sap asi.doc
TRANSCRIPT
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS (PSPN)KEPERAWATAN REPRODUKSI
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGADI KELURAHAN KENJERAN
KENJERAN KOTA SURABAYA
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Hari/tanggal : Kamis, 11 Desember 2014
Tempat : Kelurahan Kenjeran
Waktu : 08.30 - 09.00 WIB
Kegiatan : Penyuluhan ASI Ekslusif
1. Tujuan Instruksional Umum
Pada akhir proses penyuluhan, para Ibu hamil dan Ibu menyusui mengerti tentang
pemberian ASI eksklusif serta penyimpanan ASI yang baik dan benar dan menunjukkan
kemauan untuk meneteki bayinya setelah melahirkan dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Instruksional Khusus
1) Meningkatkan pengetahuan tentang ASI eksklusif
2) Menyebutkan komposisi yang terkandung dalam ASI eksklusif
3) Menyebutkan manfaat ASI eksklusif untuk bayi dan ibu
4) Menyebutkan Keburukan pemberian makanan buatan
5) Menyebutkan mekanisme menyusui
6) Menyebutkan cara menyusui yang benar
7) Menyebutkan masalah yang sering terjadi pada saat menyusui
8) Menyebutkan cara pemberian ASI pada ibu bekerja
9) Menyebutkan penyimpanan ASIP (Bank ASI) dan pemberian ASIP
3. Materi
1) Pengertian ASI eksklusif
2) Komposisi yang terkandung
dalam ASI eksklusif
3) Manfaat ASI eksklusif untuk
bayi dan ibu
4) Keburukan pemberian
makanan buatan
5) Mekanisme menyusui
6) Cara Menyusui yang benar
7) Masalah yang sering terjadi
pada saat menyusui
8) Cara pemberian ASI pada ibu
bekerja
9) Penyimpanan ASIP (Bank
ASI) dan pemberian ASIP
4. Metode
Ceramah dan tanya jawab
5. Media
1) Flipcart
2) Leaflet
6. Sasaran
Ibu dan balita yang datang ke Posyandu
7. Kegiatan penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta1. Pembukaan
5 menit1. Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam.2. Memperkenalkan diri3. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan4. Menyebutkan materi yang akan
diberikan5. Menyebutkan kontrak waktu
kegiatan penyuluhan
1.2.3.4.5.
2. Pelaksanaan 15 menit
1. Menggali pengetahuan tentang ASI
2. Menjelaskan tentang :1)2)
dalam ASI eksklusif3)
bayi dan ibu4)
buatan5)6)7)
pada saat menyusui8)
bekerja9)
dan pemberian ASIP
1. Memperhatikan dan menjawab
2. Memperhatikan3. Bertanya
3. Evaluasi5 menit
Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan dan reinforcement kepada yang dapat menjawab pertanyaan
Menjawab pertanyaan
4. Terminasi5 menit
1. Bersama dengan ibu menyusui mendiskusikan/merangkum materi yang telah disampaikan
2. Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta
3. Mengucapkan salam penutup
4. Membagikan leaflet
1. Mendengarkan2. Menjawab salam3. Menerima leaflet
8. Pengorganisasian
Pembimbing : Esty Yunitasari, S.Kep., M.Kes
Penanggung Jawab : Rio Cristianto
Moderator : Jihan Nisa Afdila
Penyaji : Agnes Sevelina A., Mira Melinda Prakosa
Fasilitator : Indah Nur Rahmawati
Siti Fatonah
Vita Ardhani P.S.
Nur Khafidhoh
Observer : Rio Cristianto
9. Kriteria Evaluasi
1) Evaluasi struktur
(1) Kesiapan POA
(1) Kesiapan SAP, materi dan persiapan umum
(2) Kesiapan media : flipcart, leaflet
(3) Pengorganisasian penyuluhan dilakukan 1 hari
sebelumnya
2) Evaluasi proses
(1) Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya
(2) Peserta penyuluhan antusias terhadap materi penyuluhan.
