sabang nol kilometer - geographylovers.files.wordpress.com · daftar isi komunitas 33...

31
FEBRUARI-MARET 2012 I BACKPACKIN Fun | Relax | Low Budget Februari-Maret 2012 Tak hanya pantai, snorkeling, diving, sea food, bintang laut, mi aceh, kopi, tugu nol kilometer, bahkan hingga hiu! SABANG NOL KILOMETER BULOK SECANGKIR KOPI MERACIK TRADISI KOMUNITAS ACEHFOTOGRAFER.NET PROFIL HIJRAH SAPUTRA FREE Magazine

Upload: truongdieu

Post on 02-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n

Fu

n |

Re

lax

| L

ow

Bu

dg

et

Fe

bru

ari

-Ma

ret

20

12

Tak hanya pantai, snorkeling, diving, sea food, bintang laut, mi aceh, kopi, tugu nol kilometer, bahkan hingga hiu!

SABANGNOL KILOMETER

BULOKSECANGKIR KOPI MERACIK TRADISIKOMUNITAS ACEhFOTOGRAFER.NETPROFILhIJRAh SAPUTRA

FREE

Magazine

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n1

CATPER15 JELAJAH KEINDAHAN SABANG

GALERI25 FOTO SABANG

RESENSI43 KEUMALA

TIPS46 WISATA KE KEPULAUAN

EDUKASI47 INTERAKSI DENGAN PENDUDUK

AKSESORIS49 KELAMBU CEGAH MALARIA

PENGANAN51 COBAIN YANG MANGAT-MANGAT

INTERAKSI53 NGE-TWEET

KONTRIBUTOR56 BM EDISI 14

EDISI DEPAN57 UJUNG GENTENG

Daftar Isi

KOMUNITAS33 ACEHFOTOGRAFER.NET

PROFIL37 HIJRAH SAPUTRA

BULOK27 SECANGKIR KOPI

MERACIK TRADISI

3 ORDINATSABANG NOL KILOMETERPantai, snorkeling, diving, sea food, bintang laut, mi aceh, kopi, tugu nol kilometer, hiu!

11 PANDUMENUJU SABANGPenerbangan dari Medan dan atau Jakarta bisa langsung ke Aceh

WEBSITEwww.backpackinmagazine.com

[email protected]

FACEBOOKBackpackin Magz

Backpackin’ E-Magazine

TWEET@Backpackin_Magz

Salam Ransel,

SEJAK MASUK PELABUHAN Balohan (Sabang) saja

kita sudah bisa dengan mudah melihat ikan-ikan besar. Manc-

ing di pelabuhan dapat ikan sebesar betis, itu biasa. Terumbu

karang tersebar di sekeliling pulau. Ferry 18 ribuan dari Ulee lhee

(Banda Aceh) ke Balohan ada setiap hari. Penginapan 40 ribuan

gampang dicari. Sewa motor juga ada.

Dengan banyaknya spot diving dan snorkeling saja

sebetulnya sudah cukup alasan buat ke Sabang. Ditambah lagi

adanya tugu nol kilometer, gunung berapi mini, dan danau an-

euk laot. Sedap!

Selamat berpetualang!

REDAKSI

DariRedaksi PIMPINAN UMUM

Khemal [email protected]

PIMPINAN REDAKSIAmbar Arum

[email protected]

EDITORMuhammad Iqbal

TIM REDAKSI Annisa M.F. Harahap

TIM ARTISTIKGalih Permadi

Kibar Desain Salman

WEBMASTERKurniawan Aji Saputra

Redaksi menerima saran, kritik,dan artikel dari BM Readers

yang bisa dikirim melaluialamat email kami.

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n

S a b a n Gn O L K i L O M E T E R

ORDINAT

KATANYA, ORANG ACEH pemalas ya? Sukanya nongkrong di warung

kopi berjam-jam? Hmm, bisa iya bisa enggak, tergantung di warung

kopinya ngapain. Kalau ngurus bisnis online, diskusi bahan kuliah, atau

lagi ta’aruf mau nikah, masa iya sih dibilang pemalas? Oleh: Muhammad Iqbal | Foto: Amelia, Ima, Ghamal, Sastri, dan Siti

F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n 4b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 23

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n5 6

Budaya-budaya kehidupan orang

Aceh yang begitu bisa kita amati di Sabang.

Kenapa di Sabang doang? Karena Back-

packin’ bahasnya Sabang…=p Bukan deng,

karena daerah Aceh lain gak punya pantai

sebanyak dan sebagus Sabang, dan juga gak

punya Tugu Nol Kilometer. Jadi, selain me-

ngamati budaya Aceh, kita bisa juga jalan-

jalan dengan destinasi yang lebih banyak.

Sabang bukanlah nama pulau. Pulau-

nya namanya Weh (bahasa Indonesianya:

pergi sana!), Sabang itu nama kotanya.

Memang, hitungannya Sabang ini masuk

pulau terluar Indonesia yang mepet dengan

Banda Aceh, kota terujung Sumatera, tapi

kehidupan di sini gak terlalu beda dengan di

pulau bukan terluar. TV, internet, dan koran

sebagai media “penyamaan konsep berpikir”

sudah diadopsi dengan baik, walaupun koran

baru datang jam 10 pagi karena itu kapal pa-

ling pagi yang sampai ke Sabang dari Banda

Aceh.

SABANG FAIR Beda dengan pantai-pantai di Pulau

Jawa yang berpasir, di Sabang mayoritas

pantainya punya karang dan batu. Pantai

berkarang lebih banyak binatang lautnya

daripada pantai berpasir.

Contoh paling jelas di Sabang Fair,

pantai yang paling dekat dengan kota yang

berarti paling banyak dikunjungi, terutama

oleh warga lokal. Di pantai ini, mudah di-

temui macam-macam binatang laut. Cacing

laut paling mendominasi. Dia wara-wiri di

sela-sela karang batu.

Bintang laut gampang ditemui dan

paling sok cool kalau dikagetin. Teripang juga

ada. Ikan? Jelas banyak. Biasanya dia ngum-

pet di balik karang batu.

Banyak penjual makanan di seke-

liling Sabang Fair. Aceh itu khasnya mi Aceh

dan kopinya. Jadi kalau pesan, mending itu

aja. Mi Aceh khas dengan bumbunya yang

macam-macam dan kuahnya yang kental.

Pada umumnya ada pilihan pakai cumi-cumi

atau kepiting.

PANTAI IBOIH DAN GAPANG Dua pantai ini jadi destinasi yang pa-

ling sering dikunjungi turis, motif utamanya

biasanya snorkeling dan diving. Dua-duanya

punya penginapan (di Gapang lebih banyak),

punya tempat penyewaan alat snorkeling,

punya pasir putih, dan punya karang bejibun.

Alat-alat snorkeling (snorkle, life jacket, kaki

katak) harga sewanya Rp 45.000/hari.

Di sini lebih banyak bule daripada

orang Indonesia. Orang-orang asli Sabang

biasanya mainnya di Sabang Fair, bukan di

dua pantai ini.

