san wanita dewasa alfi!a.l yang rll!iengalami obesitas...
TRANSCRIPT
C:t41v1B;l!tRAN KECE~'~J\SAN WANITA DEWASA A"lfi!A.l YANG rll!IENGAlAMI OBESITAS DALAM
iVliEMILiM PA,Stl1NGAN HIDUPNYt'l,.
Oieh: DIAN KURNIATA 103070029039
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi
Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
FAKULTAS PSIKOLOGil UIN SYARIF HIDA't"\TULLAH .JAKARTA
1428 H I 2007 WI!
GAMBARAN KECEMASAN WANITA DEWASA
AWAL YANG MENGAlAMI OBESITAS DALAIV1
MEf'i1i~LIH PASANGAN HIOUPNYA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi
Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi)
Pembimbing I
Oleh:
DIAN KURNIATA
103070029039
Di bawah Bimbingan
<fa@ Dra. Hj . .ZahrofuX Nihayah, M.Si
NIP. 150 238 773
Pembimbing II
~-j'ufi Adriani M.Psi.,Psi
FAKULTAS PSIKOLOC:il
lHN SY ARIF HIDA YATULlAH .JAKARTA
1428 H / 2007 M
II
111
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi Yang Berjudul "GAMBARAN KECEMASAN WANITA DEWASA AWAL YANG MENGALAMI OBES!TAS DALAM MEMILIH PASANGAN HIOUPNVA" ini Telah Diujikan Dalam Sidang Munaqasah Fakultas Psikologi Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Pada Tanggal 29 November 2007. Skripsi ini Telah Diterima Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi.
Jakarta, 29 November 2007
Sidang Munaqasah
Penguji I
Dekan I ap Anggota
artaty, M.Si
Y .t*F-~l·N~Mp·p·
uni a ae a 1sa . s1. s1 NIP. 150368748
Pembimbing I
Ora. Hj. Nihayah, M.Si
NIP. 150 238 773
Pembantu Dekan I I Sekretaris Merangkap Anggota
Ora. Hj. Zahrotun NIP. 150 238 773
Anggota
Penguji II
5lz,-. Ora. Hj. Zahra n Nihayah. M.Si NIP. 150 23fr/73 -
Pembimbing II
y~:: M p,;. p,;
v
KUPERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUAKl.I, TERUTAMA UNTUK
BAPAK YANG TELAH BERPULANG KE RAHMATUUAH JUGA ORANG - ORANG YANG K4'JSAYANGI DAN
MENJADI MOTIVATOR DALAM HitxlPKU SEHINGGA SKRIPSI INI DAPAT 7"ERSELE5AIKAN
ABSTRAK
(A) Fa1kultas Psikologi
(B) November 2007
(C) Dian Kurniata
(D) Gambaran Kecemasan Wanita Dewasa Awai Y•ang Mengalami
Obesitas Dalam Memilih Pasangan Hiclupnya
(E) Xiii+ 122 Halaman + lampiran
vi
Menurut Erikson masa dewasa awal adalah masa yang tepat untuk memilih
pasangan hidup, dan penampilan merupakan daya tarik terpenting dalam
mencari calon pasangan hidup tersebut. Jika pada masa ini seorang individu
terutama wanita mengalami obesitas, yaitu suatu keadaan yang diartikan
sebagai suatu kondisi dimana terjadi kelebihan jumlah lemak tubuh, maka hal
ini dapat menimbulkan suatu masalah yang berhubungan dengan penampilan
yang dapat mengurangi daya tarik fisik seseorang. Konclisi tersebut seolah -
olah menutup kemungkinan bagi wanita yang mengalami obesitas untuk
mendapatkan perhatian dan dipilih pria menjadi pasanga1n, sehingga hal ini
dapat memungkinkan timbulnya kecemasan bagi yang mengalaminya.
Kecemasan sendiri diartikan sebagai suatu emosi yang tidak menyenangkan,
yang ditandai dengan istilah - istilah seperti "kekhawatimn," "keprihatinan,"
clan "rasa takut," yang kadang - kadang kita alami dalam tingkat yang
berbeda - beda.
Dengan latar belakang tersebut maka dilakukanlah sebuah penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui gambaran ker.emasan wanita dewasa awal
yang mengalami obesitas dalam memilih pasangan hidu1Pnya dan
mengetahui macam - macam bentuk kecemasan yang seseorang yang
mengalami obesitas dalam memilih pasangan hidupnya.
vii
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tehnik wawancara
dan observasi. Penelitian ini dilakukan pada 3 orang subyek dengan
karakteristik yaitu wanita dewasa awal yang berumur 21 - 30 tahun,
mengalami obesitas dan belum menikah.
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa ada dua orang1 subyek yang
mengalami kecemasan yang dilihat berdasarkan komponen - komponen
kecemasan secara kognitif, motorik, somatik dan afektif. Selain itu dalam
penelitian ini juga didapatkan bahwa satu subyek yang tidak mengalami
kecemasan dikarenakan subyek tersebut telah memiliki pacar yang akan
dijadikannya sebagai calon pasangan hidupnya nanti.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada penelitian berikutnya, perlu
kiranya peneliti memperhatikan juga variabel lainnya seperti : usia, maupun
jumlah subyek. Peneliti juga sebaiknya lebih selektif dalam mencari subjek
mengingat tema yang diangkat merupakan tema yang semsitif bagi sebagian
orang.
Kata kunci : Kecemasan, Obesitas, Pasangan Hidup.
(F) 49 Dafl:ar Pustaka (1948 -2006)
viii
KATA PENGANTAR
ALHAMDULILLAH, puji syukur ke hadirat lllahi Rabbi, yang telah memberikan
kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan halamam demi halaman dari
skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan
alam, Nabi besar Muhammad saw juga para sahabat dain pengikutnya.
Penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu memberikan motivasi dan bimbingan sehingga dapat
terselesaikannya karya ini, yang bertujuan untuk sedikit memberikan
sumbangan ilmu pengetahuan khususnya bidang psikologi.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dra. Hj. Netty Hartaty, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. (Pembimbing Skripsi I ), Dra. Hj. Zahrotun Nihayah M.Si dan
(Pembimbing Skripsi II), lbu Yufi Adriani M.Psi.,Psi, terima kasih untuk
waktu, tenaga dan bimbingannya hingga terselesaikannya skripsi ini .
3. Seluruh dosen dan staff karyawan di Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang selama ini telah membantu dan
membimbing penulis selama menirnba ihnu di Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Seluruh karyawan dan staff perpustakaan urnum clan fakultas
psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, perpustakaan psikologi UI
dan perpustakaan UPI yang telah membantu penulis dalam mencari
buku-buku yang diperlukan dalam skripsi ini.
5. Untuk keluargaku tersayang, terutama bapak yang telah berpulang ke
rahmatullah, ibu dan kakak yang banyak rnemberikan bantuan baik
rnoril dan materiil, dan adikku tercinta terirna kasih untuk semuanya.
ix
6. Semua teman-teman angkatan 2003 yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, terutama untuk para sahabatku ila, ida, ilin, ipeh dan iyan
(teruslah berusaha dengan kemampuan yang kau miliki moga
kedepan ada rancangan besar yang telah dipersi;apkan oleh Allah
untuk keberhasilan kita bersama).
7. Thanks to Refi lrawan for your attention and togetherness.
8. Untuk Sri Agustini ... terima kasih atas dukungan yang luar biasa dan
kesediaannya menemani dan membantu penulis menyelesaikan
skripsi ini, untuk ka Yuri (teman seperjuangan bimbingan bu Yufi)
terima kasih support dan masukannya, juga untuk temanku Ratih yang
telah meluangkan sedikit waktunya untuk membantu penulis.
9. Untuk TK dan Play Group Azkar Ananda, beserta kepala sekolah dan
rekan - rekan guru tercinta, terima kasih atas semangatnya.
10. Untuk ketiga subyek AR, AK dan N. Terima kasih yang tak terkira
atas waktu, informasi yang sangat berharga dan untuk pengalaman
hidup yang telah anda ungkapkan, sehingga terciptalah skripsi ini.
11. Last but not least. I dedicate this especially for you all, saya sadar
bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untul< itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun kepada seluruh
pembaca yang membaca karya ini. Sucses for u all, guys !
Halaman Judul
Halaman Persetujuan
Halaman Pengesahan
Motto
Dedikasi
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar lsi
Daftar Tabel
DAFTAR ISi
BABI PENDAHULUAN
ii
iii
iv
x
v
vi
viii
x
xiii
1 - 14
1.1. Latar belakang masalah ........................................................................ 1
1.2. ldentifikasi masalah ............................................................................. 11
1.3. Pembatasan dan perumusan masalah ................................................ 11
1.3.1. Pembatasan masalah ............................................................... 11
1.3.2. Perumusan masalah ................................................................. 12
1.4. Tujuan dan manfaat penelitian ............................................................ 12
1.4.1. Tujuan ....................................................................................... 12
1.4.2. Manfaat.. ................................................................................... 12
1.5. Sistematika penulisan .......................................................................... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA 15- 54
2.1. Deskripsi teori.. ..................................................................................... 15
2.1.1. Kecemasan ............................................................................... 15
2.1.1.1. Pengertian kecemasan ............................................... 15
2. 1.1.2. Penyebab kecemasan ................................................ 19
2.1.1.3. Macam - macam kecemasan ..................................... 21
XI
2.1.1.4. Komponen - komponen kecemasan .......................... 22
2. 1.2. Dewasa awal ............................................................................ 23
2.1.2.1. Pengertian dewasa awal. ........................................... 23
2.1.2.2. Pembagian masa dewasa ........................................... 25
2.1.2.3. Ciri - ciri perkembangan masa dewasa awal. ............. 27
2.1.2.4. Perubahan - perubahan dalam masa dewasa
awal. ............................................................................ 29
2.1.2.5. Tugas - tugas perkembangan masa dewasa
awal. ............................................................................. 30
2.1.3. Obesitas .................................................................................... 34
2.1.3.1. Pengertian obesitas ..................................................... 34
2.1.3.2. Pengukuran obesitas ................................................... 36
2.1.3.3. Faktor - faktor penyebab obesitas .............................. .41
2.1.3.4. Macam - macam obesitas ......................................... .42
2.1.3.5. Dampak obesitas ........................................................ .43
2.1.3.6. Berat badan ideal. ...................................................... .44
2.1.4. Pemilihan pasangan hidup ....................................................... .45
2.1.5. Keterkaitan obesitas dengan kecemasan dalam memilih
pasangan hidup ....................................................................... .47
2.2. Kerangka berpikir. ................................................................................ 50
BABlll METODOLOGI PENELITIAN 55-64
3.1. Jenis penelitian .................................................................................... 55
3.1.1. Pendekatan penelitian ............................................................... 55
3.2. Subjek penelitian ................................................................................. 56
3.2.1. Jumlah subjelc. ......................................................................... 56
3.2.2. Teknik pemilihan subjek ............................................................ 56
3.2.3. Karakteristik subjek ................................................................... 57
Xll
3.3. Metode pengumpulan data .................................................................. 57
3.3.1. Wawancara ............................................................................... 58
3.3.2. Observasi. ................................................................................. 59
3.4. lnstrumen penelitian ............................................................................ 60
3.4.1. Pedoman wawancara ................................................................ 60
3.4.2. Lembar observasi. ..................................................................... 61
3.5. Teknik analisis data ............................................................................. 62
BAB IV PRESENTASI DAN ANALISA DATA 65-114
4.1. Gambaran umum subyek ................................................................... 65
4.2. Analisis kasus per subyek ................................................................... 67
4.2.1. Kasus AR .................................................................................. 67
4.2.2. Kasus AK .................................................................................. 85
4.2.3. Kasus N ..................................................................................... 96
4.3. Analisa antar kasus ........................................................................... 107
BABV PENUTUP 115-120
5.1. Kesimpulan ........................................................................................ 115
5.2. Diskusi. .............................................................................................. 116
5.3. Saran ................................................................................................. 118
DAFTAR PUSTAKA
LAMPI RAN
xiii
DAFTAR TABEL
Kolom Daftar Tabel
2.1. IMT untuk Indonesia ............................................................................ 37
2.2. IMT untuk dunia ................................................................................... 37
2.3. Distribusi lernak tubuh ......................................................................... 39
2.4. Berat Badan ldeal.. ............................................................................. .43
2.5. Kerangka Berpikir. ............................................................................... .48
4.1 Garnbaran Urnurn Subyek .................................................................... 64
4.2.1. Bagan Analisis Kasus AR. ................................................................... 82
4.2.2. Bagan Analisis Kasus AK. ................................................................... 93
4.2.3. Bagan Analisis Kasus N .................................................................... 104
4.3. Analisis Antar Kasus .......................................................................... 110
1.1 Latar Belakang
BABI PENDAHULUAN
MaSi:l dewaSi:l awal merupakan Si:llah satu tahapan yang ada dalam rentang
kehidupan manusia. Masa ini dimulai ketika seorang individu mencapai usia
21-40 tahun (Nihayah dkk, 2006), yang oleh Erikson (dalam Santrok i, 1995)
disebut dengan tahap keintiman dan keterkucilan (intimacy vetsUS isolation).
Erikson menggambarkan keintiman sebagai penemuan diri sendiri pada diri
orang lain namun kehilangan diri sendiri. Saat anak muda membentuk
persahabatan yang sehat dan relasi akrab yang intirn dengan orang lain
maka keintirnan akan dicapai dan jika tidak akan terjadi isoiasi, atau yang
disebut Erikson (dalaln Hurlock, 1980) dengan "klrisis isolasi" yaitu masa
kesepian karena terisolasi dari kelompok sosial.
l
Banyak sekali masalah-masalah yang dihadapi oleh dewasa awal ini seperti
di antaranya obesitas, diet, narkoba dan merokok (Dariyo, 2003). Salah satu
maSi:llah yang berhubungan dengan penampilan fisik dan dirasakan sebagai
sesuatu yang tidak menyenangkan adalah masalah obesitas, yang menurut
Kaplan et al, (1993) diartikan sebagai "obesity is a condition of having
excessive amount.s of body fat" Y aitu suatu koodisi dimana terjadi
kelebihan jumlah lemak tubuh.
Obesitas ini banyak dialami oleh hampir seluruh masyarakat baik laki-laki
maupun perempuan. Akan tetapi, obesitas biasanya lebih banyak terjadi
pada wanita dibandingkan dengan pria (Atkinson, 1999). Kenyataan yang
menunjang bahwa perempuan lebih mudah mengalami obesitas disebabkan
karena fase hidup wanita yang berbeda dari pria. Kekurnngan gizi saat
dalam kandungan, haid dini, berat badan yang berlebihan ketika hamil, dan
aktivitas fisik yang berkurang akibat menopause, yang menyebabkan
perempuan lebih rentan terhadap obesitas (Perempuan rentan obesitas,
2002).
2
Selain lebih rentan terhadap obesitas, wanita pun lebih banyak mengalami
kecemasan daripada laki-laki. Laki-laki kurang mempersoalkan kegemukan
(obesitas) daripada wanita. Hal ini dikarenakan wanita s•elalu ingin tampil
cantik dan menarik perhatian di depan semua laki-laki. :Selain itu, wanita
mempunyai perasaan lebih sensitif terhadap isu-isu yang1 berkembang di
masyarakat. Seperti pandangan masyarakat yang cendEirung menghina dan
memperolok orang-orang yang memiliki tubuh gemuk da11 mengalami
obesitas karena dianggap tidak ideal dan cenderung pemalas sehingga
individu yang mengalaminya merasa tidal< sesuai dengan citra kesempurnaan
yang ada di masyarakat tersebut. Karena dalam suatu masyarakat di mana
tubuh kurus disamakan dengan kecantikan, orang gemulc cenderung akan
merasa malu dengan penampilannya dan juga dengan kurangnya
pengendalian atas dirinya (Atkinson, 2004). Dengan kata lain, bentuk tubuh
menjadi ukuran di masyarakat untuk mengatakan cantik atau tidaknya
seseorang.
Hal ini dapat dilihat dari berbagai media yang menggunalcan wanita sebagai
sasaran untuk mengiklankan produk-produk tertentu seperti produk
kecantikan, penurunan berat badan dan sebagainya. Selain itu, media
massa melalui sarananya juga mempengaruhi lelaki dan perempuan dalam
menampilkan kecantikan dan ketampanannya, sekaligus mempengaruhi
penilaian masyarakat melalui bentuk tubuhnya.
3
Pentingnya penampilan fisik membuat seorang individu terutama wanita lebih
termotivasi untuk memperhatikan penampilan ftSilmya dibandingkan dengan
laki-laki (Dariyo, 2003). Karena itulah setiap tahun orang-orang
menghamburkan jutaan dollar untuk diet ketat, obat-obatan, dan perawatan
lainnya guna menurunkan berat badan (Atkinson, 2004). :Selain itu mereka
juga rela melakukan olah raga yang melelahkan dan melakukan tindakan
medis seperti sedot lemak agar dapat meraih ukuran kecaintikan tersebut
Orang-orang yang mengalami obesitas tidak hanya mendatangkan kerugian
dalam hal kesehatan saja, melainkan obesitas juga memberikan konsekuensi
yang kurang menyenangkan dalam aspek sosial, fisik dan psikologis.
Dalam aspek sosial wanita obesitas cenderung diabaikan dan mengalami
diskriminasi, baik dalam pekerjaan maupun hubungan interpersonal. T etapi,
ada juga sebagian individu yang mengalami obesitas dapat membuktikan
bahwa ia dapat memiliki pekerjaan dan pasangan hidup yang sesuai. Hal ini
telah dibuktikan oleh beberapa artis ibukota seperti Pretty Asmara dan Dewi
Hughes. Mereka dapat tampil dengan perc:aya diri seh~ma mereka bisa
mendapatkan pekerjaan dan pasangan hidup yang sesuai.
Dalam aspek fisik, orang obeis mempunyai kesulitan dalam melakukan
aktivitas fisik, sehingga mengurangi kesempatan untuk mengikuti berbagai
kegiatan sosial, juga pengeluaran biaya sehari-hari untuk pakaian dan
makanan lebih banyak. Sedangkan secara psikologis dapat mendatangkan
gangguan psikologis seperti rasa rendah diri, depresi, putllls asa, bahkan
sampai overkompensasi atau mencari kelemahan orang lain atau agresif
terhadap lingkungan untuk menutupi kekurangan diri sencliri dan secara
medis orang yang obeis lebih mudah terkena penyakit (S. Rasan, 1996).
4
Pada dasamya tidak ada seorang pun yang menginginkan mempunyai berat
badan yang berlebihan, hal ini salah satunya disebabkan 1,arena gaya hidup
yang berubah, yang mengakibatkan masyarakat juga mernbah pola
konsumsinya terhadap makanan dan berakibat buruk terhadap tubuh. Apalagi
gaya hidup pada masa dewasa awal ini sangat mempengaruhi perubahan
fisik. jarang berolah raga dan tidak mengikuti pola makan yang sehat dapat
memberikan dampak yang kurang baik pada fisik orang dewasa (Nihayah
dkk. 2006).
5
Selain masalah-masalah yang dihadapi oleh dewasa awal, seorang individu
dewasa awal juga harus mernenuhi tugas-tugas perkernbangannya seperti
menyelesaikan pendidikan, rnernasuki dunia kerja, rnenikah dan rnenjadi
orang tua. Dalam mernenuhi tugas-tugas perkembangannya pasti terdapat
banyak rnasalah, terutarna pada rnasa dewasa awal yang rnerupakan masa
rnasa tersulit dalam hidup, karena ia rnulai rnenyesuaikan diri, merniliki pola
pola kehidupan yang barn, dan harapan-harapan sosial baru (Hurlock, 1980).
Ketika seorang individu telah menyelesaikan pendidikannya sampai taraf
SMU, universitas atau telah memasuki jenjang karir dalam pekerjaannya,
maka tugas perkernbangan selanjutnya adalah menikah. Dalam hal ini,
seorang individu dituntut harus memilih pasangan hidup yang sesuai dengan
kriterianya.
Masa dewasa awal ini rnerupakan rnasa yang tepat dalam memilih pasangan
hidup. Dalarn masyarakat yang maju, usia tidak rnenjadi standar tingkah laku
terutama pada masa sesudah remaja. Namun fenomena 'sosia/ clocK belum
seluruhnya hilang, masyarakat rnasih menaruh pengharapan tertentu
mengenai tingkah laku yang sesuai untuk usia-usia tertentu (Monks, 2002).
Jadi jika pada usia dewasa awal ini seorang individu belum juga
mendapatkan pasangan hidup yang sesuai, maka sebagian masyarakat
menganggap bahwa individu tersebut telah gaga! dalam rnendapatkan
pasangan hidup.
6
Pemilihan pasangan hidup ini dimulai melalui proses hubungan yang intim
dan akrab terhadap lawan jenis yang telah dibinanya pada masa remaja atau
sebelumnya. Menurut Erikson (dalam Papalia et al., 2002) dewasa muda
membutuhkan dan menginginkan keintiman, mereka perlu untuk membentuk
komitmen pribadi yang dalam dengan orang lain. Kemampuan untuk
mencapai hubungan yang intim, yang memerlukan pengofbanan dan
kompromi, tergantung pada identitas diri yang dibentuk pada masa remaja.
Saat mereka mulai merasa aman dengan identitas mereka, mereka akan
mampu membentuk hubungan intim, baik dengan diri mereka sendiri maupun
dengan orang lain. Pada saat ini, dewasa muda juga mernbutuhkan waktu
sendiri untuk memikirkan kembali kehidupan mereka sendiri. Apabila mereka
tidak mampu atau takut untuk membentuk hubungan yan~1 intim karena
ketakutan akan kehilangan identitas. maka mereka dapat menjadi terisolasi
dan menanl< diri.
Dengan kata lain isolasi terjadi apabila seorang individu dt:masa awal tidak
dapat menjalankan tugas-tugas perkembangannya secar;a optimal, sehingga
terjadi hambatan psikososial dalam kehidupannya.
Apabila hubungan intim telah terjadi maka proses pemilihan pasangan yang
sesuai dengan kriteria dapat dimulai. Pemilihan ini dimulai dengan
perkenalan, kencan, berpacaran, sampai diambil keputusan untuk menikah.
Hubungan pacaran yang dilakukan ketika remaja pun dapat berlanjut hingga
dewasa, tahap ini penting karena untuk memilih pasangan hidup perlu
mendalami karakter dari pasangannya, sehingga seorang individu dapat
menilai dan memilih siapa orang yang tepat yang akan dijadikan calon
pasangan hidupnya.
7
Semua orang berlomba-lomba untuk memilih pasangan hidup yang sesuai
dengan kriterianya. Namun. obesitas dapat menjadi suatu kendala dalam
proses pencarian tersebut yaitu ketika seorang individu dewasa awal ingin
memenuhi tugas-tugas perkembangannya memilih pasal'll;Jan hidup. Karena
penampilan fisik merupakan salah satu hal yang dijadikan patokan untuk
menilai seseorang, melalui penampilan flSik sesoorang rmmiliki pengaruh
yang kuat bagi hubungan interpersonalnya. Akan tetapi, ~:etika figur ideal dan
aktual tidak sesuai maka yang terjadi adalah timbulnya rmia tidak percaya diri
dalam setiap penampilan, merasa kesulitan dalam mencaii pakaian yang pas
dan cocok:, sehingga pada akhimya mereka memiliki pandangan yang
negatif terhadap dirinya karena memiliki bentuk tubuh yang kurang menarik
sehingga memungkinkan timbulnya suatu kecemasan.