(3) Peserta penyuluhan tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan
selesai
(4) Peserta penyuluhan terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
(5) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan
benar
3) Evaluasi hasil
Peserta penyuluhan mampu mengerti dan memahami :
(1) Pengertian ASI eksklusif
(2) Komposisi yang terkandung dalam ASI eksklusif
(3) Manfaat ASI eksklusif untuk bayi dan ibu
(4) Keburukan pemberian makanan buatan
(5) Mekanisme menyusui
(6) Cara Menyusui yang benar
(7) Masalah yang sering terjadi pada saat menyusui
(8) Cara pemberian ASI pada ibu bekerja
(9) Penyimpanan ASIP (Bank ASI) dan pemberian ASIP
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian
ASI eksklusif adalah ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan
dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan
air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini. ( WHO, 2001)
Asi eksklusi adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan lain pada
bayi berumur 0 – 6 bulan. (Depkes RI, 2004)
2. Komposisi ASI
Perbandingan ASI dan Susu Sapi
ASI Susu SapiPencemaran Bakteri Tidak ada Mungkin adaZat anti-infeksi Banyak Tidak adaProtein1. Kasein (%)2. Whey (%)
4060
8020
Asam amino- Taurin Cukup untuk pertumbuhan
otakTidak ada
Lemak
1. Kolesterol
2. Lipase (untuk mencerna lemak)
Ikatan panjang untuk pertumbuhan otakCukup untuk pertumbuhan otakada
Ikatan pendek dan sedang
Tidak cukup
Tidak ada
Laktosa 7 (cukup) 3-4 (tidak cukup)Garam Tepat untuk pertumbuhan Terlalu banyakMineral1. Kalsium2. Fosfat
350 (tepat)150 (tepat)
1440 (terlalu banyak) 900 (terlalu banyak)
Zat Besi Jumlahnya sedikit diserap baik
Jumlahnya sedikit diserap tidak baik
Vitamin Cukup Tidak cukupAir Cukup Diperlukan lebih banyak
3. Manfaat ASI Ekslusif
1) Bagi Bayi :
(1) ASI sebagai nutrisi
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi.
(2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit
dan jamur.
(3) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan
Kecerdasan anak terkait erat dengan otak maka jelas faktor utama yang
mempengaruhi perkembangan kecerdasan otak adalah pertumbuhan
otak. Nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi yang tidak
ada atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi, antara lain: taurin,
laktosa dan asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, omega 3 dan omega
6)
(4) ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan
merasakan kasih sayang ibunya. Ia akan merasa lebih aman dan
tentram.
(5) ASI selalu siap dalam keadaan steril dan suhu yang
tepat kapanpun bayi membutuhkannya.
2) Bagi Ibu :
(1) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
(2) Mengurangi terjadinya anemia
(3) Menjarangkan kehamilan
(4) Mengecilkan rahim
(5) Lebih cepat lansing kembali
(6) Mengurangi kemungkinan menderita kanker
(7) Lebih ekonomi / murah
(8) Tidak merepotkan dan hemat waktu
(9) Portabel dan praktis
(10)Memberi kepuasan bagi ibu (www.infoibu.com)
4. Keburukan Pemberian Makanan Buatan
1) Makanan buatan termasuk
susu formula mudah tercemar oleh bakteri, termasuk botol yang digunakan,
bahkan bakteri sudah berkembang cepat sebelum susu tercium basi.
2) Susu formula tidak
mengandung sel darah putih hidup dan antibody sehingga bayi yang diberi
susu formula lebih mudah terkena diare dan infeksi pernafasan .
3) Pemborosan uang, sehingga
bagi keluarga dengan ekonomi rendah mungkin membuat susu tidak sesuai
dengan takaran sehingga gizi bayi tidak tercukupi dengan sempurna.
4) Kandungan nutrien yang
tidak sesuai dengan kebutuhan bayi mungkin menyebabkan gangguan
pencernaan pada bayi.
5) Resiko alergi terhadap
protein susu sapi yang terkandung dalam susu formula.
5. Mekanisme Menyusui
Pada seorang ibu yang menyusui dikenal 2 refleks yang masing-masing
berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu refleks prolaktin
dan reflek “ let down “
1) Reflek Prolaktin
Isapan bayi akan diteruskan ke hipotalamus melalui medula spinalis dan
mesensephalon. Hipotalamus akan menekan faktor yang menghambat
sekresi prolaktin dan sebaliknya akan merangsang pengeluaran faktor yang
memacu sekresi prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang
berfungsi untuk membuat air susu.