Iboih indahnya bukan main, tapi ha-

rus hati-hati. Yang indah itu sering kali me-

matikan. Arusnya lumayan kuat membawa

ke laut lepas. Ada orang lokal yang bilang,

“Waktu Tsunami, ada yang pernah kebawa

sampai Madagaskar!” Entah benar atau eng-

gak, tapi ngomongnya pakai tampang serius.

Dari pantai Iboih, bisa terlihat pulau

Rubiah yang itu jaraknya paling 100 meter,

berenang nyebrang ke sana mungkin banget.

DUA PANTAI INI JADI DESTINASIMOTIF UTAMANYA BIASANYASNORKELING DAN DIVING

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n7 8

Tengah-tengah perjalanan 100 meter itu ada

palung yang banyak hiunya, tapi bukan jenis

hiu yang ganas.

Buat nyeberang ke Rubiah dari Iboih,

bisa sewa kapal yang bagian bawahnya ada

kacanya supaya bisa lihat biota bawah laut.

Kalau punya kemampuan dan mental yang

cukup, bisa saja berenang ke Rubiah dari

Iboih, banyak kok bule yang begitu.

TUGU NOL KILOMETER Perlu naik tangga dulu sampai bisa ke

monumen yang gak ada tanda tangan siapa-

siapanya itu, cuma ada informasi posisi geo-

grafis tugu. Di posisi ujung atas bangunan,

ada angka nol besar yang dicengkram kaki

garuda. Garuda yang tiap hari kepanasan

dan sering kehujanan.

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n9 10

Di sekeliling tugu, banyak batu yang

dicoret-coret nama orang. Malah banyak

yang bawa batu sendiri yang isinya nama-

nama rombongan yang ikut ke situ (serius

loh!). Mungkin mereka pikir, jarang-jarang ke

Sabang, jadi harus “meninggalkan” sesuatu,

biar dunia tahu mereka pernah ke Sabang.

Perjalanan menuju tugu dan sunset

menjadi daya tarik dari tugu ini. Menuju ke

sana, dari kota Sabang, harus lewat hu-

tan dengan jalanan aspal berbelok-belok.

Di sepanjang jalan ini, berkali-kali terlihat

pemandangan laut lepas. Berkali-kali juga

kera-kera godain orang yang lewat. Dia

kadang gak mau minggir dari jalan, kadang

lompat dari pohon ke pohon, ngagetin orang

yang lewat.

Juga sunset. Di wilayah tugu, pe-

mandangan laut lepas yang tenang bikin hati

nyaman. Apalagi ditambah damainya sunset.

Tapi jangan kemalaman, ingat, pulangnya

harus lewat hutan penuh kera itu lagi, dan

jalannya gak ada lampu.

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n

PANDU

TIGA TAHUN KEMUDIAN, Januari 2012,

saya balik lagi ke Sabang. Main ke Pantai Pasir

Putih yang ternyata biasa banget (dibanding

Gapang dan Iboih), terus ke Gunung Api mini

di Jaboi. Bau belerangnya lumayan kuat. Saya

gak nyangka, di pulau yang dari ujung ke ujung

(Balohan ke KM 0) cuma 40 km ini ada juga

gunung berapi.

Lanjut saya jalan ke Danau Aneuk Laot

(artinya: Danau Anak Laut). Maunya sih be-

renang, tapi karena tidak ada yang berenang

dan saya tidak tahu karakteristik danaunya,

enggak dulu deh.

Jalan sudah makin tembus ke pelosok-

pelosok Pulau Weh. Di peta yang saya pegang,

jalan ke beberapa tempat masih digambarkan

kecil, tapi kenyataannya jalan sudah besar.

Jalannya besar-besar dan sedikit orang saja

yang lewat. Itupun pembangunannya masih

terus jalan.

SABANGSUDUT LAIN

1211 b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n

Peta : Hijrah Saputra

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n13

Beberapa penerbangan dari Medan dan atau

Jakarta bisa langsung ke Bandara Sultan Iskan-

dar Muda di Aceh Besar:

Pesawat : Garuda, Air Asia, Batavia, Lion, Sri-

wijaya.

Taksi: bandara – kota Banda Rp 70 ribu, lanjut

ke Ulee Lhee naik labi-labi Rp 6 ribu; atau ban-

dara – pelabuhan ulee lhee Rp 100 ribu.

MENUJU BANDA ACEh

Kapal cepat (Expres Bahari): setiap hari; eko-

nomi (Non AC; Rp 55.000), eksekutif (AC;

Rp 65.000), VIP (AC + Snack; Rp 85.000);

45 menit; dari Balohan (Sabang) pkl 8.00 dan

14.30, dari Ulhee-lee (Banda) pkl 9.45 dan

16.00 (Jumat pkl 16.30).

MENUJU BANDA ACEh

Kapal lambat (BRR): setiap hari; ekonomi

(Rp 18.500), bisnis (Rp 27.500), eksekutif

(Rp 36.500); 1,5 jam. Senin, Selasa, Kamis,

Jumat: dari Balohan pk 8.00, dari Ulee-lee pkl

14.00. Rabu, Sabtu, Minggu: dari Balohan pkl

8.00 dan pk 14.00, dari Ulee lhee pk 11.00 dan

pk 16.00

Tidak ada transportasi lain dari Balohan ke

mana-mana, kecuali mobil Colt, becak motor,

dan RBT (ojeg). Colt adalah yang termurah,

dengan tarif: Balohan – Kota Sabang Rp 15.000,

Balohan – Gapang/Iboih Rp 50.000.

Keliling pulau bisa sewa motor (Rp 80 ribu dari

pagi sampai sore; Rp 120 ribu 24 jam) atau

sewa Colt (Rp 400 ribu dari pagi sampai sore,

belum bensin)

1. Hotel Pulau Jaya (Jl Teuku Umar no 21),

- Rp 40 ribu buat 1 single bed, ada fan.

2. Hotel Kartika (Jl Teuku Umar no 17-19),

- Rp 80 ribu buat 2 single bed, ada fan.

3. Losmen Pum (Jl Teuku Umar),

- Rp 60 ribu buat 2 single bed,

- Rp 80 ribu buat 3 single bed, ada fan.

4. Losmen milik Fauzi di Iboih.

PENGINAPAN

Musim kemarau, waktu air laut jernih.

WAKTU TERBAIK

1. Snorkeling dan diving di Pantai Iboih, Pantai

Gapang, Pulau Rubiah.

2. Sunset di Sabang Fair, Sabang Hill, Tugu Sa-

bang Merauke, dan di Tugu Nol Kilometer.

3. Makan Mi Aceh di dekat losmen Pum (Jl

Teuku Umar) dan Café Jack (Jl S Parman).

Standar Rp 8 ribu (gak pakai apa-apa).

4. Ngopi di warung-warung kopi yang tersebar

di seluruh kota. Standar 1 gelas Rp 5 ribu.

5. Makan sate gurita, mie jalak, dan mie ping-

sun di kota Sabang. Coba juga bakpia sabang,

dodol sabang, dan salak sabang.

6. Lihat-lihat danau Aneuk Laot di dekat kota

dan gunung berapi mini di Jaboi.

7. Mandi air panas di Keunekai

PENGINAPAN

1. Kalau mau bertanya, matikan mesin, turun

dari kendaraan, baru tanya. Itu kalau gak mau

dicemooh.

