sap implementasi rw

37
SATUAN ACARA PENYULUHAN A. Strategi Pelaksanaan Metode : Ceramah dan tanya jawab Media : LCD proyektor dan selebaran Sasaran : Masyarakat RW 07 Merjosari khususnya ibu dan bapak yang mengikuti tahlil Lokasi: Rumah Bu Sumarlik (RT 03) Rumah warga Bapak Haris (RT 01) Rumah warga bu Nunuk (RT 02) Rumah warga Pak Budi (RT 03 dan 04) Rancangan Pelaksanaan Pembagian Tugas 1. Rumah Bu Sumarlik (RT 03) Semua anggota kelompok mengikuti acara Penyuluhan dan Tahlilan Ibu-Ibu 2. Rumah warga Bapak Haris (RT 01) Anggota yang bertugas adalah Yudi dan dani serta mendapat bantuan dari anggota kelompok lain yaitu Arif Dwi Pradipta dan Agil Syahrial 3. Rumah warga bu Nunuk (RT 02) Anggota yang bertugas adalah Yeni, Eviy, Nisa, dan Doni 4. Rumah warga Pak Budi (RT 03 dan 04)

Upload: indrawati-ismail

Post on 07-Aug-2015

49 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: SAP Implementasi RW

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Strategi Pelaksanaan

Metode : Ceramah dan tanya jawab

Media : LCD proyektor dan selebaran

Sasaran : Masyarakat RW 07 Merjosari khususnya ibu dan bapak yang

mengikuti tahlil

Lokasi: Rumah Bu Sumarlik (RT 03)

Rumah warga Bapak Haris (RT 01)

Rumah warga bu Nunuk (RT 02)

Rumah warga Pak Budi (RT 03 dan 04)

Rancangan Pelaksanaan

Pembagian Tugas

1. Rumah Bu Sumarlik (RT 03)

Semua anggota kelompok mengikuti acara Penyuluhan dan Tahlilan Ibu-Ibu

2. Rumah warga Bapak Haris (RT 01)

Anggota yang bertugas adalah Yudi dan dani serta mendapat bantuan dari

anggota kelompok lain yaitu Arif Dwi Pradipta dan Agil Syahrial

3. Rumah warga bu Nunuk (RT 02)

Anggota yang bertugas adalah Yeni, Eviy, Nisa, dan Doni

4. Rumah warga Pak Budi (RT 03 dan 04)

Anggota yang bertugas adalah Ajeng, Wati, Sholeh, Tia, Aini, Safira ditambah

dengan bantuan dari angggota kelompok lain, yaitu Anindia Umami

Alokasi Waktu : 30 menit

Judul penyuluhan :

1. Peningkatan Kesehatan Bagi Lansia

2. Pengolahan Sampah

3. Penggunaan APD Yang Benar Dan Tepat

Hari/tanggal : 13 Desember 2012

Sasaran : Warga Masyarakat Merjosari Rw 07

Page 2: SAP Implementasi RW

Waktu : Pukul 15.00 dan 19.00

I. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan Warga Masyarakat Merjosari Rw 07 dapat

memahami pentingnya peningkatan kesehatan bagi lansia, pengolahan sampah yang baik,

dan pentingnya penggunaan APD yang benar dan tepat saat bekerja.

II. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan diharapakan pasien dan keluarga dapat :

1. Memahami pentingnya peningkatan kesehatan bagi lansia

2. Memahami cara pengolahan sampah yang baik

3. Memahami pentingnya penggunaan APD yang benar dan tepat saat bekerja

III. Materi

Materi penyuluhan terlampir :

1. Peningkatan kesehatan bagi lansia

2. Cara pengolahan sampah yang baik

3. Penggunaan APD yang benar dan tepat saat bekerja

IV. Metoda

Ceramah dan tanya jawab

V. Media

LCD dan selebaran

KEGIATAN PENYULUHAN

WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 2 menit Pembukaan :

1. Membuka kegiatan, mengucap

salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan

penyuluhan

        Menjawab salam

        Mendengarkan

        Memperhatikan

       

2. 20 menit Pelaksanaan :

Page 3: SAP Implementasi RW

1. Menjelaskan materi

1. Memberi kesempatan

untuk bertanya

         Memperhatikan

         Bertanya dan menjawab

(diskusi)

        

3. 6 menit Evaluasi :

     Menanyakan kepada peserta

tentang materi yang telah

diberikan, dan reinforcement

kepada ibu yang dapat menjawab

pertanyaan.

         Menjawab pertanyaan

4. 2 menit Terminasi :

    1. Mengucapkan terimakasih atas

peran serta peserta.

    2. Penutup

         Mendengarkan

         Menjawab salam

Page 4: SAP Implementasi RW

Kriteria Evaluasi

Dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada Masyarakat RW 07 Merjosari setelah

itu apabila menjawab dengan benar maka diberikan hadiah.

Evaluasi Struktur

Setiap anggota sudah menjalankan tugas dengan baik.

Proses

1. Apakah proses penyuluhan berjalan lancar, respon warga yang mengikuti, dan

bagaimana hasil penyuluhan?

