rpp isi joss lama
DESCRIPTION
Rpp Isi Joss LamaTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada saat ini di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta sedang mengalami
perkembangan yang sangat pesat dalam hal development. Hal tersebut terjadi karena
material andesit yang sangat melimpah dari hasil erupsi Gunung Merapi. Sehingga
memicu pembangunan pabrik, gedung perkantoran, perumahan, infra struktur, dan lain-
lain. Oleh karena itu PT. CALCO INDONESIA yang bergerak dalam bidang pengolahan
bahan galian andesit dan mix beton berusaha untuk memenuhi kebutuhan pasar akan
baton yang akan digunakan sebagai bahan bangunan. Di perusahan tersebut terdapat
crusing plant untuk memenuhi kebutuhan batu spit sehingga terdapat 2 kegiatan yang
dilakukan di perusahan tersebut, yaitu crushing plant dan mix plant. Pembahasan akan
difokuskan pada crushing plant. Adapun lokasi pengolahan terletak di Jl. Ring road
selatan, Ds. Wirokerten, Kec. Bangutapan, Kab. Bantul, Yogyakarta. Produk yang
dihasilkan oleh crushing plant adalah batu fragmen batu andesit ukuran -25+5 (split),
dan kurang dari 5 mm (abu batu).
Dari front penambangan, pabrik pengolahan mendapatkan suplai batu andesit
sesuai dengan target produksi perusahaan yaitu 225 Ton/Jam atau 1800Ton/hari. Batu
andesit dari front penambangan mempunyai ukuran diameter terbesar 500 mm sehingga
membutuhkan suatu tahapan pengolahan untuk mereduksi ukurannya. Untuk itu dibuat
suatu perencanaan pengolahan agar permintaan pasar akan batuan andesit ukuran
tertentu dapat terpenuhi.
1.2. Bahan Galian Andesit
Ditinjau menurut pemanfaatannya, andesit termasuk bahan galian industri, yaitu
semua bahan galian diluar bahan galian logam, energi dan radioaktif yang pada
Rancangan Pabrik Peremuk 1
umumnya dapat digunakan pada industri tertentu baik tanpa atau melalui proses
pengolahan yang sederhana, maupun canggih.
1.3. Genesa dan Struktur Andesit
Menurut genesanya, andesit merupakan batuan beku intermediate vulkanik,
artinya memiliki kandungan silika ( SiO2 ) 52% - 66%. Batuan beku vulkanik adalah
batuan beku yang terbentuk di atas atau di dekat permukaan bumi. Menurut
Williams,1983, batuan beku vulkanik memiliki ukuran kristal kurang dari 1 mm. Tekstur
(hubungan antarmineral ), batuan andesit memiliki tekstur Afanitik, yaitu ukuran butir
individu kristal sangat halus, sehingga tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang.
Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun atas massa kristal, massa gelas atau
keduanya.
Dilihat dari strukturnya andesit pada umumnya memiliki struktur masif, yaitu
tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam tubuhnya. Andesit
memiliki derajat kristalisasi Hipokristalin yaitu batuan yang tersusun oleh massa kristal
dan gelas. Andesit memiliki komposisi mineral hornblende yang melimpah dengan
disertai oleh biotit atau piroksen.
1.4. Pemanfaatan Batu Andesit
Batu andesit dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal dalam kehidupan.Misal :
Bentuk bongkah dengan ukuran yang masih dapat diangkat oleh manusia, dapat
dimanfaatkan untuk fondasi rumah. Apabila akan dibentuk menjadi batu candi (bentukan
empat persegi panjang atau kubus dengan ukuran tertentu) atau dibentuk menjadi batu
temple dengan ukuran tertentu, penggergajian sistem basah pada balok hasil
penambangan dapat dilakukan. Andesit apabila dimanfaatkan sebagai batu temple ,
hiasan pada tembok luar, pengganti tegel dan ditempatkan di luar (yang tidak terlindungi
dari hujan dan panas matahari) tidak ada masalah karena jenis batuan ini cukup resisten.
Rancangan Pabrik Peremuk 2
Bentukan balok andesit apabila telah disentuh oleh seniman patung dengan
rekayasa seni dapat dibentuk menjadi patung atau relief yang tentu saja akan
meningkatkan nilai jual.
Untuk keperluan lainnya, bongkah hasil penambangan yang ukurannya belum
sesuai dengan ukuran konsumen dapat dipecah lagi dengan alat mekanis untuk
disesuaikan ukurannya. Batu yang sudah sesuai ukurannya diangkut dengan truck ungkit
ke konsumen. Secara umum, kegiatan peremukan terdiri dari 3 kegiatan utama yaitu
peremukan, pengayakan, dan pengangkutan. Hasil dari pengolahan ini berupa batu pecah
yang terdiri dari berbagai ukuran, misalnya -50 mm +30 mm, 30 mm + 20 mm, -20
mm+10 mm, -10 mm +5mm, -5mm. Sebagian besar batu pecah tersebut dipergunakan
untuk pembangunan rumah (concrete beton) ataupun untuk alas jalan.
Untuk batu pecah kebanyakan dipergunakan spesifikasi ukuran butir sebagai
berikut : untuk batu pecah berdasarkan ukuran yang dihasilkan terdiri dari:
Abu batu dengan ukuran ≤ 10 mm
Split dengan ukuran (1 x 1 cm, 1 x 2 cm, 2 x 3 cm, 3 x 5 cm)
Screening dengan ukuran 2 x 10 cm.
Abu yang dihasilkan tidak tercampur bahan organik. Seperti halnya pasir andesit
yang bersih (tidak tercampur bahan organik) baik digunakan untuk bahan adukan beton.
Ukuran split umumnya digunakan untuk campuran beton dan aspal. Sedang ukuran yang
lebih besar digunakan sebagai pelapis jalan dan pondasi.
1.5. Penyebaran Batu Andesit di Indonesia
Batuan Andesit terdapat disepanjang jalur gunung api baik yang masih aktif
ataupun yang sudah mati. Penyebarannya terdapat di :
Daerah Istimewa Aceh : Daerah Rikit Gaib, Kab. Aceh Tenggara; Krueng Raya,
Kab. Aceh Besar; Pantai Calng, Kab. Aceh Barat; Lhokruet, Kab. Aceh Selatan;
Pantai Lamno, Kab. Aceh Barat.
Sumatera Utara : Daerah Aik Puli, Kab. Tapanuli Utara.
Sumatera Barat : Kota Baru dan S. Sirah Paninan, Kab. Pesisir Selatan
Rancangan Pabrik Peremuk 3
Jambi : S. Tuntung, Kec. Air Hangat, Kab. Kerinci; Pulau Pandan, Kec. Danau
Kerinci; Ranrau Keloyang, Kab. Muara Bungo; Maliki dan Baru, Kab. Sarko; P.
