sap reumatiod athritis

13
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan : Penyuluhan Reumatiod Arthitis Sasaran : Hari/tgl : Rabu, 29 Oktober 2014 Waktu : 10.00 WIB – 10..30 WIB Tempat : STIKes Kusuma Husada Surakarta A. Latar Belakang Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti. Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan gangguan gerak. (Soenarto, 1982)

Upload: she-yunni-wahyuni

Post on 08-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

SAP

TRANSCRIPT

Page 1: SAP Reumatiod Athritis

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Penyuluhan Reumatiod Arthitis

Sasaran :

Hari/tgl : Rabu, 29 Oktober 2014

Waktu : 10.00 WIB – 10..30 WIB

Tempat : STIKes Kusuma Husada Surakarta

A. Latar Belakang

Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun

bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan

meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut

tidak selalu mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik

ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti.

Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom

dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak,

namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di

bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari

kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu:

nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu:

pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan gangguan gerak. (Soenarto, 1982)

Artritis reumatoid merupakan kasus panjang yang sangat sering diujikan. Bisanya

terdapat banyak tanda- tanda fisik. Diagnosa penyakit ini mudah ditegakkan. Tata

laksananya sering merupakan masalah utama. Insiden pucak dari artritis reumatoid terjadi

pada umur dekade keempat, dan penyakit ini terdapat pada wanita 3 kali lebih sering dari

pada laki- laki. Terdapat insiden familial (HLA DR-4 ditemukan pada 70% pasien).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat mengerti pencegahan

yang bisa dilakukan pada Reumatiod Athritis

Page 2: SAP Reumatiod Athritis

2. Tujuan Khusus

a. Menyebutkan pengertian Artritis Rheumatoid

b. Menyebutkan penyebab terjadinya Artritis Rheumatoid

c. Menyebutkan tanda dan gejala Artritis Rheumatoid

d. Menyebutkan komplikasi Artritis Rheumatoid

e. Menyebutkan penatalaksanaan Artritis Rheumatoid

f. Meneyebutkan cara pencegahan Artritis Rheumatoid

C. Metode

Metode yang diberikan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab

D. Setting tempat

E. Alat

Alat yang digunakan adalah LCD, Laptop dan Leaflet

F. Jadwal Penyuluhan

No TAHAP KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA WAKTU

1. Pendahuluan a. Memberi Salam b. Memperkenalkan Diric. Menjelaskan Tujuand. Menyampai latar belakang

materi

a. Menjawab salamb. mendengarkan

5 menit

2. Penyajian a. Menyebutkan a. Mendengarkan 10 menit

Audien

Audien

Audien

AudienAudien Audien Audien

Penyaji

Audien

Audien

Audien

Audien

Page 3: SAP Reumatiod Athritis

pengertian Artritis

Rheumatoid

b. Menyebutkan penyebab

terjadinya Artritis

Rheumatoid

c. Menyebutkan tanda dan

gejala Artritis Rheumatoid

d. Menyebutkan

komplikasi Artritis

Rheumatoid

e. Menyebutkan

penatalaksanaan Artritis

Rheumatoid

f. Meneyebutkan cara

pencegahan Artritis

Rheumatoid

b. Memperhatikan

c. Bertanya

3. Penutup a. Bertanya kepada peserta

b. Mambuat kesimpulan hasil

penyuluhan

c. Salam terapeutik

a. Menjawab

b. Mendengarkan

c. Menjawab salam

5 menit

Page 4: SAP Reumatiod Athritis

LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian

Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun

bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan

meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut

tidak selalu mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik

ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti.

Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom

dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak,

namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di

bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari

kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu:

nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu:

pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan gangguan gerak. (Soenarto, 1982)

Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia lanjut,

atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat

dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo, 1994)

Dari berbagai masalah kesehatan itu ternyata gangguan muskuloskeletal

menempati urutan kedua 14,5% setelah penyakit kardiovaskuler dalam pola penyakit

masyarakat usia >55 tahun (Household Survey on Health, Dept. Of Health, 1996). Dan

berdasarkan survey WHO di Jawa ditemukan bahwa artritis/reumatisme menempati

urutan pertama (49%) dari pola penyakit lansia (Boedhi Darmojo et. al, 1991).