8
Kecemasan sebenamya adalah hal yang normal walaupun terkadang
membingungkan, karena kita sendiri tidak mengetahui rrn~ngapa kita
mengalami ha! tersebut sehingga membuat kita merasa putus asa dalam
menghadapinya. Hal-hal seperti ini jika dibiarkan terus mtmerus akan menjadi
sesuatu yang berbahaya, menimbulkan konflik pada kualitas hidup
selanjutnya dan dapat mengurangi kenikmatan hidup. Aiikinson (2004)
mengungkapkan bahwa kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan,
yang ditandai dengan istilah-istilah seperti "kekhawatiran," "keprihatinan,"
dan "rasa takut," yang kadang-kadang kita alami dalan1 tingkat yang
berbeda--beda.
Kecemasan yang terjadi bisa dalam bentuk yang bermacam-macam,
Kecemasan menurut Kartono ( 1997) dibagi menjadi, (1) K.ecemasan super
ego atau kecemasan eksistensial yaitu kecemasan khusu:s mengenai "diri
sendiri", tubuh dan kondisi psikis sendiri; (2) Kecemasan Neurotis, yaitu
kecemasan yang erat berkaitan dengan mekanisme-mekanisme pelarian diri
dan pembelaan diri yang negatif, banyak disebabkan oleh perasaan
perasaan bersalah dan berdosa, serta konflik-konflik ~aional yang serius,
kronis, berkesinambungan, frustasi-frustasi, dan ketegangan-ketegangan
batin. Untuk mengatasi kecemasan neurotis ini biasanya orang seringkali
menggunakan obat penenang ; dan (3) Kecemasan psikotis, yaitu
kecemasan karena merasa terancam hidupnya, dan kacau balau, ditambah
kebingungan yang hebat disebabkan oleh depersonalisasi dan disorganisasi
psikis.
9
Berdasarkan hasil studi yang dipimpin oleh Simon (2007) dari Group Health
Cooperative, di Seattle, sebuah lembaga perencana kes1~hatan nonprofit
yang berada di Pacific Northwest ini meneliti lebih dari 9 ribu orang dewasa.
Hasilnya sekitar 25 persen orang gemuk lebih sering mengalami rasa cemas
yang berlebihan dan mood (suasana hati) yang tak stabil, dibanding orang
dengan berat badan normal. Selain itu ada juga penelitian terbaru yang
membantu menegaskan kembali tentang hubungan tersebut. "lni merupakan
kajian epidemiologi psikiatrik yang membuktikan bahwa rnemang ada
hubungan antara pertumbuhan berat badan dan gangguan mental," papar Dr.
Susan McElroy, seorang professor psikiatri di University of Cincinnati dan
editor panduan buku acuan obesitas dan gangguan mental. Studi ini
didasarkan survei nasional pada sekitar 9.125 orang dewasa yang menjalani
interview kesehatan mental yang dilengkapi catatan ukuran berat dan tinggi
badan partisipan. Sekitar seperempat dari seluruh partisipan masuk dalam
kategori obesitas, sekitar 22 persen dari mereka mengalami gangguan mood
(seperti depresi dan rasa cemas
10
berlebihan) dibanding 18 persen partisipan yang tak mengalami obesitas.
Selain itu, menurut Cash & Grant (dalam Thompson, 19913) mengungkapkan
ketidakpuasan terhadap tubuh dapat menyebabkan individu menjadi rentan
terhadap harga diri yang rendah, depresi, kecemasan sosial dan menarik diri,
serla mengalami disfungsi sosial.
Semua individu pasti sangat menginginkan masa depannya bahagia. Hal itu
tidak terlepas dari kondisi yang berada di sekitamya, perasaan dan juga
kesadarannya. Jika ia berpikir positif maka ia akan memandang masa
depannya dengan semangat, akan tetapi jika ia berpikir negatif maka ia akan
melihat masa depannya dengan kelam dan pesimis terhadap harapan
harapannya karena tanpa disadari dengan siapapun berinteraksi kita pasti
akan mengalami kecemasan.
Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai masalah obe1Sitas yang
dirasakan sebagai kondisi yang kurang menyenangkan khususnya pada
wanita dewasa awal. Karena selain dikaitkan dengan penampilan fisik yang
kurang menarik. wanita yang mengalami obesitas sering rnendapatkan
penilaian negatif dari masyarakat dan hal ini dapat memungkinkan timbulnya
kecemasan ketika mereka berada pada tahap pencarian fiasangan hidup.
Didasarkan pada latar belakang yang peneliti ungkapkan di atas maka
11
peneliti ingin mengetahui lebih dalam tentang GAMBARA.N KECEMASAN
PADA WANITA DEWASA AWAL YANG MENGALAMI OBESITAS DALAM
MEMILIH PASANGAN HIDUPNYA yang juga menjadi judul dalam penelitian
ini.
1.2 ldentifikasi Masalah
ldentifikasi masalah terdiri dari :
1. Apakah obesitas berperan terhadap kecemasan pada wanita dewasa
awal?
2. Bagaimana gambaran kecemasan wanita dewasa awal yang
mengalami obesitas dalam memilih pasangan hidupnya ?
1.3. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
1.3.1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas maka peneliti mencoba membatasi ruang
lingkupnya yaitu :
1. Obesitas, yang dimaksud obesitas di sini adalah irtdividu yang
memiliki berat tubuh berlebih setelah dilakukan pengukuran dengan
mengukur lndeks Masa Tubuh (IMT), yaitu berat badan I tinggi badan2
(Kg/M2) jika jumlahnya melebihi angka 25 maka itulah yang akan
dijadikan subjek penelitian.
2. Kecemasan yang berarti suatu emosi yang tidak menyenangkan, yang
ditandai dengan istilah-istilah seperti "kekhawatiran," "keprihatinan."
dan "rasa takut." yang kadang-kadang kita alami clalam tingkat yang
berbeda-beda.
12
3. lndividu dewasa awat adalah individu yang berusia1 21-40 tahun. Akan
tetapi, yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah individu yang
berumur 2-30 tahun.
4. Pasangan hidup yaitu orang yang akan dijadikan pendamping hidup.
1.3.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
"Bagaimana gambaran kecemasan para wanita dewasa awal yang
mengalami obesitas dalam memilih pasangan hidupnya ?"
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan
1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari pemahaman yang menyeluruh
dan utuh mengenai gambaran kecemasan pada wanita dewasa awal yang
mengalami obesitas dalam memilih pasangan hidupnya.
2. Untuk mengetahui macam-macam bentuk kecemasan yang dialami
seseorang yang mengalami obesitas dalam memilih pasangan hidupnya.
1.4.2.Manfaat
Penelitian ini ingin memberikan kontribusi secara teoritis dan praktis dalam
wacana psikologi yaitu :
1. Secara teoritis memberikan sumbangan dalam bidang psikologi
khususnya psikologi klinis dan psikologi perkembangan.
2. Secara praktis dapat bermanfaat bagi wanita dewasa awal yang sedang
dalam proses pemilihan pasangan hidup agar jangan terlalu cemas
sehingga dapat terbentuk kemantapan emosi dalam memilih pasangan
hidupnya.
13
3. Sebagai bahan masukan untuk lembaga-lembaga sosial terkait agar dapat
membantu orang-orang yang mengalami obesitas mengadakan pelatihan
pelatihan tentang kepercayaan diri agar dapat mengumngi kecemasan
khususnya dalam memilih pasangan hidup.
1.5. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan yang meliputi latar belakang, identifikasi
masalah, pembatasan dan perumusan maisalah, tujuan
dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian teori yang meliputi deskripsi teori dan kerangka
berpikir. Deskripsi teori terdiri dari kecemasan (pengertian
kecemasan, penyebab kecemasan, macam-macam
Bab Ill
Bab IV
BabV
14
kecemasan dan komponen-komponen k1~cemasan), dewasa
awal (pengertian dewasa awal, pembagian dewasa awal, ciri
ciri perkembangan dewasa awal, perubahan-perubahan
dalam masa dewasa awal. tugas-tugas perkembangan
dewasa awal}, obesitas (pengertian obesitas, pengukuran
obesitas, faktor-faktor penyebab obesitcm, macam-macam
obesitas, dampak obesitas dan berat baclan ideal}, pemilihan
pasangan hidup dan keterkaitan obesitas; dengan kecemasan
dalam memilih pasangan hidup.
Metodologi penelitian yang meliputi, jenis penelitian
(pendekatan penelitian}, subyek penelitian (iumlah subyek,
teknik pemilihan subyek. karakteristik subyek), metode
pengumpulan data (wawancara, observa:;i}, instrumen
penelitian (pecloman wawancara, lembar observasi), clan
teknik analisis data.
Hasil penelitian yang meliputi, gambaran umum subyek.
analisis kasus (kasus AR, kasus AK, kasw; N) clan analisis
antar kasus.
: Kesimpulan, diskusi clan saran.
BAB II
KAJIAN TEORI
15
Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang berlkaitan dengan judul
penelitian di antaranya teori tentang kecemasan. pembahasan tentang
dewasa awal, obesitas, pemilihan pasangan hidup dan l«~terkaitan obesitas
dengan kecemasan dalam memilih pasangan hidup. Pacla bab ini diakhiri
dengan kerangka berpikir.
2.1 Deskripsi Teori
2.1.1 Kecemasan
2.1.1.1. Pengertian Kecemasan
Atkinson (2004) mengungkapkan bahwa kecemasan adalah emosi yang tidak
menyenangkan, yang ditandai dengan istilah-istilah seperti "kekhawatiran,"
"keprihatinan," dan "rasa takut." yang kadang-kadang kita alami dalam tingkat
yang berbeda-beda. Senada dengan Atkinson, menurut t<artono (1997),
kecernasan adalah semacam kegelisahan-kekhawatiran clan "ketakutan"
terhadap sesuatu yang tidak jelas, yang difus atau baur. dlan mempunyai ciri
yang mengazab pada seseorang.
Ditambahkan pula oleh Meyer & Salmon (1948) yang mendefinisikan "anxiety
is classified as an emotional state that includes distressinf1 felings of fear and
16
apprehension and an increased physiological aurosal." Kecemasan
digolongkan sebagai bagian dari emosi, termasuk di dalamnya yaitu
perasaan menyedihkan, ketakutan, keprihatinan dan meningkatnya perasaan
psikologis seseorang.
Dalam kamus lengkap psikologi, anxiety ( kecemasan ) juga diartikan sebagai
perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa
masa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan re1rsebut, rasa takut
kekhawaliran kronis pada tingkat ringan, kekhawatiran atau ketakutan yang
kuat dan meluap-luap, dan satu dorongan sekunder melll::akup suatu reaksi
penghindaran yang dipelajari (Chaplin. 2006).
Lebihjauh lagi, Gunarsa (1990) mengungkapkan kecemasan sebagai suatu
perubahan suasana hati, perubahan di dalam diri sendiri •fang timbul dari
dalam tanpa adanya perangsangan dari luar. Selain itu, kecemasan juga
dipakai untuk menunjukkan suatu respons emisionil yang tidak
menyenangkan dan dalam derajat yang berlebih-lebihan dan tidak sesuai
dengan keadaan yang menimbulkan rasa takut
Sementara itu Kaplan dkk (dalam Fausiah dan Widuri, 2005)
mengungkapakan kecernasan sebagai respon terhadap Slituasi tertentu yang
mengancam, dan merupakan hat yang normal terjadi menyertai
perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah
dilakukan, serta dalam menentukan identitas diri dan arti hidup.
Kecemasan memiliki karakteristik berupa munculnya per.3saan takut dan
kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dan tid~1k menyenangkan
(Davidson & Nealen, 2001 ). Kecemasan seringkali diserlai dengan gejala
fisik seperti sakit kepala, jantung berdebar cepat. dada terasa sesak, sakit
perut, tidak tenang dan tidak dapat duduk diam (Fausiah dan Widuri, 2005).
Menurut Koeswara (1991) kecemasan muncul dari stimulus yang
membahayakan dan terus-menerus, menghantui dan mengancam individu.
Bagi Krauss (1976) "anxiety is an emotion of a usually unpleasant nature
which can be almost unbearable." Menurutnya kecemasan adalah emosi
alami yang biasanya tidak menyenangkan yang hampir tidak bisa ditahan.
17
Menurut Dafidoff (1981), kecemasan adalah emosi yang ditandai oleh
perasaan akan bahaya yang diantisipasikan, termasuk juHa ketegangan dan
stres yang menghadang dan oleh bangkitnya sistem sara1f simpatetik.
Spielberger (dalam Purbonongsih, 2004) mengungkapkart bahwa kecemasan
adalah suatu reaksi emosional yang tidak menyenangkan terhadap bahaya
yang tidak nyata atau imaginer dimana reaksi ini muncul bersama
pengalaman otonom dan subyektif yang dirasakan sebagiii ketegangan,
18
ketakutan dan kegelisahan.
Menurut Spielberger (dalam Purboningsih, 2004) kecemasan mempunyai dua
konsep yaitu kecemasan sesaat (Anxiety State) dan keCEimasan dasar
(Anxiety Trait), kecemasan sesaat timbul dari kondisi em1::isional yang sifatnya
sementara, bisa berfluktuasi dan bervariasi setiap saat, sedangkan
kecemasan dasar terbentuk berdasarkan pengalaman-peingalaman di masa
lalu dan rnerupakan hasil dari pemikiran individu tentang kecemasan
tersebut.
Pada dasamya kecemasan itu tidak membahayakan. Akan tetapi jika
seorang individu rnengalami kecemasan setiap saat dan dalam jangka waktu
yang cukup lama sehingga setiap hari ia hidup dalam ketiegangan yang tinggi
maka hat ini akan mengakibatkan timbulnya gangguan keremasan.
Berdasarkan pengertian kecemasan yang sangat bervariasi di atas maka
penulis mencoba menyimpulkan bahwa kecemasan diartikan sebagai suatu
keadaan yang tidak rnenyenangkan yang ditandai dengani kekhawatiran,
ketakutan dan perasaan tidak nyaman sehingga dapat mEmgganggu
kehidupannya.
19
2.1.1.2. Penyebab Kecemasan
Menurut Beck, Emery, dan Greenberg (dalam Wolman, ~994) terdapat
beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang rentan dan cenderung
mengalami kecemasan serta gangguan kecemasan. Falctor-faktor itu adalah:
1. Genetik
Faktor hereditas dapat menimbulkan pengaruh terhadap kecemasan dalam
hal mudah atau tidaknya system syaraf otonom seseorang untuk menerima
rangsangan (Barlow & Cerney, 1988). Seseorang yang riwayat keluarganya
memiliki gangguan, jika berada dalam kondisi atau situasi mencemaskan
maka akan lebih cenderung menunjukkan gejala-gejala kecemasannya jika
dibandingkan dengan orang lain dalam kondisi tersebut.
2. Trauma mental
Trauma mental mengakibatkan individu menjadi lebih mudah cemas jika
dihadapkan pada situasi yang sama dengan pengalaman yang rnenimbulkan
trauma. Ditambahkan pula bahwa terjadinya suatu trauma yang melibatkan
bangkitnya suatu emosi yang sangat tinggi dapat menghasilkan atau
membentuk skema yang berkaitan dengan ancaman. Sooema ini akan muncul
berulang-ulang bila individu menemukan suatu kondisi saat ia mengalami
trauma.
3. Tidak berjalannya strategi coping
Seseorang yang mengalami kecemasan cenderung melTIJoerlihatkan
kekurangan dalam menyesuaikan strategi-strategi coping terhadap
20
kecemasan yang timbul atau sesuatu yang dirasakan mEmgancam. Mereka
seringkali menganggap bahwa situasi yang ada merupakan hasil dari
persepsi terhadap adanya ancaman, walaupun sebenarnya tidak ada suatu
ancaman. Namun, individu juga menilai bahwa mereka memiliki kekurangan
dalam upaya untuk mengatasi ancaman yang dirasakan. Akhimya, individu
membiarkan diri mereka mudah untuk mengalami kecemasan dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Pikiran irasional, asumsi dan kesalahan proses kognitif
lndividu yang mengalami kelainan kecemasan, sering mEmganggap bahwa
keyakinan yang tidak realistis tentang suatu ancaman atau bahaya
ditimbulkan oleh situasi maupun kondisi tertentu yang seirupa dengan situasi
tersebut dimana skerna itu dipelajari. Di saat skerna tersebut diaktivasikan,
skema ini mendorong pikiran, tingkah laku dan emosi individu untuk masuk
kedalam keadaan cemas.
Sedangkan Adler (dalam Fahrni, 1977) mengungkapkan bahwa sebab utama
dari cemas adalah kembali kepada masa kanak-kanak peirtama, misalnya
rasa kurang yang menimbulkan rasa tidak aman, " kurall{;I" pada pengertian
terbatas " yaitu kurang dari segi anggota tubuh. kemudian diperluas sampai
mencakup juga kurang dalam arti maknawi dan sosial."
21
2.1.1.3. Macam-Macam Kecemasan
Kecemasan menurut Kartono (1997) dibagi menjadi:
1. Kecemasan super ego atau kecemasan eksistem;ial
Kecemasan khusus mengenai "diri sendiri", tubuh dan koodisi psikis sendiri.
2. Kecemasan Neurotis
Erat berkaitan dengan mekanisme-mekanisme pelarian cliri dan pembelaan
diri yang negatif, banyak disebabkan oleh perasaan-perasaan bersalah dan
berdosa, serta konflik-konflik emosional yang serius, kronis,
berkesinambungan, frustasi-frustasi, dan ketegangan-ketegangan batin.
Untuk mengatasi kecemasan neurotis ini biasanya orang seringkali
menggunakan obat penenang.
3. Kecemasan Psikotis
Kecemasan karena merasa terancam hidupnya, dan kacau balau, ditambah
kebingungan yang hebat disebabkan oleh depersonalisasJ dan disorganisasi
psikis. Apabila sifatnya serius, kronis dan berkesinambungan terus menerus,
kecemasan itu bisa menjadi keadaan panik dan kecemas;an-kecemasan
hebat bisa menyebabkan kerusakan pada fungsi-fungsi fu>ik misalnya
berubah menjadi penyakit lambung, tekanan darah tinggi, asma, juga
kerusakan-kerusakan pada fungsi psikis.
2.1.1 A. Komponen-Komponen ~
Komponen-Komponen Kecemasan menurut David Sue et al. (dalam Haber
dan Runyon, 1984) yaitu:
1. Kognitif (dalam pikiran seseorang)
lndividu yang mengalami kecemasan akan selalu terpaku terhadap bahaya
yang tidak dikenal atau tidak jelas, tidak mampu untuk bE~rkonsentrasi, sulit
mengambil keputusan dan mengalami kesulitan tidur.
2. Tingkah laku motorik (dalam tindakan seseorang)
22
Kecemasan dapat dilihat dari apa yang telah ditampilkan dalam tingkah laku
seseorang seperti kegelisahan, gemetar, menggigit bibir, menggigit kuku dan
lainnya.
3. Secara somatik
Terwujud dalam reaksi fisik dan biologis seseorang. Misalnya nafas pendek,
mulut kering, tangan dan kaki berkeringat, diare, sering buang air kecil,
pingsan, jantung berdebar, sesak nafas, tekanan darah meningkat • banyak
berkeringat, otot menjadi tegang (terutama daerah kepala~ leher. bahu, dan
dada) sakit perut, dan sulit mencema.
4. Secara afektif
Terwujud melalui kondisi emosi seseorang seperti perasaan tegang,
perasaan diteror.
2.1.2. Dewasa Awai
2.1.2.1. Pengertian Dewasa Awai
Seseorang dapat dikatakan dewasa apabila ia telah dapat bertanggung jawab
23
terhadap segala perbuatan yang telah dilakukannya. Dewasa sendiri dalam
bahasa Belanda adalah "Volwassen" "Vol" = penuh dan " wassen" = tumbuh,
sehingga "Volwassen" berarti tumbuh dengan penuh atau selesai tumbuh
(Monks dkk, 2002).
Dewasa atau Adult berasal dari kata kerja latin yang bemrti ''tumbuh menjadi
kedewasaan." Akan tetapi, kata adult berasal dari berrtuk lampau dari kata
kerja adultus yang berarti " telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran
sempuma" atau " telah menjadi dewasa. • Oleh karena itu, orang dewasa
adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap
menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa
lainnya (Hurlock, 1980).
Masa dewasa awal digambarkan sebagai masa pencahairian kemantapan
dan masa reproduktif , yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan
ketegangan emosional, periode isolasi sosial. periode kornitmen dan masa
ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada
pola hidup yang baru (Sabri, 1992).
Para ahli mempunyai batasan usia yang berbeda-beda tentang batasan pada
dewasa awal ini. Menurut Erikson (dalam Santrock I, 1995) dimulai pada usia
20-30 tahun, Papalia et al., (2002) mengungkapkan bahwa batas dewasa
awal dimulai ketika usia 20-40 tahun, sedangkan (Nihayah dkk, 2006)
mengungkapkan bahwa dewasa awal dimulai dari kisaran usia 21 tahun
sampai 40 tahun dan Levinson (dalam Monks, 2002) berpendapat bahwa
dewasa awal dimulai ketika seseorang berusia 17 sampai usia 45 tahun.
Perbedaan ini dianggap wajar karena tidak ada batasan mutlak mengenai
usia dewasa muda dan para ahli perkembangan pun pen::aya bahwa
menentukan awal masa remaja lebih mudah daripada irumentukan
berakhimya masa remaja dan permulaan masa dewasa (Santrok, 1995).
24
Di Indonesia sendiri batas kedewasaan atau seseorang olapat dikatakan
dewasa adalah ketika seseorang telah berumur 21 tahun (Monks, 2002), dan
seseorang dianggap resmi mencapai status dewasa apabila sudah menikah,
meskipun usianya belum mencapai 21 tahun (Mubin dan Cabyadi, 2006).
Merujuk pada pemyataan tersebut maka, dalam penelitian ini pembatasan
usia dewasa awal dimulai pada usia 21 t.ahun.
2.1.2.2. Pembagian Mau Dewasa Awai
Menurut Hurlock (1980), membagi masa dewasa dibagi menjadi 3 fase, yaitu:
1. Masa dewasa dini
Dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun.
25
2. Masa dewasa madya
Dimulai pada umur 40 tahun sampai pada umur 60 tahun.
3. Masa dewasa lanjut (usia lanjut)
Dimulai pada umur 60 tahun sampai kematian.
Sedangkan Levinson (dalam Dariyo, 2003) mencoba membagi masa dewasa
awal menjadi dua fase transisi kehidupan, yaitu :
1. Fase memasuki masa dewasa awal (usia 17-33 tahun), terdiri dari:
a. Transisi dewasa awal (early adulth transtition 'l7-22 tahun). Pada
masa ini individu secara fisik, bentuk tubuhnya1 tampak seperti
orang dewasa. Akan tetapi, sec:ara mental individu belum memiliki
tanggung jawab penuh karena masih bergantung secara ekonomi
dari orang tuanya.
b. Memasuki struktur kehidupan dewasa awal (22-28 tahun).
