s a t ut a h n pembangunan untuk semua sby … · strategi mereka untuk ikut ... dapat dipantau di...

1
RABU, 20 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA | HALAMAN 23 PEMBANGUNAN UNTUK SEMUA SBY-BOEDIONO SBY-BOEDIONO s a t u t a h u n p e m e r i n t a h a n P EMBANGUNAN in- frastruktur seperti jalan bebas hambatan (tol) sampai sekarang tetap menjadi perhatian Kabi- net Indonesia Bersatu II. Tidak ada alasan lain, pembangunan tol harus berlanjut meskipun prosesnya belum bebas dari hambatan. Maka beralasan jika Ketua Asosiasi Tol Indonesia (ATI) Fatchur Rochman berpendapat dalam setahun terakhir, kinerja industri tol tidak menunjukkan hasil yang begitu signifikan, baik dari sisi regulasi maupun pembangunan sik. Dia menunjuk pada proyek pem bangunan 24 tol nasio- nal yang untuk sementara ini terhenti. “Ke-24 ruas tol itu mengalami penurunan tingkat kelayakan karena seluruh har- ga konstruksi naik. Akhirnya enam tahun terbuang sia-sia,” ujarnya ketika dihubungi Media Indonesia, Senin (18/10). Namun, apa pun kendala yang dihadapi, di mata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Ahmad Ghani Gazali, beroperasinya tiga ruas tol baru dalam setahun terakhir menun- jukkan adanya perkembangan signikan dalam pembangun- an tol di Indonesia. Ketiga ruas itu adalah tol Bogor Ring Road, Kanci-Pejagan, dan Kebon Jeruk-Penjaringan. Menurut dia, mekanisme pembebasan lahan yang dila- kukan pemerintah dalam be- berapa tahun belakangan kian membaik jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelum- nya, meskipun masih ada ke- kurangan. “Saya yakin ke depan, meka- nismenya akan semakin mem- baik dengan hadirnya Undang- Undang Pengadaan Lahan. Undang-undang ini antara lain menyatakan adanya komitmen pemerintah untuk mendorong pembebasan tanah demi kepen- tingan umum,” jelasnya. Kehadiran UU ini diharap- kan akan memberikan kepas- tian waktu bagi investor dalam proses pembebasan lahan yang dilakukan pemerintah. Dengan demikian, risiko yang dihadapi investor dalam proyek pemba- ngunan tol dapat kian terukur. Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sendiri telah ber- tekad untuk mempercepat target evaluasi terhadap 24 ruas tol dari sembilan bulan menjadi enam bulan. Dirjen Bina Marga Kemente- rian PU Djoko Murjanto men- jelaskan, percepatan dilakukan untuk mendorong realisasi proyek jalan bebas hambatan sepanjang 800 kilometer hingga 2014. Berdasarkan data BPJT, saat ini ada sekitar 20 ruas tol sepan- jang 768.65 km yang berada dalam tahap perjanjian pengu- sahaan jalan tol (PPJT). Total investasi untuk 20 ruas tol itu diperkirakan mencapai Rp66,7 triliun. Sementara itu, empat ruas tol sepanjang 154 km tengah berada dalam tahap persiapan PPJT dengan investasi sebesar Rp10,2 triliun. Fatchur Rochman menga- takan pemerintah seharusnya me ngambil langkah untuk memberi dukungan guna me- ningkatkan kelayakan badan usaha jalan tol (BUJT) 24 ruas yang tengah dievaluasi. Tu- juannya, agar investor tol lebih mudah mendapatkan mitra da- lam mengerjakan proyek terse- but. Begitu juga untuk proyek- proyek tol besar lainnya. Rochman menegaskan, ko- mitmen penuh dari pemerintah guna mendukung terlaksana- nya pembangunan tol sangat diperlukan karena pembangun- an infrastruktur itu menjadi kewajiban pemerintah untuk meningkatkan daya saing ne- geri ini. Komitmen juga diper- lukan agar ketahanan ekonomi dapat terus terjaga. Lebih daripada itu, masih menurut Rochman, pemerin- tah juga harus mempercepat penyelesaian UU Pengadaan Lahan guna mendukung