sanitasi air
TRANSCRIPT
Laporan Praktikum Hari, tanggal : Rabu, 3 Desember 2014Sanitasi dan Higieni PJ Dosen : Ir. CC. Nurwitri, DAA
Asisten : Rizki A.R, AMd Revita Permata Hati, A,Md
SANITASI AIR (PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN TAWAS)
Kelompok 1/ BP1
Bryan Agan J3E113087Intan Purnamawati J3E213090Maretia Ahadya A J3E113060Pramudita Wirassanti J3E113022
SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa
air kehidupan tidak dapat berlangsung. Proses Penjernihan air bertujuan untuk
menghilangkan zat pengotor atau untuk memperoleh air yang kualitasnya
memenuhi standar persyaratan kualitas air Kualitas air yang baik sangatlah
diperlukan untuk kebutuhan hidup manusia, hewan dan tumbuhan.
Air memiliki sifat-sifat yang penting dapat digolongkan ke dalam sifat
fisis, kimiawi, dan biologis. Sifat fisis dari air yaitu didapatkan dalam ketiga
wujudnya. Sifat kimia dari air yaitu mempunyai pH=7 dan oksigen terlarut
(=DO) jenuh pada 9 mg/L. Air merupakan pelarut yang universal, hampir
semua jenis zat dapat larut di dalam air. Sifat biologis dari air yaitu di dalam
perairan selalu didapat kehidupan (Anwar.2012),
Tawas dalam bahasa Inggris disebut "Alum" adalah suatu kristal sulfat
dari logam-logam seperti lithium, potassium, calcium, alumunium, dan logam-
logam lainnya. Kristal tawas ini cukup mudah larut dalam air, dan
kelarutannya berbeda-beda tergantung pada jenis logam dan suhu. Tawas telah
dikenal sebagai flocculator yang berfungsi untuk menggumpalkan kotoran-
kotoran pada proses penjernihan air. Selain itu, tawas juga digunakan sebagai
deodorant, karena sifat antibakterinya
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
1205/Menkes/Per/X/2004 tentang syarat-syarat pengawasan kualitas air, air
bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak
(Depkes.2004).
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai
metode pengujian penjernihan air mengggunakan senyawa kimia Al2S04
11H2O atau dalam nama dagang terkenal dengan tawas. Serta mengetahui
hubungan antara konsentrasi tawas dengan efektifitas waktu yang perlukan.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat Dan Bahan
Table 1 Alat dab Bahan Uji Sanitasi Air Menggunakan Tawas
Alat BahanGelas piala 500mlErlenmeyer 250mlBatang PengadukStopwatch
9999
TawasAir kotor
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Table 2 Hasil Pengujian Sanitasi Air Menggunakan Tawas
Volume yang digunakan
Konsentrasi (ppm) Waktu Keterangan
500 ml(Gelas Piala)
100 5 menit Tidak menunggu sampai jernih tapi
hanyasampai berbeda dengan
kontrol150 5 menit 12 detik Tidak menunggu
sampai jernih tapi hanyasampai
berbeda dengan kontrol
200 5 menit 34 detik250 8 menit 49 detik300 8 menit 20 detik350 3 menit 45 detik Tidak menunggu
sampai jernih tapi hanyasampai
berbeda dengan kontrol
400 2 menit 15 detik450 1 menit 51 detik Tidak menunggu
sampai jernih tapi hanyasampai
berbeda dengan kontrol
250ml(Elenmeyer)
500 5 menit 59 detik600 4 menit 57 detik700 4 menit 40 detik800 3 menit 40 detik900 3 menit 13 detik1000 2 menit 20 detik1100 1 menit 53detik1200 51 detik
3.2 Pembahasan
Air kotor atau sering disebut air limbah sangat berbahaya terhadap
kesehatan manusia mengingat bahwa banyak penyakit yang dapat ditularkan
melalui air limbah. Air limbah ini ada yang hanya berfungsi sebagai media
pembawa saja seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis infektiosa, serta
schitosomiasis. Selain sebagai pembawa penyakit di dalam air limbah itu sendiri
banyak terdapat bakteri patogen penyebab penyakit Ada berbagai macam cara
sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air bersih, dan cara yang
paling mudah dan paling umum digunakan adalah dengan membuat saringan air,
dan bagi kita mungkin yang paling tepat adalah membuat penjernih air dengan
menggunakan zat kimia Al2S04 11H2O atau sering disebut tawas
(Suryawiria.1991).