Artritis reumatoid merupakan kasus panjang yang sangat sering diujikan. Bisanya

terdapat banyak tanda- tanda fisik. Diagnosa penyakit ini mudah ditegakkan. Tata

laksananya sering merupakan masalah utama. Insiden pucak dari artritis reumatoid terjadi

pada umur dekade keempat, dan penyakit ini terdapat pada wanita 3 kali lebih sering dari

pada laki- laki. Terdapat insiden familial ( HLA DR-4 ditemukan pada 70% pasien ).

B. Tanda dan Gejala

1. Pola karakteristik dari persendian yang terkena

Page 5: SAP Reumatiod Athritis

a. Mulai pada persendian kecil ditangan, pergelangan , dan kaki.

b. Secara progresif menenai persendian, lutut, bahu, pinggul, siku,

pergelangan kaki, tulang belakang serviks, dan temporomandibular.

c. Awitan biasnya akut, bilateral, dan simetris.

d. Persendian dapat teraba hangat, bengkak, dan nyeri ; kaku pada pagi hari

berlangsung selama lebih dari 30 menit.

e. Deformitasi tangan dan kaki adalah hal yang umum

2. Gambaran Ekstra-artikular

a. Demam, penurunan berat badan, keletihan, anemia

b. Fenomena Raynaud.

c. Nodulus rheumatoid, tidak nyeri tekan dan dapat bergerak bebas, di

temukan pada jaringan subkutan di atas tonjolan tulang.

3. Rheumatoid arthritis ditandai oleh adanya gejala umum peradangan berupa:

a. demam, lemah tubuh dan pembengkakan sendi.

b. nyeri dan kekakuan sendi yang dirasakan paling parah pada pagi hari.

c. rentang gerak berkurang, timbul deformitas sendi dan kontraktur otot.

d. Pada sekitar 20% penderita rheumatoid artritits muncul nodus rheumatoid

ekstrasinovium. Nodus ini erdiri dari sel darah putih dan sisia sel yang

terdapat di daerah trauma atau peningkatan tekanan. Nodus biasanya

terbentuk di jaringan subkutis di atas siku dan jari tangan.

C. Penyebab

Penyebab pasti reumatod arthritis tidak diketahui. Biasanya merupakan kombinasi

dari faktor genetic, lingkungan, hormonal dan faktor system reproduksi. Namun faktor

pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma dan virus (Lemone &

Burke, 2001).

Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa teori yang

dikemukakan mengenai penyebab artritis reumatoid, yaitu :

1. Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus non-hemolitikus

2. Endokrin

3. Autoimun

4. Metabolik

Page 6: SAP Reumatiod Athritis

5. Faktor genetik serta faktor pemicu lainnya.

Pada saat ini, artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi.

Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh

karena virus dan organisme mikoplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen

tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderit

D. Komplikasi

Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus

peptik yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid

(OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit ( disease modifying antirhematoid

drugs, DMARD ) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada

arthritis reumatoid.

Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga sukar

dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan

mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.

E. Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan reumatoid artritis adalah mengurangi nyeri, mengurangi

inflamasi, menghentikan kerusakan sendi dan meningkatkan fungsi dan kemampuan

mobilisasi penderita.

Adapun penatalaksanaan umum pada rheumatoid arthritis antara lain :

1. Pemberian terapi

Pengobatan pada rheumatoid arthritis meliputi pemberian aspirin untuk

mengurangi nyeri dan proses inflamasi, NSAIDs untuk mengurangi inflamasi,

pemberian corticosteroid sistemik untuk memperlambat destruksi sendi dan

imunosupressive terapi untuk menghambat proses autoimun.

2. Pengaturan aktivitas dan istirahat

Pada kebanyakan penderita, istirahat secara teratur merupakan hal penting untuk

mengurangi gejala penyakit. Pembebatan sendi yang terkena dan pembatasan

gerak yang tidak perlu akan sangat membantu dalam mengurangi progresivitas

Page 7: SAP Reumatiod Athritis

inflamasi. Namun istirahat harus diseimbangkan dengan latihan gerak untuk tetap

menjaga kekuatan otot dan pergerakan sendi.

3. Kompres panas dan dingin

Kompres panas dan dingin digunakan untuk mendapatkan efek analgesic dan

relaksan otot. Dalam hal ini kompres hangat lebih efektive daripada kompres

dingin.

4. Diet

Untuk penderita rheumatoid arthritis disarankan untuk mengatur dietnya. Diet

yang disarankan yaitu asam lemak omega-3 yang terdapat dalam minyak ikan.