2. Pantai timur (Anoi Itam, dll) bagus buat

snorkeling dan diving tapi gak ada operator,

jadi mending sewa dulu di Gapang/Iboih, baru

ke timur.

3. Sampai kota Sabang, ke Piyoh dulu (toko

souvenir di kota Sabang, Jl Teuku Umar) buat

minta peta dan “nasihat” dari yang jaga (tidak

harus beli), kalau beruntung bisa ketemu Hij-

rah (yang punya Piyoh).

4. Sewa motor buat ngirit keliling. Banyak di

hotel-hotel sekitar Jl Teuku Umar.

TIPS

1. Hijrah

(duta wisata sabang. Owner Piyoh)

081360123093

2. Fauzi

(supir L 300, losmen dan kapal di Iboih)

085277028071

3. Nasir (supir L 300)

085260904101

4. Putra (becak motor)

085277253526

5. Hotel Pulau Jaya

08126994788/08126946228

6. Hotel Kartika

0652-22168

7. Losmen Pum

0652-21148

TIPS

PANDU

F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n 14b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2

Foto

: G

ham

al

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n

Jelajah Keindahan Pulau

S A B A N GSAYA KENAL BANYAK orang Aceh karena dulu sempat tinggal di asrama Aceh waktu

kuliah di Bogor. Saya provokasi sedikit, dapat 2 orang yang mau ikutan ke Sabang: Bang

Faisal dan Bang Rifqi. Mereka berdua posisinya sudah ada di Banda Aceh, titik terakhir

sebelum nyeberang ke Sabang.Oleh : Muhammad Iqbal | Foto: Amelia, Ima, Iqbal, Ghamal, Sastri, dan Siti

CATPER

15 16b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n

Tadinya saya kira jalan-jalan ke Aceh

itu perlu 3 juta lewat, tapi gak juga tuh.

Karena ada… “Nanti di Sabang nginep di

tempat ade gw aja, Bal. Muter-muternya

pake motor dia aja.” Dan… “Di Banda aman

deh, Bal. Mau makan mi Aceh macam apa?

Minum kopi di mana?” Dan ini… “Kita punya

saudara loh bang di Takengon.”

Jadi saya kalkulasi cuma butuh 2 juta

buat muter Sabang dan Takengon. Kom-

ponen terbesarnya apalagi kalau bukan

transport. Pesawat PP sudah sejuta sendiri.

Bis Medan-Banda-Takengon-Medan sudah

Rp 400 ribu. Kita berangkat…

18

Sampai di Medan, saya langsung

cari bus ke Krueng Mane (30 menit setelah

Lhokseumawe) buat setor muka dulu ke

nenek saya yang tinggal di situ, juga ke Ayah

Mama yang sudah lama ada di Krueng Mane

buat siapin pesta kakak.

Gak lama kemudian, saya langsung

cabut ke Banda. Kami janjian di Pelabuhan

Ulhee-Lee, tempat nyeberang ke Sabang.

Saya dan Bang Faisal sudah sampai duluan,

jadi bisa ikut kapal lambat yang jam 2 siang.

Bang Rifqi telat, jadi dia nyusul pakai kapal

cepat yang jam 4 sore. Bang Rifqi ini rada-

rada juga, dia ke Banda naik motor 6 jam dari

rumahnya di Lhokseumawe, dengan alasan,

“Enak, bisa mampir beli es tebu di Seu-

lawah.”

Sambil nunggu jemputan adiknya

Bang Rifqi yang memang kerja di Sabang,

kami nongkrong di warung Balohan, tempat

kapal merapat. Saya pesan mi Aceh cumi.

Harganya Rp 13.000 dan potongan cuminya

banyak banget. Keliatannya konsep “hitung

biaya produksimu sebelum sampai meja”

ditinggalin sama pemilik warung, saking

murahnya harga hasil laut di sini.

Saya bingung, apa benar yang saya

lihat? Bahwa ada spanduk bertuliskan

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n19 20

penawaran jasa pembuatan sertifikat bahwa

pengunjung pernah sampai ke titik nol kilo-

meter. Yang saya bingung itu bukan orang

yang jualan sertifikat, tapi yang beli. Ada

spanduk begitu kan berarti ada permintaan.

Kira-kira buat apa ya sertifikatnya? Ah, gak

usah dipikirin, itu adiknya Bang Rifqi sudah

datang. Kami berangkat ke kosannya.

Taruh barang, langsung berangkat

lagi ke Sabang Fair. Saya langsung jalan ke

pantainya yang penuh karang. Di celah-celah

karang itu saya nemu bintang laut sama

teripang. Teripangnya saya godain dikit pakai

kayu, dia langsung nyemprot cairan biru.

Wih, galak amat ni teripang.

Inilah kerennya Sabang Fair, bisa

nemu binatang macam-macam di pantainya,

walau kaki gak nyentuh air sedikitpun. Tam-

bah keren, ada meriam-meriam di pinggir

pantai. Dulu tempat ini jadi benteng per-

tahanan, kalau tidak Belanda ya Jepang.

Besoknya, pagi-pagi kami berangkat

ke Pantai Iboih buat snorkeling. Iboih ini seru

kalau punya nyali. Kalau cuma snorkeling di

pinggir-pinggir aja sih aman. Yang ngeri itu

ke tengah, ke arah pantai Rubiah yang jarak-

nya gak jauh dari Iboih. Kata temen di sana

itu banyak ikan hiunya kalau lagi musim.

“Tapi gak papa kok, hiunya kecil-kecil, gak

ganggu,” dia mencoba menenangkan kea-

daan yang sudah terlanjur gak tenang.

Saya agak tenang karena Bang Faisal

itu anak perikanan yang biasa nyelam. Tapi

tetap kami gak berani nyebrang ke Rubiah

dengan berenang gitu aja. Akhirnya kami

sewa kano kecil, Rp 50.000/hari. Itu juga

jalannya deg-degan juga. Tiba-tiba dayung-

nya disedot hiu kan gak lucu.

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n

CATPER

21 22

Alhamdulillah saya sampai Rubiah!

Hutannya masih lebat banget, dan suara

serangga yang kedengarannya ada ribuan itu

bikin saya lima menit kemudian ngajak balik

lagi ke Iboih.

Di Iboih juga keren banget. Dari

dermaga mini, saya bisa lihat dasar karang

2 meter di bawah permukaan, karena airnya

jernih banget. Ikan pun seliweran sudah gak

kehitung. Kami bertiga berkali-kali lompat

dari Dermaga, naik lagi, lompat lagi, sampai

cape.

Selama snorkeling, saya nemu ikan

warna-warni ratusan! Katanya, Bang Faisal

nemu ikan lepu atau scorpion fish. Itu loh,

ikan yang racunnya bisa bikin orang sakratul

maut. Makin ke tengah, variasi biotanya ma-

kin beragam. Saya sangat nyaman dengan

posisi lepas di permukaan laut, memandang

biota wara-wiri di depan muka saya. Paling

seru kalau ikan yang lewat bergerombol. Ka-

rang yang warna-warni bikin suasana terasa

makin syahdu. Selesai snorkeling tujuan kami

berikutnya ke Tugu Nol Kilometer.