Tawas atau Al(OH)3 yang digunakan untuk menjernihkan air adalah salah
satu contoh dari koagulasi dalam koloid. Pada penjernihan air, dispersi koloid
yang bermuatan positif seperti tawas (ionnya positif, Al 3+) ditambahkan ke dalam
sol padat yang bermuatan negatif, sehingga partikel yang ada di dalamnya
mengendap.
Pada praktikum ini dilakukan pengujian penjernihan air dengan metode
koagulasi menggunakan zat kimia Al2S04 11H2O atau sering disebut tawas. Serta
mengetahui hubungan konsentrasi tawas dengan efektifitas waktu yang diperlukan
untuk penjernihan. Pada volume 500ml air digunakan konsentrasi tawas 100 ppm,
150 ppm, 200 ppm, 250 ppm, 250 ppm, 300 ppm, 350 ppm dan 450 ppm
sedangkan pada volume 250 ml konsentrasi yang digunakan adalah 500 ppm, 600
ppm, 700 ppm, 800ppm 900ppm 1000 ppm, 1100 ppm dan 1200 ppm. Dari setiap
konsentrasi tawas yang digunakan praktikan memasukan kedalam air yang kotor
dan keruh secara bersama-sama kemudian menghitung waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai tigkat kejernihan air yang diinginkan dengan menggunakan
kontrol sebagai perbandingan kejernihan air.
Hasil dari pengujian penjernihan air menunjukan bahwa pada semakin
tinggi konsentrasi tawas yang digunakan maka semakin cepat waktu yang
dibutuhkan untuk penjernihan air. Konsentrasi tawas menunjukan jumlah tawas
yang dimasukan kedalam air Semakin tinggi konsentrasi tawas maka semakin
banyak jumlah tawas yan dimasukan kedalam air yang akan dijernihkan. Pada
volume air 500ml dengan konsentrasi 100 dan 150 ppm menunjukan waktu yang
lebih cepat dibandingakan konsentrasi tawas 200ppm. Hal ini disebabkan ada
kesalahan pengujian. Kesalahan itu terjadi disebabkan praktikan melihat indikator
kejernihan hanya sebatas dibandingkan dengan pembeda yaitu kontrol kemudian
mencatat waktu yang diperlukan untuk penjernihan. Seharusnya praktikan
melakukan pengujian penjernihan air menunggu air tersebut hingga benar-benar
jernih kemudian mencatat waktu yang diperlukan.
Dalam percobaan kali ini kita bisa mengetahui cara menjernihkan air yang
keruh dengan menggunakan bantuan tawas serta kita bisa mengetahui reaksi dari
tawas itu sendiri.Air yang keruh sekalipun bisa menjadi jernih dengan bantuan
tawas.
Tawas berfungsi untuk mengendapkan, dan menggumpalkan kotoran-kotoran
dalam air keruh. Ion Al3+ dari tawas (bermuatan positif) akan menggumpalkan
koloid tanah liat yang bermuatan negatif sehingga partikel didalamnya akan
mengendap,.
Air dapat dijernihkan berdasarkan sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan
absorpsi. proses koagulasi terjadi akibat tidak stabilnya sistem koloid yang
disebabkan penambahan elektrolit ke dalam sistem koloid tersebut. Sedangkan
absorpsi adalah proses ketika permukaan koloid menyertakan zat lain.
Pada peenjernihan ini menggunakan adsorpsi yaitu penyerapan pada
permukaan partikel koloid oleh adanya gaya adhesi zat-zat asing. Daya adsorpsi
koloid sangat besar karena permukaan partikel koloid yang sangat luas bila
dibandingkan permukaan zat padat dengan jumlah yang sama.