kelan- caran proyek pembangunan infrastruktur, termasuk tol. Meskipun UU belum disetujui DPR, pemerintah juga harus mempersiapkan peraturan pelaksanaannya. Dengan de- mikian, begitu UU lahir, proyek tol pun bisa terus berlanjut. (X-10) christina@ mediaindonesia.com Berlanjut meskipun belum Bebas Hambatan UU Pengadaan Lahan diharapkan bisa memudahkan pemerintah dalam membebaskan lahan bagi kepentingan publik. Christina Sihite PEMBEBASAN LAHAN: Pembangunan tol Bogor Ring Road. Dengan Undang-Undang Pengadaan Lahan, pembebasan lahan untuk membangun jalan bebas hambatan lebih terjamin. ANTARA/ JAKHAIRI N AMA Jasa Marga sangat identik dengan industri jalan tol di Indo- nesia. Sebagai perusahaan operator jalan tol yang telah berpengalaman selama 32 ta- hun, PT Jasa Marga (Persero) Tbk memang tak bisa dilepas- kan dari kontribusinya dalam mengembangkan jalan tol di Tanah Air dalam dua hingga tiga dekade terakhir. Hingga kini, perusahaan yang mengawali kiprahnya dengan membangun dan mengoperasikan Jalan Tol Jagorawi pada 1978 ini tak pernah berhenti berkarya. Fokus pada pembangunan jalan tol baru tetap menjadi strategi mereka untuk ikut mendorong tercapainya kon- sep pertumbuhan ekonomi berbasis infrastruktur. “Dalam setahun terakhir ini Jasa Marga fokus pada dua hal. Pertama, mengembang- kan jalan tol baru sepanjang 200 km di wilayah Jabotabek sampai Jawa Timur. Fokus kedua modernisasi sistem pengoperasian kita,” ungkap Direktur Utama Jasa Marga Frans Sunito di Jakarta, pekan lalu. Untuk pembangunan jalan tol baru, Frans menyebut mereka tengah fokus me- nyelesaikan sejumlah ruas jalan tol yang telah dimiliki konsesinya oleh Jasa Marga yaitu Gempol-Pasuruan, Se- marang-Solo, Surabaya-Mojo- kerto, Bogor Ring Road, JORR W2N (Ulujami-Kebon Jeruk), Cengkareng-Kunciran dan Kunciran-Serpong. Dua ruas terakhir tersebut merupakan bagian dari JORR-2 (Jakarta Outer Ring Road 2). Progres seluruh ruas terse- but sampai saat ini masih se- suai rencana. Kami targetkan 2014 sudah selesai semuanya,” tegasnya. Sementara itu untuk fokus kedua, yaitu modernisasi sistem pengoperasian, Frans mengatakan targetnya adalah peningkatan mutu layanan bagi pengguna serta esiensi kerja. Salah satu implementasi dari modernisasi sistem itu adalah penggunaan e-toll card. “Kita masih terus kembangkan agar tahun depan seluruh ruas tol yang dioperasikan Jasa Marga sudah dapat melaku- kan transaksi dengan e-toll card,” paparnya. Imbuh Frans, Jasa Marga juga telah memasang 153 CCTV di seluruh ruas tol dan dapat dipantau di Jasa Marga Traffic Information Centre (JMTIC), yang merupakan call centre Jasa Marga. Call centre yang dapat dihubungi selama 24 jam ini dapat memberikan layanan informasi mengenai kondisi lalulintas di jalan tol di seluruh Indonesia secara real time. Modernisasi lainnya ada- lah dengan melakukan pe- masangan Variable Message Sign (VMS/rambu elektronik) di beberapa ruas tol untuk memberikan informasi terkini tentang kondisi lalulintas di jalan tol. Dengan fokus tersebut, Jasa Marga berharap akan tetap menjadi leader di industri jalan tol di Indonesia. Sampai saat ini Jasa Marga mengoperasi- kan sekitar 530 Km jalan tol atau sekitar 72 % dari seluruh ruas tol yang beroperasi di Indonesia. Tak berhenti sampai di situ. Dengan kekuatan dana dan pengalaman yang dimi- liki, Jasa Marga akan terus berusaha membangun jalan- jalan tol di lokasi-lokasi yang memiliki perkembangan per- ekonomian tinggi dan memer- lukan infrastruktur jalan bebas hambatan. Kepastian Namun, Jasa Marga tetap