Kata Bang Rifqi, ke Sabang ya harus

ke tugu ini. Jaraknya sekitar 10 km dari Iboih,

lewat hutan. Namanya juga hutan, jadi masih

banyak kera-kera seliweran di jalan atau lom-

pat dari pohon ke pohon di atas kita. Saya

cuma takut mereka lompat, terus garuk-

KARANG YANG WARNA-WARNIBIKIN SUASANA TERASA MAKIN SYAHDU

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n

CATPER

23

garuk muka saya. Mereka itu tenaganya kuat

loh. Kalau berantem mungkin saya yang

kalah, tapi kalau lomba nulis pasti dia yang

kalah.

Tugu itu buat saya gak ada apa-

apa-nya dibanding sunset di seputaran

tugu. Sepi, samudra luas, awan bersih, dan

sunset! Saya duduk di atas batu kokoh di

ujung tebing yang kalau jatuh, hmm, teri-

pang itu gak bisa nyemprot saya lagi, kera-

kera itu gak bisa godain saya lagi. Tapi pe-

mandangan di situ terlalu bikin saya nyaman,

walau duduk di atas tebing curam.

Itu jadi akhir dari liburan saya ke

Sabang. Besok paginya saya kejar kapal pagi,

langsung ke Takengon, di sana ada Danau

Lut Tawar yang keren banget. Baru deh pu-

lang ke Krueng Mane.

PEMANDANGAN DI SITU TERLALUBIKIN SAYA NYAMANWALAU DUDUK TEBING CURAM

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n

BAWAH LAUTFOTO : IMA SARI MAHARANI

PANORAMAFOTO : AMELIA ALBERTINA

NYIUR DI SABANGFOTO : SITI ZULAEHA

25 26

Kirimkan foto koleksi kamu ke redaksi Backpackin Magazine melalui email kami [email protected]

GALERI

KA

RAN

G D

I SA

BAN

GFO

TO

: IM

A S

AR

I MA

HA

RA

NI

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n

BULOK

M E R a c i K T R a D i S i

Banda Aceh dijuluki kota 1000 warung kopi.

Memang pas, karena warung kopi lebih banyak

daripada warung makan, dan warung kopi adalah

yang paling ramai dari warung apapun di Aceh.

Oleh : Muhammad Iqbal | Foto: Muhammad Iqbal dan Galih Permadi

27 28

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n29 30

SEBETULNYA BUKAN CUMA Banda Aceh.

Hampir semua wilayah Aceh ramai dengan

warung kopi. Ada 3 jalan utama masuk Aceh

dari Sumatera Utara, yaitu dari Sibolga lewat

Tapaktuan, dari Sidikalang lewat Kutacane,

dan dari Medan lewat Kuala Simpang.

Ketiganya seperti etalase Aceh yang

punya banyak warung kopi di kanan kiri jalan.

Dan ketiganya bermuara di satu titik: Banda

Aceh, kota paling ramai se-Aceh, kota paling

modern, kota 1000 warung kopi.

BULOK

Tradisi ngopi begitu populer dan

digemari masyarakat Aceh. Sampai-sampai,

pada zaman konflik dulu, antara TNI dan

GAM punya semacam kesepakatan, bahwa

kalau di lapangan bolehlah perang, tapi

semua gencatan senjata di warung kopi.

Mahasiswa ngopi, orang tua ngopi,

tentara ngopi, pejabat ngopi. Semua ngopi.

Hampir semua bahan diobrolin di warung

kopi, termasuk ngobrolin politik. Sampai ada

yang namanya wartawan warung kopi, yaitu

wartawan yang menulis berita atas dasar

apa yang didengarnya di warung kopi. Berita

keluarannya belum tentu tidak valid, karena

banyak keputusan dan hasil musyawarah

yang keluar dari warung kopi.

Standar harga segelas kopi adalah

lima ribu. Kalau di kampung-kampung ada

yang cuma seribu perak segelas. Dengan

uang segitu, orang bisa duduk berjam-jam.

Itu sama sekali tidak dilarang oleh si pemilik

warung kopi.

Memang hampir semuanya begitu.

Malahan, kalau dia mau keluar sebentar dari

warung kopi, tapi masih mau balik, dia ting-

gal tutup mulut gelas dengan piring tatakan

gelas. Si pelayan tidak akan berani meng-

ganggu gugat. Tapi ini berlaku tidak di semua

tempat.

Para pemilik warung kopi biasanya

menambahkan fasilitas wifi dan TV layar

lebar buat menarik pengunjung. Ada juga

koran harian yang bisa pengunjung baca. Ini

biasanya loh, karena ada juga yang mem-

pertahankan tidak banyak memberi fasilitas

karena ingin pengunjung yang datang itu

memang hanya untuk menikmati kopi.

Ada kopi hasil racikan sendiri yang

beredar di warung kopi Aceh, ada juga kopi

instan. Kopi racikan sendiri ini yang mem-

buat semua warung kopi punya rasa yang

berbeda. Biasanya biji kopi diambil dari da-

erah Takengon (Aceh Tengah). Peramu kopi

di Banda Aceh mirip pemain bola, ada trans-

fer peramu segala. Terkadang warung kopi

yang baru buka “meminjam” peramu kopi

professional dari warung kopi yang sudah,

katakanlah mapan. Lalu dikembalikan setelah

dirasa cukup menarik pengunjung.

Rasa begitu berpengaruh buat yang

betul-betul penikmat warung kopi. Mereka

tidak akan mau masuk warung kopi yang

mereka anggap rasanya main-main. Untuk

bisa berkomentar “rasanya main-main” ini

butuh waktu lama. Kalau yang sudah pecinta

kopi betul, dia bisa bedakan mana kopi yang

HAMPIR SEMUA BAHAN DIOBROLINDI WARUNG KOPI,TERMASUK NGOBROLIN POLITIK

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n

BULOK

31

ADA YANG BILANG,SOLONG PUNYA RASAYANG SELALU STABIL

keluar dari saringan pertama, mana yang

dari saringan terakhir. Bahkan mereka bisa

merasakan kalau kopi itu bukan hasil racikan

koki yang biasa meracik kopi di situ.

Ada ratusan warung kopi di Banda

Aceh. Solong adalah yang paling sering di-

sebut-sebut. Kenapa begitu? Padahal Solong

pusat yang di Ulee Kareng (ada beberapa

cabang Solong yang tersebar di Banda Aceh)

tidak punya wifi dan tidak ada koran harian.

Dan dia juga bukan warung kopi pertama di

Banda Aceh. Apa yang membuatnya spe-

sial?

Ada yang menganalisis, Solong

adalah yang pertama meracik dari biji kopi

sampai kopi siap hidang. Ada yang bilang, itu

karena Solong punya rasa yang selalu sta-

bil, kopi yang dipesan hari ini rasanya sama

dengan yang dipesan minggu depan dan

tahun depan. Ada juga yang berpendapat,

Solong paling sering disebut karena di sana

ada segala segmen. Sebagian warung kopi

mengambil segmen anak muda saja, atau

segmen menengah ke atas saja. Tidak de-

ngan Solong.