Proses penyuluhan yang telah kami lakukan mengalami beberapa kendala yaitu

Proses penyuluhan berjalan dengan lancar dan warga yang datangpun

cukup banyak. Namun mengalami beberapa kendala yaitu dari segi tempat

penyuluhan terbagi di 4 tempat yaitu Rumah Ibu Sumarlik untuk tahlilan

ibu-ibu, Rumah Ibu Nunuk (RT 02), Rumah warga (RT 03 dan 04) serta

Rumah warga (RT 01) untuk tahlilan bapak-bapak. Dan waktu

pelaksanaannya juga berbeda yaitu untuk tahlil ibu-ibu pada jam 15.00

sedangkan untuk tahlil bapak-bapak jam 19.00. Sehingga kelompok kami

kesuitan dalam pembagian tugas dan keterbatasan anggota kelompok yang

laki-laki. Sehingga kami meminta bantuan dari teman laki-laki dari

kelompok lain untuk tahlil di tempat bapak-bapak.

a. Proses Penyuluhan dirumah Ibu Sumarlik (RT 03), pada pukul 15.00

Ibu-ibu yang datang cukup banyak, yakni 50an orang. Namun terdapat

kendala pada proses pengabsenan seperti tempat tahlilan dan

penyuluhan yang sangat terbatas dan warga yang datang cukup banyak

sehingga yang bisa mengisi daftar hadir hanya 43orang. Ibu-ibu sangat

antusias saat mengikuti penyuluhan yang telah disampaikan dan aktif

bertanya terkait materi yang disampaikan. Setelah ibu-ibu diberikan

kesempatan untuk bertanya, pemateri juga memberikan pertanyaan

yang mana akan diberikan doorprize bagi yang bisa menjawab

pertanyaan tersebut. Alhamdulillah proses kegiatan penyuluhan

tersebut cukup lancar hingga akhir acara dan semua pertanyaan dapat

dijawab dengan jelas oleh pemateri.

Page 5: SAP Implementasi RW

b. Proses penyuluhan dirumah Abah Hasyim (RT 01), pada pukul 19.00:

Dari proses penyuluhan yang telah dilakukan, warga yang datang

sebanyak 25 orang dari 30 anggota. Acara yang dilakukan adalah

acara rutinitas dari warga dan sifatnya giliran sesuai hasil undian.

Sebelum acara tahlilan dimulai, terlebih dahulu diisi dengan acara

arisan bapak-bapak, acara arisan berjalan kurang lebih sekitar 20

menit. Setelah acara tersebut selesai, dilanjutkan dengan acara tahlilan

dan kemudian penyuluhanpun dimulai. Respon dari warga yang hadir

sangat antusias saat diberikan penyuluhan dan terlebih ketika diberi

penyuluhan tentang APD. Mengenai penyuluhan tentang lansia dan

pengolahan limbah sampah organic para warga memberikan masukan

diantaranya warga menyarankan agar tempat penimbunannya

ndilebarkan dalam artian ukurannya diperbesar dari ukuran semua

yang 1 meter dengan kedalaman 1 metar menjadi 1,5 meter dengan

kedalaman 2 meter sehingga hasilnya bisa lebih banyak lagi.

Mengenai lansia para warga kurang karna tempat dari posyandu yang

dirasakan para warga lumayan jauh sehingga antusiasnya berkurang

dan juga pemanfaatan para lansia kurang.

c. Proses penyuluhan dirumah Bapak Budi (RT 03 dan 04)

Proses penyuluhan berjalan lancar. Namun karena tempat sempit dan

banyaknya warga menyebabkan suasana sedikit gaduh dan kurang

kondusif. Warga yang hadir berkisar antara 50 orang sedangkan yang

mengisi daftar hadir hanya 36 orang. Warga antusias dengan materi

penyuluhan terutama pada saat pembagian sampel sarung tangan dan

masker. Warga juga antusias menjawab pertanyaan yang diberikan

oleh pemateri, dibuktikan dengan warga menjawab pertanyaan yang

diberikan pemateri dengan benar.

d. Proses penyuluhan dirumah Bu Nunuk (RT 02), acara dilakukan pukul

20.00. Warga yang datang berjumlah 35 orang namun yang tercantum

dalam daftar hadir hanya 24 orang dikarenakan sebagian warga tidak

dapat menulis dan datang terlambat saat acara dimulai. Proses

Page 6: SAP Implementasi RW

penyuluhan yang dilakukan berjalan dengan lancar, antusias warga

tercipta saat penyuluhan pengolahan sampah dan APD. Hasil

penyuluhan juga sangat baik ini dibuktikan dengan pertanyaan yang

diberikan pemateri dapat dijawab dengan benar oleh beberapa peserta.

Page 7: SAP Implementasi RW

LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN :

1. Pentingnya Peningkatan Kesehatan Bagi Lansia

1.1 Reumatoid arthtritis

A. Definisi

Reumatoid arthtritis adalah penyakit inflamasi sistemik kronis yang

dikarakteristikkan oleh kerusakan dan proliferasi membran sinovial yang

menyebabkan kerusakan pada tulang, sendi, ankilosis, dan deformitas.

B. Etiologi

a. Factor Keturunan Dan Lingkungan

Terjalin hubungan yang erat antara HLA-DW4 dengan arthritis reumatoid

seropositif. Hubungan ini menunjukkan bahwa penderita memiliki resiko 4 kali

lebih mudah terserang penyakit ini.

b. Pengaruh Hormon Dan Seks

Perempuan dengan hormon estrogennya lebih berpeluang terserang arthritis

reumatoid dibandingkan dengan pria. Hormon estrogen sangat penting untuk

menjaga kepadatan tulang. Kekurangan hormon estrogen mengakibatkan lebih

banyak penghancuran tulang daripada pembentukan tulang. Keadaan ini

mempercepat dan memperberat penyakit srthritis reumatoid.

c. Adanya Infeksi

Infeksi di bagian persendian akibat bakteri, mikoplasma atau koloni jamur, dan

virus bisa meniumbulkan sakit yang terjadi secara mendadak. Biasanya, disertai

juga dengan tanda-tanda peradangan, seperti panas, nyeri, bengkak dan gangguan

fungsi. Infeksi dan peradangan merupakan gejala yang khas sebagai tanda

timbulnya arthritis reumatoid.

d. Pengaruh Usia

Umur 35-45 tahun lebih rentan terhadap penyakit rematik jenis ini, meskipun

secara umum arthritis reumatoid terjadi pada kelompok umur 20-60 tahun.

