sampah
DESCRIPTION
sampahTRANSCRIPT
Sampah
Sampah merupakan bagian dari kehidupan manusia. Semua aktivitas yang
dilakukan oleh manusia menghasilkan sampah baik yang dilakukan secara sadar
maupun tidak sadar.
Tabel 3. Jumlah sampah dibeberapa kota di Indonesia
Kota Populasi L/kapita/hari Kg/kapita/hari
Jakarta 9.527.800 2.60 0.65
Surabaya 2.837.000 2.40 0.60
Bandung 2.501.500 3.30 0.83
Makasar 1.300.000 2.40 0.60
Sampah yang dihasilkan menurut data diatas rata-rata sekitar 0.67 kg
perorang perhari setara dengan 2,68 liter perorang perhari. Bila rata-rata satu
keluarga terdiri dari 4-5 orang, maka sampah yang dihasilkan sekitar 3.35 kg
perhari. Dari jumlah sampah tersebut, terdapat 1,273 kg sampah organik yang
dapat diolah menjadi biogas.
Menurut Damanhuri (2002) bahwa 70 % sampah padat kota di Indonesia
merupakan sampah organik, 28 % sampah anorganik dan hanya 2 % dalam
kategori sampah berbahaya. Dari 70 % sampah organik sekitar 54 % (38 % dari
total sampah) bersifat mudah didegradasi dan berpotensi untuk dibuat biogas.
Tabel 2. Komposisi sampah di Semarang, Bandung, dan Jakarta
Komposisi (%) Semarang Bandung Jakarta
Bahan Organik
Kertas
Plastik
Logam
Kulit
68.75
5.45
14.15
-
-
73.25
9.70
8.58
0.50
0.40
73.92
10.18
7.86
2.04
0.55
Kayu
Tekstil
Gelas
Lain-lain
-
-
0.16
5.97
3.60
0.90
0.43
2.64
0.98
1.57
1.75
1.22
Sampah organik merupakan bahan baku dalam pembuatan biogas
mempunyai nisbah C/N berbeda-beda. Untuk membuat bahan isian, dilakukan
pencampuran air dengan perbandingan tertentu (1 : 2 atau 1 : 1) sesuai dengan
nisbah bahan yang digunakan.
Tabel 6. Nisbah C/N beberapa jenis kotoran hewan/ternak
Jenis kotoran Nisbah C/N
Kerbau
Sapi
Ayam
Babi
Kambing/Domba
Manusia
Kacang panjang
Kubis
Apel
Sampah rumah tangga
18
18
15
25
30
6 - 10
10
10
16
15
Dari table X tersebut, diketahui bahan organik yang mempunyai nisbah
antara 10 - 16 menggunakan perbandingan 1 : 1. Sedangkan nisbah diatas 25
menggunakan perbandingan 1 : 2. Perbedaan nilai perbandingan ini disebabkan
oleh perbedaan nilai nisbah. Karena semakin besar nilai nisbah C/N suatu bahan
semakin sulit juga bahan tersebut untuk diuraikan.
Biogas
Biogas merupakan jenis bahan bakar gas yang mudah terbakar dan dihasilkan melalui proses fermentasi bahan organik oleh bakteri anaerob. Proses produksi biogas dipengaruhi oleh perbandingan
karbon (C) dengan nitrogen (N) yang biasa disebut nisbah C/N. Laju produksi biogas mencapai titik optimal pada nisbah C/N antara 8 - 20 (Anonymus, 1997).
Dari hasil penelitian Serasi Ginting (1977) dilaporkan bahwa biogas
mempunyai komposisi sebagai berikut :
a. Methan (CH4) 65,7 %
b. Karbon dioksida (CO2) 27,0 %
c. Nitrogen (N2) 2,3 %
d. Karbon monoksida (CO) 0,0 %
e. Oksigen (O) 1,0 %
f. Propana (C3H8) 0,7 %
Nilai kalori dari 1m3 biogas sekitar 6000 watt jam yang setara dengan
setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu biogas sangat cocok digunakan
sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan sebagai pengganti minyak
tanah, LPG, butana, batu bara maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.