Orang gila pun ada yang jadi pela-

nggan Solong. Sudah jadi rutinitas si orang

gila buat ke Solong tiap pagi. Dia datang,

langsung duduk. Dia tidak buat gaduh sama

sekali. Si pelayan juga sudah tahu pelanggan

spesialnya yang satu ini. Pelayan langsung

ambil segelas kopi lalu diberikan ke si orang

gila secara cuma-cuma. Si orang gila minum

glek begitu saja panas-panas, terus cabut

dari meja itu. Begitu setiap hari.

Satu tradisi unik yang terus di-

jalankan para pengelola warung kopi, yang

itu Aceh banget. Tiap adzan (tidak hanya

Maghrib), pintu warung ditutup sebagian

sekitar 15 menit. Kalau ada yang mau pesan,

disuruh tunggu dulu sebentar. “Preh si’at,

tengoh adzan,” kata si pelayan, yang artinya:

tunggu sebentar, lagi adzan.

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n

acEHFOTOGRaFER.nET

KOMUNITAS

KECEMPLUNG KE FOTOGRAFI karena suka

jalan-jalan, itu biasa. Jalan-jalan adalah salah

satu media yang bikin orang suka dengan

fotografi. Banyak juga media lain. Makanya,

di mana-mana banyak komunitas fotografi. Oleh : Muhammad Iqbal | Foto: AFN.doc

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n

KOMUNITAS

AFN, singkatan dari Aceh Fotografer

dot Net, merupakan sebuah komunitas foto-

grafi yang beranggotakan tidak hanya orang-

orang Aceh. Maimun Riansyah, satu dari tiga

pendiri AFN yakni Aldy Fithrico, dan Fachrul

Razi.

Penghujung Januari 2012, saya bikin

janji dengan Maimun untuk ‘membongkar’

AFN. Sambil menyeruput kopi di Tower Pre-

mium, warung kopi di Banda Aceh, Maimun

cerita, “Biasanya kami sama anak-anak AFN

nongkrongnya di warung kopi.”

AFN awalnya dari beberapa anggota

Aceh Forum –semacam Kaskus regional

Aceh, tempat orang Aceh bertukar pendapat

tentang segala hal: politik, warung kopi,

kriminal, macam-macam deh- yang sering

unggah foto. Di room Fotografi, mereka

mengkritik dan dikritik, tentang foto yang

dikirimkan itu.

Ketiga pendiri berpikir: ini kan ba-

nyak yang respon, banyak peminat, kenapa

kita nggak bikin wadah spesial buat orang-

35

orang kayak kita aja? Orang-orang yang mau

belajar dan mengajar fotografi. Orang-orang

yang suka mengkritik dan rela dikritik. Maka

mereka membuat forum online AFN ini,

tanggal 1 Juni 2008.

Sebulan kemudian, dibuat gathering.

Semua saling tidak kenal di awal. Hunting

terus-menerus membuat mereka semakin

dekat dan hawa komunitas semakin terasa.

Hunting, diskusi. Hunting, diskusi. Itu saja

kerjaannya.

Kebanyakan hunting dilakukan di

Banda Aceh dan sekitarnya: Pantai Lhok

Nga, Bandara Blang Bintang, Hotel Grand

Nangroe, Taman Putro Phang, Ulee Lhee, dan

pasar tradisional. Pernah juga di perumahan

Arun Lhokseumawe dan di Sabang.

Sebelum hunting, mereka duduk

diskusi, besok kita hunting apa di mana. Ka-

lau perlu model, patungan buat bayar model

berapa-berapa. “Setelah hunting, kita suruh

mereka pilih 2 foto terbaik.

Dikumpulin sama kita, terus kita

bahas. Siapa dulu mau dibahas? Kita bahas,

kita tampilkan di infocus,” jelas Maimun.

Pembahasan dilakuakn oleh anggota yang

dianggap senior, misalnya Ferry Ibenz dan

Juliansyah Aji (senior fotografi wedding).

Mereka berdua memberi pengalaman dunia

fotografi.

AFN membuat gathering besar dan

gathering kecil. Gathering kecil dilakukan sub

AFN, beberapa spesialis komunitas, secara

rutin (malah tiap minggu) : Aceh Wildlife

Photography (AWP) untuk pecinta wildlife

(agak terfokus ke burung), XShoot untuk

foto model, dan beberapa sub komunitas

tanpa nama.

Komunikasi anggota, dilakukan di

facebook atau di www.acehfotografer.net

sendiri. Pada laman itu terlihat beberapa

aktivitas utama: saling kritik foto, jual beli,

dan diskusi fotografi (ada materinya). Web-

sitenya begitu hidup dan sudah autopilot,

tidak terlalu membutuhkan moderator.

Kalau mau hunting ke Aceh, silakan hubungi

kawan-kawan AFN.

KOMUNITAS FOTOGRAFI YANG BERANGGOTAKAN TIDAK HANYA ORANG-ORANG ACEH

36

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n 38

SEBELUM 2008, SABANG tidak punya yang

sekarang dikenal dengan Agam Inong Aceh

(semacam Abang None Jakarta). Hijrah

maju menawarkan diri menjadi, awalnya,

Duta Sabang, lalu menang. Dan selanjutnya

menjadi Agam Aceh dan maju ke tingkat

Nasional di tahun yang sama.

Rally panjang memperkenalkan Aceh

membuat Hijrah matang dengan pariwisata

Aceh. Tapi tidak ada uang di situ. Malahan

beberapa kali Hijrah harus buka dompet

sendiri buat mempromosikan Aceh. Dia

bukan ingin menjadi orang terkenal di Aceh,

tapi orang yang mau memperkenalkan Aceh.

Sehari-hari, Hijrah menjalankan

bisnisnya membuat dan menjual bermacam

souvenir tentang Sabang. Dia ikut meng-

Hijrah SaputrahIJRAh SAPUTRA

S a b a n G M a S U K1 0 D i V E S i T E D U n i a

godok pembuatan peta wisata Banda Aceh

dan bergerak sendiri dalam membuat peta

wisata Pulau Weh dan kota Sabang, yang

sekarang sudah tersebar luas di internet dan

juga dicetak (pakai duit sendiri, bukan duit

pemerintah).

Backpackin’ mampir ke tempat Hijrah

di Jl Cut Meutia, Kota Sabang, dan ngobrol:

Kenapa sih sebegitu pinginnya mengangkat

pariwisata Aceh, khususnya Sabang?

Aku mau jadi putra daerah yang

berguna untuk pengembangan pariwisata

Sabang, dan kota halamanku ini memang

memiliki banyak sekali potensi pariwisata

yang harus diketahui banyak orang, biar kecil

tetap Sabang.

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I _ M A R E T 2 0 1 237

I PROFIL

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n

Hijrah SaputraPROFIL

39 b a c K p a c K i n I M A R E T - A P R I L 2 0 1 1

Sabang, atau Aceh, bisa kita bilang wilayah

islam. Dengan adanya turis yang sering ber-

pakaian minim begitu, ada benturan gak?

Tidak masalah kalau sesuai den-

gan tempatnya seperti di pantai, kecuali

berpakaian minim di tempat-tempat yang

dilarang seperti di masjid.

Tsunami 2004 pengaruh ke budaya

orang-orang Sabang gak sih?

