satuan acara bermain

17
SATUAN ACARA BERMAIN PUZZLE PADA ANAK USIA PRESEKOLAH DI RUANG ANGGREK RSUD NGUDI WALUYO WLINGI Disusun Oleh : Riris Eka Utari (1301100043) Ummu Habibah (1301100044) Nurul Qomariah (1301100045) Yohana Rika P. (1301100046) POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEPERAWATAN MALANG PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN MALANG

Upload: nurul-qomaria

Post on 14-Dec-2015

52 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Satuan Acara Bermain RSUD Wlingi

TRANSCRIPT

Page 1: Satuan Acara Bermain

SATUAN ACARA BERMAIN

PUZZLE PADA ANAK USIA PRESEKOLAH

DI RUANG ANGGREK RSUD NGUDI WALUYO WLINGI

Disusun Oleh :

Riris Eka Utari (1301100043)

Ummu Habibah (1301100044)

Nurul Qomariah (1301100045)

Yohana Rika P. (1301100046)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN MALANG

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN MALANG

2015

Page 2: Satuan Acara Bermain

Satuan Acara Bermain

Pokok bahasan : Terapi bermainSub Pokok Bahasan : Terapi bermain di Rumah sakit pada usia preschool (3 – 5

tahun)Waktu : Sabtu, 25 april 2015Sasaran : Anak usia 3 – 5 tahun di Ruang Anggrek Rsud Ngudi

WaluyoPenyaji : Kelompok 11 A Poltekkes Kemenkes MalangAlat dan sarana : Puzzle

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mendapat terapi bermain selama 30 menit, anak diharapkan bisa

merasa tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap

perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat di rumah sakit.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mendapatkan terapi bermain .diharapkan :

Anak mampu berlatih tentang problem solving

Anak merasa tenang selama dirawat

Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan

perawat

Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat

Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan

Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi

Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal

Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan dan fantasi anak tentang

suatu permainan

Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang

tepat

Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit

Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti

dirumah sebagai alat komunikasi antara perawat – klien

Page 3: Satuan Acara Bermain

3. Sasaran

Kriteria klien;

Anak dalam kondisi baik / cukup baik

Anak bisa / boleh berjalan

Page 4: Satuan Acara Bermain

Struktur Permainan Kelompok

1. Tempat bermain : Ruang Anggrek RSUD Ngudi Waluyo

2. Pelaksanaan : pukul 10.00 WIB

3. Lama permainan : 30 menit

4. Alokasi waktu : Preinteraksi 5 menit

Perkenalan 5 menit

Fase kerja 15 menit

Terminasi 5 menit

5. Rencana Pelaksanaan

No Kegiatan Waktu Subjek terapi

1 Persiapan :

1.      Menyiapkan ruangan

2.      Menyiapkan alat – alat

3.      Menyiapkan anak dan

keluarga

5 menit Ruangan, alat, anak dan

keluarga siap

2 Proses :

1.      Membuka proses terapi

dengan mengucapkan salam,

memperkenalkan diri

2.      Menjelaskan pada anak

dan keluarga tentang tujuan

dan manfaat bermain,

menjelaskan cara permainan

3.      Mengajak anak bermain

4.      Mengevaluasi respon

anak dan keluarga

20 menit Menjawab salam,

memperkenalkan diri,

memperhatikan

Bermain bersama dengan

antusias dan

mengungkapkan

perasaannya

3 Penutup

1.      Menutup dan

mengucapkan salam

5 menit Memperhatikan dan

menjawab salam

Page 5: Satuan Acara Bermain

6. Pembagian tugas

a. Leader : Riris Eka Utari

b. Observer : Ummu Habibah

c. Observer : Nurul Qomariah

d. Fasilitator : Yohana Rika P.

7. Perilaku yang di harapkan dari anak

a. Dapat berinteraksi dengan teman sebayanya

b. Anak senang selama / setelah bermain

c. Anak menunjukkan respon terhadap rangsangan dari luar

8. Aturan bermain

a. Anak dikumpulkan dalam satu lingkaran

b. Masing –masing anak berespon terhadap benda / permainan yang ada di

hadapannya

c. Untuk gambarnya, masing-masing anak diberi kesempatan untuk mencoba

d. Anak – anak tidak boleh berebut

e. Masing –masing anak mendapat giliran bermain puzzle

9. Evaluasi

Peserta terapi bermain puzzle mampu :

a. Menyelesaikan puzzle dengan bentuk yang benar

b. Melatih memecahkan masalah

c. Membedakan warna dan bentuk

d. Merasa senang, tenang terkait hospitalisasi

Page 6: Satuan Acara Bermain

LEMBAR PENGESAHAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah mengesahkan Satuan Acara

Bermain yang telah di buat oleh mahasiswa kelompok 11 A Poltekkes Kemenkes

Malang.