C. Tanda Dan Gejala

a. Kaku dibagian sendi dan daerah disekitarnya yang terjadi ketika bangun  tidur dan

berlangsung minimun 1 jam.

b. Nyeri pada sendi

Page 8: SAP Implementasi RW

c. Terjadi rematik di tiga persendian dalam waktu yang bersamaan.

d. Minimal terjadi pembengkakan di satu persendian tangan, jika rematik terjadi

pada persendian tangan.

e. Jika timbulnya simetris, rematik timbul disendi yang sama di sisi kiri dan kanan

tubuh.

f. Muncul nodul reumatoid atau benjolan kecil dibawah kulit.

g. Hasil pemeriksaan faktor reumatoid di laboratorium menunjukkan nilai positif.

h. Jika dilakukan rontgen, tampak adanya dekalsifikasi tulang yang berdekatan

dengan sendi.

i. Sakit pinggang disebabkan oleh karena adanya peradangan pada ligamen

(sambungan antara ruas tulang belakang), pada tulang belakang. Setelah

peradangan yang cukup lama, maka tulang akan menyatu yang paa akhirnya

membuat pinggang sulit untuk digerakkan, nyeri dan pegal

j. Pada tingkat berat penderita akan tampak membungkuk.

D. Penatalaksanaan

a. Farmakologi

Terdiri dari obat-obatan penghilang rasa nyeri pada sendi yang telah diresepkan

setelah melalui pemeriksaan ke petugas kesehatan.

b. Fisioterapi

Olahraga ringan seperti jalan kaki, yoga ataupun senam ringan dapat membantu

mengurangi rasa kaku pada sendi yang sakit ataupun fisioterapi yang disarankan

oleh dokter. Selain itu nmengguyur tubuh pada pagi hari setelah bangun tidur

dengan air hangat dapat mengurangi rasa kaku.

E. Obat / Ramuan Tradisional Dan Cara Pengolahannya

a. Kumis Kucing

Cara pengolahannya :

1. Seluruh bagian tumbuhan segar secukupnya. Dicuci bersih lalu ditumbuk

halus. Hasil tumbukan ditempelkan dibagian yang sakit lalu dibalut.

2. Kumis kucing secukupnya direbus dengan air bersih beberapa menit.

Kemudian dalam keadaan hangat-hangat di siramkan sedikit demi sedikit

pada bagian yang sakit.

Page 9: SAP Implementasi RW

b. Sembung

Cara pengolahannya :

Daun dan batang segar masing-masing 20 – 30 gram, direbus dengan 6 gelas

air hingga menjadi 3  gelas. Diminum 3 kali sehari masing-masing 1 gelas.

c. Putri Malu

Cara pengolahannya :

1. Akar tanaman sebanyak 154 gramdirendam dalam 500 ml arak putih 

selama 2 – 3 minggu. Ramuan digunakan sebagai obat gosok

2. Tanaman putri malu dicuci bersih, kemudian di rebus bersama 7-10

lembar daun keji beling yang juga di cuci bersih, air rebusan sebanyak 3

gelas dijadikan 2 gelas, kemudian diminum seperti air putih.

d. Keji Beling

Cara pengolahannya :

7-10 lembar daun keji beling yang dicuci bersih. Tanaman putri malu dicuci

bersih, kemudian direbus bersama tanaman putri malu dicuci bersih, air

rebusan sebanyak 3 gelas dijadikan 2 gelas. Kemudian diminum diminum

seperti air putih.

e. Meniran

Cara pengolahannya :

Meniran segar dicuci hingga bersih, lalu direbus dengan 2 gelas air hingga

menjadi 1 gelas. Air rebusan dimunum 1 kali sehari sebanyak 1 gelas selama 1

minggu berturut-turut.

f. Sidaguri

Cara pengolahannya :

Semua bagian sidaguri kering sebanyak 60 gram direbus dengan 4 gelas air

hingga tersisa setengahnya (2 gelas). Air rebusan diminum 2 kali sehari,

masing-masing sebanyak 1 gelas

Page 10: SAP Implementasi RW

1.2 Diabetes mellitus (DM)

A. Definisi

Diabetes mellitus (DM) adalah Diabetes mellitus (DM) merupakan kumpulan gejala

yang timbul pada seseorang akibat tubuh mengalami gangguan dalam mengontrol

kadar gula darah. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh sekresi hormon insulin

tidak adekuat atau fungsi insulin terganggu (resistensi insulin) atau justru gabungan

dari keduanya.