tidak bisa berjalan sendiri. Dengan karakter investasi jalan tol yang jangka pan- jang, dukungan dan jaminan pemerintah untuk mem- berikan kepastian-kepastian yang dibutuhkan pelaku in- dustri jalan tol tetap menjadi poin krusial. “Industri jalan tol harus dipahami sebagai investa- si jangka panjang. Investor membiayai seluruh pemba- ngunan jalan tol, termasuk pembebasan lahan. Untuk pengembalian investasinya investor mendapatkannya melalui penarikan tarif tol selama masa konsesi yang berkisar antara 30-40 tahun. Jangka waktu pengembalian- nya memang cukup lama,” terang Frans. Karena itu, imbuh dia, in- vestor jalan tol harus punya kepastian bahwa investasi mereka akan kembali sehingga perusahaan tetap hidup, dapat melayani pengguna jasa, dan menjadi penghubung antar wilayah di Indonesia yang lebih esien dibanding mela- lui jalan non tol. “Dengan adanya kepastian, industri jalan tol di Indonesia dapat tumbuh lebih baik lagi sehingga dapat menimbul- kan multi player effect bagi pertumbuhan ekonomi, baik pada masa pembangunannya maupun pada saat jalan tol tersebut dioperasikan. Jika industri ini maju, maka akan banyak tercipta lapangan kerja baru, sehingga pertumbuhan ekonomi akan lebih cepat,” jelas Frans. “Memajukan usaha sama dengan menciptakan lapang- an kerja, ekonomi berputar. Kalau usaha bangkrut, lapang- an kerja akan berkurang dan tidak ada kontinuitas pertum- buhan ekonomi,” tegasnya. Salah satu kepastian yang diperlukan tentu saja soal pembebasan lahan. Menurut Frans, ada sejumlah perbaikan yang dilakukan pemerintah belakangan terkait mekanisme pembebasan lahan. Pertama, pemerintah seka- rang punya dana bergulir yang dikelola Badan Layanan Umum (BLU) di bawah Ke- menterian Pekerjaan Umum untuk proses pembebasan tanah. Dengan adanya dana ini, investor membayar kalau proses pembebasan tanah oleh pemerintah sudah 100% tuntas. Kedua, dana pembebasan lahan dibayarkan sesuai per- janjian awal. Jika harga pem- bebasan tanah oleh pemerin- tah melebihi nilai yang ada di perjanjian, kelebihan akan di- tanggung pemerintah, bukan investor. “Kalau dulu harga tanah melonjak, investor yang tanggung. Itu sebabnya inves- tor takut masuk jalan tol.” Kepastian lain yang masih ditunggu adalah soal kece- patan pembebasan tanah. Menurutnya, proses yang lama dan tidak terukur bisa mengubah perhitungan kons- truksi. “Pembebasan tanah yang memerlukan waktu satu tahun, misalnya, lalu molor menjadi empat tahun, tentu menghasilkan perhitungan yang berbeda karena dalam jangka waktu itu harga bahan konstruksi berbeda,” papar Frans. Karena itu, Jasa Marga sangat berharap pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pengadaan Lahan bisa selesai tepat seperti yang di- janjikan pada akhir tahun ini. Semua itu, tutur Frans, akan membantu Jasa Marga mem- berikan kontribusinya dalam membangun perekonomian nasional melalui pengem- bangan infrastruktur jalan tol. (E-25) Kontribusi Jasa Marga untuk Pembangunan Ekonomi Advertorial Dalam setahun terakhir Jasa Marga fokus pada dua hal, yaitu mengembangkan jalan tol baru sepanjang 200 km dan modernisasi sistem pengoperasian.” Frans Sunito Dirut PT Jasa Marga Tbk TERUS MEMBANGUN TOL: Dengan pengalaman selama 32 tahun yang dimiliki, Jasa Marga akan terus berupaya membangun jalan-jalan tol di lokasi-lokasi yang memiliki perkembangan perekonomian tinggi dan memerlukan insfrastruktur jalan bebas hambatan. ANTARA/PRASETYO UTOMO PERLU BANTUAN DAN INFORMASI LALU LINTAS JALAN TOL? Hubungi 021-8088 0123 atau http://m.jasamargalive.com