2) Reflek Let down
Pembentukan adenohipofise yang berasal dari isapan bayi akan dilanjutkan
ke neurohipofise yang kemudian mengeluarkan oksitosin. Oksitosin yang
sampai pada alveoli akan mempengaruhi sel mioepitelium. Kontraksi dari
sel ini akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan
masuk ke sistem duktulus yang untuk selanjutnya mengalis melalui duktus
laktiferus masuk ke mulut bayi. (Roesli,2000).
6. Cara Menyusui Yang Benar
1) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada
puting dan disekitar kalang payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai
antiseptik dan menjaga kelembaban puting susu.
2) Bayi diletakkan menghadap perut ibu / payudara.
(1) Ibu duduk atau berbaring santai, bila duduk sebaiknya menggunakan
kursi yang rendah (agar kaki ibu tidak menggantung) dan punggung ibu
bersandaran pada kursi.
(2) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi
terletak pada satu lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah,
dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan).
(3) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang sati
didepan.
(4) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara
(tidak hanya membelokkan kepala bayi).
(5) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
(6) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
3) Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang
dibawah, jangan menekan puting susu atau kalang payudara saja.
4) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting refleks) dengan
cara:
(1) Menyentuh pipi dengan puting susu
(2) Menyentuh sisi mulut bayi
5) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dan puting serta kalang payudara dimasukkan ke mulut bayi :
(1) Usahakan sebagian besar kalang payudara kmasuk ke mulut bayi,
sehingga puting susu berada dibawah langit-langitdan lidah bayi akan
menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASIyang terletak
dibawah kalang payudara. Posisi yang salah yaitu apabila bayi hanya
menghisap pada puting susu saja, akan mengakibatkan masukan ASI
yang tidak adekuat dan puting susu lecet.
(2) Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang atau
disangga lagi. (Roesli, 2000)
Posisi menyusui yang benar :
a. Menggendong dengan topang menyilang
b. Gendongan foot ball
c. Gendongan biasa
d. Posisi berbaring miring
e. Posisi setengah duduk
f. Posisi duduk
7. Masalah Yang Terjadi Pada Saat Menyusui
1) Puting susu lecet
(1) Penyebab :
a. Kesalahan dalam tehnik menyusui
b. Moniliasis pada mulut bayi
c. Pemakaian sabun, alkhohol, atau zat iritan lain saat mencuci puting
susu.
d. Tali lidah yang pendek
(2) Penatalaksanaan :
a. Mengurangi frekuesi menyusui pada puting
susu yang lecet
b. Bekas ASI tidak perlu dibersihkan karena
digunakan sebagai pelembab
c. Jangan menggunakan sabun, alkhohol dan
zat iritan untuk membersihkan puting susu
d. Puting susu diolesi dg minyak kelapa yang
telah dimasak sebelumnya
(3) Pencegahan :
a. Tidak membersihkan puting susu dengan sabun, alkhohol & zat
iritan lain
b. Melepaskan puting susu dari hisapan setelah bayi benar-benar selesai
menyusu
c. Posisi menyusui harus benar
2) Payudara bengkak
(1) Penyebab :
a. ASI tidak disusu dengan adekuat
b. Statis pada pembuluh darah dan limfe
c. Puting susu yang tidak bersih
(2) Penatalaksanaan :
a. Masase payudara
b. Kompres dingin
c. Menyusukan lebih lama dan lebih sering
pada payudara yang bengkak
(3) Pencegahan :
a. Susukan bayi segera setelah lahir
b. Susukan bayi tanpa dijadwal
c. Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila produksi ASI
melebihi dari kebutuhan bayi
d. Perawatan payudara
3) Puting susu masuk kedalam
Untuk mengatasi puting yang masuk kedalam, ibu harus rajin
memassase dengan menarik-narik puting kearah luar menggunakan baby oil
atau bisa juga dengan menggunakan suntikan atau sambungan puting yang
banyak tersedia ditoko-toko bayi. Kalau si anak menggigit, ibu harus sabar
mungkin karena posisi menyusui yang salah atau mungkin si anak kesulitan
mencari puting. Jangan dipaksa apabila si anak tidak mau ASI, karena
pemaksaan dapat membuat trauma. Biasanya karena terlalu lama
menggunakan dot, si anak jadi malas kembali ke ASI, biasanya ini yang
disebut sebagai “bingung puting”. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan
kesabaran, ketelatenan dan kasih sayang ibu terhadap anak. (Wong, 2003).