Sangkar, Kab Kerinci; Bukit Baru, Kec. Pelepat, Kab. Bunga Lebo Tebo.
Bengkulu : G. Kandis dan G. Beringin, Kab. Bengkulu Utara.
Lampung : Langkapura, Tanjungkarang; Kedatuan Bandar Lampung; G.
Merbabu; G. Lubukitik; G. Batuserampuk
Jawa Barat : Ujung Berung, Kab. Bandung; Lagadar, Kab. Bandung; G. Bojong,
Cililin, Kab. Bandung; G. Koromong, Kab. Bandung; Jelekong, Kab. Bandung;
Kebon Tunggul, Kab. Bandung; Selakaso, Kab. Bandung; Kec. Pacet, Kab.
Bandung; Majalaya, Kab. Bandung; Cicalengka, Kab. Bandung; G. Sagu, Kab.
Bandung; Karangtanjung, Kab. Bandung; G. Karang, Kab. Bandung; G.
Cengkik, Kab. Karawang; G. Cipaga, Kab. Karawang; Rajamandala, Kab.
Bandung; G. Sidanglengis, Kec. Plered, Kab. Purwakarta; Ciarok, Kab. Garut; G.
Sugih, Anyer Kab. Serang; G. Gede; Parung panjang Bogor; Ciomas, Parung
panjang, Kab. Bogor.
Jawa Tengah : Kab. Sragen, Selogiri Bendokerep, Kab. Wonogiri; G. Mergi,
Kab. Semarang; Beringin, Suruh, Kab. Salatiga; Kandangan, Bawean, Slawi,
Kec Balapulang Kab. Tegal; Kec. Belik Kab. Pemalang.
Daerah Istimewa Yogyakarta: G. Merapi; G. Gajah; G. Ijo, Kulon Progo.
Jawa Timur : G. Gajah Mungkur Kab. Pasuruan; Ketapang-Lawangan Kab.
Malng, Prigen Kab. Pasuruan; Lumang, Kab. Pasuruan; Polaman Lawang Kab.
Malang; Gamang, Gading, Paiton, Bogo, Kab. Probolinggo; Pasir putih Besuki
Kab. Panarukan; G.Kapuran; Sumbersuko Padaan; G.Pandan Saradan
Kab.Madiun;Pacet Wetan, Kambengan, Barakan, Pelak, Ngemplak, Kesiman,
Tengah Wiyu, Slawe, Briti, dan Padi Kab. Mojokerto; Bantal, Belik, Sumberejo
dan Sukorame Kab. Mojokerto.
Kalimantan Selatan : Jimban, Tambang, Ulang, Pleihan Kab. Tanah Laut, Ujung
Batu, P. Laut Kab. Kotabaru
Rancangan Pabrik Peremuk 4
Nusa Tenggara Timur : Lekebai, Kec. Paga Kab. Sikka; Ae Baru dan Kelisamba,
Kab. Flores
Sulawesi Utara : Lilang Kab. Minahasa; Noongan dan Mokupa
Sulawesi Selatan : Bilibili Kec. Botonompo Kab. Gowa, Kec. Parangloe
Maluku : G. Mede, Kab. Halmahera Utara; Takome, Tugato, Ternate; Bobo,
Dukiri;Sandora, Tidore, Kab. Maluku Tengah; Babang dan G. Sayoding, P.
Bacaan; Pantai Itawlaka, P. Saparua, Hitu Barat, P. Ambon; G. Lana, Lei Timur.
Irian Jaya : Rumba, Bukit, Cendrawasih Kab. Sorong.
1.6. Teknik Penambangan
Batuan andesit merupakan batuan yang cukup keras dan massif. Apabila
penambangan dilakukan oleh rakyat, karena keterbatasan modal maka dilakukan dengan
peralatan yang sederhana dan dengan produksi yang sangat terbatas. Apabila diinginkan
produksi bongkah yang cukup banyak dalam waktu yang relative singkat, penambangan
dilakukan dengan sistem peledakan, sangat dianjurkan diawali dengan pembuatan
lubang ledak. Walaupun demikian, persyaratan keamanan harus tetap diperhatikan.
Penggunaan backhoe, shovel, bulldoser atau scrapper diajurkan pada pelaksanaan
penambangan, sedang pengangkutan bongkah dari tempat penambangan ke tempat
pengumpulan dipergunakan dengan Dump Truk. Sedangkan dari tempat pengumpulan
sampai ke tempat pengolahan menggunakan DumpTruk.
Rancangan Pabrik Peremuk 5
BAB II
MATERIAL BALANCE
2.1. Tahap Pengolahan
Tahapan Pengolahan Andesit dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini.
Sedangkan uraiannya sebagai berikut :
Hopper
Bongkahan-bongkahan tersebut dimuat dengan menggunakan Dump Truck dan
ditumpahkan ke dalam tempat / bak penampungan sementara sebelum masuk ke
feeder. Bak tersebut dinamakan Hopper.
Grizzly Feeder
Dari Hopper material ditumpahkan ke Grizzly Feeder, yaitu suatu plat yang dapat
mengontrol material dari hopper untuk masuk ke dalam unit peremuk ( Jaw Crusher
). Fungsinya agar batuan / material yang masuk ke unit peremuk sesuai dengan
kapasitas unit peremuk yang tersedia.
SDVSC ( Single Deck Vibrating Screen )
Produk yang dihasilkan dari Grizzly Feeder kemudian masuk ke screen I
menggunakan Single Deck Sreen, alasannya menggunakan Single Deck Screen
adalah umpan terbesar yang masuk pada screen I yaitu 100 mm didapatkan opening
untuk deck I adalah 5 mm. Angka ini didapat dengan alasan supaya beban untuk
deck I tidak terlalu berat sehingga beban yang tertahan pada deck I tidak merusak
screen.
Material yang masih mempunyai ukuran yang besar masih harus diremuk lagi
dengan menggunakan Jaw Crusher. Sedangkan material yang lolos tidak perlu
diremuk lagi tetapi dapat langsung dipisahkan, sebab matrial ini adalah tanah.
Jaw Crusher
Rancangan Pabrik Peremuk 6
Material mengalami peremukan pertama ( Primary Crushing ) dengan
menggunakan alat yang disebut Jaw Crusher. Jaw Crusher dapat mereduksi material
bongkah berukuran kurang lebih 375 mm menjadi berukuran 90mm
Ada pun tujuan dari peremukan ini adalah untuk memperkecil ukuran butir sesuai
dengan yang diinginkan. Untuk menentukan berapa kali proses peremukan dapat
dilihat dari ukuran umpan terbesar yang masuk dengan produk terbesar yang
diinginkan oleh konsumen. Dari hasil pembagian antara ukuran umpan yang masuk
dengan produk terbesar didapatkan nilai LRR (Limiting Reduction Ratio) adalah
4.17 , sehingga dapat dilihat dari harga LRR tersebut menggunakan dua kali proses
peremukan.