Mungkin shock

culture seperti

di Banda Aceh, yang mem-

buat budaya islam sedikit

luntur dan pola pikir makin global?

Tsunami tidak berdampak terhadap

budaya Sabang, karena Sabang multi et-

nis, bahasa yang digunakan pun mayoritas

Bahasa Indonesia. Ini terbentuk bahkan

sebelum pelabuhan bebas diberlakukan di

Sabang. Banyak etnis.

Kok kelihatannya ramai banget bule yang ke

Sabang. Kebanyakan mereka cari apa?

Keindahan bawah lautnya, ada seki-

tar 20 dive site menarik. Menurut majalah di

Eropa, Sabang masuk 10 list tempat me-

nyelam yang harus dikunjungi di dunia.

Jadi tidak heran setiap harinya ada bule

yang datang menyelam.

Apa yang berbeda antara turis luar dan

lokal?

Turis luar lebih tertarik dengan ke-

indahan bawah laut, sedangkan turis lokal

ke titik Nol Indonesia, setelah itu baru me-

nikmati keindahan alamnya, mencoba kuliner

khas dan berbelanja oleh-oleh.

Sabang, atau Pulau Weh, punya jalan yang lebar-

lebar dan bagus-bagus. Tapi kata orang, trans-

portasi di Sabang itu susah, atau mahal, betul?

Dibilang susah, tidak juga, asal tahu jadwal

dan tempat di mana transportasi itu ada, bagus

bila sudah punya nomor yang bisa dihubungi. Ka-

lau mahal, relatif, karena harga tarif di sini menye-

suaikan dengan tingkat kebutuhan masyarakat.

Eh, denger-denger mau bikin buku? Tentang apa

dan kenapa?

Iya, buku panduan traveling ke Sabang,

sekarang lagi riset mengumpulkan bahan tulisan

dan foto-foto yang menarik dan dibutuhkan se-

lama berada di Sabang, Mudah-mudahan buat

orang makin mau ke Sabang.

Okay Hijrah, goodluck buat bukunya.

Hidup Sabang!

Contact Hijrah:

Email: [email protected]

FB: Hijrah Saputra Yunus

Twitter: @hijrahheiji

Blog: www.piyoh.blogspot.com

ADA SEKITAR 20 DIVE SITE MENARIKSABANG MASUK 10 LIST TEMPAT MENYELAMYANG HARUS DIKUNJUNGI DI DUNIA

F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n 40

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n

FACEBOOK.TWITTER.ISSUU

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n

RESENSI FILM

43

Kenalkan Sabang Lewat Layar Lebar

PRODUSER Ina Limbong Riung

SUTRADARA Andhy Pulung

ABIMANA ARYASATYA Sebagai Langit

NADIA VEGA Sebagai Keumala

PRODUKSI Indira Films

DURASI 100 menit

KAMIS01 MARET

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2

SENJA. MOMEN ALAM paling indah.

Setidaknya itu menurut Langit, sang

fotografer. Awalnya senja cuma pelarian

atas kekecewaannya terhadap masa lalunya

Pelarian yang justru mengajarkannya banyak

makna kehidupan. Jadilah ia mengadakan

pameran foto bertema langit senja di sebuah

kapal

Siapa sangka, di kapal ia justru

terlibat perdebatan menyebalkan yang

mengusik idealismenya sebagai fotografer

dengan seorang penulis dan pembuat

sketsa yang cantik tapi kepala batu bernama

Keumala.

Itu sekilas sinopsis film Keumala.

Selain film tentang cinta, film ini bakal

menyajikan keindahan alam kota Sabang,

Aceh sebagai background ceritanya.

Masyarakat luar masih awam dengan

keindahan Sabang, ketidaktahuan tersebut

menjadi ide awal film ini.

Lina Limbong Riung selaku

produser Keumala seperti dikutip dalam

www.21cineplex.com, mengatakan,

“Awalnya pas kita main kesini (Sabang), kok

keren banget ya, kita harus buat sesuatu

di pulau ini. Akhirnya terpikirlah untuk

membuat film, semua tim produksi setuju

bahwa pemandangan indah Sabang sangat

berpotensi untuk di jadikan lokasi syuting

film ini,” jelasnya

“Film ini berbeda dengan yang

lainnya, karena akan ada narasi yang

memperkuat cerita film. Adegan percintaan

nya pun ngga ada ciuman, benar-benar

romance. Film ini menggambarkan cinta

sejati, kedamaian, kebahagian, dan

ketenangan. Dan satu lagi penggunaan

bahasa sastra pun memperkaya dialog film,”

tambah Ina.

“Kita ingin membuka mata

masyarakat bahwa Aceh itu indah dan aman,

tidak hanya hal negatif saja. Dengan film

ini orang ingin lebih tahu tentang Aceh,”

ujarnya. (www.21cineplex.com)

FILM INI MEMANFAATKAN KEINDAHAN ALAM KOTA SABANG, ACEH SEBAGAI LATAR BELAKANG CERITANYA

F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n 44

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n

RESENSI

43 46

W i s a t a k eK e p u l a u a n

TUJUH BELAS RIBUAN pulau

yang ada di Indonesia punya

karakteristik yang berbeda-

beda, punya keindahan laut yang

macam-macam, juga punya

budaya yang beragam. Semua

menarik untuk dikunjungi. Menarik,

sekaligus perlu persiapan yang

matang. Berikut beberapa tips

berwisata ke daerah kepulauan:

1. Perhatikan jadwal kapal. Kapal

ferry kadang docking (tidak ada

kapal pengganti). Kapal nelayan bisa

saja diandalkan, tapi harus tahu betul

kebiasaan berangkat kapal hari apa jam

berapa, kalau perlu tanya sama pemilik

kapalnya langsung. Perhatikan juga jadwal

pulang, jangan-jangan kapal itu cuma

seminggu sekali, padahal kita niatnya

cuma 2 hari. Bisa berabe.

2. Waspada malaria.

Banyak daerah kepulauan

yang jadi wilayah endemik

malaria. Walaupun risiko

kena bagi yang cuma datang

sehari dua hari lebih kecil

dari yang berlama-lama, tapi

pencegahan itu lebih bijak.

3. Siapkan alat. Ada ke-

pulauan yang tidak punya

operator diving atau snorkel-

ing. Daripada nyesal, mending

bawa sendiri alat-alatnya.

TIPS

4. Jangan petantang-petenteng.

Penduduk lokal bisa baik kalau

kita baikin, sekaligus bisa lebih

jahat kalau kita jahatin. Terkadang

mereka punya “ilmu” yang bisa me-

ninggalkan pengalaman buruk.

5. Lapor ke pejabat setempat.

Bisa kepala desa atau ketua RT.

Beberapa pulau terluar jadi tempat

penyeberangan teroris atau yang

kriminal-kriminal gitu deh. Lapor dari-

pada dituduh macam-macam

6. Siapkan uang tunai. Jarang ada ATM di kepulauan

TRACKPACKING.COM

SOSIAL MEDIA BUAT TRAVELLER

ANAK MUDA JAMAN sekarang umumnya

gak lepas dari social media, tapi udah nemu

belum social media yang khusus buat

travelling? Nah, yang ini patut dicoba.