Partikel koloid sol tersebut tidak selalu mengadsorpsi ion yang sama. Hal itu
tergantung pada muatan yang berlebih dari medium pendispersinya.Koloid yang
berbeda akan mengadsorpsi zat-zat yang berbeda pula. Sifat adsorpsi koloid ini
umumnya digunakan untuk mengadsorpsi/membuang kotoran/warna dan bau,
memisahkan campuran (Anonim.201)
Mekanisme penjerihan air menggunakan tawa yaitu t awas/Alum adalah
sejenis koagulan dengan rumus kimia Al2S04 11 H2O. Semakin banyak ikatan
molekul hidrat maka semakin banyak ion lawan yang nantinya akan ditangkap
akan tetapi umumnya tidak stabil. Pada pH 7 terbentuk Al ( OH )-4. Flok –flok Al (
OH )3 mengendap berwarna putih. Tawas adalah senyawa kimia berupa garam
sulfat yang memiliki banyak sekali ragamnya salah satunya yang paling populer
adalah Aluminum Sulfat yang banyak digunakan oleh PDAM untuk memproses
air sungai menjadi ari bersih (oleh karena itu disebut juga dengan nama populer
Alum). istilah Kaporit digunakan untuk mematikan bakteri pada air.
Jenis tawas lainnya adalah seperti Tawas Natrium untuk bahan
pengembang roti, Tawas Kalium untuk pengolah limbah, Tawas Besi untuk
penyamakan kulit dan bahan pewarna.Tawas juga digunakan untuk bahan dasar
deodorant atau juga dioleskan langsung pada ketiak untuk menghindari bau
badan. Dan masih banyak lagi kegunaan tawas lainnya.
Air (H2O) merupakan bahan esensial dan sangat penting bagi semua
makhluk hidup terutama bagi kehidupan manusia. Beragam aktifitas manusia
senantiasa berhubungan dengan air. Sebut saja seperti mencuci, mandi, minum,
dan sebagainya. Semua membutuhkan keberadaan air. Dengan air ini (sebagai
pelarut campuran semen dan pasir) juga bangunan dapat berdiri kokoh. Apa
jadinya kalau campuran semen dan pasir ini tanpa kehadiran air. Tentu semen dan
pasir itu tidak bisa bersenyawa dengan baik. Dengan air ini pulalah tumbuh-
tumbuhan dapat mengambil manfaatnya sehingga menghasilkan buah yang enak
dan pemandangan hijau yang menyejukkan mata. Dengan air, hewan-hewan dapat
mengambil manfaatnya dan keluarlah air susu yang berguna bagi kesehatan
manusia. Hewan laut (seperti ikan) tidak akan bisa hidup tanpa keberadaan air.
Dalam sebuah molekul air, dua atom hidrogen terikat secara kovalen pada
satu atom oksigen. Tapi karena atom oksigen lebih besar daripada atom hidrogen,
maka tarikannya pada elektron-elektron hidrogen jauh lebih besar. Dengan begitu
elektron-elektron tertarik mendekati kerangka atom oksigen yang lebih besar dan
menjauhi kerangka hidrogen. Ini berarti meski molekul air secara keseluruhan
bersifat stabil, tapi massa inti oksigen yang lebih besar cenderung menarik semua
elektron dalam molekul (termasuk juga elektron-elektron hidrogen yang dipakai
bersama) sekaligus memberikan sedikit muatan elektronegatif kepada bagian
beroksigen disebuah molekul.
Karena elektron di atom hidrogen lebih dekat dengan atom oksigen maka
atom hidrogen membawa muatan elektropositif dalam jumlah yang kecil. Ini
berarti molekul air punya kecenderungan membentuk ikatan yang lemah dengan
molekul air yang lain sebab ujung oksigennya molekul bersifat negatif dan ujung
hidrogen bersifat positif. Sebuah atom hidrogen yang masih terikat secara kovalen
dengan oksigen di molekulnya sendiri mampu membentuk ikatan yang lemah
dengan oksigen di molekul lainnya. Hal yang sama juga berlaku bagi ujung
oksigen sebuah molekul yang mampu membentuk ikatan yang lemah dengan
ujung-ujung hidrogennya molekul yang lain. Karena molekul air memiliki
polaritas ini, air merupakan sebuah entitas kimiawi yang berkesinambungan.
