sampahpadatperkotaan...

8
ARTIKEL PENGELOLAAN SAMPAHPADATPERKOTAAN SECARATERPADU Osmen Gultom Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif, BAT AN PENDAHULUAN maupun sumber penyakit bagi masyarakat sekitar TP A. Sampah yang dihasilkan oleh masyarakat maupun industri setiap hari semakin meningkat jumlah maupun jenisnya. Pengelolaan sampah ini biasanya dilakukan oleh petugas Dinas Kebersihan dengan cara mengum- pulkan daTi tempat-tempat sampah kemudian diangkut ke TPA dan dibuang secara open dumping. Sampah-sampah di TP Abila tidak dikelola dengan baik akan menjadi sumber bau busuk, saTang lalatJ nyamuk, tikus, anjing dan binatang- binatang kecil lainnya dan menjadi sumberpencemaranair tanah. Sampah ini juga hila dibakar secara terbuka akan menyebabkan polusi udara dan menjadi sumber dioxin. Dan yang paling fatal, TPA menjadi lahan pencaharian bagi sebagian pemulung dengan mengumpulkan barang-barang bekas yang bisa dijual. Dengan semakin bertambahnya sampah maka lahan yang dibutuhkan juga semakin luas dan permasalahan yang terjadi semakin kompleks dan semakin sulit diatasi bahkan pencemaran yang terjadi semakin meluas. Di sisi lain masyarakat "penghasil" sampah kurang menyadari bahwa titik awal Dalarn rangka memperingati Rari KebangkitanTeknologi Nasional clan Ulang Tahun RI ke-54, Forum llIi1iah Puspiptek (FIP) mengadakan pekan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi1999 (Pekan IPTEK'99) dari tanggal 10-14 Agustus 1999 di kawasan Puspiptek Serpong. Salah satu kegiatanutarna daTi Pekan IPTEK'99 adalah meng- adakan parneran teknologi yang dihadiri berbagai kalangan dari lembaga-lembaga penelitian, swasta, pemerintah daerah (Bappeda), BUMN, perguruan tinggi dan rnasyarakat umum. Pada event tersebut P2PLR berkesempatan menawarkan suatu konsep pemecahan permasalahan sarnpah perkotaandenganmenarnpil- kan sebuah maket "Daur Ulang Sarnpah Perkotaan Terpadu dan Pemberdayaan Pemulung". Perrna- salahan pengelolaan sarnpah bagikota- kota besar khususnya yang padat penduduknya merupakan suatu masalahkompleks yang hinggasaat ini sebagianbesar sarnpahperkotaandi huang di tempat pembuangan akhir (TP A) secaraopen dumpingsehingga menimbulkanpencemaran lingkungan rn ~(/Id/nL./I1~At1 Va' ~ No. / 2t:XK)

Upload: tranhuong

Post on 03-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SAMPAHPADATPERKOTAAN SECARATERPADUdigilib.batan.go.id/e-jurnal/Artikel/Buletin-Limbah/Vol5No1th-2000/... · ARTIKEL pengelolaan sampah hams dimulai dari masyarakat sendiri dengan

ARTIKEL

PENGELOLAANSAMPAHPADATPERKOTAAN

SECARATERPADU

Osmen Gultom

Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif, BAT AN

PENDAHULUAN maupun sumber penyakit bagimasyarakat sekitar TP A.