Umumnya, pada masa ini individu telah menyeilesaikan pendidikan
formal, kemudian berkarir sesuai dengan minat bakat dan
kemampuannya.
c. Usia transisi 30 - an (28-33 tahun). Pada maS<:1 ini individu tetap
mambangun karirnya dan membentuk kehidupan rumah tangga
2. Fase puncak dewasa awal (usia 35-45 tahun), terbagi menjadi dua
tahap:
a. Puncak kehidupan dewasa awal (usia 33-40 tahun).
lndividu merasa mantap atau memantapkan diri dengan pilihan
pekerjaannya pada saat ini. Karena menanggung kehidupan
keluarga, individu memperkuat komitmen (tekad) untuk
membangun karir pekerjaan, membentuk kehidupan pribadi yang
bertanggung jawab sesuai dengan harapan dan cita-cita
masyarakat bangsa dan mewujudkan aspirasi dan cita-cita yang
tertanam sejak masa mudanya dulu.
26
b. Transisi dewasa menengah (Midlife transitition usia 40-45 tahun).
lndividu telah menempuh perjalanan hidup yang panjang mulai dari
hal pekerjaan sampai kehidupan rumah tangga. Dengan
pencapaian itu, individu mulai menilai (self-evaluation) kembali
struktur kehidupan tersebut dan mempersiapkan diri untuk
memasuki masa dewasa menengah.
2.1.2.3. Ciri..Ciri Perkembangan Mau Dewasa Awai
Ciri-ciri masa dewasa awal menurut Hurlock (1980), yaitu:
1. Masa dewasa awal sebagai masa pengaturan
Yaitu ketika seseorang telah mencapai masa dew.;isa maka masa
kebebasannya akan berakhir dan menerima tangg11Jng jawab yang
penuh dengan aturan-aturan baru.
2. Masa dewasa awal sebagai usia produktif
27
Yaitu ketika seseorang telah menikah dan mempunyai keturunan, juga
prestasi yang dicapai dalam hal pekerjaan.
3. Masa dewasa awal sebagai masa bermasalah
Pada masa ini masalah-masalah yang teljadi adalah menyangkut
masalah perkawinan dan pekeljaan karena tidak dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungannya.
4. Masa dewasa awal sebagai masa ketegangan emosional
Ketegangan mungkin terpusat pada pekeljaan karena tidak bisa
mencapai target yang diinginkan atau dalam hal perkawinan yang
berstatus sebagai orang tua.
5. Masa dewasa awal sebagai masa keterasingan sc1sial
Pada masa ini individu merasa terasing karena rrmreka sibuk dengan
kegiatannya sendiri-sendiri sehingga melupakan s'osialisasinya dengan
sahabat atau keluarga.
6. Masa dewasa awal sebagai masa komitmen
Pada masa ini individu mulai membuat pola hidup baru dan
membangun komitmen-komitmen baru.
7. Masa dewasa awal sebagai masa ketergantungan
Pada masa ini sebagian individu masih mengggan1rungkan kebutuhan
hidupnya dengan orang tua.
8. Masa dewasa awal sebagai masa perubahan nilai
Nilai-nilai pada masa ini berubah karena pengaruh pengaruh
28
pengalaman dan juga hubungan sosial.
9. Masa dewasa awal sebagai masa penyesuaian diri dengan cara hidup
baru pada masa ini banyak penyesuaian yang harus dilakukan karena
persiapan yang dilakukan ketika masa kanak-kanak mereka berbeda
atau tidak cocok dengan gaya-gaya hidup baru sekarang ini.
10.Masa dewasa awal sebagai masa kreatif
Pada masa ini bentuk kreatifitas terlihat pada minat dan kemampuan
individu serla kesempatan yang ada untuk mewujudkan semua
harapan-harapannya.
Selain ciri-ciri di atas ada dua kriteria lain yang diajukan untuk menunjukkan
akhir masa remaja dan permulaan dari masa dewasa aw.al yaitu kemandirian
ekonomi dan kemandirian dalam membuat keputusan (Santrok II. 1999).
2.1.2.4, Perubahan-Perubahan Dalam Masa Dewasa Awai
Perubahan-perubahan dalam masa dewasa awal (dalam Mubin dan Cahyadi.
2006), adalah :
a. Perubahan yang bersifat fisik :
1) Efisiensi fisik mencapai puncaknya, terutama pada usia 23-27 tahun.
2) Kesehatan fisik berada dalam keadaan balik.
3) Kekuatan tenaga dan motorik mencapai masa puncak.
b. Perubahan yang bersifat psikis :
29
1) Berjuang menyesuaikan diri terhadap pola-pola kE~hidupan yang baru
dan harapan-harapan sosial yang baru pula.
2) Munculnya keinginan dan usaha pemantapan, seperti memimpin
rumah tangga (sebagai suami-istri), mendapatkan pekerjaan yang
layak. peran dan status sosial di masyarakat.
3) Sering mengalami ketegangan emosi, karena kompleksnya persoalan
hidup yang dihadapi, seperti : masalah pekerjaan 'Yang belum
menentu, pasangan hidup yang belum ada atau p1crtus, dan kegagalan
dalam cita-cita.
4) Kemampuan-kemampuan mental seperti penalaran dalam
mengggunakan analogi, mengingat dan berfikir krE~atif telah mencapai
puncaknya pada permulaan fase ini, yang dalam sisa-sisa masa
berikutnya hanya bersifat mempertahankan kemarnpuan tersebut.
5) Perasaan dan keyakinan keagarnaan umumnya mulai membaik jika
dibandingkan dengan masa pubertas, tetapi masih ada kemungkinan
terjadinya konflik batin yang mengakibatkan perubahan perasaa11 dan
keyakinan keagamaan yang radikal (konversi).
2.1.2.5. Tugas-Tugas Perkembangan Man Dewan Awai
Wgngaarden (dalam Monks, 2002) melukiskan bahwa tugas perkembangan
bagi orang dewasa diartikan sebagai suatu sikap menerima kehidupan. Jadi,
apabila seseorang tidak dapat mempertihatkan sikap menerima kehidupan
maka dianggap telah menyimpang dari tugas-tugas perkembangannya.
Tugas-tugas perkembangan dewasa awal (Hurlock, 1980) yaitu:
a. Mendapatkan suatu pekerjaan
b. Memilih seorang teman hidup
c. Belajar hidup bersama dengan suami atau istri
d. Membentuk suatu keluarga
e. Membesarkan anak-anak
f. Mengelola sebuah rumah tangga
g. Menerima tanggung jawab sebagai warga negara
h. Bergabung dalam suatu kelompok sosial yang cocok:.
Ketika seorang individu memasuki masa dewasa awal maka mereka akan
menemukan banyak pengalaman-pengalaman psikososial, mulai dari
melakukan hubungan akrab dan intim dengan teman atau lawan jenisnya.
Papalia et al., (2002) mengungkapkan tentang 3 tipe dasar hubungan yang
akrab (intimacy relationship) yaitu :
1. Persahabatan
30
Yang merupakan bagian dari hidup yang penting disetiap usia. Teman
dapat menjadi sahabat, seseorang untuk saling berbagi aktivitas,
memberikan semangat walaupun diwaktu yang berbeda, dan memiliki
rasa identitas dan sejarah.
2. Cinta kasih
Untuk kebanyakan dewasa, hubungan cinta dengan seorang teman
sejenis atau lawan jenis adalah elemen yang sangat penting dalam
kehidupan mereka. Yang terdiri dari tiga elemen yaitu: keintiman,
keinginan besar (nafsu) dan komitmen.
3. Seksualitas
Hubungan seksual menjadi sesuatu aktivitas yang normal, sehat dan
menyenangkan.
31
Mengenai hubungan dekat dan intim ini Erikson (dalam Santrok I, 1995)
mengungkapkan tentang delapan tahap perkembangan manusia dan masa
hubungan intim ini berada pada tahap ke enam yaitu masa yang disebut
sebagai keintiman dan keterkucilan (intimacy versus isolation) yaitu tahap
yang dialami individu selarna tahun-tahun awal masa devirasa dirnana individu
harus menghadapi tugas perkembangan pembentukan relasi intim dengan
orang lain. Erikson juga menggambarkan keintiman sebagai penemuan diri
sendiri pada diri orang lain namun kehilangan diri sendiri. Saat anak muda
membentuk persahabatan yang sehat dan relasi akrab yang intim dengan
orang lain maka keintirnan akan dicapai dan jika tidak akan terjadi isolasi.
Dengan kata lain isolasi terjadi apabila seorang individu diewasa awal tidak
dapat menjalankan tugas-tugas perkembangannya secara optimal dan
kehidupannya tidak berjalan secara dinamis sehingga tidak dapat membina
hubungan intim dengan orang lain.
32
Selain Erikson, (Turner, 1983) juga mengungkapkan teritang tahap keintiman
(intimacy) dengan lawan jenisnya ketika seorang individu memasuki masa
dewasa awal dengan ciri-ciri :
a. Mulai menyesuaikan kebiasaan pribadinya seperli : kebersihan,
pakaian,
b. tata krama, kebiasaan makan dan tidur, kebiasaan merokok, minum
dan obat-obatan.
c. Mengatur perasaan yang berbeda
d. Mengembangkan kedekatan secara emosi dan fisik.
e. Belajar untuk memenuhi kebutuhan ego satu dengan yang lainnya.
f. Belajar untuk mengekspresikan perasaan.
g. Memuaskan kebutuhan cinta dan kontak fisik.
h. Menemukan, menggunakan harta untuk perencanaan berkeluarga.
Bagi kebanyakan individu, hubungan cinta merupakan pencapaian utama
pada masa dewasa awal. Hal ini berhubungan dengan tugas perkembangan
untuk memilih pasangan hidup. Oleh sebab itu, penelitian ini hanya
memfokuskan tentang tugas perkembangan dewasa awal yang berhubungan
dengan pemilihan pasangan hidup.
33
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dewasa awal adalah mai;a transisi antara
masa remaja kemasa dewasa pertengahan yang terjadi pada rentang usia
21-40 tahun. Pada masa ini individu menghadapi berba!~ai tugas-tugas
perkembangan, pembentukan relasi yang akrab dengan orang lain, semakin
bertambahnya kegiatan sehingga semakin berkurangnye1 sosialisasi dengan
tetangga dan keluarga.
2.1.3. Obesitas
2.1.3.1. Pengertian Obesit.as
Obesitas memiliki pengertian yang berbeda-beda. Menurut Kaplan et al.,
( 1993) mengartikan "obesity is a condition of having exci~sive amounts of
body fat," yaitu suatu kondisi dimana terjadi kelebihan le1mak tubuh. Krauss
(1976) juga mengungkapkan hal yang sama yaitu "obesi~y is a term applied to
the clinical condition wherein there is an excessive accumulation of fat in the
body, " yaitu istilah yang digunakan pada suatu kondisi klinis di mana
terdapat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.
Menurut Dox, Melloni & Eisner (dalam Sheridan & Radmaicher, 1992) obesity
is an excessive accumulation of fat, most notably in the subcutaneous tissues
located immediately beneath the skin." Menurutnya obesitas adalah
penimbunan lemak tubuh yang berlebihan, yang sebagiani besar khususnya
pada jaringan saraf yang terdapat di bawah kulit.
34
Menurut Subardja (2004) obesitas adalah suatu keadaan yang terjadi karena
interaksi faktor lingkungan (ekstemal) dan faktor genetik (internal). Jadi,
pada dasamya obesitas dapat ditelusuri dari faktor lingkungan dan faktor
genetik.
Sementara itu, Adil Fahrni (2005) mengungkapkan bahwa obesitas dapat
disebabkan karena "buruknya" pemberian konsumsi matcanan, energi lebih
yang dibutuhkan tubuh bertumpuk dalam bentuk jaringan lemak yang
menghambat tugas-tugas regular anggota tubuh yang lain.
Lebih tanjut Gray & Taitz (dalam Subardja, 2004) mengartikan obesitas
sebagai suatu keadaan yang terjadi apabila kuantitas fraksi jaringan lemak
tubuh dibandingkan berat badan total lebih besar daripada normal
Ditinjau dari segi psikologis, obesitas merupakan suatu kondisi yang
berkaitan dengan citra atau pandangan seseorang terhadap makanan atau
kesulitan dalam mengendalikan keinginan matcan (lping, ;~006).
llmu kedokteran sendiri sampai saat ini masih menganggap terjadinya
obesitas disebabkan oleh kelebihan konsumsi karbohidrat, lemak, dan guta
yang tidak tertampung pada sel-sel jaringan tubuh dan glikogen sehingga
terjadi hiperplasi lemak (pembentukan jaringan lemak yang berlebihan
disebabkan bertambahnya jumlah sel) atau hipertrofi lemak (pembesaran
lemak yang disebabkan bertambah besarnya sel lemak) (lping, 2006).
Dan di bawah ini adalah definisi obesitas menurut para dokter (Obesitas,
2007) yaitu :
a. Suatu kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang
berlebihan
b. Suatu penyakit kronik yang dapat diobati
c. Suatu penyakit epidemik
35
d. Suatu kondisi yang berhubungan dengan penyakit-penyakit lain dan
dapat menurunkan kualitas hidup
e. Penanganan obesitas membutuhkan biaya perawatan yang sangat
tinggi.
Jadi, obesitas dapat diartikan sebagai suatu kondisi yan9 sangat
berhubungan dengan penumpukan lemak yang berlebihan di dalam tubuh
sehingga jauh melebihi dari berat badan yang diinginkan, yang disebabkan
oleh faktor lingkungan maupun faktor genetik.
2.1.3.2. Pengukuran Obesitas
Obesitas sangat berhubungan dengan banyaknya lemak yang terdapat di
dalam tubuh terutama pada bagian pinggul, perut, paha maupun lengan. Dan
36
kelebihan ini dapat diukur dengan berbagai cara.
Untuk menunjukkan adanya kelebihan lemak tubuh sese10rang, dapat
dilakukan dengan mengukur tebal lipatan kulit, untuk mendapatkan korelasi
yang terbaik maka diperlukan empat pengukuran kulit yaiitu daerah bisep
(lengan atas bagian depan), trisep (lengan atas bagian belakang), subkapula
(bawah tulang belikat) dan suprailiaka (pangggul) (Subardja, 2004).
Secara klinis obesitas biasanya dinyatakan dalam bentuk lndeks Masa Tubuh
(IMT) atau juga sering disebut Body Mass Index (BMI). Di bawah ini adalah
Kategori Penentuan Batas IMT Untuk Indonesia dan dunia (Tapan, 2002).
Tabel 2.1
Untuk Indonesia
Kategori BMI (kg/m2) Resiko menderita penyakit lain
Kekurangan Berat ( 18,5 + Badan I
Underweiaht Berat Badan 18,5-22,9 --
Normal Kelebihan berat 23-24,9 +
badan I overweiaht Obese <:: 25,0 ++
37
Tabel 2.2.
Sedangkan menurut WHO kategori penentuan batas IMif yang berlaku untuk
dunia adalah sebagai berikut :
Kategori BMI (kg /m2) Resiko menclerita penyakit
lain
Kekurangan Berat ( 18,5 +
Badan I
Underweight
Berat Badan 18,5-24,9 ·-Normal
Kelebihan berat 25.0-29,9 +
badan I overweight
Obese ) 30 ++
Jadi, terdapat perbedaan mengenai penentuan batas IMT ini. Di Indonesia
seseorang dapat dikatakan obesitas jika IMT nya di atas :25 kg/m2 sedangkan
untuk ukuran dunia harus memiliki IMT lebih dari 30 kg/m2 .
Untuk menentukan IMT obesitas dapat diukur dengan pengukuran
antropometri, untuk menilai apakah komponen tubuh terS<ebut sesuai dengan
standar normal atau ideal, dengan mengukur berat badan dalam kg dibagi
tinggi dalam m2 sehingga di dapat satuannnya dalam kg/rn2:
IMT = BB (kg)
TBX TB (m)
IMT lndeks Masa Tubuh
BB Berat Badan
TB Tinggi Sadan
Contoh:
Berat badan A adalah 74,8 kg, dengan tinggi badan 167 cm (1,67 m).
Jadi, 74,8 kg : (1,67 X 1,67) = 26,9
Keterangan = mengalami obesitas
38
Selain membandingkan antara berat badan dengan tinmii badan, pengukuran
obesitas dapat dilakukan dengan cara mengukur rasio lingkar pinggul dan
perut. Perut diukur pada titik yang tersempit, sedangkan pinggul diukur pada
titik yang terlebar, lalu ukuran pinggang dibagi dengan ukuran pinggul.
Seorang wanita dengan ukuran pinggang 87 ,5 cm dan ukuran pinggul 115
cm, memiliki rasio pinggang-pinggul sebesar 0,76. Wanita dengan rasio
pinggang-pinggul lebih dari 0,8 atau pria dengan rasio pinggang-pinggul lebih
dari 1, dikatakan berbentuk apel (Obesitas, 2007).
Tabel 2.3.
Cara untuk melihat distribusi lemak tubuh yaitu dengan cara melihat bentuk
tubuh seperti :
1. Gynoid (Bentuk Peer)
Lemak disimpan di sekitar
pinggul dan bokong. Tipe ini
cenderung dimiliki oleh wanita.
Paling banyak memiliki HDL atau
high density lipid atau kolesterol
baik dibanding tipe yang lain.
Resiko penyakit pada type gynoid
umumnya kecil, kecuali resiko
terhadap penyakit arthritis atau
radang persendian dan varises
vena yang merupakan penyakit
akibat adanya gangguan pada
pembuluh darah balik.
2. Apple Shape (Android)
Biasanya terdapat pada pria
dimana lemak tubuh menumpuk
di sekitar perut Resiko
kesehatan pada tipe ini lebih
tinggi dibandingkan dengan tipe
gynoid, karena scl-sel lemak di
sekitar perut lebih siap
melepaskan lemaknya ke dalam
39
pembuluh darah dibandingkan
dengan sel-sel lemak ditempat
lain. Lemak yang masuk ke
dalam pembuluh darah dapat
menyebabkan penyempitan arteri
(hipertensi), diabetes, penyakit
gallblader, stroke dan jenis
kanker tertentu (payudara dan
rahim.
3. Ovid (Bentuk Kotak Buah)
Ciri dari tipe ini adalah "besar di
seluruh bagian badan·. Tipe ovid
umumnya terdapat pada individu
yang gemuk secara genetik.
2.1.3.3. Faktor-Faktor Penyebab Obesitas
lsnaini dkk (2006) menyebutkan beberapa faktor yang dapat menjadi
penyebab obesitas diantaranya :
1. Kelebihan asupan makanan.
2. Pola hidup yang tidai< sehat, tertalu banyak makan makanan cepat saji.
3. Kurang olah raga.
4. Kehamilan.
5. Banyak mengkonsumsi alkohol.
40
41
6. Usia.
7. Obat-obatan untuk mengatasi depresi.
Menurut Gurney (dalam Atkinson, 1992) faktor genetik m1erupakan salah satu
penyebab obesitas. Di dalam keluarga di mana kedua orang tuanya tidak
gemuk hanya sekitar 10 % anak akan menjadi gemuk, jika salah satu orang
tua bertubuh gemuk maka sekitar 40 % anak akan menjadi gemuk pula, dan
jika kedua orangtua gemuk, kira-kira 70 % anakakan gemuk.
2.1.2.4. Macam-Macam Obesitas
!ping (2006) mengklasifikasikan obesitas menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Obesitas biasa I ringan : kelebihan berat badan 20-40 %
2. Obesitas sedang
3. Obesitas berat
2.1.2.5. Dampak Obesitas
: kelebihan beratbadan41-100 %
: kelebihan berat badan >100 %
Adil Fahrni (2005) menjelaskan bahwa obesitas dapat me1rijadi penyebab
timbulnya berbagai penyakitpada diri individu, yaitu :
1. T erjadinya gagal jantung.
2. Meningkatnya tekanan darah (darah tinggi}.
3. Terjadinya Arteriosclosis akibat endapan kolesterol pada dinding pembuJuh
darah sehingga, rnenimbulkan penggurnpalan.
42
4. Varises tulang.
5. Cholecystitis dan pembentukan batu kecil (batu ginjal)
6. Arthritis (reumatism) seperti.pada persendian spinal column tulang
belakang dan persendian lutut yang gejalanya menyerupai encok.
7. kanker rahim.
8. Tidak teratur dan terhentinya menstmasi.
9. Mengidap penyakit gula.
10. Penyakit colpitis (vaginitis) dan dermatitis (penyakit kuJit}.
2.1.2.6. Berat Sadan Ideal
Berat badan ideal dapat dihitung berdasarkan rumus. fingiJi badan dikurangi
110. Jika tinggi badannya 160 cm. maka berat badan idealnya adalah :
160-110 = 50 kg. Pertambahan berat badan masih terhitung normal jika
penambahannya tidak lebih dari 5 kg (lping, 2006).
Selain itu juga untuk mengetahui tentang berat badan ideal dapat dilihat dari
tabel di bawah ini berdasarkan pada tinggi badan dan berat badan :
43
Tabet 2.4.
Tabel Berat Badan Ideal Wanita Yang Sesuai Dengan Tinggi Badan
Umur 15Tahun 20Tahun 25 Tahun 30Tahun
Tinggi cm Kg Kg Kg Kg
142.50 45.00 47.50 49.00 50.50
145.00 46.00 48.50 49.50 51.50
147.50 46.50 49.50 50.50 52.00
150.00 47.00 50.00 51.50 53.00
152.00 48.50 51.50 52.50 54.00
155.00 50.00 53.00 54.00 55.00
157.00 51.00 54.00 55.50 65.50
160.00 52.50 56.00 57.50 58.50
162.00 54.50 57.00 58.00 59.50
165.00 56.00 59.00 60.00 62.50
167.00 58.00 60.50 62.00 63.00
170.00 59.50 62.50 64.50 65.00
172.00 62.00 64.00 64.50 67.00
175.00 63.50 65.50 67.50 68.50
178.00 65.50 67.50 70.00 70.00
180.00 68.00 69.00 71.00 72.00
Tabet di atas tidak bersifat kaku akan tetapi, kita masih diperbolehkan
melewati berat lebih dari 5 kilogram sampai kita berusia 41:i tahun (Adil Fahrni,
2005).
2.1A. Pemilihan Pasangan Hidup
Sebelum melangsungkan pemikahan biasanya didahului tertebih dahulu
dengan proses penjajakan atau biasa disebut dengan beqlacaran yaitu
menjalin hubungan dekat dan intim dengan lawan jeni..<>. Pada saat
penjajakan ini biasanya seorang individu melihat kearah bibit, bebet dan
bobot dari calon pasangannya.