Merupakan tahap penghancuran yang pertama, dimana umpan berupa bongkah
besar berukuran 375 mm. Untuk penentuan alat yang akan dipakai dalam proses
peremukan pertama ini adalah dengan melihat ukuran umpan terbesar yang akan
masuk ke alat serta kapasitas dari umpan, sehingga efektifitas dari alat tersebut
menjadi tinggi dan maksimal. Dari hasil pembagian antara ukuran umpan terbesar
(375 mm) yang masuk dengan LRR Peremuk I diambil nilai 4 maka produk terbesar
dari Peremuk I didapat 90 mm.
DDVSC ( Double Deck Vibrating Screen )
Produk yang dihasilkan dari Jaw Crusher kemudian masuk ke screen I
menggunakan Double Deck Sreen, alasannya karena material yang jatuh pada
screen I mempunyai kapasitas 50.28 ton/jam sehingga agar screen yang digunakan
tidak memiliki luasan yang terlalu besar.
Alasan yang kedua menggunakan Double Deck Screen adalah umpan terbesar yang
masuk pada screen I yaitu 90 mm didapatkan opening untuk deck I adalah 50 mm.
Angka ini didapat dengan alasan supaya beban untuk deck I tidak terlalu berat
sehingga beban yang tertahan pada deck I tidak merusak screen.
Material yang masih mempunyai ukuran yang besar masih harus diremuk lagi
dengan peremuk kedua menggunakan Cone Crusher. Sedangkan material yang
sudah berukuran sesuai dengan permintaan pasar tidak perlu diremuk lagi tetapi
Rancangan Pabrik Peremuk 7
dapat langsung dipisahkan berdasarkan ukuran butirnya dengan mengunakan screen,
sedangkan material yang lolos deck dua masuk ke vibrating screen selanjutnya.
Cone Crusher
Material yang masih berukuran besar harus di remuk lagi dengan menggunakan
Cone Crusher agar didapatkan material dengan ukuran butir yang sesuai dengan
permintaan pasar.
TDVSC ( Triple Deck Vibrating Screen )
Material baik dari hasil peremukan pertama dan peremukan kedua digabungkan
kemudian disaring dengan menggunakan DDVSC agar didapat empat
pengelompokan produk berdasarkan ukuran butir yang diminta konsumen.
2.2. Diagram Alir
Rancangan Pabrik Peremuk 8
Target Produksi : 225 tpjUmpan terbesar : 500 mmJam kerja : 8 Jam/hari
Umpan masuk : 236,84 tpjDimensi :
-100 (under size) Op : 100 mmEff : 95 %
Kapasitas : Dek I Op: 50 mm Ef : 95 %
Dek II Op: 5 mm Ef : 95 %
+100 (over size)
Umpan masuk : 135, 589 tpjEff : 95 % Kapasitas :
(tanah)
Dek I Op :50 mm Ef: 95 %Dek II Op :30 mm Ef :93 %
Umpan masuk : tpjSetting : 22 mmOpening : 90 mm
Dek I Op : 20 mm Ef : 95 %Dek II Op : 10 mm Ef : 93 %Dek III Op : 5 mm Ef : 85 %
2.3. Pembahasan
Rancangan Pabrik Peremuk 9
HOPPER
GRIZZLY FEEDER
DOUBLE DECK VIBRATING
SCREEN
-50 + 30 -30+50
-30+20
TRIPLE DECKVIBRATING
SCREEN
CONE CRUSHER
-5-10 + 5-20 + 10
JAW CRUSHER
DOUBLE DECKVIBRATING
SCREEN
-50+5 -100+5-5
TRIPLE DECKVIBRATING
SCREEN
Target produksi yang direncanakan adalah 255 ton per jam, perusahaan
memberlakukan satu shift (8 jam) per hari. Ukuran umpan terbesar yang berasal dari
tambang adalah 500 mm. Pengotor dari tambang yaitu berupa tanah 5 %. Ukuran produk
yang diinginkan adalah :
-50 + 30 mm ≥ 25 % x 225 tpj = 56,25 tpj
-30 + 20 mm ≥ 25 % x 225 tpj = 56,25 tpj
-20 +10 mm ≤ 25 % x 225 tpj = 56,25 tpj
-10 +5 mm ≤ 20 % x 225 tpj = 45 tpj
-5mm ≤ 5% x 225 tpj = 11,25 tpj
Umpan berikut tanah : 10095 x 225 tpj = 236,84 tpj
Jadi tanahnya adalah : 5
100 x 236, 84 tpj = 11, 84 tpj
DISTRIBUSI UMPAN
-500 + 350 mm = 10% x 236, 84 tpj = 23,68 tpj
-350 + 200 mm = 20% x 236, 84 tpj = 47, 37 tpj
-200 + 100 mm = 25% x 236, 84 tpj = 59, 21 tpj
-100 + 50 mm = 25% x 236, 84 tpj = 59, 21 tpj
-50 + 5 mm = 15% x 236, 84 tpj = 35, 53 tpj
-5 mm = 5% x 236, 84 tpj = 11.84 tpj
Total Umpan = 236, 84 tpj
2.3.1 GRIZZLY FEEDER
Umpan masuk : 236, 84 tpj
Opening : 100 mm
Effisiensi : 95 %
Material yang seharusnya lolos : 118, 42 tpj
Rancangan Pabrik Peremuk 10
Material yang lolos : 95
100 x 118, 42 = 112,5 tpj
DISTRIBUSI UKURAN GRIZZLY FEEDER
UKURAN (mm) OVERSIZE UNDERSIZE DISTRIBUSI (tpj)
-500 + 350
-350 + 200
-200 + 100
-100 + 50
-50 + 5
- 5
23,68
47,37
59,21
23,68
47,37
59,21
TOTAL
UNDERSIZE : selanjutnya menjadi umpan screen 1 (single dek)
OVERSIZE : selanjutnya menjadi umpan Jaw Crusher 1.
2.3.2 VIBRATING SCREEN 1 DECK
Umpan masuk : 26.38 tpj
Set : 5 mm
Ef : 95 %
Material yang seharusnya lolos : 5,55 tpj
Material yang lolos : 5.27 tpj
DISTRIBUSI UKURAN PRODUK SCREEN 1
UKURAN (mm) OVERSIZE UNDERSIZE DISTRIBUSI (tpj)
-100 + 5 mm
-5
20.83
0.28 5.27
20.83
5.55
TOTAL 21.11 5.27 26.38
Rancangan Pabrik Peremuk 11
UNDERSIZE : adalah berupa tanah yaitu sebesar 5.27 ton
OVERSIZE : selanjutnya menjadi umpan jaw crusher 1.