Sampah yang dihasilkan olehmasyarakat maupun industri setiap harisemakin meningkat jumlah maupunjenisnya. Pengelolaan sampah inibiasanya dilakukan oleh petugas DinasKebersihan dengan cara mengum-pulkan daTi tempat-tempat sampahkemudian diangkut ke TP A dandibuang secara open dumping.Sampah-sampah di TP Abila tidakdikelola dengan baik akan menjadisumber bau busuk, saTang lalatJnyamuk, tikus, anjing dan binatang-binatang kecil lainnya dan menjadisumber pencemaran air tanah. Sampahini juga hila dibakar secara terbukaakan menyebabkan polusi udara danmenjadi sumber dioxin. Dan yangpaling fatal, TP A menjadi lahan

pencaharian bagi sebagian pemulungdengan mengumpulkan barang-barangbekas yang bisa dijual. Dengansemakin bertambahnya sampah makalahan yang dibutuhkan juga semakinluas dan permasalahan yang terjadisemakin kompleks dan semakin sulitdiatasi bahkan pencemaran yang terjadisemakin meluas. Di sisi lain

masyarakat "penghasil" sampahkurang menyadari bahwa titik awal

Dalarn rangka memperingati RariKebangkitan Teknologi Nasional clanUlang Tahun RI ke-54, Forum llIi1iahPuspiptek (FIP) mengadakan pekanIlmu Pengetahuan dan Teknologi 1999(Pekan IPTEK'99) dari tanggal 10-14Agustus 1999 di kawasan PuspiptekSerpong. Salah satu kegiatan utarnadaTi Pekan IPTEK'99 adalah meng-adakan parneran teknologi yangdihadiri berbagai kalangan darilembaga-lembaga penelitian, swasta,pemerintah daerah (Bappeda), BUMN,perguruan tinggi dan rnasyarakatumum. Pada event tersebut P2PLRberkesempatan menawarkan suatukonsep pemecahan permasalahansarnpah perkotaan dengan menarnpil-kan sebuah maket "Daur UlangSarnpah Perkotaan Terpadu danPemberdayaan Pemulung". Perrna-salahan pengelolaan sarnpah bagi kota-kota besar khususnya yang padatpenduduknya merupakan suatumasalah kompleks yang hingga saat inisebagian besar sarnpah perkotaan dihuang di tempat pembuangan akhir(TP A) secara open dumping sehinggamenimbulkan pencemaran lingkungan

rn~(/Id/nL./I1~At1 Va' ~ No. / 2t:XK)

Page 2: SAMPAHPADATPERKOTAAN SECARATERPADUdigilib.batan.go.id/e-jurnal/Artikel/Buletin-Limbah/Vol5No1th-2000/... · ARTIKEL pengelolaan sampah hams dimulai dari masyarakat sendiri dengan

ARTIKEL

pengelolaan sampah hams dimulai darimasyarakat sendiri dengan me-minimisasi sampah yang timbulmaupun memisah-misahkan sampahsesuai dengan jenisnya sehinggamemudahkan pengelolaan selanjutnya.Dengan semakin terbatasnya lahanpembuangan ditambah dengan ber-tambahnya regulasi tentang lingkung-an hidup khususnya bagi kota-kotabesar dengan populasi yang padatmaka permasalahan sampah hanya bisadiatasi dengan suatu sistempengelolaan secara terpadu.

padat harns dikarakterisasi. Tujuanutama karakterisasi adalah untukmemperoleh:.Data yang menjadi dasar

perencanaan analisis ekonomi,desain dan pengelolaan selanjut-nya dari sistem pembuangan. (Dataini harns mempertimbangkanberbagai sifat alamiah bahan yangakan diproses)

.Data untuk merehabilitasi suatufasilitas pembuangan

.Optimasi fasilitas, pemantauanemisi, atau analisis kegagalansuatu fasilitas.

PENGELOLAANSAMPAHTERPADU

Pengelolaan sampah parlat di-definisikan sebagai aplikasi teknik yangmenjamin pelaksanaan secara amanfungsi-fungsi pengumpulan, pengolah-an dan pembuangan sampah parlatoStrategi dasar dalam pengelolaansampah padat terpadu adalah denganmembentuk suatu sistem dimanareduksi sampah clan opsi pengelolaanbekerja secara simultan (worktogether) membentuk sebuah sistemyang efektif yaitu : reduksi sumber,recyling, reuse & recovery, peng-olahan clan landfilling. Hirarkipengelolaan sampah padat adalahseperti pada Gambar 1.