44
Faktor bibit itu memperhitungkan benih asal keturunan yang sehat secara
jasmani maupun rohaninya, tidak terdapat penyakit ketunman atau penyakit
mental tertentu sehingga dapat menghasilkan keturunan ~{ang baik dan sehat.
faktor bebet dilihat dari keturunan yang ungggul sehingga diharapkan
sepasang suami istri memiliki atribut-atribut terpuji agar mampu membina
keluarga bahagia, sedangkan faktor bobot yang tidak har1ya diartikan mantap
berbobot oleh kekayaan dan kekuasaan duniawi saja, akan tetapi berbobot
dengan kekayaan dan nilai-nilai rokhaniah serta akherat (IKartono, 1977).
Selain itu ada juga dasar-dasar penting yang dapat dijadikan dasar dalam
memilih pasangan hidup (Ash Shawwaf, 2003} :
1. Agama dan akhlaknya
Memilih istri karena agamanya adalah jaminan utama bagi pendidikan dan
pertumbuhan anak-anak dengan pertumbuhan yang baikdan benar.
Demikian pula, memilih suami karena agarnanya adalah jaminan bagi
45
kesalihan dan tanggung jawab istrinya.
2. Dasar ekonomi
Harta adalah nadi kehidupan dan fondasi terpenting dalam kehidupan.
3. Keturunan dan status sosial
Pernikahan dan bersatunya suami-istri bukanlah hubungan sempit antara
kedua belah pihak. Akan tetapi, pernikahan berarti memasuki lingkungan
sosial yang lebih luas dan antara keluarga pria dan wanita itu.
4. Keeantikan
Ketampanan atau kecantikan mempunyai pengaruh besar dalam
ketertarikan dari masing-masing mempelai satu sama lain dan
bertambahnya rasa cinta pada pendampingnya, Ketampanan atau
kecantikan juga mempunyai pengaruh besar pada kete:nangan jiwa
keduanya.
2.1.5. Ket.erkaitan obesitas dengan kecemasan dalam memilih pasangan
hid up
Hurlock (1980} mengungkapkan bahwa bahaya fisik yang paling penting dan
yang paling umum pada masa dewasa awal ini adalah, beintuk fisik dan
penampilan yang kurang menarik yang mempersulit penyesuaian diri pribadi
dengan kehidupan sosial. Salah satu yang membuat bentuk fisik kurang
menarik salah satunya yaitu obesitas, sehingga hal ini menjadi suatu
keadaan yang tidak menyenangkan dan dapat berpengaruh khususnya pada
46
wanita dewasa awal yang menurut Hurlock mempunyai tugas-tugas
perkembangan hidup yang salah satunya adalah memilih pasangan hidup,
dimana seorang individu harus menjalin suatu keakraban dengan lawan
jenisnya agar bisa mendapatkan calon pasangan hidup yang sesuai dan bisa
melangsungkan pernikahan dan berumah tangga.
Penampilan fisik merupakan dasar segala-galanya (Hurlock, 1980). Jadi,
apabila pada masa ini seorang individu mengalami obesitas, hal ini dapat
memungkinkan seseorang mengalami kecemasan ketika ingin memilih
pasangan hidup khususnya pada wanita karena pada umumnya wanita
mempunyai kepedulian yang besar dibandingkan kaum laki-laki terhadap
masalah penampilan fisik (Dariyo, 2003), dan laki-laki pun mengatakan
bahwa ia menginginkan pasangan yang fisiknya menarik (Peplau, 1987).
Kecemasan sendiri menurut Atkinson (2004) diartikan sebagai emosi yang
tidak menyenangkan, yang ditandai dengan istilah-istilah seperti
"kekhawatiran," "keprihatinan," dan "rasa takut," yang kadang-kadang kita
alami dalam tingkat yang berbeda-beda.
Hal ini seperti penelitian yang dilakukan oleh Simon (2007) yang
menghasilkan bahwa orang yang mengalami obesitas lebih sering mengalami
kecemasan dan perubahan suasana hati.
47
Selain itu, Maslow (dalam Dariyo, 2003) mengatakan bahwa jika seorang
individu tidak dapat memenuhi kebutuhan fisik maupun pi;ikologisnya dengan
baik, maka dapat menyebabkan ganguan-gangguan kepribadian atau
psikopatologis, seperti ketidakstabilan emosi, munculnya simptom-simptom
psikis, kekecewaan, stres, cemas, takut, khawatir dan tidak tenang dalam
hidupnya. Dalam hal ini pemikahan yang sebelumnya diawali dengan
pemilihan pasangan hidup juga merupakan suatu kebutuhan yang harus
dipenuhi sehingga apabila tidak dipenuhi maka akan mengakibatkan
timbulnya simptom-simptom psikis yang dapat mengganggu kehidupan
selanjutnya.
2.2. Kerangka berpikir
DewasaAwal
I Obesitas
I Mengalami -~
Kecemasan -Dalam Memilih Pasangan Hidup -
Tidak ~
Mengalami Kecemasan -
>----
-
Kognitif: - Tidak dapat
berkonsentrasi - Sulit mengambil
keputusan - Sulit Tidur
Motorilk:: - Gemetar - Gelisah - Menggigit bibir - Menggigit kuku
Somatfa: - Nafats pendek - Tangan dan kaki
berk.eringat - Pingsan - Jantung berdebar - Sesak nafas
Afektif: - Tegang - Merasa diteror - Mudah
tersinggung
48
Dengan berakhirnya masa remaja maka mulailah seorang individu memasuki
masa dewasa, masa dewasa ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu dewasa awal,
dewasa tengah dan dewasa akhir. Masa dewasa yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah masa dewasa awal. Masa dimana sec1rang individu mulai
memperkuat identitas dirinya masing-masing dan mempunyai kesempatan
untuk memilih jalan hidupnya sendiri.
49
Masa dewasa awal ini dimulai sejak usia 21-40 tahun (f\lihayah dklc, 2006).
Pada masa ini sebagian dewasa muda masih banyak memberikan perhatian
terhadap penampilan fisiknya (Dariyo, 2003), merelca tidak ingin terlihat tidak
proporsional terutama mengenai bentuk tubuh, sehingga mereka berusaha
agar jangan sampai mengalami obesitas yang merupakan salah satu
masalah yang banyak dihadapi oleh dewasa awal.
Sebagian wanita dewasa memandang obesitas menjadi sesuatu yang
mengerikan dan menjadi beban berat dan tidalc menyenangkan sehingga
ketika seseorang mengalaminya ia akan berusaha keras untuk menurunlcan
berat badannya, bukan karena takut akan berbagai macam penyakit yang
timbul, tetapi merelca justru merasa terganggu dengan bentuk badan yang
tidak indah dipandang mata itu. Obesitas sendiri diartilcan Kaplan et al.,
(1993) sebagai "obesity is a condition of having excessil1e amounts of body
fat." Yaitu suatu kondisi dimana terjadi kelebihan jumlah lemak tubuh.
Obesitas pada wanita merupakan salah satu masalah yang berhubungan
dengan penampilan fisik. Selain mengganggu kesehatan obesitas juga dapat
mengurangi daya tarilc seseorang dan menjadi salah satu penyebab
50
seseorang menjadi tidak percaya diri (lping, 2006), sehi11gga membentuk
konsep diri negatif karena ia selalu bertikir negatif tentang diri maupun
lingkungannya. Yang berdampak pada keadaan psikis seseorang, seperti
rasa rendah diri, depresi, putus asa, bahkan sampai ove,rkompensasi atau
mencari kelemahan orang lain atau agresif terhadap lin£1kungan untuk
menutupi kekurangan diri sendiri (Rasan, 1996). Serta dapat menarik diri dari
pergaulan maupun dalam hubungan interpersonalnya dengan lawan jenis.
Selain itu, usia ini dianggap sebagai usia kritis karena individu dituntut untuk
dapat bersikap mandiri dan bertanggung jawab terhadap semua perbuatan
yang dilakukannya. Masa ini adalah masa yang tepat untuk memutuskan
suatu pilihan hidup yang akan mempengaruhi kehidupan mereka selanjutnya,
salah satunya yaitu memutuskan tentang pemilihan pasangan hidup.
Menikah merupakan salah satu tugas perkembangan pada masa ini untuk
kemudian membina suatu rumah tangga, yang terlebih dahulu diawali oleh
pemilihan pasangan hidup. Setiap manusia memiliki hak yang sama untuk
memilih pasangan hidupnya. Pasangan hidup adalah orang yang menurut
seseorang tepat dan memenuhi syarat untuk menemani hidupnya dalam suka
maupun duka yang diikat dalam suatu tali pernikahan sehingga sah menurut
hukum maupun agama orang yang bersangkutan.
Apabila seorang individu pada masa itu belum juga menikah, maka akan
Apabila seorang individu pada masa itu belum juga menikah, maka akan
timbul stigma sosial dimasyarakat, yang beranggapan bahwa individu
tersebut telah gaga! dalam mendapatkan pasangan hidup. Sehingga ha! ini
dapat menimbul .. ,. · 1'P.cemasan apalagi jika ditambah dengan penampilan
fisik ya·1g kurang menarik seperti mengalami obesitas yang banyak terjadi
pado s.ebagian wanita.
51
Penarnpilan fisik cenderung dinilai sebagai kriteria penting dalam memilih
pasan1Jan terutama oleh laki-laki, dan laki-laki pun mengatakan bahwa ia
menginginkan pasangan yang fisiknya menarik (Peplau, 1H87). keadaan
seperti inilah yang dapat memungkinkan timbulnya kecemasan terutama
pacla wanita yang merigalami obesitas, mereka berada dalam suatu keadaan
yang menurut mereka menalwtkan, takut pasangannya nanti tidak bisa
menerima dirinya apa adanya !<arena bentuk badan yang t·erlalu besar dan
kurang inidah dipandang rnata, takut di hina, kemudian adanya ketakutan
pasanga.1nya nanti akan melirik wanita lain yang iebih can1ik dan mempunyai
tubuh yang ideal.
Hampir setiap individu pasti menginginkan bentuk tubuh yang ideal, hal ini
terbentu~; karena citra k3sempumaan yang telah ada di masyarakat yang
menganggap bahwa wanita yang ideal adalah wanita yang langsing dan
cantik sehingga para warnta pun berlornba-lomba untuk meraih citra
52
kes-.ernpumaan tersebut.
Kondisi tersebut di atas seolah-olah menutup kemungkinan bagi para wanita
yang mengalami obesitas untuk mendapatkan perhatian clan dipilih laki-laki
menjadi pasangan hidup. Sehingga hal ini dapat dirasalr.an sebagai suatu
ancarnan yang menimbulkan suatu kecemasan terhadap ind1vidu dewasa
awal !:erutama dalam memilih pasangan hidupnya.
BAB Ill
METODOLOGI PENELITIAN
53
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metodologi penelitian yang terdiri dari
jenis penelitian (pendekatan penelitian), subyek penelitian, metode
pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknik analisis data. Metode
penelitian sendiri merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh
kembali pemecahan terhadap segala permasalahan (Subagyo, 2004).
3.1. Jenis Penelitian
3.1.1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi
kasus. Dalam pendekatan kualitatif ini data yang disajikan tidak berbentuk
angka, tetapi lebih banyak berupa narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis
dan tidak tertulis (gambar, foto) ataupun bentuk-bentuk non angka lainnya
(Poerwandari, 1998).
Penelitian ini akan mencoba menggali lebih dalam tentang kecemasan yang
dihadapi oleh seorang dewasa awal yang mengalami ob1~sitas dalam memilih
pasangan hidupnya. Dengan pendekatan ini peneliti ingin mendapatkan
54
gambaran tentang fenomena tersebut, cian juga peneliti berupaya memahami
sudut pandang dari subyek SE. 4ra mendalam yang dipaparkan secara
deskripti.f dan mencatat kejaciicm secara lengkap dan detail.
3.2. Subyek Penelitian
3.2.1. Jumlah ~., '.:"<!k
Dalam penelitian ini hanya mengambil subyek sebanyak 3 orang karena
peneliti ingin mendapatkan data yang leb,ih lengkap dan mendalam dari tiap
tiap subyek.
:Selain itu, untuk menghemat waktu jumlah subyek dibatasi karena mengingat
penel1itian ini menggunakan wawancara secara mendalam pada rnasing
masinq subyek sehingga membutuhkan waktu cukup lama untuk melakukan
wawanc::ara dan meng1:>lah data hasil wawancara.
3.:!.2. Te,knik Pemilihan Subyek
Secc1ra teknis pengam!jilan subjek dilakukan dengan menggunakan teori
terbatas (non probability) dengan jenis tekniknya yaitu purpossivE1 sampling di
mana $ampel diambil berdasarkan kriteria yang harus dipellluhi sebagai
sampr;I.
3.2 .. ~l. Karak1teristik Subyek
Adap1 m karakteristik subyek ye1ng ditetapkan sesuai dengan topik dalam
penelitian ini yaitu :
1) Bubyek datam penelitian ini adalah para wanita dewasa awal yang
berusia antara 21-30 tahun. Karena pada masa ini biasanya
seseorang sudah memikirkan tentang pernikahan c1an berada dalarn
masa pencarian pasangan hidup.
2) Bmjenis kelamin perempuan
3) Belurn menikah, karena apabila sudah menikah ia pasti sudah
melakuV.an pemilihan pasangan hidup.
55
4) Miengalami obesitas yaitu individu yang memiliki lncleks Masa Tubuh
(IMT) cli alas 25 sdelah ci;ilakukan pengul<uran denoan menggunakan
rumus antropomecri:
ll\llT = BB (kg) _
TB X TB (m)
IMT lndeks Masa Tubuh
BB Serat Sadan
TB Tinggi Sadan
3.3. Metode Pengumpulan Data
Metode da.sar pengumpulan data yang banyak dipakai dnn dilibatkan dalam
56
penelitian kualitatif adal:3h wawancara dan observasi (Poeirwandari, 1998).
3 .. :J .• 1. VV:iiwancara
Dalarn penelitian ini dilal<ukan dengan menggunakan metClde dasar berupa
wa~umcara secara rnendalam berdasarkan teori-teori yan•g sesuai dengan
judul jJenelitian untuk mendapatkan data secara deskriptif dan sebanyak -
banyaknya. V\lawancara diartikan sebagai percalnpan dan tanya jawab yang
diarahkan untuk rnencapai tujuan tertentu (Poerwandari, 1998).
VVa• 1anc.ara kuc1litatif dilakukan bila peneliti oormaksud untuk memperoleh
pengetalrnan tentang rnakna-makna subyektif yang dipahami individu
berken2.an dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi
terha·:iap isu tersebut dan hal ini tidak dapat dilakukan melalui pendekatan
lain (Bar.ister dkk. dalam Poerwandari, 1998).
Dalam proses wawancara ini ~·eneliti memberik.an kebeba~;an kepada subyek
untuk memberik.an informasi sebanyak-banyaknya tentang diri subyek,
tempat, i(eadaan, maupun ide-ide yang berhubungan langi;ung dengan
subyE;k, sehingga peneliti pun dapat melakuk.an eksplorasi terhad.ap informasi
yang d1berikan u•~ · "t1byek dan tidak menutup kemungkinan akan
berkerr.ban!J menjadi pertanyaan-pertanyaan lainnya.
57
3.3.2. ()bservasi
Selain rnenggunakan metode wawancara untuk melenglmpi data penelitian,
penelit! juga menggunakan observasi sebagai metode pe1ndamping karena
metode ini dapat membantu peneliti mendapatkan informasi yang tidak dapat
direkrnn dengan tape recordet '<arena hanya bisa didapat melalui
pengamatan secara indrawi :;ajn, seperti melihat gerak fisik maupun psikis.
Observat>i sendiri berasal dari kata latin yang berarti "melihat" dan
"memperhatikan. "';1<ih observasi diarahkan pada kegiatan rnemperhatikan
secara akurat , mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan
hubungan antar aspek dalam fenomena iersebut. Observasi itu sendiri selalu
menjadi bagian dalam per-elitian psikologis dan dapat berlangsung dalam
konteks laboratorium (eksperimental} maupun clalam kontl~ks alamiah
(Banister dkk, dalam Poerwandari, 1998).
Dalarn 1;:.J~nelitian ini, peneliti melakukan observasi sehingga memungkinkan
penel.iti memperoleh.data tentang hal-hal yang tidak diungkapkan oleh
subyek peneilitian secara terbuka ketika proses wawancam berlangsung.
Selain itl!, untuk mendapa1tkan hasil pengamatan yang desl<riptif dan tidak
interpretalif, peneliti melakukan catatan lapangan. Catatani lapangan berisi
deskripsi mengenai hal-hal yang diamati, ataupun yang dianggap penting
oleh peneliti (Poerwandari, 1998).
Jadi, observasi merupakan pengamatan terhadap obyek dengan
menggunakan panca indera, sehingga hasilnya pun haru~; obyektif tanpa
harus r.1emanipulasi setting atau latar dala1m penelitian.
3.4. lnstrumen Penelitian
lrn;trumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan dalta di lapangan
adala,h dengan menggunakan pedornan wawancara dan lernbar observasi.
3.4.1. Pi~doman Wawancara
58
Pedoman wawancara mer.Jpakan alat bantu berui:,.1 ancet"ancer pertanyaan
yang akan ditanyakar. seb<1gai catatan, serta alat tulis untuk menulisl<an
jawallan yang diterima \Arikunto. 2002).
Pe'CJornan wawancara yang di1unakan adalah Pedoman w.awancara yang
tidak terstruktur, yaitu pedornan wawancara yang hanya mernuat garis besar
yang akan ditanyakan (Arikunto, 2002). Pedoman wawanc:ara ini hanya
digunaka1n sebagai pengingat, sehingga pertanyaan yang diajukan tetap pada
jah1rnya. Jadi, dalam hat ini kreativitas pewawa111c3ra sangat diperlukan,
bahkan hasil wawancara dengan jenis pedornan ini ban'.1ak. tergantung dari
pewawanc<:.ira. Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden
dcin je·:iis pedoman ini cccol.< untuk penelitian kasus.
Selain itu, dalam proses wciwancara peneliti juga menggunakan alat bantu
lain b·erupa tape recorde·r, kaset kosong dan juga alat tulis., dengan
sebelurnnya meminta izin terlebih dahulu kepada subyek.
59
Tape recorctw· digunakan untuk meneliti kembali data yang telah diperoleh
a~1ar ·:etap utuh sesuai dengan kejadian sebenarnya, sehingga tidak
rnenirnbulkan kekeliruan dalam penulisan hasil pcmelitian dan peneliti dapat
berkonsentrasi terhadap jawaban subyek sehingga ia tidal< merasa diacuhkan
karena :oeneliti sibuk dengan catatannya. Sedangkan alat tulis digunakan
untuk .nencatat semua tingkah laku nonverbal oleh subyek.
3.4 .. 2. l.EJmbar .Jbservasi
Lembar observasi ini 1uga sangat membantu sebagai instrumen dalam
penelitian. Lembar ini berisi tentang itern-item kejadian atau tingkah laku
yang rr1ungkin akan terjadi (Ar'kunto, 2002). Lembar obse1vasi ini juga
digunalmn untuk mencatat secara cepat dan sinokat mengenai situasi
wawa1ncara.
60
3.5. Teknik Analisis Data
A:1alit:'.s data dilakukan untuk mengorganisasikan data secara sist1:imatis dan
selen9fcap·-lengkapnya agar didapat kualitas data yang baik.
Secara garis besar, analisis data meliputi 3 langkah yaitu :
1 . L:ang.kah persiap :.n penelitian.
a. Mernperoleh informasi tentang judul penelitian yang1 diperoleh
dari berbagai literatur berdasarkan kajian teori.
b. Mmnbuat pedoman wawancara dan lembar observasi.
c. Mencari subyek penelitian yang sesuai dengan karc1kteristik yang
telah ditentukan, dengan cara informal yaitu dengan meminta
kesediaan tema11 yang sesuai dengan karakteristik untuk menjadi
subyek penelitian, kemudian meminta bantuan kepada teman untuk
ikut menca1rikan subjek yang sesuai dengan karakteristik penelitian ini.
Sehingga didapatkan 3 oran9 subyek yang memenuhi kriteria beserta
9ambaran umum dan nomor telepon yang dapat dihubungi.
2. Tat1ap pelaksanaan penelitian.
a. Sebelum melukukan wawancara peneliti terlebih dahulu
meminta kesediaan individu yang memenuhi kriteria untuk menjadi
subyek penelitian. Kontak pertama dilakukan melalu1i telepon dan
;)ada kontak te • .sebut peneliti langsung menanyakan kesediaan
individu. Setelah individu tersebut menyatakan ke:sediaannya maka
peneliti langsung mengadakan janji untuk melakukan wawancara.
61
b. Peneliti mengadakan wawancara di tempat yang telah disetujui oleh
subjek clan peneliti. Wawancara pertama dilakul<an pada tanggal 8
Agustus 2007 langsung pada dua subyek dalam sEihari, st~dangkan
wawancara selanjutnya pada subyek ketiga dilakukan pada tanggal 28
A£1ustus 2007. Sebelum wawancara dimulai penemi berbincang
bincang tentang kegiat.an subyek sehari-hari dan k13giatan yang telah
dilakukannya sebelum subyek bertemu dengan peneliti. Peneliti juga
rnerekam semua percakapan dengan tape recorder dengan
se:b8lurnnya meminta ijin terlebih dahulu kepada subyek.
c. Ketika melakukan penelitian ini ada beberapa hambatan yang ditemui
selama proses wawancara berlangsung di antaranya adalah, sulitnya
rnencari waktu yang tepat karena terbentur oleh kesibukan subyek dan
sulitnya mfmcari tempat yang tenang dain sepi untuk tempat
wawancara.
3. Penerapan data sesuai de..igan pendekatsin penelitian
a. Mengorganisasikan data, yaitu meng1.11bah data mentah berupa
rAkaman wawancara ke dalam bentuk tulisan secara verbatim.
b. Proses kor.ling, yaitu membubuhkan kode-kcde pada materi yang
diperoleh untuk dapat mengorganisasi data secara1 lengkap dan
mendetil sehingga data dapat memunculkan gambaran topik yang
ditelitL
62
c. Membaca berulang-ulang data yang sudah ,Jiubah ke dalam verbatim
untuk mengide'ltifiknr.i kemungkinan tema-tema yang muncul dan bisa
saja dimodifikasi pacla proses pengambil:an data SEilanjutnya.
d. Membaca data berulang-ulang untuk mendapatkan1 pemahaman
tentang kasus atau m<1alah secara keseluruhan.
e. Memilih dan menggolongkan data yang relevan dengan pokok
permasalahan dan tema penelitian.
f. Membuat laporan studi kasus satu demi satu atau perkasus.
g. Melakukan analisis. Peneliti menganalisii; 1awaban subyek satu
persatu kemudian baru dilakukan analisis antar k3sus.
h. Membuat kesimpulan dari data yang diperoleh.
i. Membuat diskusi terhadap kesimpulan dan keseluruhan hasil
penelitian.
j. Mengajukan saran untuk penelitian selanjutnya.
tJj
BAB4
PRESENTASI DAN ANALISIS DATA
Analisis hasil penelitian ini terdiri dari gambaran umum subyek, analisis kasus
per subyek, yang terdiri dari ringkasan hasil observasi subyek, ringkasan
hasil wawancara subyek dan analisis data hasil wawancara yaitu,
(kecemasan menghadapi obesitas, perilaku dewasa awal menghadapi
obesitas dan kecemasan dalam memilih pasangan hidup). dan yang terakhir
adalah analisis antar subyek yang terdiri dari dua bagian yaitu (kecemasan
dalam menghadapi obesitas dan kecemasan dalam memilih pasangan
hidup).