2.3.3 JAW CRUSHER
DISTRIBUSI UKURAN MASUK JAW CRUSHER
Akmulasi dari oversize grizzly feeder dengan oversize vibrating screen
single deck
-375 + 250 mm : 16.67 ton
-250 + 100 mm : 12.5 ton
-100 + 5 mm : 21.11 ton
TOTAL : 50.28 ton
Umpan masuk :55.55tpj-5.27tpj= 50.28 tpj
Umpan terbesar : 375 mm
RR : 4.17
Ukuran terbesar produk = umpanterbesar daritambang
RR
= 3754.17 = 90
Setting : 55 mm
DISTRIBUSI UKURAN PRODUK JAW CRUSHER
-90 + 80 mm : 100% - 97% = 3% x 50.28 tpj = 1.51 tpj
-80 + 60 mm : 97% - 88% = 9% x 50.28 tpj = 4.52 tpj
-60 + 50 mm : 88% - 78% = 10% x 50.28 tpj = 5.03 tpj
-50 + 40 mm : 78% - 60% = 18% x 50.28 tpj = 9.05 tpj
-40 + 30 mm : 60% - 45% = 15% x 50.28 tpj = 7.54 tpj
-30 + 20 mm : 45% - 30% = 15% x 50.28 tpj = 7.54 tpj
-20 + 10 mm : 30% - 23% = 7% x 50.28 tpj = 3.52 tpj
Rancangan Pabrik Peremuk 12
-10 + 5 mm : 23% - 1% = 22% x 50.28 tpj =11.06 tpj
- 5 mm : 1% = 1% x 50.28 tpj = 0.51 tpj
TOTAL 50.28 tpj
2.3.4 VIBRATING SCREEN 2 DECK
Umpan masuk : 50.28 tpj
DEK I
Setting : 50 mm
Eff : 95 %
Material yang seharusnya lolos : 39.22 tpj
Material lolos : 37.26 tpj
DISTRIBUSI UKURAN PRODUK SREEN I DEK I
UKURAN (mm) OVERSIZE UNDERSIZE DISTRIBUSI (tpj)
-90 + 80 mm
-80 + 60 mm
-60 + 50mm
-50 + 40 mm
-40 + 30 mm
-30 + 20 mm
-20 + 10 mm
-10 + 5 mm
-5 mm
1.51
4.52
5.03
1.96 7.09
7.54
7.54
3.52
11.06
0.51
1.51
4.52
5.03
9.05
7.54
7.54
3.52
11.06
0.51
TOTAL 13.02 37.26 50.28
OVERSIZE : selanjutnya menjadi umpan pada cone rusher.
UNDERSIZE : selanjutnya menjadi umpan pada dek II
DEK II
Rancangan Pabrik Peremuk 13
Setting : 30 mm
Eff : 94 %
Material yang seharusnya lolos : 22.63 tpj
Material lolos : 21.27 tpj
DISTRIBUSI UKURAN
UKURAN (mm) OVERSIZE UNDERSIZE DISTRIBUSI (tpj)
-50 + 40 mm
-40 + 30 mm
-30 + 20 mm
-20 + 10 mm
-10 + 5 mm
-5 mm
7.09
7.54
1.36 6.18
3.52
11.06
0.51
7.09
7.54
7.54
3.52
11.06
0.51
TOTAL 15.99 21.27 37.26
OVERSIZE : adalah menjadi produk I ( -50 + 30 mm ) yaitu 15.99 Ton
UNDERSIZE : Selanjunya menjadi umpan pada SCREEN III
2.3.5 CONE CRUSHER
Umpan Masuk : 13.02 tpj
Umpan terbesar : 90 mm
Setting : 22 mm
DISTRIBUSI UKURAN PRODUK CONE CRUSHER
-30 + 20 mm : 100% - 80% = 20% x 13.02 tpj = 2.60 tpj
-20 + 10 mm : 80% - 50% = 30% x 13.02 tpj = 3.91 tpj
-10 + 5 mm : 50% - 18% = 32% x 13.02 tpj = 4.17 tpj
-5 mm : 18% = 18% x 13.02 tpj = 2.34 tpj
Rancangan Pabrik Peremuk 14
TOTAL =13.02 tpj
2.3.6 VIBRATING SCREEN 3 DECK
Akumulasi ( distribusi dari produk cone crusher + undersize vibrating screen
II)
-30 + 20 mm : 2.60 tpj + 6.18 tpj = 8.78 tpj
-20 + 10 mm : 3.91 tpj + 3.52 tpj = 7.43 tpj
-10 + 5 mm : 4.17 tpj + 11.06 tpj = 15.23 tpj
-5 mm : 2.34 tpj + 0.51 tpj = 2.85 tpj
TOTAL = 34.29 tpj
DEK I
Setting : 20 mm
Eff : 95 %
Material yang seharusnya lolos : 25.51 tpj
Material lolos : 24.23 tpj
DISTRIBUSI DEK I
UKURAN (mm) OVERSIZE UNDERSIZE DISTRIBUSI (tpj)
-30 + 20 mm
-20 + 10 mm
- 10 + 5 mm
-5 mm
8.78
1.28 6.15
15.23
2.85
8.78
7.43
15.23
2.85
TOTAL 10.06 24.23 34.29
OVERSIZE : adalah Produk II( -30 + 20 mm ) yaitu sebesar 10.06 Ton
UNDERSIZE : selanjutnya menjadi umpan pada dek II
Rancangan Pabrik Peremuk 15
DEK II
Setting : 10 mm
Eff : 93 %
Material yang seharusnya lolos : 18.08 tpj
Material lolos : 16.81 tpj
DISTRIBUSI DEK II
UKURAN (mm) OVERSIZE UNDERSIZE DISTRIBUSI (tpj)
-20 + 10 mm
- 10 + 5 mm
-5 mm
6.15
1.27 13.96
2.85
6.15
15.23
2.85
TOTAL 7.42 16.81 24.23
OVERSIZE : adalah Produk III ( -20 + 10 mm ) yaitu sebesar 7.42 Tpj
UNDERSIZE : selanjutnya menjadi umpan pada dek III
DEK III
Setting : 5 mm
Eff : 85 %
Material yang seharusnya lolos : 2.85 tpj
Material lolos : 2.42 tpj
DISTRIBUSI DEK III
UKURAN (mm) OVERSIZE UNDERSIZE DISTRIBUSI (tpj)
- 10 + 5 mm
-5 mm
13.96
0.43 2.42
13.96
2.85
TOTAL 14.39 2.42 16.81
Rancangan Pabrik Peremuk 16
OVERSIZE : adalah Produk IV( -10 + 5 mm ) yaitu sebesar 14.39 Ton
UNDERSIZE : adalah Produk V( -5 mm ) yaitu sebesar 2.42 Ton
DISTRIBUSI HASIL
Produk I ( -50 + 30 mm) : 15.99 tpj = 15.9950.28 x 100% = 31.80 %
Produk II ( -30 + 20 mm) : 10.06 tpj = 10.0650.28 x 100% = 20.01 %
Produk III ( -20 + 10 mm) : 7.42 tpj = 7.42
50.28 x 100% = 14.76 %
Produk IV ( -10 + 5 mm) : 14.39 tpj = 14.3950.28 x 100% = 28.62 %
Produk V ( -5mm) : 2.42 tpj = 2.42
50.28 x 100% = 4.81 %
TOTAL : 50.28 tpj = 100 %
Rancangan Pabrik Peremuk 17
BAB III
PEMILIHAN ALAT
3.1. Alat Angkut
Densitas andesit diasumsikan 2,771 tom/m3. Jumlah jam kerja adalah 8 jam/hari.