KARAKTERISASI SAMP AHPADAT

Gambar 1. Hirarki pengelolaansampah padatUntuk mengimplementasikan se-

cara efektif, fungsi dasar pengelolaansampah yaitu pengumpulan, pengo-lahan, dan pembuangan maka sampah

rn t'tlld/ntlt1t'/1/1 Vd ~ Na / 2axI

Page 3: SAMPAHPADATPERKOTAAN SECARATERPADUdigilib.batan.go.id/e-jurnal/Artikel/Buletin-Limbah/Vol5No1th-2000/... · ARTIKEL pengelolaan sampah hams dimulai dari masyarakat sendiri dengan

ARTIKEL

Beberapa parameter yang perludiketahui dalam karakterisasi sampahpadat adalah:

ada sekarang dan antisipasi per-tambahan di masa yang akan datang.Metoda yang paling teliti untukmengestimasi jumlah sampah adalahdengan menimbang semua sampahyang masuk ke suatu fasilitaspengolahan dalam periode waktutertentu misalnya 1 tahun. Jumlah totaltahunan dikalikan dengan suatu rasioyang menggambarkan pertambahanpopulasi untuk menentukan jumlahsampah pada tahun yang akan datang.Contoh jumlah dan tipe limbah asalDKI Jaya disajikan pada Tabel 1 danTabel2.

Jumlah daD Tipe SampahSebelum menentukan tipe fasilitas

pengolahan secara efektif, perinmengetahui data jumlah dan ripesampah yang timbul dalam suatu areayang akan dikelola dan harusdiperhitungkan sampai ke tingkatketelitian setinggi mungkin. Semuasampah yang berasal daTi perumahan,pusat -pusat perdagangan, industri,instansi pemerintah/swasta temp at-tempat publik harus diperhitungkantetapi tidak termasuk limbah B3,limbah radioaktif, sludge industri. Dataini diperlukan untuk merencanakanukuran yang tepat daTi fasilitaspengolahan apakah dilakukanpengomposan, recycling, pembakaranatau landfill. Data ini juga perlu untukmengestimasi biaya operasional.Fasilitas yang akan dibangun harusmampu untuk menangani sampah yang

Kandungan Moisture Sampah PadatKandungan moisture sampah padat

sangat penting diketahui hila sampahtersebut akan digunakan sebagai bahanbakar boiler untuk memperoleh steamdaD listrik. Data ini juga penting hilapengolahan sampah dilakukan dengancara pengkomposan secara anaerobikpada sanitary lanfill.