B. Diabetes Mellitus Dikelompokkan Menjadi II Tipe Yaitu :

a. DM tergantung pada insulin (DM tipe-1)

DM tipe-1 terjadi pada seseorang dengan usia di bawah 40 tahun bahkan

separuhnya didiagnosis pada usia kurang dari 20 tahun.

b. non-DM tergantung pada insulin (DM tipe-2)

DM tipe-2 sebagian besar didiagnosis pada usia di atas 30 tahun, separuh dari

kasus baru DM tipe-2 terjadi pada kelompok umur 55 tahun atau lebih. Oleh

karenanya, DM tipe-2 lebih dikenal sebagai penyakit DM yang menyerang kaum

dewasa

1.3 Hipertensi

A. Definisi

a. Hypertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada sistem

peredaran darah yang sering terjadi pada usia setengah umur atau lebih di mana

terjadi peningkatan dari tekanan sistolik di atas standard dihubungkan dengan usia

dan merupakan penyebab utama jantung koroner, cidera cerebro vaskuler.

b. Menurut Departemen Kesehatan RI (1990) Hypertensi didefinisikan sebagai

suatu peninggian yang menetap daripada tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg

dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Peninggian tekanan darah yang terus

menerus yang merupakan gejala klinis karena hal tersebut dapat menunjukkan

keadaan seperti hypertensi heart disease arteriole nefrosclerosis.

Rendah : 90/60 mmHg

Normal : 90/60 mmHg - 140/90 mmHg

Page 11: SAP Implementasi RW

Hypertensi perbatasan : TD sistolik normal kadang-kadang 90 – 100

mmHg

Hypertensi ringan: tekanan darah diastolik 90 – 100 mmHg

Hypertensi sedang : tekanan darah diastolik 105 – 114 mmHg

Hypertensi berat : tekanan darah diastolik lebih dari 115 mmHg, Kadang-

kadang disertai kelainan jantung atau otak.

Hypertensi maligna : tekanan darah diastolik lebih dari 120 mmHg

disertai dengan gangguan fungsi target organ.

Hypertensi sistolik : tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmHg.

B. Tanda Dan Gejala

a. Kepala terasa pusing

b. Rasa berkunang-kunang

c. Rasa pegal di bahu dan perasaan panas / gelisah

d. Kurang tidur

e. Gangguan penglihatan

f. Anoreksia

C. Cara Mencegah Hypertensi

a. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal

b. Dilarang merokok.

c. Mengubah kebiasaan makan sehari-hari dan mengkonsumsi rendah garam.

d. Menurunkan berat badan pada penderita gemuk.

e. Mengubah kebiasaan hidup.

D. Tabel Jenis Makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan.

Golongan

Bahan

Makanan

Makanan yang boleh diberikan Makanan yang tidak boleh

diberikan

Sumber Protein Beras, bulgur, kentang, singkong, terigu,

tapioka, hunkwe, gula, makanan yang

diolah dari bahan makanan tersebut di

atas tanpa garam dapur dan soda seperti:

makaroni, mi, bihun, roti, biskuit, kue-kue

Roti, biskuit, dan kue-kue yang

dimasak dengan garam dapur dan

atau soda.

Otak, ginjal, lidah, sardin, keju,

daging, ikan dan telur yang diawet

dengan garam dapur seperti: daging

Page 12: SAP Implementasi RW

kering, dan sebagainya.

Daging dan ikan maksimum 100 gr

sehari; telur maksimum 1 btr sehari; susu

maksimum 200 gr sehari.

asap, ham, bacon, dendeng, abon,

ikan asin, ikan kaleng, kornet, ebi,

udang kering, telur asin, telur

pindang, dan sebagainya.

Nabati Semua kacang-kacangan dan hasilnya

yang diolah dan dimasak tanpa garam.

Keju, kacang tanah dan semua

kacang-kacangan dan hasilnya yang

dimasak dengan garam dapur dan

lain ikatan natrium.

Sayuran Semua sayuran segar, sayuran yang

diawet tanpa garam dapur, natrium

benzoas dan soda.

Sayuran yang diawet dengan garam

dapur dan lain ikatan natrium,

seperti: sayuran dalam kaleng, sawi

asin, asinan, acar, dll.

Buah Semua buah-buahan segar; buah-buahan

yang diawet tanpa garam dapur, natrium

benzoat dan soda.

Buah-buahan yang diawet dengan

garam dapur dan lain ikatan

natrium.

Lemak Minyak, margarin tanpa garam, mentega

tanpa garam.

Margarin dan mentega biasa.

Bumbu Semua bumbu-bumbu segar dan kering

yang tidak mengandung garam dapur dan

lain ikatan natrium.

Garam dapur, baking powder, soda

kue, vetsin, dan bumbu-bumbu

yang mengandung garam dapur

seperti: kecap, terasi, magi, tomato

kecap, petis, tauco.

Minuman Teh, kopi, minuman botol ringan. coklat

2. Pengolahan Sampah Yang Baik

A. Definisi

Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh

manusia, atau benda padat yang sudah digunakan dalam suatu kegiatan manusia dan

dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat btasan sampah ( waste )

adakah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang di

buang yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya.

B. Sumber-Sumber Sampah

a. Sampah yang berasal dari pemukiman

Page 13: SAP Implementasi RW

Sampah ini terdiri dari bahan-baha padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga yang

sudah dipakai dan dibuang,sepertI : sisa-sisa makanan baik yang sudah dimasak

ataupun yang belum, bekas pembungkus berupa kertas plastik daun dan

sebagainya.pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga, daun-

daun dari kebun atau taman.

b. Sampah yang berasal dari tempat umum.

Sampah ini berasl dari tempat-tempat umum, seperti pasar, tempat-tempat hiburan,

terminal bus, stasiun kereta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas, plastik,

botol, daun, dan sebagainya.

c. Sampah yang berasal dari perkantoran

Sampah dari perkantoran pendidikan, perdagangan, departemen, perusahaan, dan

sebagainya. Sampah ini beruoa kertas-kertas, plastik, karbon, klip dan sebagainya.

