sarana interpretif
DESCRIPTION
teori akuntansiTRANSCRIPT
![Page 1: Sarana Interpretif](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022020708/577c7cdd1a28abe0549c5ee0/html5/thumbnails/1.jpg)
Sarana Interpretif
Sarana Interpretif adalah: pengungkapan/informasi lain untuk menambah
kebermanfaatan dan keberpautan informasi akuntansi
yang disajikan.
Sarana interpretif dalam tataran praktis artinya butir-butir pengungkapan
tersebut telah diakui sebagai hal yang harus diungkapkan sesuai standar akuntansi
yang mengaturnya.
Dalam tataran praktis harus terdapat rerangka/struktur akuntansi pokok atau
pelaporan keuangan pokok yang membatasi pengungkapan sesuai tujuan laporan
keuangan. Pada pelaporan keuangan yang dianut FASB didasarkan pada kos
historis, alasan utamanya adalah keterandalan (reliability). Dengan demikian, data
kos historis harus dipelihara dan dipertahankan sepanjang umur perusahaan, tanpa
menutup kemungkinan disertakannya dasar penilaian lain untuk meningkatkan
keberpautan informasi.
Sarana interpretif juga dapat ditujukan untuk pelaporan internal/manajerial,
contohnya; penggunaan kos standar, pengkosan variabel (variabel costing),
departementalisasi pendapatan (revenue imputation), dan pengkosan berbasis
kegiatan (activity based costing).
Kos dan NilaiNilai adalah persepsi orang terhadap manfaat/utilitas suatu objek yang dinyatakan
dalam satuan pengukur (biasanya unit moneter).
Pada mulanya kos dan nilai adalah identik. Dengan berlalunya waktu, nilai suatu
sumber ekonomi dapat berubah. Jika perubahan terjadi, kos tercatat yang masih
digunakan tidak berpaut (relevan) lagi sebagai pengukur manfaat ekonomik pada
saat itu. Oleh karena itu, timbul gagasan untuk mengganti kos tercatat dengan basis
lain dalam sistem akuntansi.
Argumen pendukung
Keberpautan (relevansi) keputusan sebagai salah satu kualitas informasi, baik
untuk pihak manajemen maupun pihak luar.
![Page 2: Sarana Interpretif](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022020708/577c7cdd1a28abe0549c5ee0/html5/thumbnails/2.jpg)
Contoh: rugi/untung yang belum terealisasi (unrealized gain/loss) tetap
dimasukkan dalam perhitungan laba tiap periode agar data operasi yang
dihasilkan menjadi lebih realistis sehingga dapat menjadi dasar yang lebih baik
untuk pembuatan keputusan manajerial. Selain tiu, neraca akan menunjukkan
nilai perusahaan sehingga sangat membantu stakeholders untuk menilai harga
saham perusahaan.
Argumen penyanggah
Keterandalan data: nilai pengganti tersebut dalam banyak hal tidak terandalkan
(unreliable).
Saling kompensasi antar periode: jika nilai pengganti secara konsisten digunakan
dalam menyusun LK akhir periode, pengaruh bersih penggunaan kos pengganti
untuk faktor jasa tertentu terhadap laba menjadi netral.
Fluktuasi nilai merupakan gejala umum, sehingga revisi buku besar tidak
diperlukan.
Nilai pasar dan posisi keuangan: pencatatan kos justru harus dipertahankan untuk
menentukan laba/rugi jika sumber daya ekonomi tersebut dijual atau ditukarkan.
Revisi Kos Fasilitas Fisis (Aset Tetap Berwujud)Pada beberapa hal khusus, penilaian kembali fasilitas fisis yang berakibat revisi
terhadap kos tidak dapat dihindari. Penilaian kembali biasanya dilakukan oleh
perusahaan penilai (appraisal company). Beberapa hal khusus tersebut diantaranya:
Perusahaan akan dibeli, terjadi penggantian hak milik atau perubahan entitas,
Kuasi-reorganisasi untuk penyerapan defisit,
Penggadaian aset, untuk menentukan nilai gadai,
Peraturan pemerintah yang mewajibkan revaluasi,
Penilaian untuk penentuan nilai pertanggungan aset (insurance coverage)
Terjadinya musibah, untuk ganti rugi asuransi,
Penentuan nilai untuk penetapan pajak.
Revisi kos hanya dilakukan bila penilaian tersebut berkaitan dengan pelaporan aset
fisis dalam pelaporan keuangan.
