saad dermatitis atopik & urtikaria akper pemkab muna
TRANSCRIPT
DERMATITIS ATOPIK&
URTIKARIA (BIDURAN)
OLEH :
KELOMPDAOK 1 PUTRA
A. DERMATITIS ATOPIK
a. pengertian
Dermatitis atopik (DA) adalah penyakit kulit reaksi inflamasi yang
didasari oleh faktor herediter dan faktor lingkungan, bersifat kronik residif
dengan gejala eritema, papula, vesikel, kusta, skuama dan pruritus yang
hebat. Bila residif biasanya disertai infeksi, atau alergi, faktor psikologik,
atau akibat bahan kimia atau iritan
Penyakit ini dinamakan dermatitis atopik oleh karena kebanyakan
penderitanya memberikan reaksi kulit yang didasari oleh IgE dan
mempunyai kecenderungan untuk menderita asma, rinitis atau keduanya di
kemudian hari yang dikenal sebagai allergic march. Walaupun demikian,
istilah Dermatitis atopik tidak selalu memberikan arti bahwa penyakit ini
didasari oleh interaksi antigen dengan antibodi
Lanjutan,,,,,,,,,
Nama lain untuk Dermatitis atopik adalah eksemaatopik, eksema Dermatitis, prurigo Besnier, danneurodermatitis. Diperkirakan angka kejadian dimasyarakat adalah sekitar 1-3% dan pada anak < 5tahun sebesar 3,1% dan prevalensi DA padaanak meningkat 5-10% pada 20-30 tahun terakhir.Sangat mungkin peningkatan prevalensi ini berasal darifaktor lingkungan, seperti bahan kimia industri,makanan olahan, atau benda asing lainnya. Ada dugaanbahwa peningkatan ini juga disebabkan perbaikanprosedur diagnosis dan pengumpulan data.
b. Etiologi
Penderita dermatitis atopik biasanya juga memiliki
penyakit alergi lainnya. Hubungan antara dermatitis
dan penyakit alergi tersebut tidak jelas; beberapa
penderita memiliki kecenderungan yang sifatnya
diturunkan untuk menghasilkan antibodi secara
berlebihan (misalnya immunoglobulin E) sebagai respon
terhadap sejumlah rangsangan yang berbeda
Berbagai keadaan yang bisa memperburuk dermatitis
atopik:
1. Stres emosional
2. Perubahan suhu atau kelembaban udara
3. Infeksi kulit oleh kuman umumnya Staphylococcus aureus, virus dan jamur
4. Kontak dengan bahan pakaian yang bersifat iritan (terutama wol).
5. Pada beberapa anak-anak, alergi makanan bisa memicu terjadinya dermatitis atopik.
6. Penggunaan sabun atau deterjen, bahan kimia (alkohol, astrigen) dapat memicu
terjadinya rasa gatal pada kulit.
7. Keringat berlebihan, disebabkan lingkungan yang bersuhu panas/dingin dan kelembaban
tinggi atau rendah, sinar matahari.
8. Menghirup tungau debu rumah, bulu binatang, serbuk sari, karpet, boneka berbulu, jamur
atau ragweed di negara-negara dengan 4 musim.
c. Patogenesis
Sampai saat ini etiologi maupun mekanisme yang pasti DA
belum semuanya diketahui, demikian pula pruritus pada DA.
Tanpa pruritus diagnosis DA tidak dapat ditegakkan. Rasa gatal
dan rasa nyeri sama-sama memiliki reseptor di taut
dermoepidermal, yang disalurkan lewat saraf C tidak bermielin
ke saraf spinal sensorik yang selanjutnya diteruskan ke
talamus kontralateral dan korteks untuk diartikan. Rangsangan
yang ringan, superfisial dengan intensitas rendah menyebabkan
rasa gatal, sedangkan yang dalam dan berintensitas tinggi
menyebabkan rasa nyeri
patogenesis DA dapat dijelaskan secara imunologik
dan nonimunologik.
• Multifaktor DA mempunyai penyebab multi faktorial antaralain faktor genetik, emosi, trauma, keringat, imunologik
• Respon Imun Sistemik Terdapat IFN-g yang menurun. Interleukin spesifik alergen yang diproduksi sel T padadarah perifer (interleukin IL-4, IL-5 dan IL-13) meningkat. Juga terjadi Eosinophilia dan peningkatan IgE.
