev dengan
kesepakatan dan berita acara
Pemdes, BKM
Pelaksanaan
a. Melakukan peninjauan secara berkala
dengan rencana waktu yang telah
disepakati dalam action plan
b. Membuat catatan kegiatan peninjauan
c. Melakukan rapat koordinasi rutin
Tim Monev
Tengah Waktu
a. Menyusun laporan hasil monitoring evaluasi
kepada BKM dan Pemdes
b. Mendokumentasikan seluruh kegiatan
dalam bentuk foto dan laporan tertulis
Tim Monev
Pasca Proyek
a. Membuat laporan pertanggungjawaban
seluruh kegiatan Monev dan anggaran
biaya yang telah dipergunakan kepada
Pemdes dan BKM
b. Melakukan audit intern terhadap kegiatan
dan biaya operasional tim monev
Tim Monev
74Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
C. Proses Pelaksanaan Pembangunan
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Fisik PLP-BK adalah serangkaian kegiatanpelaksanaan/implementasi hasil-hasil perencanaan yang telah disepakatibersama dan yang tercantum dalam Rencana Penataan LingkunganPermukiman (RPLP) yang di dalam pelaksanaanya akan menggunakan BLMmaupun dana dari hasil tahap pemasaran. Adapun langkah-langkahtahapan Pelaksanaan Pembangunan akan meliputi:
1. Tahap Persiapan Konstruksi
a. Pelatihan Dan Bimbingan Teknik Konstruksi
Adalah serangkaian kegiatan pelatihan yang diupayakan untukmemberikan pemahaman yang cukup tentang kesadaran danstandar teknis bangunan, kesadaran tentang bahaya kegempaan diwilayah Indonesia dan hal-hal teknis terkait. Pelatihan ini ditujukanbagi masyarakat, khususnya pihak-pihak yang terkait langsungdengan pembangunan fisik, yang didanai dengan menggunakandana BLM 3 maupun 4.
Pihak-pihak yang perlu dilatih adalah anggota TIPP, TPP (TimPelaksana Pembangunan)/KSM, UPL, LPMD serta relawan yangakan ikut membantu mengawasi jalannya pekerjaan.
Hasil yang diharapkan terjadinya pemahaman dan dimilikinya :
i. Dasar-dasar konstruksi bangunan, keselamatan bangunan dankeselamatan kerja.
ii. Kesadaran dan kewaspadaan atas ancaman yang ada di daerahIndonesia, terutama terkait dengan kerawanan bencana alam.
iii. Pengetahuan dasar tentang prinsip dan standar bangunantahan gempa, sehingga peserta mampu mengawasipelaksanaan proyek pembangunan prasarana/sarana umumsederhana di wiyahnya (dusun) yang memenuhi standartahan/aman gempa.
iv. Kemampuan mengembangkan mekanisme pelaksanaan danpengawasan bangunan sesuai dengan kebutuhannya.
b. Pelatihan dan bimbingan pengelolaan keuangan
Adalah serangkaian kegiatan pengelolaan yang meliputipenerimaan, pencatatatan, pembelanjaan, sertapertanggungjawaban keuangan terkait dengan pelaksanaanimplementasi hasil RPLP, khususnya pengelolaan dana yangbersumber dari BLM 3 maupun 4.
Pihak-pihak yang perlu dilatih adalah anggota TIPP, UPL, TPP (TimPelaksana Pembangunan)/KSM terutama para pihak yang ditunjukmengelola keuangan proyek implementasi tersebut, serta relawanmasyarakat yang akan ikut membantu mengawasi jalannyapekerjaan.
Pengerjaan proyek implementasi RPLP dilakukan dengan pola“Community Contracting“ dimana TPP/KSM yang dibentuk/diberimandat oleh masyarakat, bertanggung jawab penuh dalampelaksanaan program di lapangan sehingga prinsip keterbukaandan transparansi menjadi syarat utama dalampengadaan/pembelian barang yang akan digunakan untukmelaksanakan pekerjaan.