4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap individu yang mengalanni obesitas. Subyek
penelitian terdiri dari 3 (tiga) orang yang berjenis kelamin perempuan. Sesuai
dengan kebutuhan penelitian ini, maka subyek yang diambil adalah
perempuan yang belum menikah guna melihat gambaran kecemasan subyek
dalam memilih pasangan hidup. Untuk melihat secara umum tentang
identitas subyek di bawah ini terdapat identitas subyek yang nama dan
alamatnya berupa inisial. Hal ini dilakukan untuk menjaga kerahasiaan
subyek.
-
·-Usia
Pekerjaan
Anak l(e
Pendidikan terakhir
Ting9i be.dnn
Berat badan
it Riwayat penyak
! Pernah melaku kan diet
Olah raga yang sedang dUakuk an
i3erat r:1erdasark an IMT
Tallel 4.1
GAMBARAN UMUM SUBYEK
Subyek I Subyek II
(AR) (AK)
21 Tahun 24 Tahun
Mahasiswi Tata U£.,aha
1 (satu) 4 (empat)
Sedang SMK menyelesaikan
S1 Psikologi
150 cm 148 cm
75 kg 72 kg
Tifus Alergi
Pernah Pern ... h
Renang -
75 kg = 33.33 72 kg = 32.87
__ .__ __
64
I Subyek Ill
(N)
27 Tahun
Pembantu Rumah Tangga
1 (satu)
SD
150 cm
75 Kg
-
Pernah
-
74 Kg =32,88
I
Bernt ideal
Obesitas tingkat
Keiebihan berat badan
150-110 = 40 kg
Sedang
35 kg
148-110= 38 kg
Sedang
34 kg
[ ______ ··----- ------~--- ------~-------
4.2. Anaiisis Kasus F'er Subyek
4.:1..1. l<asus AR
Ringka~Hlll hasil observas.i Subyek
150-110 = 40 Kg
Sedang
35 Kg
65
Prose-;; wawancara yang dila'cukan dengan AR berlangsung selama 2 jam 15
menit Wawancara tersebut dilaksanakan pada hari rabu, 8 agustus 2007
borternpat di kediaman AR di daerah Cilandak Barnt pada pukul 11.30--13. 45
WIB. Sebelumnya kami telah membuat kesepak:3ta11 untuk bertemu pada
jam clan tempat yang telah ditentukan sendiri oleh subyek.
Penehr.i tiba di kediaman AR pada pukul 11.10, lalu subyek langsung
menuajak pen.aliti masuk ke dalam kamamya. Subyek mengaku bahwa ia
belurn S<~mpat r .. erapikan dan membersihkan kamarnya, karena semalam ia
pergi ber".lama adik laki-laki dan tetangganya ke Puncak dan baru pulang
pada pul<ul 4 .00 pag1. AR baru tidur selama 2 jam, kemudian ada temannya
ycing mernbangunkannya untuk datang ke tempat pemilihan kepala daerah
(PILKADA) karena pada hari itu bertE1patan dengen hari pencoblosan
PILKl\D/I. OKI Jakarta.
66
Kefl<a peneliti Jatang, subyel< baru saja pulang dari TPS (Tempat
Pemungutan Suara) dan ia mengaku masuh mengantuk. \Nalaupun demikian
AR tmiihat sangat antusias, kooperatif terhadap proses wawancara ini dan
menjawab pertanyaan dengan jawaban yang panjang pada setiap
pertanvaan yang diajuk<1n oleh peneliti.
Sebelum memulai wawancara AR meminta izin untuk me111gganti celana
panja1nrJnya dengan celana pendek karena ia mengaku tidak betah dan gerah
men~Jg;unakan celana panjang. Selain itu ARjuga meminta izin wawancara
. sambil mendengarkan musik yang ada di notebook yang berada di atas rneja
belajarnya.
Ciri-dri fisik yang tampf!k pada subyek ketika wawancara adalah, AR berkulit
sawo matang, mengenak;:•.n kaos hitam berkerah dan celana pendek
berwam:; hitatn dengan rambut diikat dengan ikat rambut yang juga berwama
hitam. Volume suara AR pada awal wawancara agak sedildt pelan narnun
ketika peneliti mengingatkan agar suaranya lebih diperbesar maka lama
kelamaan suara AR menjadi lebih keras. Posisi duduk AR sangnt dekat
67
dengan peneliti dan sampat bmubah-ubah pada awal wawancara, AR duduk
di atas l<.ursi kemudian berpindah ke atas kasur sambil tiduran kemud.ian
duduk kembali dan tidak berubah sampai akhir wawancara.
AR terlihat cukup ceria dan tegas dalam menjawab setiap pertanyaan. la
selaiu menatap mata peneliti dan sangat ekspresif. Setiap jawaban selalu
diirinrJi oleh gerakan tangannya dim tampak terbuka dalam mengungkapkan
cer:.ta tentang diri dan kehiduriannya.
Pada saat proses wawancara sedang berlangsung terdapat kehadiran pihak
lain yaitu aclil< laki-laki AR yang menanyakan sesuatu terhadap f\R, yang
kamarnya terletak bersebelahan dengan kamar AR. Selain kehadiran adik
laki-lakinya itu juga ada pengaruh lain yaitu televisi, terkadang AR melihat ke
arah televisi dan berkomentar tentang tayangan acara yang ada di televisi,
baru kemudian AR meminta peneliti untuk melanjutkan kembali
pertanyaannya. Selain itu ada juga hambatan lain yaitu al.:it perekam yang
digunakan pada saat "'!awancara sempat mati karena batu baterainya sudah
habi::;. Namun semua itu bisa diatasi dengan baik fan wawancara pun dapat
dilanJutkan kembali.
AR mengaku menjadi gugup dan tegang tapi itu tidak terlihat dari sikap tubuh
yang ditampHkannya. Justru l\R tampak santai selama jalannya proses
waw2incara.
Ringikasan Hasil Wawa1ncara Subjek AR
Riwayat l<ahidupan AR
AR a1:1:ilah anak pertarna dari 2 (dua) bersaudara. Riwayat pendidikannya
dimul.ai c\ari TK dan SD Hidayatuttholibin, kemudian SMP 86 Tebet Jakarta,
dilar.jutkan di SMU Islam N Azhar, dan pada saat ;ni AR rnasih tercatat
seba,gai mahasiswi fa!<ultas psikologi UIN Syarif HidayatuUah ,lakarta
semester 9.
68
Perempuan keturunan Jawa "an Betawi ini tinggal bersama kedua orang tua
dan a,~ik laki--lakinya yang saat ini berusia 17 tahun dan masih duduk di
banglui 8IVIU kelas 2 (dua). Ayahnya bekerja sebagai pemilik percetakan.
Selain itu ayahnya juga seoranu ketua RT di daerah tempat tinggalnya.
Selain ibu rumah tangga, ibu AR juga berbisnis de.lam bidang properti.
Ke 11iclupan keluarga AR tampak harmonis tertihat dari irteraksi yang AR
l2kukan dengan adik dan ibunya. AR pun mengaku bahwa ia sudah seperti
tnna11 sendiri dengan ibu dan adiknya.
AR dilahirl<an di Jakarta pada tahun 1986. Sejak kecil AR mengaku bahwa ia
adalcth anak yang cukup nakal karena ia sering "jahil" , suk:a menggigit
tangun teman-teman,..ya, selalu ingin menang jika sedang bermain sehingga
69
semua teman-temannya menjadi takut dengannya, mungl<in karena ia anak
pertama dan mempunyai adik yang jaraknya agak jauh yaitu sel<itar 5 tahun
di bawahnya, jadi AR sangat di.nanja dan sedikit egois. Sejak kecil AR juga
le0ih senang bermain dengan teman laki-laki kano.na memirutnya teman
pe ernpuan itu suka iri jadi ia tidak suka bermain denga'1 teman perempuan.
SuJah sejak kecil AR memang anak yang suka makan tetapi AR tidak suka
makr.m makanan kecil seperti chiki atau eli, AR lebih suka makan bubur ayam
dan juga minurn aqua.
Watw:pun ia terken21 cukup nakal, namun di sekotah AR tiennasuk anak yang
cukup pintar, ketika SMU AR pernah mendapatkan peringkat ke 2 di
kelasnya. Ketika di SMU, kegiatannya lebih banyak diisi dengan jatan-jalan
bersc::.rna teman-temannya.
Setetah SMU AR melanjutkan pendidikannya di UIN Syartf Hidayatullah
.lakarta. Awalnya Ak ~dak mau kutiah di UIN, akan tetapi karena anjuran dari
guru privat dan kedua orang tuanya akhimya ia pun mengambil fonnulir dan
dapat tutus tes.
Kehiclupan AR ketika kuliah tidak jauh berbeda ketika ia masih duduk di
ban9llcu SMU. Setelah pulang kuliah AR sering pergi jatan-jalan b13rsama
70
tE1rna11-temannya. Menurutnya semua teman-temannya itu baik-baik. teman
terna:1nya tidak hanya dari falwltas yang sama dengannya tetapi juga dari
fakuUas yang berbeda yang masih dalam satu universitas yang sama.
Mun9kin karena terlalu banyak rnemi'iki teman, AR sering lupa dengan nama
de.ri teman-temannya itu, terbukti ia sering salah memanggil temannya.
'3elain banyak teman AR pun dekat dengan dengan dosen-dosen yang acla di
kampusnya, tetapi AR suka kesal jika ada dosen yang mengomentari tentang
pakaiannya yang terlalu sempit dan pendek, ia suka bingung karena memang
AR tidak terlalu banyak mempunyai baju yang panjang dan AR agak kesulitan
dalam mencari baju yang panjang, karena bentuk tubuhnya yang agak besar
bahkan pernah AR memakai sarung mukena ketika sedang ujian k.arena takut
dikelu::.rkan dari kelas.
Di kampusnva. AR mengaku tidak pemah ikut dalam organisasi atau kegiatan
elcstra apapun karena ia tidak menyukai kegiatan tersebut, ia lebih senang
menyibu)·kan diri dengan kuliah dan teman-temannya. Saat ini ia pun sedang
sibuk mrn1gerjakan skripsi. Di setiap waktu luangnya ia selalu gunakan untuk
mencmt.on TV, tidur dan terkadang jalan-jalan. Tetapi ia paling tidak suka
jalan di siang hari karena ia paling benci dengan cuaca panas karena hal itu
dapat rne·mbuatnya gerah dan merasa tidak nyaman.
71
Analisis Oat.a Hasil Wawancara Kasus AR
Ke,ceimasan Menghadapi Obesiti1s
Walaupun mengalami obesitas, AR tidak pemah mengaletmi kesulitan tidur
ke1ikl3 malam hari. Obesitas itu sendiripun tidak menghalanginya dalarn
beraktivitas, semuanya tetap berjalan apa adanya. Menurntnya yang
mengganggu aktivitasnya sehari-ha1i justru karena pengaruh cuaca, AR
paling tidak suka dengan cuaca yang panas karena itu akan membuatnya
banyak mengeluarkan keringat dan ketika berjalan agak cepat AR merasa
cepal ~elah sel1ingga s&lalu tertinggal dari teman-temann~·a yang lain. Tetapi
hal itu sudah menjadi 11 al yang biasa bagi teman-temannya dan mereka pun
sudah rnemakluminya. /\R pun tidak pemah merasa tersinggung jika ada
teniani yang menanyakan tentang obesitas yang dialaminya, AR selalu
menc:oba menjawab apa adanya.
Ehm .. engga. Tapi gue tuh ka/o jalan lama, temen-temen gue juga
tau f:a/o o.1e jalannya le/et ya uda/1 gue sih cuek aja.
S<llama rnengalarni obesitas AR belurn pernah mr~ngalami penyakit yang
ter'alu purah hingga masuk Rumah Sakit. AR Pemah s:ikali mengalami sakit
tifus namun tidak sampai dirawat di Rumah Sakit dan selebihnya penyakit
ynng di•21laminya hanya ptinyakit biasa-biasa saja.
Ga, dirawat pun be/um pernah, A/hamdu/fl/ah be/um, ya .. paling ,'lu, demam gitu /ah, gue takut yang namanya jarum suntik apa namanya eek darah gue ga tau deh golongan darah gue apa ...
72
Sampai saat ini AR masih be1um merasa mE1njadi orang yang sempurna.
Namun, l\R tetap merasa pE'•cayn diri ketika harus bertemu dengan orang
lain walaupun tidak dipungkiri banyak orang yang melihat seseorang dari
finiknya saja. la hanya menikmati hidupnya karena semuanya menyenangkan
tennasuK lingkungannya yang tidal< pemah mendiskriminasikan dirinya.
A//1amdulil/ah ga karena gue berfikir orang ilu seneng karena gue, kepribadian gue, emang sih ga dipungkiri ada orang yanc me/ihat orang dari fisilmya gifu umumlah pada l<aya gitu, tnpi gue ga betfikir kaya gitu, gue be.·.'ikir jangan kita dirubah oleh dunia tapi kita yang merubah dunia, engga /ah pokoknya banyak orang yang suka sama gue tau \ ru/Jedean kali gue .. .).
Menu rut AR keluarganya sering berkomentar tentang obesitas yang
dialaminya, terutama ibu dan tante AR yang juga ikut memberi motivasi agar
AR m;~u melakukah diet lagi seperti dulu.
iya, nyokap gue ayo dong perawan masa gendut sih, ye ... mamah juga gendut ya. mamah mah udah /aku .. kalo nyokap gue bilang jangan makan mu/u gue jawab aja ye ... kaya mamah ga aja .. tws .'ya !ante gue tapi ah . .paling bi/ang besok diet
Dalarn hidup AR tidak merasa takut dengan segala kemungkinan yang akan
terjadi karena obesitas yang dialaminya, termasuk juga masalah pekerjaan,
Af{ merasa yak·~ riengan kemampuan yang dimilikinya bahwa AR bisa
mendapatkan hasil yang telah diusahakannya.
gue berfikir gini apa yang gue usa/iain ga mungkin/ah ga ada hasilnya, ga kelja sama orang pun gue bisa berdiri sendiri, kalo kila bagus dimana pun kila pasti dipake, persepsi gue gitu ya bo, gue beranggapan bentuk tubuh ga menentukan nasib stlseorana. biarpun bentuk tubuh tu bagus tapi otak tu kosong Ju ga kan kepake sama orana.
73
Dalarn 11idupnya AR rnasih merasa belum mendapatkan apa yang
diinginl<annya, namun ia berusaha menyelesaikan segala kebutuhan
hidupnya satu persatu baik pendidikan, pekerjaE1n maupun mengenai
pas<i>r1gan hidupnya. Dalam memilih pasangan hidup AR menginginkan calon
pasangannya nanti benar-benar memenuhi kriterianya, AR pun sangat
merasa yakin akc.., :--,,,ndapatkannya suatu saat nanti.
·~·~e sama hidup pengen gue kelarin satu-satu, gue sekolah, f1ue selesaian kuliah, gue kerja sambil earl pasangan hidup, gue seneng tahapan yang ada jenjangannya, ka/o gue ga ketakutan kalo ini ga dapet, yah. .. ada !ah gue yakin untuk gue, gue ga mau asal nyomot yang panting ada gitu gue ga mao.
Perila.ku deiwasa awal menghadapi obesitas
Obesitas yang dialami oleh AR, terjadi pada saat AR telah mendapatkan
mermtrwasi, sebelumnya tubuh AR tidak besar bahkan kurus sekali. AR baru
menyat:li:iri bahwa selama ini ia adalah so:sok perempuan yang bertubuh
gemuk dan berbeda dengan teman-teman yang lainnya ketika duduk di
bangku SMU.
Wa.'<fu SD ya A/lah ... badan gue kurus banget, dari keci/ tuh battan gue kurus banget, 1wrus, keci/, nyokap gue juga ga tau kenapa gue bisa gendut begini, trusnya itu pas yue dateng bu/an kelas 4 SD ya/1 .. gw makan sih biasa, eh ga taunya mekargini, ah .. '1odo amat yang periling gue seneng, orang ngomong apa 1~ue C1Jelr aja ...
Obesitas yang dialami oleh AR merupakan keturunan yang didapat dari orang
tuanya. Se:lain itu pola makan yang diterapkan di rumahn:va jugai
l::·erpengaruh tiarhadap bentuk tubuhnya saat ini. Hal ini si~suai dengan yang
dikatakan ofeh Sthardja (2004) bahwa obesitas terjadi karena interaksi faktor
74
lingkungan (eksternal) dan fakfofgffetnetik (internal)
emak gue /u tau sendiri endut, babeh endut juga, kita sekeluarga doyan makan, jadi kita tuh sering ja/an kemana ... gitu apa ke Bogar apa kemana cuma buat makan doang cari nasi uduk atau bebek goreng pokoknya pada doyan-doyan makan..
Selama mengalami obesitas AR merasa sangat kesulitan dalam mencari
pakaian yang sesuai ukuran dan model yang tepat dengan keinginannya.
Selain itu ia juga harus mengeluarkan uang yang lebih besar karena harga
pakaian yang besar lebih mahal daripada ukuran pakaian yang biasa.
Walaupun AR mengalami kesulitan dalam mencari pakaian, namun ketika AR
melihat pakaian yang pas dengan dirinya AR tidak langsung membelinya
karena AR juga mempertimbangkan masalah model dan yang terpenting
masalah ada tidaknya uang yang AR miliki. Hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan oleh Rasan (1996) Dalam aspek fisik, orang obeis mempunyai
kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik, sehingga mengurangi kesempatan
untuk mengikuti berbagai kegiatan sosial, juga pengeluaran biaya sehari-hari
untuk pakaian dan makanan lebih banyak.
Kese/nya kalo kita /agi nyari baju doang, tapi ka/o kita dapet yang gede wehehe banyak ya baju yang gede gitu tapi ka/o nge/iat orang kurus pake bajunya keren ih ... bagus juga yah, gue kalo kurus lucu kali ya .. tapi ketika gue mau kurus, bayangin deh cowo-cowo sama temen-temen gue yang cewe wahaha ... pada ngecengin gitu aduh ... apaan sih pada ga ngedukung ka/i ... ya .. .itu kerugiannya kalo nyari baju itu kecil-kecil ya bo, udah gitu suka ga ada ukuran gue, kalo yang kecil-kecil kan mu rah ya .. 15. 000 aja ada yang l1agus, tapi pas fiat ulwrannnya waaa ga ada ukuran gue
Menurut Atkinson (2004), setiap tahun orang-orang menghamburkan jutaan
dollar untuk diet ketat, obat-obatan, dan peravv(ltan lainnya guna menurunkan _-i ""'""-----,~;:"~-. , __ "'""<-·
75
berat badan. Begitu pula yang dilakukan oleh AR, untuk mengurangi berat
badannya AR melakukan diet dengan cara memakan sayur -sayuran yang
berwarna hijau dan juga buah-buahan, tetapi itu tidak bewtahan lama karena
AR merasa bosan dengan menu makanan tersebut. Namun dengan cara itu
AR mampu menurunkan berat badannya sebanyak 15-20 Kg dalam waktu 9
bulan. Namun, itu hanya bertahan beberapa saat saja setelah itu berat
badan AR menjadi naik kembali, AR berusaha mengalihkan perasaan
sedihnya dengan tidak pernah menimbang berat badannya dengan
anggapan AR sudah merasa yakin bahwa berat badannya pasti akan naik
lagi. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapakan oieh Longue (dalam
Santrok, 1995) bahwa sampai saat ini tidak ada obat yang terbukti berhasil
menurunkan berat badan dalam jangka waktu lama.
pokoknya 9 bu/an itu, gue juga ga mau terlalu kurus juga gue cuma mau turun sampe 55 kg jadi ya ... gue harus nurunin sekitar 15-20 kg
Pada dasarnya AR ingin menjadi wanita yang ideal. Menurutnya wanita ideal
yaitu jika ada orang di dekatnya bisa merasa nyaman dan orang itu bisa
merubah dunia. AR juga masih memiliki keinginan untuk menjadi kurus
karena AR belum merasa puas dengan bentuk tubuhnya yang sekarang.
oh ... kalo menurut gue wanita ideal itu yang ketika orang itu ada di deketnya itu nyaman dan orang itu bisa merubah dunia (le bay .. .) gitu
AR juga memandang dirinya sendiri apa adanya, tidak merasa malu jika
sedang berkaca di depan cermin walaupun terkadang ada sedikit keinginan
untuk menjadi lebih kurus dari bentuk tubuhnya yang seikarang.
ga gue gila ngaca, suka aja ngaca. Keren ... secara kaca gue cuma sampe pinggang,
cuma ka/o kurusan dikit lucu juga kali ya ... gitu doang paling I
76
Selama ini masyarakat tidak ada yang berkomentar apa-apa tentang obesitas
yang dialami ol,eh AR, jika ada yang bertanya pun AR hanya menjawab apa
adanya dan jika ada yang mengkritik karena AR terlalu banyak makan AR
hanya menjawab bahwa nafsu makannya sedang menggila.
Ya paling kalo ada ya ... gue jawab aja gini-gini gitu doang, orang juga nanya paling ga detail-detail banget biasa aja, ih lw ko gendutan, iya makan gw makin menggi/a nih, kalo ma/em gue suka /aper ya udah gue beli mie ayam aja, eh ... mereka ma/ah ketawaketawa.
Kecemasan da1lam llllemilih Pasangan Hidup
AR mengaku bahwa hubungannya dengan ternan-ternan perempuan dan
lawan jenisnya sernua baik-baik saja. Apalagi jika bertemu dengan orang
yang baru, AR selalu dapat menempatkan dirinya dengan baik jadi ia merasa
tidak perlu merasa rendah diri.
kayaknya ga ngaruh deh, ya .. masalah fisik ga ngaruh yang p19nfing gue enak, gue easy going .. . gue fun-fun aja ga ada yang rese jadi gue nyaman-nyaman aja.
Walaupun sering memberi komentar namun, teman-teman AR selama ini bisa
menerima kehadiran AR dengan baik, masalah pasti selalu ada menurutnya
tapi itu paling hanya sesaat saja.
Ehm .. lemen-temen gue seneng akan kehadiran gue, mereka fine-fine aja yang panting yang tadi guo bilang kalo kitanya baik orang juga bakal baik s.ama kita gitu. gue orangnya kalo lagi s/ek tar ilang sendiri gitu paling ko gini sih, ko gitu sih ga tau, gue orangnya gimana ya ... ya udahlah gue kali yang salah.
77
Hubunqannya dengrm orang tua dan adiknya baik-baik saja, be~itu pula
dengan saudara-saudaranya mereka tidak pernah menyinggung-nyinggung
masalah obesitas yang dialaminya sehingga AR merasa nyaman-nyaman
saja.
sama lwkap gue deket, nyokap gue juga deket, gue tuh dari TK sampe SMA ka/o sekolah dianter sama bokap. Sama adek gue juga dekel, dia tuh punya panggi/an kesayangan ke gue yaitu endut, sekarang semua orang jadi manggi/ gue endut deh, temen-temen di kampus juga. tapi gue mah ga pemah risih kalo dipanggil endut dan gue oasti nengok.