Malang, April 2015

Mengetahui,

Pemberi Penyuluhan

Pembimbing Lahan (CI) Kelompok 11 A

Page 7: Satuan Acara Bermain

MATERI SATUAN ACARA BERMAIN

A. PENGERTIAN BERMAIN

Menurut Foster (1989) mengatakan bahwa bermain adalah

kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan sendiri untuk

memperoleh kesenangan.

B. KLASIFIKASI BERMAIN

Menurut isinya, bermain terbagi menjadi;

1. Social affective play

Pada social affectif play, anak belajar memberi respon terhadap respon

yang diberikan lingkungan terhadapnya dalam bentuk permainan,

misalnya orang tua berbicara atau memanjakan dan anak tertawa senang.

2. Sense of pleasure play

Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya

misalny bermain air atau pasir.

3. Skill Play

Permainan yang memberikan kesempatan pada anak untuk

memperoleh keterampilan tertentu misalnya mengendarai sepeda..

4. Dramatic play

Anak akan berfantasi menjalankan peran tertentu, misalnya menjadi

ibu, perawat atau guru.

Menurut Karakter Sosial, bermain terdiri dari:

1. Solitary Play

Dilakukan anak usia toddler dimana anak bermain sendiri walaupun

ada orang lain yang berada di sekitarnya.

2. Parallel Play

Permainan sejenis dilakukan oleh satu kelompok anak toddler atau

preschool yang masing-masing mempunyai mainan yang sama tetapi

Page 8: Satuan Acara Bermain

antara satu dengan yang lain tidak ada interaksi dan tidak saling

tergantung.

3. Assosiative Play

Anak bermain dalam kelompok dengan aktivitas yang sama, tetapi

belum terorganisasi dengan baik jadi belum ada pembagian tugas dan

mereka bermain sesuai dengan keinginannya.

4. Cooperative Paly

Anak bermain bersama dengan jenis permainan yang terorganisasi,

terencana, dan ada aturan-aturan tertentu yang dilakukan oleh anak usia

sekolah atau adolescence.

C. FUNGSI BERMAIN

1. Perkembangan Sensory Mototic

Permainan yang aktif dengan menggunakan suatu obyek adalah

penting untuk perkembangan otot-otot gerak.

2. Perkembangan Kognitif

Perkembangan ini diperoleh dengan melakukan eksplorasi dan

manipulasi benda-benda di sekitarnya baik dalam hal warna bentuk,

ukuran dan pentingnya benda tersebut. Anak juga belajar bagaimana

menggunakannya, menghubungkan kata-kata dengan objek atau

benda tersebut dan mengembangkan pengertian tentang konsep yang

abstrak misalnya atas, bawah, di bawah dan di atas.

3. Perkembangan kreativitas

Anak dapat melakukan percobaan tentang ide mereka dalam

permainan melalui semua media. Kreativitas terutama diperoleh

sebagai hasil permainan solitary dan group.

4. Perkembangan social

Dengan bermain anak belajar berinteraksi dengan orang lain dan

mempelajari peran dalam kelompok.

5. Perkembangan Kesadaran Diri

Anak belajar memahami kemampuan dirinya, kelemahannya dan

tingkah lakunya terhadap orang lain

Page 9: Satuan Acara Bermain

6. Perkembangan Moral

Dengan bermain, anak akan bertingkah laku sesuai dengan yang

diharapkan, karenanya anak akan menyesuaikan dengan aturan-

aturan kelompok dan bersikap jujur terhadap kelompok

7. Terapi

Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan

perasaan yang tidak enak misalnya marah, benci, kesal atau takut.