Pengadaan/pembelian barang dalam hubungannya denganpelaksanaan pekerjaan dimaksudkan agar diperoleh harga yangbersaing dan efisien yaitu harga yang sebanding dan dapatdipertanggungjawabkan sesuai persyaratan dari pekerjaantersebut. Di dalam pengadaan barang maupun jasa, TPP/KSMwajib menjamin terwujudnya asas-asas berikut ini:
i. Transparan. Segala informasi yang berkaitan dengankeputusan pengadaan/pembelian barang dapat diakses dandiketahui oleh masing – masing pihak yang terlibat (TPP/KSM,TIPP, BKM maupun masyarakat lain secara umum)
ii. Akuntabilitas. Segala bentuk pengadaan/pembelian barangharus melalui prosedur yang telah disepakati bersama dengandilengkapi berkas-berkas administrasi pembelian/pengadaanyang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Tahap Pelaksanaan Konstruksi
a. Penyiapan Usulan Teknis Pelaksanaan per Sub Proyek
Usulan Teknis merupakan rencana teknis kegiatan yang lebih rinci dan detail yang menjadi muatan/substansi usulan kegiatan per sub proyek. Hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah :
i. Penyediaan lahan
ii. Survey dan identifikasi. Dilakukan untuk swadaya masyarakat, teknik infrastruktur, harga satuan upah/bahan/alat, serta calon tenaga kerja
iii. Dokumentasi (gambar) infrastruktur kondisi awal (0%)
iv. Pembuatan desain/gambar-gambar perencanaan sederhana
75Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
v. Pengamanan dampak lingkungan dan sosial
vi. Pembuatan rencana anggaran biaya (RAB) pelaksanaanpekerjaan
vii. Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan
viii. Pembuatan rencana pengadaan bahan/alat.
ix. Penyusunan struktur organisasi & tim pelaksana pekerjaan
x. Penyusunan dokumen proposal pelaksanaan kegiatan
xi. Pembuatan rencana pemeliharaan setelah tahappembangunan
b. Verifikasi Usulan Teknis per Sub Proyek
Usulan-usulan teknis rencana Kegiatan yang diajukan olehTPP/KSM sebagaimana yang telah disepakati bersama dalam forumrembug selanjutnya diverifikasi. Verifikasi perlu dilakukan dalamupaya menjamin optimalisasi pemanfaatan dana BLM maupunmobilisasi sumber daya lokal yang ada.Hal yang perlu diperhatikan dalam verifikasi lapangan adalahimplementasi dari desain yang cocok dengan tradisi lingkungansetempat (catatan: semua proyek yang akan diimplementasikanharus mampu memberikan nilai tambah terhadap potensi lokaldan bukan sebaliknya), penerapan teknologi tepat guna denganmemanfaatkan material yang mudah didapat disekitar lokasi, danpola pengerjaan yang mampu untuk diadaptasi dan atau dilakukanoleh masyarakat sendiri dengan sedikit bantuan dari pihak luar.
c. Pelaksanaan Konstruksi
i. Persiapan Pelaksanaan Konstruksi
• Membentuk struktur organisasi & pengurus pemanfaatan& pemeliharaan (pengelola) prasarana (termasuk rencanakerja dan aturan mainnya)
• Mengikuti musyawarah persiapan pelaksanaan konstruksi(MP2K)
• Melaksanakan penandatanganan Surat PerjanjianPemanfaatan Dana (SPPD)
• Mengikuti kegiatan coaching/pelatihan teknis danadministrasi yang diselenggarakan oleh BKM dan UPL
• Pembuatan & pemasangan papan nama kegiatan di lokasikegiatan
• Sosialisasi kegiatan KSM/panitia kepada warga
ii. Pelaksanaan Konstruksi
Pada tahap ini KSM/panitia melaksanakan kegiatan-kegiatanpembangunan infrastruktur dan melakukan pengendalian.Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi :
• Pencairan dana (uang muka dan termin)
• Mobilisasi tenaga kerja/bahan/alat
• Melaksanakan kegiatan pembangunan prasarana/fisik
• Supervisi kegiatan konstruksi
• Musyawarah pengadaan bahan dan alat (bila ada)
iii. Pelaporan Kemajuan pekerjaan Fisik
• Membuat administrasi/laporan harian, mingguan
• Membuat dokumentasi (photo-photo) kondisi 50%, 100%
• Pemantauan dampak lingkungan kondisi 50%, 100%
• Melakukan rapat evaluasi kemajuan mingguan lapangan
• Melakukan pemeriksaan & membuat Berita AcaraPenyelesaian Pekerjaan (BAP2)
V. 3. Rencana Investasi Pembangunan
Pendekatan pemrograman investasi untuk mendukung perwujudan kondisi yangdiinginkan pada prinsipnya adalah melakukan justifikasi suatu investasi atasdasar prinsip koordinasi pengaturan, integrasi perencanaan dan sinkronisasiprogram pada skala prioritas tertentu.