Menurutnya keluarga sangat berpengaruh dalam kehidupannya, terutama
oran9 tuanya yaPp selalu rn911gikuti setiap perkembangan hidupnya dan
harhpir hdak pernah ada. masalah antara AR dengan keluarganya, kalaupun
ada masalah itu hanya hal-hal kecil saja.
P<>ngaruh banget. istilahnyc. separoh nyawa g~e ada di merek1~.
AR mulai berpacaran ketika dud11k di bangl<u SMP, setelah itu AR tidak
pernnh lagi berpacaran hanya pernah dekat dengan seseorang tetapi tidak
sarnpai berpacaran karena AR masit:. merasa bell un cocolc dan takut dibilang
oleh teman-temannya bahwa AR hanya menginginkan materi dari laki-laki itu .
• ~MP kelas 1 apa kel"as 3 gitu. Trus pas SMA ada yang mau jadi cuma berhubung udah mau lulus jadi yah udah deh, secara gimanc1 ya bo kayaknya guo be/om srek tapi anak-anak hilang udah mau cari yang gimana lsgi, secara mobilnya bagus, please deh gue gimana ya .... orangnya baik gitu cuma gue nya lakut kalo gue jadian sama dia 1 asti temen-temen gue ngeledek gue mau jalan sama dia cuma karena mobi/nya doang, gue ga mau jalan ma dia biarpun dia punya mobH apa gitu gue mau 11u11jukki11 itu.
Walaupun AR L<Jrtubuh gemuk, namun pacarnya yang dulu tidak mengalami
78
obesitas seperti dirinya clan pacar AR yang dulu pun tidak pernah
berkomentar ;o;tau memberi kritik tentang obesitas yang dialamitiya sehingga
AR merasa senang-senang saja selama berpacaran.
waduh .. dulu mah be/um ngerti yang begitu-begituan yang panting du/u mah pacaran aja.
Yan(1 d1jadikan bahan pertimbangan mengenai pasangan hidup yang
diti1l!)kapka1n AR tidak terlalu berlebihan ia hanya ingin pasangannya nanti
bisR leb1h tua darinya agar bisa membitnhingnya. AR lebih mengutamakan
faktor kepribadian, pendidikan, pekerjaan dan yang paling1 penting adalah
agama.
)"Ing prutama sih agama je/as ya bo .. harga mati tuh, yang kedua eh..mapan punya pakerjann yang jLdS, sayang sama kelunrga gue pendidikan otomatis di alas gue /ah pokoknya udah agak-agak tua (ga tua-tua banget gi/a .. kakek-kakek dcnk he . .) di alas gue sekitar 5 tahun /ah karena gue suka yang wibawa dan kebapaan ga tau kenapa :wti.9 ... bisa ngemong soalnj 1 gue agak-agak chi/dist gimana ... gitu, agak manja, makanya gue takut kalo ga rtapet yang kaya gitu. Gue tuh orangnya egois, ga mau npa/ah, makanya cari yang tL·a gitu, baik, standarfa~. jujur. sayilng, yang jelas seagama gila bisa digorok sama ema' gue.
AR mmniliki target menikah di usianya nanti yang ke - 24 tahun. AR juga
memiliki gambaran tenta11g pernikahannya nanti mulai dari acara pemikahan,
ngin memiliki rumah sendiri, hekerja sambilan dan memiliki lima orang anak.
lndah banget, gue tu/J peng1m ya kalo nika/J acaranya itu gardan party, di udara t.~rlwka dell pokoknya seder/Jana cuma bukesan, undangan kalo perlu semua orang gue undang pengumuman di Televisi a/J ... (lebay ya boJ, pokoknya yang sakral, udah bwkeluarga pengen menjadi ibu rumah tangga yang baik aja, tapi gue pengen jua/an ga mau kerja yang full, k ;sian ana'< gue. tnm gue juga pengen punya anak banyak sekitar .. lima banyak banget yah .... biar rame Lio ..
AR 11113mandang pemikah<m itu suatu hal yang sakral dan :sangat penting jadi
79
AR tidak mau terlalu terburu-buru dalam mengambil kepu~usan sampai ia
bisa mendapatkan seseorang yang sesuai dengan kriterianya.
Penting banget, pemikahan itu sakra/, seka/i seumur hidup kalo bisa, gue ga mau sampe dibilang janda atau perawan tua yang ga nikah jadi gue seenaknya nyomot orang ga mau gue pokoknya sampe menemukan yang bener-bener kalo yang masih ragu-ragu ngga deh ...
Sampai saat ini AR masih belum mendapatkan calon pasangan yang sesuai
dengan kriteria yang disebutkannya di atas, karena AR m1;!rasa perlu benar-
benar selektif dalam memilih pasangan hidupnya. Orang tuanya pernah
mencoba menjodohkannya dengan seorang lelaki pilihan ibunya, namun AR
menolaknya karena merasa belum siap dan AR akan me111unda penikahannya
sampai mendapatkan yang sesuai dengan kriterianya. Te1tapi ia juga belum
berpikir akan tetap menunggu jika sudah sampai saatnya AR belum
mendapat orang yang tepat untuk mendampinginya. AR )lakin bahwa jodoh
datang pada saat yang tepat itu lebih indah.
be/um /agi mencari nih cuma ehm .. ada beberapa yang menyediakan a/ah .. termasuk nyokap gue dia yang tim sukses gitu deh please deh kayak ca/on gubemur aja. cuma gue yang apaan sih mikirin ini, orang gue masih be/um selesai lni juga, be/um ke/ar kuliah, masih banyak ha/-ha/ yang perlu gue lakukan gue bilan91 gitu karena itu ha/ yang sakral gue mesti fokus gitu, kalo jodoh datang pada saat yang tepat itu lebih indah menurut gue gitu.
Karena sampai saat ini belum mendapatkan calon pasangan hidup yang
sesuai, hal ini menimbulkan kecemasan pada diri AR tentang calon pasangan
hidupnya nanti apalagi ditambah dengan bentuk tubuh yang kurang
proporsional. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
80
Simon (2007) yang mengatakan bahwa orang yang gemuk atau mengalami
obesitas itu lebih sering mengalami perasaan cemas yang berlebihan dan
suasana hati yang tidak stabil dibandingkan dengan orang dengan berat
badan normal. Banyak kekhawatiran yang terkadang melintas di benaknya
seperti AR takut bercerai, tidak memiliki anak dan takut tidak bisa
mendapatkan yang sesuai dengan krierianya atau pasangannya nanti akan
berpaling dari dirinya.
iya, pada saat melihat orang di TV be/um nikah udah tua ya serem juga terus entar gue gimana ya bo gitu ... tapi ntar ilang gitu aja, kalo ngeliat suka takut, ga tenang trus deg - degan juga, tuh orang cerai entar gue gimana ya kalo udah ibu rumah tangga trus be/um punya anak paling gitu doang ntar i/ang sendiri, trus takut juga sih karena tubuh gue yang kayak gini tar gue ga bisa ngedapetin yang s1,suai kriteria gue /agi a tau dia ma/ah cepat berpaling dari gue ... pokoknya kalo udah mikir yang begituan gue jadi ga fokus sama apa yang gue kerjain.
Terkadang AR pun sering merasa kesepian karena tidak memiliki pacar,
tetapi AR berusaha mencari kegiatan lain agar dapat mengurangi
kejenuhannya.
Selagi ada kesibukan sih gue ngerasa ga bosen, ngerasa iri yah pasti, kadang-kadang kalo ngeliat cowonya itu baik, ih .. baik banget sih Ju paling gw' omongin aja sih
AR sudah merasa nyaman dengan keadaannya sekarang ini. Apa yang telah
didapatkannya hanya bisa disyukuri dan tinggal menikmati hidup. Selain itu
AR juga memiliki lingkungan yang nyaman untuk dirinya sehingga AR merasa
optimis bahwa semua permasalahan pasti ada jalan keluarnya dan tidak
pernah berpikir untuk tidak menikah
cih .. orang gila, eh .. tapi apa yah kalo ga nikah gitu serem juga ya bo .. pasti entar tuanya gimana, tapi kalo yang tadi gue bilang pastikan kalo ga memenuhi kriteria gimana ya bo pastikan orang itu jadi setengah hati ngelaksanainnya mendingan nunggu/ah pasti ada gue yakin pasti ada.
Rl
Bagan 4.2.1.
Gambaran Kecemasan dalam Memilih Pasangan Hidup pada AR
I AR pada masa dewasa awal J
I I Mengalami obcsitas I
I I Persepsi baik tentang pemikahan I I
I Memilih pasangan hidup I I
I I mgalami kecemasan I Tidak mengalami kecemasan J
I I f- - Motorik Somatis: - Afektif: Tidak ada masalah ~a pat : - - Jantung berdtbar - Tidak 1sentrasi tenang
I I ,, ,, Tidak menikah
Tidak menikah Menikah Menikah Menunda pemikahan . Menunda pem1kahan
82
4.2.2. Kasus AK
Ringkasan hasil observasi subjek AK
Proses wawancara yang dilakukan dengan AK berlangsung selama 50
menit. Pada hari Rabu, 8 Agustus 2007 bertempat di keduaman AK di daerah
Jagakarsa mulai pukul 16.50-17.40 WIB.
Pada sore itu rumah AK tampak sepi karena orang tua dan adik-adik.nya
sedang tidak ada di rumah. Sebelum wawancara dimulai AK terlihat tampak
tegang, namun setelah berbincang-bincang sebentar baru kemudian AK
tampak agak santai dan wawancara pun dapat dimulai. KEitika sedang
berbincang-bincang, AK bercerita bahwa pagi ini ia mengillruti pemilihan
PILKADA di lapangan dekat rumahnya sambil bangga menunjukkan tanda
hitam bekas tinta di tangannya.
AK juga tampak kooperatif dan antusias selama proses wawancara
berlangsung, namun AK hanya menjawab singkat semua pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti. Ciri-ciri fisik yang tampak dari AK adalah AK berkulit
sawo matang, mempunyai rambut sedikit melebihi bahu, AK menggunakan
baju tidur berwama cream, rambut diikat dengan ikat rambut berwama hijau,
duduk di atas kursi tamu yang berwama merah dengan kedua kaki diangkat
ke atas. Volume suaranya sedang dan tarnpak hati-hati dalam menjawab
sernua pertanyaan yang diajukan oleh penelitl
83
Pada saat datang ke rumah AK, peneliti langsung dipersilakan masuk ke
dalam ruang tamu, AK menyediakan segelas air putih kepada peneliti. Pada
pertengahan wawancara tiba-tiba adik AK pulang dan menanyakan sesuatu
kepada AK sehingga proses wawancara sedikit terganggu.
Ringkasan hasil Wawancara Subjek AK
Riwayat Kehidupan AK
AK dilahirkan di Jakarta pada tahun 1983 sebagai anak ke empatdari
delapan bersaudara, riwayat pendidikannya dimulai dari SID 04 pagi, SMP
131 dan SMKAl-Hidayah. AK tidak melanjutkan kuliah karena keterbatasan
biaya dan akhimya ia memutuskan untuk bekerja saja
Perempuan keturunan Betawi asli ini tinggal bersama kedua orang tua dan
keempat adiknya. Tiga orang adiknya masih bersekolah, sedangkan satu
orang adiknya sudah bekerja dan ketiga orang kakaknya sudah menikah
sehingga tidak lagi tinggal serumah dengannya dan saat inti AK telah
mempunyai lima orang keponakan.
AK sendiri pada saat ini sudah bekerja di salah satu T aman Kanak-Kanak
dekat rumahnya sebagai Tata Usaha (TU). la bekerja mulai pukul 07.30-
12.30 WIB setelah itu ia harus membantu orang tuanya yang berjualan di SD
(Sekolah Dasar) dan ketika malam harinya pun ia sering membantu
84
menunggu warung orang tuanya yang berada dekat rumahnya. Kegiatan AK
sehari-hari cukup padat dan melelahkan tetapi, AK mengaku senang dengan
kehidupannya yang sekarang bisa membantu orang tua sE~lama ia belum
berumah tangga dan mempunyai kehidupan yang baru.
Kehidupan AK ketika bersekolah semuanya berjalan dengan lancar, AK
mengaku bahwa kehidupan yang paling menyenangkan adalah ketika di SMK
karena AK memiliki banyak teman, sudah merasa dewasa dan mengetahui
banyak hat tentang kehidupan.
Analisis Data Hasil Wawancara Kasus AK
Kecemasan Menghadapi Obesitu
AK tidak merasakan hal-hal yang terlalu mengganggu kegiatannya. Namun,
ketika berjalan agak cepat AK suka merasa sesak dan sarigat lelah sehingga
selalu tertinggal dari teman-temannya yang lain. T etapi, hai itu sudah
menjadi hal yang biasa bagi teman-temannya dan mereka pun sudah
memalduminya.
Ga sih ga terganggu, biasa aja mungkin karena udah biasa kali punya badan kayak gini jadi biasa aja, tapi kalo ja/an agak jauh agak nyesek.
AK juga merasa tubuhnya sehat-sehat saja, kalaupun sakilt hanya sakit biasa.
AK menganggap obesitas ini tidak berpengaruh terhadap kesehatannya
walaupun ia mengetahui secara kiinis bahwa banyak dampak yang
85
ditimbulkan dari obesitas ini. Namun, AK belum pernah mengalami penyakit
yang tertalu parah hanya pernah sekali mengalami alergi dan gatal..gatal
diseluruh tubuhnya dalam jangka waktu yang cukup lama.
ehm ... kalo buat saya sih engga, mungkin kata orang-orang sih terpengaruh obesitas sama kesehatan mungkin ga bagus juga kali ya kalau keterla/uan gemuk atau gimana tapi kalo buat saya biasa aja sih. Kato kita bisa jaga kesehatan kenapa engga
Dalam hidupnya AK masih merasa belum mendapatkan alPa yang
diinginkannya, terutama masalah peketjaan yang sedang dijalaninya pada
saat ini.
Be/um semuanya tercapai, mungkin cita-cita, dari pekerjaan mungkin, yah dari segala hat /ah masih banyak keinginan yang be/um tercapai ...
Perilaku Dewasa Awai Menghadapi Obesitu
Obesitas yang tetjadi pada AK dialaminya sejak AK masih kecil, akan tetapi
ia baru menyadarinya ketika ia keluar dari sekolah SMK, pada usianya yang
ke - 20 tahun.
Ehm ... obesitasnya mu/ai sejak keci/.
Obesitas yang dialami oleh AK merupakan keturunan yann didapat dari orang
tuanya. Selain itu pola makan yang terlalu banyak "ngemil1 " juga
berpengaruh terhadap bentuk tubuhnya saat ini. Seperti yang diungkapkan
oleh Subardja (2004), obesitas tetjadi karena interaksi faktor lingkungan
(ekstemal) dan faktor genetik (internal).
mungkin keturunan kali ya dari bapak po/a makan mungkin ngga sih, biasa aja makannya, ka/D maJear kadang makan
86
kadang ngga, mungkin ngemil kali ya .. .itu kata orang-orang tapi kata saya biasa aja.
Selarna rnengalarni obesitas ada keuntungan dan kerugian yang
dirasakannya. Kerugiannya AK rnerasa sangat kesulitan dalarn rnencari
pakaian yang sesuai ukuran dan model yang tepat dengan keinginannya.
Selain itu ia juga harus rnengeluarkan uang yang lebih besar karena harga
pakaian yang besar lebih rnahal daripada ukuran pakaian yang biasa.
Narnun AK bisa rnengatasi ini karena ia yakin rnasih banyak baju yang
ukurannya pas dengan bentuk tubuhnya walaupun harganya sedikit rnahal.
Sedangkan keuntungannya AK selalu dipandang oleh orang lain sebagai
orang yang kuat dalarn rnelakukan pekerjaan apapun. Hal ini senada dengan
yang dikatakan oleh Rasan (1996) bahwa orang obeis mengeluarkan biaya
sehari-hari untuk pakaian dan rnakanan lebih banyak.
ruginya gini orang bisa beli baju murah kenapa saya ga bisa ya hehehe ... harus yang mah al, trus .. kesulitannya kalo /agi ga ada, lagi kosong yang besar, misa/nya ja/an sama temen yang agak kurus dia bisa ko saya ga bisa yah, /agi kosong, /agi abis yah . .itu aja kesulitannya tapi kalo lagi bariyak sih engga, kes<>ringan sih dapet kalo cari baju mungkin banyak kali ya, engga semua pabrik ngukur yang keci/, aduh. .. yang besar ga pake baju dong urusannya hehehe ....
Menurut Atkinson (2004). Setiap tahun orang-orang rnengharnburkan jutaan
dollar untuk diet ketat, obat-obatan, dan perawatan lainnya guna rnenurunkan
berat badan. Hal ini juga dilakukan oleh AK, untuk rneng1urangi kelebihan
berat badannya AK rnencoba rnenurunkannya dengan cara rnengganti nasi
dengan kentang. Selarna rnenjalani dietnya AK tidak rnenetapkan target
yang penting AK dapat rnenurunkan berat badannya, dalarn waktu 1 bulan
87
AK dapat menurunkan berat badannya sebanyak 4 kg. AiK mengaku sangat
senang apabila program dietnya berhasil, namun ia lebih sering merasa
kecewa karena terlalu sering tidak berhasil menurunkan b1~rat badannya.
yah mungkin ga makan nasi, nasi itu diganti kentang, udah itu a]a sih, ga nyami/
Menurut AK tubuh yang ideal adalah seperti kebanyakan a1rtis-artis yang ada
di televisi dan AK pun menginginkan dirinya memiliki tubuh yang ideal
tersebut Namun AK sudah merasa bersyukur dan menerima apa yang telah
ada pada dirinya saat ini.
Seperti apa yah. .. mungkin seperti Tamara Blezenski, kaya ... siapa /agi ya ... yah kaya artis-artis /ah yang sekarang ini lagi tenar-tenamya, mungkin ka,va gitu, mungkin kaya' yang putri-putri Indonesia ya kan, yah gitu aja sih ka/o menurut ;saya
AK memandang dirinya sendiri biasa-biasa saja, ia tidak merasa malu ketika
sedang berkaca di depan cermin walaupun terkadang ada keinginan untuk
menjadi lebih kurus dari bentuk tubuhnya yang sekarang.
Yah ... gimana yah, biasa aja sih mungkin ngerasa gini, ko ga bisa kurus ya gemukgemuk terus hehehe ...
Menurut AK masyarakat memandang biasa-biasa saja terhadapnya, tidak
merasa kaget atau heran karena sudah sejak kecil AK berl:ubuh gemuk, AK
pun menanggapinya dengan biasa saja dan jika ada yang berkomentar
tentang obesitas yang dialami AK atau AK terlalu banyak makan ia ticlak
merasa tersinggung dan menjawab apa adanya.
yah. .. mungkin ada temen yang bercanda, udah dong ... makan mulu entargemuk /oh, saya sautin aja .. lu aja makannya banyak biargemuk kan, enlargue kums lagi makan
88
sedikit..nah kaget... ..
Kecemasan dalam Memilih Pasangan Hidup
AK tidak pernah mengalami mimpi buruk ketika di malam hari atau sampai
tidak dapat tidur ketika memikirkan tentang kemungkinan yang akan terjadi
pada calon pasangan hidupnya nanti.
Engga, mungkin kalo abis tidur siang aja malemnya baru ga bisa tidur.
AK mengaku bahwa ia tidak merasa kesulitan jika bergaul dengan teman-
temannya sehingga hubungannya dengan teman-temarnnya pun baik-baik
saja, namun di sisi lain AK merasa "minder" jika bertemu dengan orang baru.
Memang secara psikologis menurut Rasan (1996), obesitas ini dapat
mendatangkan gangguan psikologis seperti rasa rendah diri, depresi, putus
asa, bahkan sampai overkompensasi atau mencari kelernahan orang lain
atau agresif terhadap lingkungan untuk menutupi kekurangan diri sendiri.
ga sih ga merasa kesulitan, biasa aja percaya diri, kita berlemu dengan siapa aja hayu ........ yah ... mungkin dia nerimain aja wel/come aja, yaudah kita bertemen
Sama orang yang baru kenal biasa aja sih, yah mungkin karena be/um kenal aja kali jadi aga minder.
Teman-teman AK selama ini bisa menerima kehadiran AK dengan baik,
begitu juga dengan teman laki-laki, AK merasa lebih nyaman berbicara ,,
dengan teman"l~~Haki.
ya ... mungkin cowo /ebih enak aja diajak ngobrolnya kali, ga merasa tersinggungan kelitfJJ?ang cewe, cewe lebih tersinggungan, mungkin kaya gitu kali ... ngobrol-ngobrol, bercalfldlil-canda.
89
yah ... mungkin sama temen-temen kali ya .... apa ... ya ... namanya lawanjenis, /aki-/aki itu kan aga kasar yah ... saya walaupun ban yak temen /aki-/aki juga, yah pasti perempuan lebih banyak /ah, yah mungkin dari pandangan aja bedanya, yah agak kasar saya pun harus bisa ngimbangin dikit.
AK mulai berpacaran ketika duduk di bangku SMP, dan hubungan itu
berlanjut hingga saat ini kira-kira sudah 9 tahun. AK ingin menjadikan
pacarnya yang sekarang untuk menjadi calon pasangan hidupnya nanti
karena AK merasa sudah cocok dan nyaman dengan pacamya yang
sekarang dan menurutnya semua kriteria yang diinginkannya telah ada pada
pacamya.
yah ... mungkin dia terbaik untuk saya mungkin, makanya saya pilih dia apa karena saya udah kenal sifatnya, makanya saya pilih dia itu aja sih .. yah .. pokoknya seneng banget, berarti dia kan ga mandang-mandang, yang jelas perasaan saya nyaman ...
Walaupun AK bertubuh gemuk, namun pacarnya yang sekarang tidak
mengalami obesitas seperti dirinya dan obesitas itu sendiri tidak berpengaruh
terhadap hubungannya dengan pacarnya, pacarnya pun tidak pemah
mengkritiknya hanya sedikit memberi masukan dengan kata-kata yang lebih
halus.
ga sih ga pemah, biasa aja, mungkin kritik yang ga terlalu harus, biasa aja, cuma kritik ini kebesaran ni atau gimana gitu. ya ... mungkin komentamya cuma sedikit apa nanti ke/ebihan lemak, ga bisa ini, ga bisa pu11ya a11ak, apa nanti ke11a seranga11 ja11tung apa gimana ...
AK pun tidak merasa takut dengan segala kemungkinan yang akan terjadi
termasuk juga masalah calon pasangan hidupnya.