8. Komunikasi

Bermain merupakan alat komunikasi terutama anak yang belum

dapat menyatakan perasaannya secara verbal misalnya melukis,

menggambar atau bermain peran

D. KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN

Adapun jenis permainan yang dapat diberikan kepada anak berdasarkan

tingkat usia adalah sebagai berikut;

Bayi (1 bulan)

Permainan yang dapat dilihat dalam jarak dekat misalnya dengan benda

yang terang/menyolok. Berbicara dengan bayi, menyanyi, atau bercanda dapat

merangsang pendengaran. Secara tactile dilakukan denagn memeluk dan

menggendong (memberi kehangatan). Secara kinetic permainan dapat dilakukan

dengan mengajak atau naik kereta untuk jalan-jalan.

Bayi (2 – 3 bulan)

Permainan visual dapat dilakukan dengan memasang gambar-gambar di

dinding. Untuk merangsang auditori dapat dilakukan berbicara dengan bayi,

mainan bunyi-bunyian atau mengikutsertakan bayi dalam pertemuan keluarga.

Secara tactile permainan dapat dilakukan dengan membelai pada waktu

memandikan, mengganti pakaian atau menyisir rambut. Sedangkan secara kinetic

yaitu dengan mengajak naik kereta atau gerakan-gerakan berenang pada saat

mandi.

Bayi (4 – 6 bulan)

Permainan visual dapat dilakukan dengan memberi cermin, mengajak nonton

tv, atau mainan yang berwarna terang. Permainan auditori dengan mengajak

Page 10: Satuan Acara Bermain

bicara, mengulangi suara-suara yang dibuatnya atau memanggil nama. Secara

tactile anak bdiberi mainan dengan berbagai teksture baik lembut maupun lancer.

Secara kinetic dilakukan dengan membantu anak untuk tengkurap dan menyokong

waktu duduk.

Bayi (6 – 9 bulan)

Permanan visual dengan bermain warna gelap, berbicara sendiri di depan

kaca, permainan cilukba atau merobek-robek kertas. Permainan auditori dapat

dilakukan dengan mengajari anak memanggil nama, diajarkan tepuk tangan.

Tactile permainan dapat dilakukan dengan cara meraba bermacam-macam

teksture dan ukuran, main air yang mengalir atau berenang.

Bayi (9 – 12 bulan)

Permainan visual anak diperlihatkan gambar-gambar dalam buku atau

mengajak jalan-jalan. Permainan auditori dengan menunjukkan bagian-bagian

tubuh atau memperkenalkan suara-suara binatang. Secara tactile dengan memberi

makanan yang dapat dipegang atau memperkenalakan benda dingin atau panas.

Secara kinetic dapat diberikan mainan yang dapat ditarik atau didorong.

Toddler (2 – 3 tahun)

Karekteristik bermain anak usia ini yaitu paralel play, sering kali bertengkar

memperebutkan mainan. Pada usia ini anak mulai menyenangi musik atau irama ,

melempar, mendorong atau mengambil sesuatu.

Preschool (3 – 5 tahun )

Karekteristik permainan preschool adalah assosiatif play, dramatic play dan skill

play. Anak sudah dapat melompat, berlari atau main sepeda.

Usia Sekolah (6 – 12 tahun)

Anak dapat bermain dengan kelompok yang berjenis kelamin sama dan dapat

belajar untuk independent, kooperatif, bersaing atau menerima orang lain dan

tingkah laku yang diterima. Karekteristik permaianannya adalah kooperatif play

dan anak laki-laki sifatnya mechanical sedangkan anak wanita mothers rool.

Adolescent (3 – 18 tahun)

Anak bermain dalam kelompok misalnya sepak bola, basket, badminton,

mendengar musik, nonton tv serta membaca buku.

Page 11: Satuan Acara Bermain

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anak berkumpul di ruang anggrek. Leader dan co leader berada diantara

anak-anak yang lain. Fasilitator membagikan permainan berupa puzzle. Observer

berada diantara anak sambil mengamati jalannya proses bermain. Dengan adanya

proses bermain anak akan senang sehingga akan mengurangi sterss hospitalisasi.

Dengan adanya proses bermain juga akan membantu kasus kesembuhan penyakit

dan membantu proses tumbuh kembang anak.

B. Evaluasi:

Hasil permainan sesuai dengan harapan kelompok yaitu anak merasa

senang dengan terapi bermain,mengurangi sterss hospitalisasi pada anak.

Walaupun dalam kondisi sakit balita mampu beramain sesuai dengan

perkembangan usia. Dari terapi bermain yang telah dilakukan ada hasil atau

pengaruhnya terhadap anak yaitu peserta terapi bermain tidak ada yang

mengalami keterlambatan perkembangan,.