Program investasi yang diusulkan harus memiliki prinsip keadilan danmengungkapkan secara jelas lokasi, besaran, volume, harga satuan danbiayanya, sumber dana, skala prioritas, keterpaduan rencana dan sinkronisasiprogram secara fungsional baik dari segi fisik maupun non fisik antar kegiatan,antar komponen dan dari segi pendanaan.
Rencana investasi pembangunan Desa Pleret selama jangka waktu 10 tahundapat dilihat pada tabel di bawah ini :
76Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Tabel Rencana Investasi Pembangunan Desa Pleret Tahun 2011-2020
No. Kegiatan Lokasi Kebutuhan Volume Biaya 2010Sumber Dana
Pemda Desa Swasta Swadaya
PERTANIAN
Pengadaan sarana pengairandari Sungai Gajahwong
Bedukan Lahan (mengambil tanah kas)
2.000 m2 300.000.000
Mesin pompa 2 unit 29.000.000Pengadaan saluran irigasi Bedukan Saluran irigasi 850 m’ 810.560.000
Karet Saluran irigasi 300 m’ 286.080.000Kerto Saluran irigasi 200 m’ 190.720.000Kauman Saluran irigasi 150 m’ 143.000.000Gunungan Saluran irigasi 1.900 m’ 1.812.000.000
Perbaikan saluran irigasi Gunungkelir Pembanketan 400 m’ 114.400.000Karet utaraKaret barat
Pembanketan 200 m’300 m’
133.500.000200.250.000
Keputren baratKeputren timur
Pembanketan 1.000 m’800 m’
667.500.000534.000.000
Pengadaan alternatif sumber-sumber air
Gunungan Memperdalam/ penggalian sumur
2 unit 9.100.000
Gunungan Perkerasan saluran 2 m 500.000
Gunungan timur Sumur dan mesin pompa
2 lokasi 41.600.000
Karet Sumur dan mesin pompa
3 lokasi 62.400.000
Pungkuran Pompa 3 lokasi 48.750.000Pungkuran Sprayer ( mesin
penyeprot pupuk )3 unit 600.000
Percontohan pertanian modern
Karet RT 06
Pertanian modernKeputren 500m x
100m8.420.000
TrayemanPelatihan pertanian modern Gunungan Pelatihan pertanian
moden10 orang 300.000
Gunungkelir 10 orang 300.000Karet 10 orang 300.000Keputren 10 orang 300.000Trayeman 10 orang 300.000
Pemantapan jaringan kerja/kemitraan
Pada skala desa Pleret
77Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
78Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
No. Kegiatan Lokasi Kebutuhan Volume Biaya 2010Sumber Dana
Pemda Desa Swasta SwadayaPETERNAKAN
Pembentukan kelompok ternak GununganBentuk kelompok
ternak
2 kelompok 1.000.0000Kauman 2 kelompok 1.000.0000Pungkuran 1 kelompok 500.000Trayeman 1 kelompok 500.000
Pengadaan kandang ternak kelompok
Karet Lahan seluas 2.500 m2 1 unit 42.000.000Kauman @ 1.000 m2 2 lokasi 84.000.000Keputren @ 50m x 50m 2 lokasi 84.000.000Kerto 3.600 m2 1 lokasi 42.000.000Pungkuran 2.500 m2 2 lokasi 84.000.000Trayeman 20-40m2 1 lokasi 14.000.000
Pemeriksaan kesehatan untukhewan ternak
Bedukan Cek up kesehatan ternak
75 ternak 7.500.000Gunungkelir 50 ternak 5.000.000
Pelatihan dan penyuluhanpengelolaan kotoran ternak
Bedukan
Pelatihan Pupuk Organik
2 kelompok 2.000.000Gunungan 2 kelompok 2.000.000Gunungkelir 2 kelompok 2.000.000Karet 1 kelompok 1.000.000Kauman 1 kelompok 1.000.000Kedaton 1 kelompok 1.000.000Keputren 2 kelompok 2.000.000Kerto 1 kelompok 1.000.000Pungkuran 2 kelompok 2.000.000Trayeman 1 kelompok 1.000.000