Upload: dangthuy

Post on 14-Jun-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

RABU, 20 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA | HALAMAN 23PEMBANGUNAN UNTUK SEMUA

SBY-BOEDIONOSBY-BOEDIONO

satu tahun

pemerintahan

PEMBANGUNAN in-fra struktur seperti jalan bebas hambatan (tol) sampai sekarang

tetap menjadi perhatian Kabi-net Indonesia Bersatu II. Tidak ada alasan lain, pembangunan tol harus berlanjut meskipun prosesnya belum bebas dari hambatan.

Maka beralasan jika Ketua Asosiasi Tol Indonesia (ATI) Fatchur Rochman berpendapat dalam setahun terakhir, kinerja industri tol tidak menunjukkan hasil yang begitu signifikan, baik dari sisi regulasi maupun pembangunan fi sik.

Dia menunjuk pada proyek pem bangunan 24 tol nasio-nal yang untuk sementara ini terhenti. “Ke-24 ruas tol itu mengalami penurunan tingkat kelayakan karena seluruh har-ga konstruksi naik. Akhirnya enam tahun terbuang sia-sia,” ujarnya ketika dihubungi Media Indonesia, Senin (18/10).

Namun, apa pun kendala yang dihadapi, di mata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Ahmad Ghani Gazali, beroperasinya tiga ruas tol baru dalam setahun terakhir menun-jukkan adanya perkem bangan signifi kan dalam pembangun-an tol di Indonesia. Ketiga ruas itu adalah tol Bogor Ring Road, Kanci-Pejagan, dan Kebon Jeruk-Penjaringan.

Menurut dia, mekanisme

pem bebasan lahan yang dila-kukan pemerintah dalam be-berapa tahun belakangan kian membaik jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelum-nya, meskipun masih ada ke-kurangan.

“Saya yakin ke depan, meka-nismenya akan semakin mem-baik dengan hadirnya Undang-Undang Pengadaan Lahan. Undang-undang ini antara lain menyatakan adanya komitmen pemerintah untuk mendorong pembebasan tanah demi kepen-tingan umum,” jelasnya.

Kehadiran UU ini diharap-kan akan memberikan kepas-tian waktu bagi investor dalam proses pembebasan lahan yang dilakukan pemerintah. Dengan demikian, risiko yang dihadapi investor dalam proyek pemba-

ngunan tol dapat kian terukur.Kementerian Peker jaan

Umum (PU) sendiri telah ber-tekad untuk mempercepat target evaluasi terhadap 24 ruas tol dari sembilan bulan menjadi enam bulan.

Dirjen Bina Marga Kemente-rian PU Djoko Murjanto men-jelaskan, percepatan dilakukan untuk mendorong realisasi proyek jalan bebas hambatan sepanjang 800 kilometer hingga 2014.

Berdasarkan data BPJT, saat ini ada sekitar 20 ruas tol sepan-jang 768.65 km yang berada dalam tahap perjanjian pengu-sahaan jalan tol (PPJT). Total investasi untuk 20 ruas tol itu diperkirakan mencapai Rp66,7 triliun.

Sementara itu, empat ruas

tol sepanjang 154 km tengah berada dalam tahap persiapan PPJT dengan investasi sebesar Rp10,2 triliun.

Fatchur Rochman menga-takan pemerintah seharusnya me ngambil langkah untuk mem beri dukungan guna me-ningkatkan kelayakan badan usaha jalan tol (BUJT) 24 ruas yang tengah dievaluasi. Tu-juannya, agar investor tol lebih mudah mendapatkan mitra da-lam mengerjakan proyek terse-but. Begitu juga untuk proyek-proyek tol besar lainnya.

Rochman menegaskan, ko-mitmen penuh dari pemerintah guna mendukung terlaksana-nya pembangunan tol sangat diperlukan karena pembangun-an infrastruktur itu menjadi kewajiban pemerintah untuk meningkatkan daya saing ne-geri ini. Komitmen juga diper-lukan agar ketahanan ekonomi dapat terus terjaga.