8. Cara pemberian ASI pada ibu bekerja
1) ASI perah (ASIP) merupakan solusi bagi ibu-ibu bekerja yang tetap ingin
menyusui bayinya secara eksklusif.
2) Memerah ASI dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan
atau memakai pompa manual maupun elektrik.
Gambar. 1. Cara Memerah Asi Manual
Gambar 2. Alat Penghisap ASI
3) ASI yang telah diperah dapat disimpan di wadah yang telah disterilkan
terlebih dahulu. Contoh:
Gambar 3. Wadah ASI
4) Setelah disimpan, berilah label di wadah ASIP dengan mencantumkan nama
bayi dan tanggal.
9. Penyimpanan ASIP (Bank ASI) dan pemberian ASIP
Daya tahan ASIP sangat tergantung pada suhu tempat penyimpanan, seperti
penjelasan pada tabel berikut:
Tempat peyimpanan Suhu Lama Penyimpanan
Dalam ruangan (ASIP segar)
190-260C 6-8 jam di ruangan ber-AC dan 4 jam di ruangan tanpa AC
Dalam ruangan (ASIP beku yang telah dicairkan)
190-260C 4 jam
Kulkas (ASIP segar) < 400C 2-3 hari
Kulkas (ASIP beku yang telah dicairkan)
< 400C 24 jam
Freezer (lemari es 1 pintu) -180 sampai 00C 2 minggu
Freezer (lemari es 2 pintu) -200 sampai -180C 3-4 bulan
Deep freezer Suhu stabil≤ -200C
6-12 bulan
Cara Pemberian ASIP:
1) Ambil ASI berdasarkan tanggal pemerahan, yang pertama diperah diberikan
dulu atau yang paling segar diberikan dulu asalkan memperthatikan masa
kadaluarsa (metode First In First Out/FIFO atau Last In First Out/LIFO).
2) Jika ASI beku cairkan terlebih dahulu dengan cara meletakkannya pada
lemari es (bukan freezer) atau suhu ruangan sampai cair.
3) Untuk menghangatkan taruh ASI dalam wadah yang telah berisi air hangat
sampai suhu ASI sama dengan suhu air yang digunakan ketika memandikan
bayi. Jangan menggunakan microwave, oven atau mendidihkan ASI karena
dapat merusak kandungan ASI.
4) Kocok dulu sebelum mengetes suhu ASI, kemudian teteskan pada punggung
tangan.
5) Berikan ASI dengan menggunakan sendok/cup feeder, tidak disarankan
menggunakan botol sebelum bayi berumur 4 bulan karena dapat
menyebabkan bingung putting.
6) ASIP beku yang telah dicairkan dengan cara direndam air hangat dapat
dikembalikan ke lemari es dan bertahan dalam waktu 4 jam, namun jika
sudah diminum (terkena mulut bayi) lebih baik dibuang.
DAFTAR PUSTAKA
Soetjiningsih (1997), ASI Petunjuk Untuk Kesehatan, Jakarta : EGC
Surasmi, Asrining. (2003). Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC
Suririnah. 2008. ASI memberi keuntungan ganda untuk ibu dan bayi. Diakses dari www.InfoIbu.com//. Tanggal 5 November 2014
Utami, Roesli (2000), Mengenal ASI Eksklusif, Jakarta : Trubus Agriwidya
Wong, Donna L. (2003). Pedoman Klinis Perawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
Anwar, Syaiful. (2003). Perawatan Payudara Selama Hamil. Diakses dari www.Asysyariah.com. Tanggal 5 November 2014
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“ASI EKSKLUSIF”
Disusun Oleh:
Agnes Sevelina Anggraini
Vita Ardhani Perwita Sari
Jihan Nisa Afdila
Indah Nur Rahmawati
Rio Cristianto
Nur Khafidhoh
Siti Fatonah
Mira Melinda Prakosa
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014