Umumnya sampah ini bersifat kering dan mudah terbakar ( rubbish ).

d. Sampah yang berasal dari jalan raya

Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri dari : kertas-

kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-onderdil

kendaraan yang jatuh, daun-daun, plastik, dan sebagainya.

e. Sampah yang berasal dari industri ( industrial wastes )

Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari

pembangunan industri, dan segala sampah yang berasal dari proses produksi,

misalnya : sampah-sampah pengepakan barang,logam plastik, kayu, potongan tekstil,

kaleng dan sebagainya.

f. Sampah yang berasal dari partanian / perkebunan.

Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian, misalnya : jerami, sisa

sayur-sayur, batang padi batang jagung.

g. Sampah yang berasal dari pertambangan

Misalnya : batu-batuan, tanah/cadas, pasir, sisa pembakaran ( arang ).

h. Sampah yang berasal dari peternakan

Misalnya : sisa-sisa makanan dan bangkai binatang.

C. Jenis-Jenis Sampah

Page 14: SAP Implementasi RW

Jika kita berbicara tentang sampah, sebenarnya meliputi 3 jenis sampah yakni sampah

padat, sampah cair, dan sampah dalam bentuk gas (fume, smoke). sampah cair dapat

berupa air limbah yang dihasilkan oleh perumahan, perusahaan industry, limbah rumah

sakit dan lain-lain. Sedangkan sampah dalam bentuk gas yang dapat menimbulkan polusi

udara seperti asap kendaraan, asap pabrik, dan sebaginya.

Sampah padat dapat dibagi menjadi berbagai jenis, yakni:

1. Berdasarkan zat kimia yang terkandun g di dalamnya, sampah dibagi menjadi:

1) Sampah an-organik, adalah sampah yang pada umumnya tidak dapat membusuk,

misalnya: logam/ besi, pecahan gelas, plastic, dan sebagainya.

2) Sampah organic, adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk,

misalnya: sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan, dan sebagainya.

2. Berdasarkan dapat dan tidaknya di bakar

1) Sampah yang mudah terbakar, misalnya: kertas, karet, kayu, plastik, kain bekas,

dan sebagainya.

2) Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya: kaleng-kaleng bekas, besi/logam

bekas, pecahan gelas, kaca, dan sebagainya.

3. Berdasarkan karakteristik sampah

1) Garbage adalah sisa-sisa pengolahan ataupun sisa makanan yang mudah

membusuk.

2) Rubbish adalah bahan-bahan sisa pengolahan yang tidak membusuk. Rubbish ini

ada yang mudah terbakar misalnya : kayu, kertas. Ada yang tidak terbakar

misalnya besi, kawat, dan sebagainya.

3) Asher ( Abu ) yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah terbakar

termasuk abu rokok.

4) Sampah jalanan ( street sweping ) yaitu sampah yang berasal dari pembersihan

jalan, yang terdiri dari campuran bemacam-macam sampah, daun-daunan, kertas,

plastik, pecahan kaca, besi debu dan sebagainya.

5) Sampah industri yaitu sampah yang berasal dari industry atau pabrik-pabrik.

6) Bangkai binatang ( dead animal ) yaitu bangkai binatang yang mati akibat alam,

ditabrak kendaraan, atau dibuang oleh orang.

Page 15: SAP Implementasi RW

7) Bangkai kendaraan ( abandoned vehicle ) adalah bangkai mobil, sepeda, sepeda

motor , dan sebagainya.

8) Sampah pembangunan ( contruction waste ), yaitu sampah dari proses

pembangunan gedung, rumah dan sebagainya, yang berupa puing-

puing,potongan kayu, besi beton, bambu dan sebagainya.

D. Pengelolaan Sampah

Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah tersebut akan

hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit ( bacteri pathogen ), dan juga

binatang serangga sebagai pemindah/penyebar penyakit (vector). Oleh sebab itu sampah

harus di kelola dengan baik sampai sekecil mungkin tidak mengganggu atau mengancam

kesehatan masyarakat. Pengelolaan sampah yang baik, bukan untuk kepentingan

kesehatan saja, tetapi juga untuk keindahan lingkungan.yang dimaksud dengan

pengelolaan sampah disini adalah:

1) Penyimpanan sampah

Untuk tempat sampah di tiap-tiap rumah isinya cukup 1 meter kubik. Tempat

sampah janganlah di tempatkan di dalam rumah atau di pojok dapur, karena akan

merupakan gudang makanan bagi tikus-tikus sehingga rumah banyak tikusnya.

Tempat sampah sebaiknya :

a) Terbuat dari bahan yang mudah di bersihkan dan tidak mudah rusak.

b) Harus di tutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau binatang-binatang

lainnya seperti : tikus, ayam, kucing, dan sebagainya.

c) Di tempatkan di luar rumah. Bila pengumpulannya di lakukan oleh pemerintah,

tempatkanlah tempat sampah sedemikian rupa sehingga karyawan pengumpul

sampah mudah mencapainya.

2) Pengumpulan dan pengangkutan sampah

Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggung jawab dari masing-masing

rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh sebab itu, mereka

ini harus membangun atau mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan

sampah. Kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut

harus di angkut ke tempat penampungan sementara (TPS) sampah, dan

selanjutnya ke tempat penampungan akhir (TPA).

Page 16: SAP Implementasi RW

Mekanisme, system, atau cara pengangkutan untuk daerah perkotaan adalah

tanggung jawab pemerintah daerah setempat yang di dukung oleh masyarakat

produksi sampah, khususnya dalam hal pendanaan. Sedangkan untuk daerah

pedesaan pada umumnya sampah dapat di kelola oleh masing-masing kelurga,

tanpa memerlukan TPS, maupun TPA. Sampah rumah tangga pedesaan umumnya

di daur ulang menjadi pupuk.