• munopatologi Kulit Pada DA, sel T yang infiltrasi ke kulitadalah CD45RO+. Sel T ini menggunakan CLA maupunreseptor lainnya untuk mengenali dan menyeberangiendotelium pembuluh darah.
Reaksi imunologis DA
1. Ekspresi sitokin
2. Antigen Presenting Cells
Faktor non imunologis DA
Faktor non imunologis yang menyebabkan rasa gatal padaDA antara lain adanya faktor genetik, yaitu kulit DA yangkering (xerosis). Kekeringan kulit diperberat oleh udarayang lembab dan panas, banyak berkeringat, dan bahandetergen yang berasal dari sabun.
d. Manifestasi Klinik
Umumnya gejala DA timbul sebelum bayi berumur 6 bulan,
dan jarang terjadi di bawah usia 8 minggu. Dermatitis atopik
dapat menyembuh dengan bertambahnya usia, tetapi dapat
pula menetap bahkan meluas dan memberat sampai usia
dewasa. Terdapat kesan bahwa makin lama dan makin berat
dermatitis yang diderita semasa bayi makin besar
kemungkinan dermatitis tersebut menetap sampai dewasa,
sehingga perjalanan penyakit dermatitis atopik sukar
diramalkan.
Terdapat tiga bentuk klinis dermatitis atopik, yaitu bentuk
infantil, bentuk anak, dan bentuk dewasa, antara lain:
1. Bentuk infantil Secara klinis berbentuk dermatitis akut
eksudatif dengan predileksi daerah muka terutama pipi dan
daerah ekstensor ekstremitas. Bentuk ini berlangsung
sampai usia 2 tahun
2. Bentuk anak Seringkali bentuk anak merupakan lanjutan
dari bentuk infantil, walaupun diantaranya terdapat suatu
periode remisi
3. Bentuk dewasa DA bentuk dewasa terjadi pada usia
sekitar 20 tahun
Terdapat beberapa gambaran klinis dan stigmata yang terjadi pada DA, yaitu:
1. ‘White dermatographism’ 2. Reaksi vaskular paradoksal3. Lipatan telapak tangan4. Garis Morgan atau Dennie5. Sindrom ‘buffed-nail’ 6. ‘Allergic shiner’ 7. .Hiperpigmentasi8. Kulit kering9. ‘Delayed blanch’ 10. Keringat berlebihan11. Gatal dan garukan berlebihan
Variasi musim
Mekanisme terjadinya eksaserbasi sesuai dengan
perubahan musim belum difahami secara menyeluruh.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kelembaban
nisbi tinggi musim baik pada kekeringan kulit penderita
DA. Pada daerah dengan kelembaban nisbi tinggi musim
panas berpengaruh buruk, sedangkan lingkungan sejuk
dan kering akan berpengaruh baik pada kulit penderita
DA.
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah perifer ditemukan eosinofilia dan peningkatan kadar
IgE.
2. Dermatografisme putih penggoresan pada kulit normal.
3. Percobaan asetilkolin.
4. Percobaan histamin.
e. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan DA saat ini ditujukan terutama
untuk mengurangi tanda dan gejala penyakit,
mencegah/mengurangi kekambuhan sehingga
mengatasi penyakit dalam jangka waktu lama, serta
mengubah perjalanan penyakit. Untuk itu diperlukan
tindakan untuk mengatasi kekeringan kulit yang
timbul, menghilangkan inflamasi, mengurangi gatal,
mengidentifikasi dan menghilangkan faktor pencetus
dan berbagai pengobatan yang baru
1. Hidrasi kulit
Untuk mengatasinya dapat dilakukan :
a) Hidrasi kulit berupa mandi atau berendam 2 – 3 kali sehari dengan
air hangat yang dicampur dengan minyak selama paling sedikit 20
menit
b) Karena kulit penderita DA kering (xerosis), sebaiknya diberikan
salap lipofilik (emulsi air dalam minyak) daripada krim hidrofilik
(emulsi minyak dalam air).
c) Menghindari penggunaan berbagai bahan yang dapat menyebabkan
iritasi kulit terutama oleh karena kulit penderita selalu dalam
keadaan kering.
d) Kelembaban ruangan dipertahankan 50 – 60% untuk menghindari
pengeringan kulit.