5. Pembedahan

Pembedahan dilakukan apabila rheumatoid arthritis sudah mencapai tahap akhir.

Bentuknya dapat berupa tindakan arhthrodesis untuk menstabilkan sendi,

arthoplasty atau total join replacement untuk mengganti sendi.

F. Pencegahan

1. Pencegahan Primer

a. Menjaga agar asupan makanan selalu seimbang sesuai dengan kebutuhan

tubuh,terutama banyak memakan ikan dari laut dalam. Perempuan yang

makan paling sedikit 2 saji makanan kaya asam lemak omega-3 seperti

tuna dan mackerel berkemungkinan lebih kecil 43% mendapatkan rematik.

Omega-3 mengatasi inflamasi dan bahkan dapat mengatasi gen tertentu

yang bisa menyebabkan mengembangkan rematik. Selain minyak ikan

atau untuk penggantinya makan sumber omega-3 lainnya seperti walnut,

flax, dan suplemen.

b. Mengkonsumsi vitamin C. Dalam sebuah studi, orang-orang yang

mendapatkan kurang dari 56 mg vitamin C per hari, berkemungkinan 3

kali lebih besar mengembangkan rematik dibanding yang mendapatkan 95

mg, jumlah dalam jeruk. Riset menunjukkan, vitamin C, sejenis

antioksidan, terutama kuat dalam menyapu radikal-radikal bebas yang

menyebabkan inflamasi

Page 8: SAP Reumatiod Athritis

c. Hindari merokok. Merokok termasuk salah satu resiko rematik. Merokok

dapat memicu serangan pada sistem imun yang menyebabkan penyakit ini.

Pada kenyataannya, sebuah studi mengungkapkan, merokok meningkatkan

resiko sampai dua kali lipat mengembangkan rematik.

d. Menjaga berat badan agar tetap stabil. Berat badan, harus selalu dikontrol.

Dengan mengontrol berat badan, berarti telah melakukan pencegahan

rematik. Pasalnya, bobot badan yang berlebihan akan membebani tubuh,

lutut, dan sendi. Bagi penderita rematik, mengurangi berat badan justru

dapat mengurangi risiko rematik.

2. Pencegahan Sekunder

a. Hentikan pemicu. Merokok termasuk salah satu resiko rematik. Merokok

dapat memicu serangan pada sistem imun yang menyebabkan penyakit ini.

Pada kenyataannya, sebuah studi mengungkapkan, merokok meningkatkan

resiko sampai dua kali lipat mengembangkan rematik.

b. Tidak melakukan olahraga secara berlebihan. Aktivitas yang dianjurkan

untuk dihindari adalah berjalan kaki yang berjarak jauh, naik turun tangga,

dan berolahraga yang memiliki high impact seperti aerobik.

c. Konsumsi banyak jenis sayuran, misalnya jus seledri, kubis atau wortel

yang bisa mengurangi gejala rematik

d. Beberapa jenis herbal juga bisa membantu melawan nyeri rematik,

misalnya jahe dan kunyit, biji seledri, daun lidah buaya, aroma terapi, atau

minyak juniper yang bisa menghilangkan bengkak pada sendi

3. Pencegahan Tersier

a. Olahraga yang tepat adalah olahraga yang menitikberatkan pada

kelenturan sendi, kekuatan otot, dan bisa juga latihan di air hangat.

Dengan latihan dalam air yang disesuaikan dengan suhu tubuh, pasien

tidak perlu menggigil dan bisa berolahraga dengan lebih leluasa.

b. Pasien bisa melakukan senam rematik yang berfungsi mencegah sekaligus

terapi terhadap gejala rematik. Jika terapi tersebut tidak bisa

menghilangkan rasa nyeri, perlu dikombinasikan dengan obat antirematik

khusus karena itu bergantung pada jenis rematik pasien. Setiap jenis

Page 9: SAP Reumatiod Athritis

rematik, terangnya, mempunyai jenis obat yang sangat berbeda. Bahkan

penggunaan antibiotik kepada penderita rematik juga harus berhati-hati

c. Mengonsumsi obat konvensional jenis Hormon Reducement Therapy

(HRT) atau dengan cara tradisional yaitu mengonsumsi kedelai atau susu

kedelai

d. Berjemur sinar matahari di bawah pukul 09.00. Ini bisa membantu

penyerapan kalsium dalam tubuh yang bisa membantu fungsi tulang