Reaksi kimia pada penjernihan air menggunakan tawas .Tawas/Alum
adalah sejenis koagulan dengan rumus kimia Al2S04 11 H2O atau 14 H2O atau 18
H2O umumnya yang digunakan adalah 18 H2O. Semakin banyak ikatan molekul
hidrat maka semakin banyak ion lawan yang nantinya akan ditangkap akan tetapi
umumnya tidak stabil (Martalius.2010).
Pada pH > 7 terbentuk Al ( OH )-4. Flok –flok Al ( OH )3
(mengendap berwarna putih.)
Pada pH < 7 terbentuk Al ( OH )2+, Al ( OH )2 4+
Gambar 1 Hubungan pH dengan Reaksi Tawas
Gugus utama dalam proses koagulasi adalah senyawa aluminat yang
optimum pada pH netral. Apabila pH tinggi atau boleh dikatakan kekurangan
dosis maka air akan nampak seperti air baku karena gugus aluminat tidak
terbentuk secara sempurna. Akan tetapi apabila pH rendah atau boleh dikata
kelebihan dosis maka air akan tampak keputih – putihan karena terlalu banyak
konsentrasi alum yang cenderung berwarna putih. Dalam cartesian terbentuk
hubungan parabola terbuka, sehingga memerlukan dosis yang tepat dalam proses
penjernihan air. Reaksi alum dalam larutan dapat dituliskan.:
Reaksi ini menyebabkan pembebasan ion H+ dengan kadar yang tinggi
ditambah oleh adanya ion alumunium. Ion Alumunium bersifat amfoter sehingga
bergantung pada suasana lingkungan yang mempengaruhinya. Karena suasananya
asam maka alumunium akan juga bersifat asam sehingga pH larutan menjadi
turun.
Jika zat-zat ini dilarutkan dalam air, akan terjadi disosiasi garam menjadi
kation logam dan anion. Ion logam akan menjadi lapisan dalam larutan dengan
konsentrasi lebih rendah dari pada molekul air, hal ini disebabkan oleh muatan
posistif yang kuat pada permukaan ion logam (hidratasi) dengan membentuk
molekul heksaquo (yaitu 6 molekul air yang digabung berdekatan) atau disebut
dengan logam (H2O)63+ , seperti [Al.(H2O)6]3+.
Ion seperti ini hanya stabil pada media yang sedikit asam , untuk
aluminium pada pH < 4, untuk Fe pada pH < 2. Jika pH meningkat ada proton
yang akan lepas dari ion logam yang terikat tadi dan bereaksi sebagai asam.
Sebelum digunakan satu hal yang harus disiapkan yaitu larutan koagulan.
Di dalam larutan, koagulan harus lebih efektif, bila berada pada bentuk trivalen
(valensi 3) seperti Fe3+ atau Al3+, menghasilkan pH < 1,5. Bila larutan alum
ditambahkan ke dalam air yang akan diolah terjadi reaksi sebagai berikut :
Al2S04 + 6 H2O → Al ( OH )3 + 6 H+ + SO42-
Reaksi hidrolisa : Al3+ + 3H2O → Al(OH)3 + 3H+
Gambar 2 Reaksi Tawas dalam Larutan
Gambar 3 Reaksi Larutan Tawas Ditambahkan kedalam Air
Jika alkalinitas dalam air cukup, maka terjadi reaksi :
Dari reaksi di atas menyebabkan pH air turun.
Kelarutan Al(OH)3 sangant rendah, jadi pengendapan akan terjadi dalam bentuk
flok. Bentuk endapan lainnya adalah Al2O3. nH2O seperti ditunjukkan reaksi :
Ion H+ bereaksi dengan alkalinitas.
Reaksi-reaksi hidrolisa yang tercantum di atas merupakan persamaan
reaksi hidrolisa secara keseluruhan. Reaksi hidrolisa biasanya digunakan untuk
menghitung perubahan alkalinitas dan pH.