Target produksi perusahaan 55.55 tpj. Sehingga target umpan dari tambang sebesar
55.55 tpj / 2.771 ton/m3 = 20.05 m3/jam.
Untuk memasukkan material ke Hopper digunakan Dump Truck (DT):
Gambar 3.1
Dump Truck
Merk :Golden Prince tipper 6x4
Model : ZZ3251M2946
Capacity : 15 Ton
Max Speed : 75 km/jam
Overall Length : 7416 mm
Rancangan Pabrik Peremuk 18
Overall Width : 2496 mm
Overall Height : 3486 mm
Perhitungan jumlah DT :
Jarak tempuh : 1000 m= 1 km
Prossesing (Pengisian) : 6 menit = 1/10 jam
Manuver, menumpahkan muatan, dll : 6 menit = 1/10 jam
Kecepatan maksimum saat DT terisi adalah 40 km/jam, maka :
Waktu tempuh = jarak tempuh / kecepatan maksimum
= 1 km / 40 km/jam = 1/40 jam
Waktu bolak- balik = 1/40 x 2
= 1/20 jam
Cycle Time untuk 1 DT :
= waktu prossessing + factor lain + waktu bolak-balik
= 1/10 + 1/10+ 1/20
= 0.25 jam = 15 menit
Jika kecepatan tidak maksimal dengan factor lain 1 menit, maka kecepatan rata-
rata = jarak tempuh
Waktubolak−balik+factor lain
= 1 / ( 1/20 + 1/60 )
= 15 km/jam
Kapasitas maksimal yang didapat = 15ton x 0.8 / 2 t/m3
= 6 m3
Jumlah DT yang dibutuhkan = 20.05 m3 / 6 m3
= 3,34 ≈ 4
= 5 DT ( 1 buah DT cadangan )
Rancangan Pabrik Peremuk 19
3.2. Hopper
Tampak Samping
c
e a 30o
f
b g
c
b d h
Tampak Atas
Rancangan Pabrik Peremuk 20
Tampak Depan
h
760
d
Agar material yang akan ditumpahkan dump truck dapat tertampung keseluruhan
kedalam hopper, maka besarnya kapasitas dari hopper harus lebih besar dari kapasitas
dump truck. Hopper terbuat dari plat baja dengan tebal 1 cm.
Tinggi total ( a ) = 1,7 m
Panjang bawah ( b ) = 0,9 m
Panjang atas ( c ) = 3.0 m
Lebar bawah ( d ) = 0,9 m
Lebar (e,i ) = 0,4 m
Tinggi ( f ) = 1,3 m
Lebar ( g ) = 2.1 m
Lebar atas ( h ) = 3.0 m
Sudut kemiringan ( j ) = 30
Luas Atas (La) = c x h
= 3 x 3
= 9 m²
Rancangan Pabrik Peremuk 21
Luas Bawah (Lb) = b x d
= 0,9 x 0,9
= 0,81 m²
Kapasitas Hopper = (La x e) + 13 x f x [La+Lb+(La+Lb)1/2]
= (9x 0,4) + 13 x 1,3 x [9 + 0,81 +(9+0,81)1/2]
= 3.6 + 1/3 x 1.3 x 12.94
= 9.21 m3
= 9.21 m3 x 2,771 ton / m3
= 25.5 ton
3.3. Grizzly Feeder
Merk = SANME
Model = GZT-0724
Max Feed Size = 450 mm
Capacity = 30-80 t/h
Motor Power = 2 x 1.5 kW
Instalation Slope = 10
Double Amplitude = 4-6 mm
Overal Dimension = 2481 x 1130 x 990 mm
Weight = 2422 kg
3.4. Single Deck Vibrating Screen
Berdasarkan atas luas screen yang digunakan. Perhitungan luas screen :
Luas Teoritis( A )= Total UmpanB . G. V . H . E .M . O. D .T .W
m2
AR = A x F1 x F2
DECK I
Rancangan Pabrik Peremuk 22
Setting : 5 mm
Effisiensi : 95 %
Total umpan : 26.38 tpj
Didapatkan :
Faktor Deck I
B 19,5
G 1,73
V 2.01
H 0,59
E 0,77
M 1
O 0.96
D 1
T 1
W 1
F1 1,1
F2 1,1
LUAS (AR) 1.08
Luas Teoritis( A )= Total UmpanB . G. V . H . E .M . O. D .T .W
m2
¿ 26.3819.5 x 1.73 x 2.01 x 0.59 x 0.77 x1 x0.96 x 1x 1 x1
¿ 26.3829.57¿0.89
AR = A x F1 x F2
= 0.89 x 1.1 x 1,1
Rancangan Pabrik Peremuk 23
= 1.08 m2
Maka didapat spesifikasi screen:
Merk : Nordberg
Type of Screen : TY-305 1 Deck
Nominal Size : 914 x 1524 mm
Luas Screen Area : 1,39 m2
Power : 0,5 kw
Weight : 916 kg
Speed : 1800 – 3600 rpm
3.5. Double Deck Vibrating Screen
Berdasarkan atas luas screen yang digunakan. Perhitungan luas screen :
Luas Teoritis( A )= Total UmpanB . G. V . H . E .M . O. D .T .W
m2
AR = A x F1 x F2
DDVSC I, DECK I
Opening = 50 mm
Effisiensi = 95 %
Total Umpan = 50.28 T/J
DDVSC I, DECK II
Opening = 30 mm
Effisiensi = 93 %
Total Umpan = 37.26 T/J
Rancangan Pabrik Peremuk 24
Didapatkan :
Faktor Deck I Deck II
B 70 55
G 1.73 1,73
V 1 1,15
H 0,7 1.05
E 0,77 0,8
M 1 1
O 0.9 1.19
D 1 0,9
T 1 1
W 1 1
Faktor Deck I Deck II
F1 1,1 1,1
F2 1,1 1,1
LUAS (AR) 1.03 0.46
DECK I
Luas Teoritis( A )= Total UmpanB . G. V . H . E .M . O. D .T .W
m2
¿ 50.2870 x 1.73 x 1 x 0.7 x0.77 x 1x 0.96 x1x 1 x 1
¿ 50.2858.75¿0.85
Rancangan Pabrik Peremuk 25
AR = A x F1 x F2
= 0.89 x 1.1 x 1,1
= 1.03 m2
DECK II
Luas Teoritis( A )= Total UmpanB . G. V . H . E .M . O. D .T .W
m2
¿ 37.2655x 1.73 x 1.15 x 1.05 x 0.8 x1 x1.29 x0.9 x1 x1
¿ 37.2698.44¿0.38
AR = A x F1 x F2
= 0.38 x 1.1 x 1,1
= 0.46 m2
Maka didapat spesifikasi screen:
Merk : Nordberg
Type of Screen : TY-305 2 Deck
Nominal Size : 914 x 1524 mm
Luas Screen Area : 1,39 m2
Power : 0,5 kw
Weight : 1052 kg
Speed : 1800 – 3600 rpm
3.6. Triple Deck Vibrating Screen