2. Kortikosteroid topikal
a) Kortikosteroid topikal merupakan pilihan yang utama untuk
mengurangi inflamasi pada penderita DA.
b) Kortikosterod sistemik juga dapat dipertimbangkan
penggunaannya sebagai pilihan terakhir bila mengenai mukosa
dan pada tipe dewasa dengan kasus eksaserbasi yang berat
serta tidak berhasil dengan topikal, akan tetapi sangat jarang
digunakan pada tipe bayi dan anak oleh karena efek sampingnya
dan reaksi rebound bila penggunaannya dihentikan.
Penggunaannya hanya dalam waktu yang singkat dan tappering.
3. Anti pruritus
Pengobatan pruritus pada DA secara primer harus ditujukanlangsung pada penyebab dasarnya. Mengurangi inflamasi padakulit dan kekeringannya dengan topikal kortikosteroid danhidrasi kulit seringkali secara simtomatik juga akan mengurangipruritus
Pruritus ini biasanya lebih berat pada malam hari, sehingga antihistamin dengan efek sedatif sangat membantu bila digunakanpada saat tidur. Efek pemblokiran oleh antihistamin padareseptoir histamin H1 dan H2 dapat diperoleh denganmenggunakan dosis oral 10 – 75 mg pada malam hari atau lebih75 mg 2 kali sehari pada penderita dewasa
4. Identifikasi dan eliminasi faktor pencetus
Berbagai faktor dapat menjadi pencetus DA dan bersifat
individual, oleh karena itu perhatian harus ditujukan untuk
mengidentifikasi dan mengeliminasi faktor-faktor tersebut
a) Faktor umum
b) Alergen Spesifik
c) Stres Emosional
d) Infeksi
B. URTIKARIA (BIDURAN)
a. Pengertian
Urtikaria merupakan istilah kilnis untuk suatu kelompokkelainan yang di tandai dengan adanya pembentukan bilur-bilurpembengkakan kulit yang dapat hilang tanpa meninggalkanbekas yang terlihat. ( robin graham, brown. 2205 )
Dikenal dua macam bentuk klinik urtikaria, yaitu bentukakut ( <> 6 minggu). Urtikaria yang mengenai lapisan kulit yang lebih dalam daripada dermis, dapat di submukosa, atau disubkutis, juga dapat mengenai saluran nafas, saluran cerna, danorgan kardiovaskuler dinamakan angiodema.
Sinonim : Hives, nettle rash, biduran, kaligata.
b. etiologi
Pada penyelidikan ternyata hampir 80% tidak diketahui penyebabnya. Diduga penyebab urtikaria bermacam-macam, diantaranya :
1. Obat.
2. Makanan.
3. Gigitan/sengatan serangga.
4. Bahan fotosensitizer. Inhalan.
5. Kontaktan.
6. Trauma fisik.
7. Infeksi dan infestasi.
8. Psikis.
9. Genetik.
10. Penyakit sistemik.
.
c. Patogenesis
Faktor-faktor pencetus :
Fx. Imunologik/non imunologik
Kulit
Melakukan Pertahanan
Indu
ksi Respon Antiodi IgE
Sel Mast Basofil
Pelepasan mediator
(H, SRSA, Serotonin,Kinin)
Anafilaksis Sistemik
Urtikaria
d. Manifestasi Klinik
Gatal Rasa terbakar/tertusuk Tampak eritema & oedemasetempat berbatas tegas, kadangbagian tengah tampak lebih pucat
Bentuk popularDermografisme : oedema & eritema yglinear di kulit bila terkenatekanan/goresan benda tumpul, timbul30 menit
e. penatalaksanaan
Edukasi pasien untuk menghindari pencetus (yang bisadiketahui). Obat opiat dan salisilat dapat mengaktivasi sel mast tanpamelalui IgE.
Pada urtikaria yang sering kambuh terutama pada anaksekolah, untuk menghindari efek samping obat mengantuk, dapatdiberikan antihistamin penghambat H1 generasi baru misalnyasetirizin 0,25 mg/kg/hari sekali sehari. Pada urtikaria generalisatamula-mula diberikan injeksi larutan adrenalin 1/1000 dengan dosis0,01 ml/kg intramuskular (maksimum 0,3 ml) dilanjutkan denganantihistamin penghambat H1 seperti CTM 0,25 mg/kg/hari dibagi 3dosis sehari 3 kali yang dikombinasi dengan HCL efedrin 1mg/tahun/kali sehari 3 kali. (Lihat penanggulangan anafilaksis). Bilabelum memadai ditambahkan kortikosteroid misalnya prednison(sesuai petunjuk dokter).
THANK
YOU