Trackpacking adalah social media,

selayaknya facebook, yang memuat

segala macam fitur menarik mengenai

dunia travelling. Disini kamu bisa berbagi

pengalaman travelling kamu ke para

trackpackers yang lain. Penasaran? Cekidot!

DESTINATION

Menyajikan informasi lengkap mengenai

destinasi-destinasi wisata. Cukup ketik

kemana tujuanmu, sedetik kemudian akan

muncul info lengkap mulai dari gambaran

umum, peta, foto-foto, tips, track GPS, info

paket tur, hingga catper-catper dari semua

trackpacker yang sudah pernah kesana.

Sekaligus bisa tanya-tanya juga lho!

EXPEDITION

Isinya info-info ajakan trip ke suatu tempat.

Jadi buat kamu yang mau cari teman nge-

trip, disini tempatnya!

TRIBES

Merupakan tempat nongkrong grup-grup

yang dikelompokkan berdasarkan kesamaan

hobi, atau lainnya. Misal ada tribes

backpacker buat yang suka backpack, ada

tribes gallawers yang suka galau, dll. Dapet

temen baru, sharing segala macam info, seru

kan!

ASK ME

Lagi bingung? Pegangan! Pegang komputer

trus kesini deh. Tanya apa aja yang mau

kamu tahu tentang travelling. Rute, ongkos,

penginapan, dll? Jangan ragu, tanya semua

disini. Niscaya, pertanyaan kamu bakal

dijawab. Amin.

BLOG

Ini yang paling seru. Seperti layaknya

blog, disini isinya segala macam catatan

perjalanan teman-teman trackpackers

yang sudah melanglang buana kemana-

mana. Segala macam info atau tips tentang

travelling juga bisa ditemui disini, suka-

suka yang nulis aja. Kamu juga bisa banget

meramaikan blog ini.

ROUTE

Mau ke Bromo tapi bingung gimana rutenya?

Fitur ini memungkinkan kamu sampai

ke tujuan dengan selamat tanpa nyasar.

Silahkan mencoba.

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 245

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n

EDUKASI

47 48

MOTIVASI SESEORANG UNTUK melakukan

traveling sangat bervariasi. Mulai dari sarana

relaksasi, melihat hal-hal baru (to discover),

menjelajah dan mempelajari hal-hal yang

baru (to explore), bahkan mungkin untuk

cari jodoh?

Definisi “to discover” dan “to explore”

dalam traveling menentukan sejauh mana

kualitas traveling yg dilakukan seseorang.

Menurut kamus Mirriam Webster,

“discover” berarti to make known or visible

— to obtain knowledge or sight for the first

time. Sementara “explore” definisinya to

investigate, analyze and study. Nah ini yang

membuat beda!

Sebagian traveler bisa jadi punya

konsep bahwa traveling itu adalah ketika

kamu secara fisik sampai di tempat

tujuan (entah gunung, danau, pantai,

dll), beraktivitas (rafting, camping, dll),

menikmati kuliner lokal, beli oleh-oleh,

foto-foto, kemudian pulang. Menurut saya

konsep traveling seperti ini baru sampai

Travel is more than the seeing of sightsOleh : Dheva Ibnu

pada tatanan “to discover” saja, tahapan

paling dasar dari sebuah perjalanan. Well,

pemikiran ini sangat wajar sih dan sama

sekali gak salah. Tetapi rasanya sungguh rugi

kalau kita hanya mendapatkan pengalaman

dangkal seperti ini.

Lain dengan “to explore”.

Kemampuan untuk mengeksplorasi adalah

tingkatan yang lebih tinggi dari proses “to

discover” yang hanya sekedar perpindahan

fisik saja. Quotes ini menjelaskan definisi

traveling yang lebih dalam:

“Travel is more than the seeing of sights; it is a change that goes on, deep and permanent, in the ideas of living.” – Miriam Beard

Jelas sekali dikatakan bahwa traveling

itu bukan sekedar “seeing of sights” –

melihat pemandangan, happy-happy dan

foto-foto. But it goes beyond that. Kunci dari

proses eksplorasi adalah “interaksi”. Kamu

gak bisa eksplor sebuah tempat tanpa ada

interaksi dengan penduduk setempat.

Dengan mencari tahu sejarah

dari tempat tersebut sebelum melakukan

perjalanan, mengetahui kearifan lokal serta

budaya setempat melalui percakapan

dengan penduduk lokal, itu membuat

seorang traveler mendapatkan pemahaman

yang lebih kaya dari perjalanan yang

dilakukannya.

“.. change that goes on, deep and

permanent, in the ideas of living” – Bisa

diartikan bahwa ketika melakukan sebuah

perjalanan setidaknya ada sebuah “change”

yang kita rasakan sebagai akibat dari

interaksi kita dengan budaya masyarakat

setempat. Ketika kita berinteraksi dengan

guide atau tetua adat di gunung misalnya,

selalu disampaikan tata cara pendakian yang

baik menurut kearifan lokal: misalnya tidak

boleh berbicara kotor, tidak boleh kemping

di area tertentu, tidak boleh pakai baju

berwarna hijau, dan lain-lain.

Misalnya di China, ternyata

menyisakan makanan di piring merupakan

sebuah pujian bagi tuan rumah, padahal di

Indonesia justru dianggap tidak sopan. Itu

semua adalah norma/nilai kearifan lokal yang

kita dapatkan melalui proses eksplorasi/

interaksi dengan penduduk yang mampu

membuat kita menjadi lebih terbuka dan

menghargai nilai, keyakinan serta pendapat

orang lain. Membantu kita mengkoreksi diri

sendiri, memahami pandangan hidup orang

lain terhadap hal-hal yang sebelumnya kita

anggap remeh.

Kehidupan tidak bisa kita

generalisasikan dari nilai dan keyakinan

yang kita miliki sendiri. Hidup itu sangat

kaya perbedaan, dan traveling membantu

kita untuk menghargai semua perbedaan

itu. Seyogyanya setiap perjalanan bisa

memberikan pengaruh positif bagi yang

menjalankannya, setidaknya ada nilai yang

dapat dipelajari dari sebuah perjalanan.

“If you reject the food, ignore the customs, fear the religion and avoid the people, you might better stay at home.” – James Michener

So you’d better stay at home aja klo traveling

masih dengan filosofi seperti diatas :)

KAMU GAK BISA EKSPLOR SEBUAHTEMPAT TANPA ADA INTERAKSIDENGAN PENDUDUK SETEMPAT

F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n

AKSESORIS

49 50

KELAMBU CEGAHMALARIA

LOTION ANTI NYAMUK, obat nyamuk

bakar dan semprot, semua punya efek

samping buat kesehatan. Masyarakat

Indonesia sudah mengenal yang namanya

kelambu sebagai pengusir nyamuk, sebelum

segala obat itu bermunculan.

Sampai sekarangpun, mereka banyak

yang masih pakai kelambu kalau tidur. Para

NGO yang datang memberikan bantuan

waktu tsunami datang menghempas Aceh,

mereka memberikan kelambu sebagai

pencegah malaria, bukan obat nyamuk.