Pengolahan kotoran ternak di kandang kelompok menjadi pupuk organik
Bedukan
Pengadaan saran pupuk organik
2 kelompok 130.000.000Gunungan 2 kelompok 130.000.000Gunungkelir 2 kelompok 130.000.000Karet 1 kelompok 65.000.000Kauman 2 kelompok 130.000.000Kedaton 1 kelompok 65.000.000Kerto 1 kelompok 65.000.000Pungkuran 2 kelompok 130.000.000Trayeman 1 kelompok 65.000.000
Pembuatan makanan konsentrat bagi hewan ternak
Gunungan Pengadaan mesingiling, ayakan, diesel pengolah pupukkonsentrat
2 kelompok 10.000.000Gunungkelir 2 kelompok 10.000.000Karet 1 kelompok 5.000.000
Perbaikan sarana dan prasarana di kandang kelompok
Gunungan Pembanketan saluranair
500 m 143.000.000
Trayeman Saluran pembuangan, bak penampung
Peningkatan keamanan di sekitar kandang kelompok
Pada skala desa Poskamling ternak 10 buah 10.000.000
Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas
KedatonPengadaan Biogas
1 unit 4.500.000Kerto 1 unit 4.500.000
Pengembangan ternak unggas Keputren Pengadaan mesin tetas 5 unit 25.000.000Karet Pengolahan klimbah 5 bh 10.000.000
Penguatan jaringan pemasaran Pleret Pelatihan channelling 100 org 3.000.000
79Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
No. Kegiatan Lokasi Kebutuhan Volume Biaya 2010Sumber Dana
Pemda Desa Swasta SwadayaINDUSTRI RUMAH TANGGA
Pembentukan paguyuban atau Koperasi
Bedukan
Paguyuban/koperasi
1 unit 2.000.000Gunungkelir 1 unit 2.000.000Kanggotan 1 unit 2.000.000Kauman 1 unit 2.000.000Kedaton 1 unit 2.000.000Kerto 1 unit 2.000.000Trayeman 1 unit 2.000.000
Registrasi produk-produk
industri
GunungkelirRegistrasi Produk
20 20.000.000Kanggotan 5 5.000.000
Labelisasi BedukanLabelisasi Produk
6 industri 3.000.000Gunungkelir 20 industri 10.000.000Kanggotan 5 Industri 2.500.000
Adanya pelatihan pembuatan produk setempat di tingkat Desa
Bedukan Pelatihan peningkatan
skill
20 orang 600.000Kerto 20 orang 600.000
Pelatihan inovasi dan variasi (diversifikasi) produk industri
Bedukan Pelatihan Peningkatan
Produk
6 Orang 600.000Gunungkelir 20 orang 2.000.000Kanggotan 5 orang 500.000Kedaton 10 orang 1.000.000
Pembentukan sentra-sentra industri
BedukanZona sentra industri
1 dusun 10.000.000Gunungan 1 dusun 10.000.000Kedaton 1 dusun 10.000.000
Transformasi tenaga kerja Karet
Bimbingan manajemen usahauntuk produsen industri
Bedukan
Pelatihan manajemen &
pengembanganindustri
10 orang 600.000Gunungan 10 orang 600.000Gunungkelir 10 orang 600.000Kanggotan 10 orang 600.000Karet 10 orang 600.000Kauman 10 orang 600.000Kedaton 10 orang 600.000Keputren 10 orang 600.000Trayeman 10 orang 600.000
Pengolahan limbah industri Gunungan Alat pengolah limbah 16 industri 16.000.000Gunungan Alat biogas 16 industri 24.000.000
PERDAGANGAN DAN JASA
Penyuluhan dan pelatihan manajemen usaha
Pleret Pelatihan manajemen industri
100 3.000.000
Adanya lokasi-lokasi pendukungkegiatan perdagangan dan jasawarga
Bedukan Zonasi industri 1 ls 10.000.000Kanggotan Pasar klitikan pleret 20 kios 100.000.000Kauman Pasar pleret 1.300 m2
10 unit58.500.00045.000.000
Kerto RT 02Kerto RT 08
Pujasera pleret 130 m x 7m 409.500.000