Apa dia takut 11inggalin saya atau gimana ? yah ... ka/o emang dia mau ninggalin saya
90
biarin aja, tapi kalo emang dia niat ninggalin saya kenapa 9 tahun saya pacaran lamalama aduh .... dari du/u aja apa dia ninggalin
AK mengaku dekat dengan orang tua dan saudara-saudaranya,
hubungannya pun semua baik-baik saja. Kalaupun ada masalah itu hanya
sekedar beda pendapat saja yang dapat cepat diatasi. Menurutnya keluarga
sangat berpengaruh dalam kehidupannya, terutama orang tua yang selalu
membeti semangat dalam kehidupannya agar selalu merasa percaya diri.
yah. .. mungkin sangat penting kali ya ... hingga saya kaya gini hehehe .... mungkin dengan orang tua bilang kenapa mesti minder apa gimana, kasih semangat lah, mungkin pentinglah buat saya perannya, tapi yah. .. penting sih e•ngga banget, mungkin ya ... membantu ajalah biar saya ga terlalu minder, apa ta/wt ga punya teman tapi karena orang tua bilang kenapa mesti minder, ya ... temen sama siapa aja jadi saya percaya diri aja.
Menurut AK ktitetia calon pasangan yang diinginkannya itu tidak
mengutamakan faktor fisik karena menurutnya f1Sik tidak menjamin
seseorang bisa setia.
yah. .. mungkin yang sayang, yang tanggung jawab, yang setia, Jrah. .. mana ada sih orang yang setia jaman sekarang. Ka/o ganteng mah udah biasa, yah .. mapan , berpendidikan tapi kalo untuk ganteng mah, ganteng kalo ga setia duh ... ga ber/anggung jawab ga ada gunanya ketampanan, tanggung ja111rab sama yang sayang aja /ah ...
AK memandang pemikahan itu suatu hal yang sakral dan :sangat penting.
Mengingat juga hubungan dengan pacamya yang sudah htampir 9 tahun
sehingga ia tidak pemah berpikir untuk tidak menikah.
yah ... ngga sih ga pemah kepikiran kaya gitu, mungkill hanya orang yang ga punya pikiran kali, yang mikir ga mau nikah itu orang yang udah putus asa mungkin, kalo saya sih mandangnya mungkin apa karena be/um dapetjodohnya, itu aja si/1 kalo dia memandang yang lain saya ga tau, be/um mendapatkan jodoh JfBil(J baik mungkin.
91
Pada saat ini AK menginginkan untuk segera menikah, AIK berkeinginan
menikah di usianya nanti yang ke - 25 tahun pada tahun 2008 nanti, namun
antara AK dan pacamya belum mendapat kesepakatan karena pacamya
menginginkan menikah di tahun 2009. AK juga memiliki nambaran tentang
pemikahannya nanti.
yah ... mungkin memadukan yang berbeda kali ya. ... yah ... memadukan Jain jenis mungkin, membentuk romah tangga, keluarga bahagia yang punya anak, yah ... hidup seromah itu aja sih kalo buat saya mah ...
92
Bagan 4.2.2.
Gambaran Kecemasan dalam llllemilih Pasangan Hidup pada AK
AK pada masa dewasa awal
Mengalami obesitas
Persepsi baik tentang pemikahan I Memilih pasangan hidup I
Mengalami kecemasan
Motorik: - I Somatis:- If? Tidak menikah
Menikah Menunda pemikahan
Tidak mengalami kecemasan
Tidak ada masalah (Sudah mempuuyai pacar)
Tidak menikah Segera menikah
Menunda pemikahan
93
4.2.3. Kasus N
Ringkasan Hasil Observasi Subjek N
Proses wawancara yang dilakukan dengan N berlangsuno selarna 60 rnenit.
Pada hari Sabtu, 28 Agustus 2007 rnulai pukul 17 .00 - 18 .. 00 WIB.
di kediarnan ibu T selaku pernilik rurnah dimana N bekerja sebagai pembantu
rurnah tangga, tepatnya di daerah Utan Panjang Jakarta Pusat.
Pada saat peneliti datang ke rumah ibu T, ibu T langsung bertanya tentang
maksud kedatangan peneliti ke rurnahnya. Setelah peneliti rnenjelaskan ibu
T langsung memanggil N yang pada saat itu sedang memmton televisi. N
sudah mengetahui rnaksud kedatangan peneliti karena sebelumnya karni
telah rnernbuat perjanjian rnelalui telepon. Peneliti sendiri rnengenal N dari
ternannya karena N adalah tetangga dari ternan penelitL
Pada sore itu suasananya kurang kondusif, banyak orang--orang yang
melintas di depan N dan ikut berbicara mengornentari proi>es wawancara,
narnun N tetap fokus dengan setiap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
Selain itu, karena telah rnendekati waktu sholat rnaghrib jaidi banyak suara
suara dari speaker masjid yang terdengar cukup keras dan sedikit
mengganggu jalannya proses wawancara.
Pada saat wawancara N terlihat tarnpak tegang, terlihat dari cara bicaranya
94
yang sedikit gugup dan keringat yang mengalir di dahinya1 sehingga sesekali
N harus mengusap keringat yang mengalir di dahinya itu. N sangat
kooperatif selama wawancara berlangsung namun N hanya menjawab
singkat semua pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
Ciri-ciri fisik yang tampak dari N adalah N berkulit putih, berambut panjang
dan digerai, menggunakan baju berwarna putih , celana pendek berwarna
biru dongker, dan memegang uang logam yang sesekali di gosok-gosok
dengan tangannya, volume suaranya sedang dan duduk di atas kursi tamu
yang berwama coklat dengan posisi duduk yang tidak berubah sampai akhir
wawancara.
Ringkasan hasil wawancara subjek N
Riwayat kehidupan N
Kehidupan N ketika masih kecil sama seperti anak kecil biasa tapi
menurutnya yang membedakannya adalah N tinggal di kampung dan sering
mandi di kali. N merasa tidak bahagia dengan kehidupannya itu. N adalah
anak pertama dari tiga bersaudara, adik pertamanya perempuan berusia 23
tahun dan adik keduanya laki-laki berusia 19 tahun. Riwayat
pendidikannnya dimulai di SD lnpres 01 Babakan, Jawa B.arat N tidak
melanjutkan sekolahnya karena keterbatasan biaya jadi N hanya lulus SD
saja begitu juga dengan adik-adiknya
95
N dilahirkan pada tahun 1980. Perempuan keturunan .Jawa ini pada awalnya
tinggal bersama kedua orang tua dan kedua adiknya, namun karena
keterbatasan ekonomi akhimya N memutuskan untuk mencari kerja dan
merantau ke Jakarta. Selama di Jakarta N sempat berpindah-pindah kerja
karena merasa tidak betah dan tidak nyaman. Namun di tempat kerjanya
yang sekarang ini N merasa senang dan sudah hampir 5 'tahun ia bekerja di
rumah ibu T sebagai pembantu rumah tangga. Kegiatan 1111 sehari-hari tidak
terlalu padat dan melelahkan, N bekerja mengurus kedua orang anak ibu T
setiap pagi hari dan membantu membersihkan rumah.
N mengaku senang dengan kehidupannnya yang sekarang bisa membantu
orang tua selama ia belum berumah tangga dan mempunyai kehidupan yang
baru.
Analisis Data Hasil Wawancara Kasus N
Kecemasan Menghadapi Obesitas
Obesitas yang dialami oleh N selama ini tidak pemah me111gganggu kegiatan
sehari-harinya, mungkin karena N telah terbiasa sejak 5 tc1hun yang lalu
memiliki bentuk tubuh yang seperti itu.
Engga, biasa aja karena mungkin udah kebiasaan, udah lama jadi ga berasa.
N merasa masih belum sempuma karena bentuk tubuhnya yang tidak
96
proporsional ini.
engga, kan manusia ga ada yang sempuma kalo sempuma banget sih engga, yah .. nonnal seperti orang-orang kalo dari fisilc badan doang, kalo masalah sempuma sih sama punya idung, punya mata cuma bedanya masalah bentuk badan lwrang sempumanya di situ doang.
Menurut N sampai saat ini semua keinginannya belum semuanya bisa
terpenuhi termasuk masalah pemikahan.
udah, tapi separuhnya nikah, separuh nya lagi udah punya uang sendiri ga minta sama orang tua udah punya kehidupan sendiri seenggak-enggaknya ngga nyusahin orang l'ua /ah justru kita yang bisa bantu orang tua.
Perilaku dewasa awaJ menghadapi obesitas
Obesitas yang dialami oleh N terjadi ketika 5 tahun yang lalu. N baru sadar
ketika semua pakaiannya tidak pas lagi dipakai.
Sadamya pas ko' pake celana ga ada yang muat gitu bingung ... tadinya sih ga segemuk ini, tadinya kecil trus lama-lama gede-gede gitu, berhthap ga langsung gemuk
Selain pola makan N yang kurang baik, temyata obesitas ini merupakan
keturunan yang didapat dari ayahnya dan semua adik-adiknya pun memiliki
badan yang cukup besar. Sama seperti yang diungkapkan oleh Subardja
(2004) bahwa obesitas terjadi karena interaksi faktor lingkungan (eksternaJ)
dan faktor genetik (internal).
Pengaruh pola hidupnya yang ga bener kali, kebanyakan makan mie, kalo makan nasi sih biasa aja paling sehari dua kali, kadang suk.a makan ma/am kali ya berpengaruh, kayaknya sih ngemi/ jarang.
adekjuga gemuk, padahal waktu kecilnya sih ga, pas udah gede aja, pas umur 15-16 tahun baru kelihatan, jadi kalo ketemu itu kaget ko pada gemuk.
97
N menganggap bahwa obesitas yang dialaminya ini tidak. membawa
keuntungan apa-apa. Dalam hal mencari pakaian N tidal< merasa kesulitan
karena sudah ada penjual pakaian langganan yang selalu menyediakan
pakaian yang ukurannya pas dengannya. Tetapi kerugiannya N sering
merasa tidak enak badan seperti masuk angin dan cepat terserang flu.
Mengacu pada teori Rasan (1996) rnengatakan bahwa secara medis orang
yang obeis lebih mudah terkena penyakit, dan hal ini temyata dialami oleh N.
keuntungan ga ada sama aja, dan ga merugikan, cuma lebih gampang masuk angin dan gampang kena flu aja.
Menurut Atkinson (2004), setiap tahun orang-orang men~1hamburkan jutaan
dollar untuk diet ketat, obat-obatan, dan perawatan lainnya guna menurunkan
berat badan. Hal ini juga dilakukan oleh N dengan cara rneminum obat-
obatan dan makan sayur-sayuran yang berwarna hijau. Namun, berat
badannya turun hanya sesaat saja, selanjutnya naik lebih banyak dari
sebelumnya. N tidak pernah menetapkan target dalam menurunkan berat
badannya yang panting N bisa tampak lebih kurus dari berat badannya yang
sekarang. Selain diet, dulu N juga sering rnelakukan olah raga, narnun
sekarang N mengaku sudah tidak pernah rnelakukannya lagi karena malas.
Diet pernah setahun yang /alu tahun kemaren deh tahun 2006 turun sampe 15 Kg dalam 3 bu/an, cuma diome/i sama ibu yang tadi tuh "udah/ah buat apa ka/o dietnya g bener," udah gitu minum obat justru jadi mual-mual dan muntah-muntah jadinya ma/ah lemes.
N memandang bahwa bentuk tubuh yang ideal itu adalah seperti artis-artis
98
yang N seiring lihat di televisi.
hehehe ga terla/u kurus dan ga terlalu gemukjuga, Nia Ramaclhani gitu yah bagus kan tinggi
N memandang dirinya sebagai orang yang biasa-biasa saja, tidak merasa
malu dengan drinya sendiri, namun ketika berkaca di depan cermin ada
sedikit keinginannya untuk menjadi wanita yang lebih kunJs dari sekarang.
hehehe .. aduh .. pengen lwrus tapi juga ngapain sih ntar kaya du/u Jagi gi/iran gemuk
tambahnya berapa kali, lwrusnya cuma sesaat malahan, pada saat minum obat itu
kurus, pas udah ngga gemuk lagi
Banyak masyarakat yang berkomentar tentang bentuk badannya yang
sekarang namun, N tidak menghiraukan kata-kata tersebut karena
menurutnya orang hanya bisa berbicara tetapi tidak dapaft membantunya
dengan hal-hal yang konkrel Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh
Worchel & Cooper (1983) bahwa orang yang gemuk atau mengalami
obesitas selalu mendapatkan penilaian negatif dari masyarakal
ada, kurusin dong, a/ah mikirin amat masuk kuping kanan keluar kuping kiri, dia juga ga bisa kasih so/usi cuma ngomong doang, kalo dia "nih gue kasih ini" baru tuh cuma nyuruh ngurusin doang ah males. Biarin aja orang ngomong
Kecemasan dalam Memilih Pasangan Hidup
N mengaku dekat dengan tetangga-tetangganya ketika di kampungnya dulu,
namun setelah pindah ke Jakarta N tidak tertalu banyak memiliki teman
karena teman-teman yang N kenal dulu sekarang sudah pindah dan
99
menurutnya lingkungan tempat tinggalnya sekarang kurang baik sehingga
menbuatnya menjadi malas untuk bergaul dengan tetang1Ja sekitar tempat
tinggalnya.
011 .. udah pada pindah sih, dulu sih banyak . .jadi bergau/nya males, buat nongkrongnongkrong di depan, pada maen karlu, karena daripada kita ga bener mendingan ga usah bergau/ deh.
Sejak kecil N lebih suka bermain dengan teman laki-laki, lrarena teman-
teman perempuannya mengatakan bosan ketika bermain dengannya.
Maen sama anak laki-laki, abis anak perempuannya ga mau katanya bosen
Menurut N keluarganya membawa pengaruh positif untuk kehidupannya
termasuk masalah agama namun, dalam pengambilan keputusan ayahnya
menyerahkan sepenuhnya kepadanya karena menganggap N sudah besar
dan dapat mengambil keputusan yang sesuai, hubungan dengan keluarga
dan semua saudara-saudaranya pun semua baik-baik saja.
yang pasti masalah agama besar pengaruhnya yang penting jangan ninggalin sholat
N sudah lama tidak berpacaran, terakhir berpacaran sudah 2 tahun yang lalu,
dan saat ini N sudah merasa lelah untuk mencari-cari pacar lagi.
He .. he .. he .. cari-cari /agi udah males kayanya.
Hubungannya terputus karena masalah tempat tinggal yang berjauhan saja,
bukan karena obesitas yang dialami N karena pacamya tidak pemah
memberikan kritik atau mengeluh tentang obesitas yang dialami N. Namun N
100
juga berpikir "bahwa di dalam hati orang siapa yang tahu"
Engga dia juga ga pemah ngomong, engga pemah kasih kritik cuma ga tau yah hati orang selama deket ga pemah ngomong seperti itu, nyinggung pun engga.
Kriteria untuk calon pasangan hidup N sendiri sama seperti orang lainnya,
yang paling penting menurutnya adalah seiman.
Yah..yang panting baik/ah seiman, yang panting udah kerja, ga mesti yang cakepcakep amat sebenemya , kalo du/u sih masih iya kepengen y13ng cakep, tapi kalo sekarang udah gede gini udah males he .. he .. yang cakep kebanyakan gombalnya
Menurut N sampai saat ini belum semua keinginannya dapat terpenuhi
termasuk masalah pernikahan. N ingin menikah di usianya yang ke 28 atau
29, namun N takut targetnya tidak tercapai dan takut tidak mendapatkan
pasangan hidup yang sesuai.
Umur 2 ... yah .. targa kesampean /agi, yah ... 28-29 paling, kayaknya pengen ngebahagiain ortu du/u sih
Sampai saat ini pun N belum mendapatkan lelaki yang pas untuk dirinya. Hal
ini membuatnya merasa cemas ditambah lagi dengan bentuk tubuhnya yang
kurang proporsional, sampai tidak bisa tidur, jantung berdebar-debar clan
takut pernikahan hanya diisi dengan pertengkaran karena melihat banyak
kasus yang diketahuinya namun N mencoba mengalihkan perasaan
cemasnya tersebut dengan cara sholat dan berdoa. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan oleh Simon (2007) yang mengatakan bahwa orang yang
gemuk atau mengalami obesitas itu lebih sering mengalami perasaan cemas
yang berlebihan dan suasana
101
hati yang tidak stabil dibandingkan dengan orang yang m1~miliki berat badan
normal.
Pemah, tau-tau ga bisa tidur, tidur-tidur pas udah pagi gitu yah, yah paling deg-degan gitu aja, ga tenang, gelisah, Kadang-kadang mikirin nikah aja du/u, kalo ngeliat orang nikah suka berantem kayaknya gimana gitu, gimana tar kalo saya nikah tar berantem gitu, sempet kepikiran, ada yang bilang nikah itu ah..ga enak, ah .. nikah itu ga sebebas kaya sebelum nikah ada yang bilang kaya gitu, tapi itu sih balik fagi ke orangnya.
N sangat menginginkan untuk menikah karena menurutnya pemikahan itu
sangat penting sehingga, N sama sekali tidak pernah berpikir untuk tidak
menikah walaupun harus dijodohkan dengan orang tuanya. N mengaku
bersedia yang penting N dapat menikah. Ayah N juga sering menyarankan N
untuk cepat menikah.
Penting sih kan biar bisa meneruskan keturunan. Selain itu juga kalo hidup sendiri itu sampe tua gimana ... gitu, ga enak ka/o lagi ngeliat orang-orang yang ga nikah kan kesepian hidupnya, ga ada anaknya. Tapi kalo mikirga nikah targimana, katanya ga boleh kalo ga nikah.
N mempunyai angan-angan tentang konsep pemikahan yang sederhana dan
secara Islam, punya buku nikah dan memiliki tiga orang putra dan plJl:ri
yah .. kaya gitu pengen punya suami yang baik, punya anak udah, ga susah-susah ga aneh aneh
Mengingat pentingnya pemikahan N cukup selektif dalam
mempertimbangkan calon pasangan hidupnya nanti, N ingin calon pasangan
hidupnya baik dan dapat menyayangi bapaknya, karena menurut N bapaknya
itu adalah orang yang cukup galak.
ga tau yang penting baik hati, earl suami yang baik aja gitu, yang penting punya peketjaan, yang bisa sayang sama mertuanya itu terutama soalnya bapak saya ga/ak, setiap cowo yang kenal ngomong kalo bapak tu ga/ak.
102
Bagan 4.2.3.
Gambaran Kecemasan dalam Memilih Pasangan Hidup pada N
N pada masa dewasa awal
I Mengalami obesitas
I I Persepsi baik tentang pernikahan I I
Memilih pasangan hidup
I
engalami keeemasan I Tidak mengalami kecemasan j
I I Tidak ada masalah -
] - Motorik - Somatik: ~ Mektif: : Gelisah Jantung Tidak Tenang
Berdebar - I Tidak menikah
Menikah Tidak menikah Menunda pernikahan
Menikah Menunda pernikahan
103
4.3. Analisis Antar Kasus
Setelah melakukan analisis per kasus, maka selanjutnya peneliti akan
menggambarkan analisis antar kasus yakni dengan memillandingkan analisis
masing-masing dari ketiga subyek penelitian yang terdiri dari kecemasan
dalam menghadapi obesitas dan kecemasan dalam memilih pasangan hidup.
Untuk mempermudah dalam membandingkannya peneliti menyajikarmya
dalam bentuk pemaparan secara deskriptif dan terperinci serta dalam bentuk
tabel.
Kecemasan dalam Menghadapi Obesitas
Kecemasan yang dialami subyek AR dan AK sudah ada sejak kecil,
sedangkan subyek N baru mengalaminya ketika kurang le.>bih lima tahun
terakhir ini. Ketiga subyek mengaku bahwa obesitas Yarl{J dialaminya
merupakan keturunan yang diperolehnya dari orang tuan~1a, selain itu pola
makan yang tidak baik juga berpengaruh terhadap obesitas yang dialaminya
Pada awalnya ketiga subyek merasa biasa-biasa saja denigan keadaan ini
namun, lama-kelamaan ketiga subyek merasa perlu untuk menurunkan berat
badannya.
Kecemasan terhadap obesitas terlihat pada ketiga subyek, terbukti dengan ke
104
tiga subjek yang melakukan diet sebagai suatu usaha unituk mengurangi
berat badannya. Subjek AR mencoba diet dengan memakan buah-buahan
dan sayur-sayuran yang berwarna hijau juga dengan berolah raga, subyek
AK mencoba melakukan diet dengan mengganti nasi sebagai bahan
makanan pokok dengan kentang tanpa diikuti dengan olah raga, sedangkan
subjek N melakukan diet dengan meminum jamu-jamu dan obat-obatan.
Hasil yang didapat sangat bervariasi, subyek AR dapat menurunkan berat
badannya sebanyak 8 kg dalam waktu 2 bulan, subyekAIK dapat
menurunkan berat badannya 4 kg dalam waktu 1 bulan dan subyek N dapat
menunmkan berat badannya sebanyak 15 kg dalam waktu 3 bulan. Akan
tetapi, itu hanya bertahan sesaat saja karena program dieit yang
dijalankannya tidak berkesinambungan sehingga terjadi kenaikan berat
badan yang lebih besar dari berat badan sebelumnya.
Dampak yang timbul dari obesitas ini yaitu, subyek AR dan AK sering merasa
kesulitan ketika membeli pakaian, kecuali subjek N ia tidak merasa kesulitan
karena N sudah memiliki langganan penjual pakaian yang selalu
menyediakan pakaian yang sesuai dengan ukurannya. Scalain itu subyek N
merasa cepat terserang penyakit walaupun penyakit yang dialaminya itu tidak
terlalu parah, subyek AK belum lama ini sempat mengalarni penyakit alergi
yang cukup lama sembuhnya, sedangkan subyek AR merasa biasa-biasa
105
dan tidak ada dampak yang berarti dari obesitas yang dia1laminya.
Subyek AR dan AK nampak masih dapat bersosialisasi baik dengan
lingkungan dan mereka juga mempunyai banyak teman, i;edangkan subyek N
mengalami kesulitan dalam bersosialisasi karena menurut N lingkungan
tempat tinggalnya saat ini kurang baik sehingga N tidak memiliki banyak
teman . Selain itu subyek N pun kurang mendapat dukun1~an dari orang
tuanya karena N tidak tinggal bersama orang tuanya, sedangkan subyek AR
dan AK selalu mendapatkan dukungan dari orang tua dan juga
lingkungannya.
Kecemasan dalam Memilih Pasangan Hidup
Kecemasan yang dialami oleh para wanita ini adalah kea~masan super ego
atau kecemasan eksistensial yaitu keremasan khusus mEmgenai "diri sendiri",
tubuh dan kondisi psikis sendiri.