Kesetaraan biogas dapat dilihat dalam tabel 5 (Soewarno Notodimedjo, 1996).
Tabel 5. Biogas dibanding dengan bahan bakar lain
Keterangan Bahan bakar lain
1 m3 Biogas
Elpiji 0,46 kg
Minyak tanah 0,62 liter
Minyak solar 0,52 liter
Bensin 0,80 liter
Gas kota 1,50 m3
Dasar produksi biogas adalah proses pemecahan bahan organik oleh
aktivitas bakteri metanogenik pada kondisi kedap udara atau biasa disebut proses
pencernaan anaerobik. Bakteri ini secara alami terdapat dalam limbah organik.
Untuk mengoptimalkan proses pencernaan anaerobik harus memperhatikan
beberapa kondisi seperti pH, temperatur, dan nisbah C/N (Tuti Haryati, 2006).
Tabel 4. Kondisi pengoperasian pada proses pencernaan anaerobik
Parameter Nilai
Temperatur
pH
C/N
Alkalinitas
Waktu Retensi
Laju terjenuhkan
Hasil biogas
Kandungn metana
25 - 55 °C
7 - 8
8 - 20
2500 mg/liter minimum
10 – 30 hari
0,15 – 0,35 kg VS/m3/hari
4,5 – 11 m3/kg VS
60 – 70 %
Proses pencernaan anaerobik berlangsung dalam reaktor atau digester. Ada
beberapa jenis reaktor, namun pada pengolahan skala rumah tangga yang
digunakan adalah reaktor jenis balon. Penggunaan reaktor balon dirasa lebih
efektif dan harga pemasangan instalasinya murah. Reaktor balon terbuat dari
plastik polietilena rangkap dua dengan kapasitas 4000 liter yang dapat
menghasilkan biogas 4 m3 perhari. Sedangkan tempat penampungan gas hanya
ada satu lapis plastik polietilena. Antara reaktor dan tempat penampungan
dihubungkan oleh pipa polivinil clorida (PVC) ½ inci sebagai penyalur gas.
Meskipun hanya terbuat dari plastik, tekanan biogas yang besarnya sekitar
490mmH2O dapat ditahan. Reaktor balon ini dapat digunakan dalam waktu 6 - 8
tahun.
Manfaaat dalam Proses Pembuatan Biogas
Dari biogas ini dapat diperoleh gas bio sebagai sumber energi yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk memasak atau untuk kompor gas, untuk
lampu penerangan, bahkan dapat juga untuk bahan bakar pengganti bensin atau
solar (Soewarno notodimedjo, 1996).
Kompor biogas dapat dibuat dari kaleng bekas yang bagian atasnya
dilubangi dengan diameter 2 mm. Pada bagian bawah kaleng juga dilubangi, yang
berfungsi sebagai lubang udara. Biogas dialirkan kedalam kaleng melalui sprayer
dengan diameter lubang 1 mm. Namun, saat ini kompor biogas dapat diperoleh
ketika pemesanan atau pemasangan instalasi reaktor biogas. Penggunaan untuk
memasak diperlukan biogas 0,3 m3 / jam dengan tekanan 75 mmH2O. Untuk
penerangan yang digunakan adalah lampu petromak. Cara penggunaannya dengan
mengganti tangki yang berisi minyak dengan dialiri biogas. Sehingga bersamaan
dengan aliran gas api didekatkan pada kaos lampu dan langsung terbakar serta
lampu menyala terang.
Selain manfaat gas bio yang menadi produk utama, keluaran atau limbah
biogas juga bisa dimanfaatkan. Keluaran dapat berbentuk padat atau cair. Yang
berbentuk padat dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang banyak
mengandung nitrogen, atau dapat diproses menjadi bioarang briket. Sedangkan
keluaran yang berbentuk cair atau lumpur luapan untuk memacu pertumbuhan
ganggang dan plankton untuk makanan ikan. Dapat juga langsung digunakan
untuk kolam lele (Soewarno notodimedjo, 1996).