TrayemanKampoeng ramadhan
10 unit 1.000.000Kauman 10 unit 1.000.000
80Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
No. Kegiatan Lokasi Kebutuhan Volume Biaya 2010Sumber Dana
Pemda Desa Swasta SwadayaPERIKANANMenghidupkan kembali kolam kelompok dengan membukanya sebagai tempat pemancingan umum dan budidaya
Bedukan
Pembuatan kolam & pemancingan ikan
7 kolam 14.000.000Gunungkelir 2 kolam 4.000.000
Kanggotan 2 kolam 4.000.000Karet 2 kolam 4.000.000Kedaton 2 kolam 4.000.000Kerto 2 kolam 4.000.000
Bimbingan/penyuluhan tentang pembibitan ikan
Bedukan
Penyuluhan pembibitan ikan
7 orang 210.000Gunungkelir 20 orang 600.000
Kanggotan 10 orang 300.000Karet 10 orang 300.000Kerto 10 orang 300.000
Bimbingan/penyuluhan tentang kesehatan ikan
Bedukan
Penyuluhan kesehatan ikan
7 orang 210.000Gunungkelir 20 orang 600.000
Kanggotan 10 orang 300.000Karet 10 orang 300.000Kedaton 10 orang 300.000Kerto 10 orang 300.000
Bimbingan/penyuluhan tentang pembuatan/pengadaan pakan ikan
Bedukan
Penyuluhan pengadaan pakan ikan
7 orang 210.000Gunungkelir 20 orang 600.000
Kanggotan 10 orang 300.000Karet 10 orang 300.000
Pengadaan sarana pembibitan terpadu
Gunungkelir
Pembuatan Kolam
5m x 5m 2.500.000
Karet 5m x 5m 2.500.000Kedaton 5m x 5m 2.500.000
Pengadaan sumber air Keputren Pompa air @ 1 unit 12.500.000
Menjaga keamanan di sekitar kolam kelompok
Bedukan
Pos jaga terpadu
1 bh 2.000.000Gunungkelir 1 bh 2.000.000
Kanggotan 1 bh 2.000.000Karet 1 bh 2.000.000Kedaton 1 bh 2.000.000
PERSAMPAHAN
Penyuluhan dan pelatihan pengelolaan sampah
Pada basis pedukuhan Pengadaan bak sampah
16-20 orang per kelompok
7.000.000
Pemilahan sampah mulai tingkat rumah tangga
pedukuhan Bak sampah 11 dusun 22.000.000
Pengadaan tempat sampah komunal
Bedukan TPS ( tempat pembuangan sementara )
5 lokasi 166.375.000Gunungan 12 lokasi 399.300.000Keputren 5 lokasi 166.375.300
Pengolahan sampah rumah tangga
Pada basis pedukuhan Paguyuban @ 1 kelompok 3.500.000
Alat pengolah sampah @ 1 unit 3.500.000
Pengelolaan sampah pasar Desa Pleret
Kauman Pengolah sampah 1 unit 2.000.000
Pengawasan pengelolaan Pada basis pedukuhan
81Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
No. Kegiatan Lokasi Kebutuhan Volume Biaya 2010Sumber Dana
Pemda Desa Swasta SwadayaSANITASIPengadaan MCK Bedukan MCK 50 KK 25.200.000
Pungkuran
MCK umum
4 lokasi 50.400.000
Perbaikan MCK umum Kauman 1 unit 3.800.000
Pengadaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal
Kedaton IPAL 1 unit 10.000.000
Perbaikan sistem sanitasi rumah tangga Kedaton 180 m
Pembuatan bak penampung limbah untuk setiap industri dengan kebutuhan khusus
Pungkuran 3 industri 55.500.000
SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN
Pengadaan jembatan penghubung DesaPleret dengan desa sekitarnya
Bedukan 30m x 5m x 5m
Gunungkelir
Pengadaan jalan Karet Penghubung RT 02-04 200 m 138.150.000
Perkerasan jalan Bedukan Cor blok 400 m 276.300.000
Kanggotan01Kanggotan06Kanggotan08
150 m200 m200 m
103.612.500276.300.000276.300.000
Keputren 600 m 414.450.000
Pungkuran Corblok 1.200 m 828.900.000