Pada kenyataannya ion Al3+ dalam larutan koagulan terhidrasi dan akan
berlangsung dengan ketergantungan kepada pH hidrolisa. Senyawa yang
terbentuk bermuatan positip dan dapat berinteraksi dengan zat kotoran seperti
koloid.
Tahap tersebut terbentuk senyawa dengan 5 molekul air dan 1 gugus hidroksil
yang muatan total akan turun dari 3+ menjadi 2+ misalnya : [Al(H2O)5OH]2+.
Jika ada CO32− : CO3
2− + H+ → HCO3− + H2O
Atau dengan HCO3− : HCO3− + H+ → CO2 +
2Al3+ + (n+3)H2O → Al2O3.nH2O + 6H+
[Al(H2O)6]3+ → [Al(H2O)5OH]2+ + H+
[Al(H2O)5OH]2+ → [Al(H2O)4(OH)2]+ + H+
[Al(H2O)4(OH)2]+ → [Al(H2O)3(OH)3] + H+ endapan
[Al(H2O)3(OH)3] → [Al(H2O)2(OH)4]− + H+ terlarut
Gambar 4 Reaksi Alkali Dalam Air
Gambar 5 Endapan yang terjadi dalam kelarutan Tawas
Gambar 6 Reaksi Kimia Tawas
Selain tawas proses penjernihan air dapat menggunakan zat kimia lain
untuk pengujian penjernihan air. Klorin banyak digunakan dalam pengolahan air
bersih dan air limbah sebagai oksidator dan desinfektan. Sebagai oksidator, klorin
digunakan untuk menghilangkan bau dan rasa pada pengolahan air bersih. Untuk
mengoksidasi Fe(II) dan Mn(II) yang banyak terkandung dalam air tanah menjadi
Fe(III) dan Mn(III).
Yang dimaksud dengan klorin tidak hanya Cl2 saja akan tetapi termasuk
pula asam hipoklorit (HOCl) dan ion hipoklorit (OC-), juga beberapa jenis
kloramin seperti monokloramin (NH2Cl) dan dikloramin (NHCl2) termasuk di
dalamnya.
Klorin dapat diperoleh dari gas Cl2 atau dari garam-garam NaOCl dan
Ca(OCl)2. Kloramin terbentuk karena adanya reaksi antara amoniak (NH3) baik
anorganik maupun organik aminoak di dalam air dengan klorin.
Bentuk desinfektan yang ditambahkan akan mempengaruhi kualitas
yang didesinfeksi. Penambahan klorin dalam bentuk gas akan menyebabkan
turunnya pH air, karena terjadi pembentukan asam kuat. Akan tetapi penambahan
klorin dalam bentuk natrium hipoklorit akan menaikkan alkalinity air tersebut
sehingga pH akan lebih besar. Sedangkan kalsium hipoklorit akan menaikkan pH
dan kesadahan total air yang didesinfeksi(Metcalf & Eddy, 199).
Kaporit atau kalsium hipoklorit adalah suatu senyawa kimia dengan rumus
ca(clo)2. Senyawa ini luas digunakan untuk pengolahan air dan sebagai zat
pemutih (serbuk pemutih). Zat kimia ini dianggap relatif stabil dan mengandung
klor yang lebih banyak ketimbang natrium hipoklorit (cairan pemutih).Nama lain
kalsium hipoklorit ialah asam hipoklorit, garam kalsium dan serbuk
pemutih.Pembuatan kalsium hipoklorit (Day.R.A.2002).
Zat kimia pemutih ini dapat dihasilkan melalui proses kalsium:
2Cl2 + 2Ca(OH)2 → Ca(OCl)2 + CaCl2 + 2H2O
Gambar 7 Reaksi Garam Kalsium
Serbuk pemutih ini secara aktual merupakan campuran dari kalsium
hipoklorit (ca(clo)2) dan klorida dasar cacl2, h2o dengan beberapa keping kapur,
ca(oh)2. Kalsium hipoklorit digunakan untuk disinfektan pada air minum atau air
kolam renang. Ia digunakan sebagai zat pembersih kuman kolam renang di luar
rumah yang dikombinasikan dengan penyetabil asam sianurat, yang mengurangi
kehilangan klor sehubungan dengan radiasi ultraviolet. Kandungan kalsiumnya
menyadahkan air dan cenderung menimbulkan “clog up” beberapa saringan;
karena, beberapa produk yang mengandung kalsium hipoklorit juga mengandung
bahan anti-noda.