Lazimnya, backpacker yang mau

ke pulau-pulau kecil yang biasanya masih

POIN KURANG PRAKTIS DIHILANGKAN,KELAMBU NYARIS TIDAKPUNYA KELEMAHAN

50F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n

banyak malarianya, mengonsumsi obat-obat

anti malaria. Ini memang praktis, tinggal beli,

terus makan, tapi kurang sehat. Peringatan

“awas obat keras” dan list efek samping

yang panjang dan ngeri-ngeri, harusnya

membuat backpacker berpikir dua kali untuk

mengonsumsinya.

Kelambu datang menjadi salah satu

solusi. Kalau poin kurang praktis dihilangkan,

kelambu nyaris tidak punya kelemahan. Itu

pun bisa diminimalisir, karena sudah banyak

yang jual kelambu lipat. Selain lebih ringkas, kelambu lipat juga

mudah untuk dibongkar pasang. Kalau sudah dipasang, kelambu

lipat bentuknya seperti tenda dome yang mampu diisi maksimal

3 orang.

Tidak sulit untuk mencari kelambu lipat. Banyak

penjual on line yang bisa ngirim sampai ke

rumah. Dengan googling “kelambu lipat” saja

sudah banyak referensi tempat kita bisa

beli barang tradisional yang ternyata

modern itu. Harga standardnya Rp

200 ribu – Rp 300.000, tergantung

bahan, model, dan ukuran. Tentu

dengan prinsip ada kualitas

ada harga.

Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

Foto: Is

timewa

Foto: Istimewa

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n

Mie Pingsun

Mie JalakPENGANAN

51 52

PENGANAN

Cobain yang Mangat-Mangat

WALAU KECIL, KOTA Sabang punya

makanan khas dan mangat-mangat (enak).

Jika master kuliner mencicipinya, pasti akan

berkata, “Endang Bambang Gulindang,” atau

bahasa gaulnya, enak banget gila!

Oleh : Hijrah Saputra | Foto: Hijrah Saputra

MIE PINGSUN

Selain terkenal juga dengan sebutan

Mie Bang Mandra, karena penjualnya mirip

Mandra, mie ini juga dikenal dengan Mie

Seafood, karena dicampur bermacam sea-

food, seperti cumi-cumi, udang, dan ikan,

juga ada daging dan sayur. Mie ini dapat

dibeli di Toko Aneka Ria, mulai berjualan

jam 7 malam sampai 11 malam. Seporsinya

Rp 10.000. Pokoknya sip deh.

MIE JALAK

Nama Mie Jalak ini berasal dari nama

si penemunya, Pak Jalak. Walaupun tampi-

lannya sederhana, hanya terdiri dari Mie

yang berwana kuning, kuah bening, tauge,

daun bawang, dan taburan daging ikan yang

dipotong kecil-kecil serupa dadu, tapi rasa-

nya nikmat sekali.

Mie ini ada di Toko Pulau Baru, Jalan

Perdagangan, Kota Sabang. Toko ini buka

mulai jam 8 pagi hingga 12 siang, buka lagi

jam 5 sore sampai 10 malam. Seporsi harga-

nya Rp 8.000. Datang ke Sabang, musti,

kudu, wajib nyobain Mie Jalak.

SATE GURITA

Yang menjadi keunikkan dari Sate

Gurita adalah rasa dari daging gurita itu

sendiri. Jangan bayangin daging gurita yang

kenyal atau alot. Justru kita bisa merasakan

daging gurita yang lembut, plus bumbu ka-

cang yang pas.

Seporsi Sate Gurita harganya Rp

10.000. Biasa dinikmati dengan lontong

ataupun nasi dengan alternatif bumbu yang

berbeda, bumbu Jawa atau Bumbu Padang.

Sate ini bisa dijumpai di Pujasera

(Pusat Jajanan Selera Rakyat) Kota Sabang,

yang buka mulai pukul jam 7 malam sampai

10 malam.

Sate GuritaSEPORSI MIE PINGSUN HARGANYA RP 10.000SEPORSI MIE JALAK HARGANYA RP 8.000SEPORSI SATE GURITA HARGANYA RP 10.000

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n

VISIT OUR SITE.COM

WWW.BACKPACKINMAGAZINE.COM

FIND THE BEAUTY OF INDONESIA

“THE LOST ATLANTIS”

ON OUR SITE

53

INTERAKSI

Naik RBT Nyok!@Backpackin_magz Sebutan ojeg di Aceh adl

RBT, tp org Aceh ditanya kepanjangannya RBT

apa sih? Dia gak tau. tukang RBT nya jg gak tau,

pokoknya naik RBT deh.

INTERACTION

@Tyspratama Remaja Banting Tulang

@MinoPueblo yoi.. dari thn 90an waktu kuliah

udh pake istilah itu

@aditramadhan Kalo angkot nya disebut Labi-

Labi :)

@moeldjanee kayaknya ada juga sih yang tau

kepanjangannya RBT, saya pernh dikasi tau yaitu:

Rakyat Banting Tulang

@qurni RBT=Rakyat Banting Tulang (info:tukang

ojek simpang bambi,sigli:)

@akhmalnov Rakyat Banting Tulang

@iloveaceh dan sudako juga ada lho (istilah jrg

dikenal)

@MinoPueblo Sumatera Daihatsu Company

(sudaco). dulunya pkai Daihatsu Hijet. cirinya

supir n penumpang dipisah

@arifadlillah sudako d adopsi dri istlah angkot d

prbtasan sumut, org bnda bnyak yg gk tau sudako

lho.. d lsm udh biasa :)

@Hijrahheiji Jauh deket 3rb :D (re: labi-labi)

Thanks buat reply tweet dari temen-temen diatas

jangan ketinggalan

obrolan seru dan info-info

menarik tentang backpacker,

follow kami di @Backpackin_magz

sekarang juga ya!

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n 56

6. 7.

1. HIJRAH SAPUTRA Doyan desain, buka toko aksesoris Sa-

bang, namanya Piyoh. Mampir ya kalo ke Sabang!. 2. IMA SARI

MAHARANI Pecinta diving. Foto underwater disini semua dari dia.

Ajib kan?! (vanillasea.tumblr.com). 3. SASTRI Sudah layak menyan-

dang gelar travel writer! Tulisannya bisa dinikmati di travel.detik.com..

4. DHEVA IBNU Cowok. Gagah. Jomblo. Anyone?. 5. GHAMAL SATYA

Baru saja wisuda S1 Sejarah di UI, selamat yah ghamal........ 6. AMELIA

ALBERTINA Cewe tomboy tapi melow ini doyan maen sampe jauh ban-

get, ke luar angkasa, eh luar negeri deng. 7. SITI ZULAEHA Sekilas me-

mang feminim, tapi cewe satu ini juga bolang dan hobi mendaki gunung!

1. 2.

4. 5.

3.

KONTRIBUTOR

CARI ILMU BOLEH

SAMPAI CHINA

CARI PANORAMA

YA Ke INDONESIAwww.backpackinmagazine.com

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n57 58

BMEDISI

DEPAN!

U J U N G G E N T E N GBACKPACKIN MAGAZINE

SIMAK!EDISI 15

b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2

BACA ISUTERKINIBACKPACKIN

MAGAZINEdi issuu.com

www.backpackinmagazine.com