Lebih daripada itu, masih me nurut Rochman, pemerin-tah juga harus mempercepat penyelesaian UU Pengadaan Lahan guna mendukung kelan-caran proyek pembangunan infrastruktur, termasuk tol. Meskipun UU belum disetujui DPR, pemerintah juga harus mempersiapkan peraturan pelaksanaannya. Dengan de-mikian, begitu UU lahir, proyek tol pun bisa terus berlanjut.(X-10)

[email protected]

Berlanjut meskipun belum Bebas HambatanUU Pengadaan Lahan diharapkan bisa memudahkan pemerintah dalam membebaskan lahan bagi kepentingan publik.

Christina Sihite

PEMBEBASAN LAHAN: Pembangunan tol Bogor Ring Road. Dengan Undang-Undang Pengadaan Lahan, pembebasan lahan untuk membangun jalan bebas hambatan lebih terjamin.

ANTARA/ JAKHAIRI

NAMA Jasa Marga sangat identik dengan industri jalan tol di Indo-

nesia. Sebagai perusahaan operator jalan tol yang telah berpengalaman selama 32 ta-hun, PT Jasa Marga (Persero) Tbk memang tak bisa dilepas-kan dari kontribusinya dalam mengembangkan jalan tol di Tanah Air dalam dua hingga tiga dekade terakhir.

Hingga kini, perusahaan yang mengawali kiprahnya dengan membangun dan mengoperasikan Jalan Tol Jagorawi pada 1978 ini tak pernah berhenti berkarya. Fokus pada pembangunan jalan tol baru tetap menjadi strategi mereka untuk ikut mendorong tercapainya kon-sep pertumbuhan ekonomi berbasis infrastruktur.

“Dalam setahun terakhir ini Jasa Marga fokus pada dua hal. Pertama, mengembang-kan jalan tol baru sepanjang 200 km di wilayah Jabotabek sampai Jawa Timur. Fokus kedua modernisasi sistem pengoperasian kita,” ungkap Direktur Utama Jasa Marga Frans Sunito di Jakarta, pekan lalu.

Untuk pembangunan jalan tol baru, Frans menyebut mereka tengah fokus me-nyelesaikan sejumlah ruas jalan tol yang telah dimiliki konsesinya oleh Jasa Marga yaitu Gempol-Pasuruan, Se-marang-Solo, Surabaya-Mojo-kerto, Bogor Ring Road, JORR W2N (Ulujami-Kebon Jeruk), Cengkareng-Kunciran dan Kunciran-Serpong. Dua ruas terakhir tersebut merupakan bagian dari JORR-2 (Jakarta Outer Ring Road 2).

Progres seluruh ruas terse-but sampai saat ini masih se-suai rencana. Kami targetkan 2014 sudah selesai semuanya,” tegasnya.

Sementara itu untuk fokus kedua, yaitu modernisasi sistem pengoperasian, Frans mengatakan targetnya adalah peningkatan mutu layanan bagi pengguna serta efisiensi kerja.

Salah satu implementasi dari modernisasi sistem itu adalah penggunaan e-toll card. “Kita masih terus kembangkan agar tahun depan seluruh ruas tol yang dioperasikan Jasa Marga sudah dapat melaku-kan transaksi dengan e-toll card,” paparnya.

Imbuh Frans, Jasa Marga juga telah memasang 153 CCTV di seluruh ruas tol dan dapat dipantau di Jasa Marga Traffic Information Centre (JMTIC), yang merupakan call centre Jasa Marga. Call centre yang dapat dihubungi selama 24 jam ini dapat memberikan layanan informasi mengenai kondisi lalulintas di jalan tol di seluruh Indonesia secara real time.

Modernisasi lainnya ada-lah dengan melakukan pe-masangan Variable Message Sign (VMS/rambu elektronik) di beberapa ruas tol untuk memberikan informasi terkini tentang kondisi lalulintas di jalan tol.

Dengan fokus tersebut, Jasa Marga berharap akan tetap menjadi leader di industri jalan tol di Indonesia. Sampai saat ini Jasa Marga mengoperasi-kan sekitar 530 Km jalan tol atau sekitar 72 % dari seluruh ruas tol yang beroperasi di Indonesia.

Tak berhenti sampai di situ. Dengan kekuatan dana dan pengalaman yang dimi-liki, Jasa Marga akan terus berusaha membangun jalan-jalan tol di lokasi-lokasi yang memiliki perkembangan per-ekonomian tinggi dan memer-lukan infrastruktur jalan bebas hambatan.