Secara singkatnya pengumpulan sampah dapat dilakukan :

a) Perorangan

Tiap-tiap keluarga mengumpulkan sampah dari rumahnya masing-masing

untuk di buang pada tempat tertentu.

b) Pemerintah

Pengumpulan sampah di kota-kota dilakukan pemerintah dengan

menggunakan truk sampah atau gerobak sampah.

c) Swasta

Swasta hanya mengambil sampah-sampah tertentu sebagai bahan baku

pada perusahaannya misalnya untuk pembuatan kertas, karton, dan plastik.

3) Pembuangan dan pengelolaan sampah

Pembuangan dan pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan berbagai

cara, antara lain :

a) Land fill

Sampah di buang pada tanah yang rendah. Pembuangan sampah secara ini

hanya baik untuk sampah-sampah jenis rubbish, sedangkan bila jenis garbage,

tempat pembuangan sampah ini akan menjadi tempat perkembang biakan

serangga, dan tikus, juga menimbulkan bau-bauan yang tidak sedap.

b) Sanitari land fill

Sampah di buang di tempat yang rendah, kemudian di tutup lagi dengan tanah

paling sedikit 60 cm, untuk mencegah pengorekan anjing, tikus, dan binatang-

binatang lainnya. Cara ini memenuhi syarat kesehatan.

c) Individual incineration

Sampah dikumpulkan sendiri, kemudian dibakar sendiri. Pembakaran sampah

ini harus di lakukan dengan baik sebab bila tidak maka , asapnya akan

Page 17: SAP Implementasi RW

mengotori udara, dan bila tidak terbakar sempurna sisanya akan bercecera

kemana-mana.

d) Incineration dengan incinerator khusus

Cara ini di kerjakan oleh pemerintah. Sampah-sampah yang telah

dikumpulkan dari truk-truk / gerobak-gerobak sampah dibakar dalam

incinerator khusus (alat p0embakar sampah).

Incinerator mempunyai bagian –bagian :

1. Tempat pengumpulan sampah.

2. Ruang pengeringan.

3. Ruang pembakaran.

4. Cerobong asap.

Cara pembuangan sampah ini baik sekali tapi biayanya sangat mahal.

e) Pulverization

Semua sampah baik garbage maupun rubbish digiling atau di haluskan dengan

alat khusus, kemudian dibuang ke laut dalam bentuk yang sudah digiling ini,

sampah menjadi tidak diisukai lagi baik oleh serangga maupun tikus-tikus.

f) Comfosing ( dibuat pupuk)

Dari sampah yang terbuang masih dapat di buat pupuk sebagai penyubur

tanah pertanian.caranya adalah:

1. Mula-mula sampah-sampah dari gelas, logam dan bahan –bahan lainnya

yang tak dapat dijadikan kompos di pisahkan terlebih dahulu.

2. Setelah di pisah-pisahkan, sampah yang akan di jadikan kompos di giling

menjadi halus agar proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri

pembusuk berlangsung dengan baik.

3. Kemudian sampah diletakkan pada suatu tempat dimana proses

pembusukkan akan terjadi. Tempat ini di lengkapi dengan alat pengatur

suhu, pengatur kelembaban dan pengaliran udara agar proses pembusukan

terjadi secara optimum.

Kadang- kadang di tambahkan strai mikroorganisme yang dapat

mempercepat proses pembusukannya, tapi sering kali hal ini tidak perlu,

Page 18: SAP Implementasi RW

karena pada sampah sendiri telah cukup mengandung mikroorganisme

tersebut.

Bila pada sampah yang sedang di busukkan ini di tambahkan lumpur dari

air limbah akan di hasilkan kompos yang baik sekali.

Lama proses pembusukannya bervariasi antara 2 hari sampai 6 minggu.

g) Hogfeeding ( sebagai makanan ternak)

Yang dapat dipergunakan yaitu jenis garbage misalnya sisa-sisa sayuran,

ampas pembuatan tapioka , ampas tahu dan sebagainya dan diberikan kepada

ternak sebagai makanannya.

h) Recyclingdengan cara ini di maksudkan untuk mengurangi jumlah sampah,

maka bagian-bagian sampah yang masih dapat di pakai / digunakan, diambil

lagi, misalnya: kertas- kertas, gelas-gelas, logam-logam dan sebagainya. Dari

benda-benda ini dapat dihasilkan benda-benda baru yang berguna misalnya:

kertas karton, plastic alat –alat dari gelas dan sebagainya.

Sangat berbahaya untuk kesehatan bila kertas-kertas dari tempat sampah

yang di kumpulkan kaum tuna wisma, di pergunakan sebagai kantong

pembungkus makanan. Karena itu sebaiknya sampah-sampah dari kertas

segera di bakar setelah di buang.

E. Pengaruh pengelolaan Sampah Terhadap Masyarakat dan lingkungan

Pengelolaan sampah di suatu daerah akan membawa pengaruh bagi masyarakat maupun

lingkungan dari daerah itu sendiri. Pengaruhnya tentu saja ada yang positif dan ada yang

juga negative

1. Pengaruh yang baik

Penelolaan sampah yang baik akan memberikan pengaruh yang positif terhadap

masyarakat dan lingkungannya, seperti berikut:

1) Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam rawa-rawa dan

dataran rendah.

2) Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk.

3) Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani proses

pengelolaan yang telah ditentukan lebih dahulu untuk mencegah pangaruh buruk

sampah tersebut pada ternak.

Page 19: SAP Implementasi RW

4) Pengelolaan sampah dapat menyebabkan berkurangnya tempat untuk berkembang

biak serangga atau binatang pengerat.

5) Menurut insidensi kasus penyakit menular yang erat hubungannya dengan

sampah.

6) Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup

masyarakat.

7) Keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuan budaya masyarakat.

8) Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluaran dana kesehatan

suatu Negara sehingga dana itu dapat digunakan untuk keperluan lain.

2. Pengaruh negative

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh negative bagi

kesehatan lingkungan, maupun bagi kehiduoan sosial ekonomi dan budaya

masyarakat, seperti berikut:

a. Pengaruh terhadap kesehatan

1) Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah sebagai

tempat perkembangbiakan vektor penyakit, seperti lalat atau tikus

2) Insidensi penyakit demam bardarah dengue akan meningkat karena vektor

pentakit hidup dan berkembang biak dalam sampah kaleng ataupun ban bekas

yang berisi air hujan.

3) Terjadinya kecelakaan akibat pembuangan sampah secara sembarangan,

misalnya luka akibat benda tajam seperti besi, kaca, dan sebainya.

4) Gangguan psikosomatis, misalnya sesak nafas, insomnia, stres, dan lain-lain.

b. Pengaruh terhadap lingkungan

1) Estetika lingkungan menjadi kurang sedap di pandang mata.

2) Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menghasilkan gas-gas

tertentu yang akan menimbulkan bau busuk.

3) Pembakaran sampah sdapat menimbulkan pencemaran udara dan bahaya

kebakaran yang lebih luas.

4) Pembuangan sampah kedalam saluran pembuangan air akan menyebabkan

aliran air terganggu dan saluran air menjadi dangkal.

Page 20: SAP Implementasi RW

5) Apabila musim hujan datang, sampah akan menumpuk dapat menyebabkan

banjir dan mengakibatkan pencemaran pada sumber air permukaan atau sumur

dangkal.

6) Air banjir dapat mengakibatkan kerusakan pada fasilitas masyarakat, seperti

jalan, jembatan, dan saluran air.

c. Terhadap sosial ekonomi dan budaya masyarakat

1) Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan keadaan sosial budaya

masyarakat setempat.

2) Keadaan lingkungan yang kurang baik dan jorok, akan menurunkan minat dan

hasrat orang lain ( turis ) untuk datang berkunjung kedaerah tersebut.

3) Dapat menyebabkan terjadinya perselisihan antara penduduk setempat dan

pihak pengelola ( mis.,kasus TPA Bantargebang, Bekasi ).

4) Angka kasus kesakitan meningkat dan mengurangi hak kerja sehingga

produktivitas masyarakat menurun.

5) Kegiatan perbaikan lingkungan yang rusak memerlukan dana yang besar

sehingga dana untuk sektor lain berkurang.

6) Penurunan pemasukan daerah ( devisa ) akibat penurunan jumlah wisatawan

yang diikuti dengan penurunan penghasilan masyarakat setempat.

7) Penurunan mutu dan sumber daya alam sehingga mutu produksi menurun dan

tidak memiliki nilai ekonomis.

8) Penumpukan sampah dipinggir jalan menyebabkan kemacetan lalulintas yang

dapat menghambat kegiatan transportasi barang dan jasa.

3. Penggunaan APD Yang Benar Dan Tepat

A. Definisi

APD (Alat Pelindung Diri) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk

melindungi seseorangdalam pekerjaanpekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh

tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja. ADP merupakan cara terakhir untuk melindungi

tenaga kerja setelah dilakukan beberapa usaha lain.

B. Jenis-Jenis APD Menurut Bagian Tubuh

1. Kepala2. Mata3. Wajah

Page 21: SAP Implementasi RW

4. Tangan dan jari-jari5. Kali6. Alat pernafasan7. Telinga8. Tubuh

C. Penjelasan APD1. Alat Pelindung Kepala dibagi 3 :

a. Topi pengaman (safety helmet) : untuk melindungi kepala dari benturan

atau pukulan benda.

Syarat Umum :

» bagian dari luarnya harus kuat dan tahan terhadap benturan

atau tusukan benda-benda runcing. Cara mengujinya dengan

menjatuhkan benda seberat 3 kg dari ketinggian 1 m, topi tidak

boleh pecah atau benda tidak boleh menyentuh kepala.

» Jarak antara lapisan luar dan lapisan dalam di bagian puncak 4-5 cm.

» Tidak menyerap air cara pengujian : diuji dengan merendam air selama 24

jam, air yang diserap <5% beratnya.

» Tahan terhadap api cara pengujian : topi dibakar selama 10 detik

dengan Bunsen atau propan, api harus padam setelah 5 detik.

b. Topi / Tudung : Untuk melindungi kepala dari zat-zat kimia, iklim yang berubah-

ubah, api dan lain-lain. Harus terbuat dari bahan yang tak mempunyai

celah atau lubang, biasanya terbuatdari asbes, kulit, wool, katun yang

dicampur aluminium dll.

c. Penutup Rambut : biasanya terbuat dari katun atau bahan lain yang mudah di cuci.