Berdasarkan atas luas screen yang digunakan. Perhitungan luas screen :
Luas Teoritis( A )= Tot alUmpanB . G. V . H . E .M . O. D .T .W
m2
Rancangan Pabrik Peremuk 26
AR = A x F1 x F2
TDVSC I, DECK I
Opening = 20 mm
Effisiensi = 95 %
Total Umpan = 34.29 T/J
TDVSC I, DECK II
Opening = 10 mm
Effisiensi = 93 %
Total Umpan = 24.23 T/J
TDVSC I, DECK III
Opening = 5 mm
Effisiensi = 85 %
Total Umpan = 16.81 T/J
Didapatkan :
Faktor Deck I Deck II Deck III
B 45 31.5 19.5
G 1.73 1.73 1.73
V 1 1,05 2.4
H 0.8 0.9 1.9
E 0,77 0,82 0.85
M 1 1 1
O 1.3 1.5 1.7
D 1 0,9 0,8
T 1 1 1
W 1 1 1
Faktor Deck I Deck II Deck III
F1 1,1 1,1 1,1
F2 1,1 1,1 1,1
Rancangan Pabrik Peremuk 27
LUAS (AR) 0.67 0.52 0.11
Rancangan Pabrik Peremuk 28
DECK I
Luas Teoritis( A )= Total UmpanB . G. V . H . E .M . O. D .T .W
m2
¿ 34,2945 x1.73 x1 x0.8 x 0.77 x1 x 1.3 x1 x 1 x 1
¿ 34.2962.34¿0.55
AR = A x F1 x F2
= 0.55 x 1.1 x 1,1
= 0.67 m2
DECK II
Luas Teoritis( A )= T otal UmpanB . G. V . H . E .M . O. D .T .W
m2
¿ 24.2331.5 x 1.73 x 1.05 x 0.9 x0.82 x1 x1.5 x0.9 x1 x1
¿ 24.2356.65¿0.43
AR = A x F1 x F2
= 0.43 x 1.1 x 1,1
= 0.52 m2
DECK III
Luas Teoritis( A )= Total UmpanB . G. V . H . E .M . O. D .T .W
m2
¿ 16.8119.5 x 1.73 x 2.4 x1.9 x0.85 x 1x1.7 x 0.8 x1 x1
¿ 16.81177.83¿0.09
Rancangan Pabrik Peremuk 29
AR = A x F1 x F2
= 0.09 x 1.1 x 1,1
= 0.11 m2
Maka didapat spesifikasi screen:
Merk : Nordberg
Type of Screen : TY-305 3 Deck
Nominal Size : 914 x 1524 mm
Luas Screen Area : 1,39 m2
Power : 0,5 kw
Weight : 11424 kg
Speed : 1800 – 3600 rpm
3.7. Jaw Crusher
Dalam perencanaan ini Peremuk I menggunakan “Jaw Crusher” dengan :
Merk = BREAK-DAY
Model = PE500x750
Size feed opening = 500 mm x 750 mm
Max Feed = 425 mm
Range = 50-100 mm
Kapasitas = 50-100 ton/jam
Motor power = 55 kW
Weight = 10.3 ton
Overall Dimension = 2035 x 1921 x 2000 mm
3.8. Cone Crucher
Merk : NORDBERG
Rancangan Pabrik Peremuk 30
Type : GP100
Motor Size : 75-90 kW = 100 – 125 hp
Stroke : 16. 20. 25 mm
Max lift during liner change : 1600 kg = 3500 lbs
Total Weight (approx) : 5700 kg = 12600 lbs
3.9 STOCK PILE
Jam Kerja/ hari = 8 jam/hari
Hari Kerja/ minggu = 6 hari kerja
Produksi = 50 ton/ jam
( Sehari sekali diambil dari stockpile )
a. Tanah
Volume Total = 5.55 x 8 jam x 1 hari : 2,771 t/j
= 16.02 m3
t Tan 310 =
tr
0,6 R = T
Volume Kerucut = 1/3 x Luas Alas x tinggi
3 x Volume Kerucut = Luas Alas x tinggi
3 x 16.02 = 3,14 R2 x 0,6 x R
25.51 = R3
R = 2.94 m
T = 0,6 x R
T = 1.76 m
b. Produk I ( -50 + 30 mm)
Rancangan Pabrik Peremuk 31
α r
Volume Total = 15.99 x 8 jam x 1 hari : 2,771 t/j
= 46.16 m3
t Tan 41.40 =
tr
0,8816 R = T
Volume Kerucut = 1/3 x Luas Alas x tinggi
3 x Volume Kerucut = Luas Alas x tinggi
3 x 46.16 = 3,14 R2 x 0,8816 x R
49.99 = R3
R = 3.68 m
T = 0,8816 x R
T = 3.24 m
c. Produk II ( -30 + 20 mm)
Volume Total = 10.06 x 8jam x 1 hari : 2,771 t/j
= 29.04 m3
t Tan 410 =
tr
0,87 R = T
Volume Kerucut = 1/3 x Luas Alas x tinggi
3 x Volume Kerucut = Luas Alas x tinggi
3 x 29.04 = 3,14 R2 x 0,87x R
31.91 = R3
R = 3.17 m
Rancangan Pabrik Peremuk 32
α r
α r
T = 0,87 x R
T = 2.76 m
d. Produk III ( -20 + 10 mm)
Volume Total = 7.42 x 8jam x 1 hari : 2,771 t/j
= 21.42 m3
t Tan 40.50 =
tr
0,85 R = T
Volume Kerucut = 1/3 x Luas Alas x tinggi
3 x Volume Kerucut = Luas Alas x tinggi
3 x 21.42 = 3,14 R2 x 0,85x R
24.08 = R3
R = 2.89 m
T = 0,85 x R
T = 2.46 m
e. Produk IV ( -10 + 5mm)
Volume Total = 14.39 x 8jam x 1 hari : 2,771 t/j
= 41.54 m3
t Tan 39.20 =
tr
0,82 R = T
Volume Kerucut = 1/3 x Luas Alas x tinggi
Rancangan Pabrik Peremuk 33
α r
α r
3 x Volume Kerucut = Luas Alas x tinggi
3 x 41.54 = 3,14 R2 x 0,82x R
48.5 = R3
R = 3.64 m
T = 0,82 x R
T = 2.98 m
f. Produk V ( -5mm)
Volume Total = 2.42 x 8jam x 1 hari : 2,771 t/j
= 6.99 m3
t Tan 37.30 =
tr
0,76 R = T
Volume Kerucut = 1/3 x Luas Alas x tinggi
3 x Volume Kerucut = Luas Alas x tinggi
3 x 6.99 = 3,14 R2 x 0,76 x R
8.96 = R3
R = 2.08 m
T = 0,76 x R
T = 1.58 m
Rancangan Pabrik Peremuk 34
α r
3.10. Belt Conveyor Berdasarkan gambar, belt conveyor yang direncanakan pada rangkaian unit
pengolahan andesit adalah sebanyak 13 unit belt conveyor dengan rincian sebagai
berikut :
Rancangan Pabrik Peremuk 35
HOPPER
GRIZZLY FEEDER
VIBRATING SCREEN
DOUBLE DECK
-50 + 30
VIBRATING SCREEN