Tabell. Produksi daD Volume sampah yang Terangkut per Ban di DKIJakarta(3)

~~~

~~PN

1985/1986 I

1986/1987 I

1987/1988 I1988/1989 !

1989/1990

1990/1991 :

1991/1992

18.00018.69420.15021.23421.67121.89423.706

14.50616.05516.45216.76917.331

17.87418.997

80.5985.8881.6578.9779.9781.6480.14

rn/?LlidinLlI1/?1iI1 Va ~ No. /.2000

Page 4: SAMPAHPADATPERKOTAAN SECARATERPADUdigilib.batan.go.id/e-jurnal/Artikel/Buletin-Limbah/Vol5No1th-2000/... · ARTIKEL pengelolaan sampah hams dimulai dari masyarakat sendiri dengan

ARTIKEL

Tabel 2. Persentase Komposisi Sampah di DKI Jakarta (3)

Kandungan moisture dihitung denganrumus:

Heating ValueHeating value adalah banyaknya

panas yang timbul daTi pembakaransempuma suatu bahan bakar. Nilai inipenting hila pengolahan sampahdilakukan dengan cara pembakaran.Heating value sampah bisa dihitungdengan rumus Dulong sbb:

Pw = W/Sw

dimana:p w = persentase moistureW = massa moistureSw = massa sampah basah

lTh = 32851 C + 14198 S (II -0/8)+ 9263 SBerat Jenis Sampah Padat

Berat jenis sampah diperlukanuntuk menentukan volume basilpemadatan (compacted volume).Dengan mengetahui compacted volumemaka volume lahan untuk landfill bisadihitung dengan mudah. Berat jenisjuga penting untuk mengetahui ukurankendaraan yang digunakan untukpengangkutan.

dirnana:Hh= higher heating valueC = fraksi karbonS = fraksi sulfurH = fraksi hidrogen

Heating value sampah perkotaanbiasanya antara 9300 -12800 kJ/kgseperti terlihat pada T abel 3.

Tabel 3. Nilai heating value untuk beberapa komponen sampah

~p HeatinJ!; value (kcal/kg)Kertas 4.300Plastik 10.000Kayu 4.400Organik lain I. 100

[[Q] t'v/d/nL/I1t'/1/1 Vd ~ Na / 2OCXJ

Page 5: SAMPAHPADATPERKOTAAN SECARATERPADUdigilib.batan.go.id/e-jurnal/Artikel/Buletin-Limbah/Vol5No1th-2000/... · ARTIKEL pengelolaan sampah hams dimulai dari masyarakat sendiri dengan

ARTIKEL

PENGUMPULANDANTRANSPORTASISAMPAH

Sejumlah material sampah bisa di-recovery dan di-recycle untukpabrikasi bahan yang sarna ataupunproduk yang baru. Beberapa hal yangpenting dalam processing dan recoveryadalah:

Pengumpulan merupakan fungsidasar pertarna pengelolaan sarnpah

parlato Penghasil sarnpah mengumpul-kannya dalarn sebuah containerkemudian diangkut oleh petugas keTP A dengan menggunakan truk. Biayapengumpulan clan transportasi di-perkirakan 80% daTi total biaya hilapengolahan dengan sistim sanitarylandfill clan 60% hila diolah denganinsenerator. Frekwensi pengumpulansangat tergantung pada berbagai faktordi antaranya: jumlah limbah, statussosial ekonomi, clan petugas yangbertanggungjawab. Dalarn pelayananpengumpulan sarnpah yang baikdibutuhkan kerjasarna di antara

penghasil sarnpah dengan melengkapiclan menggunakan wadah sarnpah yangtepat dalarn menjaga agar lingkungantetap bersih khususnya terhadap

binatang-binatang seperti tikus, lalat,clan binatang-binatang kecil lainnya.

Penghasil sarnpah sebaiknya me-masukkan sarnpah sesuai denganjenisnya ke dalarn container secara

terpisah, sehingga sarnpah yangdiangkut ke fasilitas pengolahan sudahterkelompokkan sehingga hal ini akanmemudahkan proses pengolahan

selanjutnya.

Processing guna recovery materialuntuk di recycling

