s1-2014-299917-chapter1

Upload: vera-fatiya-oktarani

Post on 28-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 S1-2014-299917-chapter1

    1/4

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar belakang

    Indonesia merupakan salah satu produsen kelapa terbesar di dunia setelah

    Filipina dan Srilanka. Hampir seluruh bagian buah kelapa dapat dimanfaatkan yaitu

    daging kelapa untuk campuran makan dan minuman, air kelapa untuk pembuatan

    kecap dan sari buah kelapa/ natade coco, sabut untuk pembuatan jok dan kursi serta

    pembuatan tali, tempurung serta batang kelapa untuk membuat perabotan rumah

    tangga. Produk-produk turunan kelapa memiliki peluang pasar yang besar

    dikembangkan di Indonesia mengingat sumber daya lahan tanaman kelapa yang luas.

    Salah satu produk kelapa yang memiliki prospek di pasar dunia yaitu produk

    kelapa parut kering (desiccated coconut). Di Indonesia produk desiccated coconut

    sudah digunakan sejak lama. Produsen terbesar produk desiccated coconut adalah

    Filipina dan Srilanka dan negara-negara konsumen adalah Amerika Serikat, Jerman,

    Australia, Canada, Belanda, Denmark, Belgia dan Selandia Baru (Awang, 1991).

    Pemanfaataan produkdesiccated coconutantara lain digunakan untuk berbagai

    produk makanan seperti tepung kelapa, pembuatan roti, biskuit, krim kelapa, manisan

    kelapa, toasted coconut dan coconut chips (palungkun, 1993). Pembuatan kelapa

    parut kering meliputi pengupasan sabut, pemisahan tempurung, pemisahan testa,

    pembelahan dan pencucian, perendaman, sterilisasi, pemarutan, pemerasan,

  • 7/25/2019 S1-2014-299917-chapter1

    2/4

    2

    pengeringan dan sortasi. Mutu kelapa parut kering yang utama adalah bersifat tidak

    lengket (bergumpal) dan berwarna putih. Dengan demikian mampu memberikan nilai

    tambah serta daya simpan yang tinggi.

    Meskipun Indonesia merupakan produsen terbesar buah kelapa tetapi Indonesia

    belum mampu memproduksi dessicated coconut yang sesuai dengan standar

    Internasional bahkan belum mampu memenuhi kebutuhan domestik,terutama untuk

    industri komersial produk pangan. Sampai saat ini sebagian besar kebutuhan

    desiccated coconutdalam negeri dipenuhi melalui impor. Hal ini dikarenakan metode

    pengolahan atau teknik masih belum tepat atau konsumen desiccated coconut di

    Indonesia masih sedikit.

    Pada proses pembuatan kelapa parut kering (desiccated coconut) banyak hal

    yang harus diperhatikan, salah satunya adalah kegiatan pengeringan bahan Faktor ini

    sangat berpengaruh terhadap mutu akhir produk yang diharapkan. Mengingat kelapa

    adalah salah satu produk hayati sehingga cepat mengalami penurunan mutu karena

    mudah rusak (perishable). Oleh karena itu penanganan bahan harus dilakukan secara

    tepat dengan perlakuan yang higienis selama proses pengeringan karena berkaitan

    dengan kerusakan fisik, kimia serta masa simpan. Sedangkan karakteristik awal

    bahan baku dari buah kelapa dipengaruhi oleh karakter fisika-kimia komponen buah

    kelapa, yang secara langsung dipengaruhi oleh jenis dan umur buah kelapa dan secara

    tidak langsung dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh dan pemeliharaan

    Untuk itu perlu teknologi yang dapat menangani proses pengolahan sehingga

    didapat produkdesiccated coconut yang bermutu tinggi. Mengingat sebagian besar

  • 7/25/2019 S1-2014-299917-chapter1

    3/4

    3

    produktivitas kelapa di Indonesia berada di daerah-daerah terpencil, maka diperlukan

    teknologi sederhana tepat guna dan efisien, karena untuk menerapkan peralatan

    mekanis diperlukan sumber energi listrik serta bahan bakar yang besar. Alternatif lain

    pengolahan desiccated coconut yaitu dengan memanfaatkan energi matahari

    /penjemuran tetapi penjemuran ini mempunyai kelemahan kelapa parut mudah

    teroksidasi dengan lingkungan, tergantung pada cuaca serta membutuhkan waktu

    yang lama.

    Oleh karena itu diperlukan metode baru pengeringan kelapa yang mudah

    diaplikasikan dalam masyarakat serta dengan biaya operasional yang rendah. Salah

    satu metode pengeringan yang mudah diaplikasikan dan biaya operasionalnya rendah

    yaitu dengan metode sangrai. Teknik penyangraian ini merupakan metode

    pengurangan kadar air/pengeringan bahan secara sederhana dengan mendistribusikan

    panas dari media air menuju wadah penampung bahan berupa wajan. Sehingga bahan

    akan mengalami perubahan fisik dan kimia

    Faktor yang mempengaruhi proses pengeringan salah satunya yaitu suhu. Pada

    bahan hasil pertanian, suhu pengering yang digunakan tidak boleh lebih dari 750C

    yang akan menyebabkan bahan mengalami reaksi maillard/browning,suhu dibawah

    450C akan mengakibatkan bahan rentan terkena mikroba dan jamur. Oleh karena itu

    penelitian ini dilakukan untuk mengkaji perpindahan panas dan massa yang terjadi

    pada proses pengeringan kelapa parut dengan menggunakan metode sangrai.

  • 7/25/2019 S1-2014-299917-chapter1

    4/4

    4

    1.2.Tujuan

    Tujuan utama penelitian ini yaitu mengkaji perpindahan panas dan massa

    pada proses pengeringan kelapa parut dan kelapa sawut menjadi desiccated

    coconut menggunakan metode sangrai adapun tujuan khusus dari penelitian ini

    yaitu:

    1. Menentukan konstanta penurunan kadar air kelapa parut dan kelapa sawut (k)

    selama proses penyangraian

    2. Menentukan koefisien perpindahan panas gabungan (U) selama proses

    penyangraian kelapa parut dan kelapa sawut

    1.3. Manfaat

    Pengembangan model matematis perpindahan panas dan massa pada

    pengeringan desiccated coconut dengan metode sangrai, diharapkan dapat

    digunakan untuk memprediksi perubahan suhu dan kadar air bahan selama proses

    penyangraian. Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi dunia Agroindustri

    kelapa parut sehingga dapat mengetahui suhu yang ideal dalam proses

    pengeringan dengan metode sangrai agar memiliki daya simpan yang lama.