Trayeman AspalCorblok
250 m290 m 200.317.500
Penerangan jalan Keputren Lampu & Dudukan @ 4 unit 11.000.000Perbaikan saluran irigasi non teknis Bedukan 350 m 91.948.500Pengadaan saluran drainase Bedukan 300 m 17.640.000
Kauman 600 m 35.280.000Kedaton 1.200 m 70.560.000Trayeman 50 m 2.940.000
Perbaikan saluran drainase Keputren 275 m 9.707.500Pungkuran 545 m 19.238.500
Pembanketan/bronjong tepi sungai Bedukan 450 m 300.375.000
Pengadaan pos keamanan Bedukan 1 unit 6.000.000Karet 1 unit 6.000.000Kedaton 1 unit 6.000.000
Pengadaan gedung serbaguna Gunungan 9m x 6m 94.500.000Kanggotan 1 unit 10.000.000Karet 7m x 9m 110.250.000
Trayeman 10m x 15m 262.500.000
Pengadaan taman bacaan Kanggotan 1 unit 61.000.000Pengadaan taman bermain Kanggotan 1 lokasi 7.500.000Pembangunan pager bumi Keputren 800m x 0,8m 55.000.000
BAB VI
PENUTUP
VI. 1. Kesepakatan Stakeholders
Komitmen stakeholders yang ikut terlibat (antara lain masyarakat Desa Pleret,Pemerintah Desa Pleret, dan Pemerintah Kabupaten Bantul) tidak cukupberhenti sampai tersusunnya dokumen RPLP ini, namun harus terus berlanjutsampai rencana yang terangkum dalam RPLP terimplementasi. Kesepakatanmasing-masing pihak ini adalah:
A. Masyarakat Desa PleretTersusunnya dokumen RPLP Desa Pleret ini telah menunjukkan komitmenmasyarakat untuk melaksanakan seluruh tahapan program PLPBK secarapartisipatif. Seluruh tahapan perencanaan partisipatif telah dilaksanakanoleh Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP) Desa Pleret yangberanggotakan 18 orang yang telah mewakili unsur Pemerintah Desa, BKMMaju Makmur, relawan/masyarakat dengan dibantu oleh 6 Kelompok Kerja(Pokja) yang terdiri dari 32 warga Desa Pleret. Sebagai bentuk kesepakatantelah dirumuskan beberapa hal sebagai berikut:
1. Masyarakat menerima hasil RPLP Desa Pleret dari kegiatan PLPBK(Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas) - P2KP sebagaidasar kegiatan pembangunan di Desa Pleret.
2. Kawasan Prioritas yang telah disepakati pada Musyawarah Desa(Musdes) tanggal 10 Oktober 2010 meliputi kawasan PedukuhanGunungan, Bedukan, Keputren, Kerto, serta Karet yang akan menjadikawasan percontohan pengembangan lingkungan permukiman yangtertata, sehat, tertib, produktif dan berkelanjutan melaluipengembangan potensi peternakan dan pertanian yang akan diaturlebih lanjut dalam Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman(RTPLP) Kawasan Prioritas Desa Pleret.
3. Potensi Pertanian, Peternakan, Industri Rumah Tangga, Perdagangandan Jasa, serta Perikanan yang merupakan sektor-sektor ekonomiutama Desa Pleret akan dikembangkan dengan memanfaatkan segalakemampuan dan sumber daya lokal untuk mendukung terwujudnyacita-cita Desa Pleret yang Sejahtera, Mandiri dan Moderen dengantetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan.
4. Permasalahan yang masih muncul dari masyarakat akan diselesaikandengan melibatkan seluruh masyarakat dalam mencari penyebabpermasalahan dan mendapatkan penyelesaian permasalahan dengankearifan lokal dan memanfaatkan sumber daya yang ada.