Processing untuk memisahkankomponen-komponen sampah padatbisa dilakukan di titik pembangkitansampah (on-site processing) ataupundi fasilitas pengolahan secara terpusat.Pada on-site processing sampahdipilah-pilah menurut jenisnya olehpenghasil sampah dan ditempatkanpada container yang terpisah. Sebagaicontoh kertas dimasukkan ke dalamsatu container, kaleng pada containerlain dan seterusnya. Jika on siteprocessing tidak dilakukan, pemisahankomponen bisa dilakukan pada fasilitaspengolahan terpusat. Unit operasidalam fasilitas terpusat meliputi:shredder, air classifier, magneticseparation dan screen seperti disajikanpada Gambar 2.

Prosessing guna recovery materialuntuk dipabrikasi langsung sebagaiproduk

Setelah komponen-komponen di-pisah-pisahkan selanjutnya fraksiorganik bisa diploses untuk meng-hasilkan produk-produk yang diingin-kan seperti kompos atau refusedderived fuels (RDF) yang bergunasebagai bahan bakar boiler.

PROCESSING DAN RECOVERYSAMP AH P ADA T

Processing merupakan fungsidasar kedua pengelolaan sampah parlato

Processing meningkatkan efisiensipembuangan dan menyiapkan sampahuntuk recovery material dan energi.

Recovery energy listrikSampah perkotaan

heating value antaramempunYal

9300 -12800

t'vldinLJ/1t'/f't Va{ ~ No. / 2{X:t;J[[]

Page 6: SAMPAHPADATPERKOTAAN SECARATERPADUdigilib.batan.go.id/e-jurnal/Artikel/Buletin-Limbah/Vol5No1th-2000/... · ARTIKEL pengelolaan sampah hams dimulai dari masyarakat sendiri dengan

ARTIKEL

Air classifier

~ (':: -1i>?- @ '\

,~ ,0 Qedder

-====:D) ) rz; light Fraction

~ > Magnetic drum

~ t t 1'\ I(Q)\. ~;;~~s

Air r) (~

.Screens

Gambar 2. Pemisahan komponen-komponen sampah padat pada fasilitas terpusat

sampah yang akan dibuang. Reduksivolume mendekati 90%.

kJ/kg. Ini merupakan potensi energiyang bisa digunakan sebagai bahanbakar boiler untuk menghasilkan steamyang bisa digunakan untukmenjalankan turbin. Prinsipnya adalahdengan melewatkan gas panas basilpembakaran sampah melalui pipa-pipaboiler yang akan memanaskan airdalam boiler menjadi steam. Steamyang timbul di dimasukkan ke turbinyang akan memutar generator untukmenghasilkan listrik.

PEMBUANGANSAMPAHPADAT

Pembuangan sampah dapat di-lakukan secara open dumping maupunpembuangan ke laut. Akibat masalahlingkungan yang ditimbulkannya,metode ini seharusnya tidak dilakukan.Metode pembuangan yang sesuaidengan UU tentang pengendalianlingkungan hidup No 23 tahun 1997adalah sanitary landfill. Metodesanitari landfill adalah suatu metodepenguburan sampah yang direkayasa(engineered buria/). Unsur utamaadalah menyebarkan (spreading) sam-pall pada permukaan tanah, memadat-kan (compacting) dan menutup (cover-

lnsenerasi sampah padatInstalasi insenerasi hampir sarna

dengan instalasi energy recovery, yangberbeda hanya tujuannya. Bila instalasienergy recovery bertujuan untukrecovery energi, maka inseneratorbertujuan untuk mengurangi volume

[;!lJ t'uldlnL./I1t'AI1 Vd.':5 Na / 2ax;

Page 7: SAMPAHPADATPERKOTAAN SECARATERPADUdigilib.batan.go.id/e-jurnal/Artikel/Buletin-Limbah/Vol5No1th-2000/... · ARTIKEL pengelolaan sampah hams dimulai dari masyarakat sendiri dengan

ARTIKEL

d~Dris --<

- -- --~

E:lnhenlevee or ~rm

~

--~

-.'---:'~

~~--'"---I -

~~Comp:lcledsolid "":Islesin :I completed cell

---

~.~.;~

Gambar 3. Metode pembuangan sampah secara sanitary landfill (2)