Secara kognitif subjek yang mengalami kecemasan tetap memiliki persepsi
yang baik tentang pemikahan dan tetap mengambil keputusan untuk
menikah. Namun, untuk saat ini subyek AR dan N masih menunda
pemikahannya walaupun sudah cukup umur karena merasa masih belum
siap dan belum mendapatkan yang sesuai dengan kriteria mereka.
sedangkan subyek AK yang tidak menampakkan tanda-tanda kecemasan
106
menginginkan untuk segera menikah.
kecemasan dirasakan lebih kepada kekhawatiran dalam mendapatkan
pasangan hidup yang sesuai dengan kriterianya. Hal ini terjadi pada subyek
yang mengalami kecemasan yaitu subyek AR dan N, sedangkan subyek AK
yang tidak mengalami kecemasan sudah merasa nyaman dengan pacarnya
yang sekarang walaupun tidak sepenuhnya memenuhi kriiterianya. Selain itu
kecemasan masalah reproduksi juga dirasakan oleh subyek AR dan N,
mereka takut tidak dapat memiliki keturunan, takut dikatalran sebagai
perawan tua sampai-sampai subjek N mengalami kesulitain tidur di malam
hari karena memikirkan tentang calon pasangan hidupnya nanti dan takut
pernikahannya hanya diisi dengan pertengkaran, sedang~ran subyek AR takut
bercerai, takut pasangannya nanti berpaling darinya. Narnun kedua subyek
yang mengalami kecemasan ini berusaha mengalihkan perhatiannya kepada
kegiatan-kegiatan lain yang lebih berarti, seperti subyek AR yang mencoba
mengalihkan perhatiannya dengan berikumpul bersama teman-teman atau
keluarganya, sedangkan subyek N mengatasinya dengan sholat dan berdoa
kepada sang pencipta.
Secara afektif ketiga subjek merasa biasa-biasa saja dan tidak mudah
tersinggung jika ada yang bertanya tentang masalah penikahan dan obesitas
yang dialaminya, akan tetapi subyek AR dan N suka merasa tidak tenang
107
ketika memikirkan tentang calon pasangan hidupnya.
Secara motorik hanya subyek N saja yang terkadang merasa gelisah.
Sedangkan secara somatik subyek N dan AR mengalami jantung berdebar
lebih kencang ketika memikirkan tentang calon pasangan hidupnya nanti.
108
Bagan 4.3. Analisis Antar Kasus
Asoek SubAsoek AR AK N Kecemasan dalam Mengalami obesitas sejak " " -menghadapi obesitas 'ecil.
Vlengalami oebsitas karena " " " 'eturunan.
Mengalami obesitas karena " " " pengaruh pola makan yang lsalah.
Melakukan diet " " " • Mengkonsumsi sayur " " " -sayuran dan buah-buahan. .. Tidak makan nasi .. " -.. Minum jamu dan .. " " obat-obatan.
·J .. Olah raga. - " \/lerasa kesulitan dalam ·J " -mencari pakaian.
Cepat terserang penyakit. -· - " Sulit tidur karena dada terasa - - -
lsesak.
Dapat bersosalisai baik ,,
" -cfengan lingkungan.
Mendapat dukungan dari " " -orang tua dan lingkungan.
Kecemasan dalam Kognitif ,,
" " pemilihan pasangan .. Mengambil hid up keoutusan untuk
109
menikah. .. Menunda pemikahan " - " sampai mendapatkan yang sesuaidengan kriteria. .. Memiliki persepsi " " " baik tentang pemikahan.
" .. Mengalami kesulitan - -tidur ketika di malam hari ketika memikirkan tentang calon pasangan hidup.
" " .. Mencoba -mengalihkan perhatian.
" " • Takut menjadi -perawan tua.
" " Takut tidak memiliki -.. anak.
" Takutpasangan - -.. hidupnya berpaling.
.. Takut tidak bisa
" " mendapatkan calon -
pasangan hidup yang sesuaidengan kriteria. .. Takut pemikahannya
" diisi dengan .. -
pertengkaran. ·J - -.. Takut bercerai.
~fektif .. Mudah tersinggung •. - -
jika ada yang bertanya. tentang
~
pasangan hidup ,, - " • Merasa tidak tenang .
110
Motorik .. Ge me tar . - - -
" Gelisah ' - - " .. Sulit berbicara dengan - - -lawanjenis .. Merasa gugup - - -berhadapan dengan lawanjenis
ISomatik
" " .. Jantung berdebar -.. Tangan dan kaki
berkeringat - - -Merasa cepat lelah. - - -..
BABV
PENUTUP
111
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan, diskusi dan saran yang
diperoleh dari hasil penelitian.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan
bahwa:
1. Dari ketiga subyek ada dua subyek yang mengalami kecemasan ketika
ingin memilih pasangan hidup karena mengalami obesitas. Subyek
pertama mengalami kecemasan yang cukup tinggi dan subyek kedua
mengalami kecemasan pada tingkat yang sedang. Ada satu subyek
yang tidak mengalami kecemasan karena ia tidak menunjukkan tanda
tanda kecemasan, terbukti pada saat ini ia telah memiliki pacar.
Sehingga tidak semua subyek dalam penelitian ini mengalami
kecemasan ketika akan memilih pasangan hidupnya.
2. Subyek yang mengalami kecemasan pada dasannya mereka merasa
takut tidak bisa mendapatkan pasangan hidup karena pengaruh
obesitas yang dialaminya. Sampai ada satu subyek yang tidak dapat
tidur ketika di malam hari, merasa gelisah dan jantung berdebar
112
dengan kencang. Sedangkan satu subyek lagi yang mengalami
kecemasan merasa tidak dapat berkonsentrasi, jantung berdebar dan
merasa tegang ketika memikirkan tentang calon 1Pasangan hidupnya.
Satu subyek yang tidak mengalami kecemasan tidak menunjukkan
tanda-tanda kecemasan seperti yang dialami olelh dua subyek lainnya.
3. Obesitas yang dialami oleh ketiga subyek ini temyata menimbulkan
kecemasan, terbukti dari ketiga subyek yang mel:akukan diet untuk
mendapatkan bentuk tubuh yang ideal. Namun, obesitas yang dialami
oleh ketiga subyek sama sekali tidak mengganggu kegiatannya sehari
hari, semua dapat berjalan sewajamya walaupun terkadang mereka
lebih cepat merasa lelah. Jadi dalam bergerak mereka lebih lambat
dari pada orang yang lainnya.
4. Dari ketiga subyek ada dua orang subyek yang mengalami kesulitan
ketika ingin membeli pakaian karena mengalami obesitas yaitu subyek
AR dan AK, karena mereka mempertimbangkan masalah ukuran,
model dan harga sedangkan satu orang subyek lagi yaitu subjek N
mengaku tidak mengalami hal tersebut karena ia telah memiliki
pedagang pakaian yang sudah menjadi langganannya.
5. Kecemasan yang dialami oleh dua orang subyek dalam penelitian ini
adalah kecemasan super ego atau kecemasan eksistensial yaitu
kecemasan khusus mengenai "diri sendiri", tubuh dan kondisi psikis
sendiri.
5.2. Diskusi
Ada beberapa hal yang dapat didiskusikan dari hasil penelitian ini,
diantaranya :
113
Obesitas yang dialami oleh dua orang subyek dalam penelitian ini ternyata
dapat menimbulkan kecemasan ketika subyek ingin mernilih pasangan hidup.
Senada pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Simon (2007),
mengatakan bahwa orang yang mengalarni obesitas lebih sering mengalami
kecemasan dan perubahan suasana hati. Selain itu menurut Cash & Grant
(dalam Thompson, 1996) mengatakan bahwa ketidakpuasan terhadap tubuh
dapat menyebabkan individu menjadi rentan terhadap harga diri yang rendah,
depresi, kecemasan sos.ial dan menarik diri, serta mengalami disfungsi sosial.
Menurut Erikson salah satu tugas perkembangan dewasa awal adalah
memilih pasangan hidup dan mempersiapkan diri untuk menikah. Namun,
dua orang subyek yang mengalami obesitas ini masih m~nunda
pernikahannya walaupun telah cukup umur, seperti subyek N yang telah
berusia 27 tahun belum menikah dengan alasan masih ingin membahagiakan
keluarganya dan subyek AR yang telah berusia 21 tahun merasa masih
memiliki banyak tanggungan seperti menyelesaikan kuliah dan ingin
merasakan kehidupan bekerja sebelum akhirnya menikah dan memiliki anak.
114
Sedangkan subyek AK yang tidak mengalami kecemasan dan telah berusia
24 tahun ingin segera menikah secepatnya. Hal ini berarti telah terjadi
hambatan perkembangan psikososial pada kedua subyek yang mengalami
kecemasan.
Dari kedua subyek yang mengalami kecemasan, satu subyek dapat
mengakui bahwa ia memang mengalami kecemasan sedangkan satu subyek
lagi mengatakan bahwa ia tidak pernah mengalami kec:E~masan, namun dari
. ciri-ciri fisik yang ada menampakkan bahwa ia mengalami kecemasan,
mungkin ia tidak tahu dengan hal itu atau memang sengaja melakukan
pertahanan dengan berusaha menutupi perasaan tersebut karena merasa
malu.
Dua orang subyek mengalami kecemasan pada tingkat yang berbeda-beda.
Subyek pertama mengalami kecemasan yang cukup tin1mi dan subyek kedua
mengalami kecemasan pada tingkat yang sedang, hal ini mungkin
dikarenakan subyek pertama memiliki pergaulan yang terbatas, pendidikan
yang rendah, pekerjaan yang tidak menjanjikan dan jauh dari orang tua.
Sedangkan pada subyek kedua mengalami kecemasan pada tingkat yang
sedang, hal ini mungkin dikarenakan pergaulan yang cukup luas, pendidikan
yang cukup tinggi dan dukungan dari keluarga serta teman-temannya.
115
5.3. Saran
Berikut beberapa saran yang dapat peneliti berikan sehubungan dengan hasil
penelitian ini :
Saran Teoritis
1. Untuk peneliti selanjutnya yang tetap menggunakan pendekatan
kualitatif, sebaiknya dapat lebih menggali pertanyaan-pertanyaan lebih
dalam lagi.
2. Sebaiknya peneliti mengambil variabel penelitian dalam area yang
lebih luas dan lebih bervariasi seperti usia, jumlah subjek dan tingkat
obesitas sehingga didapatkan hasil yang lebih bervariasi pula.
3. Peneliti sebaiknya lebih selektif dalam mencari subyek mengingat
tema yang diangkat merupakan tema yang sensiti1f bagi sebagian
orang.
Saran praktis
1. Kepada orang tua agar lebih memperhatikan pola asuh yang baik
terutama masalah asupan makanan ketika seorang anak dalam masa
pertumbuhan.
2. Kepada lingkungan dan lembaga terkait agar mengadakan penyuluhan
tentang bahaya dari obesitas yang banyak dialami khususnya oleh
para wanita.
3. Diperlukan adanya dukungan orang tua dan lingk11Jngan agar tidak
mengalami kecemasan terhadap pemilihan pasangan hidup seperti
yang dialami oleh dua orang subyek dalam penelitian ini.
4. Bagi para obes (orang yang mengalami obesitas), diharapkan lebih
memperhatikan dan menjaga berat badan untuk rnenghindari resiko
yang dapat terjadi dari obesitas itu sendiri.
116
5. Bagi para obes (orang yang mengalami obesitas)., juga dapat
berusaha menggali potensi lain yang berada pada dirinya agar dapat
menutupi kekurangan yang telah ada.
117
DAFTAR PUSTAKA
Adil Fahrni, S. (2005). Rahasia wanita dari A sampai Z. Jakarta : Pustaka AlKautsar.
Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Ash Shawwaf, M. S. (2003). ABG /s/ami. Bandung : Pustaka Hidayah.
Atkinson, R. L. (1999). Pengantar psikologi jilid 2 edisi ke-11. Jakarta Erlangga.
Atkinson, R. L. (2004). Pengantar psikologi jilid 2 E1disi ke-8. Jakarta Erlangga.
Chaplin, J.P. (2000). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persad a.
Dariyo, A. (2003). Psikologi perkembangan dewasa muda. Jakarta Grasindo.
Davidof, L. L. (1981). Psikologi suatu pengantar. Jakarta: Erlangga.
Fahrni, M. (1977). Kesehatan jiwa dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Jakarta : Bulan Bintang.
Fausiah, F., dan Widuri, J. (2005). Psikologi abnormal klinis dewasa. Jakarta: Fakultas Psikologi UI.
Gunarsa, S. D. (1977). Psikologi wanita gadis remaja & wanita dewasa Ji/id. Bandung : Offset.
118
................................ (1990). Psikologi anak bermasalah. Jakarta : PT BPk Gl.lnung Mulia.
Haber & Runyon. (1984). Psychology of adjustment. Illinois : The Dorsey Press.
Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Edisi ke-5. Jakarta : Erlangga.
!ping, S. (2006). Langsing dengan metode kualitatif, Jakarta : Puspa Swara.
Jsnaini., Nurlaila., dan lsmayanti. (2006, 11 Desember). Jurus jitu tangkal obesitas. Majalah Kesehatan keluarga Dokter Kita, 22-23.
Kaplan, R. M., Sallis, J. F., & Patterson, T. L. (1993). Health and human behavior. New York: Mc. Graw Hill.
Kartono, K. (1997). Patologi sosial 3 gangguan-gangguan kejiwaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kbeswara, E. (1991). Teori-teori kepribadian. Bandung: PT Eresco.
Krauss, S. (1976). Encyclopedic handbook of medical psychology. London : Butterworths.
Meyer, R. G. (1948). Abnormal psychologi second edition. USA: Allyn And Bacon.
Monks F. J. (2002). Psikologi perkembangan pengantar dalam berbagai kegiatannya. Yogyakarta : UGM Press.
Mubin dan Cahyadi, A. (2006). Psikologi perkembangan. Ciputat : Quantum
119
Teaching.
Nihayah, Z., Suralaga, F., dan lndriyani, N. (2006). Psikologi perkembangan, tinjauan psikologi barat dan psikologi Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press.
Obesitas. (2007). 2 April 2007,dari http://www.obesitas.web.id./
Papalia, D. E., Sterns, H. L., Feldman, R. D., & Camp, C. J. (2002). Adult development & aging. Second Edition. Mc. Grawhill : New York.
Perempuan rentan obesitas. (2002). Obesitas pada perempuan menopause. 2 April 2007, dari http : //www. medicastore. Com I cyberned I detail.pyk
Poerwandari, E. K. (1998). Pendidikan kualitatif dalam penelitian psikologi, Jakarta : Fakultas Psikologi UI LPSP3 (Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi).
Purboningsih, E. R. (2004). Hubungan antara orientasi locus of control dengan tingkat kecemasan. Jurnal Psikologi, Volume 14, 42.
Rasan, M. S. (1996, 26 Maret), Aspek sosial dan medik obesitas. Majalah J<edokteran UJ<I, No : 26, hal : 32.
Sabri, M.A. (1992). Pengantarpsikologi umum dan pengembangan. Jakarta: Pedoman lllnu Jaya.
Santrock, J. W. (1995). Life-span development: Perketnbangan masa hidup Ji/id I. Jakatta : f::rlangga .
........................... (1999). Life-span development: Perkembangan masa hidup Ji/id II. Jakarta : Erlangga.
120
Sheridan, C. L., & Radmacher, S. A. (1992). Health psychology. NewYork: John Willey & Sons.
Simon, G. (2007). Gemuk lebih mudah depresi. 4 Juli 2007, dari http : //www. Kapan lagi. com
Subagyo, J. P. (2004). Metode penelitian dalam teori cfan praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Subardja, D. (2004). Obesitas primer pada anak. Bandung : Kiblat.
Tapan, E. (2002). Penyakit degeneratif. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Thompson, K. J. (ed). (1996). Body image, eating disorders & obesity. Washington DC : American Psychological Association.
Wolman, B. B. (1995). Anxiety & related disorders: A Handbook. New York : John Willey & Sons.
Worchel, S., & Cooper. (1983). Understanding social psychology. Illinois : The Dorsey Press.
PENGANTAR Dengan Hormat,
Saya Dian Kumiata, mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta semester VIII, saat ini saya sedang menyelesaikan skripsi yang
berjudul "Gambaran Kecemasan Pada Wanita Dewasa Awai Yang
Mengalami Obesitas Dalam Memilih Pasangan Hidupnya."
Untuk itu saya meminta kesediaan anda untuk dapat menjadi responden
dalam penelitian ini, dengan memberikan sejumlah informasi yang dibutuhkan
oleh peneliti.
Mengingat betapa pentingnya informasi yang akan anda berikan maka
peneliti akan menjamin kerahasiaan dari semua informasi yang telah
didapatkan.
Untuk menyatakan kesediaan anda, silahkan anda men~1isi pernyataan
kesediaan pada lembar yang telah disediakan oleh peneliti.
Jakarta, Agustus 2007
(Dian Kurniata)
PERNYATAAN KESEDIA.AN
Saya Yang Bertanda Tangan Di bawah ini:
Nama
Usia
Pekerjaan
Alamat
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang berjudul
"Gambaran Kecemasan Pada Wanita Dewasa Awai Yang Mengalami
Obesitas Dalam Memilih Pasangan Hidupnya." Yang dilakukan oleh
Dian Kumiata sebagai mahasiswa fakultas psikologi Universitas Islam
Negeri Jakarta.
2. Saya bersedia diwawancara tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
3. Saya bersedia memberikan informasi yang sebenar-benamya dan tidak
memanipulasi informasi yang diungkapkan.
4. Apabila data kurang lengkap maka saya bersedia untuk kembali
diwawancarai.
Demikian surat pemyataan ini dibuat agar dapat membantu berlangsungnya
proses penelitian tersebut.
Jakarta, Agustus 2007
( )
IDENTITAS SUBJEK
Nam a
Tempat/Tanggal Lahir
Usia
Jenis Kelamin
Alam at
Ag a ma
Pekerjaan
Pendidikan Terakhir
Anak Ke
Suku Bangsa
Tinggi Badan
Berat Badan
Penyakit Yang Pernah Atau Sedang dialami
Olah Raga Yang Sedang dilakukan
: ......... dari.. ..... bersaudara.
Subjek ke
Wawancara
Hari I Tanggal
Tempat
Jam
Catatan Lapangan
LEMBAR OBSERVASI
: ....... s/d ...... .
1. Gambaran fisik dan penampilan subjek pada saat wawancara.
2. Setting fisik lingkungan dan tempat ketika wawancara dilakukan.
3. Kehadiran pihak lain pada saat wawancara.
4. lnteraksi sosial yang terjadi selama proses wawancara.
5. Ekspresi verbal maupun non-verbal selama proses wawancara.
6. Hambatan selama proses wawancara.
7. Ringkasan sikap subjek selama jalannya wawancara ; (suara, intonasi,
posisi tubuh, antusiasme dan sikap terhadap interviewer).
8. Catatan khusus yang ditemukan pada saat proses wa.wancara
berlangsung.
Catatan Subjek
1. ldentitas pribadi subjek.
2. Ringkasan wawancara :
a) Gambaran kasus secara kronologis.
b) Poin yang panting dan menarik.
c) Latar belakang kehidupan subjek yang terungkap ..
PEDOMAN WAWANCAR~A
Gambaran Umum Subjek
1. Coba anda ceritakan tentang riwayat kehidupan a1nda ?
Kecemasan menghadapi obesitas
2. Apakah anda merasa sulit tidur ketika di malam hari ?
3. Apakah anda sering merasa kelelahan ketika benaktivitas karena
obesitas yang anda alami ?
4. Apakah obesitas yang anda alami ini mengganggu aktivitas anda
sehari-hari ?
5. Apakah anda merasa mudah tersinggung ketika ada orang yang
bertanya tentang obesitas yang anda alami ?
6. Apakah anda mengalami masalah kesehatan terhadap obesitas yang
anda alami?
7. Apakah anda merasa secara fisik anda sehat ?
8. Apakah anda sering mengalami tidak enak baclan ?
9. Apakah ancla sering berkeringat tanpa sebab ?
10.Apakah anda selalu merasa lapar dan ingin makan?
11.Apakah anda merasa percaya diri ketika harus bE~rtemu dengan orang
lain ?
12.Apakah anda sudah merasa menjadi orang yang sempurna?
13. Apakah dalam keluarga anda juga ada yang mengalami obesitas ?
14.Bagaimana komentar keluarga anda tentang obesitas yang anda
alami?
15.Apakah ancla merasa takut akan segala kemungldnan yang akan
terjadi pada kehidupan anda ?
16.Apakah anda selalu dapat meraih apa yang anda1 inginkan dalam
hidup ini?
Prilaku Menghadapi Obesitas
17.Apakah anda mengalami obesitas sejak kecil?
18. Mulai kapan anda menyadari bahwa anda mengalami obesitas ?
19. Bisa anda jelaskan penyebab anda mengalami obesitas ?
20.Apakah ada keuntungan dan kerugian dari bentuk tubuh anda yang
sekarang?
21. Apakah anda pernah mencoba untuk menurunkan berat badan ?
22. Dengan cara apa anda melakukannya ?
23. Apakah berhasil ?
24. Lalu bagaimana perasaan anda ?
25. Ketika diet anda tidak berhasil, apa yang anda lakukan ?
26. Apakah anda menetapkan target waktu ketika melakukan penurunan
berat badan ?
27.Apakah anda sudah merasa puas dengan bentuk tubuh ini?
28. Lalu bagaimana sebenarnya bentuk tubuh yang anda inginkan ?
29.Apa pendapat anda tentang bentuk tubuh yang ideal?
30. Bagaimana anda memandang diri anda sendiri sebagai individu yang
mengalami obesitas ?
31. Bagaimana perasaan anda ketika berkaca di depan cermin ?
32.Apakah anda merasa malu dengan bentuk tubuh anda yang seperti ini
?
33. Bagaimana pandangan masyarakat sekitar tentang anda sebagai
individu yang mengalami obesitas ?
34. Lalu bagaimana sikap anda mengahadapi komentar di masyarakat
tersebut?
35.Jika ada orang yang baru anda kenal bertanya tentang obesitas yang
anda alami, apakah anda bersedia untuk menjefaskannya ?
36.Apa yang akan anda lakukan ketika anda sedang makan, lalu ada
orang lain yang menegur anda agar jangan ma!Kan terlalu banyak ?
Kecemasan Dalam Memilih Pasangan Hidup
37.Apakah anda sering mimpi buruk ketika di malam hari karena
memikirkan tentang calon pasangan hidup anda nanti?
38.Apakah jantung anda sering berdetak dengan kencang ketika
memikirkan tentang segala kemungkinan yang akan terjadi tentang
calon pasangan hidup anda nanti?
39.Apakah anda memiliki banyak teman?
40. Apakah anda pernah mengalami kesulitan bergaul dengan teman
teman anda?
4 ·1. Seberapa besar pengaruh teman terhadap penerimaan diri anda saat
ini?
42. Lalu bagaimana hubungan anda dengan teman-teman anda ?
43. Bagaimana hubungan anda dengan orang tua anda ?
44. Bagaimana hubungan anda dengan kakak dan atdik anda ?
45. Bagaimana hubungan anda dengan saudara-saudara anda ?
46. Seberapa besar pengaruh keluarga dalam memltientuk konsep diri
terhadap kondisi anda saat ini ?
47.Apakah anda merasa kesulitan beradaptasi ketika bertemu dengan
orang yang baru anda kenal ?
48.Apakah anda mengalami masalah komunikasi dengan lawan jenis
anda?
49.Apakah anda pernah berpacaran?
50.Apakah saat ini juga anda sedang menjalin hubungan dengan
seorang laki-laki (berpacaran)?
51. Apakah pacar anda pernah berkomentar tentang bentuk tubuh anda
yang mengalami obesitas ?
52. Bagaimana pendapat pacar anda tentang wanita yang mengalami
obesitas?
53.Apakah pacar anda pernah mengkritik anda karena bentuk tubuh