Alasan pendukung revisi
Distorsi informasi ekonomik: depresiasi atas dasar kos historis dapat
mengakibatkan distorsi hasil operasi karena kos tercatat menghasilkan biaya
![Page 3: Sarana Interpretif](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022020708/577c7cdd1a28abe0549c5ee0/html5/thumbnails/3.jpg)
yang tidak efektif atau secara ekonomik tidak bermanfaat sehingga mendistorsi
daya melaba (earning power) yang sesungguhnya.
Distorsi akumulasi dana penggantian: kelalaian manajemen untuk
mempertimbangkan pengaruh kenaikan dan penurunan harga komponen fasilitas
fisis kemungkinan besar akan menyebabkan penggunaan (pemanfaatan) sumber
ekonomik yang ada secara kurang bijaksana dan menyebabkan kebijakan
penentuan harga jual produk yang kurang tepat.
Argumen penyanggah
Revisi terus menerus tidak praktis: penilaian secara terus menerus adalah
pekerjaan yang mahal dan tidak praktis,
Hasil penilaian tidak meyakinkan: nilai pengganti tidak lebih dari taksiran dan
seringkali tidak dapat diandalkan. Nilai pengganti mempunyai arti yang
meragukan dan malah menyesatkan.
Depresiasi bukan akumulasi dana: hubungan antara akuntansi depresiasi dengan
pengumpulan dana untuk pembelian fasilitas fisis adalah tidak langsung.
Pengurangan Nilai Buku Fasilitas FisisPengurangan dapat dilakukan jika suatu kondisi menyebabkan terjadinya
penurunan kemampuan aset (asset impairment) untuk mendatangkan laba atau kas
di masa datang. Salah satu kondisi yang dapat menimbulkan penurunan
kemampuan tersebut adalah munculnya teknologi baru.
Menunda pengurangan berarti menghindari pengakuan rugi yang nyata-nyata
telah diderita. Pengurangan dilakukan dengan cara pengkreditan jumlah rupiah
penurunan nilai ke depresiasi akumulasi dan mendebit jumlah yang sama ke akun
rugi yang sesuai. Rugi tersebut harus dilaporkan dalam laporan rugi/laba.
Jika suatu aset tidak digunakan lagi karena rusak dan tidak dapat diperbaiki,
pengurangan/penghapusan dilakukan dengan cara menutup saldo akumulasi
depresiasi ke akun aset yang bersangkutan, kemudian saldo akun aset tersebut
ditutup ke akun rugi (senilai jumlah rupiah pengurangan) dan ke akun khusus yang
menunjukkan nilai residual.
Indikasi Penurunan KemampuanPSAK no. 48 memberikan pedoman untuk mengidentifikasi penurunan kemampuan
suatu aset, yaitu jika nilai buku melebihi jumlah terperoleh kembali (recoverable
![Page 4: Sarana Interpretif](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022020708/577c7cdd1a28abe0549c5ee0/html5/thumbnails/4.jpg)
amount). Recoverable amount diukur atas dasar harga jual neto aset atau dasar nilai
pakai (value in use), yaitu nilai sekarang aliran-aliran kas yang dikontribusi oleh
pemakaian aset bersangkutan, termasuk nilai residual pada saat penghentian
penggunaan. Recoverable amount adalah yang terrendah antara nilai jual neto dan
nilai pakai.
Pengangguran SementaraFasilitas fisis tertentu yang tidak digunakan karena alasan musim atau lainnya tidak
dapat dijadikan alasan untuk melakuan pengurangan kos aset. Demikian juga
pengurangan intensitas penggunaan, tidak dapat dijadikan alasan untuk
pengurangan kos menjadi rugi.
Konversi Kos ke Rupiah Daya BeliKos tercatat dalam 2 waktu yang berbeda, akan berbeda kalau dinyatakan dalam
tingkat harga umum yang berlaku pada masing-masing waktu tersebut. Dengan
kenyataan tersebut, timbul gagasan untuk mengkonversi kos tercatat (termasuk
depresiasi) menjadi kos yang dinyatakan dalam daya beli yang berlaku sekarang
(current purchasing power).
Namun terdapat beberapa hal dalam pengaplikasiannya yaitu;
Diperlukan catatan lengkap mengenai tanggal terjadinya setiap kos dan tingkat
harga umum pada saat itu, sehingga prosedur akuntansi menjadi rumit, kompleks
dan tidak praktis,
Peraturan hukum secara umum tidak mengakui adanya perubahan daya beli,
Kesulitan dalam memilih dan menghitung angka indeks harga umum,
Kesatuan pendapat mengenai indeks harga umum sulit dicapai sehingga masing-
masing entitas diberi kebebasan memilih, yang akhirnya mengakibatkan
keterbandingan antar perusahaan sulit dilakukan.