2. Alat Pelindung Telinga

Ada dua jenis :

a. Sumbat telinga (ear plug)

Sumbatan telingan yang baik adalah menahan frekuensi tertentu saja, sedangkan

frekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi) tak terganggu. Sumbat telinga

biasanya terbuat dari karet, plastic keras, plastic lunak, lilin dan kapas. Daya

lindung kemampuan attenuasi : 25-30 dB.

b. Tutup telinga (ear muff)

Page 22: SAP Implementasi RW

Attenuasi (daya lindung) pada frekuensi 2800-4000 Hz (35-45dB) namun pada

frekuensi biasa (25-30 Hz).

3. Alat Pelindung Muka Dan Mata

a) Melindungi muka dan mata dari :

lemparan benda-benda kecil

lemparan benda-benda panas

pengaruh cahaya

pengaruh radiasi tertentu

b) Bahan Pembuat :

Gelas/kaca biasa

Plastik 

c) Dari Gelas :

» Gelas yang ditempa secara panas : punya kelebihan bila pecah tak

menimbulkan bagian-bagian yang tajam dan bila dipasang frame tidak mudah

lepas.

» Gelas dengan laminasi aluminium dll.

d) Dari Plastik :

Cellulose acetate 

Acrilic

Policarbonat

CR-39(allyl-diglicol carbonat)

e) Syarat alat pelindung muka dan mata :

1. Ketahanan terhadap api sama dengan helm. 

2. Ketahanan terhadap lemparan benda-benda : dijatuhkan bola saja dengan

diameter 1 inci, dari ketinggian 125 cm, mengenai lensa pada titik

pusat geometris lensa, lensa tak boleh pecah atau tergeser dari framenya.

3. Syarat optis tertentu lensa tidak boleh mempunyai efek distorsi/efek prisma >

1/16 prisma dioptri.

4. Alat pelindung mata terhadap radiasi kacamata yang tahan terhadap panjang

gelombang tertentu.

4. Alat Pelindung Pernafasan

Page 23: SAP Implementasi RW

Alat pelindung pernafasan berfungsi untuk memberikan perlindungan

terhadap sumber-sumber bahaya udara di tempat kerja.

Ada 3 jenis alat pernafasan :

a. Respirator yang memurnikan udara.

Respirator yang mengandung bahan kimia

a) topeng gas dengan kanister yang sesuai,untuk bahan-bahan kimia

tertentu.

b) respirator dengan partum(cartridge) kimia.

Respiratir dengan filter mekanik .

Respirator yang mempunyai filter mekanik dan bahan kimia. 

b. Respirator yang dihubungkan dengan supply udara. Supply udara dari :

Saluran udara bersih/compressor 

Alat pernafasan yang mengandung udara (Breathing Apparatus), biasanya

berisi :

a) Udara yang dimampatkan

b) Oksigen yang dimampatkan

c) Oksigen yang dicairkan

c. Respirator dengan supply oksigen,biasanya berupa self contained breathing

apparatus.Yang harus diperhatikan :

Pemilihan yang tepat sesuai jenis bahayanya.

Pemakaian yang tepat.

Pemeliharaan dan pencegahan terhadap penularan penyakit.

5. Pakaian Kerja

Pakaian kerja khusus untuk pekerjaan dengan sumber bahaya tertentu seperti :

a) Terhadap radiasi panas, pakaian yang berbahan bias merefleksikan panas,

biasanya aluminium dan berkilat.

b) Terhadap radiasi mengion, pakaian dilapisi timbal (timah hitam).

c) Terhadap cairan dan bahan-bahan kimiawi, pakaian terbuat dari plastik atau

karet.

Page 24: SAP Implementasi RW

6. Sarung Tangan

Fungsinya melindungi tangan dan jari-jari dari api panas atau dingin, radiasi

elektromagnetik dan radiasi mengion dll.

Bentuknya macam-macam :

Sarung tangan (Gloves)

Mitten

Hand pad : melindungi telapak tangan

Sleeve : untuk pergelangan tangan sampai lengan.

Bahan bermacam-macam sesuai fungsinya :

» asbes, katun, wool untuk panas dan api.

» kulit untuk panas, listrik, luka, lecet.

» karet alam atau sintetik, untuk kelembapan air, bahan kimia, dll.

» poly vinil chloride, untuk zat kimia, asam kuat, oxidant, dll.

7. Pelindung Kaki

Fungsinya Melindungi kaki dari :

tertimpa benda-benda berat

terbakar karena logam cair, bahan kimia korosif

dermatitis/eksim karena zat-zat kimia

tersandung, tergelincir 

Sepatu disesuaikan dengan jenis resiko,seperti :

a. pada industri ringan/tempat kerja biasa.

b. sepatu pelindung (safety shoes) atau sepatu boot.

c. untuk mencegah tergelincir,dipakai sol anti slip luar dari karet alam atau

sintetik dengan bermotif timbul (permukaanya kasar).

d. untuk mencegah tusukan dari benda-benda runcing, sol dilapisi logam.

e. Terhadap bahaya listrik, sepatu seluruhnya harus dijahit atau direkatkan dan

tidak boleh menggunakan paku.

f. Sepatu atau sandal yang bealaskan kayu, baik dipakai pada tempat kerja yang

lembab, lantai yang panas.

g. sepatu boot dari karet sintetis,untuk pencegahan bahan-bahan kimia.

Page 25: SAP Implementasi RW

h. Kadang-kadang diperlukan bantalan lutut, pelindung tungkai bawah dan

tungkai atas, yang terbuat dari karet, asbes, logam, dan lain-lain sesuai dengan

resiko bahayanya.

i. untuk bekerja dengan logam cair atau benda panas,ujung celana tidak boleh

dimasukkanke dalam sepatu.

j. di lingkungan kerja dengan bahaya kebakaran, lebih baik memakai sepatu anti

stabik.