KepastianNamun, Jasa Marga tetap

tidak bisa berjalan sendiri. Dengan karakter investasi jalan tol yang jangka pan-jang, dukungan dan jaminan pemerintah untuk mem-berikan kepastian-kepastian yang dibutuhkan pelaku in-dustri jalan tol tetap menjadi

poin krusial.“Industri jalan tol harus

dipahami sebagai investa-si jangka panjang. Investor membiayai seluruh pemba-ngunan jalan tol, termasuk pembebasan lahan. Untuk pengembalian investasinya investor mendapatkannya melalui penarikan tarif tol

selama masa konsesi yang berkisar antara 30-40 tahun. Jangka waktu pengembalian-nya memang cukup lama,” terang Frans.

Karena itu, imbuh dia, in-vestor jalan tol harus punya kepastian bahwa investasi mereka akan kembali sehingga perusahaan tetap hidup, dapat

melayani pengguna jasa, dan menjadi penghubung antar wilayah di Indonesia yang lebih efisien dibanding mela-lui jalan non tol.

“Dengan adanya kepastian, industri jalan tol di Indonesia dapat tumbuh lebih baik lagi sehingga dapat menimbul-kan multi player effect bagi

pertumbuhan ekonomi, baik pada masa pembangunannya maupun pada saat jalan tol tersebut dioperasikan. Jika industri ini maju, maka akan banyak tercipta lapangan kerja baru, sehingga pertumbuhan ekonomi akan lebih cepat,” jelas Frans.

“Memajukan usaha sama dengan menciptakan lapang-an kerja, ekonomi berputar. Kalau usaha bangkrut, lapang-an kerja akan berkurang dan tidak ada kontinuitas pertum-buhan ekonomi,” tegasnya.

Salah satu kepastian yang diperlukan tentu saja soal pembebasan lahan. Menurut Frans, ada sejumlah perbaikan yang dilakukan pemerintah belakangan terkait mekanisme pembebasan lahan.

Pertama, pemerintah seka-

rang punya dana bergulir yang dikelola Badan Layanan Umum (BLU) di bawah Ke-menterian Pekerjaan Umum untuk proses pembebasan tanah. Dengan adanya dana ini, investor membayar kalau proses pembebasan tanah oleh pemerintah sudah 100% tuntas.

Kedua, dana pembebasan lahan dibayarkan sesuai per-janjian awal. Jika harga pem-bebasan tanah oleh pemerin-tah melebihi nilai yang ada di perjanjian, kelebihan akan di-tanggung pemerintah, bukan investor. “Kalau dulu harga tanah melonjak, investor yang tanggung. Itu sebabnya inves-tor takut masuk jalan tol.”

Kepastian lain yang masih ditunggu adalah soal kece-patan pembebasan tanah. Menurutnya, proses yang lama dan tidak terukur bisa mengubah perhitungan kons-truksi. “Pembebasan tanah yang memerlukan waktu satu tahun, misalnya, lalu molor menjadi empat tahun, tentu menghasilkan perhitungan yang berbeda karena dalam jangka waktu itu harga bahan konstruksi berbeda,” papar Frans.

Karena itu, Jasa Marga sangat berharap pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pengadaan Lahan bisa selesai tepat seperti yang di-janjikan pada akhir tahun ini. Semua itu, tutur Frans, akan membantu Jasa Marga mem-berikan kontribusinya dalam membangun perekonomian nasional melalui pengem-bangan infrastruktur jalan tol. (E-25)

Kontribusi Jasa Marga untuk Pembangunan EkonomiAdvertorial

Dalam setahun terakhir Jasa Marga fokus pada dua hal, yaitu mengembangkan jalan tol baru sepanjang 200 km dan modernisasi sistem pengoperasian.”

Frans SunitoDirut PT Jasa Marga Tbk

TERUS MEMBANGUN TOL: Dengan pengalaman selama 32 tahun yang dimiliki, Jasa Marga akan terus berupaya membangun jalan-jalan tol di lokasi-lokasi yang memiliki perkembangan perekonomian tinggi dan memerlukan insfrastruktur jalan bebas hambatan.

ANTARA/PRASETYO UTOMO

PERLU BANTUAN DAN INFORMASI LALU LINTAS JALAN TOL?

Hubungi 021-8088 0123 atau http://m.jasamargalive.com