ing) dengan tanah setiap akhir harikerja. Umumnya terdapat dua metodesanitary landfill yaitu metode area clantrench method. Metode area digunakanhila tidak dimungkinkan penggaliantanah khususnya hila air tanah relatiftinggi. Pada metode area sampah ditimbun di atas permukaan tanah sekitarO,5m kemudian dipadatkan. Lapisanlainnya O,5m ditempatkan di ataslapisan sebelumnya clan dipadatkan.Pelapisan dengan pemadatan diulangihingga setinggi 2-3m. Pada setiapakhir hari kerja ditutup dengan tanahsetebal 15O-300mm clan dipadatkan.Bila dimungkinkan penggalian makadilakukan trench method. Metode inimempunyai keuntungan di manalapisan penutup diperoleh dari basilpenggalian. Pembuangan secarasanitary landfill terlihat pada Gambar3.

timbangkan meliputi lokasi site,ripe clan geologi tanah, hidrologipennukaan clan kondisi hidro-geologi clan jarak pengangkutan.

b) Pengendalian pelindian (Leachatecontrol); harus diperhitungkansecara matang karena merupakansumber kontarninasi air tanah. Bilaterjadi kontaminasi air tanah makapembuangan harus diremediasi.

c) Pengendalian gas (gas control)~gas-gas landfill terdiri dari metana,karbondioksida, nitrogen, hidrogensulfida, amonia. Gas-gas inidihasilkan oleh dekomposisi secaraanaerobik oleh bahan-bahanorganik. Jika ventilasi tidak benarmetana bisa terakumulasi danmenyebabkan ledakan hila ter-campur dengan udara.

d) Fasilitas operasi (Operation plan)~faktor-faktor yang harus diper-timbangkan meliputi akses ke site,urutan pengisian, sumber lapisanpenutup, drainage, peralatan clanpemeliharaan, komunikasi, fasili-

Pengimplementasian sanitary land-fill harns mempertimbangkan 5 aspekdasar yaitu:a) Pemilihan tempat (site selection);

faktor-faktor yang hams diper-

wt?l.IIdlnL//1t?/1I1 Va( P No. I..$(XXJ

Page 8: SAMPAHPADATPERKOTAAN SECARATERPADUdigilib.batan.go.id/e-jurnal/Artikel/Buletin-Limbah/Vol5No1th-2000/... · ARTIKEL pengelolaan sampah hams dimulai dari masyarakat sendiri dengan

ARTIKEL

tas karyawan, pencegahan ke-bakaran dan sebagainya.

e) Izin aplikasi; setiap fasilitaspembuangan hams dilengkapidengan izin sesuai denganperaturan yang berlaku.

b. Penghasil sampah sebaiknya me-misah-misabkan sampah sesuaidengan jenisnya ke tempat yangberbeda-beda untuk memudahkanpengelolaan selanjutnya.Dengan pengelolaan sampah yangbaik maka nilai ekonomis yangterdapat dalam sampah dapat di-manfaatkan semaksimal mungkindan akan membuka lapangan kerjaUntuk merangsang penggunaanrecycling sampah sebagai bahanbaku industri perin diberikaninsentif khusus bagi industri yangmemanfaatkan sampah sebagaibahan baku.

c.

PENUTUP

Dari uraian singkat di atas be-berapa hal yang penting diperhatikandalam pengelolaan sampah perkotaan:a. Pengelolaan sampah hams me-

libatkan seluruh masyarakatdengan membuat suatu sistempengelolaan yang tersosialisasidengan baik sehingga masyarakatmengerti clan memahami prosespengelolaan sampah.

d.

DAFTARPUSTAKA

[1]

[2]

[3]

r41

[5]

[6][7]

Vesilind, P .A., "Introduction to Environmental Engineering" PWSPublishing Company, (1997).Sincero, A. P., "Environmental Engineering A Design Approach" PrenticeHall, Upper Saddle River, N.J. 07458 (1996).Wasito, "Daur Ulang Sampah Perkotaan Terpadu dan PemberdayaanPemulung" Rev. 0 P2PLR BATAN (1999).Holmes, G., "Handbook of Environmental Management and Technology"John Wiley & Sons, Inc (1993).Salvato, J .A, "Environmental Engineering and Sanitation" WileyInterscience Publication.Harian Warta kota, 23 September 1999 Jakarta.Wilson, D.G., "Handbook of Solid Waste Management" Van NorstraadReinhold Company (1977).

---0000000---

[I1J -t'vld/IlLlI1t:'/1/1 Vat ~ No. / 2(XXJ