Mekanisme penjernihan air lainnya yang digunakan yaitu . Penstabil air ,zat
kimia ini untuk mengatur taraf keasaman atau kebasaan air dan kadar mineralnya.
Yang termasuk di dalamnya adalah asam, basa, dan garam-garaman. Beragam
jenis soda dan kapur kerapkali digunakan. Pada penurunan kesadahan digunakan
proses kapur-soda dan bermacam-macam variannya. Senyawa dari unsur
magnesium dan klorida juga banyak terlibat. Berikut ini adalah contohnya: NaOH
(natrium hidroksida/soda api), Ca(OH)2 (kalsium hidroksida/kapur tohor), Na2CO3
(natrium karbonat/soda abu), NaHCO3 (natrium bikarbonat/soda kue), NaCl
(natrium klorida/garam dapur), HCl (asam klorida), H2SO4 (asam sulfat). Selain
itu penggunaan sinar ultra violet dapat digunakan sebagai penjerniha air. Adapun
penggunaan sinar ultraviolet (UV) harus hati-hati karena tidak semua spektrum
panjang gelombangnya mampu membunuh bakteri. Saat ini para peneliti membagi
radiasi UV menjadi beberapa kelompok dalam rentang 400-100 nm (nm:
nanometer. 1m = 1 milyar nm). Ada juga yang mengatakan antara 400-4 nm.
Rinciannya: UV-A: panjang gelombangnya 320-400 nm; UV-B: 280-320 nm;
UV-C: 200-280 nm; dan UV ekstrim atau UV vakum: 100-200 nm. Sedangkan
rentang panjang gelombang yang mampu membasmi bakteri ialah 280-200 nm.
Ada juga pendapat lain, yaitu 260-265 nm (Parker1975).
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian penjernihan air menggunakan tawas dapat kita
simpulkan bahwa konsentrasi tawas sangat berpengaruh terhadap waktu yang
diperlukan untuk penjernihkan. Semakin tinggi konsentrasi dan semakin sedikit
volume air yang akan dijernihkan maka semakin cerpat proses penjernihan.
Namun volume air yang akan dijernihkan dan konsentrasi tawas yang digunakan
perlu diperhatikan karena akan terjadi penggumpalan endapan. Selain tawas ada
zat kimia lain yang dapat dipakai untuk penjernihan air yaitu klor.
4.2 Saran
Sebelum dilakukan praktikum sebaiknya praktikan telah mengetahui dan memahami materi yang akan dilakukan. Sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan saat praktikum dan hasil yang diperoleh akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011.ProsesPenjernihanAir.http://chemistryaddict.wordpress.com/2011/10/12/proses-penjernihan-air/ diakses pada [02 Desember 2014]
Anwar,Tauhid.2012.ManfaatTawas.http://tauhidanwar.blogspot.com/2012/10/manfaat-tawas.html diakses pada [02 Desember 2014]
Chalid, Sri Yadial.2011.Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Jakarta : UIN Syarif Hidayatulla
Day.R.A, Jr dan A.L Underwood, Jr. 2002.Analisis Kimia Senyawa Kaporit Jakarta:Erlangga
Departemen Kesehatan RepublikIndonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:1205/Menkes/Per/X/2004,Persyaratan Air Bersih Sesuai Peraturan MenteriKesehatan Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990, Depkes RI, Jakarta, 2004
Martalius, Ir dan Hafnimardiyanti, M.Si.2010. Penuntun Praktikum Reaksi Tawas. ATI : Padang
Metcalf & Eddy, 1991, Wastewater Engineering; Treatment, Disposal and Reuse, Third Edition, McGraw-Hill, Inc., New York.
Parker w.Hamer, Wastewater System Engineering, Prentice-Hali inc, New Jarsey, 1975
Suryawiria C.T, Teknologi Penyediaan Air bersih, P.T Rineka Cipta, Jakarta, 1991