TRIPLE DECKTREEPLE DECK
CONE CRUSHER
JAW CRUSHER
VIBRATING SCREEN
SINGLE DECK
BC 1
BC 2
BC 3
BC 5
BC 4
BC 8
BC 7
BC 9
BC 6
Undersize -30Oversize +50
a. 1 buah Belt Conveyor ( Grezzly Feeder → Vibrating Screen Single Deck )
Produk terbesar : 100 mm
Tinggi : 3 m
Sudut : 180
Panjang horizontal :3 m
tan 18 = 9.1 m
Panjang belt conveyor :3 m
sin 18 = 9.7 m
Spesifikasi Belt Conveyor
Merk : Nordberg
Capacity : 0-100 tpj
Belt width : 500 mm
Pulley diameter : 245 mm
Power : 4-11 kw
b. 1 buah Belt Conveyor (Vibrating Screen Single Deck → Tanah )
Produk terbesar : 5mm
Tinggi : 2.5 m
Sudut : 200
Panjang horizontal :2.5 mtan 20 = 6.9 m
Rancangan Pabrik Peremuk 36
-30+20 -5-10 + 5-20 + 10
BC 10BC 11 BC 12
BC 13
3m180
Panjang belt conveyor :2.5 msin 20 = 7.35 m
Spesifikasi Belt Conveyor
Merk : Nordberg
Capacity : 0-100 tpj
Belt width : 500 mm
Pulley diameter : 245 mm
Power : 4-11 kw
c. 1 buah Belt Conveyor (Vibrating Screen Single Deck → Jaw Crusher)
Produk terbesar : 375mm
Tinggi : 4 m
Panjang horizontal : 15.16 m
Sudut :14.70
Panjang belt conveyor :4
sin 13.6 = 16.98 m
Spesifikasi Belt Conveyor
Merk : Nordberg
Capacity : 0-100 tpj
Belt width : 500 mm
Pulley diameter : 245 mm
Power : 4-11 kw
Rancangan Pabrik Peremuk 37
2.5m180
4m14.70
d. 1 buah Belt Conveyor (Grizzly Feeder → Jaw Crusher )
Produk terbesar : 100 mm
Tinggi : 4 m
Sudut : 180
Panjang horizontal :4 m
tan 18 = 12.12 m
Panjang belt conveyor :4 m
sin 18 = 12.9 m
Spesifikasi Belt Conveyor
Merk : Nordberg
Capacity : 0-100 tpj
Belt width : 500 mm
Pulley diameter : 245 mm
Power : 4-11 kw
e. 1 buah Belt Conveyor (Jaw Crusher → Vibrating Screen Double Deck )
Produk terbesar : 90mm
Tinggi : 3 m
Sudut : 180
Panjang horizontal :3 m
tan 18 = 9.1 m
Panjang belt conveyor :3 m
sin 18 = 9.7 m
Spesifikasi Belt Conveyor
Merk : Nordberg
Capacity : 0-100 tpj
Rancangan Pabrik Peremuk 38
4m180
3m180
Belt width : 500 mm
Pulley diameter : 245 mm
Power : 4-11 kw
f. 1 buah Belt Conveyor ( Vibrating Screen Double Deck → Stockpile -50+30
mm)
Produk terbesar : 90 mm
Tinggi : 3.75 m
Sudut : 200
Panjang horizontal :3.75 mtan 20 = 10.3 m
Panjang belt conveyor :3.75 msin 20 = 10.96 m
Spesifikasi Belt Conveyor
Merk : Nordberg
Capacity : 0-100 tpj
Belt width : 500 mm
Pulley diameter : 261 mm
Power : 4 & 5.5 kw
g. 1 buah Belt Conveyor (Vibrating Screen Double Deck → Cone Crusher )
Produk terbesar : 90 mm
Tinggi : 4 m
Sudut : 200
Panjang horizontal :4m
tan 20 = 10.98 m
Panjang belt conveyor :4 m
sin 20 = 11.7m
Rancangan Pabrik Peremuk 39
3.75m 200
4m200
Spesifikasi Belt Conveyor
Merk : Nordberg
Capacity : 0-100 tpj
Belt width : 500 mm
Pulley diameter : 261 mm
Power : 4 & 5.5 kw
h. 1 buah Belt Conveyor (Vibrating Screen Double Deck → Vibrating Screen
Triple Deck)
Produk terbesar : 30 mm
Tinggi : 3 m
Panjang horizontal : 15.7 m
Sudut :110
Panjang belt conveyor :3 m
sin 11 = 15.72 m
Spesifikasi Belt Conveyor
Merk : Nordberg
Capacity : 0-100 tpj
Belt width : 500 mm
Pulley diameter : 245 mm
Power : 4-11 kw
i. 1 buah Belt Conveyor ( Cone Crusher → Vibrating Screen Triple Deck )
Produk terbesar : 30 mm
Tinggi : 3 m
Sudut : 150
Rancangan Pabrik Peremuk 40
3m110
Panjang horizontal :3 m
tan 15 = 11.2 m
Panjang belt conveyor :4 m
sin 15 = 11.59m
Spesifikasi Belt Conveyor
Merk : Nordberg
Capacity : 0-100 tpj
Belt width : 500 mm
Pulley diameter : 261 mm
Power : 4 & 5.5 kw
j. 1 buah Belt Conveyor (Vibrating Screen Triple Deck → Stockpile -30+20
mm)
Produk terbesar : 30 mm
Tinggi : 3.25 m
Sudut : 180
Panjang horizontal :3.25 mtan18 = 9.8 m
Panjang belt conveyor :3.25 msin 18 = 10.5m
Spesifikasi Belt Conveyor
Merk : Nordberg
Capacity : 0-100 tpj
Belt width : 500 mm
Pulley diameter : 261 mm
Rancangan Pabrik Peremuk 41
3m150
3.25m180
Power : 4 & 5.5 kw
k. 1 buah Belt Conveyor (Vibrating Screen Triple Deck →) Stockpile -20+10
mm
Produk terbesar : 20 mm
Tinggi : 3 m
Sudut : 180
Panjang horizontal :3 m
tan 18 = 9.1 m
Panjang belt conveyor :3 m
sin 18 = 9.7 m
Spesifikasi Belt Conveyor
Merk : Nordberg
Capacity : 0-100 tpj
Belt width : 500 mm
Pulley diameter : 261 mm
Power : 4 & 5.5 kw
l. 1 buah Belt Conveyor (Vibrating Screen Triple Deck → Stockpile -10+5 mm)
Produk terbesar : 10 mm
Tinggi : 3.5 m
Sudut : 180
Panjang horizontal :3.5 mtan 18 = 10.6 m
Panjang belt conveyor :3.5 msin 18 = 11.3 m