B. Pemerintah Desa Pleret
Pemerintah Desa Pleret selaku penanggungjawab kegiatan PLPBK di DesaPleret telah memberikan apresiasi yang baik dalam melaksanakan seluruhkegiatan Perencanaan Partisipatif ini. Beberapa hal yang menunjukkankomitmen Pemerintah Desa Pleret adalah:
1. Telah melaksanakan perekrutan TIPP dan Pokja sesuai dengan aturanPLPBK.
2. Telah melaksanakan perekrutan TAPP (Tenaga Ahli PendampingPerencanaan) dan memberikan Surat Kontrak kepada TAPP yang telahdirekrut tersebut.
3. Memberikan informasi kepada TIPP mengenai hal-hal yang dibutuhkandalam perencanaan RPLP, antara lain berupa profil desa, RPJM Desa,dan dokumen-dokumen terkait lainnya.
4. Menyediakan fasilitas ruang di Balai Desa untuk digunakan sebagaiSekretariat TIPP dan Pokja.
5. Bersedia menetapkan aturan bersama yang telah dituangkan dalamRPLP untuk menjadi Surat Keputusan Pemerintah Desa Pleret.
C. Pemerintah Kabupaten Bantul
Dalam kegiatan Review Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bantul, telahdirumuskan beberapa hal yang menjadi komitmen Pemerintah KabupatenBantul untuk mendukung pelaksanaan RPLP Desa Pleret, antara lain:
1. Memfasilitasi koordinasi dengan investor sesuai arahan dalam RPLP.
2. Memberikan bantuan teknis kepada masyarakat, sesuai dengan skalaprioritas pembangunan Pemda maupun prioritas kegiatan masyarakat.
3. Memberikan pelatihan yang dibutuhkan oleh masyarakat dandilaksanakan di tataran instansi/dinas yang terkait.
4. Memberikan fasilitasi promosi produk Desa Pleret, terutama potensiyang akan dikembangkan dalam RPLP.
5. Pengawalan perijinan untuk seluruh kegiatan dalam RPLP Desa Pleretyang membutuhkan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Bantul.
6. Penyediaan dana APBD terutama untuk kegiatan infrastruktur yangmenjadi kebutuhan masyarakat untuk mengembangkan potensi sesuaikebutuhan dalam RPLP. Alokasi dana ini akan mengikuti prioritaspembangunan yang dijalankan di Pemerintahan Kabupaten Bantul.
82Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
VI. 2. Pengesahan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret
Pada hari Minggu, tanggal 9 Januari 2011 bertempat di Pendopo Desa Pleret, telah dilaksanakan lokakarya dan uji publik dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman(RPLP) Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, DIY untuk tahun perencanaan 2011-2010. Pemaparan dokumen tersebut disampaikan oleh TIPP Desa Pleret dihadapan masyarakat dan perangkat pemerintahan Desa Pleret, pemerintah Kecamatan Pleret, Tim Teknis Program PLPBK Kabupaten Bantul, dan undangan-undangan lainnya.
Dalam lokakarya ini disepakati pula muatan-muatan yang terkandung di dalam RPLP, setelah sebelumnya mendapat masukan dari undangan yang hadir. Dokumen RPLP iniselanjutnya akan menjadi dokumen yang sah dan resmi untuk menjadi acuan pelaksanaan kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman yang Berbasis Komunitas (PLPBK) – P2KPdi Desa Pleret. Segala hal yang berkaitan dengan proses penyusunan RPLP ini menjadi dasar bagi seluruh masyarakat Desa Pleret untuk melaksanakan dan mewujudkanpembangunan Desa Pleret menuju lingkungan hunian yang sehat, mandiri, tertib, selaras, sejahtera, produktif dan berkelanjutan.
Demikian dokumen RPLP dibuat untuk menjadi dasar bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Desa Pleret.
Ditandatangani di : Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul
Tanggal : 10 Januari 2011
83Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020
Kepala Desa Pleret
Nur Subiyantoro
BKM Maju Makmur
Ahmad Sudarmi, S.Pd
Tenaga Ahli
Pendamping Perencanaan
Disti Ayu Kusuma, ST
Fasilitator PLPBK
Desa Pleret
Jumadi Faiz
Tim Teknis
Pemerintah Kabupaten Bantul
Ari Budi Nugroho, ST
KMW Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta
Ir. Endar Gunarto