Rancangan Pabrik Peremuk 42
3.m180
3.5m180
Spesifikasi Belt Conveyor
Merk : Nordberg
Capacity : 0-100 tpj
Belt width : 500 mm
Pulley diameter : 261 mm
Power : 4 & 5.5 kw
m. 1 buah Belt Conveyor (Vibrating Screen Triple Deck → Stockpile -5mm)
Produk terbesar : 5 mm
Tinggi : 2.1 m
Sudut : 180
Panjang horizontal :2.1 mtan 18 = 6.4 m
Panjang belt conveyor :2.1 msin 18 = 6.8 m
Spesifikasi Belt Conveyor
Merk : Nordberg
Capacity : 0-100 tpj
Belt width : 500 mm
Pulley diameter : 261 mm
Power : 4 & 5.5 kw
Rancangan Pabrik Peremuk 43
2.1 m 180
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Didapatkan kesimpulan bahwa:
Rancangan Pabrik Peremuk 44
1. Dengan adanya tugas penulisan laporan Rancangan Pabrik Peremuk ini maka
mahasiswa dilatih untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kegiatan
tatap muka di kelas.
2. Kenyataan memang menunjukkan bahwa dengan adanya tugas ini maka
mahasiswa menjadi lebih memahami tentang seluk beluk pengolahan bahan
galian tambang, khususnya batuan andesit. Serta Mahasiswa dapat membuat
rancangan pabrik peremuk dengan perhitungan yang terperinci.
4.2. Saran
1. Agar kedepannya mata kuliah Rancangan Pabrik Peremuk ini tidak hanya
dengan simulasi, melainkan mahasiswa diharapkan dapat terjun ke lapangan
langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Rancangan Pabrik Peremuk 45
Rancangan Pabrik Peremuk 46
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
GRIZZLY FEEDER
Rancangan Pabrik Peremuk 47
LAMPIRAN B
VIBRATING SCREEN
Rancangan Pabrik Peremuk 48
LAMPIRAN C
FAKTOR- FAKTOR SCREEN
C= Total umpan
B=Basic capacity passing though a square of screen, didapat dengan memasukkan
opening ayakan, maka akan didapat harga kapasitas dasar.
Rancangan Pabrik Peremuk 49
G = Bulk Density factor
Factor G diperoleh dari bulk density material dibagi dengan 1,6. Untuk material dengan
densitas 1,6 ton.m-3 faktornya = 1,6/1,6 = 1
V = Oversize factor
Diperoleh dari jumlah persen material yang tidak lolos dalam lubang ayakan, material
yang tidak lolos = ….%, maka harga V = …..
H = Halfsize factor
Didapat dari jumlah persen material yang lolos pada setengan opening ayakan. Material
yang lolos setengah opening = …. %, maka harga H = ….
Rancangan Pabrik Peremuk 50
E = Efficiency factor
Merupakan perhitungan persentase material dalam umpan pada tiap-tiap deck yang
sebenarnya lolos melelui lubang ayakan dibandingkan dengan jumlah material yang
diperkirakan lolos. Pada deck I efisiensi = 95%, maka didapat efisiensinya = 0,77.
M = Moist Condition Factor
factor kondisi material basah bila materialnya berbentuk gravel, crushed stone maupun
sticky stone. Pda lubang ayakan 100 mm, material crushed stone misalnya mempunyai
kandungan air 5%, moist condition factor = 1(tidak ada dalam grafik)
Rancangan Pabrik Peremuk 51
= Open area factor
Pada opening 100 mm, dari dabel didapat percent of open area 45, kemudian diplotkan
kegrafik, didapat 0,9.
Screen ClothSize of
Opening 1 2.5 5 10 15 20 25 30 35 40 45(square mm)
Wire diameter 0.8 1.7 2.3 3.5 5 6 8 9 10 12 14(mm)Percent Of
open 31 46 47 55 56 59 58 59 61 59 48area (%)
Screen PlateSize of
Opening 40
45
50
60
70 80 10
0 120 150(square mm)
Plate thickness 6 6 8 8 9 9 12 12 14-16(mm)Percent Of
open 38
38
40
40
42 42 45 45 45
area (%)
D = Deck factor
Karena deck ini sebagai deck pertama maka harga factornya = 1
deck Factor
Top 1,0Second 0,9
Rancangan Pabrik Peremuk 52
third 0,8fourth 0,7
T = Type of Deck factor
Bentuk Permukaaa ayakan juga memepengaruhi kapasitas ayakan, karena lubang
ayakan ini berbentuk square maka harga factornya = 1
W = Wet Screen factor
Digunakan untuk menghitung peningkatan kadar air dalam sejumlah material yang
dapat lolos melalui lubang ayakan (1 sq ft). Untuk pengayakan cara kering factor W
tidak digunakan, atau nilainya = 1
LAMPIRAN D
JAW CRUSHER
Rancangan Pabrik Peremuk 53
Opening factorslotted(length/width) ratio 6 over 1.6slotted(length/width) ratio 3~6 1.4slotted(length/width) ratio 2~3 1.1Square 1Round 0.8
Rancangan Pabrik Peremuk 54
LAMPIRAN E
CONE CRUSHER
Rancangan Pabrik Peremuk 55
Rancangan Pabrik Peremuk 56
Rancangan Pabrik Peremuk 57
Rancangan Pabrik Peremuk 58
LAMPIRAN F
STOK PILE
Rancangan Pabrik Peremuk 59
LAMPIRAN G
BELT CONVEYOR
Rancangan Pabrik Peremuk 60